EVALUASI KETEBALAN TUNIKA INTIMA MEDIA ARTERI KAROTIS ...
Post on 07-Jan-2022
6 Views
Preview:
Transcript
i
KARYA AKHIR
EVALUASI KETEBALAN TUNIKA INTIMA MEDIA ARTERI
KAROTIS BERDASARKAN ULTRASONOGRAFI PADA
PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK
THE EVALUATION OF TUNICA INTIMA MEDIA THICKNESS OF THE ULTRASOUND-BASED CAROTIC ARTERY IN PATIENTS
WITH CHRONIC KIDNEY DISEASE
JOHN KURNIAWAN RANTEPADANG
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS - 1 (Sp.1)
PROGRAM STUDI RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
EVALUASI KETEBALAN TUNIKA INTIMA MEDIA ARTERI
KAROTIS BERDASARKAN ULTRASONOGRAFI PADA
PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK
Karya Akhir
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Dokter Spesialis - 1
Program Studi Radiologi
Disusun dan Diajukan oleh
JOHN KURNIAWAN RANTEPADANG
Kepada
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 (Sp.1)
PROGRAM STUDI RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : John Kurniawan Rantepadang
Nomor Mahasiswa : C112213110
Program Studi : Radiologi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya akhir yang saya tulis
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan
karya akhir ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Makassar, 06 April 2017
Yang menyatakan,
John Kurniawan Rantepadang
v
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul ”Evaluasi Ketebalan Tunika Intima Media Arteri Karotis
Berdasarkan Ultrasonografi Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik” sebagai
salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Dokter
Spesialis Radiologi.
Saya menyadari bahwa tesis ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan sehingga dengan segala kerendahan hati saya
mengharapkan kritik, saran dan koreksi dari semua pihak. Banyak kendala
yang dihadapi dalam rangka penyusunan tesis ini, namun berkat bantuan
berbagai pihak maka tesis ini dapat juga selesai pada waktunya. Dalam
kesempatan ini, dengan ketulusan hati saya menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada dr. Nurlaily Idris, Sp.Rad(K) sebagai
Ketua Komisi Penasihat / Pembimbing Utama dan dr. Nikmatia Latief,
Sp.Rad(K) sebagai Anggota Komisi Penasihat / Sekretaris Pembimbing
atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mulai dari
pengembangan minat terhadap permasalahan dan pelaksanaan penelitian
sampai dengan selesainya penulisan tesis ini.
Pada kesempatan ini pula saya ingin menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada:
vi
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dan Ketua
Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis
di Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar.
2. Prof. Dr. dr. Bachtiar Murtala, Sp.Rad (K), selaku Kepala Bagian
Radiologi FK-Unhas atas segala arahan dan bimbingan yang
diberikan selama saya menjalani pendidikan di Bagian Radiologi
serta atas segala arahan dan bimbingan selama penelitian hingga
penyusunan dan penulisan karya akhir ini.
3. dr. Nurlaily Idris, Sp.Rad(K), selaku Ketua Komisi Penasehat,
Pembimbing Utama dan Guru saya, atas segala arahan, nasehat
dan bimbingan yang diberikan selama saya menjalani pendidikan di
Bagian Radiologi serta atas segala arahan dan bimbingan selama
penelitian hingga penyusunan dan penulisan karya akhir ini.
4. dr. Nikmatia Latief, Sp.Rad(K), selaku Anggota Komisi Penasihat,
Sekretaris Pembimbing dan Guru saya, atas segala arahan,
nasehat dan bimbingan yang telah diberikan selama saya
menjalani pendidikan dan selama penelitian hingga penyusunan
dan penulisan karya akhir ini.
5. Dr.dr. Mirna Muis, Sp.Rad, selaku Anggota Komisi Penasihat dan
Guru saya, atas segala arahan, nasehat dan bimbingan yang telah
vii
diberikan selama saya menjalani pendidikan dan selama penelitian
hingga penyusunan dan penulisan karya akhir ini.
6. Dr.dr. H. Hasyim Kasim, Sp.PD-KGH, FINASIM, atas bantuan dan
bimbingan yang telah diberikan mulai dari pengembangan minat
terhadap permasalahan dan pelaksanaan penelitian sampai
dengan penyusunan tesis ini.
7. Pembimbing Metodologi: Dr.dr. Arifin Seweng, MPH, atas bantuan
dan bimbingan khususnya permasalahan statistik.
8. Prof.Dr.dr. Muhammad Ilyas, Sp.Rad(K), dr. Luthfy Attamimi,
Sp.Rad, dr. Junus Baan, Sp.Rad, dr. Hasanuddin,
Sp.Rad.Onk(Rad), dr. Sri Asriyani, M.Med, Sp.Rad(K), dr. Dario
Nelwan, Sp.Rad, dr. Rafikah Rauf, M.Kes, Sp.Rad, dr. Isdiana
Kaelan, Sp.Rad, dr. Amir, Sp.Rad, dr. M. Abduh, Sp.Rad, dr.
Iskandar, Sp.Rad, dr. Achmad Dara, Sp.Rad, dr. Sri Mulyati,
Sp.Rad, dr. Taufiqurrahman, Sp.Rad, serta seluruh pembimbing
dan dosen luar biasa dalam lingkup Bagian Radiologi FK-Unhas
atas arahan dan bimbingan selama saya menjalani pendidikan.
9. Direksi beserta seluruh staf RS Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk
menjalani pendidikan di rumah sakit ini.
10. Kepala Instalasi Radiologi RS Dr. Wahidin Sudirohusodo beserta
seluruh staf yang telah membantu dan memberikan kerja sama
yang baik selama masa pendidikan dan penyelesaian tesis ini.
viii
11. Teman-teman terbaik dan terkasih angkatan Juli 2013 serta seluruh
teman PPDS Radiologi yang telah banyak memberikan bantuan,
motivasi dan dukungan kepada saya selama masa pendidikan dan
penyelesaian tesis ini.
12. Kedua orang tua kami Ayahanda Marthen Lembang, ibunda
tercinta Martina Kian Mendila, serta kedua mertua kami Thomas
Pondo dan Laudya Saranga yang sangat kami cintai dan hormati
yang dengan tulus dan penuh kasih sayang senantiasa
memberikan dukungan, bantuan dan mendoakan kami.
13. Khususnya kepada istri saya tercinta, Oktopina atas segala cinta,
pengorbanan, pengertian, dorongan semangat serta doa tulus
selama ini yang telah mengiringi perjalanan panjang saya dalam
mengikuti pendidikan. “Love U So Much”
14. Buat anak saya tersayang, Jonah Ekavalens, Jovita Divalens dan
Joanna Trivalens yang senantiasa menjadi penyemangat dalam
menjalani tugas belajar ini, yang dengan senyuman mereka
membuat ada kekuatan baru. ” Love U ”
15. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,
yang telah memberi bantuan baik moril maupun materiil secara
langsung maupun tidak langsung, saya ucapkan terima kasih.
ix
Melalui kesempatan ini pula perkenankan permohonan maaf saya
setulus-tulusnya atas kesalahan dan kekhilafan yang saya lakukan selama
masa pendidikan sampai selesainya tesis ini.
Akhirnya saya berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi kita
semua dan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu
Radiologi di masa yang akan datang. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
senantiasa menyertai dan memberkati setiap langkah pengabdian kita.
Makassar, 6 April 2017
John Kurniawan Rantepadang
x
ABSTRAK
Komplikasi kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian pada
penderita penyakit ginjal kronis. Penelitian ini bertujuan menilai
ketebalan tunika intima media arteri karotis berdasarkan pemeriksaan
ultrasonografi yang dihubungkan dengan derajat penyakit ginjal kronis
(PGK) berdasarkan e-GFR dan faktor-faktor risiko aterosklerosis pada
pasien PGK. Penelitian dilakukan di bagian Radiologi RS Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Metode penelitian bersifat potong lintang yang
dilakukan selama November 2016 sampai dengan Februari 2017. Total
sampel 73 orang berjenis kelamin laki-laki 45 orang dan perempuan 28
orang dengan kriteria umur antara 21-68 tahun. Faktor-faktor risiko
aterosklerosis yang dinilai meliputi umur, jenis kelamin, dislipidemi,
hipertensi, DM, dan merokok. Hasil penelitian menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan antara KIM menurut hipertensi (p=0,002),
dislipidemia (p=0,018), DM (p=0,002), namun tidak berbeda signifikan
menurut jenis kelamin, merokok, dan umur walaupun terlihat
kecenderungan peningkatan KIM seiring peningkatan umur. Terdapat
korelasi negatif lemah (r<0,25) yang signifikan (p=0,039) antara e-GFR
dan KIM. Walaupun terlihat kecenderungan peningkatan KIM seiring
peningkatan stadium PGK namun tidak berbeda signifikan (p=0,073).
Melalui analisis multivariat terhadap faktor-faktor risiko aterosklerosis
didapatkan DM paling berpengaruh terhadap KIM.
Kata kunci : penyakit ginjal kronik, ultrasonografi KIM, arteri karotis
xi
ABSTRACT
Cardiovascular complications are the leading cause of death in chronic
kidney disease. This research aimed to assess the intima media
thickness of the ultrasound-based carotic artery associated with the
degree of CKD based on eGFR and the risk factors of atheroscierosis in
patients with Chronic Kidney Disease. The research was conducted at
the Radiology Department of Dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital,
Makassar. The research method was the cross-sectional design, and
was conducted from November, 2016 through February, 2017. The total
samples comprised 73 patients - 45 male patients and 28 female
patients, aged between 21 and 68 years. The risk factors of
atherosclerosis assessed included the age, sex, dyslipidemia,
hypertension, diabetes, and smoking habit. The research results
indicated a significant difference between the KIM in term of the
hypertension (p=0.002), dyslipidemia (p=0.018), DM (p=002), though in
term of the sex, smoking habit, and age, the difference was not
significant. However, KIM showed a tendency to increase in line with the
increase of the age. Also, there was a significantly weak and negative
correlation (r<0.25) between eGFR and KIM. Although there was a
tendency of the KIM increase in line with the increase of CKD stage, but
it was insignificant (p=0.073). The multivariate analysis on the risk
factors of atherosclerosis revealed that DM had the dominant effect on
KIM.
Keywords: chronic kidney disease, ultrasound of KIM, carotic artery
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN iii
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN xviii
DAFTAR LAMPIRAN xx
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang 1
I.2. Rumusan Masalah 4
I.3. Tujuan Penelitian 4
I.4. Hipotesis Penelitian 5
I.5. Manfaat Penelitian 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Penyakit Ginjal Kronik 7
II.1.A. Definisi 7
II.1.B. Klasifikasi 8
II.1.C. Etiologi 10
II.1.D. Patofisiologi 11
II.1.E. Komplikasi 12
II.2. Anatomi dan Histologi Pembuluh Darah Arteri 13
II.2.A. Anatomi Arteri Karotis 13
xiii
II.2.B. Histologi Pembuluh Darah Arteri 15
II.3. Spektrum Penyakit Vaskular pada Penyakit Ginjal Kronik 16
II.4. Hubungan Penyakit Kardiovaskular dengan Penyakit Ginjal
Kronik
17
II.5. Kalsifikasi Arteri pada Penyakit Ginjal Kronik 19
II.6. Patogenesis Aterosklerosis dan Hubungannya dengan Penyakit
Kardiovaskular
24
II.7. Penilaian Kalsifikasi Vaskular Berdasarkan Modalitas Radiologi 27
II.8. Pemeriksaan Ultrasonografi Arteri Karotis 30
II.9. Pengukuran Tunika Intima Media Arteri Karotis Menggunakan
Ultrasonografi
32
BAB III. KERANGKA PENELITIAN
III.1. Kerangka Teori 37
III.2. Kerangka Konsep 38
BAB IV. METODE PENELITIAN
IV.1. Desain Penelitian 39
IV.2. Tempat dan Waktu Penelitian 39
IV.3. Populasi Penelitian 39
IV.4. Sampel dan Cara Pengambilan Sampel 39
IV.5. Perkiraan Besar Sampel 40
IV.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 40
IV.7. Ijin Penelitian dan Ethical Clearance 41
IV.8. Cara Kerja
xiv
IV.8.1. Alokasi Subyek 41
IV.8.2. Cara Penelitian 41
IV.9. Identifikasi Variabel dan Klasifikasi Variabel
IV.9.1. Identifikasi Variabel 44
IV.9.2. Klasifikasi Variabel 44
IV.10. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif
IV.10.1. Definisi Operasional 45
IV.10.2. Kriteria Obyektif 46
IV.11. Pengolahan dan Analisis Data 47
IV.12. Alur Penelitian 48
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
V.1. Hasil Penelitian 49
V.1.A. Karakteristik Umum Subyek Penelitian 49
V.1.B. Analisis Faktor Risiko Aterosklerosis 52
V.1.C. Analisis Hubungan Derajat PGK dengan KIM 58
V.2. Pembahasan 62
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. Kesimpulan 67
VI.2. Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN 73
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Penyakit Ginjal Kronik 8
Tabel 2.2 Klasifikasi PGK berdasarkan eGFR 10
Tabel 2.3 Komplikasi PGK berdasarkan derajat penyakit 13
Tabel 2.4 Faktor promotor kalsifikasi vaskular pada PGK 21
Tabel 2.5 Faktor inhibitor utama kalsifikasi vaskular pada PGK 21
Tabel 2.6 Lokasi kalsifikasi pada dinding arteri berdasarkan faktor
risiko
23
Tabel 2.7 Nilai normal KIM pada laki-laki 37
Tabel 2.8 Nilai normal KIM pada perempuan 37
Tabel 5.1 Sebaran nilai minimum, maksimum dan rerata dari umur,
eGFR dan KIM pada subyek penelitian
51
Tabel 5.2 Sebaran Karakteristik Umur dan Jenis Kelamin Subyek
Penelitian
51
Tabel 5.3 Sebaran Frekuensi Faktor Risiko Aterosklerosis 52
Tabel 5.4 Sebaran Frekuensi PGK Hemodialisis dan Derajat PGK 53
Tabel 5.5 Hubungan KIM Arteri Karotis menurut Umur 54
Tabel 5.6 Hubungan KIM menurut jenis kelamin 55
Tabel 5.7 Hubungan Hipertensi dengan KIM 56
Tabel 5.8 Hubungan merokok dengan KIM 56
Tabel 5.9 Hubungan dislipidemia dengan KIM 57
xvi
Tabel 5.10 Hubungan diabetes mellitus dengan KIM 57
Tabel 5.11 Analisis multivariat faktor-faktor risiko aterosklerosis
menggunakan regresi linear
58
Tabel 5.12 Hubungan Stadium PGK dengan KIM 59
Tabel 5.13 Korelasi eGFR dengan KIM 60
Tabel 5.14 Korelasi eGFR dengan KIM menurut Hipertensi 61
Tabel 5.15 Korelasi eGFR dengan KIM menurut Diabetes Mellitus 62
Tabel 5.16 Hubungan PGK-HD dengan KIM 62
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proporsi penyebab penyakit ginjal kronik 11
Gambar 2.2 Anatomi arteri karotis 15
Gambar 2.3 Gambaran histologik lapisan-lapisan arteri 17
Gambar 2.4 Spektrum penyakit vaskular pada PGK 18
Gambar 2.5 Peningkatan KIM sesuai durasi hemodialisis 24
Gambar 2.6 Patogenesis aterosklerosis 26
Gambar 2.7 Diagram sederhana patogenesis kalsifikasi vaskular
pada PGK
27
Gambar 2.8 Skematik manifestasi klinis dari kalsifikasi intima dan
media
28
Gambar 2.9 Pencitraan USG karotis 34
Gambar 2.10 Segmen yang potensial sebagai tempat pengukuran KIM
pada arteri karotis
35
Gambar 2.11 Pencitraan USG arteri karotis yang memperlihatkan
tunika intima-media
36
Gambar 5.1 Diagram frekuensi rerata KIM berdasarkan kelompok
umur
55
Gambar 5.2 Diagram gambaran korelasi eGFR dengan KIM 60
xviii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
≥
≤
<
>
mm
ACR
AER
PGK
PGK-HD
eGFR
AHA
ASE
KIM
USG
MDRD
CKD-EPI
IDMS
USRDS
TGF-B
VSMC
AOAC
AOACS
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Lebih atau sama dengan
Kurang atau sama dengan
Kurang dari
Lebih dari
milimeter
Albumin to Creatinine Ratio
Albumin Excretion Rate
Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit Ginjal Kronik Hemodialisis
estimated Gromerular Filtration Rate
American Heart Association
American Society of Echocardiography
Ketebalan tunika intima media
Ultrasonografi
Modification of Diet in Renal Disease
Chronic Kidney Disease Epidemiology Collaboration
Isotope dilution mass spectrometry
United States Renal Data System
Transforming growth factor B
Vascular smooth muscle cells
Aortic Arch Calcification
Aortic Arch Calcification Score
xix
CAC
MSCT
EBCT
ACI
IVUS
SD
:
:
:
:
:
:
Coronary artery calcium
Multislice Computerized Tomography
Electron beam computerized tomography
Aortic Calcification Index
Intravascular Ultrasonography
Standard Deviation
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Rekomendasi Kode Etik Penelitian
Lampiran 2 Lembar Informed Concent
Lampiran 3 Formulir data sampel
Lampiran 4 Rekapitulasi Data Sampel Penelitian
Lampiran 5 Curriculum Vitae
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Komplikasi kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian
pada penderita penyakit ginjal kronis (PGK). Kematian penderita PGK
tampaknya lebih sebagai akibat dari penyakit kardiovaskular daripada
akibat berkembangnya penyakit ginjal itu sendiri. Sekitar 50% penderita
PGK stadium akhir meninggal akibat kelainan kardiovaskular dengan
angka kematian kardiovaskular 15 – 30 kali lebih tinggi daripada kematian
pada populasi umum karena proses penuaan. Tingkat penurunan
Glomerular Filtration Rate (GFR) merupakan faktor risiko yang
independen terhadap outcome dari penyakit kardiovaskular aterosklerosis.
(Schiffrin, 2007; Chen, 2014).
Mekanisme yang mendasari kematian disebabkan kardiovaskular
belum sepenuhnya dipahami, tetapi kombinasi aterosklerosis dan
arteriosklerosis memiliki peranan penting. Aterosklerosis merupakan
perubahan pada dinding arteri sebagai hasil dari perubahan hemodinamik
dan humoral, sedangkan aterosklerosis ditandai oleh adanya plak
kalsifikasi. Keduanya menyebabkan kekakuan dinding pembuluh darah
dan menyempitkan lumen pembuluh darah yang pada akhirnya
menghambat aliran darah ke jaringan. (Schiffrin, 2007; Jorge, 2006)
2
Patogenesis pembentukan kalsifikasi vaskular kompleks dan
melibatkan transformasi sel-sel otot polos menjadi sel-sel
osteo/chondrocytic yang menampakkan RUNX2 dan matrix vesicles.
Ketidakseimbangan antara faktor promotor dan faktor inhibitor merupakan
dasar pembentukan kalsifikasi vaskular. Faktor promotor merupakan
pemicu timbulnya kalsifikasi vaskular meliputi faktor tradisional (usia tua,
hipertensi, diabetes melitus, merokok, dislipidemia) dan faktor non-
tradisional (misalnya toxin uremia, hiperfosfatemia, hiperkalsemia, durasi
hemodialisis) sedangkan faktor inhibitor merupakan penghambat
timbulnya kalsifikasi vaskular (misalnya fetuin A). Perubahan metabolisme
mineral dan defisiensi faktor inhibitor merupakan faktor utama terjadinya
kalsifikasi vaskular pada PGK (Chen, 2015; Jorge 2006; Moradi, 2013).
Secara umum, kalsifikasi vaskular makin meningkat pada pasien
dengan eGFR yang makin menurun. Pasien dengan eGFRs <60 mL/min
per 1.73 m2 menunjukkan prevalensi kalsifikasi yang tinggi, lebih banyak
dan bertambah lebih cepat dibandingkan populasi umum. (Afzali, 2014).
Cara untuk mengidentifasi kalsifikasi vaskular dapat dilakukan
menggunakan ultrasonografi sebagai alat diagnostik dan prediksi risiko,
memiliki beberapa keunggulan diantaranya bersifat noninvasif, tidak
memiliki efek samping radiasi, muda dikerjakan, sensitif, aman, biaya
relatif murah, umumnya tersedia di balai pengobatan, frekuensi dan
intensitas gelombang ultrasound yang digunakan tidak berefek biologik
dan dapat mengidentifikasi secara luas injuri arterial, baik calcified plaque
3
maupun non-calcified plaque. Pemeriksaan USG arteri karotis dengan
mengukur ketebalan tunika intima media merupakan pemeriksaan yang
telah direkomendasikan oleh American Society of Echocardiography
(ASE) dan American Heart Association (AHA) sebagai deteksi dini
aterosklerosis. (Robertson et al, 2012; Simova, 2015)
Arteri karotis menjadi pilihan pengukuran KIM dibanding arteri
lainnya karena berukuran besar, letak arteri karotis superfisial, tanpa ada
struktur tulang yang menutupi ataupun bayangan udara yang
menghalangi, serta jauh dari struktur yang bergerak seperti jantung.
Telah pula dibuktikan bahwa keadaan dinding arteri karotis mencerminkan
keadaan dinding arteri koroner, sehingga penebalan tunika intima media
arteri karotis atau terdapatnya plak pada arteri karotis dapat dipakai
sebagai marker terdapatnya aterosklerosis pada pembuluh darah jantung
(Finn, 2009; Coskun, 2009; Kerwin, 2007).
Ponna dan Farishta menemukan KIM meningkat pada semua
stadium PGK. Nilai mean KIM meningkat signifikan pada stadium 3,4 dan
5 dan signifikan lebih tinggi dibandingkan stadium 1 dan 2. KIM juga
meningkat signifikan pada pasien PGK yang disertai kolesterol total dan
trigliserida yang tinggi dan kolesterol HDL yang rendah. Peningkatan
signifikan KIM juga terlihat pada pasien PGK yang disertai diabetes
melitus dan hipertensi. (Ponna, 2016).
Penilaian ketebalan tunika intima media arteri karotis berdasarkan
USG sebagai penanda dini munculnya aterosklerosis pada pasien PGK
4
masih sangat terbatas di Indonesia dan belum pernah diteliti di
departemen radiologi FK Unhas. Diharapkan melalui deteksi dini
aterosklerosis subklinis menggunakan USG arteri karotis pada penderita
PGK, maka usaha pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit
kardiovaskular bisa lebih awal dilakukan sehingga angka kematian
kardiovaskular pada PGK bisa diturunkan.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Bagaimana hubungan antara derajat PGK dengan ketebalan tunika
intima media arteri karotis berdasarkan USG ?
Apakah ada hubungan antara ketebalan tunika intima media arteri
karotis berdasarkan USG dengan faktor-faktor risiko aterosklerosis
lainnya ?
Faktor risiko aterosklerosis apa yang paling berpengaruh terhadap
ketebalan tunika intima media arteri karotis berdasarkan USG ?
I.3. Tujuan Penelitian
I.3.1. Tujuan Umum
Menilai ketebalan tunika intima media arteri karotis berdasarkan
pemeriksaan ultrasonografi pada pasien PGK.
5
I.3.2. Tujuan khusus
1. Menentukan hubungan antara derajat PGK dengan ketebalan tunika
intima media arteri karotis berdasarkan pemeriksaan USG
2. Menentukan hubungan antara ketebalan tunika intima media arteri
karotis berdasarkan USG dengan faktor-faktor risiko aterosklerosis
lainnya.
3. Menentukan faktor risiko aterosklerosis yang paling berpengaruh
terhadap ketebalan tunika intima media arteri karotis berdasarkan
pemeriksaan USG
I.4. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara derajat PGK dengan ketebalan tunika intima
media arteri karotis berdasarkan pemeriksaan USG
I.5. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi cara pengukuran ketebalan tunika intima
media arteri karotis berdasarkan USG sebagai salah satu metode
penting deteksi dini munculnya aterosklerosis.
2. Memberikan informasi ilmiah tentang evaluasi ketebalan tunika intima
media arteri karotis berdasarkan USG pada pasien PGK
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi klinisi dalam
penanganan lebih lanjut pasien PGK
6
4. Data penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan ketebalan
tunika intima media dengan derajat stenosis arteri koroner atau arteri
cerebral.
top related