Pengaruh Human Capital, Structural Capital Dan Relational ... · TELA’AH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Resource-Based Theory Penrose (1959) ... sebagaimana beroposisi terhadap
Post on 08-Jul-2019
219 Views
Preview:
Transcript
Pengaruh Human Capital, Structural Capital Dan Relational Capital Terhadap Kinerja
Koperasi Dengan Competitive Advantage Sebagai Variabel Intervening pada Koperasi di
Tangerang Selatan
Khoirunnisa Azzahra
Universitas esa unggul
ABSTRACT
This Research is about to test the influence of human capital, structural capital and
relational capital to the performance of the Koperasi with competitive advantage as intervening
variable by testing the direct influence of human capital, structural capital and relational capital
performance of the Koperasi and the indirect influence with competitive advantage as
intervening variable. The data in this research is compiled from the perception of the Koperasi
employee in filling and replying the questioner. The data in this research is directly compiled
from the respondence, by mail survey and gathering the feedback form the contact person of the
Koperasi. The researcher sent 350 questioners to the Koperasi employee in South of Tangerang
Area that registered in the Sub Government Office of the Koperasi and UKM of Banten
Province. The questioner which had been replied and qualified to be analyzed for about 183
(52%) amount of the questioner. The analysis of this research is using multivariate SEM technic
in AMOS 23 program software. The result of this research shows that human Capital and
Relational Capital has positive and significant influence to the performance of the Koperasi
which is indirect influence by mediating of competitive advantage, the structural capital and
competitive advantage has significant and positive influence to the performance of the Koperasi,
the human capital and relational capital has negative and insignificant to the performance of the
koperasi directly and the structural capital has negative and insignificant to the performance of
the Koperasi indirectly by mediating of competitive advantage.
Key Words: intellectual capital, human capital, structural capital, relational capital, the
performance the Koperasi and competitive advantage.
LATAR BELAKANG
Dalam rangka pembangunan ekonomi bangsa Indonesia, koperasi mampu
mempersatukan, mengarahkan dan mengembangkan daya kreasi, daya cipta serta daya usaha
rakyat untuk bersama – sama turut serta dalam perekonomian Indonesia, koperasi mempunyai
kedudukan dan fungsi secara bersama – sama dengan badan – badan usaha milik negara atau
swasta untuk melakukan berbagai usaha demi tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Menurut UU No.25/1992 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
atau badan hukum yang berdasarkan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Pertumbuhan koperasi di Tangerang Selatan dalam lima tahun ini selalu di atas
pertumbuhan propinsi dan nasional yaitu mencapai lebih dari 8 % pertahunnya. Dengan jumlah
koperasi yang sangat banyak tersebut tentunya kontribusinya sangat diharapkan dapat
mendorong kesejahteraan anggota dan juga para pelaku Usaha Kecil Menengah. Akan tetapi,
kenyataanya peran ideal koperasi di Tangerang Selatan saat ini belum sepenuhnya dapat
terwujud, banyak koperasi yang masih berkutat di permasalahan internal pengelolaannya.
Sejumlah persoalan dengan mudah ditemui seperti: manajemen kepengurusan yang masih sangat
tradisional, pembukuan yang belum terstandarisasi, bisnis yang tidak mumpuni, partisipasi
anggota yang begitu rendah, hal ini merupakan sebuah fenomena yang cukup dilematis ketika
koperasi dengan berbagai kelebihannya ternyata belum dapat berperan secara optimal dalam
berkontribusi meningkatkan pertumbuhan pembangunan di Tangerang Selatan.
Dalam resource base t h e o r y dijelaskan bahwa keunggulan bersaing perusahaan akan
tercapai tergantung bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber
daya yang dimiliki sesuai dengan kemampuan perusahaan. Berdasarkan Resources Based
Theory, bahwa intellectual capital memenuhi kriteria sebagai sumber daya unik yang mampu
menciptakan keunggulan bersaing perusahaan sehingga dapat menciptakan nilai lebih (value
added) bagi perusahaan. Dari penjelasan resource base t h e o r y tersebut, intellectual capital
merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan, yang dapat memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan dan digunakan untuk menyusun dan menerapkan strategi perusahaan,
sehingga meningkatkan kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Intellectual capital yang
terdiri dari human capital, relational capital, dan structural capital merupakan salah satu
pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran intangible asset. (Harrison dan
Sullivan, 2000).
Di Indonesia, fenomena Intellectual capital mulai berkembang terutama setelah
munculnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 19 (revisi 2000) tentang aset
tidak berwujud. Menurut PSAK No. 19, aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk
tujuan administratif (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007).
Pendapat mengenai pentingnya intellectual capital didukung oleh Guthrie (2000).
Menurutnya perusahaan saat ini semakin menitikberatkan akan pentingnya knowledge assets
(aset pengetahuan). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran
knowledge assets (aset pengetahuan) adalah intellectual capital yang telah menjadi fokus
perhatian diberbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi.
Hal ini menimbulkan tantangan bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
mengungkapkannya dalam laporan keuangan (Sunarsih dan Ni Putu, 2012)
Intellectual capital diyakini dapat berperan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan
maupun kinerja keuangan. Perusahaan yang mampu memanfaatkan modal intelektualnya secara
efisien, maka nilai pasarnya akan meningkat. Appuhami (2007) menyatakan bahwa semakin
besar nilai modal intelektual (IC) semakin efisien penggunaan modal perusahaan, sehingga dapat
menciptakan value added bagi perusahaan. Selain itu, jika modal intelektual merupakan sumber
daya yang terukur untuk peningkatan competitive advantages, maka modal intelektual akan
memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan (Abdolmohammadi dalam Sunarsih dan Ni
Putu, 2012). Modal intelektual yang dioptimalkan pemanfaatannya bisa memberikan kontribusi
bagi timbulnya ide – ide kreatif dan solutif bagi kebutuhan perusahaan untuk bisa bersaing di
pasar.
Saat ini, penggunaan aset tidak berwujud memiliki dampak yang signifikan pada
keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga menciptakan bidang studi dan
penelitian baru dalam pengelolaan kegiatan bisnis di dalam organisasi. Salah satu aset tidak
berwujud yang paling penting yang telah dipelajari adalah modal intelektual. Jadi, identifikasi,
pengukuran dan manajemen dalam modal intelektual memiliki bagian yang penting. Maka
dengan demikian, apabila suatu perusahaan kurang atau bahkan tidak memberikan perhatian
yang khusus terhadap penilaian intellectual capital dalam memperhitungkan efektifitas dan
efisiensi kinerja karyawannya, maka hal tersebut dapat menimbulkan kurang optimalnya
perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis di era pasar bebas ini. Perusahaan yang masih
menggunakan praktek conventional based tersebut dari sisi internalnya dapat menyebabkan
kurangnya apresiasi kepada inovasi dan kreatifitas karyawan untuk menghasilkan ide – ide baru
serta solusi baru terhadap peningkatan kinerja perusahaan sehingga profit yang diraih dapat
optimal. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan karyawan terhadap manajemen yang tidak
mengakomodasi potensi besar yang dimilikinya, sehingga dapat menimbulkan turunnya kinerja
karyawan atau bahkan dapat menimbulkan hasrat karyawan terhadap perolehaan perusahaan
yang lebih baik yang dapat menghargai potensinya. Sedangkan dari sisi eksternal, perusahaan
yang belum dapat memperhitungkan intellectual capital sebagai salah satu modal penting yang
harus diperhatikan dan dikembangkan, perusahaan dapat kehilangan pelanggan – pelanggan
potential dan jaringan bisnis yang luas untuk bersaing dengan perusahaan lain yang sudah
berkembang secara kompetensi karyawan maupun tekhnologi informasi yang digunakan untuk
mempecepat respon terhadap pesatnya laju perubahan tren pasar di era globaliasi. Hal ini karena
dengan pesatnya perkembangan bisnis yang ditunjang oleh tekhnologi informasi terkini
menyebabkan para pelanggan dan mitra perusahaan (baik itu pemasok maupun pesaing) akan
dengan mudah mendapatkan akses informasi terhadap apapun yang terjadi di pasar sehingga
dapat menetapkan langkah – langkah respon yang cepat agar dapat tetap bertahan dan bersaing
di pasar bisnis.
TELA’AH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Resource- Based Theory
Penrose (1959) menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen,
jasa produktif yang memberikan karakter unik pada tiap perusahaan.
Human Capital Theory
Becker (1964) mengemukakan bahwa investasi dalam pelatihan dan untuk meningkatkan
human capital adalah penting sebagai suatu investasi dari bentuk – bentuk modal lainnya.
Skill, pengalaman, dan pengetahuan memiliki nilai ekonomi bagi organisasi karena hal
tersebut memungkinkan untuk produktif dan dapat beradaptasi. Skill, pengetahuan dan
kesehatan tidak hanya menguntungkan bagi seorang individu, namun juga akan meningkatkan
sumber daya bagi pengusaha dan suatu bangsa serta produktivitas potensial. Seperti aset – aset
lain pada umumnya, human capital memiliki nilai didalam pasar, namun nilai potensial dari
human capital secara penuh dapat direalisasikan hanya dengan kerjasama tiap – tiap individu.
Oleh karena itu, muncul sejumlah biaya – biaya untuk memunculkan perilaku produktif para
pegawai termasuk yang berhubungan dengan pemotivasian, pengawasan, dan
mempertahankannya (investasi human capital dibuat untuk mengantisipasi return mendatang)
(Flamholtz & lacey, 1981).
Intangible
Secara umum Intangible dibagi kedalam intangible proferty atau intangible resources
(Myers,1996). Intangible property terdiri dari aset yang dilindungi hukum
(paten,trademark,trade secret, software computer), sedangkan intangible resource cenderung
untuk memelihara proses pekerjaan, pengetahuan pegawai dan aktivitas – aktivitas research and
development (R&D).
Intellectual Capital
Beberapa peneliti mengungkapkan definisi intellectual capital sebagai berikut :
a. Intellectual capital bersifat elusive, tetapi sekali ditemukan dan dieksploitasi akan
memberikan organisasi basis sumber baru untuk berkompetisi dan menang (Bontis, 1996)
b. Intellectual capital adalah istilah yang diberikan untuk mengkombinasikan intangible asset
dari pasar, property intelektual, infrastruktur dan pusat manusia yang menjadi suatu
perusahaan dapat berfungsi (Brooking, 1996)
c. Intellectual capital adalah materi intelektual (pengetahuan, informasi, proferty intelektual,
pengalaman) yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Ini yang berdaya guna
(Stewart,1997).
d. Intellectual capital adalah pengejaran penggunaan efektif dari pengetahuan (produk jadi)
sebagaimana beroposisi terhadap informasi (bahan mentah) (Bontis,1998).
e. Intellectual capital dianggap sebagai suatu elemen nilai pasar perusahaan dan juga market
premium (Olve, Roy & Wenter, 1999).
Intellectual capital dapat diartikan sebagai saham atau modal yang berbasis pada
pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini juga merupakan hasil akhir dari proses
transformasi pengetahuan atau pengetahuan itu sendiri yang dijadikan dalam bentuk aset atau
hak intelektual perusahaan.
TABEL 1
PERBANDINGAN KONSEP INTELLECTUAL CAPITAL
MENURUT BEBERAPA PENELITI
Brooking(UK)
Roos (UK) Stewart(USA)
Bontis(Cana
da)Human –
centered assets
Skill,abalities andexpertise,problemsolvingabilities andleadership
Humancapital
Competence,attitude,andintellectualability
Humancapital
Employeesare anorganization’smostimportantasset
Humancapital
Theindividual –levelknowledgethateachemployeepossesses
Infrastructure
asset
All thetechnologies,processe andmethodologiesthatenablecompany tofunction
Organizational
capitalAll
organizational,innovation,processes,intellectualproperty, andculturalassets
Structuralcapital
Knowledgeembedded ininformationtechnology
Structuralcapital
Non –humanassetsororganizationalcapabilitiesused tomeetmarketreqruitments
Intellectual
property
Know –how,trademarks
Renewaland
development
capitalNew patens
andtraining
Structuralcapital
All patents,plansandtrademarks
Intellectual
property
Unlike, IC,IP is aprotected
andpatents
efforts assetand hasa legaldefinition
Marketassets
Brands,customers,customerloyaltyanddistributionchannels
Relationalcapital
Relationship whichincludeinternalandexternalstakeholders
Costumercapital
Marketinformationused tocaptureandretaincustomers
Relationalcapital
Customercapitalis onlyonefeatureof theknowledgeembedded inorganizationalrelationships
Sumber : Bontis et al (2000)
TABEL 2
KLASIFIKASI INTELLECTUAL CAPITAL
Human Capital Relational
(Costumer)
Capital
Organisational
(Structural)
Capital
Know – how
Pendidikan
Vocational
qualification
Pekerjaan
dihubungkan
dengan pengetahuan
Penilaian
psychometric
Pekerjaan
Brand
Konsumen
Loyalitas konsumen
Nama perusahaan
Backlog orders
Jaringan distribusi
Kolaborasi bisnis
Kesepakatan lisensi
Kontrak – kontrak
yang mendukung
Intellectual
property
Paten
Copyrights
Design rights
Trade secrets
Trade secrets
Trade marks
Service marks
dihubungkan
dengan kompetensi
Semangat
entrepreneurial,
jiwa inovatif,
kemampuan
proaktif dan reaktif,
kemampuan untuk
berubah
Kesepakatan
franchise
Infrastructure
assets
Filosofi manajemen
Budaya perusahaan
Sistem informasi
Sistem jaringan
Hubungan keuangan
Sumber : IFAC (1998).
Human Capital
Menurut Schermerhon (2005), human capital dapat diartikan sebagai nilai
ekonomi dari SDM yang terkait dengan kemampuan, pengetahuan, ide-ide, inovasi,
energi dan komitmennya. human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan,
keterampilan, inovasi dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga
dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan.
Structural Capital
Structural/Organizational capital mencakup setiap elemen struktur organisasi
yang memfasilitasi kemampuan karyawan untuk menciptakan kekayaan bagi
perusahaan dan stakeholder. Efektivitas proses ini sangat penting karena melibatkan
prosedur internal yang memungkinkan untuk integrasi pengetahuan dan berbagi
kemampuan, yang menghasilkan penciptaan kekayaan bagi organisasi. Selain itu,
proses manajemen pengetahuan memberikan kontribusi pada efektivitas generasi
pelanggan (Zablah, Bellenger dan Johnston 2004)
Relational Capital
Relational capital mencakup citra perusahaan, loyalitas pelanggan, kepuasan
pelanggan, dan interaksi dengan pemasok oleh karyawan, kapasitas negosiasi, saluran
distribusi, saluran pemasok, perjanjian lisensi, dan perjanjian waralaba (Starovic &
Marr, 2003). Relational capital adalah pengetahuan yang dikumpulkan oleh perusahaan
sebagai hasil dari pertukaran dengan pihak ketiga dan potensi akumulasi pengetahuan
masa depan sebagai hasil dari pertukaran tersebut.Nilainya bagi perusahaan secara
langsung berkaitan dengan panjang hubungan dengan pihak ketiga (Ordonez de
Pablos, 2004).
Competitive Advantage
Menurut Bataineh et.al. (2011) competitive advantage atau keunggulan
kompetitif dalam ekonomi baru telah bergeser dari material dan keuangan yang
merupakan aset nyata untuk aktiva tak berwujud dan non-keuangan. Faktor-faktor
produksi tradisional, seperti sumber daya alam, tenaga kerja dan modal, sumber daya
manusia telah meminimalkan signifikansi yang ada. Pada saat yang sama pentingnya
input tidak berwujud, seperti informasi, modal intelektual dan pengetahuan,
meningkat. Nilai riil terletak pada pengetahuan dan keterampilan orang-orang yang
membuat produk, dan kekuatan pemasaran dari perusahaan untuk menjual produk.
Kekayaan sesungguhnya dari organisasi harus dicari pada orang-orang, pengetahuan dan
keterampilan, proses internal dan reputasi perusahaan.
Kinerja Koperasi
Menurut James Horne (2005), kinerja adalah hasil pencapaian dalam periode
tertentu. Untuk menghasilkan kinerja yang baik perlu dilakukan usaha – usaha yang
positif untuk mencapainya. Demikian pula pada suatu koperasi, apabila koperasi
melakukan aktivitas bisnisnya dengan baik maka akan memperoleh kinerja koperasi yang
baik .
Pengaruh Human Capital terhadap Competitive Advantage
Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto dan Hermawan (2015) membuktikan bahwa
human capital berpengaruh Competitive Advantage. Hal ini membuktikan bahwa
perusahaan yang memiliki human capital yang baik misalnya kompetensi, pengetahuan
dapat menciptakan produk yang lebih kompetitif disbanding competitor, biaya lebih
efisien dan ide yang lebih kreatif dibandingkan dengan perusahaan perusahaan
competitor. Hal ini mendukung penelitian Chen (2008) yang menyatakan bahwa human
capital berpengaruh secara positif dan langsung terhadap competitive advantage
Pengaruh Structural capital terhadap Competitive Advantage
Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto dan Hermawan (2015) membuktikan bahwa
Structural capital berpengaruh terhadap Competitive Advantage industri farmasi. Hal ini
dapat dimaklumi bahwa perusahaan yang memiliki Structural capital yang baik dalam
hal sistem, prosedur, mekanisme kerja, struktur organisasi, dan budaya perusahaan akan
menjadikan perusahaan lebih memiliki manajerial yang lebih baik dari pada competitor,
lebih memiliki capabilitas riset dan lebih inovatif dibandingkan dengan perusahaan yang
lain. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh chan (2008) yang menyatakan
bahwa Structural capital berpengaruh secara positif dan langsung terhadap competitive
adavantage.
Pengaruh Relational Capital terhadap Competitive Advantage
Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto dan Hermawan (2015) membuktikan bahwa
Relational Capital tidak berpengaruh langsung terhadap Competitive Advantage farmasi.
Hal ini berarti diterima bahwa Relational Capital berpengaruh terhadap Competitive
Advantage. Hal ini dapat dimaklumi bahwa perusahaan yang memiliki kinerja yang baik
maka dapat berkompetisi dengan perusahaan yang sejenis pada industry yang sama.
Pengaruh Human Capital terhadap Kinerja Koperasi
Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto dan Hermawan (2015) membuktikan bahwa
human capital berpengaruh terhadap kinerja industry farmasi. Pernyataan ini sejalan
dengan hasil penelitian bontis (1998) yakni model diamond specification. Pada penelitian
tersebut bontis (1998) tidak mengaitkan antara Human capital dengan business
performance, akan tetapi mengaitkan human capital dengan relational capital dan
structural capital, yang kemudian keduanya dikaitkan dengan business performance
artinya bahwa human capital dapat mempengaruhi busness performance hanya melalui
relational capital dan structural capital.
Pengaruh Structural capital terhadap Kinerja Koperasi
Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto dan Hermawan (2015) membuktikan bahwa
Structural capital tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja industry farmasi. Hal ini
dapat dimaklumi karena Structural capital lebih banyak mempengaruhi relational
capital. Artinya structural capital dalam bentuk sistem, prosedur, memperkuat relational
capital misalnya membuat prosedur yang baik dalam promosi, image produk, hubungan
dengan masyarakat dan lain – lain. Hal ini tidak mendukung dalam penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh bontis et al (2000), Cabrita et al (2007).
Pengaruh Relational Capital terhadap Kinerja Koperasi
Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto dan Hermawan (2015) membuktikan bahwa
Relational Capital tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja industry farmasi. Hal ini
berarti diterima bahwa Relational Capital berpengaruh terhadap business performance.
Hal ini dapat dimaklumi bahwa apabila perusahaan mampu mengelola relational capital
yang baik misalnya dengan memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga menjadi
konsumen yang loyal kepada produk atau jasa perusahaan, maka business performance
akan meningkat, demikian pula apabila tercipta hubungan yang baik dengan masyarakat
sehingga perusahaan meiliki citra yang baik dimata masyarakat maka bussines
performance akan mudah ditingkatkan dan menjadi keuntungan tersendiri bagi
perusahaan. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Shara bati at al (2010),
Bontis (1998) Wang dan Cang (2005) yang menyatakan bahwa Relational Capital
berpengaruh secara positif dan langsung terhadap business performance.
Pengaruh Competitive Advantage terhadap kineja koperasi
Keunggulan kompetitif dicapai oleh perusahaan-perusahaan yang berhasil dalam
memobilisasi aset intelektual mereka dalam bentuk pengetahuan, keterampilan teknologi,
pengalaman dan kemampuan strategis. Tovstiga dan Tulugurova (2009), Barney (1991),
Prahalad dan Hamel (1990) dalam Kamukama (2011) ada lebih lanjut menegaskan bahwa
keunggulan kompetitif perusahaan dan kinerja sebagian besar dipengaruhi oleh modal
intelektual.
H1 = terdapat pengaruh positif Human Capital terhadap Competitive Advantage
H2 = terdapat pengaruh positif Structural Capital terhadap Competitive Advantage
H3 = terdapat pengaruh positif Relational Capital terhadap Competitive Advantage
H4 = terdapat pengaruh positif Human Capital terhadap Kinerja koperasi
H5 = terdapat pengaruh positif Structural Capital terhadap Kinerja koperasi
H6 = terdapat pengaruh positif Relat ional Capital terhadap Kinerja Kinerja koperasi
H7 = terdapat pengaruh positif Competitive Advantage terhadap Kinerja Kinerja koperasi
Model Penelitian
Model penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
METODOLOGI PENELITIAN
JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan
kausalitas antara Human Capital , Struktural Capital dan Relational Capital dengan kinerja
perusahaan yang dimediasi oleh Competitive Advantage sebagai variabel intervening. Penelitian
ini merupakan pengujian hipotesis yang diajukan terkait dengan pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen dan dimediasi oleh variabel intervening.
UNIT ANALISIS DATA
Unit analisis data dalam penelitian ini adalah karyawan pada koperasi – koperasi yang terdaftar
di Dinas Koperasi Tangerang Selatan.
POPULASI, SAMPEL DAN PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan koperasi yang ada di Tangerang Selatan.
Untuk menentukan sampel, digunakan karyawan pada koperasi – koperasi yang terdaftar di
Dinas Koperasi Tangerang Selatan sebagai rerangka sampling. Pola pengambilan sampel dalam
HumanCapital
StructuralCapital (X2)
RelationalCapital (X3)
KinerjaKoperasi (Y)
(Y)
CompetitiveAdvantage
H4
H5
H6
H2H1
H3
H7
penelitian ini dilakukan secara random (acak), sedang sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah unrestricted random sampel dengan sample random sample.
JENIS DAN METODE PENGUMPULAN DATA
Jenis data penelitian adalah data subjek (self – report data) dengan respon yang diberikan
tertulis dan dilaporkan sendiri oleh responden. Sumber data penelitian adalah data primer
(primary data) yang diperoleh langsung dari sumber asli dengan tidak melalui media prantara.
Pengumpulan data dengan menggunakan metode survey dengan teknik pengumpulan data
menggunaka kuesioner, yaitu dengan mengirim secara langsung dan tidak langsung melalui
(mail survey)
Definisi Operasional Variabel
Variable Human Capital, Structural capital, Relational Capital, Competitive advantage dan
kinerja koperasi yang dikembangkan oleh beberapa peneliti yaitu Bontis, Astuti, Hariyanto dan
Hermawan, diisi sampai sejauh mana responden setuju dengan lima skala likert (1= sangat tidak
setuju sampai dengan 5 sangat setuju.
Tehnik Analisis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan
program AMOS 23.
ANALISIS HASIL
Statistik Deskriptif
Dari 350 yang disebar , yang kembali dan layak untuk dianalisis 183 kuesioner dengan tingkat
respon rate sebesar 52%. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini mayoritas pria
63,38%, berusia lebih dari 40 tahun 48,63% dengan masa kerja kurang dari 5 tahun 73,77%,
dan tingkat berpendidikan mayoritas SLTA 45,36%.
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Measurement Model dengan Comfirmatory Factor Analysis
Hasil analisis overall model fit untuk menguji kelayakan model pengukuran dengan
mengevaluasi goodness –of –fit indees untuk tiap – tiap konstruk penelitian ditunjukkan dalam
Tabel
TABEL 3
EVALUASI OVERALL MEASUREMENT MODEL FIT (REVISEDMODEL)
*chi-square table pada α = 0,05
EVALUASI ASUMSI SEM
Output AMOS 23 atas normalitas data ditunjukkan dalam tabel yang menunjukkan nilai
critical ratio (c.r) berada ± 2,58 sehingga disimpulkan bahwa asumsi normalitas
multivariate telah terpenuhi.
TABEL 4
UJI NORMALITAS
Variablemi
nmax skew c.r.
kurtosi
sc.r.
Y10 1 5 -0.027 -0.129 0.263 0.621
Y9 1 5 0.095 0.451 -0.429 -1.014
Y8 1 5 0.038 0.182 -0.465 -1.100
Y6 1 5 0.132 0.622 -0.72 -1.702
Y5 1 5 0.106 0.501 -0.613 -1.450
Y4 1 5 0.028 0.132 -0.605 -1.429
Y3 1 5 -0.059 -0.277 -0.457 -1.079
Z8 1 5 0.193 0.91 -0.569 -1.344
Goodness-Of-Fit (GOF)
Cut Off Value Hasil AnalisisEvaluasiModel
Chi-square 170.021
Lebih kecildari( 146 ,
0,05) =175.197
Probabilitas ≥ 0,05 0.065 Baikdf > 0 146 BaikCmin/df ≤ 2 1.329 BaikTLI > 0.90 0.970 BaikGFI > 0.90 0.908 BaikAGFI > 0.90 0.868 MarginalCFI > 0.95 0.977 BaikRMSEA ≤ 0,08 0.043 Baik
2
Z3 1 5 0.335 1.582 -0.672 -1.587
Z2 1 5 0.084 0.396 -0.44 -1.040
Z1 1 5 0.007 0.034 -0.086 -0.202
X3_10 1 5 -0.015 -0.072 0.039 0.093
X3_9 1 5 -0.02 -0.095 -0.421 -0.995
X3_8 1 5 0.362 1.708 0.565 1.335
X3_6 1 5 0.063 0.299 -0.349 -0.825
X3_3 1 5 0.274 1.296 0.425 1.005
X3_2 1 5 0.005 0.021 0.045 0.106
X2_10 1 5 0.046 0.217 0.518 1.225
X2_9 1 5 -0.112 -0.528 1.167 2.757
X2_5 1 5 -0.018 -0.086 0.434 1.026
X2_4 1 5 -0.075 -0.357 0.233 0.550
X2_2 1 5 0.023 0.108 -0.317 -0.748
X2_1 1 5 0.055 0.261 -0.597 -1.411
X1_10 1 5 0.036 0.171 -0.311 -0.736
X1_9 1 5 0.02 0.093 -0.562 -1.329
X1_8 1 5 0.023 0.156 0.045 0.107
X1_6 1 5 0.03 0.141 -0.419 -0.990
X1_5 1 5 0.081 0.384 -0.54 -1.275
X1_3 1 5 -0.265 -1.253 1.386 2.275
Multivariate 8.869 2.150
Sumber: Data olah, 2016
Hasil output AMOS 23 menunjukkan tidak ada kasus yang memiliki mahanalobis
distance lebih besar dari (29, 0,01 = 49.588) sehingga tidak terdapat kasus multivariate
outlier pada responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
Analisis Full Structural Equation Modelling (SEM)
Hasil estimasi full latent variable model ditampilkan dalam Gambar
GAMBAR 1
STRUCTURAL EQUATION MODEL
MODEL HUBUNGAN KAUSALITAS
Sumber : Data penelitian diolah, 2016
Evaluasi terhadap kriteria goodness-of-fit ditunjukkan dalam tabel berikut ini yang
menunjukkan nilai kesesuain yang baik untuk menerima model yang diajukan
TABEL 5
EVALUASI OVERALL MODEL FIT
HUBUNGAN KAUSALITAS
*Chi-square tabel pada α = 0,05
Sumber : Data primer diolah, 2016
Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis 1 : terdapat pengaruh positif Human Capital terhadap
Competitive Advantage
Hipotesis 1 penelitian ini menyatakan bahwa human capital berpengaruh secara positif
dan signifikan dengan competitive advantage. Tabel 4.14 menunjukan nilai CR.
Pengaruh human capital terhadap competitive advantage sebesar 2.116 dengan nilai
standardized regression weight positif sebesar 0.401. Nilai C.R. tersebut masih berada di
atas batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05). Disamping itu, nilai p sebesar
0.034 juga masih berada dibawah nilai signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa human capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan competitive
advantage. Dengan demikian, hasil uji 17egative17 gagal untuk menolak hipotesis 1 yang
menyatakan bahwa human capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan
competitive advantage.
Pengujian Hipotesis 2 : terdapat pengaruh positif Structural Capital terhadap
Competitive Advantage
Goodness-Of-Fit (GOF)
Cut Off Value Hasil AnalisisEvaluasiModel
Chi-square 170.021
Lebih kecildari( 146 ,
0,05) =175.197
Probabilitas ≥ 0,05 0.065 Baikdf > 0 146 BaikCmin/df ≤ 2 1.329 BaikTLI > 0.90 0.970 BaikGFI > 0.90 0.908 BaikAGFI > 0.90 0.868 MarginalCFI > 0.95 0.977 BaikRMSEA ≤ 0,08 0.043 Baik
2
Hipotesis 2 dalam penelitian ini menyatakan bahwa structural capital berpengaruh
secara positif dan signifikan dengan competitive advantage. Tabel 4.14 menunjukkan
nilai C.R. pengaruh structural capital terhadap competitive advantage sebesar 0.178
dengan nilai standardized regression weight positif sebesar 0.04. Nilai CR tersebut
belum melampaui batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05) disamping itu
nilai p sebesar 0.858 juga berada diatas nilai signifikansi 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa structural capital berpengaruh secara positif dan tidak signifikan
dengan competitive advantage.dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menerima
hipotesis 2 yang menyatakan bahwa structural capital berpengaruh positif dan signifikan
terhadap competitive advantage.
Pengujian Hipotesis 3 : terdapat pengaruh positif Relational Capital terhadap
Competitive Advantage
Hipotesis 3 penelitian ini menyatakan bahwa relational capital berpengaruh secara positif
dan signifikan dengan competitive advantage. Tabel 4.14. menunjukan nilai CR.
Pengaruh relational capital terhadap competitive advantage sebesar 2.561 dengan nilai
standardized regression weight positif sebesar 0.422 Nilai C.R. tersebut masih berada di
atas batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05). Disamping itu, nilai p sebesar
0.010 juga masih berada dibawah nilai signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa relational capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan competitive
advantage. Dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menolak hipotesis 3 yang
menyatakan bahwa human capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan
competitive advantage.
Pengujian Hipotesis 4 : terdapat pengaruh positif Human Capital terhadap Kinerja
Koperasi
Hipotesis 4 dalam penelitian ini menyatakan bahwa human capital berpengaruh secara
positif dan signifikan dengan kinerja koperasi. Tabel 4.14 menunjukkan nilai C.R.
pengaruh human capital terhadap kinerja perusahaan sebesar -1.871 dengan nilai
standardized regression weight 18egative sebesar -0.35. Nilai CR tersebut belum
melampaui batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05) disamping itu nilai p
sebesar 0.061 juga berada diatas nilai signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa human capital berpengaruh secara positif dan tidak signifikan dengan kinerja
perusahaan.dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menerima hipotesis 4 yang
menyatakan bahwa human capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
Pengujian Hipotesis 5 : terdapat pengaruh positif Structural Capital terhadap
Kinerja Koperasi
Hipotesis 1 penelitian ini menyatakan bahwa structural capital berpengaruh secara
positif dan signifikan dengan kinerja koperasi. Tabel 4.14 menunjukan nilai CR.
Pengaruh structural capital terhadap kinerja perusahaan sebesar 4.673 dengan nilai
standardized regression weight positif sebesar 1.041 Nilai C.R. tersebut masih berada di
atas batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05). Disamping itu, nilai p sebesar
*** juga masih berada dibawah nilai signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
human capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan competitive advantage.
Dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menolak hipotesis 1 yang menyatakan
bahwa structural capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan kinerja
perusahaan.
Pengujian Hipotesis 6 : terdapat pengaruh positif Relational Capital terhadap
Kinerja Koperasi
Hipotesis 4 dalam penelitian ini menyatakan bahwa relational capital berpengaruh
secara positif dan signifikan dengan kinerja koperasi. Tabel 4.14 menunjukkan nilai C.R.
pengaruh human capital terhadap kinerja perusahaan sebesar -.1.278 dengan nilai
standardized regression weight 19egative sebesar -0.201. Nilai CR tersebut belum
melampaui batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05) disamping itu nilai p
sebesar 0.201 juga berada diatas nilai signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa human capital berpengaruh secara 19egative dan tidak signifikan dengan kinerja
perusahaan.dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menerima hipotesis 4 yang
menyatakan bahwa human capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
Pengujian Hipotesis 7 : terdapat pengaruh positif Competitive Advantage terhadap
Kinerja Koperasi.
Hipotesis 7 penelitian ini menyatakan bahwa competitive advantage berpengaruh secara
positif dan signifikan dengan kinerja perusahaan. Tabel 4.14 menunjukan nilai CR.
Pengaruh structural capital terhadap kinerja perusahaan sebesar 5.072 dengan nilai
standardized regression weight positif sebesar 0.429. Nilai C.R. tersebut masih berada di
atas batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05). Disamping itu, nilai p sebesar
*** juga masih berada dibawah nilai signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
human capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan competitive advantage.
Dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menolak hipotesis 7 yang menyatakan
bahwa structural capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan kinerja
perusahaan.
ANALISIS PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
TABEL 6
STANDARDIZED DIRECT EFFECT
RC SC HC CA KK
CA 0.348 0.038 0.348 0 0
KK -0.1590.948
-0.290 0.41 0
Sumber : Data Primer Diolah : 2016
TABEL 7
STANDARDIZED INDIRECT EFFECT
RC SC HC CA KP
CA 0 0 0 0 0
KK 0.143 0.016 0.143 0 0
Human capital dan relational capital berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja
koperasi yaitu dengan di mediasi oleh competitive advantage sebagai variabel mediasi.
Structural capital dan competitive advantage berpengaruh secara langsung terhadap
kinerja koperasi Human capital dan relational capital tidak berpengaruh secara langsung
terhadap kinerja koperasi.
Kesimpulan
human capital pada koperasi – koperasi di Tangerang Selatan berpengaruh positif dan
signifikan pada peningkatan nilai competitive advantage yang dimiliki koperasi. Dengan
demikian, human capital yang berpengaruh signifikan terhadap competitive advantage
(keunggulan bersaing) yaitu indikator yang paling utama dalam human capital adalah
training (pelatihan) untuk setiap pergantian karyawan di koperasi tangerang selatan
Structural capital berpengaruh negatif dan tidak signifikan dengan competitive advantage
yang dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Terkait structural capital ini, permasalahan
yang dihadapi koperasi di Tangerang Selatan belum optimal dalam pengelolaan utilitas
(daya guna) dari system infromasi tersebut untuk bisa mengakselerasi peningkatan nilai
competitive advantage (daya saing) menghadapi persaingan di pasar.
Relational capital berpengaruh positif dan signifikan dengan competitive advantage yang
dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Adapun indicator – indicator penting dari
Relational capital yang bisa meningkatkan competitive advantage (daya saing) koperasi
yaitu karyawan koperasi – koperasi di Tangerang Selatan mempunyai hubungan yang
baik dengan para pelanggan .
Human capital berpengaruh negative dan tidak signifikan dengan kinerja koperasi yang
dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Hal ini karena , karyawan koperasi cenderung
ragu – ragu dengan tingkat self driven yang dimilikinya (kemampuan dalam
mengembangkan semua potensi dalam dirinya untuk mencapai tujuan perusahaan) hal
ini dapat berakibat kurang optimalnya karyawan dalam mencapai target kinerja yang
ditetapkan oleh pimpinan koperasi
Struktural capital berpengaruh positif dan signifikan dengan kinerja koperasi yang
dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Karyawan pada koperasi – koperasi di Tangerang
Selatan sangat meyakini bahwa dengan bekerja sebagai tim (team work) yang baik
dengan kemampuan kerja yang saling melengkapi dan serta dengan struktur organisasi
yang dapat diidentifikasi dengan baik oleh seluruh elemen di dalam koperasi tersebut,
maka koperasi – koperasi di Tangerang Selatan bisa meraih kinerja perusahaan sesuai
dengan yang diharapkan bersama. Selain itu, dengan adanya system data yang dimiliki
oleh koperasi – koperasi di Tangerang Selatan, sangat memudahkan karyawan di dalam
koperasi tersebut untuk memperoleh informasi yang relevan yang mereka butuhkan untuk
dapat bekerja dengan baik.
Relational capital berhubungan negatif dan tidak signifikan dengan kinerja koperasi yang
dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Hal ini karena belum optimalnya pelanggan
dalam membantu koperasi untuk memperbaiki produk ataupun layanan. Dan belum
optimalnya sistem jaringan yang baik antara koperasi dengan pelanggan. serta belum
adanya system pengelolaan hubungan pelanggan.
Competitive Advantage berpengaruh positif dan signifikan dengan kinerja koperasi yang
dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Hal ini karena beberapa aspek dalam competitive
advantage yang diyakini oleh karyawan koperasi cukup kuat mendorong peningkatan
kinerja yaitu kondisi pasar perusahaan yang terus berkembang, kerjasama koperasi
dengan para pelanggan yang cukup menjanjikan, koperasi bisa dengan cukup baik
menjangkau pasar, dan juga sebagian besar pelanggan koperasi melihat potensi goodwill
pada koperasi terus meningkat.
Saran
1. Bagi peneliti berikutnya, disarankan untuk menambahkan variabel lain yang
berkaitan dengan meliputi masing-masing komponen human capital, structural
capital dan relational capital, competitive advantage dan kinerja koperasi misalnya
knowledge management, Customer Relationship Management dan motivasi kerja.
2. Bagi koperasi – koperasi ditangerang selatan dalam kaitannya rumusan pengelolan
modal intelektual yang terdiri dari 3 komponen human capital, relational capital dan
structural capital yang dapat meningkatkan kinerja koperasi dan meraih keunggulan
bersaing tingkat global, maka bagi koperasi seharusnya memperhatikan indicator –
indicator ideal untuk masing -masing komponen. Misalnya 1). human capital harus
lebih memperhatikan kapabilitas karyawan dan kreativitas karyawan dengan
meningkatkan pelatihan – pelatihan secara rutin terkait peningkatan kompetensi dan
motivasi kerja, kepuasan karyawan dengan meningkatkan renumerasi yang diterima
oleh karyawan, 2) structural capital harus lebih memperhatikan masalah system dan
prosedur organisasi, system informasi Akuntansi dan Manjemen yang diterapkan,
proses organisasi dan budaya organisasi, serta 3) relational capital harus lebih
memperhatikan masalah kapabilitas dasar pemasaran, loyalitas pelanggan, intensitas
pasar dan hubungan dengan pelanggan (anggota) dengan menerapkan system
costumer relationship management (CRM) untuk mengelola data – data pelanggan,
Electronic costumer relationship management (E-CRM) dengan menggunakan social
media untuk mengintensifkan hubungan dengan pelanggan (anggota) secara online
seperti melalui facebook, twitter, instagram dan sebagainnya, serta diharapkan
koperasi dapat menerapkan E- Commerce dengan memasarkan produk dan jasa
secara online melalui website dan aplikasi khusus seperti aplikasi klik- indomart
untuk mempermudah pelanggan (anggota) melakukan pemesanan produk dan
aplikasi modalku untuk aplikasi simpan pinjam.
3. Bagi stakeholders seperti Dinas Koperasi Tangerang Selatan dengan memperhatikan
hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan dalam melakukan
pembinaan terhadap koperasi – koperasi di Tangerang Selatan, agar koperasi –
koperasi tersebut dapat meningkatkan kinerja dan meraih keunggulan bersaing
tingkat global.
Daftar PustakaAstuti Pratiwi, dan Sabeni arifin. 2005, Hubungan Intellectual Capital dan bussines
performance dengan diamond specification. Jurnal SNA VIII,Solo.Barney, J. B., (1991). Firm resources and sustained competitive advantage, Journal of
Management, Vol. 17, pp.99-120.Bataineh, Mohammad. T. and Al Zoaby, Mohammad. (2011). The Effect of Intellectual
Capital on Organizational Competitive Advantage: Jordanian Commercial Banks(Irbid District) An Empirical Study. EuroJournals, Inc.- International Bulletin ofBusiness Administration, ISSN: 1451-243X Issue 10 .
Bontis, N., dan J. Fitz-Enz. 2002. Intellectual Capital ROI: A Casual Map of HumanCapital Antecedents and Consequents. Journal of Intellectual Capital 3(3): 223–247.
Bontis, et al. 2000. Intellectual Capital and Business Performance in MalaysianIndustries. Journal of Intellectual Capital, III (3):223-247
Chen, et al. 2005. An empirical investigation of the relationship between intellectualcapital and firm’s market value and financial performance. Journal of IntellectualCapital, Vol 6, Issue 2.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, BadanPenerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hariyanto W dan Hermawan S. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap BussinesPerformance dan Competitive Advantage.
Hong, Pew Tan, David Plowman dan Phil Hancock (2007). Intellectual Capital andFinancial Returns of Companies. Journal of Intellectual Capital. 8(1), 76-95.2007
Ikatan Akuntansi Indonesia (2009), Standar Akuntansi Keuangan.Salemba EmpatIndriantoro, dan Supomo, 2002.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, YogyakartaKadarningsih, Ana. (2013). “ Keunggulan Bersaing ; Faktor – factor yang mempengaruhidan dampaknya pada kinerja Selling – in” Vol 21, No. 1 maret 2013 : 01 -18.Kamath, G.B. (2008), “The intellectual capital performance of Indian banking sector”,
Journal of Intellectual Capital, Vol. 8 No. 1, pp. 99-123.Kamukama, N., Ahiauzu, A., and Ntayi, J. M. (2011). Competitive Advantage:
Mediator of Intellec-tual Capital and Performance. Journal of Intellectual Capital,12(1), 152-164.
Kuryanto, Benny dan Muchamad Syafruddin (2008). “Pengaruh Modal IntelektualTerhadap Kinerja Perusahaan.” SNA XI.
Ramanda Yuli dan Muchtar Bustari (2015) “ Pengaruh Human Capital, Relational Capitaldan Organizational Capital tethada Kinerja Pegawai”.
Stewart, T.A. (1997) Intellectual Capital: The New Wealth Of Organizations,Doubleday/Currency: New York.
Tseng, Chun-Yao dan Yeong-Jia James Goo. 2005. “Intellectual Capital and CorporateValue in an Emerging Economy : Empirical Study of Taiwanese Manufacturers.”R&D Management. Vol 35, No. 2
Ulum, I. 2008. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaanperbankan di Indonesia. Call for paper Simposium Nasional Akuntansi XI. IkatanAkuntanIndonesia.Pontianak.
Wang dan Chang (2005), Intelectual Capital and Performance in Causal Model., JournalIntelectual Capital 6 (2). PP.23-36
Widarjono Agus, 2015, Analisis Multivariat Terapan, UPP STIM YKPN.Widyaningdyah utari agnes. (2013) “Intellectual capital dan keunggulan kompetitif”.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol, 15 No 1, Mei 2013, 1 – 14. ISSN 1411-0288
Http://Www.Dekopindatangsel.Or.Id/Index.Php/Profil/78-Artikel/103-Meningkatkan-Peran-Dan-Kontribusi-Koperasi-Dalam-Pertumbuhan-Ekonomi-Tangsel
https://zehanwidiastuti.wordpress.com/2013/10/20/mengapa-koperasi-di-indonesia-sulit-berkembang/
http://www.ukm-tangsel.com/?page=detail_berita&id_berita=3FVME2&halaman
top related