LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS AIR - Dinas Lingkungan …

Post on 02-Dec-2021

11 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

2020

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL

12/30/2020

LAPORAN PEMANTAUAN

KUALITAS AIR

GAMBARAN UMUM KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN BANTUL

Menurut Peraturan Gubernur DIY No. 22 tahun 2007 tentang Penetapan Kelas

Air Sungai di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaian besar sungai – sungai

yang mengalir di wilayah Kabupaten Bantul adalah sungai kelas 2 menurut

peruntukannya, kecuali Sungai Code yang ditetapkan sebagai sungai kelas tiga mulai

dari aliran kampung Surokarsan, Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta kearah hilir

sampai Dusun Kembangsongo, Trimulyo, Jetis, Bantul (pertemuan dengan sungai

Opak).

Jika diperbandingkan terhadap Baku Mutu Air di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta sesuai dengan Peraturan Gubernur DIY No. 20 tahun 2008, kualitas air

dari sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Bantul tidak memenuhi syarat

mutu air kelas II untuk Sungai Bedog, Winongo, Gajah Wong, Opak dan Sungai

Code.

Berdasarkan hasil pemantauan di lima sungai dengan jumlah titik pantau

sebanyak enam puluh (60) titik pantau dari empat periode pemantauan Bulan April,

Juni, Oktober dan November. Dari 23 parameter yang diperiksa, menunjukkan bahwa

beberapa parameter telah melebihi baku mutu air kelas II. Parameter – parameter

tersebut meliputi parameter Fisika, Kimia dan Mikrobiologi. Adapun Parameter Fisika

meliputi : Suhu, Residu Terlarut (TDS) dan Residu Tersuspensi (TSS). Parameter Kimia

meliputi : pH, BOD, COD, DO, Total Fosfat, Ammonia, Cadmium, Chrom Heksavalen,

Tembaga, Besi, Timbal, Mangan, Seng, Nitrit, Sulfat, Klorin Bebas, Minyak dan Lemak

dan Detergen. Parameter Mikrobiologi meliputi : Fecal Coliform dan Total Coliform.

HASIL PEMANTAUAN

Metode Sampling

Metode sampling untuk pemantauan kualitas air sungai prioritas adalah

pengambilan sampel air sungai secara langsung menggunakan water sampler di titik

– titik samping yang sudah ditentukan dengan metode grab. Beberapa parameter

(fisik) lapangan langsung diuji di tempat dan selanjutnya untuk parameter kimia dan

biologi, sampel diuji di pihak ketiga Green Lab yang sudah bersertifikat KAN. Periode

pengambilan sampel air sungai adalah empat kali dalam setahun yaitu pada bulan

April, Juni, Oktober dan November. Adapun lokasi 15 titik sampling air sungai prioritas

adalah sebagai berikut :

No Sungai Lokasi Keterangan

1 Bedog Menayu Kidul, Tirtonirmolo, Kasihan Hulu

2 Winongo Sindon, Guwosari, Pajangan Tengah

3 Mangir Kidul, Sendangsari Pajangan Hilir

4 Jomegatan, Tirtonirmolo, Kasihan Hulu

5 Kweni, Panggungharjo, Sewon Tengah

6 Manding, Sabdodadi, Bantul Tengah

7 Gading Lumbung, Donotirto, Kretek Hilir

8 Winongo Kecil Nyemengan, Tirtonirmolo, Kasihan Hulu

9 Code Ngoto, Bangunharjo, Sewon Hulu

10 Kembangsongo, Trimulyo Jetis Hilir

11 Gajah Wong Bodon, Jagalan, Banguntapan Hulu

12 Kanggotan, Wonokromo, Pleret Hilir

13 Opak Klenggotan, Sitimulyo, Piyungan Hulu

14 Kloron, Segoroyoso, Pleret Tengah

15 Putat, Selopamioro, Imogiri Hilir

Hasil Analisa Pemantauan Kualitas Air Sungai

a. Sungai Bedog

1. Total Suspended Solid (TSS)

April Juni Oktober November

HULU 40 16 48 64

TENGAH 32 16 44 62.5

HILIR 34 24 38 50

BML 50 50 50 50

Dari gambar tabel diatas, dapat dilihat konsentrasi hasil pengujian untuk

parameter TDS (Padatan Terlarut) tertinggi di pemantauan di titik Menayu Kidul

pemantauan bulan November sebesar 64 mg/l sedangkan konsentrasi terendah di

titik pantau Menayu Kidul dan Sindon di Bulan Juni. TSS merupakan salah satu

parameter kualitas air sungai yang menunjukkan padatan tersuspensi pada air

sungai.

Kandungan TSS memiliki hubungan yang erat dengan kecerahan perairan.

Keberadaan padatan tersuspensi akan menghalangi penetrasi cahaya yang masuk

ke perairan sehingga hubungan antara TSS dengan kecerahan akan menunjukkan

hubungan yang berbanding terbalik.

1 2 3 4

Series1 40 16 48 64

Series2 32 16 44 62,5

Series3 34 24 38 50

Series4 50 50 50 50

0

10

20

30

40

50

60

70

mg/

l

Periode sampling

TSS

2. Parameter Disolve Oksigen

April Juni Oktober November

HULU 7.6 7.3 7.2 7.3

TENGAH 7.6 7 7.4 9

HILIR 7.8 6.8 7.6 8.1

BML 5 5 5 5

Dari tabel diatas, dapat dilihat DO merupakan salah satu parameter

kualitas air sungai, DO menunjukkan oksigen terlarut pada air sungai. Hasil

pengujian tertinggi terpantau di titik Mangir Kidul di bulan November,

sedangkan terendah di titik Sindon di bulan Juni.

Oksigen terlarut yang dipersyaratkan dalam baku mutu air kelas II

adalah minimal 5 mg/l, semakin tinggi nilai DO semakin baik kualitas air

tersebut. Konsentrasi DO dipengaruhi pencemaran air oleh limbah organik dan

an organik dari pemukiman maupun industri. Selain itu konsentrasi DO juga

dipengaruhi oleh debit air sungai dan kondisi lingkungan lainnya.

3. Parameter Biological Oksigen Demand (BOD)

April Juni Oktober November

HULU 0.8 1.2 1.6 4.1

TENGAH 0.8 1.9 0.8 3.9

HILIR 2.4 1.2 1.6 5.8

BML 3 3 3 3

1 2 3 4

Series1 7,6 7,3 7,2 7,3

Series2 7,6 7 7,4 9

Series3 7,8 6,8 7,6 8,1

Series4 5 5 5 5

0

2

4

6

8

10

mg/

l

Periode Sampling

DO

Series1 Series2 Series3 Series4

Hasil pengujian tertinggi terpantau di titik Mangir Kidul di bulan November dan

pengujian terendah terpantau di titik Menayu Kidul dan Sindon pada bulan April.

BOD merupakan salah satu parameter kualitas air sungai yang menunjukkan

kebutuhan oksigen untuk proses degradasi pencemar organik pada air sungai.

Parameter BOD ini semakin tinggi konsentrasinya menunjukkan bahwa air

sungai tersebut tercemar limbah organik.

4. Parameter Chemical Oksigen Demand (COD)

April Juni Oktober November

HULU 7.8 7.8 23.9 18.6

TENGAH 4.6 7.8 14.2 14.6

HILIR 14.2 4.6 20.6 30.2

BML 25 25 25 25

1 2 3 4

Series1 0,8 1,2 1,6 4,1

Series2 0,8 1,9 0,8 3,9

Series3 2,4 1,2 1,6 5,8

Series4 3 3 3 3

01234567

mg/

l

Periode Sampling

BOD

Series1 Series2 Series3 Series4

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa konsentrasi hasil pengujian masih

memenuhi BML, hanya satu titik yang diatas Baku Mutu Lingkungan yaitu di titik

Mangir Kidul di bulan November.

COD merupakan oksigen (mg O2) yang diperlukan untuk mengoksidasi

senyawa organik secara kimawi, yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik

dalam 1 liter air dengan menggunakan oksidator kalium dikromat selama 2 jam

pada suhu 150°C. Akibat dari konsntrasi COD yang tinggi dalam badan air

menunjukkan bahwa adanya bahan pencemar organik dalam jumlah tinggi jumlah

mikroorganisme baik secara patogen dan tidak patogen yang dapat menimbulkan

berbagai macam penyakit untuk manusia. Konsentrasi COD yang tinggi dapat

menimbulkan dan menyebabkan kandungan oksigen terlarut didalam badan air

menjadi rendah, bahkan habis. Faktor ini dapat mengakibatkan oksigen sebagai

sember kehidupan bagi makhluk yang berada didalam air seperti hewan dan

tumbuhan air, tidak dapat terpenuhi sehingga makhluk air tersebut bisa terancam

mati dan tidak dapat berkembang biak dengan baik

1 2 3 4

Series1 7,8 7,8 23,9 18,6

Series2 4,6 7,8 14,2 14,6

Series3 14,2 4,6 20,6 30,2

Series4 25 25 25 25

05

101520253035

mg/

l

Periode Sampling

COD

Series1 Series2 Series3 Series4

5. Parameter Fosfat

April Juni Oktober November

HULU 0.12 0.1 0.12 0.29

TENGAH 0.16 0.12 0.07 0.27

HILIR 0.17 0.09 0.09 0.25

BML 0.2 0.2 0.2 0.2

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa konsentrasi hasil pengujian

Fosfat sedikit diatas baku mutu lingkungan pada semua titik di bulan

November.

Keberadaan fosfat yang berlebihan pada badan air dapat menyebabkan

kondisi penyuburan unsur hara perairan (eutrofikasi). Kondisi eutrofik perairan

dapat memicu terjadinya fenomena blooming algae (ledakan populasi

fitoplankton), yaitu pada kondisi perairan yang tenang dan tidak mengalir

seperti di danau, kolam, dan laut.

6. Fecal Coli dan Total Coliform

Untuk parameter Fecal Coli dan Total Coliform, hasilnya tidak ada yang

memenuhi Baku Mutu Lingkungan. BML untuk Fecal Coli adalah 1000 jml/100ml

dan BML untuk Total Coliform adalah 5000 jml/100ml.

1 2 3 4

Series1 0,12 0,1 0,12 0,29

Series2 0,16 0,12 0,07 0,27

Series3 0,17 0,09 0,09 0,25

Series4 0,2 0,2 0,2 0,2

00,05

0,10,15

0,20,25

0,30,35

mg/

l

Periode Sampling

Fosfat

Series1 Series2 Series3 Series4

b. Sungai Winongo

1. Total Suspended Solid (TSS)

Hulu Tengah Tengah Hilir Hulu

April 28 32 28 26 34

Juni 30 44 16 26 16

Oktober 40 43 33 41 36

November 147 62 63 65 73

BML 50 50 50 50 50

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil pengujian tertinggi terpantau di

titik Kweni di bulan November, dan terendah terpantau di titik Manding dan

Nyemengan di bulan Juni. Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa pada

bulan November, semua titik pantau hasilnya diatas Baku Mutu yaitu 50

mg/l, hal ini bisa disebabkan pada bulan ini intensitas curah hujan tinggi

sehingga mengakibatkan banyaknya lumpur/keruh.

2. Parameter Disolve Oksigen

Hulu Tengah Tengah Hilir Hulu

April 7.6 7.6 7.2 7.2 7.6

Juni 7 6.8 7.4 7.2 7.4

Oktober 7.4 7.6 7.2 7.2 7.4

November 8.6 8.7 8.7 8.7 6.8

BML 5 5 5 5 5

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai DO di Sungai Winongo diatas Baku Mutu

Lingkungan. Oksigen terlarut yang dipersyaratkan dalam baku mutu air

kelas II adalah minimal 5 mg/l, semakin tinggi nilai DO semakin baik

kualitas air tersebut. Ini menandakan bahwa parameter DO di sungai

Winongo masih bagus.

3. Parameter BOD (Biological Oksigen Demand)

Hulu Tengah Tengah Hilir Hulu

April 1.6 1.1 1 0.5 1.4

Juni 1.2 2.7 1.9 1.2 1.2

Oktober 0.8 1.6 1 0.8 0.8

November 3.9 5.8 3.9 5.8 3.9

BML 3 3 3 3 3

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi BOD ada di titik pantau

Jomegatan dan Gading Lumbung di Bulan November, dan titik terendah

ada di titik pantau Manding di bulan April dan Oktober.

BOD merupakan salah satu parameter kualitas air sungai yang

menunjukkan kebutuhan oksigen untuk proses degradasi pencemar organik

pada air sungai. Parameter BOD ini semakin tinggi konsentrasinya

menunjukkan bahwa air sungai tersebut tercemar limbah organik. Dapat

ditarik kesimpulan, di bulan November terjadi pencemaran limbah organik

lebih tinggi dibandingkan dengan bulan – bulan sebelumnya.

4. Parameter Chemical Oksigen Demand (COD)

Hulu Tengah Tengah Hilir Hulu

April 7.8 11 14.2 20.6 17.4

Juni 4.6 14.2 11 7.8 4.6

Oktober 7.8 14.2 11 4.6 4.6

November 12.8 17.4 4.6 27.1 7.8

BML 25 25 25 25 25

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi ada di titik pantau Gading

Lumbung di bulan November dan terendah ada di titik pantau Jomegatan

dan Manding di bulan April, Juni dan Oktober. Hal ini menunjukkan hasil

yang fluktuatif di tiap bulan, akan tetapi terdapat sedikit kenaikan di titik

pantau Gading Lumbung di bulan November.

COD merupakan salah satu parameter kualitas air sungai yang

menunjukkan kebutuhan oksigen kimiawi, jika konsentrasinya semakin

tinggi dari Baku Mutu Lingkungan sebesar 25 mg/l menunjukkan air sungai

tersebut tercemar limbah organik dan anorganik.

5. Parameter Posfat

Hulu Tengah Tengah Hilir Hulu

April 0.16 0.13 0.17 0.19 0.15

Juni 0.1 0.12 0.14 0.07 0.11

Oktober 0.11 0.11 0.11 0.12 0.13

November 0.07 0.29 0.17 0.11 0.25

BML 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi terdapat di titik

pantau Jomegatan di bulan November dan terendah ada di titik pantau

Kweni di bulan November dan Gading Lumbung di bulan Juni.

Nilai konsentrasi fosfat di Sungai Winongo cenderung di bawah Baku Mutu

Lingkungan, hanya beberapa titik yang melebihi BML.

6. Parameter Fecal Coli dan Total Coliform

Untuk parameter Fecal Coli dan Total Coliform di sungai Winongo, hasilnya

tidak ada yang memenuhi Baku Mutu Lingkungan. BML untuk Fecal Coli

adalah 1000 jml/100ml dan BML untuk Total Coliform adalah 5000

jml/100ml.

c. Sungai Gajah Wong

1. Total Suspended Solid (TSS)

TSS DO BOD COD Posfat

Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir

April 34 36 7.6 7.2 1.3 0.5 4.6 14.2 0.19 0.19

Juni 14 16 7 6.8 1.2 1.9 4.6 7.8 0.1 0.13

Oktober 39 33 7.6 7.6 0.8 1.6 20.6 17.4 0.17 0.15

November 85 67 8.7 6.1 21.3 3.9 72 4.6 0.24 0.31

BML 50 50 5 5 3 3 25 25 0.2 0.2

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik pantau Bodon

Bulan November, sedangkan nilai terendah di titk pantau Bodon pada bulan

Juni. Tingginya parameter TSS di bulan November dikarenakan intensitas

curah hujan yang tinggi menyebabkan sungai keruh oleh lumpur.

2. Parameter Disolve Oksigen

Dari tabel diatas, untuk parameter DO, semua titik pantau berada diatas 5

mg/l, artinya Oksigen terlarut di sungai Winongo masih bagus, semakin

tinggi nilai DO semakin baik kualitas air tersebut.

3. Parameter Biological Oksigen Demand

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik pantau Bodon di

bulan November dan terendah di titik pantau Bodon bulan Oktober. Pada

bulan November, terjadi lonjakan yang cukup tajam untuk parameter BOD,

ini semakin tinggi konsentrasinya menunjukkan bahwa air sungai tersebut

tercemar limbah organik.

4. Parameter Chemical Oksigen Demand

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik pantau Bodon

bulan November dan terendah di titik pantau Bodon bulan Juni. Pada bulan

November, kadar COD jauh melebihi Nilai Baku Mutu yaitu 25 mg/l.

5. Parameter Posfat

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik pantau

Kanggotan di bulan November dan terendah di titik pantau Bodon di bulan

Juni. Tingginya nilai Posfat akan menyebabkan kondisi penyuburan unsur

hara perairan (eutrofikasi).

6. Parameter Fecal Coli dan Total Coliform.

Untuk parameter Mikrobiologi, semuanya melebihi nilai Baku Mutu, hasilnya

tidak ada yang memenuhi Baku Mutu Lingkungan. BML untuk Fecal Coli

adalah 1000 jml/100ml dan BML untuk Total Coliform adalah 5000

jml/100ml.

d. Sungai Code

TSS DO BOD COD Posfat

Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir

April 38 32 7 7.6 1.3 1.1 17.4 14.2 0.15 0.16

Juni 12 14 7 7.2 1.2 1.9 4.6 7.8 0.1 0.13

Oktober 34 37 7.4 7.6 0.8 1.2 7.8 4.6 0.16 0.13

November 68 54 10.7 63.1 9.7 0.3 8.3 1.4 0.25 0.19

BML 50 50 5 5 3 3 25 25 0.2 0.2

1. Parameter Total Suspended Solid (TSS)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik pantau Ngoto

pada bulan November, sedangkan titik terendah di titik pantau Ngoto pada

bulan Juni. Tingginya TSS di sungai Code dikarenakan intensitas curah

hujan tinggi, sehingga mengakibatkan sungai keruh.

2. Parameter Disolve Oksigen (DO)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik Kembangsongo

di bulan November, dan titik terendah di titik Ngoto di bulan April dan Juni.

Ini mengindikasikan bahwa kandungan Oksigen di sungai Code masih

bagus, karena semua titik pantau melebihi Nilai Ambang Batas yaitu

minimal 5 mg/l.

3. Parameter Biological Oksigen Demand (BOD)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik Ngoto di bulan

November, sedangkan nilai terendah di titik Kembangsongo bulan

November. BOD (Biological Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen

yang diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan zat organik dalam kondisi

aerobic. Selama pemantauan terjadi satu kali lonjakan pada bulan

November di Ngoto, selebihnya nilai BOD masih dibawah Baku Mutu.

4. Chemical Oksigen Demand (COD)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik Ngoto di bulan

April sedangkan titik terendah di Kembangsongo bulan November. Dari

pengamatan uji sampel, semua titik pantau dibawah Baku Mutu Lingkungan

sebesar 25 mg/l.

5. Parameter Posfat

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik Ngoto bulan

November sedangkan titik terendah ada di titik pantau Ngoto bulan Juni.

Perairan dikatakan eutrofikasi jika konsentrasi total fosfat berada dalam

rentang konsentrasi 35-100 µg/L. Dari pengamatan hasil uji sampel ada

satu titik pantau yang melebihi Nilai Ambang Batas, akan tetapi tidak

sampai mengakibatkan eutrofikasi (batas maksimal 0.25mg/l)

6. Parameter Total Coliform dan Fecal Coli

Untuk parameter Total colifor dan Fecal Coli semua titik pantau telah

melebihi Nilai Baku Mutu. hasilnya tidak ada yang memenuhi Baku Mutu

Lingkungan. BML untuk Fecal Coli adalah 1000 jml/100ml dan BML untuk

Total Coliform adalah 5000 jml/100ml.

e. Sungai Opak

TSS DO BOD COD Posfat

Hulu Tengah Hilir Hulu Tengah Hilir Hulu Tengah Hilir Hulu Tengah Hilir Hulu Tengah Hilir

April 30 20 44 7.6 7.6 7.6 2.5 2.2 0.6 23.9 11 20.6 0.18 0.18 0.17

Juni 10 14 12 7 7.2 7 0.4 1.9 1.2 1.4 4.6 1.4 0.18 0.18 0.16

Okt 36 42 39 7.6 7.6 7.6 1.6 1.6 0.8 11 14.2 11 0.17 0.17 0.13

Nov 72 67 7.6 8.4 8.5 8.7 3.8 0.3 3.9 15.8 1.4 4.6 0.26 0.26 0.3

BML 50 50 50 5 5 5 3 3 3 25 25 25 0.2 0.2 0.2

1. Parameter Total Suspended Solid (TSS)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik Klenggotan bulan

November, sedangkan titik terendah di titik Klenggotan bulan Juni. Hasil

Uji parameter TSS, terdapat 2 kali pemantauan yang melebihi Baku Mutu,

hal ini dikarenakan tingginya intensitas hujan sehingga aliran sungai

menjadi keruh.

2. Parameter Disolve Oksigen (DO)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik Putat pada bulan

November sedangkan nilai terendah di titik Putat dan Klengotan pada bulan

Juni. Dari semua titik pengujian semua hasilnya diatas 5 mg/l, ini

mengindikasikan bahwa Sungai Opak konsentrasi Oksigen masih tergolong

bagus.

3. Parameter Biological Oksigen Demand (BOD)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik pantau Putat di

bulan November, sedangkan nilai terendah di titik pantau Kloron di bulan

November. BOD merupakan salah satu parameter kualitas air sungai yang

menunjukkan kebutuhan oksigen untuk proses degradasi pencemar organik

pada air sungai. Parameter BOD ini semakin tinggi konsentrasinya

menunjukkan bahwa air sungai tersebut tercemar limbah organik.

4. Parameter Chemical Oksigen Demand (COD)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik pantau

Klenggotan bulan April dan terendah di titik pantau Kloron bulan November.

Konsentrasi COD yang tinggi dapat menimbulkan dan menyebabkan

kandungan oksigen terlarut didalam badan air menjadi rendah, bahkan

habis. Dari hasil uji diatas tidak ada titik pantau yang melebihi Baku Mutu

yaitu 25 mg/l.

5. Parameter Posfat

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi di titik pantau

Klenggotan dan Kloron di bulan November, sedangkan nilai terendah di titik

pantau Putat di bulan November. Nilai tertinggi adalah 0.26 mg/l, nilai ini

melebihi Baku Mutu tetapi tidak sampai mengakibatkan eutrofikasi, yaitu

fenomena blooming algae (ledakan populasi fitoplankton), pada kondisi

perairan yang tenang dan tidak mengalir seperti di danau, kolam, dan laut.

6. Parameter Parameter Total Coliform dan Fecal Coli

Untuk parameter Total colifor dan Fecal Coli semua titik pantau telah

melebihi Nilai Baku Mutu. hasilnya tidak ada yang memenuhi Baku Mutu

Lingkungan. BML untuk Fecal Coli adalah 1000 jml/100ml dan BML untuk

Total Coliform adalah 5000 jml/100ml.

CAPAIAN IKLH 2014 s/d 2020 KABUPATEN BANTUL

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Target RPJMD 2020

% Capaian

IKU 72.44 82.98 87.76 82.31 85.66 90.90 85.18 80.00 106.48

IKA 16.67 30.69 34.00 32.67 34.67 39.63 51.80 50.00 103.60

IKTL 24.29 24.29 27.50 27.51 43.15 53.09 54.82 52.93 103.58

IKLH 36.449 32.86 47.53 45.50 53.36 60.40 63.02 63.00 100.04

IKLH = (30% x IKA) + (30% x IKU) + (40% x IKTL)

Dari Perhitungan Capaian IKLH Bantul tahun 2020 dihasilkan nilai 63,02 capaian ini

diatas dari target RPJMD tahun 2020 yaitu 63,00 dan masuk kategori Sedang.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

top related