LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PERAN …
Post on 12-Nov-2021
11 Views
Preview:
Transcript
i |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
LA
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
OPTIMALISASI PERAN BADAN INTELIJEN NEGARA
DALAM RANGKA
DETEKSI DINI DAN PERINGATAN DINI
TERHADAP ANCAMAN BIOLOGIS (BIO-THREAT)
MELALUI PEMBENTUKAN SENTRA INTELIJEN MEDIKA
(MEDICAL INTELLIGENCE CENTER)
OLEH: NAMA : YAYAT POPON RUHIAT, S.H., S.IK. NRP : 72040515 INSTANSI : BADAN INTELIJEN NEGARA
DIKLAT KEPEMIMPINAN TK I TAHUN 2020
BADAN INTELIJEN NEGARA
i |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
LEMBAR PENGESAHAN
OPTIMALISASI PERAN BADAN INTELIJEN NEGARA DALAM RANGKA
DETEKSI DINI DAN PERINGATAN DINI TERHADAP ANCAMAN BIOLOGIS
(BIO-THREAT) MELALUI PEMBENTUKAN SENTRA INTELIJEN MEDIKA
(MEDICAL INTELLIGENCE CENTER)
Disusun oleh:
Nama : YAYAT POPON RUHIAT, S.I.K.
NRP : 72040515
Mentor,
Gede Agung Patra Wicaksana, S.H., M.H. 196602251993021001
Coach,
Ir. Setia Budhy Algamar, MURP. 195310221981121001
Penguji/Narasumber,
Prof. Dr. Ir. Winarni Monoarfa, MS
Jakarta, Juni 2020
Sekretaris Utama BIN,
Drs. Bambang Sunarwibowo, S.H., M.Hum. Komisaris Jenderal Polisi
ii |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala karena atas nikmat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan rancangan
aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Peran Badan Intelijen Negara
Dalam Rangka Deteksi Dini Dan Peringatan Dini Terhadap Ancaman
Biologis (Bio-Threat) Melalui Pembentukan Sentra Intelijen Medika
(Medical Intelligence Center)”. Penulisan Laporan Proyek Perubahan ini
merupakan syarat untuk menyelesaikan pelaksanaan Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I.
Dalam menyelesaikan penulisan Laporan Proyek Perubahan, penulis
tidak lepas dari bantuan beberapa pihak dan berbagai bentuk dukungan
sehingga penulis dapat terus semangat untuk menyelesaikan Laporan Proyek
Perubahan ini dengan baik. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis
ucapkan terimakasih kepada:
1. Jenderal Polisi (P) Prof. Dr. Budi Gunawan, S.H., M.Si., selaku Kepala
Badan Intelijen Negara, yang telah memberikan dukungan dan
kesempatan sebesar-besarnya kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan tugas dalam rangka Pelatihan Kepemimpinan Nasional
Tingkat I (PKN I) yang diselenggarakan Lembaga Administrasi Negara
2. Komjen Pol Drs. Bambang Sunarwibowo, M.Hum., selaku Sekretaris
Utama Badan Intelijen Negara, yang telah memberikan dukungan kepada
penulis untuk menyelesaikan Laporan Proyek Perubahan ini.
3. Bapak Gede Agung Patra Wicaksana, S.H., M.H. selaku mentor rancangan
aktualisasi yang telah memberikan kritik dan saran terhadap penulisan
Proyek Perubahan ini sehingga penulis dapat memperbaiki Laporan
Proyek Perubahan menjadi lebih baik.
4. Bapak Ir. Setia Budhy Algamar, MURP selaku coach dalam Laporan
Proyek Perubahan yang senantiasa memberikan bimbingan dalam
pelaksanaan Proyek Perubahan ini.
5. Seluruh personel Biro Hukum, Organisasi dan Tatalaksana yang
senantiasa memberikan dukungan dan saran dalam pelaksanaan Proyek
iii |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Perubahan ini, sehingga pelaksanaan Proyek Perubahan ini dapat
berjalan dengan optimal.
6. Seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyelesaian
Laporan Proyek Perubahan ini yang penulis tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis sangat sadar bahwa penyusunan Laporan Proyek Perubahan
ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan begitu, penulis berharap
masukan saran dan kritik yang membangun dari seluruh pihak sehingga
kemudian dapat membuat tulisan yang lebih baik lagi.
Jakarta, 2020
Penulis
iv |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Permasalahan ................................................................................. 4
C. Tujuan .......................................................................................... 10
D. Manfaat ........................................................................................ 10
E. Ruang Lingkup ............................................................................. 12
F. Dasar Hukum ............................................................................... 13
BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN .............................................. 15
A. Rencana Tahapan ......................................................................... 15
B. Struktur Organisasi Proyek Perubahan ......................................... 17
C. Sumber Daya ................................................................................ 19
D. Stakeholders ................................................................................. 19
E. Identifikasi Potensi Masalah dan Mitigasi ...................................... 22
F. Kriteria Keberhasilan .................................................................... 23
G. Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan .......................................... 23
BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN .......................................... 31
A. Capaian Proyek Perubahan ........................................................... 31
B. Peta Stakeholders .......................................................................... 38
C. Kendala dalam Pelaksanaan Proyek Perubahan ............................. 39
v |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
D. Upaya Mengatasi Kendala ............................................................. 40
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 41
B. Kesimpulan ................................................................................... 41
C. Tindak Lanjut ............................................................................... 42
D. Lesson Learned ............................................................................. 42
LAMPIRAN ................................................................................................ 44
vi |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Analisa USG (Urgency, Seriousness, Growth) ............................... 5
Tabel 1.2 Keterangan Analisa USG (Urgency, Seriousness, Growth) ............. 5
Tabel 2.1 Rencana Tahapan Jangka Pendek ............................................. 15
Tabel 2.2 Rencana Tahapan Jangka Menengah ......................................... 16
Tabel 2.3 Rencana Tahapan Jangka Panjang ............................................ 17
Tabel 2.4 Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan Proyek Perubahan ......... 19
Tabel 2.5 Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Pendek .............. 25
Tabel 2.6 Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Menengah ......... 28
Tabel 2.7 Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Panjang ............. 29
Tabel 3.1 Realisasi Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Pendek ............ 39
Tabel 3.2 Prosedur Pembahasan Draft Peraturan Kepala BIN .................... 41
vii |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Analisis Fishbone .................................................................... 9
Gambar 3.1 Peta Stakeholders .................................................................. 38
viii |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Perintah Kepala Badan Intelijen Negara Tentang Pembentukan
Tim Efektif Penyusunan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara
Tentang Kelembagaan Intelijen Medik (Medical Intelligence) BIN.
2. Surat Perintah Kepala Badan Intelijen Negara Tentang Pembentukan
Tim Pokja Penyusunan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara
Tentang Kelembagaan Intelijen Medik (Medical Intelligence) BIN.
3. Rencana Kerja Tim Efektif Proyek Perubahan.
4. Rapat Focus Group Discussion Rancangan Peraturan Kepala Badan
Intelijen Negara Tentang Sentra Intelijen Medik.
5. Rapat Focus Group Discussion Terkait Strategi Pendirian Rumah Sakit
Khusus (Rumkitsus) Infeksi dan Laboratorium Riset Intelijen Medik
Badan Intelijen Negara.
6. Rencana Pembangunan Medical Intelligence Center.
7. Lapran Kegiatan Pelatihan Perancangan Peraturan Perundang-
undangan.
8. Rapat Rancangan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Tentang
Sentra Intelijen Medik Badan Intelijen Negara.
9. Workshop Peningkatan Kemampuan Personel BIN Di Bidang Nuklir,
Biologi, Dan Kimia (NUBIKA) Terkait Penanganan Bio-Threat.
10. Progres Pembentukan Program Studi S2 Intelijen Medik STIN.
11. Draft Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Sentra Intelijen Medika.
12. Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara
Tentang Sentra Intelijen Medik Badan Intelijen Negara.
13. Surat Permohonan Persetujuan Restukturisasi Organisasi BIN Kepada
Kemenpan-RB.
14. Naskah Urgensi Restrukturisasi Organisasi BIN.
15. Matriks Restrukturisasi Organisasi BIN.
16. Rancangan Peraturan Badan Intelijen Negara tentang Struktur
Organisasi dan Tata Laksana BIN.
1 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) mengumumkan kasus COVID-19
sebagai pandemik global pada 11 Maret 2020. Hingga 5 September 2020,
jumlah kasus infeksi COVID-19 di seluruh dunia telah mencapai lebih dari
26,4 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 870.286 jiwa tercatat meninggal
dunia. Sementara, pandemik COVID-19 di Indonesia telah menginfeksi
190.665 orang, yang 7.940 jiwa di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Banyaknya korban jiwa akibat virus ini disebabkan penyebarannya yang
sangat cepat dan masif sehingga banyak negara termasuk Indonesia tidak
siap dalam penanganan serta penanggulangan pandemik ini.
Pandemik COVID-19 tidak hanya menimbulkan ancaman dan kerugian
pada sektor kesehatan, tetapi juga telah mengarah ke multi dimensi dan
menimbulkan multiplier effect ke berbagai sektor ekonomi secara global.
Dalam rangka meminimalisasi bertambahnya jumlah infeksi, beberapa
negara memberlakukan kebijakan lockdown, sementara negara lainnya
termasuk Indonesia lebih memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) kepada warganya. Kedua kebijakan tersebut berdampak pada
perubahan pola aktivitas masyarakat karena pergerakan yang cenderung
dibatasi sehingga menjadi kurang produktif. Secara riil, pembatasan yang
diterapkan mengakibatkan banyak pabrik berhenti beroperasi yang
kemudian memicu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran,
sehingga gelombang pengangguran sulit dihindarkan.
Dengan kondisi demikian, maka diprediksi akan terjadi pelemahan
ekonomi secara signifikan, terutama di negara-negara berkembang. Di sisi
lain, kekhawatiran terkait dampak virus Corona secara global juga akan
menghambat investasi karena para investor masih berpikir ulang untuk
menanamkan modalnya. Bloomberg Economics memprediksi proses
pemulihan ekonomi akibat pandemik virus Corona membutuhkan waktu
yang lama untuk kembali ke titik normal.
2 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Mencermati kasus virus Corona yang berdampak besar terhadap
stabilitas sebuah negara, maka tidak menutup kemungkinan kasus tersebut
dapat menjadi inspirasi dan guidance bagi kelompok kepentingan untuk
melakukan ancaman biologis (bio-threat) melalui penyebaran virus atau
organisme biologi secara sengaja. Bio-threat didefinisikan sebagai ancaman
yang ditimbulkan oleh agen biologis berbahaya, seperti bakteri, jamur, virus
patogen dan racun yang dihasilkan oleh berbagai organisme. The National
Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) US, menyatakan bahwa
dampak paling serius dari bio-threat adalah timbulnya angka kematian,
terganggunya perekonomian, kepanikan masyarakat, bahkan gangguan
keamanan nasional. Contoh bio-threat yang pernah terjadi di Indonesia
antara lain wabah Sapi Gila yang disebabkan oleh virus spongiform
encephalopathy pada 2012, Polio pada 2014, Difteri di Jawa Timur pada
2016, DBD (Demam Berdarah Dengue) setiap pergantian musim, serta wabah
Cikungunya sejak 1982 hingga saat ini.
Guru Besar Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom menyatakan
bahwa wabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu wabah alami (natural outbreak
of diseases) dan wabah tidak alami (un-natural outbreak of diseases).
Karakter wabah alami dapat dijelaskan secara epidemiologi dan hubungan
sebab-akibat, sedangkan karakteristik wabah tidak alami menunjukan
indikasi sebaliknya, yang umumnya sengaja diciptakan untuk tujuan
tertentu (intentional outbreak of diseases). Oleh karena itu, analisis terhadap
timbulnya sebuah penyakit di Indonesia tidak hanya dipandang sebagai
kejadian alami, tetapi juga perlu dilakukan pengkajian dari sudut pandang
lain untuk mengidentifikasi tindakan bio-terrorism.
Indonesia masih kesulitan dalam mengidentifikasi wabah alami atau
wabah tidak alami. Wabah yang menjangkit di Indonesia perlu ditelaah dari
berbagai sisi, baik kesehatan maupun aspek yang dapat mengancam
ketahanan nasional. Mengacu pada negara lain, Amerika Serikat memiliki
unit khusus yang dinamakan National Center for Medical Intelligence (NCMI).
NCMI merupakan bagian dari Defense Intelligence Agency (DIA) atau Intelijen
Militer AS dengan bertugas memberikan penilaian serta analisa intelijen
3 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
terkait ancaman kesehatan asing dan masalah kesehatan lainnya yang
memiliki keterkaitan dengan Amerika Serikat di seluruh dunia.
Bercermin dari NCMI, kebutuhan akan unit intelijen yang berkualitas
merupakan konsekuensi logis dalam menghadapi bio-threat. Indonesia perlu
mengambil langkah sedini mungkin untuk mengantisipasi munculnya wabah
kembali, seperti mengamankan target yang mungkin menjadi objek
serangan, mengidentifikasi indikator secara dini, membangun biosecurity,
dan analisis kuman patogen penyakit masyarakat dan vetiriner. Dengan
demikian, antisipasi dini terhadap wabah sebagai potensi ancaman bio-
terrorism sangat penting, mengingat senjata biologi dapat berdampak buruk
pada berbagai aspek kehidupan Bangsa Indonesia.
Kehadiran BIN menjadi sebuah keniscayaan untuk melakukan deteksi
dini dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan
penanggulangan setiap hakikat ancaman yang mungkin timbul dan
mengancam kepentingan dan keamanan nasional, sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang
Intelijen Negara. Ancaman diartikan sebagai setiap upaya, pekerjaan,
kegiatan, dan tindakan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang
dinilai dan/atau dibuktikan dapat membahayakan keselamatan bangsa,
keamanan, kedaulatan, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan kepentingan nasional di berbagai aspek, baik ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan. Dalam hal ini,
serangan biologis yang merupakan salah satu ancaman negara di era modern
perlu diantisipasi melalui hasil analisis intelijen berupa early detection, early
warning, dan forecasting sebagai dasar pengambilan keputusan strategis oleh
Presiden selaku single user.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2020 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 90 Tahun 2012 tentang
Badan Intelijen Negara, yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Kepala
Badan Intelijen Negara Nomor 4 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Nomor 10 Tahun 2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Intelijen Negara, BIN telah memiliki unit
organisasi yang berkaitan dengan bio-threat yaitu pada Direktorat Rekayasa,
4 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
yang membawahi Sub Direktorat Nuklir, Biologi dan Kimia (NUBIKA) yang
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana,
pelaksanaan kegiatan dan operasi intelijen, pengoordinasian dan
penyelenggaraan kerjasama, pengamanan dan pengembangan
penganalisaan, pemberian dukungan, pengelolaan, pemeliharaan, inventaris,
penyiapan pengusulan pengadaan serta penyiapan bahan evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan dan operasi intelijen pada rekayasa
NUBIKA.
Namun, seiring berkembangnya potensi ancaman biologis, diperlukan
penguatan kemampuan intelijen pada aspek medis atau kesehatan guna
mengoptimalkan peran BIN melalui Intelijen Medika (Medical Intelligence).
Medical Intelligence dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan informasi,
evaluasi, analisis medis dan bio-scientific, yang berkaitan dengan aspek
pertahanan maupun kepentingan strategis nasional. Dalam hal ini, perlu
dibentuk sebuah unit baru untuk mengakomodir kegiatan Medical
Intelligence berupa Sentra Intelijen Medika (Medical Intelligence Center) yang
dibagi dalam 3 (tiga) bidang, yakni Bidang Perencanaan, Bidang Surveillance
Penyakit/Laboratorium dan Bidang Kesehatan Masyarakat/Rumah Sakit.
Sentra Intelijen Medika ini berkedudukan langsung di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Intelijen Negara melalui Sekretaris
Utama.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menggunakan analisa USG
(Urgency, Seriousness, Growth) terhadap isu-isu yang telah ditemukan
sebelumnya sehingga kemudian diperoleh tingkatan yang menentukan
prioritas permasalahan utama yang akan diangkat. Metode USG
dimaksudkan untuk memperhatikan urgensi masalah terkait keseriusan
masalah yang dihadapi, serta kemungkinan semakin berkembangnya
masalah tersebut. Urgensi dilihat dari ketersediaan waktu (mendesak atau
tidak masalah tersebut untuk diselesaikan). Kemudian tingkat keseriusan
dari masalah dengan melihat dampak yang timbul dari masalah terhadap
produktifitas kerja atau tingkat keberhasilan. Selanjutnya adalah tingkat
5 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
perkembangan masalah dengan melihat atau menentukan apakah masalah
yang dihadapi akan berkembang lebih besar dan rumit sehingga sulit untuk
dicegah. Pada tabel USG berikut akan diukur tingkat prioritas permasalahan
yang akan diangkat berdasarkan identifikasi terhadap permasalahan yang
ada.
Tabel 1.1 Analisa USG (Urgency, Seriousness, Growth)
No. Masalah Penilaian
Total Peringkat U S G
1.
Belum adanya unit yang
bertugas menyelenggarakan
kegiatan Intelijen Medika
(Medical Intelligence).
4 4 4 12 I
2.
Belum adanya standar
kompetensi tenaga medis
terkait bio-threat.
4 3 4 11 II
3.
Belum adanya kerjasama
dengan
Kementerian/Lembaga terkait
penangan bio-threat.
4 3 3 10 III
Tabel 1.2 Keterangan Analisa USG (Urgency, Seriousness, Growth)
Urgency Seriousness Growth
5 = Sangat Penting 5 = Sangat Gawat 5 = Sangat Cepat
4 = Penting 4 = Gawat 4 = Cepat
3 = Cukup Penting 3 = Cukup Gawat 3 = Cukup Cepat
2 = Kurang Penting 2 = Kurang Gawat 2 = Kurang Cepat
1 = Tidak Penting 1 = Tidak Gawat 1 = Tidak Cepat
Berdasarkan analisis USG di atas, maka menjadi permasalah
pokok yang akan dibahas dalam Proyek Perubahan ini adalah Belum
adanya unit yang bertugas menyelenggarakan kegiatan Intelijen
6 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Medika (Medical Intelligence). Hal tersebut didasarkan atas analisa
hasil USG yaitu:
1. Urgency
Dari sisi urgensi, pembentukan unit khusus yang bertugas untuk
menyelenggarakan kegiatan Intelijen Medika dipandang sangat
penting dan perlu untuk segera dibentuk. Hal ini disebabkan karena
semakin berkembangnya ancaman yang semakin multidimensional
dan berbahaya, khususnya ancaman biologis atau bio-threat.
Bercermin dari efek yang ditimbulkan oleh wabah COVID-19 ini,
BIN harus memiliki sistem biosecurity sedini mungkin dalam rangka
mengantisipasi munculnya gelombang wabah susulan dapat terjadi
sewaktu-waktu. Dengan demikian, antisipasi dini terhadap wabah
sebagai potensi ancaman sangat penting, mengingat bio-threat
dapat berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan Bangsa
Indonesia.
2. Seriousness
Dari penilaian secara seriousness, permasalahan tersebut
dipandang sangat gawat karena jika tidak segera dibentuk unit
khusus yang bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan Intelijen
Medika maka dapat berpengaruh pada sistem keamanan dan
ketahanan nasional. Dampak yang ditimbulkan oleh bio-threat ini
tidak kalah berbahayanya dengan dampak yang ditimbulkan oleh
ancaman siber (cyber-threat). Sebagaimana efek yang ditimbulkan
pandemik COVID-19, bio-threat ini menimbulkan multiplier effect ke
berbagai sektor ekonomi selain dari pada sektor kesehatan. Hal ini
disebabkan karena dalam rangka meminimalisasi bertambahnya
jumlah infeksi, pemerintah terpaksa membatasai pergerakan
masyarakat sehingga masyarakat menjadi kurang produktif dan
berimbas pada roda perekonomian negara.
3. Growth
Telah disebutkan sebelumnya bahwa bio-threat ini menimbulkan
multiplier effect ke berbagai sektor. Tidak hanya sektor kesehatan,
sektor sosial dan sektor ekonomi pun ikut terdampak. Bio-threat ini
7 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
harus direspon secara cepat dan tepat karena akan menjadi
gangguan (disruption) pada sistem keamanan nasional. Serangan
biologis yang merupakan salah satu ancaman negara di era modern
perlu diantisipasi melalui hasil analisis intelijen berupa early
detection, early warning, dan forecasting sebagai dasar pengambilan
keputusan strategis oleh Presiden selaku single user. Sejalan
dengan hal tersebut, antisipasi dini terhadap wabah sebagai
potensi ancaman bio-terrorism sangat penting, mengingat dampak
senjata biologi dapat berkembang menjadi lebih buruk pada
berbagai aspek kehidupan Bangsa Indonesia apabila tidak segera
diatasi.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat empat faktor penyebab
kurang optimalnya peran BIN dalam melaksanakan early detection, early
warning, dan forecasting terhadap Intelijen Medika, yang dapat
dijabarkan pada aspek man, methods, machine, dan materials yaitu:
1. Man
a. Belum adanya personel yang berkompetensi di bidang Intelijen
Medika.
b. Belum adanya personel BIN yang berlatar belakang pendidikan
medis (kedokteran, MIPA, dan keperawatan).
2. Methods
a. Belum adanya standar kompetensi terkait Intelijen Medika.
b. Belum adanya pendidikan khusus terkait Intelijen Medika.
3. Machines
a. Belum adanya laboratoriun yang mumpuni terkait Intelijen
Medika.
b. Dibutuhkan satu unit khusus yang melaksanakan tugas dan
fungsi Intelijen Medika.
4. Materials
a. Luasnya pengertian, tugas dan fungsi Direktorat Rekayasa BIN
yang mana tidak spesifik menangani masalah penyakit
berpotensi pandemik atau bio-threat.
8 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
b. Perlunya Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara terkait
Sentra Intelijen Medika
Analisis faktor penyebab isu tersebut di atas dapat terlihat pada metode
fishbone sebagaimana pada gambar 1.1 berikut:
9 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Perlunya Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara terkait Sentra Intelijen Medika
Belum adanya standar kompetensi terkait Intelijen Medika
Belum adanya pendidikan khusus terkait Intelijen Medika
Luasnya pengertian, tugas dan fungsi Direktorat Rekayasa BIN yang tidak spesifik menangani masalah penyakit berpotensi pandemik atau bio-threat.
Belum adanya laboratoriun yang mumpuni terkait Intelijen Medika
Dibutuhkan satu unit khusus yang melaksanakan tugas dan fungsi Intelijen Medika
Belum adanya personel BIN yang berlatar belakang pendidikan medis (kedokteran, MIPA, dan keperawatan)
Belum adanya personel yang berkompetensi di bidang Intelijen Medika
Belum adanya unit yang bertugas menyelenggarakan kegiatan Intelijen Medika (Medical Intel l igence).
Methods Man
Machines Materials
Gambar 1.1 Analisis Fishbone
10 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
C. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Proyek Perubahan ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Jangka Pendek (sampai dengan berakhirnya PKN Tingkat I)
Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kinerja
Organisasi Badan Intelijen Negara dalam menyusun rumusan
tujuan, sasaran dan strategi serta rencana implementasi startegis
pembentukan Sentra Intelijen Medika (Medical Intelligence Center)
Badan Intelijen Negara dalam rangka menghadapi serta
menanggulangi ancaman biologis (bio-threat). Menyempurnakan
rumusan strategi dan menyusun rencana aksi dalam rangka
percepatan pembentukan Sentra Intelijen Medika
2. Tujuan Jangka Menengah (enam bulan)
Menyusun rencana strategis dan pengembangan sumber daya
pendukung Sentra Intelijen Medika yang meliputi dukungan
anggaran, sumber daya manusia dan sarana prasarana Sentra
Intelijen Medika.
3. Tujuan Jangka Panjang (satu sampai dengan 3 tahun)
Meningkatkan kemampuan Sentra Intelijen Medika dan
terbentuknya jejaring dalam rangka optimalisasi peran Badan
Intelijen Negara sebagai lini terdepan sistem keamanan nasional
dalam menghadapi setiap perkembangan ancaman khususnya
terhadap ancaman biologis (bio-threat) dalam rangka menjaga
keamanan nasional dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Selain itu, BIN dapat memberikan informasi maupun
analisa intelijen yang semakin berkualitas kepada Presiden dalam
mengambil kebijakan strategis negara.
D. Manfaat
Melalui inovasi yang diusulkan dalam Proyek Perubahan ini, diharapkan
ke depannya Badan Intelijen Negara memiliki Sentra Intelijen Medika yang
siap merespon terhadap segala bentuk ancaman biologis sehingga Badan
Intelijen Negara dapat lebih optimal dalam melaksanakan deteksi dan
peringatan dini terhadap ancaman biologis yang berpotensi mengancam
11 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
keselamatan negara. Adapun Rincian Manfaat Proyek Perubahan ini antara
lain:
1. Manfaat Bagi Pelaksana
a. Meningkatkan kompetensi, efektivitas sinergi dan kolaborasi, serta
kemampuan memitigasi risiko dalam perencanaan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang intelijen medika
(Medical Intelligence);
b. Menghasilkan rekomendasi rumusan kebijakan strategis guna
mewujudkan terbentuknya Sentra Intelijen Medika dalam rangka
optimilisasi peran BIN terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh
virus, bakteri maupun organisme biologi lainnya yang dapat
digunakan sebagai senjata biologi guna membunuh, melukai atau
melemahkan musuh;
c. Meningkatkan agility pribadi dan tim di unit kerja agar dapat terus
mengikuti perkembangan ancaman global dan nasional yang
sangat dinamis;
d. Memperkuat jejaring dengan Kementerian/Lembaga (K/L) lain
sebagai penyelenggara Intelijen Negara lainnya.
2. Manfaat Bagi Organisasi
a. Badan Intelijen Negara memiliki acuan dalam rangka penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Indeks Kinerja Utama (IKU)
guna peningkatan kinerja organisasi dalam rangka optimalisasi
peran Badan Intelijen Negara sebagai koordinator Penyelenggara
Intelijen Negara sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen.
b. Badan Intelijen Negara akan memiliki unit organisasi yang
kompeten di bidang ancaman biologis sehingga mampu merespon
perkembangan dinamika permasalahan bangsa yang semakin
kompleks khususnya pada ancaman biologis (bio-threat).
c. Mendapatkan value added dalam upaya mewujudkan Badan
Intelijen Negara yang memiliki kemampuan dan kualitas berkelas
dunia sesuai dengan visi Badan Intelijen Negara untuk menjadi
World Class Intelligence.
12 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
3. Manfaat Bagi Pemangku Kepentingan Terkait (Stakeholders)
a. Presiden akan mendapatkan laporan serta analisis intelijen yang
lebih komprehensif dan menyeluruh dalam penanggulangan
ancaman biologis (bio-threat) yang mengglobal sehingga mampu
merespon dengan kebijakan yang cepat, tepat, terukur dan
implementatif.
b. Bagi Penyelenggara Intelijen Negara lain, Badan Intelijen Negara
dapat menjadi barometer dalam meningkatkan kolaborasi dan
kemampuan Sumber Daya Manusia dan Kinerja Organisasi.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam Proyek Perubahan ini
antara lain:
1. Pengumpulan Data dan Informasi mengenai tren ancaman biologis,
selanjutnya melaksanakan identifikasi, inventarisasi dan analisis
permasalahan guna menemukan alternatif kebijakan dan langkah
strategis penanggulangannya
2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman SDM serta stakeholders
tentang tujuan, kemanfaatan dan urgensitas dibentuknya Sentra
Intelijen Medika Badan Intelijen Negara guna optimalisasi peran BIN
dalam rangka deteksi dini dan cegah dini terhadap ancaman biologis
(bio-threat).
3. Melaksanakan koordinasi dan komunikasi yang efektif dengan seluruh
stakeholders guna membangun komitmen bersama untuk dapat
bersinergi dalam pembentukan dan pembinaan Sentra Intelijen Medika
sehingga dapat mengoptimalkan peran Badan Intelijen Negara sebagai
lini terdepan dalam sistem keamanan nasional.
4. Menyusun kajian tentang pembentukan Sentra Intelijen Medika pada
Badan Intelijen Negara.
5. Menyusun regulasi dalam bentuk Peraturan Kepala Badan Intelijen
Negara tentang Sentra Intelijen Medika sebagai dasar hukum
pembentukan serta pelaksanaan tugas dan fungsi Sentra Intelijen
Medika.
13 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
6. Menginventarisasi kebutuhan pembentukan Sentra Intelijen Medika
(Medical Intelligence Center) baik dari segi material maupun imaterial
agar Sentra Intelijen Medika dapat beroperasi secara efektif.
7. Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan
tugas Sentra Intelijen Medika untuk meningkatkan sarana dan
prasarana Sentra Intelijen Medika guna optimalisasi peran Badan
Intelijen Negara dalam rangka deteksi dini dan cegah dini terhadap
ancaman biologis.
F. Dasar Hukum
Dalam menyusun Proyek Perubahan ini, penulis tetap berpedoman pada
Peraturan Perundang-Undangan yang terkait dengan Intelijen Medika.
Adapun Peraturan Perundang-Undangan tersebut antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaga
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaga
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 105,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5249);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 20l4 tentang Keperawatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 20l4 Nomor 307, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
14 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3447);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 173, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6391);
9. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2012 tentang Badan Intelijen
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 220)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 73 tahun
2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 168);
10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana
Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/MENKES/PER/2010 tentang
Laboratorium Klinik; dan
12. Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Nomor 10 Tahun 2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Intelijen Negara, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Nomor 04
Tahun 2019.
15 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
BAB II
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
A. Rencana Tahapan
Proyek Perubahan ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu Jangka
Pendek, Jangka Menengah dan Jangka Panjang. Adapun rencana tahapan
tersebut tergambar pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Rencana Tahapan Jangka Pendek
JANGKA PENDEK NO TAHAPAN OUTPUT
1. Menggalang dukungan dan komitmen atasan.
Surat dukungan penuh pimpinan/ atasan.
2. Pembentukan, penyusunan Rencana Kerja dan pembagian tugas tim efektif.
Surat Perintah dan rencana kerja
tim efektif.
3.
Pengumpulan data dan
informasi terkait skema
pembentukan Sentra
Intelijen Medika, melalui
Forum Group Discusion
melibatkan stakeholders
internal dan eksternal
Data informasi tentang
permasalahan dan skema
pembentukan Sentra Intelijen
Medika, dalam bentuk dokumen,
kegiatan, data dan draft MoU
4.
Perumusan strategi
pendirian Sentra Intelijen
Medika pada Badan Intelijen
Negara melalui Focus Group
Discussion (FGD) melibatkan
stakeholders internal dan
eksternal.
Rumusan strategi pendirian Sentra
Intelijen Medik, didukung Laporan
kegiatan FGD
5.
Workshop atau FGD
melibatkan stakeholders
terkait peningkatan
kompetensi SDM di bidang
bio-scientific.
Meningkatnya kemampuan SDM
BIN di bidang bio-scientific.
16 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
JANGKA PENDEK NO TAHAPAN OUTPUT
6.
Penyusunan konsep dasar
atau blueprint Sentra Intelijen
Medika melalui Rapat Pokja.
Draft awal tentang Sentra Intelijen
Medika.
7.
Penyusunan draft awal
Peraturan Kepala Badan
Intelijen Negara tentang
Sentra Intelijen Medika
melalui rapat Tim Pokja Biro
Hukum dan Ortala, DAS, Staf
Ahli Kumham dan Stafsus.
Dokumen/data
masukan/petunjuk/arahan
pimpinan.
8.
Pengusulan draft awal
Peraturan Kepala Badan
Intelijen Negara dan
menerima feedback dari
Pimpinan
Mendapatkan feedeback/masukan
dari Pimpinan terkait Draft awal
Peraturan Kepala BIN tentang Sentra
Intelijen Medika
9.
Penyusunan draft akhir Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika BIN oleh Pokja Biro Hukum Ortala dan stakeholders terkait.
Dokumen Revisi draft Peraturan
kepala BIN tentang Sentra Intelijen
Medika BIN.
10.
Finalisasi draft Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara dan mengupayakan pengesahan draft menjadi Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika.
Draft akhir Peraturan Kepala BIN
tentang Sentra Intelijen Medika
Tabel 2.2 Rencana Tahapan Jangka Menengah
JANGKA MENENGAH NO TAHAPAN OUTPUT
1.
Pengesahan draft menjadi Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika
Dokumen Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika
2. Penyusunan rencana kebutuhan dan
Dokumen Rencana pelaksanaan rekruitmen dan pendidikan sumber
17 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
JANGKA MENENGAH NO TAHAPAN OUTPUT
pengembangan kompetensi sumber daya manusia serta rencana pengadaan fasilitas laboratorium Sentra Intelijen Medika
daya manusia Sentra Intelijen Medika
Tabel 2.3 Rencana Tahapan Jangka Panjang
JANGKA PANJANG NO TAHAPAN OUTPUT
1.
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran dengan memasukkan program kegiatan Sentra Intelijen Medika.
Dokumen Rencana Kerja dan
Anggaran yang mengindikasikan
kegiatan dan dukungan anggaran
Sentra Intelijen Medika
2.
Penyusunan Indikator
Kinerja Utama Sentra
Intelijen Medika.
Indikator Kinerja Utama Sentra
Intelijen Medika
3.
Membangung jejaring guna
mengoptimalkan kinerja
Sentra Intelijen Medika.
Jejaring dan optimalnya peran BIN
dalam rangka deteksi dini dan
peringatan dini terhadap ancaman
biologis (bio-threat) melalui
pembentukan Sentra Intelijen
Medika (Medical Intelligence Center).
B. Struktur Organisasi Proyek Perubahan
Dalam melaksanakan Proyek Perubahan, Project Leader didukung oleh
Tim Efektif dalam mempercepat Perwujudan Sentra Intelijen Medika. Adapun
susunan Tim Efektif sebagai berikut:
1. Sponsor : Komjen Pol Drs. Bambang Sunarwibowo,
M.Hum. (Sekretaris Utama BIN)
2. Mentor : Gede Agung Patra Wicaksana, S.H., M.H.
(Karo Hukum, Organisasi dan Tata laksana)
3. Coach : Ir. Setia Budhy Algamar, MURP.
4. Project Leader : Yayat Popon Ruhiat, S.I.K.
18 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
5. Tim Kelompok Kerja :
a) Tim Penyusun Naskah
b) Tim Penyiapan dan Pengumpulan Evidence
Berdasarkan pembagian peran di atas, maka dapat diuraikan tugas
masing-masing personel adalah sebagai berikut:
1. Sponsor bertugas memberikan dukungan kepada Project Leader dalam
pelaksanaan Proyek Perubahan.
2. Mentor ialah atasan langsung dari Project Leader memberikan bimbingan
atau arahan kepada Project Leader dalam pelaksanaan Proyek
Perubahan.
3. Coach adalah widyaiswara/pegawai lainnya yang memiliki kompetensi
dalam menggali potensi peserta untuk melaksanakan proyek perubahan.
4. Project Leader: Kepala Seksi Tata Operasional, bertugas dalam
mengkoordinir dan mengarahkan pelaksanaan proyek perubahan kepada
seluruh tim;
5. Tim kelompok Kerja merupakan seluruh staf lingkup Biro Hukum,
Organisasi dan Tata laksana yang dilibatkan dalam Tim Efektif serta
bertugas mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dan evidence
dalam pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan.
Selanjutnya, mekanisme kerja Tim Efektif berupa hubungan kerja
berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing. Secara berkala tim melakukan
evaluasi pada ketepatan prosedur kecepatan dan kepastian pelayanan
pengujian, jadwal serta tugas yang telah ditetapkan dibawah pemantauan
Project Leader, Mentor dan Coach. Dalam rangka kelancaran pelaksanaan
Proyek Perubahan maka perlu diatur mekanisme kerja Tim Efektif sebagai
berikut:
1. Mekanisme kerja tim diatur oleh Project Leader sesuai dengan pembagian
tugasnya dan harus saling berkoordinasi antara tim satu dengan tim
lainnya serta melaksanakan tugas berdasarkan tahapan pekerjaan sesuai
kepentingannya, dan
2. Masa kerja tim efektif adalah sampai selesainya pelaksanaan Proyek
Perubahan dan dapat diperpanjang untuk mencapai tujuan jangka
menengah dan jangka panjang.
19 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
C. Sumber Daya
1. Sumber Pembiayaan
Pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan dibiayai oleh APB melalui
DIPA Badan Intelijen Negara Tahun 2020. Rencana Anggaran Biaya
pelaksanaan Proyek Perubahan dapat tergambar pada tabel berikut.
Tabel 2.4 Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan Proyek Perubahan
NO. URAIAN KEGIATAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH
1. Biaya Rapat/ Pembahasan dan Konsumsi
40 Orang Rp2.000.000 Rp80.000.000
2. Biaya Pelatihan 30 Orang Rp2.500.000 Rp75.000.000
3. Biaya Penyiapan Bahan/Materi 1 Pkt Rp5.000.000 Rp5.000.000
4. Biaya Pembuatan Laporan dan Dokumentasi
1 Pkt Rp3.000.000 Rp3.000.000
TOTAL Rp163.000.000
2. Peralatan
Kebutuhan peralatan dalam penyelesaian proyek perubahan ini
memanfaatkan peralatan yang telah ada di antaranya, komputer,
laptop, printer dan proyektor.
D. Stakeholders
Stakeholders adalah pihak pemangku kepentingan atau beberapa
kelompok orang yang memiliki kepentingan di dalam organisasi yang dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan dari sebuah kegiatan secara
keseluruhan. Stakeholders dikelompokkan menjadi dua yaitu stakeholders
internal dan stakeholders eksternal.
1. Stakeholders Eksternal
20 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Stakeholders Eksternal adalah para pemangku kepentingan yang berada
di luar Badan Intelijen Negara, antara lain yaitu:
a. Kementerian Kesehatan.
b. Kementerian Hukum dan HAM.
c. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi.
d. Kementerian Keuangan.
e. Badan Pemeriksa Keuangan.
f. Komite Intelijen Pusat (Kominpus).
g. Eijkman Institute.
h. Universitas Airlangga.
i. Universitas Gajah Mada.
j. Institut Teknologi Bandung.
2. Stakeholders Internal
Stakeholders Internal adalah para pemangku kepentingan yang berada
di dalam Badan Intelijen Negara, antara lain yaitu:
a. Kepala Badan Intelijen Negara
b. Sestama BIN
c. Dewan Analisis Strategis BIN
d. Deputi Bidang Intelijen Teknologi BIN
e. Deputi Bidang Intelijen Siber BIN
f. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia BIN
g. Sekolah Tinggi Intelijen Negara
h. Kepala Biro Keuangan BIN
i. Kepala Biro Sumber Daya Manusia BIN
j. Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana BIN
k. Kepala Biro Logistik BIN
l. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BIN
m. Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan BIN
n. Staf Khusus Kepala BIN/Wakil Kepala BIN
Secara umum, stakeholders dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatan,
posisi, dan pengaruhnya. Klasifikasi stakeholders adalah sebagai berikut:
1. Stakeholders Utama (Primer)
21 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Stakeholders Utama ini terkait langsung dengan pembuatan kebijakan,
program, dan proyek. Pihak tersebut adalah penentu utama dalam
kegiatan pengambilan keputusan. Berdasarkan hal tersebut yang
termasuk Stakeholder Utama yaitu:
a. Deputi Bidang Intelijen Teknologi BIN
b. Deputi Bidang Intelijen Siber BIN
c. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia BIN
d. Sekolah Tinggi Intelijen Negara
e. Kepala Biro Keuangan BIN
f. Kepala Biro Sumber Daya Manusia BIN
g. Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana BIN
h. Kepala Biro Logistik BIN
i. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BIN
j. Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan BIN
k. Staf Khusus Kepala BIN/Wakil Kepala BIN
2. Stakeholders Pendukung (Sekunder)
Stakeholders Pendukung adalah pihak-pihak yang tidak terkait
langsung dengan kebijakan, program, dan proyek. Namun, para
Stakeholders Pendukung memiliki urgensi dalam berkontribusi
terhadap menyuarakan pendapat yang dapat mempengaruhi sikap para
Stakeholders Utama dan keputusan hukum pemerintah. Berdasarkan
hal tersebut yang termasuk Stakeholder Pendukung yaitu:
a. Kementerian Kesehatan.
b. Kementerian Hukum dan HAM.
c. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi.
d. Kementerian Keuangan.
e. Badan Pemeriksa Keuangan.
f. Komite Intelijen Pusat (Kominpus).
g. Eijkman Institute.
h. Universitas Airlangga.
i. Universitas Gajah Mada.
j. Institut Teknologi Bandung.
3. Stakeholders Kunci
22 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Stakeholders Kunci adalah elemen eksekutif berdasarkan level (legislatif
dan instansi) yang memiliki otoritas hukum untuk mengambil
keputusan. Adapun Stakeholder Kunci yaitu:
a. Kepala Badan Intelijen Negara.
b. Sestama BIN.
c. Dewan Analisis Strategis BIN.
E. Identifikasi Potensi Masalah dan Mitigasi
Sebuah organisasi didirikan dengan memiliki tugas dan fungsi masing-
masing. Dalam mengoptimalkan tugas dan fungsinya maka organisasi harus
berani melakukan perubahan atau inovasi sesuai dengan perkembangan
lingkungan dan menanamkan kepercayaan bahwa melakukan sesuatu yang
berbeda bukan berarti melawan tatanan yang sudah ada tapi justru
merupakan salah satu upaya memenuhi kebutuhan user yang senantiasa
berkembang dan berubah.
Organisasi yang efektif seharusnya tidak menghindari perubahan.
Sebaliknya, mereka harus mengantisipasi dan menyesuaikan kegiatan
operasional sehari-hari dalam upaya untuk menyelaraskan dengan
perubahan yang sangat cepat. Oleh karena itu dalam menyusun sebuah
Proyek Perubahan tidak lepas dari masalah dan hambatan. Berkaitan dengan
hal tersebut penulis dan Tim Efektif telah mengidentifikasi potensi masalah
dan cara untuk mengatasinya. Adapun hasil identifikasi tersebut yaitu:
1. Resistensi dari stakeholders dan keengganan menerima proyek
perubahan dapat disikapi dengan dilakukannya sosialisasi,
penggalangan dukungan maupun forum group discussion dengan
stakeholders.
2. Belum adanya Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi di
bidang ancaman biologis yang dapat disikapi dengan cara sharing
knowledge dan benefit melibatkan seluruh stakeholders tentang
pembentukan Sentra Intelijen Medika
3. Masih biasnya batasan kewenangan dari Sentra Intelijen Medika ini. Hal
ini dapat diatasi dengan diadakannya forum group discussion kajian-
23 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
kajian ilmiah, rapat koordinas dengan melibatkan berbagai pihak
(stakeholders).
4. Belum terdapat regulasi tentang pembentukan Sentra Intelijen Medika.
Hal ini dapat diatasi dengan melakukan kajian-kajian hukum dengan
melibatkan stakeholders terkait dan merumuskan peraturan yang
dibutuhkan.
F. Kriteria Keberhasilan
Dalam melaksanakan Proyek Perubahan ini, yang menjadi standard
atau kriteria keberhasilan dalam pelaksanaan Proyek Perubahan adalah
sebagai berikut:
1. Tersusunnya dokumen inventarisasi permasalahan / tantangan dalam
mewujudkan Sentra Intelijen Medika.
2. Terlaksananya peningkatan kapasitas dengan melakukan workshop,
Focus Group Discussion, rapat koordinasi yang melibatkan stakeholdrsr
terkait.
3. Tersusunnya dokumen kajian pembentukan Sentra Intelijen Medika.
4. Adanya kesamaan visi dan persepsi dengan seluruh stakeholders.
5. Adanya komitmen bersama stakeholders untuk membentuk Sentra
Intelijen Medika.
6. Terbitnya Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra
Intelijen Medika.
7. Terbentuknya Sentra Intelijen Medika, didukung sumberdaya manusia
yang kompeten.
8. Tersedianya sarana dan prasana pendukung Sentra Intelijen Medika
yang lengkap dan moderen.
9. Terselenggaranya kegiatan Sentra Intelijen Medika secara optimal.
10. Terbentuknya jejaring untuk mengoptimalkan Sentra Intelijen Medika.
G. Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan
24 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Dalam rangka tercapainya Proyek Perubahan, penulis membuat rincian
rencana dan jadwal kegiatan agar pelaksanaan Proyek Perubahan ini dapat
terselenggara secara lebih terarah, terstruktur dan fokus pada target yang
akan dicapai. Adapun rincian rencana dan jadwal kegiatan dapat dilihat pada
tabel berikut.
25 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Tabel 2.5 Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Pendek JANGKA PENDEK TA. 2020
NO. KEGIATAN BULAN
OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT
PERAN PROJECT LEADER
Juni Juli Agustus September III IV I II III IV I II III IV I II
1. Menggalang dukungan dan komitmen atasan
Surat Perintah Tim Efktif dan Surat Perintah Poka Pembentukan Sentra Intelijen Medika
Sponsor dan Mentor
Membuat konsep Surat Perintah dan mengusulkan kepada Mentor.
2. Penyusunan Rencana Kerja dan pembagian tugas tim efektif.
Rencana kerja tim efektif
Mentor Menyiapkan dan memaparkan ide Rancangan Proyek Perubahan.
3. FGD terkait skema pembentukan Sentra Intelijen Medika
Dokumen dan dokumentasi kegiatan FGD tentang permasalahan dan skema pembentukan Sentra Intelijen Medika
Tim Efektif Memimpin diskusi dalam menginvetarisasi permasalahan dan skema pembentukan Sentra Intelijen Medika
4. FGD terkait perumusan strategi pendirian Sentra Intelijen Medika pada Badan Intelijen Negara
Dokumentasi dan rumusan strategi pendirian Intelijen Medik
Tim Efektif, perwakilan Kemenkes dan KemenPan-RB
Memimpin FGD terkait strategi Pendirian Intelijen Medik
26 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
JANGKA PENDEK TA. 2020
NO. KEGIATAN BULAN
OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT
PERAN PROJECT LEADER
Juni Juli Agustus September III IV I II III IV I II III IV I II
5. Pelatihan, Workshop/FGD melibatkan stakeholders dlm rangka peningkatan kompetensi SDM di bidang bio-scientific.
Dokumentsi kegiatan Workshop atau FGD terkait bio-scientific.
Tim Efektif, perwakilan Eijkman Institute, perwakilan Pusdiklat, STIN dan Puslitbang BIN
Memastikan ketersediaan narasumber yang berkompeten di bidang bio-scientific.
6. Penyusunan konsep dasar Sentra Intelijen Medika melalui Rapat Pokja.
Draft awal tentang Sentra Intelijen Medika
Tim Efektif dan Pokja pembentukan Sentra Intelijen Medika
Memimpin penyusunan konsep pembentukan Sentra Intelijen Medika
7. Penyusunan draft awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika
Draft awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika dan Notulensi
Tim Efektif dan Pokja Penyusunan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Sentra Intelijen Medika
Memimpin penyusunan draft Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika
8. Pengusulan draft awal Peraturan Kepala Badan
Saran dan masukan dari Pimpinan
Tim Efektif dan Pokja Penyusunan
Mengusulkan draft awal Peraturan
27 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
JANGKA PENDEK TA. 2020
NO. KEGIATAN BULAN
OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT
PERAN PROJECT LEADER
Juni Juli Agustus September III IV I II III IV I II III IV I II
Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika
Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Sentra Intelijen Medika
Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika
9. Penyusunan Draft akhir Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika
Dokumen revisi dan notulensi terkait penyusunan draft akhir Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika
Tim Efektif dan Pokja Penyusunan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Sentra Intelijen Medika
Memimpin penyusunan draft Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika
10. Finalisasi draft Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara dan mengupayakan pengesahan draft menjadi Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika
Draft akhir Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika dan Notulensi
Tim Efektif, Pokja Penyusunan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Sentra Intelijen
Memimpin harmonisasi Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika dan mengupayakan pengesahan
28 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
JANGKA PENDEK TA. 2020
NO. KEGIATAN BULAN
OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT
PERAN PROJECT LEADER
Juni Juli Agustus September III IV I II III IV I II III IV I II
Medika dan Tim harmonisasi Kemenkumham
Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tersebut.
Tabel 2.6 Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Menengah JANGKA MENENGAH TA. 2020
NO. KEGIATAN BULAN
OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT
PERAN PROJECT LEADER September Oktober November Desember
1. Pengesahan draft menjadi Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika
Dokumen Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika
Sponsor dan Kepala BIN
Mengajukan rancangan Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika
29 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
JANGKA MENENGAH TA. 2020
NO. KEGIATAN BULAN
OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT
PERAN PROJECT LEADER September Oktober November Desember
2. Penyusunan rencana kebutuhan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia
Dokumen Rencana pelaksanaan rekruitmen dan pendidikan sumber daya manusia Sentra Intelijen Medika
Tim Efektif, Tim Pokja Rekrutmen SDM Sentra Intelijen Medika, Pusdiklat BIN dan STIN
Memimpin penyususnan rencana kebutuhan dan pengembangan kompetensi SDM untuk Sentra Intelijen Medika
3. Penyusunan rencana pengadaan fasilitas laboratorium Sentra Intelijen Medika
Dokumen rencana pengadaan fasilitas laboratorium Sentra Intelijen Medika
Tim Efektif, Biro Keuangan, Biro Logistik, Biro Umum, Puslitbang, dan Kementerian Kesehatan
Memimpin penyususnan rencana pengadaan fasilitas laboratorium Sentra Intelijen Medika
Tabel 2.7 Rincian Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Panjang
30 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
JANGKA PANJANG 2021-2023
NO. KEGIATAN TAHUN
OUTPUT PIHAK YANG TERLIBAT
PERAN PROJECT LEADER
2021 2022 2023 I II I II I II
1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran dengan memasukkan program kegiatan Sentra Intelijen Medika.
Rencana Kerja dan Anggaran kegiatan Sentra Intelijen Medika.
Tim Efektif, Biro Keuangan, Direktorat Rekayasa, Puslitbang dan Biro Umum
Memimpin penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran kegiatan Sentra Intelijen Medika
2. Penyusunan Indikator Kinerja Utama Sentra Intelijen Medika
Dokumen Indikator Kinerja Utama Sentra Intelijen Medika
Tim Efektif dan Tim Pokja penyusunan Indikator Kinerja Utama Sentra Intelijen Medika
Memimpin penyusunan Indikator Kinerja Utama Sentra Intelijen Medika
3. Membangung jejaring guna mengoptimalkan kinerja Sentra Intelijen Medika.
Terbangunnya jejaring Intelijen Medika
Seluruh stakeholders
Membentuk dan membina jejaring kerjasama dalam bidang bio-threat
31 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Capaian Proyek Perubahan
Pembentukan unit khusus yang bertugas untuk menyelenggarakan
kegiatan Intelijen Medika dipandang sangat penting dan perlu untuk segera
dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya ancaman
yang bersifat multidimensional dan berbahaya, khususnya ancaman biologis
atau bio-threat. Oleh karena itu, dalam Proyek Perubahan ini, diharapkan ke
depannya Badan Intelijen Negara memiliki Sentra Intelijen Medika yang siap
terhadap segala bentuk ancaman biologis sehingga Badan Intelijen Negara
dapat lebih optimal dalam melaksanakan deteksi dan peringatan dini
terhadap ancaman biologis yang berpotensi mengancam keselamatan negara.
Pada bagian ini, penggagas Proyek Perubahan bermaksud untuk
menguraikan dua hal, yaitu (1) capaian Proyek Perubahan Jangka Pendek
yang berisi hal-hal yang berhasil dicapai dalam dua bulan terakhir (setelah
Seminar RPP 11 Juni 2020); dan (2) tanggapan atas masukan dari
Narasumber dan Coach yang disampaikan pada Seminar RPP 11 Juni 2020.
Adapun Pelaksanaan proyek perubahan tersebut disesuaikan berdasarkan
10 (sepuluh) tahapan atau milestones yang telah direncanakan pada
rancangan proyek perubahan sebagaimana telah disajikan pada Tabel 3.1
terkait waktu pelaksanaannya. Capaian pelaksanaan proyek perubahan pada
tiap-tiap tahapan selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Menggalang dukungan dan komitmen atasan
Pada tahap awal pelaksanaan proyek perubahan ini, komitmen dan
dukungan pimpinan, baik secara moril maupun materiil sangat
diperlukan, oleh karena memberikan dorongan positif baik secara moril
maupun materiil sehingga merasa aman dan nyaman secara psikologis
dalam bekerja yang nantinya akan mendorong pelaksanaan proyek
perubahan ini secara berkesinambungan. Hal pertama yang dilakukan
adalah konsultasi internal dengan Sekretaris Utama Badan Intelijen
Negara, yang juga Project Sponsor terkait rencana kegiatan proyek
32 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
perubahan. Konsultasi awal dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2020 di
ruangan Sekretaris Utama BIN. Pada dasarnya Project Sponsor mendukung
terhadap pelaksanaan proyek perubahan tersebut karena akan membawa
dampak positif bagi Badan Intelijen Negara dalam melaksanakan deteksi
dan peringatan dini terhadap ancaman biologis. Pada pertemuan ini,
Sekretaris Utama memberi petunjuk untuk membentuk Tim Efektif Proyek
Perubahan dalam rangka mempercepat perwujudan Sentra Intelijen
Medika melalui Proyek Perubahan Diklatpim I Angkatan XLV yang
diwujudkan dalam surat perintah tim kerja. Selain itu, konsultasi internal
dilakukan dengan Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Tatalaksana Badan
Intelijen Negara, yang juga mentor terkait rencana kegiatan proyek
perubahan ini. Pada pertemuan ini, Kepala Biro Hukum, Organisasi dan
Tatalaksana meminta untuk menunjuk Tim Pokja tentang Penyusunan
Rancangan Kelembagaan Intelijen Medik dan yang diwujudkan dalam
surat perintah tim kerja. Bukti capaian berupa notulensi pertemuan,
dokumentasi dan draft surat perintah disajikan pada Lampiran Laporan
Proyek Perubahan ini.
2. Penyusunan Rencana Kerja dan pembagian tugas tim efektif.
Tahapan ini merupakan tindak lanjut dari adanya Surat Perintah Kepala
Badan Intelijen Negara tanggal 26 Mei 2020, dimana pada Surat Perintah
Perintah Kepala Badan Intelijen Negara Nomor SPRINT-251/V/2020
tentang Tim Pokja tentang Penyusunan Rancangan Kelembagaan Intelijen
Medik belum dijelaskan deskripsi terkait tugas lingkup tim kerja. Pada
pertemuan tanggal 19 Juni 2020 yang dihadiri oleh Kepala Biro Hukum,
Organisasi, dan Tatalaksana dan tim pokja dijelaskan terkait tugas
masing-masing tim kerja. Selain itu, menyampaikan maksud dan tujuan
sekaligus dalam rangka penyamaan persepsi dari pelaksanaan proyek
perubahan. Bukti capaian berupa notulensi pertemuan dan dokumentasi
disajikan pada Lampiran Laporan Proyek Perubahan ini.
3. Pelaksanaan FGD terkait skema pembentukan Sentra Intelijen Medika.
Pembahasan dalam bentuk forum diskusi dan pertemuan dengan
beberapa stakeholders terkait bertujuan untuk menggalang informasi dan
masukan dari para pemangku kepentingan terkait. Pemangku kepentingan
33 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
yang diundang disesuaikan dengan output yang ingin yang ingin dicapai
untuk membahas pembentukan Sentra Intelijen Medika.
Adapun dalam pelaksanaan FGD ini menghasilkan beberapa konsep,
antara lain:
a. Sentra Intelijen Medik berbentuk Unit Pelaksana Tugas (UPT), sehingga
Direktur Utama dapat diisi kalangan profesional melalui open bidding.
b. Struktur Organisasi Sentra Intelijen Medik berpedoman pada
Organisasi dan Tata Kerja UPT di Lingkungan Badan dan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan.
c. Bahwa rumah sakit ini fokus pada emerging dan re-emerging pathogen.
Selanjutnya, bukti capaian berupan notulensi pertemuan dan
dokumentasi disajikan pada Lampiran Laporan Proyek Perubahan ini.
4. Pelaksanaan FGD terkait strategi pendirian Sentra Intelijen Medika pada
Badan Intelijen Negara.
Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan masukan dan untuk
membahas tindak lanjut dari rapat/ diskusi sebelumnya dan/ atau hanya
untuk mendapatkan informasi tambahan untuk memperkaya substansi
yang nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan keluaran yang
ingin dicapai dalam pelaksanaan proyek perubahan ini. Kegiatan ini
dilaksanakan pada 26 Juni 2020. Adapun kesimpulan dari kegiatan FGD
ini ialah bahwa Konsep Strategi Pendirian Rumkitsus dan Lab. Riset
Intelijen Medik BIN harus lebih dipertajam, khususnya dikaitkan dengan
kebutuhan dan tupoksi BIN, serta ekosistem RS dan Lab. di Indonesia,
sehingga terwujud struktur yang kecil, compact, namun efektif dan efisien
dalam mendukung tupoksi BIN. Berkaitan dengan hal tersebut, agar
segera disusun dokumen perencanaan yang runtun dan komprehensif,
lengkap dengan detail design pembangunan, timeline serta kebutuhan
anggarannya.
5. Penyusunan konsep dasar Sentra Intelijen Medika melalui tim kecil Pokja.
Tahapan ini dilakukan setelah mendapatkan masukan dari tindak lanjut
rapat/ diskusi/Workshop sebelumnya. Selanjutnya tim pokja menyusun
konsep dasar Peraturan Rancangan Kelembagaan Intelijen Medik dan
dilakukan pembahasan mengenai substansi Peraturan Kepala Badan
34 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika dengan tim pokja agar
mendapat masukan dan saran mengenai subtansi peraturan tersebut.
Bukti capaian berupa notulensi pertemuan dan dokumentasi disajikan
pada Lampiran Laporan Proyek Perubahan ini.
6. Pelaksanaan Workshop melibatkan stakeholders terkait peningkatan
kompetensi SDM di bidang bio-scientific.
Pembahasan dalam bentuk forum diskusi ini, terkait pengembangan SDM
di bidang bio-scientific yang dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan,
baik secara formal maupun informal, yang dilaksanakan secara simultan
berkelanjutan. Pengembangan dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoretis, konseptual, dan moral SDM sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan/jabatan. Dalam workshop tersebut juga dibahas
mengenai senjata biologis sebagai efek samping dari semakin
berkembangnya bidang bio-scientific. Senjata biologis adalah senjata yang
menggunakan patogen (bakteri, virus, atau organisme penghasil penyakit
lainnya) sebagai alat pembunuh atau melukai. Dalam pengertian yang
lebih luas, senjata biologi tidak hanya berupa organisme patogen, tetapi
juga toksin berbahaya yang dihasilkan oleh organisme tertentu. Oleh
karena itu pembentukan Sentra Intelijen Medika merupakan sebuah
kebutuhan.
Selain itu, dalam rangka menyediakan sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi di bidang Intelijen Medik maka penulis memberikan
saran kepada pimpinan untuk membentuk Program Studi Strata 2
Intelijen Medik di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN). Selanjutnya, STIN
juga akan membuka kerjasama dengan berbagai institusi akademik dan
praktis yaitu ITB serta Pusat Sains dan Teknologi Nukllir Terapan (PSTNT)
BATAN. Hal ini dipandang perlu sebagai salah satu persyaratan
pembukaan Program Studi Intelijen Medik STIN. Adapun perkembangan
kegiatan pembentukan Prodi S2 Intelijen Medik STIN antara lain:
a. Proses penyusunan pengajuan izin masih dalam tahap penyiapan
syarat pendirian Prodi yang dilaksanakan oleh STIN.
b. Proses penyusunan persyaratan pengajuan izin Prodi S2 Intelijen
Medik sampai saat ini masig berjalan sesuai rencana.
35 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
c. Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana BIN melakukan advokasi
dan pendampingan hukum terkait pengajuan izin program studi baru
melalui koordinasi secara berkesinambungan dengan Biro Umum
sebagai Tim Pengajuan Izin Program Studi baru dan STIN.
7. Penyusunan draft awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang
Sentra Intelijen Medika.
Penyusunan draf awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang
Sentra Intelijen Medika dilakukan oleh Tim Pokja. Selanjutnya, draft awal
Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tersebut dilakukan pembahasan
dalam bentuk forum diskusi mengenai subtansi draft Peraturan Kepala
Badan Intelijen Negara tersebut bersama dengan Tim Pokja. Selain itu,
dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di bidang
legal drafting, penulis juga menginisiasi kegiatan Pelatihan Perancangan
Perundang-undangan. Bukti capaian berupa draft awal disajikan pada
Lampiran Laporan Proyek Perubahan ini.
8. Pembahasan draft awal Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen
Medika.
Tahapan ini dilakukan setelah pembahasan dengan tim pokja serta
dilakukan beberapa kali revisi terhadap draf Peraturan Kepala Badan
Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika. Adapun kesimpulan dari
pembahasan draft awal ini antara lain:
a. Menyepakati perubahan frasa “Medika” menjadi “Medik”.
b. Menyepakati Bidang Perencanaan diubah menjadi Bidang Teknologi
Intelijen Medik.
c. Perlu adanya penambahan unsur teknologi dan resiko lingkungan
global karena merupakan bagian dari Medical Intelligence.
d. Menyepakati untuk mengubah judul menjadi “Organisasi dan Tata
Kerja Pusat Intelijen Medik”.
Selanjutnya draft akhir Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen
Medika dikirimkan kepada Pejabat Eselon I di lingkungan Badan Intelijen
Negara untuk mendapatkan masukan dan saran. Bukti capaian berupa
notulensi pertemuan dan dokumentasi disajikan pada Laporan Proyek
Perubahan ini.
36 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Setelah capaian Milestone Pembahasan draft awal Peraturan Kepala Badan
Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medik, maka capaian Milestone
selanjutnya ialah Penyusunan draft akhir dan finalisasi draft. Namun pada
perkembanganya, terbit Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2012 tentang
Badan Intelijen Negara. Berdasarkan hal tersebut, sebagai tindak lanjut
lahirnya Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2020, maka BIN melakukan
restrukturisasi organisasi yang dilaksanakan dengan cara merevisi
peraturan mengenai struktur organisasi dan tata laksana BIN. Adapun
restrukturisasi organisasi BIN diarahkan antara lain pada:
a. Penggabungan Pusat Pengolahan, Penyajian Data Personel Aparatur
Pemerintahan dan Non-Aparatur Pemerintah serta Sub Direktorat
Pengamanan Personel menjadi Deputi Pengaman Aparatur
Pemerintahan dan Non-Aparatur Pemerintah. Kedeputian ini
dimaksdkan untuk melakukan clearance atau penyaringan yang
cepat dan akurat terhadap calon pejabat Eselon I dan Eselon II
Aparatur Pemerintahan maupun Non-Aparatur Pemerintah.
b. Pembentukan Pusat Intelijen Medik untuk menggantikan Pusat
Pengolahan, Penyajian Data Personel Aparatur Pemerintahan dan
Non-Aparatur Pemerintah. Diperlukan penguatan kemampuan
intelijen pada aspek medis atau kesehatan guna mengoptimalkan
peran BIN melalui Intelijen Medika seiring berkembangnya potensi
ancaman biologis.
Sebagaimana diuraikan di atas, restrukturisasi organisasi tersebut akan
berpengaruh pada pelaksanaan Proyek Perubahan ini. Pada awalnya goal
atau capaian dari Proyek Perubahan ini adalah optimalisasi peran Badan
Intelijen Negara dalam rangka deteksi dini dan peringatan dini terhadap
ancaman biologis (bio-threat) melalui pembentukan Sentra Intelijen Medika
(medical intelligence center), dimana pembentukan Sentra Intelijen Medika
ini didasari oleh Peraturan Kepala BIN. Dengan adanya restrukturisasi
organisasi maka pembentuka Sentra Intelijen Medik akan diakomodasi
pada Peraturan Badan Intelijen Negara tentang Struktur Organisasi BIN
sebagai Pusat Intelijen Medik yang mana menggantikan tempat dari Pusat
37 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Pengolahan, Penyajian Data Personel Aparatur Pemerintahan dan Non-
Aparatur Pemerintah.
9. Penyunan Naskah Urgensi Restrukturisasi Organisasi BIN.
Pengaturan tentang Pusat Intelijen Medik tidak lagi diatur dalam Peraturan
Kepala Badan Intelijen Negara namun akan diatur dalam Peraturan Badan
Intelijen Negara tentang Struktur Organisasi Badan Intelijen Negara.
Naskah urgensi ini merupakan salah satu syarat Peraturan Badan Intelijen
Negara ini untuk diundangkan. Bukti capaian berupa Naskah urgensi yang
disajikan pada Lampiran Proyek Perubahan ini.
10. Penyusunan draft awal Peraturan Badan Intelijen Negara tentang Struktur
Organisasi BIN yang di dalamnya mengatur tentang Pusat Intelijen Medik.
Pada tahapan ini setelah melakukan revisi, finalisasi, serta pengecekan
terhadap subtansi dan penulisan terhadap draft Peraturan Kepala BIN
tentang Sentra Intelijen Medika, selanjutnya draf Peraturan Kepala Badan
Intelijen Negara tersebut dimintakan penandatanganan/pengesahan paraf
oleh stakeholders terkait. Bukti capaian berupa draft awal disajikan pada
Lampiran Proyek Perubahan ini.
Dari urain kegiatan di atas dapat terlihat bahwa goal atau target jangka
pendek dari Proyek Perubahan ini telah terpenuhi. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan dimasukkanya Pusat Intelijen Medik yang awalnya Sentra
Intelijen Medika ke dalam struktur organisasi dan tata laksana BIN yang
baru. Selain itu, capaian dari Proyek Perubahan ini telah melebihi target
awal. Pada awal pelaksanaan Proyek Perubahan ini penulis menargetkan
untuk membuat Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara (Peraturan Kepala
Badan Intelijen Negara) yang mengatur secara khusus mengenai Pusat
Intelijen Medik namun dalam perjalanannya BIN melakukan restrukturisasi
organisasi melalui penyusunan Peraturan Badan Intelijen Negara (Perbin)
Struktur Organisasi dan Tata Laksana BIN yang di dalamnya akan
mengakomodasi Pusat Intelijen medik sebagai tindak lanjut lahirnya
Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2012 tentang Badan Intelijen Negara.
Selanjutnya, menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
38 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan Badan memiliki
hierarki yang lebih tinggi dibanding Peraturan Kepala Badan.
Komitmen pimpinan juga terlihat dengan disetujuinya pembentukan
Program Studi Strata 2 Intelijen Medik STIN sebagai salah satu upaya untuk
menyediakan sumber daya manusia BIN yang memiliki kompetensi di bidang
intelijen medik di masa mendatang. Oleh karena itu, penulis dapat dikatakan
telah melampaui target jangka menengah Proyek Perubahan ini.
39 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Tabel 3.1 Realisasi Rencana dan Jadwal Kegiatan Jangka Pendek T.A 2020 JANGKA PENDEK TA.2020
DATA PENDUKUNG KETERANGAN NO KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN OUTPUT RENCANA REALISASI 1 Menggalang
dukungan dan komitmen atasan
Minggu III Bulan Juni 2020
17 Juni 2020
Surat Perintah Tim Efktif dan Surat Perintah Poka Pembentukan Sentra Intelijen Medika
Naskah Urgensi dan Surat Perintah
2 Penyusunan Rencana Kerja dan pembagian tugas tim efektif.
Minggu III – IV bulan Juni 2020
19 Juni 2020
Rencana kerja tim efektif
Notulen dan dokumentasi
3 FGD terkait skema pembentukan Sentra Intelijen Medika
Minggu I – II bulan Juli 2020
22 Juni 2020
Dokumen dan dokumentasi kegiatan FGD tentang permasalahan dan skema pembentukan Sentra Intelijen Medika
Notulen dan dokumentasi
4 FGD terkait strategi pendirian Sentra Intelijen Medika pada Badan Intelijen Negara
Minggu I – II
Bulan Juli 2020
26 Juni 2020
Dokumentasi dan rumusan strategi pendirian Intelijen Medik
Notulen dan dokumentasi
5 Penyusunan konsep dasar Sentra Intelijen Medika melalui Rapat Pokja.
Minggu III - IV Bulan Juli 2020
9 Juli 2020 Draft awal tentang Sentra Intelijen Medika
Notulen dan dokumentasi
Pada 01 s.d. 03 Juli 2020 telah diselenggarakan Kegitan Pelatihan Perancangan Perundang-undangan yang diinisiasi oleh Penulis.
6 Workshop atau FGD melibatkan stakeholders terkait peningkatan
Minggu I – II
Agustus 2020
23 Juli 2020
Dokumentsi kegiatan Workshop atau FGD terkait bio-scientific.
Notulen dan dokumentasi
Selain FGD/workshop terkait bio-scientific, penulis juga mengusulkan untuk membentuk
40 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
JANGKA PENDEK TA.2020 DATA PENDUKUNG KETERANGAN NO KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN OUTPUT RENCANA REALISASI
kompetensi SDM di bidang bio-scientific.
Program Studi Strata 2 Intelijen Medik di STIN
7 Penyusunan draft awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika
Minggu III Agustus 2020
03 Agustus 2020
Draft awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika dan Notulensi
Draft awal
8 Pembahasan draft awal Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara tentang Sentra Intelijen Medika
Minggu IV Agustus 2020
11 Agustus 2020
Saran dan masukan dari Pimpinan
Notulen dan dokumentasi
Menyepakati mengubah judul peraturan menjadi “Organisasi dan Tata Kerja Pusat Intelijen Medik”.
9 Penyusunan Draft akhir Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika
Minggu I
September 2020
Penyunan Naskah Urgensi Restrukturisasi Organisasi BIN
Naskah Urgensi penyusunan
Notulen dan dokumentasi
Dengan lahirnya Perpres 79 Tahun 2020 tentang BIN, maka OTK Pusat Intelijen Medik akan dicantumkan dalam Perbin tentang Strukur OTK BIN, tidak lagi diakomodasi dalam Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara.
10 Finalisasi draft Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara dan mengupayakan pengesahan draft menjadi Peraturan Kepala BIN tentang Sentra Intelijen Medika
Minggu II September 2020
Penyusunan draft awal Struktur OTK BIN baru sesuai dengan Perpres 79 Tahun 2020 tentang BIN
Draft awal Struktur OTK BIN baru sesuai dengan Perpres 79 Tahun 2020 tentang BIN
Draft awal
41 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Tabel 3.2 Prosedur Pembahasan Draft Peraturan Kepala BIN (SOP 008/KA/SOP/IX/2019)
NO. Kegiatan Pelaksana Mutu Buku
Keterangan Sesma Karo-03 Tim Penyusun
SA Hukum dan HAM Kelengkapan Waktu Output
1. Memerintahkan Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana untuk mengagendakan rapat Tim Penyusunan Peraturan Kepala BIN untuk membahas rancangan peraturan Kepala BIN.
Disposisi, Sprint Tim
15 menit Laporan
2. Melakukan koordinasi dengan Tim Penyusun Pembentukan Peraturan Kepala BIN dalam rangka penyelenggaraan rapat penyusunan draft Peraturan Kepala BIN.
Sprint Tim, Laporan 1 hari Laporan
3. Menyelenggarakan rapat pembahasan draft Peraturan Kepala BIN.
Sprint Tim, Konsep Perka
BIN Tentatif Draft
Perka BIN
4. Membuat notulensi hasil rapat dan pembahasan draft Peraturan Kepala BIN yang diparaf oleh Tim Penyusun.
Sprint Tim, Konsep Perka
BIN 5 Jam
Draft Perka BIN,
notulen rapat
5. Menyampaikan draft Peraturan Kepala BIN kepada staf ahli Kumham.
Draft Perka BIN
15 menit
Draft Perka BIN
6. Memberi masukan terkait draft Peraturan Kepala BIN dan menyampaikan kepada Biro
Draft Perka BIN 2 hari
Masukan Draft
Perka BIN
42 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Hukum, Organisasi dan Tata laksana
7. Melaporkan hasil rapat final draft Peraturan Kepala BIN kepada sekretaris utama.
Draft Final Perka BIN
30 menit
Draft Final Perka BIN
38 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
B. Peta Stakeholders
Stakeholders didefinisikan sebagai perorangan maupun kelompok-
kelompok yang tertarik, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
organisasi, yang berpengaruh maupun terpengaruh oleh tujuan-tujuan dan
tindakan-tindakan sebuah Tim. Hubungan kerja dengan stakeholders
internal lainnya adalah berupa koordinasi). Alur hubungan kerja antara
Project Leader dengan stakeholders eksternal mayoritas bersifat koordinasi
baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui mentor). Proyek
Perubahan ini disusun dan dilaksanakan secara bersama dan menyeluruh
antar stakeholders. Sinergi dan kolaborasi yang efisien menjadi faktor kunci
suksesnya Proyek Perubahan ini.
Gambar 3.1 Peta Stakeholders
39 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
Dalam menempatkan masing-masing stakeholders ke dalam analisis
kuadran, dilakukan dengan mempertimbangkan ciri-ciri keempat kelompok
stakeholders sebagai berikut:
1. Promoters memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga
kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau
menggagalkannya).
2. Defenders memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan
dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk
mempengaruhi kegiatan.
3. Latents tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam
kegiatan, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi program
jika mereka menjadi tertarik.
4. Apathetics kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan
mungkin tidak mengetahui adanya kegiatan.
C. Kendala dalam Pelaksanaan Proyek Perubahan
Dalam melaksanakan sebuah Proyek Perubahan tentu saja tidak akan
lepas dari kendala yang terjadi baik kendala internal mapun eksternal.
Kendala-kendala tersebut dapat berpotensi menghambat pelaksanaan,
namun kendala yang terjadi tersebut dapat diantisipasi dan ditanggulangi
dengan baik oleh Tim Efektif sehingga tidak berdampak signifikan pada
pelaksanaan Proyek Perubahan. Adapun kendala yang terjadi antara lain
sebagai berikut:
1. Kendala Internal
a) Masih terbatasnya personel BIN yang berkompetensi di bidang bio-
scientifik khususnya bio-threat.
b) Masih minimnya pemahaman beberapa stakeholders internal
mengenai pengertian dan urgensi dari bio-threat dalam mengancam
keamanan nasional.
2. Kendala Eksternal
a) Masih kurangnya narasumber yang berkompetensi di bidang bio-
scientifik khususnya bio-threat.
40 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
b) Biasnya batas kewenangan Sentra Intelijen Medika dengan
kementerian Kesehatan dan Lembaga lainnya di bidang Medik.
c) Adanya conflict of interest antar Lembaga dalam menyikapi
permasalahan bio-threat dan bio-terrorism.
D. Upaya Mengatasi Kendala
Telah disebutkan di atas bahwa setiap kendala yang terjadi Proyek
Perubahan dapat diantisipasi dan ditanggulangi dengan baik oleh Tim Efektif
sehingga tidak berdampak signifikan pada pelaksanaan Proyek Perubahan.
Hal ini disebabkan karena kendala-kendala tersebut di atas telah diprediksi
sebelumnya sehingga Tim Efektif telah mempersiapkan upaya-upaya untuk
menanggulangi kendala-kendala tersebut. Adapun beberapa upaya yang
telah dilakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi sebagai berikut:
1. Upaya Untuk Mengatasi Kendala Internal
a) Merekrut Tim ahli di bidang bio-threat serta mengadakan workshop
atau seminar terkait bio-scientifik khususnya bio-threat.
b) Menyelenggarakan forum group discussion antar stakeholders internal
tentang urgensi dari bio-threat dalam mengancam keamanan
nasional.
c) Membuat jurnal kajian tentang bio-threat yang diterbitkan oleh
Puslitbang BIN.
2. Upaya Untuk Mengatasi Kendala Eksternal
a) Mencari narasumber baik dari kalangan praktisi atau akademisi yang
berkompetensi di bidang bio-scientifik khususnya bio-threat untuk
menjadi narasumber dalam kegiatan seminar maupun forum group
discussion.
b) Menyelenggarakan forum group discussion antar stakeholders ekternal
terkait peran Kementerian/Lembaga dalam menghadi ancaman yang
ditimbulkan oleh bio-threat dan bio-terrorism.
41 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
BAB IV
PENUTUP
B. Kesimpulan
Proyek Perubahan ini bermaksud agar Badan Intelijen Negara memiliki
unit khusus yang siap terhadap segala bentuk ancaman biologis sehingga
Badan Intelijen Negara dapat lebih optimal dalam melaksanakan deteksi dan
peringatan dini terhadap ancaman biologis yang berpotensi mengancam
keselamatan.
Adapun kesimpulan penting yang dapat ditarik dalam pelaksanaan
proyek perubahan tersebut, di antaranya adalah:
1. Perlu dibentuknya sebuah unit baru untuk mengakomodasi kegiatan
Medical Intelligence berupa Sentra Intelijen Medika dimana dalam rapat
pembahasan kelembagaan, nomenklaturnya diubah menjadi “Pusat
Intelijen Medik yang dibagi dalam 3 (tiga) bidang, yakni Bidang
Perencanaan, Bidang Surveillance Penyakit dan Bidang Kesehatan
Masyarakat.
2. Target jangka pendek dan jangka menengah dari Proyek Perubahan ini
telah terpenuhi yang dibuktikan dengan masuknya Pusat Intelijen Medik
yang awalnya Sentra Intelijen Medika ke dalam struktur organisasi dan
tata laksana BIN yang baru.
3. Dasar hukum pembentukan Pusat Intelijen Medik bukan lagi Peraturan
Kepala BIN, namun Peraturan Badan Intelijen Negara memiliki hierarki
yang lebih tinggi dibanding Peraturan Kepala Badan untuk selanjutnya
pengaturan mengenai Pusat Intelijen Medik dimasukkan pada Peraturan
Badan Intelijen Negara tentang Struktur Organisasi dan Tata Laksana
Badan Intelijen Negara.
4. Pembentukan Program Studi Strata 2 Intelijen Medik di STIN yang
merupakan inisisasi dari Penulis merupakan salah satu upaya dalam
rangka menyediakan sumber daya manusia BIN yang memiliki
kompetensi di bidang intelijen medik.
42 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
5. Perlu menginventarisasi kebutuhan Pusat Intelijen Medik baik dari segi
material maupun imaterial agar Pusat Intelijen Medik dapat beroperasi
secara efektif.
C. Tindak Lanjut
Secara keseluruhan proses pelaksanaan proyek perubahan dapat
berjalan dengan baik dengan beberapa rekomendasi yang perlu diperhatikan
dan dilakukan tindak lanjut agar hasilnya dapat lebih maksimal, di
antaranya adalah:
1. Evaluasi perlu segera dilakukan terhadap keseluruhan proses
pelaksanaan proyek perubahan pada jangka pendek baik yang terkait
dengan substansi teknis maupun hal-hal yang bersifat administratif.
2. Persiapan untuk pelaksanaan proyek perubahan untuk periode jangka
menengah dan jangka panjang perlu segera dilakukan.
3. Melaksanakan koordinasi dan komunikasi yang efektif dengan seluruh
stakeholders guna membangun komitmen bersama untuk dapat
bersinergi dalam pembentukan dan pembinaan Sentra Intelijen Medika
sehingga dapat mengoptimalkan peran Badan Intelijen Negara sebagai lini
terdepan dalam sistem keamanan nasional.
4. Melaksankan kegiatan workshop dan seminar terkait dengan bio-
scientifik, bio-threat, dan bio-terrorism bagi personel Badan Intelijen
Negara.
5. Membentuk Program Studi Strata 2 Intelijen Medik STIN.
6. Koordinasi dengan Bagian Hukum dan Organisasi Tata Laksana, untuk
menyusun regulasi Peraturan Badan Intelijen Negara terkait pengaturan
Pusat Intelijen Medik.
D. Lesson Learned
Beberapa hal yang dapat diambil sebagai pelajaran dalam pelaksanaan
proyek perubahan adalah sebagai berikut:
1. Pentingnya hubungan baik dalam rangka koordinasi dan sinergitas antar
Kementerian/Lembaga dalam menyuseskan Proyek Perubahan ini.
43 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
2. Pentingnya pengetahuan tentang bio-scientifik dan bio-threat dalam
rangka pembentukan Sentra Intelijen Medika.
3. Perlunya transfer of knowledge dan transfer of technology antar
Kementerian/Lembaga di bidang bio-scientifik dan bio-threat.
4. Kemampuan dalam bekerja dalam tim dan memimpin sebuah tim dalam
hal ini tim efektif sehingga terjadi koordinasi dan kolaborasi yang baik
dan pada akhirnya proyek perubahan dapat diselesaikan dengan baik
dan sesuai dengan tujuan akhir yang ingin dicapai.
5. Kesamaan visi antar stakeholders merupakan faktor kunci keberhasilan
dalam suksesnya Proyek Perubahan ini.
44 |
Proyek Perubahan PKN I Angkatan 45 Yayat Popon Ruhiat, S.I.K (NDH: 34) World Class Intelligence
LAMPIRAN
A
SETIA, LOYAL, SOLID, SEMANGAT
top related