Gizi Buruk Pada Balita
Post on 21-Jul-2016
119 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
Paradigma Sehat
Fakultas Kedokteran Ukrida
6 November 2010
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas rahmat-Nya dan
karunia yang telah diberikan saya dapat menyelesaikan makalah PBL blok 1 modul 2 ini
dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.
Makalah PBL ini dibuat berdasarkan sasaran pembelajaran yang telah kami
lakukan bersama-sama dengan kelompok PBL saya yaitu E1. Makalah PBL ini
diperuntukan bagi siapa saja yang ingin mengetahui tentang cara berfikir kritis terhadap
suatu masalah. Oleh karna itu makalah PBL ini bisa membantu mengembangkan pola
pikir kita akan segala sesuatu hal atau masalah yang akan kita hadapi dalam profesi
dokter dari segala aspek yang ada, sehingga baik dan buruknya bisa terpikirkan dengan
baik.
Saya berusaha menyajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
oleh siapa saja yang membacanya, sekalipun orang itu adalah orang yang awam akan
pengetahuan tentang masalah bepikir kritis, sehingga tujuan dari makalah PBL ini akan
tersampaikan dengan baik.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada orang – orang yang membantu
sayadalam pembuatan makalah PBL ini. Saya menyadari bahwa makalah PBL ini jauh
darisempurna, oleh karena itu, saya bersedia menerima kritik dan saran yang positif
danmembangun dari rekan – rekan pembaca untuk penyempurnaan pada makalah
PBLselanjutnya. Semoga makalah PBL ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua
Jakarta, September 2010
Penulis
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Paradigma Sehat
Paradigma SehatMenurut para ahli, paradigma dapat didefinisikan menjadi.1
1. Hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengukur teori itu
berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal yang perlu
diselidiki.
2. Pola pikir alam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan
(ferguson)
3. menurut Thomas Kuhn (1979) paradigma sebagai model , pola atau pandangan
dunia yang dilandasi pada dua karakteristik yaitu penampilan dari kelompok yang
menunjukan keberadaannya terhdap sesuatu yang diyakini dan terbuka untuk
penyelesaian masalah alam kelompoknya.
Sedangkan sehat sendiri didefinisikan sebagai suatu keadaan kondisi fisik, mental, an
kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan.2 Sehingga paradigma sehat dapat iartikan sebagai upaya untuk
lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif. Paradigma sehat tersebut
merupakan model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang mampu
mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka
sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi pentingnya pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif.
Visi Indonesia Sehat 2010Upaya besar bangsa Indonesia dalam meluruskan kembali arah pembangunan
nasional yang telah dilaksanakan dalam tiga dasawarsa terakhir ini, menurut reformasi
total kebijakan pembangunan dalam segala bidang. Untuk bidang kesehatan, tuntutan
reformasi total tersebut masih ada ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar-
daerah dan antar-golongan, derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal
dibandingkan dengan negara tetangga, dan kurangnya kemandirian dalam
pembangunan kesehatan.Untuk meningkatkan daya tangkal dan daya juang kesehatan
yang merupakan modal utama pembangunan nasional, tinjauan kembali terhadap
kebijakan pembangunan kesehatan merupakan sebuah keharusan.3
Perubahan pemahaman tentang konsep sehat dan sakit serta makin kayanya
khasanah ilmu pengetahuan dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit
yang multifaktorial, telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang
lebih mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat mengutamakan pelayanan
kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Pentingnya penerapan paradigma
pembangunan kesehatan baru, yaitu paradigma sehat merupakan upaya untuk lebih
meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif. Untuk terwujudnya paradigma
sehat sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang baru, kajian yang saksama
tentang dasar, visi, serta misi pembangunan kesehatan perlu segera dilakukan.
B. Gizi pada balitaIndikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi(AKB)
atau Infat Mortality Rate(IMR). Dari hasil penelitian yang ada, angka kematian bayi ini
tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor faktor lain, terutama gizi. Status gizi
ibu pada waktu melahirkan , dan gizi bayi itu sendiri sebagai faktor tidak langsung
maupun langsung sebagai penyebab kematian pada bayi. Penyakit diare dan pneumonia
pada bayi yang merupakan penyakit pembunuh(killing diseases) utama bayi dan anak
balita ternyata juga berkaitan dengan gizi buruk pada bayi dan anak balita tersebut.4 Bayi
ataupun anak balita yang kekurangan gizi sangat rentan terhadap penyakit-penyakit
infeksi, termasuk diare dan infeksi saluran akut, utamanya pneumonia. Oleh sebab itu,
perbaikan gizi masyarakat, yang difokuskan pada perbaikan bayi dan anak balita
merupakan awal dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebaliknya,
kekurangan gizi pada bayi akan berakibat terhadap munculnya masalah kesehatan yang
lain, dan akhirnya akan berdampak terhadap menurunnya derajat kesehatan masyarakat.
Gizi Buruk BalitaMakanan bergizi sangat penting diberikan kepada bayi sejak masih dalam
kandungan. Selanjutnya, masa bayi dan balita merupakan momentum paling penting
dalam”melahirkan” generasi pintar dan sehat. Jika usia ini tidak dikelola dengan baik,
apalagi kondisi gizinya buruk, di kemudian hari akan sulit terjadi perbaikan kualitas
bangsa. Masalah gagalnya ”penangan bayi dan balita” bukan akibat pembawaan,
melainkan merupakan proses usaha yang kurang berhasil. Hal ini dapat dilihat dari data
yang menunjukan perbandingan yang sangat berbeda antara kondisi bayi yang lahir di
negara berkembang dan bayi yang lahir di negara maju. Di indonesia misalnya, masih
banyak bayi yang lahir dengan berat badan di bawah 2.500 gram. Artinya, di bawah berat
badan lahir normal. Sementara itu, di beberapa negara maju berat badan bayi lahir rata-
rata 3.800 gram. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi mereka yang telah maju disampinng
adanya kesadaran dan pengetahuan orangtua tentang gizi keluarga.5
Kualitas gizi merupsakan cerminan kuantitas(jumlahnya) dan kualitas(ragamnya)
pasokan gizi makanan yang dikonsumsi dan kemampuan tubuh untuk memanfaatkannya
secara optimal. Kabar keprihatinan atas berita banyaknya anak balita yang menderita gizi
buruk, hendaknya tak sekedar sebagai penghias media massa. Namun yang diperlukan
adalah sebuah tindakan nyata. Dengan mudah kita dapat melacaknya , melalui
pencatatan-pelaporan kader seperti di posyandu. Demikian pula , sebagian besar anak di
saat usia balita (sejak lahir hingga 60 bulan), pastikan memiliki Kartu Menuju Sejahtera
(KMS) yang diberikan saat berkunjung ke posyandu.6 Dari data yang dilacak ulang
berdasarkan plot berat badan di setiap KMS anak, dapat ditentukan apakan anak-anak
berstatus gizi buruk atau tidak. Kurang gizi tingkat berat atau gizi buruk ini disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam
waktu yang cukup lama. Gizi buruk ini diketahui dengan cara pengukuran berat badan
(BB) menurut tinggi badan(TB) dan atau umur dibandingkan dengan standar, dengan atau
tanpa tanda-tanda klinis (maramus, kwasikor, dan marasmus-kwasirkor). Batas gizi buruk
pada balita adalah kurang dari -3.0 SD baku WHO.5,6
Kekuragan zat-zat gizi pada makanan bayi dapat mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan. Di samping itu, bayi menjadi lebih rentan terhadap
penyakit infeksi dan selanjutnya bahkan dapat mengakibatkan kematian bayi tersebut.4
Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat perhatian yang
serius terutama pada bayi berstatus gizi buruk.
C. Demografi dan KBDemografi adalah studi ilmiah tentang penduduk, terutama tentang fertilitas,
mortalitas, dan mobilitas. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran
geografis, komposisi penduduk dan karakter demografis lainnya, serta bagaimana faktor-
faktor berubah dari waktu ke waktu. Para ahli demografi terutama tertarik pada statistik
fertilitas(kelahiran), mortalitsa(kematian), dan mobilitas(perpindahan tempat) karena
ketiga variabel ini merupakan komponen yang berpengaruh terhadap perubahan
penduduk.7
Sedangkan KB atau progran keluarga berencana merupakaan progran yang dibentuk
oleh pemerintah Indonesia untuk membentuk sebuah keluarga yang sehat dan produktif.
Berikut mrupakan pentingnya gerakan KB untuk keluarga terutama pada peningkatan
kesehatan fisik karena mengikuti konsep KB.8
1. Umur optimal untuk mempunyai anak berkisar antara 20-30 tahun, dengan
maksimal 35 tahun
2. dengan memperhitungkan rintangan umur, sisa usia selanjutnya apat
dipergunakan untuk mempersiapkan diri berkarya sehingga kesejahteraan
keluarga meningkat dalam arti luas.
3. jumlah dan susunan keluarga yang berorientasi NKKBS :
a. mengurangi morbiditas dan mortalitas
b. Menghilangkan konsep empat terlalu sehingga
komplikasi,persalinan,dan masa laktasi apat diturunkan.
c. Dampak hamil ketika kesehatan optimal terhadap tumbuh-
kembang intrauteri lebih baik sebagai dasar utama untuk
membangun SM sejak awal.
Berkaitan dengan konsep pelaksanaan KB, ahli demografi dari Chili mengemukakan
hubungan antara kesejahteraan an penerimaan KB. Gambaran demografi yang
dikemukakan adalah.8
- Jumlah penduduk diharapkan stabil, antara yang lahir dan yang meninggal.
- Penerimaan KB adalah kebutuhan pokok setiap keluarga.
- Saat tingkat kesejahteraan tercapai pelaksanaan gugur kandung untuk
menstabilkan penduduk hanya merupakan suplemen semakin berkurang.
- Tingkat kesejahteraan seimbang antara jumlah susunan keluarga, pendapatan per
kapita(keluarga), serta upaya meningkatkan SM dalam keluarga.
Untuk mencapai sasaran tahap akhir masyarakat sejahtera harus dilalui tiga tahapan ,
yaitu.8
Tahap 1
- Kelahiran tinggi, KB belum dapat diterima
- Terminasi kehamilan sebagai jalan pintas
Tahap 2
- Penidikan mulai meningkat
- Kelahiran turun
- KB diterima, tetapi terminasi hamil tetap tinggi
Tahap 3
- Pendidikan dan kesejahteraan mapan
- Kelahiran rendah
- KB merupakan kebutuhan hidup
- Terminasi hamil hanya merupakan suplemen
Engan demikian, gerakan keluarga berencana sangat berperan dalam upaya untuk
menurunkan angka morbiilitas dan mortalitas maternal perinatal.
D. Promosi KesehatanPromosi kesehatan tidak hanya meningkatkan ”:kesadaran” dan ”kemauan” seperti
yang dikonotasikan dalam pendidikan kesehatan. Demi mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik dari fisik, mental, maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan
mewujukan aspirasi dan kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungan. Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut
pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk perubahan
lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.9Dalam pelaksanaannya,
promosi kesehatan memiliki 3 sasaran yaitu.9
1. Sasaran Primer , adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang diharapkan
mempunyai masalah, yang diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan
memperoleh manfaat paling besar ari perubahan perilaku tersebut.
2. sasaran sekunder, adalah individu atau kelompok yang memiliki pengaruh atau
disenangi oelh sasaran primer. Sasaran sekunder diharapkan mampu
mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran primer.
3. asaran tersier, adalah para pengambil kebijakan,penyandang dana, pihak-pihak
yang berpengaruhdi berbagai tingkatan (pusat,propinsi,kabupaten,kecamatan,
dan desa atau kelurahan)
E. Gizi MasyarakatSetiap manusia tidak akan pernah bisa lepas dari makanan, karena dalam
kehidupan sehari-haringa makanan merupakan salah satu persyaratan pokok untuk
manusia disamping udara(oksigen). Sedangkan ilmu yang mengkaji masalah makanan
dan dikaitkan dengan kesehatan ini disebut gizi. Sebuah batasan mengatakan bahwa ilmu
gizi adalah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi
bagian tubuh dan energi serta diekskresikan sebagai sisa.Berbagai pengembangan
berikutnya, ilmu gizi dimulai dari pengadaan,pemilihan, pengolahan, sampai dengan
penyajian makanan tersebut.4 Dari beberapa batasan tersebutlah dapat ditarik kesimpulan
bahwa ilmu gizi itu mencakup dua komponen penting, yaitu makanan dan kesehatan.
Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar
makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Berikut merupakan zat
makanan beserta fungsinya.4
1. Protein, biasa diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-
tunbuhan(protein nabati) dan dari hewan(protein hewani). Beberapa fungsi
dari protein adalah membangun sel-sel yang rusak, membentuk zat-zat
pengatur(seperti enzim dan hormon), serta membentuk zat inti energi(1 gram
energikira-kira akan memghasilkan 4,1 kalori.
2. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dsb. Funsi dari lemak
ini adalah :
- menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia(1 gram lemak
menghasilkan 9,3 kalori)
- sebagai pelarut vitamin A,D,E,dan K
- sebagai pelindung terhaap bagian-bagian tubuh tertentu dan pelindung
bagian tubuh pada temperatur rendah.
3. Karbohidrat, funfsi-fungsi karbohidrat aalah salah satu pembentuk energi
yang paling murah karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari
tumbuh-tumbuhan(beras,singkong,jagung,dsb) yang merupakan makanan
pokok bagi masyarakat Indonesia.
4. Vitamin. Vitamin ini debedakan menjadi 2 jenis yaitu vitamin yang larut
dalam air ( vitamin A dan B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin
A,D,E, dan K). Dalam perannya, vitamin ini memiliki fungsi masing-masing
dalam proses metabolisme dalam tubuh.
5. Mineral, terdiri dari zat kapur(Ca), zat besi(Fe), zat Fluor(F), natrium(Na) ,
dan Chlor(Cl),kalium(K), dan iodium(I). Fungsi dari mineral adalah sebagai
bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari
struktur sel dan jaringan.
Dalam peninjauannya, Ilmu gizi masyarakat (public health nutrition) merupakan
ilmu yang berkaitan mengenai gangguan gizi pada kelompok masyarakat. Gizi
masyarakat yang berurutan gangguan gizi pada masyarakat, dimana masyarakat
mempunyai aspek yang sangat luas maka penanganannya harus secara multisektor
dan multi disiplin. Profesi dokter saja belum cukup untuk menangani masalah gizi
masyarakat. Penanganan gizi masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi pada
penderita saja karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke masyarakat.
Oleh karena itu, terapi penderita gangguan gizi masyarakat tidak saja ditunjukkan
kepada penderitanya saja,tetapi seluruh masyarakat tersebut.Penanganan atau
perbaikan gizi sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan pada gangguan gizi atau
kesehatan saja, melainkan juga ke arah bidang-biang yang lain.
Dalam masyarakat terdapat beberapa kelompok rentan gizi. Kelompo rentan gizi
adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan
kesehatan atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya kelompok rentan gizi ini
berhubungan dengan proses kehidupan manusia. Oleh sebab itu kelompok ini terdiri
dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Kelompok-kelompok
rentan gizi itu terdiri dari beberapa kelompok berikut ini.4
1. Kelompok bayi, umur 0-1 tahun.
Kelompok bayi ini merupakan kelompok yang rentan karena dalam siklus
kehidupan manusia, bayi berada dalam masa pertumbuhan an perkembangan
yang paling pesat.
2. Kelompok di bawah 5 tahun(balita). 1-5 tahun.
Anak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan
penyakit karena anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan
bayi ke makanan orang dewasa.
3. Kelompok anak sekolah (6-12 tahun)
Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan lebih baik
dibandingkan dengan kesehatan balita. Tetapi masalah ini timbul karena pada
umur-umur ini anak sangat aktif bermain dan banyak kegiatan.
4. Kelompok remaja (13-20 tahun)
Di usia anak remaja ini kegiatan jasmani terutama olah raga mencapai kondisi
puncaknya, oleh sebab itu apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan kalori, maka akan terjadi defisiensi yang akan menghambat
pertumbuhannya.
5. Kelompok ibu hamil dan menyusui
Pada kelompok ibu hamil, dikataka kelompok yang rentan karena
berhubungan dengan proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan janin yang
menjadi pendukung bagi proses kelahirannya. Kemudian pada ibu menyusui,
kelompok ini dikatakan rentan karena, ibu-ibu menyusui memerlukan
kebutuhan kalori, vitamin,dsb dalam menjamin kecukupan ASI bagi bayi.
6. Kelompok Usia lanjut
Pada kelompok usia lanjut ini merupakan kelompok yang mulai mengalami
penurunan fungsi organ tubuh/pencernaan.
Setelah diuraikan seluruh kelompok rentan gizi, kelompok umur yang rentan
terhadap penyakit-penyakit adalah kelompok bayi dan balita.oleh sebab itu indikator
yang baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi bayi dan
balita. Ada 4 cara yang sering digunakan di bidang gizi masyarakat dalam mengukur
status gizi seseorang, lebih spesifiknya standart dimana seseorang diakatak bergizi
buruk.4
1. Berat badan per umur, gizi kurang yang mencakup kekurangan kalori dan
protein (KKP) tingkat I & II.
2. Tinggi badan menurut umur, Gizi buruk apabila panjang/tinggi badan
bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standart Harvar.
3. Berat badan menurut tinggi, gizi buruk apabila berat bayi/anak menurut
panjang/tingginya 70% atau kurang dari standart Harvard.
4. Lingkar lengan atas (LLA)menurut umur, gizi buruk apabila LLA bayi/anak
menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Wolanski
5. Indeks massa tubuh (IMT), gizi buruk(kurus) apabila hasil perhitungan IMT
kurang dari 18.
F. PosyanduPosyandu adalah suatu forum komunikasi , alih teknologi dan pelayanan
kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis
dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.10 Posyandu adalah untuk
keterpaduan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana yang dilaksanakan di
tingkat dusun dalam wilayah kerja msing-masing pukskesmas. Pembentukan
posyandu ini tentu memiliki tujuan jangka panjang.11
1. Untuk menurunkan angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR)
2. Untuk dapat menurunkan angka kelahiran atau Birth Rate.
3. penurunan angka kematian ibu bersalin atau Maternal Mortality Rate.
Posyandu ini memiliki bebrapa program dan sasaran yang harus dilakukan guna
memenuhi tujjuan posyandu tersebut. Program-program tersebut adalah.
1. KIA
2. KB
3. P2M (Pemberantasan Penyakit Menular)
4. Upaya Peningkatan Gizi
Program – program ini meiliki beberapa sasaran yaitu :
- Ibu hamil
- Ibu menyusui
- Pasangan usia subur
- Balita
Dalam menjalankan perannya dalam masyarakat, posyandu memiliki suatu sistem
yang juga disebut sebagai Sistem Pelayanan Terpadu. Sistem adalah suatu rangkaian
komponen yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan yang jelas.
Komponen suatu sistem terdiri dari in-put,proses,out-put,effect,out come dan
mekanisme umpan baliknya.11
1. In-put : Masukan dan persiapan yang diatur dan disesuaikan dengan
tujuan dan sebagainya (minute: jangka waktu pelaksanaan
program dan market: sasaran masyarakat)
2. Process : Perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pelaksanaan
program, pengawasan dan pengendalian untuk kelancaran
kegiatan dari program puskesmas.
3. Out-put : Cangkupan kegiatan program : Jumlah kelompok masyarakat
yang sudah diberikan pelayanan kesehatan dibandingkan
dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran
program.
4. Effect : Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat yang
diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang tersedia.
5. Out-come : Dampak program dengan peningkatan status kesehatan
masyarakat.
Pada penyelenggaraannya, posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih di biang
kesehatan, biasa berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dan lain-lain dengan
bimbingan tim pembina PKMD tingkat kecamatan. Baiknya, posyandu berada pada
tempat yang mudah idatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri.
Penyelenggaraan posyandu ini dilakukan dengan ”Sistem Lima Meja” yaitu.5
Meja I : Pendaftaran + penyuluhan kelompok
Meja II : Penimbangan bayi dan anak balita
Meja III : Pencatatan ( pengisian KMS)
Meja IV : Penyuluhan perorangan
Meja V : Pelayanan
Strata Posyandu dan Intervensi.11
- Posyandu pertama : kegiatan belum rutin,kader aktif terbatas,belum
mantap, pelatihan kader dan penambahan kader.
- Posyandu Madya : cakupan progam utama (KB,KIA < GIZI dan
Imunisasi) < 50%, pergerakan PSM secara aktif.
- Posyandu Purnama : Kegiatan > 8x/th, kader 5 atau lebih , cangkupan
program utama > 50%, program tambahan+dana sehat sederhana.
- Posyandu Mandiri : Dana sehat lebih menjangkau 50% KK diarahkan
ke JPKM.
G. Kesehatan LingkunganKesehatan lingkungan pada hakikatnyaadalah suatu kondisi atau keadaan-
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status
kesehatan yang optimal pula. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan
lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan
hidup manusia agar merupakan meia yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang
optimum bagi manusia yang hidup didalamnya. Pada negara berkembang seperti
indonesia, salah kesehatan lingkungan berkisar pada sanitasi(jamban), penyedian air
minum,perumahan,pembuangan sampah , dan pembuangan air limbah.
1.Perumahan (housing)
Rumah merupakam salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.
Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka
dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat , tetapi kadang desainnya
masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Rumah sehat memiliki
beberapa ciri2, diantaranya adalah.4
- Bahan-bahan bangunan yang digunakan baik dan
cocok/menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
- Ventilasi, mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah
untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut agar
tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan
oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Fungsi kedua dari
ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari
bakteri-bakteri. Fungsi lainnya adalah untuk mejaga agar
ruangan rumah selalu tetap dalam kelembaban yang optimum.
- Cahaya, rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup,
tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang
masuk ke dalam rumah , terutama cahaya matahari di samping
kurang nyaman juga merupakan media atau tempat yang baik
untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya bila
pencahyaan terlalu banyak didalam rumah, akan menyebabkan
silau dan akhirnya dapat merusak mata.
- Luas bangunan rumah.luas lantai bangunan rumah sehat harus
cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai
bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya.
- Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat
1. Penyediaan air bersih yang cukup
2. Pembuangan tinja
3. Pembuangan air limbah
4. Pembuangan sampah
5. Fasilitas dapur
6. Ruang berkumpul keluarga
2. Penyediaan Air Bersih
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih
cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan.
Kebutuhan manusia akan air sangat komplek antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci dsb. Diantara kegunaan air tersebut, yang sangat
penting adalah kebutuhan untuk minum. Berikut merupakan syarat-syarat
air bersih.4
a. Syarat fisik : bening(tidak berwarna), tidak berasa,
suhu dibawah suhu udara di luarnya.
b. Syarat bakteriologis : bebas dari segala bakteri
terutama bakteri patogen.
c. Syarat Kimia : mengandung zat-zat yang kimia
yang sesuai dengan aturan dan standart yang ada.
3. Pembuangan Kotoran Manusia
Yang dimaksud dengan kotoran manusia adalah semua benda atau zat
yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja(feses),
air seni(urine), dan CO2. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah
pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang poko untuk sedini
mungkin diatasi. Karena kotoran manusia(feses) adalah sumber
penyebaran penyakit yang multikompleks.
4. Pengolahan Sampah
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak lagi
dipakai oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam
suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat
Amerika membuat batasan , sampah adalah sesuatu yang sudah tidak lagi
digunakan, tidak dipakai , tidak disenangi, atau sesuatu yang tidak terjadi
dengan sendirinya. Cara-cara pengelolaan air limbah :
i. Pengumpulan dan Pengangkutan sampah
ii. Pemusnahan dan pengolahan sampah :
1. Ditanam
2. Dibakar
3. Dijadikan Pupuk
5. Pengelolaan Air limbah
Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup
terhadap pencemaran air limbah tersebut. Beberapa cara sederhana
pengolahan air buangan antara lain :
i. Pengenceran, Air limbah diencerkan sampai mencapai
konsentrasi yang cukup rendah,kemudian baru dibuang ke
badan-badan air.
ii. Kolam Oksidasi
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar
matahari,ganggang, bakteri dan oksigen alam proses
pembersihan alamiah.
iii. Irigasi : Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang
digali, dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui
dasar dan dinding parit-parit tersebut.
Pembahasan
Visi Indonesia Sehat 2010Dalam Visi Indonesia Sehat, tersirat paradigma sehat yang dapat dipahami secara Makro
dan mikro. Secara makro, semua sector pembangunan harus memperhatikan dampaknya
terhadap kesehatan, memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan perilaku dan
lingkungan sehat. Secara mikro, pembangunan kesehatan lebih ditekankan pada upaya
preventif dan promotif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.12
Gizi BurukDi Indonesia, yang sekarang sedang mengahadapi krisis ekonomi ini masih terlalu
banyak ijumpai adanya gizi buruk pada masyarakat terutama pada balita yang menjadi
derajat utama indikator kesehatan masyarakat.Terlebih bangsa Indonesia merupakan
salah satu dari bangsa-bangsa yang sedang berkembang, bangsa Indonesia dituntut untuk
memajukan atau melakukan pembangunan di berbagai sektor kehidupan, tterutama
kesehatan yang sering disorot sebagai penilaian bahwa suatu negara itu mapu atau
tidakdalam mewujudkan paradigma yang ditargetkan. Kita harus jujur bahwa kasus-kasus
gizi buruk jauh-jauh hari sebelumnya sudah di alami banyak anak-anak di Indonesia.
Dalam sekian banyak kasus gizi buruk, sebagian besar atau bahkan boleh dikatakan
bahwa hampir semua terjadi bukan karena bawaan melainkan karena suatu alasan
ataupun ataupun suatu proses yang kurang berhasil atau bahkan mungkin tidak berhasil
sama sekali dalam penerapannya.
Promosi KesehatanKasus gizi buruk yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia, sebagian besar
dikarenakan adanya promosi kesehatan yang kurang merata di seluruh daerah di
indonesia. Promosi kesehatan yang sering dikesampingkan orang dan hanya dijadikan
sebuah angin lalu, baru akan terasa dampaknya apabila sebuah wabah terjadi di
Indonesia ini. Seperti saat maraknya kasus gizi buruk di berbagai negara di Indonesia.
Untuk mencegah terjadinya gizi buruk, diperlukan promosi kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif.
Promotif (peningkatan kesehatan) adalah suatu usaha yang ditunjukan untuk
meningkatkan kesehatan.yang meliputi usaha-usaha,peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkunagn, olah raga secara teratur,
istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan
yang optimal. Sedangkan preventif (pencegahan penyakit) merupakan usaha yang
ditunjukkan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian
imunisasi pada bayi dan ibu hamil, pemeriksaan secara berkala untuk medeteksi penyakit
secara dini.11
Seharasnya dengan promosi kesehatan yang mendasar dan bersifat promotif dan preventif
ini saja bisa meningkatkan pencegahan terhadap berbagai macam penyakit terutama gizi
buruk. Berikut merupakan beberapa contoh hal-hal yang harus diberikan dalam promosi
kesehatan untuk mencegah atau mengurangi jumlah penderita gizi buruk,yaitu mengenai :
1. Paradigma Sehat
Yaitu bila setiap masyarakat mengerti akan apa arti paradigma sehat dan
visi Indonesia sehat 2010, maka tidak menutup kemungkinan masyarakat
akan lebih mengerti mengenai pentingnya kesehatan dan sadar akan
terciptanya visi Indonesia sehat 2010 yang secara otomatis jugag jumlah
penderita gizi buruk akan menurun.
2. Gizi masyarakat
Dalam pengetahuan mengenai gizi masyarakat yang cukup, seharusnya
tidak akan banyak kasus mengenai gizi buruk terjadi di masyarakat
Indonesia. Karena bila masyarakat benar benar mengerti penerapan dari
gizi masyarakat, maka gizi yang cukup dan seimbang akan selalu terjaga
dan didapatkan.
3. Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan faktor yang penting dan berpengaruh
juga pada kesehatan dan gizi di kalangan masyarakat negara berkembang
seperti Indonesia ini. Karena pada negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia,maslah yang sering ditemukan adalah masalah kesehatan
lingkungan yang belum dapat teratasi dengan baik.
4. Posyandu
Posyandu merupakan sarana yang penting di dalam lingkup masyarakat
yang berpengaruh besar pada status gizi balita. Karena status gizi balita
yang buruk atau tidak akan dapat diketahui setelah posyandu membantu
masyarakat melakukan pengecekan terhadap status gizi balita secara
berkala.
5. Demografi dan KB
Demografi dan KB jugag merupakan hal yang penting untuk penurunan
gizi buruk balita dkalangan masyaakat Indonesia. Hal ini dikarenakan
dengan adanya demografi dan KB, dapat diketahui berapa jumlah anggota
keluarga yang efektif yang seharusnya dimiliki oleh setiap keluarga di
Indonesia ini. Sehingga juga pembagian gizi untuk setiap orang i keluarga
tersebut merata dan tidak terjai gizi buruk.
KESIMPULANDari beberapa perancangan Visi Indonesia Sehat 2010 dimana diharapkan bahwa seluruh
masyarakat dapat hidup ”sehat” dalam artian masih produktif di segala bian misalnya
ekonomi sosial dll. Visi tersebut belum dapat tercapai karena masih adanya kendala pada
berbagai bidang seperti yang telah dipaparkan di makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Profesi dan Praktik keperawatan Profesional. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan komunitas. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2009
3. Syafrudin, Hamidah. Kebidanan komunitas. Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2009.
4. Notoatmodjo S. Kesehatn masyarakat ilmu dan seni. Jakarta:Rineka Cipta;2007.
5. Widjaja MC. Gizi tepat untuk perkembangan otak dan kesehatan balita.
Jakarta:Kawan Pustaka;2002.h.1
6. Aritonang I, Priharsiwi E. Busung lapar. Yogyakarta:Media Pressindo;2006.h.24-
43
7. Manuaba IBG. Ilmu kesehatan, penyakit kanungan dan keluarga berencana.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003
8. Manuaba IBG. Kuliah obstretri. Jakarta:Penerbit Buku Keokteran ECG;2008
9. Maulana HD. Promosi kesehatan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009
10. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran EGC;2009.h.153.267-8
11. Syafrudin, Theresia, Jomina. Ilmu kesehatan masyarakat untuk mahasiswa
kebidanan. Jakarta:CV.Trans Info Media;2009
12. Siswanto H. Widyastuti P.editor. Kamus popule kesehatan lingkungan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003.
top related