Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan mengenai lingkungan dalam industri pertambangan khususnya industri pertambangan batubara sangatlah perlu diperhatikan karena dampak yang akan ditimbulkannya dan erat hubungannya dengan jalannya proses pada suatu industri kemudian akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan pada perusahaan, seperti pengelolaan limbah akibat kegiatan penambangan dan upaya pencegahan maupun pengendalian serta perbaikan terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin ditimbulkan industri tersebut. Adapun dampak negatif terhadap lingkungan akibat dari kegiatan penambangan salah satunya adalah masalah air asam tambang (mine acid drainage ). Suatu tindakan awal kegiatan tambang, yaitu sejak eksplorasi (penyelidikan) atau tahap perencanaan perlu dilakukan untuk mengetahui dan menghitung besarnya potensi air asam tambang yang akan ditimbulkannya. Mengetahui potensi keasaman dari suatu tambang sangat penting karena keasaman batuan tersebut baru merupakan potensi yang kehadirannya belum tentu akan menjadi persoalan setelah dilakukan eksploitasi. Potensi air asam tambang memerlukan antisipasi agar keberadaannya tidak menjadi berbahaya sehingga dapat berdampak kepada kerusakan/pencemaran lingkungan. Timbulnya air asam tambang ( acid mine drainage ) bukan hanya berasal dari hasil pencucian batubara tetapi juga dari dibukanya suatu potensi keasaman batuan sehingga menimbulkan permasalahan kepada kualitas air dan juga tanah. Potensi air asam tambang Makalah Kimia dasar 1 Page 1
21

Makalah kimia gema

Feb 08, 2023

Download

Documents

Fajri Fajrii
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah kimia gema

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Permasalahan mengenai lingkungan dalam industri pertambangan

khususnya industri pertambangan batubara sangatlah perlu diperhatikan karena dampak yang akan ditimbulkannya dan erat hubungannya dengan jalannya proses pada suatu industri kemudian akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan pada perusahaan, seperti pengelolaan limbah akibat kegiatan penambangan dan upaya pencegahan maupun pengendalian serta perbaikan terhadap kerusakanlingkungan yang mungkin ditimbulkan industri tersebut. Adapun dampak negatif terhadap lingkungan akibat dari kegiatan penambangan salah satunya adalah masalah air asam tambang (mine acid drainage ).

Suatu tindakan awal kegiatan tambang, yaitu sejak eksplorasi (penyelidikan) atau tahap perencanaan perlu dilakukan untuk mengetahui dan menghitung besarnya potensi air asam tambang yang akan ditimbulkannya. Mengetahui potensi keasaman dari suatu tambang sangat penting karena keasaman batuan tersebut baru merupakan potensi yang kehadirannya belum tentu akan menjadi persoalan setelah dilakukan eksploitasi. Potensi air asam tambangmemerlukan antisipasi agar keberadaannya tidak menjadi berbahaya sehingga dapat berdampak kepada kerusakan/pencemaran lingkungan.

Timbulnya air asam tambang ( acid mine drainage ) bukan hanyaberasal dari hasil pencucian batubara tetapi juga dari dibukanya suatu potensi keasaman batuan sehingga menimbulkan permasalahan kepada kualitas air dan juga tanah. Potensi air asam tambang

Makalah Kimia dasar 1 Page 1

Page 2: Makalah kimia gema

harus diketahui dan dihitung agar langkah – langkah preventif serta pengendaliannya dapat dilakukan. Pengelolaan yang benar harus dilakukan agar suatu cebakan mineral beserta batuan – batuan penutup dan batuan – batuan sampingnya tidak menjadikan persoalan dikemudian hari, baik sewaktu tambang itu sedang aktif ataupun setelah tambang tersebut tidak beroperasi lagi.

Pengendalian terhadap air asam tambang merupakan hal yang perlu dilakukan selama kegiatan penambangan berlangsung dan setelah kegiatan penambangan berakhir, karena air asam tambang ( mine acid drainage ) dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air, air permukaan dan air tanah, selain itu jika dialirkan ke sungai akan berdampak terhadap masyarakat yang tinggal disepanjang aliran sungai serta akan mengganggu biota yang hidup didarat juga biota diperairan.

1.2  Identifikasi Masalah

Apabila terjadi air asam tambang identifikasi masalah yang

dilakukan dalam perencanaan pengendalian air asam tambang adalah

sebagai berikut :

- Mengetahui karakteristik dari tanah/batuan penutup ( over

burden ) terhadap adanya material yang berpotensi membentuk asam

dan non asam atau bahan yang mengandung kapur

- Lahan bekas penambangan yang dibiarkan terbuka dan tidak

ditutup kembali dengan lapisan penutup ( over burden ) atau top

soil akan menyebabkan teroksidasinya mineral – mineral sulfida

berupa pirit, terutama terjadi pada waktu hujan.

Makalah Kimia dasar 1 Page 2

Page 3: Makalah kimia gema

1.3 Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan guna mengidentifikasi cara

pengendalian air asam tambang yaitu sebagai berikut :

1. Berapa jumlah hydrate lime yang dibutuhkan dalam penetralan

air asam tambang.

2. Apakah air yang dialirkan ke sungai telah memenuhi standar

yang ditetapkan oleh PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan

kualitas air dan pencemaran air kelas II.

3. Apakah kualitas air limbah dari kolam pengendap telah sesuai

dengan baku mutu air limbah Perda Kaltim No. 26 th 2002

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah terbentuknya kembali

air asam tambang

2. Untuk mengetahui metode atau alat apa yang digunakan dalam

pengendalian air asam tambang.

1.5 Pemecahan Masalah

1. Pembangunan tanggul, parit dan gorong – gorong untuk

mengalihkan aliran air permukaan.

2. Pembuatan sistem penirisan air dengan memasang pompa – pompa

di lokasi penambangan.

3. Pembangunan kolam pengendapan di lokasi tambang untuk

mencegah terjadinya pelumpuran dan peningkatan pelumpuran.

4. Melakukan pemantauan derajat keasaman air limbah penambangan

di kolam pengendapan.

Makalah Kimia dasar 1 Page 3

Page 4: Makalah kimia gema

5. Melakukan penetralan air limbah dalam kolam pengendapan

dengan bahan – bahan kimia.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Air Asam Tambang

Air asam tambang ( AAT ) atau dalam bahasa asingnya Acid Mine

Drainage (AMD) adalah air yang terbentuk di lokasi penambangan

dengan pH rendah ( pH < 6 ) sebagai dampak dibukanya

suatu potensi keasaman batuan sehingga menimbulkan permasalahan

terhadap kualitas air dan tanah, dimana pembentukannya

dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu air, oksigen, dan batuan

yang mengandung mineral – mineral sulfida ( pirit, kalkopirit,

markasit, dll ). Kegiatan penambangan ini dapat berupa tambang

terbuka maupun tambang dalam ( bawah tanah ).

2.2 Proses Terjadinya Air Asam Tambang

Proses tejadinya air asam tambang yaitu bila teroksidasinya

mineral – mineral sulfida yang terdapat pada batuan hasil galian

dengan air (H2O) dan oksigen (O2). Oksidasi logam sulfida dalam

membentuk asam terjadi dalam beberapa persamaan reaksi sebagai

berikut :

1. FeS2 + 7/2 O2 + H2O Fe+2 + 2SO4-2 + 2H+

2. Fe+2 + ¼ O2 + H+ Fe+3 + ½ H2O

3. Fe+3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3H+

4. FeS2 + 14Fe+3 + 8H2O 15Fe+2 + 2SO4-2 +

16H+

Makalah Kimia dasar 1 Page 4

Page 5: Makalah kimia gema

Ada tiga ( 3 ) jenis sulfida dalam air maupun air limbah yaitu :

a. Total sulfida : mencakup H2S, HS terlarut dan sulfida –

sulfida logam tersuspensi yang dapat dihidrolisis dengan asam.

b. Sulfida terlarut : sulfida yang tertinggal setelah padatan

tersuspensi dalam contoh air dihilangkan dengan cara fluktuasi

maupun pengendapan.

c. H2S yang tidak terionisasi : H2S jenis ini dapat dihitung dari

konsentrasi H2S terlarut, pH contoh air dan konstanta ionisasi

H2S.

Faktor – faktor kimia yang menentukan pembentukan air asam

tambang adalah :

-          pH

-          Temperatur

-          Kandungan O pada fase gas, dengan kejenuhan < 100 %

-          Kandungan O pada fase cair

-          Akumulasi kimia dari Fe3+

-          Luas permukaan mineral sulfida yang terpajan

-          Energi kimia yang dibutuhkan untuk menurunkan asam

-          Peranan bakteri

Sedangkan sifat fisik yang mempengaruhi migrasi air asam tambang

, adalah :

-          Kondisi limbah

-          Permeabilitas limbah

-          Keberadaan lubang air

-          Tekanan lubang air

-          Mekanisme perpindahannya

Makalah Kimia dasar 1 Page 5

Page 6: Makalah kimia gema

Faktor yang mengendalikan tingkat perpindahan kontaminan

adalah jumlah pengencer dan tingkat pencampuran yang membentuk

air asam tambang yang pindah dari sumber ke lingkungan

penerimanya.

2.3  Sumber – Sumber Air Asam Tambang

Air asam tambang dapat terjadi pada kegiatan penambangan baik

itu tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. Umumnya keadaan

ini terjadi karena unsur sulfur yang terdapat di dalam batuan

teroksidasi secara alamiah didukung juga dengan curah hujan yang

tinggi semakin mempercepat perubahan oksida sulfur menjadi asam.

Sumber – sumber air asam tambang antara lain berasal dari

kegiatan – kegiatan berikut :

1. Air dari tambang terbuka

Lapisan batuan akan terbuka sebagai akibat dari terkupasnya

lapisan penutup, sehingga unsur sulfur yang terdapat dalam

batuan sulfida akan mudah teroksidasi dan bila bereaksi air dan

oksigen akan membentuk air asam tambang.

2. Air dari unit pengolahan batuan buangan

Material yang banyak terdapat pada limbah kegiatan penambangan

adalah batuan buangan ( waste rock ). Jumlah batuan buangan ini

akan semakin meningkat dengan bertambahnya kegiatan penambangan.

Sebagai akibatnya, batuan buangan yang banyak mengandung sulfur

akan berhubungan langsung dengan udara terbuka membentuk senyawa

sulfur oksida selanjutnya dengan adanya air akan membentuk air

asam tambang.

Makalah Kimia dasar 1 Page 6

Page 7: Makalah kimia gema

3. Air dari lokasi penimbunan batuan

Timbunan batuan yang berasal dari batuan sulfida dapat

menghasilkan air asam tambang karena adanya kontak langsung

dengan udara yang selanjutnya terjadi pelarutan akibat adanya

air.

4. Air dari unit pengolahan limbah tailing

Kandungan unsur sulfur di dalam tailing diketahui mempunyai

potensi dalam membentuk air asam tambang, pH dalam tailing pond

ini biasanya cukup tinggi karena adanya penambahan hydrated lime

untuk menetralkan air yang bersifat asam yang dibuang kedalamnya.

Air yang masuk ke dalam tailing pond yang bersifat asam tersebut

diperkirakan akan menyebabkan limbah asam bila merembes keluar

dari tailing pond.

2.4 Dampak – Dampak Air Asam Tambang

Terbentuknya air asam tambang dilokasi penambangan akan

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Adapun dampak

negatif dari air asam tambang tersebut antara lain yaitu :

2.4.1 Masyarakat disekitar wilayah tambang

Dampak terhadap masyarakat disekitar wilayah tambang tidak

dirasakan secara langsung karena air yang dipompakan ke sungai

atau ke laut telah dinetralkan dan selalu dilakukan pemantauan 1

x seminggu menggunakan alat “water quality checker” (untuk

mengetahui temperatur, kekeruhan, pH, dan salinity), hasil

pemantauan disesuaikan dengan Baku Mutu Air Sungai dan Air Laut

dan dapat dilihat pada Lampiran 5. Namun apabila terjadi

Makalah Kimia dasar 1 Page 7

Page 8: Makalah kimia gema

pencemaran dan biota perairan terganggu maka binatang seperti

ikan akan mati akibatnya mata pencaharian penduduk menjadi

terganggu.

2.4.2 Biota Perairan

Dampak negatif untuk biota perairan adalah terjadinya

perubahan keanekaragaman biota perairan seperti plankton dan

benthos, kehadiran benthos dalam suatu perairan dapat digunakan

sebagai indikator kualitas perairan. Pada perairan yang baik dan

subur benthos akan mengalami kelimpahan, sebaliknya pada perairan

yang kurang subur benthos tidak akan mampu bertahan hidup. Data

mengenai keberadaan benthos yang ada dibeberapa TP ( titik

pemantauan ) dapat dilihat pada Lampiran 6.

2.4.3 .Kualitas Air Permukaan

Terbentuknya air asam tambang hasil oksidasi pirit akan

menyebabkan menurunnya kualitas air permukaan. Parameter kualitas

air yang mengalami perubahan diantaranya adalah pH, padatan

terlarut, padatan tersuspensi, COD, BOD, sulfat, besi, dan

Mangan.

2.4.4        Kualitas Air Tanah

Ketersediaan unsur hara merupakan faktor yang penting

untuk pertumbuhan tanaman. Tanah yang asam banyak mengandung

logam - logam berat seperti besi, tembaga, seng yang semuanya ini

merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman, sedangkan

unsur hara makro yang sangat dibutuhkan tanaman seperti fosfor,

magnesium, kalsium sangat kurang. Akibat kelebihan unsur hara

Makalah Kimia dasar 1 Page 8

Page 9: Makalah kimia gema

mikronya dapat menyebabkan keracuanan pada tanaman, ini tandai

dengan busuknya akar tanaman sehingga tanaman menjadi layu.

2.5. Mineral-mineral Pembentuk Air Asam Tambang

Mineral–mineral yang terdapat pada batuan penutup di

daerah pertambangan adalah kandungan sulfida alami, paling umum

yaitu dalam bentuk pirit. Apabila mineral-mineral ini terkena

oksigen dan air selama penambangan, maka akan mengalami oksidasi

sehingga menghasilkan air asam sulfat. Dibawah ini menjelaskan

reaksi pirit dengan oksigen dan air :

Fe + 15/4 + 7/2 O ® + 2

Air asam tambang terbentuk ketika mineral-mineral sulfida

dalam batuan muncul di permukaan pada kondisi oksidasi. Banyak

tipe dari mineral sulfida, sulfida besi yang sering terdapat pada

batubara yang didominasi pirit dan markasit.

Beberapa sulfida-sulfida logam yang dapat menyebabkan air asam

tambang:

Tabel 3. 1. Jenis-jenis Sulfida

NoRumus

SenyawaNama Senyawa

1 FeS2 Pyrite

2 FeS2 Marcasite

3 FexSx Pyrrhotite

4 Cu2S Chalcosite

5 CuS Covellite

Makalah Kimia dasar 1 Page 9

Page 10: Makalah kimia gema

6 Cu FeS2 Chalcopyrite7 MoS2 Molybdenite8 NiS Millerite9 PbS Galena10 ZnS Sphalerite

Apabila mineral-mineral sulfida muncul di permukaan pada

kondisi oksidasi, maka mineral-mineral sulfida akan teroksidasi,

bereaksi dengan air dan oksigen menjadi kondisi asam tinggi, kaya

akan sulfat. Komposisi logam dan konsentrasi-konsentrasi pada tipe

mineral sulfida hadir dalam jumlah yang banyak.

Berdasarkan persamaan kimia dapat diketahui prosesnya

sebagai berikut:

Persamaan 1 : FeS2 + 7/2 O2 + H2O « Fe+2 + 2 SO4-2 +

2 H+

Persamaan 2 : Fe+2 + 1/4 O2 + H+ « Fe+3 + 1/2 H2O

Persamaan 3 : Fe+3 + 3 H2O « Fe(OH) + 3H+

Persamaan 4 : FeS2 + 14 Fe+3 +8 H2O « 15 Fe+2 + 2 SO4-2 +

16 H+

Persamaan 1, besi sulfida teroksidasi melepaskan besi ferro, sulfat dan

asam

Persamaan 2, besi ferro dalam persamaan dua akan teroksidasi menjadi

besi ferri

Persamaan 3, besi ferri dapat terhidrolisis dan membentuk ferri hidrosida

dan asam.

Makalah Kimia dasar 1 Page 10

Page 11: Makalah kimia gema

Persamaan 4, besi ferri secara langsung bereaksi dengan pirit dan

berlaku sebagai katalis yang menyebabkan besi ferro yang sangat

besar, sulfat dan asam.

Batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk secara

akumulasi dan kompaksi dari sisa-sisa tumbuhan dalam lingkungan

reduksi seperti pada daerah rawa. Sulfur di dalam batubara dan

lapisan pembawa batubara dapat terjadi seperti sulfur organik, sulfur

sulfat dan pirit sulfur. Beberapa sulfur nampak pada seam batubara

setelah peat berubah menjadi batubara, hal ini dibuktikan dengan

adanya pirit pada fracture vertikal permukaan yang disebut cleat. Pada

seam pirit banyak hadir dalam lapisan batubara dan overburden

terjadi seperti butiran kristal yang sangat kecil tercampur

dengan organik dari batubara dan juga tersebar disekitar lapisan-

lapisan dari sandstone dan shale. Sumber sulfur yang luas terdapat

pada konkresi, nodule, lensa band dan pengisian pada lapisan-lapisan

porous.

Sulfat sulfur biasanya hanya ditemukan dalam jumlah minor

dalam fresh coal dan berasosiasi dengan batuan-batuan. Sulfat sulfur

biasanya merupakan hasil dari pengaruh iklim dan oksidasi dari

sulfida sulfur. Sulfat merupakan hasil reaksi dari oksidasi pirit dan

relatif tidak menghasilkan asam. Pirit atau sulfida sulfur adalah

penyebab sulfur yang utama dalam batubara biasanya berasosiasi

dengan batuan. Semua mineral-mineral sulfida itu mungkin hadir, besi

sulfida merupakan hal utama dan penghasil asam yang terutama.

Berdasarkan maksimal potensial asam dari korelasi tertutup antara

Makalah Kimia dasar 1 Page 11

Page 12: Makalah kimia gema

sample overburden dan pirit sulfur maka kita dapat mengetahui tipe

dari pirit sulfur

Angka dari oksidasi pirit tergantung variable angka, yaitu :

permukaan reaktif dari pirit sulfat, konsentrasi oksigen, kelarutan

pH, sumber-sumber katalis, pembilasan (flushing) frequencies dan

kehadiran dari bakteri Thiobacillus. Karakteristik dari air asam

tambang adalah : pH dan ion hydrogen rendah, sulfat dan kadar besi

tinggi.

Makalah Kimia dasar 1 Page 12

Page 13: Makalah kimia gema

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Upaya – Upaya Pengendalian Air Asam Tambang

Upaya pengendalian dilakukan untuk mengurangi dampak negatif

yang ditimbulkan. Dalam mengatasi masalah tersebut dapat

dilakukan sebelum maupun setelah terbentuknya air asam tambang.

a. Penanganan yang dilakukan sebelum air asam tambang terbentuk.

Upaya penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

- Menutup dan menimbun

Upaya pencegahan timbulnya air asam tambang yang dilakukan dengan

cara menutup dan menimbun kembali dengan segera

lokasi bekas penambangan yang telah selesai diambil batubaranya

agar jangan sampai terjadi oksidasi mineral sulfida dengan air

dan udara pada batuan pirit yang terbuka akibat proses

penambangan.

- Mencegah masuknya O2

Makalah Kimia dasar 1 Page 13

Page 14: Makalah kimia gema

Lahan bekas penambangan berbentuk cekungan yang mengandung

mineral sulfida pada dasar lapisan ( floor ) batubaranya ditutup

dengan air dengan kedalaman tertentu ( dalam keadaan diam tidak

mengalir ) guna mencegah masuknya O2 sehingga tidak terjadi

oksidasi antara mineral sulfida, O2, dan air.

- Capsule

Metode ini dilakukan dengan cara melapisi material yang

mengandung sulfida dengan tanah liat.

b. Penanganan yang dilakukan setelah air asam terbentuk.

Upaya penetralan yang dilakukan oleh pihak perusahaan jika masih

terdapat air asam tambang pada lahan bekas penambangan dengan

menambahkan kapur (hydrated lime) ke dalam air. Jumlah penambahan

bahan – bahan tersebut selalu didasarkan pada hasil percobaan dan

perhitungan dengan metode titrasi. Data tersebut dapat dilihat

pada lampiran 7

Hydrated lime adalah suatu bahan kimia yang sangat umum digunakan

untuk menetralkan air asam tambang. Hydrated lime dapat diperoleh

dengan menggunakan proses kalsinasi terhadap batu gamping. Batu

gamping dipanaskan pada suhu 6000 C – 9000 C dengan tekanan 1 atm

sehingga menghasilkan CaO (kapur tohor). Reaksi kimianya adalah

sebagai berikut :

CaCO3 CaO + CO2

Setelah terbentuk CaO, selanjutnya dilakukan proses hidrasi,

yaitu CaO dilarutkan dalam air.

CaO + H2O Ca(OH)2

Reaksi penetralan air asam tambang dengan hydrated lime adalah :

Makalah Kimia dasar 1 Page 14

Page 15: Makalah kimia gema

Ca(OH)2 + H2SO4 CaSO4 + H2O

3.2  Penetralan Air Asam Tambang

Dalam hal ini bahan yang digunakan untuk penetralan

tersebut adalah hydrated lime ( Ca(OH)2 ). Sebelum proses

penetralan dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

yaitu :

● Kondisi lahan bekas penambangan

Lokasi bekas penambangan batubara berbentuk cekungan setelah

kegiatan penambangan selesai. Ciri – ciri lokasi bekas

penambangan ini adalah sebagai berikut:

-          Mineral sulfida ( pirit ) terkandung pada batuan penutup

( over burden), lapisan atas batubara dan setelah kegiatan

penambangan selesai lapisan batubara disisakan ± 10 cm ( floor

batubara ) pada dasar cekungan untuk mendapatkan batubara bersih.

-          Air permukaan terutama berasal dari air hujan dan air dari

sekitar lokasi penambangan yang masuk kedalam cekungan sehingga

cekungan berbentuk kolam yang besar.

-          Curah hujan yang tinggi akan menyebabkan air yang masuk

kedalam cekungan cukup besar sehingga volume air pada cekungan

juga meningkat.

-          Material penutup (over burden ) pada lapisan batubara di

daerah penambangan adalah jenis mudstone, batupasir, dan

batulempung.

Makalah Kimia dasar 1 Page 15

Page 16: Makalah kimia gema

● Proses terbentuknya air asam tambang pada daerah bekas

penambangan

Terbentuknya air asam tambang karena adanya reaksi kimia

antara tiga komponen utama pembentuk air asam tambang, yaitu :

lapisan roof / floor batubara serta batuan penutup ( over

burden ) yang mengandung mineral sulfida, air, dan oksigen.

Mineral sulfida sebagai faktor utama pembentuk air asam

tambang terkandung dalam lapisan batubara, dimana mineral sulfida

ini tersingkap sejak kegiatan penambangan dilakukan. Setelah

penambangan selesai pada lokasi bekas penambangan masih disisakan

lapisan batubara dengan ketebalan ± 10 cm yang berupa lantai

batubara ( floor ). Pada daerah penelitian mineral sulfida

terdapat pada lantai batubara dan lapisan batubara yang tidak

ditambang.

Komponen pembentuk air asam tambang lainnya adalah air dan

oksigen. Air yang masuk kedalam cekungan berasal dari air

permukaan terutama dari air hujan. Curah hujan yang tinggi

menyebabkan volume air pada cekungan semakin besar, sehingga

cekungan berbentuk kolam besar.

Dengan adanya oksigen yang berasal dari udara, maka terjadi

reaksi kimia antara mineral sulfida, air, dan oksigen. Dari

reaksi ketiga komponen tersebut maka terbentuklah air asam tambang.

3.3 Pencegahan Pembentukan Kembali Air Asam Tambang

Pembentukan air asam tambang dapat diatasi dengan

menghilangkan atau mengurangi satu atau lebih komponen – komponen

pembentuk air asam tambang. Pencegahan terbentuknya air asam

Makalah Kimia dasar 1 Page 16

Page 17: Makalah kimia gema

tambang pada kolam bekas penambangan adalah dengan cara

pelapisan.

Pelapisan adalah cara pengendalian terbentuknya air asam

tambang dengan membatasi kontak oksigen dan air terhadap lapisan

batubara yang mengandung mineral sulfida. Pelapisan ini dilakukan

dengan cara menutupi lapisan batubara yang berupa lantai batubara

dengan material yang bersifat impermeable misalnya mineral liat.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari

sistem pelapisannya adalah sebagai berikut :

◙ Kandungan sulfur

Semakin besar kandungan sulfur pada batuan maka semakin

besar pula kemungkinan terjadinya reaksi oksidasi dengan

oksigen dan air.

◙ Porositas

Porositas mempengaruhi kemungkinan masuknya air serta udara

ke dalam lantai batubara yang mengandung mineral sulfida. Semakin

besar porositas maka semakin besar juga kemungkinan terjadinya

reaksi oksidasi.

◙ Luas permukaan kristal pirit

Semakin luas permukan kristal pirit yang tidak tertutupi

maka semakin besar pula kemungkinan terkena air dan udara.

◙ Kereaktifan kristal pirit

Meskipun kristal pirit terkena udara dan air tetapi

kereaktifan dari kristal pirit sendiri berbeda. Kereaktifan ini

mempengaruhi kecepatan dari reaksi oksidasinya.

Makalah Kimia dasar 1 Page 17

Page 18: Makalah kimia gema

Secara umum penutupan batuan sulfida ini menggunakan

mineral liat dengan langkah – langkah sebagai berikut :

-          Air asam tambang yang telah netral dikeluarkan dari kolam

bekas penambangan dengan menggunakan pompa air. Air tersebut

dikeluarkan menuju aliran sungai didekat kolam bekas penambangan.

-          Setelah air dikeluarkan seluruhnya langkah berikutnya adalah

pelapis liat ditukar diatas material sulfida kemudian dipadatkan

dengan memanfaatkan lalu lintas alat berat selama proses

penumpukan batuan, pemadatannya harus benar – benar diperhatikan

dan rata.

-          Selanjutnya digunakan material tambang untuk melapisi dan

dilakukan pemadatan lagi. Ketebalan penutupan batuannya

disesuaikan dengan rencana yang sudah dibuat dan ketersediaan

material yang dipakai untuk penutupan batuan sulfida (gambar

5.5)

-          Lapisan terakhir yang digunakan adalah tanah humus (top

soil). Penutupan lokasi bekas penambangannya dilakukan dengan

menggunakan material yang ada pada daerah penambangan, dalam hal

ini material yang digunakan adalah material hasil bongkaran dan

top soilnya juga dari daerah penambangan. 

Makalah Kimia dasar 1 Page 18

Page 19: Makalah kimia gema

BAB IV

PENUTUP

4.1  Kesimpulan

1. Terbentuknya air asam tambang disebabkan karena

teroksidasinya mineral sulfida ( pirit ) yang terdapat pada tanah

/ batuan penutup, dan lapisan roof / floor batubara dengan air

dan oksigen.

2. Penanganan yang dilakukan terhadap air asam tambang dengan

penetralan. Bahan penetral yang digunakan adalah hydrated lime,

penggunaan hydrated lime karena dianggap lebih ekonomis

dibandingkan bahan penetral kimia lainnya.

Makalah Kimia dasar 1 Page 19

Page 20: Makalah kimia gema

3. Curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan air asam

terbentuk kembali jika bereaksi dengan udara dan mineral sulfida

pada lantai batubara. Untuk itu lokasi bekas penambangan harus

segera ditutup agar tidak terjadi reaksi antara ketiganya. Bahan

penutup yang efektif digunakan adalah bahan yang bersifat non

asam dan kedap air ( impermeable ).

4. Sumber anion asam air asam tambang berdasarkan analisis

diperkirakan

berasal dari lapisan antara batubara atau overburden.

4.2  Saran

1. Lokasi bekas penambangan harus selalu dikontrol agar

pembentukan air asam tambang dapat diantisipasi.

2. Segera lakukan penutupan pada lahan bekas penambangan

menggunakan batuan penutup dan top soil agar terbentuknya

air asam tambang dapat dicegah.

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Kimia dasar 1 Page 20

Page 21: Makalah kimia gema

Ø  Eko Suciratmadi Wiranto, Laporan Tugas Akhir, Kajian Teknis

Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut Untuk Pengupasan Tanah

Penutup di Site Lati PT Berau Coal, 2005

Ø  Kumpulan Makalah Seminar Air Asam Tambang Di Indonesia Kerjasama

Departemen Pertambangan Dengan Institut Teknologi Bandung, 1996

Ø  Laporan Tugas Akhir, Geokimia Overburden dan Reklamasi pada Pit

Satui PT Thiess Contractors Indonesia, 2005

Ø  Mario Lee Pisco, Laporan Kerja Praktek, Penanggulangan Air Asam

Tambang dengan Pengapuran Selama 24 Jam terus menerus dengan

Active Treatment pada PT Tambang Batubara Bukit Asam, 2005

Makalah Kimia dasar 1 Page 21