Budidaya Jamur Tiram Putih
Post on 30-Jun-2015
1728 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
PRESENTASI KASUS
PPOK Eksaserbasi akut, CAP, HT stage II, CHF
Disusun oleh:• Alexxander
PENDAHULUANPPOK: Penyakit yang di karakteristikan oleh adanya obstruksi saluran pernafasan yang tidak reversibel sepenuhnya. Sumbatan bersifat progresif dan berkaitan dengan respon inflamasi abnormal paru paru terhadap partikel atau gas berbahaya.
(Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD), 2010, Global Strategy for Diagnosis, Management, and Prevention of COPD)
EPIDEMIOLOGI
- Penyebab kematian ke 2 di Indonesia.
- Prevalensi meningkat dengan meningkatnya usia.
- Prevalensi kejadian pada laki laki lebih tinggi dibanding dengan perempuan.
(Data Surkenas, 2001)
ETIOLOGI- Merokok Penyebab terbesar adalah merokok (85 – 95 %) - Pekerjaan Paparan debu silika, debu katun, debu gandum, asbes, pekerja tambang emas, tambang batubara
- Polusi Udara
- Infeksi Kolonisasi bakteri pada saluran nafas secara kronis juga merupakan pemicu inflamasi neutrofil pada saluran nafas.
PATOFISIOLOGI Bronkitis Kronis cenderung timbul perlahan,
bertahap memburuk , inflamasi yang terjadi adalah dengan pengeluaran mukus dan penyempitan lumen.
Emfisema . Terjadi pembesaran dan kerusakan alveolus sehingga tidak bisa mentransfer udara dengan baik
DATA PASIEN NAMA : Tn. P H S UMUR : 75 tahun TB/BB : 165 cm / 60 kg RM : 01.63.94.16 MRS : 20 Juni 2013 KRS : 26 Juni 2013 Diagnosis : PPOK eksaserbasi akut,
CAP, CHF
SUBYEKTIFPasien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas dan batuk, berdahak warna putih kekuningan disertai demam. sesak nafas tidak terpengaruh oleh aktifitas, tidak hilang dengan istirahat.Riwayat merokok 15 tahun perhari ½ - 1 bungkus, berhenti 10 tahun yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
PPOK Eksaserbasi akut 6 bulan yang laluHT stage IIRiwayat Penyakit Jantung
OBYEKTIF TD : 140/100 mmHg Nadi : 100 x/menit Suhu : 37,7 0 C RR : 28 x / menit Foto Rx Thorax : Cardiomegali dengan
awal oedem pleural
PROFIL OBATNama Obat Aturan Pakai 20/6 21/6 22/6 23/6 24/6 25/6 26/6
O2 3 l per mnt V V V V V V -
Inj Ceftriaxon 1 g / 12 jam V V V V V V V
Azythromycin 1 x 500 mg V V V V V
Inj Methyl Prednisolon 3 x 62,5 mg V V V 3 x 30 mg
3 x 30 mg
3 x 30 mg
-
Infus NaCl 20 tpm V V V V V V V
Nebulizer Atrovent : Pulmicort
2 cc : 2 cc tiap 8 jam
V V V V V - -
Parasetamol 3 x 500 mg (k.p) V V V V - - -
Vectrine (erdostein) 3 x 300 mg V V V V V V V
Herbesser CD (diltiazem)
1 x 100 mg V V V V V V V
Aspilet 1 x 80 mg V V V V V V V
Simvastatin 1 x 10 mg V V V V V V V
Captopril 3 x 12,5 mg V V V
Furosemid Inj 1 amp tiap 12 jam
V V V
MONITORING KONDISI KLINIS
Kondisi Klinik
Tanggal
21/6 22/6 23/6 24/6 25/6 26/6
Demam++ ++ + - - -
Batuk++ ++ + + - -
Sesak Nafas ++ ++ + + - -
Volume Sputum ++ + + + - -
MONITORING TANDA VITAL Tanda Vital
21/6 22/6 23/6 24/6 25/6 26/6
TD 130/90 130/80 130/80 130/80 140/80 140/100
NADI 80 84 88 84 92 92
SUHU 37,5 37,5 37 36,4 36 36
RR 28 24 24 22 24 20
PARAMETER HASIL LAB
Parameter Satuan Nilai NormalTanggal
19/6 21/6 24/6 25/6
Leukosit /mm3 4.103- 10. 103 15,8 7,8
Hemoglobin g/dL 13-17 15,5 14,1
Albumin g/dL 3,5 - 5 4,17
Neutrofil/mm3
2,2.103- 4,8.103 13,3 6,3
LED mm/jam 0 - 15 74
Gula Darah Sesaat
g/dl74 – 140 174
96
BUN mg/dL 10-24 17,6
Kreatinin mg/dL 0,5-1,5 0,89
SGOT U/L 0-35 28
SGPT U/L 0-37 31
Lanjutan hasil labParameter Satuan Nilai Normal 19/6 21/6 24/6 25/6
Natrium Mmol/L 135-145 124 126 137
Kalium Mmol/L 3,5-5 3,33 3,46 3,31
Chlorida Mmol/L 95-108 110,4 98,7
Kultur Sputum
Gram Positif Coccus
Lpb-
+
Gram Positif BasilLpb
-+
LeukositLpb
-+
Problem Medik Subyektif-Obyektif
Terapi Analisis DRP Komentar dan Saran
Demam S: Keluhan dari pasienO : Pemantauan suhu tubuh harian
Parasetamol 3 x 500 mg (k.p)
Demam tinggi bisa disebabkan dari adanya infeksi ditandai dengan WBC diatas normal
Dosis sudah tepat , demam teratasi di hari ketiga
-
PPOK Eksaserbasi akut
S : Keluhan sesak yang miningkat disertai batukO : Sesak meningkat, peningkatan volume sputum, purulensi sputum
Methil Prednisolon Inj 3 x 62,5 mg
Nebul Atrovent : Pulmicort (2:2) tiap 8 jam
Erdostein 3 x 300 mg
Eksaserbasi akut bisa segera tertangani dengan pemberian kostikosteroid I.V , pemilihan kortikosteroid didasarkan pada riwayat sebelumnya pasien , eksaserbasi akut 6 bln yg lalu.
Dosis 0,5 – 1 mg /KgBB tiap
6 jam. Dosis yang diberikan
sudah tepat untuk pasien
geriatrik memang harus diberikan dari dosis terendah
yang bisa memberikan
efek.(DIH)
Dilakukan Spirometri saat kondisi stabil dan
bebas infeksi untuk
mengetahui tingkat
keparahan PPOK.(GOLD
standard 2010)
Problem Medik
Subyektif-Obyektif
Terapi Analisis DRP Komentar dan Saran
Infeksi (CAP)
0 : Demam, WBC diatas normal, Purulensi sputum
Ceftriaxon Inj . 1 g tiap 12 jam
Azithromycin 1 x 500 mg
Penggunaan Antibiotik kombinasi sefalosporin dan makrolida sudah mampu menangani infeksi ditandai dengan tidak terjadinya demam, WBC kembali normal, dan tidak terjadi purilensi sputum.
Dosis sudah tepat.
Ceftriaxon consider 2 gram /day combine with macrolida.
Azithromycin 500 mg single dose
(DIH)
Azithromycin sdh bisa dihentikan setelah 3 hari pemberian dan juga kondisi klinis pasien membaik didukung juga hasil lab.Mengingat Azithromicyn memiliki efek samping yang harus diperhatikan secara ketat pada pasien jantung (QT prolongation)
CHF et causa IHD DD HHD
O : EKG
Furosemid Inj. 20 mg tiap 12 jam.
Herbesser CD 1 x 100 mg (diltiazem)
Aspilet 1 x 80 mg
Simvastatin 1 x 80 mg
Captopril 3 x 12,5 mg
Furosemid dosis sudah tepat . ACC/AHA 2005 guidelines for chronic congestive heart failure recommend a maximum single dose of 160-200 mg.
Diltiazem for elderly start with 120 mg/day
Captopril 3 x 12,5 mg sudah tepat
Interaksi Furosemid dengan methil prednisolon meningkatkan resiko hipokalemi dan hal ini terjadi pada pasien
Perlu penambahan sediaan Kalium dan kemudian dimonitor kembali profil Kalium secara periodik.
Problem Medik
Subyektif-Obyektif
Terapi Analisis DRP Komentar dan Saran
Kesimpulan Furosemid dan Methil Prednisolon
Kombinasi antara Furosemida dan Methil prednisolon semakin meningkatkan resiko hipokalemi dan ini terjadi pada pasien. Saran : sebaiknya ditambahkan preparat Kalium seperti aspar K dan dimonitor kembali kondisi elektrolit nya.
ErdosteinErdostein kurang tepat diberikan saat
kondisi exacerbasi. Saran : Sebaiknya erdostein diberikan saat PPOK stabil bukan pada saat kondisi exacerbasi.
top related