Transcript
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Fenomena
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, fenomena diartikan sebagai
hal-hal yang dinikmati oleh panca indra dan dapat ditinjau secara ilmiah (Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia : 1997)
Fenomena juga diartikan sebagai berikut :
a. Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat
diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam) atau gejala.
Contoh : Gerhana adalah salah satu -- ilmu pengetahuan;
b. Fenomena diartikan sebagai sesuatu yg luar biasa atau keajaiban.
Contoh : Sementara masyarakat tidak percaya akan adanya pemimpin yg
berwibawa, tokoh itu merupakan – tersendiri
c. Fenomena diartikan sebagai fakta dan kenyataan.
Contoh : Peristiwa itu merupakan -- sejarah yg tidak dapat diabaikan
(http://www.kamusbesar.com/10894/fenomena diakses pada tanggal 23 April
2012 pukul 22:00)
Kata Fenomena juga diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya dari suatu
urusan atau perkara, keadaan atau kondisi khusus yg berhubungan dengan
seseorang atau suatu hal, soal atau perkara (http://www.artikata.com/arti-333239-
kasus.html diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 22:15)
19
2.2 Sejarah Judi
Pada mulanya perjudian itu berwujud permainan atau kesibukan pengisi
waktu senggang guna menghibur hati, jadi sifatnya rekreatif dan netral. Pada sifat
yang netral ini, lambat laun ditambahkan unsure baru untuk merangsang
kegairahan bermain dan menaikkan ketegangan serta pengharapan untuk menang,
yaitu barang taruhan berupa uang, benda atau tindakan yang bernilai.
Pertaruhan dalam perjudian ini sifatnya murni spekulatif untung-untungan.
Konsepsi untung-untungan itu sedikit atau banyak selalu mengandung unsure
kepercayaan mistik terhadap kemungkinan beruntung. Menurut para penjudi,
nasib untung atau kalah itu merupakan “suratan”, sudah menjadi nasib. Permainan
untung-untungan itu dapat kita lihat pada bangsa dan masyarakat primitif.
Permainan tersebut dihubungkan dengan personifikasi dari satu kejadian
atau fakta, yaitu berupa relasi dengan roh-roh yang baik dan memberikan
keuntungan dan kerasukan roh-roh jahat yang membawa kesialan. Interpretasi
animistic semacam ini menghubungkan rakyat dengan satu kepercayaan nasib-
untung, dan menjadi atribut kemanusiaan, sekaligus juga menjadi elemen
terpenting pada perjudian.
Bangsa yang modern, yang semakin maju dalam segala bidang ilmu
pengetahuan maupun teknologi, mengembangkan macam-macam permainan yang
disertai perjudian, dan menjadikan permainan tadi aktivitas khusus yang bisa
memberikan kegairahan, kesenangan dan harapan untuk menang. Namun begitu,
unsure kepercayaan animistic terhadap keberuntungan itu masih saja melekat pada
bangsa berbudaya di abad modern sekarang ini.
20
Pada perjudian itu ada unsur minat dan pengharapan yang makin
meninggi, juga unsur ketegangan, disebabkan oleh ketidakpastian untuk menang
atau kalah. Situasi tidak pasti ini membuat organisme semakin tegang dan makin
gembira, menumbuhkan efek-efek yang kuat dan rangsangan-rangsangan besar
untuk betah bermain.
Sepakbola pada masa sekarang ini yang hampir disukai oleh semua orang.
Banyak orang yang memanfaatkan permainan ini menjadi sebuah arena perjudian.
Selain menikmati pertandingan sepakbola baik secara langsung maupun lewat
televisi, tidak sedikit para penggemar olahraga ini yang melakukan taruhan.
Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi sekarang ini, taruhan
sepakbola pun mengalami kemajuan dari yang dulunya hanya dilakukan dengan
sistem tatap muka (face to face) yaitu para pemain taruhan sepakbola bertemu
dengan pemain taruhan lainnya ataupun mendatangi langsung Bandar taruhan
sepakbola. Saat ini sudah banyak Bandar bola yang bisa membantu dengan
menyediakan fasilitas secara online melalui internet.
2.2.1 Pengertian Judi
Perjudian merupakan masalah sosial yang sangat buruk. Kemenangan
yang dihasilkan dari perjudian tidak akan bertahan lama justru akan berakibat
pada pengrusakan karakter individu dan akan merusak kehidupannya. Banyak
sudah fakta menceritakan bahwa pemenang judi tidak selalu memiliki hidup yang
sejahtera, sebagian besar mengalami kemiskinan yang begitu parah dan
mengalami alianasi (keterasingan) dari keluarga dan masyarakat
21
(http://iqbalmarisali.blogspot.com/2010/03/perilaku-berjudipatologisosialdanhtml
diakses pada 23 April 2012 pukul 21:17 WIB)
Pada hekekatnya perjudian adalah bertentangan dengan agama, kesusilaan
dan moral Pancasila serta membahayakan masyarakat, bangsa dan negara dan
ditinjau dari kepentingan nasional. Perjudian mempunyai dampak yang negatif
merugikan moral dan mental masyarakat terutama generasi muda. Di satu pihak
judi adalah merupakan masalah sosial yang sulit di tanggulangi dan timbulnya
judi tersebut sudah ada sejak adanya peradaban manusia. Judi atau permainan
“judi” atau “perjudian” menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah
“Permainan dengan memakai uang sebagai taruhan”. Berjudi ialah
mempertaruhkan sejumlah uang atau harta dalam permainan tebakan berdasarkan
kebetulan, dengan tujuan mendapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar
daripada jumlah uang atau harta semula.
Pengertian judi adalah tiap-tiap permainan, yang mendasarkan
pengharapan buat menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan
saja, dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan
kebiasaan pemain. Termasuk permainan judi ialah pertaruhan tentang keputusan
perlombaan atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut
berlomba atau bermain itu, demikian juga segala pertaruhan yang lain-lain
(http://infoini.com/2012/pengertian-judi.html diakses pada tanggal 23 April 2012
pukul 23:14)
Menurut Dra. Kartini Kartono, pengertian judi adalah pertaruhan dengan
sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai,
22
dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa-
peristiwa permainan, pertandingan,perlombaan dan kejadian-kejadian yang
tidak/belum pasti hasilnya.
Dalam KUHP dalam Pasal 303 ayat (3) yang menyebutkan bahwa :
“Yang disebut permainan judi, adalah tiap-tiap permainan, di mana pada
umumnya kemungkinan mendapatkan untung tergantung pada peruntungan
belaka, juga karena permainannya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk
segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya,
yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian
juga segala pertaruhan lainnya”.
Perjudian didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang melibatkan elemen
resiko. Dan resiko didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu kerugian.
Sementara Robert Carson & James Butcher (1992) dalam buku Abnormal
Psychology and Modern Life, mendefinisikan perjudian sebagai memasang
taruhan atas suatu permainan atau kejadian tertentu dengan harapan memperoleh
suatu hasil atau keuntungan yang besar. Apa yang dipertaruhkan dapat saja berupa
uang, barang berharga, makanan, dan lain-lain yang dianggap memiliki nilai
tinggi dalam suatu komunitas (http://iqbalmarisali.blogspot.com/2010/03
/perilaku-berjudi-patologi-sosial-dan.html diakses pada 23 April 2012 pukul 21:17
WIB)
Definisi serupa dikemukakan oleh Stephen Lea, dkk dalam buku The
Individual in the Economy, A Textbook of Economic Psychology (1987). Menurut
mereka perjudian tidak lain dan tidak bukan adalah suatu kondisi dimana terdapat
23
potensi kehilangan sesuatu yang berharga atau segala hal yang mengandung
risiko. Namun demikian, perbuatan mengambil risiko dalam perilaku berjudi,
perlu dibedakan pengertiannya dari perbuatan lain yang juga mengandung risiko.
Ketiga unsur dibawah ini mungkin dapat menjadi faktor yang membedakan
perilaku berjudi dengan perilaku lain yang juga mengandung resiko:
a. Perjudian adalah suatu kegiatan sosial yang melibatkan sejumlah uang (atau
sesuatu yang berharga) dimana pemenang memperoleh uang dari yang kalah.
b. Resiko yang diambil bergantung pada kejadian-kejadian dimasa mendatang,
dengan hasil yang tidak diketahui, dan banyak ditentukan oleh hal-hal yang
bersifat kebetulan/keberuntungan.
c. Resiko yang diambil bukanlah suatu yang harus dilakukan;
kekalahan/kehilangan dapat dihindari dengan tidak ambil bagian dalam
permainan judi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perjudian adalah perilaku
yang melibatkan adanya resiko kehilangan sesuatu yang berharga dan melibatkan
interaksi sosial serta adanya unsur kebebasan untuk memilih apakah akan
mengambil risiko kehilangan tersebut atau tidak.
Dra. Kartini Kartono mengatakan bahwa judi adalah pertaruhan dengan
sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai,
dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa-
peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang
tidak/belum pasti hasilnya.
24
Dari penjelasan diatas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat
dinyatakan sebagai taruhan, yaitu :
a. Permainan/perlombaan. Yaitu perbuatan yang dilakukan biasanya berbentuk
permainan atau perlombaan. Dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang
atau kesibukan untuk mengisi waktu senggang guna menghibur hati, bersifat
rekreatif. Namun disini para pelaku tidak harus terlibat dalam permainan,
boleh jadi mereka adalah penonton atau orang yang ikut bertaruh terhadap
jalannya sebuah permainan atau perlombaan.
b. Untung-untungan. Artinya untuk memenangkan permainan atau perlombaan
ini lebih banyak digantungkan kepada unsure spekulatif/kebetulan atau
untung-untungan. Atau factor kemenangan yang diperoleh dikarenakan
kebiasaan atau kepintaran pemain yang bertaruh yang sudah sangat terbiasa
atau terlatih.
c. Ada taruhan. Dalam permainan atau pertaruhan ini ada teruhan yang
diberlakukan oleh para pihak pemain atau Bandar. Baik dalam bentuk uang
ataupun harta benda lainnya. Akibat adanya taruhan maka tentu saja ada pihak
yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Unsure ini merupakan yang paling
utama untuk menentukan apakah sebuah perbuatan dapat disebut sebagai judi
atau bukan.
Bahwa perilaku berjudi memiliki banyak efek samping yang merugikan
bagi si penjudi maupun keluarganya mungkin sudah sangat banyak disadari oleh
para penjudi. Anehnya tetap saja mereka menjadi sulit untuk meninggalkan
perilaku berjudi jika sudah terlanjur mencobanya. Dari berbagai hasil penelitian
25
lintas budaya yang telah dilakukan para ahli diperoleh 5 (lima) faktor yang amat
berpengaruh dalam memberikan kontribusi pada perilaku berjudi. Kelima faktor
tersebut adalah:
a. Faktor Sosial & Ekonomi
Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah, perjudian
seringkali dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Tidaklah mengherankan jika pada masa undian SDSB (Sumbangan Dana
Sosial Berhadiah) pada zaman Orde Baru yang lalu, peminatnya justru lebih
banyak dari kalangan masyarakat ekonomi rendah seperti tukang becak,
pedagang kaki lima atau buruh. Dengan modal yang sangat kecil mereka
berharap mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya atau menjadi kaya
dalam sekejap tanpa usaha yang besar. Selain itu kondisi social masyarakat
yang menerima perilaku berjudi juga berperan besar terhadap tumbuhnya
perilaku tersebut dalam komunitas.
b. Faktor situasional
Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, diantaranya
adalah tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk
berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan
oleh pengelola perjudian. Tekanan kelompok membuat sang calon penjudi
merasa tidak enak jika tidak menuruti apa yang diinginkan oleh kelompoknya.
Sementara metode pemasaran yang dilakukan oleh para pengelola perjudian
dengan selalu mengekspose para penjudi yang berhasil menang memberikan
kesan kepada calon penjudi bahwa kemenangan dalam perjudian adalah suatu
26
yang biasa, mudah dan dapat terjadi pada siapa saja (padahal kenyataannya
kemungkinan untuk menang sangatlah kecil). Peran media massa seperti
televisi dan film yang menonjolkan keahlian para penjudi yang “seolah-olah”
dapat mengubah setiap peluang menjadi kemenangan atau mengagung-
agungkan sosok sang penjudi, telah ikut pula mendorong individu untuk
mencoba permainan judi.
c. Faktor belajar
Sangatlah masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap
perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. Apa
yang pernah dipelajari dan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan akan
terus tersimpan dalam pikiran seseorang dan sewaktu-waktu ingin diulangi
lagi. Inilah yang dalam teori belajar disebut sebagai Reinforcement Theory
yang mengatakan bahwa perilaku tertentu akan cenderung diperkuat/diulangi
bilamana diikuti oleh pemberian hadiah/sesuatu yang menyenangkan.
d. Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan
Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat
evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan
perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung
memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. Mereka
pada umumnya merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan
diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena
keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang
berdasarkan sesuatu situasi atau kejadian yang tidak menentu dan sangat
27
subyektif. Dalam benak mereka selalu tertanam fikiran: “kalau sekarang
belum menang pasti dikesempatan berikutnya akan menang, begitu
seterusnya”.
e. Faktor Persepsi terhadap Keterampilan
Penjudi yang merasa dirinya sangat terampil dalam salah satu atau beberapa
jenis permainan judi akan cenderung menganggap bahwa
keberhasilan/kemenangan dalam permainan judi adalah karena keterampilan
yang dimilikinya. Mereka menilai keterampilan yang dimiliki akan membuat
mereka mampu mengendalikan berbagai situasi untuk mencapai kemenangan
(illusion of control). Mereka seringkali tidak dapat membedakan mana
kemenangan yang diperoleh karena keterampilan dan mana yang hanya
kebetulan semata. Bagi mereka kekalahan dalam perjudian tidak pernah
dihitung sebagai kekalahan tetapi dianggap sebagai “hampir menang”,
sehingga mereka terus memburu kemenangan yang menurut mereka pasti akan
didapatkan (Papu Johannes, 2002)
2.2.2 Jenis-jenis Judi
Perjudian adalah permainan
taruhan
di mana pemain bertaruh untuk memilih satu
pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan
menjadi pemenang.. Pemain yang kalah
Perjudian dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
akan memberikan taruhannya
kepada si pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum
pertandingan dimulai.
28
a. Perjudian di kasino, yang terdiri dari Roulette, Blackjack
b. Perjudian di tempat keramaian, yang terdiri dari lempar paser / bulu ayam
pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran), lempar gelang, lempar uang
(Coin), kim, pancingan, menembak sasaran yang tidak berputar, lempar bola,
adu ayam, adu sapi, adu kerbau, adu domba/kambing, pacu kuda, karapan
sapi, pacu anjing, kailai, mayong/macak dan erek-erek.
, Baccarat, Creps,
Keno, Tombola, Super Ping-pong, Lotto Fair, Satan, Paykyu, Slot Machine
(Jackpot), Ji Si Kie, Big Six Wheel, Chuc a Luck, Lempar paser / bulu ayam
pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran). Pachinko, Poker, Twenty
One, Hwa Hwe serta Kiu-Kiu.
c. Perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan yang terdiri dari adu
ayam, adu sapi, adu kerbau, pacu kuda, karapan sapi, adu domba/kambing.
(http://nuffqab-nuffiq.blogspot.com/2008/12 /pengertian-judi-dalam-ensik
lopedia.html diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 20:11)
Stanford Wong dan Susan Spector (1996), dalam buku Gambling Like a
Pro, membagi 5 kategori perjudian berdasarkan karakteristik psikologis mayoritas
para penjudi. Kelima kategori tersebut adalah:
a. Sociable Games
Dalam Sociable Games, setiap orang menang atau kalah secara bersama-sama.
Penjudi bertaruh di atas alat atau media yang ditentukan bukan melawan satu
sama lain. Pada perjudian jenis ini akan sering dijumpai para penjudi saling
bercakap, tertawa, atau pun tegang. Walaupun para penjudi selau ingin
menang, mereka sadar bahwa jika mereka tidak mendapatkan hal tersebut,
29
paling tidak mereka sudah mendapatkan kesempatan yang baik untuk
mencoba permainan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Dadu, Baccarat,
BlackJack, Pai Gow Poker, Let It Ride, Roulette Amerika.
b. Analytical Games
Analytical games sangat menarik bagi orang yang mempunyai kemampuan
menganalisis data dan mampu membuat keputusan sendiri. Perjudian model
ini memerlukan riset dan sumber informasi yang cukup banyak serta
kemampuan menganalisis berbagai kejadian. Termasuk dalam kategori ini
adalah: Pacuan Kuda, Sports Betting (contoh : sepakbola, balap mobil/motor,
dll).
c. Games You Can Beat
d.
Dalam games you can beat penjudi sangat kompetitif dan ingin sekali untuk
menang. Penjudi juga berusaha extra keras untuk dapat menguasai permainan.
Dalam kategori ini penjudi menanganggap kemenangan diperoleh melalui
permainan dengan penuh keahlian dan strategi yang jitu serta dapat membaca
strategi lawan. Penjudi harus dapat memilih dan membuat keputusan secara
tepat serta dapat membedakan alternatif kondisi mana harus ikut bermain.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa permainan judi jenis ini adalah
permainan yang dirancang khusus bagi penjudi yang hanya mementingkan
kemenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah : Blackjack, Poker, Pai Gow
Poker, Video Poker, Sports Betting, Pacuan Kuda
Escape from Reality
30
Setiap orang pada dasarnya ingin sekali-sekali lain dari kenyataan. Pada
permainan escape from reality, para pemain yang menjalankan slot machine
atau video games dalam waktu yang cukup lama akan merasa seperti terbawa
ke alam lain. Permainan ini bukan hanya menyuguhkan hal-hal yang menarik
tetapi juga membuat penjudi terbuai menunggu hasil yang tidak terduga,
meski penjudi pada akhirnya selalu mengalami kekalahan. Termasuk dalam
kategori ini adalah: Slot Machines dan Video Games
e.
Bagi penjudi yang ingin santai dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan
hasil, maka patience games merupakan pilihan yang paling digemari. Dalam
perjudian model ini para penjudi menunggu dengan sabar nomor yang mereka
miliki keluar. Bagi mereka masa-masa menunggu sama menariknya dengan
masa ketika mereka memasang taruhan, mulai bermain ataupun ketika
mengakhiri permainan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Lottery, Keno,
Bingo (
Patience Games
http://www.e-psikologi.com/epsi/sosial_detail.asp?id=279
Judi bola atau taruhan bola banyak juga dilakukan di tempat-tempat
keramaian. Biasanya mahasiswa melakukan taruhan atau judi bola di kost-kosan
mereka sambil menikmati pertandingan sepakbola di televisi, ada juga yang
melakukan nonton bareng di warung-warung atau café dimana mahasiswa sering
berkumpul dengan mahasiswa lain.
diakses
pada 21 April 2011 pukul 15:30 WIB)
31
2.3 Perkembangan Judi Sepakbola di Kalangan Mahasiswa
Dalam kenyataannya, sepakbola telah menjadi salah satu olahraga atau
permainan yang paling digemari oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari
banyaknya pendukung atau supporter sepakbola dalam memberikan dukungan
kepada tim kesayangan mereka saat tim mereka tersebut bertanding. Tidak
ketinggalan, diantara banyaknya pendukung dan supporter tersebut adalah dari
kalangan mahasiswa. Tingginya dukungan tersebut menimbulkan kefanatikan
terhadap tim kesayangan mereka, sehingga dalam menikmati sebuah pertandingan
tidak jarang para pendukung tersebut melakukan taruhan.
Dikalangan mahasiswa di Fisip USU judi sepakbola sudah menjadi
aktivitas yang sulit untuk ditinggalkan bagi mahasiswa yang menyukai permainan
sepakbola dan para mahasiswa pecandu permainan tersebut. Aktivitas tersebut
sudah lama muncul dan hingga sekarang ini aktivitas tersebut masih saja
dilakukan oleh mereka pecinta dan pecandu permainan sepakbola. Kecenderungan
perilaku taruhan yang memiliki nilai judi dimulai ketika adanya keinginan untuk
menambah nilai suatu kegiatan (dalam menonton bola) sehingga mengurangi rasa
bosan dan meningkatkan perhatian melalui adanya sesuatu yang dijanjikan apabila
menang atau kalah.
Setiap generasi muda cenderung mudah terangsang untuk melawan suatu
tantangan, dan para mahasiswa yang gemar dengan sepakbola sangat terpancing
untuk membuat suatu taruhan untuk mendukung tim kesayangan mereka pada saat
tim tersebut bertanding dilapangan hijau. Pada mahasiswa, faktor rangsangan
secara umum dalam bertaruh adalah adanya akibat yang dijanjikan di akhir proses
32
taruhan tersebut, seperti faktor keuntungan yang berlifat ganda apabila
memenangkan taruhan, dan kerugian yang tidak sebanding dengan apa yang
diperoleh ketika beruntung. Judi sepakbola yang dilakukan mahasiswa saat ini
mereka anggap satu hal yang sangat menarik, dimana adanya ide dan pemikiran,
faktor lingkungan, pertemanan dan juga pergaulan antar mahasiswa menjadi
pemicu aktivitas taruhan bola tidak dapat dilepaskan dari kehidupan mahasiswa.
2.4 Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan jika diartikan secara harfiah mengandung makna yang luas
dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu
hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermula dari
kata sejahtera. Sejahtera berarti aman sentosa, makmur atau selamat dan artinya
terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran. Istilah sosial berasal dari
bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan atau teman.
Di dalam kamus ilmu kesejahteraan sosial disebutkan bahwa kesejahteraan
sosial adalah merupakan keadaan yang sejahtera yang meliputi keadaan
jasmaniah, rohaniah, dan sosial tertentu saja. Kesejahteraan sosial adalah
kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat yang memungkinkan dan
mempermudah manusia dalam mengembangkan kepribadiannya secara sempurna.
Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan
yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, ini tidak
hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan
aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual.
33
Istilah kesejahteraan sosial (social welfare) tidak merujuk pada suatu
kondisi yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran
sejahtera atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli dengan ahli
yang lain. Pada umumnya orang kaya dan segala kebutuhannya tercukupi itulah
yang disebut orang yang sejahtera. Namun demikian, dilain pihak orang yang
miskin dan segala kebutuhannya tidak terpenuhi kadang juga dianggap justru
lebih bahagia karena tidak memiliki masalah yang pelik sebagaimana umumnya
orang kaya.
Menurut Suharto, pengertian kesejahteraan sosial sebagai berikut :
“Kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan
aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga
pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau
memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial dan peningkatan
kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat” (http://tesisdisertasi
.blogspot.com/2010/09/pengertian-kesejahteraan-sosial.html
Dalam Undang-Undang tentang kesejahteraan sosial yang baru disahkan
pada 18 desember tahun 2008 yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009
sebagai pengganti terhadap Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 juga tentang
kesejahteraan social. Dalam pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa “Kesejahteraan Sosial
adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara
agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya”.
diakses pada tanggal
4 April 2012 pukul 00.20 WIB)
34
Dalam perjudian, terutama judi sepakbola biasanya hanya dilakukan oleh
orang-orang yang memang sudah terpenuhi dan tercukupi kebutuhan ekonominya,
seandainya pun kalah, para penjudi masih mempunyai harta benda untuk
mencukupi kebutuhannya. Tapi tidak jarang judi sepakbola juga dilakukan oleh
orang-orang yang dalam pemenuhan kebutuhan dirinya saja masih kurang, yang
semata-mata mencari keuntungan dengan cepat, namun pada akhirnya malah
merugikan dirinya sendiri dengan kekalahan yang dia alami.
Judi bola atau taruhan sepakbola misalnya yang dilakukan oleh
mahasiswa, tidak jarang para mahasiswa mempertaruhkan uang atau benda,
dimana uang atau benda yang dipertaruhkan tersebut adalah uang dari orang
tuanya, bukan uang yang dihasilkan dari usaha sendiri. sehingga apabila kalah,
sangat jelas hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan hidupnya sehari-hari.
2.5 Kerangka Pemikiran
Perjudian merupakan suatu pilihan yang tidak bisa diramalkan hasilnya,
dengan menggantungkan sebuah harapan yang besar untuk sebuah kemenangan
judi sepakbola adalah salah satunya. Banyak kalangan yang menggemari
permainan ini, salah satunya merupakan dari kalangan mahasiswa Fisip USU.
Judi sepakbola yang dilakukan mahasiswa dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu judi sepakbola secara face to face, dimana judi sepakbola dilakukan
antara seseorang dengan orang lain ataupun dengan orang yang tidak dikaenal
melalui perantara seorang yang dikenal dengan jumlah besar taruhan yang sama.
Kemudian yang kedua adalah melaui Bandar/agen, dan yang ketidga adalah
35
melalui online/internet. Dimana aktivitas tersebut dilakukan untuk tujuan mencari
kemenangan (keuntungan), mengisi waktu luang, menikmati suatu permainan
sepakbola menjadi lebih menarik.
Perilaku taruhan atau judi sepakbola tersebut muncul disebabkan rasa
semangat dalam mendukung tokoh atau tim dalam pertandingan. Pada
perkembangannya rasa semangat dan pengisi waktu luang ini berubah menjadi
suatu perilaku yang dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan kemenangan
dalam pertandingan dan sisi ekonomis (uang) yang didapatkan dari hasil
pertandingan tersebut.
Aktivitas judi sepakbola tidak hanya sebatas antar individu saja, akan
tetapi judi sepakbola juga terjadi ditengah-tengah kehidupan mahasiswa yang
semakin lama sudah sangat berkembang pesat dan ada juga yang dikontrol atau
dikuasai oleh kaum pemilik modal (Bandar) atau agen yang memanfaatkan
taruhan tersebut menjadi sebuah bisnis atau usaha untuk mendapatkan
keuntungan.
36
Bagan Kerangka Pemikiran
MAHASISWA FISIP USU
MAHASISWA
PENJUDI BOLA
Aktivitas judi bola yang dilakukan dengan beberapa cara , yaitu :
a. Face to face b. Melalui agen (Bandar) c. Melalui internet (online)
JUDI SEPAKBOLA
37
2.6 Defenisi Konsep
Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan
dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal lain yang sejenis.
Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa
yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep adalah defenisi yang
menggambarkan konsep dengan penggunaan konsep-konsep lain (Silalahi, 2009).
Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang
digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan
diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan
penelitian.
Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah :
a. Yang dimaksud dengan fenomena adalah fakta dan kenyataan, merupakan hal-
hal yang dapat disaksikan panca indra dan dapat diterangkan dan dapat
ditinjau secara ilmiah.
b. Yang dimaksud dengan judi sepakbola adalah suatu aktivitas yang dilakukan
oleh orang-orang dalam menikmati suatu permainan sepakbola, baik yang
dilakukan secara langsung atau bermain sepakbola langsung maupun hanya
menonton atau menyaksikan lewat media. Ataupun tidak bermain langsung
atau hanya menyaksikan pertandingan sepakbola namun tetap melakukan
taruhan. Dimana dalam melakukan aktivitas ini ada ditambahkan unsur-unsur
judi atau taruhan didalamnya dengan tujuan untuk mencari keuntungan atau
kemenangan.
top related