Konjungtivitis Gonorrhoe

Post on 13-Feb-2016

268 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Ophtalmology

Transcript

Case Report Session

KONJUNGTIVITIS GONORE NEONATORUM

Disusun Oleh :

1. M. Zakki Alfajri (07923012)2. Rahma Ledika Veroci (07120119)

3. Widya Maryetti (07120106)

Preseptor :dr. Hj. Getry Sukmawati, Sp.M (K)

ANATOMI KONJUNGTIVA

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :• Konjungtiva tarsal• Konjungtiva bulbi• Konjungtiva forniks peralihan konjungtiva tarsal

dengan konjungtiva bulbi

HISTOLOGI • Lapisan epitel konjungtiva

Terdiri atas 2-5 lapisan sel epitel silinder bertingkat, superficial dan basal di dekat limbus, di atas karunkula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi kelopak mata sel-sel epitel skuamosa.

• Sel-sel epitel superficial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air mata secara merata diseluruh prekorneaSel-sel epitel basal berwarna lebih pekat daripada sel-sel superficial dan di dekat linbus dapat mengandung pigmen.

• Stroma konjungtivadibagi menjadi : lapisan adenoid (superficial) dan lapisan fibrosa (profundus)

a. Lapisan adenoid jaringan limfoid dan dibeberapa tempat dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa sentrum germinativum. Lapisan adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau 3 bulan

b. Lapisan fibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsus. Lapisan fibrosa tersusun longgar pada bola mata.

• Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan wolfring), yang struktur dan fungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar kelenjar krause berada di forniks atas, dan sedikit ada diforniks bawah. Kelenjar wolfring terletak ditepi atas tarsus atas.

KONJUNGTIVITIS GONORE

A. EPIDEMIOLOGI Sekitar 10 % bayi baru lahir menderita konjungtivitis. Dahulu merupakan penyakit yang serius sekitar 50 % menyebabkan kebutaan. Tapi dengan metode profilaksis yang efektif dan pengobatan yang adekuat, insidennya sudah berkurang di Negara maju, sedangkan di Negara yang berkembang masih merupakan masalah yang serius.

B. ETIOLOGI Neisseria gonorrhoeae bersifat tahan asam dan Gram negatif, terlihat diluar dan didalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39°C dan tidak tahan zat desinfektan

C. PATOGENESIS

• Perjalanan penyakit konjungtivitis gonore secara umum, terdiri atas 3 stadium :

• 1. Infiltratif• 2. Supuratif atau purulenta• 3. Konvalesen (penyembuhan)

1. Stadium Infiltratif 1-3 hari, palpebra bengkak, hiperemi, tegang, blefarospasme, disertai rasa sakit. Pada konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva hebat, kemotik. Sekret serous, kadang-kadang berdarah. Kelenjar preauikuler membesar, mungkin disertai demam.

2. Stadium supuratif 2 – 3 minggu, palpebra masih bengkak, hiperemis, tidak begitu tegang dan blefarospasme. Sekret purulen campur darah keluar terus-menerus. Khas jika palpebra dibuka, sekret akan muncrat (proyektil) yang bisa mengenai mata pemeriksa

3. Stadium konvalesen 2-3 minggu, gejala tidak begitu hebat lagi, tidak infiltratif. Injeksi konjungtiva masih ada, tidak kemotik, sekret jauh berkurang. Jika tidak diobati, tidak tercapai stadium ini.

D. GAMBARAN KLINISPada Bayi dan Anak• Gejala subjektif : (-)• Gejala objektif : Ditemukan kelainan bilateral dengan sekret kuning kental, sekret dapat bersifat serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak mata membengkak, sukar dibuka dan terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik dan tebal.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG• pemeriksaan sekret dengan pewarnaan metilen

biru dilihat diplokok yang intraseluler .

• Morfologi dari gonokok sama dengan meningokok, untuk membedakannya dilakukan tes maltose, dimana gonokok memberikan test maltose (-). Sedang meningokok test maltose (+).

F. KOMPLIKASI

sering terjadi keratitis ataupun tukak kornea sehingga sering terjadi perforasi kornea

G. PENATALAKSANAAN• Pasien dirawat dan diberikan penicillin G sistemik 50.000-100.000

U/kgBB IV selama 7 hari.• Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih (direbus)

atau dengan garam fisiologik hangat tiap 15menit. Penisillin ed diberikan tiap jam selama 6-12jam dan tiap 2-3jam sampai keadaan akut teratasi. Atau tetrasiklin salap tiap 2jam sampai keadaan akut teratasi.

• Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok.• Pasien boleh pulang sekret hilang dan hasil lab tiap dua hari

selama 3x berturut-turut (-)• Jika resisten terhadap penicillin Ceftriaxon

ILUSTRASI KASUS

• Nama : By. D• Jenis kelamin : laki-laki• umur : 5 hari• Negeri Asal : Padang

ANAMNESIS• Keluhan Utama :• Mata kiri merah, bengkak dan bersekret sejak 1 hari

yang lalu• Riwayat Penyakit Sekarang :• Mata kiri merah, bengkak dan bersekret sejak 1 hari

yang lalu• Demam tidak ada• Kejang tidak ada.• Ikterik neonatorum • Tidak ada kelainan kongenital

• Riwayat penyakit dahulu :• Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.• Riwayat penyakit keluarga :• Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.• Riwayat Kelahiran :• Pasien lahir cukup bulan , partus normal dengan berat badan lahir

2600 gram• Riwayat Sosio-ekonomi :• Ayah pasien tidak ada• Ibu pasien mengalami gangguan jiwa

OD OS

Visus tanpa koreksi Belum dapat dinilai Belum dapat dinilai

Visusd engan koreksi Belum dapat dinilai Belum dapat dinilai

Refleks Fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Silia/ Suprasilia Madarosis (-), Trikiasis (-) Madarosis (-), Trikiasis (-)

Palpebra Superior Edema (-) Hiperemis (-) Edema (+) Hiperemis (+)

Palpebra Inferior Edema (-) Hiperemis (-) Edema (+) Hiperemis (+)

AparatLakrimal Dalam batas normal Dalam batas normal

KonjungtivaTarsalis hiperemis (-), sekretpurulen (-) hiperemis (+), sekret purulen (+)

KonjungtivaFornics Injeksi Konjungtiva(-)

Sekret Purulen (-)

Injeksi Konjungtiva(+)

Sekret Purulen (+)

KonjungtivaBulbi Injeksi Konjungtiva(+)

Sekret Purulen (-)

InjeksiKonjungtiva(+)

SekretPurulen (+)

Sklera Kuning Kuning

Kornea Bening Bening

Kamera Okuli Anterior Cukup dalam Cukup dalam

Iris Coklat, rugae (+) Coklat, rugae (+)

Pupil Bulat, refleks (+) Bulat, refleks (+)

Lensa Bening Bening

KorpusVitreum Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Fundus Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Media Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Papil Optikus Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Retina Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Makula Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Aa:vv. Retina Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Tekanan Bulbus Okuli N(palpasi) N(palpasi)

Gerakan Bulbus Okuli Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah

Posisi Bulbus Okuli Ortho Ortho

PemeriksaanPenunjangLaboratorium :

- Pemeriksaan Giemsa : PMN- Pemeriksaan Gram : NegatifCocus- Pemeriksaan Metilen Blue : Diplococus (+) intrasel

dan ekstrasel

• Diagnosis : Konjungtivitis Neonatorum ec NGO

• Terapi : - Seftriakson inj 1 x 125 mg- Tobromycin tetes tiap 2 jam pada mata kiri- Ulcori tetes tiap 2 jam pada mata kiri

DISKUSI

Bayi laki-laki umur3 hari datang ke RSUP DR. M. DJAMIL Padang dengan keluhan utama mata kiri merah, bengkak, dan bersekret sejak beberapa jam yang lalu. Pada anamnesis didapatkan bahwa mata kiri bayi sehari sebelumnya tertimpa kotak susu. Tapi tidak ada keluhan saat itu.Bayi lahir spontan ditolong bidan dengan berat badan lahir 2600 gram.Bayi menangis kuat.

• Pada pemeriksaan fisik ditemukan secret (+) purulent sclera ikterik pada kedua mata.Injeksi konjungtiva (+) pada keduamata.Pemeriksaan slit lamp tidak bisa dilakukan.

• Pada pasien dilakukan pemeriksaan pulasan konjungtiva. Dengan pewarnaan giemsa didapatkan dominasi sel PMN. Dengan pewarnaan gram ditemukan kuman coccus (-). Dengan Metilen Blue ditemukan kuman diplococcus (+).

• Berdasarkan literatur, dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan labor dapat ditegakkan diagnose kerja, yaitu KONJUNGTIVITIS GONORE NEONATORUM

• Penatalaksanaan untuk kasus KONJUNGTIVITIS GONORE NEONATORUM yaitu :

• Pasien dirawat dan diberikan penicillin G sistemik 50.000-100.000 U/kgBB IV selama 7 hari.

• Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih (hangat) atau dengan garam fisiologik hangat tiap 15menit. Penisillin ed diberikan tiap jam selama 6-12jam dan tiap 2-3jam sampai keadaan akut teratasi. Atau tetrasiklin salap tiap 2jam sampai keadaan akut teratasi.

• Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok.• Pasien boleh pulangsekret hilang dan hasil lab tiap dua hari

selama 3x berturut-turut (-)• Jika resisten terhadap penicillin Ceftriaxon

TERIMA KASIH

top related