Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin ...web.rshs.or.id/public_html/wp-content/uploads/2018/04/Lakip_RSUP... · Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin
Post on 10-Mar-2019
298 Views
Preview:
Transcript
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
i
LAPORAN AKUNTABILITAS
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2017
DISIAPKAN/DIBUAT OLEH DIREKSI :
1. dr. R. Nina Susana Dewi, SpPK(K)., M.Kes., MMRS ……… Direktur Utama 2. Dr. Nucki Nursjamsi Hidajat, dr.,SpOT(K)., M.Kes., FICS. ……… Direktur Medik dan Keperawatan 3. Yana Akhmad Supriatna, dr., SpPD-KP. ……… Direktur Umum dan Operasional 4. Rudi Kurniadi Kadarsah, dr., Sp.An, MM., M.Kes. ……… Direktur SDM dan Pendidikan 5. Drs. Maskur, MM. ……… Direktur Keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
i
KATA PENGANTAR
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan rumah sakit milik
Kementerian Kesehatan. Sejak diresmikan pada tahun 1923, RSHS telah
berkembang menjadi rumah sakit besar di Jawa Barat yang dicanangkan sebagai
Rumah Sakit Rujukan Nasional dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan institusi pendidikan tenaga
kesehatan lainnya.
Sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2005 dan berdasarkan SK Menkes RI No.
861/Menkes/VI/2005, RSHS telah berubah status dari Perusahaan Jawatan
(Perjan) menjadi institusi yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PPK-BLU).
Tahun 2017, bagi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan tahun
kedua melaksanakan program dan kegiatannya mengacu pada Rencana
Strategis Bisnis Bisnis (RSB) RSHS 2015-2019.
Laporan ini menggambarkan pencapaian kinerja RSHS mengacu pada
Penetapan Kinerja RSHS Tahun 2016 sebagai penjabaran dari RSB tersebut,
dan pelaporannya mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi RI No 53 tahun 2014.
Diharapkan laporan ini dapat menjadi bahan penilaian bagi Kementerian
Kesehatan mengenai pencapaian kinerja RSHS dan umpan balik bagi unit-unit
terkait di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menunjukkan
komitmennya dalam rangka mewujudkan visi RSHS.
Bandung, 29 Januari 2018 Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung,
dr. R. Nina Susana Dewi, SpPK(K)., M.Kes., MMRS NIP. 196212031988032001
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan informasi rencana
kinerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun 2017. Rencana
kinerja tahun 2017 dan penetapan kinerja 2017 merupakan kinerja yang ingin
dicapai selama tahun 2017 yang mengacu pada tugas pokok dan fungsi serta
Rencana Strategis Bisnis (RSB) RSUP Dr. Hasan Sadikin 2015–2019.
Laporan akuntabilitas kinerja memiliki dua fungsi utama, kesatu, merupakan
sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja RSUP Dr. Hasan
Sadikin kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dan seluruh pemangku
kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung. Kedua,
merupakan sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara
berkelanjutan.
Secara keseluruhan Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin mendekati target yang
telah ditetapkan dalam Penetapan kinerja tahun 2017, hal ini dapat diketahui
dari:
Peningkatan indikator kesehatan Jawa Barat melalui Angka Kematian Ibu (AKI)
Maternal Mortality Ratio (MMR) mencapai 849/100.000 dari target yang
ditetapkan sebesar 670/100.000. Angka Kematian Neonatal mencapai 78,75‰
dari target yang ditetapkan sebesar 73‰. Capaian Prevalensi kanker serviks
sebesar 0,007% dari target yang ditetapkan sebesar 0,003%.
Peningkatan RSHS sebagai pilihan utama masyarakat melalui Preferensi
masyarakat sebesar mencapai 99,4% dari target 70%. Akreditasi RS mencapai
100% dari target yang ditetapkan 100%. Capaian tingkat kepuasan pasien
sebesar 73,84% dari target sebesar 75%. Peningkatan kepuasan peserta didik
mencapai 79,6% dari target sebesar 78%.
Pencapaian layanan unggulan melalui persentase keberhasilan penanganan
kasus severity level 2 dan 3 pada layanan unggulan mencapai 90,12% dari
target sebesar 90%. NDR rumah sakit mencapai 46,10‰ dari target 45‰.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
iii
Pencapaian Penyempurnaan sistem rujukan dalam jejaring kesehatan melalui
% kasus rujukan yang tepat mencapai 50% dari target sebesar 55%.
Kemitraan strategis (ABGCM) melalui Jumlah KSO alat medik > Rp 3 M
mencapai 6 KSO dari target sebesar 5 KSO. Jumlah PPK (panduan praktek
klinik) yang diimplementasikan di faskes jejaring mencapai 6 buah dari target
sebesar 5 buah.
Integrasi layanan, pendidikan dan penelitian melalui persentase Kepatuhan
Clinical Pathway yang Sejalan Kurikulum Pendidikan mencapai 87,90% dari
target sebesar 70%.
Pencapaian penyempurnaan keorganisasian AHC RSHS-PMN RSMC-FKUP
melalui Jumlah SPO bersama RSHS-FKUP yang diimplementasikan mencapai
6 dokumen dari target sebesar 5 dokuemn.
Pencapaian pengarus-utamaan riset pusat studi untuk kesehatan masyarakat
melalui Jumlah Publikasi Riset mencapai 184 buah dari target sebanyak 165
buah.
Pencapaian sarana prasarana yang andal melalui Tingkat keandalan sarpras
(Overall Equipment Effectiveness/ OEE) mencapai 92,97% dari target sebesar
78%.
Pencapaian pemberdayaan SDM unggul melalui persentase kasus ditangani
DPJP mencapai 89,04% dari target sebesar 100%.
Pencapaian Kemandirian finansial melalui POBO (Rasio Pendapatan PNBP
terhadap Biaya Operasional) mencapai 71,85% dari target sebesar 75%.
Pencapaian keuangan yang akuntabel, transparan dan cost-effective melalui
hasil audit keuangan masih dalam proses dari target WTP.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
iv
DAFTAR ISI
Hal Lembar Pengesahan........................................................................................................ i
Kata Pengantar................................................................................................................. ii
Ikhtisar Eksekutif............................................................................................................. iii
Daftar Isi............................................................................................................................ v
Daftar Tabel ..................................................................................................................... Daftar Gambar.................................................................................................................. Daftar Grafik…..................................................................................................................
viii ix x
BAB I
:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. ................................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan. ......................................................................... 2
C.Tugas Pokok dan Fungsi.................................................................... 2
D. Sistematika Penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja...................... 13
BAB II : RENCANA KERJA TAHUNAN DAN PENETAPAN KINERJA 16
A.Rencana Kerja Tahunan (RKT).......................................................... 16
B.Perjanjian Kinerja.............................................................................. 19
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA 22
A. Pengukuran dan Analisis Pencapaian Kinerja 22
1. Terwujudnya peningkatan indikator kesehatan Jawa Barat a. Angka Kematian Ibu (AKI ) …….. ....................................... b. Angka Kematian Neonatal ................................................... c. Prevalensi Kanker serviks ....................................................
24 26 28
2. Terwujudnya RSHS-RSMC-FKUP sebagai pilihan utama masyarakat a. Preferensi Masyarakat......................................................... b. Akreditasi RS ...................................................................... c. Tingkat Kepuasan Pasien ................................................... d. Tingkat Kepuasan Peserta Didik..........................................
30 31 39 51
3. Terwujudnya layanan unggulan………………....……………….. - % keberhasilan penanganan kasus tersier pada layanan
unggulan .............................................................................. - NDR Rumah Sakit ...............................................................
54 56
4. Terwujudnya penyempurnaan sistem rujukan dalam jejaring kesehatan - % Kasus rujukan yang tepat.................................................
58 5. Terwujudnya kemitraan strategis (ABGCM)
- Jumlah KSO alat medik > Rp 3 M.......................................
59 6. Terwujudnya integrasi layanan, pendidikan dan penelitian
a. Jumlah PPK (Panduan Praktek Klinik) yang diimplementasikan di faskes jejaring .................................
b. % Kepatuhan Clinical Pathway yang Sejalan Kurikulum Pendidikan..........................................................................
64
64 7. Terwujudnya pengarus-utamaan riset pusat studi untuk
kesehatan masyarakat - Jumlah Publikasi Riset .........................................................
73 8. Terwujudnya sarana prasarana yang andal
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
v
- Tingkat keandalan sarpras .................................................. - % Kasus ditangani DPJP ....................................................
75 83
9. Terwujudnya kemandirian finansial - POBO (Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya
Operasional) ........................................................................
84 10. Terwujudnya keuangan yang akuntabel, transparan dan cost-
effective - Hasil Audit Keuangan ...........................................................
85
B. Sumberdaya
1. Sumber Daya Manusia ...........................................................
89 2. Sumber Daya Sarana Pra sarana............................................ 91
3. Sumber Daya Anggaran dan Realisasi.................................... 94
C. Efisiensi Sumber Daya ..................................................................
95
BAB IV : KESIMPULAN ..................................................................................... 96
Lampiran :
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sasaran Strategis Indikator dan Target Kinerja ............................................. 19
Tabel 3.1 Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) Maternal Mortalitiy Ratio (MMR) ……… 24
Tabel 3.2 Capaian Angka Kematian Neonatal …………………………………………… 27
Tabel 3.3 Kematian Neonatal di RSHS Januari – Desember Tahun 2017 …………… 27
Tabel 3.4 Capaian Prevalensi Kanker Serviks …………………………………………… 28
Tabel 3.5 Jumlah Pasien Kanker Serviks yang Dirawat di RSHS Tahun 2017 ………. 30
Tabel 3.6 Capaian Preferensi Masyarakat ……………………………………………….. 31
Tabel 3.7 Capaian Akreditasi Rumah Sakit ………………………………………………. 31
Tabel 3.8 Target dan Realisasi Akreditasi Rumah Sakit oleh KARS Tahun 2017……. 33
Tabel 3.9 Capaian Tinkgat Kepuasan Pasien ……………………………………………. 39
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Nilai IKM Semester 2 Tahun 2017 ……………………….. 41
Tabel 3.11 Inventaris Alat Pemanggil Pasien di Poliklnik IRJ Tahun 2017 ..................... 45
Tabel 3.12 Rencana perbaikan Instalasi Rawat Inap ..................................................... 46
Tabel 3.13 Standar Kebersihan .................................….................................................. 48
Tabel 3.14 Capaian Tingkat Kepuasan Peserta Didik ..................................................... 51
Tabel 3.15 Rencana Kegiatan Peningkatan Penyampaian Materi .................................. 53
Tabel 3.16 Capaian % Keberhasilan Penangann Kasus Severity level 2 dan 3 pada
Layanan Unggulan ...............................………………………………………..
54
Tabel 3.17 Persentase Keberhasilan Penanganan Kasus Severity Level 2 dan 3 pada
Layanan unggulan Tahun 2017...................................................................…
55
Tabel 3.18 Capaian NDR Rumah Sakit ........................................................................... 57
Tabel 3.19 Capaian Presentase Kasus Rujukan Yang Tepat ......................................... 58
Tabel 3.20 Capaian Jumlah KSO Alat medik > 3 M ........................................................ 60
Tabel 3.21 PKS Tahun 2017 > 3 M ................................................................................. 60
Tabel 3.22 Capaian Jumlah PPK (Panduan Praktek Klinik) yang diimplementasikan
Faskes Jejaring ...................................................................................…........
64
Tabel 3.23 Capaian Presentase Kepatuhan Clinical Pathway ......................................… 65
Tabel 3.24 Clinical Pathway yang diimplementasikan dalam Rekam Medik dan
Dievaluasi Tahun 2017 ................................................................................…
66
Tabel 3.25 Capaian Jumlah SPO Bersama RSHS – FKUP yang diimplementasikan ..... 70
Tabel 3.26 Capaian Jumlah Publikasi Riset .................................................................... 73
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
vii
Tabel 3.27 Rencana Solusi Masalah Publikasi Jurnal Penelitian .................................... 74
Tabel 3.28 Capaian tingkat Keandalan Sarpras .............................................................. 76
Tabel 3.29 Data Hasil Pengukuran Tingkat Keandalan Sarpras Peralatan Kesehatan
Dasar RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung .....................................................
76
Tabel 3.30 Indikator Mutu Kemampuan Kerja Cobalt ...................................................... 79
Tabel 3.31 Indikator Mutu Kemampuan Kerja Linac .........................................…........... 79
Tabel 3.32 Indikator Mutu Kemampuan Kerja Radiografi ................................................ 80
Tabel 3.33 Indikator Mutu Kemampuan Kerja Vries Cope ............................................... 80
Tabel 3.34 Indikator Mutu Kemampuan Kerja Cobalt ...................................................... 81
Tabel 3.35 Capaian Presentase Kasus Ditangani DPJP ................................................. 83
Tabel 3.36 Capaian POBO .............................................................................................. 84
Tabel 3.37 Capaian Hasil Audit Keuangan ...................................................................... 84
Tabel 3.38 Upaya RSHS Untuk Meraih WTP .................................................................. 85
Tabel 3.39 Komposisi SDM berdasarkan Status Kepegawaian Keadaan Desember
2017…………………………………………………………………………………
89
Tabel 3.40 Komposisi SDM Berdasarkan Jenis Tenaga Desember 2017 ...................... 89
Tabel 3.41 Komposisi SDM Berdasarkan Jenjang Pendikan yang telah disesuaikan .... 89
Tabel 3.42 Komposisi SDM berdasarkan jenis Jabatan ..............................................… 90
Tabel 3.43 Posisi Barang Milik Negara (BMN) RSHS Triwulan per 31 Desember Tahun
2017 ………………………………………………………………………………..
91
Tabel 3.44 Sumber Daya Anggaran dan Realisasi ......................................................... 94
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Training in Electronic Medical Record..................................................... 34
Gambar 3.2 Survey Simulasi Internal Akreditasi KARS (13-16 Maret 2017) .............. 35
Gambar 3.3 Sixth Edition Hospital Akreditation Standars Update and Tracer
Training Program RSUP Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung (17-21
April 2017) ……………………………………………………………………
36
Gambar 3.4 Survey Simulasi Akreditasi KARS (2-5 Mei 2017) ................................. 37
Gambar 3.5 Survey Ulang Akreditasi KARS 12 -15 Juni 2017 ...............................… 38
Gambar 3.6 Alur Anak Pasien Hematologi ................................................................ 42
Gambar 3.7
Gambar 3.8
Alur Pasien Klinik Geriatri ......................................................................
Fishbone Masalah Pengisian dan Pengembalian Kuesioner ................
43
52
Gambar 3.9 Penandatanganan PKS ......................................................................... 61
Gambar 3.10 Penandantangan PKS ........................................................................... 62
Gambar 3.11 Penandatanganan PKS ......................................................................... 63
Gambar 3.12 Fishbone Publikasi Jurnal Penelitian ..................................................... 74
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik. 3.1 Kematian Ibu Januari – Desember 2017 ……………………………………… 25
Grafik. 3.2 Prevalensi Kanker Serviks ……………………………………………………… 29
Grafik 3.3 Pengambilan Alat Transfusi Pasien Klinik Hematologi ................................. 42
Grafik. 3.4 Kecepatan Pengambilan Obat Pasien Lansia di Loket F Depo Farmasi IRJ
…………………………………………………………………………………
44
Grafik. 3.5 Net Death Rate (NDR) Januari – Desember 2017 ....................................... 57
Grafik. 3.6 % Kasus Rujukan yang Tepat Januari – Desember Tahun 2017 ................ 59
Grafik 3.7 Kepatuhan Clinical Pathway Respiratory Distress Syndrome Bulan Januari
– Desember 2017 .................................................................………
67
Grafik 3.8 Kepatuhan Clinical Pathway DM Type 2 Uncontrolled Bulan Januari –
Desember 2017 …………………………………………………………………..
68
Grafik 3.9 Kepatuhan Clinical Pathway Struma Tiroid Toksik Tahun 2017 ................... 68
Grafik 3.10 Kepatuhan Clinical Pathway Karsinoma Servix Stadium Dini (Stadium I-IIA)
Disertai Anemia Tahun 2017 ........................................................................
69
Grafik 3.11 Kepatuhan Clinical Pathway Stroke Perdarahan Intera Serebral Tahun
2017 ……………………………………………………………………………….
69
Grafik 3.12 Pengukuran Tingkat Keandalan Sarana dan Prasarana Peralatan
Kesehatan Dasar ..............................................................................…........
77
Grafik 3.13 Pengukuran Tingkat Keandalan Sarana dan Prasarana Peralatan
Kesehatan Dasar .........................................................................................
77
Grafik 3.14 Indikator Mutu Kemampuan Kerja Kamera Gamma Periode Januari –
Desember 2017 ................................................................….........................
78
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata pengelolaan/pemerintahan yang baik (good governance) merupakan
harapan semua pihak. Upaya untuk mewujudkan good governance tersebut
telah dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan, antara lain:
1. TAP MPR Nomor XI Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari KKN ;
2. UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari KKN;
3. Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP);
4. Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
dan
5. PermenPAN dan RB No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Tapja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
6. Permen PAN dan RB No. 35 Tahun 2011 tentang Juklak Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
7. Keputusan Direktur Jenderal BUK No.HK.02.02.04/1568/12 tanggal 28
Agustus 2012
8. Perpres Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara
Republik Indonesia.
9. PermenPAN dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Peraturan tersebut di atas menginsyaratkan bahwa setiap instansi pemerintah
diwajibkan mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) dengan tujuan mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya
pemerintahan yang baik dan terpercaya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
2
SAKIP pada dasarnya merupakan sistem manajemen berorientasi pada hasil
yang merupakan salah satu instrumen untuk mewujudkan instansi pemerintah
yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, dan responsif
terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya. Terwujudnya transparansi
instansi pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan nasional serta terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah. Dengan menerapkan SAKIP tersebut setiap instansi pemerintah
diharuskan membuat Rencana Strategis (Strategic Plan), Rencana Kinerja
(Performance Plan), Penetapan Kinerja (Performance Agreement) serta
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Performance Accountbility Report).
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (LAKIP
RSHS) Tahun 2016 disusun sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam kurun waktu tahun 2017.
B. Maksud dan Tujuan
LAKIP RSHS Tahun 2017 disusun dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan misi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam penetapan
Kinerja RSHS Tahun 2017 dan juga sebagai umpan balik untuk memicu
perbaikan kinerja RSHS di tahun yang akan datang.
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1673/MENKES/PER /XII/2005
tanggal 27 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, RSHS merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. RSHS
dipimpin oleh seorang Kepala yang disebut Direktur Utama.
RSHS dikategorikan sebagai Rumah Sakit Kelas A dan berfungsi sebagai
Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Puncak untuk Provinsi Jawa Barat. RSHS
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
3
juga berfungsi sebagai Pusat Unggulan Nasional (National Center of Excellence)
dalam bidang Kedokteran Nuklir dan ditetapkan sebagai satu-satunya
penyelenggara Pendidikan Spesialis Kedokteran Nuklir di Indonesia.
1. Tugas Pokok
RSHS mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan
berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
serta melaksanakan upaya rujukan, pendidikan dan penelitian serta upaya
lainnya sesuai kebutuhan.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas RSHS menyelenggarakan
fungsi:
a. Pelayanan Medik dan Penunjang Medik.
b. Pelayanan Keperawatan dan Asuhan Keperawatan.
c. Pelayanan Rujukan.
d. Pelayanan Umum dan Operasional Penunjang Non Medik.
e. Pengelolaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit.
f. Pelayanan Administrasi dan Keuangan.
g. Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Kesehatan serta Pengembangan
Sumber Daya Manusia
h. Penelitian dan Pengembangan
3. Struktur Organisasi
Secara garis besar berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
(Permenkes) No. 1673/MENKES/PER/XII/2005, RSHS dipimpin oleh
seorang kepala yang disebut Direktur Utama yang membawahi struktur-
struktur sbb :
a. Direktorat Medik dan Keperawatan
b. Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan
c. Direktorat Keuangan
d. Direktorat Umum dan Operasional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
4
e. Unit-unit Non Struktural
Selain itu, di RSHS terdapat pula komiteyang memberikan pertimbangan
strategis kepada Direktur Utama dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit yaitu :
a. Komite Medik
b. Komite Etik dan Hukum
c. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
d. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
e. Komite Etik dan Penelitian
f. Komite Keperawatan
Dalam melaksanakan tugasnya terutama yang berkaitan dengan
pengawasan pelaksanaan tugas-tugas rumah sakit, Direktur Utama dibantu
oleh Ketua Satuan Pemeriksa Intern (SPI).
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai rumah sakit milik Kementerian
Kesehatan RI merupakan puncak rujukan untuk propinsi Jawa Barat dan
merupakan Rumah Sakit Kelas A. RSHS memiliki kemampuan untuk
memberikan pelayanan medis spesialistik dan subspesialistik luas.
Pelayanan spesialistik yang diberikan terdiri dari 21 pelayanan spesialistik
dan 133 pelayanan subspesialistik. Pelayanan medik spesialistik tersebut
adalah:
1. SMF Ilmu Penyakit Dalam/Department of Internal Medicine
2. SMF Ilmu Kesehatan Anak/Department of Child Health
3. SMF Obstetri dan Ginekologi/Department of Obstetrics and Gynecology
4. SMF Neurologi/Department of Neurology
5. SMF Ilmu Bedah/Department of Surgery
6. SMF Bedah Mulut dan Maksilofasial/Oral and Maxillofacial Department
7. SMF Orthopaedi dan Traumatologi/Department of Orthopaedics and
Traumatology
8. SMF Ilmu Bedah Saraf/Department of Neurosurgery
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
5
9. SMF Urologi/Department of Urology
10. SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif/Department of Anesthesiology
and Intensive Therapy
11. SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin/Department of Dermatology and
Venereology
12. SMF Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut/Department of Dental and Oral
Health
13. SMF Ilmu Kedokteran Jiwa/Psychiatry Department
14. SMF Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher
(THT-KL) / Department of Otorhinolaryngology, Head and Neck Surgery
15. SMF Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler/Department of
Nuclear Medicine and Molecular Imaging
16. SMF Patologi Klinik/Department of Clinical Pathology
17. SMF Patologi Anatomik/Department of Anatomical Pathology
18. SMF Radiologi/Department of Radiology
19. SMF Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi/Department of Physical and
Rehabilitation Medicine
20. SMF Kedokteran Forensik/Department of Forensic Medicine
21. SMF Ilmu Farmakologi dan Terapi/Department Pharmacology and
Clinical Pharmacy
Pelayanan spesialistik maupun subspesilistik tersebut diselenggarakan di
Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Rawat Intensif, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Penunjang,
Instalasi Pelayanan Jantung, Instalasi Hemodialisa, Instalasi Radioterapi,
Instalasi Reproduksi Berbantu, dan Instalasi Paviliun Parahyangan yang
didukung oleh pelayanan penunjang lainnya, seperti: Instalasi Gizi,
Instalasi Farmasi, Instalasi Rekam Medis, Instalasi Pemeliharaan Sarana
Rumah Sakit (IPSRS), Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
(IKLRS), Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (ISIRS), Instalasi Binatu,
Instalasi Central Sterile Supply Department (CSSD) dan lain sebagainya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
6
Selain pelayanan-pelayanan tersebut di atas, RSHS memiliki pelayanan-
pelayanan khusus seperti:
1. Teknologi Reproduksi Berbantu (Klinik Aster),
2. Instalasi Pelayanan Jantung,
3. Klinik Teratai (HIV/AIDS ),
4. Klinik DOTS,
5. Klinik TB MDR,
6. Klinik Terapi Rumatan Metadon,
7. Klinik Instansi Penerima Wajib Lapor (IPWL),
8. Klinik Alergi,
9. Klinik Lupus, Instalasi Hemodialisis,
10. Pelayanan Geriatri,
11. Medical Check Up dan Pengujian Kesehatan Pegawai,
12. Klinik Asnawati (Pelayanan Kemoterapi),
13. Lab . Biologi Molekuler,
14. Klinik Thalasemia,
15. Klinik Osteoporosis,
16. Klinik Mendengkur (Snoring Clinic),
17. Klinik Anestesi, Klinik Kosmetik/Anti Aging,
18. Fetomaternal Diagnostik,
19. Skrining Tiroid,
20. Pelayanan PKBRS,
21. Bank Darah,
22. Instalasi Radioterapi
23. Pelayanan Kedokteran Nuklir
24. Klinik Paliatif
Pelayanan Subspesialistik di RSHS, yaitu:
1. Penyakit Dalam • Kardiovaskuler • Ginjal Hipertensi • Endokrinologi & Metabolisme • Gastroentero Hepatologi • Respirologi dan penyakit kritis respirasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
7
• Hemato Onkologi Medik • Reumatologi • Geriatri • Penyakit Tropik dan Infeksi
2. Obstetri & Ginekologi • Fetomaternal • Onkologi • Fertilitas dan Endokrinologi • Uroginekologi • Obstetri dan Ginekologi Sosial
3. Kesehatan Anak • Respirologi • Infeksi dan Penyakit Tropis • Kardiologi • Hematoonkologi • ERIA ( Emergensi dan Rawat Intensif Anak ) • Gastrohepatologi • Neonatologi • Neurologi • Gizi dan Penyakit Metabolik • Tumbuh Kembang dan Pediatrik Sosial • Endokrinologi • Alergi dan Imunologi • Nefrologi
4. Ilmu Bedah • Bedah Onkologi • Bedah Digestif • Bedah Urologi • Bedah Anak • Bedah Plastik • Bedah Toraks • Bedah Vaskuler
5. Bedah Saraf • Traumatologi • Vaskuler • Tumor • Degeneratif • Kongenital • Saraf Tulang Belakang • Infeksi • Bedah Saraf Fungsional
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
8
6. Ortopedi dan Traumatologi • Tulang Belakang (Spine) • Hand & Microsurgery • Dewasa & Rekonstruksi (Adult & Recontruction) • Ankle & Foot • Ortopedi Anak • Ortopedi Onkologi • Sport Injury
7. Bedah Mulut • Infeksi Oromaksilofasial • Dentoalveolar • Neoplasma Oromaksilofasial • Trauma Oromaksilofasial • Kongenital Oromaksilofasial • Bedah Ortognati Osteodistraksi • Saraf Oromaksilofasial • Kelenjar Ludah • Temporomandibular Joint • Implan Oromaksilofasial • Kiste Oromaksilofasial • Penanganan Khusus Oromaksilofasial • Spesial Dental Care Densitry
8. Neurologi • Cerebrovaskular (CVD) • Nyeri dan Nyeri kepala • Epilepsy • Saraf tepi • Neurofisiologi Klinik • Infeksi susunan saraf • Saraf Anak • Neurogeriatri • Neurobehaviour/ Fungsi luhur • Neorooftalmologi, Vertigo, Otologi • Neurorehabilitasi • Neurotraumatologi • Neuro intensif • Neuro Radiologi • Movement disorder • Neuro Emergensi • Neuro Imunologi
9. Anesthesiologi & Terapi Intensif • Neuroanestesi • Intensive Care • Anestesi Pediatrik • Anestesi Regional • Manajemen Nyeri (Pain Management)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
9
• Anestesi Obstetri • Anestesi Thoraks dan Kardiovaskular
10. Kulit dan Kelamin
• Dermatologi Non Infeksi dan Geriatri • Dermatologi Anak • Dermatologi Kosmetik • Dermatologi Alergi & Imunologi • Dermatologi Tumor & Bedah kulit • Dermatologi mikologi & infeksi virus • Dermatologi infeksi bakteri & parasite • Dermatologi venereology
11. Kesehatan Gigi dan mulut • Ilmu Penyakit Mulut • Periodontik • Orthodontik • Pedodontik • Prosthodontik
12. Kedokteran Jiwa • Psikiatri Anak dan Remaja • Psikogeriatri • Psikiatri Komunitas • Psikiatri Adiksi • Psikiatri Biologi • Psikiatri Forensik • Consultation Liaison Psychiatry ( CLP )
13. Radiologi • Radiologi Pediatrik • Neuroradiologi • Radiologi Traktus Respirasi • Radiologi Kardiovaskuler • Radiologi Gastrointestinal • Radiologi Urogenitalis • Radiologi Muskuloskeletal • Radiologi Breast and small parts • Radiologi Intervensional
14. Patologi Klinik • Hematoonkologi • Ginjal Hipertensi • Hepato gastroenterology • Imunoserologi dan alergi • Infeksi dan penyakit tropic/mikrobiologi • Endokrin
15. Telinga, Hidung, Tenggorok dan Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
10
• Laring Faring
• Otologi
• Rinologi - alergi
• Bronkos esofagologi
• Audiologi
• Onkologi bedah kepala leher
• Plastik rekonstruksi maxillo facial
• THT komunitas
16. Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 17. Patologi Anatomi 18. Kedokteran Nuklir 19. Kedokteran Forensik dan Medikolegal 20. Farmakologi Klinik 21. Kesehatan Mata
Pelayanan spesialistik maupun subspesilistik tersebut diselenggarakan di
Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi
Rawat Intensif, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Penunjang, Instalasi
Pelayanan Jantung, Instalasi Hemodialisa, Instalasi Radioterapi, Instalasi
Berbantu, dan Instalasi Paviliun Parahyangan yang didukung oleh pelayanan
penunjang lainnya, seperti: Instalasi Gizi, Instalasi Farmasi, Instalasi Rekam
Medis, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS), Instalasi
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit (IKLRS), Instalasi Sistem Informasi
Rumah Sakit (ISIRS), Instalasi Binatu, Instalasi Central Sterile Supply
Department (CSSD) dan lain sebagainya.
Selain pelayanan-pelayanan tersebut di atas, RSHS memiliki pelayanan-
pelayanan khusus seperti: Teknologi Reproduksi Berbantu (Klinik Aster),
Instalasi Pelayanan Jantung, Klinik Teratai (HIV/AIDS), Klinik DOTS, Klinik TB
MDR, Klinik Terapi Rumatan Metadon, Klinik Instansi Penerima Wajib Lapor
(IPWL), Klinik Alergi, Klinik Lupus, Instalasi Hemodialisis, Pelayanan Geriatri,
Medical Check Up dan Pengujian Kesehatan Pegawai, Klinik Asnawati
(Pelayanan Kemoterapi), Lab . Biologi Molekuler, Klinik Thalasemia, Klinik
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
11
Osteoporosis, Klinik Mendengkur (Snoring Clinic), Klinik Anestesi, Klinik
Kosmetik/Anti Aging, Fetomaternal Diagnostik, Skrining Tiroid, Pelayanan
PKBRS, Bank Darah, Instalasi Radioterapi dan pelayanan Kedokteran Nuklir.
RSHS sebagai rumah sakit rujukan tertier berupaya untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan secara terpadu. Untuk itu, pada
pelaksanaannya dibentuk berbagai tim, diantaranya:
• Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS)
• Tim Program Pengendalian Resistensi Anti Mikroba (PPRA)
• Tim Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
• Tim Pengelola Program Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS)
• Tim Penanggulangan Infeksi HIV / AIDS
• Tim TB MDR
• Tim Pelayanan Rumatan Metadon
• Tim Penerima Wajib Lapor Pelayanan Pecandu Narkotika
• Tim Penapisan Teknologi Kesehatan (HTA)
• Tim Monitoring dan Evaluasi Rekam Medis
• Tim Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan terhadap Perempuan
dan Anak
• Tim Kanker
• Tim Paliatif
• Tim Penguji Kesehatan
• Tim Medical Check Up (MCU)
• Tim Farmasi dan Terapi
• Tim Infeksi Khusus
• Tim Khusus Hemodialisa
• Tim Penanganan Khusus Bayi Kembar Siam
• Tim Trauma
• Tim Nutrisi
• Tim Manajemen Nyeri
• Tim Kode Biru
• Tim Perawatan Luka Bakar dan Stoma
• Tim Pengelola Perawatan Home Care Berbasis Rumah Sakit
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
12
• Tim pengembangan stem cell (sel punca)
• Tim Penanggulangan Bencana
• Tim Clinical Pathway
• Tim Transplantasi Ginjal
Sejalan dengan tuntutan atau kebutuhan masyarakat yang semakin besar
dan mengacu pada keunggulan sumberdaya manusia yang dimiliki,
ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, serta keinginan yang kuat
untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, sehingga
sesuai dengan Rencana Stategis Bisnis RSHS ditetapkan pelayanan
unggulan, sebagai berikut:
1. Pelayanan Kedokteran Nuklir
2. Pelayanan Jantung
3. Pelayanan Onkologi & Infeksi
4. Pelayanan Transplantasi Ginjal
5. Pelayanan Bedah Minimal Invasif
6. Pelayanan Pusat Pendapatan (Revenue Center)
Sesuai dengan salah satu tujuan dari RSHS, yaitu meningkatnya cost
recovery rumah sakit untuk menuju kemandirian, telah ditetapkan beberapa
unit pelayanan yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bermakna
terhadap pendapatan (revenue) RSHS, yaitu:
1. Instalasi Bedah Sentral
2. Instalasi Rawat Inap Khusus Paviliun Parahyangan
3. Instalasi Farmasi
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Instalasi Pelayanan Jantung
6. Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik
7. Poliklinik Konsultasi Spesialis Anggrek
8. Pelayanan Pemeriksaan Radiologi
9. Instalasi Radioterapi
10. Klinik Aster (Instalasi Teknologi Reproduksi Berbantu)
11. Pelayanan Rawat Inap lainnya.
12. Pelayanan Kedokteran Nuklir
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
13
13. Pelayanan Laboratorium Patologi Anatomi
Kapasitas tempat tidur (TT) yang tersedia adalah 976 terdiri dari 74 TT
(7,6%) VIP, 114 TT (11,7%) Kls I, 160 TT (16,4%) Kls II, 458 TT (46,9%) Kls
III, 39 TT (4,0%) Intensif, 84 TT (8,6%) High Care Unit, sisanya adalah ruang isolasi
37 TT (3,8%) dan non kelas 10 TT (1,0%).
D. Sistematika Penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung adalah sebagai berikut:
Pendahuluan yang berisi : kata pengantar, ringkasan eksekutif, daftar isi
BAB I, Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan,
maksud dan tujuan penulisan laporan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan
susunan organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung serta sistematika
penulisan pelaporan.
BAB II, Dalam bab ini dipaparkan beberapa hal penting dalam perencanaan
dan perjanjian kinerja, meliputi:
Gambaran singkat Rencana Strategis Bisnis (RSB) RSUP Dr. Hasan Sadikin
tahun 2016 - 2019 dan sasaran program/kegiatan yang ingin dicapai selama
kurun waktu 5 (lima) tahun dan rencana kerja tahunan serta indikator dan
targetnya yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja (penetapan kinerja) yang
menggambarkan keterkaitan dengan Renstra/Rencana Lima Tahunan.
Bab III, Akuntabilitas Kinerja dalam Bab ini diuraikan pencapaian sasaran-
sasaran, dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja,
serta analisis capaian kinerja yang objektif dideskripsikan mengenai
keberhasilan dan kegagalan, permasalahan serta Usulan Pemecahan Masalah.
Pada bab ini disajikan juga SDM, Sumber Daya Anggaran dan Sumber Daya
Sarana dan Prasarana.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
14
BAB IV, Penutup, mengemukakan secara umum tentang keberhasilan dan
kegagalan, permasalahan dan kendala utama berkaitan dengan kinerja RSHS
serta strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di tahun 2016.
Lampiran-Lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
15
Gambar 1.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
16
BAB II
RENCANA KERJA TAHUNAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan RSHS sesuai dengan Rencana
Strategis Bisnis (RSB) RSHS 2015 - 2019, ditetapkan sasaran strategis sebagai
berikut:
1. Terwujudnya peningkatan indikator kesehatan Jawa Barat
2. Terwujudnya RSHS sebagai pilihan utama masyarakat
3. Terwujudnya layanan unggulan
4. Terwujudnya penyempurnaan sistem rujukan dalam jejaring kesehatan
5. Terwujudnya kemitraan strategis (ABGCM)
6. Terwujudnya integrasi layanan, pendidikan dan penelitian
7. Terwujudnya pengarus-utamaan riset pusat studi untuk kesehatan masyarakat
8. Terwujudnya sarana prasarana yang andal
9. Terwujudnya pemberdayaan SDM Unggul
10. Terwujudnya kemandirian finansial
11. Terwujudnya keuangan yang akuntabel, transparan dan cost-effective
Sasaran strategis tersebut di atas merupakan penjabaran rencana strategis yang
tertuang dalam matrik RSB 2015-2019 dan indikator sasarannya tertuang dalam
Rencana Kerja Tahunan RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2017.
A. Rencana Kerja Tahunan (RKT)
Rencana Kerja Tahunan RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2017 merupakan
rencana tahun kedua dari Rencana Strategis Bisnis (RSB) RSUP Dr. Hasan
Sadikin tahun 2015-2019 yang menjadi acuan serta arah kegiatan RSUP Dr.
Hasan Sadikin di tahun 2017.
I. Perspektif Stakeholder
a. Terwujudnya peningkatan indikator kesehatan di Jawa Barat
Dengan indikator sasaran sebagai berikut :
1) Angka Kematian Ibu (AKI)
2) Angka Kematian Bayi (AKB) Jawa Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
17
3) Prevalensi Kanker Serviks
b. Terwujudnya RSHS sebagai pilihan utama masyarakat
Dengan indikator sasaran sebagai berikut :
4) Hasil Survei Preferensi Masyarakat
5) Akreditasi RS
6) Tingkat Kepuasan Pasien
7) Tingkat Kepuasan Peserta Didik
II. Perspektif Proses Bisnis
c. Terwujudnya layanan unggulan
Dengan indikator sasaran sebagai berikut :
8) % keberhasilan penanganan kasus tersier pada layanan unggulan
9) NDR Rumah Sakit
d. Terwujudnya penyempurnaan sistem rujukan dalam jejaring
kesehatan
10) % Kasus rujukan yang tepat
e. Terwujudnya Kemitraan Strategis (ABGCM)
11) Jumlah KSO alat medik > Rp.3 M
12) Jumlah PPK yang di Implementasikan di Faskes Jejaring
f. Terwujudnya Integrasi layanan, pendidikan dan penelitian
13) % Kepatuhan Clinical Pathway
g. Terwujudnya penyempurnaan keorganisasian AHC RSHS-PMN RSMC-
FKUP
14) Jumlah SPO Bersama RSHS-RSMC-FKUP yang diimplementasikan
h. Terwujudnya pengarus-utamaan riset pusat studi untuk kesehatan
masyarakat
15) Jumlah Publikasi Riset
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
18
i. Terwujudnya sarana prasarana yang andal
16) Tingkat Keandalan Sarpras
j. Terwujudnya pemberdayaan SDM unggul
17) % Kasus Ditangani DPJP
k. Terwujudnya kemandirian finansial
18) POBO (Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional )
l. Terwujudnya keuangan yang akuntabel, transparan dan cost-effective
19) Hasil Audit Keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
19
B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja yang ditetapkan dalam penetapan kinerja RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
21
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
22
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran dan Analisis Pencapaian Kinerja
Guna mengetahui tingkat capaian kinerja terhadap standar, rencana atau
target dari masing-masing indikator, maka dapat dilakukan pengukuran kinerja
untuk mengetahui tercapainya sasaran strategis. Pengukuran kinerja diperlukan
untuk mengetahui realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung dalam kurun waktu Januari sampai dengan Desember
2017.
Tahun 2017 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis
Bisnis (RSB) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2015-2019. Pengukuran
kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana
tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran
tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator.
Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi masing-
masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan
program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan yang
direncanakan dapat lebih berhasil-guna dan berdaya-guna.
Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing Indikator,
pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung, dibandingkan dengan target di dalam Rencana
Strategis Bisnis (RSB) 2015 - 2019. Manfaat pengukuran kinerja antara lain
memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang
pelaksanaan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam rangka mewujudkan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Kinerja Utama dan
Penetapan Kinerja.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
23
indikator-indikator dari masing-masing sasaran yang telah ditetapkan. Sasaran
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah sebagai berikut :
I. Perspektif Stakeholder
a. Terwujudnya peningkatan indikator kesehatan di Jawa Barat
Dengan indikator sasaran sebagai berikut :
1) Angka Kematian Ibu (AKI) Maternal Mortality Ratio (MMR)
2) Angka Kematian Neonatal
3) Prevalensi kanker serviks
b. Terwujudnya RSHS sebagai pilihan utama masyarakat
Dengan indikator sasaran sebagai berikut :
4) Preferensi masyarakat
5) Akreditasi RS
6) Tingkat Kepuasan Pelanggan
7) Tingkat Kepuasan Peserta Didik
II. Perspektif Proses Bisnis Internal
c. Terwujudnya layanan unggulan
Dengan indikator sasaran sebagai berikut :
8) % keberhasilan penanganan kasus severity level 2 dan 3 pada layanan
unggulan
9) NDR rumah sakit
d. Terwujudnya penyempurnaan sistem rujukan dalam jejaring kesehatan
10) % Kasus rujukan yang tepat
e. Terwujudnya Kemitraan Strategis (ABGCM)
11) Jumlah KSO alat medik > Rp.3 M
12) Jumlah PPK (panduan praktek klinik) yang diimplementasikan di
faskes jejaring
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
24
f. Terwujudnya Integrasi layanan, pendidikan dan penelitian
13) % Kepatuhan Clinical Pathway yang sejalan Kurikulum Pendidikan
g. Terwujudnya Pengarus-utamaan riset pusat studi untuk kesehatan
masyarakat
14) Jumlah SPO bersama RSHS-FKUP yang diimplementasikan
H. Terwujudnya pengarus-utamaan riset pusat studi untuk kesehatan
masyarakat
15) Jumlah publikasi riset
i. Terwujudnya Sarana Prasarana yang andal
16) Tingkat keandalan sarpras (Overall Equipment Effectiveness/ OEE)
j. Terwujudnya pemberdayaan SDM Unggul
17) % kasus ditangani DPJP
k. Terwujudnya kemandirian finansial
18) POBO (Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional)
l. Terwujudnya Keuangan yang akuntabel, transparan dan cost-effective
19) Hasil Audit Keuangan
Uraian kinerja dari masing-masing sasaran dan indikatornya adalah sebagai berikut:
1) Angka Kematian Ibu (AKI) Maternal Mortality Ratio (MMR)
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.1.
Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) Maternal Mortality Ratio (MMR)
Realisasi Angka
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisa Target
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
25
Kematian Ibu
(AKI) Maternal
Mortality Ratio
(MMR)
si
789 per 100.000
(penurunan
12%)
867 per
100.000
670 per 100.000
(penurunan
12%)
849 per
100.000
473 per 100.000
(penurunan
12%)
Capaian 78,92% 70,6%
Capaian AKI di RSHS Tahun 2017 mencapai 849 per 100.000 persalinan
(jumlah ibu yang meninggal Tahun 2017 sebanyak 23 dari 2.707 persalinan) atau
sebesar 78,92%. Angka ini lebih baik dibandingkan capaian AKI di tahun 2016 yaitu
867 per 100.000 kelahiran (jumlah ibu yang meninggal tahun 2016 sebanyak 25
dari 2.190 persalinan). Progres capaian kinerja tahun 2017 terhadap target jangka
menengah tahun 2019 terpenuhi sebesar 70,6%.
Grafik 3.1.
Kematian Ibu Januari – Desember 2017
Jumlah persalinan yang ditangani meningkat dibandingkan persalinan di
tahun 2016 ( 24% ) dan kasus berat yang dirujuk pun semakin banyak. Sebagian
besar pasien (55%) dirujuk dari Kota Bandung. Antenatal care terbanyak dilakukan
di bidan (80%). Hampir 65% pasein meninggal setelah persalinan. Hal ini sesuai
dengan temuan bahwa komplikasi maternal yang berat paling banyak terjadi pada
masa intrapartum dan berlanjut ke masa postpartum. Diagnosis obstetri pada pasein
sebagian besar adalah preeklamsia, baik preeklamsia berat maupun ringan diikuti
oleh impending eklamsia/eklamsia.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
26
Kejadian kematian ibu di RSHS dikarenakan beberapa hal, diantaranya :
Kualitas Antenatal Care oleh tenaga kesehatan yang belum baik. Preeklamsia –
eklamsia adalah penyakit yang dapat dideteksi saat kontol antenatal.
Tatalaksana preeklamsi belum diterapkan dengan baik, saat antenatal care
maupun saat merujuk.
Sistem rujukan yang belum berjalan baik terjadi keterlambatan penanganan
pasien, sehingga terlambat mendapatkan pertolongan.
Koordinasi DPJP dengan peserta didik dan antar unit/SMF masih belum baik.
Kebutuhan perawatan high care dan intensif untuk kasus kritis tersebut masih
belum sebanding dengan ketersediaan perawatan high care dan intensif di
RSHS.
Penatalaksaanaan pasien gawat darurat di Triase IGD belum optimal.
Menurunnya pelayanan PKBRS, sehingga masih ada pasien dengan resiko
tinggi hamil.
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan sebagai upaya untuk menurunkan
Angka Kematian Ibu tersebut terus dilakukan diantaranya dengan :
Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung dan IBI Kota Bandung untuk
sosialiasasi dan edukasi pada bidan-bidan mengenai Antenatal Terpadu.
Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk pertemuan dengan
RS Pemerintah maupu RS Swasta mengenai system rujukan yang tepat dan
akan ditekankan mengenai pendampingan tenaga kesehatan dan tindakan
prarujukan yang harus dilakukan oleh fasilitas ksehatan perujuk.
Melakukan Audit Maternal di RSHS apabila ada kematian dalam waktu 2x24 jam
dengan mengundang fasilitas kesehatan perujuk.
Pembentukan Tim Hipertensi dan Kelainan Jantung dalam Kehamilan, yang
terdiri dari SMF Obgyn, Ilmu Penyakit Dalam, Anestesiologi dan Terapi Intensif.
Optimalisasi kapasitas pelayanan CICU (8 TT) dan GICU (15 TT) dan HCU
Obgyn (4 TT).
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
27
Meningkatkan kualitas pelayanan Triase IGD dengan melakukan evaluasi
tatalaksana pasien Obstetri di Triase dan melaksanakan pelatihan PPGD-ON
untuk dokter-dokter triase.
Meningkatkan pelayanan PKBRS dengan memperbaiki kualitas konseling dan
penyuluhan KB, diantaranya dengan membuat kriteria pasien-pasien yang harus
menggunakan kontrasepsi dan sosilaisasi PKBRS ke unit – unit terkait di RSHS.
2) Angka Kematian Neonatal
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap jangka
menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.2.
Capaian Angka Kematian Neonatal
Realisasi
Angka
Kematian
Neonatal
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
81,4‰ - 73‰ (Penurunan
10%)
78,75‰ 60‰ (Penurunan
10%)
Capaian 92,70‰ 76,2%
Capaian Angka Kematian Neonatal di RSHS Tahun 2017 mencapai 78,75%
per 1000 kelahiran ( 229 kematian neonatal dari 2908 kelahiran hidup) atau sebesar
92,70%. Progres capaian kinerja tahun 2017 terhadap target jangka menengah
tahun 2019 terpenuhi sebesar 76,2%.
Tabel 3.3.
Kematian Neonatal di RSHS Januari – Desember tahun 2017
No Bulan Kematian Neonatal Jumlah Bayi lahir di RSHS
1 Januari 11 214
2 Februari 13 173
3 Maret 14 188
4 April 21 234
5 Mei 24 268
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
28
6 Juni 12 300
7 Juli 29 246
8 Agustus 19 260
9 Desember 11 251
10 Oktober 25 273
11 November 19 236
12 Desember 30 265
229 2908
Penyebab dari tingginya Angka Kematian Neonatal di RSHS adalah
terjadinya peningkatan bayi lahir dengan Respiratory Distress syndrome / RDS dan
bayi dengan Berat Badan lahir Rendah / BBLR. Angka Kematian Neonatal sangat
berhubungan dengan Angka Kematian Ibu. Program kerja dan rencana tindak lanjut
untuk menurunkan Angka Kematian Neonatal berjalan selaras program kerja untuk
menurunkan Angka Kemaian Ibu.
Program kegiatan yang dilakukan RSHS sebagai upaya untuk menurunkan
Angka Kematian Bayi, diantaranya :
Pelatihan in house training baik berupa pelatihan PONEK, pelatihan perawat
ruang bayi, pelatihan perawat ruang NICU atau perawatan neonatologi level 2
dan 3
Peningkatan kompetensi staf dan konsulen neonatologi.
optimalisasi kapasitas Ruang perawatan Neonatologi Anturium yang saat ini
telah ditingkatkan menjadi 50 tempat tidur, yang terdiri dari perawatan level 1
dengan kapasitas 10 tempat tidur dan perawatan level 2 Neonatologi dengan
kapasitas 40 tempat tidur. Perawatan level 2 di ruang Anturium tersebut sudah
dibedakan menjadi ruang perawatan bayi infeksi dan non infeksi.
Peningkatan kapasitas Ruang NICU untuk perawatan neonatologi level 3 juga
dengan memanfaatkan ruang eks PICU untuk menambah kapasitas ruang
perawatan NICU sebanyak 4 tempat tidur khususnya perawatan level 3 neonatal
infeksi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
29
Peningkatan kepatuhan terhadap Clinical Pathway, terutama Respiratory
Distress syndrome / RDS.
Penyusunan proposal Women’s and Children’s Health centre, diharapkan
mendukung upaya penurunan kematian neonatal, diantaranya dengan
terfasilitasinya IGD Neonatal dan peningkatan kapasitas perawatan neonatus.
3) Prevalensi kanker serviks
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.4
Capaian Prevalensi Kanker Serviks
Realisasi
Prevalensi
kanker
serviks
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
- - 0,003% 0,007% 0,0062%
Capaian 42,86% 88,57%
Prevalensi kanker serviks 2017 di targetkan 0,003%, realisasi mencapai
0,007% atau sebesar 42,86%. Progres capaian kinerja tahun 2017 terhadap target
jangka menengah tahun 2019 terpenuhi sebesar 62,85%.
Prevalensi kanker serviks di Jawa Barat menjadi indikator kesehatan Jawa
Barat yang juga indikator dalam Perjanjian Kinerja RSHS 2017. Target kasus kanker
serviks di Jawa Barat tahun 2017 sebesar 0,003%. Pada tahun 2017 ini, capaian
sudah mencapai yaitu 0.007% (1.477 pasien baru kanker serviks yang terdeteksi di
RSHS dari 21.146.692 seluruh penduduk di Jawa Barat).
Grafik 3.2
Prevalensi Kanker Serviks
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
30
Persentase Jumlah kasus kanker serviks sangat diperlukan sebagai tolak
ukur hasil pembangunan kesehatan dan sebagai kapasitas suatu sistem kesehatan
ntuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang efektif yang ditujukan untuk
mencegah dan mengatasi kasus Ca serviks.
Peningkatan jumlah pasien yang terdeteksi menderita kanker serviks juga
disebabkan oleh meningkatnya cakupan program deteksi kanker serviks di berbagai
daerah di Jawa Barat dan edukasi mengenai kanker serviks di masyarakat.
Sepanjang tahun 2017 RSHS telah merawat pasien 4.694 penderita kanker
serviks (pasien baru dan lama). Diharapkan dengan upaya dan program yang
dilaksanakan bersama dengan instansi terkait dapat menurunkan pasien tersebut.
Tabel 3.5.
Jumlah Pasien Kanker Serviks yang dirawat Di RSHS Tahun 2017
No Bulan (tahun 2017)
Pasien Kanker Serviks yang di rawat di RSHS
1 Januari 438
2 Februari 345
3 Maret 380
4 April 404
5 Mei 461
6 Juni 294
7 Juli 428
8 Agustus 470
9 Desember 389
10 Oktober 480
11 November 400
12 Desember 205
4.694
Rencana tindak lanjut akan terus dilakukan :
Peningkatan kulaitas pelayanan onkologi (terwujudnya Oncology Center)
diantaranya dengan peningkatan sarana prasarana dan alat kesehatan
dengan diawali pembangunan bunker radioterapi, diharapkan dapat
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
31
memenuhi kebutuhan yang tinggi akan pelayanan radioterapi pasien
kanker serviks.
Pelaksanaan skrining pasien dan re-edukasi mengenai pencegahan
kanker serviks secara berkesinambungan agar dapat mengurangi dan
mencegah kasus kanker serviks di Jawa Barat.
Evaluasi dan analisis data mengenai persentase jumlah kanker serviks pun
telah dilaksanakan secara rutin setiap bulannya
4) Preferensi Masyarakat
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.6
Capaian Preferensi Masyarakat
Preferensi
masyarakat
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
2,5 - 70% 99,44% 75%
Capaian 142% 132,53%
Hasil survey preferensi masyarakat 2017 di targetkan 70%, realisasi
mencapai 99,44% atau sekitar 142,5%. Progres capaian kinerja tahun 2017
terhadap target jangka menengah tahun 2019 terpenuhi sebesar 132,53%.
Preferensi mengandung pengertian kecenderungan dalam memilih atau
prioritas yang diinginkan. Hasil survey preferensi masyarakat ini bertujuan ingin
mengetahui kecenderungan/prioritas yang diinginkan masyarakat Jawa Barat
terhadap keinginan pasien kembali ke RSHS. Salah satu hal yang mempengaruhi
masyarakat Jawa Barat untuk kembali melakukan perawatan ke RSHS adalah
tersedianya pelayanan subspesialisasi. Namun masih terdapat permasalahan yaitu
masih tingginya waiting list untuk pasien Onkologi dikarenakan terbatasnya sarana
dan prasarana baik itu alat kesehatan dan juga gedung untuk pelayanan pasien.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
32
5) Akreditasi RS
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.7
Capaian Akreditasi Rumah Sakit
Realisasi Akreditasi
RS oleh Komisi
Administrasi Rumah
Sakit (KARS)
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
100% 100% 100% 100%
Lulus
Paripurna
100%
Capaian 100% 100%
Capaian kinerja Akreditasi RS pada tahun 2017 mencapai realisasi sebesar
100% dari target sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016
memiliki nilai yang sama sebesar 100%. Progres capaian kinerja tahun 2017
terhadap target jangka menengah tahun 2019 telah terpenuhi sebesar 100%.
Berdasarkan UU Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 40, untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, rumah sakit wajib di akreditasi minimal 3
tahun sekali. Akreditasi tersebut dilakukan oleh lembaga independen dari dalam dan
luar negeri yang ditetepkan oleh menteri kesehatan.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 34/2017 tentang
Akreditasi Rumah Sakit. Penetapan Lembaga Independen Pelaksana Akreditasi RS
di Indonesia, lembaga independen pelaksana akreditasi RS di Indonesia yaitu:
1. Akreditasi dilaksanakan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang berasal
dari dalam atau luar negeri.
2. Lembaga independen penyelenggara Akreditasi harus telah terakreditasi oleh lembaga
International Society forQuality in Health Care (ISQua)
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, RSHS
menetapkan target kinerja (TAPJA) untuk lulus akreditasi paripurna oleh Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS) pada tahun 2017.
Untuk tercapainya target tersebut dilakukan perisapan-persiapan yang dilakukan dari
tahun sebelumnya, antara lain:
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
33
1. Menyampaikan profil rumah sakit kepada Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) untuk dilakukan survei ulang akreditasi.
2. Melakukan simulasi survei sendiri yang meliputi, facility tour, individual patient
tracer, system tracer, document review, medical record review (open dan
close), dan simulasi wawancara.
3. Melakukan perbaikan-perbaikan pemenuhan standar berdasarkan temuan
survey simulasi, gap analysis (self assessment), dan hasil simulasi survei
sendiri.
Survei akreditasi dilaksanakan selama empat hari dari tanggal 12-15 Juni
2017 dengan jumlah surveior 6 orang yaitu :
i. dr. Gatot SuhartoM.Kes, Ketua
ii. dr. Tini Sekarwati, MM
iii. dr. Setya Budi Pamungkas, SpOG
iv. dr. Mochammad Syafak Hanung, SpA, MPH
v. dra. Pipih Karniasih, BSc, SKp, MKep, MM
vi. Eva Trisna, SKM, MKep
Berdasarkan hasil survey ulang, KARS menginformasikan kepada RSHS pada
tanggal 5 Juli 2017 bahwa RSHS dinyatakan telah lulus terakreditasi paripurna yang
berlaku dari tanggal 5 Juli 2017 sampai 11 Juni 2020, target dan realisasi capaian
akreditasi dapat dilihat pada table di bawah.
Tabel 3.8
Target dan Realisasi Akreditasi Rumah Sakit Oleh KARS Tahun 2017
NO SASARAN INDIKATOR
KINERJA SATUAN
RENCANA
TINGKAT
CAPAIAN
REALI-
SASI
TINGKAT
CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Terwujudnya
RSHS
sebagai
pilhan utama
masyarakat
Akreditasi
rumah sakit
oleh Komisi
Akreditasi
Rumah Sakit
(KARS)
Lulus
Paripurna
Lulus
Paripurna
Lulus
Paripurna
Nilai
capaian:
Lulus Lulus Lulus
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
34
Hambatan :
Dalam pelaksanaan akreditasi rumah sakit oleh KARS pada tahun 2017 ditemukan
hambatan sebagai berikut:
1. Sistematika penyusunan dokumen program, pedoman, panduan dan SPO
sebagian belum sesuai dengan buku PANDUAN PENYUSUNAN DOKUMEN
KREDITASI – 2012
2. Penyediaan dokumen masih kurang lancar
3. Pokja hanya membantu membuat dokumen, pelaksanaannya adalah unit
kerja, perlu pemahaman standard dan elemen penilaian, semua harus saling
koordinasi , komunikasi dalam membuat dokumen
4. Implementasi standar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sulit
sepenuhnya dilaksanakan karena fasilitas rumah sakit khususnya gedung
sebagian besar sudah tua.
5. Belum optimalnya kesadaran staf untuk mematuhi standar-standar yang
terkait dengan penanganan bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3) baik
untuk keselamatan lingkungan maupun untuk dirinya sendiri, misalnya
penanganan formaldehid.
Untuk menyelesaikan hambatan-hambatan di atas telah disusun perencanaan
perbaikan strategis (PPS). Pada tahun 2017 berbagai kegiatan perbaikan telah
dilakukan mengacu pada PPS yang sudah dibuat. Kegiatan perbaikan yang
dijadwalkan akan diselesaikan pada tahun 2018 akan dilaksanakan pada tahun
tersebut.
Selain itu pada tahun 2018 sebagai tindak lanjut dari temuan akan
dilaksanakan Training In Medical Record Standard and Design dan sebagai
persiapan akreditasi JCI Trinneal pada tahun 2019, verifikasi akreditasi KARS dan
akan dilaksanakan Mock Survey standar akreditasi JCI edisi baru, yaitu JCI 6th Ed.
Accreditation Standard for Hospitals, including Standards for Academic Medical
Center Hospital tahun 2018.
Dokumentasi Kegiatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
35
Gambar 3.1
TRAINING IN ELECRONIC MEDICAL RECORD
(6-8 Februari 2017)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
36
Gambar 3.2 SURVEY SIMULASI INTERNAL AKREDITASI KARS (13-16 MARET 2017)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
37
Gambar 3.3
SIXTH EDITION HOSPITAL ACCREDITATION STANDARDS UPDATE AND TRACER TRAINING PROGRAM RSUP DR. HASAN SADIKIN HOSPITAL
BANDUNG (17-21 APRIL 2017)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
38
Gambar 3.4
SURVEY SIMULASI AKREDITASI KARS (2-5 MEI 2017)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
39
Gambar 3.5
SURVEY ULANG AKREDITASI KARS 12-15 JUNI 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
40
6) Tingkat Kepuasan Pasien
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.9
Capaian Tingkat Kepuasan Pasien
Realisasi Tingkat
Kepuasan Pasien
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
78 74,15 75 73,84 80
Capaian 98,45% 95,89%
Pengukuran IKM RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2017 di targetkan
75, realisasi mencapai 73,84 atau sekitar 98,45%, bila dibandingkan dengan
capaian tahun 2016 sebesar 74,15 turun sebesar 0,3 atau 0,41%. Progres capaian
kinerja tahun 2017 terhadap target jangka menengah tahun 2019 terpenuhi sebesar
95,89%. Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu pada Semester 1 dan 2 Tahun
2017. Jumlah responden sebanyak 1.324 pasien/keluarga pasien. Pengukuran
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) berkala yang dilakukan setiap tahun di RSUP
Dr. Hasan Sadikin memiliki trend nilai yang hampir sama antara 73 s.d. 74 dengan
kriteria baik. Nilai yang diperoleh dari hasil survey belum memenuhi target yang
telah ditetapkan yaitu sebesar 75% dikarenakan masih banyak ditemukan
kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan. Hal ini
ditandai dengan masih adanya keluhan masyarakat terhadap RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung. Terdapat beberapa masalah yang terjadi di lapangan seperti
diungkapkan oleh responden diantaranya:
Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan salah satu alat ukur
untuk mengukur keberhasilan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penilaian IKM dilakukan secara periodik
agar setiap perbaikan dan pembenahan terhadap pelayanan yang diberikan dapat
terukur dan optimal pelaksanaanya di lapangan. Permasalahan-permasalahan yang
sering terjadi merupakan salah satu indikasi bahwa pelayanan harus diperbaiki.
Saran-saran yang masuk dari responden sebaiknya ditindaklanjuti oleh unit-unit
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
41
terkait sehingga ada peningkatan mutu pelayanan setiap tahunnya sesuai dengan
tujuan dari survey IKM yaitu sebagai acuan penerapan langkah-langkah guna
mengetahui tingkat kinerja pelayanan rumah sakit secara berkala sebagai bahan
untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik
selanjutnya.
Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi
tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
kuantitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik. Survei IKM merupakan tolok ukur untuk menilai
tingkat kualitas pelayanan yang diberikan oleh Unit Pelayanan publik. Survey ini
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan
mengetahui kinerja pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat. Survey
yang dilakukan mengacu pada Peraturan Menteri Pembinaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi nomor 25 tahun 2004 meliputi unsur-unsur:
1. Prosedur Pelayanan
2. Persyaratan Pelayanan
3. Kejelasan Petugas Pelayanan
4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan
5. Tanggungjawab Petugas pelayanan
6. Kemampuan Petugas Pelayanan
7. Kecepatan Pelayanan
8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan
9. Kesopanan & Keramahan Petugas
10. Kewajaran Biaya Pelayanan
11. Kepastian Biaya Pelayanan
12. Kepastian Jadwal Pelayanan
13. Kenyamanan Lingkungan
14. Keamanan Pelayanan
TABEL 3.10
REKAPITULASI HASIL NILAI IKM SEMESTER 2 TAHUN 2017
NO LOKASI TAHUN 2017
SEM I SEM II Prioritas pembenahan
1 Perawatan Bedah 74,69 74,95
Kesopanan dan keramahan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
42
2 Perawatan Medikal 72,45 73,64
Kecepatan pelayanan
3 Perawatan Anak 74,19 74,19
Prosedur Pelayanan
4 Perawatan Obgyn 73,81 72,92 Prosedur pelayanan
Kenyamanan lingkungan
5 Perawatan Khusus
A. High 74,49 75,51
Kejelasan petugas pelayanan
B. Intensif 74,11 74,11 Kepastian jadwal
Kenyamanan lingkungan
C. Parahyangan 71,23 70,83
Kedisiplinan petugas pelayanan Kecepatan pelayanan Kejelasan petugas pelayanan
7 Instalasi Rawat Jalan 73,55 73,69
Kecepatan pelayanan
8 Instalasi Gawat Darurat 74,94 74,68
Prosedur pelayanan
Total persemester 663,46
664,52
Rata-rata persemester 73,72 73,84
Jika dilihat dari hasil pengukuran IKM semester 2 tahun 2017 dapat kita ambil
3 unsur prioritas pembenahan diantaranya adalah :
a) Kecepatan pelayanan
Untuk menganalisis setiap permasalahan di seluruh unit pelayanan RSHS,
maka dilakukan analisa dengan menggunakan PDSA. Berikut ini adalah Study yang
telah dibuat oleh Instalasi Rawat Jalan :
i). Alat transfusi dan darah datang terlalu lama ke poliklinik hematologi anak
(rata-rata 60 menit)
Alur pasien anak hematologi dari pendaftaran sampai mendapatkan alat
transfusi adalah sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
43
Gambar 3.6
Alur Pasien Anak Hematologi
setelah ada hasil laboratorium
Pengambilan alat transfusi pasien klinik hematologi anak dilakukan di loket C
depo farmasi rawat jalan, pengukuran kecepatan pengambilan alat transfusi dari
pasien mendapat no antrian di depo farmasi rawat jalan hingga pasien mendapatkan
alat transfusi di loket C adalah sebagai berikut :
Grafik 3.3
Pengambilan Alat Transfusi Pasien Klinik Hematologi
Dari data diatas didapatkan bahwa waktu tunggu pengambilan alat di di loket
C depo farmasi selama bulan september dan oktober 2017 masih diatas standar
waktu tunggu pelayanan resep obat jadi (WTOJ) yang standarnya ≦30 menit, hal
tersebut disebabkan antara lain karena:
Loket C depo farmasi IRJ selain menerima resep alat kesehatan juga melayani
resep obat racikan dan resep pasien karyawan
Mesin antrian
Loket pendaftaran
Klinik Anak Hematologi
Depo
Farmasi
Loket C
Bank Darah
Laboratorium
Petugas bank darah
mengantar darah ke
klinik
Pasien
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
44
Waktu tunggu di loket C lebih lama setelah jam 12 karena jumlah pasien yang
harus dilayani lebih banyak jumlahnya saat siang hari (setelah jam 12)
Untuk mendapatkan darah, pasien anak hematologi memerlukan
pemeriksaan laboratorium Hb terlebih dahulu, setelah ada hasil laboratorium (kurang
lebih 1 jam) maka pasien ke Bank Darah dengan membawa form permintaan darah,
selanjutnya pasien menunggu di klinik Anak Hematologi. Petugas bank darah akan
mengantar darah ke klinik Anak Hematologi setelah terkumpul beberapa pasien
(rata-rata darah diantar klinik dalam waktu 1 jam, kecuali WRC atau trombosit
membutuhkan waktu 6-10 jam hingga 1 hari karena Bank darah harus memesan ke
PMI terlebih dahulu).
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah:
Koordinasi dengan farmasi untuk kemungkinan penyediaan loket khusus
pengambilan alat transfusi di depo farmasi IRJ, sehingga tidak bergabung
dengan resep obat racikan dan pasien karyawan, diberikan prioritas khusus
mengingat pasien akan ditransfusi
Ada petugas khusus (pekarya klinik anak hematologi) yang ditugaskan untuk
mengambil alat transfusi dari depo farmasi IRJ dan mengambil darah dari Bank
Darah
ii) Pelayanan pendaftaran dan pengambilan obat pasien lansia masih belum
terintegrasi (Klinik Geriatri)
Alur pasien klinik geriatri dari pendaftaran sampai mendapatkan obat adalah
sebagai berikut:
Gambar 3.7
Alur Pasien Klinik Geriatri
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
45
Pasien tiba di klinik geriatri, petugas klinik meminta persyaratan pendaftaran
ke pasien lalu membantu mendaftarkan ke loket pendaftaran no. 13, pasien hanya
menunggu di klinik. Setelah mendapatkan pemeriksaan dokter dan mendapatkan
resep, petugas klinik akan mengantarkan resep ke depo farmasi IRJ, selanjutnya
pasien menunggu obat di loket F depo farmasi IRJ.
Pengukuran kecepatan pengambilan obat pasien lansia di loket F depo
farmasi rawat jalan pada bulan september - oktober 2017 adalah sebagai berikut :
Grafik 3.4
Kecepatan Pengambilan Obat Pasien Lansia di Loket F Depo Farmasi IRJ
Dari data diatas didapatkan bahwa waktu tunggu pengambilan obat di di loket
F depo farmasi selama bulan september dan oktober 2017 masih diatas standar
waktu tunggu pelayanan resep obat jadi (WTOJ) yang standarnya ≦30 menit.
Keterbatasan SDM di depo farmasi IRJ
Waktu tunggu di loket F lebih lama setelah jam 12 karena jumlah pasien yang
harus dilayani lebih banyak jumlahnya saat siang hari (setelah jam 12)
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah:
Koordinasi dengan farmasi untuk upaya menurunkan waktu tunggu pengambilan
obat bagi pasien klinik geriatri di loket F depo farmasi IRJ
Meningkatkan capaian e-prescribing di klinik geriatri sehingga dapat
mempercepat pelayanan farmasi di loket F
iii) Pemanggilan pasien (Bedah Umum)
Daftar inventaris alat pemanggilan pasien di poliklinik Instalasi Rawat Jalan
tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
46
INVENTARIS ALAT PEMANGGILAN PASIEN DI POLIKLINIK
INSTALASI RAWAT JALAN TAHUN 2017
NO POLIKLINIK KETERSEDIAAN
ALAT KONDISI
ADA TIDAK ADA BAIK KURANG BAIK
1 Bedah Mulut v v
2 Gigi dan Mulut v v
3 Saraf v v
4 Talasemia v
5 Anak v v
6 Jiwa v
7 Methadon v
8 Lansia v v
9 Gastro v
10 Jantung v v
11 Gizi Klinik v
12 Balita v
13 PDL v v
14 PDW v
15 Endokrin v v
16 Paru v
17 Hemato-Onkologi v
18 Ginjal Hipertensi v
19 Rematologi v
20 Kebidanan dan Kandungan v
21 Kulit dan Kelamin v
22 THT-KL v v
23 Bedah Vaskuler v
24 Bedah Torak v
25 Bedah Anak v
26 Bedah Onkologi v v
27 Bedah Urologi v v
28 Bedah Plastik v
29 Bedah Saraf v
30 Bedah Ortopedi v
31 Bedah Digestif v
32 Bedah Umum v
33 DOTs v
34 MDR v
35 Asnawati v
36 Pegawai v
37 Anestesi v
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
47
Di Instalasi Rawat Jalan ada 11 alat pemanggil pasien, alat tersebut di
pasang di 11 klinik yang memiliki kunjungan pasien terbanyak.
b) Prosedur pelayanan
Pembenahan Prosedur pelayanan sangat membutuhkan perhatian yang
lebih dari manajemen RSHS terutama masalah yang terjadi di Instalasi Rawat Inap
mengenai sistem rujukan berjenjang belum baik jumlah kapasitas tempat tidur
belum cukup untuk melayani pasien kemotherapi. Upaya yang dilakukan oleh
Instalasi Rawat Inap diantaranya adalah mengefektifkan alur pasien masuk rawat
inap dan menurunkan angka waiting list pasien yang akan masuk ke alamanda.
Tabel 3.12
Rencana Perbaikan Instalasi Rawat Inap
No Rencana
Kegiatan
Rencana Waktu
Pelaksanaan Penanggung
Jawab M A M J J
1 Sistem Rujukan belum baik
a Koordinasi dengan tim internal
Obgyn yang menangani sistem
rujukan
Ka. Sub Instalasi
rawat inap alamanda
(IRJ)
b Perbaikan alur penerimaan pasien
dan sistem rujukan
Ka. Sub Instalasi
rawat inap alamanda
(IRJ)
c Melakukan monitoring dan
evaluasi ketepatan sistem rujukan
Ka. Sub Instalasi
rawat inap alamanda
(IRJ)
d Memberikan feedback ketepat
an sistem rujukan
Ka. Sub Instalasi
rawat inap alamanda
(IRJ)
2 Jumlah kapasitas tempat tidur
masih belum mencukupi untuk
pasien kemotherapi
a Perencanaan perpindahan
kemuning III B ke Alamanda
Ka. Instalasi Rekam
Medis
b Perencanaan perpindahan
kemuning III B ke Alamanda
Ka. Instalasi Rekam
Medis
c Persiapan pembangunan ruang Ka. Subinstalasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
48
perinatologi lama dan vk lama
menjadi ruang perawatan obstetri
perpindahan kemuning III B ke
Alamanda
Pengelolaan Rekam
Medis Rawat Jalan
c) Kenyamanan lingkungan
Lingkungan rumah sakit yang bersih dan sehat merupakan faktor penting
dalam menekan kejadian infeksi rumah sakit sehingga dapat mendukung
keberhasilan upaya penatalaksanaan perawatan pasien. Upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit dilakukan antara lain melalui penerapan
prosedur kerja yang benar dan aman, pengelolaan lingkungan yang bersih dan
sehat, serta penggunaan alat pelindung diri yang tepat dan benar. Keindahan dan
keasrian lingkungan juga turut berperan dalam menumbuhkan rasa nyaman pasien,
petugas dan pengunjung selama berada di lingkungan rumah sakit.Untuk
mewujudkan lingkungan rumah sakit yang bersih, sehat, asri, indah dan nyaman
diperlukan pengadaan jasa pemeliharaan kebersihan di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung melalui anggaran 2017.
Maksud dan Tujuan Kegiatan adalah terwujudnya lingkungan rumah sakit
yang memenuhi persyaratan kesehatan, keselamatan, kenyamanan dan estetika
dengan menciptakan kondisi ruangan/lingkungan yang bersih ( spotless ), rapih,
aman dan nyaman,serta tidak mempunyai bahaya dan resiko minimal untuk
terjadinya infeksi silang serta masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Lingkup pekerjaan pemeliharaan kebersihan meliputi area-area sebagai berikut:
a. Ruang perawatan terdiri dari rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat,
b. Ruang tindakan meliputi kamar operasi dan kamar bersalin,
c. Ruang penunjang meliputi laboratorium, radiologi, radioterapi, kedokteran nuklir,
farmasi, kamar jenazah, dapur, laundry, ruang boiler dan genset serta bengkel
teknik,
d. Ruang perkantoran,
e. Halaman dan taman termasuk area parkir,
f. Ring I berupa drainage, trotoar di sekeliling luar pagar/ wilayah RSUP. Dr.
Hasan Sadikin
g. Area umum meliputi toilet umum, lobby, selasar, ruang tunggu, tangga dan ramp
dan Lift pasen dan pengunjung.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
49
h. Saluran terbuka meliputi IPAL, sump pit, dan saluran air hujan,
i. Tempat penyimpanan sementara (TPS) limbah.
Area pekerjaan pemeliharaan kebersihan ruang bangunan dan halaman di RSHS
seluas 132.175,11 m2, terdiri dari:
a. luas bangunan 107.669,22 m2 dan
b. luar halaman/taman 24.505,89 m2
Sasaran pekerjaan:
Memelihara kebersihan seluruh ruangan, selasar dan halaman agar
senantiasa aman dan nyaman bagi pasien, petugas dan pengunjung;
Memelihara dan menjaga kelestarian taman dan lingkungan agar bersih,
indah dan rapi
Dalam hal pelaksanaan pekerjaan dibutuhkan kualitas kerja yang baik dimana
pola dan perencanaan kerja dibuat secara terstruktur, terprogram dan termonitor
berdasarkan periode pekerjaan dan hasilnya diukur berdasarkan kepuasaan dari
user dengan evaluasi kegiatan menggunakan alat bantu kuesioner. Adapun periode
pekerjaan yang dilakukan monitor terdiri dari :
1. Program kerja harian
2. Program kerja mingguan
3. Program kerja bulanan
Program kerja dibuat dengan tujuan :
1. Agar pelaksanaan pekerjaan lebih terinci
2. Untuk memudahkan dalam melaksanakan tugas, mengatur waktu-waktu bertugas
bagi tenaga kebersihan disesuaikan dengan jumlah pekerjaan dan hasil yang
akan dicapai
3. Ketersediaaan alat pelindung dalam bekerja terdiri dari :(Masker, sarung tangan
karet tebal, apron, sepatu)
Untuk menentukan tingkat kebersihan suatu ruangan, digunakan standar
yang lazim berdasarkan objek pembersihan sebagaimana Tabel
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
50
Tabel 3.13
Standar Kebersihan
NO OBJEK STANDAR KEBERSIHAN
I Ruangan/koridor/selasar/lobby
1 Plafon Bersih, tidak bernoda, tidak berdebu, tidak ada lawa-lawa
2 Dinding Bersih, tidak berdebu, tidak bernoda, tidak ada lawa-lawa
3 Pintu Bersih, tidak berdebu, tidak bernoda
4 Jendela Kaca bersih, bening, tidak berdebu, tidak bernoda, tidak
buram, frame kaca bersih
5 Tirai (vertical
blind, gordyn)
Bersih, tidak berdebu, tidak kotor, rapi
6 Ram nyamuk Bersih, tidak bernoda, tidak ada sarang laba-laba, tidak
berdebu
7 Lampu Bersih, tidak bernoda, tidak berdebu, tidak ada lawa-lawa
8 Perlengkapan
dinding
Bersih, tidak bernoda, tidak berdebu, tidak ada lawa-lawa
9 Saklar &stop
kontak
Tidak berdebu, tidak bernoda, tidak basah
10 Meubellair Bersih, tidak berdebu, tidak bernoda, bila diusap tidak
membekas, tidak ada lawa-lawa
11 Ram nyamuk Bersih, tidak bernoda, tidak ada sarang laba-laba, tidak
berdebu
12 Lampu Bersih, tidak bernoda, tidak berdebu, tidak ada lawa-lawa
13 Lantai keramik,
granit
Bersih, tidak berdebu, tidak bernoda, tidak buram, tidak basah,
tidak bau, nat lantai bersih
14 Lantai vinyl Bersih, tidak berdebu, tidak bernoda, tidak buram, mengkilat,
tidak basah, tidak bau
15 Karpet Bersih, tidak berdebu, tidak bernoda, tidak bau, tidak basah,
tersisir rapi
16 Tempat sampah Dilapisi plastik sampah sesuai jenis limbah, tidak penuh, tidak
kotor, tidak ada sampah berceceran
17 Washtafel Pembuangan mengalir lancar, tidak ada noda, tidak ada
bercak air di sekelilingnya, tidak bau, kering. Kaca cermin
bersih, bening, tidak berdebu, tidak bernoda. Kran tidak
berkarat, tidak basah, tidak kusam
18 Sarana pemadam Bersih, tidak berdebu, tidak kotor, kotak hydrant tidak dipakai
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
51
kebakaran untuk menyimpan barang
II Toilet
1 Ruangan Tidak bau amis, pesing, anyir
2 Plafon/langit-
langit
Bebas dari kotor, tidak ada noda, tidak berdebu, tidak ada
lawa-lawa
3 Ram nyamuk Bersih, tidak bernoda, tidak ada sarang laba-laba, tidak
berdebu
4 Dinding keramik Bersih, tidak berdebu, tidak bernoda, tidak buram, tidak basah,
nat dinding bersih
5 Washtafel Pembuangan mengalir lancar, tidak ada noda, tidak ada
bercak air di sekelilingnya, tidak bau, kering. Kaca cermin
bersih, bening, tidak berdebu, tidak bernoda. Kran tidak
berkarat, tidak basah, tidak kusam
6 Closet Mengalir lancar, tidak ada noda, tidak ada bercakan air
disekelilingnya, tidak bau
7 Kran Tidak berkarat, tidak basah, tidak kusam
8 Pintu Bersih, tidak ada noda, mengkilat
9 Urinoir Bersih, tidak ada noda, tidak bau, tidak berkarat.
10 Bak Mandi Tidak menguning karena lumut, tidak kotor, tidak ada jentik
11 Ember, gayung Bersih, tidak berlumut
12 Lantai Tidak berdebu, tidak ada sampah, tidak basah, tidak bau
13 Keset Tidak berdebu, tidak basah, tidak ada sampah, tidak bau
14 Tempat sampah Tidak kotor, berplastik sesuai jenis limbah, terisi kurang dari
2/3 bagian
III Tangga/ramp
1 Railing Tidak berdebu, tidak ada noda, bila diusap tidak membekas
2
Lantai (anak
tangga dan
bordes)
Tidak berdebu, tidak ada sampah, tidak basah, tidak bau
3 Dinding Tidak berdebu, tidak bernoda, tidak ada bercak
4 Plafon Bebas dari kotor, tidak ada noda, tidak berdebu, tidak ada
lawa-lawa, tidak ada sarang laba-laba
IV Lift Lantai dan dinding tidak berdebu, tidak bernoda, mengkilat,
harum
V Halaman, taman
1 Halaman/area Bersih, tidak ada sampah, saluran air hujan bersih dan tidak
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
52
parkir berlumut, aliran air lancar
2 Lantai aspal Bersih tidak ada sampah, tidak kotor
3 Lantai paving Bersih, tidak ada sampah, tidak kotor, tidak ada tanaman liar
4 Tanaman Subur, tidak ada tanaman liar, rapi, indah
5 Talang air Tidak ada sampah, tidak tersumbat
6 Saluran air hujan Tidak ada sampah, tidak tersumbat, tidak berlumut, aliran air
lancar
7 IPAL, saluran air
kotor terbuka,
sump pit
Tidak ada sampah berserakan, saringan air tidak tersumbat,
aliran air lancar
VI Pengelolaan Limbah
1 Limbah padat
nonmedis
Limbah dibuang ke TPS minimal 2x sehari (pagi & sore)
2 Limbah padat
medis
Limbah dibuang ke TPS minimal 2x sehari (pagi & sore)
3 Trolleysampah Tidak kotor, berplastik sesuai jenis limbah
4
TPS limbah Bersih, tidak ada lawa-lawa, sampah tidak berserakan,
sampah dimasukkan ke dalam plastik, tidak ada air
menggenang
Hasil evaluasi kinerja di tuangkan dalam bentuk nilai. Target capaian nilai
kinerja kebersihan minimal 95.
7) Tingkat Kepuasan Peserta Didik
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.14
Capaian Tingkat Kepuasan Peserta Didik
Realisasi Tingkat
Kepuasan
Peserta Didik
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
74% 80,29% 78 79,6 86
Capaian 102.1 93,65
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
53
Persentase indeks kepuasan peserta didik merupakan pernyataan tentang
persepsi peserta didik terhadap pelayanan bidang pendidikan dan pelatihan yang
diberikan oleh RS dengan mengacu pada instrument pengukuran indeks kepuasan
peserta didik yang berisi kepuasan terhadap materi, pendidik, serta sarana
pendidikan. Tujuan dari kegiatan ini supaya pendidikan dapat dilaksanakan sesuai
dengan harapan peserta didik.
Realisasi tingkat kepuasan peserta didik yang dimulai dari proses
penerimaan, pelaksanaan proses pendidikan dan ketersediaan sarana-prasarana
secara umum sudah mencapai target. Dari target 78, tercapai realisasi nilai 79,6
(tingkat capaian (%) atau mencapai 102,1. Jika dibandingkan dengan tahun 2016
turun sebesar 0,86%. Progres capaian kinerja tahun 2017 terhadap target jangka
menengah tahun 2019 telah terpenuhi sebesar 93,65%.
Persentase kepuasan peserta didik merupakan salah satu indikator mutu
Bagian Pendidikan dan Penelitian, merupakan pernyataan tentang persepsi peserta
didik terhadap pelayanan bidang pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan mengacu pada instrument pengukuran
indeks kepuasan peserta didik yang berisi kepuasan terhadap penyampaian materi
dan sarana prasarana pendidikan/pelayanan. Pengukuran nilai indeks kepuasan
peserta didik menggunakan Kuesioner, kuesioner diberikan kepada Peserta Didik
Program Studi Profesi Dokter (PSPD), Peserta Didik Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS-1) dan mahasiswa keperawatan/kebidanan/non medis yang
melakukan PKL di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Persentase kepuasan peserta didik secara nilai sudah mencapai target,
namun dari item kepuasan penyampaian materi, keterampilan serta sarana
prasarana pendidikan/ pelayanan untuk peserta didik masih belum optimal.
Permasalahan yang menjadi hambatan dalam pencapaian Indikator Kinerja, yaitu
masih terhambatnya pengisian dan pengembalian kuesioner bagi peserta didik
(medis, keperawatan/kebidanan maupun non medis).
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
54
Gambar 3.8
Fishbone Masalah Pengisian dan Pengembalian Kuesioner
Rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan dalam mengatasi hambatan
tersebut, yaitu menggiatkan penanggung jawab pengisian/pengembalian kuesioner
peserta didik. Berdasarkan analisis penyebab masalah menggunakan diagram
tulang ikan, penyebab masalah dari kurangnya penyampaian materi dan sarana
prasarana pendidikan /pelayanan, adalah:
Penyampaian materi: (Narasumber terhadap Peserta didik PKL, Dosen/DPJP
terhadap PSPD/PPDS-1)
Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, secara verbal dan non verbal
(contoh: Penyampaian intruksi kadang tidak jelas dan sulit dimengerti)
Adanya waktu khusus bimbingan untuk Peserta Didik
Sarana prasarana pendidikan/pelayanan:
Ketersediaan Loker lebih diperbanyak.
Sering terjadi kehilangan barang di Loker.
Ketersediaan tempat kamar jaga yang kurang layak, fasilitas yang
mendukung seperti kamar mandi, internet dan komsumsi.
Ketersediaan tempat parkir diperluas dan gratis.
Ketersediaan alat pelayanan sebaiknya dilengkapi dan begitu juga dengan
obat.
Pendukung administrasi masih sangat kurang (seperti barcode, karena tulisan
tangan banyak yang akan salah baca menyebabkan salah nama dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
55
kerugian ke pasien, nomor medrek terlalu banyak ada nomer biling, nomer
medrek, no lain2 untuk lihat hasil lab sangat sulit karena nomer pasien tidak
hanya satu)
Ketersediaan akses jalan yang terbuka untuk peserta didik karena jalan selalu
tertutup diluar jam kerja
Kesejahteraan untuk peserta didik (diadakannya gaji/remun)
Tujuan perbaikan, meningkatkan penyampaian materi dan sarana prasarana
pendidikan/pelayanan sesuai dengan harapan peserta didik serta visi dan misi
Rumah Sakit. Berikut ini rencana Solusi kegiatan :
Tabel 3.15
Rencana Kegiatan Peningkatan Penyampaian Materi
No
Rencana Kegiatan
Rencana Waktu
Pelaksanaan
Penanggung Jawab
I II III IV
1. Pelaporan kuesioner Peserta Didik PKL (Keperawatan/Kebidanan/Non Medis), PPDS-1 dan PSDP dilakukan:
1 bulan sekali untuk Peserta Didik PKL (Keperawatan/Kebidanan/Non Medis)
2 kali dalam 12 bulan untuk PPDS-1 dan PSDP
dr. Bambang A.S. Sulthana, Sp.B-KBD CI/Koordinator Lapangan (Peserta Didik PKL (Keperawatan/Kebidanan/Non Medis)
2. Penyusunan Anggaran Biaya untuk Sarana Prasarana Pendidikan dan Pelatihan
Diah Asri Wulandari, dr., Sp.A(K) Nanda Gita Utami, S.Sos., MPH
8) % keberhasilan penangan kasus severity level 2 dan 3 pada layanan
unggulan
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
56
Tabel 3.16
Capaian % keberhasilan penangan kasus severity level 2 dan 3 pada layanan
unggulan
Realisasi %
keberhasilan
penangan kasus
severity level 2 dan 3
pada layanan
unggulan
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
- - 90% 90,12% 94%
Capaian 100,13% 95,87%
Capaian % keberhasilan penangan kasus severity level 2 dan 3 pada layanan
unggulan 2017 realisasi sebesar 90,12% dari target sebesar 90% atau mencapai
100,13%. Progres capaian kinerja tahun 2017 terhadap target jangka menengah
tahun 2019 telah terpenuhi sebesar 95,87%. Persentase keberhasilan penanganan
kasus severity level 2 dan 3 pada layanan unggulan adalah keberhasilan
penanganan kasus severity level 2 dan 3 yang pulang hidup dengan perbaikan atau
sembuh dalam satu periode per seluruh kasus severity level 2 dan 3 dalam satu
periode yang sama x 100%.
Tabel 3.17
Persentase keberhasilan penanganan kasus severity level 2 & 3 pada layanan
unggulan Tahun 2017
No Severity Level
Pulang Hidup
(sembuh/ perbaikan)
Total pasien
%
1 Severity Level 2 8.654 9.059 95.53%
2 Severity Level 3 5.914 7.112 83.15%
3 Severity Level 2 & 3 14.573 16.171 90.12%
Indikator persentase keberhasilan penanganan kasus severity level 2 dan
3 ini dipengaruhi oleh komorbiditas dan tingkat keparahan penyakit secara
medis namun sangat ditentukan oleh hasil koding menggunakan software INA
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
57
CBGs yang saat ini digunakan. Kualitas kelengkapan Rekam Medik yang terus
ditingkatkan melalui kegiatan Closed Medical Record Review mempengaruhi
hasil coding diagnosa dan tindakan sehingga mempengaruhi peningkatan
jumlah kasus severity level 2 dan 3.
Upaya untuk meningkatkan layanan unggulan di RSHS diantaranya
dengan pembuatan dan penetapan business plan untuk rencana
pengembangan beberapa tahun ke depan. Sudah tersusun bussiness plan
pelayanan jantung, pelayanan onkologi dan pelayanan Nuklir sebagai layanan
unggulan. Selanjutnya akan disusun bussiness plan untuk layanan unggulan
lainnya.
Rencana tindak lanjut untuk memenuhi sasaran strategis terwuudnya
Layanan Unggulan diantaranya adalah :
1. Pembangunan Bunker Radioterapi, sebagai awal perwujudan Pusat
Penanganan Kanker Terpadu (Oncology Center). Konsep pelayanan
Oncology Center Sistem pelayanan terpadu dalam satu Venues dengan
optimalisasi seluruh sumber daya rumah sakit yang ada, yang mencakup
SDM, Sistim Integrasi Peralatan dan Ruangan, Sistim Integrasi Information
Technology (Elektronik Rekam Medik, Online Registrations). Sedangkan
cakupan pelayanan Oncology Center RSHS meliputi : Patologi Klinik, Patologi
Anatomi, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Radiasi Onkologi, Kedokteran
Nuklir, Pelayan Kemoterapi, Pelayanan Rawat Jalan serta Perawatan One
Day Care. Pembangunan bunker radioterapi yang akan mulai dilaksanakan
tahun 2018 akan melengkapi pelayanan Radioterapi dengan dilengkapi
peralatan generasi terakhir (high end technology) yaitu mesin Linac
Accelerator 2 dan Cobalt.
2. Untuk pelayanan Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler, telah dibuat
proposal pengadaan alat Siklotron ke Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
diharapkan dapat melengkapi peralatan PET Scan yang sudah ada saat ini.
3. Sebagai RS rujukan untuk penanganan infeksi di Jawa Barat, pelayanan
infeksi menjadi layanan unggulan di RSHS. Telah direncanakan kerjasama
dengan Universitas Padjadjaran dan unit lain terkait penelitian infeksi yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
58
diharapkan akan memberikan rekomendasi bermanfaat bagi pencegahan dan
penanganan kasus infeksi.
4. Untuk layanan unggulan bedah minimal invasive akan ditunjang oleh kegiatan
pendidikan dan pelatihan, saat tengah direncanakan penyediaan ruangan
pelatihan laparascopy di Gedung Eykman bekerja sama dengan UNPAD.
Pelatihan ini untuk semua SDM yang terlibat, baik dokter, perawat, teknisi
elektromedis dan tenaga kesehatan lainnya.
5. Pelayanan jantung terpadu telah menjadi layanan unggulan rujukan nasional
di RSHS, dengan telah ditingkatkannya sarana prasarana dan peralatan
kesehatan di Instalasi Pelayanan Jantung, maka pelayanan diharapkan dapat
lebih baik lagi. Program kerja 2018 ini Instalasi Pelayanan Jantung akan
menambah pelayanan diagnostik, penguatan divisi elektrofisologi, kardiologi
intervensi, kardiologi intensif, ekokardiografi, prevensi dan rehabilitasi,
kardiologi pediatrik dan penyakit jantung kongenital, divisi bedah. Pelayanan
elektofisilogi dan Baloon Mitral Valvotomy merupakan layanan unggulan
dalam pelayanan jantung saat ini.
9) NDR Rumah Sakit
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.18
Capaian NDR Rumah Sakit
Realisasi NDR
Rumah Sakit
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
47,4‰ 47,68‰ 45‰ 46,10‰ 41 ‰
(penurunan 5%)
Capaian 97,61% 88,94%
NDR Rumah Sakit RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2017 di
targetkan 45‰, realisasi mencapai 46,10‰ atau sekitar 98,45%. Angka NDR RSHS
pada Tahun 2017 mencapai 46,1‰ dengan skor 2. Masih belum mencapai target tahun
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
59
2017 yaitu 45‰. Angka NDR ini lebih baik dibandingkan tahun 2016 yaitu sebesar 47,68‰.
Progres capaian kinerja tahun 2017 terhadap target jangka menengah tahun 2019
terpenuhi sebesar 88,94%.
Capaian NDR dapat dilihat sebagai berikut:
Grafik 3.5
Net death rate (NDR) Januari – Desember 2017
Tingginya angka kematian tersebut dipengaruhi oleh jenis kasus yang
datang ke RSHS, belum optimalnya sistim koordinasi antar unit terkait, dan
dampak dari ketersediaan rawat inap intensif dan high care yang terbatas.
Ruangan dengan NDR tertinggi pada tahun 2017 :
1. MIC Fresia (328,7‰).
2. GICU (309,4‰).
3. Unit Luka Bakar (Burn Unit) (271,4‰).
Penyebab kematian di MIC diantaranya adalah keterlambatan
penanganan di ruang perawatan sebelum dialihkan di MIC dan penanganan
kasus terminal yang sudah tidak masuk dalam kriteria perawatan di ICU
karena prognosa yang buruk. Sementara penyebab kematian di Unit Luka
Bakar diakibatkan karena kondisi pasien yang berat dan penanganan
petama tehadap pasien luka bakar di fasilitas kesehatan perujuk masih
kurang baik.
Rencana tindak lanjut sebagai upaya menurunkan NDR diantaranya adalah :
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
60
a. Re-edukasi dan sosialisasi terkait Early Warning Score di ruang
perawatan rawat inap, sehingga penanganan pasien dapat lebih cepat
dan lebih baik.
b. Optimaslisasi pelayanan Intensive care dan High Care Unit, dengan
pemenuhan SDM dan peralatan kesehatannya.
c. Pelatihan pada dokter Bedah di RS Jejaring untuk penanganan pasien
luka bakar.
d. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait edukasi dan penyuluhan
mengenai penanganan luka bakar dan pencegahan luka bakar di
masyarakat.
e. Analisis khususnya dari aspek medis kasus-kasus dengan kematian
melalui audit medik terus dilakuan.
f. Pembinaan ke PPK II untuk meningkatkan penanganan pasien dan
perbaikan rujukan yang dilakukan oleh beberapa SMF dan Tim yang ada
di RSHS.
Melalui program ini diharapkan penanganan yang tepat dan tidak terlambat
akan membawa dampak terhadap penurunan angka NDR di RSHS
10) % Kasus rujukan yang tepat
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.19
Capaian Persentase Kasus Rujukan Yang Tepat
Realisasi % kasus
rujukan yang tepat
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
50% 54% 55% 50% 66%
Capaian 90,91% 75,76%
Persentase kasus rujukan yang tepat adalah banyaknya kasus yang dirujuk
dengan kasus Severity level II dan III dibagi dengan jumlah seluruh pasien rawat
inap. Capaian Tahun 2017 sebesar 50%, dengan capaian 90,91%. Progres capaian
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
61
kinerja tahun 2017 terhadap target jangka menengah tahun 2019 telah terpenuhi
sebesar 75,76%.
Grafik 3.6 % Kasus rujukan yang tepat Januari –Desember tahun 2017
48% 49% 50% 49% 47%52% 49% 51% 51% 50% 50% 50%52% 51% 50% 51% 53%
48% 51% 49% 49% 50% 50% 50%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
SEVERITY LEVEL I SEVERITY LEVEL II & III
Upaya pembinaan ke RS jejaring serta penataan rujukan tengah terus
ditingkatkan, diantaranya dengan pemanfaatan program SISRUTE yang telah
dikembangkan oleh Kemenkes, pembinaan RS regional dan RS di Jawa Barat
diantaranya dengan webinar yang telah dilaksanakan secara rutin.
Kualitas dan kelengkapan pengisian rekam medik juga terus ditingkatkan
melalui program closed medical record review dan verifikasi rekam medik sehingga
diharapkan akurasi hasil koding untuk penentuan severity level terus meningkat.
11) Jumlah KSO alat medik > Rp.3 M
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.20
Capaian Jumlah KSO alat medik > Rp. 3 M
Realisasi Jumlah
KSO alat medik >
Rp. 3 M
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
5 KSO 4 KSO 5 KSO 6 KSO 7 KSO
Capaian 120% 85,71%
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
62
Jumlah perjanjian kerja sama tentang pengoperasian alat kesehatan tahun
2017 di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebanyak 13 (tiga belas) PKS, realisasi
PKS berdasarkan Rencana Strategis Bisnis (RSB) dengan nilai diatas 3 M sebanyak
6 PKS atau mencapai 120%. jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016
mengalami kenaikan sebanyak 2 KSO atau sebesar 33,34%. Progres capaian
kinerja tahun 2017 terhadap target jangka menengah tahun 2019 telah terpenuhi
sebesar 85,71%. Berikut ini adalah tabel PKS Tahun 2017 > 3 M yaitu :
Tabel 3.29
PKS TAHUN 2017 > 3 M
N
O NAMA MITRA KERJA SAMA JENIS PERJANJIAN NILAI ASET
1 UNIVERSITAS
PADJAJARAN (UNPAD) PENGOPERASIAN ALAT PET SCAN 22.800.000.000
2 PT. LAKSANA ABADI
MANDIRI PENGOPERASIAN ALAT LAB PATKLIN 16,894,000,000
3 PT. SINAR RODA UTAMA PENGOPERASIAN MESIN
HEMODIALISIS 12,974,000,000
4 PT. DOSNIROHA PENGOPERASIAN MESIN
HEMODIALISIS 11,155,000,000
5 PT. SABA INDONESIA PENGOPERASIAN ALAT LAB PATKLIN 4,790,900,000
6 PT INDOSOPHA SAKTI PENGOPERASIAN ALAT TREATMENT
PLANNING SYSTEM (TPS) 3.800.000.000
Permasalahan dalam proses penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) kerja
sama operasional (KSO) memerlukan waktu yang panjang karena untuk kerja sama
operasional (KSO) untuk pemilihan vendor harus dilakukan melalui Beauty Contest,
harus dilakukan kajian dan koordinasi dengan unit kerja yang terkait, masih terdapat
kekurangan kelengkapan persyaratan dalam penyusunan Perjanjian Kerja Sama
(PKS), keterbatasaan sarana dan prasarana untuk pengelolaan PKS (belum tersedia
scanner untuk pengelolaan dokumen PKS dan in-focus untuk proses penyusunan
draft PKS bersama mitra kerja dan unit terkait). Untuk mengatasi permasalahan
dalam penyusunan PKS adalah dengan melakukan koordinasi secara optimal
dengan mitra kerja dan unit kerja yang terkait, untuk kelengkapan persyaratan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
63
dokumen yang diperlukan dalam penyusunan PKS serta untuk pengelolaan
Perjanjian Kerja Sama (PKS) agar diberikan penambahan sarana dan prasarana.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Antara RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung, FK UNPAD, dan Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Geriatri Terpadu, 7 September
2017
Gambar 3.9.
Penandatanganan PKS
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung, FK UNPAD, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan 7 RSUD di
Provinsi Jawa Barat tentang Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Kepada
Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan Jantung, 21 Agustus 2017.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
64
Gambar 3.10
Penandatanganan PKS
Penandatangan Perjanjian Kerja Sama antara RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung dan Fakultas Kedokteran UNPAD, Kolegium Ilmu Penyakit Dalam,
Kolegium Ilmu Bedah, Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif, dan Kolegium
Obgin, 31 Agustus 2017.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
65
Gambar 3.11
Penandatanganan PKS
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
66
12) Jumlah PPK (panduan praktek klinik) yang diimplementasikan di faskes
jejaring
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.22
Capaian Jumlah PPK (Panduan Praktek Klinik) yang diimplementasikan di
Faskes Jejaring
Realisasi Jumlah
PPK (Panduan
Praktek Klinik) yang
diimplementasikan di
Faskes Jejaring
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
- - 5 buah 6 buah 5 buah
Capaian 120% 120%
Capaian Jumlah PPK (Panduan Praktek Klinik) yang diimplementasikan di
Faskes Jejaring tahun 2017 mencapai realisasi sebesar 6 buah dari target 5 buah
atau meningkat sebesar 120%. Progres capaian kinerja tahun 2017 terhadap target
jangka menengah tahun 2019 telah terpenuhi sebesar 120%. RSUP Dr. Hasan
Sadikin telah mensosialisasikan sebanyak 6 PPK pada acara Webinar dengan
Faskes Jejaring tanggal 3 Agustus 2017. PPK RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
disusun sesuai dengan kondisi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, yang mana
antara rumah sakit satu dengan yang lain mempunyai kondisi yang berbeda
sehingga belum tentu PPK RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat diterapkan di
rumah sakit lain.
13) % Kepatuhan Clinical Pathway
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
67
Tabel 3.23
Capaian Persentase Kepatuhan Clinical Pathway
Realisasi %
Kepatuhan Clincial
Pathway
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
50% 94% 70% 87,90 90%
Capaian 125,57% 97,67%
Capaian % kepatuhan clinical pathway yang sejalan kurikulum pendidikan pada
tahun 2017 mencapai realisasi sebesar 125,57% dari target 70% atau turun sebesar
62%. Progres capaian kinerja tahun 2017 te
rhadap target jangka menengah tahun 2019 telah terpenuhi sebesar
97,67%.Salah satu Sasaran Strategis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun
2017 yaitu terwujudnya integrasi layanan, pendidikan dan penelitian dengan
indikator : %Kepatuhan Clinical Pathway yang Sejalan Kurikulum Pendidikan dan
target sebesar 50%. Clinical Pathway (CP) dibentuk dengan tujuan mencapai patient
safety yang ditunjang oleh berbagai profesi medis maupun non medis dan dibentuk
untuk mampu laksana sesuai dengan fasilitas kesehatan. CP bersumber dari
Panduan Praktik Klinis (PPK) sementara PPK memuat semua hal tentang pelayanan
semua jenis penyakit sesuai dengan standar profesi yang dapat sejalan dengan
kurikulum pendidikan, dengan demikian CP tidak bisa dikatakan PPK.
Sebagai contoh, di dalam PPK diagnostik apendicitis dapat ditegakkan dengan
USG, sementara dalam CP mungkin tidak dicantumkan USG. Dengan demikian, CP
mengusung patient safety yang akan tercapai bila mutu pelayanan baik.
Pembentukan CP melibatkan berbagai profesi dengan tujuan tercapainya mutu
pelayanan terhadap pasien sesuai dengan kemampuan rumah sakit/ fasilitas
kesehatan sendiri. Tentu saja, patient safety akan tercapai bila mutu pelayanan
tercapai. Dalam indikator sudah ditetapkan persentasi capaian kepatuhan CP, untuk
1 (satu) kasus dapat memerlukan berbagai CP . Oleh karena itu, CP terpilih (CP 5
area prioritas klinis) harus dapat diperkirakan (predictable) dan terukur (measurable).
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
68
Tabel 3.24
Clinical Pathway yang diimplementasikan dalam rekam medik dan dievaluasi Tahun
2017
No Clinical Pathway yang telah diimplementasi, dievaluasi dan terintegrasi
dengan rekam medis
5 Area Prioritas Capaian
1 Karsinoma Servix Stadium Dini (Stadium I-IIA) disertai Anemia
Obstetri dan Ginekologi
100%
2 Diabetes Mellitus Tipe 2 Uncontrolled Ilmu Penyakit Dalam
3 Struma Tiroid Non Toksik Ilmu Bedah 96,7%
4 Stroke Perdarahan Intraserebral Neurologi 100%
5 Respiratory Distress Syndrome (RDS) Ilmu Kesehatan Anak 73,6%
Penyebab pencapaian Clinical Pathway belum mencapai 100 % yaitu :
1. Respiratory Distress Syndrome belum mencapai 100% disebabkan oleh tidak
semua bayi dapat menggunakan surfaktan dan PICC dikarenakan harga yang
mahal sehingga pasien bayi premature yang belum dalam jaminan BPJS dan
tidak mampu, tidak dapat memanfaatkannya. Selain itu tindakan thorax foto
untuk bayi premature yang tidak stabil tidak memungkinkan untuk dimobilisasi
ke ruang radiologi, dapat mengakibatkan hypothermia dan gagal nafas.
Pemakaian gentamisin harus dalam persetujuan PPRA, sehingga ada waktu
tunda sampai disetujui.
2. Struma Nodosa non toksik, masih mencapai 96,7%, masalah yang dihadapi
terkait dengan penjadwalan operasi yang panjang disebabkan kebutuhan
pasien tidak sebanding dengan kapasitas tempat tidur yang tersedia. Jumlah
pasien yang dijadawalkan operasi cukup banyak sehingga memperpanjang
Length of Stay (LOS). Namun sejak bulan Mei sampai Desember 2017 angka
kepatuhan sudah stabil mencapai 100%.
3. Diabetes Mellitus Tipe 2 Uncontrolled belum mencapai target yang ditetapkan
dikarenakan pemahaman staf terhadap Clinical Pathway tersebut masih
belum baik.
Rencana tindak lanjut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
69
1. Untuk Clinical Pathway yang sudah stabil kepatuhannya telah mencapai
100%, maka akan dibuat tim perumusan Clinical Pathway baru yang akan
dievaluasi di masing-masing area prioritas.
2. Melakukan sosialisasi ulang daftar tilik Clinical Pathway dan evaluasi rutin
pada rapat staf untuk Clinical Pathway yang belum mencapai target
kepatuhan.
3. Evaluasi dan optimalisasi pemanfaatan x-ray mobile di ruangan Neonatologi
Anturium dan NICU.
4. Dibuat alur yang dapat mempercepat persetujuan tim PPRA terhadap
pemakaian antibiotic gentamicin.
Grafik 3.7.
Penyebab Pencapaian CP RDS belum mencapai 100% :
1. Penyediaan surfaktan memang sudah ada di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung,
tapi tidak semua mampu membeli karena amat mahal yang membutuhkan
kebanyakan bayi prematur yang lahir belum ada BPJS, siapa yang akan
menanggung pembelian surfaktan?
2. Pemasangan PICC harganya juga mahal, permasalahan sama dengan nomor 1
3. Thorax foto, bayi prematur yang tidak stabil tidak mungkin dibawa ke ruang
radiologi karena membahayakan. Bisa hypothermia dan gagal nafas.
Seharusnya ada alat ronsen yang standby di ruang anthurium
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
70
4. Penyediaan antibiotik, pemakaian gentamisin saat ini pakai PPRA sehingga ada
waktu tunda sampai disetujui
Grafik 3.8.
Penyebab Pencapaian CP DM type 2 belum mencapai 100%:
1. Hasil kepatuhan CP masih belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini
dikarenakan pemahaman staf terhadap CP belum baik.
2. Langkah yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi ulang daftar tilik CP dan
evaluasi rutin pada rapat staf. Hasilnya mulai menunjukan peningkatan.
Grafik 3.9
Penyebab Pencapaian CP Struma Nodosa Non Toksik belum mencapai
100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
71
1. Masalah yang dihadapi terkait dengan penjadwalan operasi, jumlah pasien yang
tidak sebanding dengan ketersediaan kamar.
2. Jumlah pasien untuk dijadwalkan operasi cukup banyak sehingga
memperpanjang Length of Stay (LoS).
3. Rata-rata kepatuhan CP Struma Nodosa Non Toksik terus meningkat, sejak
bulan Mei – Desember 2017 angka kepatuhan stabil 100%. Sedang dilakukan
rapat staf untuk membuat tim perumusan CP baru.
Grafik 3.10
Grafik 3.11
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
72
14) Jumlah SPO bersama RSHS-FKUP yang diimplementasikan
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.25
Capaian Jumlah SPO bersama RSHS-FKUP yang diimplementasikan
Jumlah SPO
bersama RSHS-
FKUP yang
diimplementasikan
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
5
Dokumen
6
Dokumen
7 Dokumen
Capaian 120% 85,71%
Jumlah SPO bersama RSHS-FKUP yand diimplementasikan tahun 2017 di
targetkan 5 Dokumen, realisasi mencapai 6 Dokumen atau 120%. Progres capaian
kinerja tahun 2017 terhadap target jangka menengah tahun 2019 telah terpenuhi
sebesar 85,71%.
DAFTAR STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Nomor : 1175/MENKES/SK/X/2004
Tentang : PENETAPAN KELAS RUMAH SAKIT UMUM Dr. HASAN SADIKIN
BANDUNG SEBAGAI RUMAH SAKIT UMUM KELAS A
Nomor : HK.03.05/III/1102/11
Tentang : PENETAPAN RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG SEBAGAI
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN BANDUNG
Nomor : HK.06.01/E013/2815/II/2012
Tentang : PENDIDIKAN, PENELITIAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN
GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Nomor : HS.2.C022.17....
TENTANG : PROSEDUR PERJANJIAN KERJASAMA DENGAN INSTITUSI
PENDIDIKAN
Nomor : HS.2.C022.17.
Tentang : PROSEDUR PENETAPAN STAF PENDIDIK KLINIS SEBAGAI
PENILAI, PENDIDIK DAN PEMBIMBING
Nomor : HS.2.C022.17.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
73
Tentang : PROSEDUR PENETUAN STAF KLINIS, JUMLAH DAN JENIS
PASIEN, TEKNOLOG ALAT KEDOKTERAN, SERTA FASILITAS RUMAH
SAKIT DALAM PROGRAM PENDIDIKAN
Nomor : HK.06.01/E013/2499/II/2013
Nomor : 2380/UN6.C/KS/2013
Tentang : PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN
BANDUNG
Nomor : HK.02.04/E013/2165/II/2016
NOMOR : 1960/UN6.C/KB/2016
Tentang : DAYA TAMPUNG PESERTA DIDIK PROGRAM PENDIDIKAN
PROFESI DOKTER (P3D) BERDASARKAN PADA RASIO PENDIDIK
DENGAN PESERTA DIDIK MAKSIMAL SATU BANDING LIMA (1:5) DI
RSUP Dr. HASAN SADIKN BANDUNG
Nomor: KP.02.06/C011/12844/XI/2013
Tentang : PENUGASAN KLINIS (CLINICAL APPOINTMENT) STAF MEDIS
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Nomor : HK.02.04/E013/11302/IV/2015
Tentang : PEMANTAUAN GELAR AKADEMIK STAF MEDIK RSUP Dr.
HASAN SADIKIN BANDUNG
Nomor : HK.02.04/E013/9545/VII/2014
Tentang : PANDUAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN
DOKTER SPESIALIS / DOKTER GIGI SPESIALIS (PPDS-1 DAN PPDGS)
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Nomor : HS.2.C022.17.
Tentang : PROSEDUR KEGIATAN EVALUASI, MONITORING, DAN
SUPERVISI BAGI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER
SPESIALIS (PPDS)
Nomor : HS.01.C022.3.PR.023
Tentang : TATACARA PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SUB
SPESIALIS/KONSULTAN DALAM PROSES PENDIDIKAN DI RSUP Dr.
HASAN SADIKIN BANDUNG
Nomor : HS.01.C022.3.PR.021
Tentang : TATACARA PENERIMAAN PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN
DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS DALAM PROSES
PENDIDIKAN DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Nomor : HK.02.04/E013/13222/VII/2015
Nomor : 3336/UN6.C/KS/2015
Tentang : LARANGAN MELAKSANAKAN PRAKTEK PELAYANAN
KEDOKTERAN BAGI PROGRAM PENDIDIKAN SPESIALIS (PPDS) /
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS (PPDGS) DI LUAR
PROGRAM PENDIDIKAN
Nomor : HS.2.C022.17.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
74
Tentang : ORIENTASI PESERTA DIDIK
Nomor : HS.2.C022.17.
Tentang : STRUKTUR MANAJEMEN PENDIDIKAN KLINIS
Nomor : HS.01.C022.3.PR.022
Tentang : TATACARA PESERTA PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER /
DOKTER GIGI DALAM PROSES PENDIDIKAN DI RSUP Dr. HASAN
SADIKIN BANDUNG
Nomor : 621.UN6.C/KP/2015
NOMOR : HK.O3.05/C011/11297/KP/VI/2015
Tentang : PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA ACADEMIC MEDICAL
CENTER (AMC) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJAJARAN
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Nomor : HK.02.04/E013/11303/VI/2015
Tentang : KEBUTUHAN TANDA TANGAN PENGESAHAN
(COUNTERSIGN) DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP).
RESIDEN DAN TRAINEE DALAM PENGISIAN REKAM MEDIK DI RSUP Dr.
HASAN SADIKIN BANDUNG
Nomor : HK.03.05.CO11/9101/VI/2016
Tentang : ORGANISASI KOMITE KOORDINASI PENDIDIKAN RSUP Dr.
HASAN SADIKIN BANDUNG
Nomor : HS.2.C022.17.
Tentang : PROSEDUR TINGKAT SUPERVISI BAGI MAHASISWA
KEDOKTERAN DAN TRAINEE
Nomor : HK.02.03/C01/13257/VII/2015
Nomor : /UN6.C/KP/2015
Tentang : PENETAPAN LEVEL PENDIDIK KLINIS SEBAGAI PENILAI,
PENDIDIK, DAN PEMBIMBING
Nomor : HK.02.04/E013/2164/II/2016
Nomor : 1961/UN6.C/KB/2016
Tentang : PEMBENTUKAN KOMITE KOORDINASI PENDIDIKAN
(KOMKORDIK) DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Nomor : HS.2.C022.17.
Tentang : STRUKTUR MANAJEMEN PENDIDIKAN KLINIS
Nomor : HS.2.C022.17.
Tentang : STRUKTUR OPERASIONAL PENDIDIKAN KLINIS
Nomor : HS.2.C022.17
Tentang : KETERLIBATAN PESERTA DIDIK DALAM PROGRAM
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
Nomor : HK.02.02/MENKES/451/2016
Tentang : PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN
BANDUNG SEBAGAI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Nomor : HK.06.01/E013/2499/II/2013
Nomor : 2380/UN6.C/KS/2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
75
Tentang : PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN
BANDUNG
Nomor : HK.05.01/E013/6209/V/2016
Tentang : PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN
BANDUNG
15) Jumlah Publikasi Riset
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.26
Capaian Jumlah Publikasi Riset
Realisasi
Jumlah
Publikasi Riset
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
150 Buah 157 Buah 165 Buah 184 Buah 200 Buah
Capaian 111,5% 92%
Persentase penelitian medis yang dipublikasikan secara internasional dan
nasional merupakan banyaknya riset/penelitian yang dilaksanakan oleh staf medis di
RSHS dan dipublikasikan pada jurnal ilmiah nasional terakreditasi dan jurnal
internasional bereputasi di bidangnya dengan target minimal 165 judul penelitian.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kontribusi RSHS di bidang ilmu
pengetahuan melalui kegiatan penelitian yang sesuai dengan Visi dan Misi RSHS.
Pencapaian persentase penelitian medis di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang
telah dipublikasi internasional dan nasional dari bulan Januari s.d. Desember 2017
melebihi target, dari rencana 165 buah publikasi internasional dan nasional,
terrealisasi 184 buah publikasi internasional dan nasional. Dari target 165 buah,
tercapai realisasi 184 buah, atau mencapai 111,5%. Jika dibandingkan dengan
tahun 2016 naik sebesar 11,51%. Progres capaian kinerja tahun 2017 terhadap
target jangka menengah tahun 2019 telah terpenuhi sebesar 92%.
Permasalahan yang menjadi hambatan dalam pencapaian Indikator Kinerja,
yaitu:
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
76
Terlambatnya pelaporan tentang publikasi jurnal penelitian dari SMF/Bagian.
Belum ada reward dari RS bagi peneliti yang telah mempublikasikan
penelitiannya.
Rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan dalam mengatasi hambatan
tersebut, yaitu :
Pelaporan publikasi jurnal penelitian disampaikan langsung oleh setiap
Koordinator Penelitian SMF/Bagian pada acara rapat koordinasi penelitian yang
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali di Bagian Diklit.
Disusun rencana/anggaran biaya untuk pemberian reward bagi peneliti yang
telah mempublikasikan penelitiannya baik pada jurnal bertaraf nasional maupun
internasional.
Berikut ini tabel fishbone yang telah dibuat :
Gambar 3.12.
Fishbone Publikasi Junal Penelitian
Rencana Solusi dari permasalahan diatas adalah :
Tabel 3.27.
Rencana Solusi Masalah Publikasi Jurnal Penelitian
N
o Rencana Kegiatan
Rencana
Waktu
Pelaksanaan
Penanggung
Jawab
I II III IV
1 Pelaporan publikasi jurnal penelitian
disampaikan langsung oleh setiap
Koordinator Penelitian SMF/Bagian
pada acara rapat koordinasi
dr. Bambang
A.S. Sulthana,
Sp.B-KBD
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
77
penelitian yang dilaksanakan setiap 3
bulan sekali di Bagian Diklit.
2 Membuat pohon penelitian,
koordinasi antara Bagian Diklit,
Komite Etik Penelitian Kesehatan,
Koordinator Penelitian Unit/Bagian.
dr. Bambang
A.S. Sulthana,
Sp.B-KBD
3 Membuat online sistem untuk
penelitian, berkoordinasi dengan
Instalasi SIRS.
dr. Bambang
A.S. Sulthana,
Sp.B-KBD
4 Sosialisasi tentang kegiatan
penelitian masuk dalam penilaian
kinerja staf medis pada sistem
remunerasi, berkoordinasi dengan
Bagian SDM.
Nanda Gita
Utami, S.Sos.,
MPH
5 Disusun rencana/anggaran biaya
untuk pemberian reward bagi peneliti
yang telah mempublikasikan
penelitiannya baik pada jurnal
bertaraf nasional maupun
internasional.
Diah Asri
Wulandari, dr.,
Sp.A(K).
a. Penyusunan RAB Diklit 2018 dan
Program Kerja Diklit 2018
b. Realisasi dana
6 Program penelitian pegawai
(termasuk penelitian bagi staf medis)
sampai dengan publikasi penelitian.
Nanda Gita
Utami, S.Sos.,
MPH
a. Sosialisasi
b. Penerimaan Usulan Proposal
c. Seleksi
d. Pelaksanaan Penelitian
e. Laporan Hasil & Publikasi
7 Pelatihan GCP Diah Asri
Wulandari, dr.,
Sp.A(K).
a. Mendata staf medis yang belum
mengikuti Pelatihan GCP.
b. Mendata staf medis yang sertifikat
GCP-nya sudah kadaluarsa.
c. Sosialisasi pelaksanaan Pelatihan
GCP, berkoordinasi dengan
KEPK dan CRSU.
d. Pelaksanaan Pelatihan GCP,
minimal 2 kali/tahun.
16) Tingkat keandalan sarpras
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
78
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.28.
Capaian Tingkat Keandalan Sarpras
Realisasi Tingkat
Keandalan Sarpras
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
75% 87,23% 78% 92,97% 100%
Capaian 119,20% 92,97%
Tingkat keandalan sarpras tahun 2017 di targetkan 78%, realisasi mencapai
92,97% atau sekitar 119,20%, bila dibandingkan dengan capaian tahun 2016
meningkat sebesar 6,17%. Progres capaian kinerja tahun 2017 terhadap target
jangka menengah tahun 2019 telah terpenuhi sebesar 92,97%. Target tingkat
keandalan aset yang ditetapkan rumah sakit yaitu berupa nilai OEE (overall
equipment effectiveness).
Tabel 3.29.
DATA HASIL PENGUKURAN TINGKAT KEANDALAN SARANA DAN
PRASARANA
PERALATAN KESEHATAN DASAR RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
INSTALASI Jumlah
unit NAMA ALAT Standar
HASIL PERHITUNGAN Nilai
OEE TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
Nuklir 2 unit Gamma
Kamera 78,00%
128,58% 114,07% 117,59% 146,19% 126,61%
Radioterapi 1 unit Cobalt 78,00% 131,07% 124,87% 131,50% 97,00% 121,11%
1 unit Linac 78,00% 139,90% 126,17% 137,00% 105,00% 127,02%
Radiodiagnost
ik 2 unit
Radiografi
Analog 78,00%
104,07% 84,29% 123,56% 0,00% 77,98%
3 unit MSCT 78,00% 105% 90,60% 83,21% 93,90% 93,25%
1 unit MRI 78,00% 94,73% 94,20% 100,50% 24,53% 78,49%
Patologi
Anatomi 1 unit Vries Coupe 78,00%
46,64% 37,99% 51,39% 41,45% 44,37%
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
79
CSSD 4 unit
Sterilisator
Steam 78,00%
97,351% 88,345% 89,744% 88,20% 90,91%
Binatu 3 unit Mesin cuci 78,00% 76,77% 74,03% 84,36% 72,88% 77,01%
Rata -rata Nilai OEE TW 1- 3 /2017 92,97%
Grafik 3.12.
Pengukuran Tingkat Keandalan Sarana dan Prasarana Peralatan Kesehatan
Dasar
Grafik 3.13
Pengukuran Tingkat Keandalan Sarana dan Prasarana Peralatan Kesehatan
Dasar
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
80
Berikut ini adalah uraian dari tingkat keandalan sarana dan prasarana peralatan
kesehatan dasar :
a) Gamma Kamera
Grafik 3.14
Permasalahan pada tingkat keandalan gamma kamera :
1. Potensi kerusakan pada 2 kamera gamma yang ada saat ini sangat besar,
mengingat beban kerja alat yang melewati dari 100%.
2. Alat Kamera yang usia nya lebih dari 10 tahun, meski dapat mencapai target,
tetapi dikhawatirkan bila terjadi kerusakan beberapa sparepartnya sudah
discontinue.
3. Dari hasil study ditemukan bahwa Respon pemenuhan kebutuhan kamera yang
baru sangat lama
Tindak lanjut yang dilakukan adalah tetap melakukan penghitungan OEE dan
PDSA selanjutnya.
b) Cobalt-60
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
81
Tabel 3.30.
INDIKATOR MUTU KEMAMPUAN KERJA COBALT
Bulan
COBALT- 60
Nilai OEERata2 TW
2017
Ketersediaan (Ke) Kinerja (Ki) Kualitas (Ku)
Setiap hari kerja
Proses : 15 menit Di l ihat dari has i l Dos is
/MU yang di lakukan
setiap hari pada pagi
hari
Waktu tersedia: 810 menit
Ki : 55 pas ien/hari
Operas ional Direncanakan Operas ional Ideal Operas ional Ideal
N D N D N D
Januari 15 21 123,60% 131,07%
Februari 17 20 166,00%
Maret 19 22 103,60%
Apri l 160,00% 124,87%
Mei 107,30%
Juni 107,30%
Jul i 123,60% 131,50%
Agustus 150,90%
September 120,00%
Oktober 22 22 1566 1210 22 22 129% 97,00%
November 17 22 896 939 17 22 95,00%
Desember 18 18 989 1045 18 18 99,00%
Hari operasional Jumlah Siklus Hasil BI Attest (-)/hari
1428 1155 21 21
1826 1100 20 20
1254 1210 22 22
18 18 1584 990 18 18
21 21 1239 1155 21 21
15 15 885 825 15 15
21 21 1428 1155 21 21
22 22 1826 1210 20 20
19 19 1254 1045 22 22
c) Linac
Tabel 3.31.
INDIKATOR MUTU KEMAMPUAN KERJA LINAC
Bulan
LINAC
Nilai OEERata2 TW
2017
Ketersediaan (Ke) Kinerja (Ki) Kualitas (Ku)
Setiap hari kerja
Proses : 10 menit Di l ihat dari has i l Dos is /MU
yang di lakukan setiap hari
pada pagi hariWaktu tersedia: 420 menit
Ki : 42 pas ien/hari
Operas ionalDirencanakanOperas ional Ideal Operas ional Ideal
N D N D N D
Januari 21 21 1082 882 21 21 122,70% 139,90%
Februari 19 20 1292 840 20 20 153,80%
Maret 22 22 1323 924 22 22 143,20%
Apri l 18 18 1044 756 18 18 138,10% 126,17%
Mei 21 21 1281 882 21 21 145,20%
Juni 15 15 600 630 15 15 95,20%
Jul i 21 21 1386 882 21 21 157,10% 137,00%
Agustus 22 22 1518 924 22 22 164,30%
September 19 19 715 798 19 19 89,60%
Oktober 22 22 22 22 125% 105,00%
November 15 22 15 22 76%
Desember 18 18 18 18 114%
Hari operasional Jumlah Siklus Hasil BI Attest (-)/hari
1381 1100
575 750
1137 900
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
82
d) Radiodiagnostik
Tabel 3.32.
INDIKATOR MUTU KEMAMPUAN KERJA RADIOGRAFI
BulanRadiografi
Analog Toshiba
Kmr. 3
Radiografi
Analog
Toshiba IGD
Rata-rata
OEE TW
2017
MSCT 6
Slice
MSCT 128
Slice
MSCT 2
Slice
Rata-rata
OEE TW
2017
MRI
Rata-rata
OEE TW
2017
Rata-rata Nilai OEE Triwulan 2017
Januari 104,07% 118,00% 94,73%
Februari 98,30%
Maret 99,60%
Apri l 84,29% 94,60% 90,60% 94,20%
Mei 92,94%
Juni 84,26%
Jul i
Agustus
Sept 124,45% 114,61% 115,97% 57,6% 66,7% 84,9%
Okt 93,90%
Nov
Des
101,30% 105% 93,60%
106,30% 97,30%
104,60% 93,30%
96,30% 92,70%
72,75% 101,40%
83,83% 88,50%
132,65% 115,92% 124,29% 123,56% 119,42% 63,60% 66,70% 83,21% 98,80%
136,44% 117,30% 126,87% 116,13% 66,70% 66,70% 102,20%
119,53%
0.00% 0,00% 97.76% 94,30% 0,00%
0.00% 92.57% 90,30% 0,00%
0.00% 77.30% 97,10% 73,60%
100,50%
24,53%
e) Vries Cope
Tabel 3.33.
INDIKATOR MUTU KEMAMPUAN KERJA VRIES COPE
Bulan Alat Vries Coupe
Nilai
OEE
Ketersediaan Kinerja (Ki) Kualitas (Ku)
Setiap hari kerja Proses: kali
Operasio
nal
Direncan
akan
Operasio
nal Ideal
Operasio
nal Ideal
N D N D N D
Januari 17 22 34 44 34 34 59,71%
Februari 14 20 26 40 26 26 45,50%
Maret 12 22 28 44 28 28 34,71%
April 14 18 24 36 24 24 51,85%
37,50%
24,61%
31,75%
72,00%
50,42%
49,59%
53,93%
20,83%
Hari Operasional Jumlah Siklus
Mei 12 20 25 40 25 25
Juni 9 16 14 32 14 14
Juli 14 21 20 42 20 20
Agustus 17 22 41 44 41 41
September 13 19 28 38 28 28
Oktober 16 22 30 44 30 30
November 18 22 29 44 29 29
Desember 9 18 15 36 15 15
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
83
f) Steam
Tabel 3.34.
INDIKATOR MUTU KEMAMPUAN KERJA COBALT
BulanNilai OEE Sterilisator Jumlah Target
2017OEE versi 1
Rata2 TW / 2017
Steam 1 Steam 2 Steam 3 Steam 4 N D Versi 1
Januari 108,91% 71,25% 0,00% 110,08% 700 942 78,00% 97,01%
97,35%Februari 105,36% 95,50% 0,00% 87,95% 645 866 78,00% 96,27%
Maret 108,10% 103,25% 0,00% 84,77% 727 953 78,00% 98,78%
Apri l 57,27% 100,44% 0,00% 103,36% 602 907 78,00% 87,25%
88,34%Mei 77,54% 72,34% 0,00% 128,63% 672 936 78,00% 93,46%
Juni 0,00% 108,79% 0,00% 121,67% 552 899 78,00% 84,33%
Jul i 0,00% 115,51% 0,00% 131,05% 608 927 78,00% 89,58%
89,74%Agustus 53,51% 77,12% 0,00% 141,94% 656 929 78,00% 93,26%
Sept 87,07% 45,00% 0,00% 128,87% 609 901 78,00% 86,40%
Okt 0,000% 48,908% 86,975% 123,673% 622 929 78,00% 89,04%
88,20%Nov 0,000% 73,568% 55,605% 130,962% 604 899 78,00% 90,13%
Des 0,000% 5,505% 120,565% 120,161% 609 931 78,00% 85,43%
Pengukuran indikator manajemen penguatan aset rumah sakit dilakukan
terhadap keandalan peralatan kesehatan dasar salah satunya berupa peralatan
sterilisasi yang ada di Instalasi CSSD. Peralatan sterilisasi ini meliputi empat unit
sterilisator suhu tinggi steam (autoclave) merek Getinge Type GE-2612-AR2,
inventaris pengadaan tahun 2001. Keandalan mesin atau nilai OEE dihitung
berdasarkan:
• KE (ketersediaan alat/availability) yaitu perbandingan jumlah hari alat beroperasi
dibagi jumlah hari alat tersebut direncanakan beroperasi
• KI (kinerja alat/performance) yaitu kemampuan alat yang ada dibagi kemampuan
ideal alat
• KU (kualitas alat/quality) yaitu terhadap produk steril yang dihasilkan, untuk
mengetahui kualitas produk sterilisasi, dilakukan pengujian dengan indikator
biologi (BI-test) setiap hari pada siklus pertama sterilisasi.
Keandalan aset juga harus mencerminkan persentase capaian kinerja alat
yang baik, dengan demikian dapat memastikan kegiatan pelayanan berjalan tanpa
kendala. Kinerja sterilisator diukur berdasarkan persentase tingkat capaian antara
rencana tingkat capaian kinerja sterilisator dalam satu tahun dibandingkan dengan
realisasi capaiannya.Tujuannya adalah terwujudnya peralatan sterilisasi berupa
sterilisator steam yang siap pakai, tersedia dan memiliki kinerja baik untuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
84
menghasilkan produk steril yang terjamin sterilitasnya. Kegiatan Yang Dilaksanakan
:
1. Pemeliharaan (maintenance)
Sebelum mengoperasionalkan sterilisator steam, setiap hari petugas CSSD
mengecek semua fungsi mesin berjalan dengan baik termasuk suplai uap, air
dan tekanan angin sesuai standar.
Apabila ada suatu kendala, petugas CSSD melaporkan ke petugas IPSRS
disertai bon perbaikan. Jika berdasarkan penilaian IPSRS atau vendor
diperlukan penggantian suku cadang maka Instalasi CSSD mengusulkan dan
dikaji oleh IPSRS.
Untuk menjamin kinerja sterilisator steam berjalan baik diperlukan kalibrasi
oleh badan kalibrasi independen (BPFK). Proses kalibrasi harus dilakukan
sebelum masa berlakunya sertifikat habis.
2. Jaminan Produk Steril
Untuk menjamin produk steril yang dihasilkan dari sterilisator steam, sesuai
dengan Panduan Pelayanan Sterilisasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
menggunakan:
a. Indikator kimia berupa indikator internal yang dimasukkan di dalam setiap
kemasan, dan indicator eksternal yang ditempelkan di bagian luar
kemasan sepanjang kurang lebih ½ diameter kemasan
b. Indikator mekanik bentuk rekaman pada proses kegiatan sterilisasi sesuai
manual produk yang akan mengindikasikan kelayakan atau jika terjadi
gangguan/error pada salah satu pengukuran yang harus dicapai,
dilakukan pada setiap loading/operasional mesin
c. Indikator biologi/attest yaitu vial/sediaan berisi Bacillus
Stearothermophylus sediaan ini ditempatkan dalam setiap mesin
sterilisator setiap hari pada proses pertama, pembacaan hasil terhadap
vial setelah masa inkubasi 3 jam.
d. Uji mikrobiologi sesuai rekomendasi PPIRS/PERDALIN hanya dilakukan
jika terjadi peningkatan kasus infeksi luka operasi/kejadian luar biasa
(KLB) akibat pemakaian produk steril.
3. Penetapan Ketersediaan, Kinerja dan Kualitas
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
85
Untuk mengukur target capaian tingkat kehandalan peralatan kesehatan
dasar (overall equipment effectiveness/OEE) sterilisator steam ditetapkan
besaran KE, KI, KU sebagai berikut:
a. KE (ketersediaan alat/availability) adalah setiap hari.
b. KI (kinerja alat/performance) ideal sterilisator steam adalah 6 siklus/hari,
dengan mempertimbangkan:
Waktu proses sterilisasi steam per siklus adalah 120 menit
(termasuk proses pendinginan paska sterilisasi)
Suplai uap (steam) dari unit boiler IPSRS selama 720 menit (07.00
– 19.00)
c. KU (kualitas alat/quality) yaitu terhadap produk steril yang dihasilkan,
untuk mengetahui kualitas produk sterilisasi, dilakukan pengujian dengan
indikator biologi (BI-test) setiap hari pada siklus pertama sterilisasi.
4. Pengukuran Ketersediaan, Kinerja dan Kualitas
Pengukuran ketersediaan, kinerja dan kualitas dari sterilisator steam direkap
setiap bulan dari data yang didokumentasikan setiap hari oleh petugas CSSD.
Hasil rekapan dari ketersediaan, kinerja dan kualitas dihitung berdasarkan
formula pada kamus indikator sehingga menjadi angka OEE.
5. Analisa
Analisa hasil OEE dilakukan berdasarkan angka capaian standar yang harus
dicapai dan perbandingan tren capaian setiap bulan.
Rencana tindak lanjut dari permasalahan diatas adalah mengajukan upaya
perbaikan sterilisator steam nomor 3 dan penggantian suku cadang sterilisator
steam 1, 2 dan 4, sehingga angka ketersediaan sterilisator steam mencapai angka
ideal (tersedia setiap hari). Dimana hal ini mempengaruhi angka kinerja sterilisator
steam yang operasional dan mengajukan rencana peremajaan unit sterilisator steam
baru untuk TA 2018.
17) % kasus ditangani DPJP
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.35.
CAPAIAN PERSENTASE KASUS DITANGANI DPJP
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
86
% kasus ditangani
DPJP
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
- - 100% 89,04 100%
Capaian 89,04 89,04
Capaian persentase kasus ditangani DPJP pada tahun 2017 realisasi sebesar
89,04% dari target sebesar 100% atau sebesar 89,04%. Progres capaian kinerja
tahun 2017 terhadap target jangka menengah tahun 2019 telah terpenuhi sebesar
89,04%. Pemenuhan indikator Instalasi Rawat Inap yaitu kelengkapan asesmen
awal medis yang < 24 jam yang belum mencapai target 100% mempengaruhi
penilaian capaian indikator Kasus yang ditangani DPJP tersebut. Sebagai Rumah
Sakit Pendidikan Utama,100% penanganan kasus disupervisi oleh DPJP, namun
dokumentasi penanganan dan supervisi tersebut seringkali belum tercatat, sehingga
ketidaklengkapan berkas dalam rekam medis tersebut dinilai DPJP belum
menangani kasus tersebut.
Rencana tindak lanjut untuk dapat memenuhi pencapaian tersebut adalah
1. Sosialisasi hasil analisa pencapaian indikator pada SMF secara berkala
2. Pendampingan dan evaluasi implementasi di unit kerja
3. Penyusunan rencana tindak lanjut dan perbaikan oleh koordinator penjaminan
mutu SMF berkoordinasi dengan unit terkait
4. Meningkatkan Open Medical Record Review dan Closed Medical Record Review.
5. Optimalisasi peran case manager di unit pelayananan perawatan.
18) POBO (Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional)
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.36
Capaian POBO
Realisasi POBO
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
82% 77,88% 75% 71,85% 77%
Capaian 95,8% 93,31%
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
87
Capaian POBO (Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional) pada
tahun 2017 realisasi sebesar 71,85% dari target sebesar 75% pencapaian sebesar
95,80%. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 menurun sebesar 11,80%. Progres
capaian kinerja tahun 2017 terhadap target jangka menengah tahun 2019 telah
terpenuhi sebesar 93,31%. Realisasi yang masih dibawah target hal ini disebabkan
karena adanya perubahan aplikasi dan masih banyak ajuan klaim yang belum
diverifikasi pihak BPJS sehingga pencairan klaim dari BPJS mengalami
keterlambatan.
19) Hasil Audit Keuangan
Perbandingan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 serta terhadap
jangka menengah tahun 2019 yaitu :
Tabel 3.37
Capaian Hasil Audit Keuangan
Realisasi Hasil Audit
Keuangan
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target
WTP WTP WTP Proses WTP
Capaian Proses WTP
Hasil audit atas Lapkeu PABLU TA 2017 akan dilakukan oleh Auditor
Independen dengan target opini Wajar Tanpa Pengecualian (dalam semua hal yang
material posisi keuangan BLU RSHS tanggal 31 Desember 2017, serta kinerja
keuangan, perubahan ekuitas dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia). Audit
atas Lapkeu PABLU TA 2017 sedang dalam proses, pengusulan tanggal 15
Desember 2017 (Proses Audit Minimal 30 hari kalender), sekarang sedang dalam
proses pengadaan oleh pejabat pengadaan.
Tabel 3.38.
Upaya RSHS untuk Meraih WTP
No Strategi Langkah-Langkah Pencapaian
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
88
1 Membangun
komitmen dan
integritas
Pimpinan,Para
Pengelola dan
Para pelaksana
kegiatan
Membangun Budaya
Organisasi “meraih WTP “
lingkungan RSUP Dr.Hasan
Sadikin
1. Penyempurnaan SPO
(Standar Prosedur
Operasional) pengelolaan
keuangan.
2. Melaksanakan sistem
pengendalian keuangan RS
dengan pemisahan fungsi
pencatatan di bagian
akuntansi, fungsi penerimaan
uang dan pengeluaran uang di
Bagian Pembendaharaan
serta evalusi anggaran di
bagian PEA.
2 Penguatan
perencanaan dan
penganggaran
1. Menetapan prioritas
program dan anggaran
sesuai RSB
2. Penggunaan Bagan Akun
Standar (BAS) secara
cermat ( Belanja Pegawai
, Belanja Barang , Belanja
Modal)
3. Penyiapan kelengkapan
dan keakuratan Dokumen
Pendukung Perencanaan
(TOR, RAB)
1. Penyusunan RBA, DIPA dan
RKA-K/L berdasarkan
prioritas program dan
anggaran sesuai
2. Penyusunan RBA dan RKA
dilengkapi TOR dan RAB.
3. Pelaksanaan anggaran
menggunakan monitor CPA
atau catatan penggunaan
anggaran dengan
menggunakan BAS yang
sesuai.
3 Pembenahan
Pengelolaan kas /
Sistem
Pembukuan /
Akutansi
1. Reviu dan
Penyempurnaan
Kebijakan Akutansi
Kementerian Kesehatan;
2. Melaksanakan peraturan
yang ditetapkan oleh
Kementrian Keuangan.
3. Meningkatan kualitas
penyusunan perencanaan
Kas;
4. Meningkatkan ketepatan
1. SPI melakukan reviu atas
laporan keuangan setiap
semester dan akhir tahun.
2. Sistem pembukuan berbasis
akrual
3. Pemeriksaan kas oleh SPI
setiap bulan, berupa Berita
Acara pemeriksaan Kas
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
89
waktu pelaksanaan
anggaran;
5. Pemeriksaan Kas Intern
oleh KPA melalui SPI
4
Perbaikan
Penatausahaan
pendapatan BLU
1. Pendapatan PNBP masuk
rekening Rumah Sakit
2. Melakukan kerjasama
dengan bank pemerintah
dalam setiap penermaan
dan pengeluaran kas.
1. Pendapatan PNBP masuk ke
rekening penerimaan RS
paling lambat 1x24 jam
2. Cash Management di setiap
pelayanan berupa outlet
bank.
5
Peningkatan
kualitas
pengadaan
barang / jasa
Pengadaan barang dan jasa
berpedoman pada Keppres dan
menggunakan LPSE
Proses Pengadaan lelang
sudah menggunakan LPSE
(layanan pengadaan secara
elektronik)
6
Pembenahan
Penata Usahaan
Aset
1. Pengisian data entry
secara rutin ke dalam
SIMAK BMN
2. Peningkatan Koordinasi
antara Bagian Akuntansi
dan bagian inventaris
1. Input data aset tetap dan
hibah ke dalam SIMAK BMN
secara periodik
2. Melakukan rekonsiliasi data
internal setiap bulan antara
bagian akuntansi dan
verifikasi dengan tim SIMAK-
BMN
3. Melakukan penatausahaan
pesediaan secara Aplikasi
7
Penguatan
kapasitas SDM
Peningkatan kualitas SDM
melalui pelatihan-pelatihan
1. SDM Keuangan mulai
eselon III, IV, dan staf
direktorat keuangan untuk
mengikuti pelatihan
keuangan yang di
selenggarakan kemenkeu
dan kemenkes
2. Mengikutsertakan SDM
dalam pelatihan pengadaan
barang / jasa untuk tahun
2017.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
90
8
Sistem
Pengendalian
Internal
SPI berkoordinasi dengan
unit-unit kerja
Membuat perencanaan sistem
pengendalian internal di unit
kerja masing – masing di bawah
koordinasi SPI
9 Penguatan
Monitoring dan
Evaluasi
1. Meningkatkan kualitas
pelaksanaan monitoring
terpadu terhadap
pelaksanaan kegiatan dan
anggaran;
2. Melakukan perbaikan
segera terhadap
ketidaksesuaian
pelaksanaan kegiatan dan
anggaran
3. Melakukan pertemuan rutin
secara berkala dan
berjenjang dalam rangka
evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan anggaran
1. Membuat laporan realisasi
penyerapan anggaran setiap
tanggal awal bulan
berikutnya
2. Melakukan usulan
pergeseran MAK terhadap
kegiatan yang melebihi pagu
sebelumnya
3. Melakukan rapat koordinasi
secara rutin
10 Perbaikan
penyusunan
laporan keuangan
Melakukan koordinasi dengan
KPPN, DJPB, Bag Keuangan
BUK dan Biro Keuangan
Setjen Kemkes di dalam
perancangan Teknologi
informasi
1. Melakukan konsultasi ke
KPPN, DJPB, PKBLU,
Bagian keuangan BUK dan
Biro keuangan setjen
kemkes.
2. Rekonsiliasi tepat waktu.
3. Monitoring transaksi
keuangan secara berkala
4. Melaksanakan penyusunan
laporan keuangan sesuai
dengan aturan Pablu dan
Saiba
5. Telaah atas laporan
keuangan
11 Peningkatan
kualitas pengawas
Melakukan koordinasi dengan
SPI
1. Laporan keuangan di reviu
oleh SPI setiap semester
dan tahunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
91
2. Laporan keuangan di audit
oleh KAP mulai tanggal 01
April 2017 sampai dengan
30 April 2017.
3. Laporan keuangan di reviu
oleh SPI oleh Irjen.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
92
B. SUMBER DAYA
a. Komposisi SDM Berdasarkan Status Kepegawaian
Tabel 3.39
Komposisi SDM Berdasarkan Status Kepegawaian keadaan Desember 2017
No Status Jumlah
1 PNS 2039
2 Diknas & BLU FK Unpad 116
2 NON PNS 745
3 Pra Non PNS 79
JUMLAH 2979
b. Komposisi SDM berdasarkan jenis tenaga
Tabel 3.40.
Komposisi SDM berdasarkan jenis tenaga Desember 2017
No. Jenis Tenaga Jumlah
1 DOKTER SPESIALIS 327
2 DOKTER GIGI SPESIALIS 18
3 DOKTER UMUM & BRIGADE SIAGA BENCANA 21
4 DOKTER GIGI 3
5 PERAWAT 1.163
6 BIDAN 76
7 FUNGSIONAL KES LAINNYA 305
8 KESEHATAN LAINNYA (NON PNS) 217
9 FUNGSIONAL NON KES. 22
10 ADMINISTRASI 525
11 TENAGA STRATEGIS 313
J u m l a h 2.990
c. Komposisi SDM berdasarkan Jenjang Pendidikan
Tabel 3.41.
Komposisi SDM berdasarkan Jenjang Pendidikan yang telah disesuaikan:
No. Jenis Pendidikan Jumlah
1 Dokter spesialis 289
2 Dokter umum 20
3 Dokter gigi spesialis 18
4 Dokter gigi 3
5 Dokter Spesialis S3 26
6 S-2 135
7 S-1 459
8 D-4 68
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
93
9 D-3 1.387
10 D-1 20
11 SLTA 502
12 SLTP 51
13 SD 12
J u m l a h 2.990
d. Komposisi SDM berdasarkan Jenis Jabatan
Tabel 3.42. Komposisi SDM berdasarkan Jenis Jabatan :
No. Jenis Jabatan Jumlah
1 Eselon-2 5
2 Eselon-3 9
3 Eselon-4 24
4 Fungsional 1.491
5 Staf (Non fungsional/struktural) 645
6 Pegawai Non PNS (BLU) 816
Pegawai yang pensiun TW III 0
Jumlah pegawai (Desember 2017) 2.990
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
94
2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Tabel 3.43.
Posisi Barang Milik Negara (BMN) RSHS
Triwulan per 31 Desember - Tahun 2017
BAIK RUSAK
RINGAN
RUSAK
BERAT
A TANAH 87,798 - - - 2,322,848,969,000
Tanah Persil 87,798 - - - 2,322,848,969,000
B PERALATAN DAN MESIN 57,409 55,723 603 1,083 731,023,842,707
1 Alat Besar Darat 2 - 1 1 9,105,000
2 Alat Besar Apung 39 39 - - 62,626,000
3 Alat Bantu 86 86 - - 13,758,921,181
4 Alat Angkutan Darat Bermotor 30 23 - 7 5,328,188,625
5 Alat Angkutan Darat Tak Bermotor 57 48 8 1 26,676,500
6 Alat Bengkel Bermesin 44 43 1 - 438,504,516
7 Alat Bengkel Tak Bermesin 543 537 6 - 216,814,420
8 Alat Ukur 340 340 - - 1,122,911,966
9 Alat Pengolahan 280 278 - 2 456,125,457
10 Alat Kantor 5,765 5,578 120 67 11,709,019,198
11 Alat Rumah Tangga 18,297 17,765 213 319 50,259,350,978
12 Alat Studio 366 366 - - 3,241,016,677
13 Alat Komunikasi 918 865 6 47 2,555,965,687
14 Peralatan Pemancar 15 15 - - 4,716,508,457
15 Alat Kedokteran 21,525 20,858 196 471 534,742,146,283
16 Alat Kesehatan Umum 830 830 - - 2,089,748,318
17 Unit Alat Laboratorium 3,154 3,023 48 83 39,104,494,886
18 Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 685 683 - 2 1,938,431,891
19 Unit Alat Laboratorium Fisika Nuklir/Elektronika 16 15 1 - 10,762,516,320
20 Alat Proteksi Radiasi/Proteksi Lingkungan 119 74 - 45 1,513,184,100
21 Radiation Application&Non Destructive Testing Laboratory 1 1 - - 58,991,000
22 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup 110 109 - 1 528,227,500
23 Peralatan Laboratorium Hydrodinamica 29 29 - - 842,225,000
24 Alat Laboratorium Standarisasi Kalibrasi&Instrumentasi 186 185 - 1 999,460,370
25 Persenjataan Non senjata Api 21 21 - - 111,331,550
26 Alat Khusus Kepolisian 15 15 - - 503,120,875
27 Komputer Unit 1,323 1,314 9 10,914,680,637
28 Peralatan Komputer 2,143 2,114 3 26 9,150,556,085
29 Alat Eksplorasi Geofisika 1 1 - - 171,000
30 Pengolahan dan Pemurnian 1 1 - - 562,318,185
31 Alat Deteksi 6 6 - - 858,000
32 Alat Pelindung 16 16 - - 182,207,500
33 Alat Sar 8 8 - - 5,393,025
34 Alat Kerja Penerbangan 24 24 - - 61,758,400
35 Alat Peraga Pelatihan dan Percontohan 51 51 - - 21,190,210,800
36 Unit Peralatan Proses/Produksi 342 343 - 1 1,841,430,520
No URAIAN Qtt
KEADAAN/KONDISI
Nilai (Rp)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
95
BAIK RUSAK
RINGAN
RUSAK
BERAT
C. GEDUNG DAN BANGUNAN 108 100 2 6 481,945,864,405
1 Bangunan Gedung Tempat Kerja 66 62 2 2 481,353,111,975
2 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 2 2 - - 183,813,000
3 Tugu/Tanda Batas 40 36 - 4 408,939,430
D. JALAN DAN JEMBATAN 22,271 22,266 4 1 4,332,348,000
1 Jalan 22,271 22,266 4 1 4,332,348,000
E. IRIGASI 15 15 - - 2,199,736,470
1 Bangunan Pengembangan Sumber Air dan Sumber Tanah 6 6 - - 188,063,000
2 Bangunan Air Bersih/Air Baku 3 3 - - 20,294,470
3 Bangunan Air Kotor 6 6 - - 1,991,379,000
F. JARINGAN 43 42 - - 3,186,506,869
1 Instalasi Pertahanan 1 1 - - 20,320,300
2 Instalasi Gas 1 1 - - 42,176,200
3 Instalasi Lain 1 1 - - 24,833,600
4 Jaringan Listrik 39 38 - - 3,077,441,769
5 Jaringan Telephone 1 1 - - 21,735,000
G. ASET TETAP LAINNYA 28 28 - - 18,309,462
1 Bahan Perpustakaan Tercetak 28 28 - - 18,309,462
H. ASET TETAP YANG TIDAK DIGUNAKAN 706 - - 706 10,286,215,398
1 Alat Besar Darat 1 - - 1 1,492,455,000
2 Alat Bantu - - - - -
3 Alat Angkutan Darat Bermotor 7 - - 7 1,166,300,545
4 Alat Angkutan Darat Tak Bermotor 1 1 100,000
5 Alat Pengolahan 2 2 148,000
6 Alat Kantor 66 - - 66 21,012,000
7 Alat Rumah Tangga 311 - - 311 681,416,537
8 Alat Komunikasi 47 47 19,968,624
9 Alat Kedokteran 221 - - 221 15,407,371,850
10 Unit Alat Laboratorium 15 - - 15 1,208,444,878
11 Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 1 1 1,135,487,000
12 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup - - - - -
13 Komputer Unit 9 9 55,032,401
14 Peralatan Komputer 22 - - 22 58,356,105
15 Unit Peralatan Proses/Produksi 1 1
15 Bangunan Gedung Tempat Kerja 2 2 751,546,614
I . PATEN 49 49 - - 4,088,654,126
1 Aset Tak Berwujud 49 49 - - 4,088,654,126
J. KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN - - - - 100,548,243,544
1 Gedung dan Bangunan - - - - 100,548,243,544
K. ASET TAK BERWUJUD DALAM PENGERJAAN - - - - -
No URAIAN Qtt
KEADAAN/KONDISI
Nilai (Rp)
Sumber daya sarana dan prasarana atau Barang Milik Negara (BMN) yang
dimiliki RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah sebagaimana pada dokumen
Laporan Barang Kuasa Pengguna Triwulan Anggaran 2017. Barang Milik Negara
(BMN) Intrakomptabel RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung per 31 Desember
Anggaran 2017 bernilai nominal sebesar Rp3.672.176.816.675,- dengan uraian per
kelompok barang sebagai berikut:
a. Tanah, dengan kode kelompok barang 131111, seluas 87.798 M2 dengan nilai
nominal sebesar Rp2.322.848.969.000,-
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
96
b. Peralatan dan Mesin, dengan kode kelompok barang 131311, sejumlah 43,824
unit dengan nilai nominal sebesar Rp731.023.842.707,-
c. Gedung dan Bangunan, dengan kode kelompok barang 131511, sejumlah 75
unit dengan nilai nominal sebesar Rp481.945.864.405,-
d. Jalan dan Jembatan, dengan kode kelompok barang 131711, 22.271m² lokasi
dengan nilai nominal sebesar Rp4.332.348.000,-
e. Irigasi, dengan kode kelompok barang 131712, sejumlah 11 unit dengan nilai
nominal sebesar Rp2.199.736.470,-
f. Jaringan, dengan kode kelompok barang 131713, sejumlah 42 unit dengan nilai
nominal sebesar Rp3.186.506.869,-
g. Konstruksi dalam pengerjaan gedung dan bangunan dengan kode kelompok
132111 sebesar Rp100.548.243.544,-
h. Aset tidak berwujud, dengan kode kelompok barang 153151, dengan nilai
nominal sebesar Rp4.088.654.126,-
i. Aset tetap yang tidak digunakan, dengan kode kelompok barang 154112,
sejumlah 853 unit dengan nilai nominal sebesar Rp22.002.651.554,-
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
97
3. Sumber Daya Anggaran dan Realisasi
Tabel 3.44.
Sumber Daya Anggaran dan Realisasi
KODE JENIS BELANJA SUMBER
DANA PAGU REALISASI %
1 2 3 4 5 6
APBN (RUPIAH MURNI) RM 222.575.441.000 216.562.621.722 97,3
2094.01 LAYANAN PERKANTORAN
51 PEMBAYARAN GAJI DAN TUNJANGAN
144.246.971.000 138.709.952.600 962
511111 Belanja Gaji Pokok 96.567.722.000 96.567.720.218 100,0
511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS 1.595.000 1.330.898 83,4
511121 Belanja Tunj.Suami/Istri PNS 7.787.689.000 6.641.378.040 85,3
511122 Belanja Tunj. Anak PNS 2.198.572.000 1.780.948.178 81,0
511123 Belanja Tunj. Struktural PNS 491.540.000 461.640.000 93,9
511124 Belanja Tunj.Fungsional PNS 9.973.620.000 9.085.646.900 91,1
511125 Belanja Tunj.PPh PNS 1.042.867.000 179.657.106 17,2
511126 Belanja Tunj. Beras PNS 5.771.209.000 5.022.544.260 87,0
511129 Belanja Uang Makan PNS 19.957.291.000 16.719.918.000 93,1
511147 Belanja Tunjangan Uang Duka - - -
511151 Belanja Tunjangan Umum 1.766.906.000 1.572.190.000 89,0
512211 Belanja Uang Lembur 687.960.000 676.979.000 98,4
52 Penyelenggaran oprs & Peml. Perkantoran
41.514.882.000 41.086.344.739 99,0
52111 Belanja Bahan Makanan 6.672.520.000 5.655.255.843 99,7
52212 Obat-obatan 24.404.813.000 24.268.917.439 99,4
52211 Belanja Langganan Daya dan Jasa 11.437.549.000 11.162.171.457 97,6
521119 Belanja Barang Operasional Lainnya 36.813.588.000 36.766.324.383 99,9
53 Belanja Modal 36.813.588.000 36.766.324.383 99,9
532111 Alat Kesehatan
PNBP-BLU BLU 707.600.585.000 686.278.332.198 96,9
525 Belanja Barang (BLU) 96,8
525111 Belanja Gaji dan Tunjangan (BLU) 243.858.000.000 240.929.490.650 98,8
525112 Belanja Barang (BLU) 289.457.832.000 282.072.983.655 97,4
525113 Belanja Jasa (BLU) 6.455.000.000 5.635.840.339 87,3
525114 Belanja Pemeliharaan (BLU) 18.903.971.000 15.473.147.180 81,9
525115 Belanja Perjalanan (BLU) 1.320.000.000 888.593.256 67,3
525119 Belanja Peny. Barang dan Jasa BLU Lainya
98.282.950.000 92.061.112.194 93,7
537 Belanja Modal (BLU) 49.322.832.000 49.217.164.924 99,8
537112 Belanja Modal Peralatan & Mesin (BLU) 11.261.596.000 11.161.413.873 99,1
537113 Belanja Modal Gedung & Bangunan BLU)
38.061.236.000 38.055.751.051 100,0
JUMLAH (RUPIAH MURNI + PNBP BLU)
930.176.026.000 902.840.953.920 97,1
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
98
C. EFISIENSI SUMBER DAYA
1. Webinar Dengan adanya media telekonferensi yang digunakan oleh RSHS
dimulai pada bulan Juli 2017 sampai dengan Desember 2017 sebanyak 14 Kali
acara Webinar yang diikuti oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, 7
rumah sakit regional jawa barat yang diampu oleh RSHS serta rumah sakit
sekitar jawa barat. Selain itu acara webinnar yang diselenggarakan ada pula
yang mengikuti dari luar jawa barat. Pemanfaatan teknologi ini sangat
membantu RSHS untuk melaksanakan tugas sebagai rumah sakit pengampu
khusunya rumah sakit regional jawa barat dan pada umunya untuk seluruh
rumah sakit di Indonesia. Keuntungan dengan menggunakan teknologi
telekonferensi ini rumah sakit dr hasan sadikin dapat mengefisiensikan biaya
perjalanan dinas, honor narasumber, dapat terhubung secara langsung tanpa
dibatasi jarak dan waktu, serta dapat terkoneksi dengan rumah sakit diluar jawa
barat. Penggunaan teknologi ini mendapatkan penghargaan dari Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan sebagai Rumah Sakit Dengan Pengembangan
Pengampuan melalui telematika terbaik tahun 2017.
2. Alokasi pagu anggaran PNBP-BLU dari belanja modal tahun 2017 sebesar
Rp.50.127.832.831,- terealisasi sebesar Rp.45.449.064.070,- atau 90,67%.
efisiensi sebesar Rp.4.678.768.761,- sehingga sebagian dapat dialihkan ke
modal perkantoran, pemeliharaan dan belanja barang dengan nilai sebesar
Rp.2.490.000.000,-.
3. Adanya Perjanjian kerja antara laboratorium RSHS dengan vendor
(laboratorium) dengan pengalihan laboratorium 24 menjadi terpusatkan,
sehingga dapat ditekan untuk efisiensi alat (hanya 1 alat yang dipakai bersama
dengan lab rutin), Efisiensi kebutuhan SDM menjadi terpusat yang pada awalnya
terbagi menjadi 2 lokasi. Efisiensi lainnya dari kebijakan ini adalah efisiensi,
penghematan sumber daya air, listrik, gedung dan pemeliharaan lainnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
99
BAB IV
KESIMPULAN
Capaian kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2017 dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian dapat dilihat melalui hasil
pengukuran pencapaian target tiap-tiap indikator yang mendukung sasaran program
sesuai dengan Rencana Strategis Bersama (RSB) RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahun
2015 – 2019 dan capaian dari kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi di
tiap-tiap Bagian.
Pada umumnya kinerja pelaksanaan kegiatan untuk mendukung program-program
yang ada telah mendekati pencapaian sesuai target yang telah direncanakan,
adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi antara lain diterapkannya
kebijakan tentang sistem rujukan berjenjang dan pembangunan gedung Instalasi
Rawat Jalan yang berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan, .
Keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 2017 diharapkan dapat menjadi
parameter agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara
lebih efektif dan efisien. Sedangkan untuk hal-hal yang menghambat tercapainya
target dan rencana pelaksanaan kegiatan diharapkan dapat ditemukan solusi serta
alternatif penyelesaiannya dengan mengedepankan profesionalisme di lingkungan
RSUP Dr. Hasan Sadikin.
Laporan akuntabilitas kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin ini selain merupakan media
pertanggungjawaban kinerja, juga diharapkan dapat digunakan sebagai alat
komunikasi dan bahan masukan bagi para pemangku jabatan baik dilingkungan
RSUP Dr. Hasan Sadikin maupun di tingkat Kementerian Kesehatan RI dalam
rangka peningkatan kinerja dimasa yang akan datang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
100
Lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
101
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
102
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
103
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
104
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
105
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
106
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
107
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
108
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
109
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
110
FOTO KEGIATAN
Gambar 3.13. Pengahargaan Juara 2 Terbitan Berkala Tingkat Kementerian Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
111
Gambar 3.14. Penyerahan Sertifikat KARS dari Gubernur Jabar ke Dirut RSHS
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Tahun 2017
112
top related