Transcript
Friday, December 25, 2009
Maksud Hidup Manusia
Bayan Maghrib
Di dunia ini ada berbagai macam usaha ada yang namanya usaha perdagangan, pertanian,
pertokoan, perindustrian, perbaikan kesehatan, dan lain-lain. Namun dari sekian banyak usaha
yang ada, usaha yang paling tinggi, yang paling mulia, dan paling bernilai disisi Allah adalah
usaha para Nabi. Usaha Nabi ini adalah usaha pilihan. Sehingga begitu tingginya, begitu
mahalnya, begitu mulianya usaha para Nabi ini maka hanya orang-orang tertentu saja yang boleh
menjalankan usaha ini dan jumlahnya tidak banyak. Jadi orang yang menjalankan tugas ini
hanyalah orang-orang pilihan Allah saja. Sedangkan usaha selain usaha Nabi ini jumlah orang
yang terlibat di dalamnya sangat banyak bahkan tidak terhitung jumlahnya. Dari jaman Nabi
Adam AS sampai sekarang berapa banyak yang menjadi petani, pedagang, pengusaha, pejabat,
dokter, bahkan raja sekalipun ? jawabnya jumlahnya banyak, tidak terhitung. Tapi usaha Nabi ini
jumlah orang yang mengambilnya terbatas hanya ada 124.000 Nabi.
Kalau usaha-usaha yang lain objek dari usahanya adalah kebendaan. Seperti :
1. Pertanian : Objektif usahanya adalah tanaman
2. Perdagangan : Objektif usahanya adalah barang
3. Industri : Objektif usahanya adalah bahan olahan
4. Teknologi : Objektif usahanya adalah mesin / alat
5. Dan lain-lain
Tetapi usaha nabi ini berbeza dengan usaha-usaha yang lain, objektif usahanya bukan kebendaan,
objektif usahanya adalah manusia. Medan kerja daripada para Nabi itu adalah manusia. Bekerja
1
atas manusia, inilah pekerjaan yang paling tinggi. Kerana kedudukan manusia dalam kehidupan
ini seperti jantung pada badan manusia atau seperti kedudukan hati dalam badan kita.
Sebagaimana Nabi sabdakan kepentingan daripada hati ini, dalam hadits mahfum :
“ Dalam setiap tubuh manusia ini ada segumpal daging. Kalau daging ini baik maka akan baik
seluruh tubuhnya. Kalau daging ini buruk maka akan buruk seluruh tubuhnya. “ (Al Hadits )
Apakah yang dimaksud dengan segumpal daging itu ? itulah Hati. Kalau hati manusia itu baik,
maka akan baik seluruh amal perbuatannya. Kalau hati manusia itu buruk, maka akan buruk
seluruh amal perbuatannya. Begitulah kehidupan yang baik dan tidak baik dalam dunia ini bukan
disebabkan kerana kemajuan daripada kebendaan-kebendaan tetapi bergantung pada
manusianya. Kalau manusia ini baik maka dunia ini akan menjadi baik keadaannya. Kalau
manusia ini buruk maka dunia ini akan menjadi buruk keadaannya. Untuk memperbaiki keadaan
di dunia, para Nabi membuat usaha perbaikkan ke atas manusia. Sebab keburukan-keburukan
yang ada atau yang terjadi di dunia ini akibat daripada amal-amal buruk manusia.
Firman Allah Mahfum :
Telah timbul berbagai kerosakan dan bala bencana di darat dan di laut dengan sebab apa yang telah dilakukan oleh
tangan manusia; (timbulnya yang demikian) kerana Allah hendak merasakan mereka sebahagian dari balasan
perbuatan-perbuatan buruk yang mereka telah lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat).
(al-Rum: 41)
Orang menyebutkan sekarang ini zaman kemajuan. Padahal kalau diperhatikan kemajuan yang
ada pada zaman ini adalah kemajuan daripada kebendaan. Kalau kita perhatikan manusianya
sendiri telah merosot kepada darjat yang sangat rendah dan hina. Kebendaan diperjuangkan oleh
manusia pada hari ini, dari tidak berharga menjadi berharga, dari tidak bermanfaat dari
bermanfaat, dari tidak indah menjadi indah. Inilah kerja manusia di zaman ini, yaitu merobah
memajukan sesuatu kebendaan. Tapi manusia tidak sadar, dirinya sendiri telah merosot menjadi
rendah dan hina. Ini terjadi kerana kita sudah meninggalkan daripada usaha kenabian yaitu usaha
2
perbaikan atas pada manusia. Yang mana usaha kenabian ini telah diamanahkan, dan diwariskan
kepada ummat Nabi Muhammad SAW. Setelah Nabi SAW wafat sampai hari kiamat tidak akan
ada lagi Nabi, tetapi usaha kenabian ini harus tetap ada. Dan usaha ini kerana Nabi SAW sudah
tiada, maka telah dilimpahkan kepada kita semua yang mengaku sebagai ummat Nabi SAW.
Tetapi masalahnya kita sudah meninggalkan daripada usaha ini, sibuk atas kebendaan-
kebendaan. Sehingga kebendaan pada zaman ini mengalami kemajuan daripada zaman-zaman
sebelumnya. Namun manusianya telah merosot hingga kedarjat yang rendah dan hina. Hanya
tampang dan jasadnya saja manusia, tetapi akhlaqnya dan amal perbuatannya merosot hingga
menjadi seperti haiwan, bahkan lebih rendah dan lebih hina daripada haiwan.
Maulana Said Ahmad Khan yang tinggal di Madinah menceritakan dulu di Madinah ada seorang
ulama dia bermimpi berada di pasar. Dan di pasar itu banyak barang-barang diperjual belikan
dan banyak juga manusia hilir mudik sebagai penjual dan pembeli. Namun di dalam mimpinya
itu, ketika ulama ini menghadapkan wajahnya, melihat ke langit, dilihatnya langit itu seperti
cermin memantulkan bayangan yang ada dibawah. Semua barang-barang yang diperjual belikan
dibawah ini yaitu dipasarnya, semuanya ada terlihat di cermin tersebut. Tetapi yang heran,
manusia-manusia yang sebagai penjual dan pembeli yang ada disitu, tidak ada atau tidak nampak
pada cermin itu, yang ada hanya haiwan-haiwan. Yang ada pada cermin dilangit itu adalah
monyek, ular, babi, dan lain sebagainya. Maka keesokan harinya si ulama ini pergi bertanya pada
ulama yang lain mengenai apa erti atau makna mimpi tersebut. Ulama yang ditanya menjawab
bahawa itulah manusia di zaman sekarang, jasadnya manusia tetapi hati dan akhlaqnya sudah
berubah menjadi seperti binatang.
Manusia kalau tidak diperjuangkan maka dia akan merosot menjadi rendah dan hina. Kata Ulama
kerana manusia ini diciptakan daripada unsur tanah, maka manusia ini mempunyai kesamaan
sifat dengan tanah. Apa sifat tanah ? Tanah kalau tidak digarap mempunyai 4 fasa :
1. Fasa ditumbuhi rumput-rumput Binatang ternak : sapi, kambing
2. Fasa ditumbuhi lalang / semak belukar Binatang buas : singa, macan, srigala
3. Fasa ditumbuhi pepohonan Binatang perusak : monyet, babi
3
4. Fase Hutan Belantara Binatang berbisa : ular, kalajengking
Kalau tanah ini tidak digarap atau diusahakan maka diatasnya akan tumbuh rumput-rumputan.
Kalau diatas tanah itu tedapat rumput-rumputan maka yang datang kepada tanah itu adalah
binatang ternak, seperti : kambing, sapi, kerbau, yaitu pemakan rumput. Begitulah keadaan
manusia ini kalau tidak diperjuangkan, dia sifatnya akan seperti binatang ternak. Apa sifat
binatang ternak ? sifat binatang ternak itu “Egois” dan dzikirnya “Makan”. Hanya memikirkan
makan saja, Dari hari ke hari hanya memikirkan makan saja. Dan ketika makan itu dia tidak akan
memikirkan nasib teman-temannya., tetangganya, kerabatnya, yang penting dia kenyang sendiri.
Ketika makan dia tidak mempunya etika atau adab, ini rumput dia atau rumput temannya sama
saja. Apa yang dia suka itu yang di makan, walaupun rumput itu ada didepan temannya. Kalau
temannya kelaparan dia tidak ada niat untuk memberi atau mengasih kepada yang kelaparan itu.
Dia tetap saja akan makan sendiri. Kalau ada temannya sakit tidak ada usaha untuk menengok
atau mengusahakan kesembuhan untuk temannya. Kalau sama-sama diperjalanan, kawannya
membawa beban yang berat, sehingga kawannya terjatuh tidak kuat berjalan, dia tidak akan
berhenti dan menolong temannya yang terjatuh atau memindahkan beban barang untuk
ditanggung sebahagian. Dia akan tinggalkan kawannya dan terus berjalan tidak peduli dan tidak
acuh pada penderitaan temannya. Walaupun kawannya jatuh dan mati dia tidak akan ambil
peduli. Itulah sifat daripada binatang ternak. Begitulah kata ulama jika manusia ini tidak
diperjuangkan, maka akhlaq atau sifatnya akan menurun menjadi seperti binatang ternak. Dia
hanya akan mementingkan diri sendirinya saja, tidak peduli kepada yang lain, yang penting dia
kenyang sendiri dan senang sendiri, yang lain susah tidak perlu dipikirkan. Tidak ada
perancangan untuk menolong atau membantu teman atau tetangga yang kesusahan, hanya
mementingkan diri sendiri saja. Orang lain mederita atau sakit tidak ada usaha untuk menengok,
menghibur, atau menyembuhkannya. Orang lain bebannya berat tidak peduli atau tidak mau
menolong membantu meringankan daripada kesusahannya. Kalau kita lihat manusia-manusia
yang seperti ini sudah wujud atau sudah ada di dunia ini. Dan sudah banyak yang akhlaqnya
seperti ini.
Kalau tidak diperjuangkan lagi, tidak digarap, maka padang rumput itu akan berubah menjadi
4
semak belukar, menjadi padang alang-alang. Dan ketika sudah berubah menjadi padang lalang
maka yang akan datang adalah bukan lagi binatang ternak, tetapi binatang buas seperti singa,
harimau, serigala. Binatang buas seperti itu suka pada padang lalang. Dan sifat-sifat binatang
buas ini lebih buruk daripada sifat binatang ternak. Kalau binatang ternak tadi sifatnya egois,
mementingkan diri sendiri, tetapi dia tidak merusak kepada yang lain. Kalau binatang buas ini
untuk kepentingan dirinya, untuk mengenyangkan dirinya, dia binasakan haiwan yang lain. Singa
ini menerkam kuda, kambing, kerbau, rusa, menerkam binatang-binatang yang lain, untuk
memenuhi kehendaknya. Maka begitu juga jika diri manusia ini jika tidak diperjuangkan maka
dia akan merosot akhlaqnya seperti akhlaq binatang buas. Untuk kepentingan dirinya dia
hancurkan yang lain, dan dia binasakan yang lain. Yang semacam ini sudah kita lihat banyak
pada diri manusia sekarang. Bentuknya manusia tetapi sifatnya seperti binatang buas.
Pekerjaannya membinasakan, menghancurkan, menyusahkan kehidupan daripada yang lainnya,
untuk kepentingan dirinya.
Jika tanah itu tidak digarap lagi maka yang tumbuh berikutnya setelah padang lalang akan
tumbuh pohon-pohon yang tinggi-tinggi. Kalau pohon yang tinggi-tinggi sudah tumbuh, maka
akan masuk ke hutan yang semacam itu binatang-binatang jenis perusak. Seperti monyet, babi,
yang sukanya ditempat yang semacam itu. Binatang ini adalah sifatnnya lebih buruk daripada
binatang buas. Kalau binatang buas itu seperti singa kalau sudah makan dan kenyang , maka dia
tidak akan mengganggu yang lain. Walaupun kerbau melintasi di hadapannya dan
disampingnya, dia tidak akan terkam, kalau sudah kenyang dia cukup. Begitu juga jenis buaya,
kalau lapar datang ke kubang tempat kerbau minum air, maka dia akan terkam kerbau yang ada
disitu, lalu dimakan ramai-ramai. Kalau buaya ini sudah kenyang maka walaupun kerbau itu
mandi sama-sama dengan buaya ,tidak akan di terkam, dan tidak diganggu. Tetapi kalau binatang
perusak macam monyet dan macam babi tidak seperti itu. Kalau monyet atau babi ini datang ke
kebun orang, mungkin yang dimakan tidak banyak, tetapi satu kebun diacak-acak atau
dirosakkan oleh dia walaupun tidak dimakan. Itulah sifat binatang perusak. Maka para petani
banyak dijengkelkannya dan dirugikannya. Kalau hanya sekadar untuk makan si monyet dan si
babi, bagi petani tidak jadi masalah, tetapi masalahnya walaupun sudah cukup makan tetapi yang
lain dirusaknya semua. Hari ini manusia pun sudah banyak yang bersifat seperti itu. Tidak cukup
5
dengan mengenyangkan isi perutnya saja, tetapi baru puas ketika melihat orang lain susah,
melihat orang lain sengsara. Jika kita tidak berjuang atas manusia maka akan timbul manusia
yang seperti ini.
Kalau tanah dibiarkan lagi tidak digarap (diusahakan), maka hutan ini akan menjadi hutan
belantara, tumbuh pohon-pohon besar yang rendang sehingga menyebabkan hutan menjadi
lembab dan sinar matahari tidak dapat masuk. Maka di tempat-tempat seperti ini akan hidup
binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan sebagainya. Sifat binatang ini lebih
buruk daripada sifat binatang lainnya tadi. Seperti ular jika dia mematuk binatang yang lain
bukan untuk dimakan tetapi hanya untuk kebanggaan saja. Jika ular itu mematuk kerbau, maka
tidak untuk dimakan kerbau itu, tetapi si ular bangga boleh membunuh kerbau yang besar dengan
bisanya itu. Kerbau tersebut ditinggalkan begitu saja dan tidak dimakan oleh si ular. Hanya untuk
kebanggaan, hanya untuk kesenangan, hanya untuk kepuasan hati, dengan membinasakan
binatang-binatang yang lain . Begitu juga jika manusia tidak diperjuangkan, maka manusia akan
sampai ke tahap itu. Manusia macam ini hanya untuk suka-suka demi kesenangan dia semata,
mampu membinasakan, merugikan, dan menghancurkan yang lain. Dan orang-orang yang
semacam inipun sudah banyak di dunia ini. Inilah yang terjadi jika kita meninggalkan usaha atas
diri manusia ini.
Salah seorang professor di bandung mengkritik tentang pola kehidupan orang-orang di jakarta.
Dia katakan bahawa di jakarta ini masyarakatnya berlapis-lapis, bertingkat-tingkat. Tetapi pada
umumnya semua hanya memikirkan untuk makan saja di semua lapisan. Lapisan lapisan itu
adalah :
1. Lapisan Bawah ( Penghasilan kurang : kuli, tukang becak, pegemis ) : “Besok saya boleh
makan atau tidak ?” saat itu dapat makan, saat itu dihabiskan makanannya, tergantung
penghasilannya hari itu.
2. Lapisan Menengah ( Penghasilan cukup ) : “Besok makan apa kita ?” mungkin kerana sudah
bosan tidak mau memakan makanan yang sama, harus beza tiap harinya. Hari ini makan sayur
6
asam, besok dia fikir bagaimana mendapatkan sup. Jadi ada makanan hanya jenisnya yang lain.
3. Lapisan Atas ( Penghasilan orang yang Kaya ) :”Besok akan makan dimana kita ?” sudah
bosan di restoran ini dia akan cari restoran yang lain, tidak boleh makan di restoran yang sama
setiap hari.
4. Lapisan Akhir ( Penghasilan dari Kedzoliman ) : “Besok siapa lagi yang boleh aku makan ?”
Dia fikir makan tetapi dari menzalimi orang lain. Tiap hari yang difikirkan bagaimana makan
orang ? ertinya bagaimana dia dapat memeras orang ? otaknya otak kriminal, maunya
menyusahkan orang lain, bahkan orang macam ini jangankan teman, keluarganyapun dia makan.
Ali Karamallah Wajhahu berkata kalau manusia itu fikirnya hanya memikirkan apa yang akan
masuk kedalam perutnya maka derajatnya disisi Allah sama dengan apa yang telah dikeluarkan
dari perutnya. Beginilah hasilnya jika manusia tidak diperjuangkan yaitu mereka akan menjadi
rendah dan hina. Derajatnya di sisi Allah seperti apa yang dikeluarkan perutnya yaitu kotoran,
tidak ada nilai, rendah, bahkan tidak pantas untuk dilihat atau dipandangi. Hari ini banyak orang-
orang yang menganggap bahawa kehidupan orang-orang kafir itu tinggi, padahal kalau
diperhatikan kehidupan mereka tidaklah tinggi seperti yang mereka perkirakan. Sifat daripada
orang kafir yang tidak beriman ini, kehidupan daripada keduniaannya itu tinggi-tinggi, tetapi
fikirnya daripada orang kafir itu rendah. Jadi orang kafir ini keduniaannya tinggi, namun fikirnya
rendah. Orang kafir ini pola kehidupan yang ideal bagi mereka adalah rumah yang bagus,
pakaian yang indah, kereta yang mewah, makanan yang enak, tetapi fikirnya rendah yaitu fikir
kebendaan saja. Namun orang beriman ini kehidupan daripada keduniaannya rendah-rendah,
tetapi fikirnya tinggi. Orang beriman ini pola kehidupannya sangat sederhana dari makanan,
pakaian, pengangkutan, rumahnya, tetapi fikirnya tinggi. Bagaimana fikirnya orang beriman ?
yaitu bagaimana dirinya dan seluruh manusia dapat selamat dari adzab Allah di dunia dan di
akherat. Itulah fikir dan sifat atau pola hidup daripada orang beriman.
7
Kejadian-kejadian yang ada di dunia ini yang disebabkan oleh manusia yang telah menjadi
rendah akhlaq dan perilakunya adalah tanggung jawab kita semua, selaku umat Rasullullah
SAW. Kerana kita telah meninggalkan usaha atas manusia maka hal-hal yang semacam : saling
bunuh membunuh, saling memerangi, saling merompak, telah terjadi pada manusia saat ini.
Sehingga susah mendatangkan kedamaian dan keamanan yang hakiki. Ini kerana kita telah
tinggalkan usaha kenabian ini. Kalau usaha kenabian ini dihidupkan lagi maka manusia akan
naik darjatnya disisi Allah. Seperti ketika sebelum diutusnya Rasullullah SAW, kehidupan di
Hijaj sangat rendah sekali, sudah seperti kehidupan haiwan saja. Bunuh membunuh, terkam
menerkam, satu sama lain sudah menjadi biasa. Bahkan sifat dan kelakuan mereka sudah lebih
rendah daripada binatang ternak, lebih rendah daripada binatang buas, lebih rendah daripada
binatang perosak, bahkan lebih rendah daripada binatang berbisa. Itulah kehidupan jahilliayah di
mekah sebelum kedatangan Nabi SAW. Kata Ulama untuk berjudi saja, dipertaruhkan nyawa
manusia., mereka bertaruh main menembak mengenai isi kandungan dari wanita hamil yang baru
saja melintasi didepan mereka, “Apakah janin yang ada dalam perut wanita hamil itu adalah laki-
laki atau perempuan ?” Untuk membuktikan ini, si perempuan itu dibelah perutnya, dibunuh
hanya untuk berseronok saja, dijadikan medan perjudian. Kehidupan manusia hanya dijadikan
sebagai bahan permainan. Biasa saja bagi mereka membinasakan, dan mensengsarakan
kehidupan orang lain. Begitu buruknya kehidupan manusia saat itu.
Sehingga Allah utus Rasullullah SAW untuk membuat usaha ke atas mereka yang kehidupannya
sudah begitu rendah. Diusahakan secara terus menerus oleh Nabi SAW, maka kehidupan mereka
meningkat, yang jasadnya manusia tetapi sifatnya adalah sifat malaikat. Apa itu sifat malaikat ?
yaitu taat pada Allah SWT, hanya menjalankan perintah Allah sahaja, kerjanya ibadah saja
kepada Allah. Ini kerana malaikat itu tidak punya nafsu, mereka tidak makan, tidak minum, tidak
tidur, tidak punya isteri, kerjanya hanya ibadah saja kepada Allah. Manusia ini kalau
diperjuangkan bukanlah bererti dia berubah menjadi malaikat tetapi maksudnya dia akan
memiliki sifat malaikat, yaitu sifat taat kepada Allah SWT. Jadi Malaikat ini diciptakan hanya
untuk beribadah kepada Allah Ta’ala saja, taat saja dan tiada yang lainnya.
8
Dan Allah ‘Azza wa Jalla telah menyebutkan tentang tujuan penciptaan ini didalam
firmanNya :
“ Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali beribadah (mengesakan ibadahnya) kepada-
Ku, Aku tidak mengendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak mengendaki supaya
mereka memberi makan pada-Ku, Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pemberi rizki Yang
mempunyai kekuatan Lagi Maha Sangat Kuat” (Adz Dzariat:56-58)
Ini akan terjadi jika manusia ini diusahakan dengan usaha atau kerja kenabian. Rasullullah SAW
telah berhasil merubah mereka dari mempunyai sifat kehaiwanan yang wujud dalam diri mereka
meningkat menjadi memiliki sifat malaikat. Sehingga sahabat-sahabat RA menjadi terasa nikmat
dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Walaupun jasadnya jasad manusia tetapi sifatnya seperti
malaikat. Banyak diantara sahabat RA yang mengorbankan sifat haiwannya. Mereka banyak
mengurangi makannya dan mengurangi tidurnya demi memperbanyak beribadah kepada Allah
Ta’ala. Banyak diantara mereka sedikit saja tidurnya diwaktu malam kerana mereka
menggunakan waktu malamnya hanya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Bahkan ada
diantara mereka yang semalam suntuk tidak tidur hanya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.
Itu dapat terjadi setelah diusahakan oleh Nabi SAW dengan usaha kenabian maka telah terjadi
perubahan dalam diri mereka. Walaupun jasadnya jasad manusia tetapi sifatnya seperti sifat
malaikat.
Nabi SAW terus lagi dan lagi mengusahakan manusia ini agar meningkat darjatnya. Sehingga
naik lagi darjatnya yang tadinya hanya memiliki daripada sifat malaikat yaitu hanya sifat taat
saja, menjadi memiliki sifat khilafah, kekhalifahan. Untuk ini pula Allah ciptakan manusia
dimuka bumi yaitu sebagai Khalifah Allah di muka bumi ini. Sebagaimana Allah ceritakan
dalam Al Qur’an, Allah berfirman mahfum :
9
''Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'' Mereka
berkata: ''Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?''. Tuhan
berfirman: ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui''(Al-
Baqarah:30)
Maksud diciptakan manusia ini yaitu sebagai Khalifatullah, Khalifah atau Wakil Allah, di muka
bumi. Dan maksud dijadikan sebagai Khalifatullah ini bukan ditafsirkan sebagaimana
kebanyakan orang yang menyangka menjadi penguasa. Tetapi maksud dari menjadi khalifatullah
ini adalah mewakili sifat-sifat Allah dimuka bumi. Kalau dengan ibadah ini mewakili sifat
malaikat tetapi dengan menjadi khalifah ini mewakili sifat Khaliq atau sifat Allah SWT, daripada
sifat JamalNya. Allah SWT mempunyai 99 sifat atau nama. Dari sifat-sifat atau nama-nama ini
terbahagi menjadi 2 bahagian yaitu ada Sifat JamalNya Allah dan ada Sifat JalalNya Allah. Yang
dikehendaki oleh Allah dari diri manusia ini adalah mewakili daripada sifat JamalNya Allah
Ta’ala, bukan Sifat JalalNYa Allah Ta’ala. Ini kerana sifat JalalNya Allah Ta’ala adalah sifat
kebesaranNNya Allah Ta’ala yaitu sifat sombong dan takabur, ini hanya boleh dimiliki oleh
Allah Ta’ala saja, tidak boleh ditiru oleh manusia atau mahluk lainnya. Seperti sifat memaksa, Al
Kohar, sifat tinggi / mulia, Al Muttakabbir, ini sifat JalalNya Allah Ta’ala. Tetapi yang Allah
perintahkan kepada kita adalah meniru, mewakili, daripada sifat-sifat JamalNya Allah Ta’ala,
yaitu sifat Rahman dan RahimNya Allah Ta’ala. Seperti sifat pengasih dan penyayangNya Allah
Ta’ala, lemah lembut, pemaaf, penolong, penjaga, pemberi, sifat ini yang harus kita tiru. Maksud
dijadikannya kita sebagai khalifah adalah agar kita mewakili sifat-sifat Allah ini dimuka bumi.
Allah itu pemberi, maka sebagai wakil Allah kitapun harus mempunyai sifat pemberi juga. Allah
itu penyayang, maka kita juga harus mempunyai sifat penyayang. Allah itu penjaga maka
kitapun juga harus mempunyai sifat menjaga bukannya merosak. Allah itu mempunyai sifat
penolong maka kitapun juga harus suka menolong yang lainnya. Allah itu pemaaf, maka kitapun
juga harus boleh menjadi pemaaf. Allah itu mempunyai sifat menutupi kesalahan orang, maka
kitapun juga harus boleh menutupi kesalahan orang. Sifat-sifat inilah yang dikehendaki oleh
Allah, yang harus dimiliki oleh manusia. Namun ini akan terjadi kalau ada yang meneruskan
10
usaha kenabian atas manusia.
Setelah Nabi SAW buat kerja secara terus menerus, menjalankan usaha kenabian ini, maka
nampaklah perubahan dalam diri manusia. Sehingga manusia-manusia yang jahil tadi berubah,
dari yang tadinya mempunyai sifat membinasakan orang lain menjadi mempunyai sifat suka
menyelamatkan orang lain. Sahabat-sahabat Itu, mereka mempunyai sifat yang tinggi, mereka
rela menyusahkan dirinya untuk kepentingan daripada menyelamatkan dan menyenangkan orang
lain. Banyak diceritakan dan ditulis dalam kitab-kitab Agama kisah-kisah tentang perbuatan dan
akhlaq sahabat yang mulia. Bahkan Allah telah memuji sifat-sifat mereka di dalam Al Qur’an.
Keadaan ini dapat terjadi setelah Nabi SAW berjuang atas perbaikan dalam diri mereka. Menurut
ulama, dengan sifat ibadah ini adalah menarik apa yang kita inginkan daripada Khazanah Allah.
Menarik apa yang ingini daripada Khazanah Allah itu adalah yang namanya ibadah. Melalui
solat, puasa, doa, mohon kepada Allah apa yang kita inginkan daripada khazanah Allah itulah
yang dinamakan ibadah. Adapun dengan akhlaq, yaitu dengan sifat kekhalifahan, kita memberi
kepada yang lain. Jadi menurut ulama :
"Mintalah (berdoalah) kepadaku, nescaya akan Kuperkenankan." (Surah Al-Mukminun, ayat 60).
1. Meminta kepada Allah itu :
Namanya Ibadah ( Mewakili Sifat Malaikat ) Solat, Puasa, Do’a
2. Memberi kepada mahluk :
Namanya Akhlaq ( Mewakili Sifat Kekhalifahan ) Sedekah, Khidmat, Maaf
Jadi diciptakannya manusia ini untuk Ibadah yaitu mengabdi dan taat hanya kepada Allah. Dan
diciptakan manusia juga untuk Kekhalifahan yaitu untuk akhlaq atau mewakili sifat-sifat
JamalNya Allah. Allah itu senang kalau kita minta dan terus kita memohon kepadaNya.
Sedangkan mahluk itu akan senang kalau kita beri, kalau kita bantu, kalau kita tolong, kalau kita
maafkan, kalau kita sayangi. Kalau kita sudah memiliki sifat itu maka kita akan disenangi oleh
Allah dan disenangi oleh mahluk lain.
11
Asbab kemuliaan itu adalah jika Allah memberi kita kekuatan untuk berdo’a dan selalu dalam
keadaan bergantung dan meminta kepada Allah. Sedangkan asbab kehancuran adalah jika Allah
telah cabut dari kita keinginan dan kekuatan untuk berdo’a kepada Allah. Ini kerana do’a adalah
senjatanya orang beriman, jika senjata kita telah Allah ambil bagaimana kita boleh selamat dari
dunia ini. Jika kita suka memberi kepada manusia maka manusia akan cinta kepada kita. Jika kita
suka meminta kepada manusia maka mereka akan membeci kita. Meminta kepada manusia atau
kepada mahluk adalah asbab kehinaan. Meminta kepada manusia akan mendatangkan
kekecewaan, sedangkan meminta kepada Allah akan mendatangkan harapan dan dijamin tidak
akan mengecewakan. Allah tidak pernah mengecewakan mahluknya, tetapi kitalah yang selalu
mengecewakan Allah.
Tetapi kata ulama bahawa tidak mungkin manusia ini mempunyai sifat akhlaq yang sebetulnya,
sebelum dia boleh menarik apa yang ada dari khazanah Allah Ta’ala. Jadi kalau ibadahnya
belum betul dengan kata lain tidak boleh menarik daripada apa yang ada dalam khazanah Allah
Ta’ala, maka tidak mungkin dia boleh memiliki daripada akhlaq yang hakiki. Kalau kita lihat
sekarang, ada juga akhlaq, tetapi bukan seperti akhlaq para nabi dan sahabat. Dalam usaha
perniagaan ada juga akhlaq, seperti ketika kita naik kapal terbang, pramugari melayani kita,
memberi makan, memberi minum, bertanya kepada kita,”perlu apa lagi ?” inilah kebaikan dan
akhlaq yang ditunjukkan pramugari. Tetapi kata Maulana Umar Rah.A, apabila penumpang turun
dari pesawat, kita tidak akan dipedulikan oleh si peramugari tersebut. Hanya ketika bertugas saja,
walaupun tidak diminta dia akan melayani kita. Begitu juga perusahaan perkhidmatan atau
perdagangan, ketika sedang kedatangan tamunya untuk membeli barang perusahaan tersebut.
Maka semua pegawainya akan melayani dan berusaha menyenangkan tamu tersebut. Di Iqram
oleh perusahaan tersebut, diberi hadiah, diundang makan, disediakan kenderaan, tetapi ini hanya
kerana ada maksud yaitu ingin mengambil keuntungan daripada pelanggan perusahaan tersebut.
Ini bukanlah akhlaq, tetapi yang namanya akhlaq itu adalah berusaha berbuat kebaikan kepada
orang lain hanya demi mendapatkan RidhoNya Allah Ta’ala. Kata para ulama Iqram yang
sebenarnya adalah kita berbuat baik kepada orang lain bukan untuk dengan tujuan untuk
12
menyenangkan orang itu, tetapi tujuannya tetap untuk menyenangkan Allah Ta’ala. Niat hanya
untuk mencari Ridho Allah, mencari daripada kesenangan Allah Ta’ala, inilah orang yang
mempunyai sifat Khilafah, sifat Akhlaq.
Namun untuk meningkatkan darjat disisi Allah menjadi lebih tinggi lagi diperlukan ketahanan
dan kesabaran, kerana akan datang banyak cobaan-cobaan daripada Allah Ta’ala. Maksud
daripada ujian ini adalah bukannya untuk menyusahkan kita tetapi untuk menaikkan darjat kita.
Sebagaimana dipejabat kalau ingin menaikkan pangkat seseorang diberikan ujian tujuannya
bukan untuk menyusahkan tetapi untuk menaikkan darjat atau pangkat dia. Diberikan ujian
kepadanya, kalau dia lulus baru dinaikkan darjatnya atau statusnya. Jadi tujuan daripada ujian
tersebut bukan maksudnya untuk menyusahkan. Begitu juga jika datang kepada kita kesusahan-
kesusahan dan kesulitan-kesulitan, maksud Allah bukan untuk menyusahkan kita tetapi Allah
ingin mengangkat atau menaikkan darjat atau maqom kita. Kepada orang-orang yang
menjalankan usaha agama ini akan datang berbagai macam ujian dan berbagai macam kesusahan
kepada kita. Tetapi maksud utamanya adalah bukan untuk menyusahkan kita, melainkan untuk
menaikkan darjat kita. Dengan kesusahan dan kesulitan, Allah inginkan kita menjadi orang yang
sabar dan tahammul, bukan orang yang mudah putus asa.
Sabar ini adalah salah satu daripada sifat Allah, As Shabur. Jadi Allahpun menghendaki kita agar
mempunyai sifat sabar, sehingga datanglah kepada kita bermacam-macam ujian. Allah ingin
melihat kalau kita tetap istiqomah dalam taat kepada Allah. Jika orang itu mampu istiqomah taat
kepada Allah dalam keadaan apapun baru orang itu dapat dikatakan sabar. Yang dikatakan sabar
itu bukanlah orang yang tenang tidak dalam keadaan tidak ada apa-apa, maksudnya tidak ada
kesulitan dan ujian atas nafsu. Seorang suami berkelakar, “Isteri saya ini sabar sekali, kalau awal
bulan , tetapi kalau sudah hujung bulan sudah tidak sabar lagi. “ Isteri ini kalau awal bulan masih
ada gaji atau wang yang cukup untuk keperluan , dia boleh tenang saja menunggu, tetapi ini
bukanlah yang namanya sabar. Sabar itu bila ada kesusahan tidak berubah taatnya kepada Allah,
tidak berubah daripada sifatnya, tetap mampu menjaga daripada sifat-sifat yang baik.
Jadi datangnya kesusahan-kesusahan kepada kita bukanlah maksudnya untuk menyusahkan kita,
tetapi untuk menaikkan darjat kita supaya sifat kita menjadi sifat khalifah dan tetap menjaga
13
ketaatan kepada Allah Ta’ala. Kadang-kadang Allah datangkan keadaan kepada kita dimana ada
orang datang menyalahkan, menuduh, dan memarahi kita, padahal kita tidak berbuat salah,
bahkan telah berbuat kebaikan kepada orang yang marah tersebut. Inipun jangan lantas kita
salahkan orang itu, tetapi yang harus kita ingat adalah apa maksud Allah dibalik keadaan yang
telah Allah berikan ini kepada saya. Apa maksud Allah merubah sikap orang itu berbuat buruk
kepada kita ? inilah yang harus kita fikirkan, kerana kita harus cari apa kehendak-kehendak
Allah atas diri kita saat itu. Kata ulama kalau ada orang berbuat salah kepada kita, maksud Allah
bukan untuk menyusahkan kita tetapi ingin datangkan kepada kita sifat Pemaaf. Ini kerana sifat
pemaaf ini adalah datang daripada sifatNya Allah. Ini sifat tidak akan datang kepada kita jika
tidak ada orang berbuat salah kepada kita. Kalau orang selalu berbuat baik kepada kita, tidak
pernah berbuat salah kepada kita, maka tidak akan datang atau tidak akan ada sifat pemaaf pada
kita. Sifat Pemaaf ini adalah salah satu sifat yang disukai Allah Ta’ala. Demikianlah juga para
Nabi, walaupun mereka-mereka ini adalah orang-orang yang tidak berbuat salah, tetapi kaumnya
berbuat berbagai macam keburukan dan kedzoliman kepada para Nabi mereka. Namun para Nabi
ini memiliki sifat pemaaf, memaafkan daripada kesalahan kaumnya, bukan meminta
dihancurkan. Bahkan para Nabi ini memohon kepada Allah agar sikap-sikap mereka itu
dimaafkan, walaupun mereka telah dizolimi oleh kaumnya. Begitu juga kalau kita jalankan usaha
dakwah ini, usaha kenabian ini, orang-orang akan salah sangka. Disangkanya oleh mereka orang-
orang yang terlibat dalam kerja nabi ini akan membawa mereka kepada kehinaan dan
kehancuran. Macam-macam sangkaan yang akan kita hadapi, tetapi kita harus sabar, bahkan kita
harus maafkan kesalahan-kesalahan mereka terhadap kita. Sebetulnya kata para ulama kita harus
berterima kasih kepada orang yang menyusahkan kita, kepada orang yang berbuat salah kepada
kita, kepada orang yang bermasalah dengan kita, sebab mereka itu akan menaikkan darjat kita.
Seorang Arab bertanya kepada Ulama yang memberikan ceramah di mekkah, buat apa mereka
itu dijadikan orang-orang yang menentang kepada agama seperti Firaun, Qorun, Hamman,
Namrud, dan lain-lain. Kata dia lebih baik orang yang macam itu tidak usah diciptakan oleh
Allah, supaya para Nabi ini lancar, dan usaha agama ini lancar. Buat apa diciptakan orang
macam mereka itu. Lalu ulama ini menjawab dengan bijak, “Wahai saudara, adakah saudara
mengetahui telur ayam ?” lalu jawab si arab tersebut, “Ya, saya mengetahui telur ayam.” Lalu si
14
ulama ini bertanya lagi, “Kalau telur ayam itu dipecah terdiri daripada apa ? Telur ayam itu
terdiri daripada kulit telur, putih telur, dan kuning telur. Kalau telur ayam itu menetas yang
menjadi anak ayam itu adalah dari kuning telur dan putih telur. Kulit telor tidak akan menjadi
anak ayam. Kalau telor tadi dimakan, digoreng maksudnya, itupun yang dimakan oleh manusia
itu hanya kuning telur dan putih telur, tetapi kulit telor ini tidak dimakan. Jadi Kulit telor ini
tidak boleh menjadi anak ayam dan tidak boleh pula untuk dimakan. Kalau kita bertanya kepada
Allah buat apa kulit telur itu diciptakan, tidak boleh dimakan dan tidak pula boleh menjadi anak
ayam. Tentu jawapannya telor tidak akan jadi anak ayam kalau tidak ada kulitnya. Dan telor
tidak akan boleh dimakan kalau keluar daripada ayam tanpa kulitnya, tidak ada yang mau
memakannya. Ini kerana isi telor tadi keluar tanpa kulit telur, sehingga menjadi najis. Jadi putih
telur dan kuning telur ini akan bermanfaat jika ada kulit telur.” Begitu pula orang-orang yang
berbuat salah kepada kita, yang menguji, atau para penentang agama, ini seperti kulit telur atas
telor. Untuk menetaskan orang menjadi penyabar, menjadi pemaaf, menjadi beriman, adalah
kerana adanya orang-orang yang menentang kepada usaha agama ini. Jadi sebetulnya yang
menaikkan darjat Nabi Musa AS, sampai kepada darjat Nabi yang Ulul Azmi ( 5 Nabi yang
paling Mulia ), ini dikerana adanya tantangan daripada Firaun. Naiknya darjat Rasullullah SAW
sampai kepada derajat Ulul Azmi dan darjat Sayyidul Anbiya kerana penentangan daripada Abu
Jahal, Abu Lahab, dan lain-lain.
Orang yang tahu akan hakikat Sabar dalam Mujahaddah ini, diceritakan dalam sebuah kitab,
seorang syekh dipukul sampai babak belur oleh seorang muridnya, padahal dia tidak bersalah.
Tetapi Si syekh itu malah berdo’a, “Ya Allah ampuni muridku itu dan masukkan dia kedalam
surgaMu.” Orangpun hairan mengapa si syekh ini masih mau mendo’akan kebaikan untuk orang
macam itu. Lalu si Syekh ini berkata bahawa dialah yang telah menaikkan darjatku menjadi
sabar, supaya menjadi pemaaf, makanya aku berterima kasih kepada dia dengan mendo’akannya.
Orang-orang yang faham akan hal ini, ketika mendapatkan kesulitan dalam menjalankan usaha
agama ini, merupakan suatu anugerah, kurnia, suatu nikmat yang besar dari Allah Ta’ala. Namun
kita tidak boleh meminta didatangkan kesusahan kerana setiap orang pasti diuji oleh Allah
dengan kesusahan dan kesulitan. Nanti Allahlah yang menentukan waktu dan kadar daripada
cobaan tersebut.
15
Setelah sekian lama Nabi SAW membuat usaha yang terus menerus atas diri sahabat agar mereka
dapat meningkat lagi darjat disisi Allah. Nabi SAW membuat kerja atas sahabat-sahabat,
sehingga sahabat ini darjatnya naik dari memiliki sifat khilafah menjadi memiliki sifat seperti
para Nabi dan Rasul AS . Para Sahabat ini bukan Nabi dan Rasul, tetapi hanya manusia biasa
seperti kita, namun sifat-sifat yang mereka miliki menyerupai sifat-sifat para Nabi dan Rasul.
Para Sahabat mampu mewarisi sifat-sifat para Nabi dan Rasul kerana mereka diperjuangkan oleh
Nabi SAW agar boleh sampai kepada sifat-sifat kenabian. Apa itu sifat para Nabi ? sifat para
Nabi itu adalah Rasa Tanggung Jawab terhadap Agama Allah dan Manusia seluruh alam. Sifat
inilah yang dinamakan Usaha Agama, yaitu bagaimana agama dapat tersebar keseluruh alam,
dan bagaimana manusia supaya boleh mengamalkan agama. Sahabat mempunyai keyakinan para
Nabi yaitu meyakini bahawa manusia ini akan bahagia dunia dan akhirat hanya dengan jalan taat
kepada Allah Ta’ala. Maka untuk dapat mengajak manusia kepada keselamatan, kepada
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, diajaklah mereka oleh sahabat untuk taat kepada
Allah Ta’ala.
Pertama : Pengamal akan mendapat syafaat dari Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, sebagaimana Pertama : Pengamal akan mendapat syafaat dari Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, sebagaimana
hadis Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang maksudnya:hadis Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang maksudnya:
"Dari Abu Hurairah Radiallahuanhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Sallallahu Alaihi "Dari Abu Hurairah Radiallahuanhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Sallallahu Alaihi
Wasallam : Yang akan mencapai kebahagiaan dan keuntungan melalui syafaatku ialah orang yangWasallam : Yang akan mencapai kebahagiaan dan keuntungan melalui syafaatku ialah orang yang
mengucap kalimah Lailahaillallah dengan hati yang ikhlas".(Riwayat Al-Imam Al-Bukhari).mengucap kalimah Lailahaillallah dengan hati yang ikhlas".(Riwayat Al-Imam Al-Bukhari).
Kedua : Mendapat jaminan masuk Syurga.Kedua : Mendapat jaminan masuk Syurga.
Dari Zaid bin Arqam Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam Dari Zaid bin Arqam Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
bersabda yang maksudnya :bersabda yang maksudnya : "Barangsiapa yang mengucapkan Lailahaillallah dengan ikhlas, dia "Barangsiapa yang mengucapkan Lailahaillallah dengan ikhlas, dia
akan dimasukkan ke dalam Syurga. Lalu ditanya kepada Baginda : Bagaimanakah yang akan dimasukkan ke dalam Syurga. Lalu ditanya kepada Baginda : Bagaimanakah yang
dimaksudkan dengan ikhlas itu? Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : Ikhlas itu ialah dimaksudkan dengan ikhlas itu? Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : Ikhlas itu ialah
yang mencegah dari melakukan perbuatan-perbuatan yang haram".(Hadis riwayat Al-Imam At-yang mencegah dari melakukan perbuatan-perbuatan yang haram".(Hadis riwayat Al-Imam At-
Tabarani).Tabarani).
16
Ketiga : Tidak akan dimasukkan ke dalam api Neraka.Ketiga : Tidak akan dimasukkan ke dalam api Neraka.
Dari Umar Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa beliau mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Dari Umar Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa beliau mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi
Wasallam bersabda yang maksudnya :Wasallam bersabda yang maksudnya : "Aku mengetahui satu kalimah yang tidaklah seorang hamba "Aku mengetahui satu kalimah yang tidaklah seorang hamba
pun yang mengucapkannya dan membenarkannya dengan hati kemudian ia mati dengannya pun yang mengucapkannya dan membenarkannya dengan hati kemudian ia mati dengannya
melainkan haramlah ke atasnya Neraka Jahanam. Kalimah itu Lailahaillallah".(Hadis riwayat Al-melainkan haramlah ke atasnya Neraka Jahanam. Kalimah itu Lailahaillallah".(Hadis riwayat Al-
Imam Al-Hakim)Imam Al-Hakim)..
Keempat : Amalan zikir tersebut mendapat timbangan yang lebih berat dari amalan-amalan yang lain.Keempat : Amalan zikir tersebut mendapat timbangan yang lebih berat dari amalan-amalan yang lain.
Dari Abi Abas Radiallahuanhuma bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang Dari Abi Abas Radiallahuanhuma bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang
bermaksud :bermaksud :"Demi yang diriku di tangan-Nya, jika sekiranya segala langit dan bumi dan siapa yang"Demi yang diriku di tangan-Nya, jika sekiranya segala langit dan bumi dan siapa yang
ada padanya dan apa-apa yang ada di antaranya dan apa-apa yang ada dibawahnya diletakkan di ada padanya dan apa-apa yang ada di antaranya dan apa-apa yang ada dibawahnya diletakkan di
sebelah dacing dan kalimah Lailahaillallah di sebelah yang lain, maka dacing kalimah sebelah dacing dan kalimah Lailahaillallah di sebelah yang lain, maka dacing kalimah
(Lailahaillallah) itulah yang lebih berat".(Hadis riwayat Al-Imam At-Tabarani).(Lailahaillallah) itulah yang lebih berat".(Hadis riwayat Al-Imam At-Tabarani).
Kelima : Merupakan anak kunci Syurga.Kelima : Merupakan anak kunci Syurga.
Muaaz bin Jabal Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam Muaaz bin Jabal Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
bersabda yang maksudnya : Anak-anak kunci Syurga ialah mengakui kalimah Lailahaillallah bersabda yang maksudnya : Anak-anak kunci Syurga ialah mengakui kalimah Lailahaillallah
(Hadis riwayat Al-Imam Ahmad).(Hadis riwayat Al-Imam Ahmad).
Hadith – hadith ini meminta manusia untuk taat kepada Allah agar hidupnya boleh berjaya, dan
beroleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Sahabat-sahabat RA mempunyai keyakinan seperti
yakinnya Nabi SAW, bahawa manusia ini akan bahagia apabila mereka mentaati kepada Allah
Ta’ala. Sehingga para sahabat ini siang dan malam membuat usaha agama atas manusia,
mengajak mereka, agar mereka mentaati kepada Allah Ta’ala. Para sahabat ini mewarisi sifat
kasihannya Nabi SAW, sehingga mereka sedih kalau melihat orang-orang yang tidak mau taat
kepada Allah Ta’ala. Maka mereka bekerja atas manusia disiang hari, menyeru mereka untuk
taat kepada Allah, dan dimalam hari mereka berdo’a kepada Allah untuk memberikan hidayah
kepada setiap manusia. Begitulah sifat-sifat sahabat walaupun dia manusia biasa tetapi kerana
diperjuangkan oleh Nabi SAW, sahabat mampu memiliki sifat-sifat mulia para Nabi. Kita juga
mampu mendapatkan apa yang didapatkan oleh para sahabat jika kita mau buat usaha. Supaya
17
kita ini memiliki sifat nubuwah, sifat kenabian, kita harus ikuti jejak pengorbanan sahabat dan
cara yang diajarkan oleh Nabi SAW. Dengan mengikuti jejak sahabat dan ikuti cara Nabi SAW,
kitapun mampu :
1. Memiliki Sifat Malaikat : Taat kepada Allah Ta’ala
2. Memiliki Sifat Khilafah : Mewakili Sifat Kholiq yaitu dengan Akhlaq
3. Memiliki Sifat Kenabian : Tanggung Jawab atas Ummat dan Agama
Kita bukan Malaikat, tetapi kita mampu mewarisi daripada sifat Malaikat. Kitapun bukan Rabb,
bukan Kholiq, tetapi mampu mewarisi daripada sifat-sifat Kholiq yaitu dengan Akhlaq. Dan
kitapun bukan dari kalangan Anbiya AS, tetapi kitapun mampu mewarisi sifat-sifat kenabian.
Kita dituntut untuk memiliki sifat-sifat ini dalam kehidupan kita. Atas inilah Allah juluki ummat
ini sebagai Ummat terbaik (Choiru Ummat ).
Allah berfirman mahfum :
“Kamu adalah ummat terbaik yang dikeluarkan di tengah-tengah manusia untuk mengajak
manusia berbuat baik dan mencegah mereka dari berbuat Mungkar…”
Allah ciptakan kita, hidupkan kita, kirimkan kita ditengah-tengah manusia dengan 3 maksud
yaitu agar kita memiliki daripada sifat-sifat : Malaikat, Khalifah, dan Nubuwah. Ketiga maksud
ini didukung oleh hadits-hadits Rasullullah SAW. Suatu ketika Rasullullah SAW ditanya oleh
seorang sahabat, “Ya Rasullullah, amal apa yang paling afdhal (paling baik) ?” Jawab Nabi
SAW, “Amal yang paling baik adalah solat tepat pada waktunya.” Ini adalah ibadah. Lalu
sahabat bertanya lagi, “Lalu amal apa lagi ?” Nabi SAW menjawab, “Berbuat baik pada orang
tua.” Ini adalah Akhlaq. Lalu Sahabat menjawab lagi, “Lalu amal apalagi ?” Nabi SAW
menjawab, “Jihad Fissabillillah,” yaitu berjuang untuk agama Allah, ini adalah Dakwah Khuruj
Fissabillillah. Jadi diciptakan kita ini untuk 3 maksud yaitu :
18
1. Ibadah Solat tepat pada waktunya
2. Akhlaq Berbakti kepada kedua orang tua
3. Jihad Fisabillillah Dakhwah Khuruj Fissabillillah
Demikian juga ketika Rasullullah SAW menjelang akhir wafatnya, Nabi SAW berucap yang
hampir tidak terdengar kerana kecilnya suara beliau SAW. Apa wasiat terakhir Nabi SAW ini
yang hampir tidak terdengar :
1. Asholah (3x) artinya Jaga sholat 3x diulangi Ibadah
2. Berbuat baiklah kepada Hamba Sahaya Akhlaq
3. Segera berangkatkan rombongan Usamah RA Jihad Fissabillillah
Jadi kerana 3 maksud inilah kita dihantarkan yaitu : Ibadah, Akhlaq, dan untuk memperjuangkan
agama Allah Ta’ala. Jadi kita mesti memahami sebagai umat yang terbaik, kita harus boleh
menjalankan 3 wasiat Nabi SAW ini. Kalau ketiga hal ini ada dalam diri kita, maka segala
urusan, kepentingan, keperluan, kesulitan, dan keinginan kita ini akan Allah mudahkan bagi kita
mendapatkannya. Segala keperluan, keinginan, hajat, dan lain-lain akan Allah penuhi dengan
mudah. Do’a kita akan Allah kabulkan. Dan kalau ada musuh yang akan mencelakakan kita,
maka Allah akan lindungi kita, Allah akan bantu, dan Allah akan tolong kita. Ini semua akan
datang kepada kita, bahkan kita akan dimuliakan oleh Allah, dan dinaikkan darjatnya. Ini semua
sudah terbukti dan terjadi kepada sahabat-sahabat RA.. Para sahabat RA telah mencapai
kemuliaan dan ketinggian darjat dalam kehidupan manusia. Apabila para sahabat RA ini
berhadapan dengan musuh-musuh Islam, selalu mendapatkan kemenangan kerana telah ditolong
oleh Allah SWT.
19
Di dalam sebuah bayan di Markas Dakwah Malaysia, oleh Mubayin :
“Kalau umat islam ini berhadapan dengan syaitan atau dengan kekufuran daripada orang-orang
kafir, hanya dengan kekuatan seperti mereka ( tawajjuh pada teknologi atau asbab-asbab seperti
yang dimiliki orang kafir ), umat islam tidak akan pernah menang dan selalu kalah. Contoh :
Nabi Adam itu Islam dan Siti Hawa juga Islam, tetapi ketika berhadapan dengan iblis atau
syaitan, mereka kalah, sehingga di keluarkan dari syurga dikirim ke dunia ini. Nabi Ibrahim AS,
berlawanan dengan Namrud, dia dilemparkan kedalam api, juga tidak mampu berbuat apa-apa.
Selalu hanya mengandalkan dengan kekuatan-kekuatan seperti mereka akan datang kekalahan.
Menangnya umat islam, orang-orang beriman ini, hanya dengan pertolongan daripada Allah
Ta’ala.”
Usaha yang benar atas kita untuk dapat mencapai kemuliaan dan kemenangan adalah usaha
bagaimana supaya datangnya pertolongan Allah kepada kita. Jangan sampai kita mempunyai
fikir seperti orang kafir kalau mereka punya ini (kebendaan) dan kita juga memilikinya
(kebendaan), maka kita akan jaya. Ini pemikiran dan keyakinan yang keliru. Kalau caranya
seperti itu, tidak pernah ada sejarahnya umat islam mencapai kemenangan dengan cara dan
asbab-asbab yang dimiliki orang kafir, tetapi umat islam ini menang hanya dengan pertolongan
Allah. Jadi usaha kita ini adalah usaha bagaiamana pertolongan Allah datang kepada kita. Kalau
kita sudah memiliki ke 3 sifat tadi barulah pertolongan Allah akan datang kepada kita. Bahkan
kalau kita memiliki kesempurnaan ketiga sifat tadi maka Allah akan memberikan kekuatan
kepada kita yang tidak Allah berikan kepada mahluk lainnya yaitu kekuatan “Kun Faya Kun”.
Allah akan datangkan kekuatan seperti ini kepada kita.
Hinanya umat islam di hari ini kerana mereka telah tinggalkan ke 3 maksud hidup tadi yaitu
untuk : Ibadah, Akhlaq, Jihad Fissabillillah. Mereka tidak mempedulikan masalah Ibadah,
masalah akhlaq, dan masalah memperjuangkan agama. Mereka ikut berjuang seperti orang kafir.
Dan kesibukan mereka terlihat jelas sama dengan seperti kesibukan orang kafir. Orang kafir
sibuk menguruskan teknologi, orang islampun sibuk menguruskan teknologi. Orang kafir sibuk
20
dengan perdagangan, kitapun sibuk dengan perdagangan. Orang kafir sibuk dengan
pembangunan, kitapun sibuk dengan pembangunan. Kesibukan umat islam hari ini sama dengan
kesibukan orang kafir. Sementara Ibadah tidak diurus oleh umat islam, akhlaq juga tidak diurus,
agama Allah juga tidak ada yang mempedulikan. Inilah yang menyebabkan umat islam menjadi
hina dimana-mana. Selama umat islam tidak mengambil kerja atas 3 perkara ini, maka tidak akan
ada kemuliaan bagi umat islam. Hanya dengan jalan kembali pada kerja ini maka kejayaan dan
kemuliaan umat islam akan wujud seperti di zaman Nabi SAW dan para Sahabat. Inilah
seharusnya yang menjadi fikir kita :
1. Bagaimana Manusia mau memperbaiki ibadah kepada Allah ?
2. Bagaimana Manusia mau memperbaiki akhlaq ?
3. Bagaimana Manusia mau memperjuangkan agama Allah ?
Kalau ini boleh kita kembalikan kepada ummat, baru kehidupan kita akan dibetulkan oleh Allah
SWT. Tetapi orang-orang yang tidak mendapat hidayah, tidak melihat kepentingan daripada
amal ini, seperti seolah-olah tidak ada manfaatnya. Ini kerana mereka itu hatinya gelap, jauh
daripada Nur Hidayah Allah SWT. Seolah-olah dengan meninggalkan ibadah ini tidak akan
mendatangkan musibah. Padahal musibah-musibah yang terjadi dan yang berpanjangan ini
disebabkan kerana manusia telah meninggalkan ibadah kepada Allah SWT. Bagaimana umat
islam akan dimuliakan, sementara sebahagian besar dari umat islam ini telah meninggalkan solat,
tidak taat kepada Allah Ta’ala. Cuba menyelesaikan masalah hanya dengan bantuan daripada
material saja. Seperti negara yang dilanda masalah dan berbagai macam krisis, coba-coba
menyelesaikan masalah yang ada dengan mengutang kesana kemari. Problem yang diselesaikan
dengan cara ini tidak akan habis. Mungkin bukan saja masalah tidak akan selesai, tetapi akan
menambah masalah. Walaupun di nagara tersebut di hujani dengan emas, umat islam ini tidak
akan selesai masalah yang mereka hadapi. Ini selama umat islam ini tidak memperbaiki daripada
amalnya. Hanya dengan usaha kenabian umat islam akan diangkat darjatnya, akan ditolong dan
diselamatkan oleh Allah Ta’ala. Jadi usaha nubuwah ini bukanlah usaha yang kecil. Inilah kita
sebabnya diminta supaya mau berkorban untuk usaha nubuwah ini. Kalau kita mau korban terjun
dan terlibat dalam usaha ini, maka yang pertama-tama Allah akan perbaiki adalah diri kita
21
sendiri. Sedangkan janji Allah ini adalah pasti.
Kata ulama dalam Al Qur’an Allah berfirman mahfum :
“Barangsiapa yang berjuang di jalan kami pasti kami tunjukkan jalan kami...”
Kata ulama “Pasti” disini dalam sastra arab, maknanya yang terkandung dalam ayat tersebut
mempunyai kekuatan janji Allah sebanyak 12 kali yaitu pasti ( 12 kali ) akan diberikan Allah
hidayah. Tetapi kalau hanya dengan ibadah saja ini tidak pasti. Dengan solat, dengan puasa, dan
amal yang lain, ada janji Allah tetapi penggunaan konotasinya adalah mudah-mudahan bukan
kepastian.
Misalnya ayat puasa :
“Wahai orang-orang beriman telah difardhukan kepada kamu berpuasa sebagaimana diturunkan
kepada umat-umat terdahulu, agar kamu mudah-mudahan menjadi orang yang bertakwa.”
Disini diakhiri dengan kata mudah-mudahan : “La allakum”. Semua ayat tentang solat, puasa,
melayani orang haji, atau yang naik haji, ini semua kepastiannya adalah mudah-mudahan
tingkatannya. Tetapi kalau kita terjun dalam usaha kenabian ini maka janji Allah kepada kita
dalam usaha ini tingkat kepastiannya adalah pasti.
Oleh kerana itu perlu kita terjun dalam usaha ini, nanti Allah Ta’ala akan perbaiki segala
keadaan. Nasib orang islam hanya akan berubah melalui asbab usaha kenabian ini. Maka kita
harus kerjakan usaha ini dengan keyakinan, sebagaimana Maulana Saad, syuro dunia, berkata
bahawa kerjakan usaha ini dengan bashiroh. Maksud dari kata Bashiroh ini adalah yaitu dengan
penuh keyakinan. Keyakinan bahawa segala masalah dapat diselesaikan melalui usaha ini. Kita
dalam hidup ini akan selalu menghadapi dan mempunyai masalah, bukan hanya yang gaji kecil
itu bermasalah, tetapi yang gaji besarpun bermasalah. Kargozari di malaysia bahawa gaji orang
Indonesia ini kecil-kecil menyebabkan masalah, ternyata di Malaysiapun yang gajinya besar-
22
besar juga tidak luput dari masalah. Untuk menyelesaikan masalah ini hanya dengan kerja
dakwah, bukan dengan cara naik gaji atau kebendaan lainnya. Bahkan kadang-kadang gaji naik
tetapi ternyata lebih tinggi lagi masalahnya. Jadi peningkatan kebendaan atau material bukanlah
jalan keluar, tetapi melalui usaha nubuwah ini, Allah janjikan pertolongan untuk kita
menghadapi segala masalah. Para Masyaikh berkata bahawa melalui kerja ini Allah akan
selesaikan daripada masalah-masalah yang ada. Lalu ada yang berkata, “ Itukan kata masyeikh,
tetapi dalil qur’annya dari mana ?”
Dalilnya adalah dalam Al Qur’an Allah berfirman mahfum :
“Barangsiapa menolong agama Allah, maka Allah akan tolong dia….”
Kalau kita tidak ditolong oleh Allah, maka kita ini tidak akan boleh menyelesaikan masalah-
masalah yang ada walaupun itu hanya masalah kecil tanpa bantuan dari Allah Ta’ala. Hanya
dengan pertolongan Allah saja kita dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada,
mendapatkan kemenangan, kejayaaan, dan kecemerlangan dunia dan akherat. Jadi usaha kita ini
yang harus kita fikirkan adalah bagaimana pertolongan Allah dapat datang kepada kita. Caranya
adalah dengan menolong agama Allah. Maksudnya menolong disini bukannya Allah
memerlukan pertolongan, tetapi kita yang menolong agama Allah.
Note dari penulis :
Maksud dari ayat tersebut menurut ulama bukannya Allah mencari atau memerlukan pertolongan
kita. Ini namanya kesalah fahaman. Allah ini Maha Kuasa dan kekuasaannya tanpa batas. Jika
Allah sudah menjaga atau melindungi seseorang, siapa yang mampu mencelakakannya ? begitu
pula jika Allah sudah berkehendak mencelakakan seseorang, siapa yang mampu untuk
melindungi ? Apa yang Allah mau, berkehendak saja maka terjadilah apa yang Allah kehendaki.
Seluruh mahluk tidak akan dapat menolak atau menghalangi daripada apa yang Allah kehendaki
walaupun mereka semua bersatu untuk melawan Allah. Seluruh mahluk ini bergantung pada
Allah kerana segala sesuatu ini bergerak ada iradah, keinginan, daripada Allah Ta’ala.
23
Bagaimana kita mampu menolong Allah sedangkan kita tidak mampu menolong diri sendiri
walaupun itu hanya untuk mengedipkan mata saja, inipun harus dengan pertolongan dan izin dari
Allah Ta’ala. Manusia tidak akan boleh mengangkat atau mengedipkan matanya tanpa
pertolongan dari Allah. Jadi maksud ayat ini adalah Allah menawarkan kita untuk menolong
agamanya, ini untuk memuliakan kita.
Hari ini kita tidak sedar, bahawa umat islam dari segi kualiti dan kuantiti kebendaan jauh lebih
baik daripada kehidupan para sahabat. Dari segi makanan, pakaian, rumah, pengangkutan ,
semuanya umat islam kini jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang dimiliki oleh sahabat
RA. Tetapi kenapa sahabat dimuliakan dan sementara kita dihinakan ? Pertolongan Allah turun
bercurah-curah dizaman sahabat, sementara kita jauh dari pertolongan Allah. Ini kerana yang
rosak pada kehidupan kita adalah keadaan agama kita . Padahal agamanya sama, tetapi
pengamalannya yang berbeza antara kita dan sahabat. Para sahabat dari kebendaaan : pakaian,
makanan, rumah, dan pengangkutan tidak begitu bagus, bahkan terbelakang, tetapi agama
sempurna dijalankan dalam kehidupan mereka. Inilah yang menyebabkan mereka mulia.
Note dari penulis :
Agama wujud 100% di rumah-rumah sahabat dan dalam kehidupan mereka sehari-hari sehingga
Allah ridho pada mereka. Para sahabat diberi gelar Radhiollahu Anhum, yaitu orang-orang yang
Allah ridhoi. Jalan inilah yang seharusnya menjadi panduan kita untuk hidup berjaya di dunia
dan akherat. Ini harus jadi target bagi kita sebelum kita mati bagaimana agama sempurna kita
amalkan. Umar RA berkata kepada sahabat menjelang beliau wafat : “Aku, Abu Bakar, dan
Rasullullah SAW ini ibarat seorang musafir. Musafir pertama dan yang kedua telah sampai pada
tujuannya. Aku khawatir jika aku tidak mengikuti jalan mereka, maka aku tidak akan sampai di
tempat yang sama dengan mereka.” Jadi jika kita ingin sampai di tempat dan tujuan yang sama
dengan para sahabat maka tidak ada jalan lain selain mengikuti jalan yang mereka telah tempuhi.
Apa itu jalan Nabi SAW dan Sahabat RA yaitu jalan pengorbanan untuk agama mengajak
manusia untuk taat kepada Allah SWT. Allah Ta’ala perintahkan mahfum di dalam Al Qur’an
kepada Nabi SAW untuk menjelaskan jalan hidupnya :
24
Katakanlah (Muhammad) : “Ini adalah jalanku yaitu mengajak manusia (untuk taat) kepada
Allah dengan bashiroh, aku dan orang-orang yang mengikutiku…”
Hari ini umat sibuknya memperbaiki yang lain tetapi agama rusak dibiarkan. Parahnya kita tidak
sedar bahawa agama sudah rusak ditinggalkan. Hari ini kalau rumah kita rusak, kita langsung
sedar, buat inisiatif memperbaikinya. Begitu juga kalau kereta kita rosak, pakaian kita rosak,
status kita rosak, dan kebendaan lainnya yang rosak kita sadar, tetapi agama rusak kita tidak
sadar-sadar. Perasaan berpuas hati bahawa agama yang ada ini sudah cukup baik bagi kita. Inilah
yang diperjuangkan umat saat ini yaitu bagaimana kebendaan, perdagangan, pertanian, teknologi,
kesehatan, dan semua unsur keduniaan ini meningkat. Agama bagi mereka dianggap tidak apa-
apa, baik-baik saja, cukup-cukup saja, tidak ada masalah. Padahal sudah jelas nampak
kerusakannya, umat islam sebahagian besar tidak solat. Para sahabat RA, mereka
memperjuangkan agama, sehingga agama secara sempurna wujud dalam diri mereka dan
kehidupan mereka. Agama yang sempurna ini yang wujud dalam kehidupan sahabat terdiri dari 5
cabang yaitu Imaniat, Ibadat, Muamalat, Muasyarot, Akhlaq.
Namun hari ini umat islam kebanyakan, hanya memahami agama dari ibadat saja. Begitu orang
mau sedar dan mau bertaubat, belajar dulu, diajarin solat. Disangkanya agama itu perkara solat
dan ibadat saja. Padahal kesempurnaan agama itu bukan hanya ibadat saja, ini hanya salah satu
dari cabang agama atau hanya 1/5 (seperlima) daripada kesempurnaan agama. Agama itu
menyangkut dengan Iman, Ibadat, Muamalat, Muasyarot, dan Akhlaq, baru agama itu sempurna.
Tetapi hari ini seolah-olah agama itu hanya ibadat atau pengetahuan tentang ibadah saja, kecuali
ulama. Dari sekian cabang agama yang paling penting adalah solat. Kedudukan solat dalam
islam seperti kedudukan kepala pada badan. Ini kerana pentingnya dan tingginya kedudukan
solat dalam agama.
Note dari penulis :
Manusia tanpa tangan masih boleh dibilang manusia cuma ada kecacatannya. Manusia tanpa
25
mata, tanpa telinga, tanpa kaki, inipun begitu juga, masih boleh dibilang manusia tapi ada
cacatnya. Namun kalau manusia tanpa kepala mau dibilang apa ? orang mati namanya. Manusia
mati ini tidak ada gunanya dan tidak ada nilainya, begitulah orang yang meninggalkan solat.
Dalam hadits dikatakan mahfum :
“Solat itu adalah tiang agama. Barangsiapa yang menegakkan solat bererti dia sudah
menegakkan agamanya. Barangsiapa yang meninggalkan solatnya bererti dia sudah merobohkan
agamanya.”
Walaupun sebahagian besar umat islam tahu tentang kepentingan solat sebagai ibadat yang
paling penting, tetapi sebahagian besar dari umat islam juga tidak solat. Sudah tidak memahami
agama walaupun hanya 1/5nya, tapi yang 1/5 nya juga acak-acakan pengamalannya, apalagi
dengan yang lain dari Muamalatnya, Muasyarotnya, Akhlaqnya. Dulu dizaman para sahabat,
orang islam dimata orang kafir itu adalah mulia dan tinggi. Ini kerana kelima cabang agama ini
ada dalam kehidupan sahabat. Hari ini umat islam dimata orang kafir menjadi hina, mengapa ? :
1. Imaniat : Tidak dilihat orang kafir kerana ini didalam hati manusia, tidak nampak.
2. Ibadat :
a. Sholat tidak dilihat kerana merekapun sembahyang
b. Puasa juga tidak nampak kerana boleh menahan lapar dan haus
c. Zakat juga tidak dilihat kerana hanya dibahagikan kepada orang-orang islam
d. Haji hanya ditanah haram khusus orang islam dan orang kafir tidak lihat.
Ini kerana yang nampak mereka lihat adalah cabang Muamalatnya, Muasyarotnya, dan
Akhlaqnya. Sedangkan hari ini ketiga cabang ini sudah hancur-hancuran dalam kehidupan umat
islam, jauh dari yang telah dicontohkan olah Nabi SAW dan yang diamalkan oleh para sahabat
RA. Muamalat, Muasyarot, dan Akhlaq umat islam sudah rosak, bahkan mereka boleh lebih
26
jahat dari orang kafir. Ini kerana tidak ada yang mengusahakan atas diri mereka, tidak ada
dakwah. Ada kargozari rombongan jemaah ke belanda dalam setiap program ada kunjungan ke
setiap penjara disana. Walaupun umat islam di negara ini minoriti, tetapi di setiap penjara di
belanda ini isinya 75% adalah orang islam. Ini kerana telah buruknya muamalat, muasyarot,
akhlaq dari pada orang islam. Di Bali yang majoritinya hindu dan minoriti umat islam, tetapi
kalau kita datang ke penjara di bali sebahagian besar penghuninya adalah orang islam. Itulah
fakta keadaan umat islam hari ini asbab tidak ada yang mengusahakan atas diri mereka. Kita hari
ini sibuk saja memikirkan keduniaan kita dan kebendaan kita daripada memikirkan keadaan umat
islam. Sehingga umat islam saat ini telah mengalami kejatuhan berbanding zaman sahabat RA
menjadi hina dan rendah seperti haiwan, bahkan ada yang lebih jahat daripada haiwan. Atas
perkara ini Allah himbau kita supaya mau korban ambil bahagian dalam usaha kenabian ini.
Kalau kita mau mengambil usaha ini, maka pertama-tama yang Allah akan perbaiki adalah diri
kita. Untuk kepentingan-kepentingan yang lain janganlah kita khawatir, nanti Allah akan berikan
kemudahan-kemudahan kepada kita jika kita mau terjun dalam usaha nubuwah ini. Semua
keinginan yang kita khawatiri dari makan-minum, pakaian, pengangkutan, rumah, tidak akan
menjadi persoalan bagi kita, kerana ini adalah masalah kecil disisi Allah. Masalah pemberian
rezki dari makan, minum, udara, sinar matahari, dan yang lain ini adalah hak Allah kepada kita.
Justeru yang harus kita tunaikan adalah hak kita kepada Allah : Ibadat, Akhlaq, dan
memperjuangkan agama. Namun keadaannya hari ini sudah terbalik, hak Allah tidak kita
tunaikan, tetapi berharap Hak kita ditunaikan Allah. Bukannya kita memikirkan atau mengurusi
hak kita kepada Allah, tetapi sibuk mengurusi dan memikirkan perkara yang sudah menjadi
haknya dan kerjanya Allah Ta’ala. Yang difikirkan hanya bagaimana rizki datang kepada saya ?
inilah yang namanya terbalik. Seharusnya kita tunaikan hak kita kepada Allah, yaitu untuk 3
maksud penciptaan manusia : Ibadah, Akhlaq, Jihad. Jika ada ketiga ini dalam diri kita maka
semua urusan kita akan Allah mudahkan. Sebagaimana telah banyak dikisahkan Allah dalam Al
Qur’an untuk sebagai contoh kepada kita kisah-kisah tentang ummat terdahulu. Supaya kita
belajar daripada kisah-kisah tersebut, bahawa masalah-masalah yang dihadapi manusia ini kecil
bagi Allah.
27
Seperti kisah Nabi Musa AS dengan Bani Israil sewaktu mereka tersesat di lembah yang kering
kontang, tidak ada tempat atau bangunan untuk bernaung, tidak ada makanan untuk dimakan,
tidak ada air untuk diminum. Mereka 40 tahun tersesat di lembah itu, tidak ada jalan keluar.
Allah beri pertolongan kepada Nabi Musa dan Bani Isaril kerana perjalanan mereka dalam
rangka menolong agama Allah. Bagaimana Allah menolong mereka ? yaitu Allah perintahkan
awan untuk menaungi mereka dari sengatan sinar matahari. Selama 40 tahun awan Allah kirim
untuk menaungi Bani Israil, sehingga mereka terselamat dari sengatan Matahari. Walaupun
mereka tidak punya rumah, tidak punya tempat bernaung, tetapi kerana mereka sibuk
memperjuangkan agama Allah, maka Allah selesaikan masalah mereka. Lalu bagaimana dengan
makanan, di dalam Al Qur’an diceritakan bagaimana Allah menyelesaikan masalah ini, yaitu
Allah turunkan daripada langit makanan dari syurga, Manna dan Salwa.
Firman Allah SWT bermaksud:
“Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu ‘manna’ dan ‘salwa.’
makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu.”
(Al-Baqarah: 57)
Firman Allah SWT lagi yang bermaksud:
“Dan ingatlah ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: “Pukullah batu
itu dengan tongkatmu.” Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap
suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing. Makan dan minumlah rezeki yang
diberikan oleh Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerosakan.”
(Al-Baqarah: 60)
Diceritakan bahawa kaum Nabi Musa as. yang ikut bersamanya di hutan belantara itu berjumlah
tujuh puluh ribu orang. Mereka semua terdiri daripada 12 kaum.
28
Firman Allah SWT bermaksud:
“Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku atau kaum yang masing-masing suku
mempunyai jumlah yang ramai dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air
kepadanya: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!”. Maka memancarlah daripadanya dua belas
mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami
naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka ‘manna dan salwa’. Kami
berfirman: “Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu.” Mereka
tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri.”
(Al-A’raaf: 160)
Bani Israil di bekalkan Allah selama 40 tahun makanan turun dari langit, tanpa kerja, tidak ada
perusahaan, tidak ada pertanian, tidak ada apa-apa. Makanan di bekalkan oleh Allah dari langit
selama 40 tahun, bukan 1 atau 2 hari tetapi 40 tahun, untuk bani israil tanpa mereka harus
mengerjakan apa-apa, kerana mereka sibuk memperjuangkan agama Allah Ta’ala. Lalu
bagaimana Allah menyelesaikan masalah krisis air, kekurangan air minum, yaitu dengan
memerintahkan Musa AS untuk memukulkan tongkatnya kepada batu yang kering. Sehingga dari
batu yang kering ini terpancarlah 12 mata air keluar dari batu tersebut selama 40 tahun tidak
berhenti mengeluarkan air. Selama 40 tahun Bani Israil tidak pernah kekurangan air. Lalu
datanglah krisis pakaian, kekurangan pakaian dan tidak adanya bahan untuk membuat kain. Ini
kerana pakaian hanya layak pakai untuk beberapa tahun saja setelah itu rusak. Bagaimana Allah
selesaikan masalah ini yaitu Allah buat baju yang mereka kenakan awet, tidak rusak-rusak
selama 40 tahun. Lalu bagaimana dengan bayi-bayi yang baru lahir, disini Allah buat semua bayi
yang lahir dari perut seorang ibu Bani Israil sudah terlahir dengan mengenakan pakaian ketika
keluar dari perut ibunya. Lalu bagaimana ketika bayi itu beranjak besar, maka dengan kuasa
Allah seiring dengan pertumbuhan badan bayi maka bajupun membesar mengikuti pertumbuhan
bayi tadi. Semua kebutuhan pokok mereka selama 40 tahun terpenuhi sehingga mereka hidup
dalam keteduhan, makanan yang cukup, air yang tidak pernah kering, dan baju yang awet. Kata
ulama ini semua sengaja Allah ceritakan kepada kita untuk diambil sebagai pelajaran, agar kita
jangan takut dengan masalah-masalah kecil seperti ini. Allah akan selesaikan masalahnya, tidak
ada asbabpun Allah mampu selesaikan masalah manusia. Allah mampu menyelesaikan masalah 29
manusia tanpa asbab sebagaimana masalah Bani Israil dapat Allah selesaikan tanpa asbab. Di
lembah kering tidak ada apa-apapun Allah mampu selesaikan masalah Bani Israil, tanpa asbab
lagi, apalagi hanya masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa kita saat ini.
Dari sebuah lembah yang kering kerontang Allah sanggup penuhi keperluan hamba-hambanya
dari (pakaian), (makan-minum), dan (tempat bernaung) untuk mereka. Apalagi di negeri kita ini
yang kononnya kaya raya akan sumber alamnya. Namun kerana kita tinggalkan daripada usaha
agama ini, maka di negeri yang subur makmurpun dan kaya akan sumber alamnya ini, kita tetap
susah di negeri ini. Inilah yang kita lihat daripada kenyataan. Ini kerana tiada keberkatan oleh
Allah SWT, daripada negeri yang nampak makmur dan kaya ini, asbab kita tinggalkan daripada
usaha agama ini. Jika kita mau kembali menghidupkan usaha agama ini, maka perkara-perkara
lain akan diperbaiki oleh Allah Ta’ala. Semua urusan dari ekonomi, pertanian, cuaca, musibah-
musibah, akan diperbaiki oleh Allah Ta’ala. Cukup dengan kerja ini maka Allah mampu
selesaikan segala masalah kita. Namun bukan maksud masyeikh kita ini kita tidak usah kerja,
tidak usah bertani, bukan ini maksudnya. Tetapi maksudnya agar kita mau memberi waktu untuk
kerja agama ini. Masyeikh hanya menganjurkan sekurang-kurangnya seumur hidup 4 bulan saja,
setiap tahun 40 hari, setiap bulan 3 hari, ini minimum. Namun untuk orang-orang lama dalam
kerja ini diminta untuk meluangkan waktunya minimum 4 bulan setiap tahunnya. Bukan
maksudnya untuk merosak, tetapi ini untuk mendatangkan keberkahan. Tertib untuk kerja dunia
bahawa kita harus kerja minimum 8 jam tiap hari ini adalah sistem dan tertib yahudi dan nasrani.
Orang beriman tidak boleh ikut dalam sistem tersebut. Allah berkuasa cukup dengan kerja 3 hari
saja namun mencukupi untuk 1 bulan, boleh saja bagi Allah. Kita bekerja 1 bulan dalam satu
tahun, berpuasa, lalu Allah penuhi sisanya, diberikan keberkahan, ini boleh saja dan mudah saja
bagi Allah.
Jika kita mempunyai 3 unsur tadi dalam diri kita yaitu : Ibadah, Akhlaq, dan Berjuang untuk
agama Allah, maka akan dimudahkan semuanya oleh Allah. Misalnya hanya dengan kerja 3 hari
tetapi mencukupi untuk 1 tahun. Tetapi kalau kita ikuti daripada sistem atau tertib orang-orang
yahudi dan nasrani ini, kalau tidak kerja tidak makan, maka keadaan seperti itulah yang akan
Allah berikan. Sehingga seseorang tanpa kerja dia akan kebingungan, hilang arah, rasa-rasa
30
dunia mau kiamat. Ini kerana cara fikir kita sudah dipengaruhi oleh cara fikir orang yahudi dan
nasrani. Tidak kerja jadinya susah makan, maka keadaannya jika tidak kerja akan Allah buat
seperti itu pula. Ini kerana keyakinannya seperti itu yaitu tidak kerja sama dengan tidak makan.
Tetapi kalau yakin kita betul kepada Allah dalam setiap ibadah dan dengan taat kepada Allah
maka akan Allah mudahkan semuanya untuk kita.
Note penulis :
Dalam sebuah mahfum hadits dikatakan bahawa Allah ini tergantung pada prasangkaan
hambanya kepadaNya. Jadi apa yang kita sangka terhadap Allah ini yang akan terjadi. Jika kita
sangkaannya kepada Allah seperti bila tidak ada kerja maka tidak ada makan, maka keadaan
seperti itulah yang akan terjadi. Jika kita yakin tanpa kerja Allah mampu memberi kita makan,
maka walaupun kita tidak ada kerja, kita boleh tenang-tenang saja. Ini kerana kita yakin bahawa
Allah telah jamin rezki kita.
Bukan dengan tidak kerja tidak apa-apa, bukan begitu caranya, tetapi kita belajar memberikan
waktu kita untuk kerja agama ini pertama-tama dengan keluar 4 bulan, lalu istiqomah 40 hari
setiap tahunnya. Baru seiring waktu diusahakan untuk meningkatkan pengorbanan menjadi 4
bulan setiap tahun, 10 hari setiap bulan, dan 8 jam setiap hari. Jika kita mau ubah cara kita
dengan cara atau tertib ini, maka akan datang suatu masa Allah gunakan kita untuk agama Allah.
Sedangkan untuk kepentingan dunia kita tinggal angkat tangan (berdo’a) kepada Allah, langsung
Allah datangkan. Allah Maha Kuasa, semua pertolongan Allah di dalam Al Qur’an diceritakan
terjadi tidak hanya kepada para Nabi saja, tetapi juga kepada selain para Nabi dan para sahabat.
Semua kehebatan Allah yang Allah nampakkan kepada Nabi dan para sahabat tidak hanya terjadi
pada mereka, tetapi juga terjadi pada orang-orang soleh ketika ini. Bagaimana para Masyeikh di
India, Pakistan, Banglades, mereka tidak ada pekerjaan, tidak punya perniagaan, tetapi mereka
mampu untuk keluar 4 bulan setiap tahun dan mampu menjamu ribuan tamu yang datang
menemui mereka. Saudara-saudara kita yang keduniaannya jauh lebih kurang dari kita tapi boleh
terbang kemana-mana, dan keluar 4 bulan setiap tahunnya. Kini banyak orang yang
keduniaannya jauh lebih baik, kerjanya 12 bulan full setiap tahun, jangankan pergi kemana-
31
mana, untuk makan saja kadang-kadang masih susah. Inilah kenyataan yang ada saat ini.
Usaha ini betul-betul akan mendatangkan keberkahan jika kita sungguh-sungguh dalam kerja ini,
sedikit demi sedikit. Jangan kita dengarkan alasan-alasan orang yang suka memberi alasan
bahawa kerja di pejabat atau mencari wang ini juga ibadah, ini betul, tidak salah. Memang ada
hadits mahfum, “mencari rizki yang halal itu wajib hukumnya.” Bahkan dalam riwayat lain
dikatakan bahawa mencari rizki itu adalah ibadah juga. Tetapi adalah menurut daripada
keutamaannya (darjat amal / kepentingannya ). Misalnya : kita mencari rizki itu kerana perintah
Allah, ibadah. Tetapi kalau ketika datang waktu solat, maka yang lebih utama itu adalah
Solatnya. Jika ketika waktu solat tiba kita masih mencari rizki terus ini akan menjadi dosa, bukan
lagi menjadi ibadah. Jadi kita harus tahu mendahulukan daripada keutamaan. Sahabat juga
berdagang, kerja, tetapi ketika datang waktu untuk memperjuangkan agama Allah, maka mereka
akan korbankan itu semua. Ada yang berpendapat bahawa mencari rezki itu bagus, tetapi ketika
dia tidak mau tinggalkan urusannya untuk keluar di jalan Allah, maka ini seperti orang yang
berwudhu tetapi meninggalkan sholat. Wudhu itu ibadah, perintah Allah, dan juga syarat
diterimanya daripada sembahyang kita. Kita kalau solat tanpa wudhu maka solat kita tidak akan
diterima oleh Allah Ta’ala. Tetapi kalau ada orang habis wudhu, lalu wudhu lagi, terus menerus
wudhu berulang kali, waktu solat datang dia tidak solat-solat sibuk wudhu aja, maka walaupun
wudhu ini ibadah akan menjadi dosa juga. Begitu juga Nabi SAW dan para sahabat RA ada kerja
juga, ada dagang, dan ada tani pula, tetapi ketika waktu memperjuangkan agama tiba dia
tinggalkan semuanya. Hari ini kita dagang dan kerja terus-terusan, tidak keluar-keluar di jalan
Allah, maka ini seperti orang yang wudhu terus-terusan tetapi tidak sembahyang-sembahyang.
Maka penting kita bagi waktu untuk memperjuangkan agama Allah, memberi waktu kita untuk
agama Allah. Insya Allah kita semua akan mendapatkan Hidayah dari Allah SWT. Amien
32
top related