Transcript
TEOLOGI LDII
@AhmadMilki
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Allah SWT menganugrahkan kepada manusia akal yang menjadi
pembeda antara manusia dengan binatang, dan buah dari akal itu
adalah sebuah pemikiran. Tiap manusia mempunyai kemampuan
akal yang berbeda sehingga menimbulkan pemikiran yang berbeda
pula. Oleh karena itu perbedaan pemikiran merupakan sebuah hal
yang lazim dan tak perlu di perdebatkan atau dipermasalahkan
lagi, namun dalam praktek kenyataannya di indonesia perbedaan
tersebut tidak dijadikan sebagai Rahmatan Lil ‘Alamiin, sehingga
persatuan dan kesatuan antar umat islam menjadi terancam. Hal
itu bukan semata-mata karena perbedaan furu’iyyah saja tapi
karena kepentingan politik.
Bukan tak heran bila aliran-aliran keagamaan yang
berkembang ini yang dianggap tak wajar menjadi objek
kepentingan. Mereka yang dicap sesat, haram bahkan kafir
merasa terdiskriminasi oleh kekuasaan struktural dan budaya.
Dengan hal tersebut dapat menumbuhkan sikap yang sekterian.
Merasa benar sendiri itulah yang menjadi sumber egoisme dan
lahirnya pengklaiman terhadap kelompok tertentu.
Pada kesempatan kali ini kami mencoba memaparkan salah
satu aliran atau kelompok keagamaan di indonesia yang bernama
LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), yang menurut isu-isu
1 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
yang beredar menyatakan bahwa kelompok ini melakukan takfir
(mengkafirkan) terhadap kelompok-kelompok diluar kelompok
mereka. Hal ini menimbulkan keingintahuan tentang isu-isu yang
beredar tersebut. Untuk lebih jelasnya terkait LDII akan
diterangkan didalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana latar belakang timbulnya aliran LDII ini ?
Bagaimanakah bentuk-bentuk pemikiran aliran LDDI ini ?
Bagaimana perkembangan pemikiran LDII di Indonesia ?
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui sejarah aliran LDII.
Untuk mengetahui pemikiran-pemikiran LDII.
Untuk mengetahui perkembangan aliran tersebut di
indonesia.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Berdirinya LDII
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), adalah nama baru
dari sebuah aliran keagamaan di Indonesia, yang secara
historis mempuunyai hubungan dengan organisasi keagamaan yang
sebelumnya yang bernama Darul Hadist/Islam Jama’ah yang telah
dilarang oleh pemerintah Indonesia. Kehadiran LDII untuk
2 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
membina anggota Darul Hadist/Islam jama’ah agar kembali pada
jalur Islam arus pertama.1
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) didirikan di
Surabaya pada tanggal, 3 Januari 1972, setelah mengalami
perubahan nama dari Lembaga Karyawan Dakwah Islam Indonesia,
yaitu Lemkari, namun dengan nama Organisasi Karatido
Indonesia. langkah itu merupakan realisasi keputusan
musyawarah besar IV Lekari di Jakarta 1990. Lemkari itu
sendiri merupakan organisasi baru sebagai wadah kegiatan
organisasi Islam Jamaah yang telah dibubarkan oleh oleh
Kejaksaan Agung Pada 1971. Islam Jamaah itu sendiri merupaka
nama baru setelah sebelumnya lebih dikenal dengan nama Darul
Hadits, yang telah dibubarkan. Sementara itu mereka di Jawa
Tengah telah pula mendirikan Yakari (Yayasan Karyawan Islam)
pada 1972, untuk tujuan yang sama. Di kemudian hari organisasi
ini bergabung dengan Golkar. Tidak bisa dipungkiri bahwa LDII
pada hakikatnya tetap sama dengan ajaran Islam Jamaah, yang
didirikan oleh Nurhasan Al-Ubaidah.2
Perubahan nama Lemkari menjadi LDII, tersebut atas usul
Menteri Dalam Negeri agar tidak rancu dengan salah satu nama
organisasi Karate yang bernama Lemkari (Lembaga Karate-Do
Indonesia). Dengan demikian LDII secara resmi dan organisasi
memiliki legalitas yang sah dan di akui/terdaftar di
Departemen Dalam Negeri.
1Nurihson M Nuh. Aliran/faham keagamaan dan Sufisme Perkotaan, (Jakarta: PuslitbangKehidupan Keagamaan, 2009), hlm. 91.
2Abu Su’ud, Islamologi: Sejarah, Ajaran, dan Peranannya Dalam Peradaban Umat Mausia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. I, hlm. 2633 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
Menurut salah seorang pengurus LDII bahwa LDII bukanlah
Darul Hadist, Islam Jamah, tetapi LDII bersama Golkar dengan
sayap dakwahnya yaitu Majelis Dakwah Islam (MDI) dan Al-
Hidayah membina mantan-mantan kelompok Islam Jamaah tersebut
untuk kembali kepada Islam yang Benar. Oleh karena itu tiddak
benar LDII dianggap merupakan jelmaan dari Darul Hadist atau
Islam Jamaah yang telah dilarang tersebut.3
Pada usia 30 tahun, Nurhasan Al-Ubaedah mulai berada di
Mekah, sampai 10 tahun lamanya. Dua perguruan yang ditinggali
Nurhasan Al-Ubaedah selama belajar agama di Mekah adalah
Rukbat Naqsyabaniiah (nama ini tidak ada hubungannya dengan
tarekat naqsyabandiah) dan sebuah perguruan di Desa Syamiah.
Madrasah yang bernama Darul Hadits adalah tempat di mana ia
mendalami Al-Qur’an dan Hadits. Guru yang ia ikuti adalah
Syekh Abu Samah dari Mesir, disamping itu juga berguru kepada
Syekh Abu Umar Hamdan.
Madrasah Darul Hadits, tempat di mana Nurhasan Al-Ubaedah
cukup lama belajar agama, nampaknya yang paling banyak
mempengaruhi pikiran-pikirannya. Di pesantren tersebut konon
mulai tertanam fanatisme yang mendalam terhadap ajaran-ajaran
kebenaran sesuai dengan petunjuk al-qura’an dan Hadits Nabi
SAW. hingga pada saatnya Nurhasan al-Ubaedah kembali ke tanah
air, hanya ajaran dari kedua sumber itulah, hampir tidak ada
yang lain lagi yang dijadikan pegangan dalam rangka
mengamalkan agamanya dan menyebarluaskan pengetahuannya.4
3 Nurihson M Nuh, Op.Cit, hlm. 10.4Abdul Aziz dkk, Gerakan Islam Kontemporer di Indonesia, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1989), Cet. I, hlm. 22-244 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
Perbedaan dengan kelompok Islam lainnya terletak pada
pemahaman terhadap beberapa nash al-qur’an dan hadits nabi
SAW, terutama yang menyangkut soal kepemimpinana ummat
(keamiran), bai’at dan arti Islam. Tumbuhnya perbedaan
tersebut diawali oleh penilaian terhadap kondisi obyektif
ummat, yanga sering diungkapkan Kyai Nurhasan Al-Ubaedah-
selaku pendiri Islam Jama’ah kepada para kolega dan murid-
muridnya. Menurutnya, umat Islam di Indonesia sudah lama
terpecah-pecah menjadi sekian banyak golongan. Keadaan ini
katanya tepat dengan diramalkan oleh Rasulullah SAW, bahwa
”pada suatu saat nanti ummatku akan terpecah-pecah menjadi 71
golongan. Dari sekian banyak golongan itu tidak ada yang
selamat kecuali satu, yakni yang berpegang pada Al-Qur’an dan
Sunnahku”. Sepengetahuan Nurhasan tidak ada satu kelompok
Islampun yang menunjukkan sebagai pengamal Qur’an dan Sunnah
Nabi secara murni. Adapun kesalahan umat ia tunjukkan, antara
lain: Pertama, terlalu berbelit-belitnya pendefinisian tentang
Islam. kedua, kesalahan umat Islam adalah tidak bisa mencetak
pemimpin yang layak dihormati dan dipercaya sebagai seorang
amir.5
B. Sumber Hukum Ajaran LDII
Aliran islam LDII dalam melaksanakan Ubudiyahnya mereka
mengambil dari:
5 Ibid, hlm. 29-305 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
1. Al-Qur’an Manqul, yaitu Al-Qur’an yang telah diartikan dan
ditafsirkan serta di ta’wilkan oleh Imam sesuai
kepentingannya, sebab imam mempunyai otoritas yang mutlak
termasuk membuat ajaran yang wajib ditaati oleh semua
pengikutnya.
2. Hadis Manqul, yaitu hadits-hadits yang telah ditafsirkan
oleh imam sesuai kehendak dan kepentingannya.
3. Sabda Imam, yaitu titah-titah Imam, baik yang menyangkut
masalah Ubudiyyah atau Muamalah, dimana larangan imam
wajib ditinggalkan dan perintahnya wajib dilaksanakan.
Bila perintah imam itu tidak dilaksanakan, maka pasti
akan masuk neraka, sedang yang taat kepada imam dijamin
masuk surga, sebab menurutnya imam mempunyai kapling
surga.6
C. Organisasi Keagamaan
Di dalam lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), ada dua
hal yang penting perlu diketahui, yaitu:
1. Dalam konteks organisasi, LDII menerapkan leadership
(kepemimpinan) yang bertanggungjawabb dan amanah sebagai
Ro’in. Nilai-nilaikepemimpinan ini tidak hanya dikembangkan
dalam organisasi LDII, tapi mulai di praktekan dari mulai
keluarga, pondok pesantren dan lebih luas lagi dalam
kehidupan bertentangga dan berasyarakat.
2. Dalam konteks agama, LDII bertujuan untuk secara khusus
membangun warganya dan umat Islam pada umumnyaagar
menjadi hamba Allah yang tekun beribadah dan menjadi
warga negara yang baik.6 Khalimi, Ormas-Ormas Islam: Sejarah, Akar Teologi dan Politik (Jakata: Gaung Persada, 2010), h.249-2506 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), merupakan organisasi
kemasyarakatan yang resmi dan legal yang memiliki ketentuan
UU no. 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan, serta
pelaksanaannya meliputi PP No 18 tahun 1986 dan peraturan
menteri dalam negeri no 5 tahun 1986 dengan demikian LDII
memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)7
D. Teologi LDII
Dalam memahami agama dia termasuk teguh pada pendirian dan
tidak toleran terhadap mereka yang berbeda paham. Oleh karena
itu kebanyakan doktrin teologis LDII dianggap sesat oleh
mayoritas umat islam, berikut adalah faham-faham teologis
LDII:
1. Ajaran Islam Jama’ah
Inti ajaran yang dikembangkan oleh LDII adalah kembali
kepada Quran dan Hadis, yang selama ini banyak
ditinggalkan oleh umat Islam. Di samping itu perbedaan di
kalangan umat Islam terjadi karena tidak memiliki
pemimpin pemersatu yang sangat ditaati oleh umat. Mereka
beranggapan bahwa mempelajari ilmu-ilmu agama selain Quran
dan Hadis,seperti fikih, tauhid, akhlak, dan sebagainya,
percuma saja dan menyesatkan.
Dalam belajar hadis dilakukan dengan sistem Manqul,
yaitu melalui sanad-sanad yang shahih, dan bukan kata-kata
orang (qila wa qala). Dengan cara ini jamaah menjadi tahu
persis apa yang dikehendaki Rasul, dan bukan sekedar
dugaan-dugaan. Begitulah cara mereka mencapai kemurnian
agama.
7 Nurihson M Nuh, Op.Cit, h. 97-98.7 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
Untuk menjadi murid dari aliran ini tidak gampang,
karena harus melalui seleksi ketat. Sementara itu tidak
sembarang orang dapat dapat mengikuti pengajian mereka.
Hanya dari mantan murid aliran itu sajalah kita bisa
mengetahui ajaran mereka padahal kesetian murid terhadapa
ajaran sangat tinggi, sehingga amat sulit bagi orang luar
bisa mengetahui selengkapnya ajaran aliran tersebut.
2. Akidah
Beberapa petunjuk bisa sedikitmembuka ajaran mereka
sebagai berikut. Ajaran mereka bersumber pada paham
salafiyyah, karena terbukti tidak mau menakwilkan ayat-ayat
mutasyabihat (implisit). Mereka hanya mau memahami apa
adanya, secara harfiah. Termasuk dalam menghadapi ayat-
ayat tentang Allah dan perilaku-Nya, seperti wajah,
tangan, duduk, marah, berkata, dan sebagainya. Tentunya
dengan tambahan bilakaifa yang artinya tidak seperti apapun.
Yang tidak meyakini seperti itu dianggap kafir oleh
mereka. Ini termasuk ciri kaum fundamentalis Islam yang
kaku, seperti kaum wahabi.
3. Ibadah
Mereka tidak merasa terkait dengan suatu madzhab,
kecuali hanya mengacu pada Quran dan Hadis shahih. Bila di
banding dengan keputusan Tarjih Muhammdiyah terdapat
persamaan. Yang dimaksud dengan tarjih adalah proses yang
digunakan Muhammdiyah dalam mencari ketentuan hokum
dengan mengacu pada nas Quran dan Hadis shahih, serta
membandingkan hasil ijtihad para ulama terdahulu. Seperti
(1) membaca basmallah secara sirr dalam membaca Al-Fatihah,
8 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
(2) tidak membaca qunut dalam shalat, (3) Jumlah rakaan
salat tarawih hanya delapan, (4) salat Id sebaiknya
diselenggarakan dilapangan terbuka, dan (5) talqin hanya
dilakukan bagi orang yang sedang menghadapi maut.
Sementara itu terdapat perbedaan diantara mereka. Yaitu
(1) azan Jum’at dilakukan dua kali, dan (2) Khutbah
dilakukan hanya dalam bahasa Arab, karena dianggap sebagai
pengganti dua rakaat yang tidak dilakukan dalam salat
Jum’at.
4. Jamaah, Keamiran, dan Baiat
Menurut kelompok ini, umat Islam sekarang sudah
terpecah belah menjadi beberapa golongan, karena tidak ada
pemimpin yang layak dihormati dan dipercaya sebagai amir.
Dengan ketinggian ilmunya Amir mampu membimbing ke jalan
Allah dalam menyatukan jama’ah. Dan jamaah adalah menjadi
salah satu syarat saahnya keislaman seseorang. Mereka
mengacu sikap itu pada Q.S 3:103, maupun hadis Nabi yang
berbunyi, “Tetaplah olehmu berjamaah dan jangan bercerai berai” (H.R
at-Tirmidzi). Hadits lainnya lagi adalah: “Tidak ada islam
kecuali dengan berjamaah, dan tidak ada jamaah kecuali dengan keamiran,
dan tidak ada keamiran kecuali dengan baiat dan tidak ada baiat kecuali
dengan ketaatan” (H.R Ahmad ibn Hambal)
Untuk lebih meyakinakan kebenaran pandangan mereka
tentang perlunya jamaah, amir maupun baiat, dengan ayat-
ayat Quran maupun Hadis yang mereka anggap sesuai. Dan
umat Islam di Indonesia wajib berbaiat dan taat kepada
Nurhasan Al-Ubaidad, karena ia satu satunya amir di negeri
ini.
9 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
Lebih dari itu mereka beranggapan bahwa orange yang
tidak sepaham dengan mereka dihukum kafir atau syirik. Dan
setiap orang kafir dan syirik adalah najis.
Konseskuensinya mereka harus diusir dari kalangan jamaah,
meskipun tadinya dalah anggota keluarga, seeperti anak,
orangtua, istri maupun suami. Ajaran Islam Jamaah yang
demikian itu merupajan hasil ijtihad Wali Fatah, tokoh
aliran Jamaah Muslim. Paham agama seperti ini telah
menimbulkan keresahan dalam masyarakat, karena telah
memecah belah persatuan atau Ukhuwah Islamiyyah. Dalam
perkembangannya sekarang, setelah dengan nama LDII, tema-
tema ajaran tentang jamaah, Keamiran maupun baiattidak
lagi di tonjolkan. Kita tidak tahu persis alas an
perubahan tema pengajian tersebut.8
5. Takfir
Takfir adalah mengkafirkan orang yang tidak berbaiat
kepada imam suatu kelompok. Ciri takfir ini seringkali
terdapat dan menjadi ciri khas kelompok yang menyimpang.
Jadi secara psikologis, mereka ingin menanamkan rasa
bangga dan eksklusifisme tertentu kepada anggotanya dengan
memberi label muslim kepada kelompok mereka dan label non
muslim kepada selain mereka (diluar kelompok).
Dan secara otomatis, setiap anggotanya tidak dibenarkan
kawin dengan non anggota, karena menurut mereka, orang
yang bukan anggota bukan muslim. Begitu pula dalam masalah
sholat, kelompok mereka tidak akan mau jadi makmum di
belakang orang yang bukan anggota kelompok mereka.
8 Abu Su’ud, Op.Cit, h. 264-16510 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
Bahkan ada juga yang sampai mencuci kursi tamunya
lantaran punya tamu bukan anggota mereka. Tamu ini meski
formalnya muslim, namun menurut pandangan mereka adalah
kafir, sehingga tempat duduknya pun harus dicuci karena
dianggap najis. Lebih kacau lagi, mereka yakin bahwa harta
orang lain yang bukan anggota mereka boleh diambill karena
milik orang kafir.
Padahal syari’at islam jelas-jelas melarang kita mudah
mengkafirkan orang lain, kecuali memang secara tegas
seorang menyatakan diri murtad. Atau melalui proses
peradilan dengan memanggil orang yang bersangkutan dan
telah diputuskan oleh mahkamah syar’iyyah bahwa seseorang
memang nyata keluar dari islam.
Sedangkan orang yang lahir dari orang tua muslim,
otomatis menjadi seorang muslim dan tidak perlu melakukan
syahadat ulang di depan Amir, imam atau apapun istilahnya.
Baca syahadat di depan tokoh tertentu lebih mirip dengan
baptis gaya kristen ketimbang ajaran aqidah islam, jadi
apapun nama organisasinya, bila punya faham takfir seperti
ini, jelas telah menyimpang dari aqidah yang diajarkan
oleh Rasulullah Saw. dan para ulama pewarisnya.9
6. Infak Wajib
Umumnya kelompok sesat berujung kepada penglembungan
uang atau mobilisasi dana. Namun karena dikemas dengan
doktrin dan segala macam asesorisnya, maka dengan setia
dan taat mereka mengeluarkan uang untuk sang pimpinan.
Kalau perlu jadi sampai miskin sekalian. Tidak jarang
9 Khalimi, Op.Cit, h. 255-25611 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
tarif infaq wajib itu termasuk gila-gilaan. Ada yang
menetapkan 20% dari penghasilan, 30%, 50% bahkan sampai
100%. Belum lagi zakat, kafarat, denda dan lainnya.
Walhasil, sangat boleh jadi sang pimpinan mendadak kaya
raya dan hidup mewah. Sebaliknya, para anggota semakin
kurus kering karena diperas dan dipaksa cari uang. Kalau
kepepet, maka haramnya mencuri bisa berubah jadi halal.
Begitu juga dengan merampok mencuri, korupsi, menipu, dan
sejenisnya. Semuanya bisa jadi halal dengan syarat tidak
ketahuan. Kalau sampai ketahuan, yang salah bukan tindakan
pencuriannya, tapi kenapa sampai ketahuan.
Dalam banyak kasus, seringkali terbongkar bahwa
kalangan jamaah yang sesat itu seringkali sudah tidak lagi
perduli kepada halal atau haram, yang penting harus setor
keatasan. Makin banyak menyetorkan dana, biasanya makin
tinggi pangkat dan kedudukannya. Semua setoran yang sudah
masuk tidak dibenarkan untuk diminta laporan
pembukuaannya.
7. Taqiyah
Ciri yang tidak pernah luput dari kelompok sesat adalah
taqiyah yaitu menyembunyikan doktrin sesatnya kepada
siapapun kecuali kepada mereka yang sudah resmi dibaiat
hingga pada level tertentu, sehingga setiap ada orang yang
ingin melakukan konfirmasi ke pihak mereka atas berita
kesesatan ajaran mereka, selalu akan dipungkiri dengan
sekian banyak dalih. Biasanya, apa yang mereka pajang di
etalase adalah hal-hal yang baik, bagus, normal dan biasa
12 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
saja. Barulah setelah kita masuk dapurnya, kita baru bisa
tahu seperti apa wujud asli kelompok itu.
Tapi biasanya, pihak pimpinan akan memblack-list mereka
dan mengatakan bahwa mereka adalah pengkhianat dan
penyebar fitnah karena sakit hati dan seterusnya. Jadi
keterangan dari orang yang sudah tobat itu terkadang tidak
mempan, karena para anggota baru sudah diimunisasi atas
info-info kesesatan kelompok mereka.10
Bentuk-Bentuk Pemikiran Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
Pokok-pokok ajaran LDII yaitu :
1. Orang Islam di luar kelompok mereka adalah kafir dan
najis, termasuk kedua orang tua sekalipun.
2 Kalau ada orang di luar kelompok mereka melakukan shalat
di masjid mereka, maka bekas tempat shalatnya dicuci karena
dianggap sudah terkena najis.
3. Wajib taat kepada amir atau imam. “Tidak ada Islam tanpa
jama’ah, tidak ada jama’ah tanpa keamiran, tidak ada keamiran tanpa
ketaatan.”
4. Mati dalam keadaan belum bai’at kepada amir atau imam
LDII maka akan mati jahiliyyah (mati kafir).
5. Al-Qur’an dan Hadits yang boleh diterima adalah yang
manqul (yang keluar dari mulut imam atau amir mereka). Yang
keluar/diucapkan oleh mulut-mulut yang bukan imam/amir
mereka maka haram untuk diikuti. “Barang siapa berkata
mengenai kitab Allah dengan pendapatnya (tanpa ilmu), maka
dia salah walau benar.”
10 Ibid, h. 257-258.13 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
6. Haram mengaji Al-Qur’an dan Hafizd kecuali kepada
imam/amir mereka.
7. Dosa bisa ditebus kepada sang amir/imam, dan besarnya
tebusan tergantung besar-kecilnya dosa yang diperbuat,
sedangkan yang menentukannya adalah imam/amir.
8. Harus rajin membayar infaq, shadaqah dan zakat kepada
amir/imam mereka, dan haram menegluarkannya kepada orang
lain.
9. Harta benda di luar kelompok mereka diamggap halal untuk
diambil atau dimiliki walaupun dengan cara bagaimanapun
memperolehnya seperti mencuri, merampok, korupsi, menipu,
dan lain-lain, asal tidak ketahuan/tertangkap. Dan kalau
berhasil menipu orang Islam di luar golongan mereka,
dianggap berpahala besar. “Dia-lah Allah, yang menjadikan
segala yang ada di bumi untuk kamu ...........”(al-
Baqarah:29).
10. Bila mencuri harta orang lain yang bukan golongan LDII
lalu ketahuan, maka salahnya bukan mencurinya itu, tetapi
kenapa mencuri kok ketahuan.
11. Harta, uang zakat, infaq, shadaqah yang sudah diberikan
kepada amir/imam, haram ditanyakan kembali catatannya atau
digunakan kemana uang zakar tersebut.
12. Haram membagikan daging qurban atau zakat fitrah kepada
orang Islam di luar kelompok mereka.
13. Haram shalat di belakang imam yang bukan kelompok mereka,
kalaupun terpaksa sekali, tidak usah berwudhu karena
shalatnya harus diulang kembali.
14. Haram nikah dengan orang di luar kelompok.
14 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
15. Perempuan LDII kalau mau bertamu ke rumah orang yang
bukan kelompok mereka, maka memilih waktu pada saat haid,
karena badan dalam keadaan kotor sehingga ketika di rumah
non LDII yang dianggap najis itu tidak perlu dicuci lagi.
16. Kalau ada orang di luar kelompok mereka yang bertamu di
rumah mereka, maka bekas tempat duduknya dianggap kena
najis.11
E. Bantahan Isu-Isu Negatif dari LDII
Di bawah ini kita akan membahas tanggapan LDII terhadap
tuduhan-tuduhan pada dirinya yang dianggap sesat.
bantahan-bantahan tersebut mereka lontarkan melalui situs
resmi yang mereka buat. Bantahan tersebut antara lain:
Benarkah warga LDII bila berjabat tangan dengan orang lain
kemudian tangannya dicuci ?
Tidak benar. jika isu tersebut benar, alangkah sulitnya
menjadi warga LDII karena harus mencuci tangan setiap habis
berjabat tangan atau bersentuhan dengan orang yang bukan
warga LDII. Kenyataannya banyak warga LDII yang merupakan
kaum terpelajar dan para profesional yang setiap saat bergaul
dengan banyak orang dari berbagai kalangan, serta tetap
mengikuti etiket dalam pergaulan.
Benarkah masjid LDII jika dimasuki orang lain, kemudian
lantainnya dicuci ?11M. Amin Djalaluddin, Capita Selekta Aliran-Aliran Sempalan di Indonesia,
(Jakarta: LPPI, 2002), hlm. 26-2815 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
Tidak benar. Jika isu itu benar, logikanya adalah daripada
harus membersihkan lantai setelah dimasuki seseorang yang
bukan warga LDII, tentunya lebih baik LDII melarang siapa saja
yang bukan warga LDII untuk masuk ke masjid LDII tersebut,
sebab alangkah susahnya jika setiap dimasuki orang selain
warga LDII kemudian harus mencuci lantai.
Kenyataannya tidak demikian. LDII tidak melarang siapa saja
yang bukan warga LDII untuk masuk ke masjid LDII dan LDII
tidak mencuci lantainya yang dimasuki bukan warga LDII.
Banyak sekali masjid LDII yang terletak dipinggir jalan
besar bebas dimasuki oleh siapa saja, baik untuk sekedar solat
maupun untuk mengikuti sholat Jum’at.
Benarkah warga LDII merasa benar sendiri ?
Tidak Benar. Warga LDII tidak merasa benar sendiri, karena
kebenaran itu ada di tangan Allah. Siapapun yang didalamnya
beribadahnya berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadits, walapun
dari golongan manapun, tetap dijamin kebenarannya.
Benarkah LDII sebagai penerus ajaran Islam Jama’ah ?
Tidak benar. LDII adalah ormas islam yang besar dengan
latar belakang warga yang sangat beragam, dalam bidang
pendidikan, profesi, status sosial maupun aspirasi kelompok
keagamaannya, termasuk mereka yang dulunya “dianggap”
melaksanakan ajaran Islam Jama’ah.
adanya orang-orang yang dianggap mantan Islam Jama’ah
inilah yang kemudian menimbulkan citra seolah-olah LDII ini
sebagai penerus Islam Jama’ah.
Benarkah warga LDII menganggap kafir orang diluar LDII ?
16 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
Tidak benar. Karna siapapun tidak memiliki wewenang untuk
menyatakan kekafiran seseorang, berdasarkan dalil: “barang
siapa yang menganggap kafir saudaranya, maka kekafiran akan
berbalik kepada dirinya, jika saudaranya ternyata tidak
kafir”.
Benarkah bahwa warga LDII tidak mau sholat di masjid selain
di masjid LDII ?
Tidak benar. Warga LDII selalu berusaha tertib dalam
menetapi salat lima waktu, dalam rangka menetapi firman Allah:
“Jagalah waktu-waktu solat dan salat yang tengah (Asar)”. Untuk menetapi
kewajiban salat lima waktu tersebut, warga LDII dapat
melaksanakan ibadah salat di masjid, di musholla, atau di
tempat-tempat ibadah lainnya. Adapun jika di lokasi terdekat
ada masjid LDII, tentunya wajar saja jika warga LDII tersebut
lebih memilih pergi ke masjid LDII. Hal tersebut semata-mata
disebabkan karena di masjid LDII tersebut dapat diperoleh
informasi-informasi mengenai kegiatan organisasi, sekaligus
Silaturrahim dan menambah ilmu.
Benarkah bahwa warga LDII tidak mau bermakmum kepada orang
lain ?
Tidak benar. Penetapan imam salat mengikuti tuntunan
Rasulullah SAW. : “yang berhak mengimami kaum adalah yang paling mahir
di dalam membaca Al-Qur’an, jika dalam hal ini sama semua maka yang paling
dahulu hijrahnya, jika dalam hal ini sama semua, maka paling banyak mengetahui
sunnahnya, jika dalam hal ini mereka sama semua maka yang paling tua usianya:.
Contoh yang nyata adalah pada saat ibadah haji. Di mekkah
warga LDII salat dibelakang Imam Masjidil Harom. Di madinah
17 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
warga LDII salat di belakang Imam Masjid Nabawi. Begitu juga
di masjid-masjid lainnya.
Bagaimana sikap LDII terhadap golongan Islam lain ?
Semua golongan Islam adalah bersaudara, sebagaimana sabda
Rasulullah: “orang islam adalah saudaranya orang Islam”.
Sesama golongan islam tidak dibenarkan untuk saling
merendahkan, sesuai firman Allah: “Dan janganlah suatu kaum
merendahkan kaum yang lain, barangkali keadaan kaum yang direndahkan itu
lebih baik dari kaum yang merendahkan”.
Apakah LDII menerima masukan dari fihak lain ?
Ya. LDII terbuka terhadap masukan-masukan, baik masukan
mengenai masalah organisasi maupun masalah agama. LDII bahkan
secara proaktif mencari masukan-masukan dari berbagai
kalangan. Dalam rangka mencari masukan dalam masalah-masalah
kenegaraan. LDII mengadakan audiensi dengan instansi terikat
antara lain: DPR RI, Mabes TNI, kemudian mengadakan
silaturohim dan meminta masukan dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI).
LDII juga berkerjasama dengan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta dalam rangka memberi
pelatihan dakwah kepada para mubaligh-mubalighot LDII. LDII di
daerah-daerah sering mengundang ulama-ulama di luar LDII untuk
memberi ceramah agama. Bagi LDII, segala bentuk masukan adalah
merupakan nasihat yang tidak ternilai harganya.
Mengapa warga LDII menghindari berjabat tangan ketika laki-
laki dan perempuan yang bukan mahromnya ?
Laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya tidak boleh
bersalaman, berdasarkan sabda Rasulullah Saw.: “Niscaya jika kepala
18 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
salah satu kalian ditusuk dengan jarum besi itu lebih baik daripada menyentuh
wanita yang tidak halal baginya” dan hadits-hadits lain yang lebih
Shohih.
Apakah yang dimaksud Manqul ?
Manqul berasal dari bahasa Arab naqola-yanqulu, yang artinya
adalah pindah. Maka ilmu yang manqul adalah ilmu yang
dipindahkan dari guru kepada muridnya.
Dalam pelajaran tafsir, tafsir Manquul berarti
mentafsirkan sesuatu ayat Al-Qur’an yang lainnya, menafsirkan
ayat Al-Qur’an dengan hadis, atau mentafsirkan Al-Qur’an
dengan Shohabat.
Dalam ilmu Hadits, Manquul berarti belajar hadis dari
guru yang mempunyai isnad sampai kepada Nabi Muhammad Saw.12
F. Perkembangan Pemikiran Lembaga Dakwah Islam Indonesia
1. Paradigma Baru: Fakta dan Realitas LDII kota Surabaya
Pada poin pertama dalam pernyataan klarifikasi LDII hasil
Rakernas bulan Maret 2007 lalu di Jakarta disebutkan bahwa
LDII sebagai organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki
Paradigma baru sebagai hasil Musyawarah Nasional (MUNAS) VI LDII
tahun 2005 dan menerapkannya dalam segenap aktivitas
organisasi. Dari hasil penulusuran dilapangan bahwa substansi
yang paling pokok disosialisasikan dari enam poin yang
menyangkut hubungan warga LDII dengan warga muslim lainya
adalah sebagai berikut:
a. Masalah Eksklusivisme
12 Khalimi, Op.Cit, h. 259-265.19 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
Dalam setiap kesempatan Dewan Pimpinan Daerah LDII Kota
Surabaya telah menyampaikan kepada setiap takmir masjidnya
agar masjid-masjid warga LDII di buka untuk umum.siapa saja
orang Islam yang hendak melaksanakan sholat atau mengikuti
pengajian dipersilahkan, selain itu agar setiap warga
meningkatkan interaksi sosialnya dengan warga lain, baik
dilingkungan masjid maupun dilingkungan masing-masing, diminta
pula agar ikut aktif dalam kegiatan lingkungan, gotong royong,
jika ada tetangga yang mengundang agar hadir, termasuk aktif
membayar pajak, hal demikian dikatakan oleh beberpa pengurus
Dewan Daerah Kota Surabaya bukan hanya dilakukan setelah
adanya Rakernas LDII awal tahun 2007 tetapi memang sejak
dulu.13
b. Menajiskan/Mengkafirkan Orang diluar LDII
Hal ini dikatakan tidak pernah terjadi karena dalam Agama
Islam sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan Al-Quran
dan Al-Hadist karena keduanya menjadi rujukan LDII. Di dalam
ajaran Islam diyakini bahwa siapa saja yang mengkafirkann
orang lain padahal orang itu tidak memnuhi kriteria kekafiran
maka dia sendiri dicap sebagai kafir, karena Hadist Rasulullah
SAW, yang mengatakan “siapa orang kelimah laailaaha illallaah
Muhammad Rasulullah maka dia adalah seorang mukmin”, jika
seandainya warga LDII menajiskan atau bahkan mengkafirkan
orang lain selain warga LDII tentu tidak ada warga LDII yang
mau makann atau berinteraksi dengan warga lainnya selain warga
LDII.14
13Nurihson M Nuh, Op.Cit., hlm. 53.14 Ibid., hlm. 54.20 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
c. LDII sebagai penerus/kelanjutan dari gerakan Islam Jamah
serta mengajarkan Islam Jamaahh yang telah dilarang oleh
pemerintah
Dalam waktu tiga kali pertemuan denga unsur piimpinan
Dewann Pimpinann Daerah LDII Kota Surabaya berkali-kali pula
mereka/ Bapak Adi Santoso ketua, membantah bahwa LDII
merupakan penerus Jamah Islamiyah/Darul Hadist, namun demikian
beliau mengakui setelah Islam Jamaah di bubarkan pada tahun
1971, dan berdiri LEMKARI pada tahun 1972 muncul ada dua
silang pendapat/kelompok. Kelompok pertama yang tetap
mempertahankan kelanjutan dari Islam Jamaah, kelompok kedua
yang melepaskan diri dari keterkaitan dengan Islam jamaah baik
secara organisasi maupun dari segi ajaran.15
d. Sistem Keamiran
Menggunakan atau menganut sistem keamiran yang harus
diikuti semua fatwanya. (Islam Jamaah termasuk sistem keamiran
pen). Ini perlu dan ini maslah mendasar yang hars tetap ada
walaupun sekedar ada sistem lama nah orang-orang seperti
inilah yang menjadi binaan LDII.
e. Masjid LDII terbuka untuk umum
f. LDII mengajarkan kepada warganya untuk tidak/ menolak
diimami oleh orang luar warga LDII.
BAB III
PENUTUP
15Ibid., hlm. 54-55.21 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan makalah tersebut kami
menyimpulkan bahwa LDII merupakan aliran atau kelompok
islam di indonesia, pendirinya adalah Al-Imam Nurhasan
Ubaidah Lubis Amir, pada awalya organisasi ini bernama
Yayasan Lembaga Karyawan Islam (YAKARI) pada tahun 1972,
lalu berganti nama menjadi Lembaga Karyawan Islam
(LEMKARI), lalu berubah menjadi Lembaga Dakwah Islam
Indonesia (LDII) hingga sekarang.
Banyak sekali kontroversi terhadap aliran ini
sebagaimana yang sudah dipaparkan didalam makalah dan
bahkan banyak juga yang menyatakan bahwa aliran LDII ini
sesat, hal ini disebabkan karna kesalah pahaman disertai
dengan minimnya informasi masyarakat tentang LDII,
masyarakat hanya mengetahui isu-isu terkait doktrin-doktrin
LDII yang dianggap sesat, tanpa mencari tahu kebenarannya.
Dan pada pihak LDII pun membantah isu-isu yang menyebar
luas di masyarakat tersebut, salah satunya adalah melalui
situs resmi yang mereka buat. Entah bantahan tersebut hanya
untuk Taqiyah atau menyembunyikan doktrin kesesatannya atau
memang LDII tidak sesat seperti isu-isu yang sudah menyebar
di masyarakat saat ini.
Wallahu A’lam.
22 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
DAFTAR PUSTAKA
Khalimi, Ormas-Ormas Islam: Sejarah, Akar Teologi dan Politik (Jakata:
Gaung Persada, 2010)
M Nuh, Nurihson, Aliran/faham keagamaan dan Sufisme Perkotaan,
(Jakarta: PuslitbangKehidupan Keagamaan, 2009)
Su’ud, Abu, Islamologi: Sejarah, Ajaran, dan Peranannya Dalam Peradaban
Umat Mausia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. I
Abdul Aziz dkk, Gerakan Islam Kontemporer di Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1989), Cet. I
Djalaluddin, M. Amin, Capita Selekta Aliran-Aliran Sempalan di
Indonesia, (Jakarta: LPPI, 2002)
23 | T e o l o g i L D I I ( L e m b a g a D a k w a h I s l a m I n d o n e s i a )
top related