Nama penulis : Rika Sofa , Dini Destiani , Ate Susanto ... · PDF filebox bahwa pada aplikasi sistem pakar bisa ... tingkat serangan hama penyakit yang ... Hasil analisis statistik
Post on 14-Feb-2018
219 Views
Preview:
Transcript
Adi Nugraha ( 14 – 157 )
Ahmad Hamdani ( 14 – 237 )
Arizkianagung (14 – 176 )
Dicki Yanda ( 14 – 171 )
Fahmi Subhan (14 – 147 )
Jaka Supriyanto(14 – 133 )
Warya ( 14 – 087 )
Nama penulis : Rika Sofa , Dini Destiani , Ate Susanto
Nama jurnal publikasi : Portal Garuda
Waktu terbit : 2012
Di riview oleh : Arizkianagung
Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok dan dalam perekonomian bangsa Indonesia. Oleh karena itu setiap faktor yang mempengaruhi tingkat produksinya sangat penting diperhatikan. Berkurangnya area sawah menjadi salah satu faktor yang membuat hasil produksi menjadi menurun, belum lagi dengan banyaknya penyakit yang ada
pada tanaman di persawahan.
Untuk mendiagnosis dan menentukan jenis penyakit serta memberikan cara pengendalian guna mendapatkan solusinya.
Berasal dari penelusuran kepustakaan berupa studi literatur
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengembangan Sistem Tahap Identifikasi
Tahap Konseptualisasi
Tahap Formalisasi
Tahap Implementasi
Tahap Uji Coba
Penulis menghasilkan flowmap untuk menjelaskan nya
Pengetahuan tentang penyakit padi dapat di informasikan secara terkomputerisasi
Mengetahui pengetahuan tentang penyakit tanaman padi serta cara pengendaliannya
Hasil pengujian dengan menggunakan metode Black box bahwa pada aplikasi sistem pakar bisa berjalan dengan baik dan bisa menghasilkan output yang diharapkan serta bisa dipakai pada tahap konsultasi
Nama Penulis : Suharyanto, Jemmy Rinaldy, Nyoman Ngurah Arya
Nama Jurnal Publikasi : Jurnal AGRARIS
Waktu Terbit : 2016
Di Riview Oleh : Warya
Provinsi Bali yang memiliki luas areal usahatani padi sawah relatif lebih kecil
(14,40% dari dari luas wilayah) dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia,
namun tingkat produktivitasnya yang relatif lebih tinggi dibandingkan produktivitas
nasional (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2013)
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan usahatani padi sawah antara lain : (a)
kepemilikan lahan usahatani yang relatif kecil dan tersebar dan bahkan cenderung
mengecil karena adanya proses fragmentasi lahan sebagai akibat dari sistem/pola
warisan, (b) terjadinya alih fungsi lahan sawah untuk penggunaan lainnya sebagai
akibat perkembangan perekonomian daerah baik untuk pariwisata, perumahan
maupun sektor lainnya, (c) keterbatasan debit air irigasi pada beberapa wilayah,
terutama pada musim kemarau yang disebabkan oleh persaingan dalam penggunaan
air irigasi, (d) keterbatasan tenaga kerja terutama pada saat panen raya, sehingga
kebutuhan tenaga kerja umumnya berasal dari luar Bali, (e) keterbatasan modal
usahatani, sehingga produktivitas yang dicapai masih dibawah produktivitas
potensialnya dan (f) tingkat serangan hama penyakit yang masih cenderung tinggi
dan beragam antar wilayah dan antar musim tanam seperti wereng coklat, penggerek
batang, tungro dan tikus.
Lokasi penelitian ditentukan secara purposive pada tiga kabupaten sentra produksi padi sawah
di Provinsi Bali, yaitu Kabupaten Tabanan, Buleleng dan Gianyar. Pengumpulan data
dilaksanakan selama dua musim tanam pada tahun 2012 melalui survei dengan mewawancarai
petani contoh dengan panduan kuesioner yang terstruktur. Pengambilan sampel petani padi
sawah dalam penelitian ini digunakan metode sampel acak sederhana sebanyak 122 petani padi
sawah yang terdistribusi 44 petani di Desa Selanbawak, Kecamatan Marga Kabupaten
Tabanan, 38 petani di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar dan 40 petani di
Desa sangsit, Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng. Data-data yang dikumpulkan terkait
dengan tulisan ini mencakup karakteristik rumah tangga petani, penguasaan tanah, pola tanam,
struktur input dan output usahatani.
Secara matematis risiko dirumuskan sebagai berikut :
CV = ........................................................................ (1)
Nilai koefisien variasi yang lebih kecil menunjukkan variabilitas nilai rata-rata pada distribusi
tersebut rendah. Hal ini menggambarkan risiko yang dihadapi untuk memperoleh produksi
tersebut rendah
sawah dianalisis
analisis regresi linier
multiplikatif heteroskedastisitas
Nilai koefisien variasi
KERAGAAN PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI
Pada penggunaan benih, umumya petani menyemai benih lebih banyak daripada yang
sesungguhnya ditanam. Rata-rata penggunaan benih per hektar mencapai 29,95 kg/ha.Selain untuk
mengantisipasi kekurangan bibit akibat viabilitas (daya tumbuh) benih yang tidak pernah
mencapai diatas 95 persen, hal itu juga dimaksudkan untuk mengantisipasi kebutuhan bibit untuk
penyulaman.
RISIKO PRODUKSI
Analisis risiko produksi menggunakan koefisien
variasi (CV) kemudian dilakukan perbandingan risiko produksi antara petani padi sawah pada
musim hujan dan produksi padi sawah pada musim kemarau. Nilai koefisien variasi produksi yang
kecil menunjukkan variabilitas nilai rata-rata produksi yang rendah.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI
Untuk mengetahui risiko produksi padi sawah pada penggunaan faktor-faktor produksi padi sawah
dapat dianalisis menggunakan model fungsi produksi CobbDouglass menurut Just and Pope,
dimana model tersebut menunjukkan adanya pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produksi
padi sawah. Hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas
Disini penulis jurnal menggunakan koefisien determinasi untuk hasilnya
Sebagai implikasi kebijakan dari penelitian ini, maka
di sarankan beberapa hal sebagai berikut:
(1) menambah penggunaan input produksi yang secara signifikan meningkatkan produksi dan
menurunkan risiko antara lain pupuk organic, mengaplikasikan pendekatan PHT dalam
pengendalian OPT secata utuh sehingga penggunaan pestisida dapat dioptimalkan,
(2) upaya untuk penanganan risiko produksi dapat dilakukan melalui oenerapan diversifikasi
usahatani atau pola tanam optimal dan
(3) upaya mengurangi risiko juga dapat dilakukan melalui perbaikan dan perancangan teknologi
yaitu dengan menggunakan varietas-varietas tahan OPT dan memiliki stabilitas hasil yang
tinggi serta daya adaptasi yang luas terhadap berbagai cekaman lingkungan
Nama penulis : Muhammad Irsan, Vidiyono Novian Pratama,
Muhammad Fakih
Nama jurnal publikasi : Portal Garuda
Waktu terbit : 2015
Di Review Oleh : Fahmi Subhan (1441177004147)
Tanaman padi atau yang dalam bahasa latin memiliki nama Oryza Sativa
mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia karena menjadi tanaman
penghasil beras yang merupakan bahan makanan pokok sebagian besar manusia
terutama di Indonesia. Kurangnya pengetahuan petani sehingga mereka sering
mengabaikan gejala-gejala penyakit pada padi dan pada akhirnya banyak
pertanian padi yang panennya tidak maksimal atau bahkan gagal panen.Untuk
membantu petani mengatasi persoalan ini perlu diadakan penyuluhan-
penyuluhan oleh ahli atau pakar pertanian ataupun penyuluh pertanian yang
mempunyai pengetahuan luas dan kemampuan untuk menganalisa faktor-faktor
atau gejala-gejala awal dan mengidentifikasi jenis penyakit tanaman padi.
Membuat sebuah sistem yang dapatmengidentifikasi penyakit tanaman padi denganmensubstitusikan kemampuan seorang pakar kedalam program komputer sehingga bisa jugadisebut sebagai sistem pakar
Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara langsung kepada seorang ahli dalam bidang pertanian.
Dalam melakukan analisa terhadap sistem yang berjalan pada BPPSepatan, penulis menggunakan metode analisa SWOT.Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa analisaSWOT merupakan analisa yang didasarkan pada logika untukdapat memaksimalkan kekuatan(strenghts) danpeluang(opportunities) serta meminimalkankelemahan(weakness) dan ancaman(threats) yang ada pada suatusistem. Analisis ini untuk mencari strategi apa yang tepatditerapakan pada BPP Sepatan. Untuk memilih strategi yang tepatperlu dilakukan pemetaan terhadap faktor-faktor yang akandianalisa seperti yang dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
Blackbox Testing
No Skenario Pengujian Test Case Hasil yang diharapkan Hasil Test
1 Mengosongkan field username dan password pada
form login
Username:
Password:
Login
Sistem akan menolak akses login
menampilkan pesan “silahkan username dan
password untuk login”
Valid
2 Mengisikan field username dan password dengan
data yang salah klik login
Username: user
Password: ***
Login
Sistem akan menolak akses login dan
menampilkan pesan “username dan password
yg dimasukan salah”
Valid
3 Login dengan username dan password yang benar Username: user
Password: ***
Login
Sistem akan masuk ke halaman utama sistem Valid
4 Mengisikan data petani setelah memilih menu
konsultasi
Input data petani pada form
data petani klik proses
Sistem akan masuk ke halaman input gejala Valid
5 Input data gejala Memilih radio button “ya”
atau “tidak”pada form data
gejala
Sistem akan secara otomatis menganalisa dan
menghasilkan hasil identifikasi sesuai
representasi pengetahuan
Valid
6 Melakukan pencetakan hasil identifikasi Mengklik tombol cetak
pada halaman hasil
identifikasi
Sistem akan menampilkan hasil rekomendasi
dalalm bentuk laporan yang bisa diecetak
Valid
7 Menambahkan data gejala Mengklik tombol tambah
gejala pada form list gejala
dan klik tombol simpan
Sistem akan menuju ke halaman tambah gejala
dan setelah tombol simpan di klik data baru
yang diinput akan otomatis ada pada list gejala
Valid
8 Membuat relasi antara penyakit dengan gejalanya Memilih penyakit dan
menceklis
Sistem akan menampilkan relasi antara
penyakit dengan gejala-gejalanya halaman lst
relasi
Valid
1. Belum adanya sistem yang dapat menghindarkan adanya kemungkinan perbedaan pemberian suaturekomendasi dalam identifikasi penyakit tanaman padi memungkinkan adanya perbedaan penafsiran oleh tiappetugas BPP atau penyuluh dalam memberikan rekomendasi kepada petani meskipun kasus yang ditanganisama.
2. Untuk meminimalkan terjadinya perbedaan rekomendasi tersebut, petugas BPP atau penyuluh seringkaliharus konsultasi dulu dengan POPT yang hanya ada dua orang dengan area tanggung jawab empat kecamatansehingga sangat tidak efisien.
3. Untuk meminimalkan permasalahan tersebut perlu dibuatlah sebuah sistem yang dapat melakukanidentifikasi terhadap jenis-jenis penyakit tanaman padi berdasarkan gejala-gejalanya sehingga mampumenghindarkan perbedaan rekomendasi kepada petani dan setiap petugas BPP dapat memberikanrekomendasinya tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada POPT karena dalam hal ini POPTdifungsikan sebagai seorang pakar yang akan menginterptetasikan analisanya ke dalam sistem pakar
4. Untuk memudahkan pengoperasian sistem ini, penulis membangun program aplikasi sistem pakaridentifikasi penyakit tanaman padi yang memiliki antar muka atau user interface dan prosedur sistem yangmudah dipahami oleh pengguna.
NAMA PENULIS : DARSO SUGIONO & NURCAHYO WIDYODARU SAPUTRO
NAMA JURNAL : JURNAL ARGOTEK INDONESIA
WAKTU TERBIT : 2016
DI REVIEW OLEH : AHMAD HAMDANI
LATAR BELAKANG
DATA YANG DIGUNAKAN
METODE ATAU TEKNIK YANG DITERAPKAN
Hasil analisis berat gabah kering giling menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara sistem tanam dengan beberapa genotip tanaman padi. Pada Tabel 6, perlakuan dengan sistem tanam SRI (s3) menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap hasil gabah kering giling dengan hasil sebanyak 3,92 kg/6,25 M2 atau setara dengan 6,27 ton/ha berbeda nyata dengan perlakuan sistem tanam Konvensional (s1), namun tidak berbeda nyata dengan sistem tanam PTT.
Sedangkan pada penggunaan beberapa genotip padi secara mandiri tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil gabah kering giling. Hasil gabah tertinggi dicapai oleh perlakuan Cilamaya Muncul 3,80 kg/6,25 M2 atau setara dengan 6,07 ton/ha dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Hasil analisis statistik pengaruh sistem tanam dengan beberapa genotip padi terhadap bobot 1000 butir gabah isi menunjukkan tidak ada interaksi. Penggunaan beberapa genotip tanaman menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata terhadap bobot 1000 butir gabah isi, namun penggunaan genotip Manohara menunjukkan bobot 1000 gabah isi terberat (27,91 gram) tidak berbeda nyata dengan perlakuan genotip lainnya.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi interaksi antara penggunaan sistem tanam dengan genotip tanaman padi terhadap tinggi tanaman pada umur 14 HST dan jumlah malai per rumpun. Pada kompononen Pertumbuhan, penggunaan sistem tanam PTT dan SRI berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 14 HST. Sedangkan pada komponen Hasil, sistem tanam Konvensional berpengaruh nyata terhadap jumlah malai per rumpun, sistem tanam SRI pengaruh nyata terhadap jumlah gabah isi per malai, gabah hampa per malai dan hasil gabah kering giling tertinggi. Pada genotip Manohara memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah malai per rumpun, selain itu genotip Manohara memperlihatkan persentase gabah isi per malai tertinggi dan bobot 1000 butir gabah isi tertinggi. Hasil gabah kering giling tertinggi masih dicapai oleh genotip yang telah dilepas yaitu Cilamaya Muncul (3,80 ton/ha)
Nama Pengkaji : Jaka Supriyanto
Nama Penulis : Asep Saepulloh & Dini Destiani Siti Fatimah
Nama Jurnal Publikasi : E Jurnal
Waktu Terbit : 2016
Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok, oleh karena perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas tanaman padi agar terjaga kualitasnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktifitas tanaman padi diantaranya berkurangnya lahan pesawahan yang kini beralihfungsi menjadi area pabrik atau perumahan selain itu juga ada banyak penyakit yang menyerang tanamanpadi sehingga mengganggu produktifitas padi yang ditanam, penyakitpenyakit ini sangat merugikan bagipara petani karena dapat merusak tanaman hingga terjadi kegagalan panen, setiap penyakit umumnyamenunjukan gejala-gejala penyakit yang diderita sebelum mencapai tahap yang lebih parah dan meluas, gejala-gejala tersebut dapat dikenali dengan dilakukannya pendiagnosisan terlebih dahulu.
Diagnosis terhadap penyakit tersebut memang sangat dibutuhkan agar penyakit yang menyerang dapatditanggulangi secepat mungkin sebelum menyebar secara luas, dalam hal ini dibutuhkan peran pentingdari seorang pakar ahli untuk mendiagnosis gejala-gejala yang ditimbulkan menentukan penyakit danmenemukan solusi untuk pengobatan penyakit pada tanaman padi, namun hal tersebut tidaklah mudahdikarenakan keterbatasan pakar yang tersedia sebagai sarana konsultasi untuk mendapatkan solusi yang terbaik bagi para petani, dalam hal ini sistem pakar dapat menjadi alternatif dalam mendapatkan solusiuntuk membatu petani dan menjadi asisten bagi para pakar.
Untuk mengembangkan sistem pakar yang diharapkan dapat membantu para petani dalam menanggulangi hama dan penyakit tanaman padi.
II. TUJUANPENELITIAN III. DATA YANG DIGUNAKAN
• Data tentang macam – macam hama danpenyakit pada tanaman padi, gejala, penyebabserta cara pengobatannya.
• Hasil Wawancara Dengan Pakar Maka Didapat 9 Penyakit Yang Menyerang Tanaman Padi VarietasSarinah
Sistem pakar ini dikembangkan denganmenggunakan metode penelititan Expert System Development Life Cycle (ESDLC) yang dikemukakanoleh Durkin pada tahun 1994. Metodologi yang inimemiliki beberapa tahapan yaitu Penilaian, AkuisisiPengetahuan, Desain, Pengujian, Dokumentasi danPemeliharaan. Sistem pakar diagnosis penyakit danhama ini dikembangkan dangan berbasis mobile android menggunakan JAVA dan XML sebagai bahasapemerogramannya, sedangkan untuk menyimpanbasis pengetahuan dalam sistem pakar ini digunakanSQLITE, sistem pakar ini memiliki menu diagnosis dan penjelasan beberapa penyakit, hama, serta solusipenganggulangan penyakit yang dialami. Sistempakar ini telah melalui pengujian dengan metodeblack box serta validasi pengetahuan oleh pakar.
Penelitian yang dilakukan mempunyai tahapan-tahapan aktivitas yang dilakukan untuk mencapaitujuan dalam pengembangan sistem pakar yang akandi bangun yang mengacu pada metode dari Durkin (1994). Tahapan aktivitas digambarkan dalam skemaseperti Gambar 3.1:
AKUISISI PENGETAHUAN
POHON KEPUTUSAN
STRUKTUR MENU
Pengujian
Gambar 4.5Pilihan gejala pada Menu diagnosis
Gambar 4.6 Hasil diagnosis dan solusi
kesimpulan
Dari berbagai penjelasan dan hasil
penelitian yang sudah dilakukan maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pengembangan sistem pakar
diagnosis penyakit dan hama pada
tanaman padi varietas Sarinah
dengan berbasis mobile android ini
telah berhasil dilakukan.
2. Sistem pakar ini khusus
mendiagnosis hama dan penyakit
pada tanaman padi serta
memberikan informasi mengenai
solusi pengobatan atau
penanggulangan pada serangan
hama dan penyakit.
3. Sistem pakar yang dibangun telah
berhasil diuji dengan metode Black
Box dan telah divalidasi oleh pakar
tanaman padi.
Kementerian Pertanian mempunyai empat target sukses yaitu (i)
Swasembada dan swasembada berkelanjutan, (ii) Diversifikasi pangan, (iii)
Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, dan (iv) Peningkatan
kesejahteraan petani. Untuk mencapai target pertama banyak kebijakan yang
dilakukan pemerintah, diantaranya adalah program Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi sehingga tujuan peningkatan produksi agar
swasembada padi dapat tercapai. Diseminasi inovasi adalah salah satu mandat
utama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), dan berkembang sejalan
dengan dinamika yang menyertai kehadiran BPTP di daerah.
Kondisi ini juga tidak terlepas dari berbagai upaya atau kegiatan yang
dikembangkan Kementerian Pertanian dalam mempercepat penyampaian hasil
penelitian ke pengguna. Kegiatan diseminasi pada saat ini yaitu dalam bentuk
pendampingan teknis pada implementasi program strategis dilakukan pada program
SL-PTT.
Tujuan penelitian adalah memperoleh data penerapan PTT padi dan pengaruhnya
terhadap produktivitas dan pendapatan di Kalimantan Timur dalam rangka
mendukung swasembada pangan berkelanjutan.
Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan
JanuariDesember 2013 di Kabupaten Kutai Kartanegara dan
Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Gambar 1-3).
Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah di lokasi tersebut
diselenggarakan kegiatan SL-PTT sejak tahun 2010 dan
merupakan sentra padi sawah di Kalimantan Timur. Data
dikumpulkan dengan metode survei dengan menggunakan
kuesioner. Data primer diperoleh dari petani responden yang
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kooperator dan non
kooperator sebagai pembanding. Petani kooperator adalah
petani yang telah dibina /didampingi pada saat kegiatan,
sedangkan petani non kooperator adalah petani yang tidak
dibina dan diluar wilayah pengkajian. Jumlah responden
masing-masing adalah 30 petani kooperator dan 30 petani non
kooperator. Petani responden sebagai unit observasi diambil
secara acak sederhana sehingga diperoleh 30 petani sampel dari
masing-masing kabupaten.
Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat penerapan PTT
adalah dengan skoring, penentuan skor penerapan teknologi
menggunakan standar 4, yaitu: 4 untuk teknologi penuh, 3
untuk teknologi cukup, 2 untuk teknologi kurang dan 1 tanpa
teknologi.
Untuk mengetahui kelayakan ekonomi dari tingkat adopsi
teknologi dilakukan analisis kelayakan perubahan teknologi
(Swastika 2004), yaitu:
R/C = Total penerimaan
Total
pengeluaran
dan,
Marginal B/C = Total gains
Total
losses
1. Kinerja produksi padi
Perkembangan luas panen padi di Kalimantan Timur periode 2003-2013 cenderung
sedikit meningkat setiap tahunnya yaitu 0,44%, demikian pula untuk produksi dan
produktivitas meningkat yaitu masing-masing per tahun sebesar 3,06% dan 2,58%
(Tabel 1). Produktivitas padi di Kalimantan Timur baru mencapai 4,08 ton/ha,
masih dibawah produktivitas nasional.
2. Pengetahuan responden terhadap PTT padi
Dari hasil wawancara pada responden, diperoleh informasi tentang pengetahuan
petani terhadap PTT padi, teknologi dan tingkat adopsinya. menunjukkan bahwa
responden yang mengetahui keberadaan komponen PTT padi adalah 47%. Faktor
yang mempengaruhi ketidaktahuan petani tersebut antara lain adalah proses
transfer informasi yang kurang berjalan dengan baik.
Losses Jumlah (Rp) Gains Jumlah (Rp)
Tambahan benih
Tambahan pupuk
Tambahan tenaga kerja
445.000
475.000
1.000.000
Tambahan
penerimaan untuk
kenaikan produksi
6.790.000
Total Losses 1.920.000 Total Gains 6.790.000
Tambahan
Keuntungan
4.870.000
Marginal B/C 3,54
Hasil uji statistik pada table di atas menunjukkan
adanya perbedaan baik produksi maupun pendapatan
antara petani kooperator dan non kooperator dalam
secara nyata dalam penerapan PTT padi
Uraian Kolerasi Keterangan
Produktivitas 0,3565 Ada perbedaan
Pendapatan 0,9736 Ada perbedaan
Keterangan : (a = 0,05), n = 60
Melalui cara tersebut dapat mengetahui produktivitas dan pendapatan di kalimantan timur demi mendukung swasembada pangan berkelanjutan
Nama penulis : Adhinta Nicho Pratama, Sukadi
Nama jurnal publikasi : Portal Garuda
Waktu terbit : 2013
Di riview oleh : Adi Nugraha
Secara khusus beras merupakan hasil dari tanaman padi yang digunakan sebagai makanan pokok manusia. Hal yang sering terjadi, banyak kerugian yang diakibatkan karena adanya penyakit tanaman yang terlambat untuk didiagnosis dan sudah mencapai tahap yang parah dan menyebabkan terjadinya gagal panen.
1. Menghasilkan sistem pakar untuk mendiagnosis hama dan penyakit tanaman padi
2. Mengimplementasikan system pakar untuk memberikan terapi penanganan hama dan penyakit tanaman padi.
Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara langsung kepada seorang ahli dalam bidang pertanian.
Representasi Pengetahuan
Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Microsoft Acces
Microsoft Visual Basic
Dalam implementasi dan pengujian sistem pakar akan ditampilkan jendela antarmuka pengguna beserta fasilitas – fasilitas yang ada pada antar muka tersebut.
a. Sistem pakar yang dibuat sudah dapat menghasilkan solusi yang dibutuhkan sesuai dengan gejala yang diinputkan pemakai.
b. Adanya pembatasan hak akses yang dilakukan oleh sistem yang dimaksud agar pengetahuan yang ada dalam sistem tidak bisa dimodifikasi oleh sembarang user. Hanya pakar yang berhak memodifikasi pengetahuan dan
top related