Pengaruh Human Capital, Structural Capital Dan Relational Capital Terhadap Kinerja Koperasi Dengan Competitive Advantage Sebagai Variabel Intervening pada Koperasi di Tangerang Selatan Khoirunnisa Azzahra Universitas esa unggul ABSTRACT This Research is about to test the influence of human capital, structural capital and relational capital to the performance of the Koperasi with competitive advantage as intervening variable by testing the direct influence of human capital, structural capital and relational capital performance of the Koperasi and the indirect influence with competitive advantage as intervening variable. The data in this research is compiled from the perception of the Koperasi employee in filling and replying the questioner. The data in this research is directly compiled from the respondence, by mail survey and gathering the feedback form the contact person of the Koperasi. The researcher sent 350 questioners to the Koperasi employee in South of Tangerang Area that registered in the Sub Government Office of the Koperasi and UKM of Banten Province. The questioner which had been replied and qualified to be analyzed for about 183 (52%) amount of the questioner. The analysis of this research is using multivariate SEM technic in AMOS 23 program software. The result of this research shows that human Capital and Relational Capital has positive and significant influence to the performance of the Koperasi which is indirect influence by mediating of competitive advantage, the structural capital and competitive advantage has significant and positive influence to the performance of the Koperasi, the human capital and relational capital has negative and insignificant to the performance of the koperasi directly and the structural capital has negative and insignificant to the performance of the Koperasi indirectly by mediating of competitive advantage. Key Words: intellectual capital, human capital, structural capital, relational capital, the performance the Koperasi and competitive advantage.
24
Embed
Pengaruh Human Capital, Structural Capital Dan Relational ... · TELA’AH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Resource-Based Theory Penrose (1959) ... sebagaimana beroposisi terhadap
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pengaruh Human Capital, Structural Capital Dan Relational Capital Terhadap Kinerja
Koperasi Dengan Competitive Advantage Sebagai Variabel Intervening pada Koperasi di
Tangerang Selatan
Khoirunnisa Azzahra
Universitas esa unggul
ABSTRACT
This Research is about to test the influence of human capital, structural capital and
relational capital to the performance of the Koperasi with competitive advantage as intervening
variable by testing the direct influence of human capital, structural capital and relational capital
performance of the Koperasi and the indirect influence with competitive advantage as
intervening variable. The data in this research is compiled from the perception of the Koperasi
employee in filling and replying the questioner. The data in this research is directly compiled
from the respondence, by mail survey and gathering the feedback form the contact person of the
Koperasi. The researcher sent 350 questioners to the Koperasi employee in South of Tangerang
Area that registered in the Sub Government Office of the Koperasi and UKM of Banten
Province. The questioner which had been replied and qualified to be analyzed for about 183
(52%) amount of the questioner. The analysis of this research is using multivariate SEM technic
in AMOS 23 program software. The result of this research shows that human Capital and
Relational Capital has positive and significant influence to the performance of the Koperasi
which is indirect influence by mediating of competitive advantage, the structural capital and
competitive advantage has significant and positive influence to the performance of the Koperasi,
the human capital and relational capital has negative and insignificant to the performance of the
koperasi directly and the structural capital has negative and insignificant to the performance of
the Koperasi indirectly by mediating of competitive advantage.
Key Words: intellectual capital, human capital, structural capital, relational capital, the
performance the Koperasi and competitive advantage.
LATAR BELAKANG
Dalam rangka pembangunan ekonomi bangsa Indonesia, koperasi mampu
mempersatukan, mengarahkan dan mengembangkan daya kreasi, daya cipta serta daya usaha
rakyat untuk bersama – sama turut serta dalam perekonomian Indonesia, koperasi mempunyai
kedudukan dan fungsi secara bersama – sama dengan badan – badan usaha milik negara atau
swasta untuk melakukan berbagai usaha demi tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Menurut UU No.25/1992 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
atau badan hukum yang berdasarkan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Pertumbuhan koperasi di Tangerang Selatan dalam lima tahun ini selalu di atas
pertumbuhan propinsi dan nasional yaitu mencapai lebih dari 8 % pertahunnya. Dengan jumlah
koperasi yang sangat banyak tersebut tentunya kontribusinya sangat diharapkan dapat
mendorong kesejahteraan anggota dan juga para pelaku Usaha Kecil Menengah. Akan tetapi,
kenyataanya peran ideal koperasi di Tangerang Selatan saat ini belum sepenuhnya dapat
terwujud, banyak koperasi yang masih berkutat di permasalahan internal pengelolaannya.
Sejumlah persoalan dengan mudah ditemui seperti: manajemen kepengurusan yang masih sangat
tradisional, pembukuan yang belum terstandarisasi, bisnis yang tidak mumpuni, partisipasi
anggota yang begitu rendah, hal ini merupakan sebuah fenomena yang cukup dilematis ketika
koperasi dengan berbagai kelebihannya ternyata belum dapat berperan secara optimal dalam
berkontribusi meningkatkan pertumbuhan pembangunan di Tangerang Selatan.
Dalam resource base t h e o r y dijelaskan bahwa keunggulan bersaing perusahaan akan
tercapai tergantung bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber
daya yang dimiliki sesuai dengan kemampuan perusahaan. Berdasarkan Resources Based
Theory, bahwa intellectual capital memenuhi kriteria sebagai sumber daya unik yang mampu
menciptakan keunggulan bersaing perusahaan sehingga dapat menciptakan nilai lebih (value
added) bagi perusahaan. Dari penjelasan resource base t h e o r y tersebut, intellectual capital
merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan, yang dapat memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan dan digunakan untuk menyusun dan menerapkan strategi perusahaan,
sehingga meningkatkan kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Intellectual capital yang
terdiri dari human capital, relational capital, dan structural capital merupakan salah satu
pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran intangible asset. (Harrison dan
Sullivan, 2000).
Di Indonesia, fenomena Intellectual capital mulai berkembang terutama setelah
munculnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 19 (revisi 2000) tentang aset
tidak berwujud. Menurut PSAK No. 19, aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk
tujuan administratif (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007).
Pendapat mengenai pentingnya intellectual capital didukung oleh Guthrie (2000).
Menurutnya perusahaan saat ini semakin menitikberatkan akan pentingnya knowledge assets
(aset pengetahuan). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran
knowledge assets (aset pengetahuan) adalah intellectual capital yang telah menjadi fokus
perhatian diberbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi.
Hal ini menimbulkan tantangan bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
mengungkapkannya dalam laporan keuangan (Sunarsih dan Ni Putu, 2012)
Intellectual capital diyakini dapat berperan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan
maupun kinerja keuangan. Perusahaan yang mampu memanfaatkan modal intelektualnya secara
efisien, maka nilai pasarnya akan meningkat. Appuhami (2007) menyatakan bahwa semakin
besar nilai modal intelektual (IC) semakin efisien penggunaan modal perusahaan, sehingga dapat
menciptakan value added bagi perusahaan. Selain itu, jika modal intelektual merupakan sumber
daya yang terukur untuk peningkatan competitive advantages, maka modal intelektual akan
memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan (Abdolmohammadi dalam Sunarsih dan Ni
Putu, 2012). Modal intelektual yang dioptimalkan pemanfaatannya bisa memberikan kontribusi
bagi timbulnya ide – ide kreatif dan solutif bagi kebutuhan perusahaan untuk bisa bersaing di
pasar.
Saat ini, penggunaan aset tidak berwujud memiliki dampak yang signifikan pada
keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga menciptakan bidang studi dan
penelitian baru dalam pengelolaan kegiatan bisnis di dalam organisasi. Salah satu aset tidak
berwujud yang paling penting yang telah dipelajari adalah modal intelektual. Jadi, identifikasi,
pengukuran dan manajemen dalam modal intelektual memiliki bagian yang penting. Maka
dengan demikian, apabila suatu perusahaan kurang atau bahkan tidak memberikan perhatian
yang khusus terhadap penilaian intellectual capital dalam memperhitungkan efektifitas dan
efisiensi kinerja karyawannya, maka hal tersebut dapat menimbulkan kurang optimalnya
perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis di era pasar bebas ini. Perusahaan yang masih
menggunakan praktek conventional based tersebut dari sisi internalnya dapat menyebabkan
kurangnya apresiasi kepada inovasi dan kreatifitas karyawan untuk menghasilkan ide – ide baru
serta solusi baru terhadap peningkatan kinerja perusahaan sehingga profit yang diraih dapat
optimal. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan karyawan terhadap manajemen yang tidak
mengakomodasi potensi besar yang dimilikinya, sehingga dapat menimbulkan turunnya kinerja
karyawan atau bahkan dapat menimbulkan hasrat karyawan terhadap perolehaan perusahaan
yang lebih baik yang dapat menghargai potensinya. Sedangkan dari sisi eksternal, perusahaan
yang belum dapat memperhitungkan intellectual capital sebagai salah satu modal penting yang
harus diperhatikan dan dikembangkan, perusahaan dapat kehilangan pelanggan – pelanggan
potential dan jaringan bisnis yang luas untuk bersaing dengan perusahaan lain yang sudah
berkembang secara kompetensi karyawan maupun tekhnologi informasi yang digunakan untuk
mempecepat respon terhadap pesatnya laju perubahan tren pasar di era globaliasi. Hal ini karena
dengan pesatnya perkembangan bisnis yang ditunjang oleh tekhnologi informasi terkini
menyebabkan para pelanggan dan mitra perusahaan (baik itu pemasok maupun pesaing) akan
dengan mudah mendapatkan akses informasi terhadap apapun yang terjadi di pasar sehingga
dapat menetapkan langkah – langkah respon yang cepat agar dapat tetap bertahan dan bersaing
di pasar bisnis.
TELA’AH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Resource- Based Theory
Penrose (1959) menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen,
jasa produktif yang memberikan karakter unik pada tiap perusahaan.
Human Capital Theory
Becker (1964) mengemukakan bahwa investasi dalam pelatihan dan untuk meningkatkan
human capital adalah penting sebagai suatu investasi dari bentuk – bentuk modal lainnya.
Skill, pengalaman, dan pengetahuan memiliki nilai ekonomi bagi organisasi karena hal
tersebut memungkinkan untuk produktif dan dapat beradaptasi. Skill, pengetahuan dan
kesehatan tidak hanya menguntungkan bagi seorang individu, namun juga akan meningkatkan
sumber daya bagi pengusaha dan suatu bangsa serta produktivitas potensial. Seperti aset – aset
lain pada umumnya, human capital memiliki nilai didalam pasar, namun nilai potensial dari
human capital secara penuh dapat direalisasikan hanya dengan kerjasama tiap – tiap individu.
Oleh karena itu, muncul sejumlah biaya – biaya untuk memunculkan perilaku produktif para
pegawai termasuk yang berhubungan dengan pemotivasian, pengawasan, dan
mempertahankannya (investasi human capital dibuat untuk mengantisipasi return mendatang)
(Flamholtz & lacey, 1981).
Intangible
Secara umum Intangible dibagi kedalam intangible proferty atau intangible resources
(Myers,1996). Intangible property terdiri dari aset yang dilindungi hukum
(paten,trademark,trade secret, software computer), sedangkan intangible resource cenderung
untuk memelihara proses pekerjaan, pengetahuan pegawai dan aktivitas – aktivitas research and
development (R&D).
Intellectual Capital
Beberapa peneliti mengungkapkan definisi intellectual capital sebagai berikut :
a. Intellectual capital bersifat elusive, tetapi sekali ditemukan dan dieksploitasi akan
memberikan organisasi basis sumber baru untuk berkompetisi dan menang (Bontis, 1996)
b. Intellectual capital adalah istilah yang diberikan untuk mengkombinasikan intangible asset
dari pasar, property intelektual, infrastruktur dan pusat manusia yang menjadi suatu
perusahaan dapat berfungsi (Brooking, 1996)
c. Intellectual capital adalah materi intelektual (pengetahuan, informasi, proferty intelektual,
pengalaman) yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Ini yang berdaya guna
(Stewart,1997).
d. Intellectual capital adalah pengejaran penggunaan efektif dari pengetahuan (produk jadi)
sebagaimana beroposisi terhadap informasi (bahan mentah) (Bontis,1998).
e. Intellectual capital dianggap sebagai suatu elemen nilai pasar perusahaan dan juga market
premium (Olve, Roy & Wenter, 1999).
Intellectual capital dapat diartikan sebagai saham atau modal yang berbasis pada
pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini juga merupakan hasil akhir dari proses
transformasi pengetahuan atau pengetahuan itu sendiri yang dijadikan dalam bentuk aset atau
Hipotesis 2 dalam penelitian ini menyatakan bahwa structural capital berpengaruh
secara positif dan signifikan dengan competitive advantage. Tabel 4.14 menunjukkan
nilai C.R. pengaruh structural capital terhadap competitive advantage sebesar 0.178
dengan nilai standardized regression weight positif sebesar 0.04. Nilai CR tersebut
belum melampaui batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05) disamping itu
nilai p sebesar 0.858 juga berada diatas nilai signifikansi 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa structural capital berpengaruh secara positif dan tidak signifikan
dengan competitive advantage.dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menerima
hipotesis 2 yang menyatakan bahwa structural capital berpengaruh positif dan signifikan
terhadap competitive advantage.
Pengujian Hipotesis 3 : terdapat pengaruh positif Relational Capital terhadap
Competitive Advantage
Hipotesis 3 penelitian ini menyatakan bahwa relational capital berpengaruh secara positif
dan signifikan dengan competitive advantage. Tabel 4.14. menunjukan nilai CR.
Pengaruh relational capital terhadap competitive advantage sebesar 2.561 dengan nilai
standardized regression weight positif sebesar 0.422 Nilai C.R. tersebut masih berada di
atas batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05). Disamping itu, nilai p sebesar
0.010 juga masih berada dibawah nilai signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa relational capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan competitive
advantage. Dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menolak hipotesis 3 yang
menyatakan bahwa human capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan
competitive advantage.
Pengujian Hipotesis 4 : terdapat pengaruh positif Human Capital terhadap Kinerja
Koperasi
Hipotesis 4 dalam penelitian ini menyatakan bahwa human capital berpengaruh secara
positif dan signifikan dengan kinerja koperasi. Tabel 4.14 menunjukkan nilai C.R.
pengaruh human capital terhadap kinerja perusahaan sebesar -1.871 dengan nilai
standardized regression weight 18egative sebesar -0.35. Nilai CR tersebut belum
melampaui batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05) disamping itu nilai p
sebesar 0.061 juga berada diatas nilai signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa human capital berpengaruh secara positif dan tidak signifikan dengan kinerja
perusahaan.dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menerima hipotesis 4 yang
menyatakan bahwa human capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
Pengujian Hipotesis 5 : terdapat pengaruh positif Structural Capital terhadap
Kinerja Koperasi
Hipotesis 1 penelitian ini menyatakan bahwa structural capital berpengaruh secara
positif dan signifikan dengan kinerja koperasi. Tabel 4.14 menunjukan nilai CR.
Pengaruh structural capital terhadap kinerja perusahaan sebesar 4.673 dengan nilai
standardized regression weight positif sebesar 1.041 Nilai C.R. tersebut masih berada di
atas batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05). Disamping itu, nilai p sebesar
*** juga masih berada dibawah nilai signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
human capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan competitive advantage.
Dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menolak hipotesis 1 yang menyatakan
bahwa structural capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan kinerja
perusahaan.
Pengujian Hipotesis 6 : terdapat pengaruh positif Relational Capital terhadap
Kinerja Koperasi
Hipotesis 4 dalam penelitian ini menyatakan bahwa relational capital berpengaruh
secara positif dan signifikan dengan kinerja koperasi. Tabel 4.14 menunjukkan nilai C.R.
pengaruh human capital terhadap kinerja perusahaan sebesar -.1.278 dengan nilai
standardized regression weight 19egative sebesar -0.201. Nilai CR tersebut belum
melampaui batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05) disamping itu nilai p
sebesar 0.201 juga berada diatas nilai signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa human capital berpengaruh secara 19egative dan tidak signifikan dengan kinerja
perusahaan.dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menerima hipotesis 4 yang
menyatakan bahwa human capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
Pengujian Hipotesis 7 : terdapat pengaruh positif Competitive Advantage terhadap
Kinerja Koperasi.
Hipotesis 7 penelitian ini menyatakan bahwa competitive advantage berpengaruh secara
positif dan signifikan dengan kinerja perusahaan. Tabel 4.14 menunjukan nilai CR.
Pengaruh structural capital terhadap kinerja perusahaan sebesar 5.072 dengan nilai
standardized regression weight positif sebesar 0.429. Nilai C.R. tersebut masih berada di
atas batas nilai kritis 1,96 (pada tingkat signifikansi 0,05). Disamping itu, nilai p sebesar
*** juga masih berada dibawah nilai signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
human capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan competitive advantage.
Dengan demikian, hasil uji statistic gagal untuk menolak hipotesis 7 yang menyatakan
bahwa structural capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan kinerja
perusahaan.
ANALISIS PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
TABEL 6
STANDARDIZED DIRECT EFFECT
RC SC HC CA KK
CA 0.348 0.038 0.348 0 0
KK -0.1590.948
-0.290 0.41 0
Sumber : Data Primer Diolah : 2016
TABEL 7
STANDARDIZED INDIRECT EFFECT
RC SC HC CA KP
CA 0 0 0 0 0
KK 0.143 0.016 0.143 0 0
Human capital dan relational capital berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja
koperasi yaitu dengan di mediasi oleh competitive advantage sebagai variabel mediasi.
Structural capital dan competitive advantage berpengaruh secara langsung terhadap
kinerja koperasi Human capital dan relational capital tidak berpengaruh secara langsung
terhadap kinerja koperasi.
Kesimpulan
human capital pada koperasi – koperasi di Tangerang Selatan berpengaruh positif dan
signifikan pada peningkatan nilai competitive advantage yang dimiliki koperasi. Dengan
demikian, human capital yang berpengaruh signifikan terhadap competitive advantage
(keunggulan bersaing) yaitu indikator yang paling utama dalam human capital adalah
training (pelatihan) untuk setiap pergantian karyawan di koperasi tangerang selatan
Structural capital berpengaruh negatif dan tidak signifikan dengan competitive advantage
yang dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Terkait structural capital ini, permasalahan
yang dihadapi koperasi di Tangerang Selatan belum optimal dalam pengelolaan utilitas
(daya guna) dari system infromasi tersebut untuk bisa mengakselerasi peningkatan nilai
competitive advantage (daya saing) menghadapi persaingan di pasar.
Relational capital berpengaruh positif dan signifikan dengan competitive advantage yang
dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Adapun indicator – indicator penting dari
Relational capital yang bisa meningkatkan competitive advantage (daya saing) koperasi
yaitu karyawan koperasi – koperasi di Tangerang Selatan mempunyai hubungan yang
baik dengan para pelanggan .
Human capital berpengaruh negative dan tidak signifikan dengan kinerja koperasi yang
dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Hal ini karena , karyawan koperasi cenderung
ragu – ragu dengan tingkat self driven yang dimilikinya (kemampuan dalam
mengembangkan semua potensi dalam dirinya untuk mencapai tujuan perusahaan) hal
ini dapat berakibat kurang optimalnya karyawan dalam mencapai target kinerja yang
ditetapkan oleh pimpinan koperasi
Struktural capital berpengaruh positif dan signifikan dengan kinerja koperasi yang
dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Karyawan pada koperasi – koperasi di Tangerang
Selatan sangat meyakini bahwa dengan bekerja sebagai tim (team work) yang baik
dengan kemampuan kerja yang saling melengkapi dan serta dengan struktur organisasi
yang dapat diidentifikasi dengan baik oleh seluruh elemen di dalam koperasi tersebut,
maka koperasi – koperasi di Tangerang Selatan bisa meraih kinerja perusahaan sesuai
dengan yang diharapkan bersama. Selain itu, dengan adanya system data yang dimiliki
oleh koperasi – koperasi di Tangerang Selatan, sangat memudahkan karyawan di dalam
koperasi tersebut untuk memperoleh informasi yang relevan yang mereka butuhkan untuk
dapat bekerja dengan baik.
Relational capital berhubungan negatif dan tidak signifikan dengan kinerja koperasi yang
dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Hal ini karena belum optimalnya pelanggan
dalam membantu koperasi untuk memperbaiki produk ataupun layanan. Dan belum
optimalnya sistem jaringan yang baik antara koperasi dengan pelanggan. serta belum
adanya system pengelolaan hubungan pelanggan.
Competitive Advantage berpengaruh positif dan signifikan dengan kinerja koperasi yang
dimiliki koperasi di Tangerang Selatan. Hal ini karena beberapa aspek dalam competitive
advantage yang diyakini oleh karyawan koperasi cukup kuat mendorong peningkatan
kinerja yaitu kondisi pasar perusahaan yang terus berkembang, kerjasama koperasi
dengan para pelanggan yang cukup menjanjikan, koperasi bisa dengan cukup baik
menjangkau pasar, dan juga sebagian besar pelanggan koperasi melihat potensi goodwill
pada koperasi terus meningkat.
Saran
1. Bagi peneliti berikutnya, disarankan untuk menambahkan variabel lain yang
berkaitan dengan meliputi masing-masing komponen human capital, structural
capital dan relational capital, competitive advantage dan kinerja koperasi misalnya
knowledge management, Customer Relationship Management dan motivasi kerja.
2. Bagi koperasi – koperasi ditangerang selatan dalam kaitannya rumusan pengelolan
modal intelektual yang terdiri dari 3 komponen human capital, relational capital dan
structural capital yang dapat meningkatkan kinerja koperasi dan meraih keunggulan
bersaing tingkat global, maka bagi koperasi seharusnya memperhatikan indicator –
indicator ideal untuk masing -masing komponen. Misalnya 1). human capital harus
lebih memperhatikan kapabilitas karyawan dan kreativitas karyawan dengan
meningkatkan pelatihan – pelatihan secara rutin terkait peningkatan kompetensi dan
motivasi kerja, kepuasan karyawan dengan meningkatkan renumerasi yang diterima
oleh karyawan, 2) structural capital harus lebih memperhatikan masalah system dan
prosedur organisasi, system informasi Akuntansi dan Manjemen yang diterapkan,
proses organisasi dan budaya organisasi, serta 3) relational capital harus lebih
memperhatikan masalah kapabilitas dasar pemasaran, loyalitas pelanggan, intensitas
pasar dan hubungan dengan pelanggan (anggota) dengan menerapkan system
costumer relationship management (CRM) untuk mengelola data – data pelanggan,
Electronic costumer relationship management (E-CRM) dengan menggunakan social
media untuk mengintensifkan hubungan dengan pelanggan (anggota) secara online
seperti melalui facebook, twitter, instagram dan sebagainnya, serta diharapkan
koperasi dapat menerapkan E- Commerce dengan memasarkan produk dan jasa
secara online melalui website dan aplikasi khusus seperti aplikasi klik- indomart
untuk mempermudah pelanggan (anggota) melakukan pemesanan produk dan
aplikasi modalku untuk aplikasi simpan pinjam.
3. Bagi stakeholders seperti Dinas Koperasi Tangerang Selatan dengan memperhatikan
hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan dalam melakukan
pembinaan terhadap koperasi – koperasi di Tangerang Selatan, agar koperasi –
koperasi tersebut dapat meningkatkan kinerja dan meraih keunggulan bersaing
tingkat global.
Daftar PustakaAstuti Pratiwi, dan Sabeni arifin. 2005, Hubungan Intellectual Capital dan bussines
performance dengan diamond specification. Jurnal SNA VIII,Solo.Barney, J. B., (1991). Firm resources and sustained competitive advantage, Journal of
Management, Vol. 17, pp.99-120.Bataineh, Mohammad. T. and Al Zoaby, Mohammad. (2011). The Effect of Intellectual
Capital on Organizational Competitive Advantage: Jordanian Commercial Banks(Irbid District) An Empirical Study. EuroJournals, Inc.- International Bulletin ofBusiness Administration, ISSN: 1451-243X Issue 10 .
Bontis, N., dan J. Fitz-Enz. 2002. Intellectual Capital ROI: A Casual Map of HumanCapital Antecedents and Consequents. Journal of Intellectual Capital 3(3): 223–247.
Bontis, et al. 2000. Intellectual Capital and Business Performance in MalaysianIndustries. Journal of Intellectual Capital, III (3):223-247
Chen, et al. 2005. An empirical investigation of the relationship between intellectualcapital and firm’s market value and financial performance. Journal of IntellectualCapital, Vol 6, Issue 2.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, BadanPenerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hariyanto W dan Hermawan S. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap BussinesPerformance dan Competitive Advantage.
Hong, Pew Tan, David Plowman dan Phil Hancock (2007). Intellectual Capital andFinancial Returns of Companies. Journal of Intellectual Capital. 8(1), 76-95.2007
Ikatan Akuntansi Indonesia (2009), Standar Akuntansi Keuangan.Salemba EmpatIndriantoro, dan Supomo, 2002.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, YogyakartaKadarningsih, Ana. (2013). “ Keunggulan Bersaing ; Faktor – factor yang mempengaruhidan dampaknya pada kinerja Selling – in” Vol 21, No. 1 maret 2013 : 01 -18.Kamath, G.B. (2008), “The intellectual capital performance of Indian banking sector”,
Journal of Intellectual Capital, Vol. 8 No. 1, pp. 99-123.Kamukama, N., Ahiauzu, A., and Ntayi, J. M. (2011). Competitive Advantage:
Mediator of Intellec-tual Capital and Performance. Journal of Intellectual Capital,12(1), 152-164.
Kuryanto, Benny dan Muchamad Syafruddin (2008). “Pengaruh Modal IntelektualTerhadap Kinerja Perusahaan.” SNA XI.
Ramanda Yuli dan Muchtar Bustari (2015) “ Pengaruh Human Capital, Relational Capitaldan Organizational Capital tethada Kinerja Pegawai”.
Stewart, T.A. (1997) Intellectual Capital: The New Wealth Of Organizations,Doubleday/Currency: New York.
Tseng, Chun-Yao dan Yeong-Jia James Goo. 2005. “Intellectual Capital and CorporateValue in an Emerging Economy : Empirical Study of Taiwanese Manufacturers.”R&D Management. Vol 35, No. 2
Ulum, I. 2008. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaanperbankan di Indonesia. Call for paper Simposium Nasional Akuntansi XI. IkatanAkuntanIndonesia.Pontianak.
Wang dan Chang (2005), Intelectual Capital and Performance in Causal Model., JournalIntelectual Capital 6 (2). PP.23-36
Widarjono Agus, 2015, Analisis Multivariat Terapan, UPP STIM YKPN.Widyaningdyah utari agnes. (2013) “Intellectual capital dan keunggulan kompetitif”.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol, 15 No 1, Mei 2013, 1 – 14. ISSN 1411-0288