evaluasi risiko operasional terhadap unit operasi - Digilib UNS
Post on 31-Mar-2023
0 Views
Preview:
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EVALUASI RISIKO OPERASIONAL TERHADAP UNIT OPERASI
KREDIT PENSIUN PADA PT BTPN CABANG SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
Yanna Amalia Widhowati
NIM F3308010
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN MOTTO
Cara tebaik untuk membahagiakan diri sendiri adalah membahagiakan semua orang lain. (Mark Twain)
Lakukan apa yang ku bisa, dengan apa yang kumiliki, di mana pun ku berada.
Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak
percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.
Bagaimanapun tujuan hidup setiap orang adalah menjalaninya, menghayati setiap pengalaman, mencari pengalaman lebih baru dan lebih kaya tanpa rasa takut. (Eleanor Roosevelt)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Kepada :
♥ Tuhan Yesus Kristus
Atas limpahan berkat dan kasih karunia-Nya
yang selalu menyertaiku tiada henti
♥ Keluargaku (Bapak, ibu dan kakakku)
Atas kasih sayang, doa, dukungan semangat
dan cinta yang selalu mengalir untukku
♥ Agyl Bobby
Atas segala ketulusan cinta, perhatian, dan
semangat untuk hari-hari indah ku
bersamamu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat , rahmat serta kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dalam mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Tugas Akhir ini tidak
akan terwujud tanpa adanya bantuan serta dukungan baik secara material, non
material ataupun lahir maupun batin dari berbagai pihak. Semua bantuan dan
dukungan tersebut senantiasa ada dalam kehidupan penulis ketika belajar di
Universitas Sebelas Maret.
Oleh karena itu, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu proses penyelesaian penyusunan Tugas
Akhir ini:
1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Agus Budiatmanto, Msi., Ak selaku ketua Program Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Sri Hanggana, Drs, MSi, Ak selaku dosen pembimbing atas
bimbingan dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan magang di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Anas Wibawa, Msi, Ak, Hanung Triatmoko, Msi, Ak, CPA, Agus
Budiatmanto,Msi, Ak serta seluruh Bapak Ibu Dosen, terima kasih atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ilmu praktik dan teori yang diberikan selama masa perkuliahan di Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Seluruh keluarga besar PT BANK BTPN Kantor Cabang Surakarta, Pak
Kirno, Pak Wiji, Ibu Susan, Mbah Sis, Pak Bejo, Pak Tommy, Mas
Memet dan Mas Nanang terima kasih atas kerjasama, pelajaran, dan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini..
6. Kedua orang tuaku Bapak Sardjono dan Ibu Sri Hardiningsih atas doa,
kasih sayang, dukungan dan semangat yang tiada hentinya diberikan
kepada penulis. Terima kasih Pak, Bu buat semua yang telah diberikan
buat penulis hingga saat ini.
7. Kakakku tercantik Melya Puspita Sari untuk semangat dan teladan yang
diberikan kepada penulis. Thanks Melmut ....
8. Keluarga besar Paulus Amat Turaji dan keluarga besar Soehardi, seluruh
saudara-saudaraku, terima kasih atas doa dan dukungannya yang tiada
henti terus mengalir untukku.
9. Terima kasih buat teman setia Agyl Bobby Santoso atas dukungan,
bantuan, motivasi, kebaikan yang tiada henti semenjak kita bersama.
10. Sahabatku Arum, Talita, Juwita, Yenny, Amel, Ita, terima kasih buat
semangat dan canda tawa ketika kita bersama menempuh belajar di
kampus tercinta, buat nasehat, dukungan dan kasih sayang yang selalu
mengalir untukku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
11. Keluarga besar Ieke Coffee n Gelato, Mba Dinda, Pak Yongky, Mas Yoga,
Ipeh, Arni, Rio, terima kasih atas dukungan , semangat, pengertian yang
diberikan kepada penulis.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan tugas
akhir ini, namun penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari
kesempurnaan. Segala kekurangan dan ketidaksempurnaan yang masih
terdapat dalam tugas akhir ini merupakan tanggung jawab penulis semata-
mata. Semoga karya ini dapat bermanfaat.
Surakarta, 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... 1
1. Sejarah Perkembangan PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk. ............................................................................. 1
2. Bentuk Hukum dan Kerahasiaan Bank ....................................... 4
3. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional ............ 4
4. Sumber Dana .............................................................................. 5
5. Tujuan dan Tugas Perusahaan .................................................... 5
6. Etika Pegawai PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang
Surakarta ................................................................................... 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Pedoman Pegawai PT. Bank Tabungan Pensiunan
8. Nasional Cabang Surakarta ......................................................... 7
9. Budaya Kerja dan Perilaku Utama Bagi Pegawai ...................... 8
10. Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Cabang Surakarta ....................................................... 9
11. Deskripsi Jabatan ...................................................................... 11
12. Produk Layanan ........................................................................ 16
B. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................... 19
C. PERUMUSAN MASALAH ........................................................... 22
D. TUJUAN PENELITIAN ................................................................ 23
E. MANFAAT PENELITIAN ............................................................ 23
BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 25
1. Pengertian Risiko Operasional ................................................... 25
2. Pengertian Kredit ........................................................................ 27
3. Tujuan dan Fungsi Kredit ........................................................... 27
4. Jenis-jenis Kredit ........................................................................ 28
B. Kredit Pensiun ................................................................................ 31
1. Definisi Kredit Pensiun .............................................................. 31
2. Jenis Kredit Pensiun ................................................................... 33
3. Dokumen Kredit Pensiun ........................................................... 35
4. Catatan Akuntansi ...................................................................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
C. Evaluasi Risiko Operasional Terhadap Unit Operasi Kredit
Pensiun pada PT. BTPN Cabang Surakarta .................................... 39
1. Organisasi Perkreditan ............................................................... 39
2. Proses Persetujuan Kredit .......................................................... 40
3. Alokasi Pemberian Kredit ......................................................... 48
4. Penerapan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif .............. 48
5. Wewenang Pemutusan Kredit Pensiun ...................................... 49
6. Fasilitas Kredit kepada Pengurus Bank ..................................... 51
7. Tindak Lanjut Temuan Pemeriksaan Bank Indonesia ............... 52
8. Sarana Informasi ........................................................................ 53
BAB III TEMUAN
A. Kelebihan ........................................................................................ 54
B. Kelemahan ...................................................................................... 55
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 57
B. Rekomendasi .................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang
Surakarta.................................................................................................. 10
2.1 Flowchart Pencairan Pinjaman Kredit Pensiun ....................................... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Pernyataan
2. Surat Keterangan Telah Melakukan Magang
3. Form Aplikasi Permohonan Kredit Pensiun
4. Form Memorandum Persetujuan Kredit
5. Form Lembar Wawancara Produk Kredit Pensiun
6. Form Permohonan Pelunasan Penarikan SKEP
7. Surat Pernyataan Pembayaran Pensiun Melalui Rekenong (SP3R)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
EVALUASI RISIKO OPERASIONAL TERHADAP UNIT OPERASI KREDIT PENSIUN PADA PT BTPN CABANG SURAKARTA
YANNA AMALIA WIDHOWATI
F3308010
Pension credit product is one of the banking products offered by the Bank for pensioners with a special mission to welfare the life and the spiritual of pensioners in Indonesia. The purpose of this research is to understand the operational risks that may arise in the operating unit credit pension in the PT BTPN and know the strengths and weaknesses that exist in the operating unit of the pension credit in the PT BTPN Surakarta.
The author of a study of operational risk finds strengths and weakness.
Excess PT BTPN in reducing operational risks that may arise by doing a review of key documents in the form of pensions (skepticism) and doing field research to assess creditworthiness, as well as the decentralization of power to be a cashier of the credit system of pensions in order to reduce operating errors, not bargain the pension credit. The drawback is the lack of maps of the Internal Control System (ICS) and there’s no validation BTPN checklist as part of a retirement account credits which may affect the appearance of the debtor data entry error.
The recommendation can be given by the author is to increase the
coordination of functions related to the pension credit which’s funding division and business in order to achieve the target and minimize the risks that can occur, also allow the PT BTPN always consider the data of their relatives from debtors pension credit so there’ll be no risk of confusion because the original credit pension debitors. Keywords: Evaluation, Pension Credit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
EVALUASI RISIKO OPERASIONAL TERHADAP UNIT OPERASI KREDIT PENSIUN PADA PT BTPN CABANG SURAKARTA
YANNA AMALIA WIDHOWATI
F3308010
Produk kredit pensiun adalah salah satu produk perbankan yang diberikan oleh Bank kepada debitur khusus para pensiunan dengan mempunyai misi khusus guna mensejahterakan kehidupan lahir dan batin para pensiunan di Indonesia. Sasaran dari penelitian ini adalah untuk memahami risiko operasional yang dapat terjadi pada unit operasi kredit pensiun pada PT BTPN serta mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada dalam unit operasi kredit pensiun pada PT BTPN Cabang Surakarta.
Dari hasil penelitian evaluasi risiko operasional terhadap unit operasi kredit pensiun, Penulis menemukan kelebihan dan kelemahan. Kelebihan PT BTPN dalam mengurangi risiko operasional yang mungkin terjadi adalah dilakukannya survei lapangan untuk menilai kelayakan kredit serta adanya desentralisation authority berupa teller system kredit pensiun guna mengurangi kesalahan transaksi yang bukan merupakan transaksi kredit pensiun. Kelemahannya adalah belum adanya Kartu Sistem Pengendalian Intern ( SPI) di PT BTPN, tidak adanya verification checklist sebagai bagian dari pembukaan rekening kredit pensiun yang dapat berpengaruh pada munculnya kesalahan input data debitur.
Rekomendasi yang dapat diberikan oleh Penulis adalah ditingkatkannya koordinasi fungsi-fungsi yang terkait dalam kredit pensiun yaitu divisi funding dan bussiness agar dapat mencapai sasaran serta meminimalisir risiko yang dapat terjadi, dimungkinkan pula sebaiknya PT BTPN selalu mempertimbangkan data diri sanak saudara dari debitur kredit pensiun agar tidak terjadi risiko akibat ketidakjelasan asal-usul dari debitur kredit pensiun.
Kata kunci: evaluasi, kredit pensiun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perkembangan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
Pada tanggal 5 Februari 1958 Bank Pegawai Pensiunan Militer
(BAPEMIL) didirikan atas dasar prakarsa dari tujuh orang dalam suatu
perkumpulan pegawai pensiunan militer, yang merupakan bentuk usaha
yang memberikan layanan kepada para anggotanya untuk memberikan
pinjaman dan menerima simpanan. Berkat sambutan yang sangat positif
dari masyarakat khususnya para pensiunan, pada tahun 1986 para anggota
perkumpulan “BAPEMIL” membentuk Bank Tabungan yang bernama
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional guna melanjutkan dan
memperluas kegiatan usaha “BAPEMIL”. PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional merupakan satu–satunya Perusahaan jasa keuangan yang
mempunyai tujuan dan visi misi khusus guna mensejahterakan kehidupan
lahir dan batin pensiunan di Indonesia.
Tujuan utama masyarakat menyimpan uang di bank adalah untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terhadap uang yang dimiliki,
kegiatan investasi juga dilakukan masyarakat untuk mendapatkan bunga
atas hasil simpanannya. Berbagai jenis simpanan yang ditawarkan setiap
bank juga beragam tergantung dari bank yang bersangkutan. Adapun
aktivitas utama PT.BTPN adalah memberikan pelayanan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
memuaskan kepada pensiunan karena target market PT. BTPN adalah
pada mulanya memang para pensiunan di Indonesia. Tahun 2008
merupakan tahun penting PT. BTPN, karena pada tahun inilah PT.BTPN
melakukan pengembangan dan pencapaian yaitu sukses melakukan go
public dengan melepas saham milik Pemerintah. Senantiasa
meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada para nasabahnya,
mendorong PT. BTPN untuk terus berkembang dan dibuktikan dengan
membentuk pelayanan yang berupa Mitra Usaha Rakyat. Suatu produk
pelayanan PT. BTPN yang diberikan kepada masyarakat Indonesia untuk
membantu membiayai kegiatan usaha masyarakat dengan memberikan
kredit. Dengan komitmen PT. BTPN sebagai mitra pengusaha mikro dan
kecil, PT. BTPN secara berkala selalu menggelar pelatihan
pengembangan usaha dan modal bagi nasabahnya yaitu pengusaha mikro
dan kecil.
Perkembangan yang signifikan yang dilakukan oleh PT. BTPN
dari tahun ke tahun selalu mendapatkan penghargaan dan prestasi dari
beberapa Lembaga yang dipercaya, berikut di antaranya penghargaan
yang diperoleh pada empat tahun terakhir:
a. Tahun 2010
1) Best Performance Bank Kategori Swasta Menengah dalam ABFI
Banking Award 2010 yang diselenggarakan oleh ABFI Institute
Perbanas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2) Peringkat 1 Rating Bank Go Public yang diselenggarakan oleh
Majalah Infobank.
3) Paltinum Trophy 2010 atas kinerja “Sangat Bagus” 10 tahunb
berturut – turut (2000- 2009) yang diselenggarakan oleh Majalah
Infobank.
b. Tahun 2009
Penghargaan Banking Efficiency Award 2009 untuk kategori Bank
dengan aset Rp 10-50 triliun, yang diselenggarakan oleh Harian Bisnis
Indonesia.
c. Tahun 2008
1) The Best Bank 2008 Majalah Investor untuk kategori Bank Umum
dengan aset Rp 1 triliun – 25 triliun, yang diselenggarakan oleh
Majalah Investor.
2) Peringgkat pertama Infobank Award 2008 untuk kategori Bank
dengan kegiatan usaha terfokus pada segmen usaha tertentu
dengan modal Rp 100 miliar – Rp 10 triliun, yang diselenggarakan
oleh Majalah Infobank.
d. Tahun 2007
1) Infobank Award untuk predikat Bank “ Sangat Bagus” yang
diselenggarakan oleh majalah Infobank.
2) Bank Umum Terbaik yang memiliki aset Rp 1 triliun – Rp 10
triliun, yang diselenggarakan oleh Majalah Investor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Berbekal penghargaan yang diperoleh, memampukan PT. BTPN
memperluas kantor wilayah pelayanannya dengan membuka BTPN Mitra
Usaha Rakyat ( MUR). Kini PT. BTPN dikenal sebagai Bank publik skala
menengah bereputasi prima dan salah satu Bank yang mempunyai kinerja
keuangan terbaik.
2. Bentuk Hukum dan Kerahasiaan Bank
Melalui Surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. 055/KM17.1993 tanggal 22 Maret 1993, status PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional yang pada mulanya merupakan Bank Tabungan
berubah menjadi Bank Umum akibat berlakunya Undang–Undang Nomor
10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang menetapkan bahwa status Bank
hanya ada dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Kerahasiaan PT. BTPN adalah berupa Pasiva Bank, seperti
misalnya tabungan, deposito, kredit nasabah pensiun, dll. Bank wajib
merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan
mengenai Nasabah Penyimpan dan Simpanan Nasabah. Berdasar PBI
No.2/19/PBI/2000 setiap rahasia bank tidak berlaku untuk kepentingan
perpajakan yang mana terlebih dahulu ada izin tertulis dari Pimpinan
Bank Indonesia berdasarkan permintaan tertulis Menteri Keuangan dan
penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan
Piutang dan Lelang Negara/ Panitia Urusan Piutang Negara berdasarkan
izin tertulis dari Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan tertulis Kepala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara/ Panitia Urusan Piutang
Negara.
3. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
a. Visi
Menjadi bank mass market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat
Indonesia.
b. Misi
Bersama, kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih
berarti.
Atas dasar visi dan misi Perusahaan, PT. BTPN berusaha untuk
selalu memberikan yang terbaik dengan kinerja unggul, dapat dipercaya
dan peduli kepada masyarakat Indonesia.
4. Sumber Dana
PT. BTPN merupakan perusahaan swasta yang sebagian besar
modalnya diperoleh dari sektor publik dan retail. Seiring dengan
berjalannya waktu, PT. BTPN juga menghimpun dana secara mandiri
melalui Structured Funding. Dana tersebut dihimpun dalam bentuk
tabungan, deposito maupun produk-produk dana lainnya.
5. Tujuan dan Tugas Perusahaan
e. Tujuan
1) Sebagai Perusahaan jasa keuangan PT. BTPN kantor cabang
Surakarta berupaya untuk senantiasa mensejahterakan kehidupan
pensiunan dengan jalan memberikan kredit pensiun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2) Meningkatkan taraf hidup masyarakat ekonomi lemah dengan
memberikan kredit usaha bagi pengusaha ekonomi mikro dan
kecil.
3) Membantu meningkatkan Pendapatan Daerah dengan menghimpun
dana deposito dari Masyarakat.
4) Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan kredit pensiun di
Indonesia.
f. Tugas
Beberapa tugas yang diemban oleh PT BTPN Kantor Cabang
Surakarta, antara lain :
1) Memberikan kemudahan bagi para pensiunan untuk mengajukan
kredit secara mudah dan murah.
2) Mengembangkan kegiatan usaha ekonomi mikro dan kecil untuk
menunjang kehidupan ekonomi nasional dan rakyat Indonesia.
3) Menjalankan peran intermediasi yaitu PT. BTPN menarik
pendanaan dari segmen atas piramida dan menyalurkan pinjaman
pada sisi yang lain pada segmen bawah dari piramida masyarakat.
4) Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan profesional serta memiliki integritas yang tinggi.
5) Mempedulikan kepentingan masyarkat dan lingkungan.
6) Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan
prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Government.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
6. Etika Pegawai PT Bank Tabungan Pensiuan Nasional Cabang Surakarta
Etika pegawai Bank BTPN sebagai berikut :
a. Patuh dan taat ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku.
b. Melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang
berkaitan dengan kegiatan Bank BTPN.
c. Menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat.
d. Tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kegiatan pribadi.
e. Menghindarkan diri dari keterlibatannya dalam pengambilan
keputusan dalam hal yang terdapat pertentengan kepentingan.
f. Menjaga kerahasiaan nasabah dan Bank BTPN.
7. Pedoman Pegawai PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Cabang
Surakarta
Pedoman Pegawai Bank BTPN sebagai berikut :
a. Kita layani secara IKHLAS, SOPAN, dan SANTUN semua langganan
Bank BTPN dengan SENYUM, SALAM, dan SAPA.
b. Kita laksanakan semua tugas dengan baik secara profesional supaya
Bank BTPN maju dan berkembang sehingga kesejahteraan kpegawai
dan keluarga meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8. Budaya Kerja dan Perilaku Utama Bagi Pegawai
a. Pelayanan Prima (Service Excellence)
Memberikan pelayanan prima dengan bersikap Ramah, sopan, dan
bersahabat, peduli, proaktif dan cepat tanggap.
b. Inovasi (Innovation)
Berinisiatif melakukan penyempurnaan dan berorientasi menciptakan
nilai tambah.
c. Keteladanan (Exemplary Behavior)
Menjadi contoh dalam perilaku baik dan benar dan memotivasi
penerapan nilai-nilai budaya kerja.
d. Profesionalisme (Profesionalism)
Berjiwa kompenten dan bertanggung jawab serta bekerja cerdas dan
tuntas.
e. Integritas (integrity)
Mempunyai sikap yang konsisten, disiplin, jujur dan berdedikasi.
f. Kerjasama
Bersikap tulus dan terbuka terhadap pegawai lain dan nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
9. Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang
Surakarta
Pembentukan struktur organisasiPT BTPN menerapkan prinsip
departementisasi. George R. Terry mendefinisikan departementisasi
sebagai aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan
diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Struktur organisasi PT
Bank Tabungan Pensiun Nasional Cabang Surakarta adalah sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Struktur Organisasi
PT.Bank Tabungan Pensiun Nasional (BPTN)
Kantor Cabang Surakarta
Gambar I.1
Struktur Organisasi PT.Bank Tabungan Pensiun Nasional (BPTN)
Kantor Cabang Surakarta
Area Branch Leader
Regional Operation Head
Branch Head
PBM
BSMM
BOM
SS PB CAS COH SMS OS LAS
CSo/ Teller
CAS CAO
Back Office Staff
LAO COS
Sumber: PT. BTPN Sub Personalia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Keterangan :
PBM : Personal Manager
PB : Personal Banker
SS : Service Supervisor
BSMM : Branch Sales & Marketing Manager
BOM : Branch Operation Manager
CAS : Credit Acceptance Supervisor
COH : Cash office head
SMS : Sales Marketing Supervisor
LAS : Loan Admin Supervisor
OS : Operation supervisor
CAO : Credit Acceptance Officer
SMO : Sales Marketing Officer
COS : Cash Officer Staff
LAO : Loan Admin Officer
10. Deskripsi Jabatan
Struktur organisasi PT. BTPN dapat dilihat hubungan diantara
bagian yang satu dengan bagian yang lain, sehingga jelas kedudukannya
wewenang dan tanggung jawab masing- masing bagian. Penjelasan
masing-masing jabatan dalam sturktur organisasi PT. BTPN Kantor
Cabang Surakarta sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
a. Branch Head
Branch Head atau Kepala Cabang merupakan posisi tertinggi
di PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta, yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk memimpin PT. BTPN. Kepala cabang mempunyai
fungsi untuk:
1) Merencanakan dan menyusun kebijakan
2) Menyetujui setiap transaksi bisnis cabang
3) Mengembangkan bisnis cabang
b. Area Branch Leader
Area Branch Leader mempunyai tanggung jawab untuk:
1) membimbing kampanye promosi dan upaya – upaya pemasaran
yang akan dilakukan oleh PT. BTPN.
2) menetapkan strategi kinerja untuk seluruh unit cabang.
c. Regional Operation Head
Regional Operation Head mempunyai tugas dan funsi untuk:
1) Mengawasi Pemrosesan transaksi.
2) Mengawasi pemrosesan administrasi kredit.
d. PBM ( Personal Manager )
Misi dari jabatan Personal Manager adalah:
1) mengelola hubungan baik dengan nasabah citra PT.BTPN.
2) Membuat perencanaan sumber daya manusia dan melakukan
pengawasan.
3) Memotivasi bawahan dan pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
e. Personal Banker
Tugas dan tanggung jawab dari jabatan Personal Banker
adalah:
1) mengkoordinir setiap tindak lanjut hasil pemeriksaan intern
maupun ekstern
2) Bertanggung jawab atas alur transaksi operasional PT. BTPN
f. SS ( Service Supervisor )
Tugas dan tanggung jawab dari jabatan Service Superviosor
adalah:
1) Melakukan fungsi perencanaan, bimbingan dan pembinaan serta
penilaian terhadap pegawai yang disupervisi
2) Melakukan fungsi pelaporan kepada Branch Manager dan unit
terkait
g. BSMM ( Branch Sales & Marketing Manager)
Branch Sales & Marketing Manager mempunyai salah satu
tugas diantaranya adalah memberikan persetujuan terhadap transaksi
yang tidak lazim. Branch Sales Marketing Manager sangat penting
kaitannya dengan keberhasilan PT. BTPN Kantor Cabnag Surakarta.
Tugas yang sangat erat kaitannya dengan BSMM adalah menyusun
kebijakan pemasaran yang sesuai dengan petunjuk kantor pusat.
h. Branch Operation Manager
Jabatan ini bertugas untuk mengawasi tiap kegiatan
operasional di PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta. Divisi Operation
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
adalah divisi yang mendukung kelancaran jalannya usaha seluruh
divisi yang ada di PT BTPN Kantor Cabang Surakarta. BOM ( Branch
Operation Manager) merupakan pihak yang berwewenang untuk
mengatur kegiatan operasional Perusahaan.
i. CAS ( Credit Acceptance Supervisor )
CAS berfungsi sebagai petugas yang mempunyai wewenang
untuk memberikan persetujuan atau tidak atas permohonan kredit dari
nasabah PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta. CAS ( Credit
Acceptance Supervisor ) adalah tonggak keberhasilan transaksi kredit
pensiun. Dalm menjalankan tugasnya, CAS dituntut untuk selalu
waspada dan hati – hati dalam memberikan persetujuan kepada
nasabah yang mengajukan kredit.
j. COH ( Cash Office Head )
Cash Office Head atau Kepala Kantor Kas berfungsi salah
satunya sebagai pengelola anggaran. Anggaran yang dimaksud adalah
anggaran yang terkait dengan pembinaan dan penyelamatan kredit
secara efektif dan efisien. Dalam menjalankan tugasnya COH dituntut
untuk selalu up to date terhadap transaksi yang terjadi di Perusahaan.
k. SMS ( Sales Marketing Supervisor )
Jabatan ini berfungsi sebagai perancang program pemasaran
produk – produk perbankan PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta.
Tugas yang dilakukan SMS ( Sales Marketing Supervisor )
merupakan awal keberlangsungan transaksi dimulai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pemasaran. Pelayanan prima sangat dipegang teguh oleh posisi SMS (
Sales Marketing Supervisor ) agar nasabah yakin dan bersedia untuk
melakukan transaksi di PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta.
l. LAS ( Loan Admin Supervisor )
LAS bertanggung jawab untuk memberikan fungsi layanan
kepada nasabah PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta. Layanan yang
diberikan khususnya terkait dengan transaksi kredit. Hal tersebut
dikarenakan PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta lebih khusus
menangani setiap transaksi kredit pensiun.
m. Operation Supervisor
Operation Supervisor bertanggung jawab untuk memelihara
transaksi cabang dan pembuatan laporan. Operation Supervisor
bekerja sama dengan Branch Operation Manager dalam menjalankan
tugasnya. Hal yang sangat penting dalan Operation Supervisor adalah
selalu up to date dalam perkembangan transaksi cabang.
n. CAO ( Credit Acceptance Officer )
CAO mempunyai tanggung jawab untuk memelihara transaksi
setiap kredit nasabah PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta. Transaksi
kredit yang sering terjadi adalah kredit pensiun. Maka dari itu CAO (
Credit Acceptance Officer ) lebih banyak menangani maslah transaksi
kredit pensiun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
o. SMO ( Sales Marketing Officer )
Jabatan SMO ( Sales Marketing Officer ) mempunyai
wewenag dan tanggung jawab untuk melakukan pembinaan.
Perencanaan target market, strategi pemasaran, pengelolaan kinerja
pemasaran yang ada di PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta juga
dikelola oleh SMO (Sales Marketing Officer ). Kinerja Perusahaan
yang prima sangat membutuhkan peran SMO dalam pengelolaannya.
p. COS ( Cash Officer Staff )
Jabatan COS mempunyai tanggung jawab dan
wewenangunutk:
1) Memantau kelancaran transaksi pembayaran yang ada di PT.
BTPN Kantor Cabnag Surakarta.
2) Melaksanakan tata laksana administrasi.
q. LAO ( Loan Admin Officer )
Mempunyai tanggung jawab untuk memastikan pembayaran
kredit dari nasabah PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta dan
melakukan proses penyelesaian kredit.
11. Produk Layanan
PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta memberikan pelayanan
kepada nasabah dalam berbagai bentuk produk perbankan antara lain :
a. Produk Pensiun
Produk Pensiun merupakan salah satu bentuk produk utama
PT. BTPN Kantor Cabang. Seperti yang telah diuraikan di awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
bahwa PT. BTPN merupakan Bank yang mengkhususkan diri sebagai
Bank yang peduli terhadap kesejahteraan Pensiunan di Indonesia,
maka Produk Pensiun PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta meliputi:
1) Kredit Pensiun
Kredit Pensiun merupakan salah satu produk perbankan
PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta. Fasilitas kredit kepada para
pensiun dengan persyaratan mudah, pelayanan cepat, fleksibel
jangka waktu dan penggunaannya.
2) Kredit Pegawai Aktif
Selain Kredit Pensiun, PT. BTPN Kantor Cabang
Surakarta juga memilki layanan Kredit Pegawai Aktif. Fasilitas
kredit yang ditujukan untuk kepada para pegawai ( Pegawai
Negeri Sipil Pusat dan Daerah, TNI, BUMN ) . Persyaratan
pinjaman yang mudah, pelayanan cepat, dan fleksibel jangka
waktu.
b. Produk Funding
Produk Funding yang ada di PT. BTPN Kantor Cabang
Surakarta terdiri dari beberapa macam produk perbankan, yaitu :
1) btpn d’bonus ( Deposito Bonus )
deposito yang memberikan keuntungan optimal di awal atau di
akhir periode.
2) btpn deposito berjangka
deposito yang memberikan imbal hasil optimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3) btpn taseto premium
Tabungan yang memberikan imbal hasil setara deposito dengan
layanan ATM BTPN dan ATM Bersama.
4) btpn taseto bisnis ( TAbungan SEtara deposiTO )
Tabungan yang memberikan imbal hasil setara deposito khusus
untuk nasabah perusahaan.
c. Mitra Usaha Rakyat
Mitra Usaha Rakyat memiliki program Paketmu ( Paket Mitra
Usaha). Suatu produk perbankan dari PT. BTPN Kantor Cabang
Surakarta yang menawarkan solusi pengembangan usaha. Mikro
Usaha Rakyat menwarkan solusi dalam satu paket yaitu Pinjaman
Plus dan pelatihan bisnis usaha ekonomi mikro dan kecil.
d. Produk Syariah
Produk Syariah yang ditawarkan oleh PT. BTPN meliputi:
1) GadaiPro
Merupakan fasilitas pembiayaan kepada para nasabah dengan
akad qardh serta jaminan emas. Gadai Pro memiliki keunikan dan
nilai spesial untuk nasabah GadaiPro. Keuntungan tersebut antara
lain yakni bersahabat, bergengsi, dan memiliki nilai plus lainnya.
2) Giro
Dengan produk Giro, nasabah sebagai pemilik dana yang
dititipkan kepada pihak Bank dapat mengambil dananya kapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
saja (On Call). Untuk itu tidak ada imbalan yang dipersyaratkan.
Giro merupakan transaksi yang sering juga diminati oleh
masayarakat.
3) Tabungan Citra
Tabungan Citra merupakan produk perbankan PT. BTPN Kantor
Cabang Surakarta. Tabungan Citra berupa simpanan nasabah
dimana hasil keuntungan pengelolaan dana akan langsung
diberikan kepada pemilik dana. Keuntungan tersbut dalam bentuk
bagi hasil yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad
pembukaan rekening.
4) Deposito
Deposito PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta menetapkan bahwa
nasabah sebagai pemilik dana melakukan simpanan pada Bank
BTPN. Hasil keuntungan yang diperoleh dalam pengelolaan dana
akan langsung diberikan kepada pemilik dana. Hasil keuntungan
tersbut diwujudkan dalam bentuk bagi hasil yang telah disepakati
dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
B. Latar Belakang Masalah
Peranan jasa perbankan dalam mengembangkan situasi dan kondisi
perekonomian di Indonesia sangat besar. Aktivitas ekonomi masyarakat baik
secara individual maupun lembaga atau badan usaha tidak dapat lepas dari jasa
keuangan perusahaan perbankan. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarajat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Aktivitas bank dalam menghimpun dana menjadikannya sebagai
sarana penyimpanan uang dan berinvestasi bagi masyarakat (surplus of fund).
Seiring dengan berjalannya waktu, negara Indonesia yang merupakan negara
berkembang terus berkembang pula dalam bidang pembangunan nasional
yang semakin dinamis dan terus mengalami kemajuan positif.
Jasa perusahaan perbankan dalam pembangunan ekonomi adalah
mengalirkan dana bagi kegiatan ekonomi masyarakat. Aktivitas ekonomi yang
sangat sering terjadi adalah dalam bentuk pembiayaan kredit dari perusahaan
perbankan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang
Perbankan, pengertian kredit diatur dalam Pasal 1 angka 12, “kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lian, yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian
hasil keuntungan”. Pinjaman atau kredit yang diberikan oleh bank dibagi
dalam berbagai jenis yang mengikuti perkembangan zaman dan disesuaikan
dengan kebutuhan dan keinginan nasabah. Salah satu diantaranya adalah
Kredit Pensiun, yang merupakan kredit yang diberikan kepada para pensiunan
yang dikelola oleh lembaga pengelola pensiun, yang melakukan kerjasama
dengan bank dalam hal pembayaran pensiun dan pemotongan hak pensiun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
baik melalui lembaga pengelola pensiun terkait atau pihak ketiga yang
ditunjuk oleh pihak lembaga pengelola pensiun. Proses pengajuan kredit yang
dilakukan masyarakat pada piahak perusahaan jasa keunagn harus sesuai
dengan syarat dan ketentuan yang diatur, baik plafond kredit, tenor (janka
waktu), dan masih banyak lagi hal lain yang dipertimbangkan oleh pihak bank
dalam memberikan persetujuan dalam pencairan transaksi kredit.
Sektor perbankan cukup besar dalam mengucurkan kredit melalui
produk kredit pensiun. Kredit pensiun yang diperuntukkan bagi calon
pensiunan(pegawai aktif) maupun yang telah pensiun dalam rangka
pemenuhan kebutuhan untuk tunjangan hari tua, ditujukan untuk memberikan
kemudahan kepada para pensiunan dengan persyaratan mudah, pelayanan
cepat, dan fleksibel jangka waktu.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional merupakan bank yang
mengkhususkan diri sebagai bank yang memberikan kredit pensiun kepada
masyarakat Indonesia. Pangsa pasar pensiun adalah hal utama yang dijadikan
PT. BTPN dalam menjalankan bisnis usaha perbankan. Kehidupan pensiun
diu indonesia yang cederung memprihatinkan menjadi motivasi bagi PT.
BTPN untuk memberikan pelayanan kredit pensiun agar kehidupan para
pensiun di Indonesia bahagia lahir dan batin.
Fasilitas kredit yang diberikan oleh bank merupakan aset terbesar bagi
pihak bank. Dalam hal kegiatan bank memberikan fasilitas kredit, banyak
risiko yang mengancam dari kegiatan tersebut, risiko kerugian sebagian besar
bersumber dari kegiatan kredit pensiun yang diberikan oleh pihak bank bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
masyarakat luas. Risiko kerugian tesebut jika tidak ditangani dan diperlakukan
secara tepat, akan membawa damapak yang sangat buruk bagi
keberlangsungan kegiatan operasi pihak perusahaan jasa keuangan. Risiko
operasional yang terjadi di dalam pihak bank banyak sangat banyak faktor
yang mempengaruhinya. Bagaimana risiko operasional akan dikelola dan
diukur dan seberapa efektif sebuah organisasi perusahaan jasa keuangan
dijalankan adalah hal yang dapat mempengaruhi risiko operasional pemberian
kredit pensiun. Pihak bank harus senantiasa mempelajari serta bertindak
waspada terhadap segala macam risiko yang dapat timbul akibat transaksi
kredit pensiun, kerena dampak kejadian risiko operasional pada dasarnya pasti
terdapat akar permasalahannya. Berdasarkan latar belakang yang penulis
kemukakan di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul penulisan tugas
akhir: “ EVALUASI RISIKO OPERASIONAL TERHADAP UNIT
OPERASI KREDIT PENSIUN PADA PT BANK TABUNGAN
PENSIUNAN NASIONAL Tbk CABANG SURAKARTA”.
C. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan
pedoman bagi penulis dalam melakukan penelitian secara cermat dan tepat
sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian yang ilmiah. Untuk
memudahkan pembahsan masalah dan pemahamannya, maka penulis
merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
1. Bagaimanakah risiko operasional yang dapat terjadi dalam unit operasi
kredit pensiun?
2. Apakah terdapat kelebihan dan kekurangan dalam kaitannya
meminimalisir risiko operasional kredit pensiun pada PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Cabang Surakarta?
D. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas sehingga dapat
memberikan arah dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapaun tujuan yang
ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui penerapan pemberian kredit pensiun pada PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Cabang Surakarta.
2. Mengetahui risiko operasional yang terjadi dari pemberian kredit pensiun
pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Surakarta.
3. Untuk mengevaluasi dan meminimalisai risiko operasional pada unit
operasi kredit pensiun PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang
Surakarta.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu pengetahuan
mengenai evaluasi risiko operasional pada unit operasi kredit pensiun serta
dapat menambah wawasan pengetahuan bagi penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. Bagi Instansi
Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi Perusahaan, yang
berguna sebagai bahan pertimbangan saran maupun masukan dalam
evaluasi risiko operasional terhadap unit operasi pada PT Bank Tabungan
Pensinan Nasional Tbk Cabang Surakarta.
3. Bagi Pihak Lain
Dapat dijadikan sebagi sumber informasi dan masukan yang dapat
digunakan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Risiko Operasional
Pengertian risiko berdasarkan definisi Bank Indonesia dinyatakan
bahwa risiko adalah potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat
menimbulkan kerugian Bank. Risiko Operasional merupakan risiko yang
menyebabkan kerugian baik secara langsung maupun tidak langsung yang
diakibatkan oleh tidak memadainya atau kegagalan internal proses, sistem
atau kejadian eksternal. Hasibuan (2009: 176) menyebutkan bahwa risiko
operasional meliputi:
a. Organisasi perkreditan
Bank harus memiliki satuan-satuan kerja yang mengelola perkreditan
yang meliputi unit administrasi, unit pemberian kredit, dan unit
pengawasan kredit. Unit-unit tersebut dibentuk guna melaksanakan
proses pemberian kredit oleh Bank.
b. Proses persetujuan kredit
Proses yang harus dipenuhi dalam kredit adalah calon debitur harus
melengkapi data diri pada formulir kredit dan menyerahkan agunan
serta pelaksanaan sistem kredit yang digunakan sesuai dengan
kebijakan masing-masing Bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
c. Alokasi pemberian kredit
Alokasi pemberian kredit tidak boleh melampaui batas maksimum
pemberian kredit dan harus disesuaikan dengan agunan yang diberikan
oleh debitur kepada Bank.
d. Penerapan penyisihan penghapusan aktiva produktif
Dalam upaya meningkatkan kinerja perkreditan diperlukan
penghapusbukuan terhadap kredit yang bermasalah.
e. Wewenang memutus kredit
Pemutusan pemberian kredit harus sesuai dengan kewenangan yang
dimiliki masing-masing Pemutus yang ada di Organisasi Perkreditan
Bank.
f. Fasilitas kredit kepada pengurus internal bank
Pemberian kredit kepada pengurus selalu mengacu pada ketentuan
Bank, bahkan seringkali terdapat Bank yang tidak memperbolehkan
pengurusnya melakukan kredit pada Bank tersebut.
g. Tindak lanjut temuan pemeriksaan Bank Indonesia
Bank harus melakukan tindakan terhadap adanya pemeriksaan yang
dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap transaksi yang dilaksanakan
oleh Bank tersebut.
h. Sarana Informasi
Sarana informasi dan tekhnologi perlengkapan kantor yang dimiliki
oleh Bank harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing Bank dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
harus terkendali. Pelayanan atau service yang diberikan kepada
nasabah juga harus diperhatikan.
2. Pengertian Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan (UU RI No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan Bab I, Pasal 1 , ayat (12)). Prinsip
penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati-hatian. Indikator
kepercayaan ini adalah kepercayaan moral, komersial, finansial, dan
agunan.
3. Tujuan dan Fungsi Kredit
Tujuan kredit menurut Hasibuan (2009; 87) antara lain:
a. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit
b. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada
c. Melaksanakan kegiatan operasional bank
d. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat
e. Memperlancar lalu lintas pembayaran
f. Menambah modal kerja perusahaan
g. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
Fungsi kredit bagi masyarakat antara lain adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
a. Menjadi motivator peningkatan kegiatan perdagangan dan
perekonomian.
b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
c. Memperlancar arus barang dan arus uang.
d. Meningkatkan hubungan internasional .
e. Meningkatkan produktivitas dana yang ada.
f. Meningkatkan daya guna barang.
g. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat.
h. Memperbesar modal kerja perusahaan.
i. Meningkatkan income per capita masyarakat .
j. Mengubah cara berpikir/ bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis.
4. Jenis-Jenis Kredit
Taswan (2008;216-217) mengklasifikasikan jenis kredit sebagai
berikut:
a. Jenis Kredit Menurut Bentuknya
Menurut bentuknya kredit dapat digolongkan ke dalam beberapa
kalsifikasi, antara lain:
1) Kredit Rekening Koran
Kredit yang dalam hal ini debitur diberi hak untuk menarik dana
dalam rekening korannya sampai dengan sebesar plafond yang
ditetapkan oleh Bank. Pelunasan pokok kredit dilaksanakan pada
saat jatuh tempo, dengan bunga kredit secara umum dihitung secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
harian berdasarkan baki debet (outstanding credit) atau dengan
nilai rata-rata baki debet setiap bulannya.
2) Installment Loan
Kredit yang angsuran pokok dan bunganya dilakukan secara teratur
menurut jadwal waktu yang telah disepakati antara bank dengan
debitur, dengan nilai konstan selama berlangsungnya masa kredit
tersebut. Pada kredit installment angsuran pokok meningkat dan
angsuran bunga menurun, sehingga total angsuran menjadi konstan
sepanjang masa kredit.
b. Jenis Kredit Menurut Jangka Waktunya
Menurut jangka waktunya kredit dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Kredit Jangka Pendek
Kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun, namun termasuk
kredit tanaman musiman yang berjangka waktu lebih dari satu
tahun.
2) Kredit Jangka Menengah
Kredit yang berjangka waktu antara satu sampai dengan tiga tahun,
kecuali kredit untuk tanaman musiman.
3) Kredit Jangka Panjang
Kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun, misalnya kredit
produktif, kredit perumahan, kredit kendaraan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c. Jenis Kredit Menurut Kegunaanya
Menurut kegunaannya jenis kredit dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Kredit modal kerja
Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai modal kerja
usaha, misalnya untuk pembelian barang dagangan.
2) Kredit Investasi
Kredit yang diberikan untuk membiayai investasi suatu usaha,
misalnya kredit untuk pembangunan pabrik, pembelian mesin dan
penyiapan infrastruktur lainnya.
3) Kredit Konsumsi
Kredit yang diberikan untuk keperluan konsumsi. Kredit ini sering
disebut juga personal loan, misalnya kredit pemilikan rumah, kredit
untuk pembelian kendaraan, kredit untuk pendidikan, dan
sebagainya.
Klasifikasi kredit yang cukup penting bagi penelitian penulis, tetapi
tidak tercantum dalam kutipan Taswan (2008:216) yakni
penggolongan kredit menurut jaminannya.
d. Kredit menurut jaminannya dapat digolongkan menjadi:
1) Kredit Agunan Orang
Jenis kredit yang diberikan dengan jaminan seseorang terhadap
debitur bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2) Kredit Agunan Efek
Jenis kredit yang diberikan dengan agunan efek-efek dan surat-
surat berharga
3) Kredit Agunan Barang
Jenis kredit yang diberikan dengan agunan barang tetap, barang
bergerak, dan logam mulia. Kredit agunan barang ini harus
memperhatikan Hukum Perdata Pasal 1132 sampai dengan Pasal
1139
4) Kredit Agunan Dokumen
Jenis kredit yang diberikan dengan agunan dokumen, seperti Surat
Keputusan Pensiun untuk jenis kredit pensiun (Hasibuan, 2009:90).
B. Kredit Pensiun
1. Definisi Kredit Pensiun
Kredit pensiun merupakan kredit yang diberikan kepada para
pensiunan yang dikelola oleh lembaga pengelola pensiun, yang melakukan
kerjasanma dengan bank dalam hal pembayaran pensiun dan pemotongan
hak pensiun baik melalui lembaga pengelola pensiun terkait atau pihak
ketiga yang ditunjuk oleh pihak lembaga pengelola pensiun. Kredit
Pensiun merupakan salah satu jenis kredit yang ditawarkan oleh Bank
BTPN, salah satu produk perbankan yang mempunyai misi khusus guna
mensejahterakan kehidupan lahir dan batin para pensiunan di Indonesia.
Jaminan kredit pensiun pada PT BTPN Kantor Cabang Surakarta adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
uang pensiun yang dinyatakan dalam surat kuasa pendebitan rekening
yang ditandatangani oleh debitur pada dokumen Surat Perjanjian Kredit
(SPK) dan dokumen asli Surat Keputusan Pensiun (SKEP). Persayaratan
calon nasabah kredit pensiun diklasifikasikan ke dalam dua macam yaitu:
a. Persyaratan Umum
Pensiun merupakan pensiun sendiri, pensiunan janda atau duda,
usia pensiunan ditambah jangka waktu kredit maksimal 70 tahun,
penerimaan uang pensiun setiap bulannya melalui PT BTPN baik
Kantor Cabang maupun Kantor Cabang Pembantu, jumlah yang dapat
dijadikan angsuran kredit pensiun 90% dari jumlah uang pensiun
bulanan.
b. Persyaratan Khusus
Persyartan khusus dalam pengajuan kredit pensiun meliputi
sebagai berikut:
1) Asli dan fotokopi Surat Keputusan Pensiun (SKEP)
2) Asli dan fotokopi Kartu Registrasi Induk Pensiun (KARIP)
3) Asli dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga
(KK), dan Rekening Listrik bulan terakhir
4) Asli dan fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bagi
pensiun yang gajinya lebih dari Rp 1.320.000,00
5) Asli dan fotokopi bukti pembayaran uang pensiun bulan
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2. Jenis Kredit Pensiun
a. KPN (Kredit Pensiunan BTPN)
Kredit yang diberikan kepada pensiunan yang gajinya
dibayarkan di loket Bank BTPN. Dalam mengajukan KPN, debitur
Kredit KPN harus telah memiliki Rekening Citra Pensiun untuk dapat
mengambil dan menyerahkan gaji pensiunnya di BTPN. Kelebihan
dalam mengangsur pinjaman juga akan diterima langsung ke dalam
rekening citra pensiun yang telah dimiliki debitur kredit pensiun.
b. KPP (Kredit Pensiunan Non BTPN)
Kredit yang diberikan kepada pensiunan yang gajinya
dibayarkan melalui instansi lain yang memiliki kerjasama dengan bank
BTPN misalnya via Kantor Pos. Oleh sebab itu debitur tidak
diharuskan membuka rekening tabungan citra pensiun yang ada di
BTPN. Dalam kredit KPP dapat timbul transaksi Pengembalian
Kelebihan Potongan (PKP) pada saat pembaharuan kredit. Syarat
pembahruan kredit tidak berbeda dengan syarat pengajuan kredit bagi
nasabah baru, kecuali SKEP asli harus dipastikan sudah ada di PT
BTPN dan debitur menyerahkan kwitansi potongan bulan berkenan.
c. KPT (Kredit Pensiunan Tunjangan Hari Tua)
Kredit yang diberikan kepada “Calon Pensiun” dalam rangka
penerimaan tunjangan hari tua. Kredit KPT diberikan dengan
ketentuan bahwa diperuntukkan bagi calon pensiunan, yang pengelola
pensiunnya memiliki kerja sama dengan Bank. Dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
pengajuan KPT calon debitur wajib menyerahkan dokumen yang
dipersyaratkan sesuai dengan proses pengajuan kredit pensiun.
d. Joint Financing
Kredit pensiun dengan pola pembiayaan bersama antara BTPN
dengan Mitra Joint Financing sesuai porsi yang disepakati. Kantor
cabang yang dapat memberikan fasilitas kredit joint finance ditentukan
oleh unit kerja Kantor Pusat secara tersendiri. Ketentuan yang harus
dipenuhi dalam Kredit Joint Finance:
1) Pencairan pinjaman dilakukan sampai dengan tanggal 20 bulan
berkenan.
2) Pembayaran gaji pensiun wajib di Bank BTPN.
3) SPK (Surat Persetujuan Kredit) wajib mencantumkan kreditur dan
mitra Joint Finance.
4) Penandatangan SPK diwakili oleh pejabat Bank BTPN.
5) Seluruh pendapatan dan biaya non bunga menjadi hak dan
kewajiban Bank BTPN.
6) Pinjaman dicover oleh asuransi.
7) Pencatatan pada core banking system dilakukan paling lambat satu
hari kerja (H+1) setelah pinjaman dicairkan oleh Bank BTPN.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3. Dokumen Kredit Pensiun
Dokumen yang harus dipenuhi dalam proses transaksi kredit
pensiun meliputi:
a. Dokumen Persyaratan Kredit Pensiun
Merupakan dokumen yang harus dilampirkan oleh calon
debitur yang akan mengajukan kredit pensiun. Dokumen tersebut
berupa dokumen asli dan fotokopi rangkap dua antara lain: Kartu
Identitas Pensiun (KARIP), Surat Keputusan Pensiun (SKEP), Kartu
Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan NPWP bagi
pensiun yang dana pensiunnya mencapai Rp 1.320.000 per bulan dan
bukti pembayaran uang pensiun bulan sebelumnya.
b. Analisa Pinjaman
Merupakan dokumen hasil perhitungan kredit pensiun yang
berisi data pinjaman kredit pensiun, data diri debitur, dan data
tambahan antara lain nomor SKEP, tanggal SKEP, penerbit SKEP.
Analisa pinjaman dibuat oleh credit acceptance supervisor dan
ditandatangani oleh debitur dan petugas bank yaitu credit acceptance
supervisor.
c. Aplikasi Permohonan Kredit Pensiun
Aplikasi permohonan kredit pensiun adalah berupa formulir
yang diisi dan ditanda tangani calon debitur yang akan mengajukan
kredit pensiun atau berisi dan pribadi pemohon, data pribadi suami/
istri, maupun data pinjaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
d. Memorandum Persetujuan Kredit (MPK)
Merupakan dokumen yang dibuat berdasarkan analisa pinjaman
dan hasil wawancara dengan debitur yang berisi antara lain
kebijaksanaan perkreditan bank meliptuti aspek yuridis yaitu program
perkreditan pensiun sesuai dengan undang-undang perbankan dan
ketetapan Bank Indonesia, aspek keuangan atau ekonomis yaitu
penetapan tingkat bunga kredit pensiun yang disalurkan kepada
debitur, dan kriteria persetujuan utama. MPK dibuat oleh credit
acceptance supervisor dan ditandatangani oleh debitur dan petugas
bank yaitu credit acceptance supervisor.
e. Surat Perjanjian Kredit (SPK)
Merupakan dokumen hukum yang berisi perjanjian kredit
antara debitur dan pihak bank. Dokumen ini harus ditandatangani oleh
debitur dan pihak bank yaitu bagian Branch Manager dan credit
acceptance supervisor. SPK dicetak oleh Credit Acceptance Officer
dan dibuat rangkap dua yaitu asli dan fotokopi lembar pertama sebagai
arsip kantor dan fotokopi lembar kedua sebagai arsip accounting
officer. Sebelum pencairan pinjaman kredit pensiun SPK harus
diotorisasi sub Branch Manager. SPK meliputi surat kuasa pendebitan
rekening, bukti penerimaan premi asuransi, rincian pinjaman, dan surat
persetujuan suami istri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
f. Bukti Pengeluaran Kas
Bukti pengeluaran kas yaitu dokumen yang berisi bukti
pengeluaran kas pencairan kredit pensiun. Bukti pngeluaran kas
dicetak oleh teller melalui program komputer dan dibuat rangkap 2
yaitu asli sebagai arsip teller dan fotokopi sebagai arsip accounting
officer.
g. Tes Wawancara Debitur
Merupakan dokumen kredit pensiun yang berisi hasil
wawancara data diri debitur, suami/ istri, anak, atau ibu kandung. Tes
wawancara ini dilakukan oleh petugas bank yaitu Credit Acceptance
Supervisor dan ditandatangani oleh debitur dan Credit Acceptance
Supervisor.
h. Surat Pernyataan
Surat pernyataan merupakan dokumen khusus yang dibuat
Credit Aceeptance Supervisor bagi pensiunan janda/ duda yang
mengajukan kredit pensiun, surat pernyataan ini harus ditandatangani
oleh debitur dan diberi materai senilai Rp 6000,00.
i. Rincian Jadwal Angsuran (Pasyment Schedule)
Rincian jadwal angsuran merupakan dokumen kredit yang
berisi rincian pokok pinjaman dan bunga pinjaman sampai jangka
waktu yang telah disepakati yang di dalamnya tertera kode transaksi
untuk membuka blokir komputer agar pinjaman dapat dicairkan,
rincian jadwal angsuran ini dicetak oleh Credit Acceptance Officer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
melalui program komputer dan dibuat rangkap dua asli untuk arsip
kantor dan fotokopi untuk Accounting Officer.
j. Bukti Penyerahan Jaminan Kredit
Bukti penyerahan jaminan kredit merupakan dokumen yang
berisi surat penyerahan Surat Keputusan Pensiun (SKEP) sebagai
jaminan kredit pensiun yang dicetak oleh Credit Acceptance Officer
dan ditandatangani oleh bagian Custodian.
k. Memo Pembuatan Bukti Pengeluaran Kas
Memo yang digunakan oleh Credit Acceptance Officer untuk
memberikan perintah kepada Teller guna membuat Bukti Pengeluaran
Kas ubntuk melakukan pencairan Pinjaman.
4. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam proses transaksi kredit
pensiun meliputi:
a. Laporan Harian Penyaluran Kredit Pensiun
Laporan harian penyaluran kredit pensiun merupakan rekap
harian hasil penyaluran kredit pensiunyang berisi data diri debitur dan
nominal pinjaman kredit pensiun.
b. Laporan Harian Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Laporan harian penerimaan dan pengeluaran kas merupakan
rekap hasil penerimaan dan pengeluaran kas yang dicetak melalui
program komputer sebagai bukti transaksi kredit pensiun yang terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
c. Buku Penyaluran Kredit Pensiun
Buku penyalurann kredit pensiun merupakan catatan yang
dibuat secara manual oleh fungsi custodian sebagai bukti penyaluran
kredit pensiun yang terjadi.
C. Evaluasi Risiko Operasional Terhadap Unit Operasi Kredit Pensiun pada PT
BTPN Cabang Surakarta
1. Organisasi Perkreditan
PT BTPN dalam melakukan transaksi kredit pensiun telah
memiliki satuan-satuan kerja yang mengelola perkreditan pensiun yaitu
meliputi unit administrasi yang di dalamnya terdapat bagian Teller Kredit
Pensiun, Accounting Officer, dan Credit Acceptance Officer. Dalam hal
pemberian kredit terdapat bagian yaitu meliputi Credit Acceptance
Supervisor, Branch Manager, serta Custodian. Serta dalam melakukan
pengawasan terhadap kredit pensiun dilakukan oleh Staff Kanwil yang
terdapat di PT BTPN Cabang Surakarta. Pengawasan baik dilakukan
dengan cara pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung,
seluruh staff kredit pensiun yang ada di PT BTPN merupakan bagian dari
pengawasan yang wajib mengelola dan memiliki tanggung jawab dalam
meminimalkan setiap risiko dari suatu transaksi kredit pensiun pada PT
BTPN mulai dari Credit Acceptance Officer, Credit Aceeptance
Supervisor, Teller, Branch Manager, bagian custodian, dan seluruh divisi
saff kredit pensiun PT BTPN. Setiap staff kredit pensiun PT BTPN yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
menemukan kejadian berisiko segera melaporkan hal tersebut agar dapat
dieskalasikan misalnya terdapat perbedaan data diri nasabah pada Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Registrasi Induk Pensiun (KARIP),
adanya double pinjaman, dan keraguan tehadap keasliuan Surat Keputusan
Pensiun, dan banyak lagi hal lain yang memerlukan perhatian khusus oleh
pihak PT BTPN. Bagian-bagian yang terdapat dalam PT BTPN tersebut
telah memenuhi kriteria sebagai organisasi perkreditan yang layak dalam
melakukan pencairan pinjaman kredit pensiun kepada debitur karena unit
administrasi, unit pemberian, dan unit pengawasan kredit pensiun pada PT
BTPN telah membentuk satuan-satuan kerja yang baik.
2. Proses persetujuan kredit
Proses yang dilakukan dalam persetujuan kredit pada PT BTPN
sudah baik karena telah sesuai dengan ketentuan yaitu calon debitur harus
melengkapi data diri pada formulir kredit pensiun yaitu form Aplikasi
Permohonan Kredit dan menyerahkan agunan. Agunan yang diberikan
oleh debitur kepada pihak PT BTPN adalah berupa Surat Keputusan
Pensiun (SKEP) di mana dengan SKEP tersebut pihak PT BTPN telah
memperoleh jaminan pelunasan angsuran kredit pensiun dari debitur setiap
bulannya. Sistem yang diterapkan dalam pencairan pinjaman pun telah
memenuhi kriteria namun masih belum terdapat form Verification
Checklist guna mengetahui dan meyakibnkan kebenaran data dari calon
debitur kredit pensiun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Sistem pemberian kredit pensiun pada PT BTPN meliputi:
a. Credit Acceptance Officer menerima dokumen pendukung dari calon
debitur, diperiksa dan membuat serta menandatangani Aplikasi
Pemohonan Kredit. Aplikasi Permohonan Kredit tersebut juga
ditandatangani oleh calon debitur.
b. Credit Acceptance Supervisor melakukan wawancara dengan calon
debitur , suami/istri, atau ibu kandung dan membuat serta
menandatangani lembar hasil wawancara yang dituangkan pada form
test wawancara debitur.
c. Credit Acceptance Supervisor membuat serta menandatangani
Memorandum Persetujuan Kredit (MPK) dan analisis pinjaman
berdasar hasil wawancara dengan alon debitur, jika persyaratan umum
dan khusus kredit pensiun telah dilengkapi oleh calon debitur dan tidak
ditemukan kecurigaan terhadap keaslian Surat Keputusan Pensiun
(SKEP).
d. Credit Acceptance Officer menyerahkan semua berkas permohonan
kredit pensiun kepada Branch Manager untuk dimintakan paraf.
e. Branch Manager menandatangani semua berkas permohonan kredit
pensiun dan memyerahkannya kemabali kepada Credit Acceptance
Officer.
f. Credit Acceptance Officer mencetak SPK (Surat Perjanjian Kredit)
beserta dokumen lain yaitu meliputi Surat Kuasa Pendebitan Rekening,
Rincian Pinjaman, dan Surat Perjanjian Suami/Istri serta Rincian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Jadwal Angsuran dan diserahkan kepada Credit Accepatnce Supervisor
dan Branch Manager untuk dimintakan paraf. SPK dicetak rangkap
dua untuk kepentingan arsip kator dan accounting officer.
g. Credit Acceptance Supervisor dan Branch Manager menandatangani
SPK yang diserahkan oleh Credit Acceptance Officer dan
menyerahkannya kembali.
h. Credit Acceptance Officer membuat memo pembuatan bukti
pengeluaran kas kepada Teller kredit pensiun untuk membuat Bukti
Pengeluaran Kas dan melakukan pencairan pinjaman.
i. Teller Kredit Pensiun membuat Bukti Pengeluaran Kas yang dicetak
rangkap dua yaitu asli untuk arsip teller dan fotokopi sebagai arsip
accounting officer dan melakukan pencairan pinjaman kredit dan
menyerahkannya kepada debitur.
j. Credit Accepatance Officer mencetak Surat Pernyataan dan dimintakan
tangan tangan kepada debitur sebagai bukti bahwa kredit pensiun telah
diberikan.
k. Credit Acceptance Officer menyerahkan semua berkas dan dokumen
milik debitur kredit pensiun kepada bagian Custodian serta mencetak
Bukti Penyerahan Jaminan untuk dimintakan tanda tangan kepada
custodian.
l. Bagian custodian menerima dan mengarsip semua berkas dokumen
kredit pensiun dan merekap ke dalam Buku Penyaluran Kredit
Pensiun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
m. Pada sore hari Credit Acceptance Supervisor merekap hasil penyaluran
kredit pensiun yang berisi data diri debitur dan nominal pinjaman
kredit pensiun ke dalam Laporan Harian Penyaluran Kredit Pensiun.
n. Bagian akuntansi merekap hasil bukti pengeluaran dan penerimaan kas
yang dicetak melalui program komputer sebagai bukti transaksi kredit
pensiun yang terjadi ke dalam Laporan Harian Penerimaan dan
Pengeluran Kas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Flowchart Pencairan Pinjaman Kredit Pensiun
Credit Acceptance Officer
Debitur
Otorisasi Debitur
Otorisasi Debitur
Mulai
Dokumen
Memeriksa membuat aplikasi
permohonan kredit dan
memberi ttd
APK
1
2
3
DOK
APK
FW
MPK
AP
4
5
DOK
APK
FW
MPK
AP
Memeriksa dan mencetak
SPK
2
SPK 1
7
8
Memeriksa dan membuat
memo
2
SPK 1
MPB
9
10
Memeriksa dan membuat
surat pernyataan
2
BPK 1
SP
Catatan: Dok : Dokumen Pendukung APK : Aplikasi Permohonan Kredit FW : Formulir Test Wawancara Debitur MPK : Memorandum Persetujuan Kredit AP : Analisa Pinjaman BPK : Bukti Pengeluaran Kas SP : Surat Pernyataan
Gambar 2.1 Flowchart Pencarian Pinjaman Kredit Pensiun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Credit Acceptance Supervisor
Catatan: SPK : Surat Perjanjian Kredit BPKP : Buku Penyaluran Kredit Pensiun LHP : Laporan Harian Penyaluran Kredit
Pensiun
Gambar 2.2
Flowchart Pencairan Pinjaman Kredit Pensiun (Lanjutan)
1
2
Melakukan wawancara
dan membuat form dan
memberi ttd
DOK
APK
FW
Membuat MPK & analisa
pinjaman & memberi ttd
MPK
AP
11
12
Memeriksa & merekap dalam laporan harian
penyaluran kredit pensiun
BPKP
LHP
5
7
Memeriksa dan tanda
tangan
2
SPK 1
2
SPK 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Branch Manager
Gambar 2.3 Flowchart Pencarian Pinjaman Kredit Pensiun (Lanjutan)
4
DOK
APK
FW
MPK
AP
3
DOK
APK
FW
MPK
AP
Memeriksa dan memberi
ttd
7
6
Memeriksa dan memberi
ttd
2
SPK 1
2
SPK 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Teller Custodian Accounting Officer
Catatan: MPB : Memo Pembuatan Bukti Pengeluaran Kas BPKP : Buku Penyaluran Kredit Pensiun LHPPK : Laporan Harian Penerimaan & Pengeluaran
kas
Gambar 2.4
Flowchart Pencairan Pinjaman Kredit Pensiun (Lanjutan)
Memeriksa dan Membuat BPK
2
BPK 1
MPB
9
8
MPB
12
Selesai
Memeriksa & membuat laporan
harian penerimaan &
pengeluaran kas
LHP
LHP
10
2
SPK 1
DOK
APK
FW
MPK
AP
Memeriksa & merekap ke
dalam BPKP
BPKP
2
SPK 1
DOK
APK
FW
MPK
AP
T
T
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
3. Alokasi pemberian kredit pensiun
Berdasarkan alokasi pemberian kredit pensiun kepada debitur telah
dilakukan dengan baik dan atas pertimbangan yang matang oleh PT BTPN
karena disesuaikan dengan agunan yang diberikan oleh debitur kepada
Bank yaitu jumlah uang pensiunan yang diterima debitur setiap bulannya.
Penentuan total nominal plafond kredit pensiun, pokok angsuran, bunga,
dan total angsuran pada transaksi kredit pensiun PT BTPN dilakukan oleh
bagian Credit Acceptance Supervisor yang tertuang dalam form Analisa
Pinjaman, di mana total angsuran yang dapat dijadikan angsuran kredit
pensiun maksimal 90% dari jumlah uang pensiun bulanan yang diterima
oleh debitur. Penentuan jumlah plafond kredit pensiun yang diberikan oleh
PT BTPN kepada calon debitur harus sesuai dengan nominal gaji
pensiunan calon debitur, karena jika pemberian plafond kredit melampaui
batas kemampuan calon debitur hal ini dapat menimbulkan risiko untuk
PT BTPN yaitu ketidaksesuaian antara pemberian kredit dan
pelunasannya.
4. Penerapan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Dalam upaya meningkatkan kinerja perkreditan, PT BTPN telah
melaksanakan penghapusbukuan terhadap kredit yang bermasalah. Dalam
menangani kredit pensiun yang bermasalah seperti debitur meninggal
dunia, PT BTPN sudah bekerja sama dengan asuransi mengenai kredit
pensiun yang diberikan kepada debitur yang bersangkutan sehingga
penghapusbukuan terhadap kredit tersebut dapat dilakukan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
penghapusbukuan (write-off) terhadap beberapa kredit pensiun yang
bermasalah juga telah dilakukan dengan tepat karena terdapat form Surat
Pernyataan yang ditandatangani di atas materai Rp 6000,00 yang berisi
mengenai kebersediaan dari debitur jika sewaktu-waktu dilakukan
tindakan oleh PT BTPN terhadap kredit yang bermasalah.
5. Wewenang pemutusan kredit pensiun
Pemberian pemutusan pemberian kredit pada PT BTPN te;ah
dilakukan dengan baik karena telah sesuai dengan kewenangan yang
dimiliki masing-masing Pemutus yang ada di Organisasi Perkreditan PT
BTPN. Setiap transaksi kredit pensiun yang dilakukan oleh unit operasi
kredit pensiun pada PT BTPN berdasarkan otorisasi dari pegawai yang
mempunyai wewenang untuk menyetujui transaksi tersebut, penggunaan
wewenang untuk memberikan otorisasi di PT BTPN adalah sebagai
berikut:
a. Branch Manager berwewenang memberikan otorisasi pada Surat
Perjanjian Kredit (SPK), aplikasi permohonan kredit pensiun, dan
dokumen persyaratan kredit pensiun.
b. Bagian Credit Acceptance Supervisor berwewenang terhadap
memberikan otorisasi terhadap perincian kredit.
c. Bagian Credit Acceptance Officer berwewenang dalam menangani
proses kredit pensiun sampai pada proses pencairan kredit.
d. Bagian Teller berwewenang memberikan otorisasi terhadap Bukti
Pengeluaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Pemberian kredit pensiun menuntut pihak PT BTPN melakukan
analisis yang mendalam terhadap proyek yang dibiayai sebelum
pemberian kredit pensiun dilakukan, hal ini diwujudkan pihak PT
BTPN untuk menganalisis kelayakan permohonan kredit, hal tersebut
dilakukan sebelum penyebab risiko operasional terhadap transaksi
kredit pensiun terjadi. Setelah penilaian dan peninjauan agunan serta
meyakinkan keaslian SKEP dilakukan, wewenang dalam pembuatan
Memorandum Persetujuan Kredit (MPK), ada di tangan Creditr
Acceptance Supervisor. Surat Perjanjian Kredit (SPK) juga
ditandatangani oleh debitur, Credit Acceptance Supervisor, Branch
Manager yang di dalamnya berisi mengenai perjanjian kredit antara
debitur dan pihak PT BTPN. Penggunaan wewenang oleh karyawan
unit operasi kredit pensiun dilakukan dengan baik dan didukung oleh
prosedur pencatatan yang telah ditetapkan oleh PT BTPN untuk
menjamin setiap pelaksanaannya dalam praktik yang sehat. PT BTPN
menciptakan praktik yang sehat dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Penggunaan formulir dokumen kredit pensiun dengan nomor urut
tercetak, rincian jadwal angsuran, dan bukti penyerahan jaminan
yang pemakainya harus dapat dipertanggungjawabkan oleh
masing-masing pihak yang berwenang.
b. Adanya bagian Monitoring Kredit yang bertugas mengawasi
kelancaran kredit pensiun yang diberikan oleh PT BTPN.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c. Setiap transaksi kredit pensiun tidak dilaksanakan dari awal sampai
akhir oleh satu bagian saja.
d. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik jaminan kredit pensiun
yaitu berupa Surat Keputusan Pensiun (SKEP) dengan catatan
akuntansi.
e. Pemeriksaan mendadak (Surprise Audit) yang dilakukan kepada
seluruh bagian unit operasi kredit pensiun yang terkait dengan
transaksi pemberian kredit yang dilaksanakan oleh PT BTPN yang
dilaksanakan oleh pengawas dari Kantor Wilayah.
6. Fasilitas Kredit Kepada Pengurus Bank
Pemberian kredit kepada kepada pengurus kredit pensiun pada PT
BTPN tidak dapat dilakukan karena debitur kredit pensiun adalah orang-
orang yang telah pensiun, namun jika terdapat sanak keluarga dari
pengurus kredit pensiun PT BTPN melakukan permohonan peminjaman
kredit pensiun, maka dilayani juga sebagaimana mestinya sesuai dengan
debitur lain agar tidak terjadi kecurangan dan timbulnya risiko operasional.
PT BTPN sesuai dengan prosedur kredit pensiun menilai keaslian dan
kelayakan Surat Keputusan Pensiun (SKEP) milik debitur dari keluarga
karyawan PT BTPN, suku bunga yang diberikan juga berdasar atas suku
bunga yang ditetapkan untuk umum, pemberian plafond pinjaman pun
sesuai dengan uang pensiun bulanan debitur dan tidak melampaui batas
maksimum pemberian kredit (BMPK). Calon nasabah yang tidak jelas
asal-usulnya atau dengan kata lain tidak menyerahkan semua berkas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dokumen yang disyaratkan oleh PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta tidak
akan lolos untuk menjadi nasabah PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta.
Hal tersebut dikarenakan agar mengurangi risiko yang terjadi berhubungan
dengan Nasabah yang berisiko tinggi terhadap kemungkinan misalnya
pencucian uang dan pendanaan terorisme.
7. Tindak Lanjut Temuan Pemeriksaan Bank Indonesia
Dalam hal PT BTPN harus melakukan tindakan terhadap adanya
pemeriksaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap transaksi yang
dilaksanakan oleh PT BTPN, hal tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia. PT BTPN sudah baik dalam menanggapi tindak
lanjut terhadap temuan-temuan hasil pemeriksaan Bank Indonesia
misalnya ditemukannya masalah yang berkaitan dengan diri debitur kredit
pensiun PT BTPN, dalam hubungannya dengan Nasabah PT BTPN akan
memberikan informasi secara lengkap terhadap Bank Indonesia dan segera
menindaklanjuti terhadap debitur yang bersangkutan serta akan
megirimkan surat mengenai pemberitahuan tersebut atas perjanjian kredit
maupun catatan mutasi rekening, isi pemberitahuan dianggap diterima oleh
Nasabah sebagai benar dan akurat apabila dalam jangka waktu tujuh hari
PT BTPN tidak menerima pernyataan keberatan secara tertulis dari
debitur. PT BTPN juga menindaklanjuti setiap adanya rencana perbaikan
yang dilakukan oleh Bank Indonesia misalnya hal-hal yang berkaitan
dengan transaksi kliring dan melakukannya dengan adanya bukti
pelaksanaan perbaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
8. Sarana Informasi
Sarana informasi yang dimiliki oleh PT BTPN kurang maksimal,
karena kurang memenuhi kebutuhan setiap transaksi kredit pensiun yang
dilakukan. Program Komputer yang digunakan oleh PT BTPN juga sudah
memenuhi standar yaitu menggunakan program banking system, namun
seringkali program komputer tersebut mengalami offline di seluruh
Indonesia sehingga transaksi kredit pensiun mengalami gangguan.
Informasi yang ada pada PT BTPN terhadap kondisi dan keberadaan
debitur kredit pensiun juga tidak up to date dalam menangani adanya
perubahan data diri seperti tempat tinggal. Performance atau pelayanan
(service) yang dianut oleh PT BTPN juga merupakan sarana dalam
memberikan pekayanan kredit yang baik kepada debitur, pelayanan prima
yang dilakukan PT BTPN dilakukan secara baik, ramah-tamah, adil, cepat,
dan tepat. Namun seringkali kelalaian, tidak hati-hati, dan internal fraud
terjadi dalam proses pemberian kredit pensiun di mana hal tersebut adalah
salah satu penyebab risiko operasional oleh faktor internal. Risiko internal
juga diperkuat oleh adanya faktor sikap, karakter petugas kredit pensiun
PT BTPN yang seringkali berupaya mencari peluang untuk memanfaatkan
PT BTPN guna kepentingan pribadi, oleh karena itu pihak PT BTPN
secara berkala melakukan mutasi pegawai dari Kantor Cabang maupun
Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB III
TEMUAN
Setelah mengevaluasi risiko operasional terhadap unit operasi Kredit
Pensiun pada PT BTPN Cabang Surakarta, ditemukan beberapa kelebihan dan
kelemahan yang terdapat pada unit operasi kredit pensiun sebagai berikut:
A. Kelebihan
1. Organisasi perkreditan pada PT BTPN telah memiliki satuan-satuan kerja
yang meliputi unit administrasi, unit pemberian kredit, dan unit
pengawasan, di mana unit-unit tersebut telah membentuk satuan-satuan
kerja yang baik dalam menangani transaksi kredit pensiun dan mampu
memberikan dasilitas yang prima kepada debitur.
2. Proses pemberian kredit pensiun pada PT BTPN telah dilakukan dengan
baik sesuai dengan ketentuan dan sistem yang diterapkan pada PT BTPN
sehingga tidak terjadi kekeliruan.
3. Dalam menetapkan jumlah pemberian kredit pensiun kepada debitur telah
terorganisir dengan baik karena disesuaikan dengan jumlah uang
pensiunan yang dilakukan oleh Credit Acceptance Supervisor sehingga
tidak melampaui batas pemberian kredit.
4. Dalam setiap upaya pemberitahuan pihak PT BTPN kepada setiap
nasabahnya, PT BTPN bersikap tegas dan cepat berkaitan dengan catatan
mutasi rekening maupun pelunasan kredit terlebih lagi yang berkaitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dengan temuan pemeriksaan Bank Indonesia. Isi pemberitahuan dianggap
diterima oleh Nasabah sebagai benar dan akurat apabila dalam jangka
waktu tujuh hari PT BTPN tidak menerima pernyataan keberatan secara
tertulis dari Nasabah. Hal ini berkaitan dengan unsur resiko yaitu tindak
lanjut temuan pemeriksaan Bank Indonesia.
5. Dalam melakukan unsur resiko penerapan penghapusan aktiva produktif,
PT BTPN sudah bekerja sama dengan pihak asuransi yang mana hal
tersebut mengurangi risiko operasional yang berkaitan dengan keadaan
jika debitur sewaktu-waktu meninggal dunia maupun kredit yang
bermasalah, PT BTPN dapat langsung melakukan penghapusbukuan
terhadap kredit pensiun yang bersangkutan tanpa adanya risiko kredit tidak
terbayar.
6. Dalam penggunaan wewenang pemutusan kredit pensiun telah
dilaksanakan dengan baik berdasarkan kewenangan masing-masing pihak
yaitu Branch Manager, Credit Accepatance Supervisor, Credit Acceptance
Officer, dan Teller.
B. Kelemahan
1. Sarana informasi dan tekhnologi yang digunakan dalam penanganan
proses kredit pensiun seringkali mengalami gangguan yaitu program
komputer unit operasi kredit pensiun sering megalami off line dengan
Kantor Cabang lain, hal ini mengakibatkan proses pencairan pinjaman
menjadi terhambat bahkan tidak dapat dilakukan sama sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2. Tidak adanya verification checklist sebagai bagian dari formulir
pembukaan rekening mapun permohonan pengajuan kredit pensiun untuk
mendokumentasikan hasil verifikasi. Sarana informasi yang digunakan
oleh unit operasi kredit pensiun seringkali tidak up to date dalam hal data
diri debitur kredit pensiun, perubahan tempat tinggal maupun status
debitur seringkali tidak diperhitungkan padahal kelalaian tersebut dapat
menyebabkan pelunasan kredit pensiun mengalami gangguan.
3. Dalam pemberian fasilitas kredit kepada pengurus tidak dapat dilakukan
karena PT BTPN tidak memperkenankan pengurus melakukan transaksi
kredit pensiun di PT BTPN untuk kepentingan pribadi pengurus.
4. Belum adanya sistem online bagi para nasabah kredit pensiun, seperti
misalnya ATM Card, e-Banking, maupun SMS Banking. Pelayanan PT
BTPN kepada masyarakat yang telah menggunakan sistem online berupa
ATM Card, debit card, dan credit card hanya terbatas pada produk
layanan PT BTPN jenis taseto premium dan taseto bisnis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Evaluasi Risiko
Operasional Terhadap Unit Operasi Kredit Pensiun pada PT BTPN Cabang
Surakarta”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan unsur-unsur yang terkandung dalam risiko operasional yaitu
meliputi organisasi perkreditan, proses persetujuan kredit, alokasi
pemberian kredit, tindak lanjut temuan pemeriksaan Bank Indonesia,
pelaksanaan dalam rangka mengurangi munculnya risiko operasional unit
operasi kredit pensiun pada PT BTPN Cabang Surakarta bisa dikatakan
baik karena telah memenuhi unsur-unsur tersebut. Namun dalam
pemberian fasilitas kredit kepada pengurus tidak dapat dilakukan karena
produk kredit pensiun hanya diperuntukkan kepada para pensiunan.
Kendala yang ditemui dalam pengendalian risiko operasional juga jarang
ditemukan dari pihak internal PT BTPN Cabang Surakarta, sehingga
output yang dihasilkan yaitu pelunasan pinjaman kredit pensiun pun
sesuai yang diharapkan, karena PT BTPN juga bekerja sama dengan pihak
PT TASPEN dan Kantor Pos. Dalam penerapan penyisihan penghapusan
aktiva produktif, wewenang memutus kredit Untuk mengurangi risiko
operasional jika debitur kredit pensiun meninggal dunia, pihak PT BTPN
Juga telah bekerja sama dengan pihak asuransi untuk menangani hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
tersebut, jadi pelunasan kredit pensiun pun tetap dapat dipenuhi. Namun
tidak dipungkiri dalam penyaluran kredit pensiun, profesionalitas
karyawan juga dituntut oleh PT BTPN guna meminimalkan risiko
operasional yang disebabkan oleh pihak internal Bank, selain itu juga
terdapat reorganisasi karyawan kredit pensiun untuk mengurangi risiko
kecurangan yang dilakukan oleh para karyawan kredit pensiun PT BTPN.
Dalam hal sarana informasi PT BTPN kurang maksimal karena terdapat
kelemahan yaitu program komputer yang digunakan dalam menangani
proses kredit pensiun seringkali mengalai gangguan offline di mana hal
tersebut sangat mengganggu kelancaran proses pencairan pinjaman kredit
pensiun.
2. Penulis menyimpulkan bahwa risiko operasional tehadap unit operasi
kredit pensiun cenderung rendah karena jaminan yang digunakan adalah
uang pensiunan debitur yang dinyatakan dalam Surat Kuasa Pendebitan
Rekening dalam Surat Perjanjian Kredit, di mana hal tersebut sudah pasti
keberadaanya tiap bulan. Dalam hal PT BTPN pemberian fasilitas kepada
para pensiun sudah cukup baik, serta dalam menangani proses pemberian
kredit pensiun PT BTPN cenderung mudah dan cepat kepada para debitur
sesuai dengan tujuan PT BTPN yaitu ingin mensejahterakan kehidupan
para pensiunan berdasar atas azas-azas pemberian kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan dalam penelitian yang berjudul
“Evaluasi Risiko Operasional Terhadap Unit Operasi Kredit Pensiun pada PT
BTPN Cabang Surakarta, maka Penulis memberikan rekomendasi sebagai
berikut:
1. Proses pengendalian risiko operasional yang dilakukan oleh PT BTPN
terhadap proses pemberian kredit pensiun kepada para debitur sudah baik
dan dapat ditingkatkan dengan koordinasi yang lebih baik antara fungsi-
fungsi terkait yang ada di PT BTPN yaitu divisi funding dan bussiness agar
unit operasi kredit pensiun memperoleh hasil atau sistem yang juga dapat
lebih mendukung sasaran yang hendak dicapai oleh unit operasi kredit
pensiun dalam meminimalisir risiko pemberian kredit kepada para debitur
yang berkaitan dengan organisasi perkreditan pensiun.
2. Dalam mengatasi hambatan berupa kebenaran identitas dan Surat
Keputusan Pensiun (SKEP), Penulis menyarankan agar lebih
dioptimalkannya kerja sama antara PT TASPEN dan instansi tempat
dimana debitur sebelumnya mengambil uang pensiunan, dengan
memahami dan melaksanakan pasal-pasal yang mengatur tentang mutasi
debitur, debitur meninggal, dan pergantian jumlah nominal uang pensiun
yang diterima. Dalam hal mengurangi risiko yang disebabkan oleh proses
persetujuan kredit pensiun, sebaiknya dibuati verification checklist yang
merupakan salah satu rekomendasi Penulis dalam meminimalisir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
kesalahan input data diri nasabah. Selain verification checklist, pihak PT
BTPN hendaknya setiap hari memantau jalannya operasional kredit
pensiun dengan adanya kartu register Sistem Pengendalian Intern (SPI)
yang ditandatangani oleh Pimpinan Cabang.
top related