Lampiran 1: Transkrip Wawancara Rudi Profil Informan ... · Waktu wawancara : 10 May 2014 . Lokasi wawancara : Rumah Rudi (Ruang Tamu) Keterangan: P: Peneliti . I: Informan . P: Selamat
Post on 02-Dec-2020
4 Views
Preview:
Transcript
Lampiran 1: Transkrip Wawancara Rudi
Profil Informan:
Nama : Rudi
Tempat, tanggal lahir : Banjarmasin, 20 April 1974
Waktu wawancara : 10 May 2014
Lokasi wawancara : Rumah Rudi (Ruang Tamu)
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P: Selamat sore om, bisa minta waktunya sebentar untuk tanya-tanya mengenai
komunikasi keluarga yang ada di keluarga om Rudi?
I: Iya ndak apa, kalau bisa saya jawab saya jawab kok.
P: Terima kasih om sebelumnya, langsung saja saya mau tanya ketika ada masalah
dalam keluarga, biasanya menyelesaikan masalah sendiri atau justru dibicarakan
bersama anggota keluarga?
I: Tergantung permasalahan sih, kalau masalahnya umum saya bicarakan bersama
istri dan anak saya, tapi kalau masalah pribadi saya bicarakan dengan istri saja. Kayak
dulu anak saya memilih sekolah saat mau masuk SMP. Kita sekeluarga
membicarakan bersama, saya memberi arahan mana sekolah yang bagus.
P: Masalah pribadi yang dimaksud itu contohnya seperti apa?
I: Ya seperti temen saya menawarkan usaha baru, saya coba bicarakan dengan istri
saya.
P: Alasan anaknya tidak diajak bicara bersama kalau boleh tahu apa ya?
I: Anton masih kecil, meskipun saya ajak dia bicara Anton juga bakalan tidak
mengerti apa-apa.
75
P: Apakah dalam keluarga anda memiliki quality time?
I: Ada, biasanya setelah pulang gereja hari minggu saya selalu mengajak istri dan
anak untuk pergi ke mall, ke luar kota
P: Saat quality time apakah ada waktu khusus untuk membicarakan masalah yang
terjadi khusunya kepada Anton?
I: Kadang-kadang, tergantung mamanya cerita ke saya Anton ada masalah apa di
sekolahnya.
P: Lalu mengenai pola komunikasi di keluarga, apa dalam keluarga ini selalu
memberi kesempatan berkomunikasi secara merata dan seimbang? Seperti contohnya
selalu memberikan kesempatan kepada istri dan anak untuk memberi pendapat?
I: Iyah, cuma juga tergantung masalah apa yang terjadi. Yah seperti contoh tadi, saat
memilih sekolah tentu Anton boleh ikut memilih.
P: Apakah dalam keluarga ini bebas mengemukakan ide-ide, opini, kepercayaan?
I: Boleh saja, mengenai apa hasilnya nanti juga akan dibicarakan lagi mana yang
terbaik
P: Apakah anda sering memberikan pujian kepada Anton?
I: Sewajarnya saja, apabila Anton berhasil dalam suatu prestasi tentu saya memberi
pujian dan ucapan.
P: Bentuk kasih sayang seperti apa yang diberikan kepada Anton?
I: Kalau Anton ingin barang apa saya selalu berikan. Sekarang Anton sukanya bukan
mainan, tapi lebih kearah teknologi. Kayak Hp, Mp3. Mainan itu dulu waktu masih
kecil sih.
P: Alasan selalu memberikan apa yang Anton mau apa ya?
I: Saya melihat Anton tidak memiliki saudara kandung, setidaknya dengan barang-
barang yang dia mau Anton tidak merasa kesepian.
P: Bagaimana ketika anak anda melakukan kesalahan? Apakah anda memberikan
sanksi atau hukuman?
I: Kalau kebangetan saya marahin, tapi kalau kesalahan kecil-kecil saya bilangi dia,
saya nasehatin dia
76
P: Apakah dalam keluarga anda memiliki peraturan keluarga?
I: Tidak ada, yah kalau misalnya Anton melakukan kesalahan gitu yah saya bilangin
dia aja lalu dia sudah tidak seperti itu lagi. Kayak dulu Anton habis mandi,
handuknya tidak digantung di jemuran. Yah saya bilangin dia, setelah beberapa kali
dibilangin terus-terusan baru dia berubah.
P: Apabila saat keinginan Anton tidak terpenuhi, gimana reaksinya? Apa dia marah,
putus asa, gelisah?
I: Yah pernah cemberut, ngambek gitu. Dulu waktu Anton meminta Hp baru, hari itu
juga harus dibelikan. Tapi saat itu saya sedang ada urusan pekerjaan. Akhirnya Anton
juga menunggu setelah saya ada waktu. Tapi kalau saya lihat Anton lebih menurut
dengan saya ketimbang dengan mamanya.
P:Apakah anda sebagai ayah, memiliki harapan yang tinggi kepada Anton untuk
berhasil dalam segala prestasinya?
I: Tidak, saya tidak menuntut yang berlebihan kepada anak saya. Cuma saya memberi
pengarahan saja agar Anton tidak malas belajar, lebih giat, seperti itu saja.
P: Bagaimana cara memberikan pengarahan kepada Anton agar menjadi anak yang
tidak memberontak, dapat membedakan mana yang baik mana yang buruk?
I: Seringkali saya menyuruh Anton untuk mulai membaca Koran, dari Koran banyak
sekali kejadian-kejadian yang bisa ditemukan. Biasanya setelah selesai makan malam,
kami sekeluarga duduk di ruang keluarga sambil nonton tv bersama. Saat itu
mamanya mulai cerita dulu ke saya bagaimana perkembangan nilai Anton di sekolah.
Baru dari itu saya memberi pengarahan-pengarahan sekaligus menasehati Anton.
Nilai Anton di sekolah juga tidak begitu baik, seringkali mamanya menggantikan
guru les bila nilai Anton masih kurang.
P: Bagaimana anda menerapkan moral loving the good dan action the good?
I: Dulu saya sempat membelikan Anton film tentang ajaran agama Kristen,
selanjutnya yah saya memberikan pengarahan agar dia selalu menerapkan ajaran
Kristen.
77
P: Apakah ajaran Kristen dapat membantu dalam pembentukan karakter menjadi
baik?
I: Iya karena dengan nilai-nilai Kristen yang diberikan sejak kecil juga dapat bentuk
kepribadian sang anak jadi baik.
P: Oww gitu, iyah bener yah. Terima kasih yah om atas waktunya.
I: Sama-sama
78
Lampiran 2: Transkrip Wawancara Rini
Profil Informan:
Nama : Rini
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 8 Desember 1977
Waktu wawancara : 9 May 2014
Lokasi wawancara : Rumah Rini (Ruang Tamu)
P: Selamat siang tante, sebelumnya saya permisi mau tanya tentang komunikasi
keluarga yang ada di keluarga tante. Apa boleh saya bertanya?
I: Iya ndak apa kok, tanya aja tante jawab.
P: Terima kasih tante, saya mau tanya ketika ada masalah dalam keluarga, biasanya
menyelesaikan masalah sendiri atau justru dibicarakan bersama anggota keluarga?
I: Kita sekeluarga selalu membicarakan bersama kalau ada problem, cuma kalau
masalah yang tidak menyangkut si Anton yah aku cuma bilang ke papanya. Kayak
dulu aku cerita tentang saudara aku mau pindah ke Surabaya yah aku cerita ke
papanya, Anton ndak ikut mendengarkan.
P: Kalau boleh tau, apa yah alasannya?
I: Ya gak papa si, cuma kan Anton juga gak ada hubungannya aja. Yah aku cerita aja
ke papanya doang.
P: Oww gitu, lalu apakah dalam keluarga anda memiliki quality time?
I: Ya ada, habis pulang gereja hari minggu papanya ngajak pergi kemana gitu. Pasti
selalu pergi, soalnya kalau gak hari minggu papanya juga gak ada waktu buat pergi
sekeluarga.
P: Saat quality time apakah ada waktu khusus untuk membicarakan masalah yang
terjadi khusunya kepada Anton?
I: Kadang ada kadang juga ndak, biasanya yang sering kami bahas itu tentang
sekolahnya. Kalau aku ditegur gurunya di sekolah yah aku ceritakan ke papanya, itu
di depan Anton. Biar Anton juga ikut dengerin, Anton lebih nurut sama papanya.
79
P: Apa ada alasan yang membuat Anton dekat sama papanya?
I: Ngak ada si, cuma kalau tak rasa yah papanya kan lebih dikit ketemunya dari pada
sama aku. Rasanya si itu penyebabnya.
P: Lalu mengenai pola komunikasi di keluarga, apa dalam keluarga ini selalu
memberi kesempatan berkomunikasi secara merata dan seimbang? Seperti contohnya
selalu memberikan kesempatan kepada suami dan anak untuk memberi pendapat?
I: Oww selalu memberi kesempatan kok, keluarga kami tidak tertutup kalau ada yang
ingin kasik saran yah tinggal bilang.
P: Apakah dalam keluarga ini bebas mengemukakan ide-ide, opini, kepercayaan?
I: Bebas sih itu. Gak ada salahnya kalau kasik ide-ide, sapa tau dari ide itu justru
lebih menguntungkan.
P: Apakah anda sering memberikan pujian kepada Anton?
I: Sewajarnya saja, apabila Anton berhasil dalam suatu prestasi tentu aku memberi
pujian dan ucapan. Cuma semenjak naik SMP ini Anton gak pernah dapet prestasi.
Nilai Anton juga ndak bagus-bagus amat. Kadang ada yang kurang, tapi kalau aku
tanya ke Anton kenapa di sekolah dia jawab yah ndak ada apa-apa. Jadi yah mau gak
mau aku yang tanya ke gurunya di sekolah, dari situ aku baru tahu. Gurunya juga
sempet cerita kalau Anton ini lebih akrab sama guru-guru dari pada sama temennya.
P: Bentuk kasih sayang seperti apa yang diberikan kepada Anton?
I: Nasihat, teguran, perhatian. Kalau misalnya dia buat salah yah aku marahin, biar
dia ndak ngulangi lagi. Trus kalau kadang ada kejadian apa gitu yah aku nasehatin
dia.
P: Bagaimana ketika anak anda melakukan kesalahan? Apakah anda memberikan
sanksi atau hukuman?
I: Yah sewajarnya aja, di omongin yah dimarahin juga. Kalau sanksi jarang sih. Dulu
itu pernah Anton bingung main game di komputernya, disuruh belajar gak mau, yah
aku suruh papanya marahin, gak boleh nyalahin komputer lagi sampai dia kapok.
P: Lalu bagaimana tanggapan Anton saat dia dimarahin papanya?
I: Dia nurut kalau sama papanya, jadinya langsung diturutin omongan papanya.
Mungkin dia trauma dulu itu papanya pernah marahin dia, dipukul pakai sapu sama
80
sabuk. Tapi semenjak dia sekali digituin sama papanya, dia langsung gak berani sama
papanya.
P: Apakah dalam keluarga anda memiliki peraturan keluarga?
I: Tidak ada sih, cuma yah wajar aja kalau lagi makan ngak boleh bicara, habis makan
piring ditaruh di dapur.
P: Apabila saat keinginan Anton tidak terpenuhi, gimana reaksinya? Apa dia marah,
putus asa, gelisah?
I: Pernah si marah, ngambek gitu. Dulu Anton pingin pergi ke BNS di Batu, saat itu
lagi liburan emang. Waktu uda deket BNS, jalanan itu macet banget karena banyak
yang masuk ke sana, yah papanya gak mau kalau macet gitu.
P:Apakah anda sebagai ibu, memiliki harapan yang tinggi kepada Anton untuk
berhasil dalam segala prestasinya?
I: Tidak ada sih, apa lagi lihat nilai pelajarannya menurun gini aku uda seneng kalau
gak remidi.
P: Bagaimana cara memberikan pengarahan kepada Anton agar menjadi anak yang
tidak memberontak, dapat membedakan mana yang baik mana yang buruk?
I: Kalau pengarahan buat Anton supaya ngak berontak itu susah, jujur saja aku sudah
kecapekan buat ngekang dia. Disuruh belajar juga susah, selalu bilang mau santai-
santai, nonton tv. Yah pokoknya kalau dia kebangetan yah aku tinggal bilang
papanya. Aku juga uda suruh guru lesnya ngajarin, jadi waktu belajar Anton yah
cuma waktu les aja. Aku cuma ngontrol dari guru lesnya.
P: Bagaimana anda menerapkan moral loving the good dan action the good?
I: Waktu Anton masih kecil saya kasih pengarahan-pengarahan mana yang baik, dari
kejadian di tv misalnya saya ceritakan mana yang baik mana yang buruk.
P: Ow gitu oke tante terima kasih atas waktunya yah
I: Iya sama-sama
81
Lampiran 3: Transkrip Wawancara Anton
Profil Informan:
Nama : Anton
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 27 Agustus 2001
Waktu wawancara : 9 May 2014
Lokasi wawancara : Rumah Anton (Ruang Tamu)
P: Halo ton, koko mau tanya-tanya yah
I: Iya ko, tanya ae ndak papa
P: Ok ton, biasanya kalau lagi ada masalah di keluarga, diselesaikan bersama atau
sendirian ton?
I: Biasanya dibicarain bersama-sama di ruang tamu ko.
P: Menurut kamu enak dibicarakan bersama dengan papa mama atau kamu selesaikan
sendirian ton?
I: Yah enakan sama papa mama ko, soale mereka isa bantu aku.
P: Kalau boleh tahu, masalah yang dibicarakan seperti gimana? Masalah kamu di
sekolah?
I: Iya masalah pelajaran seringnya.
P: Gitu mama papa marah-marah atau gimana ton?
I: Ndak kalau marah, yah ngomong biasa gitu, tanya nilaiku apa uda membaik.
P: Kalau di keluarga kamu ada waktu khusus kumpul keluarga ndak?
I: Ada ko habis pulang gereja jam 1 gitu pergi.
P: Pergi kemana ton biasanya?
I: Galaxy mall ko, kalau ndak gitu yah ke mall lainnya, ndak tentu sih.
P: Gitu selama perjalanan di mobil kamu ngapain? Ngomong sama mama papa atau
gimana?
I: Ngomong-ngomong ko, tapi ak sambil main PSP di mobil. Waktu uda sampai di
mall baru PSP diambil mama.
82
P: Kalau di rumah gitu mama papa beri kesempatan kamu ngomong ndak, kayak
memberi pendapat?
I: Ngasik ko, kayak dulu pas mama tanya ke papa mau liburan kemana itu aku yang
milihin tempatnya.
P: Kalau di rumah gitu bebas ngasik ide-ide ndak?
I: Bebas ko
P: Mama papa sering ngasik kamu pujian gitu ton?
I: Kadang-kadang ko. Kalau misalnya aku dapet nilai bagus aku dibeliin papa barang
yang aku pingin.
P: Gitu kamu janjian dulu sama papa?
I: Ndak ko, dari mama. Mama yang bilang ke papa.
P: Kamu berarti selalu belajar giat yah ton?
I: Ndak juga kok ko, kalau aku pingin sesuatu yah aku usahain supaya dapet bagus
ulangane.
P: Berarti kamu ndak sering belajar yah di rumah?
I: Ya cuma waktu les aja belajare ko, kalau di rumah aku males, mending nonton tv.
P: Mama papa kamu gimana kalau liat kamu gak belajar?marah ta?
I: Yah ndak sih, soale aku kan wes belajar di les-lesan.
P: Kamu les semua mata pelajaran ta?
I: Iya ko, Senin sampai jumat les Mafia. Sabtu les Inggris.
P:Kalau misalnya papa lagi marah gitu kamu pernah di amuki?
I: Pernah ko, dulu sempet papa marah besar-besaran aku dipukul.
P: Emange kamu melakukan kesalahan apa kok sampai dipukul?
I: Dulu aku itu lagi main game, mama suruh belajar aku ndak mau. Akire mama
bilangin ke papa.
P: Oww gitu, trus kalau kamu lagi pingin mainan baru gitu pas mama papa ndak bisa
nurutin km gimana ton? Marah atau sabar nunggu?
I: Yah kadang marah si ko
P: Kamu ndak suka nunggu ta ton, kok sampai marah?
I: Iyah, aku kalau pingin barang hari itu yah kalau bisa yah hari itu juga aku dapetnya.
83
P: Di rumah gitu mama papa kamu suruh baca Koran ya?
I: Iyah ko, papa sih yang nyuruh kalau baca Koran.
P: Bagian mana yang kamu baca pertama kali ton?
I: Teknologi baru bagian olahragah ko.
P: Ow kamu suka teknologi gitu ya, kamu senenge dimanae?
I: Biasae aku suka mbandingin sii kalau misale ada diskon mana aku bilang papa, trus
yah mbandingin spesifikasie ae.
P: Papa mama kamu gitu sering nasehatin kamu buat jadi orang yang baik, jujur gitu
ton?
I: Yah sering ko nasehatin aku, apalagi kalau pas pergi bareng gitu papa sering
ngajarin aku kenapa harus berbuat baik.
P: Oww okok ton, terima kasih yah waktunya
I: Iyah ko, sama-sama.
84
Lampiran 4: Transkrip Wawancara Bambang
Profil Informan:
Nama : Bambang
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 17 Oktober 1963
Waktu wawancara : 8 May 2014
Lokasi wawancara : Rumah Bambang (Ruang Tamu)
Keterangan:
P: Peneliti
I: Informan
P: Selamat sore om, bisa minta waktunya sebentar untuk tanya-tanya mengenai
komunikasi keluarga yang ada di keluarga om bambang?
I: Sore yong, iyah ngak apa tanya aja
P: Terima kasih om sebelumnya, langsung saja saya mau tanya ketika ada masalah
dalam keluarga, biasanya menyelesaikan masalah sendiri atau justru dibicarakan
bersama anggota keluarga?
I: Dibicarakan bersama, selalu seperti itu kalau di keluarga saya
P: Apakah dalam keluarga anda memiliki quality time om?
I: Ada kok
P: Lalu mengenai pola komunikasi di keluarga, apa dalam keluarga ini selalu
memberi kesempatan berkomunikasi secara merata dan seimbang? Seperti contohnya
selalu memberikan kesempatan kepada istri dan anak untuk memberi pendapat?
I: Pasti saya memberi kesempatan orang berpendapat
P: Alasannya apa yah om?
I: Yah sapa tahu dengan kita saling membicarakan bersama saya mendapat jalan
keluar yang lebih baik juga bisa.
P: Apakah dalam keluarga ini bebas mengemukakan ide-ide, opini, kepercayaan?
I: Bebas.
85
P: Apakah anda sering memberikan pujian kepada Susi om?
I: Lumayan sering.
P: Bentuk kasih sayang seperti apa yang diberikan kepada Susi?
I: Yah saya mencoba mengembangkan bakatnya, saya dukung Susi kalau mau les
music yang penting dia suka, ntar saya yang anter.
P: Oww jadi kalau misalnya les, om yang anter semua yah?
I: Kadang saya kalau uda pulang kerja, kalau misalnya belum yah mamanya naik
motor.
P: Bagaimana ketika anak anda melakukan kesalahan? Apakah anda memberikan
sanksi atau hukuman?
I: Yah saya beri nasihat saja, saya bicara baik-baik. Tapi Susi jarang sekali membuat
saya marah gitu. Justru anak itu ceria, jadi kalau saya pulang kerja yah dia bantu
mamanya masak-masak, bantu nyiapin untuk makan malam.
P: Apakah dalam keluarga anda memiliki peraturan keluarga?
I: Ada
P: Peraturan keluarga seperti apa om kalau boleh tahu?
I: Kalau mau makan yah berdoa bersama, selama makan ndak boleh bicara, kalau
pergi sama temen-temen harus bilang sama sapa.
P: Apabila saat keinginan Susi tidak terpenuhi, gimana reaksinya? Apa dia marah,
putus asa, gelisah?
I: Ndak si, saya dengan mamanya membiasakan kalau Susi ingin apa harus berdoa
yang pertama, harus sabar selalu. Jadi Susi uda terbiasa dan tidak ngambek gitu. Susi
ini bisa dibilang seperti anak dewasa bukan remaja lagi malah menurutku.
P:Apakah anda sebagai ayah, memiliki harapan yang tinggi kepada Susi berhasil
dalam segala prestasinya?
I: Tentu saya ingin melihat Susi berhasil dan menjadi anak yang baik.
P: Bagaimana cara memberikan pengarahan kepada Susi agar menjadi anak yang
tidak memberontak, dapat membedakan mana yang baik mana yang buruk?
I: Yah saya omongin dari kecil, saya bersama mamanya selalu mendidik Susi biar
tidak menjadi anak tunggal yang manja, minta apapun harus terkabul. Saya tidak
86
senang kalau nanti dia menggantungkan orang tuanya saja, dia juga harus berusaha
sendiri sekaligus itu menjadi tantangan kami untuk punya anak tunggal.
P: Bagaimana anda menerapkan moral loving the good dan action the good?
I: Saya didik dari kecil, segala sesuatu kami berikan alasannya agar anak juga
mengerti.
P: Apakah Susi saat diajari mudah menerima om atau justru melawan atau
bagaimana?
I: Susi ngak melawan kok, anaknya baik nurut sama orang tua juga.
P: Oww gitu. Terima kasih yah om atas waktunya.
I: Iya sama-sama.
87
Lampiran 5: Transkrip Wawancara Elly
Profil Informan:
Nama : Elly
Tempat, tanggal lahir : Tanjung Pinang, 29 Agustus 1973
Waktu wawancara : 8 May 2014
Lokasi wawancara : Rumah Elly (Ruang Tamu)
P: Halo tante, permisi saya mau tanya-tanya mengenai komunikasi yang ada di
keluarga tante, apakah boleh?
I: Iya ngak apa, tanya aja. Emangnya untuk apa?
P: Jadi gini tante, saya sedang melakukan penelitian mengenai komunikasi keluarga
dalam melakukan pendidikan karakter terhadap anak tunggal. Nah kebetulan saya
inget kalau tante Elly punya anak tunggal.
I: Oww gitu yah ndak papa kok, nanti apa penelitian ini dibaca semua orang?
P: Itu terserah tante, kalau mau di-publish boleh tante. Haknya informan kok tante.
I: Yah ndak apa kok kalau ntar orang bisa lihat.
P: Baik tante, terima kasih sebelumnya, saya mulai pertanyaannya yah tante, ketika
ada masalah dalam keluarga, biasanya menyelesaikan masalah sendiri atau justru
dibicarakan bersama anggota keluarga ?
I: Yah kami selalu terbuka semua masalah keluarga
P: Berarti Susi juga mengetahuinya yah tante?
I: Iya tentu, Susi juga sekarang uda mulai besar jadi yah ngak masalah dia tahu.
P: Lalu apakah dalam keluarga anda membiasakan memiliki quality time untuk
berkumpul bersama?
I: Iya ada, pokoknya kalau papanya uda pulang kerja gitu kami sekeluarga kumpul
bersama, doa bersama sebelum makan.
P: Lalu apa habis selesai makan, semua kembali mengerjakan aktivitas masing-
masing tante?
I: Yah terkadang, kalau papanya lagi senggang gitu yah masih kumpul bersama.
88
P: Lalu bagaimana dengan Susi tante? Apa dia sudah langsung masuk ke kamarnya?
I: Ndak, Susi malah ngak seneng kalau di kamarnya sendirian. Kalau dia lagi ada
tugas yah ngerjain di ruang keluarga.
P: Oww gitu, apa Susi merasa kesepian karena dia sebagai anak tunggal?
I: Ndak sama sekali, dulu itu pernah pas sepupunya masih kecil dateng ke rumah,
Susi ngomong sama aku “aku capek ma ngurusin anak kecil”.
P: Oww berarti Susi sekarang merasa lebih enak sebagai anak tunggal yah tante?
I: Iyah.
P: Saat quality time gitu biasanya membahas apa tante? Masalah Susi di sekolah gitu
apa gimana?
I: Semua dibicarakan si, kadang yah Susi tentang lomba-lomba kadang yah papanya
masalah kerjaan.
P: Susi emangnya suka lomba apa aja tante?
I: Itu kayak yang tante pajang di lemari semua piala yang dimenangkan Susi. Susi itu
suka lomba fotografi, dulu pas masih kecil lomba balet, lomba nyanyi. Tapi yang
sampek sekarang yah lomba nyanyi.
P: Prestasi yang dimiliki Susi banyak yah tante, apakah semua Tante suruh susi
mengikutinya?
I: Ngak, yah tante cuma mengarahkan aja waktu kecil. Tante emang sengaja ikutkan
Susi lomba-lomba gitu biar dia percaya diri, mudah bergaul.
P: Lalu mengenai pola komunikasi di keluarga, apa dalam keluarga ini selalu
memberi kesempatan berkomunikasi secara merata dan seimbang? Seperti contohnya
selalu memberikan kesempatan kepada suami dan anak untuk memberi pendapat?
I: Pasti kalau itu.
P: Apakah dalam keluarga ini bebas mengemukakan ide-ide, opini, kepercayaan?
I: Iya bebas banget malah, justru aku seneng kalau orang dirumah ndak diem-diem
aja. Malah bosen dirumah jadi sepi ngak ada yang berdebat gitu.
P: Lalu, apakah anda sering memberikan pujian kepada Susi?
I: Sering, yah kalau Susi berhasil menang lomba atau nilai di sekolah bagus yah aku
memberi pujian ke Susi.
89
P: Bentuk kasih sayang seperti apa yang diberikan kepada Susi?
I: Apa yah? Yah mungkin kayak perhatian, support, kadang juga aku beri hadiah.
P: Bagaimana ketika anak anda melakukan kesalahan? Apakah anda memberikan
sanksi atau hukuman?
I: Kadang-kadang. Biasanya si yah HP nya aku ambil kalau emang menggangu dia.
Tapi seringan si nasehat yang aku bilang ke Susi
P: Apakah dalam keluarga anda memiliki peraturan keluarga?
I: Ada
P: Lalu bagaimana anak anda dalam mematuhi peraturan keluarga? Apakah Susi
memberontak?
I: Tidak sih, dia ngak masalah dengan peraturan keluarga
P: Peraturan keluarga seperti apa yah tante contohnya?
I: Kalau misalnya sebelum makan harus berdoa, sebelum tidur harus berdoa. Ngak
boleh bantah orang tua. Kurang lebih yah kayak gitu.
P: Apabila saat keinginan Susi tidak terpenuhi, gimana reaksinya? Apa dia marah,
putus asa, gelisah?
I:Susi kalau minta sesuatu sabar kok, malah pernah minta sesuatu dapetnya 1 tahun
kemudian. Aku selalu ajarin kalau minta sesuatu harus dengan berdoa pasti diberi
Tuhan itupun kalau emang dah waktunya. Jadi dia terbiasa nunggu karena aku emang
kalau ngasih barang yang diminta tidak gampang pasti harus butuh waktu dan sabar.
P:Apakah anda sebagai ibu, memiliki harapan yang tinggi kepada Susi untuk berhasil
dalam segala prestasinya?
I: Harapan pasti ada semua orang tua.
P: Melihat umur sang anak sudah memasuki remaja, bagaimana pandangan tante
sebagai orang tua yang melihat apakah ada perubahan sikap sang anak? Apakah Susi
menjadi pemberontak atau tidak?
I: Perubahan sikap ada tapi lebih ke positif sih. Kalau memberontak malah ngak sama
sekali. Justru gampang diberitahu kalau uda mulai remaja gini. Tapi yah kadang dia
ngelawan yah pernah, namanya juga anak tapi ngak sampai gimana.
90
P: Bagaimana cara memberikan pengarahan kepada Susi agar menjadi anak yang
tidak memberontak, dapat membedakan mana yang baik mana yang buruk?
I: Lebih memberi nasehat dan menjelaskan sebab dan akibat masalah kepada anak
P: Bagaimana anda menerapkan moral loving the good dan action the good?
I: Sejak kecil uda aku ajarin sih, aku juga bilang kalau melakukan sesuatu yang baik
juga merupakan kesadaran.
P: Oww gitu, terima kasih tante sudah meluangkan waktunya dan boleh bertanya-
tanya mengenai keluarga tante
I: Iya sama-sama, ngak papa kok.
91
Lampiran 6: Transkrip Wawancara Susi
Profil Informan:
Nama : Susi
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 01 Febuary 2001
Waktu wawancara : 8 May 2014
Lokasi wawancara : Rumah Elly (Ruang Tamu)
P: Halo Susi, gimana kabarnya?
I: Halo ko, baik kok. Koko sendiri gimana?
P: Baik kok, koko mau minta tolong apa bisa tanya-tanya bentar ndak untuk
skripsinya koko.
I: Boleh ko, tanya aja.
P: Ok de, biasanya kalau lagi ada masalah di keluarga, diselesaikan bersama atau
sendirian Susi?
I: Diselesaikan bersama ko
P: Kalau boleh tahu, masalah yang dibicarakan seperti gimana? Masalah kamu di
sekolah?
I: Banyak ko, ndak selalu masalah aku di sekolah. Kadang yah masalahnya papa,
kadang yah mama.
P: Kalau di keluarga kamu ada waktu khusus kumpul keluarga ndak, misalnya habis
makan atau pergi bersama?
I: Adak ko, biasanya yah setelah makan gitu mama papa selalu kumpul di ruang
keluarga.
P: Kalau pergi-pergi jarang ta?
I: Yah biasanya yah cuma hari sabtu sama minggu perginya.
P: Gitu kamu yang milih tempat perginya Susi?
I: Kadang-kadang aja ko, kalau hari minggu biasanya habis pulang gereja pergi.
P: Kalau di rumah gitu mama papa beri kesempatan kamu ngomong ndak, kayak
memberi pendapat?
92
I: Oww ngasik kok ko.
P: Kalau di rumah gitu bebas ngasik ide-ide ndak?
I: Bebas ko
P: Mama papa sering ngasik kamu pujian?
I: Pujian kayak apa ko?
P: Yah misalnya kayak kamu habis menang lomba gitu papa mama gimana?
I: Oww yah ngasik ko ucapan, trus foto bersama.
P: Oww gitu, trus kalau kamu lagi pingin sesuatu mama papa selalu nurutin atau
kamu di suruh tunggu?
I: Suruh nunggu ko
P: Kamu ngak merasa marah kalau di suruh nunggu?
I: Ndak ko, mama papa selalu suruh aku berdoa sama Tuhan. Aku juga percaya kalau
Tuhan jawab pasti jawab doaku.
P: Wah hebat yah kamu Susi, orang tua kamu selalu ngajari kamu jadi anak yang
baik, jujur kan yah pastinya. Itu gimana caranya Sus?
I: Yah dari kecil sudah dibilangin kalau jadi orang harus saling membantu, harus
jujur, trus juga di sekolah kan diajari kan ko.
P: Kamu kan anak tunggal ni, gimana menurutmu jadi anak tunggal? Apakah
menyenangkan atau justru kamu pingin punya saudara aja?
I: Enak-enak ae ko, justru kalau ada saudara aku ndak seneng ko.
P: Kenapa Sus? Apa kamu ndak suka anak kecil?
I: Suka si ko, cuma capek, lari-lari, harus jagain. Aku juga ndak isa bebas jadinya ko
P: Oww gitu ok Sus, terima kasih yah waktunya
I: Iyah ko, sama-sama.
93
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal
Bagaimana Komunikasiyang terjadi saat ada
masalah
Adanya waktu quality
time
Apakah Komunikasi
berjalan secara
merata & seimbang
Apakah bebas berpendapat,
menyampaikan opini, ide-ide
Apakah sering memberi pujian
kepada anak
Rudi (Ayah Anton)
Tergantung permasalahan sih, kalau masalahnya
umum saya bicarakan bersama istri dan anak saya, tapi kalau masalah
pribadi saya bicarakan dengan istri saja. Kayak dulu anak saya
memilih sekolah saat mau masuk
SMP. Kita sekeluarga
membicarakan bersama, saya
memberi arahan mana sekolah yang bagus. - Masalah
pribadi seperti temen saya
menawarkan usaha baru, saya coba
bicarakan dengan istri saya. -
Alasannya Anton masih kecil,
meskipun saya ajak dia bicara Anton
juga bakalan tidak mengerti apa-apa.
Ada, biasanya setelah pulang
gereja hari minggu
saya selalu mengajak istri dan
anak untuk pergi ke mall, ke
luar kota. -Terkadang
saat bersama keluarga
ada waktu khusus untuk
membicarakan Anton, tergantung mamanya cerita ke
saya Anton ada
masalah apa di
sekolahnya.
Iyah, cuma juga
tergantung masalah apa yang
terjadi. Yah seperti
contoh tadi, saat
memilih sekolah
tentu Anton boleh ikut memilih.
Boleh saja, mengenai apa hasilnya nanti
juga akan dibicarakan
lagi mana yang terbaik
Sewajarnya, apabila Anton
mendapat prestasi.
Seperti nilai ulangan Anton sudah membaik atau tidak ada laporan dari mamanya mengenai
Anton.
94
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Bentuk kasih sayang seperti apa yang diberi
Apakah ada hukuman/
sanksi apabila
melakukan kesalahan
Apakah memiliki peraturan keluarga
Bagaimana sang anak mematuhi
peraturan tsb
Apakah anak mudah putus
asa, marah, saat keinginan yang
tidak bisa dituruti
Rudi (Ayah Anton)
Kalau Anton ingin barang
apa saya selalu berikan. Sekarang
Anton sukanya bukan mainan,
tapi lebih kearah
teknologi. Kayak Hp,
Mp3. Mainan itu dulu waktu - Alasannya
melihat Anton tidak memiliki
saudara kandung,
setidaknya dengan barang-
barang yang dia mau Anton tidak merasa
kesepian. masih kecil sih.
Kalau kebangetan
saya marahin, tapi
kalau kesalahan kecil-kecil
saya bilangi dia, saya
nasehatin dia. -Contohnya dulu Anton
bingung main aja, besoknya ada ulangan.
Yah tentu saat itu saya marahin dia.
Ada, misalnya
Anton melakukan kesalahan gitu yah
saya bilangin
dia . Kayak dulu Anton
habis mandi,
handuknya tidak
digantung di jemuran. Yah saya bilangin
dia, setelah beberapa
kali dibilangin
terus-terusan baru dia berubah.
Biasanya butuh
beberapa waktu
dibilangin terus baru
Anton sudah terbiasa. Sempat Anton pernah
menentang ketika
disuruh mamanya
untuk tidur lebih pagi,
yah mamanya ndak bisa apa-apa selain
bilangin dia.
Seringkali marah, Anton juga pernah cemberut,
ngambek gitu. Dulu waktu
Anton meminta Hp baru, hari itu juga harus
dibelikan. Tapi saat itu saya sedang ada
urusan pekerjaan. Akhirnya
Anton juga menunggu
setelah saya ada waktu.
Tapi kalau saya lihat Anton
lebih menurut dengan saya ketimbang
dengan mamanya.
95
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Apakah memiliki
harapan yang tinggi untuk sang anak
Apakah melihat
perubahan sikap sang
anak, menjadi
pemberontak atau suka melawan
Bagaimana pengarahan
orang tua agar tidak menjadi pemberontak
dan suka melawan serta membedakan mana yang baik dan
buruk
Apakah ada pendidikan
karakter dalam
keluarga
Bagaimana keluarga
menerapkan moral
knowing the good, loving
the good, action the
good
Rudi (Ayah Anton)
Ada, namun saya tidak menuntut
yang berlebihan
kepada anak saya. Cuma
saya memberi pengarahan
saja agar Anton tidak
malas belajar, lebih giat, seperti itu
saja. Dengan bertambahnya umur Anton juga akan semakin
dewasa, jelas ia dapat
menjadi anak yang baik.
Yah sekarang ini
Anton terlihat suka membantah omongan
orang tuanya, yah
terlebih mamanya sih, waktu
saya tahu itu langsung
saya marahin dia.
Misalnya mamanya menyuruh
Anton tidur tapi dia tidak
mau tidur, main
komputer tidak
selesai-selesai.
Seringkali saya
menyuruh Anton untuk
mulai membaca
Koran, dari Koran banyak
sekali kejadian-
kejadian yang bisa
ditemukan. Kadang
mamanya mulai cerita
perkembangan nilai Anton. Baru dari itu
saya memberi pengarahan-pengarahan sekaligus
menasehati Anton.
Ada, seperti contoh saya mengajari Anton agar tidak boleh mengambil barang yang
bukan miliknya dari kecil, tidak boleh berkelahi dengan teman-
teman di sekolah,
tidak boleh mencontek, yang lebih lagi tidak
boleh berbohong.
Dulu saya sempat
membelikan Anton film
tentang ajaran agama
Kristen, selanjutnya
yah saya memberikan pengarahan
agar dia selalu menerapkan
ajaran Kristen. Dengan nilai-nilai Kristen
yang diberikan sejak kecil juga dapat
bentuk kepribadian
sang anak jadi baik.
96
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Bagaimana Komunikasiyang terjadi saat ada masalah
Adanya waktu quality time
Apakah Komunikasi
berjalan secara merata & seimbang
Apakah bebas
berpendapat,
menyampaikan opini,
ide-ide
Apakah sering memberi pujian
kepada anak
Rini (Ibu
Anton)
sekeluarga selalu
membicarakan bersama kalau ada problem, cuma kalau
masalah yang tidak
menyangkut si Anton yah aku cuma bilang ke
papanya. Kayak dulu aku cerita tentang
saudara aku mau pindah ke Surabaya yah aku cerita ke
papanya, Anton ndak
ikut mendengarkan.
Alasannya karena Anton
tidak ada hubungannya
Ya ada, habis pulang gereja hari minggu
papanya ngajak pergi kemana gitu. Pasti selalu
pergi, soalnya kalau gak hari
minggu papanya juga gak ada waktu
buat pergi sekeluarga.
biasanya yang sering kami
bahas itu tentang
sekolahnya. Kalau aku
ditegur gurunya di sekolah yah
aku ceritakan ke papanya, itu di depan Anton. Biar Anton juga
ikut dengerin, Anton lebih nurut sama papanya.
Selalu memberi kesempatan kok,
keluarga kami tidak tertutup
kalau ada yang ingin kasik saran
yah tinggal bilang.
Contohnya Anton ingin
pergi kemana yah saya turutin,
biasanya si Anton paling
suka ke tempat pameran
komputer atau handphone. Tapi dia hanya lihat-lihat saja ndak
sampai kepingin beli, kecuali dia
bener-bener butuh kayak handphone
barusan ini, dia minta ganti yang
lebih baru yah papanya ntar yang belikan.
Bebas sih itu. Gak
ada salahnya
kalau kasik ide-ide, sapa tau
dari ide itu justru lebih menguntungkan. Saat
itu mau pasang
internet di rumah,
Anton yang menjelaska
n ke papanya
untuk milih yang lebih cepat, trus
milih antara pakai
speedy atau first media.
Sewajarnya saja, apabila Anton
berhasil dalam suatu prestasi tentu aku
memberi pujian dan ucapan. Cuma
semenjak naik SMP ini Anton gak pernah dapet prestasi. Nilai
Anton juga ndak bagus-bagus amat. Kadang ada yang kurang, tapi kalau
aku tanya ke Anton kenapa di sekolah dia jawab yah ndak ada
apa-apa. Jadi yah mau gak mau aku
yang tanya ke gurunya di sekolah, dari situ aku baru
tahu. Sempat beberapa kali saya
dipanggil ke sekolahan, Anton di
kelas juga bukan anak yang suka
bicara, hanya saja Anton tidak begitu
memperhatikan, suka melamun saat di
kelas. Gurunya juga sempet cerita kalau
Anton ini lebih akrab sama guru-guru dari pada sama temennya.
97
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Bentuk kasih sayang
seperti apa yang diberi
Apkah ada hukuman/ sanksi
apabila melakukan kesalahan
Apakah memiliki peraturan keluarga
Bagaimana sang anak mematuhi peraturan tsb
Apakah anak mudah putus asa, marah,
saat keinginan yang tidak bisa
dituruti
Rini (Ibu Anton)
Nasihat, teguran,
perhatian. Kalau
misalnya dia buat salah yah aku
marahin, biar dia ndak ngulangi lagi. Trus
kalau kadang ada kejadian apa gitu yah
aku nasehatin dia.
Yah sewajarnya aja, di omongin yah dimarahin
juga. Kalau sanksi jarang sih. Dulu itu pernah Anton
bingung main game di
komputernya, disuruh belajar
gak mau, yah aku suruh papanya marahin, gak
boleh nyalahin komputer lagi
sampai dia kapok. Dia nurut kalau sama papanya,
jadinya langsung diturutin omongan
papanya. Mungkin dia
trauma dulu itu papanya pernah
marahin dia, dipukul pakai
sapu sama sabuk. Tapi semenjak dia
sekali digituin sama papanya, dia
langsung gak berani sama
papanya.
Tidak ada sih, cuma yah wajar aja kalau
lagi makan ngak boleh
bicara, habis
makan piring
ditaruh di dapur.
Awalnya cukup susah bilangin, lama kelamaan
Anton baru terbiasa. Dulunya waktu punya BB dia makan sambil
main hapenya itu, saya suruh dia tidak boleh makan sambil
Bban. Yah kelamaan Anton
sudah tidak membawa BB nya kalau lagi
makan.
Pernah si marah,
ngambek gitu. Dulu Anton
pingin pergi ke BNS di Batu, saat itu lagi
liburan emang. Waktu uda deket BNS, jalanan itu
macet banget karena banyak yang masuk ke
sana, yah papanya gak mau kalau macet gitu.
98
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Apakah memiliki
harapan yang tinggi untuk sang anak
Apakah melihat
perubahan sikap sang
anak, menjadi pemberontak
atau suka melawan
Bagaimana pengarahan
orang tua agar tidak menjadi pemberontak
dan suka melawan serta membedakan
mana yang baik dan buruk
Apakah adanya
pendidikan karakter dalam
keluarga
Bagaimana keluarga
menerapkan moral
knowing the good,
loving the good,
action the good
Rini (Ibu Anton)
harapannya yah ingin
melihat Anton menjadi anak
yang bisa dibanggakan, yang sekarang saya pikirkan yah masalah
nilai Anton di sekolah, asal
nilainya meningkat
ndak remidi saya uda seneng.
Iya, Anton menjadi suka
melawan sama saya semenjak
kelas 1 SMP ini sih,. Dulu
itu pernah Anton ndak mau belajar
bingung main game trus,
yah dia melawan
dengan nada keras. Yah
saya marahin Anton.
Kalau pengarahan buat
Anton supaya ngak berontak itu susah, jujur saja
aku sudah kecapekan buat
ngekang dia. Disuruh belajar
juga susah, selalu bilang mau
santai-santai, nonton tv. Yah pokoknya kalau dia kebangetan yah aku tinggal bilang papanya. Aku juga uda
suruh guru lesnya ngajarin, jadi waktu belajar
Anton yah cuma waktu les aja.
Aku cuma ngontrol dari guru lesnya.
Ada, dari kecil saya
arahkan dia menjadi anak
yang baik, tidak boleh
malas belajar, harus taat
kepada Tuhan dan orang tua.
Tidak boleh berbohong kalau ada
apa-apa juga yang rugi
Anton, saya selalu
ingatkan dia seperti itu.
Waktu Anton
masih kecil saya kasih
pengarahan-pengarahan mana yang baik, dari
kejadian di tv misalnya
saya ceritakan
mana yang baik mana
yang buruk.
99
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Bagaimana Komunikasi yang terjadi
saat ada masalah
Adanya waktu
quality time
Apakah komunikasi
berjalan secara
merata & seimbang
Apakah bebas berpendapat,
menyampaikan opini, ide-ide
Apakah sering
mendapat pujian dari orang tua
Anton
Biasanya dibicarakan bersama di ruang tamu. Menurutku lebih enak
dibicarakan bersama selain itu juga bisa
membantu kalau ada kesulitan.
Yang sering dibicarakan yah tentang pelajaran di
sekolah,
Ada ko, setelah pulang gereja
biasanya ke mall atau
kalau ndak kemana gitu. Yang pasti
si selalu pergi kalau habis dari gereja ko.
Biasanya di mobil yah
sambil tanya-tanya pelajaranku di sekolah,
tapi aku sambil main
PSP ko.
Iya ko, dulu itu pas
mama tanya mau liburan kemana, aku yang milihin tempatnya.
Bebas , kalau misalnya aku
pingin apa aku selalu bilang
ke mama papa ko. Kayak
misalnya aku mau pergi
kemana aku yang bilang ke
papa.
Kadang-kadang ko, biasanya
kalau nilaiku meningkat
papa belikan barang yang aku pingin.
Yah aku harus belajar giat biar nilaiku meningkat
biar apa yang aku pingin kesampaian
ko.
100
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Bilamana ortu tidak dapat membelikan barang yang diinginkan, gimana tanggapan kamu
Apakah ortu sering memberikan nasehat agar menjadi orang baik, jujur
Apakah pernah mendapat hukuman apabila melakukan
kesalahan
Anton
Biasanya si marah aku ko kalau ndak keturutan hari itu
juga, pernah dulu aku pingin HP baru tapi
papa ndak bisa belikan yah aku
marah.
Sering, biasanya saat pergi bareng
dijalan ngajarin aku kenapa harus berbuat baik.
Contohnya jangan mengambil barang
milik orang lain,trus kalau ada orang kesusahan harus
membantu.
Pernah ko, dulu aku masih asik main
mama nyuruh aku ngulangin belajar. Akirnya papa yang marahin aku, yah pernah di pukul pakai sapu gitu
101
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Bagaimana Komunikasi yang terjadi
saat ada masalah
Adanya waktu quality
time
Apakah Komunikasi berjalan secara
merata & seimbang
Apakah bebas berpendapat,
menyampaikan opini, ide-ide
Apakah sering
memberi pujian kepada anak
Bambang (Ayah Susi)
Dibicarakan bersama,
selalu seperti itu kalau di keluarga
saya. Seperti dulu
saat saya ditawari
teman saya bisnis
bersama saya akan berunding
dengan anak istri lebih
dulu. Begitu juga dengan mamanya saat Susi
lulus dari 6 SD mau
kelas 1 SMP kami
sekeluarga berunding mencari sekolah
yang bagus dan tidak
terlalu jauh dari rumah.
Ada, biasanya
habis makan malam
bersama kami
sekeluarga selalu cerita-
cerita apa aja yang terjadi
pada hari ini.
Pasti saya memberi kesempatan istri &
anak berpendapat.Yah sapa tahu dengan
kita saling membicarakan bersama saya
mendapat jalan keluar yang lebih
baik juga bisa. Yah misalnya saat Susi masuk SMP, dia juga mengatakan
ingin sekolah dimana, lalu kami sebagai orang tua
mempertimbangkan.
Bebas mengutarakan
ide-ide. Misalnya
mamanya ingin pergi liburan kemana kita sekeluarga
selalu berunding
bersama, saling memberi
pilihan terbaik. Susi juga sudah terbiasa dengan itu, sejak kecil saya mendidik Susi agar tidak menjadi anak yang pasif.
Lumayan sering,
misalnya Susi habis menang
lomba saya memberi ucapan. Yang
terakhir ini yah lomba 17-an di komplek kita, Susi menang lomba
menangkap belut dan
mengambil kacang hijau
dengan sumpit.
102
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Bentuk kasih sayang seperti apa yang diberi
Apakah ada hukuman/
sanksi apabila
melakukan kesalahan
Apakah memiliki peraturan keluarga
Bagaimana sang anak mematuhi
peraturan tsb
Apakah anak mudah putus asa, marah,
saat keinginan yang tidak
bisa dituruti
Bambang (Ayah Susi)
Yah saya mencoba
mengembangkan bakatnya, saya dukung Susi
kalau mau les piano yang
penting dia suka, ntar saya yang anter. Kalau
misalnya saya belum pulang
kerja yah mamanya yang antar Susi les naik motor.
Yah saya beri nasihat saja, saya bicara baik-baik. Tapi Susi
jarang sekali membuat
saya marah gitu. Justru
anak itu ceria, jadi kalau saya
pulang kerja yah dia bantu
mamanya masak-
masak, bantu nyiapin
untuk makan malam.
Ada, Kalau mau makan yah
berdoa bersama, selama makan ndak boleh bicara, kalau
pergi sama temen-temen harus bilang
sama sapa
Susi selalu menaati
peraturan keluarga.
Hanya terkadang
kalau misalnya Susi ingin
pergi bersama teman-
temannya bertanya
kenapa harus bilang ke orang tua. Menurut Susi kan
orang tuanya juga sudah
kenal dengan temen-
temennya.
Tidak sama sekali, justru
anak itu ceria. Lalu kami ajarkan ke Susi bila ingin apa
harus sabar dan berdoa. Sekarang ini
Susi cenderung
sudah menjadi anak yang dewasa menurut saya,
Susi selalu membantu
mamanya di dapur juga
103
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Apakah memiliki
harapan yang tinggi untuk sang anak
Apakah melihat
perubahan sikap sang
anak, menjadi
pemberontak atau suka melawan
Bagaimana pengarahan
orang tua agar tidak menjadi pemberontak
dan suka melawan serta membedakan mana yang
baik dan buruk
Apakah adanya
pendidikan karakter dalam
keluarga
Bagaimana keluarga
menerapkan moral
knowing the good, loving
the good, action the
good
Bambang (Ayah Susi)
Tentu ingin melihat Susi menjadi anak yang berhasil kedepannya, keinginannya bisa terwujud
menjadi pemain piano yang hebat.
Tidak sama sekali, justru sebaliknya
Susi cenderung
bisa menerima
pendapat dari orang lain.
Diomongin sejak kecil harus
menjadi anak yang patuh
dengan orang tua. Selain itu kami sebagai orang tua juga membiasakan Susi menjadi anak tunggal yang tidak
manja. Kami juga tidak pingin
melihat Susi menggantungkan orang lain, justru
dirinya harus berusaha sendiri. Memiliki anak
tunggal memang sebagai
tantangan bagi orang tua,
karena kata orang punya anak tunggal pasti anaknya
manja.
Ada, yah kita arahkan Susi sejak kecil harus
mandiri sebagai
anak terutama
perempuan. Nantinya
dia dewasa harus bisa
menjadi ibu rumah
tangga yang baik, sejak sekarang
Susi sudah diajak
mamanya membantu memasak.
Tidak boleh egois,
segala yang diinginkan
harus tercapai.
Saya didik dari kecil,
segala sesuatu kami
berikan alasannya agar anak
juga mengerti. Misalnya
jangan berbohong, dari kecil Susi juga
sudah masuk agama kristen jadi dia tahu
kenapa berbohong itu
salah.
104
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Bagaimana Komunikasi yang terjadi
saat ada masalah
Adanya waktu quality
time
Apakah Komunikasi
berjalan secara merata & seimbang
Apakah bebas berpendapat,
menyampaikan opini, ide-ide
Apakah sering
memberi pujian kepada anak
Elly (Ibu Susi)
Selalu terbuka untuk semua
masalah keluarga. Susi
juga mengetahuinya
karena Susi juga sudah
mulai besar. Kayak dulu
masalah kerjaaan
papanya, yah Susi juga ikut
membantu memberikan
solusi.
Ada, biasanya setelah
papanya pulang
kerja selalu kumpul
untuk doa dan makan bersama.
Habis makan malam tidak
langsung masuk ke
kamar biasanya, biasanya
kami sekeluarga nonton tv
bersama di ruang
keluarga.
Pasti kalau itu, kami bebas
untuk menyampaikan pendapat. Susi ingin ikut les apa dia bilang ke kami, nanti
kita tanya-tanyakan
dimana les yang bagus.
Bebas banget, justru kalau
diam-diam di rumah jadi ndak enak,
sepi. Kalau di keluarga kami ini tidak ada yang pasif,
Susi pun juga harus begitu.
Biar Susi terbiasa si
menjadi anak yang kritis.
Sering, bila Susi
mendapat nilai bagus
atau menang lomba. Kadang
kami juga mengajak
pergi liburan sabtu
minggu keluar kota agar Susi juga bisa
refreshing.
105
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Bentuk kasih sayang seperti apa yang diberi
Apkah ada hukuman/ sanksi
apabila melakukan kesalahan
Apakah memiliki peraturan keluarga
Bagaimana sang anak mematuhi
peraturan tsb
Apakah anak mudah putus asa, marah,
saat keinginan yang tidak
bisa dituruti
Elly (Ibu Susi)
Perhatian, support,
kadang hadiah. Misalnya Susi menceritakan kejadian yang
terjadi di sekolahnya,
yah saya selalu support dia. Kadang Susi juga bilang
pingin barang apa saya
belikan, tapi tidak langsung saya berikan,
saya lihat kalau memang
barang itu penting saya
pertimbangkan.
Kadang-kadang, biasanya HP kalau emang
mengganggunya. Biasanya kalau sudah keasikan main hape Susi
jadi lupa belajar, jadi pernah
beberapa kali Hpnya aku ambil dulu,
setelah belajar baru boleh pakai
hape lagi.
Ada, Kalau
misalnya sebelum makan harus
berdoa, sebelum
tidur harus berdoa. Ngak boleh bantah
orang tua. Kurang
lebih yah kayak gitu.
Tidak masalah,
tidak memberontak.
Susi cenderung
bisa menghargai orang lain, hanya saja
Susi bertanya alasannya kenapa.
Tidak sama sekali. Susi sangat sabar menunggu,
sudah dibiasakan dari kecil,
harus berdoa kalau
kepingin sesuatu.
Pernah baru keturutan itu
1 tahun kemudian
106
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Apakah memiliki
harapan yang tinggi untuk sang anak
Apakah melihat perubahan sikap sang
anak, menjadi pemberontak
atau suka melawan
Bagaimana pengarahan orang tua agar tidak menjadi
pemberontak dan suka melawan
serta membedakan mana yang baik dan
buruk
Apakah adanya
pendidikan karakter dalam
keluarga
Bagaimana keluarga
menerapkan moral knowing
the good, loving the
good, action the good
Elly (Ibu Susi)
Harapan pasti ada semua orang tua.
Yah sewajarnya
sebagai orang tua ingin melihat anaknya
menjadi anak yang berhasil, menjadi anak
yang dibanggakan
Tidak melihat perubahan yang negatif, justru positif. Mudah
diberitahu kalau sekarang
ini, mudah menerima penjelasan. Tapi yah kadang
ngelawan, Cuma ngak
sampai gimana. Contohnya kalau mau
ulangan gitu aku suruh dia
ulangin belajarnya, tapi Susi biasanya bilang sudah
selesai belajar ma tadi.
Lebih memberi
nasehat dan menjelaskan sebab akibat
masalah kepada Susi
Ada, berbuat baik kepada semua orang harus iklas. Tidak boleh membeda-bedakan orang.
Contohnya saat ada acara bakti sosial di sekolahnya,
Susi bertanya kepada saya apa ada baju-
baju yang sudah tidak
dipakai untuk disumbangkan.
Sudah diajari sejak kecil,
aku juga bilang kalau melakukan
sesuatu yang baik juga
merupakan kesadaran
107
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Bagaimana Komunikasi yang terjadi
saat ada masalah
Adanya waktu quality
time
Apakah Komunikasi
berjalan secara
merata & seimbang
Apakah bebas berpendapat,
menyampaikan opini, ide-ide
Apakah sering mendapat pujian dari orang tua
Susi
Diselesaikan bersama ko
kalau itu, kita biasanya
mulai membahas
setelah makan malam di
ruang keluarga. Yah
kadang masalah
pekerjaan papa di kantor
Ada, setelah makan malam
kumpul di ruang
keluarga ko. Terkadang pergi juga
hanya sabtu sama minggu
aja.
Iya, di rumah
bebas kok ko kalau
mau ngasih saran yah
tinggal bilang.
Kayak dulu aku mau les piano aku bilang ke
mama dulu baru mama
ntar sampaikan
ke papa habis
pulang kerja.
Bebas, tinggal bilang aja
kalau misalnya kepingin apa. Kayak mama pingin pergi kemana gitu
yah papa yang anter, kalau
aku mau kemana yah
saling ngikutin gitu.
Lumayan sering ko,
habis menang lomba atau
nilaiku bagus. Kayak kapan lalu menang
lomba fotografi di sekolah ko, mama papa ngasik aku
selamat.
108
109
Lampiran 7: Matriks Komunikasi Keluarga dalam melakukan Pendidikan Karakter
terhadapa Anak Tunggal (Sambungan)
Bilamana sesuatu yang tidak bisa
terturti, bagaimana
menurut kamu
Bagaimana cara orang tua
memberikan pengarahan agar
menjadi anak yang baik, jujur
Apakah merasa nyaman
menjadi anak tunggal
Apakah pernah mendapat
hukuman apabila melakukan kesalahan
Susi
Mama papa selalu ngajarin aku
sabar menunggu dan berdoa, aku
juga tidak merasa jengkel kok,
Cuma penasaran aja kapan bisa
keturutan,. Kayak dulu pingin punya
piano di rumah yah mama papa
suruh sabar menunggu
Dari kecil sudah diajarkan untuk
saling membantu dengan orang
lain, selain itu di sekolah juga
guru-guru ngajarin ko.
Dulu waktu kecil masih SD si pernah ko, waktu itu aku main keluar
rumah tapi ndak ngomong mama waktu sore-sore. Karena pikirku kan juga cm di komplek aja. Yah mama
marahin aku, sejak saat itu aku
selalu pamit kalau mau
keluar.
Nyaman, justru kalau ada saudara lagi tidak
senang harus lari-lari jagain
adek, membuat
tidak bebas jadinya
top related