FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN …€¦ · FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi
Post on 08-Nov-2020
16 Views
Preview:
Transcript
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI
PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA
JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410
Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: lpmtl@stmt-trisakti.ac.id, Website: www.stmt-trisakti.ac.id
Judul Penelitian
FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PENDAPATAN PERMANEN
O
l
e
h
AMRIZAL
Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti
Jakarta, November 2000
2
KATA PENGANTAR
Membuat Karya Ilmiah atau melakukan penelitian sudah merupakan tugas pokok
yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam
rangka penyesuaian/persyaratan pengusulan Akreditasi Dosen atau jenjang kepangkatan
pada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI (STMT TRISAKTI)
Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan
saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali tentang isi tulisan singkat “Jurnal” yang
dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai dengan namanya, dan inipun
sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.
Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah
berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu
penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat tulisan singkat “Jurnal” ini bisa lebih
disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum
melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa dan lain sebagainya. Agaknya tidaklah terlalu
berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan bukanlah data main-
mainan, akan tetapi merupakan data resmi publikasi pemerintah sesungguhnya serta
badan-badan resmi pemerintah dan lainnya, yang telah menghimpun: Data-data Makro
Ekonomi dan Pembangunan Indonesia dari masa kemasa dengan rentang waktu tahun
1960-2006 seperti: Pendapatan Nasional Indonesia, APBN, Neraca Pembayaran,
Kependudukan dan Tenaga Kerja dan lain sebagainya.
Kemudian sebagai upaya menjaga keilmiahan sajian tulisan singkat “Jurnal” yang
penulis buat ini diperlukan wadah akurasi “Ilmu Ekonomi Terapan” sebagai
penuntun/pembanding, yaitu suatu wadah yang mencontohkan berbagai corak maupun
topik bahasan tulisan para ahli ekonomi papan atas menampilkan karya ilmiahnya
melalui berbagai Jurnal ekonomi domestik maupun asing. Tulisan singkat “Jurnal” ini
belum pernah diterbitkan dan hanya digunakan sebagai publikasi kepustakaan STMT
TRISAKTI agar dapat dibaca oleh mahasiswa atau pembaca ilmiah lainya yang
barangkali punya kepentingan sama dengan penulis.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ketua STMT
TRISAKTI Husni Hasan, A.MTrU, S.Sos, MM, bapak Puket I STMT TRISAKTI
H. Andri Warman, BSc, S.Sos.,MM dan Civitas Akademika lainnya STMT Trisakti
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Tidak terlupa salam
yang istimewa terhadap fihak DIKTI/Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan
penyesuaian/pengusulan Akreditasi Penulis untuk kedua kalinya, dan berbagai fihak yang
telah disibukkan atas penyesuaian/pengusulan akreditasi ini, demikian dan terima kasih.
Jakarta, November 2000
( Amrizal )
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1. PENDAHULUAN
2. KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI
2.1. Konsumsi Dan Pendapatan Permanen
2.2. Konsep Pendapatan Nasional
2.3. Pembentukan Model Fungsi Konsumsi
2.4. Perumusan Model Kedalam Bentuk Fungsi
3. HASIL PERHITUNGAN DAN PENEMUAN EMPIRIS
3.1. Hasil estimasi Fungsi Konsumsi
3.2. Hasil Perbandingan Penelitian
4. KESIMPULAN
DAFTAR BACAAN
LAMPIRAN
4
1. PENDAHULUAN
Kalau ditilik konsep teori yang diaturkan W.W Rostow bahwa hight consumption
merupakan tahap terakhir yang mencirikan bahwa suatu negara itu bakan saja telah take-
off akan tetapi lebih daripada itu negara yang dimaksud telah memenuhi sebagai negara
yang serba mewah. Sebaliknya bagi negara-negara yang berukuran antara under-
developed countries sampai pada developing countries, konsumsi yang tinggi merupakan
suatu hambatan yang nyata dalam upaya peningkatan pembentukan modal atau Investasi.
Masalah Investasi bahkan menjadi masalah rutin yang sangat kerap sekali oleh
berbagai pengamat ekonomi maupun pemerintah atau para pengambil keputusan, oleh
karena hampir terbiasa para economicst bahwa menyatakan bahwa keadaan konsumsi
yang tinggi menyulitkan untuk meningkatkan pembentukan modal yang besar bagi
pembiayaan pembangunan ekonomi dan sangat jarang sekali didengar atau dilihat sang
pengamat ekonomi menyatakan peningkatan pembentukan modal dapat dilakukan tanpa
harus mengorbankan konsumsi. Kalau pernyataan ini terjadi terhadap suatu negara,
berarti dianggap pula negara tersebut mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa
dalam meningkatkan taraf ekonominya dan lain sebagainya.
Perkembangan pembangunan ekonomi Indonesia yang terencana hingga saat ini
telah meliput waktu dua puluh delapan tahun, dan tanpa memungkiri keadaan dan
kenyataan telah terdapat gejolak naik dan turun prestasi ekonomi yang dihasilkan. Tetap
diakui kiranya bahwa memang banyak kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Namun
jangan hanya terpukau dengan kemajuan yang telah dirasakan tersebut, oleh karena
banyak masalah serta kesulitan yang belum terlepas atau yang masih membelenggu
bangsa kita ini, terutama masalah hutang luar negeri.
Kemajuan lain yang ingin kiranya dicapai oleh masyarakat seperti kenaikan
pendapatan atau peningkatan taraf hidup juga belum terpenuhi. Kenapa tidak hal
demikian harus dibaca, oleh karena kebanyakan masyarakat merasa dan malahan
mengalami kekurangmampuan dalam menjalankan hidup sehari-hari oleh karena hampir
semua pendapatan yang dihasilkan masyarakat berperan untuk hanya sebagai pemenuhan
konsumsi dan sukar kiranya kalau masyarakat diharapkan akan dapat melalkukan
tabungan demi untuk membangun bangsa melalui pembentukan modal dan investasi
dalam negeri.
Perubahan ekonomi ditandai dengan adanya pertumbuhan ekonomi, secara
singkat pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari
waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri ( Boediono:
1982, h.1). Hal ini terlihat dengan banyaknya gagasan untuk memonitor atau untuk
mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, ukuran yang sama bisa
dipergunakan adalah dengan pendapatan nasional atau GNP ( Hendra Esmara: 1982,
h.155 ).
5
Pencapaian besarnya basis PDB tersebut membutuhkan sejumlah investasi yang
besar tiap-tiap periode pembangunan. Oleh Keynes ( J.M Keynes: 1967, h63 ), investasi
tersebut merupakan stock of capital, secara sederhana investasi tersebut berasal dari
tabungan. Tabungan diperoleh dari pendapatan yang tidak dikonsumsi, sehingga dari
sudut penerimaan ( income side ) sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi merupakan
besarnya tabungan, sedangkan dari segi pengeluaran (outcome side ) maka investasi
tersebut merupakan sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.
Dengan adanya suatu pengalokasian pendapatan masyarakat tersebut akan terjadi
suatu siklus antara rumah tangga sebagai pemilik faktor produksi ( kapital, tenaga kerja )
dan perusahaan firm sebagai penghasil yang diperlukan oleh rumah tangga. Dari siklus
ini akan lahir nantinya suatu mekanisme produksi, distribusi oleh perusahaan dan
konsumsi oleh rumah tangga.
Rumah tangga melakukan konsumsi dikarenakan adanya penerimaan atau balas
jasa yang diberikan sektor perusahaan atas pemakaian faktor-faktor produksi oleh
perusahaan, katakanlah lebih kurang sekitar 3/4 bagian dari pendapatan yang digunakan
untuk konsumsi, sehingga sisanya merupakan tabungan, sehingga pendapatan akan
menentukan besarnya proporsi untuk konsumsi dan tabungan.
Seiring dengan konsumsi dan tabungan itu, maka besarnya tabungan akan
tercermin dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi, sehingga besarnya tabungan
sesuai dengan turun naiknya pendapatan. Akan tetapi besarnya pendapatan yang
digunakan untuk tabungan secara agregat (menyeluruh ) untuk Indonesia membutuhkan
suatu penelitian yang dijelmakan kedalam bentuk fungsi. Dan dengan mengetahui
besarnya tabungan otomatis mengetahui pula besarnya konsumsi
Proporsi pendapatan yang ditabungkan atau dikonsumsikan dituangkan kedalam
bentuk fungsi, dan fungsi itu sendiri akan menggambarkan hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya, dikatakan bahwa hubungan sebab akibat apabila perubahan
suatu variabel mengakibatkan berubahnya variabel lain ( Soediono: 1981, h.3 ), kemudian
hubungan fungsional akan menunjukan berubahnya nilai variabel yang satu otomatis
mempunyai arti bahwa variabel lainnya yang mempunya hubungan fungsional tersebut
akan berubah pula.
Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan fungsional secara matematis dinyatakan
dalam bentuk indentitas atau kesamaan, sedangkan hubungan sebab akibat dinyatakan
dalam bentuk persamaan ( Soediono: Ibid, h.4 ), sehingga fungsi akan memberikan suatu
indikasi pengaruh dari variabel makro bebas dengan variabel makro terkait melalui
pengukuran yang dapat dilihat artinya.
Simon Kuznet, menyatakan bahwa "banyak ilmu pengetahuan didasarkan pada
suatu kumpulan pengetahuan diskriptif dan pada pengukuran empiris sangat
membutuhkan pengetesan tentang ketepatan yang dapat dipercayai. Akan tetapi kita tidak
terkait dengan satu teori saja, sehingga untuk kontek di Indonesia diperlukan suatu
model-model yang mempengaruhi tabungan, oleh Keynes pada persamaan fungsi
6
tabungan sederhana maka yang mempengaruhinya adalah pendapatan ( Simon Kuznets:
1981, h.7 ).
Demikian pula untuk fungsi konsumsi, pada kenyataannya bisa ditempuh dengan
mengetahui fungsi tabungan oleh karena menurut definisi teori ekonomi Keynes dua
sektor bahwa bagian pendapatan yang tidak ditabung merupakan konsumsi. Selain
daripada bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi, dan menurut definisi lainya, bahwa
perubahan tabungan sama dengan tabungan tahun t dikurangi tabungan tahun
sebelumnya. Hampir tidak terhitung definisi mengenai tabungan, dan boleh dikatakan
definisi dibidang konsumsi jarang sekali. Namun demikian dengan mengetahui definisi
tabungan secara pasti pula apa sebenarnya definisi konsumsi juga akan terjawab dengan
tuntas.
Analisa pendapatan lebih dijabarkan oleh beberapa ahli ekonomi stelah Keynes
yakni analisa pendapatan melalui analisa siklus hidup oleh A.Ando, R,Brumberg dan F.
Modiglani, kemudian pendekatan permanen incom oleh Milton Friedman, Relatif Income
oleh J.S. Duessemberry. Oleh karena penelitian terhadap bentuk fungsi tabungan dengan
analisa pendekatan permanen Income atau yang lainya belum ada yang bersifat khusus,
terkecuali penelitian terhadap kebutuhan tabungan dengan pendekatan Life Cycle. Seiring
dengan beberapa penelitian mengenai tabungan tersebut, maka dalam hal ini dilakukan
penelitian menganai keadaan yang sebaliknya, yaitu mengenai konsumsi.
2. KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI
2.1. Konsumsi Dan Pendapatan Permanen
Permenent Income Hypotesis dikemukakan oleh Milton Friedman pada tahun
1857 dalam membahas fungsi konsumsi ( M. Friedman: 1957, h.3 ), Friedman memmulai
dengan memberikan asumsi ( William H. Branson and J. Litvak: 1981, h.192 ), sebagai
"Individual consumer utility maximization, which gives us consumption function relation
between an individual's consumption and present value".
Dari asumsi yang dikemukakan Friedman tersebut maka dirumuskan sebagai berikut:
ci = fi ( PVi ) , fi > 0 ( 1 )
dimana i dituliskan diatas menunjukan fungsi yang mewakili individu tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Kemudian hipotesa ini menganut pendirian yang dinyatakan
dahulu bahwa bentuk rumah tangga memilih arus konsumsi sedemikian rupa sehingga
fungsi utility dan konsumsi yang akan datang dimaksimalkan dalam jangka waktu yang
panjang. Selanjutnya permanent income tersebut besarnya diperoleh sebesar rate of
return ( r ) dikalikan sengan nilai sekarang sebesar
Y'p = r PV' ( 2 )
7
sehingga permanent income didefinisikan sebagai jumlah uang yang dapat
dikonsumsikan oleh konsumen tanpa mengganggu kekayaanya, karena permanent
income merupakan pendapatan yang dianggap normal oleh konsumer ( William H.
Branson and J. Litvak: Ibid, h.9 ).
Berbeda dengan fungsi konsumsi Keynes, Ando-Brumberg Modigliani maupun
Duessenberry, dimana semua variabel diukur ( Ibid, h.179 ). Tetapi variabel konsumsi
permanent maupun variabel pendapatan permanent dan juga konsumsi permanen
seseorang atau suatu masyarakat tidak dapat diukur secara langsung, sehingga tidak
memungkinkan untuk didapatkan datanya secara langsung.
Oleh karena itu Friedman membagi pendapatan keseluruhan dalam periode
tertentu atas dua bagian komponen pendapatan yakni pendapatan permanent ( Y'p )
yang dapat nilainya positif, negatif atau nol, dan pendapatan Transitori ( pendapatan
sementara ) yang nialinya adalah selisih dari pendapatan keseluruhan dengan pendapatan
permanent, pembagian pendapatan permanen ini sama halnya dengan pembagian
konsumsi, sehingga dapat diperlihatkan pada bentuk penjabaran pendapatan menurut
Friedman:
Y' = Y'p + Y't ( 3 )
dimana: Y' = pendapatan keseluruhan
Y'p = pendapatan permanen
Y't = pendapatan transitori
Pendapatan transitori merupakan pendapatan sementara yang meliputi pendapatan
tak terduga-duga yang diterima seorang konsumen ( Windfall profit ). Selanjutnya sesuai
dengan asumsi-asumsi tentang hubungan antara permanen dan transitori income,
permanent dan transitory Consumption, transitory income dan Consumption, oleh karena
fungsi utilitas adalah homogen pada tingkat positif terhadap konsumsi sekarang dan masa
datang dalam periode waktu, maka tidak ada hubungan antara pendapatan permanen
dengan pendapatan transitori.
Dan ditegaskan bahwa kalau pendapatan keseluruhan sama dengan pendapatan
permanen ini akan mengakibatkan besarnya pendapatan transitori sama dengan nol,
dengan demikian menghasilkan rata-rata pendapatan keseluruhan sama dengan rata-rata
pendapatan permanent Y = Yp. Akhirnya, Friedman juga memberikan asumsi bahwa
tidak ada hubungan antara permanent cosumption dengan transitory consumption.
Maksudnya marginal propensiy to consume yang berasal dari transitory income
adalah sama dengan nol, hal ini akan sama dengan asumsi yang menyatakan tidak ada
hubungan antara permanent income dengan transitori income, ini akan mengakibatkan
besarnya konsumsi rata-rata transitory akan sama dengan nol, sehingga rata-rata
konsumsi seseorang akan sama dengan rata-rata konsumsi permanent C = Cp.
8
Kalau sekiranya pendapatan rata-rata trnsitori lebih besar dari 0, Yt > 0, maka ini
memberikan pengertian bahwa pendapatan keseluruhan lebih besar daripada rata-rata
pendapatan permanen, Y > Yp, dengan tidak adanya hubungan antara konsumsi
permanen dengan pendapatan transitori maka dapat dilihat hubungan konsumsi permanen
dengan pendapatan permanen. C = Cp = KYp, dimana K menunjukan hubungan
antara konsumsi permanen dengan pendapatan permanen,
Kalau saja digambarkan dalam bentuk kurva akan terlihat, bahwa sumbu
horizontal menunjukan jumlah pendapatan, sedangkan sumbu vertikal menjunjukan
tingkat konsumsi, garis yang bersal dari pusat ( K ) adalah tangen arah yang mewakili
hubungan antara konsumsi dengan pendapatan permanen.
Pada saat pendapatan rata-rata sama dengan pendapatan permanen rata-rata ( Y = Yp ),
maka besarnya konsumsi rata-rata akan sama dengan konsumsi permanan rata-rata (C =
Cp ), keadaan ini memberikan indikasi bahwa pada saat tersebut ternyata bahwa
pendapatan rata-rata transitori adalah sebesar nol.
Kalau Yp merupakan tingkat pendapatan permanen rata-rata, maka pada tingkat
pendapatan rata-rata 0Y, maka besarnya pendapatan sementara sebesar - ( Y Yp ),
dengan pendapatan permanen sebesar 0Yp, besarnya konsumsi rata-rata permanen
sebesar 0Cp, oleh karena konsumsi rata-rata permanen tidak dipengaruhi oleh pendapatan
rata-rata transitori, maka besarnya pendapatan rata-rata transitor adalah sebesar 0Yj,
sehingga titik b menunjukan besarnya konsumsi permanen rata-rata pada saat pendapatan
rata-rata permanen sebesar 0Ypj1. Pada tingkat pendapatan rata-rata sebesar 0Yj2, maka
besarnya konsumsi permanen rata-rata sebesar 0Cpj2, besarnya pendapatan permanen
rata-rata sebesar 0Ypj2 dan besarnya pendapatan transitori rata-rata sebesar Ypj2 Yj2.
Dari hubungan antara pendapatan dan konsumsi selanjutnya Keynes ( William H.
Branson and J. Litvak: Ibid, h.192 ), berkesimpulan bahwa Marginal Propensity to
Consume ( MPC ) lebih kecil dari Average Propensity to Consume ( APC ), sedangkan
Milton Friedman yang menghubungkan pendapatan permanen dengan konsumsi
permanen membuktikan bahwa Marginal Propensity to Save ( MPS ) sama dengan
Average Propensity to Consume ( APC ) dalam jangka panjang, sedangkan garis AB
menunjukan bahwa funsi konsumsi yang terjadi adalah MPC < APC ( Milton
Frieedman: 1969, h.155 ).
2.2. Konsep Pendapatan Nasional
Gross National Product ( GNP ) adalah nilai dari seluruh barang-barang dan jasa-
jasa yang dihasilkan suatu negara dalam jangka waktu tertentu, bisanya dalam waktu
setahun ( Rudiger Dornbush: 1984, h.29 ). Pada dasarnya pendapatan nasional ini dalam
arus perekonomian negara dapat dilihat dari dua segi ( Bruce Glassburner: 1979, h.32 ),
pertama segi pengeluaran, kedua segi penerimaan.
9
Dari segi pertama untuk pengeluaran maka pendapatan nasional akan digunakan
untuk barang-barang konsumsi dan sisanya akan digunakan untuk investasi, kemudian
ditentukan suatu syarat keseimbangan, sehingga
D = C + I ( 4 )
dimana: D = Pengeluaran Agregatif
C = Konsumsi agregat
I = Investasi agregat
kemudian dari sudut penerimaan, maka
Y = C + S ( 5 )
dimana: Y = Penerimaan agregatif
C, S = Konsumsi dan Penabungan
Dari syarat keseimbangan dapat dilihat kombinasi dari persamaan (4) dan persamaan (5),
dimana
D = Y ( 6 )
C + I = C + S ( 7 )
I = S ( 8 )
ini berarti bahwa persamaan antara permintaan dan penawaran, akan didapatkan bahwa
investasi adalah sama dengan tabungan. Hubungan tersebut merupakan hubungan dasar
dari asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh John M. Keynes.
Dari persamaan-persamaan diatas, khususnya persamaan (5), dimana konsumsi
dan tabungan masing-masing varibel penentunya adalah pendapatan, sehingga dalam
betuk hubungan fungsional yang pada hakekatnya ditaksir secara statistik akan berupa
sebagai berikut:
C = f ( Y ) ( 9 )
C = a + b Y (10 )
S = Y - C ( 11 )
S = f ( Y ) ( 12 )
S = -a + (1-b) Y ( 13 )
masing-masing koefisien konsumsi dan tabungan diatas diartikan bahwa a merupakan
sebagai besarnya konsumsi pada saat pendapatan nol, sedangkan b menunjukan hasrat
marginal untuk mengkonsumsi. Semetara itu, -a merupakan besarnya tabungan pada saat
pendapatan nol dan (1-b) menunjukan hasrat maginal untuk menabung.
Khususnya persamaan (4) yang pada hakekatnya terkait erat dengan keberadaan
persamaan (5), sebagai upaya melihat peranan masing-masing parameter hasil
10
estimasinya dan berapa besarnya atau berapa kali lipat pendapatan tersebut dihasilkan
dapat dilihat sebagai berikut:
Y = C + I ( 14 )
Y = a + b Y + I ( 15 )
Y - b Y = a + I ( 16 )
Y = (a + I )/(1-b) ( 17 )
Y/I = 1/(1 – b ) =
Oleh karena MPS = 1 - MPC , Y/I = atau = 1/MPS ( = multiplier ), dimana
dalam analisis pendapatan nasional nilai multiplier digunakan sebagai upaya melihat
kelipatan, yaitu menaksir berapa besarnya peranan menabung tersebut meningkatkan
pendapatan nasional.
2.3. Pembentukan Model Fungsi Konsumsi
Berdasarkan pada definisi persamaan (3) yang Menurut Friedman, pembagian
pendapatan terdiri atas dua komponen, yaitu pendapatan permanen dan pendapatan
transitori. Namun Williamson mengukur besarnya permanent income adalah dari rata-rata
tiga tahun pendapatan actual, sedangkan transitory income adalah selisih dari actual
income dengan permanent income ( U.D. Roy. Choundary: 1968, h.27 ). Tetapi
Williamson mendapatkan besarnya pendapatan permanen adalah rata-rata pendapatan
actual selama dua tahun (K.L. Gupta: 1970, h.245 ), yaitu:
Yp = [ Yt + Yt-1 ] / 2 ( 20 )
dari definisi bahwa pendapatan permanen diperoleh dari rata-rata dua tahun pendapatan
actual, sedangkan pendapatan transitory diperoleh dari selisih antara actual incom ( Yt )
dengan pendapatn transitory, maka:
YT = Yt - Yp ( 21 )
dengan mensubsitusikan persamaan (15) kedalam persamaan (16 ) maka dapat diperoleh
prosedur untuk mendapatkan pendapatan transitori sebagai berikut:
YT = Yt - [ Yt - Yt-1 ] / 2 ( 22 )
YT = Yt - 1/2 Yt - 1/2 Yt-1 ( 23 )
YT = [ Yt - Yt-1 ] / 2 ( 24 )
oleh karena pendapatan actual terdiri dari dua jenis pendapatan ( Yp ) dan ( YT ), maka
persamaan (10) Ct = a + (1-b) Yt = a0 + b0 Yt dijabarkan menjadi:
Ct = a0 + b0 Yp + c0 YT ( 25 )
11
Model persamaan (17) ini telah pernah digunakan untuk mencari bentuk fungsi
tabungan agregate di India yang digunakan oleh Jeffrey G Williamson ( K.L Gupta:
1970, h.246 ). Dengan mensubsitusikan persamaan (21), (24) kedalam persamaan (25),
maka yang terjadi adalah:
Ct = a0 + b0 [ Yt + Yt-1 ] / 2 + c0 [ Yt - Yt-1 ] / 2 ( 26 )
Ct = a0 + [ ( b0 + c0 ) / 2 ] Yt + [ ( b0 - c0 ) / 2 ] Yt-1 ( 27 )
Ct = + Yt + Yt-1 ( 28 )
dimana besarnya = a0 , = ( b0 + c0 )/2 dan = ( b0 - c0 )/2. Dengan demikian
bentuk parameter-parameter , , dapat menentukan besarnya parameter b0 dan c0,
seperti berikut:
a0 = = Konstanta
b0 = ( + ) = Marginal Propensity to Consume dengan permanent
income ( MPCp )
c0 = ( - ) = Marginal Propensity to Consume dengan transitory
income ( MPCT )
Selanjutnya model persamaan (28) oleh Nathaniel H. Leff dan Kazuo Sato telah
pernah digunakan untuk mencari bentuk fungsi tabungan di beberapao negara Asia (
Nathaniel H. Leff dan Kazuo Sato: 1978, h.1225 ). Dengan menggunakan pendapatan
normal dan pendapatan transitori sebagai tabungan, dimana nilai dari pendapatan normal
diperoleh dari Tubman dan Friend ( Nathaniel H. Leff dan Kazuo Sato: ibid, h.1225 ),
yang mendefinisikan besarnya nilai pendapatan normal ( YN ) adalah tara selama tiga
tahun pendapatan actual. Sedangkan pendapatan transitory ( YT ) adalah selisih dari
pendapatan actual dengan pendapatan normal.
Kemudian Surjit Bhalla dalam buku "The measurement of Permanent Income and
Its Application to Saving Behaviour" dalam mencari besarnya pengaruh pendapatan
terhadap tabungan menggunakan pendapatan permanent yang nilainya sebesar rata-rata
tahun pendapatan actual ( Surjit Bhalla: 1980, h.138 ), dan sama halnya dengan penelitian
Mohabbat dan Simons (1977), kemudian Friedman (1957).
2.4. Perumusan Model Kedalam Bentuk Fungsi
Dengan demikian, bentuk fungsi yang akan dicari berdasarkan definisi-definisi
tersebut diatas, maka dalam studi ini dicoba pula untuk menerapkannya terhadap fungsi
konsumsi di Indonsia, tentunya pendekatan yang digunakan adalah permanent income
hypotesis dan akhirnya fungsi-fungsi sesuai definisi tersebut adalah sebagai berikut:
Ct = a0 + b0 Yt + et ( 29 )
Ct = a1 + b1 Yp + et ( 30 )
Ct = a2 + b2 YN + et ( 31 )
12
Ct = a3 + b3 Yt + c3 Yt-1 + et ( 32 )
Ct = a4 + b4 Yp + c4 YT + et ( 33 )
Ct = a5 + b5 YN + c5 YT + et ( 34 )
dimana:
Ct = Konsumsi Domestik Bruto ( Consumption )
Yt = Produk Domestik Bruto ( Pendapatan Actual )
Yt-1 = Pendapatan Actual tahun sebelumnya
Yp = Pendapatan Permanen
YN = Pendapatan Normal
YT = Pendapatan Transitori
ai = Kontanta hasil estimasi ( i = 0,1...5 )
bi, ci = Koefisien Hasil Estimasi
et = Error term.
3. HASIL PERHITUNGAN DAN PENEMUAN EMPIRIS
3.1. Hasil estimasi Fungsi Konsumsi
Dalam konsep Keynes ekonomi dua sektor, dimana konsumsi ditambah tabungan
adalah sama dengan besarnya pendapatan. Dalam pengertian yang demikian bahwa syarat
penting dari konsumsi jangka pendek harus mempunyai konstanta yang positif yang nilai
konstanta tersebut merupakan konsumsi otonom. Tidak tertutup kemungkinan bahwa
tabungan ataupun konsumsi bisa saja tidak ditentukan oleh pendapatan nasional atau
PDB, ada kemungkinan berkorelasi baik dan positif dengan pendapatan disposibel dan
sebagainya.
Dari estimasi yang dilakukan terhadap enam buah fungsi, maka dapat dilihat
bahwa pada umumnya dari segi statistik adalah significant pada tingkat derajat keyakinan
diatas 99 %. Ini berati pengujian yang dilakukan telah cukup memenuhi persyaratan
untuk menjadi semacam analisa dalam ekonomi yang tengah dikaji.
Dari hasil perhitungan untuk model fungsi Keynes sederhana terlihat baberapa
variasi hasil perhitungan antara lain bahwa fungsi konsumsi adalah dengan pendapatan
disposibel (disposible Income ), yang berati kalau digunakan pendapatan nasional yang
berupa Produk Domestik Bruto sebagai Variabel independent, maka tidak mustahil
konstanta yang terjadi adalah positif untuk konsumsi yang berarti dalam analisis jangka
pendek fungsi tabungan demikian memenuhi syarat. Sebaliknya dengan menggunakan
pendapatan disposibel sebagai variabel independen juga memenuhi syarat. Keberadaan
konsumsi tersebut dengan pendapatan lebih jelas bila dilakukan terlebih dahulu terhadap
fungsi tabungan yang masing-masing terhadap PDB dan pendapatan disposibel.
Hasil estimasi persamaan (29), fungsi konsumsi berkorelasi positif dengan
pendapatan disposibel, besarnya nisbah konsumsi adalah 0.848359 dan konstanta yang
13
bernilai positif. Dengan demikian kalau diartikan bahwa dengan adanya kenaikan
pendapatan disposibel 100 maka konsumsi akan meningkat sebesar 84.8359 satuan.
Sedangakan dalam analisa lain ditemukan bahwa besarnya nilai konsumsi pada saat
pendapatan disposibel sebesar nol adalah sebesar 11166,76 milyar rata-rata per tahun
selama periode penelitian ini dilakukan.
Tabel 1. HASIL REGRESI MODEL PERSAMAAN KONSUMSI HIPOTESA
PENDAPATAN PERMANEN
Bentuk Hasil Estimasi "ORDINARY LEAST SQUARES" ( OLS )
Persamaan SE R2 R R2 F D-W
Ct = 11166.76 + 0.848359 Yd 6342.781 0.990952 0.995466 0.990604 2847.805 1.614807
S(ai): (0.015897)
t(ai): (53.36483)
Ct = 14287.70 + 0.860870 YP 6773.438 0.989682 0.994827 0.989285 2493.987 0.973039
S(bi): (0.017238)
t(bi): (49.93983)
Ct = 18100.97 + 0.867752 YN 8103.774 0.985231 0.992588 0.984663 1734.524 0.582426
S(ci): (0.020835)
t(ci): (41.64762)
Ct = 12201.82 + 0.670931Yd - 0.184640Yd-1
5863.817 0.992564 0.996275 0.991970 3337.449 1.188095
S(di): (0.077609) (0.079303)
t(di): (8.64494) (2.328279)
Ct = 12201.82 + 0.855572YP + 0.324193YT 5863.817 0.992564 0.996275 0.991970 3337.449 1.188095
S(ei): (0.015019) (0.104134)
t(ei): (56.96262) (3.113216)
Ct = 15261.39 + 0.861808 YN + 0.415357 YT 6807.785 0.989978 0.994976 0.989176 2469.623 1.376187
S(fi): (0.017588) (0.120703)
t(fi): (48.99838) (3.441135)
Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5
Didasarkan pada identitas MPC + MPS = 1 , maka besarnya MPS pendapatan
disposibel adalah sebesar 1 - 0.848359 = 0,151641. Untuk fungsi konsumsi terdapat
hubungan korelasi R2 = 0.990953, yang berarti sekitar 99,10 % besarnya konsumsi
ditentukan oleh naik turunnya pendapatan disposibel. Kemudian untuk menguji
14
keberartian hipotesa yang dikemukakan diperoleh nilai Thitung > Ttable, dan hal ini
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pendapatan pernanent dengan
konsumsi yang digunakan. Nilai Ttest yang sangat besar yaitu sebesar 53.364484 telah
dengan nyata memberikan indikasi bahwa pengujian model fungsi konsumsi ini adalag
sangat significant sekali, oleh karena nilai Ttable untuk = 1 % adalah 3.707. berarti
nilai Ttest lebih besar daripada nilai Ttabel.
Selain dari pada itu pengujian yang juga bisa dilakukan secara statistik yang pada
hasil estimasi juga telah diperhitungkan antara lain Ftest dan D-WTest. Agaknya tentang
pengujian ini tidaklah terlalu penting untuk dilakukan oleh karena hampir semuan
pengujian secara statistik apabila hasil estimasi mermang sudah benar dari segi
menghitungnya tetap akan membaerikan jawaban yang sama, dan jawaban tersebut
adalah juga significant pada derajat kepercayaan yang sama pula.
Pada hasil estimasi persamaan (30) antara konsumsi dengan pendapatan
permanent (permanent income ) juga memberikan jawaban yang serupa secara statistik
padatingkat keyakinan 99 % atau tingkat kepercayaan = 1 %. Nilai korelasi yang
ditampilkannya juga besar yaitu sebesar 0.989682 atau 98.97 % . Keadaan korelasi ini
menunjukan pula bahwasanya sebesar 98,97 % perubahan konsumsi ditentukan oleh
pendapatan permanen dan sisanya sebasar 1,03 % lainnya ditentukan oleh faktor lain
yang tidak masuk dalam proses penelitian ini. Angka sisa demikian adalah sangatlah
kecil dan boleh saja diabaikan. Pengujian statistik baik Ttest, Ftest dan bahkan D-W tetap
biasa dan saling menopang serta memberikan jawaban yang tidak berbeda, yaitu juga
significan secara statistik.
Pada model hasil estimasi (31) dengan menggunkan pendapatan normal, nilai
MPCN adalah antara MPC dengan pendapatan aktual dengan pendapatan permanen yaitu
sebesar 0.867752 Artinya setiap kenaikan Rp 1000, maka bagian pendapatan yang
dikonsumsikan adalah sebesar Rp 867,752. Akan tetapi pendapatan normal lebih kecil
kemampuannya menerangkan besarnya koefisien determinasi jika dibanding dengan
model hasil estimasi (29) dan (30), yaitu R2 = 0.985231 atau 98.52 % naik turunya
pendapatan normal yang juga akan merubah naik turunya konsumsi. Secara berurutan
koefisien determinasi yang paling besar menetukan perubahan konsumsi adalah
pendapatan disposibel, pendapatan permanen dan pendapatan normal.
3.2. Hasil Perbandingan Penelitian
Syahrudin (1976) telah meneliti fungsi konsumsi di Sumatera Barat dengan
menggunakan model konsumsi Keynes. Dari cross section data menggunakan 484 sampel
untuk daerah perkotaan dan 349 sampel untuk daerah desa, maka diperoleh besarnya
MPC perkotaan adalah lebih kecil jika dibanding dengan MPS daerah desa. Sesuai
dengan formula dimana MPS = 1 - MPC, maka MPS kota sebesar 0,25 dan MPS desa
sebesar 0.36 ( Syahruddin: 1981, h.207 ). Penemuan ini persis sama denga Hananto Sigit
(1978), Krisnamurty (1965).
15
Selanjutnya zamzami Munaf telah mencoba menemukan funsi konsumsi di
Indonesia dengan menggunakan data tahun 1960-1980 dan dengan menggunakan
pendapatan disposibel sebagai penentu besarnya konsumsi, maka diperoleh MPC jangka
panjang sebesar 0,83. penelitian ini menemukan tingkat perhitungan yang lebih besar dari
penemuan Syahruddin ( Zamzami Munaf: 1984, h.23 ), dengan tingkat R2 sebesar 0.962
dan nilai t-hitung sebesar 15,95. Dari nilai MPC jangka panjang tergambar MPS sebesar
0,17. Selanjutnya perhitungan MPC jangka pendek menunjukan nilai yang lebih kecil
dari jangka panjang, yaitu sebesar 0.81, sehingga MPC jangka pendek sebesar 0,19.
Kemudian dengan menggunakan pendapatan disposibel menurut harga yang berlaku
maka MPC sebesar 0,74.
Perhitungan yang telah dilakukan untuk negara India, dimana nilai MPS agregate
India adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan MPS Indonesia, yang berarti MPC
agregat India adalah lebih besar jika dibandingakan dengan MPC Indonesia. MPS dan
MPC masing-masing untuk pendapatan actual sebesar 0.15 dan 0.85. Sedangkan
perhitungan MPS dan MPC masing-masing untuk pendapatan permanen memberikan
hasil yang lebih kecil daripada hasil dengan menggunakan pendapatan actual, yaitu
sebesar 0.14 dan 0,86. Sementara di Indonesia masing-masing MPCd , MPCp dan
MPCN adalah sebesar 0.848 , 0.861 dan 0.86.
Selanjutnya, penelitian fungsi tabungan di India yang dilakukan oleh K.L Gupta,
menemukan nilai MPS daerah kota sebesar 0,38 dan secara keseluruhannya MPS untuk
India sebesar 0.30, ini menggunakan pendapatan perkapita tabungan dan perkapita real
income periode data 1950/1951-1965/1966 ( K.L Gupta: 1970,h.580 ).
Lain halnya dengan perhitungan Williamson nilai MPS dengan pendapatan permanen
jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan MPS yang menggunakan pendapatan actual,
sedangkan hubungannya dengan pendapatan transitori berbrntuk negatif, sama halnya
dengan pendapatan actual.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh K.L Gupta menunjukan hasil yang
berbeda antara MPS daerah kota dengan permanen dan transitori dibanding MPS daerah
desa ( K.L Gupta: Ibid, h.581 ). Hasil penemuannya adalah bahwa MPS permanen
daerah perkotaan lebih besar dari MPS permanen daerah pedesaan .
4. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini ternyata tidak cocok dengan menggunakan pendapatan
nasional atau Produk Domesti Bruto sebagai variabel Independennya. Variabel
independen atau variabel yang menentukan naik turunya kosumsi bahlkan tabungan
tersebut adalah "pendapatan disposibel (disposible Income ). Dengan mengasumsi bahwa
pendapatan disposibel adalah pendapatan nasional, maka bentuk fungsi konsumsi dan
bahkan tabungan menunjukan hal yang tidak jauh berbeda dengan hipotesa yang
dikemukakan Friedman dimana hubungan yang positif antara pendapatan permanen
dengan konsumsi Indonesia
16
Hasil penelitaian yang didapat tidak begitu menjolok, baik menggunakan
pendapatan aktual, pendapatan permanen dan pendapatan normal. Perbedaaanya indikasi
ini terletak pada nilai konstanta dari ketiga jenis hasil perhitungan dengan menggunakan
konsep pendapatan tersebut memberikan nilai yang hampir bersamaan. Nilai MPC
dengan menggunakan pendapatan normal relatif lebih besar dari nilai MPC dengan
menggunakan pendapatan permanen.
Dari estimasi parameter-parameter yang didapat, menunjukan bahwa konsumsi
Indonesia adalah sangat besar sekali dan tipis kemungkinan konsumsi dapat dikorbankan
dengan tujuan meningkatkan tabungan untuk tujuan peningkatan pembentukan modal
bagi pembiayaan pembangunan di Indonesia. Disamping itu, bahwa fungsi konsumsi
sangatlah respon sekali dan lagipula significant secara statistiksesuai dengan periode
penelitian yang dilakukan.
DAFTAR BACAAN
A, Koutsoyianis., "Theory of Econometrics: An Intoduction Econometric Methods,
MacMillan, 1978.
Ackley, Garder., "Teori Ekonomi Makro", Universitas Indonesia, Jakarta 1983.
Anne Booth dan Peter Mc Cawley., "Ekonomi Orde Baru", Lembaga Penelitian
Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta 1982.
Boediono, DR., "Teori Pertumbuhan Ekonomi", BPFE, Yokyakarta 1982.
Chounddury, U.D. Roy., "Income, Consumption and Saving in Urban and Rural India" ,
Review of Income and Wealth, Series 14, March 1968.
Esmara, Hendra dkk., "Beberapa Indikator Pembangunan Indonesia", dalam mayarakat
Indonesia, Tahun ke-IX, no.2, 1982.
Friedman, M., "A Theory of The Consumption Function", Priceton University Pres,1957.
Gupta, K.L., "On Some Determinant of Rural and Urban Household Saving Behaviour,
Economic Record, December 1970.
________., "Personal Saving in Developing Nation: Further Evidence", The Economic
Record, June 1970.
Glassburner, Bruce dan Aditiawan Chandra., "Teori Dan Kebijaksanaan Ekonomi
Makro", LP3ES, 1979.
H. Leff, Nathaniel and Kazuo Sato., "A Simultaneous Equation Models of Saving in
Developing Countries", Journal Political Economy, 1978.
Kamaluddin, Rustian., "Beberapa Aspek Pembangunan Nasional Dan Daerah", Ghalia
Indonesia, 1983.
________________., "Pengantar Teori Ekonomi Makro", Universitas Andalas, Padang
1978.
P. Todaro, Michael., "Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ke-Tiga", Ghalia Indonesia,
Jakarta 1985.
17
Keynes, John Maynard., "The General Theory of Employment Interest and Money",
MacMillan, London 1967.
Kuznets, Simon., "Economic Growth of Nation", dalam Teori Ekonomi dan
Penerapannya di Asia, PT Gramedia, Jakarta 1981.
Lewis, W. Arthur., "Development Planning: The Essential of Economic Policy", Happer
and Row, New York 1966.
Munaf, Zamzami., "Fungsi Konsumsi Di Indonesia", Laporan Penelitian, Universitas
Andalas, Padang 1984.
T. Oshima, Harry., "Penyerapan Tenaga Kerja di Asia Timur Dan Tenggara", PT
Gramedia, Jakarta 1981.
S. Bhalla, Surjit., "The Measurment of Permanent Income and Its Application to Saving
Bahaviour", Journal Political Economy, Vol.88, no.41, 1980.
Sukirno, Sadono., "Beberapa Aspek Dalam Persoalan Pembangunan Daerah", LP-FEUI,
Jakarta 1976.
Syafrizal., "Metodologi Perencanaan Pembangunan Wilayah Daerah Sumatera Barat",
Paper, FE-Univ.Andalas, Padang 1983.
Syahruddin., "Fungsi Konsumsi Dan Kenyataan Di Sumatera Barat., EKI, Vol XXIX,
no.2, Juni 1981.
William H. Branson and James M. Litvak., "Macroeconomic", Second edition, Harper
International edition, New York 1981.
18
Lampiran 1 : KONSUMSI DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN
( Dalam Milyar Rupiah, 1993 = 100 )
Tahun Ct Y
d Yn Yt YP YN YT
1969 62840.2 63468.9 65085.6 68824.2 31734.45 21156.3 47601.675
1970 66026.5 68111.6 69825.7 73985.5 65790.25 43860.167 3482.025
1971 69524.1 72416.8 74337.4 79169.9 70264.2 67999.1 3228.9
1972 75141.1 78041 80153 86623.9 75228.9 72856.467 4218.15
1973 82979.9 86200.2 88584 96421 82120.6 78886 6119.4
1974 87760 91597.2 93915.1 103782.5 88898.7 85279.467 4047.75
1975 90587.8 95159 98369.8 108948 93378.1 90985.467 2671.35
1976 96987.9 103815.8 106657.3 116450.8 99487.4 96857.333 6492.6
1977 104252.4 109641 115023.4 126811.9 106728.4 102871.93 4368.9
1978 110627.2 119727 123210.6 136584.8 114684 111061.27 7564.5
1979 118019.6 124509.1 128629.7 145124.4 122118.05 117959.03 3586.575
1980 127244.1 136467.4 140995.3 159467.2 130488.25 126901.17 8968.725
1981 136011.5 150243 154413.3 171822.9 143355.2 137073.17 10331.7
1982 139481.6 154159.3 158701.3 179946.2 152201.15 146956.57 2937.225
1983 139723.1 157849.5 162690 183353.3 156004.4 154083.93 2767.65
1984 154704.1 167546.1 172806.1 195709 162697.8 159851.63 7272.45
1985 156582.7 170391.9 176511.7 200544.3 168969 165262.5 2134.35
1986 164466.4 180032 187088.4 212475.3 175211.95 172656.67 7230.075
1987 171956.1 183476.9 193121.7 222598.5 181754.45 177966.93 2583.675
1988 179525.5 189671.7 203541.8 236004.1 186574.3 184393.53 4646.1
1989 189577 198319.6 216015.2 253601.9 193995.65 190489.4 6485.925
1990 198612.5 214555.3 232424.6 271968.1 206437.45 200848.87 12176.775
1991 212728.6 232019.1 249811.4 290870.6 223287.2 214964.67 13097.85
1992 227657.6 245027.5 264683.1 309659.1 238523.3 230533.97 9756.3
1993 243108.5 258392.2 279563.3 329775.8 251709.85 245146.27 10023.525
1994 256051.8 310967.2 304073.1 354640.8 284679.7 271462.3 39431.25
1995 271405.9 306259.5 329469.2 383792.3 308613.35 291872.97 -3530.775
1996 285720.3 336864.6 359037.9 414418.9 321562.05 318030.43 22953.825
Catatan:
Ct = Total Konsumsi ( Gross Domestic Consumption )
Yd = Pendapatan Disposibel ( Disposible Income )
Yn = Pendapatan Nasional Neto ( Net National Product )
Yt = Produk Domestik Bruto ( Gross Domestic Product )
YP = Pendapatan Permanen ( Permanent Income )
YN = Pendapatan Normal ( Normal Income )
YT = Pendapatan Transitori ( Transitory Income )
Sumber: Diolah oleh penulis dari Tabel 1.
19
Lampiran 2 : HASIL PERHITUNGAN DAN PENEMUAN EMPIRIS
Hasil Estimasi Fungsi Regresi ( Regression Functions ) "Ordinary Least Square Method"
Fungsi: Ct = f ( Yd , Ui ) Fungsi: Ct = f ( Y
d , Y
dt-1 , Ui )
Regression Output: Regression Output:Constant 11166.8 Constant 12201.8Std Err of Y Est 6342.78 Std Err of Y Est 5863.82R Squared 0.99095 R Squared 0.99256No. of Observations 28 No. of Observations 28Degrees of Freedom 26 Degrees of Freedom 25
X Coefficient(s) 0.84836 X Coefficient(s) 0.67093 0.18464Std Err of Coef. 0.0159 Std Err of Coef. 0.07761 0.0793T-test ( DF = 26 ) 53.3648 T-test ( DF = 25 ) 8.64494 2.32828
Adjusted R Squared 0.9906 Adjusted R Squared 0.99197Adjusted Multiple R 0.99547 Adjusted Multiple R 0.99628F Ratio Probability 2847.81 F Ratio Probability 3337.45
Fungsi: Ct = f ( YP , Ui ) Fungsi: Ct = f ( YP , YT , Ui )
Regression Output: Regression Output:Constant 14287.7 Constant 12201.8Std Err of Y Est 6773.44 Std Err of Y Est 5863.82R Squared 0.98968 R Squared 0.99256No. of Observations 28 No. of Observations 28Degrees of Freedom 26 Degrees of Freedom 25
X Coefficient(s) 0.86087 X Coefficient(s) 0.85557 0.32419Std Err of Coef. 0.01724 Std Err of Coef. 0.01502 0.10413T-test ( DF = 26 ) 49.9398 T-test ( DF = 25 ) 56.9626 3.11322
Adjusted R Squared 0.98929 Adjusted R Squared 0.99197Adjusted Multiple R 0.99483 Adjusted Multiple R 0.99628F Ratio Probability 2493.99 F Ratio Probability 3337.45
Fungsi: Ct = f ( YN , Ui ) Fungsi: Ct = f ( YN , YT , Ui )
Regression Output: Regression Output:Constant 18101 Constant 15261.4Std Err of Y Est 8103.77 Std Err of Y Est 6807.79R Squared 0.98523 R Squared 0.98998No. of Observations 28 No. of Observations 28Degrees of Freedom 26 Degrees of Freedom 25
X Coefficient(s) 0.86775 X Coefficient(s) 0.86181 0.41536Std Err of Coef. 0.02084 Std Err of Coef. 0.01759 0.1207T-test ( DF = 26 ) 41.6476 T-test ( DF = 25 ) 48.9984 3.44114
Adjusted R Squared 0.98466 Adjusted R Squared 0.98918Adjusted Multiple R 0.99259 Adjusted Multiple R 0.99498F Ratio Probability 1734.52 F Ratio Probability 2469.62
Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5
------+++++------
20
Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:
21
Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:
Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN
JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN
PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil
Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL
& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi
10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.
Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah
DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016
12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN
TRANSPORTASI 2014 s/d 2017
I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta
Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:
02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang
004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen
005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia
006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia
008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia
010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri
011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan
012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth
013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan
014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat
015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995
016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan
017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan
020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi
021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka
022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi
023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka
024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas
026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan
028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana
029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
22
004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara
031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth
034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif
035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan
037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen
038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia
039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan
040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)
041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka
042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)
043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia
044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal
046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana
047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana
049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia
050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi
051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera
052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan
054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada
Kemampuan Sendiri
055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan
056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan
057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional
059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat
061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi
Aliran Dana Luar Negeri
062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan
005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi
065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi
066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan
068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro
069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional
070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro
071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro
073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial
074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial
23
II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi
Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Hasil Estimasi
File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Non-Estimasi
File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi
File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA
Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA
Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL
ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation
Result Function (242 halaman)
008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan
080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia
009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA
083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-
STATE GROWTH
084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai
085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber
Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off
010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010
Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
24
011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010
Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna
Kendaraan Pribadi Dan Umum
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)
File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)
File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010
atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung
Pandang
012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011 Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan
File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011
Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan
File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011
Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia
File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011 Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik
File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia
File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik
File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau
File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik
File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011
Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara
File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011
Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri
File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011
Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik
File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011
25
Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional
10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009
Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil
Pribadi Di Jakarta
File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010
Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi
Dan Umum
File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010 Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI
File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010
Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-
UJUNG PANDANG
File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016
Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute
JAKARTA-UJUNG PANDANG
014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014
Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA
File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014
Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API INDONESIA
File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014
Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN
PENERBANGAN DOMESTIK
015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,
Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017
Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan
Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara
File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017 Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA
LUAR NEGERI
26
III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017
File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015
Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017
Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey
Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt
135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h
137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h 138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h
139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h
141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h
27
12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014
Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015
Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016
Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017
Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017
Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017
Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
28
Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan
didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN
ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan
keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.
KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah
dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai
MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar
mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN
TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan
juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai
bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah
Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF
(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya
bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan
dalam sebuah Daftar Harga).
Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),
sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan
ilmiah yang disusun oleh Amrizal.
Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal
ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar
TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:
Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari
Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)
keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),
cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut
ke dalam Google.
Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah
files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat
tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......
-------- Jakarta, 14 September 2017--------
top related