CA Cervix - Makalah
Post on 16-Jan-2016
49 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
K
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA CA CERVIKS
Di susun oleh :
DEKY LERY
YULITA L
KHOIRUL
Kelompok 6
Kelas V1-A
S1 Keperawatan
SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2014
KATA PENGANTAR
K
Segala puji syukur terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat dan hidayah-NYA. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tanpa adanya rintangan yang berarti.
Makalah ini disusun dengan tujuan:
1. untuk melengkapi tugas mata kuliah S. Reproduksi 2;
2. agar para pembaca pada umunya dapat mengetahui lebih lanjut tentang CA CERVIKS
Sesuai dengan tujuan tersebut maka penulis akan menyusun dengan sebaik-baiknya
meskipun masih banyak kekurangannya. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyak kepada:
1. Dosen pembimbing akademik STIKES ICME JOMBANG;
2. Dosen pengampu mata kuliah S. Reproduksi 2, Muarofah, S. Kep., Ns. M. Kes.;
3. Semua pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Atas rahmat Tuhan yang Maha Kuasa, penulis berharap Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca. Serta saran dan kritik penulis harapkan, karena penulis menyadari bahwa
makalah ini banyak kekurangannya dan masih belum sempurna.
Jombang, Maret 2014
K
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher
rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker
serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari
sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir
pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.Karsinoma serviks biasanya timbul pada
zona transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.Hingga saat
ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara
berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi dan
pelayanan kesehatan diperbaiki..Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang
perubahan perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi
sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.Risiko terinfeksi
virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual, kontrasepsi, atau merokok akan
mempromosi terjadinya kanker serviks. Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan
suatu proses yang kompleks dan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami,.Hal terpenting
menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan diagnosis sedini mungkin dan
memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi prognosisnya. Hingga saat ini pilihan
terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa
modalitas terapi ini.
1.2 Tujuan Pembahasan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang cervik dalam sistem reproduksi
b. Tujuan khusus
a) Apa yang di maksud dengan Ca cerviks?
b) Bagaimana etiologi Ca cerviks?
c) Bagaimana klasifikasi klinis Ca cerviks?
d) Bagaimana patofisiologi ca cervik?
e) Bagaimana manifestasi ca cerviks?
f) Bagaimana pemeriksaan penunjanng ca serviks?
g) Bagaimana penetalaksanaan medis Ca serviks?
K
h) Bagaimana komplikasi dan pencegahan Ca serviks?
i) Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Ca serviks?
K
BAB 11
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan
normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada servik
uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke
arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina)
(Riono, 1999).
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel neoplastik terdapat pada seluruh
lapisan epitel serviks uteri (Price dan Wilson, 1995).
2.2 Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan
predisposisi yang menonjol, antara lain :
Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun
dianggap masih terlalu muda
Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin
sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
Sosial Ekonomi
K
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan
kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene
penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi
diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus
menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks
2.3 Klasifikasi klinis
a) Stage 0: Ca.Pre invasif
b) Stage I: Ca. Terbatas pada serviks
c) Stage Ia ; Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara histopatologis
d) Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
e) Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah mengenai
dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
f) Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah vagina
g) Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.
Gejala klinis
1. Pendarahan setelah senggama.
2. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
3. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
4. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
5. Nyeri ketika berhubungan seksual.
Klasifikasi pertumbuhan sel akan kankers serviks
- Mikroskopis
1. Displasia
K
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia
berat terjadi pada dua pertiga epidermihampir tidak dapat dibedakan
dengan karsinoma insitu.
2. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan
epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang
tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel
cadangan endoserviks.
3. Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan
sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi
pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya
tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
4. Stadium karsinoma invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol
besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir
posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan
forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan
dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk
pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.
K
2.4 Patofisiologi
Kanker serviks timbul di batas antara epitel yang melapisi ektoservik (portio) dan
endoserviks yang disebut sebagai Squamo-Columnas Junction (SCJ). Pada wanita muda, SCJ
berada di luar osteum uteri eksterna sedang pada wanita berumur 35 tahun SCJ ini berada di
kanalis serviks.Tumor dapat tumbuh :
Eksofilik
Mulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai masa poliferatif yang mengalami
infeksii sekunder dan nekrosis.
Endofilik
Mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung untuk mengadakan
infiltrasi menjadi ulkus.
Ulseratif
Mulai dari SCJ daan cenderung merusak jaringan serviks dengan melibatkan awal
pornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
Serviks yang normal secara alamiah mengalami proses metaplasia. Dengan masuknya
mutagen, proses tersebut dapat berkembang ke arah displasia.
Kanker serviks dapat menyebar melalui tiga cara, yaitu :
1. Perkontinuatum ke alat-alat tubuh sekitarnya
Dari serviks ke ostium uteri internum kemudian ke segmen bawah uterus dan
mengenai dinding fundus. Menyebar ke kandung kemih, vagina, dan rektum.
2. Limfogen
Ke kelenjar paraservikalis, hipogastrika dan iliaka eksterna
3. Hematogen
Tumor metastasis ke alat-alat tubuh yang jauh, paru-paru, hati sumsum tulang
dan lain-lain.
HVP herpes
Herpes
PembedahaanPre,intra,post operasi
KombinasiPembedahanKemoterapiRadiasi terapi
Pengelolaan stadium TNM jenis hitologi
K
WOC
Pre radioterapi postradioterapi
Paparan bahan karsinogenik
Ca cerviksGya hidup
Seksual habit Tidak sirkumsisi Kouitus <16thn Persalinan berulang Personal hgyine jelek
Manifestasi klinis:
Keputihan tidakgatal,bau busuk
Contact bleeding,nyeri,kehilangan bb
Cepat lelah,lunak,ireguler
Gangguann konsepsi
Perubahan nutrisi< kebutuhan
Gangguan integritas kulit
nyericemas
Gangguan
Integritas kulit
Gangguan pola tidur
K
2.5 Manifistasi Klinis
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina ini makin
lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan
2. Perdarahan setelah senggama (post coital bleeding) yang kemudian berlanjut menjadi
perdarahan yang abnormal
3. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan dan berbau busuk.
4. Bisa terjadi hematuria karena infiltrasi kanker pada traktus urinarius
5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
6. Kelemahan pada ekstremitas bawah
7. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. Bila
nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi infiltrasi kanker pada serabut
saraf lumbosakral.
8. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul
iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rektum), terbentuknya fistel
vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
1) Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat. Kelemahan,
tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2) Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium.
Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat
tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3) Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan
dibesarkan 10-40 kali.
K
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk
melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang
kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
4) Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5) Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6) Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng
dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks
tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
2.6 Penatalaksanan
Rontgen
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan spesifik seperti biopsy punch dan kolposkopi. Apabila ditemukan lasi
prekusor seperti lesi intra epitel skuamosa tingkat rendah (LGSIL) dan tinggi
(HGSIL).
Pengangkatan non-bedah konservatif
Kroiterapi (pembekuan dengan oksida nitrat) atau terapi laser efektif)
Konisasi (pengangkatan bagian yang berbentuk kerucut dari servik).
2.7 Pencegahan
Ada beberapa cara untuk mencegah kanker serviks, yaitu:
1. Mencegah terjadi infeksi HPV
2. Melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur
3. Tidak boleh melakukan hubungan seksual pada anak perempuan di bawah 18 tahun
4. Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita kelamin atau gunakan
kondom untuk mencegah penularan penyakit
5. Jangan berganti-ganti pasangan seksual
6. Berhenti merokok
K
Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas kanker serviks diperlukan upaya
pencegahan-pencegahan.
2.8 Komplikasi
Berkaitan dengan intervensi pembedahan
a. Vistula Uretra
b. Disfungsi bladder
c. Emboli pulmonal
d. Infeksi pelvis
e. Obstruksi usus
Berkaitan dengan kemoterapi
a. Sistitis radiasi
b. Enteritis
Berkaitan dengan kemoterapi
a. Supresi sumsum tulang
b. Mual muntah akibat pengunaan obat kemoterapi yang mengandung sisplatin
c. Kerusakan membrane mukosa GI
d. Mielosupresi
K
BAB III
KONSEP ASKEP
A. Pengkajian
a. Biodata
Biodata Ibu
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Agama :
Pekerjaan :
Status :
Tgl masuk klinik :
Tgl Pengkajian :
Biodata Ayah
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Agama :
Pekerjaan :
Status :
Hub dengan klien :
b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai keputihan
menyerupai air
Riwayat kesehatan sekarang
pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru
pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan,
keputihan dan rasa nyeri intra servikal.
K
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat ooperasi
kandungan, serta adanya tumor
Riwayat psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan
agaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks
Pola-Pola sehari- hari
a) Pola Aktivitas sehari-hari
Nama Aktivitas Sebelum MRS Saat MRS
Berladang
Naik tangga
Bersepeda
b) Pola Nutrisi
Nama Aktivitas Sebelum MRS Saat MRS
Makan
Minum
Jenis makanan
Pola makanan
c) Pola Eleminasi
Nama Aktivitas Sebelum MRS Saat MRS
BAB
BAK
Frekuensi BAB
Frekuensi BAK
d) Personal higyne
Nama Aktivitas Sebelum MRS Saat MRS
Mandi
K
Keramas
Gosok gigi
Merawat kuku
Pemeriksaan fisik
Kepala
- Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok
- Wajah : tidak ada oedema
- Mata : konjunctiva tidak anemis
- Hidung : simetris, tidak ada sputum
- Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
- Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir lembab, tidak terdapat
lesi
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada pembesaran
kelenjer getah bening
Dada
- Inspeksi : simetris
- Perkusi : sonor seluruh lap paru
- Palpasi : vocal fremitus simetri kana dan kiri
- Auskultasi : vesikuler
Cardiac
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : tidak ada bising
Abdomen
- Inspeksi : simetris, tidak ascites
- Palapasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : tympani
- Auskultasi : bising usus normal
K
Genetalia
- Ada lesi, adanya pengeluaran pervaginam, berbau
Ekstremitas
- Tidak oedema
Diagnosa Keperawatan
1.Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri fisik
2.Defisit volume cairan b.d perdarahan
3.Resiko cidera b.d perdarahan yang berulang
Intervensi
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri fisik
NOC
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5X24jam pasien mampu
untuk, Mengontrol nyeri dengan indikator:
- Mengenal factor-faktor penyebab nyeri
- Mengenal onset nyeri
- Melakukan tindakan pertolongan non-analgetik
- Menggunakan analgetik
- Melaporkan gejala-gejala kepada tim kesehatan
- Mengontrol nyeri
NIC
Penatalaksanaan nyeri
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Observasi isyarat ketidaknyamanan nonverbal
Berikan informasi tentang nyeri dan penyebabnya
Pemberian anlgesik
K
2.Defisit volume cairan b.d perdarahan
NOC
Kekurangan volume cairan akan teratasi, dibuktikan dengan
keseimbangan cairan, elektrolit, asambasa dan hidrasi yg adekuat
Keseimbangan elektrolit dan asam basa akan tercapai
NIC
Pengelolaan elektrolit
Pengelolaan cairan
Pantau status hidrasi
Pantau hasil laboratorium yang relevan
Timbang BB
Pengaturan cairan
Tingkatkan asupan oral
Berikan cairan sesuai kebutuhan
Berikan terapi IV
Pengelolaan syok, volume
3. Resiko cidera b.d perdarahan yang berulang
NOC
Resiko cidera akan menurun
Pengendalian resiko
NIC
Tindakan pencegahan perdarahan
Pencegahan jatuh
Peningkatan keamanan
K
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker cerviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau cerviks.
B. Saran
Makalah Asuhan Keperawatan pada Klien Kanker Serviks ini masih kurang dari
sempurna, untuk itu kami mohon kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
K
DAFTAR PUSTAKA
Gale, D., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi (Oncology Nursing Care Plans),
EGC, Jakarta.
Johnson, M., 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC), second edition, Mosby,
Philadelphia
http: Lynda Jual Carpenito, 2001, Buku Saku Diagnosa keperawatan edisi 8,EGC,Jakarta.
Arif Mansjoer dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran , Edisi 3 , Jilid 1. EGC : Jakarta
//ratylasman.blogspot.com/2012/03/askep-ca-serviks.html
top related