Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Post on 08-Jul-2015
12022 Views
Preview:
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi
seluruh zat tidak lagi mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan
terbentuk dan terurai kembali dengan kecepatan yang sama. Keadaan
kesetimbangan ini bersifat dinamis, artinya reaksi terus berlangsung dalam
dua arah dengan kecepatan yang sama. Pada keadaan kesetimbangan tidak
mengalami perubahan secara mikrokopis (perubahan yang dapat diamati atau
diukur).Kesetimbangan kimia dibedakan atas kesetimbangan homogen dan
kesetimbangan heterogen. Pada kesetimbangan homogen semua zat yang ada
dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang sama ada dalam bentuk gas
dan larutan.
Kesetimbangan adalah keadaan dimana reaksi berakhir dengan
suatu campuran yang mengandung baik zat pereaksi maupun hasil
reaksi.Hukum kesetimbangan adalah hasil kali konsentrasi setimbang zat yang
berada di ruas kanan dibagi hasil kali konsentrasi setimbang zat yang berada
di ruas kiri, masingg-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya.
Keadaan setimbang suatu reaksi dicapai bila kecepatan reaksi pembentuk zat-
zat produk sama dengan kecepatan reaksi pembentukan zat-zat reaktan dan
konsentrasi zat-zat tidak mengalami penambahan atau pengurangan. Dalam
keadaan yang setimbang tidak terjadi perubahan secara makroskopis
(perubahan dapat diamati dan diukur). Kesetimbangan kimia sifatnya dinamis,
artinya reaksi terus berlangsung dalam dua arah yang berlawanan dengan
kecepatan yang sama.
Kesetimbangan kimia bersifat mantap, karena konsentrasi semua
zat dapat dikatakan konstan.Kemantapan itu ditandai oleh konstanta
kesetimbangan.Namun demikian, suatu kesetimangan dapat berubah bila
mendapt gangguan dati luar.Perubahan itu menuju ke arah tercapainya
kesetimbangan baru yang disebut pergeseran kesetimbangan.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka perlu dilakukakan
praktikum kesetimbangan kimia dengan menggunakan bahan kimia tertentu
yaitu dengan menentukan kesetimbangan reaksi dari I2 dalam CHCl3 dan KI.
II. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kesetimbangan kimia ini yaitu
menentukan tetapan kesetimbangan reaksi anatata yod dengan kalium iodida.
III. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu:
Bagaimana menentukan tetapan kesetimbangan reaksi antara yod
dengan kalium iodida?
IV. Prinsip Praktikum
Prinsip praktikum pada percobaan kesetimbangan kimia ini yaitu
menentukan konsentrasi kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium
iodida yang beradasarkan koefisien distribusi suatu larutan.
BAB II
TEORI PENDUKUNG
Pada umumnya reaksi-reaksi kimia tersebut berlangsung dalam arah
bolak-balik (reversible), dan hanya sebagian kecil saja yang berlangsung satu
arah. Pada awal proses bolak-balik, reaksi berlangsung ke arah pembentukan
produk, segera setelah terbentuk molekul produk maka terjadi reaksi sebaliknya,
yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk. Ketika laju reaksi ke
kanan dan ke kiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah maka
kesetimbangan reaksi tercapai.Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, laju reaksi
dan konsentrasi pereaksipun berkurang.Beberapa waktu kemudian reaksidapat
berkesudahan, artinya semua pereaksi habis bereaksi.Namun banyak reaksi tidak
berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi dan
produk reaksi menjadi tetap.Reaksi yang demikian disebut reaksi reversibel dan
mencapai kesetimbangan. Padareaksi semacam ini produk reaksi yang terjadi akan
bereaksi membentuk kembali pereaksi. ketika reaksi berlangsung laju reaksi ke
depan (ke kanan), sedangkan laju reaksi sebaliknya kebelakang (ke kiri)
bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasi produk reaksi
semakin bertambah(Harun,2004).
Salah satu alat yang digunakan untuk memperoleh data kesetimbangan
antara fase liquida dan fase gas adalah Glass Othmer Still. Adapun hal – hal yang
berpengaruh dalam sistem ksetimbangannya yaitu : Tekanan (P), Suhu (T),
konsentrasi komponen A dalam fase liquid (x) dan konsentrasi komponen A
dalam fase uap (y). Pada penelitian ini digunakan bahan baku etanol dari hasil
fermentasi rumput gajah dengan kadar etanol 96% dan etanol Pro Analisis dengan
kadar 99,8%. Dari data yang diperoleh,dibuat kurva kesetimbangan uap – air
sistem biner etanol – air. Analisis bahan baku dan produk menggunakan
spektrofotometer pharo 100, atau Gas Kromatografi (GC). Dari penelitian sistem
biner yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, dalam penelitian tersebut masih
diperlukan kesetimbangan uap-air sistem biner untuk menghasilkan data yang
benar dan model korelasi yang dapat di aplikasikan untuk memperkirakan
kesetimbangan uap-air sistem multikomponen(Sari,2012).
Peristiwa adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu
terjadinya penambahan konsentrasi komponen tertentu pada permukaan antara
dua fase.Adsorpsi dapat dibedakan menjadi adsorpsi fisis(physical adsorption)
dan adsorpsi kimia (chemical adsoption). Secara umum adsorpsi fisis mempunyai
gaya intermolekular yang relatif lemah, sedangkan pada adsorpsi kimia terjadi
pembentukan ikatan kimia antara molekul adsorbat dengan molekul yang terikat
pada permukaan adsorben. Pertukaran ion adalah suatu fenomena atau suatu
proses yang melibatkan pertukaran dapat balik antara ion-ion dalam larutan
dengan ion yang terikat dalam bahan penukar ion. Pada proses itu, tidak ada
perubahan secara permanen dalam struktur padatan. Mekanisme pertukaran ini
didasarkan pada sifat sorptif dari tempat yang bermuatan negatif dalam adsorben
terhadap ion bermuatan positif yang terjadi karena interaksi gaya Coulomb.
Pertukaran ion dapat dikategorikan juga sebagai proses sorption seperti halnya
adsorpsi, yaitu sejumlah tertentu bahan terlarut (solute) di fase fluida secara
selektif tertransfer ke dalam suatu
partikel yang tak larut. Pertukaran ion kadang disebut juga counterion
adsorption(Kundari,2008).
Keadaan kesetimbangan dinamik ini ditandai dari hanya adanya satu
konstanta kesetimbangan.Bergantung pada jenis spesies yang bereaksi, konstanta
kesetimbangan dapat dinyatakan dalam molaritas (untuk larutan) atau tekanan
parsial (untuk gas).Konstanta kesetimbangan memberikan informasi tentang arah
akhir dari suatu reaksi reversible dan konsentrasi-konsentrasi dari campuran
kesetimbangannya.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
kimia.Seperti perubahan konsentrasi. Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi
posisi keadaan kesetimbangan, atau lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan
produk. Perubahan tekanan dan volume kemungkinan memberikan pengaruh
yang sama terhadap sistem gas dalam kesetimbangan. Hanya perubahan suhu
yang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat mempercepat
tercapainya keadaaan kesetimbangan dengan cara mempercepat laju reaksi maju
dan laju reaksi balik. Tetapi katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan
atau konstanta kesetimbangan.Hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu
arah.Kebanyakan merupakan reaksi reversible. Pada awal proses reversible, reaksi
berlangsung maju ke arah pembentukan produk. Segera setelah beberapa molekul
produk terbentuk, proses balik mulai berlangsung, yaitu pembentukan molekul
reaktan dari molekul produk. Bila laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama
besar serta konsentrasi reaktan dan konsentrasi produk tidak lagi berubah seiring
berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia (Chang,2003).
Banyakreaksitidakberlangsunghinggaselesaitetapimendekatisuatukeada
ankesetimbangan, di manaprodukdanreaktanyangtidakterpakaikedua-
duanyaterdapatdalamjumlah yang relative tertentubanyaknya.
Begitukesetimbangantercapai, takakanadalagiperubahankomposisilebihlanjut yang
terjadi.
Keadaankesetimbangandigambarkansecarakuantitatifmelaluitetapankesetimbanga
nreaksi yang tergantungpadasuhu di manareaksiberlangsung (Oxtoby, 2001).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
I. Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
- Corong pisah 2 buah
- Pipet tetes 3 buah
- Labu Erlenmeyer 3 buah
- Buret 2 buah
- Statif dan klem 2 pasang
- Gelas ukur 25 dan 100 mL 1 buah
- Pipet skala 5 dan 25 mL 1 buah
- Botol semprot 1 buah
- Botol timbang 1 buah
- spatula 1 buah
- batang pengaduk 1 buah
- filler 1 buah
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
- Larutan Na-tiosulfat 0,02 M - Larutan amilum 1 %
- Larutan KI 0,1 M - Kristal KI
- Larutan iod jenuh dalam CHCl3 - aquadest
II. Prosedur Kerja
Dimasukkan ke dalam
Corong pisahA (CHCl3) Corong pisah B (CHCl3)
diisi
diisi
100 mL air 100 mL larutan KI 0,1N
Reaksi larutan setimbang
- Diambil masing-masing 5 ml lapisan dietil
eter dan dimasukkan dalam Erlenmeyer
- Ditambahkan 2 g padatan KI dan 20 mL
air sambil diguncang
- Dititrasi dengan larutan Na-tiosulfat 0,02
M
- Ditambahkan indicator amilum 1%
Warna biru
Corong pisah A Corong pisah
BBA
- Diambil sebanyak 50 mL lapisan air
- Dititrasi dengan larutan Na-Tiosulfat
Warna bening
30 ml larutan I2 jenuh
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
I. Hasil Pengamatan
Volume
Botol A Botol B
Lapisan air Lapisan
CHCl3 Lapisan KI
Lapisan
CHCl3
Volume yang
dipipet 50 ml 5 ml 50 ml 5 mL
Volume yang
dititrasi 50 ml 25 ml 50 ml 25 mL
Volume
Na2S2O3 7.8 ml 8.9 ml 10.5 ml 8.5 ml
II. Reaksi Lengkap
Reaksi – reaksi yang terjadi dalam percobaan ini antara lain:
1.I2 + KII3- + K
+
2.2I2 + 2 H2O 4HI +O2
3.I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6
III. Perhitungan
1. Botol A
KD =
KD = 41.11156.0
78.1
508.7
59.8
mlml
mlml
2. Botol B
Diketahui mol I2 = 1. 10-5
mol
Konsentrasi I2 dalam CHCl3
[I2]CHCl3 =
M
ml
ml
5
5
1034.0
10.125
5.8
Konsentrasi I2 dalam H2O
[I2]H2O bebas =
M
M
5
5
10029.0
41.11
1034.0
= x mol I2
M
ml
ml
5
5
1021.0
1050
5.10
= - H2O
= (0.21 x 10-5
) – (0.029 x 10-5
)
= 0.181 x 10-5
M
setimbang= 0.1 –
= 0.1 – (0.181 x 10-5
)
= 0.1 – 0.00000181
= 0.09999819 M ≈ 0,1 M
Tetapan kesetimbangan (Kc)
Kc = ]][[
][
2
3
II
I
323.5
105323.0
1034.0
10181.0
)1.0)(1034.0(
)10181.0(
6
5
5
5
IV.Pembahasan
Kesetimbangan kimia adalah suatu propses yang terjadi dalam
larutan yang meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan, penguapan
dan perubahan kimia yang termaksud elektrokimia. Reaksi kimia yang sering
digunakan dalam pemeriksaan kimia, yaitu reaksi yang berlangsung bolak-
balik dan jalannya reaksi bergantung pada tekanan luar, seperti kadar zat yang
bereaksi, suhu, tekananan dan sebagainya.
Jika reaksi kimia berlangsung reversible, maka reaksi itu akan
berlangsung terus sampai terjadi kesetimbangan dinamis. Pada kesetimbangan
laju reaksi pembentukan hasil reaksi persis sama dengan pereaksinya. Pada
saat kesetimbangan itu, kepekatan atau konsentrasi pereaksi maupun hasil
reaksi boleh dikatakan tidak berubah meskipun reaksi dibiarkan terus
berlangsung selama tidak ada gangguan dari luar system.
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai
kesetimbangan kimia dengan tujuan menentukan tetapan kesetimbangan
reaksi antara yod dengan kalium iodida. Berdasarkan teori iod kelarutannya
dalam air sangat kecil , sedangkan jika di larutkan dalam kalium iodida , iod
dapat mudah larut , di karenakan pada kalium iodida , iod membentuk
senyawa kompleks triodida. Berbeda dengan iod yang dilarutkan dalam air,
untuk melarutkannya di tambahkan KI yang akan bereaksi sehingga
membentuk KI3 , hal yang menyebabkan iod kurang larut dalam air adalah
perbedaan kepolaran, di mana air bersifat polar, sedangkan iod bersifat
nonpolar.
Pada percobaan iniCHCl3 dimasukkan ke dalam dua corong pisah
A dan B. ke dalam corong A dimasukkan air sebanyak 100 mL. Penambahan
ini dimaksudkan untuk mengetahui kelarutan yod dalam air selanjutnya
d iguncang kuat -kuat dan d id iamkan beberapa
meni t .Pengguncangan dimaksudkan agar yod terdistribusi secara
sempurna ke dalam dua fase yaitu fase air dan fase CHC13,selain itu
dengan terjadinya percampuran dapat mempercepat terjadinya
reaksi(terdistribusi secara sempurna),. Terjadinya kesetimbangan dapat
diketahui dengan adaya pemisahan antara fase air dan dan fase iod. Nilai
koefisien distribusi yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yaitu 11,41.
Pada corong B dimasukkan larutan KI 0,1 M, sama seperti pada
perlakuaan pertama corong tersebut diguncang kuat-kuat dan didiamkan
selama beberapa menit, terlihat bahwa CH3Cl dan I2tidak bercampur
melainkan membentuk lapisan dimana pada lapisan atas terdapat KI
sedangkan I2 terdapat di lapisan bawah. Dari hasil percobaan
tersebut dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan kelarutan
antara I2 dan CHCl3. Dimana berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai kelarutan I2 dalam CH3Cl adalah sebesar 0,34 x10-5
M sedangkan kelarutan I2 dalam air adalah sebesar 0,029 x10-5
M.
Setelah diketahui nilai dari kelarutan I2 dalam air dan
CH3Cl maka dilakukan proses pengeluaran I2 yang terdapat dalam
CH3Cl yaitu dengan cara menstandarisasinya dengan larutan baku
Na-tiosulfat. Larutan natrium tiosulfat digunakan sebagai larutan standar
karena memiliki kemumian tinggi dan tidak bersifat higroskopis dan
konsentrasinya telah diketahui dengan tepat dan cepat berubah saat berada
saat bercampur dengan senyawa tertentu. Untuk mengetahui adanya yod
dalam larutan maka diadakan penambahan amilum 1% sebelum titrasi
dilangsungkan.Larutan amilum tersebut menjadi indikator untuk
mengetahui apakah titik akhir titrasi telah tercapai atau belum.Pada titik
akhir titrasi terjadi perubahan warna yaitu menjadi warna biru.Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh nilai kesetimbangan (Kc) I2 yang
diperoleh yaitu sebesar 5,323.
BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai tetapan kesetimbangan iod dalam kalium iodida adalah
sebesar 5,323.
II. Saran
Saran yang saya ajukan setelah mengikuti praktikum ini yaitu
agar saat praktikum lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Chang,Raymond.2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern.Erlangga : Jakarta.
Harun,2004.Modul Kimia Kesetimbangan. Surabaya: Direktorat Jendral
Pendidikan.
Kundari, 2008.Tinjauan Kesetimbangan Adsorpsi Tembaga Dalam Limbah
Pencuci Pcb Dengan Zeolit. Jurnal Batan. Vol.1. Hal.490 – 491
[20 November 2013].
Sari,2012.Data Kesetimbangan Uap-Air Dan Ethanol-Air DariHasil Fermentasi
Rumput Gajah.Berkala Ilmiah Teknik Kimia. Vol.1. Hal. 37
[20 November 2013].
ABSTRAK
Kesetimbangan kimia adalah suatu propses yang terjadi dalam larutan yang
meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan, penguapan dan perubahan
kimia yang termaksud elektrokimia.tujuan dari praktikum kesetimbangan kimia
ini yaitu menentukan tetapan kesetimbangan reaksi anatara yod dengan kalium
iodida. Prinsip praktikum pada percobaan kesetimbangan kimia ini yaitu
menentukan konsentrasi kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium iodida
yang beradasarkan koefisien distribusi suatu larutan.Pada praktikum ini, dimana
menentukan tetapan kesetimbangan I2 dengan menggunakan CHCl3 dan larutan KI
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh nilai nilai tetapan kesetimbangan
iod dalam kalium iodida adalah sebesar 5,323.
Kata Kunci :Kesetimbangan, Nilai Kc, Ion iod,
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIK I
PERCOBAAAN II
KESETIMBANGAN KIMIA
OLEH :
NAMA : WA ODE AMALIA
STAMBUK : A1C4 12 051
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING : AMIRUL ADNIN
LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
KIMIA FISIK I
PERCOBAAAN III
KIMIA PERMUKAAN I
OLEH :
NAMA : WA ODE AMALIA
STAMBUK : A1C4 12 051
KELOMPOK : IV (EMPAT)
LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
1. Apakah proses adsorpsi dalam percobaan ini merupakan adsorpsi fisik atau
kimisorpsi ? Jelaskan perbedaan anatara kedua jenis adsorpsi tersebuut dan
berikan contoh ?
Jawab :
Percobaan ini termasuk dalam kimisorpsi.
Perbedaan adsorpsi fisik ( Fifisorpsi) dan kimisorpsi :
Pada adsorpsi fisik atau fisisorpsi terdapat antaraksi van der Waals antara
adsorpsi dan substrat. Antaraksi van der Waals mempunyai jarak jauh,
tetapi lemah dan energi yag dilepaskan jika partikel terfisisopsi
mempunyai orde besaran yang sama dengan entalpi kondensasi. Entalpi
fisisorpsi dapat diukur dengan mencatat kenaikan temperature sampel
dengan kapasitas kalor yang diketahui dan nilai khasnya berada sekitar 20
kJ mol-1
. Kuantitas energi sekecil ini dapat diabsorpsi sebagai vibrasi kisi
dan dihilangkan sebagai gerakan termal. Molekul yang melambung pada
permukaan seperti batuan akan kehilangan energinya perlahan-lahan dan
akhirnya terabsorpsi pada permukaan.
Contohnya : Dispersi atau interaksi dipolar
Pada Kimisorpsi partikel melekat pada permukaan dengan membentuk
ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen) dan cenderung mencari tempat
memaksimumkan bilangan koordinasinya dengan substrat. Entalpi
kimisorpsi jauh lebih besar dari pada untuk fisisorpsi , dan nilai khasnya
adalah sekitar -200 kJ mol-1
. Molekul yang terkimisorpsi dapat terpisah
karena tuntutan valensi atom permukaan yang tidak terpenuhi.
Contohnya : adsorpsi pada larutan HCl dengan arang aktif.
2. Bagaimana isotermal adsorpsi Freundich untuk adsorpsi gas pada permukaan
zat padat ? Jelaskan apa batasannya ?
Jawab :
Entalpi absorpsi bergantung pada tingkat peutupan permukaan terutama
karena partikel absorpat berinteraksi.Jika partikel saling menolakkan maka
entalpi absorpsinya menjadi kurang isoterm (kurang negatif) dengan
bertambahnya penutupan. Untuk absorpsi gas, partikel-partikel berdiam pada
permukaan secara tidak teratur sampai pemadatan menuntut keteraturan. Jika
partikel absorpat saling menarik, parikel itu cennderung membentuk pulau-
pulau dan pertumbuhan terjadi pada perbatasannya.Absorpat ini juga
memperlihatkan transisi teratur-tak teratur, jika cukup dipanaskan agar
gerakan termal mengatasi atraksi partikel-partikel, tetapi tidak terlalu panas
sehingga partikel itu terdesorpsi.
3. Mengapa isotermal adsorpsi Freundich untuk adsorpsi pada pemukaan zat
padat kurang memuaskan dibandingkan dengan adsorpsi Langmuir ?
Jawab :
Isoterm Langmuir meramalkan diperolehnya garis lurus jika p/V dialurkan
terhadap p sedangkan pada isoterm Freundich garis lurus dapat diramalkan
dengan mengalurkan ln V terhadap ln p. Pada permukaan zat padat, partikel-
partikel zat yang terabsorpsi akan menunjukkan nilai entalpi yang kurang
negatif saat bertambah. Berdasarkan isoterm Freundich hal ini akan menjadi
tidak linear sehingga isoterm Freundich akan menghasilkan nilai yang kurang
memuaskan saat diberlakukan pada permukaan zat padat.
4. Pada persamaan (x/m = ap/(1+bp). Ubahlah persamaan tersebut dalam bentuk
praktis untuk menyelidiki apakah suatu proses adsorpsi menurut isotermal
Langmuir ?
Jawab :
Berdasarkan persamaan (x/m = ap/(1+bp) suatu proses adsorpsi dapat dikatan
berlangsung menurut isoterm Langmuir jika menunjukkan garis lurus pada
grafik berdasarkan data yang dijadikan patokan. Garis lurus ini menunjukkan
p/V dialurkan terhadap p.
Berdasarkan kesetimbangan dinamika :
AMMApermukaang )()(
Dengan konstanta laju ka untuk absorpsi, kd untuk desorpsi, Laju perubahan
penutupan permukaan karena adsorpsi sebanding dengan tekanan A sebesar p
dan jumlah tempat kosong N(1- ) dengan N merupakan jumlah tempat total :
)1(pNka
Laju perubahan karena desorpsi sebanding dengan jumlah spesies yang
terabsorpsi, N , maka :
Nkd
Pada keseimbangan, kedua laju itu sama, dan penyelesaian untuk
menghasilkan isoterm Langmuir ;
d
a
p
p
k
k K
K
K dimana
1
5. Jika pada persamaan tersebut diatas, tekanan “p” diganti dengan konsentrasi
zat pada kesetimbangan, apakah persamaan Langmuir juga berlaku pada
percobaan ini ?
Jawab :
Tidak, persamaan Langmuir tidak akan berlaku pada percobaan ini jika nilai p
pada (x/m = ap/(1+bp) digantikan dengan konsentrasi zat, karena konsentrasi
zat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah zat yang
terabsorpsi. Artinya perubahan isotermal adsorpsi akan tidak beraturan dengan
nilai konsentrasi yang berbeda-beda untuk masing-masing zat uji.
top related