Top Banner
18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fenomena Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, fenomena diartikan sebagai hal-hal yang dinikmati oleh panca indra dan dapat ditinjau secara ilmiah (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : 1997) Fenomena juga diartikan sebagai berikut : a. Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam) atau gejala. Contoh : Gerhana adalah salah satu -- ilmu pengetahuan; b. Fenomena diartikan sebagai sesuatu yg luar biasa atau keajaiban. Contoh : Sementara masyarakat tidak percaya akan adanya pemimpin yg berwibawa, tokoh itu merupakan – tersendiri c. Fenomena diartikan sebagai fakta dan kenyataan. Contoh : Peristiwa itu merupakan -- sejarah yg tidak dapat diabaikan (http://www.kamusbesar.com/10894/fenomena diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 22:00) Kata Fenomena juga diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara, keadaan atau kondisi khusus yg berhubungan dengan seseorang atau suatu hal, soal atau perkara (http://www.artikata.com/arti-333239- kasus.html diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 22:15)
21

Chapter II

Dec 14, 2015

Download

Documents

Nia Nathania

fenomena sosial
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Chapter II

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Fenomena

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, fenomena diartikan sebagai

hal-hal yang dinikmati oleh panca indra dan dapat ditinjau secara ilmiah (Kamus

Lengkap Bahasa Indonesia : 1997)

Fenomena juga diartikan sebagai berikut :

a. Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat

diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam) atau gejala.

Contoh : Gerhana adalah salah satu -- ilmu pengetahuan;

b. Fenomena diartikan sebagai sesuatu yg luar biasa atau keajaiban.

Contoh : Sementara masyarakat tidak percaya akan adanya pemimpin yg

berwibawa, tokoh itu merupakan – tersendiri

c. Fenomena diartikan sebagai fakta dan kenyataan.

Contoh : Peristiwa itu merupakan -- sejarah yg tidak dapat diabaikan

(http://www.kamusbesar.com/10894/fenomena diakses pada tanggal 23 April

2012 pukul 22:00)

Kata Fenomena juga diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya dari suatu

urusan atau perkara, keadaan atau kondisi khusus yg berhubungan dengan

seseorang atau suatu hal, soal atau perkara (http://www.artikata.com/arti-333239-

kasus.html diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 22:15)

Page 2: Chapter II

19

2.2 Sejarah Judi

Pada mulanya perjudian itu berwujud permainan atau kesibukan pengisi

waktu senggang guna menghibur hati, jadi sifatnya rekreatif dan netral. Pada sifat

yang netral ini, lambat laun ditambahkan unsure baru untuk merangsang

kegairahan bermain dan menaikkan ketegangan serta pengharapan untuk menang,

yaitu barang taruhan berupa uang, benda atau tindakan yang bernilai.

Pertaruhan dalam perjudian ini sifatnya murni spekulatif untung-untungan.

Konsepsi untung-untungan itu sedikit atau banyak selalu mengandung unsure

kepercayaan mistik terhadap kemungkinan beruntung. Menurut para penjudi,

nasib untung atau kalah itu merupakan “suratan”, sudah menjadi nasib. Permainan

untung-untungan itu dapat kita lihat pada bangsa dan masyarakat primitif.

Permainan tersebut dihubungkan dengan personifikasi dari satu kejadian

atau fakta, yaitu berupa relasi dengan roh-roh yang baik dan memberikan

keuntungan dan kerasukan roh-roh jahat yang membawa kesialan. Interpretasi

animistic semacam ini menghubungkan rakyat dengan satu kepercayaan nasib-

untung, dan menjadi atribut kemanusiaan, sekaligus juga menjadi elemen

terpenting pada perjudian.

Bangsa yang modern, yang semakin maju dalam segala bidang ilmu

pengetahuan maupun teknologi, mengembangkan macam-macam permainan yang

disertai perjudian, dan menjadikan permainan tadi aktivitas khusus yang bisa

memberikan kegairahan, kesenangan dan harapan untuk menang. Namun begitu,

unsure kepercayaan animistic terhadap keberuntungan itu masih saja melekat pada

bangsa berbudaya di abad modern sekarang ini.

Page 3: Chapter II

20

Pada perjudian itu ada unsur minat dan pengharapan yang makin

meninggi, juga unsur ketegangan, disebabkan oleh ketidakpastian untuk menang

atau kalah. Situasi tidak pasti ini membuat organisme semakin tegang dan makin

gembira, menumbuhkan efek-efek yang kuat dan rangsangan-rangsangan besar

untuk betah bermain.

Sepakbola pada masa sekarang ini yang hampir disukai oleh semua orang.

Banyak orang yang memanfaatkan permainan ini menjadi sebuah arena perjudian.

Selain menikmati pertandingan sepakbola baik secara langsung maupun lewat

televisi, tidak sedikit para penggemar olahraga ini yang melakukan taruhan.

Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi sekarang ini, taruhan

sepakbola pun mengalami kemajuan dari yang dulunya hanya dilakukan dengan

sistem tatap muka (face to face) yaitu para pemain taruhan sepakbola bertemu

dengan pemain taruhan lainnya ataupun mendatangi langsung Bandar taruhan

sepakbola. Saat ini sudah banyak Bandar bola yang bisa membantu dengan

menyediakan fasilitas secara online melalui internet.

2.2.1 Pengertian Judi

Perjudian merupakan masalah sosial yang sangat buruk. Kemenangan

yang dihasilkan dari perjudian tidak akan bertahan lama justru akan berakibat

pada pengrusakan karakter individu dan akan merusak kehidupannya. Banyak

sudah fakta menceritakan bahwa pemenang judi tidak selalu memiliki hidup yang

sejahtera, sebagian besar mengalami kemiskinan yang begitu parah dan

mengalami alianasi (keterasingan) dari keluarga dan masyarakat

Page 4: Chapter II

21

(http://iqbalmarisali.blogspot.com/2010/03/perilaku-berjudipatologisosialdanhtml

diakses pada 23 April 2012 pukul 21:17 WIB)

Pada hekekatnya perjudian adalah bertentangan dengan agama, kesusilaan

dan moral Pancasila serta membahayakan masyarakat, bangsa dan negara dan

ditinjau dari kepentingan nasional. Perjudian mempunyai dampak yang negatif

merugikan moral dan mental masyarakat terutama generasi muda. Di satu pihak

judi adalah merupakan masalah sosial yang sulit di tanggulangi dan timbulnya

judi tersebut sudah ada sejak adanya peradaban manusia. Judi atau permainan

“judi” atau “perjudian” menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah

“Permainan dengan memakai uang sebagai taruhan”. Berjudi ialah

mempertaruhkan sejumlah uang atau harta dalam permainan tebakan berdasarkan

kebetulan, dengan tujuan mendapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar

daripada jumlah uang atau harta semula.

Pengertian judi adalah tiap-tiap permainan, yang mendasarkan

pengharapan buat menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan

saja, dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan

kebiasaan pemain. Termasuk permainan judi ialah pertaruhan tentang keputusan

perlombaan atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut

berlomba atau bermain itu, demikian juga segala pertaruhan yang lain-lain

(http://infoini.com/2012/pengertian-judi.html diakses pada tanggal 23 April 2012

pukul 23:14)

Menurut Dra. Kartini Kartono, pengertian judi adalah pertaruhan dengan

sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai,

Page 5: Chapter II

22

dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa-

peristiwa permainan, pertandingan,perlombaan dan kejadian-kejadian yang

tidak/belum pasti hasilnya.

Dalam KUHP dalam Pasal 303 ayat (3) yang menyebutkan bahwa :

“Yang disebut permainan judi, adalah tiap-tiap permainan, di mana pada

umumnya kemungkinan mendapatkan untung tergantung pada peruntungan

belaka, juga karena permainannya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk

segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya,

yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian

juga segala pertaruhan lainnya”.

Perjudian didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang melibatkan elemen

resiko. Dan resiko didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu kerugian.

Sementara Robert Carson & James Butcher (1992) dalam buku Abnormal

Psychology and Modern Life, mendefinisikan perjudian sebagai memasang

taruhan atas suatu permainan atau kejadian tertentu dengan harapan memperoleh

suatu hasil atau keuntungan yang besar. Apa yang dipertaruhkan dapat saja berupa

uang, barang berharga, makanan, dan lain-lain yang dianggap memiliki nilai

tinggi dalam suatu komunitas (http://iqbalmarisali.blogspot.com/2010/03

/perilaku-berjudi-patologi-sosial-dan.html diakses pada 23 April 2012 pukul 21:17

WIB)

Definisi serupa dikemukakan oleh Stephen Lea, dkk dalam buku The

Individual in the Economy, A Textbook of Economic Psychology (1987). Menurut

mereka perjudian tidak lain dan tidak bukan adalah suatu kondisi dimana terdapat

Page 6: Chapter II

23

potensi kehilangan sesuatu yang berharga atau segala hal yang mengandung

risiko. Namun demikian, perbuatan mengambil risiko dalam perilaku berjudi,

perlu dibedakan pengertiannya dari perbuatan lain yang juga mengandung risiko.

Ketiga unsur dibawah ini mungkin dapat menjadi faktor yang membedakan

perilaku berjudi dengan perilaku lain yang juga mengandung resiko:

a. Perjudian adalah suatu kegiatan sosial yang melibatkan sejumlah uang (atau

sesuatu yang berharga) dimana pemenang memperoleh uang dari yang kalah.

b. Resiko yang diambil bergantung pada kejadian-kejadian dimasa mendatang,

dengan hasil yang tidak diketahui, dan banyak ditentukan oleh hal-hal yang

bersifat kebetulan/keberuntungan.

c. Resiko yang diambil bukanlah suatu yang harus dilakukan;

kekalahan/kehilangan dapat dihindari dengan tidak ambil bagian dalam

permainan judi.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perjudian adalah perilaku

yang melibatkan adanya resiko kehilangan sesuatu yang berharga dan melibatkan

interaksi sosial serta adanya unsur kebebasan untuk memilih apakah akan

mengambil risiko kehilangan tersebut atau tidak.

Dra. Kartini Kartono mengatakan bahwa judi adalah pertaruhan dengan

sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai,

dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa-

peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang

tidak/belum pasti hasilnya.

Page 7: Chapter II

24

Dari penjelasan diatas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat

dinyatakan sebagai taruhan, yaitu :

a. Permainan/perlombaan. Yaitu perbuatan yang dilakukan biasanya berbentuk

permainan atau perlombaan. Dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang

atau kesibukan untuk mengisi waktu senggang guna menghibur hati, bersifat

rekreatif. Namun disini para pelaku tidak harus terlibat dalam permainan,

boleh jadi mereka adalah penonton atau orang yang ikut bertaruh terhadap

jalannya sebuah permainan atau perlombaan.

b. Untung-untungan. Artinya untuk memenangkan permainan atau perlombaan

ini lebih banyak digantungkan kepada unsure spekulatif/kebetulan atau

untung-untungan. Atau factor kemenangan yang diperoleh dikarenakan

kebiasaan atau kepintaran pemain yang bertaruh yang sudah sangat terbiasa

atau terlatih.

c. Ada taruhan. Dalam permainan atau pertaruhan ini ada teruhan yang

diberlakukan oleh para pihak pemain atau Bandar. Baik dalam bentuk uang

ataupun harta benda lainnya. Akibat adanya taruhan maka tentu saja ada pihak

yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Unsure ini merupakan yang paling

utama untuk menentukan apakah sebuah perbuatan dapat disebut sebagai judi

atau bukan.

Bahwa perilaku berjudi memiliki banyak efek samping yang merugikan

bagi si penjudi maupun keluarganya mungkin sudah sangat banyak disadari oleh

para penjudi. Anehnya tetap saja mereka menjadi sulit untuk meninggalkan

perilaku berjudi jika sudah terlanjur mencobanya. Dari berbagai hasil penelitian

Page 8: Chapter II

25

lintas budaya yang telah dilakukan para ahli diperoleh 5 (lima) faktor yang amat

berpengaruh dalam memberikan kontribusi pada perilaku berjudi. Kelima faktor

tersebut adalah:

a. Faktor Sosial & Ekonomi

Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah, perjudian

seringkali dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

Tidaklah mengherankan jika pada masa undian SDSB (Sumbangan Dana

Sosial Berhadiah) pada zaman Orde Baru yang lalu, peminatnya justru lebih

banyak dari kalangan masyarakat ekonomi rendah seperti tukang becak,

pedagang kaki lima atau buruh. Dengan modal yang sangat kecil mereka

berharap mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya atau menjadi kaya

dalam sekejap tanpa usaha yang besar. Selain itu kondisi social masyarakat

yang menerima perilaku berjudi juga berperan besar terhadap tumbuhnya

perilaku tersebut dalam komunitas.

b. Faktor situasional

Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, diantaranya

adalah tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk

berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan

oleh pengelola perjudian. Tekanan kelompok membuat sang calon penjudi

merasa tidak enak jika tidak menuruti apa yang diinginkan oleh kelompoknya.

Sementara metode pemasaran yang dilakukan oleh para pengelola perjudian

dengan selalu mengekspose para penjudi yang berhasil menang memberikan

kesan kepada calon penjudi bahwa kemenangan dalam perjudian adalah suatu

Page 9: Chapter II

26

yang biasa, mudah dan dapat terjadi pada siapa saja (padahal kenyataannya

kemungkinan untuk menang sangatlah kecil). Peran media massa seperti

televisi dan film yang menonjolkan keahlian para penjudi yang “seolah-olah”

dapat mengubah setiap peluang menjadi kemenangan atau mengagung-

agungkan sosok sang penjudi, telah ikut pula mendorong individu untuk

mencoba permainan judi.

c. Faktor belajar

Sangatlah masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap

perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. Apa

yang pernah dipelajari dan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan akan

terus tersimpan dalam pikiran seseorang dan sewaktu-waktu ingin diulangi

lagi. Inilah yang dalam teori belajar disebut sebagai Reinforcement Theory

yang mengatakan bahwa perilaku tertentu akan cenderung diperkuat/diulangi

bilamana diikuti oleh pemberian hadiah/sesuatu yang menyenangkan.

d. Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan

Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat

evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan

perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung

memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. Mereka

pada umumnya merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan

diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena

keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang

berdasarkan sesuatu situasi atau kejadian yang tidak menentu dan sangat

Page 10: Chapter II

27

subyektif. Dalam benak mereka selalu tertanam fikiran: “kalau sekarang

belum menang pasti dikesempatan berikutnya akan menang, begitu

seterusnya”.

e. Faktor Persepsi terhadap Keterampilan

Penjudi yang merasa dirinya sangat terampil dalam salah satu atau beberapa

jenis permainan judi akan cenderung menganggap bahwa

keberhasilan/kemenangan dalam permainan judi adalah karena keterampilan

yang dimilikinya. Mereka menilai keterampilan yang dimiliki akan membuat

mereka mampu mengendalikan berbagai situasi untuk mencapai kemenangan

(illusion of control). Mereka seringkali tidak dapat membedakan mana

kemenangan yang diperoleh karena keterampilan dan mana yang hanya

kebetulan semata. Bagi mereka kekalahan dalam perjudian tidak pernah

dihitung sebagai kekalahan tetapi dianggap sebagai “hampir menang”,

sehingga mereka terus memburu kemenangan yang menurut mereka pasti akan

didapatkan (Papu Johannes, 2002)

2.2.2 Jenis-jenis Judi

Perjudian adalah permainan

taruhan

di mana pemain bertaruh untuk memilih satu

pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan

menjadi pemenang.. Pemain yang kalah

Perjudian dikategorikan menjadi tiga, yaitu :

akan memberikan taruhannya

kepada si pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum

pertandingan dimulai.

Page 11: Chapter II

28

a. Perjudian di kasino, yang terdiri dari Roulette, Blackjack

b. Perjudian di tempat keramaian, yang terdiri dari lempar paser / bulu ayam

pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran), lempar gelang, lempar uang

(Coin), kim, pancingan, menembak sasaran yang tidak berputar, lempar bola,

adu ayam, adu sapi, adu kerbau, adu domba/kambing, pacu kuda, karapan

sapi, pacu anjing, kailai, mayong/macak dan erek-erek.

, Baccarat, Creps,

Keno, Tombola, Super Ping-pong, Lotto Fair, Satan, Paykyu, Slot Machine

(Jackpot), Ji Si Kie, Big Six Wheel, Chuc a Luck, Lempar paser / bulu ayam

pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran). Pachinko, Poker, Twenty

One, Hwa Hwe serta Kiu-Kiu.

c. Perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan yang terdiri dari adu

ayam, adu sapi, adu kerbau, pacu kuda, karapan sapi, adu domba/kambing.

(http://nuffqab-nuffiq.blogspot.com/2008/12 /pengertian-judi-dalam-ensik

lopedia.html diakses pada tanggal 23 April 2012 pukul 20:11)

Stanford Wong dan Susan Spector (1996), dalam buku Gambling Like a

Pro, membagi 5 kategori perjudian berdasarkan karakteristik psikologis mayoritas

para penjudi. Kelima kategori tersebut adalah:

a. Sociable Games

Dalam Sociable Games, setiap orang menang atau kalah secara bersama-sama.

Penjudi bertaruh di atas alat atau media yang ditentukan bukan melawan satu

sama lain. Pada perjudian jenis ini akan sering dijumpai para penjudi saling

bercakap, tertawa, atau pun tegang. Walaupun para penjudi selau ingin

menang, mereka sadar bahwa jika mereka tidak mendapatkan hal tersebut,

Page 12: Chapter II

29

paling tidak mereka sudah mendapatkan kesempatan yang baik untuk

mencoba permainan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Dadu, Baccarat,

BlackJack, Pai Gow Poker, Let It Ride, Roulette Amerika.

b. Analytical Games

Analytical games sangat menarik bagi orang yang mempunyai kemampuan

menganalisis data dan mampu membuat keputusan sendiri. Perjudian model

ini memerlukan riset dan sumber informasi yang cukup banyak serta

kemampuan menganalisis berbagai kejadian. Termasuk dalam kategori ini

adalah: Pacuan Kuda, Sports Betting (contoh : sepakbola, balap mobil/motor,

dll).

c. Games You Can Beat

d.

Dalam games you can beat penjudi sangat kompetitif dan ingin sekali untuk

menang. Penjudi juga berusaha extra keras untuk dapat menguasai permainan.

Dalam kategori ini penjudi menanganggap kemenangan diperoleh melalui

permainan dengan penuh keahlian dan strategi yang jitu serta dapat membaca

strategi lawan. Penjudi harus dapat memilih dan membuat keputusan secara

tepat serta dapat membedakan alternatif kondisi mana harus ikut bermain.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa permainan judi jenis ini adalah

permainan yang dirancang khusus bagi penjudi yang hanya mementingkan

kemenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah : Blackjack, Poker, Pai Gow

Poker, Video Poker, Sports Betting, Pacuan Kuda

Escape from Reality

Page 13: Chapter II

30

Setiap orang pada dasarnya ingin sekali-sekali lain dari kenyataan. Pada

permainan escape from reality, para pemain yang menjalankan slot machine

atau video games dalam waktu yang cukup lama akan merasa seperti terbawa

ke alam lain. Permainan ini bukan hanya menyuguhkan hal-hal yang menarik

tetapi juga membuat penjudi terbuai menunggu hasil yang tidak terduga,

meski penjudi pada akhirnya selalu mengalami kekalahan. Termasuk dalam

kategori ini adalah: Slot Machines dan Video Games

e.

Bagi penjudi yang ingin santai dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan

hasil, maka patience games merupakan pilihan yang paling digemari. Dalam

perjudian model ini para penjudi menunggu dengan sabar nomor yang mereka

miliki keluar. Bagi mereka masa-masa menunggu sama menariknya dengan

masa ketika mereka memasang taruhan, mulai bermain ataupun ketika

mengakhiri permainan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Lottery, Keno,

Bingo (

Patience Games

http://www.e-psikologi.com/epsi/sosial_detail.asp?id=279

Judi bola atau taruhan bola banyak juga dilakukan di tempat-tempat

keramaian. Biasanya mahasiswa melakukan taruhan atau judi bola di kost-kosan

mereka sambil menikmati pertandingan sepakbola di televisi, ada juga yang

melakukan nonton bareng di warung-warung atau café dimana mahasiswa sering

berkumpul dengan mahasiswa lain.

diakses

pada 21 April 2011 pukul 15:30 WIB)

Page 14: Chapter II

31

2.3 Perkembangan Judi Sepakbola di Kalangan Mahasiswa

Dalam kenyataannya, sepakbola telah menjadi salah satu olahraga atau

permainan yang paling digemari oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari

banyaknya pendukung atau supporter sepakbola dalam memberikan dukungan

kepada tim kesayangan mereka saat tim mereka tersebut bertanding. Tidak

ketinggalan, diantara banyaknya pendukung dan supporter tersebut adalah dari

kalangan mahasiswa. Tingginya dukungan tersebut menimbulkan kefanatikan

terhadap tim kesayangan mereka, sehingga dalam menikmati sebuah pertandingan

tidak jarang para pendukung tersebut melakukan taruhan.

Dikalangan mahasiswa di Fisip USU judi sepakbola sudah menjadi

aktivitas yang sulit untuk ditinggalkan bagi mahasiswa yang menyukai permainan

sepakbola dan para mahasiswa pecandu permainan tersebut. Aktivitas tersebut

sudah lama muncul dan hingga sekarang ini aktivitas tersebut masih saja

dilakukan oleh mereka pecinta dan pecandu permainan sepakbola. Kecenderungan

perilaku taruhan yang memiliki nilai judi dimulai ketika adanya keinginan untuk

menambah nilai suatu kegiatan (dalam menonton bola) sehingga mengurangi rasa

bosan dan meningkatkan perhatian melalui adanya sesuatu yang dijanjikan apabila

menang atau kalah.

Setiap generasi muda cenderung mudah terangsang untuk melawan suatu

tantangan, dan para mahasiswa yang gemar dengan sepakbola sangat terpancing

untuk membuat suatu taruhan untuk mendukung tim kesayangan mereka pada saat

tim tersebut bertanding dilapangan hijau. Pada mahasiswa, faktor rangsangan

secara umum dalam bertaruh adalah adanya akibat yang dijanjikan di akhir proses

Page 15: Chapter II

32

taruhan tersebut, seperti faktor keuntungan yang berlifat ganda apabila

memenangkan taruhan, dan kerugian yang tidak sebanding dengan apa yang

diperoleh ketika beruntung. Judi sepakbola yang dilakukan mahasiswa saat ini

mereka anggap satu hal yang sangat menarik, dimana adanya ide dan pemikiran,

faktor lingkungan, pertemanan dan juga pergaulan antar mahasiswa menjadi

pemicu aktivitas taruhan bola tidak dapat dilepaskan dari kehidupan mahasiswa.

2.4 Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan jika diartikan secara harfiah mengandung makna yang luas

dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu

hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermula dari

kata sejahtera. Sejahtera berarti aman sentosa, makmur atau selamat dan artinya

terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran. Istilah sosial berasal dari

bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan atau teman.

Di dalam kamus ilmu kesejahteraan sosial disebutkan bahwa kesejahteraan

sosial adalah merupakan keadaan yang sejahtera yang meliputi keadaan

jasmaniah, rohaniah, dan sosial tertentu saja. Kesejahteraan sosial adalah

kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat yang memungkinkan dan

mempermudah manusia dalam mengembangkan kepribadiannya secara sempurna.

Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan

yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, ini tidak

hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan

aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual.

Page 16: Chapter II

33

Istilah kesejahteraan sosial (social welfare) tidak merujuk pada suatu

kondisi yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran

sejahtera atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli dengan ahli

yang lain. Pada umumnya orang kaya dan segala kebutuhannya tercukupi itulah

yang disebut orang yang sejahtera. Namun demikian, dilain pihak orang yang

miskin dan segala kebutuhannya tidak terpenuhi kadang juga dianggap justru

lebih bahagia karena tidak memiliki masalah yang pelik sebagaimana umumnya

orang kaya.

Menurut Suharto, pengertian kesejahteraan sosial sebagai berikut :

“Kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan

aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga

pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau

memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial dan peningkatan

kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat” (http://tesisdisertasi

.blogspot.com/2010/09/pengertian-kesejahteraan-sosial.html

Dalam Undang-Undang tentang kesejahteraan sosial yang baru disahkan

pada 18 desember tahun 2008 yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009

sebagai pengganti terhadap Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 juga tentang

kesejahteraan social. Dalam pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa “Kesejahteraan Sosial

adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara

agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat

melaksanakan fungsi sosialnya”.

diakses pada tanggal

4 April 2012 pukul 00.20 WIB)

Page 17: Chapter II

34

Dalam perjudian, terutama judi sepakbola biasanya hanya dilakukan oleh

orang-orang yang memang sudah terpenuhi dan tercukupi kebutuhan ekonominya,

seandainya pun kalah, para penjudi masih mempunyai harta benda untuk

mencukupi kebutuhannya. Tapi tidak jarang judi sepakbola juga dilakukan oleh

orang-orang yang dalam pemenuhan kebutuhan dirinya saja masih kurang, yang

semata-mata mencari keuntungan dengan cepat, namun pada akhirnya malah

merugikan dirinya sendiri dengan kekalahan yang dia alami.

Judi bola atau taruhan sepakbola misalnya yang dilakukan oleh

mahasiswa, tidak jarang para mahasiswa mempertaruhkan uang atau benda,

dimana uang atau benda yang dipertaruhkan tersebut adalah uang dari orang

tuanya, bukan uang yang dihasilkan dari usaha sendiri. sehingga apabila kalah,

sangat jelas hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan hidupnya sehari-hari.

2.5 Kerangka Pemikiran

Perjudian merupakan suatu pilihan yang tidak bisa diramalkan hasilnya,

dengan menggantungkan sebuah harapan yang besar untuk sebuah kemenangan

judi sepakbola adalah salah satunya. Banyak kalangan yang menggemari

permainan ini, salah satunya merupakan dari kalangan mahasiswa Fisip USU.

Judi sepakbola yang dilakukan mahasiswa dilakukan dengan berbagai

cara, yaitu judi sepakbola secara face to face, dimana judi sepakbola dilakukan

antara seseorang dengan orang lain ataupun dengan orang yang tidak dikaenal

melalui perantara seorang yang dikenal dengan jumlah besar taruhan yang sama.

Kemudian yang kedua adalah melaui Bandar/agen, dan yang ketidga adalah

Page 18: Chapter II

35

melalui online/internet. Dimana aktivitas tersebut dilakukan untuk tujuan mencari

kemenangan (keuntungan), mengisi waktu luang, menikmati suatu permainan

sepakbola menjadi lebih menarik.

Perilaku taruhan atau judi sepakbola tersebut muncul disebabkan rasa

semangat dalam mendukung tokoh atau tim dalam pertandingan. Pada

perkembangannya rasa semangat dan pengisi waktu luang ini berubah menjadi

suatu perilaku yang dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan kemenangan

dalam pertandingan dan sisi ekonomis (uang) yang didapatkan dari hasil

pertandingan tersebut.

Aktivitas judi sepakbola tidak hanya sebatas antar individu saja, akan

tetapi judi sepakbola juga terjadi ditengah-tengah kehidupan mahasiswa yang

semakin lama sudah sangat berkembang pesat dan ada juga yang dikontrol atau

dikuasai oleh kaum pemilik modal (Bandar) atau agen yang memanfaatkan

taruhan tersebut menjadi sebuah bisnis atau usaha untuk mendapatkan

keuntungan.

Page 19: Chapter II

36

Bagan Kerangka Pemikiran

MAHASISWA FISIP USU

MAHASISWA

PENJUDI BOLA

Aktivitas judi bola yang dilakukan dengan beberapa cara , yaitu :

a. Face to face b. Melalui agen (Bandar) c. Melalui internet (online)

JUDI SEPAKBOLA

Page 20: Chapter II

37

2.6 Defenisi Konsep

Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan

dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal lain yang sejenis.

Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa

yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep adalah defenisi yang

menggambarkan konsep dengan penggunaan konsep-konsep lain (Silalahi, 2009).

Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang

digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan

diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan

penelitian.

Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah :

a. Yang dimaksud dengan fenomena adalah fakta dan kenyataan, merupakan hal-

hal yang dapat disaksikan panca indra dan dapat diterangkan dan dapat

ditinjau secara ilmiah.

b. Yang dimaksud dengan judi sepakbola adalah suatu aktivitas yang dilakukan

oleh orang-orang dalam menikmati suatu permainan sepakbola, baik yang

dilakukan secara langsung atau bermain sepakbola langsung maupun hanya

menonton atau menyaksikan lewat media. Ataupun tidak bermain langsung

atau hanya menyaksikan pertandingan sepakbola namun tetap melakukan

taruhan. Dimana dalam melakukan aktivitas ini ada ditambahkan unsur-unsur

judi atau taruhan didalamnya dengan tujuan untuk mencari keuntungan atau

kemenangan.

Page 21: Chapter II

38

c. Mahasiswa adalah sebagian orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat

yang mendapatkan pendidikan tertinggi. Mempunyai perspektif yang luas

untuk bergerak diseluruh aspek kehidupan masyarakat.