i TESIS PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL PADA PEMAHAMAN AKUNTANSI DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI NYOMAN SUADNYANA PASEK NIM: 1291661021 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
148
Embed
pengaruh kecerdasan intelektual pada pemahaman akuntansi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
TESIS
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL PADAPEMAHAMAN AKUNTANSI DENGAN KECERDASAN
EMOSI DAN KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAIVARIABEL PEMODERASI
NYOMAN SUADNYANA PASEK
NIM: 1291661021
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
ii
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL PADAPEMAHAMAN AKUNTANSI DENGAN KECERDASAN
EMOSI DAN KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAIVARIABEL PEMODERASI
Tesis untuk memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
NYOMAN SUADNYANA PASEK
NIM: 1291661021
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL …………….
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.A.A.N.B. Dwirandra, SE, MSi, Ak. Dr.I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE, MSi.NIP. 19641223 199303 1 001 NIP. 19670501 199203 2 002
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister AkuntansiProgram PascasarjanaUniversitas Udayana,
Dr. Dewa Wirama, SE, MSBA., AkNIP. 19641224 199103 1 002
Judul Tesis : Pengaruh Kecerdasan Intelektual pada Pemahaman Akuntansi
dengan Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual sebagai
Variabel Pemoderasi.
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah ini bebas dari plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas Republik Indonesia No.
17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, …………
Nyoman Suadnyana Pasek
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
akhirnya tesis yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Intelektual pada
Pemahaman Akuntansi dengan Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual
sebagai Variabel Pemoderasi”, dapat terselesaikan.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis sampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya dan terimakasih sedalam-dalamnya kepada Prof. Dr. dr. Ketut
Suastika, Sp. PD-KEMD sebagai Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A
Raka Sudewi Sp.S(K) sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program
Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Ucapan terimakasih juga
ditunjukkan kepada Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak., sebagai Ketua
Program Studi Magister Akuntansi Universitas Udayana yang telah memberikan
bantuan moral, pikiran dan tenaga selama proses pendidikan dan memberikan arahan
serta bimbingan selama penelitian sampai pada penyelesaian tesis ini.
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Dr.A.A.N.B.
Dwirandra, SE, MSi, Ak., selaku pembimbing I dan Dr.I.G.A. Made Asri Dwija
Putri, SE, MSi., selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi dan
dorongan untuk penyelesaian tesis ini. Tidak lupa pada kesempatan ini penulis juga
menyampaikan rasa terimakasih kepada para tim Penguji tesis lainnya yaitu, Dr. Drs.
I Made Sukartha, Msi., AK, Dr. Made Gede Wirakusuma SE., Msi, Dr. I Made
Sadha Suardika, SE., M.Si., Ak., yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan
serta koreksi demi penyempurnaan tesis ini.
vii
Ucapan terimakasih yang penulis juga sampaikan kepada seluruh pengelola,
dosen dan pegawai pada Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana
Universitas Udayana, yang telah banyak memberikan bantuan dan layanan selama
proses pendidikan sampai pada penyelesaian tesis ini. Rekan-rekan mahasiswa
Magister Akuntansi Universitas Udayana Angkatan X, yang tidak berhenti-hentinya
saling memberikan motivasi dan memacu semangat serta doa selama menempuh
proses pendidikan hingga akhir studi dapat dilalui dengan baik. Keluarga serta
teman-teman yang selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dari awal proses pendidikan
hingga penyelesaian tesis ini.
Denpasar, April 2015
Penulis
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektualpada tingkat pemahaman akuntansi, yang dimoderasi oleh kecerdasan emosional dankecerdasan spritual.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatoryresearch, yang akan menjelaskan hubungan kausal antara variabel independentersebut terhadap variabel dependen dengan dua variabel pemoderasi. Pengumpulandata dilakukan melalui kuesioner dan data sekunder. Sedangkan analisis data yangdigunakan meliputi analisis deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis verifikatifdengan menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa (1) kecerdasan intelektualberpengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Artinya dengankecerdasan intelektual yang baik maka mahasiswa akan lebih mudah memahamitentang pemahaman akuntansi, (2) kecerdasan emosional dapat meningkatkanpengaruh kecerdasan intelektual pada tingkat pemahaman akuntansi secara positifdan signifikan. (3) kecerdasan spiritual dapat meningkatkan pengaruh kecerdasanintelektual pada tingkat pemahaman akuntansi secara positif dan signifikan.
Kata Kunci: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, KecerdasanSpiritual, Pemahaman Akuntansi.
ix
ABSTRACT
This study aims to reveal the effect of the intellectual at the level ofunderstanding of accounting, moderating by emotional intelligence and spiritualintelligence.
The method used in this research is explanatory research, which wouldexplain the causal relationship between the independent variable on the dependentvariable that is reinforced by moderating variables through hypothesis testing. Datacollected through questionnaires and secondary data. While the data analysisincludes descriptive analysis, the classical assumption test and verification analysisusing Moderated Regression Analysis (MRA).
Based on the results of this research is that (1) the intellectual positive andsignificant impact on the understanding of accounting. This means that with goodintelligence quotient, the student will be easier to understand about theunderstanding of accounting, (2) emotional intelligence can enhance intellectualinfluence on the level of understanding of accounting is positive and significant. (3)spiritual intelligence can enhance intellectual influence on the level of understandingof accounting is positive and significant. Therefore, someone who has a highspiritual intelligence will also motivate students to study harder and have highercreativity.
positif dan signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Wirumananggay,
2008) dan kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap pemahaman
akuntansi (Yulianto, 2009). Demikian juga dengan penelitian Durgut, dkk (2013)
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh pada pemahaman subyek
akuntansi.
Dalam memahami akuntansi adanya kecerdasan intelektual merupakan hal
yang penting juga untuk dipertimbangkan. Mahasiswa akuntansi yang memiliki
kecerdasan intelektual yang baik tentu memiliki pemahaman akuntansi yang baik
pula. Penelitian Ludigdo, dkk (2006) menemukan bahwa kecerdasan intelektual
berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi yang merupakan
dasar untuk berprestasi. Namun penelitian Yulianto (2009) menemukan bahwa
kecerdasan intelektual tidak berpengaruh signifikan terhadap pemahaman
akuntansi.
Dwijayanti (2009) mengatakan bahwa kecerdasan intelektual adalah
kemampuan yang di butuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental
berpikir, menalar dan memecahkan masalah pada kecerdasan emosional. Menurut
Melandy dan Aziza (2006) menyatakan bahwa, kecerdasan emosional adalah
kecerdasan untuk menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan
untuk mengendalikan emosi sehingga memberikan dampak yang positif.
Kecerdasan emosional dapat membantu membangun hubungan dalam menuju
kebahagiaan dan kesejahteraan. Sedangkan kecerdasan spiritual menurut
Panangian (2012) kecerdasan spritual adalah kecerdasan yang sudah ada dalam
setiap manusia sejak lahir yang membuat manusia menjalani hidup penuh makna,
4
selalu mendengarkan suara hati nuraninya, tak pernah merasa sia-sia, semua yang
dijalaninya selalu bernilai.
Namun, Rachmi (2010) mengkhawatirkan akan ketidakjelasan pada
industri akuntansi yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi akuntansi, hal ini
dikarenakan banyak perguruan tinggi tidak mampu membuat anak didiknya
menguasai dengan baik pengetahuan dan keterampilan hidup. Mahasiswa terbiasa
dengan pola belajar menghafal tetapi tidak memahami pelajaran tersebut,
sehingga mahasiswa akan cenderung mudah lupa dengan apa yang pernah
dipelajari atau kesulitan untuk memahami apa yang diajarkan selanjutnya.
Akuntansi bukanlah bidang studi yang hanya menggunakan angka-angka dan
menghitung penjumlahan atau pengurangan, akan tetapi akuntansi juga
merupakan bidang studi yang menggunakan penalaran yang membutuhkan logika.
Hal tersebut didukung oleh temuan penelitian Dwirandra (2013) yang
menyebutkan kinerja mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)
dan Magister Akuntansi (MAKSI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unud
menunjukkan jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai A (tingkat pemahaman
maksimal) dalam beberapa mata kuliah pokok akuntansi rata-rata tidak lebih dari
33,75% untuk progam PPAk dan 46,63% untuk program MAKSI. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman akuntansi mahasiswa PPAk dan MAKSI masih
rendah. Kondisi yang menyebabkan mahasiswa program tersebut sulit memahami
akuntansi di dunia kerja.
Kekhawatiran yang di ungkapkan Rachmi (2010) disebabkan karena masih
banyak program pendidikan yang berpusat pada kecerdasan intelektual.
5
Kecerdasan intelektual ini diukur dari nilai ujian dan indeks prestasi. Nilai rapor
yang baik, indeks prestasi yang tinggi, atau sering juara kelas merupakan tolak
ukur dari kesuksesan seseorang. Tolak ukur ini tidak salah tetapi tidak seratus
persen bisa dibenarkan. Terdapat faktor lain yang menyebabkan seseorang
menjadi sukses yaitu adanya kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Hasil penelitian Yoseph (2005) dan beberapa Riset di Amerika
memperlihatkan bahwa kecerdasan intelektual hanya memberi kontribusi 20
persen terhadap kesuksesan hidup seseorang. Sisanya, 80 persen bergantung pada
kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritualnya. Faktor lain selain kecerdasan tidak
diteliti dalam penelitian ini. Bahkan dalam hal keberhasilan kerja, kecerdasan
intelektual hanya berkontribusi empat persen. Hasil penelitian ini didukung oleh
hasil penelitian Amram (2009) dari Institute Transpersonal Psychology yang
menemukan bahwa kecerdasan emocional dan kecerdasan spiritual berpengaruh
terhadap efektivitas kepemimpinan seorang Chief Executive Officer (CEO).
Trisnawati dan Suryaningrum (2003) mengidentifikasi salah satu keluaran
dari proses pengajaran akuntansi dalam kemampuan intelektual yang terdiri dari
keterampilan teknis, dasar akuntansi dan kapasitas untuk berpikir kritis dan
kreatif. Selain ini juga kemampuan komunikasi organisasional, interpersonal, dan
sikap. Oleh karena akuntan harus memiliki kompetensi ini, maka pendidikan
tinggi akuntansi bertanggungjawab mengembangkan keterampilan mahasiswanya
untuk memiliki tidak hanya kemampuan dan pengetahuan di bidang akuntansi
tetapi juga kemampuan lain yang diperlukan untuk berkarier di lingkungan yang
selalu berubah dan ketat persaingannya yakni kecerdasaan emosional.
6
Goleman (2003) menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai
rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik
kinerja seseorang sudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya
dalam hidup. Sebaliknya ia menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus
seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari
mereka yang berprestasi biasa-biasa saja, selain kecerdasan akal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan orang dalam bekerja. Ia juga tidak
mempertentangkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional, melainkan
memperlihatkan adanya kecerdasan yang bersifat emosional, ia berusaha
menemukan keseimbangan cerdas antara emosi dan akal. Kecerdasan emosional
menentukan seberapa baik seseorang menggunakan keterampilan-keterampilan
yang dimilikinya, termasuk keterampilan intelektual. Paradigma lama
menganggap yang ideal adalah adanya nalar yang bebas dari emosi, paradigma
baru menganggap adanya kesesuaian antara kepala dan hati.
Trisnawati dan Suryaningrum (2003) menyatakan bahwa kecerdasan
emosional dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang dijalani seseorang. Semakin
banyak aktifitas atau pengalaman seseorang dalam berorganisasi dan semakin
tinggi pengalaman kerja maka kecerdasan emosional mahasiswa akan semangkin
tinggi. Sedangkan kualitas lembaga pendidikan tinggi akuntansi tidak
memberikan pengaruh yang berarti terhadap kecerdasan emosional seorang
mahasiswa.
Ananto (2010) menyatakan bahwa pembelajaran yang hanya berpusat
pada kecerdasan intelektual tanpa menyeimbangkan sisi spiritual akan
7
menghasilkan generasi yang mudah putus asa, depresi, suka tawuran bahkan
menggunakan obat-obat terlarang, sehingga banyak mahasiswa yang kurang
menyadari tugasnya sebagai seorang mahasiswa yaitu belajar. Kurangnya
kecerdasan spiritual dalam diri seorang mahasiswa akan mengakibatkan
mahasiswa kurang termotivasi untuk belajar dan sulit untuk berkonsentrasi,
sehingga mahasiswa akan sulit untuk memahami suatu mata kuliah. Sementara
itu, mereka yang hanya mengejar prestasi berupa nilai atau angka dan
mengabaikan nilai spiritual, akan menghalalkan segala cara untuk mendapakan
nilai yang bagus, mereka cenderung untuk bersikap tidak jujur seperti mencontek
pada saat ujian. Oleh karena itu, kecerdasan spiritual mampu mendorong
mahasiswa mencapai keberhasilan dalam belajarnya karena kecerdasan spritual
merupakan dasar untuk mendorong berfungsinya secara efektif kecerdasan
intelektual dan kecerdasan emosional.
Ginanjar (2007) menyatakan bahwa ketiga bentuk kecerdasan di atas
sangat penting dan harus dikembangkan dalam kehidupan seseorang. Hal ini
disebabkan karena kecerdasan intelektual dibutuhkan untuk mengatasi masalah-
masalah yang kognitif, kecerdasan emosional diperlukan untuk mengatasi
masalah afektif, dan kecerdasan spiritual digunakan untuk mengatasi masalah
bermakna dalam menjalani kehidupan.
Pada penelitian terdahulu ditemukan beberapa hasil yang berbeda dalam
meneliti pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual pada pemahaman akuntansi, diantaranya pada kecerdasan intelektual
yaitu penelitian Yani (2011) yang menyatakan bahwa kecerdasan intelektual
8
berpengaruh pada pemahaman akuntansi. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Veenman, dkk (2004). Namun hasil tersebut tidak konsisten dengan
peneliti Dwijayanti (2009). Sedangkan untuk kecerdasan emosional hasil yang
berpengaruh pada pemahaman akuntansi ditemukan penelitian Rachmi (2010),
Yani (2011), Durgut, dkk (2013) dan Amram (2009). Hasil berbeda ditemukan
pada penelitian Trisnawati dan Suryaningrum (2003). Selanjutnya, hasil penelitian
yang dilakukan oleh Rachmi (2010) yang menyatakan bahwa kecerdasan spiritual
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian McGhee dan Grant (2008), Oskou (2013) dan Clarken (2010).
Namun hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dwijayanti (2009) dan Yani (2011).
Dari uraian di atas adanya inkonsistensi hasil penelitian pengaruh
langsung kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
baik secara individual maupun secara serentak. Hal ini mendorong dilakukannya
penelitian yang menempatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
sebagai variabel pemoderasi dari pemahaman akuntansi. Hal tersebut dikarenakan
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual mampu mendorong mahasiswa
mencapai keberhasilan dalam belajarnya karena merupakan dasar untuk
mendorong berfungsinya secara efektif kecerdasan intelektual.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin menguji kembali pengaruh
kecerdasan intelektual pada pemahaman akuntansi Program Pascasarjana
Universitas Udayana Denpasar. Peneliti memilih Universitas Udayana Denpasar
khususnya Program Pascasarjana Akuntansi merupakan salah satu lembaga
9
pendidikan tinggi yang dipandang memiliki potensi besar untuk mencetak tenaga-
tenaga profesional di bidang akuntansi sesuai dengan visi misi dan standar
kompetensi jurusan yaitu cerdas, berkualitas, bermoral dan berdaya saing tinggi
serta memahami dan memiliki kompetensi di bidang akuntansi.
Nilai lebih dari penelitian yang akan dilakukan dibandingkan dengan
penelitian terdahulu adalah penempatan variabel kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual sebagai variabel moderator. Jika pada penelitian terdahulu
dianalisis pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual baik secara sendiri-sendiri maupun secara serentak terhadap pemahaman
akuntansi, maka pada penelitian yang akan dilakukan akan dianalisis pengaruh
kecerdasan intelektual pada pemahaman akuntansi. Selanjutnya dianalisis apakah
pengaruh kecerdasan intelektual pada pemahaman akuntansi ini
diperkuat/diperlemah oleh kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat dikemukakan dalam research questions sebagai
berikut:
1) Apakah kecerdasan intelektual berpengaruh pada tingkat pemahaman
akuntansi ?
2) Apakah kecerdasan emosional dapat memperkuat pengaruh kecerdasan
intelektual pada tingkat pemahaman akuntansi?
3) Apakah kecerdasan spiritual dapat memperkuat pengaruh kecerdasan
intelektual pada tingkat pemahaman akuntansi?
10
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari, menggali,
menghubungkan dan memprediksi suatu kejadian. Setiap penelitian yang
dilakukan memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual pada tingkat
pemahaman akuntansi.
2) Untuk mengetahui pengaruh kemampuan kecerdasan intelektual pada
tingkat pemahaman akuntansi yang dapat diperkuat oleh kecerdasan
emosional.
3) Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual pada tingkat
pemahaman akuntansi yang dapat diperkuat oleh kecerdasan spiritual.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan terutama pada bidang akuntansi keperilakuan
dan dapat memberikan bukti empiris dan konfirmasi konsistensi dengan hasil
penelitian sebelumnya serta sebagai referensi dan sumbangan pemikiran bagi
berbagai pihak yang akan mengadakan kajian lebih luas tentang pengaruh
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap
pemahaman akuntansi dan tingkat pemahaman etis mahasiswa akuntansi.
11
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan tambahan pengetahuan untuk memperluas pandangan atau
wawasan mengenai pentingnya kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual terhadap pemahaman akuntansi serta untuk mengembangkan
tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi sebagai cikal bakal lahirnya seorang
akuntan yang akan terjun ke masyarakat.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Kecerdasan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010), mengartikan kecerdasan sebagai
perihal cerdas (sebagai kata benda), atau kesempurnaan perkembangan akal budi
(seperti kepandaian dan ketajaman fikiran). Kecerdasan memiliki pengertian yang
sangat luas sebagaimana yang dikemukakan oleh Yani (2011: 53), Susanto (2004:
68), Amstrong (2009: 71) dan Lesmana (2010:31). Para ahli psikologis
mengartikan kecerdasan sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk
memperoleh pengetahuan, menguasai dan mempraktekkannya dalam pemecahan
suatu masalah (Yani, 2011: 53).
Susanto (2004:68) menyatakan kecerdasan merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk melihat suatu masalah lalu menyelesaikannya atau
membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain. Amstrong (2009: 71)
menyatakan kecerdasan adalah kemampuan untuk menangkap situasi baru serta
kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang.
Binet seorang psikologis Prancis, mengatakan bahwa kecerdasan adalah
kemampuan untuk menetapkan dan mempertahan suatu tujuan untuk mengadakan
penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan untuk untuk bersikap kritis terhadap
diri sendiri (Lesmana, 2010:31). Gardner seorang Psikologis Amerika mengatakan
bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan
menghasilkan produk dalam suatu aturan yang bermacam-macam dan situasinya
13
yang nyata (Yani, 2011:61). Dengan demikian, dari beberapa pengertian di atas
kecerdasan dapat diartikan sebagai kesempurnaan akal budi seseorang yang
diwujudkan dalam suatu kemampuan untuk memperoleh kecakapan-kecakapan
tertentu dan untuk memecahkan suatu persoalan atau masalah dalam kehidupan
secara nyata dan tepat.
2.1.2 Konsep
2.1.2.1 Pemahaman Akuntansi
1) Pengertian Pemahaman
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010: 74) Pemahaman
berasal dari kata paham yang artinya pengertian; pengetahuan yang
banyak. Jika mendapat imbuhan pe-an menjadi pemahaman, artinya (1)
proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari
baik-baik supaya paham). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman
adalah suatu proses, dan cara mempelajari baik-baik supaya paham dan
pengetahuan banyak.
Panangian (2012) menyatakan bahwa pemahaman bukan kegiatan
berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi
atau dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi
lain didalam (sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan
pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan
suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam
orang lain.
14
Panangian (2012) menyatakan pemahaman (comprehension),
kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar
mengajar. Menurut Bloom “Here we are using the tern “comprehension“
to include those objectives, behaviors, or responses which represent an
understanding of the literal message contained in a communication.“
Artinya : Disini menggunakan pengertian pemahaman mencakup tujuan,
tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu pemahaman pesan
tertulis yang termuat dalam satu komunikasi. Oleh sebab itu siswa dituntut
memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan
menghubungkan dengan hal-hal yang lain.
Panangian (2012) menyatakan pemahaman sendiri dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
a. Menurut suatu terjadinya, pemahaman dapat dibedakan menjadi dua
macam:
1) Dengan sengaja ialah dengan sadar dan sungguh-sungguh
memahami, hasilnya akan lebih mendalam.
2) Tidak sengaja ialah dengan tidak sadar ia memperoleh suatu
pengetahuan, hasilnya tidak mendalam dan tidak teratur.
b. Menurut cara memahaminya, pemahaman dapat dibedakan menjadi
dua macam :
15
1) Secara mekanis ialah menghafal secara mesin dengan tidak
menghiraukan apa artinya, hasil dari pemahaman ini biasanya
tidakakan tahan lama dan akan cepat lupa.
2) Secara logis ialah menghafal dan mengenal artinya, hasil dari
pemahaman ini akan lebih bertahan lama dan tidak akan cepat
lupa.
Dengan demikian jelaslah, bahwa comprehension atau pemahaman
merupakan unsur psikologi yang sangat penting dalam belajar. Dari
pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah
pengertian dan pengetahuan yang mendalam serta beralasan mengenai
reaksi-reaksi pengetahuan atau kesadaran untuk dapat memecahkan
masalah suatu problem tertentu dengan tujuan mendapatkan kejelasan.
2) Pengertian Akuntansi
Akuntansi memiliki berbagai macam pengertian tetapi pada
dasarnya sama, hal tersebut dikarenakan akuntansi telah mengalami
perkembangan makna. Ada beberapa pengertian akuntansi, oleh
Suwardjono (2001), Baridwan (2004: 1) dan Yusuf (2002: 4).
Suwardjono (2001) menyatakan akuntansi merupakan seperangkat
pengetahuan yang luas dan komplek. Cara termudah untuk menjelaskan
pengertian akuntansi dapat dimulai dengan mendefinisikannya. Akan
tetapi, pendekatan semacam ini mengandung kelemahan. Kesalahan dalam
pendefinisian akuntansi dapat menyebabkan kesalahan pemahaman arti
sebenarnya akuntansi. Akuntansi sering diartikan terlalu sempit sebagai
16
proses pencatatan yang bersifat teknis dan prosedural dan bukan sebagai
perangkat pengetahun yang melibatkan penalaran dalam menciptakan
prinsip, prosedur, teknis, dan metoda tertentu.
Baridwan (2004: 1) menyebutkan akuntansi adalah suatu kegiatan
jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang
mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat
digunakan dalam pengambilan keputusankeputusan ekonomi dalam
memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan. Yusuf (2002: 4)
mengatakan akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan,
pengikhtisaran dan penganalisaan data keuangan dari suatu organisasi.
Definisi akuntansi menurut Suwardjono (2005: 10) dibedakan
menjadi dua pengertian yaitu sebegai seperangkat pengetahuan (a body of
knowledge) dan fungsi (function). Sebagai seperangkat pengetahuan
Akuntansi di definisikan sebagai:
Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaanpenyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unitorganisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan carapenyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yangberkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilankeputusan.
Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi, atau praktik akuntansi
dapat didefinisikan sebagai:
Proses pengindefikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan,pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian datakeuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unitorganisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yangrelevan bagi pihak yang berkepentingan.
17
3) Pengertian Pemahaman Akuntansi
Pemahaman akuntansi menurut Mawardi (2011) terdiri dari tiga
konsep dasar bagian utama yaitu aktiva, hutang dan modal. Dalam
pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud
saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum
dialokasikan (deffered changes) atau biaya yang masih harus dialokasikan
pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud
lainnya (intangible asset) misalnya goodwill, hak paten, hak menerbitkan
dan sebagainya. Pemahaman akuntansi merupakan sejauh mana
kemampuan untuk memahami akuntansi baik sebagai seperangkat
pengetahuan (body of knowledge) maupun sebagai proses atau praktik.
Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh dosen.
Suwardjono (2005: 4) menyebutkan pengetahuan akuntansi dapat
dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi
(keahlian) yang dipraktekkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu
disiplin pengetahuan yang diajarkan diperguruan tinggi. Akuntansi sebagai
4. Berdasarkan nilai minimum dan maksimun data respon responden dan panjang
interval kelas di atas maka masing-masing variabel penelitian dapat
diklasifikasi sebagai berikut :
a. Rata-rata respon responden untuk variabel IQ sebesar 37,01 masuk dalam
klasifikasi IQ tinggi.
Rentang Klasifikasi Klasifikasi Rata-rata DataRespon IQ
24 <= IQ < 28,20 Sangat Rendah28,21 <= IQ < 32,40 Rendah32,41 <= IQ < 36,60 Cukup Tinggi36,61 <= IQ < 40,80 Tinggi 37,0140,81 <= IQ < 42,09 Sangat Tinggi
Sumber: Lampiran V.
b. Rata-rata respon responden untuk variabel EQ sebesar 87,54 masuk dalam
klasifikasi EQ cukup tinggi.
Rentang Klasifikasi Klasifikasi Rata-rata Data ResponEQ
60,00 <= EQ < 69,20 Sangat Rendah69,21 <= EQ < 78,40 Rendah78,41 <= EQ < 87,60 Cukup Tinggi 87,5487,61 <= EQ < 96,80 Tinggi96,81 <= EQ < 106,00 Sangat Tinggi
Sumber: Lampiran V.
70
c. Rata-rata respon responden untuk variabel SQ sebesar 65,43 masuk dalam
48,00 <= SQ < 54,20 Sangat Rendah54,21 <= SQ < 60,40 Rendah60,41 <= SQ < 66,60 Cukup Tinggi 65,4366,61 <= SQ < 72,80 Tinggi72,81 <= SQ < 79,00 Sangat Tinggi
Sumber: Lampiran V.
d. Rata-rata respon responden untuk variabel PA sebesar 83,86 masuk dalam
klasifikasi PA cukup baik.
Rentang Klasifikasi Klasifikasi Rata2 DataRespon
80,60 <= PA < 81,84 Sangat Tidak Baik81,85 <= PA < 83,08 Tidak Baik81,09 <= PA < 84,32 Cukup Baik 83,8684,33 <= PA < 85,56 Baik85,57 <= PA < 86,80 Sangat Baik
Sumber: Lampiran V.
5.4 Uji Kelayakan Model (Uji F) dan Koefisien Determinasi
Pengujian Kelayakan Model (Uji F) bertujuan untuk mengetahui
kelayakan model regresi digunakan sebagai alat analisis untuk menguji pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependennya. Hasil uji kelayakan model
Berdasarkan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai konstanta sebesar 17,046 artinya apabila variabel IQ , EQ , SQ dan
interaksi antar variabel independen sama dengan 0 (nol) maka pemahaman
akuntansi adalah sebesar 17,046 satuan. Kemungkinan pemahan akuntansi
ini telah dimiliki mahasiswa MAKSI karena telah lulus S1 akuntansi atau
PPAK maupun bisa diperoleh di tempat kerja.
2. Nilai koefisien regresi IQ sebesar 0,364 artinya, apabila variabel IQ
meningkat sebesar 1 satuan maka variabel tingkat pemahaman akuntansi
akan meningkat sebesar 0,364 satuan, dengan asumsi variabel lainnya
konstan ( ceteris varibus ).
3. Nilai koefisien regresi EQ sebesar 0,256 artinya, apabila variabel EQ
meningkat sebesar 1 satuan maka variabel tingkat pemahaman akuntansi
akan meningkat sebesar 0,256 satuan dengan asumsi variabel lainnya
konstan ( ceteris varibus ).
4. Nilai koefisien regresi SQ sebesar 0,262 artinya, apabila variabel SQ
meningkat sebesar 1 satuan maka variabel tingkat pemahaman akuntansi
akan meningkat sebesar 0,262 satuan dengan asumsi variabel lainnya
konstan ( ceteris varibus ).
5. Nilai koefisien regresi sebesar 0,629 artinya, apabila variabel interaksi IQ
dan EQ meningkat sebesar 1 satuan maka variabel tingkat pemahaman
akuntansi akan meningkat sebesar 0,629 satuan dengan asumsi variabel
lainnya konstan ( ceteris varibus ).
6. Nilai koefisien regresi sebesar 0,626 artinya, apabila variabel interaksi IQ
dan SQ meningkat sebesar 1 satuan maka variabel tingkat pemahaman
74
akuntansi akan meningkat sebesar 0,626 satuan dengan asumsi variabel
lainnya konstan (ceteris varibus).
5.5.2 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan Tabel 5.10 maka hasil uji hipotesis dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Hipotesis Ha1 yang menyatakan bahwa “IQ berpengaruh positif pada
tingkat PA” memperoleh hasil p value sebesar 0,000 yang berarti lebih
kecil dari level signifikansi sebesar 5% atau 0,05, ini berarti bahwa IQ
berpengaruh positif pada tingkat pemahaman akuntansi. Dengan demikian
hasil uji hipotesis ini menerima hipotesis Ha1.
2. Hipotesis Ha2 yang menyatakan bahwa “EQ meningkatkan pengaruh IQ
pada tingkat PA” memperoleh hasil p value sebesar 0,000 yang berarti
lebih kecil dari level signifikansi sebesar 5% atau 0,05, ini berarti bahwa
semakin tinggi EQ akan meningkatkan pengaruh IQ secara signifikan pada
tingkat pemahaman akuntansi . Dengan demikian hasil uji hipotesis ini
menerima hipotesis Ha2.
3. Hipotesis Ha3 yang menyatakan bahwa “SQ meningkatkan pengaruh IQ
pada tingkat PA” memperoleh hasil p value sebesar 0,000 yang berarti
lebih kecil dari level signifikansi sebesar 5% atau 0,05, ini berarti bahwa
semakin tinggi SQ akan meningkatkan pengaruh IQ secara signifikan pada
tingkat pemahaman akuntansi IQ. Dengan demikian hasil uji hipotesis ini
menerima hipotesis Ha3.
75
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Pengaruh IQ terhadap PA
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa IQ berpengaruh positif pada
tingkat PA. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yani
(2011) ini didukung oleh hasil penelitian Ardana dkk (2013) yang menyimpulkan
IQ berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat PA. Yani (2011) menyatakan
IQ merupakan kecerdasan yang sangat dibutuhkan dalam keberhasilan seseorang,
IQ tetap mempengaruhi pola fikir seorang mahasiswa. karena IQ merupakan
kecerdasan pertama yang dikembangkan yang mampu membuat seorang
mahasiswa berfikir secara rasional untuk belajar akuntansi dan memahaminya.
Penelitian Yani (2011) ini menyimpulkan IQ berpengaruh pada tingkat PA.
Menurut William Stren dalam Purwanto, (2003:52), IQ adalah
kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan
menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuan. Wechler dalam Pratiwi
(2011) merumuskan IQ sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir
dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengelola dan meguasai
lingkungan secara efektif.
Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki
tingkat IQ yang tinggi, maka orang tersebut memiliki peluang untuk meraih
kesuksesan yang lebih besar di banding orang lain. Para psikolog menyusun
berbagai tes untuk mengukur IQ, dan tes-tes ini menjadi alat memilah manusia ke
76
dalam berbagai tingkatan kecerdasan, yang kemudian lebih dikenal dengan istilah
IQ (Intellegence Quotient), yang katanya dapat menunjukkan kemampuan
mereka. Menurut teori ini, semakin tinggi IQ seseorang, semakin tinggi pula
kecerdasannya (Zohar dan Marshall, 2007: 3). IQ memiliki dimensi yaitu
kemampuan memecahkan masalah, intelegensi verbal, dan intelegensi praktis
(Zakiah, 2013:10). Seorang mahasiswa akuntansi yang memiliki IQ yang baik
maka mampu memahami akuntansi dan dapat membaca dengan penuh
pemahaman serta menunjukkan keingintahuan pada akuntansi.
6.2 Pengaruh kemampuan IQ pada tingkat PA yang dapat diperkuat oleh
EQ
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa EQ meningkatkan pengaruh IQ
pada tingkat PA. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya EQ
dapat memperkuat pengaruh IQ terhadap PA. EQ memungkinkan seseorang untuk
memutuskan dalam situasi apa dirinya berada lalu bersikap secara tepat
didalamnya. EQ memberikan kesadaran mengenai perasaan milik diri sendiri dan
juga perasaan milik orang lain. EQ memberikan rasa empati, cinta, motivasi dan
kemampuan untuk menangapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat (Goleman,
2003: 18).
Dengan EQ, seseorang mampu mengetahui dan menanggapi perasaan
mereka sendiri dengan baik dan mampu membaca dan menghadapi perasaan-
perasaan orang lain dengan efektif. Seseorang dengan keterampilan emosional
yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil juga
77
mengembangkan IQ-nya dan memiliki motivasi untuk berprestasi. Sedangkan
seseorang yang tidak dapat menahan kendali atas kehidupan emosionalnya akan
mengalami pertarungan batin yang merusak IQ-nya untuk memusatkan perhatian
dan akan mempengaruhi perilaku belajar mahasiswa yang nantinya juga
mempengaruhi seberapa besar mahasiswa dalam memahami akuntansi
(Dwijayanti, 2009).
6.3 Pengaruh kemampuan IQ pada tingkat PA yang dapat diperkuat oleh SQ
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa SQ meningkatkan pengaruh IQ
pada tingkat PA. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya SQ
dapat memperkuat pengaruh IQ terhadap PA. SQ adalah kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bermakana dibandingkan dengan yang lain (Zohar dan Marshall, 2007). SQ
adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ secara efektif. Oleh
karena itu, seseorang yang memiliki SQ yang tinggi juga akan memotivasi
mahasiswa untuk lebih giat belajar dan memiliki kreativitas yang tinggi pula.
Begitu pula sebaliknya, mahasiswa dengan SQ yang rendah akan kurang
termotivasi dalam belajar yang terjadi adalah melakukan segala cara untuk
mendapatkan nilai yang baik, sehingga tingkat pemahaman dalam akuntansi
menjadi kurang.
78
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian
serta hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Kecerdasan intelektual berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pemahaman akuntansi. Artinya dengan kecerdasan intelektual yang baik maka
mahasiswa akan lebih mudah memahami tentang pemahaman akuntansi. Hal
ini dikarenakan kecerdasan intelektual merupakan kecerdasan pertama yang
dikembangkan yang mampu membuat seorang mahasiswa berfikir secara
rasional untuk belajar akuntansi dan memahaminya.
2) Kecerdasan emosional dapat meningkatkan pengaruh kecerdasan intelektual
pada tingkat pemahaman akuntansi secara positif dan signifikan. Artinya
kecerdasan intelektual yang baik dan didukung dengan kecerdasan emosional
yang stabil dapat lebih meningkatkan pemahaman akuntansi mahasiswa.
Kecerdasan emosional memungkinkan seseorang untuk memutuskan dalam
situasi apa dirinya berada lalu bersikap secara tepat didalamnya. Seseorang
dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan
besar ia akan berhasil juga mengembangkan kecerdasan intelektualnya dan
memiliki motivasi untuk berprestasi.
79
3) Kecerdasan spiritual dapat meningkatkan pengaruh kecerdasan intelektual
pada tingkat pemahaman akuntansi secara positif dan signifikan. Artinya
kecerdasan intelektual yang baik dan didukung dengan kecerdasan spiritual
yang dalam dapat meningkatkan pemahaman akuntansi mahasiswa.
Kecerdasan spiritual merupakan landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan kecerdasan intelektual secara efektif. Oleh karena itu,
seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi juga akan
memotivasi mahasiswa untuk lebih giat belajar dan memiliki kreativias yang
tinggi pula.
7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan
melalui hasil penelitian ini baik kepada Program Pascasarjana Universitas
Udayana Denpasar, mahasiswa maupun untuk pengembangan penelitian yang
lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1) Hasil analisis deskriptif menunjukkan variabel kecerdasan intelektual
termasuk dalam klasifikasi tinggi, sehingga disarankan untuk tetap
dipertahankan atau kalau bisa ditingkatkan. Caranya antara lain dengan
memberikan tugas-tugas yang bersifat studi kasus yang lebih menggambarkan
praktek nyata dari ilmu akuntansi.
2) Hasil analisis deskriptif menunjukkan variabel kecerdasan emosional termasuk
dalam klasifikasi cukup, sehingga disarankan untuk ditingkatkan dengan cara
antara lain dengan melatih mahasiswa agar dapat bekerja dalam team.
3) Hasil analisis deskriptif menunjukkan variabel kecerdasan spiritual termasuk
dalam klasifikasi cukup, sehingga disarankan untuk ditingkatkan dengan cara
80
antara lain dengan mengadakan seminar bertema keagamaan, puja bakti
bersama dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
4) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih dalam tidak terbatas
pada variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan
spiritual dalam kaitannya dengan pemahaman akuntansi, melainkan perlu
adanya penambahan variabel lainnya serta diharapkan dapat menggunakan
cakupan obyek penelitian yang lebih luas. Selain itu dalam penelitian lanjutan
diharapkan dapat dikembangkan model analisis yang ada untuk mendapat
hasil yang lebih mendalam.
81
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ari Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosidan Spiritual Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Cetakan Keempat.Jakarta: Arga.
Amram, Joseph Yosi. 2009. “The Contribution of Emotional and SpiritualIntelligences to Effective Business Leadership”. Dissertation of Psychology ofInstitute of Transpersonal Psychology, Palo Alto, California.
Amstrong, Thomas. 2009. 7 Kinds of Smart. Menemukan dan MeningkatkaKecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. Jakarta: GramediaPustaka Utama.
Ananto, Hersan. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritualterhadap Pemahaman Akuntansi. Skripsi Fakultas Ekonomi UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Tidak Dipublikasikan.
Anastasi, A, dan Urbina, S, 2007, Tes Psikologi (Psychological Testing), PT.Prehanllindo, Jakarta.
Ardana, I Cenik, Lerbin R. Aritonang & Elizabeth Sugiarto Dermawan. 2013.”Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, danKesehatan Fisik Untuk Memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi.”Jurnal Akuntansi, Vol. XVII, No. 03, hlm. 444-458.
Arif Kennedy. 2013. “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritualterhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Angkatan 2010.” Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji.
Clarken, Rodney H. 2010. “Considering Moral Intelligence as Part of a HolisticEducation”. Journal Education, Northern Michigan University.
82
Cooper, Donald R. & Pamela S. Schindler. 2007. Metode Riset Bisnis (Vol. 2edisi 9). Jakarta: PT. Media Global Edukasi. dan Mahasiswa terhadap EtikaBisnis. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1 No. 2, hlm. 1-19.
Depdikbud, 2010, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Dwijayanti, A. P. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional, KecerdasanIntelektual. Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Sosial terhadap PemahamanAkuntansi. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta.
Dwirandra. 2013. “Pengaruh Perilaku Belajar terhadap Tingkat PemahamanAkuntansi dan Sikap Etis dengan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritualsebagai Variabel Pemoderasi.”
Fahrianta, Riswan Yudhi, Syam, Akhmad Yanz dan Syahdan, Saifhul Anuar,2012, ”Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual MahasiswaAkutansi terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, Vol.4, No.2. hlm.317-326.
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS(Edisi Kedua), Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Goleman, D. 2005. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. EdisiKeenam. Jakarta: PT Gramedia Putaka Utama.
Hariyoga, Septian dan Suprianto, Edy. 2011. “Pengaruh Kecerdasan Emocional,Perilaku Relajar, dan Budaza Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi DenganKepercayaan Diri sebagai Variable Pemoderasi” Simposium Nasional AkuntansiXIV.
Lesmana, F.B. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepercayaan DiriTerhadap Pemahaman Akuntansi. Tidak diterbitkan. Jember. Fakultas EkonomiUniversitas Jember.
Marcel V.J. Veenman, Pascal Wilhelm, Jos J. Beishuizen. 2004. “The RelationBetween Intellectual and Metacognitive Skills from a DevelopmentalPerspective”. Jurnal Learning and Instruction, No. 13, 89-109.
Mardahlena. 2007. ”Pengaruh Kecerdasan Emosional (Pengenalan Diri,Pengendalian Diri, Motivasi, Empati dan Keterampulan Sosial) Terhadap TingkatPemahaman Matakuliah akuntansi.” Universitas Budi Luhur, Jakarta.
83
Mathews, MR and MHB Perera. 1993, Accounting Theory and Development,Melbourne, Thomas Nelson Australia.
Mawardi. M.Cholid. 2011. “Tingkat Pemahaman Mahasiswa AkuntansiTerhadapa Konsep Dasar Akuntansi di Perguruan Tinggi di Kota Malang”. JurnalAkuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam (UNISMA) Malang.
Mehmet Durgut, Bilal Gerekan, Abdulkadir Pehlivan. 2013. “The Impact ofEmotional Intelligence on the Achievement of Accounting Subject”. Jurnal ofBusiness and Social Science, Vol. 4, No. 13.
Melandy, Rissyo dan Nurna Aziza. 2006. Pengaruh Kecerdasan EmosionalTerhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai VariabelPemoderasi. Padang. Simposium Nasional Akuntansi 1X.
Panangian, Reza. 2012. ”Pengaruh Kecerdasan Emosional dan KecerdasanSpiritual Terhadap Pemahaman Akuntansi Pada Pendidikan Akuntansi”. ArtikelIlmiah tidak di Publikasikan: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.
Patricia Grant, and Peter McGhee. 2008. “Spirituality and Ethical Bahaviour inthe Workplace: Wishful Thinking or Authentic Reality”. Jurnal of Business Ethicsand Organization Studies, Vol. 13, No. 2.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. 2008. Organizational Behavior. 13th Edition. US:Prentice Hall.
Rachmi, Filia. 2010. ”Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, danPerilaku Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi”. Semarang. Jurnal PendidikanAkuntansi.
Ratu Purana Supraba Wirumananggay. 2008. “Pengaruh Kecerdasan Emosionalterhadap Tingkat Pemahaman Matakuliah Akuntansi.” Fakultas EkonomiUniversitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business, a Skill Building Approach. 4thed. John Wiley & Sons, Inc. NY. Journal Publikasi.
Sternberg, J. Robert. 2008. Psikologi Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:Penerbit Alfabeta.
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press.
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Manajemen:Konsep dan Pengembangan.Bandung: Lingga Jaya.
84
Suwardjono. 2001. “Mamahamkan Akuntansi Dengan Penalaran dan PendekatanSistem”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14 No.3, pp.106-122.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi; Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisiketiga. Yogyakarta: BPFE.
Tikollah, M. R., Triyuwono, I., & Ludigdo, U. 2006. Pengaruh KecerdasanIntelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap SikapEtis Mahasiswa Akuntansi (Studi pada Perguruan Tinggi Negeri di Kota MakasarProvinsi Sulawesi Selatan). Proceeding Simposium Nasional Akuntansi IXPadang.
Trisnawati, E.I. & S. Suryaningsum. 2003. Pengaruh EQ terhadap TingkatPemahaman Akuntansi. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
Vahid Oskou, Mohammad Reza Ashtiani, Mehdi Soltani, KeivanFathi. 2013.“Investigation and Evaluation of Spiritual Intelligence: A DemographicApproach”. Jurnal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 3, No. 17.
Wahab, A dan Umiarso. 2011. Kepemimpinan Pendidikan dan KecerdasanSpiritual. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Yani, Fitri. 2011. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional,Kecerdasan Spiritual Terhadap Pemahaman Akuntansi. Jurnal AkuntansiPendidikan. Universitas Riau.
Yosep, Iyus. 2005. “Pentingnya ESQ (Emosional & Spiritual Quotion) BagiPerawat Dalam Manajemen Konflik.” Disampaikan pada Cerdas, Kreatif,Berwawasan Dan Mandiri (Cerebri) Kegiatan Penerimaan Mahasiswa BaruFakultas Ilmu Keperawatan Unpad, Bandung.
Yulianto. 2009. ”Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual danKecerdasan Spiritual terhadap Pemahaman Akutansi”, Universitas Budi Luhur.
Yusuf, Al Hariyono. 2002. Pengantar Akuntansi 1. Yogyakarta : STIE YKPN.
Zakiah, Farah. 2013. “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosionaldan Kecerdasan Spiritual terhadap Pemahaman Akuntansi”. Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi Universitas Jember.
Zohar, D., dan Marshall, I. 2007. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalamBerpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Diterjemahkanoleh Rahmi Astuti, Ahmad Najib Burhani dan Ahmad Baiquni. Bandung: Mizan.
85
LAMPIRAN
Tabel Penelitian Sebelumnya
No. Penelitian(Tahun) Rumusan Masalah Hipotesis Uji
Statistik Hasil Penelitian/ Kesimpulan
1. Dwijayanti(2009)
Bagaimana pengaruh kecerdasanemosional, kecerdasan intelektual,kecerdasan spiritual dankecerdasan sosial terhadappemahaman akuntansi baik secaraparsial maupun simultan ?
terhadap pemahaman akuntansi. Halini berarti dengan semakin baiknyapenerapan kecerdasan intelektualmaka pemahaman akuntansi juga akanmeningkat.
2. Kecerdasan Emosional berpengaruhterhadap pemahaman akuntansi. Halini berarti dengan semakin baiknyapenerapan kecerdasan emosionalmaka pemahaman akuntansi juga akanmeningkat.
3. Kecerdasan Spiritual berpengaruhterhadap Pemahaman Akuntansi. Halini berarti dengan semakin baiknyapenerapan kecerdasan spiritual makapemahaman akuntansi juga akanmeningkat.
3. Kennedy(2013)
1. Apakah kecerdasan emosionalberpengaruh terhadap tingkatpemahaman akuntansimahhasiswa fakultas ekonomiUMRAH angkatan 2010 ?
2. Apakah kecerdasan spiritualberpengaruh terhadap tingkatpemahaman akuntansimahasiswa fakultas ekonomiUMRAH angkatan 2010 ?
3. Apakah kecerdasan emosionaldan kecerdasan spiritual secarasimultan berpengaruh terhadaptingkat pemahaman akuntansimahasiswa fakultas ekonomiUMRAH angkatan tahun2010?
signifikan terhadap tingkatpemahaman akuntansi mahasiswafakultas ekonomi UMRAH angkatan2010.
2. Kecerdasan spiritual tidak memilikipengaruh terhadap pemahamanakuntansi mahasiswa fakultasekonomi UMRAH angkatan 2010.
3. Secara simultan kecerdasan emosionaldan kecerdasan spiritual berpengaruhsignifikan terhadap pemahamanakuntansi mahasiswa fakultasekonomi UMRAH angkatan 2010.
4. Fahrianta,dkk (2012)
Bagaimana pengaruh ke-cerdasan emosional dankecerdasan spiritual mahasiswaakuntansi terhadap tingkatpema-haman akuntansimahasiswa akuntansi padaperguruan tinggi yang ada diKota Banjarmasin ?
1.Kecerdasan emosionalyang berupa kecakapanpribadi mahasiswaakuntansi mempunyaipengaruh yang positifdan sig-nifikan terhadaptingkat pemahamanakuntansi.
AnalisisRegresiLinear
Berganda
Kesimpulan:1. Secara simultan pengaruh kecerdasan
emosional kecakapan pribadi,kecerdasan emosional kecakapansosial, dan kecerdasan spiritual tidakmemiliki pengaruh yang signifikanterhadap tingkat pemahamanmahasiswa akuntansi.
86
2.Kecerdasan emosionalyang berupa kecakapansosial ma-hasiswaakuntansi mempunyaipengaruh yang positifdan signifikan terhadaptingkat pema-hamanakuntansi.
2. Secara parsial, bahwa kecerdasanemosional yang berupa kecakapanpribadi mahasiswa akuntansi mempu-nyai pengaruh yang positif tetapitidak signifikan terhadap tingkatpemahaman akuntansi.
5. Hariyoga(2011)
Bagaimana pengaruh kecerdasanemosional, perilaku belajar,budaya terhadap tingkatpemahaman akuntansi sertapengaruh kepercayaan dirisebagai variabel moderating yangmempengaruhi hubungankecerdasan emosional, perilakubelajar, budaya terhadap tingkatpemahaman akuntansi ?
5. Apakah KI, KE, KS, dan KFsecara bersama-sama dapatdigunakan untuk memprediksiPrestasi Belajar Mahasiswa(PB) Akuntansi tingkat akhir?
(KS), dan Kesehatan Fisik(KF), baik secarabersama-sama, maupunsendiri-sendiri
berkaitan dengan PrestasiBelajar Mahasiswa TingkatAkhir Akuntansi
2. Variabel independen lainnya sepertiEQ, PQ, dan SQ, walaupun ketiganyamemiliki arah hubungan positifdengan Prestasi Belajar/IPK sesuaidengan yang dihipotesiskan dalampenelitian ini, namun huhungan ketigavariabel independen ini dengan IPKternyata tidak cukup signifikan.
3. Kemampuan variabel IQ untukmenjelaskan variansi Prestasi BelajarMahasiswa/IPK hanya sebesar 5,2%,sedangkan sisanya sekitar 94,8%ditentukan oleh faktor-faktor lainselain IQ.
88
LAMPIRAN IKUESIONER PENELITIAN
89
KUESIONER
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Udayana
Denpasar yang sedang mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh IQ terhadap
Tingkat PA dengan EQ dan SQ sebagai Variabel Pemoderasi”.
Nama : Nyoman Suadnyana Pasek
NIM : 1291661021
Jurusan : Manajemen Akuntansi
Saya bermaksud mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner ini
yang terkait dengan topik penelitian yang dilakukan. Sehubungan dengan hal
tersebut, saya mohon kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari agar
berkenan mengisi kuisioner ini dengan lengkap, jujur, dan tanpa terpengauhi dari
pihak manapun. Angket kuisioner ini semata-mata digunakan untuk kepentingan
ilmiah, dimana kerahasiaan jawaban yang anda berikan dijamin sepenuhnya.
Atas kerjasama dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Penulis
90
I. Identitas Responden
Petunjuk Pengisian
Mohon Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bersedia mengisi daftar isian berikut
dengan cara memberikan jawaban atau melingkari salah satu pilihan yang