Failure to Thrieve Referat Ucup Tinpus
Post on 10-Aug-2015
162 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Definisi
Sampai saat ini belum ada konsensus atau kesepakatan mengenai definisi failure to thrive
atau gagal tumbuh.5 Krugman mendefinisikan gagal tumbuh adalah pertumbuhan fisik yang tidak
adekuat selama pengamatan dalam suatu periode dengan menggunakan grafik pertumbuhan.1
Rabinowitz mendefinisikan gagal tumbuh adalah penghentian yang bermakna dari pertumbuhan
yang diharapkan selama masa anak.6 Sedangkan Gahagan membatasi gagal tumbuh terjadi pada
bayi dan anak dibawah tiga tahun.2 Block dan Blair mengatakan bahwa gagal tumbuh adalah
pencapaian pertumbuhan yang terhenti lama secara signifikan dibandingkan dengan anak seumur
dan sejenis kelamin. 8,9 Bauchner dan Olsen menambahkan bahwa gagal tumbuh yaitu bayi atau
anak yang pertumbuhan fisiknya berkurang secara signifikan dibandingkan dengan anak
seusianya, dan dapat berhubungan dengan perkembangan dan fungsi kognitif yang buruk.10,11
Sedangkan Corales dalam buku Manual of Pediatric Nutrition mengatakan bahwa gagal tumbuh
adalah .12 Schwartz menyarankan definisi gagal tumbuh lebih menegaskan penurunan
pertumbuhan (dalam tinggi dan berat badan) mencakup bayi dan anak dan termasuk
perkembangan dan psikososial.4
2.2. Epidemiologi
Gagal tumbuh dapat terjadi pada semua kelas sosio ekonomi, walaupun lebih sering
terjadi pada keluarga yang hidup dalam kemiskinan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
insiden gagal tumbuh meningkat pada anak yang sedang dalam pengobatan, tinggal di daerah
rural, dan yang tidak mempunyai rumah.6,7 Sebaliknya penelitian yang dilakukan oleh Avon
Longitudinal Study of Parent and Children (ALSPAC) yang dilakukan di Inggris, menemukan
tidak ada hubungan kejadian gagal tumbuh dengan factor sosioekonomi, tingkat pendidikan
orang tua dan pekerjaan orangtua.9,13
Kejadian gagal tumbuh lebih banyak terjadi di negara yang belum atau sedang
berkembang dibandingkan dengan negara yang sudah maju. Amerika Serikat pada tahun 1980-
1989 prevalensi gagal tumbuh mencapai 1-5% dari seluruh anak usia dibawah 1 tahun yang
dirawat di rumah sakit rujukan dan diperkirakan 10% anak di pusat kesehatan primer
memperlihatkan gejala gagal tumbuh. 6,7penelitian yang dilakuka Mei dan kawan-kawan pada
anak sampai usia 60 bulan di California didapatkan dari 10844 anak, 20% mengalami gagal
tumbuh berdasarkan grafik tinggi badan menurut umur dan 6% berdasarkan grafik berat badan
menurut umur.14
Sedangkan di Indonesia angka kejadian gagal tumbuh belum ada. Data yang ada adalah
data gizi kurang, prevalensi gizi kurang pada periode 1989-1999 menurun dari 29.5% menjadi
27.5% atau rata-rata terjadi penurunan 0.40% per tahun, namun pada periode 2000-2005 terjadi
peningkatan prevalensi gizi kurang dari 24.6% menjadi 28.0%.15
2.3. Etiologi dan Klasifikasi
Gagal tumbuh dapat disebabkan oleh berbagai factor, namun penyebab utamanya adalah
defisiensi nutrisi.8 Etiologi dapat diklasifikasikan menurut sistem, organik atau non organik dan
patofisiologi.
Tabel 1. Etiologi berdasarkan system10
Psikososial
Diet yang tidak adekuat karena kemiskinan/kekurangan makanan, salah dalam
mempersiapkan makanan
Rendahnya pendidikan orangtua
Masalah hubungan orangtua dan anak
Food refusal
Ruminasi
Masalah kesehatan mental dan kognitif orangtua
Child abuse/neglet, penyimpangan emosional
Neurologi
Serebral palsi
Tumor hipotalamus
Kelainan neuromuscular
Kelainan neurodegenerative
Ginjal
Infeksi saluran kemih
Renal tubular acidosis
Gagal ginjal
Endokrin
Diabetes mellitus
Diabetes incipidus
Hipotiroid/hipertiroid
Defisiensi hormone pertumbuhan
Genetic/metabolic/congenital
Penyakit sel sabit
Penyakit metabolic bawaan
Dysplasia skeletal
Kelainan kromosom
Sindrom multiple congenital anomaly
Gastrointestinal
Stenosis pylorus
GERD
Tracheoesofageal fistula
Malrotasi
Sindrom malabsorpsi
Celiac disease
Intoleran lactose dan protein
Sistik fibrosis
Kolestasis kronik
Inflammatory bowel disease
Short bowel syndrome
Hirschprung disease
Alergi makanan
Jantung
Kelainan jantung bawaan
Gagal jantung
Pulmonary/respiratori
Asma berat
Bronkoekstasi
Gagal nafas
Bronkopulmanari dysplasia
Infeksi
Infeksi kronis
Infeksi parasit
Tuberculosis
HIV
Tabel 2. Etiologi gagal tumbuh berdasarkan organik dan nonorganik1
Nonorganic
Gangguan hubungan ibu dan anak
Pembuatan susu formula yang salah
Gagal menyusui
Intake kurang
Terlambat mengenalkan makanan padat
Intoleransi terhadap makanan baru
Tekanan Psikososial
Organic
IUGR
Kelainan congenital
Alergi susu sapi
Penyakit seliak
HIV
Sistik fibrosis
Penyakit jantung bawaan
GERD
Kelainan metabolic kromosom
Tabel 3. Etiologi gagal tumbuh berdasarkan patofisiologi
Asupan kalori yang kurang
Pembuatan formula yang tidak tepat
Kebiasaan makanan yang salah
Gangguan tingkah laku yang mempengaruhi makan
Anak terlantar
Kemiskinan
Terganggunya hubungan orang tua dan anak
Kesulitan makan secara mekanik ( disfungsi oromotor, anomaly congenital, GERD,
kerusakan susunan saraf pusat)
Gangguan penyerapan
Celiac disease, cystic fibrosis
Alergi susu sapi
Defisiensi vitamin atau mineral
Atresia bilier atau penyakit hati
Necrotizing enterocolitis , short gut syndrome
Meningkatnya metabolism
Hipertiroid
Infeksi kronis (HIV,keganasan, penyakit ginjal)
Hipoksemia (penyakit jantung bawaan, penyakit paru kronik)
Gangguan penggunaan zat gizi
Abnormalitas genetic
Infeksi congenital
Kelainan metabolic
2.4. Penilaian Anak Gagal Tumbuh
Dalam menilai anak dengan gagal tumbuh diperlukan anamnesis yang menyeluruh,
pemeriksaan fisik yang komplit, penilaian hubungan orang tua atau pengasuh dengan anak dan
pemeriksaan laboratorium atas indikasi.1,8,11
1. Anamnesis
Anamnesis yang lengkap meliputi riwayat prenatal, kelahiran, riwayat diet, pola makan
dan kebiasaan makan, riwayat medis, sosial saat ini dan yang lalu, serta riwayat keluarga.
Riwayat prenatal meliputi semua informasi yang berkaitan dengan kebiasaan ibu mengkonsumsi
alkohol, merokok, mengkonsumsi obat tertentu dan penyakit selama kehamilan. Riwayat
persalinan meliputi cara lahir, perawatan setelah lahir, komplikasi yang timbul seperti sepsis,
meningitis atau penyakit lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.1,6
Riwayat diet harus menjelaskan sedetail mungkin apa yang dimakan atau diminum
bayi/anak selama 24 jam, bagaimana cara menyiapkan makanan, jenis makanan, volume
makanan, frekwensi makan, dan sebagainya untuk menilai apakah anak mendapatkan asupan
energy yang ade kuat. Jika sulit mendapatkan riwayat diet ini, maka dapat dilakukan three day
food diary yang diperoleh dari anamnesis selama 3 hari. Berdasarkan cara ini dapat dinilai
jumlah dan kualitas asupan nutrisi.riwayat pemberian makan juga menjelaskan jadwal makan,
siapa yang memberi makan dan cara pemberian makan. Riwayat medis sebelum dan saat ini
meliputi riwayat kelahiran, penyakit akut dan kronik yang diderita, riwayat perawatan di rumah
sakit, pola defikasi, gejala saluran cerna seperti muntah, refluks dan sebagainya.3,6
Riwayat sosial meliputi jumlah anggota keluarga, siapa yang merawat anak, kondisi
social ekonomi, kebiasaan orang tua seperti minum alcohol dan sebagainya. Riwayat keluarga
meliputi apakah ada keluarga yang mengalami keadaan serupa. Penyakit mental dan lain
sebagainya.1,3,6
2. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik menyeluruh sangat diperlukan dengan tujuan:1
a. Menemukan gangguan/bentuk dismorfik dengan kemungkinan faktor genetik sebagai
penyebab gangguan pertumbuhan.
b. Menemukan penyakit dasar yang mempengaruhi pertumbuhan
c. Melihat tanda-tanda adanya kekerasan pada anak.
d. Menilai berat badan anak dan efek yang ditimbulkan akibat malnutrisi.
Pengukuran antropometri seperti berat badan, tinggi badan dan lingkaran kepala harus
dilakukan dengan memplotnya pada kurva pertumbuhan karena kriteria diagnosis gagal tumbuh
berdasarkan grafik pertumbuhan, walaupun pengukuran berat badan saja masih merupakan alat
diagnostik untuk menilai gagal tumbuh pada anak.12
Tanda vital biasanya dalam batas normal, pencatatan tekanan darah, pernafasan, tekanan
nadi saturasi oksigen dalam beberapa kondisi klinis tertentu. Kelainan structural atau anatomi
yang dapat mengganggu pemberian makan harus diperiksa, anak dengan celah pada bibir dan
palatumnya mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadi gagal tumbuh, begitu juga kelainan
anatomi ringan seperti adanya caries dentis, abses rongga mulut, pembesaran tonsil dan adenoid
dapat mempengaruhi intake makanan.4 Beberapa keadaan dapat ditemukan pada anak dengan
gagal tumbuh antara lain edema, kurus, hepatomegali, perubahan pada kulit, warna rambut,
perubahan status mental dan tanda-tanda defisiensi vitamin.4,6
3. Interaksi anak dengan orang tua
Gagal tumbuh dapat melibatkan faktor psikososial meliputi hubungan antara orang tua
dan anak. Dengan memperhatikan interaksi keduanya terutama waktu makan, mungkin dapat
memberikan informasi tentang etiologi gagal tumbuh. Disini akan terlihat kemampuan orangtua
menangkap isyarat dari anak, respon anak, cara orangtua bersikap terhadap anaknya, sehingga
akan didapat gambaran hubungan orangtua dengan dan anak yang akan menjadi kunci untuk
memulai intervensi.6
Interaksi orangtua dengan anaknya dapat juga diperoleh melalui wawancara dan
pengamatan langsung serta melalui tenaga kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan
keluarga tersebut.4 Adanya faktor psikososial dalam hal ini memerlukan pemeriksaan lebih lanjut
termasuk kondisi ekonomi keluarga, hubungan social kemasyarakatan dan pemeriksaan
kesehatan mental. Kadang beberapa kasus diperlukan konsultasi dengan psikolog, pekerja social
dan bahkan psikiater. Adanya tanda kekerasan pada anak jelas akan memerlukan perhatian lebih,
bahkan dapat melibatkan pelayanan perlindungan anak.6 Cara atau sikap ibu dalam memberikan
makan yang tidak baik pada anak juga merupakan faktor risiko untuk terjadinya gagal
tumbuh.11,13
4. Kurva pertumbuhan
Kurva pertumbuhan merupakan alat pemeriksaan yang sangat penting dalam menilai
anak gagal tumbuh. Memproyeksikan berat badan, panjang/tinggi badan dan lingkaran kepala
secara serial akan memperlihatkan perubahan yang dinamis terhadap ketiga ukuran tersebut.
Pertumbuhan yang normal akan mengikuti kurva persentil sesuai yang diharapkan. Dengan
memperhatikan kurva pertumbuhan akan dapat diamati dengan tepat kapan terjadi gangguan
pertumbuhan.2,6 Kriteria diagnostik gagal tumbuh10,11
a. Berat badan <75% dari median berat badan sesuai umur kronologik (kriteria Gomez) atau;
b. Berat badan <80% dari berat badan menurut tinggi (kriteria Waterlow) atau ;
c. BMI umur kronologi < persentil 5 atau;
d. Berat menurut umur kronologi < persentil 5 atau;
e. Tinggi menurut umur kronologi < persentil 5 atau;
f. Penurunan berat badan menyeberangi lebih dari 2 garis persentil mayor.
Dari semua kriteria diatas belum ada kesepakatan para ahli mana yang ideal untuk menilai gagal
tumbuh. Penelitian yang dilakukan oleh Olsen dan kawan kawan menyimpulkan tidak ada satu
kriteria yang ideal untuk menilai gagal tumbuh.11
Gambar 1. Contoh grafik anak dengan gagal tumbuh karena pemberian makan yang salah dan
penyakit celiac 2
Gambar 2. Contoh grafik anak gagal tumbuh anorganik
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan ditentukan berdasarkan hasil temuan dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus untuk semua anak
dengan gagal tumbuh, karena banyak anak dengan gagal tumbuh tidak mempunyai kelainan
laboratorium.1,6 Pemeriksaan labor yang dilakukan pada anak dengan gagal tumbuh untuk
skrining awal meliputi darah tepi lengkap, urinalisis, kultur urin, elektrolit, ureum kreatinin,
kalsium, faal hepar, termasuk albumin dan globulin.6 Pemeriksaan lain dilakukan atas indikasi
seperti skrining untuk HIV, uji fungsi tiroid, imunoglobuln, uji mantoux, rontgen foto, bone age
dan lain-lain.6
6. Penilaian perkembangan
Penilaian perkembangan juga seharusnya dilakukan untuk deteksi dini keterlambatan
perkembangan pada anak gagal tumbuh. Penelitian dari Case Western Reserve, terhadap anak
dengan gagal tumbuh didapatkan rata-rata IQ 85,4 + 15, 11,5% mempunyai beberapa
keterlambatan perkembangan dan 18% mempunyai nilai sekolah yang rendah.4
Gambar 3. Algoritma penilaian gagal tumbuh3
2.6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gagal tumbuh memerlukan pemahaman terhadap semua faktor yang
berperan dalam proses pertumbuhan anak termasuk kondisi kesehatan dan gizi anak,
permasalahan dalam keluarga dan hubungan orang tua-anak.10 Tatalaksana ini harus segera
dimulai bahkan sebelum pemeriksaan lengkap. Seiring dengan pengumpulan informasi,
pemeriksaan fisik lengkap, pemeriksaan laboratorium, radiologi, atau evaluasi psikososial,
edukasi tentang gizi yang adekuat harus diberikan, intervensi gizi dan pemberian makan dimulai
pada kunjungan pertama.2,12
Hal pertama yang menjadi patokan dalam penatalaksanaan gagal tumbuh adalah
mengidentifikasi penyakit dasar dan pengobatannya. Jika ditemukan penyakit yang berat seperti
gangguan elektrolit dan dehidrasi harus diatasi segera, bahkan kalau diperlukan anak harus
segera dirawat di rumah sakit. 1,2
Tahapan yang dapat ditempuh dalam penatalaksanaan anak dengan gagal tumbuh adalah
sebagai berikut :
1. Penatalaksanaan pemberian makan
Sebagian besar kasus gagal tumbuh dapat diatasi hanya dengan intervensi gizi dan
modifikasi pola makan. Dua hal prinsip yang dipegang dalam tata laksana gagal tumbuh tanpa
memandang penyebabnya adalah diet kalori tinggi untuk mengejar ketertinggalan pertumbuhan
dan pemantauan yang ketat. Anak dengan gagal tumbuh memerlukan asupan kalori lebih besar
150% dari asupan kalori harian yang direkomendasikan berdasarkan berat badan yang
diharapkan, bukan berat badan saat ini.1 Corrales dalam buku Manual of Pediatric Nutrition,
menganjurkan estimasi kebutuan kalori untuk catch up pertumbuhan pada gagal tumbuh dengan
menggunakan rumus:12
RDA x BB ideal menurut tinggi (kg) sampai RDA x BB ideal menurut umur (kg)
Berat badan aktual (kg) Berat Badan aktual (kg)atau
120 kcal/kg x BB ideal menurut tinggiBerat badan aktual
Pada bayi hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan asupan kalori dengan
menambahkan konsentrasi susu formula. Penambahan kalori pada anak prasekolah dapat
dilakukan dengan cara penambahan bahan seperti keju, roti atau kacang dalam menu sehari-hari.
Pemberian multi vitamin akan memberikan anak vitamin dalam jumlah minimal yang di
butuhkan oleh tubuh. Anak yang tidak respon dengan pendekatan ini memerlukan penelusuran
lebih lanjut.1-3
2. Pendekatan multi disiplin
Konsultasi dengan ahli gizi diperlukan untuk mengatasi timbulnya malnutrisi,
memperkirakan asupan kalori yang diperlukan dan menentukan ben
tuk diet yang tepat dan berkalori tinggi. Masalah emosional ibu, keluarga dan anak dengan
psikiater akan membantu mengatasi masalah tersebut.12 Dukungan pekerja sosial, ahi spiritual
dan masyarakat sekitar juga diperlukan.1
3. Perawatan di rumah sakit
Perawatan di rumah sakit pada anak gagal tumbuh jarang diperlukan, kebanyakan rawat
jalan. Perawatan rumah sakit diperlukan bila tata laksana rawat jalan gagal dalam mengatasi
keadaan ini.2 Anak dengan gagal tumbuh harus dirawat di rumah sakit bila keadaan ini terus
terjadi walaupun optimalisasi dukungan masyarakat seperti perawatan kesehatan masyarakat,
ahli gizi masyarakat, pekerja sosial, tokoh agama, pemuka agama, dan sebagainya telah
diberikan. Pasien juga dianjurkan untuk dirawat bila kondisi anak atau orang yang mengasuh
atau keluarga tidak dapat memberikan perawatan yang tepat atau mungkin malah membahayakan
keselamatan anak. 6
Tujuan perawatan anak gagal tumbuh dirumah sakit adalah:
a. Mengamati kebiasan makan anak dan hubungan orang tua dan anak
b. Melihat apakah berat badan anak dapat kembali normal bila mendapatkan asupan
yang cukup atau dijauhkan dari keluarga.
c. Memutuskan pemeriksaan penunjang yang diperlukan sesuai indikasi
Gambar 4. Alur management gagal tumbuh13
2.7. Prognosis
Anak dengan gagal tumbuh berisiko untuk terjadinya perawatan pendek, gangguan
tingkah laku, keterlambatan perkembangan dan gangguan kognitif atau intelegenscia quotion
yang rendamakin kecil terjadinya gagal tumbuh semakin besar kemungkinan timbulnya risiko.
Untuk mencegah hal tersebut, dipewrlukan pengenalan yan lebih awal dan tata laksana sedini
mungkin. Sehingga diharapkan dapat outcome yang lebih baik.1,6
BAB III
KESIMPULAN
Konsensus tentang definisi gagal tumbuh belum ada. Gagal tumbuh bisa disebabkan oleh
penyebab organik dan non organik arau kombinasi keduanya. Dalam menilai anak dengan gagal
tumbuh diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik yang teliti dan hubungan orang tua dan anak
serta pemeriksaan penunjang atas indikasi. Deteksi dan tata laksana dini akan mempengaruhi
prognosis anak dengan gagal tumbuh.
top related