Transcript
LAPORAN
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA
Disusun Oleh :
NUR KHOLIFAH
2007.044
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN 2009
LEMBAR PENGESAHAN
Surabaya, 18 Agustus 2009Mahasiswa
NUR KHOLIFAH
NIM : 2007.044
Mengetahui
Pembimbing Ruangan
ELMI ARIS R.
NIP: 140 334 294
Pembimbing Akademik
_______________________
NIP:
Kepala Ruangan
Ruang Neonatus
M A R S U J U DNIP : 140 109 616
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PNEUMONIA
1. Landasan Teori
1.1 PengertianPneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).Pneumonia adalah suatu radang paru-paru yang ditandai oleh adanya konsolidasi exudat yang mengisi alveoli dan bronchiolus (Axton).
1.2 Etiologi
Penyebab dari pneumonia sendiri diantaranya sebagai berikut : Infeksi bakteri (stapillococcus, streptococcus)
Infeksi virus (virus Influensa )
Infeksi Jamur (candida albicans) Infeksi lain (aspirasi karena makanan, benda asing) faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia adalah resiko pada bayi prematur.
1.3 Klasifikasi pneumonia berdasarkan anatomi :
1. Pneumonia lobaris
2. Pneumonia lobularis (Bronchopneumonia )3. Pneumonia interstitial (Bronchiotis)
1.4 Tanda dan Gejala Sesak Nafas
Batuk nonproduktif
Ingus (nasal discharge)
Suara napas lemah
Retraksi intercosta
Penggunaan otot bantu nafas
Frekuensi nafas :Umur 1-5 tahun 40 x/menit atau lebih
Umur 2 bulan 1 tahun 50 x/menit atau lebih
Umur < 2 bulan 60 x/menit
Demam
Ronchi Cyanosis
Leukositosis
Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar
Mual sampai muntah kadang-kadang perut kembung
1.5 Patofisiologi Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh mikroorganisme patogen yaitu virus dan (Streptococcus Aureus, Haemophillus Influenzae dan Streptococcus Pneumoniae) bakteri. Terdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multiple lobus. Terjadinya destruksi sel dengan meninggalkan debris cellular ke dalam lumen yang mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas. Pada kondisi anak ini dapat akut dan kronik misalnya : AIDS, Cystic Fibrosis (CF), aspirasi benda asing dan konginetal yang dapat meningkatkan resiko pneumonia.
Streptococcus Pneumonia
Respon Peradangan
Edema Alveolar Pembentukan Eksudat
Alveoli dan Bronkiolus terisi cairan eksudat, sel darah, fibrin bakteri1.6 KomplikasiKomplikasi terdapat emfisema, otitis media akut, abses paru, atelektasis, emfisema, dan meningitis, komplikasi ini tidak terjadi bila diberikan antibiotik secara tepat.
1.7 Pemeriksaan
1.7.1 Foto thorax
Terdapat bercak infiltrate pada satu atau beberapa lobus.
1.7.2 Laboratorium
Gambaran darah tepi memungkinkan leukositosis dapat mencapai 15.000-40.000 /cm3 dengan pergeseran ke kiri, kuman dapat dibiakkan dari tenggorokan atau darah.
Biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albumin urine ringan karena suhu yang naik dan sedikit thorax hialin.
Analisa gas darah arteri terjadi asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi O2. 1.8 PrognosaDari kasus pneumonia adalah dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%. Bila pasien disertai malnutrisi energi protein (MTP) dan pasien yang datang terlambat angka mortalitasnya masih tinggi.
1.9 Penatalaksanaan
Antibiotik
O2 ventilasi
Monitor tekanan darah
Atasi asidosis metabolik
Pertahankan SE, pa O2, gula darah.
Pertahankan suhu tubuh.
Fisioterapi nafas.
Nabulizer/ terapi uap.
LANDASAN ASUHAN KEPERAWATAN
PNEUMONIA KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian1.1 Identitas klienSering terjadi terutama pada bayi kurang dari 1 minggu dan anak kurang dari 2 tahun.
1.2 Keluhan utama
Sesak nafas.
1.3 Riwayat penyakit sekarang
Suhu badan meningkat/ menurun, kadang-kadang kejang, batuk, malas minum, gelisah, dispnea, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut.
1.4 Riwayat penyakit keluarga
Ada keluarga menderita penyakit paru-paru atau penyakit pernafasan lainnya.
1.5 Riwayat antenatal/ natal/ post natal
Antenatal
Ibu demam
Pemeriksaan kehamilan rutin
Ibu menderita corio amnionitis
Natal
KEPADA > 24 jam
Amnion keruh, bau dan meloneal.
AS rendah, BBLS.
Post natal
Malas minum, tachipnea.
Suhu badan meningkat/ menurun
1.6 ADL (Activity daily of Life)
1. Nutrisi :Didapatkan penurunan nafsu makan dan minum.
2. Istirahat :Didapatkan kelemahan karena sesak dan suhu lebih tinggi.
3. Akttivitas : Terganggu karena sesak, kelelahan akibat peningkatan upaya bernafas.
4. Eliminasi:Kadang diare
5. Personal hygiene :Dengan bantuan karena klien harus istirahat dan aktifitas mendadak.
1.7 Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran composmentis sampai koma. Keadaan umum lemah dan gelisah, suhu tubuh 385-40 oC, nadi cepat dan lemah, respirasi cepat dan dangkal, berat badan sesuai dengan umur, sesak. 2. Pemeriksaan FisikKepala :ubun-ubun cekung atau cembung
Wajah : pucat atau sianosis
Mata :sklera ikterus, cowong, palpebrae pucat, anenemi.
Hidung:nafas cuping hidung, terpasang sekret.
Bibir : pucat atau sianosis
Leher : pembesaran kelenjar dan retraksi jugularis.
Thorax :nafas tidak teratur
Paru-paru :tachipnea, ronchi
Jantung: takikardi
Abdomen : distensi menonjol
Ekstremitas:tanda-tanda edema, akral dingin atas dan bawah.
Genetalia : jenis kelamin, adakah kelainan.
Reflek:Moro reflek +/-, sucking, reflek lemah.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab didapatkan leukosit mencapai 15.000-40.000 / cm
Urine biasanya lebih tua dan terdapat albumin uria ringan.
Analisa gas darah tepi menunjukkan asidosis metabolik dengan atau beberapa lobus.
Foto thorax.
4. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan lendir pada jalan nafas.
2. Perubahan pola nafas berhubungan dengan produksi mucus kental pada paru dan ketidakefektifan batuk.
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
4. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dengan adanya bakteri dan invasi virus.
5. Resuko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah jantung.
6. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakt dan perawatan di rumah.
5. Intervensi
5.1 Dx I:Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan lendir pada jalan nafas.
Tujuan :Jalan nafas bersih, ketidakefektifan jalan nafas teratasi dengan kriteria waktu 15 menit.
Kriteria:Lendir bersih, pernafasan normal (30-60 x/menit pada bayi), tidak sesak, tidak sianosis, tidak ada retraksi intercosta.
Intervensi :
1.Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
R/Memutuskan rantai infeksi
2.Beri posisi tidur sedikit ekstensi dengan mengganja bagian bawah bahu.
R/Penurunan diafragma dapat membantu ekspansi maksimal.
3.Ubah posisi klien tiap 3 jam.
R/Posisi klien yang tetap terus menerus dapat mengakibatkan akumulasi sekret dan cairan pada lobus di bagian bawah.
4.Bersihan jalan nafas dengan nebulizer kemudian sextion.
R/Mengencerkan dahak sekaligus mempermudah pengeluarannya sehingga jalan nafas bebas dari sekret.
5.Lakukan kolaborasi dalam pemberian O2 dengan tim medis.
R/Kebutuhan oksigen yang masuk ke tubuh dapat dibantu dengan perubahan tambahan oksigen yang diberikan.
6.Observasi TTV tiap 4 jam.
R/Peningkatan frekuensi nafas, dan mengidentifikasi tingkat keparahan.
5.2 Dx II:Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya bakteri dan invasi virus..
Tujuan :Klien tidak panas.Kriteria:-Suhu tubuh normal (365-375 oC), nadi normal (120-140 x/menit)Intervensi :
1.Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.R/Memutuskan rantai infeksi.2.Beri penjelasan dan pengertian penyebab dan mengatasi peningkatan suhu tubuh.R/Menambah pemahaman keluarga tentang penyebab dan cara mengatasi peningkatan suhu tubuh.3.Berikan kompres hangat. R/Menurunkan panas dengan cara konduksi.4.Observasi TTV tiap 2 jam.R/Perubahan suhu dapat mengetahui adanya infeksi.5.Lanjutan program terapi dokter dalam pemberian antipiretik dan antibiotik.R/Dapat menurunkan panas dihipotalamus.6.Beri baju yang tipis.5.3 Dx III:Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah jantung.Tujuan :Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan.Kriteria:Frekuensi nadi normal (30-60 x/menit) kulit tidak pucat, akral hangat, produksi urine normal.Intervensi :
1.Beri penjelasan tentang penyebab dan cara mengatasi kekurangan volume cairan pada ibu klien.R/Menambah pengetahuan kepada ibu klien penyebab dan cara mengatasi kekurangan volume cairan, dalam tindakan keperawatan.2.Tingkatkan frekuensi pemasukan cairan melalui oral.R/Membantu mengencerkan sekresi pernafasan dan mencegah statis cairan tubuh.3.Monitor pengeluaran dan pemasukan urine tiap 8 jam.R/Mengetahui perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran cairan.4.Lanjutkan program terapi dokter dalam pemberian infus.R/Memenuhi kebutuhan dan elektrolit.5.4 Dx IV:Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan penyakit dan perawatan di rumah..
Tujuan :Orang tua tidak cemas setelah mendapatkan informasi yang jelas. Kriteria:Orang tua tenang dan kooperatif, mampu beradaptasi dengan lingkungan, orang tua bisa menerima keadaan penyakit anaknya, orang tua mengerti tentang pjls yang diberikan.Intervensi :
1.Kaji tingkat kecemasan orang tua klien. R/Mengetahui tingkat kecemasan yang dialami orang tua klien.2.Beri kesempatan pada orang tua klien untuk mengungkapkan perasaannya.R/Mengetahui penyebab kecemasan orang tua klien.3.Diskusi dengan orang tua klien dengan masalah keperawatan yang berhubungan dengan klien. R/Ikut melibatkan orang tua klien dalam mengatasi masalah keperawatan klien.4.Beri informasi yang jelas tentang segala tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien.R/Orang tua klien lebih kooperatif. 5.Beri kesempatan orang tua klien untuk memberi kasih sayang pada anaknya.R/Dapat membantu dalam proses penyembuhan klien.6.Kolaborasi dengan dokter untuk memberi penjelasan informasi tentang kondisi penyakit klien.R/Orang tua klien mengerti dan menerima keadaan penyakit anaknya.DAFTAR PUSTAKADoengoes Marylynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perendanaan dan Pendokumentasian Perawatan. Edisi 3. EGC, Jakarta.
Ngastiyah, (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta.Suparman, (1990). Ilmu Penyakit Dalam. EGC : Jakarta.
Staf Pengajar IKA (1985), Ilmu Kesehatan Anak, UI: Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA By. C DENGAN KASUS PNEUMONIA
DI RUANG NEONATUS RSU Dr. SOETOMO SURABAYA
Disusun Oleh :
NUR KHOLIFAH
2007.044
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN 2009
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA By. C DENGAN KASUS PNEUMONIA
DI RUANG NEONATUS RSU Dr. SOETOMO SURABAYA
1. Pengkajian1.1 Identitas Bayi
Nama : By. C
Umur : 22 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
BB. Lahir : 3.500 gr.
PB. Lahir : 50 cm.
1.2 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn P
Umur: 24 tahun Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama: Islam
Pendidikan: SMA (Tamat)
Pekerjaan : Wiraswasta (pedagang)
Alamat: Pusat Gede Indah No. 35 Surabaya
Hub. dg klien : orang tua klien
Tinggil./ Jam Mrs : 12 Agustus 2009 (12.00 WIB)
Ruangan : Neonatus (RKL)
No. Reg. : 10970694
Dx. Medis : Posisi
1.3 Keluhan utama
: Sesak nafas.
1.4 Riwayat penyakit sekarang Ibu klien mengatakan anaknya masih sedikit sesak, disertai dengan batuk dan keluar lendir, dengan warna putih kental, jika sesak klien menangis terus, karena sesak dan batuk klien tidak bisa minum ASI secara langsung dan jarang digendong ibunya.1.5 Riwayat penyakit dahulu
Ibu klien mengatakan beberapa hari setelah lahir klien tidak sesak dan batuk.
1.6 Riwayat penyakit keluarga
Ibu klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita oleh klien.1.7 Riwayat tumbang
1.7.1 Riwayat prenatal
Ibu klien mengatakan saat hamil periksa ke bidan, mendapatkan imunisasi TT . X ., mendapat tablet Fe x dan ibu juga rajin minum jamu.
1.7.2 Riwayat natal
Ibu klien mengatakan umur kehamilannya 36 minggu. Lahir di rumah sakit dengan cara vakum ditolong oleh dokter, dengan jenis kelamin perempuan dengan BB 3.500 gr, PB : 50 cm. AS.
1.7.3 Riwayat post natal
Klien belum mendapatkan imunisasi, minum ASI, dan PASI lewat sonde.
1.8 ADL (Activity daily of Life)
1.8.1 Nutrisi :Klien mendapat PASI 12 x 55 cc/ sonde dan habis dengan retensi 5 cc.1.8.2 Istirahat tidur :bayi tidur selama 20-22 jam dan terbangun ketika lapar dan haus, BAB dan BAK selama dilakukan tindakan keperawatan. 1.8.3 Akttivitas : Klien jarang beraktivitas karena selalu tidur, kadang bergerak dan sering menangis..
1.8.4 Personal hygiene :Klien dimandikan 2 x sehari dengan ganti baju, setelah mandi, bila BAB dan BAK langsung diganti popok..
1.8.5 Eliminasi:Klien BAB 2x dengan konsistensi lembek kadang cair dan lendir warna kuning dan bau khas, BAK 4 x/hari
1.9 Pemeriksaan
1.9.1 Pemeriksaan Umum
Kesadaran composmentis sampai koma. Keadaan umum lemah dan gelisah, suhu tubuh 385-40 oC, nadi cepat dan lemah, respirasi cepat dan dangkal, berat badan sesuai dengan umur, sesak.
1.9.2 Pemeriksaan Fisik
Kepala :Kulit kepala bersih, rambut bersih, ubun-ubun cekung, kepala oval, lingkar kepala 36.Wajah : Wajah terdapat bintik-bintik merah, tidak terdapat sianosis.Mata :sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah, mata cowong.Hidung:Kadang terdapat sekret, tidak terdapat polip.Bibir : Tidak terdapat labioskisis, tidak terdapat sinanosis, mukosa bibir lembab, terpasang sonde, terdapat sekret tidak terdapat beslag di lidah.Thorax :nafas tidak teratur
I:Simetris terdapat tarikan intercostae, dada tampak bulat datar.
P:Teraba ictus cordis pada ICS IV dan V mid clavicula sinistra.
P:Pekak pada paru, pekak pada jantung
A:Paru-paru ronchi, jantung suara S1, S2.
Abdomen :
I:Tampak bulat datar, umbilicus agak menonjol.
A:Bising usus 36 x/menit dikuadran 4.
P:Tidak teraba pembesaran hepar dan lien, turgor kulit kembali pada detik ke-2
P:Suara hipertimpany di seluruh lapang perut.
Ekstremitas:
Atas:Kanan:Tidak odem, akral hangat, dan dapat bergerak bebas.
Kiri : Tidak Odema, akral hangat dan dapat bergerak bebas.
Bawah: Kanan:Dapat bergerak bebas, akral hangat, tidak odem.
Kiri:Terdapat flug dan tidak odem.
1.9.3 Pemeriksaan penunjang Tgl (18-07-2009) ElektrolitNatrium 131,2 135-155mmol/i
Kalium4,1
3,6-5,5 mmol/iCalsium 8,878,1-10,4mg/dl
Singuis Bazingking: 3
HB: 16,4
Leukosit: 7.500
SE: 1
Se: 57
Ly: 41
mo: 1
Foto 80F ( tidak tampak kelainan
Foto thorax ( peningkatan Brochovascular pattern.
Terapi tgl (18 Agustus 2009 Oleh Dr. Anggoro)
Ampi Sulb 2 x 165 mg/IV
Gentamicyn1 x 15 mg/IV
Nebul pz 3 cc + fisioterapi nafas.
Suction berkala.
Surabaya, 18 Agustus 2009
Mahasiswa
Yang Mengkaji
NUR KHOLIFAH
NIM : 2007.044
ANALISA DATA Nama : By. C
Ruang
: Neonatus (RKL)
Umur : 22 hr
No. Reg : 10970694
No.Pengumpulan DataEtiologiProblem
1.S :-
O:-RR 40 x/menit
Suara nafas ronchi
Produksi sekret (+) kental, bening agak kuning.
Terdapat tarikan intercostae.
Nadi 120 x/menit Penumpukan
sekretKetidakefektifan
bersihan jalan
nafas.
2.S :-
O:-Terpasang sonde di mulut
Klien minum susu per sonde sebanyak 12 x 55 cc
Klien sulit menelan.Reflek hisap dan
menelan yang lemah.Ketidakefektifan
pola pemberian nutrisi
3.S:Ibu klien mengatakan takut bila sakit yang diderita anaknya tidak bisa sembuh.
O:-Ibu klien sering menjenguk anaknya.
Ibu klien sering menanyakan perkembangan anaknya selama dirawat di RS.
Ibu klien lulusan/ tamatan SMAKurangnya pengetahuan tentang penyakitKecemasan orang tua
RUMUSAN DIAGNOSANama : By. C
Ruang
: Neonatus (RKL)
Umur : 22 hr
No. Reg : 10970694
No.Rumusan DiagnosaTgl.
DitemukanTgl.
TeratasiTtd.
1.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret ditandai dengan :
S :-
O:-RR 40 x/menit
Suara nafas ronchi
Produksi sekret (+) kental, bening agak kuning.
Terdapat tarikan intercostae.
Nadi 120 x/menit 18 Agustus 2009 20 Juli 2009
2.Ketidakefektifan pola nutrisi berhubungan dengan reflek hisap dan menelan yang lemah ditandai dengan :
S :-
O:-Terpasang sonde di mulut
Klien minum susu per sonde sebanyak 12 x 55 cc
Klien sulit menelan.18 Agustus 2009 20 Juli 2009
3.Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit ditandai dengan :
S:Ibu klien mengatakan takut bila sakit yang diderita anaknya tidak bisa sembuh.
O:-Ibu klien sering menjenguk anaknya.
Ibu klien sering menanyakan perkembangan anaknya selama dirawat di RS.
Ibu klien lulusan/ tamatan SMA18 Agustus 2009 20 Juli 2009
INTERVENSI
Nama : By. C
Ruang
: Neonatus (RKL)
Umur : 22 hr
No. Reg : 10970694
No.Dx.KepTgl./JamTujuanIntervensiRasionalTtd
1.Dx. I18/08/09
07.30 WIB
Setelah diadakan asuhan keperawatan selama 15 menit, diharapkan ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi dengan kriteria :
Jumlah sekret berkurang.
Ronchi (+)
Tidak terdapat sianosis
Warna sekret putih encer.
RR 40-60 x/menit
Tidak terdapat tarikan intercostae. Nadi 120 x/menit 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan2. Beri penjelasan pada ibu klien sebelum masuk ruangan, cuci tangan dan memakai baju yang sudah disediakan.
3. Posisikan klien sedikit extensi dengan mengganjal bagian bawah bahu.
4. Kolaborasi dengan tim rehabilitasi medis dalam melakukan fisioterapi dada.
5. Observasi TTV/ 4 jam.
6. Observasi suara nafas tambahan serta melakukan nebulazer dan section secara berkala. 1. Memutuskan rantai infeksi.2. Mencegah infeksi lanjut dan memutuskan rantai infeksi.
3. Dengan posisi sedikit extensi membuka jalan nafas.
4. Mengulangi jumlah sekret pada saluran nafas.
5. Mengetahui perkembangan klien secara dini.
6. -Mengencerkan sekret yang purulen.
Dengan suction dapat mengurangi sekret.
2.Dx. IISetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan ketidakefektifan pola pemberian nutrisi teratasi dengan kriteria :
Klien dapat minum dengan speen, tidak muntah dan habis 1 botol susu sesuai.
Pemasangan sonde dilepas.
BB klien > 2.500 gr dan tidak terjadi penurunan atau peningkatan 20 g/hr.1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
2. Beri penjelasan pada ibu tentang cara pemberian minum ASI atau PASI pada klien dan harus memakai baju dan cuci tangan terlebih dahulu.
3. Latih klien minum dengan speen atau dengan sendok ( (advice dokter 12 x 55 cc)
4. Mengkaji reflek hidap klien.
5. Observasi TTV / 4 jam.
6. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian PASI.1. Memutuskan rantai infeksi.
2. Keluarga klien lebih berhati-hati dalam pemberian ASI dan PASI dan kooperatif dalam melatih klien untuk minum dengan speen.
3. Mencegah ketergantungan klien terhadap sonde dan melatih klien.
4. Mengetahui perkembangan reflek hisap klien.
5. mengetahui perkembangan klien secara dini.
6. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan sebagai pengganti ASI.
3.Dx. IIISetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kecemasan orang tua teratasi dengan kriteria :
Orang tua tidak cemas dan gelisah akan sakit yang diderita anaknya.
Orang tua percaya dan kooperatif dengan tindakan keperawatan.1. Kaji tingkat kecemasan orang tua klien.
2. Beri kesempatan pada orang tua klien tentang masalah keperawatan yang berhubungan dengan klien untuk didiskusikan.
3. Beri kesmpatan pada orang tua klien untuk mengungkapkan perasaannya.
4. Beri informasi yang jelas tentang segala tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien.
5. Beri kesempatan orang tua untuk memberi kasih sayangnya pada anaknya.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi penjelasan tentang kondisi penyakit klien.1. Mengetahui tingkat kecemasan yang dialami orang tua klien.
2. Mengetahui penyebab penyakit klien dalam mengatasi masalah keperawatan klien.
3. Mengetahui penyebab kecemasan orang tua klien.
4. Supaya orang tua klien lebih kooperatif.
5. Dalam membantu proses penyembuhan klien.
6. Orang tua klien dapat mengerti dan menerima keadaan penyakit anaknya.
IMPLEMENTASI
Nama : By. C
Ruang
: Neonatus (RKL)
Umur : 22 hr
No. Reg : 10970694
No.Dx.Kep.Tgl/JamImplementasiTtd
1.Dx. I18/08/0907.00Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
R/Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
07.30Menjelaskan kepada ibu klien agar sebelum masuk ruangan cuci tangan dan memakai baju yang sudah disediakan.
R/Ibu klien cuci tangan dan memakai baju yang sudah disediakan.
08.00Mengobservasi TTV
R/S : 37 oC
RR: 40 x/menit
N : 120 x/menit
TD: -
08.30Membersihkan mulut dan mengganti popok serta mengatur posisi kepada klien sedikit ekstensi dengan mengganjal bagian bawah bahu.
R/Mulut klien bersih, klien BAK dan tidak BAB dan klien tidur terlentang dengan posisi kepala sedikit ekstensi.
09.30Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian :
Inj. Ampi sulb 165 mg/IV
Inj. Glentamycin 15 mg/IV
Melakukan nebulazer selama 10 menit dengan pz/ NaCl.
Melakukan suction.
2.Dx. II18/08/09
07.00Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
R/Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan keperawatan.
07.30Memberitahu kepada ibu klien tentang tata cara pemberian ASI atau PASI pada klien dan harus memakai baju dan cuci tangan terlebih dahulu.
R/Ibu klien cuci tangan sebelum memberikan ASI dan memakai baju dan ibu klien melatih anaknya untuk minum dengan speen/ sendok sedikit demi sedikit.
08.45Mengkaji reflek hisap klien.R/ Klien masih belum bisa minum lewat speen tetapi sendok atau sonde,
08.00Mengobservasi TTV
R/S : 37 oC
RR: 40 x/menit
N : 120 x/menit
TD: -
09.00Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian PASI 12 x 55 cc.
R/Memberikan pemasukan intake pada klien.
3.Dx. I19/08/09
21.00Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
R/ Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
21.15Melakukan kolaborasi dengan tim medis.:
Inj. Ampi sulb 165 mg/IV
Inj. Glentamycin 15 mg/IV
Melakukan nebulazer selama 10 menit dengan pz/ NaCl.
Melakukan suction.
21.45Mengganti popok dan menata posisi dengan kepala ekstensi serta observasi posisi kepala klien.
R/Klien tidur dengan kepala sedikit ekstensi, klien BAB (+) BAK (+)
03.00Mengobservasi TTV
R/S : 373 oC
RR: 40 x/menit
N : 120 x/menit
TD: -
05.00Memandikan klien
R/Klien BAB (-) BAK (+) ganti baju dan popok.
4.Dx. II19/08/09
21.00Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.R/Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
21.30Observasi reflek hisap.
R/ Klien sudah minum per speen tetapi masih dipasang sonde.
03.00Mengobservasi TTV
R/S : 373 oC
RR: 40 x/menit
N : 120 x/menit
TD: -
04.00Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian PASI 12 x 55 cc.
R/Memberikan pemasukan intake pada klien.
05.00Memandikan klien
R/Klien BAB (-) BAK (+) ganti baju dan popok.
5.Dx. I20/08/09
21.00Melakukan Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
R/ Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
21.30Melakukan kolaborasi dengan tim medis.:
Inj. Ampi sulb 165 mg/IV
Inj. Glentamycin 15 mg/IV
Melakukan nebulazer selama 10 menit dengan pz/ NaCl.
Melakukan suction.
03.00Mengganti popok dan menata posisi dengan kepala ekstensi serta observasi posisi kepala klien.
R/Klien tidur dengan kepala sedikit ekstensi, klien BAB (+) BAK (+)
04.00Mengobservasi TTV
R/S : 37 oC
RR: 40 x/menit
N : 120 x/menit
TD: -
05.00Memandikan klien
R/Klien BAB (-) BAK (+) ganti baju dan popok.
6.Dx. II20/08/09
21.00Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
R/Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
21.30Observasi reflek hisap.
R/ Klien sudah minum per speen tetapi masih terpasang sonde.
03.00Mengobservasi TTV
R/S : 37 oC
RR: 40 x/menit
N : 120 x/menit
TD: -
04.00Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian PASI 12 x 55 cc.
R/Memberikan pemasukan intake pada klien.
05.00Memandikan klien
R/Klien BAB (-) BAK (+) ganti baju dan popok.
EVALUASI
Nama : By. C
Ruang
: Neonatus (RKL)
Umur : 22 hr
No. Reg : 10970694
No.Dx.Kep.Tgl/JamCatatan PerkembanganTtd.
1.Dx. I18/08/09S:Ibu klien mengatakan mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang penyebab dan cara mengatasi pneumoni dan mau melakukan prosedur rumah sakit waktu mau menyusui anaknya.O:-RR 40 x/menit
Suara nafas ronchi +/+
Produksi sekret (+) kental bening agak kuning.
Terdapat tarikan intercostae.
Nadi 120 x/menit
A:Tujuan belum tercapai
P:Lanjutkan intervensi
Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan keperawatan.
Beri penjelasan ibu agar sebelum masuk ruangan cuci tangand an memakai baju.
Posisi klien sedikit extensi.
Kolaborasi dengan tim rehabilitasi medis dalam melakukan fisioterapi.
Observasi TTV 4/jam.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian nabulazer dan suction
I:Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi.
E:Masalah belum teratasi
2.Dx. IIS :-
O:- Terpasang sonde di mulut
Klien minum PASI per sonde 12 x 55 cc tidak ada retensi.
Klien muntah bila diberi minum per speen.
Klien sulit menelan (reflek hisap lemah).
A:Tujuan belum tercapai.
P:- Lanjutkan intervensi.
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
Latih klien minum dengan speen atau sendok.
Mengkaji reflek hisap klien.
Observasi TTV 4/jam.
Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian PASI.
I:Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi.
E:Masalah belum teratasi
3.Dx. IIIS:-Ibu klien mengatakan pasrah kepada tuhan tentang kondisi anaknya dan mengatakan selalu berdoa agar anaknya cepat sembuh.
-Ibu klien mengatakan percaya sepenuhnya kepada perawat dan dokter untuk merwat anaknya agar cepat sembuh.
O:-Ibu klien mau membelai anaknya dan mengganti popok bila klien BAB dan BAK.
-Ibu klien mau menggendong dan memberi ASI untuk anaknya.
-Ibu klien mau melatih anaknya minum dengan speen.
A:Tujuan teratasi sebagian.
P:Lanjutkan intervensi
Kaji kecemasan orang tua klien.
Beri penjelasan pada orang tua untuk mengungkapkan perasaannya.
Diskusi dengan orang tua klien tentang masalah keperawatan yang berhubungan dengan klien.
Berikan informasi tentang segala tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien.
Beri kesempatan pada orang tua klien untuk memberi kasih sayang pada anaknya.
Kolaborasi dengan tim medis untuk memberi penjelasan atau informasi tentang kondisi penyakit pasien,
I:Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi.
E:Masalah belum teratasi
1.Dx. I19/08/09S: -O:-RR 40 x/menit
Suara nafas ronchi +/-
Produksi sekret (+) kental bening agak kuning.
Terdapat tarikan intercostae.
Nadi 170 x/menit
A:Tujuan belum tercapai
P:Lanjutkan intervensi
Posisikan klien sedikit extensi.
Kolaborasi dengan tim rehabilitasi medis dalam melakukan fisioterapi dada.
Observasi TTV 4/jam.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian nabulazer dan suction
I:Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi.
E:Masalah belum teratasi
2.Dx. II19/08/09S :-
O:- Terpasang sonde di mulut
Klien sulit menelan (reflek hisap lemah).
Klien minum PASI per sonde 12 x 55 cc tidak ada retensi.
Klien dilatih minum PASI per speen tetapi masih ada PASI yang tumpah (dimuntahkan.
A:Tujuan belum tercapai.
P:- Lanjutkan intervensi. Latih klien minum dengan speen atau sendok.
Mengkaji reflek hisap klien.
Observasi TTV 4/jam.
Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian PASI.
I:Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi.
E:Masalah teratasi sebagian
1.Dx. I20/08/09S: -O:-RR 36 x/menit
Tidak terdapat suara nafas tambahan.
Produksi sekret (-).
A:Tujuan tercapai
P:Intervensi dihentikan
2.Dx. II20/08/09S :-
O:- Terpasang sonde di mulut
Klien minum PASI per speen
Klien bisa minum ASI ibunya.
Klien tidak kesulitan menelan dan reflek menghisap kuat..
A:Tujuan tercapai.
P:- Intervensi dihentikan.
top related