Kewirausahaan Seni Evoy Production Citrakan Pemberdayaan ... · lantai dengan pelayanan ala mini market sebagai pusat bisnis busana tari yang ... perencanaan, pengorganisasi, ...
Post on 03-Mar-2019
235 Views
Preview:
Transcript
24 R ITME Volume 3 No.1 Februari 2017
24
R ITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN1412-653X
Kewirausahaan Seni ’Evoy Production’ Citrakan
Pemberdayaan Masyarakat
Oleh
Agus Supriyatna, S.Sn.,M.Pd. supriytnagus@yahoo.co.id
Departemen Pendidikan Seni Tari –FPSD
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan dan memahami pengelolaan busana tari di
sanggar Evoy Production berbasis ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian
menggunakan metode deskriptif untuk menjawab pertanyaan penelitian: Bagaimanakah
kewirausahaaan seni berbasis ekonomi dan pemberdayaan masyarakat di sanggar Evoy
Production? Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipasi, wawancara,
dan dokumentasi. Keseluruhan data yang diperoleh, baik secara langsung di lapangan maupun
berdasarkan telaah kepustakaan selanjutnya dianalisis dan disusun secara sistematis
berdasarkan kaidah penelitian kualitatif dengan teknik triangulasi.
Diharapkan melalui penelitian ini, dapat: (a) menjadi sumber pengayaan bahan ajar
kewirausahaan berbasis seni pertunjukan dan memotivasi peningkatan jiwa wirausaha dibidang
seni dikalangan mahasiswa (b) Model pembelajaran kewirausahaan seni berbasis ekonomi dan
pemberdayaan masyarakat yang memungkinkan dapat dijadikan sumber rujukan untuk
mahasiswa pendidikan seni dan keilmuan seni.
Kata kunci: Kewirausahaan Seni, Pengelolaan Busana Tari, Pemberdayaan Masyarakat, dan
Evoy Production.
PENDAHULUAN
Mata kuliah kewirausahaan pada perguruan tinggi negeri dan swasta (non Departemen)
tergolong masih baru dan implementasinya terpaut 10 tahun yang lalu (2007). Tujuan khusus
dari pembelajaran mata kuliah kewirausahaan di perguruan tinggi antara lain; tertanamnya jiwa
wirausaha mahasiswa yang berdampak pada pengurangan jumlah angka pengangguran lulusan
perguruan tinggi dan ketergantung para lulusan perguruan tinggi untuk menjadi pegawai
negeri. Harapan besar melalui pembelajaran kewirausahaan adalah agar para lulusan
perguruan tinggi mampu berdiri dan berkarakter enterpreunership dalam menciptakan peluang-
peluang usaha sesuai bidang ilmu yang yang dipelajarinya, sehingga memungkinkan para
lulusan perguruan tinggi mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.
Kenyataan yang ada dalam implementasi pembelajaran kewirausahaan, khususnya pada
mahasiswa Departemen Pendidikan Seni Tari FPSD UPI tidak lepas dari kendala. Bahkan terjadi
kerancuan pemahaman dalam praktik kewirausahaan yang cenderung kurang memerhatikan
karakteristik keilmuan yang dipelajari mahasiswa. Kerancuan yang terjadi dalam praktiknya
25 R ITME Volume 3 No.1 Februari 2017
25
R ITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN1412-653X
para mahasiswa terjebak dalam anggap yang sempit yang identik dengan jual beli barang dan
atau makanan dengan orientasi mendapatkan keuntungan finansial. Memahami pengertian luas
dalam praktik kewirausahaan, bukan berarti para mahasiswa tidak boleh menjual makanan,
minuman, pakaian dan seterusnya. Tetapi perlu disadari bagi para pengajar dalam proses
pembelajaran kewirausahaan hendaknya dipandang sebagai kerangka berpikir bagi mahasiswa
untuk membuka wawasan wirausaha berbasis terapan pada bidang keilmuan yang dipelajari
mahasiswa.
Melihat fenomena yang ada terkait implementasi pembelajaran kewirausahan di
perguruan tinggi, terutama mata kuliah yang peneliti ampu perlu kiranya dilakukan upaya
penelitian dalam rangka optimalisasi pembelajaran kewirausahaan bagi pemelajar mahasiswa
seni. Oleh karena itu tujuan utama melalui penelitian ini adalah upaya mengurangi langkanya
ketersediaan bahan ajar dalam implementasi mata kuliah kewirausahaan berbasis terapan seni,
bagi mahasiswa Departemen Pendidikan Seni Tari. Sumber yang ada sebagai alternatif materi
ajar dalam bentuk buku kewirausahaan untuk pemelajar mahasiswa Fakultas Seni dan desai
belum mampu menjadi rujukan yang memadai.
Penelitian ini, terfokus pada sanggar busana Evoy Production, berlokasi di Jalan. Pangarang
Dalam IV No.15, Rt.02 dan RT.03, RW. 09 Pangarang, Kelurahan Cikawao, Kecamatan
Lengkong, Kota Bandung.
Pentingnya mengedepankan sanggar Evoy Production sebagai subyek penelitian dengan
fokus terhadap kewirausahaan seni berbasis ekonomi dan pemberdayaan masyarakat dengan
alasan sebagai berikut: (1) lingkup kerja dunia usaha yang dilakukan subyek penelitian terkait
erat dengan disiplin ilmu yang tengah digeluti para mahasiswa Departemen pendidikan seni
tari; (2) kriteria dan karakteristik sanggar yang dijadikan subyek penelitian memiliki keunggulan
bisnis berbasis terapan seni dengan reputasi; nasional, dan internasional serta hingga kini
mampu bertahan dan berkembang sesuai rencana bisnis yang digelutinya. (3) Menemukenali
konsep dan bahan ajar kewirausahaan seni berbasis ekonomi dan pemberdayaan masyarakat
melalui pengelolaan busana tari sesuai aplikasi disiplin ilmu kewirausahaan bagi mahasiswa
Departemen Pendidikan seni Tari FPSD UPI dan atau bagi pemelajar berbasis keilmuan seni
lainnya.
Rumusan masalah yang diangkat dibatasi dalam pertanyaan dengan uraian sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah model kewirausahaan seni melalui pengelolaan busana tari di sanggar ’Evoy
Production’?
2. Bagaimanakah dampak pengelolaan busana tari di sanggar ’Evoy Production’
terhadap ekonomi dan pemberdayaan masyarakat?
Untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian yang diharapkan, peneliti
menggunakan metode penelitian sesuai dengan kebutuhan penelitian.
METODE
Subjek dan lokasi penelitian terfokus pada pengelolaan busana tari di sanggar ’Evoy
Production’ Jalan Pangarang Dalam IV No.15, Rt.02 dan RT.03, RW. 09 Pangarang, Kelurahan
Cikawao, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung.
26 R ITME Volume 3 No.1 Februari 2017
26
R ITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN1412-653X
Untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan, peneliti menggunakan desain
kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Suatu cara untuk memaparkan sejumlah data
hasil penelitian lapangan secara mendalam dan menyeluruh dengan narasumber Hj. Popong
Sopia, dan beberapa orang yang terlibat untuk kepentingan penelitian kemudian dianalisis
berdasarkan sumber kepustakaan. Prosedur penelitian dilakukan dengan penahapan;
pengumpulan data melalui teknik observasi langsung, wawancara, dan pendokumentasian
bersumber pada instrumen penelitian berupa pedoman observasi, wawancara dan dokumentasi.
Pengolahan data dilakukan dengan cara penggolongan. analisis, paparan hingga ditarik
menjadi suatu simpulan hasil penelitian. Teknik validasi data mengacu pendapat Hopkin (1993,
hlm.157) dan Creswell (2010, hlm 286-287) dilakukan dengan teknik vadilidasi secara triangulasi,
sehingga menjadi suatu gambaran penelitian “ Kewirausahaan Seni ’Evoy Production’ berdampak
Pemberdayaan Masyarakat ”
HASIL DAN PEMBAHASAN
Popong Sopia S.Sn atau lebih dikenal dengan nama ‘Teh Evoy”. Lahir 03 Maret 1974 di
Sukamantri Kabupaten Ciamis. Pengalaman sekolah masuk Jurusan Seni Tari di Sekolah
Menengah Karawitan Indonesia (SMKI sekarang SMKN 10 Bandung) dan Kuliah Jurusan Seni
Tari di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI sekarang ISBI Bandung). Bermula dari kecintaannya
pada kesenian Sunda, khususnya tari Jaipong dan kesukaannya untuk mengoleksi busana tari,
beliau tergugah untuk mendirikan sanggar dan layanan busana tari dengan nama “ Evoy
Production”.
Hasil kerja keras dan semangatnya yang kuat menggeluti bisnis dibidang busana tari dan
kesiapannya dalam menghadapi persaingan pasar, akhirnya beliau menjadi orang sukses.
Dengan omset yang besar, akhirnya ia mampu membeli rumah dan membangun kantor dua
lantai dengan pelayanan ala mini market sebagai pusat bisnis busana tari yang dijalankannya.
Berikut profile Popong Sopia,S.Sn.
Gambar 1
Gambar 1. Popong Sopia, S.Sn. selaku Pemilik dan Pimpinan
Di Sanggar Seni Evoy Production
(Dokumentasi, Agus Supriyatna; 2013)
27 R ITME Volume 3 No.1 Februari 2017
27
R ITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN1412-653X
Sejalan dengan kemajuan teknologi dan perubahan layanan masyarakat yang menuntut
lebih cepat lebih baik, mau tidak mau wirausaha dibidang terapan seni pertunjukan, terutama
layanan Busana Evoy Production pun beradapatasi untuk memanfaatnya sebagai fasilitas
penunjang usaha. Fasilitas teknologi yang digunakannya sebagai media layanan bagi konsumen
merupakan bagian dari kesuksesan dalam menjalankan usahanya, antara lain sebagai berikut:
1) Fasilitas komputer gunanya untuk: (a) Pendataan keluar masuknya pakaian yang disewa
atau dipakai. (b) Pendokumentasian arsip data dan Foto.(c) Keperluan administrasi kantor.
fasilitas internet gunanya untuk manakala ada pemesanan dari luar kota atau luar negeri
bisa memperlihatkan data dan foto-foto busananya secara rinci. 2) Adanya website kita bisa
tahu tentang informasi yang dibutuhkan, misalnya : mencari informasi tentang model,
harga, spesifikasi busana, warna, dll. sehingga orang tertarik untuk menyewa atau
membeli busana yang ada di perusahaan EP. 3) fasilitas Faximale, gunanya untuk
pengiriman data yang penting yang tidak bisa lewat telepon karena kalau di kirim/ paket
memerlukan waktu. 4) Kegiatan administrasi yang tertata dan profesional; persuratan,
pencatatan, pembuatan bon. Kwitansi dengan lebel perusahaan, semuanya bermerk
”EVOY PRODUCTION”. 5) Pemasangan Intercom untuk memudahkan komunikasi
dengan karyawan dalam upaya peningkatan kualitas layanan terhadap pengguna. 6)
Pemasangan CCTV dengan 7 (tujuh) titik untuk memudahkan mengontrol para karyawan
dan aktivitas lain untuk menjaga kenyaman usaha yang berlangsung dan pelayanan
konsumen dari peristiwa yang tidak diharapkan. 7) Adanya ruang kantor yang permanen.
8)Adanya ruang pameran atau etalase dengan penataan seperti swalayan ala mini market.
Pengelolaan sanggar seni Evoy Production, terutama dalam bisnis layanan jasa penyewaan
dan pembuatan busana tari, tidak hanya mengandalkan kemampuan pribadinya yang
berlatarbelakang seniman tari dengan kegemaran mengoleksi dan membuat busana tari untuk
kepentingan pertunjukan pribadi dan sanggarnya. Tetapi Evoy Production telah menjadi suatu
perusahan besar dengan omset yang cukup besar. Ternyata kesuksesan dalam bisnis busananya
tidak lepas dari keterlibatan orang-orang akhli atau sumber daya manusia yang memadai
dibidangnya. Dengan tidak lupa beradaptasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi
komunikasi sebagai media pemasaran yang cukup efektif. Keberhasilan usaha Popong Sopia
tidak lepas dari para karyawan atau pegawai yang terlibat di dalamnya. Staf inti pegawai di
dalamnya merupakan pegawai yang memiliki hubungan saudara sekandung dan saudara dekat,
baik dari hubungan suaminya maupun dari keluarga besar Popong Sopia. Mengenai jumlah
pegawai yang dipekerjakan di sanggar busana yang ia kelola dapat dikemukakan sebagai
berikut:
Hingga kini memiliki 10 karyawan tetap tinggal di kantor, karyawan tidak tetap untuk
payet dengan memberdayakan para ibu rumah tangga yang terbagi dalan empat lokasi,
yakni; Cijerah,Sukamantri Ciamis, Banjaran dan Majalaya. Sedangkan untuk urusan jahitan
dipercayakan kepada Pak Ikin di daerah Elang bunderan Cimahi yang sudah lama
bermitra sejak merintis usaha busana tari.
Organisasi perusahaan Evoy Production memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda
ditentukan dengan kemampuan dan latarbelakang pendidikan yang pernah dijalaninya.
Penempatan dan pengangkatan karyawan pun lebih mengutamakan kedekatan keluarga atau
lebih mempertimbangkan hubungan saudara, baik dari keluarga suaminya atau pun dari
Popong Sopia sendiri.
28 R ITME Volume 3 No.1 Februari 2017
28
R ITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN1412-653X
Kegiatan produksi yang dilakukan sanggar seni Evoy Production merupakan bagian dari
kegiatan ekonomi dalam pengadaan barang dengan langkah-langkah kerja yang efektif dalam
layanan penyewaan dan penjualan busana tari terhadap konsumen. Tingginya tingkat
produktivitas busana tari yang dilakukan sanggar Evoy Production tidak dapat lepas dari
kreativitas dan inovasi yang dilakukan pimpinan dan para karyawan didalamya.
Adapun langkah-langkah produksi yang dilakukan Sanggar Seni Evoy Production mengacu
pada sistem manajemen modern, dengan fungsi-fungsi manajemen didalamnya yakni;
perencanaan, pengorganisasi, pelaksanaan, pengawasan terhadap pembuatan, penyewaaan dan
layanan terhadap para konsumennya. Dalam hal ini termasuk manajemen bisnis busana tari
yang menjadi ladang ekonomi untuk dirinya sendiri, keluarga, para karyawan serta para
penggunanya. Langkah-langkah manajemen yang ia lakukan, sebagai berikut:
1. Perencanaan Produksi
Perencanaan merupakan kegiatan pertama dan utama dalam setiap suatu kegiatan
manajemen. Dengan penahapan; pembuatan rancangan disain baju tari yang dikehendaki
Popong Sopia dalam bentuk gambar sederhana atau gambar kasar disain, melakukan koordinasi
tentang rencana rancangannya dengan karyawan bagian disainer, ia menerima rancangan dalam
berbagai alternatif dari disainer. Memutuskan rancangan yang akan dibuat, melakukan
perhitungan biaya produksi untuk satu stel baju dengan bagian bendahara, pembelian bahan
dan alat yang dibutuhkan, proses produksi melibatkan tukang jahit, payet dan bordir dengan
melibatkan karyawan tetap dan tidak tetap. Artinya, karyawan yang digaji tetap setiap bulan
dan karyawan lepas yang dibayar sesuai dengan jumlah order dan pekerjaan yang diberikan
berdasarkan kesepakatan upah kerja. Akhirnya ia melakukan pengawasan dan evaluasi produk
sebelum dilakukan sosialisasi atau peluncuran produk, hal ini dilakukan dalam rangka bagian
uji coba terbatas untuk mempertahankan kualitas produk dan peluang terhadap calon penyewa
dan pemesan pembuatan busana tari. Produk busana tari bentuk dan jenis apapun yang dihasil
Evoy Production selalu berpegang pada kualitas barang dan kepuasan layanan konsumen lebih
diutamakan.
2. Proses Produksi
Bersumber dari rancangan busana atau disain baju tari yang telah mendapat persetujuan
dan diketui pimpinan, langkah berikutnya dilakukan proses produksi dengan penahapan sistem
pembagian kerja sesuai bidang keahlian karyawan yang dimilikinya. Berikut ini adalah proses
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang karyawan dibidang disainer dengan proses kreativitas
sebagai berikut: 1) membuat gambar di atas kertas yang akan dijadikan pola motif atau
rancangan asesoris sebagai pelengkap dari busana tari secara keseluruhan.2) membentuk motif
baju yang akan dilakukan dengan cara memotong atau menurih dengan cutter untuk membantu
pekerjaan tukang bordir dan payet. 3) menempel pola atau patron motif jadi pada kain yang
telah dipotong oleh tukang jahit, terutama bagian apok dan badan penutup tubuh penari bagian
depan.
Pola motif atau corak pada bahan kain yang telah dipotong dengan menggunakan cutter
kemudian ditempel dengan menggunakan double tape dengan arahan warna benang secara
ditulis pada pola dengan warna mas atau perak untuk pekerjaan tukang bordir. Selanjutnya
pekerjaan diberikan pada tukang Payet atau Juru Payet yang tersebar di empat tempat, yakni ;
29 R ITME Volume 3 No.1 Februari 2017
29
R ITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN1412-653X
Cijerah, Sukamantri Ciamis, Banjaran dan Majalaya.
Sanggar Evoy Production tidak hanya memproduksi busana tari saja tetapi telah merambah
pada beberapa layanan busana seni pertunjukan lain, terutama kebutuhan busana upacara adat
Sunda dengan kelengkapannya. Berikut ini peneliti sertakan beberapa contoh model Busana
tari Jaipongan yang dimiliki Evoy Production, sekaligus berangkat dari hasil kerja keras dirinya
dengan penuh instens untuk menciptakan busana tari yang mampu disukai konsumen, sehingga
dapat bersaing dengan busana-busana tari pada sanggar busana tari yang lain di kota Bandung.
Gambar 2. Beberapa Contoh Model Busana Tari Jaipong
Sanggar Seni Evoy Production
(Dokumentasi; Evoy Production, 2013)
Kaitan wirausaha dibidang seni pertunjukan, terutana bisnis busana yang ditekuninya
Evoy Production dalam perkembangannya hingga mampu meraup keuntungan bersih Rp. 80
juta/ pertahun dari Rp. 88 juta/ tahun pendapatan kotor dengan rata-rata perbulan keuntungan
bersih Rp. 8 juta. Berikut ini dapat dilihat beberapa contoh produk unggulan sanggar seni yang
dibina dan dimilikinya.
(1) Busana Tari Blantek (2) Busana Tari Wayang (Karakter Tokoh)
30 R ITME Volume 3 No.1 Februari 2017
30
R ITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN1412-653X
(3) Busana Tari Golek &Cendrawasih (4) Busana Tari Gawil, Pengantin Pria dan Wiyaga
Gambar 3. Contoh Busana produk sanggar Evoy Production
(Dokumentasi, Evoy Production; 2013)
3. Pascaproduksi Pascaproduksi dalam sistem pengelolaan sanggar busana Evoy Production adalah pemasaran
dan publikasi busana tari. Sistem pemasaran busana tari dilakukan dengan dua cara;
3.1. Penataan produk busana dengan model mini market atau dengan cara mempromosikan
busana produk baru pada ruang pamer atau promosi di ruang kantor penyewaan yang
sengaja disiapkan dan dilakukan senyaman mungkin dengan cara pengguna dengan bebas
untuk memilih busana yang dihendaki dan langsung dapat memadukan busana sesuai
keinginan dengan bantuan para karyawan yang telah ditugaskan.
3.2. Dengan sistem leluri atau dari mulut ke mulut melalui pengguna yang telah menggunakan
jasa busananya.
Kegiatan pemeliharaan busana yang dilakukan Evoy Production sebagai bagian pengelolaan
yang tak terpisahkan dari manajemen, terdiri dari dua kegiatan utama pemeliharan insidentil
dan pemeliharan bersifat rutinitas. Kegiatan pemeliharaan terhadap busana bersifat insidentil
dilakukan pada busana atau asesoris busana tari yang dipandang tidak menimbulkan
kerawanan kotor dan bau dari penciuman, seperti; sampur, asesoris kelengkapan tari: kace, kewer
beubeur, kilat bahu, asesoris kepala, anting-anting, gelang. Pemeliharan bersifat insidental ini
dilakukan dengan penyemprotan pewangi baju.
Adapun terkait kegiatan pemeliharaan busana bersifat rutin dilakukan pada busana tari
yang telah disewa dengan tingkat kerawanan dari rasa aman, nyaman dan bersih dengan tujuan
agar tetap terjaga dari kesehatan, harum, dan pudarnya warna busana. Pemeliharaan busana
bersifat rutin yang dilakukan Evoy Production diutamakan pada busana tari yang mengandung
tingkat sensitivitas dari bau penciuman dan rawan penyakit kulit dari para penggunanya, yakni
apok, kebaya dan kain samping dan atau sarung. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga
kualitas produk dan layanan optimal terhadap para konsumen. Adapun kegiatan pemeliharaan
rutinitas busana di sanggar Evoy Production dapat dijelaskan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Penyucian Busana
Penyucian busan secara total dilakukan pada busana-busana yang mengandung resiko
kesehatan dan sensitif dari bau penciuman, antara lain; kain samping dan sarung, kebaya dan
apok.
31 R ITME Volume 3 No.1 Februari 2017
31
R ITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN1412-653X
2. Tahap Pengeringan
Proses pengeringan adalah proses tindak lanjut pemeliharaan busana yang telah dicuci
yang kemudian dilakukan penjemuran dengan daya panas matahari yang tidak langsung pada
busana, yakni menggunakan perantara asbes plastik. Hal ini dilakukan untuk menghindari cepat
pudarnya warna pada busana tari.
3. Tahap Melipat dan Setrika
Melipat busana tanpa dilakukan setrika dapat dilakukan pada bahan busana atau asesoris
yang tidak sensitif kusut, seperti; sampur dan apok. Sedangkan mensetrika dilakukan pada
busana dengan bahan kain yang sensitif dari kekusutan atau mengundang cepat kusut, antara
lain; kain sarung, sinjang dan apok terutama bagian puring atau bagian dalaman busana yang
menempel pada bagian kulit pemakai atau pengguna busana.
4. Tahap Pengemasan
Pengemasan merupakan bagian dari sistem pemeliharaan busana yang dilakukan sanggar
busana Evoy Production. Pengemasan merupakan penataan kembali atau menata ulang bagian
busana tari yang sebelumnya telah dilakukan penyetrikaan dan pelipatan sesuai dengan
kepraktisannya bagi para konsumen.
Berbicara produk barang berupa busana tari dalam lingkup manajemen Evoy Production
tidak dapat lepas dari harga sewa bagi pada konsumennya. Oleh karena itu penentuan harga
dalam layanan terhadap konsumen dapat dibagi dalam tiga kategori; l. Layanan sewa busana
tari dan busana terkait kegiatan ceremonial. 2) Layanan pembuatan dan penjualan busana tari. 3)
Layanan paket busana dan busana ceremonial.
Penjelasan lebih lanjut mengenai sistem layanan busana di sanggar Evoy Production sebagai
berikut:
1. Layanan penyewaan busana tari dan busana lain terkait kegiatan cermonial.
Sistem layanan penyewaan busana tari dan busana lain terkait kegiatan cermonial dapat
dibagi dua kategori.
1.1. Penyewaan busana tari dengan ketentuan harga sewa pengguna umum sebesar Rp.
40.000,- dan sewa pengguna member atau tercatat sebagai anggota dilakukan dengan
sistem bersifat fleksibel. Artinya setiap penyewa busana dengan jumlah uang mencapai Rp.
890.000,- , maka penyewa cukup dengan membayar Rp. 800.000,-. Dengan demikian Rp.
90.000, menjadi hak milik pengantar atau pengguna busana sebagai pengganti transport.
1.2. Penyewaan busana terkait kegiatan resmi dan ceremonial dengan penentuan harga sewa
antara Rp. 50.000,- sampai dengan Rp.75.000,-. Hal ini dilakukan karena busana yang
dipinjam di luar busana tari jaipong lebih bersifat tentatif atau jarang penyewaannya. Untuk
mengimbangi biaya pembuatan dan pemeliharaan, pihak manajemen harus melakukan
tindakan dan perlakukan dengan cara penetapan harga sewa lebih tinggi atau tidak sama
dengan busana tari yang lebih produktif sirkulasi penyewaannya. Pengguna untuk jenis
busana tentatif, lebih banyak dilakukan oleh instansi bersifat kantoran terkait kegiatan acara
resmi ceremonial, keprotokolan bersifat kedaerahan, seperti; baju adat, baju nasional;
kebaya, baju takwa, jas dan baju formal lainnya. Penetapan harga jenis busana inipun,
berlaku pula pada jenis baju fantastik untuk acara haloween dan pesta ulang tahun anak,
remaja dan umum.
32 R ITME Volume 3 No.1 Februari 2017
32
R ITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN1412-653X
2. Layanan Pembuatan dan Penjualan Busana Tari.
Sanggar busana Evoy Production tidak hanya melayani jasa penyewaan busana tari, jauh
lebih dari itu dilakukan pula pelayanan jasa pembuatan dan penjualan busana tari. Terkait
dengan layanan pembuatan busana tari lebih mengutamakan pada kepuasan pemesan dan
menjalin mitra bersifat langgeng. Terkait layanan pembuatan busana tari, penentuan harga
busana yang dipesan sangatlah tergantung pada kebutuhan busana tari yang dikehendaki
konsumen, mulai dari pertimbangan; bahan, kerumitan motif dan banyak tidaknya asesoris
yang dipesan. Sebagai contoh dalam pembuatan busana atau busana tari merak dengan bahan
organdi, motif strandar cukup ditawarkan dengan harga Rp.1.250.000,- atau dengan motif bordir
dan ornamen lebih rumit ditawarkan sebesar Rp.1.500.000,-. Disamping dengan menggunakan
sistem penjulan busana tari yang baru atau original, dilakukan pula penjualan busana tari
dengan sistem lelang busana tari namun layak pakai dengan penawaran harga antara Rp.
800.000,- sampai dengan Rp.1.000.000,-. Besaran harga lelang terhadap busana tari sangat
ditentukan oleh kepantasan harga dari harga awal bahan busana tari yang dipakai dilingkungan
manajemen. Kegiatan lelang busana tari dalam lingkup manajemen Evoy Production biasa
dilakukan dan bersifat rutin tahunan adalah seminggu menyosong bulan suci ramadhan.
Hal ini dilakukan untuk menjaga tingkat kebaruan produk busana dan sekaligus menjaga
kesinambungan kerja para karyawannya selepas bulan puasa.
3. Layanan Paket Busana Tari dan Busana Ceremonial.
Jenis layanan dalam bentuk paket busana biasanya dilakukan pada kegiatan atau event-
event besar ceremonial, antara lain; layanan penyewaan dan pembuatan busana pernikahan,
penyewaan busana terkait peresmian gedung atau kantor, penyewaan busana terkait festival
dan pertunjukan kesenian, penyewaan busana terkait acara broadcast televisi, penyewaan busana
terkait lawatan misi kesenian ke luar negeri, dan seterusnya. Besaran harga layanan busana
terkait momentum tersebut bersifat fleksibel tidak menentu, tetapi dilakukan berdasarkan
kesepakatan dengan konsumen atau pemberi order. Hal ini sangat ditentukan oleh jumlah
busana yang disewa, jasa yang dilakukan di luar sewa busana (make up), jenis bahan yang
dipesan dan rumit tidaknya pekerjaan busana yang dipesan.
Bisnis yang dilakukan Sanggar busana Evoy Production, ternyata tidak hanya berdampak
pada nilai finansial yang mereka dapatkan, tetapi jauh lebih dari itu berpengaruh besar terhadap
pemberdayaan masyarakat sekitar, sehingga terjadi peningkatan ekonomi para pedagang dan
jasa masyarakat sekitar. Hal ini, sebagaimana dilakukan peneliti melalui wawancara dengan
beberapa narasumber (21 Juli 2013). Antara lain; Bapak Mansyur, pedagang rokok di
persimpangan jalan antara Jl. Pangarang dan Jl. Dalem Kaum dapat dirangkum sebagai berikut
“ Dengan adanya kehadiran Ibu Evoy di lingkungan Pangarang dan bapak sudah mengenal
lebih dari delapan tahun pendapatan bapak meningkat, terutama setiap hari Jumat dan Sabtu
jalan menjadi hidup dan ramai. Karena banyak orang untuk menyewa busana dari Ibu Evoy “.
Demikian pula wawancara dengan Pak Otang, seorang penarik becak yang mangkal di
persimpangan Jl.Pangarang dan Dalem Kaum mengungkap bahwa “ Kehadiran Bu Evoy
pendapatan bapak lumayan meningkat, hingga mencapai Rp.80.000,- setiap hari Sabtu dan
Minggu, dikarenakan banyaknya orang yang menggunakan jasa angkutan becak untuk
peminjaman dan pengembalian busana tari dari Bu Evoy”. Begitu pula dengan para pedagang
makanan di sekitar rumah sanggar busana Evoy Production, Ibu Wawat Pedagang Nasi Rames,
33 R ITME Volume 3 No.1 Februari 2017
33
R ITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN1412-653X
Ibu Imas Pedagang Kelontongan, Ibu Eti Maryati pedagang Lotek berpendapat sama bahwa “
Adanya Bu Evoy di RT.02 dan RT.03 daerah Pangarang, Alkhandulillah penghasilan ibu ada
peningkatan. Karena banyaknya orang-orang yang datang ke tempat bu Evoy, begitu pula
dengan para karyawannya suka jajan atau makan di tempat ibu “. Berikut profil masyarakat
pedagang dan jasa angkutan becak.
Gambar 4. Pak Otang (Penarik Becak), Bu Wawat (Penjual Nasi Rames), dan
Bu Eti Maryati (Penjual Lotek). Dari kiri ke kanan.
(Dokumentasi, Agus Supriyatna; 2013)
Adapun pendapat masyarakat sekitar melalui wawancara dengan Ketua RT.02, Ketua
RT.03 dan Sekretaris RW.09 Pangarang serta Kepala Kelurahan Cikawao dan tokoh masyarakat,
pada umumnya memberikan jawaban positif dengan penjelasan, sebagai berikut:
Kehadiran ibu Evoy telah memberi warna dalam kegiatan seni tradisi, terutama dalam
acara perayaaan HUT RI 17-an. Disamping beliaupun sangat dermawan setiap kegiatan
yang diselenggarakan oleh kepengurusan RT.02, RT.03 dan RW.09. Begitu pula merasa
kagum dengan kesibukan bisnisnya Ibu Evoy dan suaminya masih sempat aktif pada
kegiatan PKK di ke RW-an 09, Kel.Cikawao, Kec. Lengkong ini. Beliau pun cukup peduli
terhadap busana ibu-ibu PKK yang dirancangnya dan dikerjakan oleh perusahaannya.
Gambar 5. Pak Hasan Thalib (Ketua RT.02), Pak Henry (Ketua RT.3),
Pak Budiyana (Sekretaris RW.09), Lurah Cikawao, dan Pak Osid (Mewakili Masyarakat)
(Dokumentasi; Agus Supriyatna, 2013)
Berdasarkan gambaran hasil penelitian terhadap sanggar busana Evoy Production dapat
dipahami sebagai prestasi yang memiliki mata rantai keterhubungan dengan kegiatan
manajemen secara profesional dan layanan modern, sehingga berdampak keuntungan akibat
tingginya daya kepercayaan masyarakat pengguna jasa busana tari terhadap Evoy Production.
Pertama, prinsip-prinsip wirausaha yang dilakukannya sebagai bagian dari strategi rintisan
dan pengembangan usaha melalui layanan jasa usahanya, bahwa; Evoy Production dengan
34 R ITME Volume 3 No.1 Februari 2017
34
R ITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN1412-653X
Popong Sopia selaku pemiliknya mengawali bisnisnya dimulai dari suatu hobi, kesukaaan,
ketertarikan, kecintaan terhadap suatu kegiatan menari dan atau mengoleksi barang berupa
busana tari. Disamping keberhasilannya ditunjang keilmuan formal dalam kepenarian yang
dilakoninya dengan penuh kesungguhan, percaya diri, kerja keras, memiliki mimpi, pantang
menyerah, dan berani menanggung resiko. Berdasarkan gambaran karier usahanya yang
dirintisnya sekaligus pilihan dalam usaha pribadinya mengandung pemahaman bahwa setiap
wirausaha yang akan dilakukan terutama dibidang seni, hendaknya diupayakan berangkat dari
evaluasi diri untuk mengetahui potensi diri sendiri (hobi, kemampuan lebih), sehingga mampu
menjadi modal utama dalam mengawali kegiatan wirausaha.
Kedua, bentuk wirausaha seni yang dilakukan subyek penelitian cenderung tidak bersifat
paruh waktu atau temporer yakni tanpa ada kepastian yang bersifat rutin dalam melakukan
kegiatan usahanya. Tetapi bisnis yang dilakukan Evoy Production cenderung bermuatan
perusahaan terbatas dan mandiri. Akibat dari bentuk usaha yang dilakukannya berdampak
pada sistem pengupahan atau pendapatan yang diperoleh pemilik sanggar ataupun orang-orang
yang terlibat di dalam kegiatan seni bersifat tetap tidak tergantung pada ada atau tidaknya
order. Perusahaannya telah menerapkan sistem pengupahan/ penggajian yang tetap sesuai
dengan kapasitas, kemampuan karyawan dan kebutuhan karyawan dalam pengembangan
perusahaan.
Ketiga, berdasarkan tipologi dan karakteristik wirausaha yang dijalankan Evoy Production
lebih bersifat perusahaaan dengan ciri-ciri pengelolaan atau sistem manajemen yang mapan,
profesional dan modern berdampak peningkatan ekonomi perusahaan dan pemberdayaan
masyarakat sekitar serta terjadinya peningkatan tingkat kejahteraan bagi karyawan yang terlibat
didalamnya. Sekaligus berimbas turut mengurangi jumlah angka pengangguran yang tengah
hangat dibicarakan dan tak kunjung selesai.
Keempat, berdasarkan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan sanggarnya Evoy
production lebih cenderung profesional yang ditandai dengan perkembangan usahanya
dilakukan dengan cara merekrut karyawan berdasarkan potensi manusia (SDM) lebih mengarah
pada kemampuan profesi, tugas dan tanggungjawab karyawan yang terarah dan jelas, sistem
upah yang tetap dan jelas, serta melakukan layanan dan perlindungan konsumen dengan
optimal. Yakni dengan hadirnya ruang pamer produk perusahaan, penggunaan ICT dan CCTV
serta komunikasi dengan karyawan dilakukan secara efektif menggunakan intercom.
Dengan demikian berdasarkan analisis kewirausahan seni berbasis ekonomi dan
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan sanggar Evoy Production sangatlah tepat dan dapat
memberikan pencerahan keilmuan bersifat lapangan bagi pemelajar mahasiswa seni dan
pendidikan seni di bidang praktik berwirausaha.
SIMPULAN
Sejatinya kewirausahaan seni, hingga berkembang menjadi perusahaan laiknya mini
market seperti Evoy Production dapat dipahami dan dimaknai sebagai proses panjang yang harus
dibeli dengan kesabaran, ketulatenan, sikap hemat yang tinggi, adannya etos kerja profesional,
mimpi yang logis, percaya diri, komitmen yang tinggi, berjiwa pemimpin dan penuh
ketauladanan, kerja keras, pantang menyerah, saling percaya dan menghormati, jujur, siap
menghadapi resiko, peka terhadap peluang, membuka diri melalui kemiteraan dan promosi
35 R ITME Volume 3 No.1 Februari 2017
35
R ITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN1412-653X
didasari sistem manajemen yang handal dalam ; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengawasan, baik dalam pembuatan produk busana tari maupun pengelolaan marketing
terhadap para konsumennya.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, JW. (2010). Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitaf dan Mixed, Edisi Ketiga,
Yogyakarya: Pustaka Pelajar.
Hopkin, D. (1993). A. Teacher’s Guide to Classroom Research. Buckingham: Open University Press.
Narasumber:
No. Name L/P Umur Jabatan/ Pekerjaan
1. Popong Sopia,S.Sn. P 39 Pimpinan Sanggar Busana
2. Enok Sri Mulyati P 35 Sekretaris merangkap Bendahara
3. Yana Mulyana L 36 Designer
4. Endih L 39 Penjahit
5. Deden L 56 Lurah Cikawao
6. Ali Budiana L 39 Sekertaris RW 09 Pangarang
7. Hasan Arif L 48 Ketua RT.02 RW.09 Pangarang
8. Hendri L 54 Ketua RT.03 RW.09 Pangarang
9. Thalib L 54 Keamanan RW.09 Pangarang
10. Otang L 58 Penarik Becak
11. Mansyur L 55 Pedagang Rokok
12. Osid L 65 Masyarakat Sekitar
13. Opah P 75 Masyarakat Sekitar
14. Imas L 48 Pedagang Makanan Kecil
15. Wiwi P 45 Pedagang Nasi Rames
16. Eti Maryati P 45 Pedagang Lotek
17. Yana Suryana L 23 Pengguna Busana Tari
top related