Transcript

Akademi Kebidanan Bina Husada Jember

Macam – Macam ObatYang Lazim Digunakan dalam Praktik Kebidanan

Supported by Mad Zaini

@Mad_Zaini

Bocah Bagus

KEY CONCEPTS IN GIVING

ANALGESIC

Mad Zaini, S.Kep.,Ns

ANALGETIK

Analgetik atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan anastetika umum)

Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu:

1. Analgetik perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.

2. Analgetik narkotik, khusus digunakan untuk menghalau nyeri hebat seperti pada kanker.

Prinsip Penanganan Rasa Nyeri

Menghalangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer dengan analgetik periferMerintangi penyaluran rangsangan di saraf-saraf sensoris, misal dengan anastetik lokalBlokade pusat nyeri di susunan saraf pusat dengan analgetik sentral (narkotik) atau dengan anastetik umum.

Mad Zaini, S.Kep.,Ns

ANALGETIK PERIFER Parasetamol Derivat-derivat Pirazolinon :

aminofenazon Derivat-derivat antranilat : mefenaminat Salisilat : Asetosal, salisilamid, dan

benorilat Penghambat prostaglandin (NSAID’S) :

Ibupropen Lainnya : benzidamin

Mad Zaini, S.Kep.,Ns

P e n g g u n a a nEfek AnalgetikMeringankan rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP/kesadaran, tidak menimbulkan ketagihan (intensitas nyeri ringan sampai sedang)

Efek antipiretikDaya antipiretiknya berdasarkan rangsangan terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus yang mengakibatkan vasodilatasi perifer (di kulit) dan bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai keluar keringat yang banyak.

Efek anti radang atau anti inflamasiAnalgetik juga memiliki daya anti radang, khususnya kelompok NSAID’S (Non-Steroid Anti Inflamasi Drugs) termasuk asetosal

Mad Zaini, S.Kep.,Ns

Efek Samping

• Efek samping yang paling umum adalah gangguan Gastrointestinal (salisilat, penghambat prostaglandin=NSAID’S, derivat-derivat pirazolinon), kerusakan hepar dan ginjal (parasetamol, penghambat prostaglandin), dan juga reaksi alergi pada kulit.

• Efek samping tersebut sering terjadi pada penggunaan jangka lama atau dosis tinggi.

Mad Zaini, S.Kep.,Ns

ANALGETIK ANTI RADANG (NSAID’S)

NSAID’S (Non Steroid Anti InflamasiDrugs) berkhasiat analgetik, antipiretik dan anti radang dan sering digunakan pada penderita arthritis rheumatica, artrosis.

Obat ini juga efektif untuk peradangan lain akkibat trauma (pukulan, benturan, kecelakaan). Juga pada setelah pembedahan atau memar akibat olah raga.

Mad Zaini, S.Kep.,Ns

Mekanisme Kerja

Cara kerja NSAID’S sebagian besar berdasarkan hambatan sintesa prostaglandin dimana kedua jenis ciklo-oksigenase diblokir

• NSAID’S idealnya hanya menghambat ciklo-oksigenase II/COX-II (peradangan) dan tidak COX-I (perlindungan mukosa lambung)

Mad Zaini, S.Kep.,Ns

Cell Membrane Phospholipids

Arachidonic Acid

Endoperoxides

Thromboxane

Prostaglandins Prostacyclin

Toxic Oxygen Radicals

Cyclo-oxygenaseCOX

Tissue Trauma

Mad Zaini, S.Kep.,Ns

Disebut juga OPIOIDA (mirip

opiat) adalah zat yang

bekerja terrhadap reseptor

opioid khas di susunan saraf

pusat (SSP) hingga persepsi

nyeri dan respon emosional

terhadap nyeri berubah

(dikurangi).

ANALGETIK NARKOTIK

• Tubuh dapat mensintesa zat-zat opioidnya sendiri, yakni zat endorfin (adalah kelompok polipeptida endogen yang terdapat di cairan cerebrospinal (CCS) dan dapat menimbulkan efek yang menyerupai efek morfin).

Mad Zaini, S.Kep.,Ns

Penggunaan analgetik menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO)

WHO telah menyusun suatu program penggunaan analgetik untuk nyeri hebat (misal pada kanker), digolongkan dalam 3 kelas :

1. Non-opioid : NSAID’S, termasuk asetosal dan kodein2. Opioida lemah : d-propoksifen, tramadol dan kodein atau

kombinasi parasetamol+kodein3. Opioida kuat : morfin dan derivatnya serta zat sintesis

opioida.

Mad Zaini, S.Kep.,Ns

Efek Samping Umum

1. Supresi SSP, mual sedasi, menekan pernafasan, batuk, pada dosis lebih tinggi mengakibatkan menurunnya aktivitas mental dan motoris.

2. Saluran cerna : motilitas berkurang (obstipansi

3. Saluran urogenital : retensi urin

4. Saluran nafas : pernafasan menjadi lebih dangkal dan frekuensinya turun

5. Sistem sirkulasi : hipertensi, bradikardia

Mad Zaini, S.Kep.,Ns

ANTI BIOTIKA

Antibiotik Berasal dari bahasa yunani: Anti (lawan),Bios (hidup )

Antibiotik adalah Suatu zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri ataupun jamur yang berguna apabila digunakan dalam dosis tertentu dan berkhasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh.

Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penggunaan Antibiotika

Gambaran klinis adanya infeksi yang diderita Faktor sensitivitas bakteri terhadap antibiotik Fungsi ginjal dan hati pasien Biaya pengobatan

Penggolongan atas dasar mekanisme kerjanya

Zat bakterisida, pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman

1. Zat yang bekerja terhadap fase tumbuh, ex: penisilin dan sefalosporin, polopeptida (polimiksin, basitrasin), rifampisin, asam nalidiksat dan kuinolon.

2. Zat yang bekerja trhadap fase istirahat, ex: aminoglikosida, nitrofurantoin, INH, kotrimoksazol.

Zat bakteriostatik, pada dosis biasa terutama berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan perbanyakan kuman. Ex: sulfonamida, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida, linkomisin.

Penggolongan berdasarkan luas aktivitasnya

Antibiotika Narrow-Spektrum (aktivitas sempit)Obat ini terutama aktif terhadap beberapa jenis kuman sajaMisal :

Penisilin G dan Penisilin V, eritromisin, klindamisin, kanamisin hanya bekerja terhadap kuman Gram –positif.

Streptomisin, gentamisin, polimiksin-B, asam nalidiksat khusus aktif terhadap kuman Gram-negatif.

Antibiotika Broad Spektrum (aktivitas luas)Bekerja terhadap lebih banyak kuman baik jenis kuman Gram-positif maupun jenis kuman Gram-negatif.Antara lain : Sulfonamida, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin

Mekanisme Kerja

Obat antibiotika dapat melakukan aktivitasnya lewat beberapa mekanisme, terutama dengan penghambatan sintesa materi terpenting dari bakteri, antara lain:

Dinding sel.Sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari plasma dengan akibat pecahEx: Kelompok penisilin dan sefalosporin.

Prinsip Penggunaan Antibiotik

Penyebab Infeksi Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai infeksi akibat

kuman atau juga untuk prevensi infeksi Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan

hasil pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman.

Faktor Pasien Antara lain fungsi ginjalnya, fungsi hati, riwayat alergi, daya

tahan infeksi (saluran imunologis), daya tahan terhadap obat, beratnya infeksi, usia, wanita hamil/menyusui.

Seleksi Obat Antimikroba - Dasar

pertimbangan (ideal) :

Identifikasi & sensitivitas organisme, Tempat infeksi, Status pasien (umur, BB, keadaan patologis,

kehamilan & laktasi), Keamanan antibiotik, Biaya.

Seleksi Obat Antimikroba - Dalam prakteknya :

Terapi empirik sebelum identifikasi organisme. Berdasar bukti-bukti ilmiah & pengalaman, dengan

mempertimbangkan : mengutamakan obat bakterisid, memilih obat dengan daya penetrasi baik (jaringan tubuh, sistem saraf pusat), memilih obat dengan frekuensi pemberian rendah (drug compliance), mengutamakan obat dengan pengikatan protein rendah, tidak merutinkan penggunaan antibiotik mutakhir (misalnya sefalosporin gen-3) agar terjamin ketersediaan antibiotik yang lebih efektif bila dijumpai resistensi)

Kombinasi Obat-Obat Antimikroba

Pemberian AB tunggal lebih dianjurkan untuk :

Organisme penyebab infeksi spesifik.  Menurunkan kemungkinan superinfeksi.  Menurunkan resistensi organisme.  Mengurangi toksisitas

Kombinasi Obat-Obat Antimikroba

Pemberian Antibiotik kombinasi untuk keadaan khusus :

Infeksi campuran.  Ada risiko resistensi organisme, misalnya

pada TBC.  Keadaan yang membutuhkan AB dengan

dosis besar, misalnya sepsis, dan etiologi infeksi yang belum diketahui.

Kombinasi Obat-Obat Antimikroba

Keuntungan Pemberian Antibiotik kombinasi : Efek sinergistik / potensiasi, misalnya : a) Betalaktam

+ Aminoglikosid; b) Kotrimoksazol (Sulfametoksazol + Trimetoprim); c) MDT pada AIDS (AZT + Ritonavir + 3TC).

Mengatasi & mengurangi resistensi, misalnya : a) Amoksisilin + Asam klavulanat; b) Obat-obat TBC & lepra; c) MDT pada AIDS.

Mengurangi toksisitas, misalnya : Trisulfa + sitostatika.

Kombinasi Obat-Obat Antimikroba

Kerugian Pemberian Antibiotik kombinasi :

Antagonisme pada penggunaan bakteriostatika & bakterisid yang bekerja pada fase tumbuh

Resistensi Obat 

Definisi “resisten” : Bila pertumbuhan bakteri tidak dapat dihambat oleh antibiotik pada kadar maksimal yang dapat ditolerir host

Penyebab resistensi : Perubahan genetik, Mutasi spontan DNA, Transfer DNA antar organisme (konjugasi,

transduksi, transformasi), Induksi antibiotik.

Antibiotika Profilaktik

Pemberian antibiotik untuk pencegahan infeksi, bukan untuk pengobatan infeksi.

Lama pemberian ditentukan oleh lamanya risiko infeksi.

Dapat timbul resistensi bakteri & superinfeksi.

Komplikasi Terapi AB

Hipersensitivitas, misalnya pada pemberian Penisilin berupa reaksi alergi ringan (gatal-gatal) hingga syok anafilaktik.

Toksisitas langsung, misalnya pada pemberian Aminoglikosid  berupa ototoksisitas.

Superinfeksi, misalnya pada pemberian antibiotik spektrum luas atau kombinasi akan menyebabkan perubahan flora normal tubuh sehingga  pertumbuhan organisme lain seperti jamur menjadi berlebihan dan resistensi bakteri.

Kegagalan Terapi

Bukan etiologi infeksi (kanker, fever) Obat tidak berpenetrasi ke tempat infeksi Lama terapi tidak cukup Dosis terlalu rendah Dugaan tempat kuman tidak tepat Resisten, super infeksi, antagonis Faktor penyakit pasien (diabetik)

Monitoring Pasien

Resolusi tanda gejala infeksi Monitoring efek samping obat (ESO) dan

toksisitas Perubahan fungsi ginjal, penilaian kadar obat.

what

why where

how

who

TERIMA KASIH

top related