PENG ARUH LATIHAN ISOTONIK DAN ISOKINETIK OTOT …eprints.ums.ac.id/25405/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · tujuan dilakukan latihan fisik berupa Isotonik dan Isokinetic Exercise. Isotonik
Post on 25-Mar-2019
253 Views
Preview:
Transcript
PENG
GARUH LA
TERHAD
KE
U
ATIHAN IS
DAP KELIN
ELAS I SM
PROG
FA
UNIVERSIT
SOTONIK D
NCAHAN K
MUN I GON
NASKA
D
LILA H
GRAM STU
AKULTAS
TAS MUH
DAN ISOKI
KAKI PEMA
NDANGREJ
AH PUBLI
Disusun oleh :
HERUNINGJ 11006004
UDI D IV F
ILMU KE
HAMMADI
2013
INETIK OT
AIN BOLA
JO KARAN
IKASI
G SRIATI 41
FISIOTER
ESEHATAN
IYAH SUR
TOT GAST
BASKET S
NGANYAR
RAPI
N
RAKARTA
1
ROCNEMI
SISWA
A
IUS
PENGTERHA
Dwi Rosel
GARUH LAADAP KELI
Telah
Merupa
Pembimb
lla KomalasaNIK. 10
H
NASKA
ATIHAN ISINCAHAN
GO
Membaca D
akan Ringka
bing I
ari, SSt.FT, M016
HALAMA
AH PUBL
SOTONIK DKAKI PEM
ONDANGRE
Nama : L
NIM :
Dan Mencerm
ansan Skripsi
M
M. Fis
N PERSE
IKASI KA
DAN ISOKIMAIN BOLAEJO KARA
Oleh :
Lila Herunin
J 110 060
mati Naskah
i (Tugas Akh
Menyetujui
ETUJUAN
ARYA ILM
INETIK OTA BASKET
ANGANYAR
ng Sriati
041
Publiksi Ka
hir) Dari Ma
S
Umi B
N
MIAH
TOT GASTT SISWA KER
arya Ilmiah, Y
ahasiswa Ter
Surakarta, 1
Pemb
Budi RahayuNI
2
ROCNEMIELAS I SM
Yang
rsebut
3 Juli 2013
bimbing II
u, SSt.FT,SPK. 750
IUS MUN I
P.d, M.Kes
1
ABSTRAK PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SKRIPSI, 2013
LILA HERUNING SRIATI “PENGARUH LATIHAN ISOTONIK DAN ISOKINETIK OTOT GASTROCNEMIUS TERHADAP KELINCAHAN KAKI PEMAIN BOLA BASKET SISWA KELAS I SMUN I GONDANGREJO KARANGANYAR”. Untuk meraih kemenangan dalam bola basket, pemain bola basket tidak hanya membutuhkan kemampuan dalam teknik tetapi juga harus didukung oleh kecepatan, kelincahan dan daya tahan tubuh, Menurut Sudjarwo (1991) kelincahan adalah merupakan kemampuan merubah arah dan posisi dengan situasi yang di hadapi. kontraksi isotonik, yaitu suatu kontraksi di mana otot bekerja mengalami pemendekan dari panjang asal. Pada proses pemendekan, kecepatan tidak konstan dengan menanggung beban yang besarnya tidak proporsional dengan kekuatannya. Latihan isokinetik adalah pola latihan yang mengikuti kaidah kontraksi isokinetik, yakni suatu kontraksi dimana otot bekerja dengan kecepatan konstan dengan menanggung beban yang besarnya secara proporsional dengan kekuatannya.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif jenis eksperimen, dengan pendekatan Quasi Experimental Design two groups pre and post test design. dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden dengan metode pengambilan purposive sampling dari murid ekstrakulikuler bola basket SMA Negeri 1 Gondang Rejo Karanganyar.
Uji normalitas Shapiro-Wilk untuk pengukuran kelincahan dengan Agility T test mendapatkan hasil p > 0,05 yang berarti distribusi data normal, maka di uji analisis data menggunakan Paired Sampel t test. Dari hasil uji tersebut menunjukkan adanya hubungan antara latihan isotonik dan isokinetik dengan peningkatan kelincahan. Pada uji beda pengaruh mendapatkan hasil bahwa latihan isokinetik lebih berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan. Diharapkan akan adanya penelitian selanjutnya dengan menambah jumlah variabel yang diteliti guna memperluas penelitian yang akan datang.
Kata kunci : Latihan Isotonik, Latihan Isokinetik, Kelincahan
2
PENDAHULUAN
Olahraga bola basket merupakan olahraga yang dilakukan pertama kali di
Swedia pada tahun 1890, dimana menjadi olahraga dengan peraturan dan sistem
penilaian yang dipakai hingga sampai saat ini. Olahraga bola basket menjadi
olahraga yang populer di negara Afrika Selatan dan Amerika Serikat. Olahraga
bola basket adalah olahraga yang membutuhkan energi besar dalam
melakukannya karena dalam olahraga ini terdapat gerakan memotong umpan
lawan, mengoper bola, melompat, melakukan tembakan baik jarak jauh maupun
jarak dekat dan berlari untuk menciptakan alur formasi. Untuk meraih
kemenangan dalam bola basket, pemain bola basket tidak hanya membutuhkan
kemampuan dalam teknik tetapi juga harus didukung oleh kecepatan, kelincahan
dan daya tahan tubuh (Ellis and Smith, 2000).
Kelincahan adalah kemampuan mengubah arah dengan cepat dan tepat
tanpa kehilangan keseimbangan (Sharkey, 1984). Menurut Sudjarwo (1991)
kelincahan adalah merupakan kemampuan merubah arah dan posisi dengan situasi
yang dihadapi. Sedangkan menurut Suharno (1980) kelincahan adalah
kemampuan dari seseorang untuk merubah arah dan posisi secepat mungkin
sesuai dengan situasi yang dikehendaki dan dihadapi. Kelincahan dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantarannya kekuatan, daya tahan otot, dan fleksibilitas.
Komponen lain terdiri dari kecepatan reaksi dan gerak, keseimbangan, power, dan
koordinasi (Yosep, 1982).
Fisioterapis sesuai dengan standar profesinya berperan dalam
mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh, sehingga
memiliki tanggung jawab dalam peningkatan kapasitas fisik dan kesegaran
jasmani. Latihan fisik akan meningkatkan kualitas penampilan seseorang dan
kualitas penampilan itu sendiri adalah komponen yang harus dimiliki dan menjadi
tujuan dilakukan latihan fisik berupa Isotonik dan Isokinetic Exercise. Isotonik
exerice adalah latihan yang mengikuti kaidah kontraksi isotonik, yaitu suatu
kontraksi di mana otot bekerja mengalami pemendekan dari panjang asal. Pada
proses pemendekan, kecepatan tidak konstan dengan menanggung beban yang
3
besarnya tidak proporsional dengan kekuatannya. Secara mikro peristiwa isotonik
yang terjadi di dalam sarcomere adalah adanya tarikan aktin oleh kepala myosin
yang berulang kali dari triponin satu ketroponin berikutnya.
Efek dari tarikan yang berulang-ulang mengakibatkan sarcomere mengalami
pemendekan. Respon kekuatan kontraksi isotonik sangat tergantung pada
besarnya beban yang ditanggungnya. Bila beban yang ditanggung ringan atau
lebih kecil dari kekuatan aksimum otot, maka hanya beberapa fasciculus saja yang
bekerja, sebaliknya bila beban yang ditanggung berat atau sebesar kekuatan
maksimum otot, maka seluruh fasciculus dari otot tersebut akan dikerahkan
(Rustiadi, 2012).
LANDASAN TEORI
Olahraga bola basket merupakan olahraga yang dilakukan
pertama kali dilakukan di Swedia pada tahun 1890, olahraga bola basket
menjadi olahraga yang populer di negara Afrika Selatan dan Amerika
Serikat. Dimana olahraga ini membutuhkan energi besar dalam
melakukannya karena dalam olahraga bola basket terdapat gerakan
memotong umpan lawan, mengoper bola, melompat, melakukan shoot
baik jarak jauh maupun jarak dekat dan berlari untuk menciptakan alur
formasi, untuk itu pemain bola basket harus didukung kemampuan dalam
teknik dan juga harus didukung oleh kecepatan, kelincahan dan dayatahan
tubuh (Ellis and Smith, 2000).
Pemain bola basket hampir menggunakan semua anggota gerak
badannya untuk bermain, dimana otot-otot pada pemain bola basket
digunakan untuk melakukan gerakan cepat dan mendadak, seperti halnya
otot Hamstring, Quadriceps dan Gastrocnemius yang digunakan untuk
berlari, otot Gastrocnemius untuk awalan dalam melakukan gerakan
membelokkan tubuh diiringi dengan sikap condong tubuh untuk
mengambil arah, otot-otot gluteus yang digunakan sebagai tenaga
pendorong saat melakukan loncatan, kemampuan kemampuan otot-otot
4
ekstremitas bawah ini digunakan sebagai otot utama dimana didalamnya
membutuhkan kekuatan dan fleksibilitas yang tinggi untuk permainan bola
basket yang sangat mobile dalam bergerak (Rhea et al., 2002).
Otot Hamstring berperan dengan kontraksi eksentrik guna
mencegah terjadinya hiperekstensi dari knee, peran otot hamstring sebagai
stabilisator dari fase fase gait memegang peranan dengan kontraksi
eksentrik maupun konsentrik. Otot Quadriceps sebagai penggerak dari
ekstensi knee mempunyai peran penting dalam melakukan awalan
lompatan maupun bergerak membelokkan badan (Whittle, 2007).
a. Kelincahan dalam Bola Basket
Kelincahan menurut Sharkey (1984) adalah kemampuan tubuh
mengubah arah dengan cepat dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan.
Kelincahan merupakan bagian dasar dari semua macam olahraga maupun
aktifitas yang memerlukan perubahan posisi badan secara cepat. Faktor
dasar yang mempengaruhi kelincahan adalah daya tahan aerobik dan
kebugaran otot yaitu kekuatan, daya tahan otot dan fleksibilitas.
Komponen lain dari kecepatan reaksi dan gerak, keseimbangan, power dan
koordinasi, faktor-faktor tersebut saling berkaitan membentuk suatu
kelincahan yang merupakan bagian penting pada performance seseorang.
a. Pada pemain bola basket kelincahan juga berperan dalam kesiapan untuk
bergerak dengan merubah posisi cepat, membantu meningkatkan
kecepatan gerak dengan arah gerakan yang berbelok-belok. Kelincahan
digunakan untuk menghindari lawan yang mencoba menutupi arah gerak,
berlari dan melompat tiba-tiba untuk mencetak poin dan menutup
pergerakan lawan yang datang menyerang (Ellis and Smith, 2000).
b. Isotonik Exercise
Isotonik exerice adalah latihan yang mengikuti kaidah kontraksi
isotonik, yaitu suatu kontraksi di mana otot bekerja mengalami pemendekan
dari panjang asal. Pada proses pemendekan, kecepatan tidak konstan dengan
menanggung beban yang besarnya tidak proporsional dengan kekuatannya.
Secara mikro peristiwa isotonic yang terjadi di dalam sarcomere adalah
5
adanya tarikan aktin oleh kepala myosin yang berulang kali dari triponin
satu ketroponin berikutnya (Bastian et al., 1996).
Efek dari tarikan yang berulang-ulang mengakibatkan sarcomere
mengalami pemendekan. Respon kekuatan kontraksi isotonic sangat
tergantung pada besarnya beban yang di tanggungnya. Bila beban yang
ditanggung ringan atau lebih kecil dari kekuatan aksimum otot, maka hanya
beberapa fasciculus saja yang bekerja, sebaliknya bila beban yang
ditanggung berat atau sebesar kekuatan maksimum otot, maka seluruh
fasciculus dari otot tersebut akan dikerahkan (Rustiadi, 2012).
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif jenis eksperimen,
dengan pendekatan quasi experimental two groups pre and post test design.
Pelaksanaan dari Isotonic exercise adalah dengan posisi responden tidur
tengkurap dan kaki bebas lurus kemudian diberikan beban pada telapak kaki yang
diikatkan dengan beban, kemudian responden disuruh untuk menggerakkan kaki
dorsal fleksi dengan beban tersebut. Pemberian 3 sets latihan dengan 12 kali
repetisi dengan beban yang bias ditoleransi oleh responden. Pelaksanaan
dilakukan selama 6 minggu latihan. Pelaksanaan latihan Isokinetik adalah dengan
latihan pembebanan dengan posisi yang sama dengan latihan isotonic, hanya saja
dalam gerak latihan isotonic memiliki kecepatan yang berbeda dengan diawali
dengan gerakan pelan kemudian diikuti gerak cepat setelahnya dan pembebanan
yang diawali dari 60% dari berat tubuh hingga 100% (Bastian et al., 1996).
HASIL PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan pada pemain bola basket SMA Negeri 1 Gondang
Rejo Karanganyar dengan jumlah responden 40 orang, data yang diperoleh
6
diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin mendapatkan jenis kelamin terbanyak
adalah perempuan dengan jumlah sebanyak 15 orang pada kelompok isotonik dan
16 orang pada kelompok isokinetik.
Pemberian latihan isotonik dan isokinetik pada pemain bola basket SMA
Negeri 1 Gondang Rejo Karanganyar didapatkan hasil bahwa kedua latihan baik
isotonik ataupun isokinetik sama-sama berpengaruh terhadap peningkatan
kelincahan pemain bola basket, dan latihan isokinetik lebih berpengaruh
dibandingkan dengan latihan isotonik. pengukuran kelincahan dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan Agility T test.
.
Hasil pada penilaian pengaruh latihan isotonik terhadap kelincahan pada
pemain bola basket SMA Negeri 1 Gondang Rejo Karanganyar menunjukkan
hasil nilai signifikansi (p <0,05) yang berarti latihan isotonik berpengaruh
terhadap nilai kelincahan pada pemain bola basket. Pemberian latihan isotonik
dimana dalam pelaksanaan gerakannya menerapkan gerakan dengan kecepatan
yang tidak konstan dan menanggung beban yang besarnya tidak proporsional
dengan kekuatannya. Secara mikro peristiwa isotonic yang terjadi di dalam
sarcomere adalah adanya tarikan aktin oleh kepala myosin yang berulang kali
dari triponin satu ketroponin berikutnya (Bastian et al., 1996).
Efek dari tarikan yang berulang-ulang dalam latihan isotonik
mengakibatkan terjadi pemendekan pada sarcomere. Respon kekuatan
kontraksi isotonic sangat tergantung pada besarnya beban yang di
tanggungnya. Bila beban yang ditanggung ringan atau lebih kecil dari kekuatan
maksimum otot, maka hanya beberapa fasiculus saja yang bekerja, sebaliknya
bila beban yang ditanggung berat atau sebesar kekuatan maksimum otot, maka
seluruh fasciculus dari otot tersebut akan dikerahkan (Rustiadi, 2012).
. Latihan isokinetik adalah suatu bentuk latihan dengan mengkontraksi otot
dengan kecepatan konstan dan menanggung beban yang besarnya secara
proporsional dengan kekuatannya. Secara fisiologis, dketahui bahwa tujuan pokok
dari latihan adalah “membangun sumber energi yang diperlukan oleh otot”
(Bastian et al., 1996).
7
Latihan ini secara keseluruhan dan dengan cepat dapat memperbaiki
strengthening otot karena dengan adanya pembebanan dan kecepatan yang
konstan maka otot lebih dapat meningkatan ukuran yang akan mempengaruhi
kekuatan kontraksi yang dihasilkan. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa
latihan isokinetik menjadi kebutuhan utama para atlet untuk menyambut
kompetisi olahraga.
Hasil interprestasi data dalam penelitian ini mendapatkan bahwa nilai
Mean pada selisih latihan isokinetik lebih besar dengan nilai mean selisih
sebesar 3,9 nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan nilai mean selisih
perubahan pada latihan isotonik yang bernilai sebesar 2.8, perbedaan nilai ini
menunjukkan bahwa latihan isokinetik lebih dapat meningkatkan kelincahan
pada pemain bola basket dibandingkan dengan latihan isotonik. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Bastian dkk (1996) dalam penelitian
tersebut mendapatkan hasil bahwa latihan isotonik dan isokinetik tidak terlalu
jauh berbeda dalam memberikan dampak terhadap neuromuscular otot, tetapi
bukan berarti bahwa tidak terdapat perbedaan sama sekali dalam hasilnya, hasil
perbedaan yang signifikan dalam penelitian tersebut adalah bahwa latihan
isokinetik lebih berpengaruh dalam peningkatan kekuatan otot dibandingkan
dengan latihan isotonik.
Kekuatan otot yang adekuat sangat penting ketika dibutuhkan untuk
melakukan suatu gerakan baik dalam olahraga ataupun kegiatan sehari-hari.
Kekuatan otot juga dapat meningkatkan nilai kelincahan, hal ini didasari bahwa
kekuatan otot merupakan salah faktor penentu, karena dengan meningkatnya
kekuatan otot kelambanan pada atlet dalam bergerak dan untuk berhenti
mendadak yang kemudian mengubah arah geraknya dapat dikurangi.
Peningkatan kekuatan kontraksi otot pada latihan isokinetik ini berasal
dari sumber energi aerobik dan anaerobik, maka kedua sumber energi inilah
yang dibangun dalam peningkatan ukuran dan tenaga kontraksi yang dihasilkan
maka dalam hal ini latihan isokinetik lebih baik dibandingkan dengan latihan
isotonik yang hanya mengandalkan adanya kontraski yang berulang tanpa
adanya pembebanan yang sesuai dengan keperluan dari kontraksi otot. Ditinjau
8
dari sudut fisiologis prinsip dasar latihan isokinetik juga lebih membuhi syarat
dalam memberikan adanya pembebanan meningkat bertahap, prinsip
pembebanan berlebih dan pola beban dan pola gerak sama dengan pola beban
dan pola gerak sesungguhnya. Sedangkan pada isotonik latihan hanya
mefokuskan diri pada pembebanan yang konstan, tidak ada peningkatan
pembenanan dalam latihan.
1. Keterbatasan penelitian.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kurangnya pengawasan dalam
aktivitas sehari-hari dari responden, ditambahkan dengan banyaknya responden
berjenis kelamin perempuan sehingga tidak dapat dilakukan uji terhadap
pengaruh perubahan latihan isotonik ataupun isokinetik pada perbedaan jenis
kelamin, akan lebih bagus penelitian jika didapatkan jumlah yang setara antara
responden laki-laki dan perempuan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisa dan perhitungan uji statistik, menunjukan
nilai signifikan p = ,000(p<0,05) dimana terdapat pengaruh pemberian latihan
isokonetik terhadap kelincahan pada pemain bola basket SMA Negeri 1 Gondang
Rejo Karanganyar.
Saran
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik terhadap
permasalahan peningkatan kesehatan dalam dunia olahraga baik dalam
peningkatan hasil untuk tujuan prestasi ataupun penjagaan dari terjadinya cidera,
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah responden dan
9
memperpanjang waktu penelitian atau menambah variabel-variabel penunjang.
Hal lain yang berperan penting dalam kemajuan suatu penelitian untuk
meningkatkan hasil yang lebih baik adalah dengan kerjasama yang baik secara
komunikasi maupun penerapan ilmu antara fisioterapis dengan pemain
olahraga.signifikan. Serta penambahan jumlah sampel yang diambil lebih banyak
dari penelitian sebelumnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Andrish, Jack T. 2009. Sports injuries in weekend warriors: 20 Clinical pearls. Dr Andrish is in the Center of Sports Health within the Orthopaedic and Rheumatologic Institute at the Cleveland Clinic Foundation in Cleveland. For this article, Dr Andrish has updated his discussion of sports injuries in recreational athletes that first appeared in 2004 in The Journal of Musculoskeletal Medicine.
Andryono. 2011. Profesional Soccer. Sub bab Cidera Pemain dan Penjelasan Sepak Bola. Hal 50. Teknik Informatika. STMIK El Rahma., Yogyakarta.
Bastian Steven D. Edward M, Laura J Houston. 1996. Neuromuscular adaptations in Isokinetc, Isotonic, and Agility Training Program. From Medsport, Orthopedical Surgery, University of Michigan. Michigan.
Ellis and Smith. 2000. Protocol For The Psicological Assesment Of Team Sport
Players.In.Jc. Gore.ed. Protocol for the psicological Assesment of Team Net Ball Players (pp.302-310). Champaigh. Human Kinetic.
Johansyah L., 2005. Mengenal Latihan Pliometrik. Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Negeri Jakarta dan Pelatih SEA Games 99 s/d 2005, Jakarta. Goldstein, B., & Kontor, K. 2002. How To Make Your Soccer Field A
Conditioning Facility. Performance Soccer Conditioning. Lincoln, NE: Ken Kontor.
Gyton. 2007: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi II. EGC; Jakarta. Rhea. MR. Ball. Phillips W.T, Burket L.N. 2002. A Comparison of Linear and
Daily UndulatingPeriodized Program With Equal Volume and Intensity for Strenght. Journal of Strenght and Conditional Research. 16(2):250-255.
Sidik, Dikdik Z. 2008. Periodisasi Latihan Kekuatan Untuk Olahraga Dominan
Kecepatan. Universitas Indonesia. Jakarta. Snell, R.S., 1993. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran; edisi keenam,
alih bahasa Liliana Sugiono, EGC, J akarta, hal. 884-885 Teguh, Lokananta. 2003. Pengaruh pemberian Latihan plyometrik Stride Jump
cross over and Singel Stride Jump terhadap daya ledak. Kekuatan dan kelincahan otot tungkai pada anak laki-laki usia11-13 tahun. JBP No 5. Vol 01. Januari 2003.
Topend. 2012. Fitness Testing. Agility T test. Last Modified: 07/15/2012 22:01:
26http:// www. topendsports.com/testing/tests/t-test.htm, Last Modified: 01/31/2012 14:02:09
11
Whittle, Michael W., 2007 ; Terminology Used In Gait Analisys-Normal Gait-Gait Analisys an Introduction on http://www.elsevier.com.
top related