Hadits tentang etika siswa terhadap guru

Post on 27-Jun-2015

22616 Views

Category:

Education

54 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

HADITS TENTANG ETIKA SISWA TERHADAP GURU

Disusun untuk memenuhi tugas Hadis TarbawiDosen pengampu: Wahidin, S.Pd.I, M. Pd

Disusun oleh:Muhammad Hafidz 11110124Fatkhul Manan Jazuli 11110130Muhammad Fadholi 11110131Inti Yuliana 11110133

 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA2013

A.ETIKA SISWA TERHADAP GURU

Etika siswa terhadap guru:

Hendaklah murid menghormati guru, memuliakan serta mengagungkannya karena Allah, dan berdaya upaya pula menyenangkan hati guru dengan cara yang baik.

Bersikap sopan di hadapan guru, serta mencintai guru karena Allah.

Selektif dalam bertanya dan tidak berbicara kecuali setelah mendapat izin dari guru.

Mengikuti anjuran dan nasehat guru. Bila berbeda pendapat dengan guru,

berdiskusi atau berdebat lakukanlah dengan cara yang baik.

Jika melakukan kesalahan, segera mengakuinya dan meminta maaf kepada guru.

Adab seorang murid terhadap gurunya: Berpakaian rapi dan sopan lagi

bersih. Bersikap sopan santun dihadapan

guru. Murid menanyakan beberapa

masalah penting bagi manusia seperti tentang aqidah, ibadah dan akhlak yang harus dilakukan selama

hidup didunia ini.

B. Upah dalam Mengajarkan Agama

Hadits Rasulullah SAW:

ا ِك1َت/اُب, ًر4 ْذ6 ُت,ْم6 َع/َل/ْي6ِه1 ا/ْج6 ا ا/َخ/ َّقA َم/ ا1َّنA ا/َح/ الَلِه1 )رواه البخاري(

Artinya:Upah yang paling berhak

kamu ambil ialah

Kitabullah”. (HR. Bukhari)

Pendapatulama

tentang upah

Sayyid Sabiq

Imam Syafi’i

Madzhab Hambali

Ibnu Hazm

Abu Hanifah dan Imam Ahmad

Imam Maliki

Sayid Sabiq:Para ulama memfatwakan tentang

kebolehan mengambil upah yang dianggap sebagai perbuatan baik, seperti pahala

pengajar alquran, guru-guru disekolah dan yang lainnya diperbolehkan mengambil

upah karena mereka membutuhkan tunjangan untuk dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggungannya, mengingat

mereka tidak sempat melakukan pekerjaan lain seperti berdagang, bertani, dan yang

lainnya dan waktunya tersisa untuk mengajarkan alquran. 

Madzab HambaliMengambil upah dari pekerjaan azan, qomat, mengajarkan Al

Quran, fiqh, hadis, adalah tidak boleh, diharamkan bagi

pelakunya. Namun, boleh mengambil upah dari pekerjaan tersebut jika termasuk kepada mashalih, seperti mengajarkan Al Quran, hadis, dan fiqh dan haram mengambil upah yang termasuk kepada taqarrub seperti membaca Al Quran, shalat, dan yang lainnya.

Ibnu Hazm:Membolehkan pengambilan

upah sebagai imbalan mangajar Al Quran dan

pengajaran ilmu, baik secara bulanan maupun sekaligus karena nash yang melarang

tidak ada.

Abu Hanifah dan Imam Ahmad:

Melarang pengambilan upah

dari tilawah Al Quran dan

mengajarkannya bila kaitan

pembacaan dan pengajarannya

dengan taat atau ibadah.

Imam Maliki:

Boleh mengambil imbalan dari

pembacaan dan pengajaran Al Quran.

Imam Syifi`i:

Pengambilan upah dari pengajaran fiqh, hadis, menggali kuburan,

memandikan mayat, dan membangun madrasah adalah

boleh.

Kesimpulan:

Mengenai pengambilan upah dalam mengajarkan agama terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama, seperti imam Hanafi yang tidak membolehkan, kemudian imam Syafi`I, Maliki, Ibnu Hazm yang membolehkan, imam Hambali membolehkan ketika perbuatannya termasuk mashalih, dan mengharamkan ketika perbuatannya tergolong taqorrub.

Terima Kasih

top related