Kebijakan Flu Babi Dinkes Jateng

Post on 21-Jun-2015

2198 Views

Category:

Health & Medicine

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

KEBIJAKAN PENGENDALIAN DAN KEWASPADAAN PANDEMI FLU H1N1 DI JAWA TENGAH

Oleh :Dr. HARTANTO,M.Med. Sc.KEPALA DINAS KESEHATANPROVINSI JAWA TENGAH

disampaikan pada

“Seminar Nasional Pencegahan Penyebaran Flu Babi (H1N1)”

Semarang, 19 Mei 2009

• Flu Babi adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe H1N1, H1N2, H3N2, dan H3N1, tetapi yang belakangan ini banyak ditemukan adalah jenis H1N1.

• Pandemi flu Spanyol, yang dimulai tahun 1819 yang disebabkan oleh virus H1N1, menewaskan jutaan orang

INFLUENZA A (H1N1)

BERITA TERKINI (17 Mei 2009)

• WHO menyatakan Semua Negara Akan terjangkit Flu H1N1.

• Kasus Flu H1N1 di dunia ada 8451 kasus dengan Kematian 74 (setelah dikonfirmasi dari 152 kasus yg dilaporkan sebelumnya).

• Dengan jumlah negara terjangkit 36. • Negara Tetangga Singapura 1 kasus dan

Malaysia 2 kasus konfirmasi.

• mengatakan kasus kematian yang terjadi ini menyebabkan "keadaan darurat kesehatan masyarakat yang mengkhawatirkan dunia internasional" (PHEIC) dan semua negara harus bekerjasama dalam memperketat pengawasan.

• Saat muncul jenis baru flu yang memiliki kemampuan menyebar dari manusia ke manusia pihak berwenang mengawasi dengan seksama untuk melihat apakah memiliki potensi menyebabkan pandemi.

• Saat ini, WHO mengatakan dunia hampir mendekati situasi pandemi flu dibandingkan tahun-tahun sejak 1968 - tingkat ancamannya adalah skala 5 dari skala enam.

FASE – FASE PANDEMI INFLUENZA

FASE INTER PANDEMI

Infeksi pada binatang dengan risiko penularan rendah pada manusia 1

Infeksi pada binatang dengan risiko penularan tinggi pada manusia

2

WASPADA PANDEMI

Infeksi pada manusia namun tidak ada penularan antar manusia kalaupun ada penularannya sangat terbatas,misal antar anggota keluarga yang mempunyai hubungan dara

3

Infeksi pada manusia dengan bukti penularan antar manusia yang terbatas (kelompok kecil)

4

Infeksi pada manusia dengan penularan antar manusia dalam kelompok yang semakin meluas.

5

FASE PANDEMI Pandemi (penularan antar manusia sudah efisien dan berkelanjutan). 6

• Jawa Tengah : - Satu orang TKI pulang dari Singapura lewat bandara Adi

Sumarmo (Solo) dicurigai lewat Thermo Scaner suhu > 38, Curiga Suspek Flu H1N1 dg hasil lab negatif/infeksi lain.

- Ahmad Solikin (23 th) warga Kab. Batang, pulang dari pulau Batam dirawat RS Pekalongan dan Meninggal (berita sudah menyebar internet, wartawan) Hasil/Diagnosa Malaria & Typoid.

• Jawa Barat : Suspek Flu Babi setalah dikonfirmasi laboratorium hasilnya Negatif

• Jawa Timur : Suspek Flu Babi hasil lab negatif.

• Bali : Waratawan di karantina karena dicurigai Flu Babi Hasil lab negatif.

PENYEBARAN SUSPEK FLU H1N1 DI INDONESIA

DINDAKAN KEWASPADAAN MENGHADAPI SWINE FLU

(MENKES : 290/Menkes/IV/2009 – Tgl. 28-4-2009)Kepada Gubernur, mengambil langkah antisipasi :

• KKP : - screening, health alert card.– Pemeriksaan, dikarantina, dirawat di RS

• Dinkes Provinsi dan Kab/Kota: surveilans intensif, mengkoordinir yankes, informasi ke masyarakat.

• Rumah Sakit : menyiapkan tenaga, ruangan standar, menyiapkan obat dan labkes.

• Balabkes, BTKLPPM, labkes regional :membantu pelaksanan surveilans ILI dan pneumonia

• Koordinasi Linpro dan linsek • Laporan kepada National Focal Point IHR : Posko

KLB• Rujukan klinis : SE Dirjen P2PL No.

PM.01.01/D/I.4/1221/2009

ENAM LANGKAH DEPKESDALAM KESIAPSIAGAAN FLU H1N1

Dirjen P2PL Depkes

1. Mengumpulkan data dan kajian ilmiah tentang penyakit ini berbagai sumber.

2. Berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan.

3. Membuat surat edaran kewaspadaan dini4. Melakukan rakor dengan para Kepala Kantor Pelabuhan

(KKP) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan.

5. Berkoordinasi dengan Badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan spesimen

6. Berkoordinasi dengan Departemen Pertanian dan Departemen Luar Negeri untuk merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan.

SURAT EDARAN DARI DITJEN P2PLNo. PM.01.01/D/I.4/1221/2009

• Mewaspadai kemungkinan masuknya virus tersebut ke wilayah Indonesia dengan meningkatkan kesiapsiagaan di pintu-pintu masuk negara terutama pendatang dari negara-negara yang sedang berjangkit.

• Mewaspadai semua kasus dengan gejala mirip influenza (ILI) dan segera menelusuri riwayat kontak dengan binatang (babi)

• Meningkatkan kegiatan surveilans terhadap ILI dan pneumonia serta melaporkan kasus dengan kecurigaan ke arah swine flu kepada posko KLB Direktorat Jenderal PP dan PL dengan no. Tlp. (021) 4257125.

SURAT EDARAN ………

• Memantau perkembangan kasus secara terus menerus melalui berbagai sarana yang dimungkinkan.

• Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektoral serta menyebarluaskan informasi ke jajaran kesehatan di seluruh Indonesia.

ANTISIPASI FLU BABIMendagri : 360/1449/SJ Tgl. 28 April 2009

• Pengendalian lalu lintas ternak dan manusia• Pemeriksaan intensif lintas batas• Menjauhkan hewan ternak dari pemukiman• Pro aktif mendeteksi kejadian hewan ternak mati

mendadak• Kegiatan surveilance secara aktif danterpadu• Melakukan koordinasi• Mempersipkan rumah sakit

ANTISIPASI ……..

• Mempersiapkan obat tamiflu• Mengadakan simulasi pandemi• Mengadakan pelatihan• Mengaktifkan jaringan untuk melakukan

surveilance• Memanfaatkan termografik• Meningkatkan jaringan kesehatan dan

laboratorium• Meningkatkan intensitas karantina hewan• Kampanye dan komunikasi kepada masyarakt

Kerangka Rencana Strategis

STRATEGI PENGENDALIAN

FLU BURUNG (SWINE INFLUENZA)

STRATEGI KESIAPSIAGAAN

MENGHADAPIPANDEMI INFLUENZA

TUJUAN BERSAMA (COMMON OBJECTIVES)

1. Mencegah perkembangan flu H1N1 ke tahap berikutnya. Tahap 5 == Tahap 6 2, Penanganan sebaik-baiknya

suspek/pasien/korban flu H1N1.3, Meminimalkan kerugian akibat

perkembangan flu H1N1.4, Pengelolaan pengendalian flu H1N1

secara berkelanjutan,5, Mengefektifkan kesiapsiagaan

menghadapi pandemi influenza6, Mengembangkan jejaring lokal, nasional

dan internasional

KEWASPADAAN “H1N1” JATENGGubernur kepada Walikota

No. 440/16395 Tgl. 12 Mei 2009

• Menugaskan SKPD terkait utk koordinasi• Sosialisasi yang efektif dan pencegahannya• Pengawasan lalu lintas dan intensif kebersihan

peternakan• Menyiapkan RS dan Lab. Klinik rujukan• Menyiapkan Tamiflu dan masker di RS dan

Puskesmas• Menyiapkan Body Cleaner Disinfectans dan Thermal

Scanner, karantina• Meningkatkan PHBS dan etika batuk• Posko KLB jika diperlukan• Lapor dan melakukan penanganan cepat

STRATEGI PENGENDALIAN FLU H1N1

1. Strategi surveilans (KOORDINASI KKP/LS/LP).2. Strategi perlindungan kelompok risiko tinggi

(TKI/TKW/JAMAAH HAJI/WISMAN/WISNU).3. Strategi Komunikasi, Informasi dan Edukasi

(KOORDINASI DEPKES, DEPTAN, INSTANSI TERKAIT).

4. Strategi Managemen kasus dan Pengendalian Infeksi di Unit Pelayanan Kesehatan (UPK).

5. Peningkatan Studi / Penelitian Kesehatan.6. Pernyataan Pandemi Flu H1N1.

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEWASPADAAN PANDEMI FLU H1N1

1. Penguatan Surveilans epidemiologi pada Manusia.

2. Penatalaksanaan Suspek/Kasus pada Manusia

3. Perlindungan Kelompok Risiko Tinggi4. KIE5. Penguatan Dukungan Peraturan6. Peningkatan Kapasitas7. Penelitian Kaji Tindak8. Monitoring & Evaluasi

Penjelansan 1: PENGUATAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PADA MANUSIA

1) Early Detektion & Investigation terdiri dari :• Pengamatan dokumen secara kontinue

adanya penularan influenza dari manusia ke manusia oleh Nakes. Jika ada peningkatan => Potensial risiko pandemi. Rekomendasi risiko pandemi

• Surveilans Aktiv• Laporan secara berjenjang (Kab-Prov-Pusat-

WHO)2) Penilaian Secara menyeluruh ( Comperhensive

Assesment)3) Monitoring

I. Kegiatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

• Melaksanakan Surveilans penyakit Flu H1N1 khususnya di Bandar Udara, Pelabuhan Laut dan Pos Lintas Batas Darat.

• Mengidentifikasi Kasus suspek yang datang dari negara terjangkit

• Melakukan rujukan Kasus suspek Mencegah penyebaran penyakit melalui Bandar Udara, Pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat.

Sasaran:

• Seluruh Penumpang dan awak Pesawat, Kapal Laut dan angkutan darat yang datang dari daerah terjangkit

• Operator darat pesawat, kapal laut dan kapal ferry lintas Negara.

• Otoritas bandara, pelabuhan laut dan pos lintas batas darat

Langkah-langkah kegiatan:

– Memberikan penjelasan kepada penumpang bahwa Indonesia telah memberlakukan kewaspadaan terhadap flu H1N1

– Semua Penumpang termasuk awak (crew) pesawat yang datang dari Negara/wilayah terjangkit Flu H1N1 diberikan dan dijelaskan cara pengisian Health Alert Card oleh crew

– Semua Penumpang termasuk awak (crew) harus melalui pemeriksaan suhu

– Memeriksa semua penumpang dan awak bus secara visual dan bila diperlukan dilakukan pemeriksaan fisik.

Bila ditemukan penderita suspek Flu H1N1 maka dilakukan :

Segera Merujuk penderita ke RS Rujukan dan melaporkan ke Posko KLB Ditjen PP&PL

Melakukan identifikasi terhadap penumpang yang kontak dengan kasus dan menyampaikan bila ada keluhan panas, batuk, pilek segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat

Thermo Scanner

Rujuk Rumah Sakit

Body Clean Karantina

ALUR DETEKSI & PENANGANAN PHEIC

DI - RING I (KEJADIAN DALAM NEGERI

DAN DETEKSI &PENANGANAN PHEIC DI

PINTU MASUK (PELAKU PERJALANAN DARI LUAR NEGERI)

Surveilans di Unit Pelayanan Kesehatan Pra Rujukan/Rujukan

UPK Pra Rujukan

RS RUJUKAN

Rawat IsolasiOseltamivir

UPK Pra Rujukan

Suspek Flu H1N1

ya

Rawat Jalan /RAwat Inap

tdk

Surveilans di Mayarakat

Pendatang dari Negara Terjangkit (Wisman/Wisnu/TKI/TKW/Haji)

RS RUJUKAN

Rawat IsolasiOseltamivir

Surveilans Migrasi Koord UPK/Nakes/Desa

Pendatang dari Negara Terjangkit (Wisman/Wisnu/TKI/TKW/Haji)

yatdk

Rawat Jalan /RAwat Inap

Penjelasan 2 : PENATALAKSANAAN KASUS PADA MANUSIA

1. Menangani Suspek ke RS Rujukan (Isolasi), Orang terpapar di Karantina

2. Menyediakan RS rujukan Flu Burung/Flu H1N1 pada manusia :a)RS. Dr. Kariadi, Semarangb)RS. Dr. Muwardi, Surakartac)RS. Kendald)RS. Banyumase)RSU Kudusf)RRSU Dr. H RM Soeselo Wg)RSU Pekalonganh)RSU Tidar i) RSU Prof. Dr. Margono Soekarjoj) RSU Dr Suraji Tirtonegoro

Penjelasan 2 : PENATALAKSANAAN ……

2. Menyediakan Laboratorium FB :

a) Lab. Mikrobiologi FK. Undip, Semarang

b) Lab. RS. Dr. Kariadi, Semarang

c) Lab. RS. Dr. Muwardi

d) Labkesda Jawa Tengah

3. Distribusi Tamiflu ( obat anti virus ) di : Dinkes kab/Kota. Masing-2 Kab/Kota : 5.000 tb, Stok di Prov : 70.200 tb.

4. Dinstribusi APD untuk RS Rujukan

Persiapan Rumah Sakitdalam menghadapi Pandemi :

Adanya pedoman dalam menghadapi Pandemi Influenza

Dukungan Management Kesiapan SDMSarana dan PrasaranaPeralatan medik

Pedoman penanganan Flu Meksiko

Pedoman penatalaksanaan Flu burung di rumah Sakit, ini dapat digunakan untuk flu meksiko tahun 2006

Revisi Pedoman penatalaksanaan Flu Burung di rumah sakit yang akan jadi pada bulan Juli 2009

Pedoman Kesiapsiagaan dalam menghadapi Episenter pandemi Influenza

Kesiapan sumber daya Manusia di RS

• Telah dilakukan pelatihan bagi dokter dan perawat RS Rujukan oleh pelatih tim expert tatalaksana FB di RS

• Materi pelatihan :1. Epidemiologi FB didunia2. Kebijakan Depkes dalam kesiap siagaan

menghadapi PI3. Manajemen Limbah

4. Prosedur Administrasi5. PPI pada pasien FB6. Pengambilan & pengiriman sampel7. Patofisiologi & Diagnosis FB8. Penatalaksanaan Keperawatan pada pasien FB9. Pemulasaraan Jenazah FB

Kesiapan ……

10. Diagnosis & penatalaksanaan FB di UGD & indikasi perawatan di R.Isolasi

11. Diagnosis & penatalaksanaan Pneumonia komuniti12. Diagnosis & penatalaksanaan Pneumonia RS (HAP)13. Pertimbangan penatalaksanaan FB pd anak14. Tindakan invasif paru pada FB15. Cara pengambilan & pengiriman spesimen16. Gambaran Ro pada pasien FB17. Cara pengambilan & pengiriman AGD 18. Dasar ventilasi mekanik & pengawasan

hemodinamika

Dukungan managemen RS

• Setiap Rumah sakit Rujukan mempunyai Tim FB dibawah Koordinator Tim Disaster RS yang dapat melaksanakan kegiatan perawatan penyakit H1N1

• Tim FB terdiri atas :

1. Dokter Spesialis Paru/ penyakit dalam

2. Dokter Spesialis Anak

3. Dokter Ahli Anasthesi/ Penata Anasthesi

4. Dokter Radiologi/ Penata Radiologi

5. Dokter Pathologi klinik/ Penata laboratorium

6. Perawat Isolasi

7. Perawat ICU

8. Humas

Pembiayaan • Pembiayaan pasien Flu Meksiko menjadi tanggung jawab bersama antara, sama seperti Flu burung. - Pemerintah Pusat (Depkes) - Pemerintah Daerah ( Instruksi Presiden RI No 1 tahun 2007) Prosedur pembiayaan ini terdapat dalam SK

MenKes No.756/MENKES/SK/IX/2006 tanggal 20 September 2006 tentang Pembebasan Biaya Pasien Penderita Flu Burung.Ini berlaku juga untuk Flu Meksiko

– Biaya Administrasi;– Biaya Pelayanan dan

Perawatan di UGD, Ruang Isolasi, Ruang ICU dan Jasa dokter;

– Pemeriksaan Penunjang (pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi);

– Obat–obatan dan bahan habis pakai;

– Biaya rujukan; dan– Pemulasaran Jenazah (peti

jenazah, transportasi dan penguburan).

PEMBIAYAANSURAT KEPUTUSAN

MENTERI KESEHATAN RI NOMOR :

756/MENKES/SK/IX/2006 TENTANG PEMBEBASAN

BIAYA PASIEN PENDERITA FLU

BURUNG

Straregi 3 : PERLINDUNGAN KELOMPOK RESIKO TINGGI

TELAH DIDISTRIBUSIKAN APD DI RS DAN DINKES KAB/KOTA

KELOMPOK RISIKO TINGGI FLU H1N1

• Orang yg berasal dari negara terjangkit• TKI• Pekerja peternakan/pemroses Babi• Pekerja Laboratorium• Pengunjung peternakan Babi• Kontak dengan pasien flu H1N1.• Masyarakat yang mengkonsumsi daging babi

yang dimasak tidak sempurna ???

Penjelasan 4: EDUKASI KOMUNIKASI DAN INFORMASI

Surat Edaran Kewaspadaan Flu H1N1 dari Gubernur dan Dikes Prov pada:

1.Bupati/Walikota2.Kepala Dinas Kesehatan/Kota 3.Kepala Dinas Peternakan4.Rumah Sakit Pra Rujukan/Rujukan

Penjelasan 5 : PENGUATAN DUKUNGAN PERATURAN

1) Surat Edaran Kewaspadaan Dirjen P2PL

2) SE Gubernur ( Surveilas Flu Babi).

3) SE Kepala Dinas Provinsi

4) SE Kab/Kota

Penjelasan 6: PENINGKATAN KAPASITAS

Telah dilakukan sosialisasi di 35 Kab/Kota bagi :

• RS Rujukan• Laboratorium Rujukan (dr Purwanto dilatih

di Jakarta)

PANDEMITIDAK AKAN TERJADI

top related