MODUL DASAR DASAR MANAJEMEN - repository.bsi.ac.id · Pengorganisasian ini dapat mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan. Disamping itu manajer juga akan mudah untuk menentukan
Post on 08-Jul-2020
11 Views
Preview:
Transcript
1
MODUL
DASAR DASAR MANAJEMEN
Disusun Oleh :
Siti Qona’ah S. Sos. MM
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
2020
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Modul Dasar-dasar
Manajemen, Tujuan penulisan modul ini dibuat sebagai salah satu persyaratan Kepangkatan.
Modul Dasar-dasar Manajemen ini berdasarkan dari beberapa macam sumber referensi, baik
dalam bentuk buku-buku literature, jurnal ilmiah dan web site yang terkait dengan pembahasan
pada Modul ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dari semua pihak dalam pembuatan modul ini,
maka penulis tidak dapat menyelesaikan modul ini tepat pada waktunya. Untuk itu ijinkanlah
penulis pada kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Bina Sarana Informatika Dr Mochamad Wahyudi MM. Mkom. Mpd
2. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan Do’anya kepada penulis.
3. Seluruh rekan- rekan Universitas Bina Sarana Informatika yang memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mohon
untuk kritik dan saran yang bersifat membangun semi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan
datang. Akhir kata semoga modul ini berguna bagi penulis khusunya, dan bagi para pembaca yang
minat pada umumnya.
Jakarta 20 Maret 2020
Siti Qona’ah S. Sos MM
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………. 2
DAFTAR ISI ………………………………………….. 3
BAB I MANAJEMEN …………………………………………. 5
Definisi Manajemen …………………………………………. 5
Fungsi Manajemen …………………………………………. 6
Unsur Unsur Manajemen …………………………………………. 9
BAB II MANAJEMEN STRATEGI ………………………………………….. 11
Definisi Strategi …………………………………………. 11
Manajemen Strategi …………………………………………. 11
Tingkatan Strategi Bisnis …………………………………………. 13
BAB III MANAJEMEN PEMASARAN …………………………………………. 18
Definisi Manajemen Pemasaran …………………………………………. 18
Konsep Manajemen Pemasaran …………………………………………. 19
Perencanaan Strategi pemasaran …………………………………………. 23
Fungsi Manajemen Pemasaran …………………………………………. 24
BAB IV MANAJEMEN ORGANISASI …………………………………………. 25
Definisi manajemen Organisasi …………………………………………. 25
Tujuan Manajemen Organisasi …………………………………………. 28
4
BAB V MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT………………………… 30
Definisi Hubungan Masyarakat ………………………………………… 30
Peran hubungan Masyarakat …………………………………………. 31
Model Manajemen Hubungan Masyarakat …………………………………… 34
BAB VI MANAJEMEN RISIKO …………………………………………. 38
Definisi Manajemen Risiko …………………………………………. 38
Tahapan Manajemen Risiko …………………………………………. 38
Jenis Jenis Manajemen Risiko …………………………………………. 41
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 45
5
BAB I
MANAJEMEN
DEFINISI MANAJEMEN
Secara etimologi kata manajemen diambil dari bahasa Perancis kuno, yaitu menagement, yang
artinya adalah “seni dalam mengatur dan melaksanakan”. Manajemen dapat juga didefinisikan
“sebagai upaya perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran secara efisien dan efektif” (Maxmanroe, 2020)
Beberapa definisi para ahli mengenai manajemen :
Van Fleet Dan Peterson manajemen yaitu “serangkaian kegiatan yang diarahkan pada
pemanfaatan sumber daya secara efisien dan efektif dalam mengejar satu atau lebih tujuan”.
Megginson, Mosley Dan Pietri Menurut Megginson, Mosley dan Pietri manajemen memiliki
arti “bekerja dengan memanfaatkan sumber daya manusia, keuangan dan fisik untuk mencapai
tujuan organisasi dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan
mengendalikan fungsi”
Kreitner manajemen adalah “proses pemecahan masalah untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif melalui penggunaan sumber daya secara efisien dalam lingkungan”.
FW Taylor “Manajemen merupakan seni mengetahui apa yang harus dilakukan, kapan harus
dilakukan serta melihat bahwa itu dilakukan dengan cara yang terbaik”
6
Harold Koontz Manajemen adalah seni “menyelesaikan segala sesuatu melalui dan dengan
orang-orang dalam kelompok yang diorganisasikan secara formal. Ini adalah seni menciptakan
lingkungan di mana orang dapat melakukan dan individu dapat bekerja sama menuju pencapaian
tujuan kelompok” (romadecade.org, 2020)
FUNGSI MANAJEMEN
(Maxmanroe, 2020) Fungsi Manajemen adalah “sebagai elemen dasar yang harus melekat
dalam manajemen sebagai acuan manajer (seseorang yang mengelola manajemen) dalam
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan dengan cara merencanakan, mengorganisir,
mengordinasi dan mengendalikan.”
Fungsi manajemen bagi organisasi mencakup empat hal. Hal-hal tersebut yaitu sering di sebut
sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuatin dan Controlling).
1. Planning
Planning atau perencanaan adalah fungsi manajemen yang pertama. Perencanaan atau
merencanakan merupakan hal yang dilakukan untuk membuat dan menetapkan rencana.
Perencanaan sendiri berfungsi sebagai penentu tujuan yang akan dicapai. Selain itu
perencanaan juga bermanfaat sebagai sarana penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi. Dengan adanya perencanaan, tujuan yang ingin dicapai menjadi jelas dan lebih terarah.
7
2. Organization
Pengorganisasian (organization) dapat diartikan sebagai kegiatan mengkordinasi mulai
dari sumber daya, tugas, hak dan kewajiban, otoritas dan berbagai hal yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi.
Tujuan dilakukan pengorganisasian yaitu untuk membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian ini dapat mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan. Disamping itu manajer juga akan mudah untuk menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan menentukan tugas apa yang harus dikerjakan,
bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang harus mengerjakannya, siapa yang
bertanggung jawab serta pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Actuating
Fungsi manajemen yang ketiga yaitu sebagai pelaksana. Tanpa manajemen, semua
kegiatan bahkan tujuan organisasi tidak dapat terlaksana. Begitu pula adanya perencanaan dan
pengorganisasian yang baik tidak akan mencapai tujuan tanpa pelaksanaan.
Pelaksanaan atau actuating merupakan upaya untuk membuat anggota mau dan berusaha
bekerja sesuai dengan rencana dan tujuan organisasi. Disinilah orang manajer berperan.
Manajer harus mampu mengarahkan anggotanya untuk melaksanakan masing-masing
tugasnya. Biasanya manajer melakukan fungsi actuating dengan memberikan orientasi pada
anggotanya.
8
4. Controling
Controling menjadi fungsi manajemen yang terakhir. Fungsi pengendalian disini berperan
untuk melihat apakah semua tugas dan kegiatan yang dikerjakan sesuai dengan rencana atau tidak.
(romadecade.org, 2020)
(Ariyanti, 2019) 5 fungsi yang saling mempengaruhi satu sama lain. Fungsi tersebut, antara
lain perencanaan, pengorganisasian, penempatan atau staffing, pengarahan, dan pengawasan.
Tanpa adanya salah satu dari fungsi ini bukan tidak mungkin kegiatan manajemen akan berakhir
tak sesuai rencana atau tujuan.
1) Fungsi Perencanaan adalah hal pertama yang wajib dilakukan seorang manajer. Dengan
adanya perencanaan, manajer mengevaluasi segala tindakan, baik yang sudah dilakukan
maupun yang belum. Tanpa adanya perencanaan yang matang, tujuan dari kegiatan
manajemen tidak akan tercapai.
2) fungsi pengorganisasian. Tujuannya untuk mempermudah proses pengawasan yang
dilakukan manajer.
3) Fungsi penempatan, manajer bertugas untuk menempatkan sumber daya yang tersedia
sesuai dengan kebutuhan. Dengan begitu, proses pencapaian tujuan dapat dilakukan
dengan lebih efektif dan efisien.
4) Fungsi pengarahan sebagai upaya agar perencanaan yang telah dibuat dapat berjalan
dengan lancar. Jadi pengarahan perlu dilakukan agar segala sesuatu yang dilakukan dapat
berjalan sesuai arahan atau rencana.
9
5) Terakhir fungsi pengawasan. Tujuannya agar kegiatan manajemen dapat berlangsung
sesuai rencana. Jika tidak berjalan baik, dapat dilangsungkan proses evaluasi. Jadi, tujuan
manajemen pun dapat tercapai dengan lebih efektif dan efisien.
UNSUR -UNSUR MANAJEMEN
(Ariyanti, 2019) 6 Unsur Penting dalam Kegiatan Manajemen
1) Manusia : Dalam kegiatan manajemen, sumber daya manusia membuat rencana dan
tujuan yang ingin diraih. Untuk itu, tanpa adanya manusia, kegiatan manajemen tidak akan
pernah ada.
2) Uang : Uang menjadi unsur penting dalam kegiatan manajemen karena menjadi perantara
utama dalam mencapai tujuan. Biaya operasional dalam sebuah kegiatan manajemen tentu
membutuhkan uang agar dapat berjalan baik.
3) Material : Unsur manajemen ini adalah salah satu faktor penting karena kualitas bisnis
dipengaruhi oleh kualitas material yang dipilih. Jadi, jika material yang dipilih buruk,
tujuan manajemen akan sulit tercapai.
4) Mesin : Mesin merupakan unsur lain yang perlu diperhatikan. Dengan adanya mesin atau
teknologi, pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia pasti akan lebih mudah.
Tujuan pun dapat tercapai lebih efektif.
5) Metode : Unsur ini mempengaruhi kinerja dalam sebuah manajemen. Jika metode yang
dibuat berdasarkan target, fasilitas, waktu, uang, dan kegiatan bisnis, kegiatan manajemen
pasti akan berjalan lebih lancar. Unsur ini juga perlu mendapat campur tangan manusia
agar dapat tercipta dengan baik.
10
6) Pasar : Unsur ini terbilang krusial karena sebuah bisnis hanya dapat berkembang jika telah
dikenal di pasaran. Unsur pasar dipengaruhi oleh unsur material karena barang atau jasa
yang laku harus memiliki kualitas baik.
Macam-macam manajemen: Manajemen Strategi, Manajemen Administrasi Perkantoran,
Manajemen Biaya, Manajemen Organisasi, Manajemen Personalia dan Administrasi Manajemen
Perusahaan, Manajemen Pemasaran, Manajemen Produksi, Manajemen Keuangan, Manajemen
Waktu, Manajemen Organisasi, Manajemen Komunikasi, Manajemen Pendidikan, Manajemen
Konstruksi, Manajemen Agribisnis, Manajemen Stress, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Manajemen Risiko, Manajemen Rantai Pasokan, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Manajemen Hubungan Masyarakat (Humas)(Maxmanroe, 2020)
Pada modul ini akan dibahas beberapa manajemen antara lain : Manajemen Strategi,
Manajemen Pemasaran, Manajemen organisasi, Manajemen Hubungan Masyarakat dan
Manajemen Risiko
11
BAB II
MANAJEMEN STRATEGI
DEFINISI STRATEGI
Strategy adalah “suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
tujuan tersebut dapat di capai. Secara khusus strategi adalah tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang mengenai
yang di harapkan oleh para khalayak di masa depan.” (Wulandari, 2013)
Pengertian Strategi menurut Stephanie K. Marrus (dalam Sukristono (1995), Strategi
adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat
dicapai.
Chandler (1962) yang dikutip oleh (Rangkuti, 2008) : Strategi merupakan alat untu
mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak
lanjut, serta prioritas alokasi sumbar daya. Intinya strategi adalah pilihan untuk melakukan
aktivitas yang berbeda atau untuk melaksanakan aktivitas dengan cara berbeda dari pesaingnya.
MANAJEMEN STRATEGI
Manajemen strategi (strategic management) menurut (Hunger, 2003) adalah “serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang}.
12
(David, 2003) manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai “ilmu tentang perumusan,
pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi
mencapai tujuannya.”
Manfaat Manajemen Strategi
1. Dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan lebih cepat dan lebih tepat;
2. Menjadi lebih peka dalam menjawab ancaman yang datang dari luar perusahaan;
3. Membuat keputusan terbaik dikarenakan interaksi kelompok mengumpulkan berbagai
strategi yang lebih besar;
4. Kerjasama dalam tim karyawan di dalam perumusan strategi akan dapat memperbaiki
pengertian mereka atas penghargaan produktivitas di dalam setiap perencanaan strategi dan
dengan demikian dapat mempertinggi motivasi kerja mereka;
5. Organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategi akan lebih profitable
(menguntungkan) dan lebih berhasil daripada yang tidak menerapkannya.
Dalam bukunya berjudul Strategic Management, John A Pearce II dan Richard B Robinson, Jr
diterjemahkan oleh Agus Maulana dalam buku Manajemen Strategik (1997.30), manfaat
manajemen strategik:
1. Kegiatan perumusan (formulasi) strategi memperkuat kemampuan perusahaan mencegah
masalah. Manajer yang mendorong bawahannya untuk menaruh perhatian pada
perencanaan dibantu dalam melaksanakan tanggung jawab pemantauan dan peramalan
oleh bawahan yang menyadari perlunya perencanaan strategik.
13
2. Keputusan strategik yang didasarkan pada kelompok mungkin sekali dihasilkan dari
alternative terbaik yang ada. Proses manajemen strategic menghasilkan keputusan yang
lebih baik karena interaksi kelompok menghasilkan strategi yang lebih beragam dank arena
peramalan yang diasarkan pada bermacam-macam spesialisasi anggota kelompok
meningkatkan kemampuan menyaring pilihan.
3. Keterlibatan karywan dalam strategi meningkatkan pemahaman mereka akan adanya
hubungan produktivitas-imbalan di setiap rencana strategic dan dengan demikian
mempertinggi motivasi mereka.
4. Senjang dan tumpang tindih kegiatan di antara individu dan kelompok berkurang karena
partisipasi dalam perumusan strategi memperjelas adanya perbedaan peran masing-
masing.
5. Penolakan dalam perubahan berkurang. Meskipun para peserta dalam perumusan strategi
mungkin tidak lebih senang dengan keputusan mereka sendiri ketimbang jika keputusan
diambil secara otoriter, kesadaran mereka yang lebih besar akan parameter-parameter yang
membatasi pilihan membuat mereka lebih mau menerima keputusan ini.
TINGKATAN STRATEGI BISNIS (3 LEVEL OF BUSINESS STRATEGY)
Pada umumnya, strategi bisnis pada sebuah perusahaan bisnis dapat terbagi atas 3 Tingkatan utama
yaitu Strategi di Tingkat Korporasi (Corporate Level Strategy), Strategi di Tingkat Unit Bisnis
(Business Unit Level Strategy) dan Strategi di Tingkat Fungsional (Functional Level Strategy).
Strategi Korporasi berfokus pada menentukan bisnis mana yang harus dijalankan oleh perusahaan.
Strategi Bisnis mengembangkan keunggulan kompetitif dalam segmen bisnis sedangkan Strategi
14
Fungsional beroperasi pada tingkat pemasaran, produksi dan keuangan untuk memastikan bahwa
memastikan bahwa setiap unit kerja memiliki strategi untuk mendukung bisnis perusahaannya.
Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai ketiga Tingkatan Strategi yang dimaksud.
1. Strategi Korporasi (Corporate Level Strategy)
Tingkat Strategi yang pertama dalam dunia bisnis adalah Strategi di Tingkat Korporasi atau
Corporate Level Strategy, Strategi korporasi menangani seluruh ruang lingkup strategis
perusahaan terutama dalam menentukan tujuan dan sasaran suatu perusahaan. Strategi ini
diperlukan untuk menentukan bisnis apa yang harus atau ingin dimiliki oleh perusahaan seperti
jenis produk yang akan diproduksi dan dimana produk tersebut harus dipasarkan. Corporate Level
Strategy juga menentukan arah yang akan dituju oleh perusahaan dan peran setiap unit bisnis
dalam perusahaan untuk mencapai arah tersebut.
Ada dua hal penting yang harus dilakukan pada strategi di tingkat korporasi, yaitu :
1) Menetapkan Visi dan Misi Perusahaan (Korporasi)
Pernyataan Visi adalah pernyataan yang menggambarkan tujuan dan kondisi dimasa
depan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka menengah atau jangka panjang. Visi
atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Vision ini berfungsi sebagai panduan yang jelas
untuk memilih tindakan saat ini dan di masa yang akan datang.
Pernyataan Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan untuk
mewujudkan visi tersebut. Misi atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Mission ini memberikan
arah dan batasan-batasan proses pencapaian tujuan.
15
2) Menentukan Obyektif atau Tujuan Perusahaan (Korporasi)
Obyektif Perusahaan atau Tujuan Perusahaan yang ditentukan adalah alat yang mendasari semua
perencanaan dan kegiatan strategis dan berfungsi sebagai dasar untuk membuat kebijakan dan
mengevaluasi kinerja. Contoh Obyektif Perusahaan diantara seperti menghasilkan laba,
meminimalkan pengeluaran atau memperbesar pangsa pasar dan lain-lainnya.
2. Strategi Unit Bisnis (Unit Business Level Strategy)
Strategi di Tingkat Unit Bisnis adalah strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan dari
setiap unit bisnis seperti unit bisnis layanan, produk, divisi ataupun anak perusahaan. Strategi ini
dijalankan oleh masing-masing unit bisnis namun harus bersinergi dan mendukung strategi
korporasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan induk. Strategi di Tingkat unit Bisnis ini sangat
penting untuk dilakukan karena dapat melihat unit bisnis mana yang unggul dan unit bisnis mana
yang perlu ditingkatkan lagi.
Memiliki Strategi di tingkat Unit Bisnis ini memungkinkan perusahaan
mempertimbangkan biaya dan manfaat dari setiap unit bisnis dan memutuskan posisi yang tepat
untuk pengalokasian sumber daya perusahaan bahkan dapat digunakan untuk memutuskan kapan
waktunya untuk melakukan divestasi atau menjual unit bisnis yang tidak berkontribusi positif
sehingga manajemen puncak perusahaan dapat fokus pada unit bisnis yang paling penting untuk
pencapaian strategi korporasi.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada Strategi di Tingkat Unit Bisnis ini yaitu :
16
1) Membedakan Perusahaan kita dengan Kompetitor. Salah satu cara yang terbaik untuk
mengetahui apakah unit bisnis kita telah melakukan yang terbaik adalah dengan
menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT ini memungkinkan kita untuk meninjau
lingkungan persaingan dan menentukan strategi yang tepat untuk unit bisnis kita.
2) Menetapkan Obyektif (Tujuan) dan tindakan-tindakan yang mendukung strategi di tingkat
unit bisnis dan strategi di tingkat korporasi. Sasaran kita saat membuat strategi unit bisnis
adalah untuk menetapkan obyektif atau tujuan dan inisiatif yang mendukung unit bisnis
sekaligus berkontribusi terhadap obyektif (tujuan) perusahaan secara keseluruhan.
3. Strategi Fungsional (Functional Level Strategy)
Strategi di Tingkat Fungsional adalah strategi yang dirumuskan secara spesifik pada area
fungsional tertentu untuk mendukung strategi unit bisnis. Area fungsional ini meliputi departemen-
departemen yang terdapat di unit bisnis seperti pemasaran, produksi, keuangan, sumber daya
manusia, IT serta penelitian dan pengembangan. Strategi Fungsional ini biasanya dihasilkan dan
dievaluasi oleh kepala departemen seperti kepala pemasaran, kepala keuangan, kepala produksi
dan operasi. Individu-individu ini dapat membantu memastikan bahwa departemen menjalankan
elemen strategis yang ditetapkan serta memastikan komponen-komponen di fungsional ini
membantu mendukung strategi di tingkat unit bisnis maupun strategi di tingkat korporasi.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan strategi di tingkat fungsional,
yaitu :
1) Memahami setiap perincian proyek dan pengukurannya.
17
2) Pastikan Strategi yang ditetapkan di tingkat fungsional ini harus selaras dengan strategi di
tingkat unit bisnis dan strategi di tingkat korporasi.
3) Hanya perlu mengukur data-data penting yang menentukan pencapaian terhadap sasaran
dan tujuan utama.(Https://ilmumanajemenindustri.com, 2018)
18
BAB III
MANAJEMEN PEMASARAN
DEFINISI MANAJEMEN PEMASARAN
Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia melalui proses pertukaran (Angipora, 2002)
Pemasaran adalah “sistem seluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang jasa, ide kepada
pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi.”(Sunyoto, 2014)
Manajemen Pemasaran Menurut Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2016). Marketing
Manajemen Pemasaran sebagai seni dan ilmu dalam memilih target pasar dan mendapatkan,
menjaga dan mendapatkan konsumen melalui pengantaran dan nilai unggul komunikasi
konsumen.
Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses
pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan
penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen
jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik
terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
19
KONSEP MANAJEMEN PEMASARAN
Falsafah konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan
kebutuhan pembeli/konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep
pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.
Secara definitif dapat dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis
yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial
bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).
Elemen Penting dalam Konsep Pemasaran:
1) Market oriented berorientasi pada keinginan Konsumen
2) Penyusunan kegiatan pemasaran secara terpadu
3) Pencapaian tingkat kepuasan Konsumen
Konsep Manajemen pada hakikatnya mencakup upaya dan strategi yang ditempuh manajemen
dalam rangka untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen.(www.kembar.pro, 2015)
Konsep pemasaran merupakan suatu aktivitas perencanaan pemasaran guna meraih tujuan
perusahaan yakni kepuasan pelanggan yang terdiri atas beberapa unsur seperti yang ada di bawah
ini:
1. Konsep Produksi
Konsep yang pertama dipakai oleh perusahaan yang percaya jijka konsumen yang menginginkan
produk dengan harga yang terjangkau serta mudah untuj diperoleh. Sehingga, barang produksi
akan mudah dipasarkan. Perusahaan yang menerapkan konsep ini akan melakukan produksi dalam
jumlah yang besar untuk mengurangi biaya produksi.
20
Dengan begitu, mereka dapat menekan modal dengan penerapan produksi massal. Konsep ini juga
bisa sukses diterapkan jika terdapat permintaan pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan
produk yang ditawarkan.
2. Konsep Produk
Konsep produk dilihat oleh asumsi jika konsumen cenderung lebih menyukai produk berkualitas,
yang mana harga serta ketersediaan produk tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Perusahaan yang menerapkan konsep ini pada umumnya akan memproduksi barang
dengan kualitas terbaik. Dan tentunya akan dibanderol dengan harga yang lebih tinggi.
Produk yang relatif lebih mahal tersebut tidak akan menarik sebagian pembeli yang masih berpikir
untuk memilih produk dengan harga yang lebih murah.
3. Konsep Penjualan
Beda halnya dengan dua konsep manajemen pemasaran di atas yang berfokus kepada produk.
Konsep penjualan ini nantinya akan berfokus terhadap pemasaran produk.
Konsep ini percaya jika produk apa pun; terlepas itu dari kualitas, harga, maupun permintaan
pasar; produk akan dapat dipasarkan jika perusahaan menjualnya secara agresif.
Konsep penjualan ini tidak mementingkan kaitan antara konsumen, serta cenderung hanya
mengutamakan target penjualan dengan peroleh keuntungan yang didapat.
Oleh sebab itu, perusahaan akan cenderung mengabaikan kepuasan dari pelanggan serta loyalitas
konsumen.
21
4. Konsep Pemasaran
Perusahaan yang menerapakan konsep manajemen pemasaran ke empat ini akan menjadikan
konsumen sebagai pusat perhatian.
Perusahaan nantinya akan memfokuskan terhadap keperluan konsumen serta berupaya dalam
memahami apa yang diinginkan di pasar.
Tidak jarang, perusahaan nantinya akan melakukan riset terlebih dahulu sebelum akan memulai
produksi serta akan memasarkan produk.
Perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran ini dapat mempunyai nilai lebih daripada
kompetitornya. Serta pula akan membuat konsumen akan menjadi lebih loyal terhadap satu brand
dibanding dengan brand lain.
5. Konsep Pemasaran Sosial
menekankan fokus terhadap konsumen saja, konsep dari pemasaran sosial juga akan menekankan
kepentingan konsumen serta masyarakat secara umum.
Perusahaan yang menerapkan konsep ini juga akan mempertimbangkan etika dalam hal praktik
pemasaran mereka.
Tak hanya fokus terhadap keuntungannya saja, perusahaan juga nantinya akan berupaya dalam
mengimbangi keperluan, kepuasan, serta minat konsumen.
22
Berikut adalah beberapa istilah yang sering digunakan dalam konteks pemasaran, antara lain yaitu:
1) Produk (Barang, Jasa, Ide)
Merupakan semua hasil kerja manusia yang bisa ditawarkan terhadap manusia lainnya baik itu
dalam wujud barang, jasa atau ide. Konsumen nantinya akan menyukai produk dengan
menawarkan mutu terbaik, kinerja terbaik serta sifat terbaik. Sehingga hal itu akan membuat
perusahaan harus memfokuskan dirinya terhadap perbaikan produk yang terus meneru
2) Nilai
Perkiraan konsumen terhadap sebuah produk untuk kepuasan mereka, apa yang dirasakan
atau diinginkan, perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan sebab mempunyai dan
memakai sebuah produk serta biaya untuk mempunyai produk tersebut.
3) Biaya Harga yang harus dibayaran oleh konsumen atas produk yang ia konsumsi.
4) Kepuasan
Seberapa puas konsumen mengenai produk yang mereka konsumsi (kesesuaian antara harapan
dengan kenyataan). Kepuasan (customer satisfaction): tingkatan di mana kinerja yang dirasakan
(perceived performance) poduk akan sesuai dengan harapan dari seorang pembeli atau tidak.
5) Pasar
Tempat yang berisi seluruh pelanggan potensial yang berniat guna bertransaksi pada suatu
produk.(www.yuksinau.id, n.d.)
23
PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN
Strategi Pemasaran (Marketing Strategy) merupakan suatu proses untuk menentukan target pasar
dengan strategi bauran pemasaran yang terkait
1. Target Market : Merupakan sekumpulan pelanggan homogen atau pasar yang ingin
dilayani permintaannya oleh suatu perusahaan.
2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) : Merupakan berbagai variabel yang disusun oleh
perusahaan dalam rangka guna memuaskan target market tersebut.
Marketing Mix ini merupakan suatu kombinasi dari empat variabel atau aktivitas yang merupakan
inti dari sistem pemasaran perusahaan. Diantaranya adalah: produk, struktur harga, kegiatan
promosi serta sistem saluran distribusi.
Beragam variabel marketing mix di atas bisa digunakan sebagai dasar untuk mengambil sebuah
strategi dalam usaha memperoleh posisi yang sangat strategis dipasar.
Tahap Perkembangan Manajemen Pemasaran
Beberapa tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Tahap Orientasi Produksi
2. Tahap Orientasi Penjualan
3. Tahap Orientasi Pemasaran
4. Tahap Orientasi Sosial atau Masyarakat (www.yuksinau.id, 2018)
24
FUNGSI MANAJEMEN PEMASARAN
Berikut adalah beberapa fungsi penting dari adanya manajemen pemasaran, antara lain yaitu:
1) Fungsi penyampaian produk (Distributing).
2) Fungsi jual-beli (Trading)
3) Fungsi penyediaan sarana (Facilitating)
4) Fungsi untuk melakukan riset (Research)
5) Fungsi pemrosesan (Processing)
Tujuan Manajemen Pemasaran
1. Menambah permintaan
2. Menciptakan Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen tercipta sebab adanya konsumen yang memperoleh beberapa
kepuasan seperti: Surplus Konsumen , Utility atau Kepuasan
Dari pembelian produk, konsumen nantinya akan memperoleh beberapa utility seperti di bawha
ini: Time utility , Place utility, Ownerutility
3. Memperoleh Market Share
market share adalah jumlah seluruh permintaan dari konsumen kepada barang dan juga jasa yang
bisa mencerminkan golongan konsumen berdasarkan dengan karakter khasnya.
4. Supaya Mendapatkan Profit
25
5. Membuat Branding atau Citra
6. Menjaga Keberlangsungan Hidup Usaha
Tujuan manajemen pemasaran juga bisa kita lihat dari segi jangka waktunya, antara lain yaitu:
1) Jangka Pendek Tujuan jangka pendek untuk perusahaan merupakan untung secepat
mungkin
2) Jangka Menengah Tujuan jangka menengah merupakan mengusahakan mencapai titik
impas antara total biaya produksi dengan total volume penjualan, memperluas cakupan
promosi, serta berusaha lebih memperbesar cakupan volume penjualan
3) Jangka Panjang Untuk jangka panjang perusahaan adalah mempertahankan para
pelanggan setia supaya tetap loyal dengan produknya.
26
BAB IV
MANAJEMEN ORGANISASI
DEFINISI MANAJEMEN ORGANISASI
Organisasi setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama
serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam
ikatan yang terdapat seorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau
sekelompok orang yang disebut bawahan (Siagian, 2006)
Manajemen organisasi (organizational management) adalah “suatu proses perencanaan
dan pengorganisasian serta pengendalian terhadap sumber daya sebuah organisasi dengan maksud
untuk mencapai tujuan organisasi”.(Maxmanroe.com, 2020)
Definisi manajemen organisasi menurut para ahli adalah:
1) George R. Terry
Menurut George R. Terry, organizational management adalah aktivitas pere
perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating), dan
pengawasan (Controlling), dimana semua aktivitas tersebut bertujuan untuk mencapai target
organisasi.
2) Luther M Gulick
Menurut Luther M. Gulick, pengertian manajemen organisasi adalah segala hal yang berhubungan
dengan perencanaan (Planning), mengorganisir (Organizing), pelengkapan Tenaga
27
Kerja (Staffing), mengarahkan (Directing), menyelaraskan/ mengkoordinir (Coordinating),
melaporkan (Reporting), dan menyusun anggaran (Budgeting).
3) Henry Fayol
Menurut Henry Fayol, organizational management adalah aktivitas perencanaan (Planning),
mengorganisir (Organizing), mengkoordinir (Coordinating), dan mengawasi (Controling),
dimana rangkaian aktivitas tersebut bertujuan untuk mencapai goal organisasi.
4) Koontz dan O. Donnel
Menurut Koontz dan O. Donnel, manajemen organisasi adalah semua aktivitas organisasi yang
berhubungan dengan perencanaan (Planning), mengorganisir (Organizing), melengkapkan Tenaga
Kerja (Staffing), mengarahkan (Directing), dan mengawasi (Controlling).
Berikut ini fungsi manajemen yang harus diterapkan dalam perusahaan:
1) Fungsi Perencanaan (Planning) Manajer akan bertindak untuk merencanakan dan
mempersiapkan kegiatan bisnis yang berkaitan dengan sumber daya.
2) Fungsi Pengorganisasian (Organizing) Dalam fungsi ini, manajer diharuskan membuat
kebijakan terbaik terkait penggunaan sumber daya. Fungsinya adalah untuk mendapatkan
kinerja yang terbaik dari karyawan.
3) Fungsi Kepegawaian (Staffing) Suatu organisasi harus memiliki management yang baik
untuk menciptakan suasana kerja yang sehat di dalam organisasi tersebut. Selain itu,
perekrutan anggota yang tepat juga akan memberikan sumbangsih yang besar pada
organisasi
28
4) Fungsi Pengarahan (Lead) Sudah bukan hal yang asing lagi bahwa seorang manajer
berperan untuk mengarahkan anggota tim sesuai target yang jelas. Fungsinya adalah
supaya sumber daya bekerja dengan arah yang benar sesuai dengan tujuan perusahaan.
5) Fungsi Kontrol (Controling) Selain itu manajer juga harus berperan sebagai pengendali
terhadap setiap kegiatan yang melibatkan sumber daya. Jika terjadi tindakan-tindakan yang
bisa merugikan perusahaan yang dilakukan oleh salah seorang maupun tim perusahaan,
maka manajer berhak untuk mengambil keputusan terkait hal tersebut.
6) Fungsi Manajemen Waktu (Time Management) Organisasi yang menerapkan fungsi
manajemen waktu yang efektif dapat berkembang dengan cepat dan sehat. Hal ini berkaitan
dengan cara kerja pegawai yang tepat waktu dan dengan cara kerja yang benar.
7) Fungsi Motivasi (Motivation) Manajemen perusahaan juga berperan penting dalam
memberikan motivasi kepada anggotanya. Dengan adanya motivasi tersebut maka para
anggota akan termotivasi untuk bekerja lebih baik.(Maxmanroe.com, 2020)
TUJUAN MANAJEMEN ORGANISASI
Tujuan utama manajemen organisasi di perusahaan adalah untuk mencapai apa yang
diinginkan organisasi dengan cara yang seefisien mungkin. Sehingga dalam jangka panjang dapat
menjamin profitabilitas perusahaan.(guruakuntansi.co.id, 2020)
Manajemen organisasi bukanlah sesuatu yang dapat diabaikan dalam bisnis atau
perusahaan, terutama dalam bisnis yang sedang berkembang.
Tanpa adanya manajemen organisasi yang baik, dapat menjadi penyebab penurunan profitabilitas
perusahaan untuk mengarah pada divisi internal.
29
Berikut ini adalah beberapa tujuan manajemen organisasi:
1) Membangun koordinasi yang baik antara divisi dan individu
2) Menetapkan kinerja sumber daya yang lebih efektif melalui penyediaan keamanan dan
persatuan di antara karyawan
3) Menciptakan suasana lingkungan kerja yang damai dan positif
4) Mendorong karyawan untuk bekerja dengan rasa tanggung jawab
5) Mencapai tujuan utama perusahaan dengan cara yang paling efisien melalui
pembentukan karakter sumber daya manusia
30
BAB V
MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT
DEFINISI HUBUNGAN MASYARAKAT
Secara etimologis, “hubungan masyarakat” diterjemahkan dari perkataan bahasa Inggris
public relations, yang berarti hubungan sekolah dengan masyarakat ialah hubungan timbal balik
atara suatu organisasi (sekolah) dan masyarakat. Namun, terdapat beberapa teori tentang
komunikasi yang dirumuskan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah: a. The British Institute of
Public Relations Suatu upaya untuk membangun dan mempertahankan saling pengertian antara
organisasi dan masyarakatnya.(Morisan, 2008)
Onong Uchjana Effendy Hubungan masyarakat adalah “komunikasi dua arah antara
organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan
manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan
bersama”.(Effendy, onong, 2006)
“Managing public relations means researching, planing, implementing and evaluating an array
of comunication activities sponsored by the organization; from small group meetings to
international satellite linked press conference, from simple brochures to multimedia national
campaigns, from open house to grassroot political campaigns, from public service announcement
to crisis management.”
31
Manajemen humas berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian suatu
kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi; mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga
berkaitan dengan konfrensi pers internasional via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye
nasional elalui multimedia, dari menyelenggarakan acara open hause hingga kampanye politik,
dari pengumuman pelayanan publik hingga menangani kasus dasar dasar manajemen.(Ruslan,
2008)
PERAN HUBUNGAN MASYARAKAT
Menurut Cutlip, dkk peran humas terbagi atas 4 (empat) yaitu:
1) Penasehat Ahli (Expert Prescriber) Seorang praktisi pakar public Relations yang
berpnalaman dan memiliki kamampuan tinggi dapat amembantu mencrikan solusi
dalma penyelesaian maslah hubungan dengan publiknya (Public Relationship).
2) Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator) Dalam hal ini, praktisi PR
bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak menajemen
dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
Di pihak lain, dia juga dituntut mampu , menjelaskan kembali keinginana,
kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan
komunikasi timbal balik tersebut dapt tercipta saling pengertian, mempercayai,
menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua bela pihak
3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem SolbingProcess Fasilitator)
Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan Public Relation ini
merupakan bagian dari tim manjemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pimpinan orgnisasi baik sebagai penasiat (adviser) hingga mengambil tindakan
eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yag tengan dihadapi
secara rasional dan profesional.
4) Teknisi Komunikasi (Comminicatiaon Techinician) Peran Communication
Techinician ini menjadiakan praktisi Humas sebagai Jurnalist in Resident yang
hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of
communication. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-
32
masing bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus
maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan
bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan.(Cutlip, Scott M., Allen, H.
Center., 2000)
Proses public relations menurut Cultip Center akan melalui tahap: Penemuan fakta (fact
finding), perencanaan (planning), komunikasi (communicating), evaluasi (evaluating).(Panuju,
2000)
Tujuan diselenggarakannya manajemen hubungan masyarakat adalah untuk: 1) Mencegah
kesalahpahaman (to prevent misunderstanding) 2) Mendapatkan hubungan dan bantuan moral
maupun finansial yang dibutuhkan bagi pengembangan sekolah (to secure financial support) 3)
Menjalin kerjasama dalam pembuatan kebijakan baru (to secure copparation in policy making).
(Daryanto, 2001)
Dalam proses manajemen public relations melibatkan berbagai elemen yaitu :
1) sumber daya manusia yang menunjang proses manajemen public relations.
2) peralatan yang diperlukan agar menunjang proses manajemen public relations.
3) sarana yang dibutuhkan untuk mendukung proses manajemen public relations.
4) metode yang digunakan dalam proses manajemen proses public relations.
5) anggaran atau dana yang digunakan dalam proses manajemen public relations.
6) publik sasaran dalam proses manajemen public relations.(Ambar, 2017)
Terdapat beberapa bidang kegiatan PR yang terangkum dalam perencanaan manajemen.
Diantara kegiatan tersebut adalah:
1) Komunikasi Finansial. Salah satu tujuan pokok dari program ini ialah untuk menghindari
peristiwa pengalihan paksa perusahaan, memasilitasi akuisisi, kemampuan memperoleh
33
pinjaman atau kredit, dan mengarahkan komunitas keuangan perusahaan pada opini yang
baik bagi perusahaan. Dimana tim PR dapat mengomunikasikan informasi-informasi
tertentu pada Pemegang Saham (institusional, perorangan, potensial), Manajemen
perusahaan (Ketua, eksukutif kepala, Direktur keuangan, Sekretaris Perusahaan) ,
Penasihat Perusahaan (Pialang saham, Bank komersial, Auditor, Kunsultan Keuangan) dan
Pihak Luar yang Berpengaruh (Analis Pialang Saham, Jurnalis keuangan, Analis peringkat
Utang).
2) Hubungan dengan Pemerintah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa
pemerintah dan badan-badan publik lain peduli dengan perusahan bersangkutan dan
memperhitungkan kepentingan sahnya berkenaan dengan kebijakan publik, peraturan dan
perundang-undangan.
3) Komunikasi Pemasaran. PR dapat membantu menyediakan lingkungan reputasi yang tepat
sehingga memungkinkan kaum profesional pemasaran dapat berperan secara lebih baik.
Jalur komunikasi Pemasaran dengan tim PR ialah dengan Pelanggan (manajemen
pelanggan, pemesan, distributor, bandar), Pihak eksternal (biro iklan, konsultan PR,
konsultas desain, promosi), Manajemen Perusahaan, dan Pihak luar yang Berpengaruh
(badan industri, wartawan, konsumen).
4) Komunikasi Internal. Tujuan utamanya adalah memfasilitasi proses perekrutan dan
memelihara pekerja berkualitas-tinggi yang mampu memberikan kontribusi positif
terhadap kegiatan organisasi.
5) Hubungan dengan Masyarakat. Tujuan hubungan dengan masyarakat ini adalah sebagai
pencapaian atas pemahaman yang baik dan reputasi positif dengan masyarakat umum yang
memiliki kepentingan dalam organisasi.(Panuju, 2000)
34
Fungsi public relations adalah sebagai berikut :
1) Public relations membantu organisasi melakukan antisipasi dan memberikan respon
terhadap persepsi dan opini public, nilai-nilai baru dan gaya hidup, pergantian kekuasaan
pada pemilihan, dan perubahan-perubahan lainnya yang terjadi dalam lingkungan sosial
maupun pemerintahan.
2) Public relations membuat informasi tetap tersedia melalui beragam sistem informasi
publik yang merupakan bagian terpenting dalam masyarakat demokratis dan bertahannya
sebuah organisasi.
3) Para praktisi public relations memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal
mediasi konflik dan membangun konsensus bersama untuk menjaga kehidupan sosial.
4) Misi sosial public relations adalah memfasilitasi penyesuaian dan pengelolaan sistem
sosial.(Ambar, 2017)
MODEL MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT
Kajian sejarah perkembangan public relations memperlihatkan bahwa terdapat empat
model dasar public relations sebagaimana yang diidentifikasi oleh James E. Grunig dan Todd
Hunt.
Model-model public relations tersebut menggambarkan perbedaan bentuk komunikasi
antara organisasi dengan para pemangku kepentingan. Keempat model dasar public
relations tersebut adalah model publisitas atau agen pers, model informasi public relations, model
persuasif asimetris, dan model simetris dua arah.
1) Model publisitas atau agen pers – Model ini menggunakan persuasi dan manipulasi untuk
mempengaruhi khalayak untuk memiliki kesan yang sama dengan organisasi dan umumnya para
praktisi public relations berperan sebagai jurnalis intern.
35
2) Model informasi publik – Model ini menggunakan press release dan cara-cara lain yang bersifat
teknik komunikasi satu arah untuk mendistribusikan informasi tentang organisasi.
3) Model asimetris dua arah – Model ini menggunakan persuasi dan manipulasi untuk
mempengaruhi khalayak untuk memiliki kesan yang sama dengan organisasi. Tidak diperlukan
penelitian untuk untuk menemukan apa yang dirasakan oleh karyawan atau klien terhadap
organisasi.
4) Model simetris dua arah – Model ini menggunakan komunikasi untuk bernegosiasi dengan
publik, memecahkan masalah, dan untuk mempromosikan pengertian bersama dan rasa hormat
antara organisasi dengan karyawan atau klien (Marsh dalam Eadie, 2009 : 717-718)
KODE ETIK PROFESI – PERHUMAS INDONESIA
Dijiwai oleh Pancasila maupun UUD 1945 sebagai landasan tata kehidupan nasional; diilhami oleh
Piagam PBB sebagai landasan tata kehidupan internasional; dilandasi oleh Deklarasi ASEAN
tanggal 8 Agustus 1967 sebagai pemersatu bangsa-bangsa Asia Tenggara; dan dipedomani oleh
cita-cita, keinginan, dan tekad untuk mengamalkan sikap dan perilaku kehumasan secara
professional; Kami para anggota Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia – PERHUMAS
INDONESIA sepakat untuk mematuhi Kode Etik Kehumasan Indonesia, dan bila terdapat bukti-
bukti diantara kami dalam menjalankan profesi kehumasan ternyata ada yang melanggarnya, maka
hal itu sudah tentu mengakibatkan diberlakukannya tindak organisasi terhadap pelanggarnya.
Pasal I Komitmen Pribadi
Anggota PERHUMAS harus :
36
1. Memiliki dan menerapkan standar moral serta reputasi setinggi mungkin dalam menjalankan
profesi kehumasan.
2. Berperan secara nyata dan sungguh-sungguh dalam upaya memasyarakatkan kepentingan
Indonesia.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antar warga Negara Indonesia yang serasi dan
selaras demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Pasal II Perilaku Terhadap Klien atau Atasan
Anggota PERHUMAS Indonesia harus :
1. Berlaku jujur dalam berhubungan dengan klien atau atasan.
2. Tidak mewakili dua atau beberapa kepentingan yang berbeda atau yang bersaing tanpa persetujuan
semua pihak yang terkait.
3. Menjamin rahasia serta kepercayaan yang diberikan oleh klien atau atasan, maupun yang pernah
diberikan oleh mantan klien atau mantan atasan.
4. Tidak melakukan tindak atau mengeluarkan ucapan yang cenderung merendahkan martabat, klien
atau atasan, maupun mantan klien atau mantan atasan.
5. Dalam memberi jasa-jasa kepada klien atau atasan, tidak akan menerima pembayaran, komisi atau
imbalan dari pihak manapun selain dari klien atau atasannya yang telah memperoleh kejelasan
lengkap.
6. Tidak akan menyerahkan kepada calon klien atau calon atasan bahwa pembayaran atau imbalan
jasa-jasanya harus didasarkan kepada hasil-hasil tertentu, atau tidak akan menyetujui perjanjian
apapun yang mengarah kepada hal yang serupa.
37
Pasal III Perilaku terhadap Masyarakat dan Media Massa
Anggota PERHUMAS Indonesia harus :
1. Menjalankan kegiatan profesi kehumasan dengan memperhatikan kepentingan masyarakat serta
harga diri anggota masyarakat.
2. Tidak melibatkan diri dalam tindak manipulasi integritas sarana maupun jalur komunikasi massa.
3. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau yang menyesatkan sehingga dapat
menodai profesi kehumasan.
4. Senantiasa membantu untuk kepentingan Indonesia.
Pasal IV Perilaku terhadap Sejawat
Praktisi Kehumasan Indonesia harus :
1. Tidak dengan sengaja merusak dan mencemarkan reputasi atau tindak professional sejawatnya.
Namun bila ada sejawat bersalah karena melakukan tindakan yang tidak etis, yang melanggar
hokum, atau yang tidak jujur, termasuk melanggar Kode Etik kehumasan Indonesia, maka bukti-
bukti wajib disampaikan kepada Dewan kehormatan Perhumas Indonesia.
2. Tidak menawarkan diri atau mendesak klien atau atasan untuk menggantikan kedudukan
sejawatnya.
3. Membantu dan bekerja sama dengan sejawat di seluruh Indonesia untuk menjunjung tinggi dan
mematuhi Kode Etik Kehumasan ini.(perhumas.or.id, 2020)
38
BAB VI
MANAJEMEN RISIKO
DEFINISI MANAJEMEN RISIKO
Risiko adalah “kemungkinan terjadinya sesuatu yang buruk atau hilangnya sesuatu yang
bernilai. Nilai yang dimaksud disini dapat berupa kesehatan, status sosial, kekayaan, barang, harta
ataupun kesejahteraan dan kebahagiaan. Nilai-nilai ini dapat diperoleh atau hilang ketika kita
mengambil keputusan untuk melakukan ataupun tidak melakukan suatu tindakan”.(Budi, 2019)
Manajemen risiko didefinisikan sebagai “proses mengidentifikasi, memantau dan
mengelola risiko potensial untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin ditimbulkannya
terhadap suatu organisasi. Setiap bidang dalam bisnis memiliki risikonya tersendiri. Contohnya di
bidang sistem informasi, risiko potensialnya adalah seperti terjadinya pelanggaran keamanan data,
kehilangan data, serangan dunia maya, kegagalan sistem, dan bencana alam. Sedangkan potensi
risiko yang akan terjadi di perusahaan Manufaktur adalah gagal mencapai target produksi yang
direncanakan, kerusakan mesin, hilangnya pesanan dari pelanggan, terjadinya masalah kualitas
produk dan lain sebagainya.”(Budi, 2019)
TAHAPAN MANAJEMEN RISIKO
Untuk mencapai sebuah kesuksesan, setiap orang maupun organisasi perlu dan juga harus
mengambil risiko dalam perjalanan menuju kesuksesannya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui
tentang risiko apa yang akan dihadapi, mengawasi potensi risiko tersebut dan mencari jalan dan
tindakan untuk mengatasinya.
39
Berikut ini adalah 5 langkah atau tahapan Manajemen Risiko yang harus kita ketahui untuk
menghasilkan proses manajemen yang efektif.
1. Mengidentifikasikan Risiko (Identify the Risk)
Langkah pertama dalam Tahapan Manajemen Risiko adalah mengidentifikasikan Risiko. Kita
perlu memahami dan menemukan faktor risiko yang terlibat dalam suatu keputusan ataupun
proyek. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menemukan risiko-risiko dalam suatu
proyek atau suatu keputusan yang akan diambil. Kita perlu mencatat semua poin-poin risiko dan
menyiapkannya menjadi sebuah daftar risiko untuk proyek atau keputusan tersebut.
2. Menganalisis Risiko (Analysis the Risk)
Setelah menemukan dan memahami risikonya, kita perlu menganalisis risikonya. Menentukan
kemungkinan dan konsekuensi dari setiap risiko tersebut. Kita perlu mengembangkan pemahaman
tentang potensi dan sifat risikonya yang akan memengaruhi keberhasilan suatu proyek atau bisnis.
Contohnya, Ada risiko yang dapat membuat seluruh bisnis terhenti, sementara ada risiko yang
hanya akan menjadi ketidaknyamanan kecil.
3. Mengevaluasi Risiko atau Peringkatan Risiko (Evaluate the Risk)
Setelah dianalisis, Risiko-risiko tersebut perlu diberikan peringkat dan prioritas. Sebagian besar
solusi manajemen risiko memiliki kategori risiko yang berbeda, tergantung pada tingkat keparahan
risiko tersebut. Risiko yang hanya dapat menyebabkan beberapa ketidaknyamanan dinilai rendah
(low risk), sedangkan risiko yang dapat menyebabkan kerugian besar atau bencana dinilai lebih
tinggi (high risk). Penentuan risiko ini sangat penting karena akan menentukan cara
40
penanganannya serta sumber daya yang akan digunakannya pada penanganan risiko tersebut.
Contohnya, pada beberapa risiko tingkat rendah, penanganannya mungkin tidak memerlukan
intervensi manajemen tingkat atas. Namun apabila terdapat satu risiko dengan peringkat tertinggi
maka diperlukan intervensi segera dari manajemen tingkat atas.
4. Menanggapi Risiko (Response of the Risk)
Tahapan ini juga disebut dengan Risk Response Actions atau Tindakan Respon Risiko. Setelah
memperhitungkan setiap risikonya, kita perlu memutuskan bagaimana merespon setiap risiko. Ada
beberapa tanggapan risiko yang dapat kita ambil, diantaranya adalah
1) Mengambil tindakan untuk menghentikan semua kegiatan yang dapat menyebabkan
terjadinya risiko (Risk Avoidance).
2) Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampaknya (Risk Reduction).
3) Mengambil tindakan untuk memindahkan beberapa risiko atau semua risiko ke pihak lain
seperti melalui asuransi atau outsourcing (Risk Sharing atau Risk Transfer).
4) Menerima Risiko tersebut terjadi atau tidak mengambil tindakan apapun untuk
menganggulangi risikonya (Risk Acceptence).
5. Meninjau dan Memantau Risiko (Review and Monitor the Risk)
Tidak semuanya berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Oleh karena itu,
diperlukan peninjauan ulang dan pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya perubahan faktor
lainnya yang akan menyebabkan berubahnya risiko yang akan dihadapi sehingga mengharuskan
kita untuk merubah perencanaan manajemen risiko kita lagi.(Budi, 2019)
41
JENIS-JENIS MANAJEMEN RISIKO
Terdapat beberapa jenis manajamen resiko yang dapat diterapkan dalam suatu perusahaan.
Apa saja jenis-jenis resiko tersebut? Simak ulasan berikut ini.
1. Manajemen Risiko Operasional
Jenis manajemen resiko operasional berhubungan dengan resiko yang muncul akibat gagalnya
fungsi proses internal. Penyebabnya bisa jadi karena manusia contohnya karena human error,
proses, kegagagalan sistem dan kejadian eksternal atau faktor luar seperti bencana dan lain-lain.
Salah satu pencegahan resiko operasional ini, perusahaan dapat mengambil sikap tegas seperti
sanksi untuk menjaga proses produksi berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
2. Manajemen Hazard
Manajemen ini berkaitan dengan resiko yang berakibat kebangkrutan dan kerusahan. Resiko
perilaku adalah resiko paling besa yang dapat menimbulkan kerugian bisnis. Penyebabnya ada
tiga, yaitu diantaranya legal hazard, physical hazard dan moral hazard.
Legal hazard sebagai contoh pelanggaran SOP yang sudah ditetapkan sehingga berakibat fatal.
Sementara physical hazard contohnya adalah kondisi mesin rusak sehingga berakibat pada
kerugian saat produksi. Sedangkan moral hazard dapat berupa sikap karyawan seperti
ketidakjujuran atau korupsi yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan.
3. Manajemen Resiko Finansial
Manajemen resiko finansial merupakan upaya pengawasan resiko dan perlindungan terhadap hak
milik, keuntungan, harta serta aset sebuah badan usaha. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
42
meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian resiko jika ditemukan hal yang
mengancam keberlangsungan perusahaan.
Manajemen risiko finansial ini memiliki banyak resiko yang berkaitan dengan keuangan, seperti
Resiko likuiditas, resiko kredit, diskpntinuitas pasar, Resiko akuntansi, resiko pajak, dan resiko
regulasi. Manajemen ini juga berhubungan erat dengan kondisi keuangan secara global seperti
inflasi dan suku bunga.
4. Manajemen Resiko Strategis
Manajemen resiko strategis berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam menghadapi
resiko yang akan muncul secara tak terduga. Perusahaan harus cepat dan tepat dalam mengam
Langkah-langkah Dalam Manajemen Risiko
Dalam sebuah manajemen resiko, perlu adanya langkah-langkah yang tepat dalam membantu
perusahaan untuk mencegah resiko atau menekan resiko dengan merencanakan manajeman yang
efektif dan proaktif. langkah-langkahnya antara lain :
1. Risk Identification
Melakukan identifikasi kemungkinan resiko yang timbul dalam suatu organisasi. Tujuannya
adalah untuk mengetahui keadaan yang akan dihadapi oleh perusahaan tersebut dari segi sosial,
hukum, ekonomi, pasar seta aspek teknologi. Setiap aspek akan dikelompokkan untuk langkah-
langkah selanjutnya.
2. Risk Assessment
43
Melakukan penilaian kisaran kerugian yang kemungkinan terjadi. Dalam penilaian ini,
memerlukan kecermatan yang baik karena setiap resiko memiliki tingkat keparahannya dan
memiliki prioritas yang berbeda.
3. Risk Response
Melakukan langkah-langkah dalam mengelola resiko. Inilah tantangan bagi seorang menejer
resiko dalam menentukan langkah yang tepat dalam membuat sebuah strategi yang terintegrasi
sehingga dapat menghadapi resiko dengan baik.
Tindakan ini bisa berupa menghentikan kegiatan yang menyebabkan resiko, mengendalikan
bagian internal perusahaan, melakukan transfer resiko dengan asuransi atau outsourcing.
4. Create a Risk Management Plan
Langkah penanggulangan resiko yang tepat untuk setiap resiko yang juga harus disetujui oleh
tingkatan manajemen perusahaan.
5. Implementation
Melaksanakan semua metode atau langkah-langkah yang sudah direncanakan sebelumnya.
Tujuannya adalah mengurangi pengauh dari setiap risiko yang ada. Implementasi ini harus sesuai
dengan rencana kecuali jika muncul resiko mendadak yang belum direncanakan.
6. Evaluate and Review
Melakukan evaluasi dan review terhadap perencanaan dan pelaksanaan manajemen risiko yang
telah dilakukan. Apakah berjalan dengan lancar atau justru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
44
Evaluasi dan review ini juga berguna untuk bekal melakukan rencana manajemen resiko periode
berikutnya.
Manajemen resiko bersifat berkelanjutan sehingga membutuhkan langkah-langkah yang
menyeluruh untuk menanggulangi suatu permasalahan yang dihadapi oleh suatu oganisasi.
Manajemen resiko dapat dikatakan berhasil apabila tindakan yang diambil tepat untuk mencegah
atau setidaknya dapat meminimalisir resiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan
perusahaan.(b-pikiran.cekkembali.com, 2018)
45
DAFTAR PUSTAKA
Ambar. (2019). manajemen-public-relations. Retrieved March 15, 2020, from
https://pakarkomunikasi.com/manajemen-public-relations
Angipora, M. P. (2002). Dasar-Dasar Pemasaran (2nd ed.). jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Ariyanti, F. (2019). manajemen-pengertian-manajemen-fungsi-dan-jenis-keilmuan-yang-harus-
kamu-tahu. Retrieved from https://www.cermati.com/artikel/manajemen-pengertian-
manajemen-fungsi-dan-jenis-keilmuan-yang-harus-kamu-tahu
b-pikiran.cekkembali.com. (2018). manajemen-risiko.
Budi, K. (2019). pengertian-manajemen-risiko-risk-management-tahapan-prosesnya. Retrieved
March 15, 2020, from https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-manajemen-risiko-
risk-management-tahapan-prosesnya
Cutlip, Scott M., Allen, H. Center., & G. M. B. (2000). Effective Public Relations (8th ed.). New
Jersey: Prentice Hall, Inc.
Daryanto, M. (2001). Administrasi Pendidikan,. jakarta: Rineka Cipta.
David, F. R. (2003). Manajemen Strategis Konsep- Konsep. (9th ed.). Jakarta: INDEX.
Effendy, onong, U. (2006). Hubungan Masyarakat : Suatu Studi Komunikasi,. Bandung: :PT
Remaja Rosdakarya,.
guruakuntansi.co.id. (2020). manajemen-organisasi. Retrieved March 15, 2020, from
https://guruakuntansi.co.id/manajemen-organisasi/
Https://ilmumanajemenindustri.com. (2018). pengertian-strategi-3-tingkatan-strategi-bisnis.
Hunger, J. D. + T. L. W. (2003). Manajemen Strategi: Daya Saing dan Globalisasi;
46
Konsep.Salemba Empat.Jakarta. Jakarta: SALEMBA EMPAT.
Maxmanroe.com. (2020). pengertian-manajemen-organisasi. Retrieved March 15, 2020, from
https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-manajemen-organisasi.html
Maxmanroe. (2020). pengertian-manajemen. Retrieved March 21, 2020, from
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen.html
Morisan. (2008). Manajemen Publik Relations,. jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Panuju, R. (2000). Komunikasi Bisnis. Jakarta.: PT. Gramedia Pustaka Utama.
perhumas.or.id. (2020). kode-etik-perhumas. Retrieved March 15, 2020, from
https://www.perhumas.or.id/kode-etik-perhumas/
Rangkuti, F. (2008). Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. (15th ed.). Jakarta.: Gramedia Pustaka
Utama.
romadecade.org. (2020). pengertian-manajemen.
Ruslan, R. (2008). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi,. In Manajemen Public
Relations & Media Komunikasi,. Jakarta: Rajawali Pres.
Siagian, p. (2006). Filsafat Administrasi (1st ed.). Bandung: gramediana.
Sunyoto, D. (2014). Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Konsep, Strategi dan Kasus.
Yogyakarta: CAPS.
Wulandari, R. (2013). Wulandari, Rapika 2013 Strategi Kampaye Poitik koalisi partai pengusung
Afi – Mukmin dalam Pemilihan Gubernur tahun 2013 dalam pemilihan Gubernur tahun 2013
eJournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1 (4): 220-234 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-
47
unmul.ac.id © .
www.kembar.pro. (2015). manajemen-pemasaran-konsep-orientasi. Retrieved March 15, 2020,
from https://www.kembar.pro/2015/05/manajemen-pemasaran-konsep-orientasi.html
www.yuksinau.id. (n.d.). manajemen-pemasaran. Retrieved March 15, 2020, from
https://www.yuksinau.id/manajemen-pemasaran/#Konsep_Pemasaran
top related