Bioremediasi Sebagai Alter Nat If Degradasi Kontamina Pada Tanah Yang Tercemar Oleh Limbah Minyak Bumi
Post on 27-Jul-2015
421 Views
Preview:
Transcript
BIOREMIDIASI SEBAGAI ALTERNATIF DEGREDASI
KONTAMINAN PADA TANAH
YANG TERCEMAR OLEH LIMBAH MINYAK BUMI
KELOMPOK :
MUZWAR RUSADI (H1E107050)
MONA YULIATI
NINDYA PRASTIWI
(H1E107203)
(H1E108034)
DOSEN PENGAMPU :
M. S. Alim, MT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya
alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur
karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga permukaan tanahnya
kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia
banyak yang digunakan tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan
dari pemanfaatan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan
di tanah air yang tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif
bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan
lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali
diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
Minyak bumi merupakan sumber energi utama yang digunakan baik pada rumah
tangga, industri maupun transportasi. Hal ini menyebabkan meningkatnya kegiatan
eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan transportasi produksi minyak bumi untuk
memenuhi kebutuhan manusia sehingga semakin besar pula kecenderungannya untuk
mencemari lingkungan, terutama di wilayah pesisir. Pencemaran tersebut berasal dari
buangan limbah kilang minyak, hasil sampingan dari proses produksi, distribusi maupun
transportasi.
Limbah yang dihasilkan dari kilang minyak berupa limbah cair dan limbah padat.
Produksi kilang minyak bumi sebanyak 1000 barrel per hari akan menghasilkan limbah
padat (lumpur minyak) lebih dari 2.6 barrel sedangkan di Indonesia, produksi kilang
menghasilkan minyak bumi sekitar 1,2 juta barrel per hari yang berarti menghasilkan
limbah padat sebanyak 3120 barrel per hari dan dalam waktu satu tahun menghasilkan
limbah sebanyak 1.3 juta barrel, yang 285.000 barrel diantaranya adalah limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun).
Kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi,
serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya
bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara
terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi.
Berbagai kasus pencemaran limbah berbahaya dan beracun (B3) dari kegiatan
penambangan minyak bumi yang terjadi di Indonesia memerlukan perhatian yang lebih
serius. Kasus pencemaran seperti yang terjadi di Tarakan (Kalimantan Timur), Riau,
Sorong (Papua), Indramayu serta terakhir kasus pencemaran di Bojonegoro (Jawa Timur)
seharusnya menjadi catatan penting bagi para pengelola penambangan minyak akan
pentingnya pengelolaan pencemaran minyak di Indonesia.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu
mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan
pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa
mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap
kesehatan makhluk hidup.
Metode yang sering digunakan untuk menangani masalah pencemaran tanah
termasuk diantaranya dengan metode bioremidiasi. Metode ini sering digunakan karena
mempunyai bebagai kelebihan dibandingkan metode lainnya, dan masih bisa
dikembangkan. Meskipun begitu, metode ini mempunyai beberapa aspek yang menjadi
kunci berhasilnya proses bioremidiasi itu sendiri. Oleh karenanya, perlu diadakan kajian
khusus mengenai penerapan bioremidiasi dan penggunaannya dalam mendegradasi
pencemar pada tanah.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1. Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai dampak pencemaran tanah terhadap
lingkungan.
2. Sebagai cara untuk mencari cara yang efisien dalam menanggulangi dampak
pencemaran yang sedang dikaji.
3. Sebagai metode pengumpulan data tentang pencemaran lingkungan yang
berhubungan dengan ilmu kimia.
4. Sebagai bahan kajian untuk mengenal proses aplikasi metode bioremidiasi dalam
mengurangi pollutan minyak pada tanah.
1.3 RUANG LINGKUP
Makalah ini membahas mengenai pencemaran tanah, mulai dari gambaran, dampak,
dan cara menanggulangi pencemaran tanah tersebut dangan metode bioremidiasi. Selain
itu juga membahas kelebihan serta kekurangan metode itu sendiri dalam
pengaplikasiannya.
BAB II
METODE PENULISAN
2.1 OBJEK PENULISAN
Objek penulisan mencakup gambaran/ penjelasan, dampak yang ditimbulkan, dan
cara penanggulangan pencemaran tanah.
2.2 DASAR PEMILIHAN OBJEK
Objek yang penulis pilih adalah mengenai pencemaran tanah, karena tanah
merupakan salah satu komponen kehidupan yang sangat penting. Semua manusia pasti
sangat tergantung akan keberadaan tanah tersebut. Namun, banyak orang yang belum
mengetahui bagaimana cara pengolahan tanah yang tepat tanpa banyak menimbulkan
dampak negatif bagi kehidupan
2.3 METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penulisan makalah ini, penulis secara umum mendapatkan bahan tulisan
dari berbagai referensi, baik dari tinjauan dari media internet yang terkait dengan
pencemaran lingkungan.
2.4 METODE ANALISIS
Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu dengan
mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis
permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif
pemecahan masalah.
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
3. 1 PEMBAHASAN
3.1.1 Gambaran dari Pencemaran Tanah
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang
Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa, “Tanah adalah salah atu
komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan
mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan
mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya.”
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,
penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan, kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah,
maupun air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
3.1.2 Pencemaran Tanah Oleh Limbah Minyak
Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari
hasil eksplorasi produksi minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas
penyimpanan,pemrosesan,dan tangki penyimpanan minyak pada kapal
laut. Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan
bahan berbahaya dan beracun (B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun
jumlahnya dapat mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup, serta
kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.Tanah adalah bagian
penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Kita ketahui
rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan.
sebagian besar makanan kita berasal dari permukaan tanah, walaupun memang ada
tumbuhan dan hewan yang hidup di laut. Sudah sepatutnya kita menjaga
kelestarian tanah sehingga bisa mendukung kehidupan di muka bumi ini.
Sebagaimana pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun merupakan akibat
kegiatan manusia. Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah
industri, limbah pertanian dan pertambangan.
Eksplorasi dan eksploitasi produksi minyak bumi melibatkan juga aspek
kegiatan yang beresiko menumpahkan minyak antara lain : distribusi/pengangkutan
minyak bumi dengan menggunakan moda transportasi air, transportasi darat,
marine terminal/pelabuhan khusus minyak bumi, perpipaan dan eksplorasi dan
eksploitasi migas lepas pantai (floating production storage offloading, floading
storage offloading) (Pertamina, 2005). Setiap tahun kebutuhan minyak bumi terus
mengalami peningkatan seiring dengan tingginya kebutuhan energi sebagai akibat
kemajuan teknologi dan kebutuhan hidup manusia, sehingga potensi pencemaran
oleh minyak bumi juga meningkat. Tumpahan minyak dan kebocoran pipa dalam
jumlah tertentu dengan luas dan kondisi tertentu, apabila tidak dikendalikan atau
ditanggulangi dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya suatu
malapetaka “pencemaran lingkungan oleh minyak” yaitu kualitas lingkungan
tersebut turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran lingkungan oleh minyak telah menimbulkan masalah serius.
Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa 0,5 – 0,75 ton minyak hilang untuk
setiap 1000 ton minyak yang dihasilkan. Kehilangan tersebut terjadi selama proses
produksi dan pengilangan sebesar 0,1 ton, selama pengangkutan sebanyak 0,1 ton
dan kehilangan terbesar 0,4 ton terjadi selama penyimpanan. Kehilangan minyak
ini menyebabkan terjadi pencemaran di lingkungan sekitarnya.
Tanah yang terkontaminasi minyak tersebut dapat merusak lingkungan
serta menurunkan estetika. Lebih dari itu tanah yang terkontaminasi limbah minyak
dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai dengan
Kep. Meneteri Lingkungan Hidup No.128 Tahun 2003. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengelolaan dan pengolahan terhadap tanah yang terkontaminasi
minyak. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran dan penyerapan minyak
kedalam tanah
3.1.3 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah
a. Pada Kesehatan
Karena adanya senyawa hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak
bumi, yang memiliki komponen senyawa kompleks, termasuk didalamnya
Benzena, Toluena, Ethilbenzena dan isomer Xylena (BTEX), merupakan
senyawa aromatik dalam jumlah kecil dalam hidrokarbon, namun
pengaruhnya sangat besar terhadap pencemaran. Paparan kronis (terus-
menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan
kemungkinan terkena leukemia.. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan
hati. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit
kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia
yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah
dapat menyebabkan kematian.
b. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik
dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan
dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia
asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk
penghuni piramida atas.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang
pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman
tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini
memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia
derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
3.1.4 Penanganan yang Dilakukan
Salah satu langkah penangan yang digunakan untuk mengurangi
dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran limbah minyak bumi
terhadap tanah termasuk bioremidiasi.
A. Konsep Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air). Bioremediasi merupakan suatu teknologi
inovatif pengolahan limbah, yang dapat menjadi teknologi alternatif
dalam menangani pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan
manusia.
Ada dua jenis bioremediasi, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-
situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sementara
bioremediasi ex-situ atau pembersihan off-side dilakukan dengan
cara tanah yang tercemar digali dan dipindahkan ke dalam
penampungan yang lebih terkontrol, kemudian diberi perlakuan
khusus dengan menggunakan mikroba.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dlm bioremediasi:
1. Stimulasi aktivitasi mikroorganisme asli (di lokasi tercemar)
dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks,
optimasi pH, dsb.
2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu
mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi
khusus.
3. Penerapan immobilized enzymes.
4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan
atau mengubah pencemar.
Bioremediasi ex-situ meliputi penggalian tanah yang tercemar
dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah
aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu,
tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat
pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan
instalasi pengolah air limbah. Kelemahan bioremediasi ex-situ ini
jauh lebih mahal dan rumit. Sedangkan keunggulannya antara lain
proses bisa lebih cepat dan mudah untuk dikontrol, mampu
meremediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.
B. Proses Bioremediasi
Proses bioremediasi harus memperhatikan antara lain
temperatur tanah, derajat keasaman tanah, kelembaban tanah, sifat
dan struktur geologis lapisan tanah, lokasi sumber pencemar,
ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari
30:1, dan ketersediaan oksigen.
Ruang lingkup pelaksanaan proses bioremediasi lahan/tanah
terkontaminasi ada beberapa tahap yaitu:
1. Treatibility study yaitu studi pendahuluan terhadap kemampuan jenis
mikroorganisme pendegradasi dalam menguraikan limbah yang
terdapat di lokasi tanah terkontaminasi.Aspek yang dipelajari yakni :
a. Sifat dan struktur geologis lapisan tanah,
b. Lokasi sumber pencemar
c. Perkiraan banyaknya hidrokarbon yang terlepas dalam tanah.
d. Sifat-sifat lingkungan tanah : derajat keasaman (pH), temperatur
tanah, kelembaban hingga kandungan kimia yang sudah ada,
kandungan nutrisi, ketersediaan oksigen.
e. Mengetahui keberadaan dan jenis mikroba yang ada dalam tanah.
2. Site karakteristik yaitu studi untuk mengetahui kondisi
lingkungan awal di lokasi tanah terkontaminasi minyak bumi yang
meliputi kondisi kualitas fisik, kimia dan biologi.
3. Persiapan proses bioremediasi yang meliputi persiapan alat,
bahan, administrasi serta tenaga manusia; proses bioremediasi
yang meliputi serangkaian proses penggalian tanah tercemar,
pencampuran dengan tanah segar, penambahan bulking agent,
penambahan inert material, penambahan bakteri dan nutrisi serta
proses pencampuran semua bahan;
4. Sampling dan monitoring meliputi pengambilan cuplikan tanah
dan air selama proses bioremediasi.
5. Revegetasi yaitu pemerataan, penutupan kembali drainase dan
perapihan lahan sehingga lahan kembali seperti semula.
Contoh, bioremediasi (stimulasi) penanganan lahan yang
tercemar oleh minyak bumi. Yang pertama dilakukan adalah
mengaktifkan bakteri alami pengurai minyak bumi yang ada di
dalam tanah yang mengalami pencemaran tersebut. Bakteri ini
kemudian akan menguraikan limbah minyak bumi yang telah
dikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan
hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang cukup singkat kandungan
minyak akan berkurang dan akhirnya hilang, inilah yang disebut
sistem bioremediasi.
C. Mikroorganisme yang Digunakan Pada Proses Bioremidiasi Dalam
Penanganan Limbah Minyak Bumi
Mikroba dapat mengubah beberapa bahan kimia menjadi bahan
yang tidak berbahaya melalui cara metabolisme aerob atau melalui
metabolisme anaerob. Mikroorganisme, terutama bakteri yang mampu
mendegradasi senyawa yang terdapat di dalam hidrokarbon minyak bumi
disebut bakteri hidrokarbonoklastik. Bakteri ini mampu men-degradasi
senyawa hidrokarbon dengan memanfaatkan senyawa tersebut sebagai
sumber karbon dan energi yang diperlukan bagi pertumbuhannya.
Mikroorga-nisme ini mampu menguraikan komponen minyak bumi
karena kemampuannya mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan
hidrokarbon sebagai donor elektronnya. Mikroorganisme ini berpartisipasi
dalam pembersih-an tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak
bumi menjadi gas karbon dioksida (CO2), bakteri pendegradasi minyak
bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam lemak, gas, surfaktan,
dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas
batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini
menguraikan minyak bumi.
Reaksi degradasi senyawa hidrokarbon fraksi aromatik oleh
bakteri diawali dengan pembentukan Pro-to-ca-techua-te atau catechol
atau senyawa yang secara struktur berhubung-an dengan senyawa ini.
Kedua senyawa ini selanjutnya didegradasi menjadi senyawa yang dapat
masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat), yaitu suksinat, asetil
KoA, dan piruvat.
Bakteri hidrokarbonoklastik diantaranya adalah Pseudomonas,
Arthrobacter, Alcaligenes, Brevibacterium, Brevibacillus, dan Bacillus.
Bakteri-bakteri tersebut banyak tersebar di alam, termasuk dalam perairan
atau sedimen yang tercemar oleh minyak bumi atau hidrokarbon. Kita
hanya perlu mengisolasi bakteri hidrokarbonoklastik tersebut dari alam
dan mengkulturnya, selanjutnya kita bisa menggunakannya sebagai peng-
olah limbah minyak bumi yang efektif dan efisien, serta ramah
lingkungan.
D. Keuntungan Penggunaan Metode Bioremidiasi Pada Penanganan
Tanah yang Tercemar
Kelebihan teknologi ini adalah:
1. Relatif lebih ramah lingkungan.
2. Biaya penanganan yang relatif lebih murah
3. Bersifat fleksibel.
4. Meminimalisasi terinfeksinya pekerja lapangan.
5. Perlindungan kesehatan masyarakat yang berjangka panjang.
6. Proses pelaksanaan dapat dilakukan langsung di daerah tersebut
dengan lahan yang sempit sekalipun.
7. Menghilangkan zat-zat berbahaya.
8. Menggunakan proses yang bersifat alami.
9. Mengubah polutan bukan hanya memindahkannya.
10. Proses degradasi dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang
cepat.
Bagi industri, penanganan lahan tercemar dengan teknologi
bioremediasi memberikan nilai strategis:
1. Effisiensi, kesadaran bahwa banyak sumber daya alam kita adalah
non-renewable resources (ex. minyak dan gas), dengan teknologi
ramah lingkungan yang cost-effective (seperti bioremediasi) akan
secara langsung berimplikasi kepada pengurangan biaya
pengolahan.
2. Lingkungan, ketika suatu perusahaan begitu konsern dengan
lingkungan, diharapkan akan terbentuk sikap positif dari pasar
yang pada akhirnya seiring dengan kesadaran lingkungan
masyarakat akan mengkondisikan masyarakat untuk lebih memilih
“green Industry” dibanding industri yang berlabel “red industri”
atau mungkin “black industry”, evaluasi kinerja industri dalam
pengelolaan lingkungan hidup (Proper) sudah mulai dilakukan
oleh pemerintah (KLH), diharapkan kedepan, akan terus
dikembangkan menjadi pemberian sertifikasi ISO 14001, hasilnya
adalah perluasan pasar dengan “greening image”.
3. Environmental Compliance, ketaatan terhadap peraturan
lingkungan menunjukan bentuk integrasi total dan aktif dari
industri terhadap regulasi yang dibangun oleh pemerintah untuk
kepentingan masyarakat luas. Sikap ini juga akan memberi penilai
positif dari masyarakat selaku konsumen terhadap perusahaan
tertentu.
E. Kelemahan Metode Bioremidiasi Dalam Mendegredasi Pencemar
Pada Tanah
Selain mempunyai beberapa kelebihan, metode ini juga mempunyai
kelemahan dalam pengaplikasiannya di lapangan. Kelemahan-kelemahan
tersebut diantaranya :
1. Pertumbuhan bakteri/jamur yang sering digunakan dalam proses
bioremidiasi di lapangan relatif sulit dilakukan karena terpengaruh
faktor eksternal seperti cuaca, temperatur, dll. Hal ini dapat diatasi
dengan metode bioremidiasi off-site dengan biaya yang relatif mahal.
2. Tidak semua jenis pencemar yang ada pada tanah bisa didegredasi oleh
mikroba/jamur yang digunakan.
3. Pengawasan yang dilakukan pada proses bioremidiasi lebih kompleks
dan memerlukan keterampilan khusus dibandingkan metode lainnya.
Hal ini dikarenakan media yang digunakan adalah bakteri/jamur yang
merupakan makhluk hidup. Tentu saja ia bisa mati dan berkembang
diluar kendali.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
2. Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah oleh limbah
minyak bumi, diantaranya dengan bioremidiasi. Bioremediasi dengan cara proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri).
3. Bakteri yang mampu mendegradasi senyawa yang terdapat di dalam hidrokarbon
minyak bumi seperti Pseudomonas, Arthrobacter, Alcaligenes, Brevibacterium,
Brevibacillus, dan Bacillus. disebut bakteri hidrokarbonoklastik.
4. Dalam proses bioremidiasi yang diterapkan untuk mendegradasi kontaminan pada
tanah terjadi reaksi kimia berupa reaksi kimia alami.
5. Penerapan bioremidiasi mempunyai keuntungan dan kelemahan dari berbagai
aspek terkait.
4.2 Saran
Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para
pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini.
Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari dalam menjaga kelestarian tanah
beserta penyusun yang ada di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004, Aplikasi Bioteknologi Dalam Upaya Peningkatan Efisiensi Agribisnis yang
Berkelanjutan, (http://www.ipard.com/art_perkebun/dhg1.asp diakses tanggal
11 Oktober 2010)
Anonim, 2008, Bioremidiation , (http://www.iec.co.id/layanan/bioremediation diakses
tanggal 11 Oktober 2010)
Anonim, 2009, Bioremidiasi, (http://zonairfanto.wordpress.com/2009/02/14/bioremediasi/
diakses tanggal 11 Oktober 2010)
Anonim, 2009, Pencemaran tanah dan Dampaknya,(
http://tyanis-sulies.blogspot.com/2009/02/pencemaran-tanah-dan-dampaknya.html
diakses tanggal 10 Oktober 2010)
Anonim, 2009, Perubahan Fungsi Lahan dan Pencemaran Tanah,
(http://environmentalsanitation.wordpress.com/category/pencemaran-tanah/ diakses
tanggal 10 oktober 2010)
Anonim, 2010, Penanganan Limbah Dengan Bioremidiasi,
(http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=14107.0 diakses tanggal 10 Oktober
2010)
Anonim, 2010, Pencemaran Tanah, (http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah.
diakses tanggal 10 Oktober 2010)
Budianto, Hery, 2010, Perbaikan Lahan Terkontaminasi Minyak Bumi Secara Bioremidiasi ,
(http://www.iec.co.id/bioremediasi1.html diakses tanggal 11 Oktober 2010)
Chrisnasari, Ruth, 2010, Apa itu Bioremidiasi??,
(http://biotechnologyadvance.blogspot.com/ diakses tanggal 11 oktober 2010)
top related