Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Pelaksanaan Praktikum : 29 November 2012
ANALISIS MIKROBA AIR
Dosen Pembimbing :
1. Dr. Ni’matuzahroh
2. Nita Citrasari , S.Si, M.T
Oleh :
1. Rosvita Tri Julianti (081111009)
2. Rezhie Paramitha (081111010)
3. Maulaa Zulfa Y. (081111011)
4. Ariyasti Wuri Handayani (081111012)
5. Dalton Fandi (0811110)
6. Astrid Ruliyati K. (081111015)
7. Santini Ika Rafsanjani (081111016)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
1
ANALISIS MIKROBA AIR : UJI MIKROBIOLOGI AIR
1.Tujuan :
Praktikum ini dimaksudkan untuk mengajarkan mahasiswa :
1. Prosedur uji bakteriologik air.
2. Mencari nilai MPN coliform dan TPC bakteri coli pada
sampel air.
3. Cara mengisolasi bakter E. Coli dari sampel air.
2.Dasar Teori
2.1 Mikrobiologi Air
Mikrobiologi air adalah mikrobiologi yang mempelajari kehidupan dan
peranan mikroorganisme di dalam lingkungan air. Kehidupan mikroba dalam
lingkungan air dapat berada di air laut, air tawar, air limbah, air minum, air bersih,
sumber mata air, dan lain sebagainya. Peranan mkroba dalam air dapat dipakai
dalam bidang kesehatan, bidang pertania, bidang peternakan, bidang perikanan,
bidang industri, bidang pengairan, pengolahan air, dan pengolahan limbah.
Air merupakan materi esensial didalam kehidupan.Tidak satupun makhluk
hidup didunia ini tidak memerlukan dan tidak mengandung air.Sel hidup, baik
tumbuhan, hewan, monera, protista, dan fungi; sebagian besar tersusun atas
air.Misalnya, pada sel-sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau didalam sel
hewan terkandung lebih dari 67%.
Air (H2O) di alam tidak pernah dalam keadaan murni.Air murni hanya
dilaboratorium dalam bentuk aquades. Air di alam selalu ditambahai faktor X,
sehingga rumus kimianya menjadi : H2O + X, dimana faktor X dapat berbentuk
faktor yang bersifat hidup (biotik) dan faktor yang bersifat tidak hidup (abiotik).
a. Kelompok kehidupan dalam air
Kelompok kehidupan yang terdapat di air terdiri dari bakteri, jamur,
mikroalga, protozoa, dan virus.Disamping itu ada juga sekumpulan hewan
atau tanaman air lainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba.Kehadiran
2
mikroba di dalam air, dapat menguntungkan tetapi juga dapat mendatangkan
kerugian.
1. Mikroba yang menguntungkan
Kehadiran plankton didalam air merupakan makanan utama ikan-ikan
kecil, sehingga keberadaannya tanda kesuburan pada perairan.
Banyak bakteri dan cendawan didalam air berfungsi sebagai
dekomposer.
Mikroalga berklorofil dapat berfotosintesis berpotensi menghasilkan
oksigen. Dalam air kegiatan fotosintesis tersebut akan menambah
kadar oksigen didalamnya, sehingga nilai kelarutan oksigen akan naik.
Kehadiran hasil uraian senyawa hasil perombakan bakteri atau fungi
digunakan atau dimanfaatkan jasad-jasad lain. Sehingga dalam hal ini
jasad-jasad pengguna dinamakan konsumer. Tanpa adanya konsumer,
kemungkinan besar penimbunan hasil uraian tersebut mengakibatkan
toksik.
2. Mikroba yang merugikan
Jasad-jasad renik patogen berbahaya bila ada didalam partikel air.
Bila terdapat mikroba penghasil toksin yang berbahaya.
Bakteri besi yang mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi
senyawa ferro menjadi ferri. Bakteri ini dapat merubah warna air bila
disimpan.
Menimbulkan bau busuk pada air, bila air tersebut disimpan, hal ini
disebabkan adanya bakteri belerang.
Mikroalga sering mengakibatkan blooming (bunga air). Dalam kadar
ini, maka yang terjadi adalah ikan-ikan kecil menjadi mati dan terjadi
korosi pada logam.
b. Kriteria kualitas air
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari sebaiknya adalah air yang
memenuhi kriteria sebagai air bersih.Ada pernyataan, air jernih belum tentu
bersih.Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-
hair yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum
3
apabila telah dimasak. Persyaratan ini telah ditetapkan oleh MenteriKesehatan
Republik Indonesia melaluiPermenkesRI/416/Menkes/Per/IX/1990.
1. Parameter fisik
Kriteria fisik ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan, warna, bau,
maupun rasa.Dari keempat indikator tersebut, hanya bau saja yang
penilaiannya ditentukan secara subjektif.Caranya dengan mengencerkan
air bersangkutan secara bertahap.Sampai pada pengenceran keberapakah
air tersebut maish berbau pada larutan yang masih encer.Umumnya
penilaian bau dan rasa sering dilakukan bersamaan sebagai indikator,
dimana antara keduanya sulit dipisahkan secara kualitatif.
2. Parameter kimia
Parameter ini paling banyak diantara parameter yang lain. Parameter
tersebut antara lain logam air raksa, arsen, barium, besi, flourida,
cadmium, kalsium karbonat, klorida, kromium valensi 6, mangan, nitrat,
nitrit, perak, derajat keasaman,selenium, zinc, sianida, sulfat, hydrogen
silfida, tembaga, timbal, aldrin, dan lain-lain.
3. Parameter Mikrobiologi
Ada dua parameter, yakni:
a. Koliform tinja
Air yang mengandung Koliorm tinja berarti air tersebut telah tercemar
oleh tinja. Tinja ini sangat potensial untuk menularkan penyakit yang
berhubungan dengan air.
b. Koliform total
Air mengandung bakteri kelompok ini akan dapat mengakibatkan
penyaki saluran pencernaan. Kuman Koliform total tidak sepenuhnya
apatogen, beberapa tipe menyebabkan disentri pada bayi.
4. Parameter Radiokaktivitas
Apapun bentuk radioaktivitas efeknya sama, yakni menimbulkan
kerusakan sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian, perubahan
komposisi genetik, dan lain-lain.Perubahan genetis dapat menimbulkan
4
kanker dan mutasi sel. Parameter radioktivitas dibagi parameter sinar
alpha, sinar beta, dan sinar gamma.
2.2 Bakteri Coliform
Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteriberbentuk
batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dananaerobik fakultatif
yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asamdan gas dalam waktu 48
jam pada suhu 35◦C (Pelczar.et al.,1988).
a. Mikroorganisme Indikator
Istilah mikroorganisme indikator sebagaimana digunakan dalamanalisis air
mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya didalam air
merupakan bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja darimanusia
atau hewan berdarah panas. Artinya terdapat peluang bagi berbagaimacam
organisme patogenik,yang secara berkala terdapat dalam saluranpencernaan,
untuk masuk ke dalam air tersebut.
Beberapa ciri penting suatu organisme indikator ialah:
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2. Terdalam dalam air bila ada patogen.
3. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi.
4. Mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripadapatogen.
5. Mempunyai sifat yang seragam dan mantap.
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.
7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada patogen.
8. Mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.
Diantara organisme-organisme yang dipelajari, yang hampir memenuhisemua
persyaratan suatu organisme indikator yang ideal ialah Escherichia colidan
kelompok bakteri coli lainnya.Bakteri-bakteri tersebut dianggap sebagaiindikator
polusi tinja yang dapat diandalkan (Pelczar.et al., 2005).
b. Mikroorganisme selain bakteri coliform
5
Sejumlah bakteri dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam airkarena
menimbulakn rasa bau, warna, dan rasa, di samping juga membentukendapan
persenyawaan tak dapat larut di dalam pipa-pipa sehinggamengurangi atau
menyumbat aliran air. Aksi merusak pada beberapamikroorganisme adalah
sebagai berikut:
1. Bakteri pembuat lendir: menghasilkan keadaan berlendir
2. Bakteri besi: Mengubah persenyawaan besi yang dapat larut menjadi
bentuk yang tak dapat larut yang akan menghambat aliran air dalam pipa.
3. Bakteri sulfur: Membentuk asam sulfat dengan hidrogen sulfide, yang dapat
membuat air menjadi sangat asam dan berbau tidak enak.
4. Algae: Menyebabkan kekruhan,perubahan warna, serta bau dan rasa tidak
enak (Pelczar.et al., 2005).
2.3 Uji Kualitas Air
Uji kualitas air ke dalam parameter mikrobiologis hanya dicantumkan
Colitinja dan total Coliforms.
a. Coli tinja, air yang mengandung coli tinja berarti airtersebut tercemar tinja.
Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan
dengan air.
b. Total Coliforms, bila air yang tercemar coliformdapat mengakibatkan
penyakit-penyakit saluran pernafasan.
Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak
bolehmengandung Escherichia coli dan sebaiknya juga bebas dari bakteri
coliform. Standar WHO:
1. Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung
coliform dalam 100 ml,
2. Tidak ada sampel yang mengandung Escherichia coli dalam 100 ml,
3. Tidak ada sampelyang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml,
4. Tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dan dua sampel yang berurutan
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri
patogenik lain. Lebih tepatnya,sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri
6
indikator adanya pencemaranbakteri patogen.Penentuan coliform fekal menjadi
indikator pencemaran dikarenakanjumlah koloninya pasti berkorelasi positif
dengan keberadaan bakteri patogen. Selainitu, mendeteksi coliform jauh lebih
murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksibakteri patogenik lain. Contoh
bakteri coliform adalah, Eshcerichia coli danEntereobacter aerogenes.Jadi,
coliform adalah indikator kualitas air.Makin sedikitkandungan coliform, artinya,
kualitas air semakin baik.
Eshcerichiacoli jika masuk ke dalam saluran pencernaan dalam jumlah
banyak dapatmembahayakan kesehatan.Walaupun Eshcerichiacoli merupakan
bagian dari mikroba normalsaluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa
galur-galur tertentu mampumenyebabkan gastroeritris taraf sedang hingga parah
pada manusia dan hewan.
Semua organisme selalu membutuhkan air untukkelangsungan hidupnya.Hal
ini disebabkan semua reaksi biologis yang berlangsungdi dalam tubuh makhluk
hidup berlangsung dalam medium air.Oleh karena itu, dapatdikatakan bahwa tidak
mungkin ada kehidupan tanpa adanya air.Air memegangperanan penting dalam
kehidupan manusia.Tetapi sering sekali terjadi pengotoran danpencemaran air
dengan kotoran-kotoran dan sampah.Oleh karena itu, air dapatmenjadi sumber
atau perantara berbagai penyakit seperti tipus, desentri, dan kolera.Bakteri-bakteri
yang dapat menyebabkan penyakit tersebut adalah Salmonellatyphosa, Shigella
dysenteriae, dan Vibrio koma.
Terdapatnya bakteri coliform dalam air minum dapat menjadi
indikasikemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya.Bakteri coliform
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu faecal coliform dan non-faecal
coliform.Escherichia coli adalah bagiandari faecal coliform.Keberadaan
Escherichia coli dalam air dapat menjadi indikator adanyapencemaran air oleh
tinja.Escherichia coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan
kualitasbakteriologis secara universal dalam analisis dengan alasan;
a. Escherichia coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan
manusia (sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah
terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan
dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi,
7
b. Escherichia coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi
jika pemeriksaan dilakukan dengan benar,
c. Bila dalam air tersebut ditemukan Escherichia coli, maka air tersebut
dianggap berbahaya bagi penggunaan domestik,
d. Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama-
sama dengan Escherichia coli dalam air tersebut.
Maka, untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai kualitas air
minumkhususnya kandungan bakteri total coli dan Escherichia coli (fecal coli)
dalam airminum dari depot air minum dan air minum yang telah tersedia, maka
dilakukanpenelitian tentang kualitas air minum.
2.4 Macam-macam Uji Pendeteksi Bakteri Coliform
Untuk mengetahui jumlah sel bakteri golongan coliform yang terdapatdalam
sampel air, dilakukan Metode Jumlah Perkiraan terdekat atau Most Probable
Number.Penggunaan media selektif dan diferensial sangat membantumempercepat
usaha pemeriksaan air guna mendeteksi organisme coliform.Pemeriksaan tersebut
terdiri dari tiga langkah berurutan:
1. Uji Pendugaan (Presumptive Test)
Uji ini dilakukan untuk menduga keberadaan bakteri koli dalam medium LB
(Lactose Broth) yang berisi tabung durham. Uji dinyatakan positif bila tebentuk
gas pada tabung Durham karena bakteri koli mampu memfermentasikan
laktosa dengan menghasilkan gas yang merupakan cirri khasnya. MPN(Most
Porpable Number) didapatkan dengan menghitung jumlah tabung positif dari
tiap seri setelah 24 jam inkubasi pada suhu 37o C. Jumlah tabung tersebut
dicocokkan dengan jumlah seri tabung yang digunakan (misal MPN 3-3-3 atau
MPN 5-5-5) untuk mengetahui nilai MPN.
2. Uji Lanjutan (Confirmed Test)
Uji penentu memerlukan medium selektif atau diferensial, misalnya BGLB
(Brilliant Green Lactosa Blue) dengan dilengkapi tabung Durham, EMB (Eosin
Metylen Blue) atau endo agar.Pada umumnya digunakan BGLB dengan tabung
Durham karena diketahui ox-bite dan brillian green dalam BGLB mampu
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif yang termasuk
8
memfermentasikan laktosa seperti Clostridia. Bila tahap ini di dalam kultur uji
masih terbentuk gas, maka sampel air dinyatakan tidak layak minum.
3. Uji Pelengkap (Complete Test)
Uji ini merupakan analisis akhir dari sampel air untuk mendeteksi keberadaan
bakteri koli fekal. Metode yang digunakan adalah pengecatan Gram terhadap
bakteri yang muncul atau tumbuh pada media EMB agar pada ui penentu. Bila
karakter koloni berwarna hijau metalik dan hasil pengamatan dengan
mikroskop menunjukkan bakteri berbentuk batang. Gram negative artinya
bakteri tersebut adalah E. Coli dan uji pelengkap bernilai positif.
2.5 Macam metode dalam Uji Mikrobiologi Air
2.5.1. Metode MPN
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air
dalam praktikum digunakan kelompok Koliform sebagai indikator. Kelompok
koliform mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang
gram negatif dan tidak membentuk spora.Koliform memfermentasikan laktosa
dengan pembentukkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C
(Hadioetomo, 1993).
Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan
yang menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan
jumlah tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi
pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan
timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas dalam tabung durham (Sutedjo, 1991).
2.5.2. Metode TPC
Metode hitungan cawan (TPC) adalah metode perhitungan secara tidak
langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan
berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah
organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel (Penn, 1991). Dalam
metode TPC digunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan
cawan yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu
9
tertentu. Pengamatan cawan positif dapat dilihat dengan timbulnya koloni
(Sutedjo, 1991).
2.6 Media dalamUji Mikrobiologi Air
2.6.1. Lactose Broth (LB)
Lactose Broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform
dalam air, makanan, dan produk susu (bakteri Gram negatif) berdasarkan
terbentuknya asamdan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri
golongan coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa dan
gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung
udara.Tabung dinyatakan positif coliform jika terbentuk gas sebanyak 10% atau
lebih dari volume di dalam tabung Durham.Selain itu sebagai kaldu pemerkaya
(pre-enrichment broth) untuk Salmonella dan dalam mempelajari fermentasi
laktosa oleh bakteri pada umumnya.Pepton dan ekstrak daging menyediakan
nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri.Laktosa menyediakan sumber
karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.Pertumbuhan
dengan pembentukan gas adalah tes presumptif untuk koliform.
2.6.2. Brilliant Green lactose Broth (BGLB)
Media yang digunakan untuk mendeteksi bakteri coliform (Gram negatif) di
dalam air, makanan, dan produk lainnya.Media ini dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri
coliform.Ada atau tidaknya bakteri coliform ditandai dengan terbentuknya asam
dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli.
2.6.3. Eosin Metylen Blue (EMB)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa
dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S.
aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella sp..Mikroba yang memfermentasi laktosa
menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan
mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya Eosin
Methylen Blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian,
10
jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh
terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp. dapat menimbulkan keraguan.
Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan
tersebut adalah E.coli.
Agar EMB merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan
jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung.EMB yang
menggunakan eosin dan metilin bklue sebagai indikator memberikan perbedaan
yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak.Medium tersebut
mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan
sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya
digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable
number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml
contoh air.
2.6.4. Nutrient Agar (NA)
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof.Media ini merupakan media sederhana
yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media
yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,
sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel
pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
2.6.5. Salmonella Shigella Agar (SSA)
SSA adalah media selektif diferensial yang digunakan untuk menumbuhkan
bakteri Salmonella dan Shigella.Media ini tergolongselektif karena terdiri daribile
salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan
beberapa gramnegatif, sehingga diharapkanbakteriyang tumbuh hanya
Salmonella. Media ini digolongkanmenjadi mediadiferensialkarena dapat
membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnyadengan cara memberikan
tiga jeniskarbohidratpada media, yaitulaktosa,glukosa, dansalisin,dengan
komposisi laktosa yang paling tinggi.
2.6.6. Thiosulfate Citrate Bile Salts (TCBS)
11
Kegunaan Media TCBS adalah untuk mengisolasi Vibrio cholerae dan
enterophatogenic.
3. Prosedur Kerja
a. Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah rak tabung reaksi,
tabung reaksi, tabung Durham, pipet volume/ukur, cawan Petri, labu
Erlenmeyer, dan api bunsen. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah sampel air (air Kran Laboraturium 226 FST UA),
media cair laktosa (Lactose Broth), medium cair BGLB, media agar EMB,
media agar Salmonella Shigella Agar (SSA), dan media nutrient agar
(NA).
b. Prosedur Praktikum
a. Uji Pendugaan
No. Cara kerja Gambar
1. Menyiapkan peralatan yang
akan digunakan dalam
praktikum dan memastikan
bahwa tempat praktikum
sudah steril.
2. Mengambil sampel air Kran
yakni air Kran Laboraturium
226 FST UA untuk di uji.
12
3. Botol sampel air di kocok
agar air Kran di dalamnya
homogen.
4. Memanaskan pipet volume
yang akan digunakan untuk
mengambil sampel air agar
tetap steril.
5. Mengambil sampel air Kran
dari botol sampel sebanyak
0,1ml untuk 3 tabung reaksi,
1ml untuk 3 tabung reaksi
berikutnya, dan 5ml untuk 3
tabung reaksi selanjutnya.
6. Mengisikan air sampel yang
telah ditentukan volumenya
pada setiap 3 set tabung
reaksi (setiap 1 set ada 3
tabung reaksi) yang masing-
masing berisi tabung Durham
dan media cair laktosa
(Lactose broth)
7. Mensterilkan kembali mulut
tabung reaksi dan ditutup
dengan kapas dan aluminium
foil agar tidk terkontaminasi
oleh mikroba lain.
13
8. Memberi label pada setiap
tabung reaksi yakni sesuai
dengan volume air sampel
yang dimasukkan.
14
b. Uji Penentu / Penegasan
No. Cara Kerja Gambar
1. Memasukkan air sampel Kran
dari botol sampel sebanyak 1 ml
ke dalam masing-masing 3
cawan Petri yang sudah
disterilkan.
2. Memanaskan kembali mulut
cawan Petri agar tetap steril dan
tidak ada mikroba lain masuk ke
dalamnya.
3. Menuangkan media pada cawan
Petri yang sudah berisikan air
sampel Kran. Media yang
dituangkan yakni media SSA,
EMB, serta NA.
4. Kocok cawan Petri yang telah
diberikan media dengan cara
menggeserkan cawan ke meja
dan membentuk angka 8.
5. Member label pada tiap cawan
Petri untuk membedakan cawan
berdasakna medianya dan dapat
diketahui hasilnya.
6. Menunggu selama 24 jam yakni
agar dapat terlihat jelas hasilnya.
15
7. Mengamati hasilnya setelah 24
jam yakni pada cawan Petri
dengan media NA menghitung
jumlah koloni bakteri dengan
Colony Counter.
8. Mengamati tabung reaksi yakni
terdapatnya rongga udara di
dalam tabung Durham.
c. Uji Pelengkap
No Cara Kerja Gambar
1. Mengambil sampel air Kran dari
botol sampel air.
2. Memasukkan sampel air Kran
sebanyak 0,1ml, 1ml, dan 5ml
ke dalam 3 set tabung reaksi,
masing-masing set terdiri dari 2
tabung reaksi berisi tabung
Durham dan media BGLB.
16
3. Menyeterilkan kembali tabung
reaksi agar tidak terjadi
kontaminasi dengan mikroba
lain.
4. Ketiga set tabung reaksi
diinkubasi selama ±48 jam
untuk mengetahui hasilnya.
5. Mengamati hasil uji setelah 48
jam diinkubasi pada suhu
ruangan.
4. Data Hasil PengamatanTabel 4.1 Perlakuan Sampel Air Kran Dalam Media Lactose Broth (LB)
SET 1
(5 ml)
SET 2
(1 ml)
SET 3
(0,1 ml)
MPN INDEX1 1 0
1 1 0
0 0 0
2 2 0 21 per 100ml
Keterangan :
1 = Positif (terdapat rongga udara di dalam tabung Durham)
0 = Negatif (tidak terdapat rongga udara di dalam tabung Durham)
Tabel 4.2 Perlakuan Sampel Air Kran Dalam Media Brilliant Green Lactose
Broth (BGLB)
17
SET 1
(5 ml)
SET 2
(1 ml)
SET 3
(0,1 ml)MPN INDEX
1 0 0
1 0 0
2 0 0 9 per 100ml
Keterangan :
1 = Positif (terdapat rongga udara di dalam tabung Durham)
0 = Negatif (tidak terdapat rongga udara di dalam tabung Durham)
Berdasarkan tabel Mc Crady :
Indeks MPN pada Uji Pendugaan = 21/100 ml
Indeks MPN pada Uji Penegasan = 9/100 ml
Berdasarkan Uji Pelengkap :
Media SSA = + (2 koloni Salmonella typhi)
Media EMB = + (Escherichia coli)berwarna hijau metalik
Media NA = + (27 CFU bakteri)
Keterangan:
Salmonella typhi +, maka pada air tsb berpotensi terdapat bakteri pathogen
penyakit tifus
Shigella +, maka pada air tsb berpotensi terdapat bakteri pathogen disentri
Escherichia coli +, maka terdapat warna hijau metalik pada cawan petri bermedia
EMB
Enterobacteria +, maka terdapat warna merah pada cawan petri
Namun karena pada media SSA yang muncul (positif) hanya Salmonella , maka
air tersebut berpotensi mengandung bakteri pathogen penyakit tifus.
5. Pembahasan
18
Uji mikrobiologi air dapat dianalisis berdasarkan organisme indikator.Syarat
organisme indikator yaitu, terdapat pada air yang tercemar, mempunyai
kemampuan bertahan hidup yang lebih besar dari bakteri pathogen, terdapat dalam
jumlah yang lebih banyak daripada bakteri pathogen, dan juga mudah dalam
pendeteksian dengan menggunakan teknik laboratorium yang sederhana.Jenis
bakteri yang biasanya digunakan sebagai organisme indikator yaitu E. Coli.
E.coli singkatan dari Escherichia coli, adalah salah satu jenis spesies utama
bakteri gram negatif.Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor
Esherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Bakteri coliform adalah
bakteri indikator adanya bakteri patogeniklain. Bakteri coliform fekal adalah
bakteri indikator adanyapencemaran bakteri patogen.Penentuan coliform fekal
menjadi indikator pencemaran karena jumlah koloninya pasti berkorelasi positif
dengan adanya bakteri patogen. Dalam pendeteksian bakteri Coliform juga lebih
murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksibakteri patogenik lain. Jadi
dapat dikatakan bahwa coliform merupakan indikator kualitas air, semakin sedikit
kandungan colifom maka kualitas air juga semakin baik.
Untuk mengetahui jumlah sel bakteri golongan coliform yang terdapat dalam
sampel air, dilakukan metodeMost Probable Number (MPN), untuk menentukan
apakah air yang digunakan masih sesuai peruntukannya sebagai air minum atau
tidak.
Pada praktikum ini menggunakan air kran sebagai sampel dan dilakukan
melalui dua metode yaitu pemeriksaan secara kuantitatif dan pemeriksaan secara
kualitatif. Pada pemerikssaan kuantitatif terdapat tiga tahapan pengujian yakni uji
pendugaan dengan metode 3-3-3, uji penegasan/ penentu, dan uji pelengkap. Uji
pendugaan merupakan uji yang bertujuan untuk mendeteksi mikroorganisme yang
dapat diduga sebagai bakteri coliform dan untuk melihat apakah sample air
mampu memfermentasi laktosa. Media yang digunakan dalam uji penduga ini
adalah Lactose Broth (LB), media ini mengandung garam empedu yang berfungsi
untuk mencegah tumbuhnya bakteri gram positif sehingga yang tumbuh pada
media Lactose Broth (LB) hanya bakteri gram negatif saja. Cara kerja uji penduga
metode 3-3-3 ini adalah dengan menyiapkan 9 tabung reaksi yang berisi media
Lactose Broth (LB) dan didalamnya telah dipasang tabung durham secara terbalik.
19
Metode ini menggunakan 3 kelompok tabung, masing-masing kelompok terdiri
dari 3 tabung reaksi. Pada kelompok satu, dua, dan tiga berturut-turut
ditambahkan 5ml, 1 ml, dan 0,1 ml air sampel. Air sampel yang digunakan adalah
air kran yang diambil di ruangan laboratorium. Setelah penambahan air sampel
kemudian dilakukan inkubasi terhadap ke-9 tabung reaksi selama 24 jam pada
suhu kamar. Uji positif pada uji pendugaan ini adalah apabila muncul gelembung
udara pada tabung durham. Hasil pengamatan yang didapat oleh kelompok kami
menunjukkan hasil uji positif pada kelompok tabung 5ml dan 1 ml, hal ini terjadi
karena mikroba (bakteri Coliform) yang tumbuh mampu memfermentasikan
laktosa menjadi asam dan gas.. Sedangkan pada kelompok tabung reaksi yang
berisi 0,1 ml air sampel menunjukkan hasil uji negatif karena tidak ada
gelembung udara yang muncul pada tabung durham, hal ini menunjukkan tidak
terdapat aktivitas mikroba (bakteri Coliform) dalam tabung. Sehingga didapatkan
hasil MPN berdasarkan grafik Mac Crady yaitu sebesar 21/100 ml air artinya
hanya terdapat sedikit sekali bakteri coliform.
Uji selanjutnya adalah dengan menggunakan media EMB (Eosin Metylen
Blue), pada media ini pertumbuhan bakteri E.Coli ditunjukkan dengan munculnya
koloni bakteri yang berwarna hijau metalik.Hasil pengamatan yang diperoleh
menujukkan adanya koloni bakteri E.Coli yang tumbuh pada media EMB. Uji ini
disebut dengan uji pelengkap.
Selanjutnya, pemeriksaan kualitatif terhadap air sampel. Metode yang
digunakan adalah TPC (total plate count) menggunaka media SSA. Pada media
ini pertumbuhan bakteri Salmonella dan Shigella dihitung mennggunakan colony
counter. Jumlah koloni yang telah ditemukan adalah jumlah bakteri per ml sampel
air uji.
5.Diskusi
1. Mengapa dalam uji persumtif dibatasi maksimal 48 jam ?
Karena pada saat 24 jam hingga 48 jam merupakan waktu yang optimal,
apabila waktu inkubasi melebihi 48 jam maka tidak hanya bakteri E.coli
yang tumbuh
2. Dapatkah tahap pengujian dilewati salah satunya ?
20
Tidak , karena tiap tahap dalam pengujian menghasilkan data-data yang
diperlukan dalam pemeriksaan bakteriologik air dan saling berhubungan
satu sama lain.
3. Apa fungsi medium SSA dan EMB pada praktikum ini ?
Fungsi medium SSA sebagai media selektif yang mengandung senyawa
tertentu sehingga hanya mampu mendeteksi adanya bakteri salmonella dan
shigella pada sampel.
Fungsi medium EMB sebagai media differensial untuk membedakan
bakteri golongan bakteri enterobactericiaedan sebagai penentu adanya
bakteri E.coli pada sampel.
4. Adakah perbedaan pengujian kualitas perairan sebagai bahan baku air
minum dengan perairan yang hanya digunakan untuk mandi dan cuci ?
Jelaskan!
Ada, Perbedaannya terletak pada jumlah MPN coliform, MPN E. coli, dan
TPC yang diperbolehkan keberadaannya pada kedua jenis perairan
tersebut berdasarkan batu muku yang ditetapkan
5. Mengapa bakteri E. coli digunakan sebagai indikator kualitas air tercemar?
Karena E.coli hidup pada sistem pencernaan kemudian keluar sebagai tinja
sebagai indikator adanya bakteri patogen lain. Jumlah koloninya
berkolerasi positif terhadap dgn keberadaan patogen lain, selain itu
mendeteksi ecoli jauh lebih murah dan sederhana daripada mendeteksi
bakteri patogen lain. Semakin sedikit adanya E.coli maka kualitas air
semakin baik. (Dad, 2000)
6. Kesimpulan1. Prosedur uji bakteriologik air ada dua cara, secara
kuantitatif dan kualitatif. Pemeriksaan kuantitatif untuk
mendeteksi adanya Saccharomyces, terdiri dari tiga tahap
yaitu: uji pendugaan, uji penegasan dan uji pelengkap.
Pemeriksaan kualitatif menggunakan metode TPC, dihitung
dengan colony counter dan mendeteksi adanya bakteri
Salmonella dan Shigella.
21
2. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa nilai MPN pada sampel air
air kran laboratorium 226 adalah 3-3-3 sehingga didalam sampel air
tersebut diketemukan bakteri koliform. Nilai MPC yakni 21/100 artinya
ada sedikit coliform. Pada pengujian TPC sampel air kran juga bernilai
positif terhadap bakteri coli.
3. Cara isolasi bakteri E. coli dalam sampel air dapat menggunakan
metode pour plate dan streak dengan media biakan EMB.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MEN-KES/ PER/IX/1990.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2.
Jakarta: UI-Press.
Penn, C. 1991. Handling laboratory Microorganism. Open University: Milton
Keynes.
Sutedjo, M.M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga. 2011. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Lingkungan. Surabaya:
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.
Dad.2000.Bcterial Cemistry and Fisiology.John willey& sons, inc ; new york,
p.426
23
top related