HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PELAYANAN ANTENATAL .../Hubungan... · antenatal care implementation of midwifes in Puskesmas Kedawung Sragen. ... Pedoman pelayanan KIA menegaskan
Post on 01-Feb-2018
233 Views
Preview:
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DENGAN PELAKSANAAN PELAYANAN
ANTENATAL DI PUSKESMAS KEDAWUNG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
AMBAR HARJANTI R1111005
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DENGAN PELAKSANAAN PELAYANAN
ANTENATAL DI PUSKESMAS KEDAWUNG SRAGEN
Ambar Harjanti R1111005
Telah disetujui oleh Pembimbing untuk diujikan di Hadapan Tim Penguji Pada Hari Tanggal Juli 2012
1. Pembimbing Utama
Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes …………………….
2. Pembimbing Pendamping Erindra Budi C, S.Kep Ns, M. Kes
NIP. 19780220 200501 1 001 …………………….
Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah
(Erindra Budi C., S. Kep, Ns, M. Kes) NIP. 19780220 200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DENGAN PELAKSANAAN PELAYANAN
ANTENATAL DI PUSKESMAS KEDAWUNG SRAGEN
Ambar Harjanti R1111005
Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran UNS
Pada Hari Tanggal Juli 2012
1. Pembimbing Utama Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes. …………………….
2. Pembimbing Pendamping Erindra Budi C, S.Kep.Ns, M.Kes
NIP. 19780220 200501 1 001 …………………….
3. Ketua Penguji Agus Eka N.Y., S.ST, M.Kes …………………….
4. Sekretaris Penguji Nurdewi., S.ST , M. Kes …………………….
Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah
(Erindra Budi C, S. Kep, Ns, M. Kes) NIP. 19780220 200501 1 001
Mengesahkan Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik FK UNS
(dr. H. Tri Budi Wiryanto, Sp.OG(K)) NIP. 19510421 198011 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK Ambar Harjanti R1111005 HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DENGAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL DI PUSKESMAS KEDAWUNG SRAGEN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas kedawung Sragen. Desain dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah bidan yang bekerja di puskesmas kedawung Sragen sejumlah 30 orang dengan teknik sampling adalah total sampling Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan dan checklist observasi pelaksanaan pelayanan antenatal dengan standar minimal 7 T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah bidan berumur 30-45 tahun (86,7%), berpendidikan D III (83,3%), lama bekerja sebagai bidan terbanyak lebih dari 10 tahun bekerja (73,33%). Berdasarkan variabel penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang pelayanan antenatal (63,4%), dan melaksanakan pelayanan antenatal sesuai standar (60%). Analisis Bivariat yang dihitung dengan chi square didapatkan P value 0,000. Hasil P < 0,05 ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal. Kesimpulan penelitian ini bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik dan pelaksanaan pelayanan antenatal dengan baik. Terdapat pula hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan pelaksanaan pelayanan antenatal di puskesmas Kedawung. Kata Kunci : Pengetahuan, Pelaksanaan, Pelayanan Antenatal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT Ambar Harjanti R1111005 RELATION BETWEEN KNOWLEDGE WITH IMPLEMENTATION OF MIDWIFES ABOUT ANTENATAL CARE IN PUSKESMAS KEDAWUNG SRAGEN This research goal is to know the relation between antenatal care knowledge with antenatal care implementation of midwifes in Puskesmas Kedawung Sragen. Design of this research is analitic observasional with cross sectional approach. The population is 30 midwifes who work in Puskesmas Kedawung Sragen, with total sampling technique. The instrument that use is knowledge checklist and observation to responden in implementation of antenatal care as 7T minimal Standart. Results of this research shown that big part of respondens are midwifes with 30- 45 years old range (86,7%), have diploma’s certification (83,3%) up to 10 years work at midwifes most of respondens have an appropiate of antenatal are knowledge (63,4%) and applied the antenatal care implementation (60%).Bivariat analysing that count with chi square. P value is 0.000 < 0,05. It’s prove that there is significancy relation between level of antenatal of midwifes knowledge with implementation of antenatal care. The conclusion is most of respondens have a well knowledge and good implementation of antenatal care. There is relation between knowledge with implementation of antenatal care in Puskesmas Kedawung Sragen. Keyword : Knowledge, Implementation, Antenatal Care
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Hubungan Pengetahuan Bidan
tentang Pelayanan Antenatal dengan Pelaksanaan Pelayanan Antenatal di
Puskesmas Kedawung Sragen” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, antara lain:
1. Prof. Dr. dr. Zainal Arifin Adnan, Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K), Ketua Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Erindra Budi C, S.Kep.Ns, M.Kes selaku Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah
sekaligus Pembimbing Pendamping
4. Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan
pengarahan dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
5. Y Agus Sudarmanto, dr. M.Kes selaku Kepala Puskesmas Kedawung yang
telah memberikan izin , bimbingan dan motivasi selama dilakukannya
penelitian di instansi tersebut
6. Suami dan ketiga anakku tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan
dukungan selama perkuliahan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
7. Teman-teman Prodi d4 Bidan Pendidik FK UNS yang selalu memberikan
dukungan dan motivasi
8. Dan berbagai pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu. Semoga
Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini, masih belum sempurna. Oleh karena itu,
Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
agar dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya menjadi lebih baik.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5
1. Pengetahuan ........................................................................ 5
2. Pelayanan Antenatal ........................................................... 10
3. Hubungan Pengetahuan tentang Pelayanan Antenatal dengan
pelaksanaan pelayanan antenatal ....................................... 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
B. Kerangka Konsep ..................................................................... 21
C. Hipotesis ................................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 22
A. Desain Penelitian ...................................................................... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 22
C. Populasi Penelitian ................................................................... 22
D. Sampel dan Teknik Sampling ................................................... 23
E. Kriteria Retriksi ........................................................................ 23
F. Definisi Operasional ................................................................. 24
G. Cara Kerja (Cara Pengambilan Data) ....................................... 25
1. Instrumen ............................................................................ 25
2. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................. 26
H. Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 28
1. Metode Pengolahan Data .................................................... 28
2. Analisis Data ...................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 30
A. Gambaran Umum ..................................................................... 30
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 31
1. Analisis Univariat ............................................................... 31
2. Analisis Bivariat ................................................................ 33
BAB V PEMBAHASAN.............................................................................. 36
A. Hubungan Pengetahuan Pelayanan Antenatal dengan
Pelaksanaan .............................................................................. 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
B. Pengetahuan tentang Pelayanan Antenatal ............................... 37
C. Pelaksanaan Pelayanan Antenatal ............................................ 39
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 42
A. Simpulan ................................................................................... 42
B. Saran ......................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ...................................................................... 24
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner ....................................................................... 26
Tabel 4.1 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Bidan tentang
Pelayanan Antenatal dengan Pelaksanaan Antenatal di
Puskesmas Kedawung ................................................................... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ........................................................................ 21
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden .................. 31
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden ......... 32
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja Responden......... 32
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Bidan tentang
Pelayanan Antenatal ................................................................... 33
Gambar 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelaksanaan Pelayanan
Antenatal ..................................................................................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 3. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 4. Instrumen Penelitian
Lampiran 5. Data Uji Coba Instrumen
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Lampiran 7. Data Penelitian
Lampiran 8. Hasil Pengolahan Data Penelitian
Lampiran 9. Lembar Konsultasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, menurut
Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2010, AKI sebesar 226 per
100.000 kelahiran hidup (RisKesDas, 2011). Penyebab langsung kematian ibu
adalah perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi,
persalinan macet dan komplikasi keguguran. Penyebab tidak langsung
kematian ibu adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial
ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang
kurang siap ikut memperberat permasalahan ini.
Pedoman pelayanan KIA menegaskan bahwa pelayanan antenatal
standar yang diberikan pada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dan
memenuhi asuhan standar minimal 7 T yaitu: timbang berat badan, ukur
tekanan darah, periksa tinggi fundus uteri, imunisasi TT, temu wicara dalam
rangka persiapan rujukan, tes protein urine dan tes haemoglobin. Standar
pelayanan diatas ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan KIA. Sehingga
dapat diartikan pelayanan yang tidak sesuai standar belum dapat
diperhitungkan sebagai jangkauan pelayanan antenatal (Saifuddin, 2007).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil
hubungan dengan kehamilannya, dilakukan dari mulai dinyatakan positif
hamil sampai melahirkan (Sarwono, 1999). Perilaku bidan Puskesmas dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
memberikan pelayanan kepada ibu hamil mempengaruhi tingkat kepatuhan
terhadap standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan.
Puskesmas Kedawung berlokasi di Kabupaten Sragen Propinsi Jawa
Tengah merupakan daerah dengan karakteristik subur dan berbatasan dengan
Kabupaten Karanganyar. Di Puskesmas Kedawung terdiri dari 2 Puskesmas
induk dan ada 42 bidan yang bekerja di wilayah tersebut baik yang bertugas di
puskesmas, bidan di desa maupun bidan praktik swasta. Cakupan K1
Puskesmas Kedawung tahun 2010 sebesar 102.6% sedangkan cakupan K4
sebesar 92.12%. Terdapat angka drop out kunjungan pemeriksaan kehamilan
sebesar 10.48%. Terdapat pula kasus risiko pada ibu hamil yang ditemukan
sebesar 42% (Profil Puskesmas Kedawung 2011). Kasus risiko ini dapat
ditekan apabila bidan dapat menerapkan standar pelayanan antenatal dengan
baik dan mendeteksi sedini mungkin kasus risiko tinggi ibu hamil sehingga
bidan dapat melakukan penanganan faktor risiko dengan baik yang berakhir
pada penanganan persalinan yang tepat dan sejauh ini belum ada yang
mengadakan evaluasi tentang pelayanan antenatal di Puskesmas Kedawung.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap 10 bidan yang
memberikan pelayanan antenatal di Puskesmas Karangmalang pada tahun
2010 ditemukan bahwa tidak semua bidan mengerjakan standar pemeriksaan
antenatal. Dari 10 bidan, semuanya tahu tentang pemeriksaan antenatal tetapi
belum semuanya melakukan dengan baik dan hanya 3 orang bidan yang dpat
melakukannya sesuai standar. Sebagian besar bidan mengungkapkan bahwa
apabila tidak ditemukan komplikasi pada kehamilan juga karena tidak terbiasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
melakukan pemeriksaan secara lengkap mengingat waktu bidan tidak hanya
melayani pemeriksaan antenatal tetapi juga pengobatan (Indarsi, 2010).
Kondisi tersebut menarik perhatian penulis untuk mengambil penelitian ini.
Penelitian ini sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti lain, Indarsi tahun
2010 namun bersifat deskriptif. Perbedaan dari penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian kali ini menghubungkan antara
pengetahuan dan pelaksanaan pelayanan antenatal, sedangkan penelitian
sebelumnya menggambarkan karakteristik bidan dalam pelayanan antenatal.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin mengadakan
penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan Antenatal
dengan Pelaksanaan Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kedawung Sragen”.
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan bidan tentang pelayanan
antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas Kedawung
Sragen?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan bidan tentang pelayanan
antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas
Kedawung Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal di
wilayah Puskesmas Kedawung Sragen.
b. Mengetahui pelaksanaan atau praktik pelayanan antenatal pada bidan
di wilayah Puskesmas Kedawung Sragen.
c. Menganalisis hubungan pengetahuan bidan tentang pelayanan
antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas
Kedawung Sragen.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi pada
pelayanan antenatal yang dilaksanakan oleh bidan baik secara pengetahuan
penerapannya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan
antenatal yang pada akhirnya dapat mengurangi angka kejadian kasus
risiko tinggi pada ibu hamil yang berimbas pada penurunan Angka Kematian
Ibu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagian
hasil penggunaan panca indranya, yang berbeda kepercayaan
(believes), takhayul (superstitions) dan penerangan yang keliru
(missed informations) (Soekanto, 2005).
Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu subjek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni :
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007).
b. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai
6 tindakan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
diterima. Oleh sebab itu ”tahu” ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kita kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari, antara lain :
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi
riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi
masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dari penggunaan kata-kata kerja, dapat meggambarkan
(membuat bagan), membedakan, mengelompokan dan
sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu komponen untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang
telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang
sudah ada.
(Bloom dalam Notoatmodjo, 2007).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, antara
lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
1) Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok serta usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin
tinggi pendidikan, semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang
didapatkan.
2) Informasi
Informasi sebagai transfer pengetahuan. Informasi dapat
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari serta diteruskan melalui
komunikasi interpersonal atau melalui media massa antara lain
televisi, radio, koran dan majalah. Seseorang yang mempunyai
sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan
yang lebih luas.
3) Pengalaman
Pengalaman merupakan upaya memperoleh pengetahuan.
Sejalan dengan bertambahnya usia seseorang maka pengalaman
juga semakin bertambah. Seseorang cenderung menerapkan
pengalamannya terdahulu untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapinya.
4) Umur
Menurut Elisabeth yang dikutip Nursalam (2003), usia
adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan berpikir
seseorang akan lebih kuat dan matang dalam bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat juga lebih dipercaya dibanding orang
yang belum tinggi kedewasaannya.
5) Sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan
keterbatasan biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga
pengetahuannya pun rendah.
d. Proses Perilaku
Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo
(2003), perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik
yang diamati secara langsung maupun yang tidak langsung terjadi
proses adopsi perilaku yang berurutan yaitu :
1) Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui dulu terhadap stimulus.
2) Interest (tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan
tertarik pada stimulus.
3) Evaluation (menimbang - nimbang) bahwa individu akan
mempertimbangkan baik buruknya tindakan yang akan
dilakukan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya dan hal ini
berarti sikap responden lebih baik.
4) Trial, dimana sikap individu mulai mencoba perilaku yang baru.
5) Adaption adalah sikapnya terhadap stimulus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
e. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek penelitian atau responden (Notoatmojo, 2007).
Adapun pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk
pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan
menjadi 2 jenis yaitu :
1) pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay.
2) pertanyaan obyektif pilihan ganda, benar salah dan pertanyaan
menjodohkan (Arikunto, 2006).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui tes atau
wawancara dengan alat bantu kuesioner berisi materi yang ingin
diukur dari responden (Azwar, 2009).
Menurut Arikunto (2010), pengetahuan seseorang dapat
diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat
kualitatif, yaitu :
1) Baik : Hasil presentase 76% - 100%
2) Cukup : Hasil presentase 56% – 75%
3) Kurang : Hasil presentase < 56
2. Pelayanan Antenatal
a. Pengertian
Pelayanan antenatal atau dikenal dengan istilah Antenatal
Care merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
hamil yang bertujuan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas,
persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Saifuddin, 2007).
Menurut Depkes RI tahun 2007, pelayanan antenatal adalah
pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk
mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun
janin agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman,
diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam
keadaan status kesehatan yang optimal karena dengan keadaan
kesehatan ibu yang optimal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan
janin yang dikandungnya. Setiap kehamilan dapat berkembang
menjadi masalah atau komplikasi setiap saat, itu sebabnya mengapa
ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya (Sarwono,
1999).
Pelayanan antenatal yang berkualitas dan berstandar menurut
Departemen kesehatan RI tahun 2003 meliputi:
1) Memberikan pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali, yaitu
pada trimester pertama sebanyak 1 kali, pada trimester kedua
sebanyak 2 kali, dan pada trimester ketiga sebanyak 1 kali untuk
memantau keadaan ibu dan janin dengan seksama, sehingga
dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi
secara cepat dan tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2) Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil, dan
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) secara teratur
mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat
antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat
badan bayi. Pertambahan berat badan hanya sedikit
menghasilkan rata-rata berat badan lahir bayi yang lebih rendah
dan risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya bayi BBLR dan
kematian bayi, pertambahan berat badan ibu selama kehamilan
dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan janin dalam
rahim. Berdasarkan pengamatan pertambahan berat badan ibu
selama kehamilan dipengaruhi oleh berat badannya selama
hamil. Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20% dari
berat badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk, 1997), jika
berat badan tidak bertambah, Lingkar Lengan Atas <23,5cm
menunjukkan ibu hamil mengalami kurang gizi.
3) Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus
dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi
dini terhadap terjadinya tiga gejala pre eklampsia.
4) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri dilakukan secara rutin dengan
tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin.
5) Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk
mengetahui usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak
punggung, menentukan janin kembar atau tunggal dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mendengarkan denyut jantung janin untuk menentukan asuhan
selanjutnya.
6) Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) pada ibu hamil
sebanyak 2 kali dengan jarak 4 minggu, diharapkan dapat
menghindari terjadinya tetanus neonaturum.
7) Memberikan tablet besi 90 tablet selama 3 bulan, diminum
setiap hari.
8) Pemeriksaan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa),
pemeriksaan penyakit-penyakit infeksi PMS (Penyakit Menular
Seksual).
9) Memberikan penyuluhan tentang perawatan dini selama
kehamilan, perawatan payudara untuk persiapan laktasi, gizi ibu
selama hamil, tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan pada
janin sehingga ibu dan keluarga segera dapat mengambil
keputusan apabila terdapat tanda bahaya.
10) Membicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suami, dan
keluarga pada trimester ketiga, memastikan persiapan persalinan
yang bersih, aman, dan suasana yang menyenangkan, persiapan
transportasi, dan biaya, serta rujukan.
11) Tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik,
dan dapat digunakan, obat-obatan yang diperlukan waktu
pencatatan kehamilan dan mencatat semua temuan pada Kartu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Menuju Sehat (KMS) ibu hamil untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
b. Tujuan
Tujuan pelayanan antenatal untuk menjaga agar ibu hamil
dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan
selamat, serta mendapatkan bayi yang sehat (Mufdhilah, 2009).
Tujuan pelayanan antenatal dapat diperinci lagi menjadi:
1) Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental
sosial ibu.
3) Mengenal secara dini adanya ketidakharmonisan, komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
4) Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI ekslusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c. Penatalaksanaan
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4
kali selama kehamilan yaitu : 1 kali pada trimester I, 1 kali pada
trimester II, dan 2 kali pada trimester III. Pelaksanaan pelayanan
antenatal pada ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-
komponen yaitu mengupayakan kehamilan yang sehat, melakukan
deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta
rujukan apabila diperlukan, persiapan persalinan yang bersih,
perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi komplikasi. Pelaksana pelayanan antenatal
adalah dokter, bidan (bidan di desa, bidan di Puskesmas, dan bidan
praktek swasta), dan perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan
kehamilan. Pelayanan antenatal di desa dapat dilakukan di polindes,
posyandu, ataupun kunjungan rumah (Depkes RI, 2005).
Dalam penerapan praktis, sering dipakai standar minimal
pemeriksaan antenatal yaitu “7T” yang terdiri atas:
1) Timbang berat badan dan (pengukuran) tinggi badan.
Suatu teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan
untuk menilai status gizi ibu, bila tidak tersedia timbangan pada
waktu pemeriksaan kehamilan yang pertama, adalah pengukuran
lingkaran lengan atas atau LILA.
Berat badan ibu selama kehamilan harus bertambah.
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
per minggu. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan
total adalah 9-12 kg. Bila terdapat kenaikan berat badan yang
berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko (bengkak, kehamilan
kembar, hidramnion, anak besar).
Lingkar lengan atas kurang dan 23,5 cm merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang atau buruk,
sehingga ia berisiko untuk melahirkan BBLR. Tinggi badan
kurang dan rata-rata (pendek) merupakan faktor risiko untuk
ibu hamil atau bersalin. Diperkirakan bila tinggi badan ibu
kurang dari 145 cm, mungkin panggulnya sempit (Hidayati,
2009).
2) Pemeriksaan tekanan darah, selain itu pengukuran nadi,
frekuensi pernafasan dan suhu tubuh.
Bidan harus mampu mengerjakan pengukuran tekanan
darah dengan teknik yang benar serta mengerjakan setiap
kali melakukan pemeriksaan antenatal. Ukur tekanan darah
pada lengan kiri ibu hamil. Posisi ibu hamil duduk atau
berbaring dengan posisi yang sama pada setiap kali pengukuran.
Letakkan tensimeter ditempat yang datar setinggi jantung ibu
hamil gunakan ukuran manset yang sesuai. Jika tekanan
darah diatas l4O/9OmmHg atau peningkatan diastole l5mmHg
atau lebih (sebelum 20 minggu), ulangi pengukuran tekanan
darah dalam 1 jam. Bila tetap, berarti ada kenaikan tekanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
darah. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan
pemeriksaan urine terhadap albumin pada setiap kali kunjungan
antenatal.
3) Tinggi fundus uteri.
Bidan melakukan palpasi abdominal pada setiap
kunjungan antenatal. Perlu ditanyakan kepada ibu hamil
sebelum palpasi tentang hal yang dirasakan seperti gerakan
janin. Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kencingnya.
Baringkan ibu pada hamil terlentang dengan bagian atas
tubuhnya disangga bantal. Perkiraan usia kehamilan dapat
dilakukan dengan mengukur TFU. Pengukuran TFU dilakukan
setelah minggu ke-24. Cara paling efektif adalah dengan
menggunakan meteran kain. Ukur dengan meteran kain dan
simfisis pubis ke fundus uteri, mencatat hasilnya dalam satuan
cm. Jika hasilnya berbeda dengan perkiraan umur kehamilan
(dalam minggu) atau tidak sesual dengan gravidarum berarti
terdapat kemungkinan pertumbuhan janin lambat atau tidak ada
pertumbuhan sehingga ibu perlu dirujuk.
4) Pemberian Tetanus Toksoid (TT) dua kali selama hamil, tujuan
pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonaturum.
5) Pemberian Tablet zat besi (Fe) minimal 90 tablet selama hamil.
Tablet ini mengandung 200 mg sulfat ferosus 0,25 mg asam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
folat yang diikatkan dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe
adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas,
karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhannya
meningkat.
Cara pemberian adalah satu tablet Fe per hari sesudah makan,
selama masa kehamilan dan nifas. Perlu diberitahukan kepada
ibu bahwa cara minum tablet Fe yang benar adalah tidak
rnenggunakan teh atau kopi karena dapat menghambat
masuknya zat besi dalam tubuh. Perlu juga diberitahukan pada
suami atau keluarga untuk mendampingi atau memantau ibu
hamil apakah benar-benar minum tablet besi atau tidak.
Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa efek dari
mengkonsumsi tablet zat besi biasanya terjadi tinja agak
berwarna kehitaman normal setelah makan tablet ini.
Dosis pemberian 90 tablet besi ini tidak mencukupi pada ibu
hamil yang mengalami anemia, terutama pada anemia berat
(Hb 8 gr% atau kurang). Standar minimal ini tidak berarti
menghilangkan komponen kegiatan pemeriksaan kehamilan
lainnya yang tetap harus dilakukan seperti tindakan
pemeriksaan ibu hamil dan ujung rambut sampai ujung kaki
(Depkes, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
6) Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)
Yaitu pemeriksaan serviks untuk mengetahui tanda-tanda infeksi
dengan cara mengambil secret dari ostium uteri. Pemeriksaan ini
dilakukan bila usia kehamilan kurang dari atau 12 minggu
dengan gejala keputihan yang berkepanjangan dan berbau
(Mufdhilah, 2009)
7) Temu Wicara / Konseling.
Diadakan konseling dengan keluarga bertujuan untuk
mengambil keputusan bila ada kegawatdaruratan dan
menentukan untuk rujukan yang harus dilakukan.
3. Hubungan Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan Antenatal dengan
Pelaksanaan Pelayanan antenatal.
Untuk melakukan asuhan antenatal yang baik diperlukan pengetahuan dan
kemampuan untuk mengenali perubahan fisiologis yang terkait dengan proses
kehamilan. Perubahan tersebut mencakup perubahan produksi dan pengaruh
hormonal serta perubahan anatomi dan fisiologi selama kehamilan. Pengenalan
dan pemahaman tentang perubahan fisiologis tersebut menjadi modal dasar dalam
mengenali kondisi patologis yang dapat mengganggu status kesehatan ibu
maupun bayi yang dikandungnya. Dengan kemampuan tersebut, penolong atau
petugas kesehatan dapat mengambil tindakan yang tepat dan perlu untuk
memperoleh luaran yang optimal dari kehamilan dan persalinan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur ,
tingkat pendidikan dan masa kerja memiliki hubungan dengan pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pelayanan antenatal. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tristanti,
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan bidan dalam penerapan standar
pelayanan antenatal adalah masa kerja, jumlah pasien hamil, ketersediaan fasilitas,
sikap dan tingkat pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal. Tingkat
pengetahuan, sikap, masa kerja, dan jumlah pasien hamil berpengaruh secara
signifikan dalam penerapan pelayanan antenatal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
B. Kerangka Konsep
Keterangan :
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
C. Hipotesis
Ada hubungan antara pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal
dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas Kedawung Sragen.
Pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal : 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Penatalaksanaan
awwarennes interest evaluasi Trial Adaption
Faktor eksternal sarana prasarana
Pelaksanaan pelayanan antenatal sesuai tujuh standar : 1. timbang BB dan
TB 2. tekanan darah. 3. tinggi fundus
uteri. 4. tablet fe 90. 5. suntikan TT. 6. test penyakit
menular seksual. 7. Konseling kasus
rujukan dan gawat darurat.
: Diteliti
: Tidak diteliti
Variabel Bebas
Variabel Terikat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah menggunakan desain penelitian
observasional analitik dengan pendekatan metode cross sectional. Rancangan
cross sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran atau
pengamatannya dilakukan secara simultan pada saat atau sekali waktu
(Hidayat, 2007).
Metode ini digunakan untuk mengukur hubungan antara pengetahuan
bidan tentang pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di
Puskesmas Kedawung Sragen.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kedawung Sragen pada bulan
Februari-Juli tahun 2012.
C. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek atau elemen atau unit atau
anggota atau item (misalnya manusia) dari sebuah riset (Murti, 2006).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang ada di wilayah
Puskesmas Kedawung Sragen yaitu berjumlah 30 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
D. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini adalah bidan yang
bekerja di wilayah puskesmas Kedawung dengan mengambil semua jumlah
bidan yang ada atau secara total sampling yaitu sebanyak 30 orang.
E. Kriteria Retriksi
Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bidan
yang bekerja aktif di wilayah Puskesmas Kedawung dan bersedia menjadi
responden.
Kriteria eksklusi adalah bidan yang bekerja di wilayah puskesmas
Kedawung dan tidak menjadi responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
F. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variable Definisi operasional Alat ukur
Hasil kategori Skala
1 Variabel bebas yaitu pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal
Pemahaman bidan tentang pelayanan antenatal yang terdiri dan pengertian, tujuan, dan penatalaksanaan antenatal sesuai standar pelayanan antenatal.
Kuesioner Baik : 76%-100% Cukup:56%-75% Kurang : <56%.
ordinal
2 Variabel terikat yaitu pelaksanaan pelayanan antenatal
tindakan bidan dalam melaksanakan pelayanan antenatal sesuai standar (7T) meliputi ukur tinggi dan berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet tambah darah, pemberian suntikan tetanus toksoid, test penyakit menular seksual, temu wicara kasus kegawat daruratan dan rujukan
Ceklist Sesuai : 14 Kurang sesuai : 7-13 Tidak sesuai : <7
ordinal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
G. Cara Kerja (Cara Pengambilan Data)
1. Instrumen
Instrumen dari penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar
pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana
responden (dalam hal angket) dan interview (dalam hal wawancara)
tinggal memberikan atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu
(Notoatmodjo, 2005). Dalam hal ini jenis kuesioner yang digunakan
adalah closed ended question yaitu pertanyaan tertutup dengan adanya
kategori pilihan jawaban tertentu pada kuesioner tersebut (Notoatmodjo,
2005).
Instrumen terdiri dari bagian yang mengukur pengetahuan
bidan tentang pelayanan antenatal, dan bagian yang mencatat pelayanan
antenatal dengan memakai tujuh standar pelayanan.
Alat ukur pengetahuan ini berupa lembar pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan berisi pertanyaan-pertanyaan
seputar pengetahuan tentang pelayanan antenatal. Ketentuan untuk
pertanyaan favourable, jawaban yang benar diberi nilai I dan jawaban
yang salah diberi nilai 0. Untuk pertanyaan unfavourable, jawaban salah
diberi nilai I dan jawaban benar diberi nilai 0. Berikut adalah rincian kisi-
kisi kuesioner yang dipakai untuk mengukur pengetahuan tentang
pelayanan antenatal yaitu seperti tertera dalam tabel berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Penelitian
Indikator Banyaknya Butir
Nomor butir
Favourable unfavourable
Pengetahuan Pengertian Tujuan Penatalaksanaan
18 butir
8 butir 9 butir
1,2,13,15,20,21,24,27,30, 31,32,35 3,16,19,26 9,22,28,29,34
4,5,6,7,12,33 8,17,18,25 10,11,14,23
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji validitas
Sebelum instrumen yaitu kuesioner yang digunakan untuk
mengukur pengetahuan tentang pelayanan antenatal dipakai untuk
mengumpulkan data terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba (try out)
dilakukan terhadap 20 responden pada bulan Mei 2012 di puskesmas
Masaran II Sragen. Hasil uji coba digunakan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas kuesioner. Uji validitas adalah tingkat
sesuatu yang mampu mengukur apa yang hendak di ukur (Arikunto,
2010). Untuk menguji validitas kuesioner dalam penelitian ini
menggunakan teknik korelasi internal yaitu untuk mendapatkan
kesesuaian antara bagian-bagian dari kuesioner dengan kuesioner
secara keseluruhan dengan korelasi product moment.
Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan nilai
korelasi (rxy) dengan nilai kritis distribusi Pearson (rtabel). Suatu
pernyataan dinyatakan valid apabila memiliki nilai rxy > rtabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan pada taraf
signifikansi 5% dengan data sebanyak 20 sehingga diperoleh nilai
rtabel sebesar 0,444. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 35
pernyataan kuesioner terdapat 5 pernyataan yang memiliki rxy <
0,444 sehingga dinyatakan tidak valid yaitu pernyataan nomor 5 (rxy
= 0,025), nomor 9 (rxy = 0,056), nomor 11 (rxy = 437), nomor 12 (rxy
= -0,285) dan nomor 32 (rxy = -0,244).
Pernyataan-pernyataan yang tidak valid tersebut dihapus
dan untuk selanjutnya tidak disertakan dalam perhitungan reliabilitas
maupun dalam pengumpulan data karena sudah mewakili tiap-tiap
indikator item pengetahuan. (hasil selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran).
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten
apabila pengukuran dua kali dilakukan dengan hasil yang sama berarti
kuesioner tersebut valid. Untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut
dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data, maka dilakukan uji
reliabilitas dengan angka Spearman-Brown. Proses pengolahan data
uji validitas dan reliabilitas memakai SPSS 16.0.
Angka reliabilitas berkisar pada nilai 0 – 1, semakin
mendekati angka 1 maka kuesioner tersebut dikatakan memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
reliabilitas yang semakin tinggi. Perhitungan menghasilkan angka
reliabilitas sebesar 0,876. Angka ini menunjukkan bahwa kuesioner
pengetahuan tentang pelayanan antenatal memiliki reliabilitas yang
sangat tinggi sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian (hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran).
H. Pengolahan dan Analisa Data
1. Metode Pengolahan Data
a. Editing
Editing bertujuan untuk mengkoreksi data yang meliputi
kelengkapan pengisian dan jawaban yang tidak jelas. Editing
dilaksanakan pada saat pengambilan data agar jika terjadi kesalahan
dapat segera diperbaiki.
b. Coding
Data yang telah di edit dilakukan tahap berikutnya yaitu
mengkode data dengan pemberian kode untuk setiap pernyataan
guna mempermudah dalam pengolahan data.
c. Scoring
Scoring yaitu memberikan nilai pada jawaban pertanyaan
yang berupa angka.
d. Tabulating
Yaitu pengelompokan data kemudian ditampilkan secara
deskriptif dalam bentuk tabel sebagai bahan informasi.(Riyanto,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2008). Jawaban yang telah diberi kode kemudian dimasukkan ke
dalam tabel. Langkah terakhir dari penelitian ini adalah melakukan
analisis data dengan bantuan komputer.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Merupakan suatu analisis yang digunakan untuk
menggambarkan hasil distribusi frekuensi dan presentasi pada tiap
variabel.
b. Analisis Bivariat
Merupakan suatu analisis yang rnenggambarkan dua variabel
yakni variabel pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal
sebagai variabel bebas dan pelaksanaan pelayanan antenatal sebagai
variabel terikat serta mencari korelasi antara 2 variabel yang diteliti.
Analisa bivariat yang digunakan adalah dengan rumus Chi Square.
Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS 16.0. Karena
pengolahan data ada syarat yang tidak terpenuhi maka diganti
dengan uji korelasi contigensi coefisiensi sehingga didapatkan
App.Sig 0.000 atau P value < 0,005 yang berarti terdapat hubungan
antara pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan
pelaksanaan pelayanan antenatal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di Puskesmas Kedawung
Kabupaten Sragen. Kecamatan Kedawung merupakan daerah pertanian yang
subur dan sebagian perkebunan karet yang mempunyai luas wilayah 26,24 Km2
terdiri dari 10 desa dengan jumlah dusun 58. Jumlah penduduk di wilayah
Kecamatan Kedawung adalah sebanyak 26.031 jiwa dengan mata pencaharian
sebagai petani dan buruh perkebunan karet.
Batas wilayah Kecamatan Kedawung adalah sebagai berikut :
Batas sebelah utara : Kecamatan Karangmalang
Batas sebelah selatan : Kabupaten Karanganyar
Batas sebelah barat : Kecamatan Karangmalang
Batas sebelah timur : Kecamatan Sambirejo.
Wilayah Kedawung memiliki 2 Puskesmas, 10 PKD. Tenaga bidan
sejumlah 16 bidan yang bekerja di Puskesmas dan 16 bidan yang bekerja di desa
atau di PKD, sehingga total jumlah bidan yang bekerja di puskesmas Kedawung
sebesar 30 orang dan semuanya sanggup menjadi responden dalam penelitian ini.
Penelitian ini dibantu oleh 2 orang bidan yang bertindak sebagai Clinical
Instruktur yang sebelumnya telah disamakan persepsinya dalam melakukan
kriteria penilaian pelaksanaan pelayanan antenatal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian terdapat distribusi frekuensi dari 30
responden seperti yang tertera pada diagram di bawah ini :
1. Analisis Univariat
a. Umur
13,3%
86,7%
30-45 tahun
> 45 tahun
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa responden berusia
30 – 45 tahun yaitu sebesar 26 orang (86,7%) dan responden berusia
> 45 tahun sebesar 4 orang (13,3%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
b. Pendidikan
16,7%
83,3%
DI Kebidanan
DIII Kebidanan
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa responden
yang berpendidikan D1 Kebidanan sebesar 5 orang (16,7%) dan
responden yang berpendidikan DIII Kebidanan sebesar 25 orang
(83,3%).
c. Masa Kerja
16,7%
13,3%
70,0% 5-10 tahun
< 5 tahun
> 10 tahun
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja Responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa responden yang
memiliki masa kerja < 5 tahun sebesar 5 orang (16,7%), responden yang
memiliki masa kerja 5-10 tahun sebesar 4 orang (13,3%) dan responden
memiliki masa kerja >10 tahun sebesar 21 orang (70,0%)
d. Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan Antenatal
63,4%
13,3%23,3%
KurangCukupBaik
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan Antenatal
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa responden
yang memiliki pengetahuan tentang pelayanan antenatal kurang
sebesar 4 responden (13,3%), pengetahuan cukup sebesar 7 responden
(23.3%) dan yang memiliki pengetahuan baik sebesar 19 responden
(63,4%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
e. Pelaksanaan Pelayanan Antenatal
26,7%
13,3%
60,0%
Tidak sesuai
Kurang sesuai
Sesuai
Gambar 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelaksanaan Pelayanan Antenatal
Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa responden yang
melaksanakan pelayanan antenatal dengan tidak sesuai standar sebesar 4
responden (13,3%), kurang sesuai standar 8 responden (26,7%) dan yang
sesuai standar sebesar 18 responden (60,0%).
2 .Analisis Bivariat
Dalam penelitian ini akan diuji hubungan pengetahuan bidan tentang
pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas
Kedawung Sragen. Hubungan pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal
dengan pelaksanaan pelayanan antenatal di Puskesmas Kedawung Sragen
dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 4.1 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Bidan tentang Pelayanan
Antenatal dengan Pelaksanaan Antenatal di Puskesmas Kedawung
Pengetahuan tentang Pelayanan
Antenatal
Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Jumlah Tidak
sesuai Kurang Sesuai
Sesuai
Kurang 3 (10,0%) 1 (3,3%) 0 (0,0%) 4 (13,3%) Cukup 1 (3,3%) 4 (13,3%) 2 (6,7%) 7 (23,3%) Baik 0 (0,0%) 3 (10,0%) 16 (53,3%) 19 (63,3%)
Jumlah 4 (13,3%) 8 (26,7%) 18 (60,0%) 30 (100%) Sumber : Data primer diolah, 2012
Pada tabel 4.1 di atas diketahui responden bahwa responden dengan
pengetahuan tentang pelayanan antenatal kurang sebanyak 4 responden
(13,3%), dalam pelaksanaan pelayanan antenatal semua tidak sesuai dengan
standar sebesar 3 responden (10,0%) dan yang kurang sesuai standar sebesar
1 responden (3,3%). Responden dengan pengetahuan tentang pelayanan
antenatal cukup sebanyak 7 responden (23,3%), dalam pelaksanaan antenatal
yang tidak sesuai standar sebanyak 1 responden (3,3%), kurang sesuai standar
sebanyak 4 responden (13,3%) dan yang sesuai standar sebanyak 2 responden
(6,7%). Responden dengan pengetahuan tentang antenatal baik sebanyak 19
responden (63,3%), dalam pelaksanaan pelayanan antenatal yang kurang
sesuai dengan standar sebanyak 3 responden (10,0%) dan yang sesuai standar
sebanyak 18 responden (60,0%).
Hasil analisis menggunakan rumus Chi-Square dengan program SPSS
versi 16.0 diperoleh nilai p value 0,000. Sehingga P < 0,05, berarti bahwa
terdapat hubungan antara pengetahuan tentang pelayanan antenatal dengan
pelaksanaan pelayanan antenatal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB V
PEMBAHASAN
A. Hubungan Pengetahuan Pelayanan Antenatal dengan Pelaksanaan
Hasil analisis menggunakan rumus Chi-Square dengan program SPSS
versi 16.0 diperoleh nilai p value 0,000 < 0,05 berarti bahwa terdapat
hubungan antara pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal dengan
pelaksanaan pelayanan antenatal.
Semakin baik pengetahuan tentang pelayanan antenatal maka seorang
bidan akan cenderung melaksanakan pelayanan antenatal yang sesuai dengan
standar minimal “7T”. Pemenuhan pelaksanaan pelayanan antenatal sesuai
standart minimal “7T” didasari oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
bidan. Hal ini terjadi karena memang pengetahuan merupakan salah satu
aspek psikis yang dapat menjadi motivasi atau faktor pendorong seseorang
melakukan suatu perilaku atau aktifitas.
Menurut Lawrence Green (Notoatmodjo, 2003) perilaku (khususnya
bidang kesehatan) ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor-faktor
predisposisi (disposing factors), faktor-faktor pemungkin (enabling factors)
dan faktor-faktor penguat (reinforcing factors). Pengetahuan sendiri termasuk
faktor predisposisi.
Kekuatan atau keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
pelayanan antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal termasuk cukup.
Hal ini berarti bahwa tingkat pengetahuan tentang pelayanan antenatal bukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
satu-satunya faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pelayanan antenatal.
Masih cukup besar proporsi pengaruh faktor lain, seperti pendidikan dan
pengalaman (masa kerja) yang bisa berpengaruh tidak langsung (secara
langsung berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan), namun bisa juga
berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan pelayanan antenatal. Di samping
itu ada juga beberapa faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap
pelaksanaan pelayanan antenatal seperti keadaan sarana dan prasarana yang
menunjang pelayanan antenatal.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tristanti ditemukan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan bidan dalam penerapan
standar pelayanan antenatal adalah masa kerja bidan, jumlah pasien hamil,
ketersediaan fasilitas, sikap dan tingkat pengetahuan bidan tentang standar
pelayanan antenatal. Tingkat pengetahuan, sikap, masa kerja, dan jumlah
pasien hamil berpengaruh secara signifikan dalam penerapan standar
pelayanan antenatal oleh bidan.
B. Pengetahuan tentang pelayanan antenatal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan tentang pelayanan antenatal kurang sebanyak 4 responden
(13,3%), pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (23.3%) dan yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 19 responden (63,4%). Dengan
demikian tingkat pengetahuan responden tentang pelayanan antenatal dapat
dikatakan relatif tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan akan memberikan pengalaman
kepada seseorang tentang pelayanan antenatal yang baik dan benar yang juga
terkait dengan masa lalunya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah tingkat
pendidikan, pekerjaan, umur, informasi dan budaya. Di antara faktor-faktor
tersebut yang diteliti dalam penelitian ini adalah umur dan pendidikan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah bidan
berumur 30 – 45 tahun (86,7%) dan selebihnya berumur lebih dari 45 tahun
(13,3%). Data tersebut menggambarkan bahwa para bidan tersebut semuanya
sudah mencapai usia matang atau dewasa. Kematangan atau kedewasaan usia
langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap pengetahuan.
Ternyata memang tingkat pengetahuan para bidan berusia matang tersebut
termasuk tinggi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hurlock
(1998) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
berpikir seseorang akan lebih kuat dan matang dalam bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat juga lebih dipercaya dibanding orang yang belum
tinggi kedewasaannya.
Data pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar responden
adalah bidan lulusan pendidikan D3 (83,3%), proporsinya jauh lebih besar
dibandingkan yang hanya lulusan pendidikan D1 (16,7%). Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan para responden sudah cukup tinggi.
Pendidikan yang tinggi berpengaruh positif terhadap pengetahuan. Hal ini
sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa tingkat
pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya. Secara lebih
jelas dikemukakan bahwa pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan dan pemahaman, pendidikan sangat diperlukan manusia untuk
mendapatkan informasi : makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin
mudah pula mereka menerima informasi dan pengetahuan yang mereka
miliki, dalam hal ini pelayanan antenatal pada yang berpendidikan lebih
tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dari seseorang yang
berpendidikan lebih rendah (Notoatmodjo, 2005).
C. Pelaksanaan pelayanan antenatal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang melaksanakan
pelayanan antenatal dengan tidak sesuai standar sebanyak 4 responden
(13,3%), kurang sesuai standar sebanyak 8 responden (26,7%) dan yang
sesuai standar sebanyak 18 responden (60,0%). Dengan demikian
pelaksanaan pelayanan antenatal oleh para bidan tersebut relatif sudah baik.
Pelayanan antenatal atau dikenal dengan istilah Antenatal Care
merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil yang
bertujuan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI
dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Saifuddin, 2007).
Menurut Depkes RI tahun 2007, pelayanan antenatal adalah pelayanan
terhadap individu yang bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya
masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar dapat melalui
persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu
sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal karena dengan
keadaan kesehatan ibu yang optimal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan
janin yang dikandungnya.
Pelaksanaan pelayanan antenatal secara langsung dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain pengetahuan, sarana prasarana, dan pengalaman.
Sebagaimana telah diuraikan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor
predisposisi untuk praktek pelayanan antenatal. Dewi (2008) mengungkapkan
bahwa untuk melakukan asuhan antenatal yang baik, diperlukan pengetahuan
dan kemampuan untuk mengenali perubahan fisiologis yang terkait dengan
proses kehamilan. Perubahan tersebut mencakup perubahan produksi dan
pengaruh hormonal serta perubahan anatomi dan fisiologi selama kehamilan.
Pengenalan dan pemahaman tentang perubahan fisiologis tersebut menjadi
modal dasar dalam mengenali kondisi patologis yang dapat mengganggu
status kesehatan ibu maupun bayi yang dikandungnya. Dengan kemampuan
tersebut, penolong atau petugas kesehatan dapat mengambil tindakan yang
tepat dan perlu untuk memperoleh luaran yang optimal dari kehamilan dan
persalinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Adapun sarana prasarana merupakan faktor pendukung. Dalam
praktiknya, sarana prasarana sering menjadi persoalan dalam berbagai bidang
di Indonesia termasuk kesehatan khususnya dalam pelayanan antenatal.
Persoalannya adalah sekalipun seorang bidan memiliki pengetahuan yang
baik tentang pelayanan antenatal, yang tentunya membuat dia tahu betul apa
yang harus dilakukan untuk memenuhi standar pelayanan, belum tentu
standar tersebut dapat terpenuhi apabila peralatan yang dibutuhkan tidak
tersedia atau kurang memenuhi syarat. Dalam penelitian ini sarana prasarana
tidak diteliti.
Faktor yang diteliti selain pengetahuan adalah pengalaman.
Pengalaman diketahui berdasarkan masa kerja bidan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah bidan dengan masa
kerja lebih dari 10 tahun (70,0%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
bidan tersebut memiliki pengalaman yang baik dalam melakukan praktek
kerja bidan salah satunya tentu saja dalam melaksanakan pelayanan antenatal.
Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji hubungan masa kerja dengan praktek
pelayanan antenatal. Meskipun begitu cukup jelas terlihat bagaimana
pengalaman yang baik dari sebagian besar bidan sejalan dengan pelaksanaan
pelayanan antenatal dari sebagian besar bidan yang sesuai standar. Dengan
pengalaman yang baik maka pengetahuan yang dimiliki akan dapat
diaplikasikan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan tentang pelayanan
antenatal dengan baik yaitu sebanyak 19 responden (63,3%).
2. Sebagian besar responden dalam penelitian ini dapat melaksanakan
pelayanan antenatal sesuai standar yaitu sebanyak 18 responden (60,0%).
3. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai p value 0,000, sehingga P < 0,05
berarti bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang pelayanan
antenatal dengan pelaksanaan pelayanan antenatal.
B. Saran
1. Bagi tempat pelayanan kesehatan
Puskesmas sebagai institusi kesehatan hendaknya menerapkan kebijakan
agar para bidan wajib melaksanakan praktik pelayanan antenatal sesuai
standar minimal “7T” terutama pada Test pemeriksaan PMS yang sering
di lewatkan sehingga standar tersebut bisa dipakai dalam Standar
Operasional Prosedur khususnya pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Bagi bidan dan profesi
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan khususnya tentang pelayanan
antenatal melalui pelatihan maupun seminar serta meningkatkan kinerja
dalam pelayanan antenatal yang berujung pada penurunan angka
kematian ibu dan bayi
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya dilakukan penelitian dengan
menambahkan variabel lain misalnya faktor kelengkapan sarana pra
sarana ataupun memakai standar yang lebih dikembangkan lagi misalnya
standar 14 T dalam pelayanan antenatal.
top related