Dasar2 Th Allergi

Post on 13-Feb-2015

38 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

DASAR-DASAR TERAPI ALERGI DAN IMUNOLOGI

Dr. Firdalena Meutia Mkes SpM

Departemen Farmakologi dan TerapeutikFakultas Kedokteran Unsyiah

2010

Histaminberasal dari: 1. Bisa ular2. Produk mikroba (bakteri)3. Tanaman4. Leukosit5. Jar. mammalia (kulit, paru2 & mukosa usus)

Depot histamin paling banyak pada: Sel mast dan basofil dalam darah

Histamin (lanjutan………………………..……….)

Pada mammalia, dpt menimbulkan:1. Reaksi anaphylaxis2. Urtikaria3. Angioudema4. Pruritus5. Hipotensi

Histamin (lanjutan…………………………………..)

Triple respons (Lewis) yaitu berupa:

1. Timbul bercak kemerahan di sekitar tempat injeksi

(dilatasi lokal kapiler)

2. Muncul bercak2 merah dgn btk yg tdk teratur,

menyebar di tubuh dan menimbulkan rasa gatal2

dan nyeri

3. Udema (me ↑↑ permeabilitas pemb darah)

Histamin (lanjutan………………………..)

Histamin dapat juga terlepas karena :

Rangsang: 1. mekanik

2. thermal

3. radiasi

sel mast rusak

melepaskan histamin

Reseptor histamin :

1. Reseptor H-1 dan

2. Reseptor H-2

Aktivasi reseptor H1

Kontraksi otot polosMe ↑↑ permeabilitas pemb darah & Me ↑↑ permeabilitas sekresi mukusPeningkatan C-GMP intraselBerperan sbgi neurotransmitter pada SSPDapat diblok oleh Antihistamin 1

Aktivasi reseptor H2

Peningkatan Sekresi as. LambungVasodilatasi dan flushing

Peningkatan C-AMP Penurunan C-GMP

Dapat diblok oleh Antihistamin 2

ANTIHISTAMIN

Ada 2 jenis;

1. Menghambat reseptor H1 (AH-1): CTM, Difenhidramin, Prometazin HCl,(biasanya digunakan pd eritema, pruiritus)

2. Menghambat sekresi asam lambung, bekerja pd reseptor H2 (AH-2): (Burimamid, Metamid, Simetidin, Ranitidin, Famotidin)

Mekanisme Kerja: Antagonis kompetitif dgn cara menghambat interaksi histamin pd reseptor H1 & H2

AntiHistamin-1 (AH-1)1. Menghambat efek histamin pd pembuluh darah, bronkhus,

usus

2. Mengobati reaksi anaphylaxis dan allergi

3. Menurunkan permeabilitas kapiler akibat histamin

4. Tdk dpt mencegah hipersekresi asam lambung

5. Dpt menghambat sekresi saliva dan sekresi kelenjar

eksokrin lainnya

6. Memiliki sifat antikholinergik (mulut kering, susah miksi/

disuria, impotensi, palpitasi, hipotensi dan sakit kepala)

EFEK SAMPING ANTIHISTAMIN:

1. Pd SSP: sedasi (mengantuk)

2. Vertigo, tinnitus, lelah, penglihatan kabur, euphoria, gelisah, tremor

3. Pd sistem kardiovaskuler: heart rate meningkat

4. Pd GIT: mual, muntah, diare

5. Mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat dan lemah pd tangan

INTERAKSI OBAT:

Dg alkohol dan sedatif hipnotik memberi efek sinergis

KERACUNAN AKUT ANTIHISTAMIN

1. Bila tjd depressi pernafasan sebaiknya diberi nafas buatan (respirator)

2. Diberi analeptik (amfetamin, strichnin nitrat, pikrotoksin)

3. Bila sampai menimbulkan konvulsi diterapi dg thiopental atau diazepam

Antihistamin yg digunakan sebagai antimabuk perjalanan / antimuntah :

1. Dimenhidrinat

2. Diphenhidramin HCl

3. Promethazin HCl

4. Derivat piperazin (siklizin, meklizin)

Respon diatas timbul berdasarkan efek antikholinergik

(mengurangi motilitas saluran cerna), dan obat-obat

tersebut diatas diberikan ½ jam sebelum berangkat.

Antihistamin yang tidak menyebabkan mengantuk adalah :

1.Terfenadin

2. Asetamizol

3. Loratadin

4. Akrivastin

5. Mequitazin

6. Cetirizine

AntiHistamin-2 (AH-2)Reseptor histamin H2 berperan pada:

1. Sekresi cairan lambung

2. Perangsangan jantung

3. Reaksasi uterus

Simetidin dan Ranitidin

1. Menghambat sekresi cairan lambung (mengurangi volume dan kadar ion hidrogen cairan lambung

2. Absorbsi diperlambat oleh makanan --> diberikan bersama atau segera setelah makan (memperpanjang efek pd periode setelah makan)

Simetidin dan Ranitidin (lanjutan…………………..)

Efek samping:1. Nyeri kepala, pusing

2. Malaise, Mialgia

3. Mual, Diare, Konstipasi

4. Ruam kulit, Pruritus

5. Kehilangan libido dan Impoten --> mengikat reseptor androgen --> ginekomastia

6. Gangguan SSP

--> slurred speech, somnolen, letargi, gelisah, bingung, disorientasi, agitasi, halusinasi dan kejang.

--> dimensia (bersamaan obat psikotropik)

Simetidin dan Ranitidin (lanjutan…………………..)

Efek samping yang jarang terjadi:

1. Trombositopenia, granulositopenia, toksisitas terhadap ginjal atau hati

2. Peningkatan ringan kreatinin plasma --> kompetisi ekskresi

3. Ranitidin & simetidin IV --> bradikardi dan kardiotoksik

@ Simetidin IV dan kronik oral --> merangsang sekresi prolaktin

@ Ranitidin --> tidak berefek antiandrogenik & sgt kecil efek perangsangan prolaktin

--> ggn SSP ringan (tdk melewati sawar darah otak)

Indikasi: tukak peptik

KORTIKOSTEROID

dr. Firdalena Meutia Mkes SpM

Departemen Farmakologi dan TerapeutikFakultas Kedokteran Unsyiah

2010

Mekanisme Kerja Kortikosteroid :

1. Mencegah pelepasan As. Arakhidonat yg mrpkn

sumber mediator inflamasi & nyeri

2. Mengurangi inflamasi dg memblok pelepasan

mediator, menekan neutrofil khemotaksis,

menyebabkan vasokonstriksi ringan & menghambat

kerja sel mast.

3. Menghambat metabolisme AA shg tdk tbtk

Leukotrien, PG, TH2 sitokin lainnya

4. Mencegah migrasi/aktifasi sel2 inflamasi & me ↑↑

effikasi agonis B2 adrenergik pd asma

Cara penggunaannya dpt dibagi atas:

1. Kortikosteroid Topikal

a. Anti peradangan, anti proliferatif, imunosupresan

Penggunaan:

@ KS topikal poten tidak blh pada bayi, anak,

muka & genetalia orang dewasa

@ Pemakaian pd dewasa 40 g/minggu, ≤ 2

minggu

b. Kortikosteroid intralesi:

• Triamsinolon asetonid: 10 mg/1 ml

dapat diencerkan dgn lidokain krn perih

• 0,1 ml/ x suntik, ≤10 mg, jarak penyuntikan

2-4 minggu untuk menghindari efek sistemik

C. Efek samping: atrofi kulit, striae atrofise,

teleangiektasis, purpura, dermatosis

akneformis, hipopigmentasi,dll

KHASIAT OBAT

Poten Clobetason propionat 0,05%Betametason diproprionat 0,05%

Halsinonid 0,1%Difluokortolon valerat 0,1%

Desoksimetason 2,5%

Sedang Fluosinolon asetonid 0,025%Betametason valerat 0,1%

Triamsinolon asetonid 0,1%Fluokortolon 0,5%

Flumetason pivalat 0,02%

Lemah Hidrokortison asetat 1%

Tinea versicolor (Malassezia furfur)

Candida

Kontraindikasi..!!!

2. Nasal corticosteroid :

Kortikosteroid scr klinis effektif utk meredakan bersin2, hidung berair, gatal2 dan pembengkakan pd hidung.

Kortikosterioid dignkan pd rhinitis allergika musiman atau kronik utk menekan gejala yang timbul.

Dianjurkan penggunaannya sbgi initial terapi bersamaan dg AH1, krn effikasi yg tinggi dicapai bl kombinasi ini digunakan untuk mencegah keterpaparan allergen

Efek samping:

1. Sneezing

2. Stinging

3. Headache

4. Epistaxis &

5. Infeksi oleh Candida albicans

INHALED CORTICOSTEROID

DrugAdult dosing

Starting Maximum

Beclomethasone (Beclovent, Vanceril) MDI:42 mcg/actuation 84 mcg/actuation (Vanceril Double Strength)

84mcg 3-4 times daily or

168 mcg twice daily

840 mcgin divided doses

Budesonide (Pulmicort Turbohaler) DPI: 200mcg/actuation

200-400 mcg twice daily1

200-400 mcg twice daily2 400-800 mcg twice daily3

400 mcg twice daily1

800 mcg twice daily2,3

Flunisolide (AeroBid, AeroBid-M) MDI : ≈ 250 mcg/actuation

500 mcg (2 inhalations) twice daily.

1 mcg (4 inhalations) twice daily.

Fluticasone MDI (Flovent) : 44, 110, and 220 mcg/actuation DPI (Flovent Rotadisk) : 50, 100, and 250 mcg/actuation.

MDI: 88 mcg twice daily1

: 88-220 mcg twice daily2

: 880 mcg twice daily3

DPI: 100 mcg twice daily1

:100-200 mcg twice daily2

: 1000 mcg twice daily3

MDI: 440 mcg twice daily1,2

: 880 mcg twice daily3

DPI: 500 mcg twice daily1,2

:1000 mcg twice daily3

Triamcinolone acetonide (Azmacort) MDI : ≈ 100 mcg/actuation (60 mg as acetonide)

200 mcg 3-4 times dailyor

400 mcg twice daily

1600 mcgin divided doses

DPI = dry powder inhaler MDI = metered dose inhaler.1Used with inhaled bronchodilators only. 2Used with inhaled corticosteroids. 3For patients currently receiving chronic oral corticosteroid therapy.

Efek Kortikosteroid lainnya :

1. Peningkatan angka trombosit

2. Penurunan abormalitas fungsi enzim hati.

3. Mempercepat maturasi paru janin

TERIMAKASIH

top related