Transcript
Volume 12, Nomor 1 Januari 2018p-ISSN 1907-9850e-ISSN 2599-2740
J.KIM Volume 12 Halaman1-96
Bukit JimbaranJanuari 2018
p ISSN1907-9850e ISSN2599-2740
Nomor 1
Diterbitkan oleh: JURUSAN KIMIAFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY)
p-ISSN 1907-9850 e-ISSN 2599-2740
VOLUME 12, NOMOR 1, JANUARI 2018
DAFTAR ISI
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Kintamani (Citrus Aurantium L.) Dalam
Menurunkan Ketengikan Minyak Kelapa
P. Oka Sudiana, I M. Oka Adi Parwata, dan J. Sibarani ………………………………………… 1
Optimasi Pembuatan Nanoemulsi Virgin Coconut Oil
N.M.D. Listyorini, N.L.P.D. Wijayanti, K. Widnyani Astuti ……………………………………. 8
Penentuan Kandungan Total Flavonoid Dan Total Fenol Dari Akar Kersen (Mutingia Calabura) Serta
Aktivitasnya Sebagai Antioksidan
M. R. M. Senet, I G. M. A. P. Raharja, I K.T. Darma, K. T. Prastakarini, N. M. A. Dewi, dan
I M. O. A. Parwata ......................................................................................................................
13
Ekstraksi Dan Karakterisasi Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cananga Odorata) Dan
Aplikasinya Sebagai Penolak Nyamuk Pada Lotion Dan Parfum
J. J. Setia Budi, N. L. Yuli Damayanti, Y. Rama Dhani, dan N. P. Antari Dewi…………..... 19
Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Kulit Batang Lamtoro (Leucaena Leucocephala (Lam.)
De Wit) Pada Cacing Tanah (Pheretima Posthuma) Secara In Vitro
S. Ainnurrahmah, K. Widnyani Astuti, dan P. Oka Samirana …………………………….......
25
Perbandingan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun, Tangkai Bunga Dan Bunga
Cengkeh Bali (Syzygium Aromaticum L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium Acne Dengan
Metode Difusi Disk
I.P.S.T. Lova, W. A. Wijaya, N.L.P.V. Paramita, dan A. A. R. Y. Putra ………………….. 30
Optimasi Metode Purifikasi Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper Betle Linn) Yang Memiliki
Aktivitas Antibakteri Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes
W. A. Wijaya, N. L. P. V. Paramita, dan N. M. P. Susanti ….…………………………….. 36
Pengaruh Etanol, Etil Asetat Dan Ekstrak Etanol Terpurifikasi Terhadap Hasil Evaluasi Sifat Fisik
Sediaan Patch Mukoadhesif Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle L.).
P. S. Yustiantara, A. A. G. R. Yadnya-Putra, A. F. Febriana-Putra, A. A. P. Febriyana….................. 43
Uji Pendahuluan Nilai Kelembaban Kulit Manusia Pada Pemakaian Sediaan Masker Gel Peel
Off Kulit Buah Manggis
K. Widyani Astuti, N. P. A. D. Wijayanti, A. A. D. Lestari, I G. A. P. Y. Artha,
I A. G. Pradnyani, dan I G. A. D. Ratnayanti ………………………………………………….
50
Antibacterial Triterpenoids From The Barks And Leaves Of Lansium Domesticum Corr Cv.
Kokossan (Meliaceae)
T. Mayanti, Y. P. Apriantini, S. Soidah, J. Sianturi, D. Darneti, E. Julaeha, D. Sumiarsa,
Nurlelasari, and R. Maharani,
………………………………………………………………………..
54
Perubahan Kualitas Minyak Goreng Akibat Lamanya Pemanasan
M. Manurung, N. M. Suaniti, dan K. G. Dharma Putra……………………………………..…. 59
Aplikasi Elektrode Glassy Carbon Dimodifikasi Nanopartikel Emas Terhadap
Penentuan Cr(Iii) Dengan Pengaruh Fe(Iii), Mn(Ii), Co(Ii) Dan Ni(Ii) Secara
Voltammetri
S. Wyantuti, I. F. Sukmana, D. Rakhmawaty, dan Y. W. Hartati............................................... 65
Ekstraksi Dan Identifikasi Senyawa Kimia Pada Daun Puring (Codiaeum Variegatum) Dengan
Pelarut Air, Etanol, Etil Asetat Dan N-Heksana
N. L. U. Sumadewi dan D. H. D. Puspaningrum…………….…………….………………….
70
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.)
Menggunakan Metode DPPH
N. P. A. D. Wijayanti, A. A. G. R. Y. Putra, I. A. P. Suryantari, G. A. D. Dwiantari ………
74
Karakteristik Pelepasan Hara N Pupuk yang Terlapisi Lateks-Chitosan
Moh. Hamzah, K. Eryanti, A. S. Hidayat, dan F. Kurniawati ………………………………
79
A Triterpenoid Compound From The Stembark Of Aglaia Argentea (Meliaceae)
A. T. Hidayat, K. Farabi, M. Muhammad, D. Harneti, Nurlelasari, R. Maharani, K. Haikal, U.
Supratman, Y. Shiono……………………………………………………………………….
87
Analisis Senyawa Halusinogen Dalam Minuman Magic Mushroom (Psilocybin Baeocystis) Yang
Beredar Di Kawasan Kuta-Bali
N. M. Suaniti, O. Ratnayani , S. A. Sari ……………………………………………………………..
92
p-ISSN 1907-9850
e-ISSN 2599-2740
36
OPTIMASI METODE PURIFIKASI EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) YANG
MEMILIKI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI
Propionibacterium Acnes
W. A. Wijaya, N. L. P. V. Paramita*, dan N. M. P. Susanti
Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
*E-mail: vidya_paramita@unud.ac.id
ABSTRAK
Propionibacterium acnes merupakan bakteri utama penyebab jerawat, dimana dilaporkan dalam suatu
penelitian bahwa persentase ditemukannya bakteri P. acnes pada lesi jerawat sebesar 78,8%. Daun sirih hijau telah
banyak dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Kemampuan antibakteri daun sirih hijau disebabkan karena
adanya senyawa golongan fenol yang terdiri dari kavikol, hydroxychavicol, chavibetol, estragol, eugenol, carvacrol
dan golongan senyawa seskuiterpen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode optimum yang menghasilkan
aktivitas antibakteri terhadap bakteri P. acnes dari enam fraksi yang diperoleh. Metode purifikasi yang digunakan
untuk mendapatkan ke-6 fraksi tersebut adalah LLE dengan penggunaan pelarut polar etanol-air yang tidak
bercampur dengan pelarut heksan, kloroform dan dietileter. Ke-6 fraksi uji tersebut selanjutnya diuji aktivitas
antibakterinya dengan metode difusi disk dan dilanjutkan dengan metode tambahan yaitu KLT bioautografi kontak.
Analisis data yang dilakukan secara deskriptif terhadap nilai diameter zona hambat dengan mengkategorikannya
berdasarkan CLSI dan terhadap hasil skrining fitokimia. Dari hasil penelitian ini diperoleh hanya dua fraksi yaitu
fraksi n-heksan dan fraksi dietileter yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes dengan nilai diameter
zona hambat sebesar 8 mm dan 9 mm. Metode purifikasi ekstrak daun sirih hijau yang merupakan gabungan metode
maserasi dan LLE yang dilakukan belum optimal karena dilihat dari 6 fraksi yaitu fraksi etanol-air (FEA I), etanol-
air (FEA II), etanol-air (FEA III), kloroform, dietil eter dan fraksi n- belum mampu menghambat pertumbuhan
bakteri P. acnes dimana ke-6 fraksi tersebut termasuk dalam kategori resistant.
Kata Kunci: difusi disk, optimasi metode, Propionibacterium acnes, sirih hijau
ABSTRACT
Propionibacterium acnes is the main bacteria causing acne, which was reported in a study that the percentage of P.
acnes bacteria found in acne lesions was 78.8%. Green betel leaf has been reported to have antibacterial activity. The
antibacterial potency of green betel leaves is due to the presence of phenol group compounds consisting of kavikol,
hydroxychavicol, chavibetol, estragol, eugenol, carvacrol and the group of sesquiterpen compound. The aim of this
research was to find out the optimum method producing an antibacterial activity against P. acnes bacteria from six
fractions obtained. The purification method used to obtain the six fractions was LLE using of water- ethanol which is
soluble in hexane, chloroform and diethylether. The six fractions of the test were then examined for antibacterial
activity with the application of the disk diffusion method followed by additional method of contact TLC
bioautography. The data analysis was done descriptively to the value of the inhibition zone diameter by categorizing
it based on CLSI and the results of the phytochemical scores. In this study, it was obtained only two fractions,
namely the fraction of n-hexane and diethylether fraction that were capable of inhibiting the growth of P. acnes
bacteria with the value of inhibition zone diameter of 8 mm and 9 mm. The purification method of the green betel
leaves extract which was the combination of maseration and LLE method is not optimal yet as can be seen from the 6
fractions, namely the fractions of ethanol-water (FEA I), ethanol-water (FEA II), ethanol-water (FEA III) chloroform
fraction, diethyl ether fraction and n-hexane fraction were not able to inhibit the growth of P. acnes bacteria where
this six factions are included in the resistant category.
Keywords: disk diffusion optimization methods, Piper betle, Propionibacterium acnes.
Optimasi Metode Purifikasi Dari Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn) Yang Memiliki Aktivitas Antibakteri
Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes
(W. A. Wijaya, N. L. P. V. Paramita, dan N. M. P. Susanti)
37
PENDAHULUAN
Propionibacterium acnes merupakan bakteri
utama penyebab jerawat, dimana dilaporkan dalam
suatu penelitian bahwa persentase ditemukannya
bakteri P. acnes pada lesi jerawat sebesar 78,8%
(Sylvia, 2010). Daun sirih hijau telah banyak
dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antibakteri.
Berdasarkan penelitian Putri (2010), ekstrak
etanol daun sirih hijau memiliki aktivitas anti-
bakteri terhadap bakteri P. acnes dengan nilai
Kadar Hambat Minimum (KHM) sebesar 0,25%.
Menurut Kursia et al., (2016) bahwa pada
konsentrasi 5% ekstrak etilasetat daun sirih hijau
menghasilkan daya hambat 15 mm terhadap
bakteri Staphylococcus Epidermidis yang me-
rupakan salah satu bakteri penyebab jerawat. Salah
satu komponen penting dalam daun sirih hijau
adalah minyak atsiri. Kemampuan antibakteri daun
sirih hijau disebabkan karena adanya senyawa
golongan fenol yang terdiri dari kavikol, hydroxyl-
chavicol, chavibetol, estragol, eugenol, carvacrol
dan golongan senyawa seskuiterpen.
Hasil uji bioautografi ekstrak terpurifikasi
daun sirih hijau diperoleh satu spot dengan nilai Rf
3.7 dimana dari nilai Rf 3.7 itu diketahui senyawa
aktif yang berperan sebagai antibakteri terhadap P.
acnes yaitu golongan senyawa fenol dan terpenoid
(Paramita et al., 2016)
Berdasarkan penelitian Jesonbabu et al.,
(2011), dikatakan bahwa hydroxychavicol berperan
sebagai antibakteri. Hydroxychavicol mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dengan MIC
200 μg/mL untuk Staphylococcus aureus dan
Staphylococcus pyogenes dan 400 μg/ml untuk E.
coli, Salmonella typhi dan Shigella dysentriea
(Jesonbabu et al., 2011).
Metode yang digunakan untuk mem-peroleh
ekstrak terpurifikasi sirih hijau adalah gabungan
metode maserasi dan Liquid-liquid extraction.
Proses maserasi dilakukan dengan menggunakan
pelarut etanol 96% hingga diperoleh ekstrak kasar
dan dilakukan partisi menggunakan dua macam
pelarut yaitu n-heksan dan akuades (1:2) v/v
sehingga diperoleh fraksi heksan dan fraksi etanol-
air. Fraksi etanol-air yang dihasilkan termasuk
dalam katagori intermediate (Budiningrum, 2016).
Pada penelitian ini dilakukan optimasi
metode fraksinasi dengan maserasi serbuk daun
sirih hijau menggunakan etanol 96% dan LLE
dengan n-heksan: air (1:1) v/v hingga diperoleh
fraksi n-heksan dan fraksi etanol air. Fraksi etanol
air selanjutnya di LLE dengan masing masing
pelarut kloroform dan dietileter. Fraksi n-heksan
(FH), fraksi etanol-air (FEA I), fraksi etanol-air
(FEA II), fraksi etanol-air (FEA III), fraksi
klorofrom (FK) dan fraksi dietileter (FD) diuji
aktivitas antibakteri untuk mengetahui metode
optimumnya. Metode optimum adalah metode
yang menghasilkan aktivitas antibakteri
suspectible.
MATERI DAN METODE
Bahan
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu serbuk daun sirih hijau (Piper
betle L.), etanol 96% (teknis, Brataco), aquadest,
n-heksan (teknis, Brataco), kloroform p.a (Brataco)
dan dietileter p.a (Brataco),media Mueller Hinton
Broth (MHB) (Oxoid®), Agar (Conda),
Doksisiklin disk (Oxoid®), bakteri P. acnes, etanol
p.a (Brataco), standar Mc. Farland.
Peralatan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu vaccum rotary evaporator (Eyela®), corong
pisah (Iwaki-Pyrex®), timbangan elektrik (ADAM
AFP-360), laminar air flow cabinet (Telstar),
cawan petri (Citotest), lemari pendingin (Uchida),
inkubator (Memmert), (sprider) lampu UV
(CAMAG).
Cara Kerja
Determinasi Tanaman Determinasi dan identifikasi tanaman
bertujuan untuk menetapkan kebenaran sampel
daun sirih hijau (Piper betle L.) yang digunakan
dalam penelitian. Hal ini berkaitan dengan ciri-ciri
morfologis yang ada pada tanaman sirih hijau
terhadap kepustakaan dan dibuktikan di Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), UPT Balai
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya”
Bali, Bedugul, Provinsi Bali.
Pengambilan dan Preparasi Sampel Sampel segar daun sirih hijau (Piper betle L.)
dikumpulkan dari Desa Nongan daerah
karangasem di Provinsi Bali. Daun yang telah
dikumpulkan dicuci dengan air mengalir, dipilih
hanya daun yang berwarna hijau, kemudian
JURNAL KIMIA 12 (1), JANUARI 2018: 36-42
38
dikeringkan pada suhu kamar dan dihindarkan dari
paparan sinar matahari langsung karena dapat
menyababkan senyawa aktif yang memiliki
aktivitas antibakteri dapat rusak oleh paparan sinar
matahari secara langsung. Sampel yang telah
kering diserbukkan dengan menggunakan blender.
Serbuk disimpan dalam wadah tertutup kedap.
Pembuatan Ekstrak dan Purifikasi Ekstrak
Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Pembuatan ekstrak etanol daun sirih hijau
(Piper betle L.) dilakukan dengan metode
maserasi. Serbuk daun sirih hijau (Piper betle L.)
ditimbang sebanyak 50 gram kemudian
ditempatkan dalam toples kaca tertutup, kemudian
direndam dengan 300 mL etanol 96% selama ± 24
jam pada suhu ruang 32°C terlindung dari cahaya
dengan pengadukan sesekali. Hasil maserasi
disaring, diukur filtrat yang diperoleh. Residu
dimaserasi kembali dengan etanol 96%. Dilakukan
dua kali pengulangan. Seluruh filtrat yang
diperoleh ditampung menjadi satu dan diuapkan
dengan menggunakan alat rotary evaporator pada
suhu 40°C, sehingga diperoleh ekstrak kental.
Ekstrak kental etanol daun sirih hijau (Piper betle
L.) dilarutkan dengan etanol 96% kemudian
dimasukkan dalam corong pisah 100 ml.
Ditambahkan pelarut n-heksan dan aquadest (1:1)
v/v. Kemudian dilakukan penggojogan dan
didiamkan hingga terbentuk 2 fase yaitu fase atas
yang merupakan fase n-heksan dan fase bawah
yaitu fase etanol-air. Kedua fase ditampung
terpisah. Selanjutnya fraksi etanol-air (FEA I)
dibagi menjadi 2 untuk dilakukan LLE dengan
pelarut kloroform dan dietileter, sehingga
diperoleh fraksi n-heksan (FH), fraksi etanol-air
(FEA I), fraksi etanol-air (FEA II), fraksi etanol-
air (FEA III), fraksi klorofrom (FK) dan fraksi
dietileter (FD). Ke-6 fraksi diuapkan dengan
menggunakan rotary evaporator pada suhu 40ºC
sehingga diperoleh fraksi kental daun sirih hijau
(Piper betle L.) (Widyaningtiyas, 2014).
Serbuk serbuk daun sirih hijau yang dimulai
dari maserasi menggunakan teknik maserasi
menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil ekstrak
etanol dipisahkan denganmetode LLE pelarut n-
heksan: air (1:1) v/v hingga diperoleh fraksi n-
heksan (FH) dan fraksi etanol air (FEA I). Hasil
FEA I selanjutnya dibagi menjadi 2 Bagian.
Masing – masing bagian di ekstraksi dengan
metode LLE menggunakan pelarut kloroform dan
dietileter sehingga akan menghasilkan 4 fraksi
yaitu fraksi etanol-air (FEA II) dan Fraksi
Kloroform (FK) serta fraksi etanol-air (FEA III)
dan Fraksi dietil eter (FD).
Penetapan Kadar Air dengan Destilasi Toulena
Ekstrak kental etanol daun sirih hijau (Piper
betle L.) ditimbang seksama 5 gram, dimasukkan
ke dalam labu kering. Dimasukkan lebih kurang
200 mL toluen jenuh air ke dalam labu, pasang
rangkaian alat. Dimasukkan toluen jenuh air ke
dalam tabung penerima melalui pendingin sampai
leher alat penampung. Labu dipanaskan hati-hati
selama 15 menit. Setelah toluen mulai mendidih,
atur penyulingan dengan kecepatan lebih kurang
dari 2 tetes tiap detik, hingga sebagian besar air
tersuling, kemudian kecepatan penyulingan
dinaikkan hingga 4 tetes tiap detik. Penyulingan
dilanjutkan selama 5 menit. Tabung penerima
didinginkan sampai suhu ruang. Volume air dibaca
setelah air dan toluen memisah sempurna.
Percobaan ini diulang sebanyak dua kali. Kadar air
dihitung dalam % v/b (Zainab, 2016; Isnawati,
2013).
Uji Skrining Fitokimia dengan KLT
Sampel uji yaitu ekstrak etanol daun sirih
hijau (Piper betle L.), fraksi n-heksan (FH), fraksi
etanol-air (FEA I), fraksi etanol-air (FEA II),
fraksi etanol-air (FEA III), fraksi klorofrom (FK)
dan fraksi dietileter (FD) ditotolkan sebanyak 5
totolan pada Plat KLT Al Silika Gel GF254 ukuran
8 x 10 cm. Plat selanjutnya dielusi dengan fase
gerak toluen : etil asetat (93: 7) v/v (Wirasuta dan
Paramita, 2016). Plat KLT yang telah dielusi
selanjutnya dikarakterisasi dengan pereaksi
pendeteksi pereaksi Anisaldehid-asam sulfat P,
Folin-Ciocalteau dan FeCl3.
Uji Aktivitas Antibakteri
Suspensi bakteri dipipet sebanyak 50 μL
kemudian diteteskan pada media Mueller Hinton
Agar (MHA). Suspensi bakteri disebar dengan
menggunakan hoky stick. Konsenstrasi sampel uji
dari FH , FEA I, FEA II, FK, FEA III dan FD yaitu
640 mg/mL. sebanyak 20 20 μL masing-masing
fraksi diimpregnasikan pada kertas cakram
berukuran 6 mm. Kontrol positif pengujian adalah
doksisiklin disk dengan konsentrasi 30μg/disk.
Optimasi Metode Purifikasi Dari Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn) Yang Memiliki Aktivitas Antibakteri
Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes
(W. A. Wijaya, N. L. P. V. Paramita, dan N. M. P. Susanti)
39
Cawan petri yang telah ditempelkan kertas cakram
lalu diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan sebanyak
3 kali. Adanya aktivitas antibakteri dari sampel
ditunjukkan oleh terbentuknya zona bening
disekitar kertas cakram pada media.
Analisis Data
Data aktivitas daun sirih hijau (Piper betle
L.) terhadap bakteri P. acnes berupa diameter zona
hambat.. Data penelitian ini dianalisis dengan
analisis deskriptif. Analisis data dilakukan secara
deskriptif terhadap nilai diameter zona hambat
dengan mengkategorikannya berdasarkan Clinical
and Laboratory Standards Institute (CLSI) yaitu
resistant ≤ 14 mm, intermediate 15 – 19 mm,
susceptible ≥ 20 mm
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman
Hasil determinasi menunjukkan bahwa sam-
pel tanaman yang digunakan dalam penelitian
adalah daun sirih hijau (Piper betle L.) dari Famili
Piperaceae.
Preparasi sampel
Sampel daun sirih hijau yang digunakan pada
penelitian ini diperoleh dari Desa Nongan. Pada
penelitian sebelumnya oleh Widyaningtias (2014)
dan Budiningrum (2016) sampel daun sirih hijau
yang digunakan diperoleh dari Desa Duda,
Karangasem. Perbedaan tempat pengambilan
sampel sirih hijau akan berpengaruh terhadap
persentase komposisi senyawa kimia dalam
tanaman tersebut. Metode pengeringan sampel
sirih hijau pada penelitian ini menggunakan cara
diangin anginkan di diluar ruangan, dimana selama
proses pengeringan tidak terdapat kontrol suhu
lingkungan sehingga tidak dapat ditarik
kesimpulan apakah terdapat perbedaan senyawa
kimia akibat menggunakan metode pengeringan
yang berbeda dengan metode penelitian oleh
Widyaningtias (2014) dan Budiningrum (2016).
Menurut Magdalena dan Kusnadi, (2015) suhu
yang tinggi mampu mendegradasi senyawa fenolik
yang terdapat pada sirih hijau yang memiliki
aktivitas antibakteri.
Penetapan Kadar Air dengan Destilasi Toulena
Berdasarkan hasil kadar air hasil destilasi
menggunakan pelarut toluena pada serbuk daun
sirih hijau diperoleh persentasi nilai kadar air
sebesar 3,33% yang menunjukan bahwa kadar air
dari simplisia sirih hijau telah memenuhi syarat
sesuai ketentuan Farmakope Herbal Indonesia
yaitu kadar air simplisia tidak lebih dari 10%.
Pembuatan Ekstrak dan Purifikasi Ekstrak
Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle L.)
Pada penelitian ini pembuatan ekstrak
dilakukan dengan cara maserasi dengan etanol
96% selama 1 hari pada suhu ruang yaitu suhu 28-
32ºC dan dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali.
Hasil maserasi kemudian dipekatkan dengan
menggunakan vakum rotary evaporator pada suhu
40°C. Kemudian di uapkan pelarutnya didalam
oven pada suhu 40°C. Pada penelitian
Widyaningtias (2014) dan Budiningrum (2016)
proses pembuatan ekstrak yang dilakukan sama
dengan proses ekstraksi pada penelitian ini.
Perbedaan metode purifikasi pada penelitian ini
dengan penelitian Widyaningtias (2014) dan
Budiningrum (2016) yaitu pada pelarut yang
digunakan pada proses LLE. W dan B
menggunakan pelarut n-heksan dan akuades (1:2)
v/v sedangkan pada penelitian ini n-heksan dan
akuades (1:1) v/v sehingga pada penelitian
Widyaningtias (2014) dan Budiningrum (2016)
jumlah kandungan senyawa aktif dalam fraksi
etanol-air yang diperoleh dibandingkan dengan
penelitian ini berbeda dilihat dari hasil uji aktivitas
antibakteri. Pada penelitian Widyaningtias (2014)
dan Budiningrum (2016) mampu menghambat
pertumbuhan bakteri P. acnes sedangkan fraksi
etanol-air yang diperoleh pada penelitian ini tidak
mampu menghambat pertumbuhan bakteri P.
acnes.
Skrining fitokimia dengan KLT
Pereaksi Anisaldehid-Asam sulfat digunakan
untuk mengidentifikasi senyawa golongan
terpenoid. Pereaksi Folin-Ciocalteau digunakan
untuk mengidentifikasi senyawa golongan Fenol
dengan inti katekol, dan Pereaksi FeCl3 digunakan
untuk mengidentifikasi golongan senyawa fenol
sederhana. Hasil identifikasi pada keenam fraksi
menggunakan ketiga pereaksi terlihat hasil positif
JURNAL KIMIA 12 (1), JANUARI 2018: 36-42
40
mengandung senyawa golongan terpenoid,
golongan fenol dengan inti katekol dan golongan
fenol sederhana (Gambar 1 dan 2).
Gambar 1. Hasil Pemisahan A). Fraksi N-heksan
dan B).Fraksi Etanol-air (FEAI) dengan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Diamati di Bawah Sinar Tampak
setelah disemprot dengan pereaksi 1).
Anisaldehid-asam sulfat P; 2). Folin-
Ciocalteau; 3). FeCl3
Gambar 2. Hasil Pemisahan A). Fraksi Kloroform,
B). Fraksi Etanol-air (FEA II), C).Fraksi
Dietileter, D). Fraksi Etanol-air (FEA
III) Diamati diBawah Sinar Tampak
setelah disemprot dengan pereaksi
1).Anisaldehid-asam sulfat P; 2). Folin-
Ciocalteau; 3). FeCl3
Terlihat adanya kesamaan beberapa spot antar
fraksi menunjukkan bahwa proses pemisahan tidak
berlangsung maksimal karena kurangnya kontrol
KLT selama proses pemisahan. Namun warna spot
yang sangat kuat terlihat pada Fraksi Kloroform
dan Fraksi Dietil eter menunjukkan bahwa
senyawa golongan terpenoid, fenol dengan inti
katekol dan fenol sederhana banyak terpartisi di
pearut non polar tersebut.
Berdasarkan hasil studi pustaka, beberapa
contoh golongan senyawa terpenoid dalam sirih
hijau yaitu terpinen, caryophyllene (seskuiterpen)
dan fenilpropan (Lisdawati et al., 2008;
inayatullah, 2012), golongan senyawa fenol
dengan inti katekol pada daun sirih hijau (P. betle
Linn.) adalah allylpyrocatechol dan
hydroxychavicol, golongan senyawa fenol
sederhana yang terdapat pada daun sirih hijau (P.
betle Linn) adalah eugenol, chavibetol dan
carvacrol. Menurut Wirasuta dan Paramita (2016)
senyawa fenol yang aktif sebagai antibakteri
terhadap bakteri P. acnes adalah eugenol dan
kavikol.
Uji Aktivitas Antibakteri
Hasil uji aktivitas FH dan FD menghasilkan
daya hambat masing masing sebesar 8 mm dan 9
mm sedangkan FEA I, FEA II, FEA III dan FK
tidak memiliki antivitas antibakteri. Ini dapat
dilihat dari hasil uji antibakteri yang tidak mampu
menghasilkan daya hambat. Hasil uji pada kontrol
positif menunjukkan adanya daya hambat terhadap
pertumbuhan bakteri P. acnes dengan daya hambat
sebesar 42 mm dimana termasuk dalam kategori
susceptible. Perbedaan aktivitas antibakteri
disetiap fraksi karena perbedaan jumlah
kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam
setiap sampel. Karena pada pengujian pertama
dengan konsentrasi 640 mg/ml tidak menghasilkan
aktivitas maka peneliti mengulang kedua kalinya
dengan konsentrasi sebesar 640 mg/ml namun ke-6
fraksi tidak menghasilkan aktivitas antibakteri.
Setelah itu peneliti meningkatkan konsentrasinya
menjadi 750 mg/ml namun ke-6 fraksi tetap tidak
menghasilkan aktivitas antibakteri.
Perbedaan hasil uji aktivitas pada penelitian
ini dengan penelitian dari Budiningrum (2016)
dapat dipengaruhi oleh waktu panen daun sirih
hijau, metode pengeringan simplisia sirih hijau.
Pada penelitian ini juga tidak dilakukan uji
Optimasi Metode Purifikasi Dari Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn) Yang Memiliki Aktivitas Antibakteri
Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes
(W. A. Wijaya, N. L. P. V. Paramita, dan N. M. P. Susanti)
41
aktivitas antibakteri pada ekstrak etanol sebelum
dilakukannya purifikasi, sehingga tidak diketahui
apakah ekstrak awal terbukti memiliki aktivitas
antibakteri yang sama dengan penelitian yang
dihasilkan oleh widyaningtias (2014). . Walaupun
hasil skrinning KLT fitokimia dari FH dan FD
memiliki kesamaan dengan fraksi etanol air pada
penelitian Budiningrum (2016) yaitu memiliki
senyawa golongan terpenoid, fenol dengan inti
katekol dan fenol sederhana, namun diameter daya
hambat yang dihasilkan sangat berbeda.
Kelemahan penelitian ini adalah tidak adanya
pengukuran kadar terhadap senyawa pada Rf
tersebut.
SIMPULAN1DAN2SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa Metode purifikasi ekstrak daun
sirih hijau yaitu gabungan metode maserasi dan
LLE yang dilakukan belum optimal dilihat hasil
uji aktivitas antibakteri dari ke-6 fraksi. Hasil uji
aktivitas antibaketri dari ke-6 fraksi belum mampu
menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes dan
termasuk dalam kategori resistant.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada
penelitian selanjutnya perlu dilengkapi dengan
metode KLT Densitometri sebagai kontrol
kuantitatif terhadap kadar senyawa aktif untuk
menjamin efektivitas dari ekstrak sirih hijau.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Budiningrum, N. W., 2016, Uji Aktivitas
Antibakteri Propionibacterium Acnes
Ekstrak Terpurifikasi Daun Sirih Hijau
(Piper betle L.) Dari Beberapa Daerah
Dengan Zona Iklim Panas (0-700 MDPL) Di
BALI Dengan Metode Difusi Disk, Skripsi,
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Udayana.
Inayatullah, S., 2012, Efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus Aureus. Skripsi.
Jakarta. Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Jesonbabu, J., Spandana N. dan Lakshmi A., 2011,
The Potential Activity of Hydroxychavicol
against Pathogenic Bacteria, J. Bacteriology
Parasitology.Vol.2 (6). Pp: 1-4.
Lisdawati, V., D. Mutiatikum., S. Alegantina dan
Y. Astuti, 2008, Karakterisasidaun miana
(plectranthus scutellarioides (l.) Bth.) dan
buah sirih (piper betle l.) Secara fisiko kimia
dari ramuan lokal antimalaria Daerah
Sulawesi Utara. "Puslitbang Biomedis dan
Farmasi.
Paramita, N. L. P. V., A. A. G. R. P Yadnya., N.
W. Budiningrum., P. S. Yustiantara dan I.
M. A. G. Wirasuta, 2016, Detection of
antibacterial Compound Of Piper Betle L.
Purified extract Againts
Propionumbacterium Acnes By
Bioautography, Jurusan Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Udayana.
Putri, Z. F., 2010, Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L.)
terhadap Propionibacterium acnes dan
Staphylococcus aureus multiresisten,
Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sylvia L., 2010, Hubungan Antara Jenis
Mikroorganisme yang Ditemukan Pada Lesi
Akne dengan Bentuk Lesi Akne Di RS
Dr.M.Djamil Padang. (Tesis). Padang:
Program Pendidikan Dokter Spesialis
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Widyaningtias, N. M. S. R., 2014, Uji Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Terpurifikasi Daun Sirih
Hijau (Piper betle L.) Terhadap Bakteri
Propionibacterium acnes. Skripsi. Jimbaran
: Jurusan Farmasi Univeristas Udayana.
Wirasuta, I. M. A. G dan Paramita N. L. P. V.,
2016, Anti-Acne Biomarker Identification of
Essential Oil Piper betle L. folium, Jurusan
JURNAL KIMIA 12 (1), JANUARI 2018: 36-42
42
Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
Zainab., F. Gunanti., H. A. Witasari., C. A.
Edityaningrum., Mustofa dan M.
Murrukmihadi, 2016, Penetapan Parameter
Standarisasi Non Spesifik Ekstrak Etanol
Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi
l.), Prosiding Rakernas dan Pertemuan
Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia.
OPTIMASI METODEPURIFIKASI EKSTRAK DAUNSIRIH HIJAU (Piper betle Linn)YANG MEMILIKI AKTIVITASANTIBAKTERI TERHADAPBAKTERI Propionibacterium
Acnesby Wijaya, Vidya Paramita
Submission date: 31-Jan-2018 09:49PM (UTC+0700)Submission ID: 909231580File name: J-KIM-12-1-7-Wijaya-Paramita--Susanti_FIX.pdf (148.43K)Word count: 3305Character count: 20433
FINAL GRADE
/0
OPTIMASI METODE PURIFIKASI EKSTRAK DAUN SIRIHHIJAU (Piper betle Linn) YANG MEMILIKI AKTIVITASANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Propionibacterium AcnesGRADEMARK REPORT
GENERAL COMMENTS
Instructor
PAGE 1
PAGE 2
PAGE 3
PAGE 4
PAGE 5
PAGE 6
PAGE 7
19%SIMILARITY INDEX
18%INTERNET SOURCES
1%PUBLICATIONS
6%STUDENT PAPERS
1 2%
2 2%
3 1%
4 1%
5 1%
6 1%
7 1%
8 1%
OPTIMASI METODE PURIFIKASI EKSTRAK DAUN SIRIHHIJAU (Piper betle Linn) YANG MEMILIKI AKTIVITASANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Propionibacterium AcnesORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
www.unud.ac.idInternet Source
dokumen.tipsInternet Source
eprints.ums.ac.idInternet Source
perpusnwu.web.idInternet Source
ojs.unud.ac.idInternet Source
jurnal.uns.ac.idInternet Source
Submitted to Universitas MuhammadiyahSurakartaStudent Paper
Submitted to Padjadjaran UniversityStudent Paper
9 1%
10 1%
11 1%
12 1%
13 1%
14 <1%
15 <1%
16 <1%
17 <1%
18 <1%
19 <1%
20
journal.ipb.ac.idInternet Source
www.researchgate.netInternet Source
pasca.unhas.ac.idInternet Source
Submitted to Universiti Teknologi MARAStudent Paper
Submitted to Udayana UniversityStudent Paper
Submitted to Tunas Muda International SchoolStudent Paper
jurnal.fkip.uns.ac.idInternet Source
documents.tipsInternet Source
portalgaruda.ilkom.unsri.ac.idInternet Source
media.neliti.comInternet Source
mot.farmasi.ugm.ac.idInternet Source
id.scribd.com
<1%
21 <1%
22 <1%
23 <1%
24 <1%
25 <1%
26 <1%
27 <1%
28 <1%
29 <1%
30 <1%
31 <1%
Internet Source
mdc.ulpgc.esInternet Source
www.scribd.comInternet Source
ejurnal.stikes-bth.ac.idInternet Source
aem.asm.orgInternet Source
www.slideshare.netInternet Source
repository.usu.ac.idInternet Source
fdas.sumsel.orgInternet Source
jurnal.unsyiah.ac.idInternet Source
journal.unpad.ac.idInternet Source
www.perpusffup.or.idInternet Source
zeylaazzahra.blogspot.comInternet Source
32 <1%
33 <1%
Exclude quotes Of f
Exclude bibliography Of f
Exclude matches Of f
bdtd.unifal-mg.edu.br:8080Internet Source
J. Beutlich. "A Predominant Multidrug-ResistantSalmonella enterica Serovar Saintpaul ClonalLine in German Turkey and Related FoodProducts", Applied and EnvironmentalMicrobiology, 06/01/2010Publicat ion
top related