KONGRES BAHASA INDONESIA XI - kbi.kemdikbud.go.idkbi.kemdikbud.go.id/kbi_back/file/foto_media/media_detail_1542602980.pdf · KONGRES BAHASA INDONESIA XI JAKARTA, 28 -31 OKTOBER 2018

Post on 22-Aug-2019

224 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

KONGRES BAHASA INDONESIA XIJAKARTA, 28 - 31 OKTOBER 2018

PENGELOLAAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH

Saut Poltak Tambunan

Sastrawan

Utamakan Bahasa Indonesia,Lestarikan Bahasa Daerah

Kuasai Bahasa Asing

• Bahasa Indonesia dan bahasa asing

• Hendak ke mana (ber)bahasa daerah?

Catatan:

Korea sangat bangga dengan identitas primordialnya

Momentum KebangkitanBahasa dan Sastra Daerah

• Kemdiknas, Pak Sugiyono 2011: 746 bhs >2090: 10% =

75 bhs > Seharusnya menjadi momentum kebangkitan

bagi sastra daerah

• 21 Februari, Hari Internasional Bahasa Ibu sejak 17 November 1999 lalu

• Sebagian besar anak bangsa ini belajar bicara daribahasa daerah yang dalam artian sastra adalah BahasaIbu (mother tongue).

• 7000 bahasa di dunia, 50% di antaranya terancam

punah.

• UNESCO (21 Feb 2009): 2500 bahasa di dunia terancampunah, termasuk lebih dari 100 bahasa daerah di Indonesia.

• 200 bahasa telah punah dalam 30 tahun terakhir dan607 tidak aman

(materi diskusi Kepala Bidang Pelindungan, Dr. GanjarHarimansyah, peluncuran buku cerpen bahasa Batak

Toektak Mandoeda Eme, Juni 2018).

National Geographic Indonesia pada 15 Juni 2015

merilis hasil penelitian tim Komisi III DPD RI:

• Hanya 13 bahasa daerah yang penuturnya lebih

dari satu juta orang, yaitu Aceh, Batak,

Minangkabau, Rejang, Lampung, Sunda,

Melayu, Jawa, Madura, Bali, Sasak, Makassar,

dan Bugis.

• 14 bahasa daerah yang telah punah.

Bahasa Indonesia vs Bahasa Daerah

Bahasa Indonesia yang kita sepakati menjadibahasa persatuan, menjadi pemangsa bagi

bahasa daerah. Benarkah?

• Bahasa Indonesia berhasil menjadi bagian dari gayahidup.

• Berbahasa daerah dianggap anakronis, ketinggalanzaman, bahkan keliru zaman

• Berbahasa daerah dianggap sebagai penghambatproses asosiatip bagi interaksi sosial di negeri orang

Mengapa Bisa Punah? (1)

Modernisasi dan Globalisasi, di dalamnya ada:

• Urbanisasi

• Pernikahan antar etnis (amalgamation)

• Akulturasi terhadap lingkungan sosialheterogen dan multietnis

• Teknologi informasi yang umumnya ‘serbaEnglish’

Mengapa Bisa Punah? (2)

• Pendidikan serta pengetahuan diantarkandengan bahasa Indonesia dan bahasa asing.

• Marginalisasi pendidikan bahasa daerah disekolah. (bahkan ada sekolah di daerah yangmelarang muridnya berbahasa daerah disekolah).

• Buku-buku baru atau media cetak berbahasadaerah semakin langka.

Generasi Milenia?

• Semakin banyak orang enggan atau malumenunjukkan identitas primordialnya.

• “Hebat kau! Sudah tak nampak Batak’mu!

• Kondisi Kekinian: - teknologi dapur, rice cooker, - nama penyakit- nama orang- syair lagu daerah- prosesi adat inhibitoris

Kita dan Bahasa Daerah

• Pembiaran semakinmassive

• Lembaga/majelispengawal bahasadaerah?

(Kompas 17 Okt 2017, halaman 6)

Bahasa dan Sastra Daerah

• Bahasa dan sastra adalah tentang pola pikir, pola hidup dan tata nilai.

• Bahasa daerah adalah sejarah dan identitasetnis yang menunjukkan keberagaman kita, serta menjadi ‘ruh’ dari kearifan lokal yang mewarnai kebudayaan daerah.

• Apa jadinya kebudayaan daerah tanpa bahasadaerah?

Pemerintah Dalam Pelestarian Dan Pengembangan Bahasa Daerah.

• UUD 1945 pasal 32 menyatakan bahwaNegara harus menghormati danmemelihara bahasa daerah sebagaikekayaan budaya nasional.

• Undang-undang Nomor 24 tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan LambangNegara serta Lagu Kebangsaan

Regulasi di Tingkat DaerahSetelah ‘woro-woro’ tahun 2011 terdapat:

• 8 Peraturan Gubernur antara tahun 2013 sampai2015, termasuk Pergub No 20/2013 tentang Bahasa, Aksara dan Sastra Bali pada Pendidikan Dasar danMenengah

• 14 provinsi menerbitkan Perda, 7 di antaranyasesudah tahun 2011.

• 5 di antara 6 peraturan di tingkat Bupati/Walikotaterbit antara 2011 – 2017.

• Apakah ada kaitannya dengan ‘woro-woro’ Kemendiknas 2011?

Apa kabar Pelaksanaan Regulasi?

• Efektifitas pelaksanaannya?

• Regulasi ini relatif sedikit dibanding dengan746 bahasa daerah pada 34 provinsi, 415 kabupaten dan 93 kota.

Bahasa Daerah? Hare gene ...!?

• Pudarnya minat berbahasa daerah > hilangnyabanyak kearifan lokal.

• Bahasa daerah tidak diutamakan dalam mencaripekerjaan, tetapi mengantarkan anak didik kepintu utama ruang-ruang budaya etnik.

• Banyak kearifan lokal dan nilai luhur tradisionalyang hanya tepat ditransformasikan lewat bahasadaerah dan itu akan membentuknya menjadiseseorang dengan pribadi yang teguh dantangguh.

Lestarikan Bahasa Daerah

• Tidak cukup dengan himbauan. Tidak cukup denganmembubuhkan tanda ‘like’ di media sosial.

• Buku berbahasa daerah mutlak diperlukan, sementara penulis berbahasa daerah sangat kurangdan penurunan minat baca semakin pesat.

• Sastra modern berbahasa daerah membuktikanbahwa bahasa daerah tidak melulu tentang ‘masabaheula’.

• Sastra modern dalam pelestarian kearifan lokal

Tanggung Jawab PewarisanBahasa Daerah

• Tarombo atau silsilah orang Batak,

• Pewarisan bahasa daerah

• Vitalitas dan Kawe-kawean

Bahasa Batak KiniBahasa Batak

pada umumnyasudah bukanbahasa ibu di

tempat asalnya, berganti dengan

bahasa Indonesia setempat

Menulis SastraDaerah, siapa

takut?Masih ada yang berbahasa Batak,

Kunjungan literasi April 2016 di 4 Kabupaten ex Tapanuli Utara

Sastra dan Bahasa Batak

• Sastra Batak berkembangsecara lisan

• Karena tidak tertulis, banyak sastra lama yang hilang

• Sastra modern? Sejak2015, 7 PenghargaanRancage untuk SastraBatak

Membandingkan Kekayaan Kosakata

Mandera na Metmet (BenderaKecil), 2012.

• Untuk bahasa Batak (Mandera naMetmet) saya memerlukan18.818 kata dalam 116.250 karakter termasuk spasi. Dalambahasa Indonesia (Bendera Kecil)perlu 14.411 kata dalam 99.938 karakter.

Membandingkan Kekayaan Kosakata

Cerpen kearifan lokal Batak yang diterjemahkan ke dalambeberapa bahasa:

• Dalam bahasa Indonesia berjudul Elang Pengabar hanyamemerlukan 1.990 kata.

• Dalam bahasa Batak berjudul Lali Panggora, mengunakan 2.093 kata.

• Dalam bahasa Belanda dengan judul yang sama (Lali Panggora) membutuhkan 2.784 kata.

• Dalam bahasa Inggris berjudul The Hawk That Heralds Death menggunakan 2.558 kata.

Bahasa danSastra untuk PelestarianBahasa Daerah dan Kearifan Lokal

• Era reformasi, pranata hukum dan ranah kearifan lokal

• Saatnya kembali ke masyarakat hukum adat dengankearifan lokal.

• Lembaga agama dan masyarakat adat harusdiberdayakan.

• Pintu masuk kearifan lokal, yang paling tepat adalahbahasa etnik, bahasa daerah.

Saran dan usul1. Pemerintah perlu bersinergi dengan masyarakat sastra

dan bahasa daerah untuk konservasi dan revitalisasibahasa daerah, serta membentuk Majelis atau DewanBahasa Daerah

2. Kepala daerah/anggota DPRD disyaratkan arusnya aktifberbahasa daerah setempat, terutama dikabupaten/kota.

3. Dukungan untuk penulisan dan penerbitan buku sastramodern berbahasa daerah, termasuk penyebarannya keperpustakaan, sekolah, taman bacaan masyarakat.

4. Bahasa daerah harus

dimasukkan sebagai muatan

lokal dalam kurikulum

5. Regulasi untuk tetapkan hari

tertentu utk berbahasa

daerah. Jakarta, 30 Oktober 2018

Pos-el: saut_novelis@yahoo.com

• https://id.wikipedia.org/wiki/Saut_Poltak_Tambunan• https://tokohbatak.wordpress.com/2013/11/13/saut-poltak-tambunan/• http://www.gobatak.com/saut-poltak-tambunan/

• Sastra Daerah

• Bahasa Ibu

• Kearifan lokal

top related