Karantina pertanian surabaya
Post on 12-Feb-2016
148 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SURABAYA
PPDH GELOMBANG XXIII KELOMPOK 9
PERIODE 27-31 JULI 2015
Disusun Oleh:
Tarman, S.KH 061413143029Triwahyudi Romadoni, S.KH 061413143125Very Yudha Pradana, S.KH 061413143090Wahyu Mahmudi, S.KH 061413143066Santi Vidya Lestari, S.KH 061413143006Septya Kurnia Pratiwi, S.KH 061413143111Shine Islaming Tio, S.KH 061413143109Stevie Helina, S.KH 061413143003Tiara Arifani, S.KH 061413143015Tika Aulia Putri, S.KH 061413143038Tika Fitria Wulan A., S.KH 061413143117Tiya Arif Rachmasari, S.KH 061413143077
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .........................................................................................................
1
Daftar Isi .................................................................................................................. 2
Bab 1. Pendahuluan .............................................................................................. 31.1 Latar Belakang .......................................................................................... 31.2 Tujuan ....................................................................................................... 41.3 Manfaat ..................................................................................................... 4
Bab 2. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 52.1 Pengertian ................................................................................................. 52.2 Tujuan Karantina ...................................................................................... 62.3 Persyaratan Karantina ............................................................................... 62.4 Tindakan Karantina .................................................................................. 72.4.1. Pemeriksaan .............................................................................................. 72.4.2. Pengasingan ............................................................................................. 72.4.3. Pengamatan ............................................................................................... 82.4.4. Perlakuan .................................................................................................. 82.4.5. Penahanan ................................................................................................. 82.4.6. Penolakan .................................................................................................. 92.4.7. Pemusnahan .............................................................................................. 92.4.8. Pembebasan .............................................................................................. 102.5 Ketentuan Pidana ...................................................................................... 112.6 Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya ................................................11
Bab 3. Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................133.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...............................................................133.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................................133.3 Peserta .......................................................................................................16
Bab 4. Hasil Kegiatan ...........................................................................................184.1 Kegiatan Unit Pelayanan ...........................................................................184.2 Kegiatan Lapangan ....................................................................................234.3 Kegiatan Laboratorium .............................................................................23
Bab 5. Penutup ......................................................................................................25
2
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................255.2 Saran ..........................................................................................................25
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyebaran penyakit yang bersifat zoonosis khususnya pada dasawarsa
belakangan ini sudah mencapai taraf yang mengkhawatirkan dan mengancam
keselamatan manusia. Penyakit-penyakit seperti sapi gila atau Bovine
Spongioform Encephality (BSE), Flu burung atau Avian Influenza (AI), Anthrax
bisa menyebabkan kerugian ekonomi dan korbn jiwa yang cukup besar. Seluruh
dunia mengupayakan agar penyebaran penyakit ini dapat diatasi. OIE sebagai
lembaga kesehatan hewan dunia bersama-sama dengan WHO telah
mengupayakan standar-standar dan codes of conduct yang harus diikuti guna
mencegah semakin tersebar luasnya penyakit yang bersifat zoonosis tersebut.
Dengan meningkatnya lalu lintas hewan, ikan, dan tumbuhan antar negara
dan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia, baik
dalam rangka perdagangan, pertukaran, maupun penyebarannya, semakin
membuka peluang bagi kemungkinan masuk dan menyebarnya hama dan penyakit
hewan, hama dan penyakit ikan, serta organisme penggangu tumbuhan yang
berbahaya atau menular yang dapat merusak sumber daya alam hayati. Oleh
karena itu peran instalasi karantina sebagai tempat pengasingan menjadi sangat
penting.
Instalasi karantina memiliki peran penting dalam keberhasilan Indonesia
menghadapi implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yaitu
3
sebagai alat proteksi terhadap potensi masuknya penyakit hewan karantina dari
negara-negara anggota ASEAN. Dalam menghadapi MEA 2015 penyelenggaraan
karantina harus mampu memberikan respon secara dini, cepat dan tepat terhadap
potensi penyebaran penyakit. Untuk mengoptimalkan peran instalasi karantina,
pemerintah harus menyediakan instalasi karantina di pelabuhan dan bandara.
Dengan tersedianya instalasi karantina di pelabuhan dan bandara akan
memudahkan sekaligus mempercepat pelaksanaan tindakan karantina.
Berhubungan dengan hal tersebut adalah tugas pokok dan fungsi Balai Besar
Karantina Pertanian Surabaya.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui dan mempelajari peran dokter hewan sebagai petugas karantina.
b. Mempelajari tindakan karantina dalam upaya penyebaran hama penyakit
hewan karantina.
c. Mengetahui prosedur dan persyaratan karantina hewan di Balai Besar
Karantina Pertanian Surabaya.
1.3 Manfaat
Setelah mengikuti program Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai Besar
Karantina Pertanian Surabaya, mahasiswa koassistensi dapat mengetahui
perannya sebagai dokter hewan dalam usaha mencegah masuk dan keluarnya
hama penyakit hewan karantina. Selain itu mahasiswa juga mendapatkan keahlian
4
berupa soft skill dalam menghadapi dunia kerja porfesional yang tidak didapatkan
di kampus.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Karantina adalah tempat pengasingan dan atau tindakan sebagai upaya
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme
pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau
keluarnya dari suatu wilayah negara Republik Indonesia.
Karantina sebagai tempat pengasingan meliputi pelabuhan laut, sungai dan
pelabuhan penyebarangan, bandar udara, kantor pos, pos perbatasan dengan
negara lain, serta tempat-tempat lain yang dianggap perlu yang ditetapkan sebagai
tempat untuk memasukkan dan atau mengeluarkan media pembawa hama dan
penyakit hewan karantina (HPHK). Media pembawa HPHK dapat berupa hewan,
bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, benda lain selain ketiganya yang
berpotensi menyebarkan penyakit seperti vaksin, antigen, pakan ternak, dan lain-
lain, serta media pembawa lain berupa hasil ikutan, kotoran dan sisa pakan.
Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya adalah salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian – Kementrian
Pertanian sebagai hasil penggabungan antara UPT Balai Besar Karantina Hewan
dan Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Perak.
5
2.2 Tujuan Karantina
Tujuan karantina meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Mencegah masuknya hama penyakit hewan karantina (HPHK), hama
penyakit ikan karantina (HPIK), dan organisme pengganggu tanaman
karantina (OPTK) dari luar negeri ke dalam wilayah negara Republik
Indonesia.
b. Mencegah tersebarnya HPHK, HPIK, OPTK dari suatu area ke area lain di
dalam wilayah negara Republik Indonesia.
c. Mencegah keluarnya HPHK dari wilayah negara Republik Indonesia.
d. Mencegah keluarnya HPIK dan OPTK tertentu dari wilayah negara
Republik Indonesia apabila negara tujuan menghendakinya.
2.3 Persyaratan Karantina
Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan
penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina yang
akan masuk atau keluar dari wilayah Indonesia atau dari satu area ke area lain
dalam wilayah Indonesia wajib mematuhi persyaratan karantina sebagai berikut :
a. Dilengkapi sertifikat kesehatan bagi hewan, bahan asal hewan, dan hasil
bahan asal hewan, kecuali media pembawa yang tergolong benda lain.
b. Melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan.
6
c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat-tempat
pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina.
Tempat-tempat yang ditetapkan sebagai tempat karantina yaitu pelabuhan
laut, pelabuhan penyeberangan, bandar udara, kantor pos, pos perbatasan dengan
negara lain, serta tempat-tempat lain yang dianggap perlu yang ditetapkan sebagai
tempat memasukan atau mengeluarkan media pembawa HPHK.
2.4 Tindakan Karantina
Setiap media pembawa HPHK yang dimasukkan, dibawa, atau dikirimkan
dari suatu area ke area lain di dalam dan /atau dikeluarkan dari wilayah negara
Republik Indonesia dikenakan tindakan karantina. Tindakan karantina yang
dilakukan oleh petugas karantina berupa : Pemeriksaan, Pengasingan,
Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, dan Pembebasan
7
Gambar 2.1 Mekanisme Pelayanan dan Pengawasan Karantina
Hewan Standar ISO 9001:2000 / SNI 19-9001-2001
2.4.1 Pemeriksaan
Dilakukan untuk mengetahui kelengkapan dan kebenaran isi dokumen dan
mendeteksi hama penyakit hewan karantina, status kesehatan dan sanitasi media
pembawa, atau kelayakan sarana prasarana karantina dan alat angkut.
Pemeriksaan dapat dilakukan secara fisik dengan cara klinis dan organoleptis serta
dapat juga dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium, patologi, uji biologis,uji
diagnostika, atau teknik dan metoda pemeriksaan lainnya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi.
2.4.2 Pengasingan
Untuk mendeteksi lebih lanjut terhadap hama dan penyakit hewan karantina,
hama dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan
karantina tertentu yang karena sifatnya memerlukan waktu lama, sarana, dan
kondisi khusus, maka terhadap media pembawa yang telah diperiksa, dapat
dilakukan pengasingan untuk diadakan pengamatan. Lamanya waktu pengasingan
sangat tergantung pada lamanya waktu yang dibutuhkan bagi pengamatan,
pemeriksaan, dan atau perlakuan terhadap media pembawa.
2.4.3 Pengamatan
8
Pengamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) PP No 8 Tahun
2000 dilakukan untuk mendeteksi lebih lanjut hama penyakit hewan karantina
dengan cara mengamati timbulnya gejala hama penyakit hewan karantina pada
media pembawa selama diasingkan dengan mempergunakan sistem semua masuk-
semua keluar.
2.4.4 Perlakuan
Perlakuan diberikan apabila setelah dilakukan pemeriksana, pengasingan dan
pengamatan ternyata media pembawa tersebut :
a. tertular atau diduga tertular hama dan penyakit hewan karantina atau hama dan
penyakit ikan karantina, atau
b. tidak bebas atau diduga tidak bebas dari organisme pengganggu tumbuhan
karantina.
2.4.5 Penahanan
Penahanan dilaksanakan setelah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan fisik
terhadap media pembawa dan diduga tidak berpotensi membawa dan
menyebarkan hama penyakit hewan karantina. Penahanan dilakukan terhadap
media pembawa HPHK yang belum memenuhi persyaratan karantina.
2.4.6 Penolakan
Penolakan dilakukan terhadap media pembawa HPHKyang dimasukkan ke
dalam atau dimasukkan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Republik
Indonesia. Penolakan juga dapat dilakukan terhadap media pembawa yang transit
9
dan akan dikeluarkan dari satu area ke area lain atau keluar wilayah Indonesia.
Penolakan dilakukan apabila:
a. Setelah dilakukan pemeriksaan di atas alat angkut, tertular hama penyakit
hewan karantina tertentu yang ditetapkan oleh Menteri, busuk, rusak, atau
merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya;
b. Persyaratan karantina tidak seluruhnya dipenuhi;
c. Setelah dilakukan penahanan dan keseluruhan persyaratan yang harus
dilengkapi dalam batas waktu yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi; atau
d. Setelah diberikan perlakuan di atas alat angkut, tidak dapat disembuhkan
dan atau disucihamakan dari hama penyakit hewan karantina.
2.4.7 Pemusnahan
Pemusnahan dapat dilakukan apabila :
a. Setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkutan dilakukan
pemeriksaan, tertular hama penyakit hewan karantina tertentu yang
ditetapkan oleh Menteri, busuk, rusak,atau merupakan jenis-jenis yang
dilarang pemasukannya.
b. Media pembawa yang ditolak tidak segera dibawa ke luar dari wilayah
negara Republik Indonesia atau dari area tujuan olehpemiliknya dalam batas
waktu yang ditetapkan.
c. Setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan, tertularhama penyakit
hewan karantina tertentu yang ditetapkan oleh Menteri, atau
10
d. Setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan diberi
perlakuan, tidak dapat disembuhkan dan atau disucihamakan dari hama
penyakit hewan karantina.
2.4.8 Pembebasan
Pembebasan dapat dilakukan apabila :
a. Setelah dilakukan pemeriksaan tidak tertular hama penyakit hewan
karantina.
b. Setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan tidak tertular hama
penyakit hewan karantina.
c. Setelah dilakukan perlakuan dapat disembuhkan dari hama penyakit hewan
karantina, atau
d. Setelah dilakukan penahanan seluruh persyaratan yang diwajibkan dapat
dipenuhi.
Pembebasan media pembawa disertai dengan pemberian sertifikat pelepasan
untuk barang yang dimasukkan ke Indonesia atau dari satu area ke area lain di
wilayah Indonesia dan sertifikat kesehatan untuk barang yang dikeluarkan dari
Indonesia. Sertifikat kesehatan dari negara asal dan dari negara transit yang
diterbitkan pejabat yang berwenang sesuai dengan kebijaksanaan masing-masing
negara yang pada beberapa negara tertentu, sertifikasi bahan asal hewan dan hasil
bahan asal hewan dapat diterbitkan oleh pemeriksa (belum tentu dokter hewan) di
tempat asal media pembawa dan tidak perlu disertifikasi ulang oleh dokter hewan
karantina di tempat pengeluaran.
11
2.5 Ketentuan Pidana
Ketentuan pidana terhadap pelanggaran karantina diatur dalam UU No 16
Tahun 1992, yaitu sebagai berikut :
a. Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam UU No 16 Tahun 1992 Pasal 5,
Pasal 6, Pasal 7, Pasal 9, Pasal 21, dan Pasal 25, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp150.000.000.- (seratus lima puluh juta rupiah).
b. Barang siapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam UU No 16 Tahun 1992
Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 9, Pasal 21, dan Pasal 25, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
2.6 Kawasan Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya
Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya adalah salah satu Unit Pelaksana
Teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian - Kementerian Pertanian sebagai hasil
penggabungan antara UPT Balai Besar Karantina Hewan Tanjung Perak dan UPT Balai
Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Perak. UPT ini dibentuk berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor: 22/Permentan/Ot.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian.
UPT Balai Besar Karantina Hewan Tanjung Perak pertama kali dibentuk Pada Tahun 1978
dengan nama Balai Karantina Kehewanan Wilayah III Surabaya, sedangkan Balai Besar
Karantina Tumbuhan Tanjung Perak dibentuk pada tahun 1980 dengan nama Karantina
Tumbuhan Cabang Pelabuhan Tanjung Perak.
12
Wilayah Kerja Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Meliputi :
1. Pelabuhan laut utama Tj. Perak- Surabaya
2. Pelabuhan laut utama Kalbut – Situbondo
3. Pelabuhan laut utama Jangkar – Probolinggo
4. Pelabuhan Penyeberangan Ketapang, Tanjung wangi – Banyuwangi
5. Pelabuhan laut Celut Gresik – Gresik
6. Pelabuhan laut Sangkapura – Gresik
7. Pelabuhan Sedayu Lama – Gresik
8. Pelabuhan Paciran – Lamongan
9. Bandara internasional Juanda - Surabaya
10. Kantor Pos Pusat – Surabaya
11. Bandara Abdul Rahman Saleh
12. Pelabuhan laut Sedayu-Lamongan
13. Pelabuhan laut Panarukan
14. Kantor Pos Malang
15. Kantor Pos Kediri
Sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian, Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008
tgl. 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina
Pertanian, Bidang Karantina Hewan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
pemberian pelayanan operasional karantina hewan, pengawasan keamanan hayati
hewani, dan sarana teknik, serta pengelolaan system informasi dan dokumentasi.
Dalam melaksanakan tugas serta fungsinya, Bidang karantina hewan berkoordinasi
dengan koordinator pejabat fungsional dalam rangka memfasilitasi pelaksanaan tugas
dan fungsi pejabat fungsional dalam rangka pelaksanaan tindak karantina hewan dan
pengawasan keamanan hayati hewani.
13
Gambar 2.2 Bagan struktur Organisasi BBKP Surabaya
BAB 3
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan koassistensi PPDH Gelombang XXII
Kelompok 5 adalah 6-10 Oktober 2014 di Balai Besar Karantina Pertanian
Surabaya.
3.2 Jadwal Kegiatan
No Tanggal Kegiatan Output Kegiatan Pembimbing Pelaksana
1. 6 Oktober 2014
Mengikuti briefing mengenai pengertian, fungsi, dan prosedur karantina
Mengetahui pengertian, fungsi, dan prosedur karantina
Drh. Farid H.Drh. Nur Wahyu N.
Seluruh mahasiswa PPDH XXII Kelompok
14
5
2. 7 Oktober 2014
Lab. Juanda
Uji HA-HI dan PCR
Mengetahui prinsip uji HA-HI dan PCR pada sampel serum darah serta swab kerongkongan DOD dan DOQ
Drh. RofiqulDrh. Wulan
SrutiTiwi
Lab. Perak
Membuat media, sterilisasi media, dan penanaman pada media untuk uji TPC, Coliform, dan Salmonella
- Mengetahui cara membuat media, sterilisasi media, dan penanaman pada media untuk uji TPC, Coliform, dan Salmonella- Mengetahui prinsip dari setiap uji tersebut pada sampel daging ayam
Drh. Rahmi WakhidGusmayanti
Pelayanan
- Mempelajari prosedur lalu lintas media pembawa MP-HPHK.- Mempelajari persyaratan dokumen dan alur masuk-keluar domestik, impor, dan ekspor- Mempelajari entry data pada jalur impor
- Mengetahui prosedur lalu lintas media pembawa MP-HPHK- Mengetahui persyaratan dokumen dan alur masuk-keluar domestik, impor, dan ekspor- Mengetahui cara mengentry data pada jalur impor
Drh. AliyaDrh. Farid H.Drh. Hindar
MuflihRimaZilly
Lapangan Blok W
Melakukan pemeriksaan komoditi MBM dengan mengecek
Mengetahui persyaratan dokumen yang harus dilengkapi untuk jalur
Drh Nur Wahyu N.Pak Agung
LuthfiPortia
15
semua dokumen
internasional
Lapangan Gudang seratus
Melakukan pemeriksaan komoditi telur dengan mengecek semua dokumen
Mengetahui persyaratan dokumen yang harus dilengkapi untuk jalur domestik
Pak Gatot YanuarSondang
3. 8 Oktober 2014
Lab. Juanda
- Mempelajari cara pengkodean sampel menggunakan barcode
- Uji HA-HI, Rapid Test, dan ELISA
- Mengetahui cara pengkodean sampel menggunakan barcode
- Mengetahui prinsip uji HA-HI pada sampel serum darah dan swab kerongkongan DOD serta uji ELISA pada sampel serum darah anjing
Drh. Wulan PortiaRima
Lab. Perak
Uji TPC Mengetahui prinsip uji TPC pada sampel susu
Drh. Rahmi MuflihTiwi
Pelayanan
- Mempelajari prosedur lalu lintas media pembawa MP-HPHK.- Mempelajari persyaratan dokumen dan alur masuk-keluar domestik, impor, dan ekspor.- Mempelajari entry data pada jalur
- Mengetahui prosedur lalu lintas media pembawa MP-HPHK.- Mengetahui persyaratan dokumen dan alur masuk-keluar domestik, impor, dan ekspor.- Mengetahui cara mengentry data pada jalur impor dan domestik.
Drh. AliyaDrh. Farid H.
LuthfiSrutiSondang
16
impor dan domestik.
Lapangan Blok W
Melakukan pemeriksaan komoditi MBM dengan mengecek semua dokumen
Mengetahui persyaratan dokumen yang harus dilengkapi untuk jalur internasional
Drh Nur Wahyu N.Pak Agung
YanuarGusmayanti
Lapangan Gudang seratus
Melakukan pemeriksaan komoditi telur dengan mengecek semua dokumen
Mengetahui persyaratan dokumen yang harus dilengkapi untuk jalur domestik
Pak Gatot WakhidZilly
4. 9 Oktober 2014
Lab. Juanda
Uji HA-HI, Rapid Test, dan PCR
Mengetahui prinsip uji HA-HI pada sampel serta uji PCR
Drh. Wulan SondangZilly
Lab. Perak
Uji TPC Mengetahui prinsip uji TPC pada sampel susu skim powder dan susu whey powder
Drh. Rahmi LuthfiGusmayanti
Pelayanan
- Mempelajari prosedur lalu lintas media pembawa MP-HPHK.- Mempelajari persyaratan dokumen dan alur masuk-keluar domestik, impor, dan ekspor.- Mempelajari entry data pada jalur
- Mengetahui prosedur lalu lintas media pembawa MP-HPHK.- Mengetahui persyaratan dokumen dan alur masuk-keluar domestik, impor, dan ekspor.- Mengetahui cara mengentry data pada jalur impor dan domestik.
Drh. AliyaDrh. Farid H.
YanuarPortiaTiwi
17
impor dan domestik.
Lapangan Blok W
Melakukan pemeriksaan komoditi MBM dengan mengecek semua dokumen
Mengetahui persyaratan dokumen yang harus dilengkapi untuk jalur internasional
Drh Nur Wahyu N.Pak Agung
WakhidRima
Lapangan Gudang seratus
Melakukan pemeriksaan komoditi telur dengan mengecek semua dokumen
Mengetahui persyaratan dokumen yang harus dilengkapi untuk jalur domestik
Pak Gatot MuflihSruti
3.3 Peserta
Peserta kegiatan adalah mahasiswa koassistensi Pendidikan Profesi Dokter
Hewan Gelombang XXIII Kelompok 9 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Airlangga.
1. Tarman, S.KH 0614131430292. Triwahyudi Romadoni, S.KH 0614131431253. Very Yudha Pradana, S.KH 0614131430904. Wahyu Mahmudi, S.KH 0614131430665. Santi Vidya Lestari, S.KH 0614131430066. Septya Kurnia Pratiwi, S.KH 0614131431117. Shine Islaming Tio, S.KH 0614131431098. Stevie Helina, S.KH 0614131430039. Tiara Arifani, S.KH 06141314301510. Tika Aulia Putri, S.KH 06141314303811. Tika Fitria Wulan A., S.KH 06141314311712. Tiya Arif Rachmasari, S.KH 061413143077
BAB 4
18
HASIL KEGIATAN
4.1 Kegiatan Unit Pelayanan
Unit pelayanan bertugas untuk melayani dokumen-dokumen yang diajukan
klien sebagai persyaratan untuk melalulintaskan hewan, bahan asal hewan, hasil
bahn asal hewan, dan benda lain baik pengiriman ekspor, impor, atau domestik
melalui transportasi laut. Adapun dokumen-dokumen yang perlu dilengkapi
adalah sebagai berikut:
a. KH-1 (Surat Permohonan Pemeriksaan Karantina / PPK) Dokumen
Penunjang.
Formulir PPK terhadap media pembawa penyakit hewan yang akan
dilalulintaskan, untuk lalu lintas domestik dilakukan secara manual,
sedangkan ekspor atau impor melalui online.
b. KH-2 (Surat Penugasan) Dokumen Penunjang.
Surat ini diajukan untuk petugas medik veteriner dan paramedik oleh
pimpinan dan wakil manajemen untuk memberikan pelayanan tindakan
karantina sesuai ketentuan yang dipersyaratkan terhadap komoditi karantina
sebagaimana yang diajukan dalam KH.
c. KH-3 (Surat Keterangan Muatan Hewan / produknya)
Surat keterangan yang dinyatakan oleh penanggung jawab alat angkut dan
menerangkan:
- Ada/ tidaknya perubahan jumlah/ volume.
- Peruntukan hewan/ produk hewan di atas alat angkut.
19
- Ada/ tidaknya berjangkit penyakit hewan menular selama dalam
perjalanan di atas alat angkut.
d. KH-4 (Surat Keterangan Penolakan Bongkar)
Surat keterangan yang dikeluarkan oleh medik veteriner karena muatan
mengandung penyakit hewan menular utama ketika diperiksa.
e. KH-5 (Surat Persetujuan Bongkar)
Surat keterangan yang dikeluarkan oleh medik veteriner karena muatan
tidak mengandung penyakit hewan menular utama ketika diperiksa.
f. KH-6 (Surat Persetujuan Muat)
Surat keterangan yang dikeluakan oleh medik veteriner karena hewan/
produk hewan di instalasi karantina hewan ditemukan sehat memenuhi
persyaratan sanitasi yang ditentukan oleh negara / daerah tujuan.
g. KH-7 (Surat perintah Masuk Karantina)
Surat keterangan yang dikeluarkan oleh medik veteriner untuk dilakukan
pemriksaan lebih lanjut setelah melakukan pemeriksaan dokumen dan
kesehatan/ sanitasi di atas alat angkut.
h. KH-8a (Berita Acara Penahanan)
i. KH-8b (Berita Acara Penolakan)
j. KH-8c (Berita Acara Pemusnahan)
k. KH-9 (Sertifikat Kesehatan Hewan)
l. KH-10 (Sertifikat Sanitasi Produk Hewan) Sertifikat utama
m. KH-11 (Sertifikat Keterangan Benda Lain)
n. KH-12 (Surat Pelepasan)
20
Ada 4 jenis kegiatan di pelayanan, yaitu:
1. Keluar domestik
Alur :
- Pengguna jasa mengirim form KH-1.
- Membawa persyaratan (ex: hewan, ada surat keterangan kesehatan hewan
dari Dinas Peternakan asal).
- Harus ada uji laboratorium.
- Rekomendasi pengeluaran dari Dinas Peternakan Provinsi.
- Rekomendasi pemasukan dari daerah tujuan (Bahan Asal Hewan / Hasil
Bahan Asal Hewan, adalah: surat keterangan kesehatan dari Dinas
Peternakan asal).
- Untuk benda lain tidak ada persyaratan.
- Diterima oleh penerima dokumen menerina persyaratan yang diajukan
sudah terpenuhi atau belum.
- Diberi penugasan.
- Entry data.
- Data dimasukkan ke sistem.
- Terbit KH-2.
- Terbit KH-9/10/11 (sesuai media pembawa).
21
2. Masuk domestik
Alur :
- Sertifikat asli dari karantina asal (KH-9/10/11 sesuai media pembawa).
- Dibawa ke karantina untuk mengisi form KH-1.
- Mengajukan Permohonan Pemeriksaan Karantina / PPK.
- Diberi penugasan.
- Entry data.
- Data dimasukkan ke sistem.
- Terbit KH-2.
- Terbit KH-12 (setelah diperiksan di karantina).
Sertifikat halal.
Surat ijin impot perdagangan.
3. Impor
Dokumen:
- Health sertifikat dari negara asal.
- Certifikat of Origin (COO).
- Rekomendasi pemasukan dari Direktorat Jendral Peternakan dan
Kesehatan Hewan (ditetapkan oleh kuota dan tanggal).
- Pemberitahuan Impor Barang (PIB).
- Packing List (kemasan).
- Bill of Lading (BL)
- Cargo manifest yaitu jadwal kedatangan kapal.
22
Untuk konsumsi
- Invoice yaitu kuitansi harga media pembawa.
Alur :
- Pengguna jasa mengajukan ke PPK secara online.
- Datang ke karantina dengan membawa persyaratan.
- Diterima oleh penerima dokumen (sesuai atau tidak).
- Diperiksa.
- Diberi penugasan.
- Entry data
- Data dimasukkan ke sistem.
- Terbit KH-2.
- Terbit KH-5.
- Terbit KH-7.
- Diambil penerima jasa.
- Dikirim ke bea cukai.
- Keluar pelabuhan.
- Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) di Tempat Peti Kemas
Surabaya (TPS) oleh petugas karantina.
- Terbit KH-12.
4. Ekspor
Alur :
- Syarat dokumen yaitu rekomendasi pengeluaran dari Direktorat Jendral
Peternakan, Packing List, Invoice, Bill of Lading.
23
- Syarat tergantung negara tujuan. Ex: BPPOM.
- Terbit KH-9/10/11 (tergantung media pembawa).
4.2 Kegiatan Lapangan
Kegiatan lapangan yaitu melakukan pengawasan dan penindakan secara
langsung terhadap alat angkut yang membawa hewan, bahan asal hewan, hasil
bahan asal hewan, atau benda lain. Kegiatan ini berlangsung setiap hari sesuai
jadwal kedatangan kapal yang di dalamnya terdapat alat angkut yang membawa
hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, atau benda lain untuk
dipastikan validasi dokumen dan kesehatan komoditinya.
Selain itu dilakukan tindakan inspeksi kepada alat angkut atau perorangan
yang membawa hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, atau benda lain
tanpa izin dan persyaratan resmi yang telah ditentukan pihak karantina.
4.3 Kegiatan Laboratorium
Kegiatan laboratorium dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Balai Besar
Karantina Pertanian Surabaya (Juanda dan Tanjung Perak). Laboratorium ini
sudah mendapatkan akreditasi SNI ISO/ IEC 17025:2008 dari Komite Akreditasi
Nasional dengan delapan pengujian, yaitu :
1. Uji pemurnian jenis (bahan baku pakan ternak)
2. Uji HA (AI dan ND)
3. Uji HI (AI dan ND) OIE
4. Elisa (Rabies)
24
5. TPC
6. MPN Escherichia coli
7. MPN Coliform
8. Uji Salmonella
Ada juga pengujian yang belum terakreditasi yaitu PCR dan Real Time PCR;
Spektrofotometri → residu nitrat dan nitrit; HPLC → residu antibiotik, residu
nitrat dan nitrit.
25
SNI
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Peran Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya sudah cukup baik dengan
dilaksanakannya tindakan 8P untuk mencegah keluar masuknya agen penyebab
penyakit zoonosis antar daerah, pulau, dan negara. Masyarakat sebagai pengguna
jasa juga memiliki peranan penting dalam membantu tindakan pencegahan
penyakit zoonosis, oleh karena itu diharapkan masyarakat patuh terhadap
peraturan dan undang-undang karantina, khususnya bagi yang akan
melalulintaskan hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, dan benda lain.
5.2 Saran
1. Perlu penyebaran informasi bagi masyarakat luas tentang pentingnya
Balai Karantina Pertanian dalam pencegahan, penyebaran penyakit
zoonosis.
2. Perlu peningkatan disiplin prosedur tentang pemasukan dan pengeluaran
hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, dan benda lain.
26
top related