pengaruh kecerdasan intelektual pada pemahaman akuntansi
Post on 20-Dec-2016
256 Views
Preview:
Transcript
i
TESIS
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL PADAPEMAHAMAN AKUNTANSI DENGAN KECERDASAN
EMOSI DAN KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAIVARIABEL PEMODERASI
NYOMAN SUADNYANA PASEK
NIM: 1291661021
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
ii
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL PADAPEMAHAMAN AKUNTANSI DENGAN KECERDASAN
EMOSI DAN KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAIVARIABEL PEMODERASI
Tesis untuk memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
NYOMAN SUADNYANA PASEK
NIM: 1291661021
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL …………….
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.A.A.N.B. Dwirandra, SE, MSi, Ak. Dr.I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE, MSi.NIP. 19641223 199303 1 001 NIP. 19670501 199203 2 002
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister AkuntansiProgram PascasarjanaUniversitas Udayana,
Dr. Dewa Wirama, SE, MSBA., AkNIP. 19641224 199103 1 002
DirekturProgram PascasarjanaUniversitas Udayana,
Prof.Dr.dr,A.A Raka Sudewi,Sp.S(K)NIP. 19590215 198510 2 001
iv
Tesis Ini Telah Diuji Pada
Tanggal …………..
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor
Universitas Udayana, No: ……….., Tanggal ……………...
Ketua : Dr.A.A.N.B. Dwirandra, SE, MSi, Ak.
Anggota :
1. Dr.I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE, MSi.
2. Dr. Drs. I Made Sukartha, Msi., AK
3. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, MSi.
4. Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nama : Nyoman Suadnyana Pasek
NIM : 1291661021
Program Studi : Magister Akuntansi
Judul Tesis : Pengaruh Kecerdasan Intelektual pada Pemahaman Akuntansi
dengan Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual sebagai
Variabel Pemoderasi.
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah ini bebas dari plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas Republik Indonesia No.
17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, …………
Nyoman Suadnyana Pasek
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
akhirnya tesis yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Intelektual pada
Pemahaman Akuntansi dengan Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual
sebagai Variabel Pemoderasi”, dapat terselesaikan.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis sampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya dan terimakasih sedalam-dalamnya kepada Prof. Dr. dr. Ketut
Suastika, Sp. PD-KEMD sebagai Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A
Raka Sudewi Sp.S(K) sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program
Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Ucapan terimakasih juga
ditunjukkan kepada Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak., sebagai Ketua
Program Studi Magister Akuntansi Universitas Udayana yang telah memberikan
bantuan moral, pikiran dan tenaga selama proses pendidikan dan memberikan arahan
serta bimbingan selama penelitian sampai pada penyelesaian tesis ini.
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Dr.A.A.N.B.
Dwirandra, SE, MSi, Ak., selaku pembimbing I dan Dr.I.G.A. Made Asri Dwija
Putri, SE, MSi., selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi dan
dorongan untuk penyelesaian tesis ini. Tidak lupa pada kesempatan ini penulis juga
menyampaikan rasa terimakasih kepada para tim Penguji tesis lainnya yaitu, Dr. Drs.
I Made Sukartha, Msi., AK, Dr. Made Gede Wirakusuma SE., Msi, Dr. I Made
Sadha Suardika, SE., M.Si., Ak., yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan
serta koreksi demi penyempurnaan tesis ini.
vii
Ucapan terimakasih yang penulis juga sampaikan kepada seluruh pengelola,
dosen dan pegawai pada Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana
Universitas Udayana, yang telah banyak memberikan bantuan dan layanan selama
proses pendidikan sampai pada penyelesaian tesis ini. Rekan-rekan mahasiswa
Magister Akuntansi Universitas Udayana Angkatan X, yang tidak berhenti-hentinya
saling memberikan motivasi dan memacu semangat serta doa selama menempuh
proses pendidikan hingga akhir studi dapat dilalui dengan baik. Keluarga serta
teman-teman yang selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dari awal proses pendidikan
hingga penyelesaian tesis ini.
Denpasar, April 2015
Penulis
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektualpada tingkat pemahaman akuntansi, yang dimoderasi oleh kecerdasan emosional dankecerdasan spritual.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatoryresearch, yang akan menjelaskan hubungan kausal antara variabel independentersebut terhadap variabel dependen dengan dua variabel pemoderasi. Pengumpulandata dilakukan melalui kuesioner dan data sekunder. Sedangkan analisis data yangdigunakan meliputi analisis deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis verifikatifdengan menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa (1) kecerdasan intelektualberpengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Artinya dengankecerdasan intelektual yang baik maka mahasiswa akan lebih mudah memahamitentang pemahaman akuntansi, (2) kecerdasan emosional dapat meningkatkanpengaruh kecerdasan intelektual pada tingkat pemahaman akuntansi secara positifdan signifikan. (3) kecerdasan spiritual dapat meningkatkan pengaruh kecerdasanintelektual pada tingkat pemahaman akuntansi secara positif dan signifikan.
Kata Kunci: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, KecerdasanSpiritual, Pemahaman Akuntansi.
ix
ABSTRACT
This study aims to reveal the effect of the intellectual at the level ofunderstanding of accounting, moderating by emotional intelligence and spiritualintelligence.
The method used in this research is explanatory research, which wouldexplain the causal relationship between the independent variable on the dependentvariable that is reinforced by moderating variables through hypothesis testing. Datacollected through questionnaires and secondary data. While the data analysisincludes descriptive analysis, the classical assumption test and verification analysisusing Moderated Regression Analysis (MRA).
Based on the results of this research is that (1) the intellectual positive andsignificant impact on the understanding of accounting. This means that with goodintelligence quotient, the student will be easier to understand about theunderstanding of accounting, (2) emotional intelligence can enhance intellectualinfluence on the level of understanding of accounting is positive and significant. (3)spiritual intelligence can enhance intellectual influence on the level of understandingof accounting is positive and significant. Therefore, someone who has a highspiritual intelligence will also motivate students to study harder and have highercreativity.
Keywords: Intellectual Intelligence, Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence,Understanding Accounting.
x
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................... i
PRASYARAT GELAR......................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................ v
DAFTAR ISI.......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 10
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 10
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................. 10
1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 12
2.1 Landasan Teori .......................................................................... 12
2.1.1 Teori Kecerdasan ............................................................ 12
2.1.2 Konsep............................................................................. 13
2.1.2.1 Pemahaman Akuntansi........................................ 13
2.1.2.2 Kecerdasan Intelektual ........................................ 19
2.1.2.3 Kecerdasan Emosional ........................................ 21
2.1.2.4 Kecerdasan Spiritual ........................................... 25
2.2 Pembahasan Penelitian Terdahulu ............................................. 30
xi
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN............................................................................ 38
3.1 Kerangka Berfikir ...................................................................... 38
3.2 Konsep Penelitian....................................................................... 39
3.3 Hipotesis..................................................................................... 40
3.3.1 Pengaruh Kecerdasan Intelektual pada Tingkat
Pemahaman Akuntansi.................................................... 40
3.3.2 Pengaruh Kecerdasan Intelektual pada Tingkat
Pemahaman Akuntansi Diperkuat oleh Kecerdasan
Emosional........................................................................ 41
3.3.3 Pengaruh Kecerdasan Intelektual pada Tingkat
Pemahaman Akuntansi Diperkuat oleh Kecerdasan
Spiritual ........................................................................... 42
BAB IV METODE PENELITIAN ...................................................... 43
4.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 43
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 43
4.3 Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 44
4.4 Penentuan Sumber Data .............................................................. 44
4.4.1 Jenis dan Sumber Data ....................................................... 44
4.4.2 Populasi dan Sampel .......................................................... 44
4.5 Variabel Penelitian ...................................................................... 45
4.5.1 Identifikasi Variabel Penelitian.......................................... 45
4.5.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................. 46
4.6 Instrumen Penelitian.................................................................... 49
4.7 Prosedur Penelitian...................................................................... 52
4.8 Analisis Data ............................................................................... 53
4.8.1 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 53
4.8.2 Analisis Verifikatif dengan Regressi ................................. 55
4.8.2.1 Analisis Regresi ..................................................... 55
4.8.2.2 Moderated Regression Analysis (MRA) ................ 56
xii
4.8.2.3 Analisis Kelayakan Model Dan Koefisien
Determinasi ......................................................... 58
4.8.3 Pengujian Hipotesis............................................................ 58
4.8.3.1 Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ) pada
Pemahaman Akuntansi.......................................... 58
4.8.3.2 Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ) pada
Pemahaman Akuntansi yang Dimoderasi oleh
Kecerdasan Emosional (EQ) ................................. 59
4.8.3.3 Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ) pada
Pemahaman Akuntansi yang Dimoderasi oleh
Kecerdasan Spiritual (ESQ) .................................. 60
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................. 62
5.1 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ......................................... 62
5.1.1 Hasil Uji Validitas.............................................................. 62
5.1.2 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 65
5.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................. 65
5.3 Hasil Analisis Deskriptif ............................................................. 68
5.4 Uji Kelayakan Model (Uji F) dan Koefisien Determinasi .......... 70
5.5 Hasil Analisis Verifikatif ............................................................ 71
5.5.1 Hasil Analisis Moderated Regression Analysis (MRA)..... 71
5.5.2 Pengujian Hipotesis............................................................ 74
BAB VI PEMBAHASAN...................................................................... 75
6.1 Pengaruh IQ terhadap PA............................................................ 75
6.2 Pengaruh kemampuan IQ pada tingkat PA yang dapat
diperkuat oleh EQ ....................................................................... 76
6.3 Pengaruh kemampuan IQ pada tingkat PA yang dapat
diperkuat oleh SQ........................................................................ 77
xiii
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 78
7.1 Kesimpulan ................................................................................. 78
7.2 Saran............................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 81
LAMPIRAN........................................................................................... 85
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel............................................... 47
Tabel 5.1 Uji Validitas Variabel IQ ...................................................... 62
Tabel 5.2 Uji Validitas Variabel EQ..................................................... 63
Tabel 5.3 Uji Validitas Variabel SQ ..................................................... 64
Tabel 5.4 Uji Reliabilitas variabel IQ, EQ, SQ..................................... 65
Tabel 5.5 Hasil Normalitas dengan Kolmogrorov-Smirnow Test (K-S) .. 66
Tabel 5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser ...................... 67
Tabel 5.7 Deskriptif Statistik ................................................................ 68
Tabel 5.8 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)....................................... 70
Tabel 5.9 Koefisien Determinasi........................................................... 71
Tabel 5.10 Analisa Regresi Pengaruh IQ terhadap PA yang dimoderasi
oleh EQ dan SQ..................................................................... 72
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ............................................................... 39
Gambar 3.2 Konsep Penelitian................................................................ 39
Gambar 4.1 Prosedur Penelitian.............................................................. 53
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Lampiran ....................................................................................... 85
Lampiran I Kuisioner Penelitian ....................................................... 88
Lampiran II Tabulasi Data Hasil Penelitian ....................................... 95
Lampiran III Hasil Pengujian Instrumen ............................................. 100
Lampiran IV Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................ 123
Lampiran V Hasil Analisis Deskriptif ................................................ 127
Lampiran VI Hasil Analisis Regresi .................................................... 129
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan akuntansi yang diselenggarakan di perguruan tinggi ditujukan
untuk mendidik mahasiswa agar memiliki kompetensi sebagai seorang akuntan
profesional. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas maka perguruan
tinggi harus terus meningkatkan kualitas pada sistem pendidikannya (Mawardi,
2011).
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk akuntan terdiri dari pengetahuan
umum, organisasi, bisnis, dan akuntansi (Hariyoga dan Edi, 2011). Pengetahuan
tentang dasar-dasar akuntansi merupakan kunci utama untuk memahami ilmu
akuntansi. Dasar-dasar akuntansi ini dipakai sebagai pegangan untuk memahami
semua praktik dan teori akuntansi. Namun, kenyataannya pendidikan akuntansi
yang selama ini diajarkan di perguruan tinggi hanya terkesan sebagai pengetahuan
yang berorientasi pada mekanisme secara umum saja, sangat berbeda apabila
dibandingkan dengan praktik sesungguhnya yang dihadapi di dunia kerja.
Masalah tersebut tentu saja membingungkan lulusan akuntansi karena pemahaman
akuntansi dibangku kuliah ternyata berbeda dengan dunia kerja. Dengan
demikian, tingkat pendidikan di perguruan tinggi masih menunjukkan hasil yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan, padahal proses belajar mengajar pada
pendidikan tinggi akuntansi hendaknya dapat mentranformasikan peserta didik
menjadi lulusan yang lebih utuh sebagai manusia (Mawardi, 2011).
2
Dwirandra (2013) menyatakan bahwa kalangan pengusaha dan
industriawan tidak hanya meragukan kompetensi akuntan tetapi juga sikap
etisnya. Keraguan terhadap kompetensi akuntan didasarkan pada kenyataan
adanya beberapa kejahatan korperasi besar dan mendunia yang mengaitkan
profesi ini. Fakta ini dalam lingkup lokal di dunia pendidikan akuntansi
dibenarkan oleh kenyataan kinerja mahasiswa PPAk dan MAKSI Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Unud. Berdasarkan penelusuran dapat diketahui bahwa
jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai A dalam beberapa mata kuliah pokok
akuntansi rata-rata tidak lebih dari 33,75% untuk progam PPAk dan 46,63% untuk
program MAKSI. Ini berarti bahwa lebih sedikit (kurang dari 50%) persentase
mahasiswa yang memiliki tingkat pemahaman akuntansi maksimal (dengan nilai
A). Padahal, Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) dan Magister
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unud telah menerapkan kurikulum
berbasis kompetensi yang menerapkan proses pembelajaran dengan strategi dan
metode pembelajaran terkini (Dwirandra, 2013).
Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal
(IQ) saja, padahal yang diperlukan sebenarnya adalah bagaimana
mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme,
kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi dasar penilaian baru. Penelitian-
penelitian sebelumnya sependapat bahwa kecerdasan emosional secara serentak
berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi (Ludigdo, dkk,
2006), kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi (Mardahlena, 2007), kecerdasan emosional berpengaruh
3
positif dan signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Wirumananggay,
2008) dan kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap pemahaman
akuntansi (Yulianto, 2009). Demikian juga dengan penelitian Durgut, dkk (2013)
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh pada pemahaman subyek
akuntansi.
Dalam memahami akuntansi adanya kecerdasan intelektual merupakan hal
yang penting juga untuk dipertimbangkan. Mahasiswa akuntansi yang memiliki
kecerdasan intelektual yang baik tentu memiliki pemahaman akuntansi yang baik
pula. Penelitian Ludigdo, dkk (2006) menemukan bahwa kecerdasan intelektual
berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi yang merupakan
dasar untuk berprestasi. Namun penelitian Yulianto (2009) menemukan bahwa
kecerdasan intelektual tidak berpengaruh signifikan terhadap pemahaman
akuntansi.
Dwijayanti (2009) mengatakan bahwa kecerdasan intelektual adalah
kemampuan yang di butuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental
berpikir, menalar dan memecahkan masalah pada kecerdasan emosional. Menurut
Melandy dan Aziza (2006) menyatakan bahwa, kecerdasan emosional adalah
kecerdasan untuk menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan
untuk mengendalikan emosi sehingga memberikan dampak yang positif.
Kecerdasan emosional dapat membantu membangun hubungan dalam menuju
kebahagiaan dan kesejahteraan. Sedangkan kecerdasan spiritual menurut
Panangian (2012) kecerdasan spritual adalah kecerdasan yang sudah ada dalam
setiap manusia sejak lahir yang membuat manusia menjalani hidup penuh makna,
4
selalu mendengarkan suara hati nuraninya, tak pernah merasa sia-sia, semua yang
dijalaninya selalu bernilai.
Namun, Rachmi (2010) mengkhawatirkan akan ketidakjelasan pada
industri akuntansi yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi akuntansi, hal ini
dikarenakan banyak perguruan tinggi tidak mampu membuat anak didiknya
menguasai dengan baik pengetahuan dan keterampilan hidup. Mahasiswa terbiasa
dengan pola belajar menghafal tetapi tidak memahami pelajaran tersebut,
sehingga mahasiswa akan cenderung mudah lupa dengan apa yang pernah
dipelajari atau kesulitan untuk memahami apa yang diajarkan selanjutnya.
Akuntansi bukanlah bidang studi yang hanya menggunakan angka-angka dan
menghitung penjumlahan atau pengurangan, akan tetapi akuntansi juga
merupakan bidang studi yang menggunakan penalaran yang membutuhkan logika.
Hal tersebut didukung oleh temuan penelitian Dwirandra (2013) yang
menyebutkan kinerja mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)
dan Magister Akuntansi (MAKSI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unud
menunjukkan jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai A (tingkat pemahaman
maksimal) dalam beberapa mata kuliah pokok akuntansi rata-rata tidak lebih dari
33,75% untuk progam PPAk dan 46,63% untuk program MAKSI. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman akuntansi mahasiswa PPAk dan MAKSI masih
rendah. Kondisi yang menyebabkan mahasiswa program tersebut sulit memahami
akuntansi di dunia kerja.
Kekhawatiran yang di ungkapkan Rachmi (2010) disebabkan karena masih
banyak program pendidikan yang berpusat pada kecerdasan intelektual.
5
Kecerdasan intelektual ini diukur dari nilai ujian dan indeks prestasi. Nilai rapor
yang baik, indeks prestasi yang tinggi, atau sering juara kelas merupakan tolak
ukur dari kesuksesan seseorang. Tolak ukur ini tidak salah tetapi tidak seratus
persen bisa dibenarkan. Terdapat faktor lain yang menyebabkan seseorang
menjadi sukses yaitu adanya kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Hasil penelitian Yoseph (2005) dan beberapa Riset di Amerika
memperlihatkan bahwa kecerdasan intelektual hanya memberi kontribusi 20
persen terhadap kesuksesan hidup seseorang. Sisanya, 80 persen bergantung pada
kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritualnya. Faktor lain selain kecerdasan tidak
diteliti dalam penelitian ini. Bahkan dalam hal keberhasilan kerja, kecerdasan
intelektual hanya berkontribusi empat persen. Hasil penelitian ini didukung oleh
hasil penelitian Amram (2009) dari Institute Transpersonal Psychology yang
menemukan bahwa kecerdasan emocional dan kecerdasan spiritual berpengaruh
terhadap efektivitas kepemimpinan seorang Chief Executive Officer (CEO).
Trisnawati dan Suryaningrum (2003) mengidentifikasi salah satu keluaran
dari proses pengajaran akuntansi dalam kemampuan intelektual yang terdiri dari
keterampilan teknis, dasar akuntansi dan kapasitas untuk berpikir kritis dan
kreatif. Selain ini juga kemampuan komunikasi organisasional, interpersonal, dan
sikap. Oleh karena akuntan harus memiliki kompetensi ini, maka pendidikan
tinggi akuntansi bertanggungjawab mengembangkan keterampilan mahasiswanya
untuk memiliki tidak hanya kemampuan dan pengetahuan di bidang akuntansi
tetapi juga kemampuan lain yang diperlukan untuk berkarier di lingkungan yang
selalu berubah dan ketat persaingannya yakni kecerdasaan emosional.
6
Goleman (2003) menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai
rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik
kinerja seseorang sudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya
dalam hidup. Sebaliknya ia menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus
seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari
mereka yang berprestasi biasa-biasa saja, selain kecerdasan akal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan orang dalam bekerja. Ia juga tidak
mempertentangkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional, melainkan
memperlihatkan adanya kecerdasan yang bersifat emosional, ia berusaha
menemukan keseimbangan cerdas antara emosi dan akal. Kecerdasan emosional
menentukan seberapa baik seseorang menggunakan keterampilan-keterampilan
yang dimilikinya, termasuk keterampilan intelektual. Paradigma lama
menganggap yang ideal adalah adanya nalar yang bebas dari emosi, paradigma
baru menganggap adanya kesesuaian antara kepala dan hati.
Trisnawati dan Suryaningrum (2003) menyatakan bahwa kecerdasan
emosional dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang dijalani seseorang. Semakin
banyak aktifitas atau pengalaman seseorang dalam berorganisasi dan semakin
tinggi pengalaman kerja maka kecerdasan emosional mahasiswa akan semangkin
tinggi. Sedangkan kualitas lembaga pendidikan tinggi akuntansi tidak
memberikan pengaruh yang berarti terhadap kecerdasan emosional seorang
mahasiswa.
Ananto (2010) menyatakan bahwa pembelajaran yang hanya berpusat
pada kecerdasan intelektual tanpa menyeimbangkan sisi spiritual akan
7
menghasilkan generasi yang mudah putus asa, depresi, suka tawuran bahkan
menggunakan obat-obat terlarang, sehingga banyak mahasiswa yang kurang
menyadari tugasnya sebagai seorang mahasiswa yaitu belajar. Kurangnya
kecerdasan spiritual dalam diri seorang mahasiswa akan mengakibatkan
mahasiswa kurang termotivasi untuk belajar dan sulit untuk berkonsentrasi,
sehingga mahasiswa akan sulit untuk memahami suatu mata kuliah. Sementara
itu, mereka yang hanya mengejar prestasi berupa nilai atau angka dan
mengabaikan nilai spiritual, akan menghalalkan segala cara untuk mendapakan
nilai yang bagus, mereka cenderung untuk bersikap tidak jujur seperti mencontek
pada saat ujian. Oleh karena itu, kecerdasan spiritual mampu mendorong
mahasiswa mencapai keberhasilan dalam belajarnya karena kecerdasan spritual
merupakan dasar untuk mendorong berfungsinya secara efektif kecerdasan
intelektual dan kecerdasan emosional.
Ginanjar (2007) menyatakan bahwa ketiga bentuk kecerdasan di atas
sangat penting dan harus dikembangkan dalam kehidupan seseorang. Hal ini
disebabkan karena kecerdasan intelektual dibutuhkan untuk mengatasi masalah-
masalah yang kognitif, kecerdasan emosional diperlukan untuk mengatasi
masalah afektif, dan kecerdasan spiritual digunakan untuk mengatasi masalah
bermakna dalam menjalani kehidupan.
Pada penelitian terdahulu ditemukan beberapa hasil yang berbeda dalam
meneliti pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual pada pemahaman akuntansi, diantaranya pada kecerdasan intelektual
yaitu penelitian Yani (2011) yang menyatakan bahwa kecerdasan intelektual
8
berpengaruh pada pemahaman akuntansi. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Veenman, dkk (2004). Namun hasil tersebut tidak konsisten dengan
peneliti Dwijayanti (2009). Sedangkan untuk kecerdasan emosional hasil yang
berpengaruh pada pemahaman akuntansi ditemukan penelitian Rachmi (2010),
Yani (2011), Durgut, dkk (2013) dan Amram (2009). Hasil berbeda ditemukan
pada penelitian Trisnawati dan Suryaningrum (2003). Selanjutnya, hasil penelitian
yang dilakukan oleh Rachmi (2010) yang menyatakan bahwa kecerdasan spiritual
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian McGhee dan Grant (2008), Oskou (2013) dan Clarken (2010).
Namun hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dwijayanti (2009) dan Yani (2011).
Dari uraian di atas adanya inkonsistensi hasil penelitian pengaruh
langsung kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
baik secara individual maupun secara serentak. Hal ini mendorong dilakukannya
penelitian yang menempatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
sebagai variabel pemoderasi dari pemahaman akuntansi. Hal tersebut dikarenakan
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual mampu mendorong mahasiswa
mencapai keberhasilan dalam belajarnya karena merupakan dasar untuk
mendorong berfungsinya secara efektif kecerdasan intelektual.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin menguji kembali pengaruh
kecerdasan intelektual pada pemahaman akuntansi Program Pascasarjana
Universitas Udayana Denpasar. Peneliti memilih Universitas Udayana Denpasar
khususnya Program Pascasarjana Akuntansi merupakan salah satu lembaga
9
pendidikan tinggi yang dipandang memiliki potensi besar untuk mencetak tenaga-
tenaga profesional di bidang akuntansi sesuai dengan visi misi dan standar
kompetensi jurusan yaitu cerdas, berkualitas, bermoral dan berdaya saing tinggi
serta memahami dan memiliki kompetensi di bidang akuntansi.
Nilai lebih dari penelitian yang akan dilakukan dibandingkan dengan
penelitian terdahulu adalah penempatan variabel kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual sebagai variabel moderator. Jika pada penelitian terdahulu
dianalisis pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual baik secara sendiri-sendiri maupun secara serentak terhadap pemahaman
akuntansi, maka pada penelitian yang akan dilakukan akan dianalisis pengaruh
kecerdasan intelektual pada pemahaman akuntansi. Selanjutnya dianalisis apakah
pengaruh kecerdasan intelektual pada pemahaman akuntansi ini
diperkuat/diperlemah oleh kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat dikemukakan dalam research questions sebagai
berikut:
1) Apakah kecerdasan intelektual berpengaruh pada tingkat pemahaman
akuntansi ?
2) Apakah kecerdasan emosional dapat memperkuat pengaruh kecerdasan
intelektual pada tingkat pemahaman akuntansi?
3) Apakah kecerdasan spiritual dapat memperkuat pengaruh kecerdasan
intelektual pada tingkat pemahaman akuntansi?
10
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari, menggali,
menghubungkan dan memprediksi suatu kejadian. Setiap penelitian yang
dilakukan memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual pada tingkat
pemahaman akuntansi.
2) Untuk mengetahui pengaruh kemampuan kecerdasan intelektual pada
tingkat pemahaman akuntansi yang dapat diperkuat oleh kecerdasan
emosional.
3) Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual pada tingkat
pemahaman akuntansi yang dapat diperkuat oleh kecerdasan spiritual.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan terutama pada bidang akuntansi keperilakuan
dan dapat memberikan bukti empiris dan konfirmasi konsistensi dengan hasil
penelitian sebelumnya serta sebagai referensi dan sumbangan pemikiran bagi
berbagai pihak yang akan mengadakan kajian lebih luas tentang pengaruh
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap
pemahaman akuntansi dan tingkat pemahaman etis mahasiswa akuntansi.
11
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan tambahan pengetahuan untuk memperluas pandangan atau
wawasan mengenai pentingnya kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual terhadap pemahaman akuntansi serta untuk mengembangkan
tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi sebagai cikal bakal lahirnya seorang
akuntan yang akan terjun ke masyarakat.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Kecerdasan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010), mengartikan kecerdasan sebagai
perihal cerdas (sebagai kata benda), atau kesempurnaan perkembangan akal budi
(seperti kepandaian dan ketajaman fikiran). Kecerdasan memiliki pengertian yang
sangat luas sebagaimana yang dikemukakan oleh Yani (2011: 53), Susanto (2004:
68), Amstrong (2009: 71) dan Lesmana (2010:31). Para ahli psikologis
mengartikan kecerdasan sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk
memperoleh pengetahuan, menguasai dan mempraktekkannya dalam pemecahan
suatu masalah (Yani, 2011: 53).
Susanto (2004:68) menyatakan kecerdasan merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk melihat suatu masalah lalu menyelesaikannya atau
membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain. Amstrong (2009: 71)
menyatakan kecerdasan adalah kemampuan untuk menangkap situasi baru serta
kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang.
Binet seorang psikologis Prancis, mengatakan bahwa kecerdasan adalah
kemampuan untuk menetapkan dan mempertahan suatu tujuan untuk mengadakan
penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan untuk untuk bersikap kritis terhadap
diri sendiri (Lesmana, 2010:31). Gardner seorang Psikologis Amerika mengatakan
bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan
menghasilkan produk dalam suatu aturan yang bermacam-macam dan situasinya
13
yang nyata (Yani, 2011:61). Dengan demikian, dari beberapa pengertian di atas
kecerdasan dapat diartikan sebagai kesempurnaan akal budi seseorang yang
diwujudkan dalam suatu kemampuan untuk memperoleh kecakapan-kecakapan
tertentu dan untuk memecahkan suatu persoalan atau masalah dalam kehidupan
secara nyata dan tepat.
2.1.2 Konsep
2.1.2.1 Pemahaman Akuntansi
1) Pengertian Pemahaman
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010: 74) Pemahaman
berasal dari kata paham yang artinya pengertian; pengetahuan yang
banyak. Jika mendapat imbuhan pe-an menjadi pemahaman, artinya (1)
proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari
baik-baik supaya paham). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman
adalah suatu proses, dan cara mempelajari baik-baik supaya paham dan
pengetahuan banyak.
Panangian (2012) menyatakan bahwa pemahaman bukan kegiatan
berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi
atau dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi
lain didalam (sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan
pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan
suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam
orang lain.
14
Panangian (2012) menyatakan pemahaman (comprehension),
kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar
mengajar. Menurut Bloom “Here we are using the tern “comprehension“
to include those objectives, behaviors, or responses which represent an
understanding of the literal message contained in a communication.“
Artinya : Disini menggunakan pengertian pemahaman mencakup tujuan,
tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu pemahaman pesan
tertulis yang termuat dalam satu komunikasi. Oleh sebab itu siswa dituntut
memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan
menghubungkan dengan hal-hal yang lain.
Panangian (2012) menyatakan pemahaman sendiri dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
a. Menurut suatu terjadinya, pemahaman dapat dibedakan menjadi dua
macam:
1) Dengan sengaja ialah dengan sadar dan sungguh-sungguh
memahami, hasilnya akan lebih mendalam.
2) Tidak sengaja ialah dengan tidak sadar ia memperoleh suatu
pengetahuan, hasilnya tidak mendalam dan tidak teratur.
b. Menurut cara memahaminya, pemahaman dapat dibedakan menjadi
dua macam :
15
1) Secara mekanis ialah menghafal secara mesin dengan tidak
menghiraukan apa artinya, hasil dari pemahaman ini biasanya
tidakakan tahan lama dan akan cepat lupa.
2) Secara logis ialah menghafal dan mengenal artinya, hasil dari
pemahaman ini akan lebih bertahan lama dan tidak akan cepat
lupa.
Dengan demikian jelaslah, bahwa comprehension atau pemahaman
merupakan unsur psikologi yang sangat penting dalam belajar. Dari
pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah
pengertian dan pengetahuan yang mendalam serta beralasan mengenai
reaksi-reaksi pengetahuan atau kesadaran untuk dapat memecahkan
masalah suatu problem tertentu dengan tujuan mendapatkan kejelasan.
2) Pengertian Akuntansi
Akuntansi memiliki berbagai macam pengertian tetapi pada
dasarnya sama, hal tersebut dikarenakan akuntansi telah mengalami
perkembangan makna. Ada beberapa pengertian akuntansi, oleh
Suwardjono (2001), Baridwan (2004: 1) dan Yusuf (2002: 4).
Suwardjono (2001) menyatakan akuntansi merupakan seperangkat
pengetahuan yang luas dan komplek. Cara termudah untuk menjelaskan
pengertian akuntansi dapat dimulai dengan mendefinisikannya. Akan
tetapi, pendekatan semacam ini mengandung kelemahan. Kesalahan dalam
pendefinisian akuntansi dapat menyebabkan kesalahan pemahaman arti
sebenarnya akuntansi. Akuntansi sering diartikan terlalu sempit sebagai
16
proses pencatatan yang bersifat teknis dan prosedural dan bukan sebagai
perangkat pengetahun yang melibatkan penalaran dalam menciptakan
prinsip, prosedur, teknis, dan metoda tertentu.
Baridwan (2004: 1) menyebutkan akuntansi adalah suatu kegiatan
jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang
mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat
digunakan dalam pengambilan keputusankeputusan ekonomi dalam
memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan. Yusuf (2002: 4)
mengatakan akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan,
pengikhtisaran dan penganalisaan data keuangan dari suatu organisasi.
Definisi akuntansi menurut Suwardjono (2005: 10) dibedakan
menjadi dua pengertian yaitu sebegai seperangkat pengetahuan (a body of
knowledge) dan fungsi (function). Sebagai seperangkat pengetahuan
Akuntansi di definisikan sebagai:
Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaanpenyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unitorganisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan carapenyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yangberkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilankeputusan.
Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi, atau praktik akuntansi
dapat didefinisikan sebagai:
Proses pengindefikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan,pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian datakeuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unitorganisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yangrelevan bagi pihak yang berkepentingan.
17
3) Pengertian Pemahaman Akuntansi
Pemahaman akuntansi menurut Mawardi (2011) terdiri dari tiga
konsep dasar bagian utama yaitu aktiva, hutang dan modal. Dalam
pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud
saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum
dialokasikan (deffered changes) atau biaya yang masih harus dialokasikan
pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud
lainnya (intangible asset) misalnya goodwill, hak paten, hak menerbitkan
dan sebagainya. Pemahaman akuntansi merupakan sejauh mana
kemampuan untuk memahami akuntansi baik sebagai seperangkat
pengetahuan (body of knowledge) maupun sebagai proses atau praktik.
Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh dosen.
Suwardjono (2005: 4) menyebutkan pengetahuan akuntansi dapat
dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi
(keahlian) yang dipraktekkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu
disiplin pengetahuan yang diajarkan diperguruan tinggi. Akuntansi sebagai
objek pengetahuan diperguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi
sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktek dan teori. Teori akuntansi
tidak lepas dari praktik akuntansi karena tujuan utamanya adalah
menjelaskan praktik akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi
pengembangan praktik. Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar
18
pertimbangan nilai (value judgment), yang dipenuhi oleh faktor
lingkungan tempat akuntansi dipraktikkan. Belkaoli (2000) menjelaskan
bahwa proses penyusunan teori akuntansi sebaiknya dilengkapi pula
dengan proses pembuktian verification) dan pengesahan (validation) teori.
Bidang praktek berkepentingan dengan masalah bagaimana praktek
dijalankan sesuai dengan prinsip akuntansi. Prinsip akuntansi merupakan
suatu pedoman dalam menyusun laporan keuangan yang secara umum
dapat diterima oleh semua pihak. Dalam praktik-praktik bisnis biasanya
sering dijumpai bahwa laporan keuangan harus disusun dan disajikan
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU), atau di
Amerika Serikat disebut dengan GAAP (Generally Accepted Accounting
Principles).
Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan
argumen yang dianggap melandasi praktek akuntansi yang semuanya
dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi. Secara
umum, fungsi utama teori akuntansi adalah untuk memberikan kerangka
pengembangan ide-ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi
(Mathews dan Parera, 1993). Teori memiliki karaktristik-karakteristik
sebagai berikut: a) memiliki badan pengetahuan, b) biayai secara internal,
3) menjelaskan dan/atau memprediksi fenomena, d) menyajikan hal-hal
yang ideal, e) secara ideal mengarah terhadap praktik, f) membahas
masalah dan memberikan solusi.
19
4) Dimensi Pemahaman Akuntansi
Melandy dan Aziza (2006), pemahaman akuntansi merupakan
suatu kemampuan seorang untuk mengenal dan mengerti tentang
akuntansi. Pemahaman akuntansi ini dapat di ukur dari nilai mata kuliah
yang meliputi Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah 1,
Akuntansi Keuangan Menengah 2, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1,
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2, Auditing 1, Auditing 2, Auditing 3, dan
Teori Akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang di
dalamnya terdapat unsur-unsur yang menggambarkan akuntansi secara
umum.
2.1.2.2 Kecerdasan Intelektual
1) Pengertian Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan intelektual (IQ) merupakan pengkualifikasian
kecerdasan manusia yang didominasi oleh kemampuan daya pikir rasional
dan logika. Lebih kurang 80%, IQ diturunkan dari orangtua, sedangkan
selebihnya dibangun pada usia sangat dini yaitu 0-2 tahun kehidupan
manusia yang pertama. Sifatnya relatif digunakan sebagai prediktor
keberhasilan individu dimasa depan. Implikasinya, sejumlah riset untuk
menemukan alat (tes IQ) dirancang sebagai tiket untuk memasuki dunia
pendidikan sekaligus dunia kerja (Amran, 2009: 62).
Dwijayanti (2009: 24) menyebutkan kecerdasan intelektual sebagai
suatu kemampuan yang terdiri dari tiga ciri yaitu: a) Kemampuan untuk
mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan. b) Kemampuan untuk
20
mengubah arah tindakan bila tindakan itu telah dilakukan. c) Kemampuan
untuk mengkritik diri sendiri.
Robins dan Judge (2008: 57) mengatakan bahwa kecerdasan
intelektual adalah kemampuan yang di butuhkan untuk melakukan
berbagai aktivitas mental berpikir, menalar dan memecahkan masalah.
Yani (2011) mengatakan bahwa kecerdasan intelektual adalah kemampuan
untuk memperoleh, memanggil kembali (recall), dan menggunakan
pengetahuan untuk memahami konsep-konsep abstrak maupun konkret
dan hubungan antara objek dan ide, serta menerapkan pengetahuan secara
tepat. Kecerdasan intelektual menurut Sternberg (2008:121) adalah
sebagai kemampuan untuk belajar dari pengalaman, berfikir menggunakan
prosesproses metakognitif, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan
lingkungan sekitar.
Kecerdasan intelektual merupakan kemampuan menganalisis,
logika dan rasio seseorang. Dengan demikian, hal ini berkaitan dengan
keterampilan bicara, kecerdasan akan ruang, kesadaran akan sesuatu yg
tampak, dan penguasaan matematika. IQ mengukur kecepatan kita untuk
mempelajari hal-hal baru, memusatkan perhatian pada aneka tugas dan
latihan, menyimpan dan mengingat kembali informasi objektif, terlibat
dalam proses berfikir, bekerja dengan angka, berpikir abstrak dan analitis,
serta memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan yg telah ada
sebelumnya. (Anastasi, 2007: 220).
21
Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti berpendapat bahwa
kecerdasan intelektual merupakan kemampuan seseorang untuk
memperoleh pengetahuan, menguasai dan menerapkannya dalam
menghadapi masalah.
2) Dimensi dan Indikator Kecerdasan Intelektual
Dalam penelitian ini kecerdasan intelektual mahasiswa diukur
dengan dimensi dan indikator sebagai berikut (Azwar, 2008: 8)
a. Kemampuan memecahkan masalah, yaitu mampu menunjukkan
pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi, mengambil keputusan
tepat, menyelesaikan masalah secara optimal, menunjukkan fikiran
jernih.
b. Intelegensi verbal, yaitu kosa kata baik, membaca dengan penuh
pemahaman, ingin tahu sacara intelektual, menunjukkan
keingintahuan.
c. Intelegensi praktis, yaitu tahu situasi, tahu cara mencapai tujuan, sadar
terhadap dunia sekeliling, menunjukkan minat terhadap dunia luar.
2.1.2.3 Kecerdasan Emosional
1) Pengertian Kecerdasan Emosional
Goleman (2005: 18) menyatakan bahwa kemampuan akademik
bawaan, nilai rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak
memprediksi seberapa baik kinerja seseorang sudah bekerja atau sebarapa
tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Goleman (2005: 26)
22
menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin
diri, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari mereka yang
berprestasi biasa-biasa saja, selain kecerdasan akal yang mempengaruhi
keberhasilan orang dalam bekerja.
Goleman (2005: 43) mendefinisikan kecerdasan emosional adalah
kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain,
memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik pada diri
sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Rachmi (2010:31)
mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan merasakan,
memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.
Kecerdasan emosi menuntut seseorang untuk relajar mengakui,
menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain serta menanggapinya
dengan tepat dan menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan
seharihari.
Melandy dan Aziza (2006:42) menyatakan bahwa, kecerdasan
emosional adalah kecerdasan untuk menggunakan emosi sesuai dengan
keinginan, kemampuan untuk mengendalikan emosi sehingga memberikan
dampak yang positif. Kecerdasan emosional dapat membantu membangun
hubungan dalam menuju kebahagiaan dan kesejahteraan.
Rachmi (2010: 61) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai
komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan
emosinya. Emosi manusia berada di wilayah dari perasaan lubuk hati,
23
naluri yang tersembunyi dan sensasi emosi yang apabila diakui dan
dihormati, kecerdasan emosional akan menyediakan pemahaman yang
lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain.
Melandy dan Aziza (2006: 44) mendefinisikan kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan
membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan
dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga
membantu perkembangan emosi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
peneliti berpendapat bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk
belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan
untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi
emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
2) Dimensi dan Indikator Kecerdasan Emosional
Goleman (2005: 75) membagi kecerdasan emosional menjadi lima
bagian yaitu tiga komponen berupa kompetensi emosional (pengenalan
diri, pengendalian diri dan motivasi) dan dua komponen berupa
kompetensi sosial (empati dan keterampilan sosial). Lima komponen
kecerdasan emosional tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengenalan Diri (Self Awareness)
Pengenalan diri adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui
perasaan dalam dirinya dan digunakan untuk membuat keputusan bagi
diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri
24
dan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Unsur-unsur kesadaran diri,
yaitu kesadaran emosi, penilaian diri, dan percaya diri.
b. Pengendalian Diri (Self Regulation)
Pengendalian diri adalah kemampuan menangani emosi diri sehingga
berdampak positif pada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati,
sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, dan
mampu segera pulih dari tekanan emosi. Unsur-unsur pengendalian
diri, yaitu kendali diri, sifat dapat dipercaya, kehati-hatian,
adaptabilitas, dan inovasi.
c. Motivasi (Motivation)
Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat agar setiap saat
dapat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan
yang lebih baik, serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara
efektif. Unsur-unsur motivasi, yaitu dorongan prestasi, komitmen,
inisiatif, dan optimisme.
d. Empati (Emphaty)
Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain. Mampu memahami perspektif orang lain dan menimbulkan
hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan
berbagai tipe individu. Unsur-unsur empati, yaitu memahami orang
lain, mengembangkan orang lain, orientasi pelayanan, memanfaatkan
keragaman, dan kesadaran politis.
25
e. Ketrampilan Sosial (Social Skills)
Ketrampilan sosial adalah kemampuan menangani emosi dengan baik
ketika berhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi,
memimpin, bermusyawarah, menyelasaikan perselisihan, dan
bekerjasama dalam tim. Unsur-unsur keterampilan sosial, yaitu
pengaruh, komunikasi, manajemen konflik, kepemimpinan,
membangun hubungan, kolaborasi dan kooperasi, dan kemampuan tim.
2.1.2.4 Kecerdasan Spiritual
1) Pengertian Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual ditemukan oleh Danah Zohar dan Ian
Marshall pada pertengahan tahun 2000. Zohar dan Marshall (2007: 36)
menegaskan bahwa kecerdasan spiritual adalah landasan untuk
membangun kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual.
Rachmi (2010: 71) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai
pikiran yang mendapat inspirasi, dorongan, efektivitas yang terinspirasi,
dan penghayatan ketuhanan yang semua manusia menjadi bagian di
dalamnya. Rachmi (2010: 78) menyebutkan kecerdasan spiritual sebagai
fakultas dimensi non-material atau jiwa manusia. Kecerdasan spiritual
sebagai intan yang belum terasah dan dimiliki oleh setiap insan. Manusia
harus mengenali seperti adanya lalu menggosoknya sehingga mengkilap
dengan tekad yang besar, menggunakannya menuju kearifan, dan untuk
mencapai kebahagiaan yang abadi.
26
Wahab dan Umiarso (2011: 52) menyatakan kecerdasan spritual
adalah kecerdasan yang sudah ada dalam setiap manusia sejak lahir yang
membuat manusia menjalani hidup penuh makna, selalu mendengarkan
suara hati nuraninya, tak pernah merasa sia-sia, semua yang dijalaninya
selalu bernilai.
Ludigdo dkk (2006: 41) menyatakan bahwa Kecerdasan spiritual
adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna
dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks
makna yang lebih luas dan kaya, serta menilai bahwa tindakan atau hidup
seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan
spiritual tidak mesti berhubungan dengan agama. Kecerdasan spiritual
mendahului seluruh nilai spesifik dan budaya manapun, serta mendahului
bentuk ekspresi agama manapun yang pernah ada. Namun bagi sebagian
orang mungkin menemukan cara pengungkapan kecerdasan spiritual
melalui agama formal sehingga membuat agama menjadi perlu.
Ginanjar (2005: 41) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan
kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah,
menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran
integralistik, serta berprinsip hanya karena Allah. Ginanjar (2005:47)
menyebutkan kecerdasan Spiritual adalah kemampuan untuk memberi
makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu
menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensif.
27
Prinsip- prinsip kecerdasan spiritual menurut Rachmi (2010: 44), yaitu:
a. Prinsip Bintang
Prinsip bintang adalah prinsip yang berdasarkan iman kepada Tuhan
yang Maha Kuasa. Semua tindakan yang dilakukan hanya untuk Tuhan
dan tidak mengharap pamrih dari orang lain dan melakukannya sendiri.
b. Prinsip Malaikat (Kepercayaan)
Prinsip malaikat adalah prinsip berdasarkan iman kepada Malaikat.
Semua tugas dilakukan dengan disiplin dan baik sesuai dengan sifat
malaikat yang dipercaya oleh Tuhan untuk menjalankan segala
perintah Tuhan yang Maha Kuasa.
c. Prinsip Kepemimpinan
Prinsip kepemimpinan adalah pada Agama Islam yaitu prinsip
berdasarkan iman kepada Rasullullah SAW. Seorang pemimpin harus
memiliki prinsip yang teguh, agar mampu menjadi pemimpin yang
sejati. Seperti Rasullullah SAW adalah seorang pemimpin sejati yang
dihormati oleh semua orang.
d. Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran adalah prinsip berdasarkan iman kepada kitab.
Suka membaca dan belajar untuk menambah pengetahuan dan mencari
kebenaran yang hakiki. Berpikir kritis terhadap segala hal dan
menjadikan kitab suci sebagai pedoman dalam bertindak.
28
e. Prinsip Masa Depan
Prinsip masa depan adalah prinsip yang berdasarkan iman kepada ”hari
akhir”. Berorientasi terhadap tujuan, baik jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang, disertai keyakinan akan adanya
”hari akhir” dimana setiap individu akan mendapat balasan terhadap
setiap tindakan yang dilakukan.
f. Prinsip Keteraturan
Prinsip keteraturan merupakan prinsip berdasarkan iman kepada
”ketentuan Tuhan”. Membuat semuanya serba teratur dengan
menyusun rencana atau tujuan secara jelas. Melaksanakan dengan
disiplin karena kesadaran sendiri, bukan karena orang lain.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti berpendapat bahwa
kecerdasan spiritual adalah kemampuan manusia memaknai bagaimana
arti dari kehidupan serta memahami nilai tersebut dari setiap perbuatan
yang dilakukan dan kemampuan potensial setiap manusia yang
menjadikan seseorang dapat menyadari dan menentukan makna, nilai,
moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk
hidup karena merasa sebagai bagian dari keseluruhan, sehingga membuat
manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan penuh
kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang hakiki.
2) Dimensi dan Indikator Kecerdasan Spiritual
Zohar dan Marshall (2007: 14) menguji SQ dengan hal-hal berikut:
29
a. Kemampuan bersikap fleksibel yaitu mampu menempatkan diri dan
dapat menerima pendapat orang lain secara terbuka.
b. Tingkat kesadaran diri yang tinggi seperti: kemampuan autocritism
dan mengetahui tujuan dan visi hidup.
c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
seperti: tidak ada penyesalan, tetap tersenyum dan bersikap tenang dan
berdoa.
d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit seperti:
bersikap ikhlas dan pemaaf.
e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai seperti: prinsip
dan pegangan hidup dan berpijak pada kebenaran.
f. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu seperti:
tidak menunda pekerjaan dan berpikir sebelum bertindak.
g. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal yaitu
berpandangan holistik seperti: kemampuan berfikir logis dan berlaku
sesuai norma sosial.
h. Kecenderungan nyata untuk bertanya mengapa atau bagaimana jika
untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar seperti: kemampuan
berimajinasi dan keingintahuan yang tinggi.
i. Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai bidang mandiri
yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi, seperti:
mau memberi dan tidak mau menerima.
30
2.2 Pembahasan Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh kecerdasan
intelektual pada pemahaman akuntansi, diantaranya adalah sebagai berikut:
Dwijayanti (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan
Kecerdasan Sosial terhadap Pemahaman Akuntansi”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual,
kecerdasan spiritual dan kecerdasan sosial terhadap pemahaman akuntansi baik
secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menganalisa mahasiswa yang
dilaksanakan pada 3 perguruan tinggi swasta di wilayah Jakarta Selatan, dengan
kuesioner 133 responden. Penelitian ini terdapat empat variabel independen dan
satu variabel dependen yaitu kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual,
kecerdasan spiritual, kecerdasan sosial dan pemahaman akuntansi sebagai variabel
dependen. Pengolahan data penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Product
and Service Solutions) for windows version 13.0. sedangkan untuk pengujian
digunakan uji t,uji F dan Koefisien Determinan (R2).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kecerdasan emosional
dan kecerdasan sosial berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi sedangkan
kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap
pemahaman akuntansi. Sedangkan secara simultan kecerdasan emosional,
kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual dan kecerdasan sosial berpengaruh
secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi.
31
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini dengan penelitian yang
dilakukan Dwijayanti (2009) yang diuraikan di atas terletak pada variabel
penelitian dan sampel penelitian. Jika pada penelitian Dwijayantai (2009) variabel
penelitiannya kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual,
kecerdasan sosial dan pemahaman akuntansi, serta sampelnya adalah mahasiswa
akuntansi pada 3 Perguruan Tinggi Negeri di jakarta, sedangkan variabel pada
penelitian yang akan dilakukan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
kecerdasan spiritual dan pemahaman akuntansi, serta sampelnya adalah
mahasiswa akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
Zakiah (2013) melakukan penelitian mengenai ”Pengaruh Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap
Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris Mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan
Tahun 2009 di Universitas Jember)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual baik secara
parsial maupun simultan berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman
akuntansi mahasiswa jurusan akuntansi angkatan tahun 2009 di Universitas
Jember. Selanjutnya disimpulkan juga bahwa kecerdasan intelektual mempunyai
pengaruh dominant terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa jurusan akuntansi
angkatan tahun 2009 di Universitas Jember.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini dengan penelitian yang
dilakukan Zakiah (2013) yang diuraikan di atas terletak pada sampel penelitian.
Jika pada penelitian Zakiah (2013) sampelnya adalah mahasiswa jurusan
akuntansi angkatan tahun 2009 di Universitas Jember, sedangkan sampel pada
32
penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Program Pascasarjana Universitas
Udayana Denpasar.
Kennedy (2013) melakukan penelitian mengenai ”Pengaruh Kecerdasan
Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Angkatan
2010”. Dalam penelitian Kennedy (2013) mengatakan pembelajaran yang hanya
berpusat pada kecerdasan intelektual tanpa menyeimbangkan sisi emosional dan
spiritual akan menghasilkan generasi yang mudah putus asa, depresi sehingga
banyak mahasiswa yang kurang menyadari tugasnya sebagai seorang mahasiswa
yaitu tugas belajar. Kurangnya kecerdasan emosional dan kecerdasan sepiritual
dalam diri seorang mahasiswa akan mengakibatkan mahasiswa kurang termotivasi
untuk belajar dan sulit untuk berkonsentrasi, sehingga mahasiswa sulit untuk
memahami suatu mata kuliah. Sementara itu mereka yang hanya mengejar
prestasi berupa nilai atau angka dan mengabaikan nilai spiritual, akan
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang bagus, mereka cendrung
bersikap tidak jujur seperti mencontek pada saat ujian. Oleh karna itu kecerdasan
emosional dan kecerdasan seperitual mampu mendorong mahasiswa mencapai
keberhasilan dalam belajarnya karena kecerdasan spiritual merupakan dasar untuk
mendorong berfungsinya secara efektif kecerdasan emosional dan kecerdasan
intelektual.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual terhadap tingkat pemahaman akuntansi
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Angkatan 2010.
33
Metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, uji parsial dan uji
simultan.
Hasil analisis yang penulis temukan dalam penelitian ini adalah (a)
kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi
mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji Angkatan 2010 (b) kecerdasan
spiritual tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (c) kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Angkatan 2010.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini dengan penelitian yang
dilakukan Kennedy (2013) yang diuraikan di atas terletak pada variabel penelitian
dan sampel penelitian. Jika pada penelitian Kennedy (2013) variabel penelitiannya
kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan tingkat pemahaman akuntansi,
serta sampelnya adalah mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Maritim Raja Ali Haji Angkatan 2010, sedangkan variabel pada penelitian yang
akan dilakukan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual
dan pemahaman akuntansi, serta sampelnya adalah mahasiswa akuntansi Program
Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
Fahrianta, dkk (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Akuntansi terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi”. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
bukti secara empiris pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
34
mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa pada
perguruan tinggi di Banjarmasin. Dimana hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada pengembangan sistem pendidikan tinggi akuntansi
khususnya pengembangan kurikulum akuntansi untuk menghasilkan lulusan yang
berkualitas tidak hanya secara akademis (intelektual), tetapi juga kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual yang baik.
Secara simultan pengaruh kecerdasan emosional kecakapan pribadi,
kecerdasan emosional kecakapan sosial, dan kecerdasan spiritual tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi.
Sedangkan secara parsial, bahwa kecerdasan emosional yang berupa kecakapan
pribadi mahasiswa akuntansi mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Untuk kecakapan sosial
terhadap tingkat pemahaman akuntansi mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak
signifikan. Selanjutnya, kecerdasan spritual mahasiswa terhadap tingkat
pemahaman akuntansi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini dengan penelitian yang
dilakukan Fahrianta, dkk (2012) yang diuraikan di atas terletak pada variabel
penelitian dan sampel penelitian. Jika pada penelitian Fahrianta, dkk (2012)
variabel penelitiannya kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan tingkat
pemahaman akuntansi, serta sampelnya adalah mahasiswa program studi akuntansi
di beberapa perguruan tinggi yang ada di Banjarmasin, sedangkan variabel pada
penelitian yang akan dilakukan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
35
kecerdasan spiritual dan pemahaman akuntansi, serta sampelnya adalah
mahasiswa akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
Rachmi (2010) melakukan penelitian mengenai ”Pengaruh Kecerdasan
Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Belajar terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi”. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian
Mellandy dan Aziza (2006). Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan data primer yang
diperoleh dari kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat
akhir Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Yogyakartan dan Semarang. Jumlah
sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswa tingkat akhir dari
Universitas Gajah Mada dan Universitas Diponegoro. Pengukuran kecerdasan
emosional terdiri dari aspek pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati
dan ketrampilan sosial. Pengukuran kecerdasan spiritual terdiri dari aspek
ketuhanan, kepercayaan, kepemimpinan, pembelajaran, berorientasi masa depan,
dan keteraturan. Sedangkan, pengukuran perilaku belajar terdiri dari aspek
kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke
perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian. Hasil pengujian hipotesis
mengindikasikan bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku
belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Durgut, dkk (2013) melakukan penelitian ”The Impact of Emotional
Intelligence on the Achievement of Accounting Subject”. Penelitian ini dilakukan
36
terhadap mahasiswa yang mengikuti kelas akuntansi pada universitas di 2 negara
bagian di Turki dengan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kecerdasan emosional berpengaruh terhadap pemahaman subyek mata kuliah
akuntansi.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini dengan penelitian yang
dilakukan Durgut, dkk (2013) yang diuraikan di atas terletak pada variabel
penelitian dan sampel penelitian. Jika pada penelitian Durgut, dkk (2013) variabel
penelitiannya kecerdasan emosional dan tingkat pemahaman subyek mata kuliah
akuntansi, serta sampelnya adalah mahasiswa pada universitas di 2 negara bagian
di Turki, sedangkan variabel pada penelitian yang akan dilakukan kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan pemahaman
akuntansi, serta sampelnya adalah mahasiswa akuntansi Program Pascasarjana
Universitas Udayana Denpasar.
Amram (2009) melakukan penelitian “The Contribution of Emotional and
Spiritual Intelligences to Effective Business Leadership”. Penelitian ini dilakukan
dengan metode survey terhadap 42 Chief Executive Offiver (CEO) dan 210 staf
pada perusahaan-perusahaan di California. Hasil penelitian menunjukkan
kecerdasan emosional CEO tidak berpengaruh terhadap efektivitas pengawasan,
namun kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap efektivitas pengawasan.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini dengan penelitian yang
dilakukan Amram (2009) yang diuraikan di atas terletak pada variabel penelitian
dan sampel penelitian. Jika pada penelitian Amram (2009) variabel penelitiannya
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual serta efektivitas pengawasan
37
manajerial, serta sampelnya adalah 42 Chief Executive Offiver (CEO) dan 210 staf
pada perusahaan-perusahaan di California, sedangkan variabel pada penelitian
yang akan dilakukan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual dan pemahaman akuntansi, serta sampelnya adalah mahasiswa akuntansi
Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
38
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah hasil dan sintesis teori serta kajian pustaka yang
dikaitkan dengan masalah yang dihadapi dalam perumusan masalah penelitian ini.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa segala
sesuatu yang dilakukan oleh manusia selalu berdasarkan suatu motivasi dan minat
tertentu, yang nantinya akan mempengaruhi kinerja individu tersebut. Menurut
Sugiyono (2012: 45) dalam membentuk kelompok teori yang perlu dikemukakan
dalam penyusunan kerangka berpikir dalam membuat suatu hipotesis harus
ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitiannya. Dalam penelitian ini, terdapat 4
variabel terdiri dari kecerdasan intelektual sebagai variabel bebas, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual sebagai variabel moderating serta tingkat
pemahaman mahasiswa akuntansi sebagai variabel terikat yang dibentuk melalui
hasil empiris penelitian-penelitian sebelumnya. Kerangka berpikir pada penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 3.1
39
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
3.2 Konsep Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir, kemudian disusun konsep yang
menjelaskan hubungan antar variabel antar variabel dalam penelitian ini. Konsep
penelitian ini merupakan hubungan logis dari landasan teori dan kajian empiris
yang telah di jelaskan pada kajian pustaka. Konsep dalam penelitian ini dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.2 Konsep Penelitian
KecerdasanEmosional (EQ)
(X2)
KecerdasanIntelektual (IQ)
(X1)
PemahamanAkuntansi
(Y)Kecerdasan
Spiritual (ESQ)(X3)
Kajian Teori Kajian Empiris
- Teori Kecerdasan- Pemahaman Akuntansi- Kecerdasan Intelektual- Kecerdasan Emosional- Kecerdasan Spiritual
- Dwijayanti (2009)- Zakiah (2009)- Kennedy (2013)- Fahrianta, dkk (2012)- Hariyoga (2011)- Ardana, dkk (2013)- Durgut, dkk (2013)- Amram (2009)
Rumusan Masalah
Hipotesis
Uji Statistik
Hasil
Kesimpulan danSaran
Isu dan Fenomena
40
3.3 Hipotesis
3.3.1 Pengaruh Kecerdasan Intelektual pada Tingkat Pemahaman
Akuntansi
Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki
tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang tersebut memiliki
peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar di banding orang lain. Para
psikolog menyusun berbagai tes untuk mengukur kecerdasan intelektual, dan tes-
tes ini menjadi alat memilah manusia ke dalam berbagai tingkatan kecerdasan,
yang kemudian lebih dikenal dengan istilah IQ (Intellegence Quotient ), yang
katanya dapat menunjukkan kemampuan mereka. Menurut teori ini, semakin
tinggi IQ seseorang, semakin tinggi pula kecerdasannya (Zohar dan Marshall,
2007: 3). Kecerdasan intelektual memiliki dimensi yaitu kemampuan
memecahkan masalah, intelegensi verbal, dan intelegensi praktis (Zakiah,
2013:10). Seorang mahasiswa akuntansi yang memiliki kecerdasan intelektual
yang baik maka mampu memahami akuntansi dan dapat membaca dengan penuh
pemahaman serta menunjukkan keingintahuan pada akuntansi.
Yani (2011) menyatakan kecerdasan intelektual merupakan kecerdasan
yang sangat dibutuhkan dalam keberhasilan seseorang, kecerdasan intelektual
tetap mempengaruhi pola fikir seorang mahasiswa. karena kecerdasan intelektual
merupakan kecerdasan pertama yang dikembangkan yang mampu membuat
seorang mahasiswa berfikir secara rasional untuk belajar akuntansi dan
memahaminya. Penelitian Yani (2011) ini menyimpulkan kecerdasan intelektual
berpengaruh pada tingkat pemahaman akuntansi.
41
Hasil penelitian Yani (2011) ini didukung oleh hasil penelitian Ardana dkk
(2013) yang menyimpulkan kecerdasan intelektual (IQ) berpengaruh positif pada
tingkat pemahaman akuntansi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis
Ha1 sebagai berikut :
Ha1 : Kecerdasan intelektual berpengaruh positif pada tingkat pemahaman
akuntansi.
3.3.2 Pengaruh Kecerdasan Intelektual pada Tingkat Pemahaman
Akuntansi Diperkuat oleh Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional memungkinkan seseorang untuk memutuskan
dalam situasi apa dirinya berada lalu bersikap secara tepat didalamnya.
Kecerdasan emosional memberikan kesadaran mengenai perasaan milik diri
sendiri dan juga perasaan milik orang lain. Kecerdasan emosional memberikan
rasa empati, cinta, motivasi dan kemampuan untuk menangapi kesedihan atau
kegembiraan secara tepat (Goleman, 2003: 18).
Dengan kecerdasan emosional, seseorang mampu mengetahui dan
menanggapi perasaan mereka sendiri dengan baik dan mampu membaca dan
menghadapi perasaan-perasaan orang lain dengan efektif. Seseorang dengan
keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan
berhasil juga mengembangkan kecerdasan intelektualnya dan memiliki motivasi
untuk berprestasi. Sedangkan seseorang yang tidak dapat menahan kendali atas
kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang merusak
kecerdasan intelektualnya untuk memusatkan perhatian dan akan mempengaruhi
42
perilaku belajar mahasiswa yang nantinya juga mempengaruhi seberapa besar
mahasiswa dalam memahami akuntansi (Dwijayanti, 2009).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis
Ha2 sebagai berikut :
Ha2 : Kecerdasan emosional meningkatkan pengaruh kecerdasan
intelektual pada tingkat pemahaman akuntansi.
3.3.3 Pengaruh Kecerdasan Intelektual pada Tingkat Pemahaman
Akuntansi Diperkuat oleh Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan
perilaku dan hidup seseorang dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
bermakana dibandingkan dengan yang lain (Zohar dan Marshall, 2007).
Kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan
kecerdasan intelektual secara efektif. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki
kecerdasan spiritual yang tinggi juga akan memotivasi mahasiswa untuk lebih giat
belajar dan memiliki kreativias yang tinggi pula. Begitu pula sebaliknya,
mahasiswa dengan kecerdasan spiritual yang rendah akan kurang termotivasi
dalam belajar yang terjadi adalah melakukan segala cara untuk mendapatkan nilai
yang baik, sehingga tingkat pemahaman dalam akuntansi menjadi kurang.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis
Ha3 sebagai berikut :
Ha3 : Kecerdasan spiritual meningkatkan pengaruh kecerdasan intelektual
pada tingkat pemahaman akuntansi.
43
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan dan
menganalisis pengaruh variabel independen yaitu kecerdasan intelektual terhadap
tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi yang diperkuat oleh kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini
termasuk jenis penelitian penjelasan atau explanatory research, yang akan
menjelaskan hubungan kausal antara variabel independen tersebut terhadap variabel
dependen yang diperkuat dengan variable moderating melalui pengujian hipotesis
(Sugiyono, 2012 : 229 )
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengalisis pengaruh kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap tingkat
pemahaman mahasiswa akuntansi. Untuk menganalisis pengaruh tersebut data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengisian oleh mahasiswa akutansi
Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar. Dengan demikian, penelitian
ini berlokasi pada Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar. Adapun
waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober-November 2014.
44
4.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian tentang variabel-variabel
pemahaman akuntansi, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual. Hubungan yang akan dianalisis pengaruh kecerdasan intelektual pada
pemahaman akuntansi. Selain itu akan dianalisis juga efek pemoderasi dari
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual atas pengaruh pengaruh kecerdasan
intelektual pada pemahaman akuntansi tersebut.
4.4 Penentuan Sumber Data
4.4.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara) berupa pendapat atau opini subyek
(orang) secara individual atau kelompok, yang dikumpulkan untuk menjawab
perumusan masalah dalam penelitian (Sekaran, 2003: 71). Dalam peneltian ini data
primer diperoleh langsung dari kuesioner yang telah diisi oleh responden yaitu
mahasiswa akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
4.4.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal lain yang
ingin diteliti. Populasi merupakan keseluruhan obyek yang karakteristiknya akan
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program magister akuntansi
45
angkatan 10, 11, dan 12 Universitas Udayana Denpasar yang berjumlah 87
mahasiswa, yang terdiri dari :
1. Angkatan 10 : 31 orang
2. Angkatan 11 : 26 orang
3. Angkatan 12 : 30 orang
Jumlah : 87 orang
Seluruh anggota populasi diambil semua sebagai sampel penelitian. Penelitian
yang menjadikan seluruh anggota populasi dijadikan sampel disebut sebagai
penelitian populasi atau penelitian sensus (Supardi, 2005: 102).
4.5 Variabel Penelitian
4.5.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu variabel dependent, variabel
independent dan variabel moderating. Variabel independent adalah variabel yang
nilainya tidak tergantung varaibel lain, sedangkan variabel dependent adalah variabel
yang nilainya tergantung dari variabel bebas, dan variabel moderating adalah variabel
yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel
independent dengan dependent (Sugiyono, 2012). Variabel bebas (independent)
dalam penelitian ini adalah kecerdasan intelektual, sedangkan variabel terikat
(dependent) adalah tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi dan variabel
moderatingnya kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
46
4.5.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Cooper dan Schindler, (2007: 35) menyatakan bahwa definisi operasional variabel
penelitian merupakan penentuan construct dengan berbagai nilai untuk memberikan
gambaran mengenai fenomena sehingga dapat diukur. Construct merupakan abstraksi
dari fenomena atau realitas yang untuk keperluan penelitian harus dioperasionalisasikan
dalam bentuk variabel yang diukur dengan berbagai nilai. Operasionalisasi variabel-
variabel penelitian ini sebagai berikut:
1) Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan yang di butuhkan untuk melakukan
berbagai aktivitas mental berpikir, menalar dan memecahkan masalah (Robins dan
Judge, 2008: 57). Instrumen penelitian dibuat dengan mengadopsi indikator-indikator
kecerdasan intelektual yang dikemukakakn oleh Robins dan Judge (2008: 57)
2) Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan
perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik pada
diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Goleman, 2005: 35). Instrumen
penelitian dibuat berdasarkan indikator-indikator kecerdasan emosional yang
dimodifikasi dari Goleman (2005: 35).
3) Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spritual adalah kecerdasan yang sudah ada dalam setiap manusia sejak
lahir yang membuat manusia menjalani hidup penuh makna, selalu mendengarkan
suara hati nuraninya, tak pernah merasa sia-sia, semua yang dijalaninya selalu
47
bernilai (Wahab dan Umiarso, 2011: 52). Instrumen penelitian dengan memodifikasi
instrumen penelitian kecerdasan spiritual dari Wahab dan Umiarso (2011: 52).
4) Pemahaman Akuntansi
Suwardjono (2005: 4) menyebutkan pemahaman akuntansi merupakan pengetahuan
akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi
(keahlian) yang dipraktekkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin
pengetahuan yang diajarkan diperguruan tinggi. Instrumen penelitian dibuat dengan
mengadopsi indikator-indikator pemahaman akuntansi dari Suwardjono (2005: 4).
Secara ringkas definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian
ini disajikan dalam tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1Definisi Operasional Variabel
Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator SkalaPengukuran
KecerdasanIntelektual
(X1)
Kemampuanbelajar
Kemampuan berpikir,menalar danmemecahkan masalah
a. Kemampuan memecahkanmasalah
b. Intelegensi verbalc. Intelegensi praktis
Ordinal
KecerdasanEmosional
(X2)
1. KecakapanPribadi
a. Pengenalan diri:
- Kesadaran emosional- Penilaian diri yang kuat- Kepercayaan diri
Ordinal
b. Pengendalian diri:
- Kontrol diri- Dapat dipercaya- Berhati-hati- Adaptabilitas- Inovasi
Ordinal
c. Motivasi:
- Dorongan berprestasi- Komitmen- Inisiatif- Optimisme
Ordinal
2. KecakapanSosial d. Empati:
- Memahami orang lain- Mengembangkan orang lain- Orientasi pelayanan
Ordinal
48
Lanjutan Tabel 4.1Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
e. Keterampilansosial:
- Pengaruh- Komunikasi- Manajemen Konflik- Kepemimpinan- Membangun ikatan- Kolaborasi dan kooperasi- Kemampuan tim (Wiliam Bulo,
Interprestasi Bebas dariGoleman)
Ordinal
KecerdasanSpiritual(X3)
Kemampuanuntukmenjalanihidup penuhmakna
Mendengarkan hatinurani
- Kemampuan untuk bersikapfleksibel
- Adanya tingkat kesadaran yangtinggi.
- Kemampuan untuk menghadapidan memanfaatkan penderitaan.
- Kemampuan untuk menghadapidan melampaui rasa sakit.
- Kualitas hidup yang di ilhamioleh visi dan nilai-nilai.
- Keengganan untukmenyebabkan kerugian yangtidak perlu.
- Kecenderungan untukberpandangan holistik.
- Kecenderungan untuk bertanya“mengapa” atau “bagaimanajika” dan berupaya untukberupaya mencari jawaban-jawaban yang mendasar.
- Memiliki kemudahan untukbekerja melawan konvensi.(zohar & marshall, 2002: 14).
Ordinal
PemahamanAkutansi
(Y1)
Nilai matakuliah
akuntansi
- Nilai mata kuliah teoriakuntansi keuangan
- Nilai mata kuliah akuntansimanajemen
- Nilai mata kuliah seminarauditing
- Nilai mata kuliah seminarakuntansi keuangan
- Nilai mata kuliah analisislaporan keuangan
Interval
49
4.6 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner untuk
mengumpulkan data primer. Kuesioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Kuesioner diberikan kepada mahasiswa akutansi
Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar yang dijadikan sampel
penelitian atau responden penelitian.
Kuesioner atau daftar pertanyaan disusun dengan
memperhatikan/menerapkan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
variabel penelitian. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan
(Sugiyono, 2012: 200).
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara
lain :
Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5
Setuju (S) diberi nilai 4
Ragu-ragu diberi nilai 3
Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1
50
Sebelum digunakan kuesioner perlu diuji terlebih dahulu dengan
menggunakan uji instrumentasi penelitian yang meliputi uji validitas dan uji
reliabilitas yang diuraikan sebagai berikut :
1) Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji homogenitas item pertanyaan per variabel
untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
untuk melakukan fungsinya. Semakin tinggi validitas alat ukur maka semakin
kecil varian kesalahannya.
Dengan demikian uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.
Untuk menguji validitas kuesioner digunakan rumus korelasi Product
Moment Pearson, yaitu : (Arikunto, 2002: 61)
n (Σxy)-Σx.Σyrxy =
√ {n Σx2-(Σx)2 n Σy2-(Σy)2}
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi Product Moment Pearson
y = skor item total
x = skor pertanyaan
n = jumlah pertanyaan
51
Dengan kriteria jika diperoleh r hitung > r tabel, butir pertanyaan
tersebut valid, tetapi jika r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut
tidak valid.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan kriteria tingkat kemantapan atau konsistensi
suatu alat ukur (kuesioner). Suatu kuesioner dapat dikatakan mantap bila
dalam pengukurannya secara berulang-ulang dapat memberikan hasil yang
sama (dengan catatan semua kondisi tidak berubah). Jadi, suatu kuesioner
disebut reliabel atau handal apabila jawaban seseorang atas pertanyaan adalah
konsisten dari waktu ke waktu.
Untuk mengukur reliabilitas digunakan alat ukur dengan teknik Alpha
Cronbach dengan rumus sebagai berikut: (Arikunto, 2002: 63)
k Σ αb2 )
rn = 1-k-1 α1
2
Keterangan:
rn = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
Σ αb2 = Jumlah varian butir
α12 = Varian total
52
Keputusan reliabel tidaknya kuesioner dinyatakan apabila diperoleh
nilai r hitung > r tabel dengan taraf signifikan 5% maka butir pertanyaan
tersebut reliabel.
Uji reliabilitas dengan SPSS ver 15 for windows yang dilakukan adalah
menggunakan Reliability Analysis Statistic dengan Cronbach Alpha (). Jika
nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2006: 68), maka dapat dikatakan
variabel tersebut reliabel.
4.7 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian menjelaskan mengenai langkah awal hingga akhir
mengenai tata cara dilakukanya penelitian ini membentuk proses dan hasil yang
objektif, efektif, valid, dan efisien. Penelitian ini diawali dengan menetapkan suatu
tujuan dimana penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan bukti empiris
pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
terhadap tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi Program Pascasarjana Universitas
Udayana Denpasar. Dalam penelitian ini, menggunakan 4 (empat) variabel yaitu
tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi sebagai variabel dependen, 1 (satu) variabel
independen yaitu kecerdasan intelektual dan 2 (dua) variabel moderating yaitu
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Gambar 4.1 menunjukan prosedur
penelitian mulai dari latar belakang hingga uji hipotesis dan simpulan serta saran.
53
Gambar 4.1 Prosedur Penelitian
4.8 Analisis Data
4.8.1 Uji Asumsi Klasik
Mengingat analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
model regresi, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian
LatarBelakang
MasalahPenelitian
Kajian Pustaka danPenelitian Sebelumnya
TujuanPenelitian
ManfaatPenelitian
HipotesisPenelitian
DataPenelitian
Data PrimerKuesioner
VariabelPenelitian
Independen:Kecerdasan Intelektual
Dependen: TingkatPemahaman Mahasiswa
Akuntansi
Analisis RegresiLinier Berganda
Hasil danPembahasan
SimpulanPenelitian
Saran
Data SkunderData Mahasiswa
Moderating:- Kecerdasan emosional- Kecerdasan spiritual
54
atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Penyimpangan asumsi
klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji
heterokedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk menguji apakah model regresi, variabel
independen, dan variabel dependennya memiliki distribusi data normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Uji normalitas dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov satu arah atau
analisis grafis. Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang
diolah adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006: 67):
a. Jika nilai Z hitung > Z tabel, maka distribusi sampel normal.
b. Jika nilai Z hitung < Z tabel, maka distribusi sampel tidak normal.
2) Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah situasi tidak konstannya varians. Kasus ini
terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varians yang sama untuk
semua observasi. Akibat dari adanya heteroskedastisitas, penaksir OLS tetap tidak
bisa tetapi tidak efisien (Catur Sugiyanto, 1994). Salah satu cara mendeteksi
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji glesjer. Uji Glesjer dilakukan
dengan cara meregresi logaritma residual kuadrat terhadap semua variabel
penjelas.
55
4.8.2 Analisis Verifikatif dengan Regressi
Setelah melakukan pengujian asumsi klasik terhadap sampel penelitian,
kemudian akan dilakukan analisis data verifikatif dengan menggunakan regresi dan
Moderated Regression Analysis (MRA). Analisis regresi merupakan suatu metode
untuk menentukan hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel-
variabel lainnya. Analisis regresi dipakai secara luas untuk melakukan prediksi dan
ramalan. Analisis ini juga digunakan untuk memahami variabel bebas mana saja yang
berhubungan dengan variabel terikat dan untuk mengetahui bentuk-bentuk hubungan
tersebut. Dalam penelitian ini digunakan dua buah model analisis regresi, yaitu
analisis regresi Moderated Regression Analysis (MRA).
4.8.2.1 Analisis Regresi
Dalam penelitian ini metode empiris pengujian hipotesis yang digunakan
adalah model analisis regresi. Analisis regresi adalah hubungan secara linear antara
dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
mengalami kenaikan atau penurunan. Adapun tujuan dari analisis regresi adalah
untuk menentukan model yang paling sesuai untuk pasangan data. Alat analisis ini
regresi dapat digunakan untuk membuat model dan menyelidiki hubungan antara dua
56
variabel atau lebih. Di samping itu untuk mengetahui mana di antara variabel-variabel
independen dalam model yang mempengaruhi variabel dependen.
Adapun untuk mengetahui besarnya pengaruh signifikan kecerdasan intelektual
(IQ), pada pemahaman akuntansi dapat dilihat pada persamaan regresi sebagai berikut:
Y = α + β1 X1 + e ............................................................................. 1)
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X1 . X2 + β5 X1 . X3 + e……… 2)
Dimana :
Y = Pemahaman Akuntansi
X1 = Kecerdasan Intelektual
X2 = Kecerdasan Emosional
X3 = Kecerdasan Spiritual
α, β0 = Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi
e = Standar error
Persamaan regresi model pertama digunakan untuk analisis regresi sedangkan
regresi model ke dua digunakan untuk uji kelayakan model. Adapun kriteria
pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
alat bantu komputer dengan program SPSS ver 15 for windows.
4.8.2.2 Moderated Regression Analysis (MRA)
Menurut Ghozali (2006) uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated
Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi dimana dalam
persamaan regresinya mengandung unsur interaksi antara satu atau lebih variabel
57
independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji pengaruh kecerdasan
intelektual (IQ) pada pemahaman akuntansi yang dimoderasi oleh, kecerdasan
emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ) digunakan Moderated Regression
Analysis (MRA). Moderated Regression Analysis dinyatakan dalam bentuk regresi
berganda dengan persamaan mirip regresi polynomial yang menggambarkan
pengaruh nonlinier (Hair, 2010: 176).
Moderated Regression Analysis merupakan aplikasi khusus regresi dimana
dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih
variabel independen). Variabel moderating yaitu kecerdasan emosional (EQ) , dan
kecerdasan spiritual (SQ) mempengaruhi hubungan langsung antara variabel
independen yaitu kecerdasan intelektual (IQ) dengan variabel dependen yaitu
pemahaman akuntansi (Y). Pengaruh ini dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen.
Cara mengestimasi nilai koefisien regresi β1, β2, β3, β4 dan β5 digunakan
metode kuadrat terkecil (least square method) dan perhitungannya menggunakan
Software IBM SPSS Statistics 19. Arti koefisien β adalah jika nilai β positif (+), hal
tersebut menunjukkan hubungan searah antara variabel independen dan variabel
dependen. Artinya peningkatan/penurunan variabel independen diikuti oleh
peningkatan/penurunan variabel dependen. Sedangkan jika nilai β negatif (-),
menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara independen dan variabel
dependen. Dengan kata lain peningkatan variabel independen justru diikuti dengan
penurunan variabel dependen atau sebaliknya.
58
4.8.2.3 Analisis Kelayakan Model Dan Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2006: 83).
4.8.3 Pengujian Hipotesis
4.8.3.1 Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ) pada Pemahaman Akuntansi
Untuk menganalisis pengaruh kecerdasan intelektual (IQ) pada pemahaman
akuntansi digunakan Uji-t dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan Ho dan Ha
Ho : ß1 = 0 artinya kecerdasan intelektual (IQ) tidak berpengaruh pada
pemahaman akuntansi.
Ha : ß1 ≠ 0 artinya kecerdasan intelektual (IQ) berpengaruh pada pemahaman
akuntansi.
2) Level significance (α) = 0,05
3) Kriteria Pengujian
59
1) Apabila signifikansi-t atau p value < α atau 0,05, maka Ho ditolak,
Ha diterima, artinya kecerdasan intelektual (IQ) berpengaruh pada
pemahaman akuntansi.
2) Apabila signifikansi-t atau p value > α atau 0,05, maka Ho
diterima, Ha ditolak, artinya kecerdasan intelektual (IQ) tidak
berpengaruh pada pemahaman akuntansi.
4.8.3.2 Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ) pada Pemahaman Akuntansi yang
Dimoderasi oleh Kecerdasan Emosional (EQ)
Untuk menganalisis pengaruh kecerdasan intelektual (IQ) pada pemahaman
akuntansi yang dimoderasi oleh kecerdasan emosional (EQ) digunakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan Ho dan Ha
Ho : ß1 = 0 artinya kecerdasan intelektual (IQ) yang dimoderasi oleh
kecerdasan emosional (EQ) tidak berpengaruh pada pemahaman
akuntansi.
Ha : ß1 ≠ 0 artinya kecerdasan intelektual (IQ) yang dimoderasi oleh
kecerdasan emosional (EQ) berpengaruh pada pemahaman
akuntansi.
2) Level significance (α) = 0,05
3) Kriteria Pengujian
60
1) Apabila signifikansi-t atau p value < α atau 0,05, maka Ho ditolak, Ha
diterima, artinya kecerdasan intelektual (IQ) yang dimoderasi oleh
kecerdasan emosional (EQ) berpengaruh pada pemahaman akuntansi.
2) Apabila signifikansi-t atau p value > α atau 0,05, maka Ho diterima, Ha
ditolak, artinya kecerdasan intelektual (IQ) yang dimoderasi oleh
kecerdasan emosional (EQ) tidak berpengaruh pada pemahaman
akuntansi.
4.8.3.3 Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ) pada Pemahaman Akuntansi yang
Dimoderasi oleh Kecerdasan Spiritual (ESQ)
Untuk menganalisis pengaruh kecerdasan intelektual (IQ) pada pemahaman
akuntansi yang dimoderasi oleh kecerdasan spiritual (ESQ) digunakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan Ho dan Ha
Ho : ß2 = 0 artinya kecerdasan intelektual (IQ) yang dimoderasi oleh
kecerdasan spiritual (ESQ) tidak berpengaruh pada pemahaman
akuntansi.
Ha : ß2 ≠ 0 artinya kecerdasan intelektual (IQ) yang dimoderasi oleh
kecerdasan spiritual (ESQ) berpengaruh pada pemahaman
akuntansi.
2) Level significance (α) = 0,05
3) Kriteria Pengujian
61
1) Apabila signifikansi-t atau p value < α atau 0,05, maka Ho
ditolak, Ha diterima, artinya kecerdasan intelektual (IQ) yang
dimoderasi oleh kecerdasan spiritual (ESQ) berpengaruh pada
pemahaman akuntansi.
2) Apabila signifikansi-t atau p value > α atau 0,05, maka Ho
diterima, Ha ditolak, artinya kecerdasan intelektual (IQ) yang
dimoderasi oleh kecerdasan spiritual (ESQ) tidak berpengaruh
pada pemahaman akuntansi.
62
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian
5.1.1 Hasil Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pada penelitian kali ini untuk mengukur validitas digunakan uji korelasi bivariate
antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Dari hasil
perhitungan SPSS diperoleh hasil validitas dari masing-masing variabel adalah
sebagai berikut:
1). Uji Validitas Variabel IQ
Hasil uji validitas variabel IQ dengan bantuan program SPSS ver 19
for windows dapat di uraikan sebagai berikut:
Tabel 5.1Uji Validitas Variabel IQ
N=87No Indikator rhitung rTabel Validitas
1 IQ1 0,662
0,30 Valid
2 IQ2 0,5113 IQ3 0,4884 IQ4 0,6925 IQ5 0,5666 IQ6 0,6847 IQ7 0,5528 IQ8 0,6939 IQ9 0,40110 IQ10 0,591
Sumber: Lampiran III
63
Berdasarkan Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa semua aitem pada
variabel IQ mempunyai koefisien korelasi > 0,3, sehingga semua item
pertanyaan telah valid atau lolos uji validitas.
2). Uji Validitas Variabel EQ
Hasil uji validitas variabel EQ dengan bantuan program SPSS ver 19
for windows dapat di uraikan sebagai berikut:
Tabel 5.2Uji Validitas Variabel EQ
N=87No Indikator rhitung rTabel Validitas
1 EQ1 0,355
0,30 Valid
2 EQ2 0,5133 EQ3 0,3934 EQ4 0,3275 EQ5 0,4556 EQ6 0,5247 EQ7 0,5748 EQ8 0,4579 EQ9 0,64210 EQ10 0,55411 EQ11 0,55212 EQ12 0,34013 EQ13 0,37014 EQ14 0,56115 EQ15 0,46016 EQ16 0,42417 EQ17 0,33218 EQ18 0,52219 EQ19 0,41920 EQ20 0,41521 EQ21 0,32222 EQ22 0,32423 EQ23 0,31524 EQ24 0,370
Sumber: Lampiran III
64
Berdasarkan Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa semua aitem pada
variabel EQ mempunyai koefisien korelasi > 0,3, sehingga semua item
pertanyaan telah valid atau lolos uji validitas.
3). Uji Validitas Variabel SQ
Hasil uji validitas variabel SQ dengan bantuan program SPSS ver 19
for windows dapat di uraikan sebagai berikut:
Tabel 5.3Uji Validitas Variabel SQ
N=87No Indikator rhitung rTabel Validitas
1 SQ1 0,320
0,30 Valid
2 SQ2 0,3923 SQ3 0,4114 SQ4 0,3125 SQ5 0,4576 SQ6 0,4317 SQ7 0,5958 SQ8 0,5009 SQ9 0,46610 SQ10 0,55211 SQ11 0,38212 SQ12 0,34913 SQ13 0,38614 SQ14 0,34815 SQ15 0,38616 SQ16 0,32017 SQ17 0,31718 SQ18 0,319
Sumber: Lampiran III.
Berdasarkan Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa semua item pada
variabel SQ mempunyai koefisien korelasi > 0,3, sehingga semua item
pertanyaan telah valid atau lolos uji validitas.
65
5.1.2 Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas IQ, EQ dan SQ dengan menggunakan SPSS ver 19 for
windows terlihat hasil seperti Tabel sebagai berikut:
Tabel 5.4Uji Reliabilitas variabel IQ, EQ, SQ
N=87
No Aspek Variabel Cronbach’sAlpha
Nilai kritis/Standard Reliabilitas
1 IQ 0,789>0,6 Reliabel2 EQ 0,794
3 SQ 0,760Sumber: Lampiran III.
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang terangkum dalam
Tabel 5.4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach Alpha pada
variabel nilainya lebih besar dari 0,6, maka dapat disimpulkan semua butir
pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah reliabel. Menurut kriteria Nunally
(Ghozali, 2005 : 46) hal tersebut dapat dikatakan Reliabel. Sehingga butir-butir
pertanyaan dalam variabel penelitian dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya.
5.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
Maksud dilakukakan pengujian asumsi dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan model regresi yang baik dan benar-benar mampu memberikan
estimasi yang handal dan tidak bias. Analisis regresi juga menunjukkan arah
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Teknik estimasi
variable dependen yang melandasi independen analisis tersebut disebut Ordinary
Least Squares (OLS).
66
Model regresi yang menggunakan teknik OLS, sering disebut sebagai
model regresi linear klasik. Untuk dapat dianalisis hasilnya, model tersebut harus
menggunakan asumsi OLS. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan
adalah uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan untuk
meyakini bahwa model regresi yang diperoleh mempunyai kemampuan untuk
memprediksi, dan kemanfaatan dalam pengambilan keputusan.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel, pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji
normalitas dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik dengan
parametrik Kolmogrorov-Smirnow test (K-S) dengan menggunakan bantuan
Program SPSS ver 19 for windows, hasil olah data terlihat seperti Tabel 5.5.
berikut:
Tabel 5.5Hasil Normalitas dengan Kolmogrorov-Smirnow Test (K-S)
UnstandardizedResidual
N 87NormalParameters(a,b)
Mean .0000000
Std. Deviation 1.66853958Most ExtremeDifferences
Absolute .121
Positive .121Negative -.108
Kolmogorov-Smirnov Z 1.132Asymp. Sig. (2-tailed) .154a Test distribution is Normal.b Calculated from data.Sumber: Lampiran IV.
67
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui menunjukan bahwa nilai Sig.
(2–tailed) dalam One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test adalah 0,154 yang
lebih besar dari > 0,05), sehingga H0 diterima. Ini berarti bahwa data yang
diuji menyebar normal/terdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Selanjutnya uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan Glejser dilakukan dengan menggunakan bantuan Program SPSS
ver 19 for windows, hasil olah data terlihat seperti Tabel 5.6 berikut:
Tabel 5.6Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.BStd.
Error Beta1 (Constant) -1.978 1.990 -.994 .323
IQ .017 .039 .057 .431 .668EQ .021 .021 .131 1.015 .313SQ -.007 .034 -.028 -.208 .835
a Dependent Variable: Res_2Sumber: Lampiran IV.
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen
yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut
Y atau | Y |. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas 0,05 atau
di atas tingkat kepercayaan 5%, jadi dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.
68
5.3 Hasil Analisis Deskriptif
Dari 87 amatan yang telah lolos uji asumsi klasik, diperoleh nilai deskripsi
statistik yang dapat memberi penjelasan mengenai nilai minimum, nilai
maksimum dan nilai rata-rata dari data penelitian, yang disajikan dalam tabel 5.7
di bawah ini:
Tabel 5.7Deskriptif Statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VarianceIQ 87 24.00 45.00 37.0115 5.72123 32.732EQ 87 60.00 106.00 87.5402 10.32586 106.623SQ 87 48.00 79.00 65.4253 6.53725 42.736PA 87 80.60 86.80 83.8644 1.58055 2.498Valid N(listwise) 87
Sumber: Lampiran V.
Dari Tabel 5.8 dapat diketahui rata-rata respon responden atas variabel IQ,
EQ, SQ dan PA masing-masing 37,01; 87,54; 65,43; dan 83,86. Lebih lanjut rata-
rata respon responden ini akan diklasifikasi dengan tahapan sebagai berikut :
1. Menghitung Jangkauan (J) yaitu: Datum terbesar-Datum terkecil
Variabel DatumTerbesar
DatumTerkecil
Jangkauan(J)
IQ 45,00 24,00 21.00EQ 106,00 60,00 46.00SQ 79,00 48,00 31.00PA 86,80 80,60 6,20
Sumber: Lampiran V.2. Menghitung banyaknya kelas interval adalah 5 (lima) kelas dengan klasifikasi
sebagai berikut:
a. Untuk variabel IQ, EQ, dan SQ adalah sangat rendah, rendah, cukup
tinggi, tinggi, sangat tinggi.
b. Untuk variabel PA adalah sangat tidak baik, tidak baik, cukup baik, baik,
dan sangat baik.
69
3. Panjang interval kelas diperoleh melalui pembagian jangkauan dengan jumlah
kelas, hasilnya adalah sebagai berikut:
Variabel Jangkauan Jml Kelas Panjang IntervalKelas
IQ 21.00 5 4.20EQ 46.00 5 9.20SQ 31.00 5 6.20PA 6,2 5 1.24
Sumber: Lampiran V.
4. Berdasarkan nilai minimum dan maksimun data respon responden dan panjang
interval kelas di atas maka masing-masing variabel penelitian dapat
diklasifikasi sebagai berikut :
a. Rata-rata respon responden untuk variabel IQ sebesar 37,01 masuk dalam
klasifikasi IQ tinggi.
Rentang Klasifikasi Klasifikasi Rata-rata DataRespon IQ
24 <= IQ < 28,20 Sangat Rendah28,21 <= IQ < 32,40 Rendah32,41 <= IQ < 36,60 Cukup Tinggi36,61 <= IQ < 40,80 Tinggi 37,0140,81 <= IQ < 42,09 Sangat Tinggi
Sumber: Lampiran V.
b. Rata-rata respon responden untuk variabel EQ sebesar 87,54 masuk dalam
klasifikasi EQ cukup tinggi.
Rentang Klasifikasi Klasifikasi Rata-rata Data ResponEQ
60,00 <= EQ < 69,20 Sangat Rendah69,21 <= EQ < 78,40 Rendah78,41 <= EQ < 87,60 Cukup Tinggi 87,5487,61 <= EQ < 96,80 Tinggi96,81 <= EQ < 106,00 Sangat Tinggi
Sumber: Lampiran V.
70
c. Rata-rata respon responden untuk variabel SQ sebesar 65,43 masuk dalam
klasifikasi SQ cukup tinggi.
Rentang Klasifikasi Klasifikasi Rata-rata DataRespon
48,00 <= SQ < 54,20 Sangat Rendah54,21 <= SQ < 60,40 Rendah60,41 <= SQ < 66,60 Cukup Tinggi 65,4366,61 <= SQ < 72,80 Tinggi72,81 <= SQ < 79,00 Sangat Tinggi
Sumber: Lampiran V.
d. Rata-rata respon responden untuk variabel PA sebesar 83,86 masuk dalam
klasifikasi PA cukup baik.
Rentang Klasifikasi Klasifikasi Rata2 DataRespon
80,60 <= PA < 81,84 Sangat Tidak Baik81,85 <= PA < 83,08 Tidak Baik81,09 <= PA < 84,32 Cukup Baik 83,8684,33 <= PA < 85,56 Baik85,57 <= PA < 86,80 Sangat Baik
Sumber: Lampiran V.
5.4 Uji Kelayakan Model (Uji F) dan Koefisien Determinasi
Pengujian Kelayakan Model (Uji F) bertujuan untuk mengetahui
kelayakan model regresi digunakan sebagai alat analisis untuk menguji pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependennya. Hasil uji kelayakan model
disajikan pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)
Change StatisticsR SquareChange F Change df1 df2
Sig. FChange
.239 3.663 3 83 .000a Predictors: (Constant), SQ, EQ, IQSumber: Lampiran VI.
71
Berdasarkan Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa model regresi memiliki P-
value (Sig. F Change) sebesar 0,000, nilai tersebut lebih kecil daripada α (5%)
sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut memenuhi uji kelayakan
model/model fit test.
Sejauhmana variasi perubahan variabel independen dalam model mampu
menjelaskan variasi perubahan variabel dependennya dapat dilihat dari koefisien
determinasi, dalam hal ini digunakan indikator R2. Besarnya koefisien determinasi
R2 masing-masing model regresi tanpa interaksi dan model regresi dengan
interaksi dapat dilihat pada Tabel 5.9 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui
besarnya R2 model regresi tanpa interaksi sebesar 40,3% sedangkan model regresi
dengan interaksi sebesar 56,1%, yang menjelaskan variasi perubahan variabel
dependen sebesar 56,1% sedangkan sisanya sebesar 43,9% dijelaskan oleh variasi
perubahan variabel independen di luar model.
Tabel 5.9Koefisien Determinasi
Model R R SquareAdjustedR Square
Std. Errorof the
Estimate
1 .635(a) .403 .400 1.67929
2 .749(a) .561 .543 12.69843a Predictors: (Constant), SQ, EQ, IQ.Sumber: Lampiran VI.
5.5 Hasil Analisis Verifikatif
5.5.1 Hasil Analisis Moderated Regression Analysis (MRA)
Hasil analisis regresi linier berganda dengan program SPSS ver 19 for
windows dimaksudkan untuk menganalisis tentang besarnya pengaruh dari
variabel indepeden terhadap dependen, yaitu dengan melihat besar koefisien
72
determinasi (R Square). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependent,
yaitu PA, dan satu variabel independen yaitu IQ, dan dua variabel moderator
yaitu, EQ dan SQ. Berdasarkan hal tersebut maka metode analisis yang digunakan
adalah Moderated Regression Analysis (MRA). Dari Moderated Regression
Analysis (MRA) yang dilakukan dengan menggunakan bantuan Program SPSS ver
19 for windows, hasil olah data dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 5.10Analisa Regresi Pengaruh IQ terhadap PA yang dimoderasi oleh EQ dan SQ
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.BStd.
Error Beta1 (Constant) 17.046 2.018 8.447 .000
IQ .364 .039 .256 5.421 .000EQ .256 .021 .234 3.267 .000SQ .262 .034 .221 2.758 .003IQ-EQ .629 .060 .327 6.281 .000IQ-SQ .626 .073 .321 6.203 .000
a Dependent Variable: PASumber: Lampiran VI.
Berdasarkan Tabel 5.10 di atas, maka persamaan regresi yang di dapat
adalah sebagai berikut:
Y2 = 17,046 + 0,364X1 + 0,256X2+ 0,262X3 + 0,629X1.X2 + 0,626 X1.X3
Keterangan:
Y2 = Pemahaman Akuntansi
X1 = Kecerdasan Intelektual
X2 = Kecerdasan Emosional
X3 = Kecerdasan Spritual
X1.X2 = Interaksi IQ dengan EQ
X1.X3 = Interaksi IQ dengan SQ
73
Berdasarkan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai konstanta sebesar 17,046 artinya apabila variabel IQ , EQ , SQ dan
interaksi antar variabel independen sama dengan 0 (nol) maka pemahaman
akuntansi adalah sebesar 17,046 satuan. Kemungkinan pemahan akuntansi
ini telah dimiliki mahasiswa MAKSI karena telah lulus S1 akuntansi atau
PPAK maupun bisa diperoleh di tempat kerja.
2. Nilai koefisien regresi IQ sebesar 0,364 artinya, apabila variabel IQ
meningkat sebesar 1 satuan maka variabel tingkat pemahaman akuntansi
akan meningkat sebesar 0,364 satuan, dengan asumsi variabel lainnya
konstan ( ceteris varibus ).
3. Nilai koefisien regresi EQ sebesar 0,256 artinya, apabila variabel EQ
meningkat sebesar 1 satuan maka variabel tingkat pemahaman akuntansi
akan meningkat sebesar 0,256 satuan dengan asumsi variabel lainnya
konstan ( ceteris varibus ).
4. Nilai koefisien regresi SQ sebesar 0,262 artinya, apabila variabel SQ
meningkat sebesar 1 satuan maka variabel tingkat pemahaman akuntansi
akan meningkat sebesar 0,262 satuan dengan asumsi variabel lainnya
konstan ( ceteris varibus ).
5. Nilai koefisien regresi sebesar 0,629 artinya, apabila variabel interaksi IQ
dan EQ meningkat sebesar 1 satuan maka variabel tingkat pemahaman
akuntansi akan meningkat sebesar 0,629 satuan dengan asumsi variabel
lainnya konstan ( ceteris varibus ).
6. Nilai koefisien regresi sebesar 0,626 artinya, apabila variabel interaksi IQ
dan SQ meningkat sebesar 1 satuan maka variabel tingkat pemahaman
74
akuntansi akan meningkat sebesar 0,626 satuan dengan asumsi variabel
lainnya konstan (ceteris varibus).
5.5.2 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan Tabel 5.10 maka hasil uji hipotesis dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Hipotesis Ha1 yang menyatakan bahwa “IQ berpengaruh positif pada
tingkat PA” memperoleh hasil p value sebesar 0,000 yang berarti lebih
kecil dari level signifikansi sebesar 5% atau 0,05, ini berarti bahwa IQ
berpengaruh positif pada tingkat pemahaman akuntansi. Dengan demikian
hasil uji hipotesis ini menerima hipotesis Ha1.
2. Hipotesis Ha2 yang menyatakan bahwa “EQ meningkatkan pengaruh IQ
pada tingkat PA” memperoleh hasil p value sebesar 0,000 yang berarti
lebih kecil dari level signifikansi sebesar 5% atau 0,05, ini berarti bahwa
semakin tinggi EQ akan meningkatkan pengaruh IQ secara signifikan pada
tingkat pemahaman akuntansi . Dengan demikian hasil uji hipotesis ini
menerima hipotesis Ha2.
3. Hipotesis Ha3 yang menyatakan bahwa “SQ meningkatkan pengaruh IQ
pada tingkat PA” memperoleh hasil p value sebesar 0,000 yang berarti
lebih kecil dari level signifikansi sebesar 5% atau 0,05, ini berarti bahwa
semakin tinggi SQ akan meningkatkan pengaruh IQ secara signifikan pada
tingkat pemahaman akuntansi IQ. Dengan demikian hasil uji hipotesis ini
menerima hipotesis Ha3.
75
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Pengaruh IQ terhadap PA
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa IQ berpengaruh positif pada
tingkat PA. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yani
(2011) ini didukung oleh hasil penelitian Ardana dkk (2013) yang menyimpulkan
IQ berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat PA. Yani (2011) menyatakan
IQ merupakan kecerdasan yang sangat dibutuhkan dalam keberhasilan seseorang,
IQ tetap mempengaruhi pola fikir seorang mahasiswa. karena IQ merupakan
kecerdasan pertama yang dikembangkan yang mampu membuat seorang
mahasiswa berfikir secara rasional untuk belajar akuntansi dan memahaminya.
Penelitian Yani (2011) ini menyimpulkan IQ berpengaruh pada tingkat PA.
Menurut William Stren dalam Purwanto, (2003:52), IQ adalah
kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan
menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuan. Wechler dalam Pratiwi
(2011) merumuskan IQ sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir
dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengelola dan meguasai
lingkungan secara efektif.
Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki
tingkat IQ yang tinggi, maka orang tersebut memiliki peluang untuk meraih
kesuksesan yang lebih besar di banding orang lain. Para psikolog menyusun
berbagai tes untuk mengukur IQ, dan tes-tes ini menjadi alat memilah manusia ke
76
dalam berbagai tingkatan kecerdasan, yang kemudian lebih dikenal dengan istilah
IQ (Intellegence Quotient), yang katanya dapat menunjukkan kemampuan
mereka. Menurut teori ini, semakin tinggi IQ seseorang, semakin tinggi pula
kecerdasannya (Zohar dan Marshall, 2007: 3). IQ memiliki dimensi yaitu
kemampuan memecahkan masalah, intelegensi verbal, dan intelegensi praktis
(Zakiah, 2013:10). Seorang mahasiswa akuntansi yang memiliki IQ yang baik
maka mampu memahami akuntansi dan dapat membaca dengan penuh
pemahaman serta menunjukkan keingintahuan pada akuntansi.
6.2 Pengaruh kemampuan IQ pada tingkat PA yang dapat diperkuat oleh
EQ
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa EQ meningkatkan pengaruh IQ
pada tingkat PA. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya EQ
dapat memperkuat pengaruh IQ terhadap PA. EQ memungkinkan seseorang untuk
memutuskan dalam situasi apa dirinya berada lalu bersikap secara tepat
didalamnya. EQ memberikan kesadaran mengenai perasaan milik diri sendiri dan
juga perasaan milik orang lain. EQ memberikan rasa empati, cinta, motivasi dan
kemampuan untuk menangapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat (Goleman,
2003: 18).
Dengan EQ, seseorang mampu mengetahui dan menanggapi perasaan
mereka sendiri dengan baik dan mampu membaca dan menghadapi perasaan-
perasaan orang lain dengan efektif. Seseorang dengan keterampilan emosional
yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil juga
77
mengembangkan IQ-nya dan memiliki motivasi untuk berprestasi. Sedangkan
seseorang yang tidak dapat menahan kendali atas kehidupan emosionalnya akan
mengalami pertarungan batin yang merusak IQ-nya untuk memusatkan perhatian
dan akan mempengaruhi perilaku belajar mahasiswa yang nantinya juga
mempengaruhi seberapa besar mahasiswa dalam memahami akuntansi
(Dwijayanti, 2009).
6.3 Pengaruh kemampuan IQ pada tingkat PA yang dapat diperkuat oleh SQ
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa SQ meningkatkan pengaruh IQ
pada tingkat PA. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya SQ
dapat memperkuat pengaruh IQ terhadap PA. SQ adalah kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bermakana dibandingkan dengan yang lain (Zohar dan Marshall, 2007). SQ
adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ secara efektif. Oleh
karena itu, seseorang yang memiliki SQ yang tinggi juga akan memotivasi
mahasiswa untuk lebih giat belajar dan memiliki kreativitas yang tinggi pula.
Begitu pula sebaliknya, mahasiswa dengan SQ yang rendah akan kurang
termotivasi dalam belajar yang terjadi adalah melakukan segala cara untuk
mendapatkan nilai yang baik, sehingga tingkat pemahaman dalam akuntansi
menjadi kurang.
78
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian
serta hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Kecerdasan intelektual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pemahaman akuntansi. Artinya dengan kecerdasan intelektual yang baik maka
mahasiswa akan lebih mudah memahami tentang pemahaman akuntansi. Hal
ini dikarenakan kecerdasan intelektual merupakan kecerdasan pertama yang
dikembangkan yang mampu membuat seorang mahasiswa berfikir secara
rasional untuk belajar akuntansi dan memahaminya.
2) Kecerdasan emosional dapat meningkatkan pengaruh kecerdasan intelektual
pada tingkat pemahaman akuntansi secara positif dan signifikan. Artinya
kecerdasan intelektual yang baik dan didukung dengan kecerdasan emosional
yang stabil dapat lebih meningkatkan pemahaman akuntansi mahasiswa.
Kecerdasan emosional memungkinkan seseorang untuk memutuskan dalam
situasi apa dirinya berada lalu bersikap secara tepat didalamnya. Seseorang
dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan
besar ia akan berhasil juga mengembangkan kecerdasan intelektualnya dan
memiliki motivasi untuk berprestasi.
79
3) Kecerdasan spiritual dapat meningkatkan pengaruh kecerdasan intelektual
pada tingkat pemahaman akuntansi secara positif dan signifikan. Artinya
kecerdasan intelektual yang baik dan didukung dengan kecerdasan spiritual
yang dalam dapat meningkatkan pemahaman akuntansi mahasiswa.
Kecerdasan spiritual merupakan landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan kecerdasan intelektual secara efektif. Oleh karena itu,
seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi juga akan
memotivasi mahasiswa untuk lebih giat belajar dan memiliki kreativias yang
tinggi pula.
7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan
melalui hasil penelitian ini baik kepada Program Pascasarjana Universitas
Udayana Denpasar, mahasiswa maupun untuk pengembangan penelitian yang
lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1) Hasil analisis deskriptif menunjukkan variabel kecerdasan intelektual
termasuk dalam klasifikasi tinggi, sehingga disarankan untuk tetap
dipertahankan atau kalau bisa ditingkatkan. Caranya antara lain dengan
memberikan tugas-tugas yang bersifat studi kasus yang lebih menggambarkan
praktek nyata dari ilmu akuntansi.
2) Hasil analisis deskriptif menunjukkan variabel kecerdasan emosional termasuk
dalam klasifikasi cukup, sehingga disarankan untuk ditingkatkan dengan cara
antara lain dengan melatih mahasiswa agar dapat bekerja dalam team.
3) Hasil analisis deskriptif menunjukkan variabel kecerdasan spiritual termasuk
dalam klasifikasi cukup, sehingga disarankan untuk ditingkatkan dengan cara
80
antara lain dengan mengadakan seminar bertema keagamaan, puja bakti
bersama dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
4) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih dalam tidak terbatas
pada variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan
spiritual dalam kaitannya dengan pemahaman akuntansi, melainkan perlu
adanya penambahan variabel lainnya serta diharapkan dapat menggunakan
cakupan obyek penelitian yang lebih luas. Selain itu dalam penelitian lanjutan
diharapkan dapat dikembangkan model analisis yang ada untuk mendapat
hasil yang lebih mendalam.
81
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ari Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosidan Spiritual Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Cetakan Keempat.Jakarta: Arga.
Amram, Joseph Yosi. 2009. “The Contribution of Emotional and SpiritualIntelligences to Effective Business Leadership”. Dissertation of Psychology ofInstitute of Transpersonal Psychology, Palo Alto, California.
Amstrong, Thomas. 2009. 7 Kinds of Smart. Menemukan dan MeningkatkaKecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. Jakarta: GramediaPustaka Utama.
Ananto, Hersan. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritualterhadap Pemahaman Akuntansi. Skripsi Fakultas Ekonomi UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Tidak Dipublikasikan.
Anastasi, A, dan Urbina, S, 2007, Tes Psikologi (Psychological Testing), PT.Prehanllindo, Jakarta.
Ardana, I Cenik, Lerbin R. Aritonang & Elizabeth Sugiarto Dermawan. 2013.”Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, danKesehatan Fisik Untuk Memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi.”Jurnal Akuntansi, Vol. XVII, No. 03, hlm. 444-458.
Arif Kennedy. 2013. “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritualterhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Angkatan 2010.” Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, S. 2008. Pengantar Psikologi Intelegensi. Cetakan Keempat. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE.
Belkaoli, Ahmed Riahi. 2000. Teori Akuntansi. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
Catur Sugianto, 1994. Ekonometrika Terapan, Yogyakarta : BPFE.
Clarken, Rodney H. 2010. “Considering Moral Intelligence as Part of a HolisticEducation”. Journal Education, Northern Michigan University.
82
Cooper, Donald R. & Pamela S. Schindler. 2007. Metode Riset Bisnis (Vol. 2edisi 9). Jakarta: PT. Media Global Edukasi. dan Mahasiswa terhadap EtikaBisnis. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1 No. 2, hlm. 1-19.
Depdikbud, 2010, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Dwijayanti, A. P. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional, KecerdasanIntelektual. Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Sosial terhadap PemahamanAkuntansi. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta.
Dwirandra. 2013. “Pengaruh Perilaku Belajar terhadap Tingkat PemahamanAkuntansi dan Sikap Etis dengan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritualsebagai Variabel Pemoderasi.”
Fahrianta, Riswan Yudhi, Syam, Akhmad Yanz dan Syahdan, Saifhul Anuar,2012, ”Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual MahasiswaAkutansi terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, Vol.4, No.2. hlm.317-326.
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS(Edisi Kedua), Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Goleman, D. 2005. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. EdisiKeenam. Jakarta: PT Gramedia Putaka Utama.
Goleman, Daniel. 2003. Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.
Hair, J.F. Jr., Black, W.C., Babin, B.J., dan Anderson, R.E. 2010. MultivariateData Analysis, 7th ed., NJ, Pearson Prentice Hall.
Hariyoga, Septian dan Suprianto, Edy. 2011. “Pengaruh Kecerdasan Emocional,Perilaku Relajar, dan Budaza Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi DenganKepercayaan Diri sebagai Variable Pemoderasi” Simposium Nasional AkuntansiXIV.
Lesmana, F.B. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepercayaan DiriTerhadap Pemahaman Akuntansi. Tidak diterbitkan. Jember. Fakultas EkonomiUniversitas Jember.
Marcel V.J. Veenman, Pascal Wilhelm, Jos J. Beishuizen. 2004. “The RelationBetween Intellectual and Metacognitive Skills from a DevelopmentalPerspective”. Jurnal Learning and Instruction, No. 13, 89-109.
Mardahlena. 2007. ”Pengaruh Kecerdasan Emosional (Pengenalan Diri,Pengendalian Diri, Motivasi, Empati dan Keterampulan Sosial) Terhadap TingkatPemahaman Matakuliah akuntansi.” Universitas Budi Luhur, Jakarta.
83
Mathews, MR and MHB Perera. 1993, Accounting Theory and Development,Melbourne, Thomas Nelson Australia.
Mawardi. M.Cholid. 2011. “Tingkat Pemahaman Mahasiswa AkuntansiTerhadapa Konsep Dasar Akuntansi di Perguruan Tinggi di Kota Malang”. JurnalAkuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam (UNISMA) Malang.
Mehmet Durgut, Bilal Gerekan, Abdulkadir Pehlivan. 2013. “The Impact ofEmotional Intelligence on the Achievement of Accounting Subject”. Jurnal ofBusiness and Social Science, Vol. 4, No. 13.
Melandy, Rissyo dan Nurna Aziza. 2006. Pengaruh Kecerdasan EmosionalTerhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai VariabelPemoderasi. Padang. Simposium Nasional Akuntansi 1X.
Panangian, Reza. 2012. ”Pengaruh Kecerdasan Emosional dan KecerdasanSpiritual Terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Pendidikan Akuntansi”. ArtikelIlmiah tidak di Publikasikan: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.
Patricia Grant, and Peter McGhee. 2008. “Spirituality and Ethical Bahaviour inthe Workplace: Wishful Thinking or Authentic Reality”. Jurnal of Business Ethicsand Organization Studies, Vol. 13, No. 2.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. 2008. Organizational Behavior. 13th Edition. US:Prentice Hall.
Rachmi, Filia. 2010. ”Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, danPerilaku Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi”. Semarang. Jurnal PendidikanAkuntansi.
Ratu Purana Supraba Wirumananggay. 2008. “Pengaruh Kecerdasan Emosionalterhadap Tingkat Pemahaman Matakuliah Akuntansi.” Fakultas EkonomiUniversitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business, a Skill Building Approach. 4thed. John Wiley & Sons, Inc. NY. Journal Publikasi.
Sternberg, J. Robert. 2008. Psikologi Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:Penerbit Alfabeta.
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press.
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Manajemen:Konsep dan Pengembangan.Bandung: Lingga Jaya.
84
Suwardjono. 2001. “Mamahamkan Akuntansi Dengan Penalaran dan PendekatanSistem”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14 No.3, pp.106-122.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi; Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisiketiga. Yogyakarta: BPFE.
Tikollah, M. R., Triyuwono, I., & Ludigdo, U. 2006. Pengaruh KecerdasanIntelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap SikapEtis Mahasiswa Akuntansi (Studi pada Perguruan Tinggi Negeri di Kota MakasarProvinsi Sulawesi Selatan). Proceeding Simposium Nasional Akuntansi IXPadang.
Trisnawati, E.I. & S. Suryaningsum. 2003. Pengaruh EQ terhadap TingkatPemahaman Akuntansi. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
Vahid Oskou, Mohammad Reza Ashtiani, Mehdi Soltani, KeivanFathi. 2013.“Investigation and Evaluation of Spiritual Intelligence: A DemographicApproach”. Jurnal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 3, No. 17.
Wahab, A dan Umiarso. 2011. Kepemimpinan Pendidikan dan KecerdasanSpiritual. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Yani, Fitri. 2011. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional,Kecerdasan Spiritual Terhadap Pemahaman Akuntansi. Jurnal AkuntansiPendidikan. Universitas Riau.
Yosep, Iyus. 2005. “Pentingnya ESQ (Emosional & Spiritual Quotion) BagiPerawat Dalam Manajemen Konflik.” Disampaikan pada Cerdas, Kreatif,Berwawasan Dan Mandiri (Cerebri) Kegiatan Penerimaan Mahasiswa BaruFakultas Ilmu Keperawatan Unpad, Bandung.
Yulianto. 2009. ”Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual danKecerdasan Spiritual terhadap Pemahaman Akutansi”, Universitas Budi Luhur.
Yusuf, Al Hariyono. 2002. Pengantar Akuntansi 1. Yogyakarta : STIE YKPN.
Zakiah, Farah. 2013. “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosionaldan Kecerdasan Spiritual terhadap Pemahaman Akuntansi”. Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi Universitas Jember.
Zohar, D., dan Marshall, I. 2007. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalamBerpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Diterjemahkanoleh Rahmi Astuti, Ahmad Najib Burhani dan Ahmad Baiquni. Bandung: Mizan.
85
LAMPIRAN
Tabel Penelitian Sebelumnya
No. Penelitian(Tahun) Rumusan Masalah Hipotesis Uji
Statistik Hasil Penelitian/ Kesimpulan
1. Dwijayanti(2009)
Bagaimana pengaruh kecerdasanemosional, kecerdasan intelektual,kecerdasan spiritual dankecerdasan sosial terhadappemahaman akuntansi baik secaraparsial maupun simultan ?
1. Kecerdasan emosionalberpengaruh terhadappemahaman akuntansi.
2. Kecerdasan intelektualberpengaruh terhadappemahaman akuntansi
AnalisisRegresi
Berganda
Kesimpulan:1. Kecerdasan emosional berpengaruh
terhadap pemahaman akuntansi. Halini berarti kecerdasan emosionalberpengaruh positif terhadappemahaman akuntansi.
2. Kecerdasan intelektual berpengaruhterhadap pemahaman akuntansi. Halini berarti kecerdasan intelektualberpengaruh positif terhadappemahaman akuntansi.
2. Zakiah (2009) 1. Apakah kecerdasan intelektual,kecerdasan emosional,kecerdasan spiritualberpengaruh secara parsialterhadap pemahamanakuntansi?
1. Kecerdasan intelektualberpengaruh terhadappemahaman akuntansi.
2. Kecerdasan emosionalberpengaruh terhadappemahaman akuntansi.
3. Kecerdasan Spiritualberpengaruh terhadappemahaman akuntansi.
AnalisisRegresiLinear
Berganda
Kesimpulan:1. Kecerdasan Intelektual berpengaruh
terhadap pemahaman akuntansi. Halini berarti dengan semakin baiknyapenerapan kecerdasan intelektualmaka pemahaman akuntansi juga akanmeningkat.
2. Kecerdasan Emosional berpengaruhterhadap pemahaman akuntansi. Halini berarti dengan semakin baiknyapenerapan kecerdasan emosionalmaka pemahaman akuntansi juga akanmeningkat.
3. Kecerdasan Spiritual berpengaruhterhadap Pemahaman Akuntansi. Halini berarti dengan semakin baiknyapenerapan kecerdasan spiritual makapemahaman akuntansi juga akanmeningkat.
3. Kennedy(2013)
1. Apakah kecerdasan emosionalberpengaruh terhadap tingkatpemahaman akuntansimahhasiswa fakultas ekonomiUMRAH angkatan 2010 ?
2. Apakah kecerdasan spiritualberpengaruh terhadap tingkatpemahaman akuntansimahasiswa fakultas ekonomiUMRAH angkatan 2010 ?
3. Apakah kecerdasan emosionaldan kecerdasan spiritual secarasimultan berpengaruh terhadaptingkat pemahaman akuntansimahasiswa fakultas ekonomiUMRAH angkatan tahun2010?
1. Kecerdasan emosionalberpengaruh terhadaptingkat pemahamanakuntansi.
2. Kecerdasan spiritualberpengaruh terhadaptingkat pemahamanakuntansi.
3. Kecerdasan emosionaldan kecerdasan spiritualsecara simultanberpengaruh terhadaptingkat pemahamanakuntansi .
AnalisisRegresi
Berganda
Kesimpulan:1. Kecerdasan emosional berpengaruh
signifikan terhadap tingkatpemahaman akuntansi mahasiswafakultas ekonomi UMRAH angkatan2010.
2. Kecerdasan spiritual tidak memilikipengaruh terhadap pemahamanakuntansi mahasiswa fakultasekonomi UMRAH angkatan 2010.
3. Secara simultan kecerdasan emosionaldan kecerdasan spiritual berpengaruhsignifikan terhadap pemahamanakuntansi mahasiswa fakultasekonomi UMRAH angkatan 2010.
4. Fahrianta,dkk (2012)
Bagaimana pengaruh ke-cerdasan emosional dankecerdasan spiritual mahasiswaakuntansi terhadap tingkatpema-haman akuntansimahasiswa akuntansi padaperguruan tinggi yang ada diKota Banjarmasin ?
1.Kecerdasan emosionalyang berupa kecakapanpribadi mahasiswaakuntansi mempunyaipengaruh yang positifdan sig-nifikan terhadaptingkat pemahamanakuntansi.
AnalisisRegresiLinear
Berganda
Kesimpulan:1. Secara simultan pengaruh kecerdasan
emosional kecakapan pribadi,kecerdasan emosional kecakapansosial, dan kecerdasan spiritual tidakmemiliki pengaruh yang signifikanterhadap tingkat pemahamanmahasiswa akuntansi.
86
2.Kecerdasan emosionalyang berupa kecakapansosial ma-hasiswaakuntansi mempunyaipengaruh yang positifdan signifikan terhadaptingkat pema-hamanakuntansi.
3.kecerdasan spiritualmahasiswa akuntansimempunyai pengaruhyang positif dansignifikan terhadaptingkat pemahamanakuntansi
2. Secara parsial, bahwa kecerdasanemosional yang berupa kecakapanpribadi mahasiswa akuntansi mempu-nyai pengaruh yang positif tetapitidak signifikan terhadap tingkatpemahaman akuntansi.
5. Hariyoga(2011)
Bagaimana pengaruh kecerdasanemosional, perilaku belajar,budaya terhadap tingkatpemahaman akuntansi sertapengaruh kepercayaan dirisebagai variabel moderating yangmempengaruhi hubungankecerdasan emosional, perilakubelajar, budaya terhadap tingkatpemahaman akuntansi ?
1. Kecerdasan Emosionalberpengaruh terhadapTingkat PemahamanMahasiswa Akuntansi.
2. Perilaku Belajarberpengaruh terhadapTingkat PemahamanMahasiswa Akuntansi.
3. Budaya berpengaruhterhadap TingkatPemahaman MahasiswaAkuntansi.
4. Kepercayaan Dirimahasiswa akuntansimemiliki pengaruhsebagai variabelmoderating yangmempengaruhihubungan KecerdasanEmosional terhadapTingkat PemahamanMahasiswa Akuntansi.
5. Kepercayaan Dirimahasiswa akuntansimemiliki pengaruhsebagai variabelmoderating yangmempengaruhihubungan PerilakuBelajar terhadap TingkatPemahaman MahasiswaAkuntansi.
6. Kepercayaan Dirimahasiswa akuntansimemiliki pengaruhsebagai variabelmoderating yangmempengaruhihubungan Budayaterhadap TingkatPemahaman MahasiswaAkuntansi
AnalisisRegresiLinear
Berganda
Kesimpulan:1. Ada pengaruh positif secara signifikan
antara kecerdasan emosional terhadaptingkat pemahaman akuntansi.
2. Pengaruh positif secara signifikanantara perilaku belajar terhadaptingkat pemahaman akuntansi.
3. Tidak ada pengaruh positif secarasignifikan antara budaya terhadaptingkat pemahaman akuntansi.
4. Variabel kepercayaan diri bukanmerupakan variabel moderating antarakecerdasan emosional dengan tingkatpemahaman akuntansi.
5. Variabel kepercayaan diri merupakanvariabel moderating antara perilakubelajar dengan tingkat pemahamanakuntansi.
6. Ardana, dkk(2013)
1. Apakah Kecerdasan Intelek(KI) dapat digunakan untukmemprediksi Prestasi BelajarMahasiswa (PB) Akuntansi
Kecerdasan Intelektual(KI), KecerdasanEmosional (KE),Kecerdasan Spiritual
Korelasidan Regresi
Linear
Kesimpulan:1. Variabel IQ saja yang berkaitan secara
positif dan signifikan dengan PrestasiBelajar Mahasiswa/IPK.
87
tingkat akhir?2. Apakah Kecerdasan
Emosional (KE) dapatdigunakan untuk memprediksiPrestasi Belajar Mahasiswa(PB) Akuntansi tingkat akhir?
3. Apakah Kecerdasan Spiritual(KS) dapat digunakan untukmemprediksi Prestasi BelajarMahasiswa (PB) Akuntansitingkat akhir?
4. Apakah Kesehatan Fisik (KF)dapat digunakan untukmemprediksi Prestasi BelajarMahasiswa (PB) Akuntansitingkat akhir?
5. Apakah KI, KE, KS, dan KFsecara bersama-sama dapatdigunakan untuk memprediksiPrestasi Belajar Mahasiswa(PB) Akuntansi tingkat akhir?
(KS), dan Kesehatan Fisik(KF), baik secarabersama-sama, maupunsendiri-sendiri
berkaitan dengan PrestasiBelajar Mahasiswa TingkatAkhir Akuntansi
2. Variabel independen lainnya sepertiEQ, PQ, dan SQ, walaupun ketiganyamemiliki arah hubungan positifdengan Prestasi Belajar/IPK sesuaidengan yang dihipotesiskan dalampenelitian ini, namun huhungan ketigavariabel independen ini dengan IPKternyata tidak cukup signifikan.
3. Kemampuan variabel IQ untukmenjelaskan variansi Prestasi BelajarMahasiswa/IPK hanya sebesar 5,2%,sedangkan sisanya sekitar 94,8%ditentukan oleh faktor-faktor lainselain IQ.
88
LAMPIRAN IKUESIONER PENELITIAN
89
KUESIONER
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Udayana
Denpasar yang sedang mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh IQ terhadap
Tingkat PA dengan EQ dan SQ sebagai Variabel Pemoderasi”.
Nama : Nyoman Suadnyana Pasek
NIM : 1291661021
Jurusan : Manajemen Akuntansi
Saya bermaksud mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner ini
yang terkait dengan topik penelitian yang dilakukan. Sehubungan dengan hal
tersebut, saya mohon kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari agar
berkenan mengisi kuisioner ini dengan lengkap, jujur, dan tanpa terpengauhi dari
pihak manapun. Angket kuisioner ini semata-mata digunakan untuk kepentingan
ilmiah, dimana kerahasiaan jawaban yang anda berikan dijamin sepenuhnya.
Atas kerjasama dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Penulis
90
I. Identitas Responden
Petunjuk Pengisian
Mohon Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bersedia mengisi daftar isian berikut
dengan cara memberikan jawaban atau melingkari salah satu pilihan yang
tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
No Responden : ………………… (tidak perlu diisi)
Nama/Inisial : …………………
Usia : ............................ (tahun)
Jenis Kelamin : ............................
Angkatan : ............................
Indeks Prestasi Komulatif : ............................
Asal S1 : ............................ (tahun)
91
II. Kuisioner “Pengaruh IQ terhadap Tingkat PA dengan EQ dan SQ
sebagai Variabel Pemoderasi”
Berikut ini adalah berbagai pertanyaan mengenai variabel penelitian.
Mohon memberikan jawaban yang sebenarnya dengan memberikan tanda
contreng (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda.
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
RR : Ragu-ragu
No.Pernyataan Tanggapan
IQ SS S RR TS STS
Kemampuan Memecahkan Masalah
1. Saya memiliki kemampuan untuk mengenali,menyambung, dan merangka kata-kata.
2. Saya selalu berpikir secara analitis dan kritis dalamsetiap pengambilan keputusan.
3. Saya mempunyai kemampuan logika dalam berpikiruntuk menemukan fakta yang akurat sertamemprediksi resiko yang ada.
4. Ketika diberi suatu pertanyaan dalam suatu masalah,saya bisa langsung menjawab dengan cepat dansigap.Intelegensi Verbal
1 Saya mempunyai kemampuan membaca, menulis,berbicara, serta menyampaikan pendapat denganbaik.
2 Saya sangat penasaran jika suatu pekerjaan yangrumit atau soal yang berhubungan dengan angkabelum diketahui hasil yang benar.
3 Saya ingin lebih mengetahui hal-hal yang belum sayaketahuiIntelegensi Praktis
1 Saya memiliki kemampuan berkomunikasi secaraurut, runtun, tertata, tepat, sistematis, dalampenempatan posisi diri
2 Saya selalu melihat konsekuensi dari setiapkeputusan yang saya ambil.
3 Saya menunjukkan kemampuan nonformal atauminat saya kepada lingkungan sekitar.
92
No.Pernyataan Tanggapan
EQ SS S RR TS STS
Pengenalan Diri
1. Saya dapat mengetahui emosi serta kelebihan dankekurangan yang saya miliki.
2. Saya selalu mengintropeksi diri saya
3. Saya mempunyai kemampuan untuk mendapatkanapa yang saya inginkan.Pengendalian Diri
1. Saya dapat mengelola dan mengendalikan emosi diridalam situasi apapun.
2. Saya mampu menanggapi kritik dan saran secaraefektif.
3. Saya merasa bahwa teman saya akan menjatuhkansaya.
4. Saya mempunyai banyak teman dekat dengan latarbelakang yang beragam.
5. Saya suka mencoba-coba hal baru.
Motivasi
1. Saya mampu memotivasi dan memberikan doronganuntuk selalu maju kepada diri saya sendiri.
2. Komitmen yang saya buat harus tercapai, meskipundengan penuh pengorbanan dan teman terdekat akanmeninggalkan saya.
3. Saya malas mencoba lagi jika pernah gagal padapekerjaan yang sama.
4. Saya mudah menyerah pada saat menjalakan tugasyang sulit.Empati
1. Saya merasa canggung ketika berbicara dengan orangyang tidak saya kenal.
2. Dalam suatu pertemuan, apa yang saya sampaikanselalu menarik perhatian orang lain.
3. Ketika teman-teman saya memiliki masalah, merekameminta nasihat kepada saya.
4. Saya dapat menumbuhkan peluang melalui pergaulandengan bermacam-macam orang.
5. Saya bisa merasakan apa yang dirasakan oleh oranglain, seperti kesedihan dah kebahagiaan.Keterampilan Sosial
1. Pada waktu berbicara dalam suatu diskusi, sayasering salah tingkah karena banyak orang lain yangmemperhatikan.
93
2. Saya mempunyai cara yang meyakinkan agar ide-idesaya dapat diterima orang lain.
3. Saya dapat memecahkan masalah ketika banyakperbedaan pendapat yang mengakibatkan konflik.
4. Saya mampu berorganisasi dan menginspirasi suatukelompok.
5. Saya berpedoman pada etika ketika berhubungandengan orang lain.
6. Saya merasa sulit menemukan orang yang bisa diajakbekerja sama demi tujuan bersama.
7. Saya mampu memberi suasana yang hidup dalamberdiskusi.
No.Pernyataan Tanggapan
SQ SS S RR TS STS
Bersikap Fleksibel
1. Saya dapat secara spontan beradaptasi dengansuasana yang baru.
2. Saya mudah menerima pendapat orang lain secaraterbuka.Kesadaran Diri
1. Saya menyadari posisi saya di antara temantemansaya.
2. Saya tak lupa berdoa sebelum melaksanakan sesuatu
Menghadapi dan Memanfaatkan Penderitaan
1. Cobaan yang datang dari Tuhan saya anggap sebagaiujian keimanan saya.
2. Biasanya saya bersikap sabar menerima kesusahan.
3. Saya selalu berpikir positif dalammenghadapiberbagai persoalan hidup yang sayaalamiMenghadapi dan Melampaui Perasaan Sakit
1. Saya bisa terima ketika mengetahui nilai matakuliahtidak sesuai dengan harapan saya.
2. Saya sangat mudah memaafkan seseorang yang telahmembuat saya marah (sakit hati).Keengganan untuk Menyebabkan Kerugian
1. Biasanya saya segera menyelesaikan pekerjaan yangsudah saya rencanakan dengan tidak mengulur-ngulurwaktu.
2. Saya selalu berusaha tidak melakukan tindakanyangmenyebabkan kerugian atau kerusakan
94
padalingkungan, alam semesta dan makhluk hiduplainnya.Kualitas Hidup
1. Rasanya saya tidak tahu apa prinsip yang menjadipegangan hidup saya.
2. Ketika dalam suatu perdebatan, saya lebih baikmengalah meskipun pendapat saya lebih baik.Berpandangan Holistik
1. Selalu ada makna dibalik peristiwa yang saya alami.
2. Saya meluangkan waktu untuk membantu orang lain.
Kecenderungan Bertanya
1. Saya mampu berimajinasi untuk lebih memahami halyang baru.
2. Ketika ada hal yang tidak saya mengerti sayalangsung bertanya.Bidang Mandiri
1. Saya memberikan uang pada orang lain tanpaberpikir bahwa saya juga memerlukannya.
95
LAMPIRAN IITABULASI DATA HASIL
PENELITIAN
96
Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel PA
Res responden
Nilai Mata Kuliah AkuntansiTeori
AkuntansiKeuangan
AkuntansiManajem
enSeminarAuditing
SeminarAkutansiKeuangan
AnalisisLaporan
Keuanganrata-rata
1 Responden 1 86 88 80 87 88 85.802 Responden 2 85 87 82 87 84 85.003 Responden 3 87 85 83 82 80 83.404 Responden 4 88 85 85 86 88 86.405 Responden 5 87 89 85 86 87 86.806 Responden 6 88 87 84 84 80 84.607 Responden 7 85 85 80 87 80 83.408 Responden 8 85 82 82 83 87 83.809 Responden 9 86 88 82 82 81 83.8010 Responden 10
85 85 81 84 83 83.6011 Responden 11
86 89 85 82 86 85.6012 Responden 12
83 82 83 83 82 82.6013 Responden 13
85 85 79 89 80 83.6014 Responden 14
83 84 85 85 82 83.8015 Responden 15
80 84 78 80 81 80.6016 Responden 16
85 87 85 82 83 84.4017 Responden 17
81 88 81 85 83 83.6018 Responden 18
80 82 77 84 82 81.0019 Responden 19
83 83 78 82 83 81.8020 Responden 20
84 85 85 87 84 85.0021 Responden 21
83 87 82 82 81 83.0022 Responden 22
86 84 78 88 80 83.2023 Responden 23
82 82 80 82 81 81.4024 Responden 24
82 87 85 88 83 85.00
97
25 Responden 2584 82 85 87 83 84.20
26 Responden 2683 87 87 84 80 84.20
27 Responden 2782 82 78 80 81 80.60
28 Responden 2884 88 88 87 85 86.40
29 Responden 2983 82 78 86 82 82.20
30 Responden 3082 88 88 84 84 85.20
31 Responden 3187 83 82 87 88 85.40
32 Responden 3287 85 88 80 87 85.40
33 Responden 3384 87 81 83 80 83.00
34 Responden 3483 88 85 89 82 85.40
35 Responden 3585 86 85 86 81 84.60
36 Responden 3685 89 86 85 85 86.00
37 Responden 3786 88 86 85 86 86.20
38 Responden 3887 87 84 88 85 86.20
39 Responden 3982 80 81 83 82 81.60
40 Responden 4080 84 81 83 82 82.00
41 Responden 4184 84 82 81 83 82.80
42 Responden 4284 85 88 81 84 84.40
43 Responden 4380 86 85 87 88 85.20
44 Responden 4482 87 88 80 82 83.80
45 Responden 4587 85 88 87 85 86.40
46 Responden 4688 87 88 85 86 86.80
47 Responden 4786 88 85 86 87 86.40
48 Responden 4888 89 85 85 86 86.60
98
49 Responden 4983 82 82 82 84 82.60
50 Responden 5084 83 84 87 82 84.00
51 Responden 5182 84 83 88 83 84.00
52 Responden 5281 86 85 80 82 82.80
53 Responden 5380 87 85 85 83 84.00
54 Responden 5480 89 84 88 87 85.60
55 Responden 5589 88 84 83 82 85.20
56 Responden 5685 87 84 88 83 85.40
57 Responden 5787 85 85 87 88 86.40
58 Responden 5888 82 83 85 81 83.80
59 Responden 5981 86 80 81 83 82.20
60 Responden 6088 86 81 80 82 83.40
61 Responden 6180 83 83 84 83 82.60
62 Responden 6287 86 82 80 82 83.40
63 Responden 6387 88 82 80 82 83.80
64 Responden 6487 89 80 87 88 86.20
65 Responden 6589 85 83 82 80 83.80
66 Responden 6680 82 81 83 84 82.00
67 Responden 6782 84 82 80 83 82.20
68 Responden 6882 83 84 83 82 82.80
69 Responden 6983 84 80 82 83 82.40
70 Responden 7084 80 80 83 80 81.40
71 Responden 7183 87 82 83 80 83.00
72 Responden 7281 82 83 82 84 82.40
99
73 Responden 7380 87 83 84 83 83.40
74 Responden 7483 88 83 89 83 85.20
75 Responden 7582 86 82 83 81 82.80
76 Responden 7680 87 83 82 83 83.00
77 Responden 7788 85 82 83 81 83.80
78 Responden 7889 88 80 82 83 84.40
79 Responden 7982 83 81 80 84 82.00
80 Responden 8080 82 84 83 84 82.60
81 Responden 8187 82 83 80 83 83.00
82 Responden 8282 84 83 80 82 82.20
83 Responden 8388 80 82 83 83 83.20
84 Responden 8486 88 82 86 85 85.40
85 Responden 8585 87 83 82 83 84.00
86 Responden 8682 83 81 80 83 81.80
87 Responden 8782 83 83 81 80 81.80
Rata-rata 84.10 85.26 82.92 83.87 83.16 83.86
100
LAMPIRAN IIIHASIL PENGUJIAN INSTRUMEN
101
1. Hasil Uji Validitas Variabel IQ
102
103
104
2. Hasil Uji Validitas Variabel EQ
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
3. Hasil Uji Validitas Variabel SQ
117
118
119
120
1. Hasil Uji Reliabilitas Variabel IQCase Processing Summary
N %Cases Valid 87 100.0
Excluded(a) 0 .0Total 87 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability StatisticsCronbach's
AlphaN ofItems
.789 10
Item Statistics
MeanStd.
Deviation NIQ1 3.7931 1.06899 87IQ2 3.6092 .94446 87IQ3 3.6782 .94616 87IQ4 3.5862 1.04048 87IQ5 3.7471 .89206 87IQ6 3.5517 .98546 87IQ7 3.9425 .90677 87IQ8 3.7356 1.11501 87IQ9 3.7011 .87756 87IQ10 3.6667 .93593 87
Scale Statistics
Mean VarianceStd.
DeviationN ofItems
37.0115 32.732 5.72123 10
121
2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel EQ
Case Processing SummaryN %
Cases Valid 87 100.0Excluded(a) 0 .0Total 87 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
N ofItems
.794 24Item Statistics
MeanStd.
Deviation NEQ1 3.6207 1.08093 87EQ2 3.5747 1.08512 87EQ3 3.6897 1.05995 87EQ4 3.6897 1.04892 87EQ5 3.5747 1.06348 87EQ6 3.4368 1.12788 87EQ7 3.7701 1.12788 87EQ8 3.5057 .98681 87EQ9 3.5517 1.10768 87EQ10 3.5057 1.20920 87EQ11 3.8046 1.07659 87EQ12 3.6437 .93978 87EQ13 3.6667 .85816 87EQ14 3.6207 1.02573 87EQ15 3.7356 .88212 87EQ16 3.5402 .94996 87EQ17 4.0000 .88921 87EQ18 4.0805 .89206 87EQ19 3.4943 .91338 87EQ20 3.4713 .98641 87EQ21 3.7471 1.15354 87EQ22 3.6782 .97043 87EQ23 3.5402 1.09761 87EQ24 3.5977 1.08327 87
Scale Statistics
Mean VarianceStd.
DeviationN ofItems
87.5402 106.623 10.32586 24
122
3. Hasil Uji Reliabilitas Variabel SQ
Case Processing SummaryN %
Cases Valid 87 100.0Excluded(a) 0 .0Total 87 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability StatisticsCronbach's
AlphaN ofItems
.760 18
Item Statistics
MeanStd.
Deviation NESQ1 3.7011 .95376 87ESQ2 3.5632 .88530 87ESQ3 3.6437 .95207 87ESQ4 3.6322 .73318 87ESQ5 3.7586 1.07796 87ESQ6 3.5977 1.09396 87ESQ7 3.5632 1.05325 87ESQ8 3.6322 1.07957 87ESQ9 3.5517 1.07572 87ESQ10 3.4943 1.12966 87ESQ11 3.6782 .89565 87ESQ12 3.7011 1.01288 87ESQ13 3.6667 .99612 87ESQ14 3.5747 1.03015 87ESQ15 3.7241 1.13803 87ESQ16 3.6667 1.07473 87ESQ17 3.7126 .96338 87ESQ18 3.5632 1.00812 87
Scale Statistics
Mean VarianceStd.
DeviationN ofItems
65.4253 42.736 6.53725 18
123
LAMPIRAN IVHASIL UJI ASUMSI KLASIK
124
1. Hasil Uji NormalitasOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
UnstandardizedResidual
N 87NormalParameters(a,b)
Mean .0000000
Std. Deviation 1.66853958Most ExtremeDifferences
Absolute .121
Positive .121Negative -.108
Kolmogorov-Smirnov Z 1.132Asymp. Sig. (2-tailed) .154
a Test distribution is Normal.b Calculated from data.
2. Hasil Uji Multikolonearitas
Variables Entered/Removed(b)
ModelVariablesEntered
VariablesRemoved Method
1
SQ, EQ, IQ(a) . Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: PA
Model Summary
Model R R SquareAdjustedR Square
Std. Errorof the
Estimate1 .749(a
) .561 .543 12.69843
a Predictors: (Constant), SQ, EQ, IQ
ANOVA(b)
ModelSum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
1 Regression .574 3 .191 12.066 .000(a)Residual 239.426 83 2.885Total 240.000 86
a Predictors: (Constant), SQ, EQ, IQb Dependent Variable: PA
125
Coefficients(a)
ModelUnstandardized
CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.
CollinearityStatistics
BStd.
Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 17.046 2.018 8.447 .000
IQ .364 .039 .256 5.421 .000 .673 1.485EQ .256 .021 .232 3.267 .000 .727 1.376SQ .262 .034 .221 2.758 .003 .686 1.457
a Dependent Variable: PA
Collinearity Diagnostics(a)
Model Dimension Eigenvalue
ConditionIndex Variance Proportions
(Constant) IQEQ SQ (Constant) IQ
1 1 3.976 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .013 17.730 .14 .87 .03 .02
3 .007 23.455 .16 .01 .96 .13
4 .005 29.572 .70 .11 .00 .85
a Dependent Variable: PA
126
3. Hasil Uji HeterokedastisitasVariables Entered/Removed(b)
Model Variables EnteredVariablesRemoved Method
1 SQ,EQ,IQ(a)
. Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: Res_2
Model Summary
Model R R SquareAdjustedR Square
Std. Error of theEstimate
1 .152(a) .023 -.013 1.67464a Predictors: (Constant), SQ, EQ, IQ
ANOVA(b)
ModelSum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
1 Regression 5.413 3 1.804 .643 .589(a)Residual 229.962 82 2.804Total 235.375 85
a Predictors: (Constant), SQ, EQ, IQb Dependent Variable: Res_2
Coefficients(a)
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients t Sig.
BStd.
Error Beta BStd.
Error1 (Constant) -1.978 1.990 -.994 .323
IQ .017 .039 .057 .431 .668EQ .021 .021 .131 1.015 .313SQ -.007 .034 -.028 -.208 .835
a Dependent Variable: Res_2
127
LAMPIRAN VHASIL ANALISIS DESKRIPTIF
128
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum MeanStd.
Deviation VarianceIQ 87 24.00 45.00 37.0115 5.72123 32.732EQ 87 60.00 106.00 87.5402 10.32586 106.623SQ 87 48.00 79.00 65.4253 6.53725 42.736PA.Y 87 80.60 86.80 83.8644 1.58055 2.498Valid N(listwise) 87
129
LAMPIRAN VIHASIL ANALISIS REGRESI
130
1. Hasil Analisis Regressi Sederhana
Variables Entered/Removed(b)
ModelVariablesEntered
VariablesRemoved Method
1 IQ(a) . Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: PAModel Summary
Model R R SquareAdjustedR Square
Std. Errorof the
Estimate1 .635(a) .403 .400 1.67929
a Predictors: (Constant), IQ
ANOVA(b)
ModelSum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
1 Regression .299 1 .299 6.106 .000(a)Residual 239.701 85 2.820Total 240.000 86
a Predictors: (Constant), IQb Dependent Variable: PA
Coefficients(a)Model Unstandardized
CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.
BStd.
Error Beta1 (Constant) 16.619 1.185 14.022 .000
IQ .310 .032 .353 4.325 .000a Dependent Variable: PA
2. Hasil Moderated Regression Analysis (MRA)
131
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables EnteredVariablesRemoved Method
1 SQ, EQ, IQ(a). Enter
a All requested variables entered.b Dependent Variable: PA
Model Summary
Model R R SquareAdjustedR Square
Std. Errorof the
Estimate1 .749(a) .561 .543 12.69843
a Predictors: (Constant), SQ, EQ, IQ
Change StatisticsR SquareChange F Change df1 df2
Sig. FChange
.239 3.663 3 83 .000
ANOVA(b)
ModelSum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
1 Regression .574 3 .191 12.066 .000(a)
Residual 239.426 83 2.885
Total 240.000 86a Predictors: (Constant), SQ, EQ, IQb Dependent Variable: PA
Coefficients(a)
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Beta
132
Error
1 (Constant) 17.046 2.018 8.447 .000IQ .364 .039 .256 5.421 .000EQ .256 .021 .234 3.267 .000SQ .262 .034 .221 2.758 .003IQ-EQ .629 .060 .327 6.281 .000IQ-SQ .626 .073 .321 6.203 .000
a Dependent Variable: PA
top related