bronkopneumonia indah

Post on 15-Feb-2016

270 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

asd

Transcript

REFLEKSI KASUSBRONKOPNEUMONIA

PENYAJI : INDAH YULIARNI

PEMBIMBING KLINIK : dr. KARTIN AKUNE, Sp.A

PENDAHULUANPneumonia infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang menyerang parenkim paru.

Pneumonia pada anak dibedakan menjadi:1

1.      Pneumonia lobaris

2.      Pneumonia interstisial (bronkiolitis)

3.      Bronkopneumonia

• Bronkopneumonia (pneumonia lobularis ) suatu

peradangan parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya

terjadi pada bronkiolus dan alveolus

• Etiologi

Bakteri

virus

Benda asing.

• Bronkopneumonia pada anak dan bayi paling

sering diakibatkan oleh Streptokokus

Pneumonia dan Haemophilus Influenza

Insiden pneumonia

• Negara berkembang 30% pada anak-anak di bawah umur 5

tahun Resiko kematian yang tinggi.

• Di Indonesia penyebab kematian ke-3

• survei kesehatan nasional (SKN) tahun 2007 22,8% kematian

pada anak umur 1-4 tahun

4 stadium pneumonia

• Stadium I (stadium kongesti ) 4-12 jam pertama

• Stadium II (Hepatisasi Merah) 48 jam berikutnya

• Stadium III (Hepatisasi Kelabu) 3-8 hari berikutnya

• Stadium IV (Stadium Resolusi) 7-11 hari berikutnya

Gejala • batuk, sesak napas dan demam

• bronkopneumonia didahului infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari.

• Suhu dapat naik secara mendadak

• Anak sangat gelisah, dispnea, pernafasan cepat dan dangkal

• pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut

• Laboratorium Leukositosis

• Radiologi Gambaran infiltrat difus

• Pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab

dan manifestasi klinis.

• Pemilihan antibiotik dalam penanganan pneumonia pada anak

dilakukan secara empirik sesuai dengan pola bakteri tersering

Identitas Pasien

• Nama pasien : An. E

• Usia : 1 tahun

• Jenis kelamin : Laki – Laki

• Alamat : Jln. Tombolotutu

• Masuk RS : 07 November 2015

Anamnesis

Alloanamnesis dengan ibu kandung pasien

Tanggal : 07 Nov 2015

Keluhan Utama : Batuk

Riwayat penyakit sekarang

• Pasien anak laki laki masuk dengan keluhan batuk. Pasien mengalami batuk kering

dan sesak napas saat batuk sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Tidak ada

beringus. Ibu pasien juga mengeluhkan anaknya demam naik turun yang dialami sejak

6 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam akan turun setelah minum obat penurun

panas tapi akan naik kembali setelah beberapa jam.

• Saat demam pasien tidak menggigil dan mengigau. Tidak ada kejang, pusing dan sakit

kepala. Pasien muntah kurang lebih 3 kali sebelum masuk rumah sakit. Muntah berupa

makanan yang dikonsumsi, berwarna putih dan tidak ada darah. Nafsu makan baik

dan BAB lancar. BAK lancar tidak ada keluhan. Tidak ada mimisan dan gusi berdarah.

Tidak ada nyeri otot dan sendi.

Riwayat penyakit dahulu : 2 bulan yang lalu dirawat dengan diare.

Riwayat penyakit dikeluarga : Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang

sama .

Riwayat sosial ekonomi : Menengah

• Riwayat kebiasaan di lingkungan : Ayah pasien perokok , dan sering merokok di rumah

• Riwayat Kehamilan dan persalinan : Tempat Kelahiran di Rumah Sakit, bayi lahir secara

spontan, dengan usia kehamilan cukup bulan dan Berat Badan Lahir : 3000 gram

• Anamnesis Makanan :ASI 0 – 6 bulan

Nafsu makan baik saat sakit. Pasien juga mengkonsumsi susu formula.

KU : Tampak sakit

sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda Vital

Nadi : 80 x/menit

Pernafasan : 52 kali/menit.

Suhu : 38,5 °C

 Data Antropometri

BB : 10 kg

TB : 78 cm

Status Gizi (Z-score) BB/TB terletak pada persentil -1 s/d -2 SD (Standar Deviasi)

Status : Gizi Baik

KepalaNormocephal

 RambutRambut berwarna hitam, tebal, distribusi   

merata, tidak mudah dicabut.

Mata konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks kornea kesan normal, refleks cahaya normal.

Mata konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks kornea kesan normal, refleks cahaya normal.

Telingasekret -/-

HidungTidak tampak deviasi septum, nafas

cuping hidung (+).

 MulutBibir tidak kering, mukosa kemerahan,

sianosis (-), lidah bersih, Tonsil T1 - T1

 LeherTidak Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Thoraks

ParuInspeksi : Gerak simetris, retraksi costal (+). Palpasi : Massa (-), krepitasi (-), nyeri tekan (-)Perkusi paru : Sonor pada lapang paru kanan dan kiriAuskultasi : Bronkovesikuler (+/+), ronchi (+/+)

wheezing (-/-)

JantungInspeksi : Ictus cordis tidak terlihatPalpasi : tidak ada thrillAuskultasi : Bunyi jantung I-II murni regular

murmur (-)

AbdomenInspeksi : Datar, lemas, sikatrik (-) tidak tampak massa.Auskultasi : Bising usus (+) kesan normalPalpasi : Turgor kulit baik, hepar dan lien tidak terabaPerkusi : Timpani

Anggota gerak Akral hangatKekuatan otot normalEdema (-)

Pemeriksaan Lab 07/11/2015

Hasil 07/11/15 Rujukan SatuanHEMATOLOGIHemoglobin 13,2 11,5-16,5 g/dlLeukosit 11,0 3,5-10 /ulEritrosit 3,96 3,5-6 Juta/ulHematokrit 34,1 35-55 Vol%Trombosit 290 150-450 Ribu/ulMCV,MCH,MCHCMCV 79,4 75-100 FlMCH 26,5 25-35 PgMCHC 33,4 31-38 %HITUNG JENIS - Gran% 59,0 35-80 %- Limfosit% 34,1 15-50 %-Monosit% 6,9 2-15 %- Gran# 5,1 1,2-8 Ribu/ul- Limfosit# 2,9 0,5-5 Ribu/ul- Monosit# 0,6 0,1-1,5 Ribu/ul

RESUME

Anak laki – laki 1 tahun Batuk kering dan sesak nafas 3 hari SMRS Demam naik turun sejak 6 hari SMRS Muntah > 3x SMRS Ayah pasien seorang perokok dan sering merokok di sekitar pasien

Pemfis Thoraks didapatkan auskultasi rhonki basah halus + Retraksi subcostal + Pem LAB : Leukositosis

Medikamentosa

IVFD Ringer Laktat 8 tetes per menitInjeksi Ceftriaxone 2 x 250 mg IVParacemol syrup 120mg/ 5 ml, 3 x 120 mg (jika demam)Ambroxol syrup 15mg/5 mL, 2 x 16 mg

FOLLO

W U

P

TGL S O A P08-11-2015 Demam (+),

batuk berlendir (+) muntah 1x

R : 50 x/menit N : 160 x/menit T : 37,9OC

Pernafasan cuping hidung (+)

ParuInspeksi : simetris, retraksi subcostal (+)Palpasi : Nyeri tekan (-), Vocal fremitus menurunPerkusi : Sonor pada kedua lapang paruAuskultasi : Bronkovesikuler +/+, Rhonki basah kasar +/+, Wheezing -/-

AbdomenInspeksi : Kesan datarAuskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normalPerkusi : TympaniPalpasi : Nyeri tekan epigastrik (-)  

Bronkopneumonia • IVFD Ringer Laktat 10

tetes/menit • Inj. Ceftriaxone 2 x 300 mg

IV• Paracemol syrup 120mg/ 5

ml, 3 x 120 mg (jika demam)

• Ambroxol syrup 15mg/5 mL, 3 x 6 mg

FOLLO

W U

P

TGL S O A P09-11-2015 Demam (+),

batuk berlendir (+)

R : 46 x/menit N : 160 x/menit T : 37,3 OC

Pernafasan cuping hidung (+)

ParuInspeksi : simetris, retraksi subcostal (+)Palpasi : Nyeri tekan (-), Vocal fremitus menurunPerkusi : Sonor pada kedua lapang paruAuskultasi : Bronkovesikuler +/+, Rhonki basah kasar +/+, Wheezing -/-

AbdomenInspeksi : Kesan datarAuskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normalPerkusi : TympaniPalpasi : Nyeri tekan epigastrik (-)  

Bronkopneumonia • IVFD Ringer Laktat 12

tetes/menit • Inj. Ceftriaxone 2 x 300 mg IV• Paracemol syrup 120mg/ 5 ml,

3 x 120 mg (jika demam)• Ambroxol syrup 15mg/5 mL, 3 x

6 mg

TGL S O A P

10-11-2015 batuk

berlendir +, demam (-), muntah (-)

R : 50 x/menit N : 120 x/menit T : 36,7 OC

Pernafasan cuping hidung (-)

ParuInspeksi : simetris, retraksi subcostal (+)Palpasi : Nyeri tekan (-), Vocal fremitus menurunPerkusi : Sonor pada kedua lapang paruAuskultasi : Bronkovesikuler +/+, Rhonki basah kasar +/+, Wheezing -/-

AbdomenInspeksi : Kesan datarAuskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normalPerkusi : TympaniPalpasi : Nyeri tekan epigastrik (-)  

Bronkopneumonia • IVFD Ringer Laktat 12

tetes/menit • Inj. Ceftriaxone 2 x 300 mg IV• Paracemol syrup 120mg/ 5 ml,

3 x 120 mg (jika demam)• Ambroxol syrup 15mg/5 mL, 3x

6 mg

TGL S O A P11-11-2015 batuk

berlendir berkurang, sesak(-), demam (-), muntah (-)

R : 54 x/menit N : 140 x/menit T : 36,7OC

Pernafasan cuping hidung (+)

ParuInspeksi : simetris, retraksi subcostal (+)Palpasi : Nyeri tekan (-), Vocal fremitus menurunPerkusi : Sonor pada kedua lapang paruAuskultasi : Bronkovesikuler +/+, Rhonki basah kasar -/-, Wheezing -/-

AbdomenInspeksi : Kesan datarAuskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normalPerkusi : TympaniPalpasi : Nyeri tekan epigastrik (-)  

Bronkopneumonia • Amoksisilin syrup 125

mg/ 5 mL, 3 x 125 mg• Paracemol syrup 120mg/

5 ml, 3 x 120 mg (jika demam)

• Ambroxol syrup 15mg/5 mL, 3 x 6 mg

TGL S O A P12-11-2015 batuk

berlendir berkurang, sesak(-), demam (-), muntah (-)

R : 54 x/menit N : 140 x/menit T : 36,7OC

Pernafasan cuping hidung (+)

ParuInspeksi : simetris, retraksi subcostal (+)Palpasi : Nyeri tekan (-), Vocal fremitus menurunPerkusi : Sonor pada kedua lapang paruAuskultasi : Bronkovesikuler +/+, Rhonki basah kasar -/-, Wheezing -/-

AbdomenInspeksi : Kesan datarAuskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normalPerkusi : TympaniPalpasi : Nyeri tekan epigastrik (-)  

Bronkopneumonia • Amoksisilin syrup 125

mg/ 5 mL, 3 x 125 mg• Paracemol syrup 120mg/

5 ml, 3 x 120 mg (jika demam)

• Ambroxol syrup 15mg/5 mL, 3 x 6 mg

RAWAT JALAN

DISKUSI

Bronkopneumonia peradangan pada parenkim paru yang

melibatkan bronkus atau bronkiolus dimana distribusi

berbentuk bercak-bercak (patchy distribution )

USIA ETIOLOGI YANG SERING ETIOLOGI YANG JARANG

NeonatusBAKTERI

E.ColiStreptoccous Hemolitikus Grup B

Listeria MonocytogenesStreptoccous Pneumoniae

BAKTERIBakteri Anaerob

Streptoccous Group DHaemophillus Influenzae

VIRUScytomegalovirusHerpes Simpleks

1 bulan - 3 bulan

BAKTERIChlamydia Trachomatis

Streptoccous Pneumoniae BAKTERIBordetella PertussisH.Influenza Tipe B

S. AureusVIRUS

AdenovirusVirus Influenza

Virus Paraiinfluenza

4 bulan – 5 tahun

BakteriChlamydia Pneumonia

Mycoplasma PneumoniaeStreptococcus Pneumoniae

BakteriH. Influenza

Moraxella ChataralisS. Aureus

VirusAdenovirus

Virus InfluenzaVirus Parainflueza

Rhinovirus

Virus 

Varicella- Zooster

5. Tahun ke atas

BakteriChlamydia Pneumoniae

Mycoplasma PneumoniaeStreptococus Pneumoniae

H. Influenza

VIRUSAdenovirusEpstein-BarrRhinovirus

Parainfluenza VirusInfluenza Virus

• Gejala klinis khas dari pneumonia yaitu: Batuk, demam dan sesak napas.

• bronkopneumonia  didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari.

• Suhu dapat naik secara mendadak

• Dispnea, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut.

• Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif.

Menurut Henry Goma, Dkk, pneumonia Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 atau lebih gejala berikut :

•  Sesak napas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada

• Demam

• Batuk

• Ronkhi basah halus-sedang nyaring (crackles)

•  Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difus

•  Leukositosis

Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

BRONKOPNEUMONIA

Sesak Napas √Batuk, Beringus √

Demam √Faktor resiko : Terpapar asap rokok √

Nafas Cepat, Pernafasan Cuping Hidung

Retraksi Intercostal √Rhonki √

Leukositosis 19,4 x 103 √

Foto thorak Bronkopneumonia √

• Penegakan diagnosis bronkopneumonia pada kasus ini berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

• Pada kasus pasien ini, dari anamnesis didapatkan adanya sesak napas 1 hari sebelum masuk rumah sakit, yang didahului dengan terjadinya batuk berdahak, rinorhea dan demam yang naik turun serta adanya muntah.

• Pada pemeriksaan fisik, didapatkan adanya pernafasan cepat yaitu 64 kali per menit, disertai pernafasan cuping hidung, pada pemeriksaan toraks didapatkan adanya retraksi intercostal dan pada auskultasi didapatkan suara napas tambahan ronki basah kasar.

KRITERIA WHOKriteria Pneumonia

Sangat beratPneumonia

BeratPneunomia

Sesak Nafas + + -

Nafas Cepat + + +

Sianosis + - -

Retraksi + + -

Tidak dapat minum + - -

Kesadaran menurun

+ - -

• Hal ini sesuai teori yang menjelaskan bahwa bronkopneumonia biasanya

didahului oleh infeksi saluran napas atas selama beberapa hari dan suhu

tubuh yang meningkat hingga 39-40˚ C.

• Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan pernafasan cepat dan dangkal,

pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar mulut atau hidung. Pada

pemeriksaan thoraks, dapat di temukan ronki basah nyaring halus hingga

sedang pada auskultasi, sedangkan pada perkusi sering tidak ditemukan

kelainan

Faktor resiko bronkopneumonia

• Tidak mendapat imunisasi lengkap

• Asi yang tidak adekuat

• Malnutrisi

• Tingginya pajanan polusi udara ( polusi industri atau asap rokok )

• Imunodfisiensi dan imunosupresi

• Defek anatomi bawaan

• Penyakit paru

• Pemeriksaan darah rutin pada pasien ini menunjukkan adanya leukositosis sebesar 19,40 x 103/L.

• Berdasarkan teori, Pemeriksaan penunjang laboratorium darah rutin pada bronkopneumonia menunjukkan leukositosis.

• pneumonia bakterial dapat meningkat 15.000- 40.000/mm3

• . Pneumonia virus dapat normal atau meningkat tetapi tidak melebihi 20.000/mm3

Penatalaksanaan suportif : • Pemberian cairan intravena

Penatalaksanaan KAUSAL :

•  Mukolitik dan ekspektoran • Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita demam

• Pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab dan manifestasi klinis.

• bayi di bawah 3 bulan golongan penisilin seperti ampisillin 100 mg/ kgBB/ 24 jam, IV dalam 4 dosis dan gentamisin 5 mg/kgBB/24 jam IV, dalam 2 dosis

• Untuk usia > 3 bulan, amoxicillin dipadu dengan kloramfenikol merupakan obat pilihan pertama

• Jika kondisi pasien berat, antibiotik pilihan adalah golongan sefalosporin. Antibiotik paranteral diberikan 48-72 jam, dilanjutkan dengan pemberian per oral selama 7-10 hari

• Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam rongga thorax (seperti efusi pleura, empiema dan perikarditis) atau penyebaran bakteremia dan hematologi.

• Meningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis adalah komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi

• Bronkopneumonia pada kasus ini memiliki prognosis yang baik karena di diagnosis dini dan ditangani secara adekuat.

• Mortalitas lebih tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi- protein dan datang terlambat untuk mendapatkan pengobatan

TERIMA KASIH

top related