Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan mengenai lingkungan dalam industri pertambangan
khususnya industri pertambangan batubara sangatlah perlu diperhatikan karena dampak yang akan ditimbulkannya dan erat hubungannya dengan jalannya proses pada suatu industri kemudian akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan pada perusahaan, seperti pengelolaan limbah akibat kegiatan penambangan dan upaya pencegahan maupun pengendalian serta perbaikan terhadap kerusakanlingkungan yang mungkin ditimbulkan industri tersebut. Adapun dampak negatif terhadap lingkungan akibat dari kegiatan penambangan salah satunya adalah masalah air asam tambang (mine acid drainage ).
Suatu tindakan awal kegiatan tambang, yaitu sejak eksplorasi (penyelidikan) atau tahap perencanaan perlu dilakukan untuk mengetahui dan menghitung besarnya potensi air asam tambang yang akan ditimbulkannya. Mengetahui potensi keasaman dari suatu tambang sangat penting karena keasaman batuan tersebut baru merupakan potensi yang kehadirannya belum tentu akan menjadi persoalan setelah dilakukan eksploitasi. Potensi air asam tambangmemerlukan antisipasi agar keberadaannya tidak menjadi berbahaya sehingga dapat berdampak kepada kerusakan/pencemaran lingkungan.
Timbulnya air asam tambang ( acid mine drainage ) bukan hanyaberasal dari hasil pencucian batubara tetapi juga dari dibukanya suatu potensi keasaman batuan sehingga menimbulkan permasalahan kepada kualitas air dan juga tanah. Potensi air asam tambang
Makalah Kimia dasar 1 Page 1
harus diketahui dan dihitung agar langkah – langkah preventif serta pengendaliannya dapat dilakukan. Pengelolaan yang benar harus dilakukan agar suatu cebakan mineral beserta batuan – batuan penutup dan batuan – batuan sampingnya tidak menjadikan persoalan dikemudian hari, baik sewaktu tambang itu sedang aktif ataupun setelah tambang tersebut tidak beroperasi lagi.
Pengendalian terhadap air asam tambang merupakan hal yang perlu dilakukan selama kegiatan penambangan berlangsung dan setelah kegiatan penambangan berakhir, karena air asam tambang ( mine acid drainage ) dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air, air permukaan dan air tanah, selain itu jika dialirkan ke sungai akan berdampak terhadap masyarakat yang tinggal disepanjang aliran sungai serta akan mengganggu biota yang hidup didarat juga biota diperairan.
1.2 Identifikasi Masalah
Apabila terjadi air asam tambang identifikasi masalah yang
dilakukan dalam perencanaan pengendalian air asam tambang adalah
sebagai berikut :
- Mengetahui karakteristik dari tanah/batuan penutup ( over
burden ) terhadap adanya material yang berpotensi membentuk asam
dan non asam atau bahan yang mengandung kapur
- Lahan bekas penambangan yang dibiarkan terbuka dan tidak
ditutup kembali dengan lapisan penutup ( over burden ) atau top
soil akan menyebabkan teroksidasinya mineral – mineral sulfida
berupa pirit, terutama terjadi pada waktu hujan.
Makalah Kimia dasar 1 Page 2
1.3 Rumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan guna mengidentifikasi cara
pengendalian air asam tambang yaitu sebagai berikut :
1. Berapa jumlah hydrate lime yang dibutuhkan dalam penetralan
air asam tambang.
2. Apakah air yang dialirkan ke sungai telah memenuhi standar
yang ditetapkan oleh PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan
kualitas air dan pencemaran air kelas II.
3. Apakah kualitas air limbah dari kolam pengendap telah sesuai
dengan baku mutu air limbah Perda Kaltim No. 26 th 2002
1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah terbentuknya kembali
air asam tambang
2. Untuk mengetahui metode atau alat apa yang digunakan dalam
pengendalian air asam tambang.
1.5 Pemecahan Masalah
1. Pembangunan tanggul, parit dan gorong – gorong untuk
mengalihkan aliran air permukaan.
2. Pembuatan sistem penirisan air dengan memasang pompa – pompa
di lokasi penambangan.
3. Pembangunan kolam pengendapan di lokasi tambang untuk
mencegah terjadinya pelumpuran dan peningkatan pelumpuran.
4. Melakukan pemantauan derajat keasaman air limbah penambangan
di kolam pengendapan.
Makalah Kimia dasar 1 Page 3
5. Melakukan penetralan air limbah dalam kolam pengendapan
dengan bahan – bahan kimia.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Air Asam Tambang
Air asam tambang ( AAT ) atau dalam bahasa asingnya Acid Mine
Drainage (AMD) adalah air yang terbentuk di lokasi penambangan
dengan pH rendah ( pH < 6 ) sebagai dampak dibukanya
suatu potensi keasaman batuan sehingga menimbulkan permasalahan
terhadap kualitas air dan tanah, dimana pembentukannya
dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu air, oksigen, dan batuan
yang mengandung mineral – mineral sulfida ( pirit, kalkopirit,
markasit, dll ). Kegiatan penambangan ini dapat berupa tambang
terbuka maupun tambang dalam ( bawah tanah ).
2.2 Proses Terjadinya Air Asam Tambang
Proses tejadinya air asam tambang yaitu bila teroksidasinya
mineral – mineral sulfida yang terdapat pada batuan hasil galian
dengan air (H2O) dan oksigen (O2). Oksidasi logam sulfida dalam
membentuk asam terjadi dalam beberapa persamaan reaksi sebagai
berikut :
1. FeS2 + 7/2 O2 + H2O Fe+2 + 2SO4-2 + 2H+
2. Fe+2 + ¼ O2 + H+ Fe+3 + ½ H2O
3. Fe+3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3H+
4. FeS2 + 14Fe+3 + 8H2O 15Fe+2 + 2SO4-2 +
16H+
Makalah Kimia dasar 1 Page 4
Ada tiga ( 3 ) jenis sulfida dalam air maupun air limbah yaitu :
a. Total sulfida : mencakup H2S, HS terlarut dan sulfida –
sulfida logam tersuspensi yang dapat dihidrolisis dengan asam.
b. Sulfida terlarut : sulfida yang tertinggal setelah padatan
tersuspensi dalam contoh air dihilangkan dengan cara fluktuasi
maupun pengendapan.
c. H2S yang tidak terionisasi : H2S jenis ini dapat dihitung dari
konsentrasi H2S terlarut, pH contoh air dan konstanta ionisasi
H2S.
Faktor – faktor kimia yang menentukan pembentukan air asam
tambang adalah :
- pH
- Temperatur
- Kandungan O pada fase gas, dengan kejenuhan < 100 %
- Kandungan O pada fase cair
- Akumulasi kimia dari Fe3+
- Luas permukaan mineral sulfida yang terpajan
- Energi kimia yang dibutuhkan untuk menurunkan asam
- Peranan bakteri
Sedangkan sifat fisik yang mempengaruhi migrasi air asam tambang
, adalah :
- Kondisi limbah
- Permeabilitas limbah
- Keberadaan lubang air
- Tekanan lubang air
- Mekanisme perpindahannya
Makalah Kimia dasar 1 Page 5
Faktor yang mengendalikan tingkat perpindahan kontaminan
adalah jumlah pengencer dan tingkat pencampuran yang membentuk
air asam tambang yang pindah dari sumber ke lingkungan
penerimanya.
2.3 Sumber – Sumber Air Asam Tambang
Air asam tambang dapat terjadi pada kegiatan penambangan baik
itu tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. Umumnya keadaan
ini terjadi karena unsur sulfur yang terdapat di dalam batuan
teroksidasi secara alamiah didukung juga dengan curah hujan yang
tinggi semakin mempercepat perubahan oksida sulfur menjadi asam.
Sumber – sumber air asam tambang antara lain berasal dari
kegiatan – kegiatan berikut :
1. Air dari tambang terbuka
Lapisan batuan akan terbuka sebagai akibat dari terkupasnya
lapisan penutup, sehingga unsur sulfur yang terdapat dalam
batuan sulfida akan mudah teroksidasi dan bila bereaksi air dan
oksigen akan membentuk air asam tambang.
2. Air dari unit pengolahan batuan buangan
Material yang banyak terdapat pada limbah kegiatan penambangan
adalah batuan buangan ( waste rock ). Jumlah batuan buangan ini
akan semakin meningkat dengan bertambahnya kegiatan penambangan.
Sebagai akibatnya, batuan buangan yang banyak mengandung sulfur
akan berhubungan langsung dengan udara terbuka membentuk senyawa
sulfur oksida selanjutnya dengan adanya air akan membentuk air
asam tambang.
Makalah Kimia dasar 1 Page 6
3. Air dari lokasi penimbunan batuan
Timbunan batuan yang berasal dari batuan sulfida dapat
menghasilkan air asam tambang karena adanya kontak langsung
dengan udara yang selanjutnya terjadi pelarutan akibat adanya
air.
4. Air dari unit pengolahan limbah tailing
Kandungan unsur sulfur di dalam tailing diketahui mempunyai
potensi dalam membentuk air asam tambang, pH dalam tailing pond
ini biasanya cukup tinggi karena adanya penambahan hydrated lime
untuk menetralkan air yang bersifat asam yang dibuang kedalamnya.
Air yang masuk ke dalam tailing pond yang bersifat asam tersebut
diperkirakan akan menyebabkan limbah asam bila merembes keluar
dari tailing pond.
2.4 Dampak – Dampak Air Asam Tambang
Terbentuknya air asam tambang dilokasi penambangan akan
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Adapun dampak
negatif dari air asam tambang tersebut antara lain yaitu :
2.4.1 Masyarakat disekitar wilayah tambang
Dampak terhadap masyarakat disekitar wilayah tambang tidak
dirasakan secara langsung karena air yang dipompakan ke sungai
atau ke laut telah dinetralkan dan selalu dilakukan pemantauan 1
x seminggu menggunakan alat “water quality checker” (untuk
mengetahui temperatur, kekeruhan, pH, dan salinity), hasil
pemantauan disesuaikan dengan Baku Mutu Air Sungai dan Air Laut
dan dapat dilihat pada Lampiran 5. Namun apabila terjadi
Makalah Kimia dasar 1 Page 7
pencemaran dan biota perairan terganggu maka binatang seperti
ikan akan mati akibatnya mata pencaharian penduduk menjadi
terganggu.
2.4.2 Biota Perairan
Dampak negatif untuk biota perairan adalah terjadinya
perubahan keanekaragaman biota perairan seperti plankton dan
benthos, kehadiran benthos dalam suatu perairan dapat digunakan
sebagai indikator kualitas perairan. Pada perairan yang baik dan
subur benthos akan mengalami kelimpahan, sebaliknya pada perairan
yang kurang subur benthos tidak akan mampu bertahan hidup. Data
mengenai keberadaan benthos yang ada dibeberapa TP ( titik
pemantauan ) dapat dilihat pada Lampiran 6.
2.4.3 .Kualitas Air Permukaan
Terbentuknya air asam tambang hasil oksidasi pirit akan
menyebabkan menurunnya kualitas air permukaan. Parameter kualitas
air yang mengalami perubahan diantaranya adalah pH, padatan
terlarut, padatan tersuspensi, COD, BOD, sulfat, besi, dan
Mangan.
2.4.4 Kualitas Air Tanah
Ketersediaan unsur hara merupakan faktor yang penting
untuk pertumbuhan tanaman. Tanah yang asam banyak mengandung
logam - logam berat seperti besi, tembaga, seng yang semuanya ini
merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman, sedangkan
unsur hara makro yang sangat dibutuhkan tanaman seperti fosfor,
magnesium, kalsium sangat kurang. Akibat kelebihan unsur hara
Makalah Kimia dasar 1 Page 8
mikronya dapat menyebabkan keracuanan pada tanaman, ini tandai
dengan busuknya akar tanaman sehingga tanaman menjadi layu.
2.5. Mineral-mineral Pembentuk Air Asam Tambang
Mineral–mineral yang terdapat pada batuan penutup di
daerah pertambangan adalah kandungan sulfida alami, paling umum
yaitu dalam bentuk pirit. Apabila mineral-mineral ini terkena
oksigen dan air selama penambangan, maka akan mengalami oksidasi
sehingga menghasilkan air asam sulfat. Dibawah ini menjelaskan
reaksi pirit dengan oksigen dan air :
Fe + 15/4 + 7/2 O ® + 2
Air asam tambang terbentuk ketika mineral-mineral sulfida
dalam batuan muncul di permukaan pada kondisi oksidasi. Banyak
tipe dari mineral sulfida, sulfida besi yang sering terdapat pada
batubara yang didominasi pirit dan markasit.
Beberapa sulfida-sulfida logam yang dapat menyebabkan air asam
tambang:
Tabel 3. 1. Jenis-jenis Sulfida
NoRumus
SenyawaNama Senyawa
1 FeS2 Pyrite
2 FeS2 Marcasite
3 FexSx Pyrrhotite
4 Cu2S Chalcosite
5 CuS Covellite
Makalah Kimia dasar 1 Page 9
6 Cu FeS2 Chalcopyrite7 MoS2 Molybdenite8 NiS Millerite9 PbS Galena10 ZnS Sphalerite
Apabila mineral-mineral sulfida muncul di permukaan pada
kondisi oksidasi, maka mineral-mineral sulfida akan teroksidasi,
bereaksi dengan air dan oksigen menjadi kondisi asam tinggi, kaya
akan sulfat. Komposisi logam dan konsentrasi-konsentrasi pada tipe
mineral sulfida hadir dalam jumlah yang banyak.
Berdasarkan persamaan kimia dapat diketahui prosesnya
sebagai berikut:
Persamaan 1 : FeS2 + 7/2 O2 + H2O « Fe+2 + 2 SO4-2 +
2 H+
Persamaan 2 : Fe+2 + 1/4 O2 + H+ « Fe+3 + 1/2 H2O
Persamaan 3 : Fe+3 + 3 H2O « Fe(OH) + 3H+
Persamaan 4 : FeS2 + 14 Fe+3 +8 H2O « 15 Fe+2 + 2 SO4-2 +
16 H+
Persamaan 1, besi sulfida teroksidasi melepaskan besi ferro, sulfat dan
asam
Persamaan 2, besi ferro dalam persamaan dua akan teroksidasi menjadi
besi ferri
Persamaan 3, besi ferri dapat terhidrolisis dan membentuk ferri hidrosida
dan asam.
Makalah Kimia dasar 1 Page 10
Persamaan 4, besi ferri secara langsung bereaksi dengan pirit dan
berlaku sebagai katalis yang menyebabkan besi ferro yang sangat
besar, sulfat dan asam.
Batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk secara
akumulasi dan kompaksi dari sisa-sisa tumbuhan dalam lingkungan
reduksi seperti pada daerah rawa. Sulfur di dalam batubara dan
lapisan pembawa batubara dapat terjadi seperti sulfur organik, sulfur
sulfat dan pirit sulfur. Beberapa sulfur nampak pada seam batubara
setelah peat berubah menjadi batubara, hal ini dibuktikan dengan
adanya pirit pada fracture vertikal permukaan yang disebut cleat. Pada
seam pirit banyak hadir dalam lapisan batubara dan overburden
terjadi seperti butiran kristal yang sangat kecil tercampur
dengan organik dari batubara dan juga tersebar disekitar lapisan-
lapisan dari sandstone dan shale. Sumber sulfur yang luas terdapat
pada konkresi, nodule, lensa band dan pengisian pada lapisan-lapisan
porous.
Sulfat sulfur biasanya hanya ditemukan dalam jumlah minor
dalam fresh coal dan berasosiasi dengan batuan-batuan. Sulfat sulfur
biasanya merupakan hasil dari pengaruh iklim dan oksidasi dari
sulfida sulfur. Sulfat merupakan hasil reaksi dari oksidasi pirit dan
relatif tidak menghasilkan asam. Pirit atau sulfida sulfur adalah
penyebab sulfur yang utama dalam batubara biasanya berasosiasi
dengan batuan. Semua mineral-mineral sulfida itu mungkin hadir, besi
sulfida merupakan hal utama dan penghasil asam yang terutama.
Berdasarkan maksimal potensial asam dari korelasi tertutup antara
Makalah Kimia dasar 1 Page 11
sample overburden dan pirit sulfur maka kita dapat mengetahui tipe
dari pirit sulfur
Angka dari oksidasi pirit tergantung variable angka, yaitu :
permukaan reaktif dari pirit sulfat, konsentrasi oksigen, kelarutan
pH, sumber-sumber katalis, pembilasan (flushing) frequencies dan
kehadiran dari bakteri Thiobacillus. Karakteristik dari air asam
tambang adalah : pH dan ion hydrogen rendah, sulfat dan kadar besi
tinggi.
Makalah Kimia dasar 1 Page 12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Upaya – Upaya Pengendalian Air Asam Tambang
Upaya pengendalian dilakukan untuk mengurangi dampak negatif
yang ditimbulkan. Dalam mengatasi masalah tersebut dapat
dilakukan sebelum maupun setelah terbentuknya air asam tambang.
a. Penanganan yang dilakukan sebelum air asam tambang terbentuk.
Upaya penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Menutup dan menimbun
Upaya pencegahan timbulnya air asam tambang yang dilakukan dengan
cara menutup dan menimbun kembali dengan segera
lokasi bekas penambangan yang telah selesai diambil batubaranya
agar jangan sampai terjadi oksidasi mineral sulfida dengan air
dan udara pada batuan pirit yang terbuka akibat proses
penambangan.
- Mencegah masuknya O2
Makalah Kimia dasar 1 Page 13
Lahan bekas penambangan berbentuk cekungan yang mengandung
mineral sulfida pada dasar lapisan ( floor ) batubaranya ditutup
dengan air dengan kedalaman tertentu ( dalam keadaan diam tidak
mengalir ) guna mencegah masuknya O2 sehingga tidak terjadi
oksidasi antara mineral sulfida, O2, dan air.
- Capsule
Metode ini dilakukan dengan cara melapisi material yang
mengandung sulfida dengan tanah liat.
b. Penanganan yang dilakukan setelah air asam terbentuk.
Upaya penetralan yang dilakukan oleh pihak perusahaan jika masih
terdapat air asam tambang pada lahan bekas penambangan dengan
menambahkan kapur (hydrated lime) ke dalam air. Jumlah penambahan
bahan – bahan tersebut selalu didasarkan pada hasil percobaan dan
perhitungan dengan metode titrasi. Data tersebut dapat dilihat
pada lampiran 7
Hydrated lime adalah suatu bahan kimia yang sangat umum digunakan
untuk menetralkan air asam tambang. Hydrated lime dapat diperoleh
dengan menggunakan proses kalsinasi terhadap batu gamping. Batu
gamping dipanaskan pada suhu 6000 C – 9000 C dengan tekanan 1 atm
sehingga menghasilkan CaO (kapur tohor). Reaksi kimianya adalah
sebagai berikut :
CaCO3 CaO + CO2
Setelah terbentuk CaO, selanjutnya dilakukan proses hidrasi,
yaitu CaO dilarutkan dalam air.
CaO + H2O Ca(OH)2
Reaksi penetralan air asam tambang dengan hydrated lime adalah :
Makalah Kimia dasar 1 Page 14
Ca(OH)2 + H2SO4 CaSO4 + H2O
3.2 Penetralan Air Asam Tambang
Dalam hal ini bahan yang digunakan untuk penetralan
tersebut adalah hydrated lime ( Ca(OH)2 ). Sebelum proses
penetralan dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu :
● Kondisi lahan bekas penambangan
Lokasi bekas penambangan batubara berbentuk cekungan setelah
kegiatan penambangan selesai. Ciri – ciri lokasi bekas
penambangan ini adalah sebagai berikut:
- Mineral sulfida ( pirit ) terkandung pada batuan penutup
( over burden), lapisan atas batubara dan setelah kegiatan
penambangan selesai lapisan batubara disisakan ± 10 cm ( floor
batubara ) pada dasar cekungan untuk mendapatkan batubara bersih.
- Air permukaan terutama berasal dari air hujan dan air dari
sekitar lokasi penambangan yang masuk kedalam cekungan sehingga
cekungan berbentuk kolam yang besar.
- Curah hujan yang tinggi akan menyebabkan air yang masuk
kedalam cekungan cukup besar sehingga volume air pada cekungan
juga meningkat.
- Material penutup (over burden ) pada lapisan batubara di
daerah penambangan adalah jenis mudstone, batupasir, dan
batulempung.
Makalah Kimia dasar 1 Page 15
● Proses terbentuknya air asam tambang pada daerah bekas
penambangan
Terbentuknya air asam tambang karena adanya reaksi kimia
antara tiga komponen utama pembentuk air asam tambang, yaitu :
lapisan roof / floor batubara serta batuan penutup ( over
burden ) yang mengandung mineral sulfida, air, dan oksigen.
Mineral sulfida sebagai faktor utama pembentuk air asam
tambang terkandung dalam lapisan batubara, dimana mineral sulfida
ini tersingkap sejak kegiatan penambangan dilakukan. Setelah
penambangan selesai pada lokasi bekas penambangan masih disisakan
lapisan batubara dengan ketebalan ± 10 cm yang berupa lantai
batubara ( floor ). Pada daerah penelitian mineral sulfida
terdapat pada lantai batubara dan lapisan batubara yang tidak
ditambang.
Komponen pembentuk air asam tambang lainnya adalah air dan
oksigen. Air yang masuk kedalam cekungan berasal dari air
permukaan terutama dari air hujan. Curah hujan yang tinggi
menyebabkan volume air pada cekungan semakin besar, sehingga
cekungan berbentuk kolam besar.
Dengan adanya oksigen yang berasal dari udara, maka terjadi
reaksi kimia antara mineral sulfida, air, dan oksigen. Dari
reaksi ketiga komponen tersebut maka terbentuklah air asam tambang.
3.3 Pencegahan Pembentukan Kembali Air Asam Tambang
Pembentukan air asam tambang dapat diatasi dengan
menghilangkan atau mengurangi satu atau lebih komponen – komponen
pembentuk air asam tambang. Pencegahan terbentuknya air asam
Makalah Kimia dasar 1 Page 16
tambang pada kolam bekas penambangan adalah dengan cara
pelapisan.
Pelapisan adalah cara pengendalian terbentuknya air asam
tambang dengan membatasi kontak oksigen dan air terhadap lapisan
batubara yang mengandung mineral sulfida. Pelapisan ini dilakukan
dengan cara menutupi lapisan batubara yang berupa lantai batubara
dengan material yang bersifat impermeable misalnya mineral liat.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari
sistem pelapisannya adalah sebagai berikut :
◙ Kandungan sulfur
Semakin besar kandungan sulfur pada batuan maka semakin
besar pula kemungkinan terjadinya reaksi oksidasi dengan
oksigen dan air.
◙ Porositas
Porositas mempengaruhi kemungkinan masuknya air serta udara
ke dalam lantai batubara yang mengandung mineral sulfida. Semakin
besar porositas maka semakin besar juga kemungkinan terjadinya
reaksi oksidasi.
◙ Luas permukaan kristal pirit
Semakin luas permukan kristal pirit yang tidak tertutupi
maka semakin besar pula kemungkinan terkena air dan udara.
◙ Kereaktifan kristal pirit
Meskipun kristal pirit terkena udara dan air tetapi
kereaktifan dari kristal pirit sendiri berbeda. Kereaktifan ini
mempengaruhi kecepatan dari reaksi oksidasinya.
Makalah Kimia dasar 1 Page 17
Secara umum penutupan batuan sulfida ini menggunakan
mineral liat dengan langkah – langkah sebagai berikut :
- Air asam tambang yang telah netral dikeluarkan dari kolam
bekas penambangan dengan menggunakan pompa air. Air tersebut
dikeluarkan menuju aliran sungai didekat kolam bekas penambangan.
- Setelah air dikeluarkan seluruhnya langkah berikutnya adalah
pelapis liat ditukar diatas material sulfida kemudian dipadatkan
dengan memanfaatkan lalu lintas alat berat selama proses
penumpukan batuan, pemadatannya harus benar – benar diperhatikan
dan rata.
- Selanjutnya digunakan material tambang untuk melapisi dan
dilakukan pemadatan lagi. Ketebalan penutupan batuannya
disesuaikan dengan rencana yang sudah dibuat dan ketersediaan
material yang dipakai untuk penutupan batuan sulfida (gambar
5.5)
- Lapisan terakhir yang digunakan adalah tanah humus (top
soil). Penutupan lokasi bekas penambangannya dilakukan dengan
menggunakan material yang ada pada daerah penambangan, dalam hal
ini material yang digunakan adalah material hasil bongkaran dan
top soilnya juga dari daerah penambangan.
Makalah Kimia dasar 1 Page 18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Terbentuknya air asam tambang disebabkan karena
teroksidasinya mineral sulfida ( pirit ) yang terdapat pada tanah
/ batuan penutup, dan lapisan roof / floor batubara dengan air
dan oksigen.
2. Penanganan yang dilakukan terhadap air asam tambang dengan
penetralan. Bahan penetral yang digunakan adalah hydrated lime,
penggunaan hydrated lime karena dianggap lebih ekonomis
dibandingkan bahan penetral kimia lainnya.
Makalah Kimia dasar 1 Page 19
3. Curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan air asam
terbentuk kembali jika bereaksi dengan udara dan mineral sulfida
pada lantai batubara. Untuk itu lokasi bekas penambangan harus
segera ditutup agar tidak terjadi reaksi antara ketiganya. Bahan
penutup yang efektif digunakan adalah bahan yang bersifat non
asam dan kedap air ( impermeable ).
4. Sumber anion asam air asam tambang berdasarkan analisis
diperkirakan
berasal dari lapisan antara batubara atau overburden.
4.2 Saran
1. Lokasi bekas penambangan harus selalu dikontrol agar
pembentukan air asam tambang dapat diantisipasi.
2. Segera lakukan penutupan pada lahan bekas penambangan
menggunakan batuan penutup dan top soil agar terbentuknya
air asam tambang dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA
Makalah Kimia dasar 1 Page 20
Ø Eko Suciratmadi Wiranto, Laporan Tugas Akhir, Kajian Teknis
Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut Untuk Pengupasan Tanah
Penutup di Site Lati PT Berau Coal, 2005
Ø Kumpulan Makalah Seminar Air Asam Tambang Di Indonesia Kerjasama
Departemen Pertambangan Dengan Institut Teknologi Bandung, 1996
Ø Laporan Tugas Akhir, Geokimia Overburden dan Reklamasi pada Pit
Satui PT Thiess Contractors Indonesia, 2005
Ø Mario Lee Pisco, Laporan Kerja Praktek, Penanggulangan Air Asam
Tambang dengan Pengapuran Selama 24 Jam terus menerus dengan
Active Treatment pada PT Tambang Batubara Bukit Asam, 2005
Makalah Kimia dasar 1 Page 21
top related