Materi Pelatihan Kader Devisi Lansia
Post on 22-Jun-2015
161 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
MATERI PELATIHAN KADER DESA SIAGA
(KESEHATAN LANSIA) DI DESA PUSUK LESTARI
KECAMATAN BATU LAYAR KABUPATEN LOMBOK
BARAT
Disusun Oleh
KELOMPOK DEVISI KES. LANSIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS VIII B
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MATARAM
2013
MATERI PELATIHAN KADER KESEHATAN USIA LANJUT
(USILA/LANSIA)
A. PENDAHULUAN
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang dialami oleh setiap orang dan
tidak dapat dihindarkan. Dengan berhasilnya pembangunan nasional, khususnya
pembangunan kesehatan yang dapat dilihat dengan turunnya angka kematian bayi
dan angka kelahiran serta perbaikan gizi masyarakat, maka sebagai dampak
positif adalah meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir di Indonesia yang
berkisar pada umur 70 tahun pada tahun 2000.
Pada tahun 1990-2025 diperkirakan oleh USA-Bureau of the Census, jumlah
usia lanjut di Indonesia menduduki peringkat pertama (terbesar) sebesar 414%
dengan jumlah 29 juta jiwa. Hal ini semua merupakan gambaran pada seluruh
negara bahwa berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta kemajuan
kondisi sosial ekonomi, usia harapan hidup semakin meningkat.
Dibalik keberhasilan pembangunan khususnya di bidang kesehatan dengan
meningkatnya jumlah usia lanjut seperti diuraikan diatas, memberikan dampak
tersendiri terhadap permasalahan kesejahteraan dan kesehatan usia lanjut itu
sendiri. Dimulai dari permasalahan dari perubahan-perubahan yang dialami usia
lanjut sampai dengan pengaruh perubahan tersebut terhadap kondisi keluarga,
masyarakat bangsa dan negara.
Melihat permasalahan tersebut, maka diperlukan pelayanan khusus di bidang
kesehatan, sosial kemasyarakatan, kesejahteraan bahkan spiritual bagi usia lanjut,
sehingga didapatkan peningkatan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia
lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia, sejahtera dan berguna bagi
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya di tengah-
tengah masyarakat.
B. PENGERTIAN
Usia lanjut adalah masa yang dimulai sekitar usia 60 hingga 65 tahun dan
berlanjut hingga akhir kehidupan (Stolte, 2003)
C. PROSES MENUA
Proses menua (= menjadi tua = aging) adalah proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan tubuh untuk mengganti sel yang rusak dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap rangsangan (misalnya penyakit) dan tidak mampu memperbaiki
kerusakan yang di derita. Artinya, seseorang yang sudah mendekati tua akan
kehilangan daya tahan tubuhnya.
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETUAAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan meliputi :
1. Hereditas
2. Nutrisi
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
6. Stres
E. PEMBAGIAN KELOMPOK USIA LANJUT
1. Departemen Kesehatan RI
Depkes RI membagi usia lanjut menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Masa Virilitas/menjelang usia lanjut : 45-54 tahun
b. Masa Prasenium/ usia lanjut : 55-64 tahun
c. Masa Senium/usia lanjut : 65 tahun
2. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO)
a. Usia Lanjut : 60-74 tahun
b. Usia Tua : 75-89 tahun
c. Usia Sangat Lanjut : 90 tahun
F. PERUBAHAN-PERUBAHAN PADA USIA LANJUT
Terdapat tiga perubahan yang terjadi pada usia lanjut, yakni:
1. Perubahan Fisik (Biologis / Tubuh)
Perubahan fisik meliputi dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh
diantaranya sistem pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem
pengaturan tubuh, muskuloskletal, gastrointestinal, gastrourinaria, endokrin
dan integumen.
2. Perubahan Psikososial
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan psikososial yakni :
a. Kehilangan finansial (pendapatan berkurang)
b. Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan atau posisi yang cukup
tinggi)
c. Kehilangan teman atau relasi
d. Kehilangan pekerjaan
e. Gangguan konsep diri akibat hilangnya jabatan
f. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
family.
3. Perubahan Mental
a. Dibidang mental atau psikis pada usia lanjut, perubahan dapat berubah
sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga bertambah pelit atau tamak
bila memiliki sesuatu
b. Berkeinginan umur panjang, tenaganya sedikit mungkin dihemat
c. Mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat
d. Ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap berwibawa
e. Jika meninggal, mereka ingin meninggal secara terhormat.
G. MASALAH PADA USIA LANJUT
1. Biologis/Fisik/Tubuh
a. Sistem Pernafasan (Paru-Paru)
1) Pneumonia
Pencegahan:
Kebersihan saluran pernafasan, Kebersihan gigi dan mulut, Gizi
yang seimbang, Istirahat – aktivitas seimbang, Pertahankan
kecukupan konsumsi cairan/minum
2) TBC (TB Paru)
Pencegahan:
Hindari kebiasaan merokok, Istirahat dan aktifitas yang
seimbang, Gizi seimbang, Kebersihan saluran pernafasan, gigi
dan mulut, Pertahankan konsumsi cairan (minum yang banyak).
3) Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
Pengobatan dan perawatan :
Obat flu di pasaran, Anti biotic, Obat penurun panas dan istirahat
yang cukup, Buka baju atau beri baju yang tipis apabila terasa
panas dan selimuti jika terasa dingin, Minum air yang banyak
Pencegahan: Aktivitas dan istirahat seimbang, Gizi yang
seimbang
b. Sistem Cardio Vascular (Jantung dan Pembuluh Darah)
1) Gagal Jantung
Adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan
darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh pada keadaan tertentu,
sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.
Pencegahan
Hindari merokok, makan makanan berlemak dan mengandung
kolesterol tinggi, Istirahat dan aktifitas seimbang, Hindari stress
yang berlebihan, Hindari minum kopi dan makanan/minuman
yang mengandung kafein, Permeriksaan kesehatan rutin, dan jika
sudah menderita penyakit ini kontrol rutin ke sarana pelayanan
kesehatan masyarakat.
2) Penyakit Jantung Koroner
Pencegahan dan Penanganan
Hindari penyebab, Bawa langsung ke rumah sakit
3) Hipertensi/Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi merupakan penyakit dengan tanda peningkatan tekanan
darah 160 mmHg tekanan sistolik. Hipertensi ini sering menjadi
problem bagi usia lanjut dan menjadi faktor resiko utama terjadinya
stroke, payah/gagal jantung dan penyakit jantung koroner.
4) Edema/bengkak Kaki
Sering di ditemukan pada usia lanjut, keadaan ini disebabkan oleh
gagal jantung, pengaruh daya tarik bumi/gravitasi, posisi berdiri dan
kurangnya gerak/mobilitas, penurunan fungsi hati, luka luas yang
terbuka, obat-obatan, dll
Cara menangani antara lain: menggantung kaki, mengurangi
makanan yang mengandung garam, beraktifitas/olah raga teratur,
makanan teatur dan ke pusat pelayanan kesehatan.
c. Sistem Persyarafan (Otak)
1) Kaku otot, refleks meningkat
Sarankan untuk istirahat
2) Gangguan berjalan
Karena kekuatan otot dan syaraf menurun, maka perlu dilakukan
pengamanan terhadap lansia dengan memberikan alat bantu berjalan,
menempatkan alat dan perabot rumah tangga yang dapat di jangkau
oleh lansia, lantai tidak lincin, lampu tidak terlalu gelap dan tidak
terlalu terang, berikan keset yang kasar di kamar mandi, dll.
3) Demensia (pikun)
Penanganan
Obati penyakit yang mendasari pikun, hindari pemakaian obat
yang memberikan efek pada syaraf, modifikasi lingkungan,
hindari stres dan depresi, perbaiki gizi, upayakan nasehat kepada
lansia; keluarga dan masyarakat, berika kesibukan seperti
merawat bunga; merajut; mengisi TTS; dll.
4) Gangguan ingatan jangka pendek
Usia lanjut mempunyai ingatan terhadap pengalaman masa lalu dan
cepat lupa pada kejadian/pengalaman yang baru saja di alami,
sehingga dibutuhkan kesabaran untuk mengingatkan apa yang baru
saja di alami.
5) Nyeri kepala
Penanganan:
Hilangkan penyebab, obati penyebab, istirahat yang cukup, gizi
seimbang.
6) Katarak, Rabun
Berikan lingkungan yang aman, dengan penerangan yang cukup,
hindarkan benda yang membahayakan, dll.
7) Tuli
8) Sroke dan Vertigo
d. Sistem Gastrointestinal (Perut)
1) Nyeri Perut
Penyebab tersering nyeri perut ini adalah pembuntuan usus, tumor
perut, gangguan dalam usus, dll
2) Diare
Penanganan: berikan pengganti cairan dengan air degan, oralit,
air kuah sayur setiap kali berak, jangan diberi obat urus-urus,
istirahat cukup dan gizi seimbang serta bawa ke rumah sakit atau
Puskesmas
3) Konstipasi (sulit berak)
Sulit berak disebabkan karena kurang minum, kurang gerak/aktivitas
berkurang, makanan yang kurang bergizi, penyakit lain, depresi,
obat-obatan. Penyakit ini dapat di cegah dengan pemberian makanan
yang mengandung serat misalnya sayuran dan buah, olah raga dan
aktivitas yang teratur.
4) Kurang Nafsu Makan (Anorexia) dan kehilangan berat badan
Pada orang lanjut usia, penyebab penyakit ini kebanyakan karena
psikis/kejiwaan, depresi, kecemasan, penyakit jantung, efek samping
obat dan lain-lain. Untuk itu, diperlukan makanan yang bergizi
seimbang dengan 4 sehat 5 sempurna, porsi makan yang sedikit tapi
sering, dan berikan makanan yang menimbulkan minat serta tidak
membahayakan atau merangsang.
5) Inkontinensia Alvi
Yaitu ketidak mampuan menahan rasa ingin berak sehingga kotoran
keluar dengan sendirinya. Penyebabnya bisa karena penurunan
fungsi syaraf dan otot dari saluran untuk berak, penyakit yang lain,
obat-obatan. Penyakit ini ditandai dengan adanya kotoran yang cair
dan tak berbentuk keluar merembes atau kotoran yang sudah
berbentuk keluar di pakaian atau saat di tempat tidur. Cara
penanganan seperti masalah diare dan konstipasi
6) Infeksi lambung
Infeksi ini bisa disebut gastritis dan ulkus peptikum. Keluahan yang
timbul antara lain penurunan berat badan, nafsu makan menurun,
mual dan etrasa tidak enak di tubuh, demam, nyeri perut, dll.
Penanganan perlu di bawa ke dokter. Di rumah perlu dihindarkan
makanan yang merangsang seperti pedas, merica, terlalu panas atau
terlalu dingin, mengandung lemak, hindari alkohol, makanan kecut,
kopi, rokok, dll.
7) Hepatitis
Perlu penjagaan makanan yang bersih dan gizi seimbang, hal ini bisa
dilakukan dengan memasak makanan, menutup makanan, memilih
makanan kebutuhan lansia. Menjaga tidak terkontaminasi dengan
darah atau cairan pasien hepatitis.
8) Sirosis
Suatu penyakit lanjutan dari hepatitis dengan pembesaran perut,
mual, muntah, lemah, demam, nyeri/pegal-pegal, kuning pad
mata/kulit, dll. Perlu di bawa ke dokter/rumah sakit.
e. Sistem Urinaria (kencing)
1) Inkontinensia urin/ngompol
Penyakit ini disebabkan karena gangguan pada syaraf dan otot
saluran kencing, misalnya disebabkan karena tumor, batu, stroke,
spinkter mengendur, obat-obatan dll. Untuk itu, disarankan pada usia
lanjut diharapkan menghindari minum banyak pada malam hari,
mengurangi minum kopi dan teh, mengurangi minuman dan
makanan manis, melatih respon kencing, melatih perilaku berkemih,
obat-obatan, pembedahan, sesuai dengan petunjuk dokter.
2) Penyakit ginjal
f. Sistem Muskuloskeletal (Kulit, Rambut dan Tulang)
Untuk penyakit kulit dan rambut perlu perawatan kulit dan rambut sehari-
hari.
Sedangkan penyakit tulang yang sering dirasakan lanjut usia antara lain:
1) Osteoporosis
Adalah keadaan berkurangnya massa tulang karena proses menua.
Gejalany ayaitu nyeri tulang belakang, pemendekan tinggi badan,
tulang belakang melengkok, tulang keropos, tulang menjadi lebar
tapi rapuh sehingga tulang terasa nyeri sekali dan cenderung untuk
patah.
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan vitamin D dan proses
menua sehingga perlu suplay kalsium, vitamin D dari luar selain
menjaga keamanan lansia agar tidak berada pada kondisi jatuh.
2) Rematoid arthritis/rematik
Gejala yang timbul antara lain kaku sendi pada pagi hari > 1 jam,
pembengkakan pada sendi, penonjolan pada kulit dan tulang.
Penyakit ini sering terjadi pada wanita daripada laki-laki.
3) Osteoartritis
Faktor resiko penyebab timbulnya penyakit ini antara lain: umur,
pada wanita setelah usia 50 tahun, kegemukan, trauma/perlukan yang
berulang, kelainan bawaan, adanya kristal di sendi/tulang, perokok,
diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, beban berat yang di pikul dan
daerah menanjak/berbukit.
Gejala: nyeri lutut, krepitasi, kaku pagi hari < 30 menit, umur > 38
tahun, pembesaran tulang, nyeri pinggung, nyeri tangan.
Penanganan seperti penyakit tulang yang telah di sebut diatas.
2. Psikologis/Kejiwaan
Dengan perubahan di bidang kejiwaan, maka lansia merasa dirinya
sendiri, kehilangan sesuatu yang berharga dan akan menyebabkan lansia
stress, tidak mau makan, depresi, gangguan proses berfikir.
Muncul perilaku yang harus diperhatikan, misalnya: mengembara (ngelutus),
meremas-remas jari, berbicara cepat, terus berbicara, gerakan anggota tubuh
berulang, menggigit, melempar barang, meludah, mencaci/menngomel,
tendangan, mengumpat, isolasi diri, menolak makan/minum, curiga,
menghayal, halusinasi.
Lebih lengkapnya bisa dilihat pada uraian berikut ini:
a. Kehilangan memori: Depresi, merasa tidak berguna
b. Kebingungan: percakapan tidak tepat, kurang mampu merawat diri,
sering apatis, kebingungan pada pagi hari, kebingungan malam hari, tidak
mampu berorientasi pada orang, tempat dan waktu.
c. Paranoid/curiga: ketakutan, kekhawatiran, merasa terancam, dll.
d. Gangguan suasana hati: perubahan emosi yang mendadak. Maka perlu
kesabaran untuk menentramkan hati dan memberi dukungan
e. Depresi: karena kehilangan, reaksi obat, ditandai dengan menurunnya BB
dan nafsu makan, lelah, apatis, menurunnya perhatian.
f. Resiko tinggi kekerasan: karena menurunnya kemandirian, tidak mampu
bergerak, stroke dan sakit terminal
g. Harga diri rendah: karena berkurangnya kemampuan baik fisik, psikis
maupun sosial.
h. Sulit Tidur
i. Kekurangan Nutrisi
j. Kurang Mampu Merawat Diri
k. Menopause
Adalah masa berhentinya haid dengan gejala terasa panas pada bagian
atas dada, leher dan muka, keringat banyak, rasa takut, tegang, depresi,
mudah sedih, cepat marah, mudah tersinggung, gugup dan jiwa kurang
mantap, rasa lelah, kemunduran status gizi, tidak bisa tidur, pusing, rasa
sakit seluruh badan, perubahan nafsu seks dan berdebar-debar.
3. Sosial/Hubungan kemasyarakatan
Bagi lansia yang tidak dapat menerima perubahan diatas, maka akan
mengisolasi diri dan tidak mau berkumpul atau berhubungan dengan orang
lain. Tetap ibagi yang menyadarinya, maka mereka tetap mampu untuk
mengikuti kegiatan sosial dan berhubungan dengan lingkungan sekitar.
4. Ekonomi
Karena turunnya seseorang dari jabatan semula, atau sudah tidak bekerja lagi
maka akan terjadi penurunan penghasilan atau bahkan tidak mendapatkan
penghasilan. Hal ini menyebabkan menurunnya kepercayaan dan harga diri
sehingga mampu menyebabkan masalah psikologis dan sosial seperti di atas.
5. Spiritual/Keagamaan
Kebanyakan akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
H. GIZI PADA USIA LANJUT
1. Masalah yang timbul antara lain : gizi lebih (kegemukan) atau gizi kurang
(nafsu makan menurun).
Lansia membutuhkan makanan dengan gizi yang seimbang sehingga akan
membantu metabolisme tubuh agar tetap sehat. Zat gizi yang harus tersedia
antara lain:
a. Protein: susu, telur, daging, kacang-kacangan, susu kedelai, kacang hijau.
b. Lemak: hindari makanan yang mengandung lemak.
c. Hidrat Arang: beras, singkong, gaplek, dll.
d. Vitamin: A, B6, asam folat, C, D
e. Mineral: zat besi dan calsium
f. Air dan Serat: sangat dibutuhkan dan harus di konsumsi lebih banyak.
2. Pedoman Makanan Usia Lanjut
a. Makanlah setiap hari beraneka ragam bahan makanan dari semua
golongan bahan makanan selama tidak ada kontra indikasi
b. Makanlah sesuai dengan kecukupan gizi usia lanjut
c. Gunakan cairan minimal 2 liter/hari
d. Batasi jumlah lemak makanan terutama yang berasal dari hewan.
e. Makanlah sumber hidrat arang sedikitnya 50% kalori, pilihlah biji-bijian,
kacang-kacangan dan buah-buahan.
f. Gunakanlah bahan makanan yang banyak mengandung zat besi sweperti
kacang-kacangan, hati, daging, bayam, sayuran hijau.
g. Minumlah susu tanpa lemak, atau makanlah sumber zat kalsium lain
seperti ikan dan sayuran.
h. Batasi garam dapur dan makanan yang di awetkan.
i. Gunakan bahan makanan segar, cegah penggunaan tablet vitamin bila tak
perlu
j. Kurangi kopi, teh, coklat
k. Batasi alkohol dan sebaiknya di hindari.
l. Latihan/olah raga minimal 3 x seminggu
m. Hindari merokok
I. LATIHAN JASMANI/OLAH RAGA PADA USIA LANJUT
Prinsip olah raga pada usia lanjut adalah: Yang perlu dilatih adalah:
ketahanan jantung dan paru, kelenturan, kekuatan otot, komposisi tubuh.
a. Selalu memperhatikan keselamatan
b. Latihan teratur dan tidak terlalu berat
c. Permainan dalam bentuk ringan sangat dianjurkan
d. Latihan dengan dosis berjenjang (perlahan-lahan)
e. Hindari kompetisi-kompetisi
f. Perhatikan kontra indikasi latihan
2. Olah raga yang bisa dilakukan:
a. Jalan kaki ringan / jogging
b. Aerobik
c. Senam ringan (senam tera)
top related