Friday, December 25, 2009 Maksud Hidup Manusia Bayan Maghrib Di dunia ini ada berbagai macam usaha ada yang namanya usaha perdagangan, pertanian, pertokoan, perindustrian, perbaikan kesehatan, dan lain-lain. Namun dari sekian banyak usaha yang ada, usaha yang paling tinggi, yang paling mulia, dan paling bernilai disisi Allah adalah usaha para Nabi. Usaha Nabi ini adalah usaha pilihan. Sehingga begitu tingginya, begitu mahalnya, begitu mulianya usaha para Nabi ini maka hanya orang-orang tertentu saja yang boleh menjalankan usaha ini dan jumlahnya tidak banyak. Jadi orang yang menjalankan tugas ini hanyalah orang-orang pilihan Allah saja. Sedangkan usaha selain usaha Nabi ini jumlah orang yang terlibat di dalamnya sangat banyak bahkan tidak terhitung jumlahnya. Dari jaman Nabi Adam AS sampai sekarang berapa banyak yang menjadi petani, pedagang, pengusaha, pejabat, dokter, bahkan raja sekalipun ? jawabnya jumlahnya banyak, tidak terhitung. Tapi usaha Nabi ini jumlah orang yang mengambilnya terbatas hanya ada 124.000 Nabi. Kalau usaha-usaha yang lain objek dari usahanya adalah kebendaan. Seperti : 1. Pertanian : Objektif usahanya adalah tanaman 2. Perdagangan : Objektif usahanya adalah barang 3. Industri : Objektif usahanya adalah bahan olahan 4. Teknologi : Objektif usahanya adalah mesin / alat 5. Dan lain-lain Tetapi usaha nabi ini berbeza dengan usaha-usaha yang lain, objektif usahanya bukan kebendaan, objektif usahanya adalah manusia. Medan kerja 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Friday, December 25, 2009
Maksud Hidup Manusia
Bayan Maghrib
Di dunia ini ada berbagai macam usaha ada yang namanya usaha perdagangan, pertanian,
pertokoan, perindustrian, perbaikan kesehatan, dan lain-lain. Namun dari sekian banyak usaha
yang ada, usaha yang paling tinggi, yang paling mulia, dan paling bernilai disisi Allah adalah
usaha para Nabi. Usaha Nabi ini adalah usaha pilihan. Sehingga begitu tingginya, begitu
mahalnya, begitu mulianya usaha para Nabi ini maka hanya orang-orang tertentu saja yang boleh
menjalankan usaha ini dan jumlahnya tidak banyak. Jadi orang yang menjalankan tugas ini
hanyalah orang-orang pilihan Allah saja. Sedangkan usaha selain usaha Nabi ini jumlah orang
yang terlibat di dalamnya sangat banyak bahkan tidak terhitung jumlahnya. Dari jaman Nabi
Adam AS sampai sekarang berapa banyak yang menjadi petani, pedagang, pengusaha, pejabat,
dokter, bahkan raja sekalipun ? jawabnya jumlahnya banyak, tidak terhitung. Tapi usaha Nabi ini
jumlah orang yang mengambilnya terbatas hanya ada 124.000 Nabi.
Kalau usaha-usaha yang lain objek dari usahanya adalah kebendaan. Seperti :
1. Pertanian : Objektif usahanya adalah tanaman
2. Perdagangan : Objektif usahanya adalah barang
3. Industri : Objektif usahanya adalah bahan olahan
4. Teknologi : Objektif usahanya adalah mesin / alat
5. Dan lain-lain
Tetapi usaha nabi ini berbeza dengan usaha-usaha yang lain, objektif usahanya bukan kebendaan,
objektif usahanya adalah manusia. Medan kerja daripada para Nabi itu adalah manusia. Bekerja
4. Fase Hutan Belantara Binatang berbisa : ular, kalajengking
Kalau tanah ini tidak digarap atau diusahakan maka diatasnya akan tumbuh rumput-rumputan.
Kalau diatas tanah itu tedapat rumput-rumputan maka yang datang kepada tanah itu adalah
binatang ternak, seperti : kambing, sapi, kerbau, yaitu pemakan rumput. Begitulah keadaan
manusia ini kalau tidak diperjuangkan, dia sifatnya akan seperti binatang ternak. Apa sifat
binatang ternak ? sifat binatang ternak itu “Egois” dan dzikirnya “Makan”. Hanya memikirkan
makan saja, Dari hari ke hari hanya memikirkan makan saja. Dan ketika makan itu dia tidak akan
memikirkan nasib teman-temannya., tetangganya, kerabatnya, yang penting dia kenyang sendiri.
Ketika makan dia tidak mempunya etika atau adab, ini rumput dia atau rumput temannya sama
saja. Apa yang dia suka itu yang di makan, walaupun rumput itu ada didepan temannya. Kalau
temannya kelaparan dia tidak ada niat untuk memberi atau mengasih kepada yang kelaparan itu.
Dia tetap saja akan makan sendiri. Kalau ada temannya sakit tidak ada usaha untuk menengok
atau mengusahakan kesembuhan untuk temannya. Kalau sama-sama diperjalanan, kawannya
membawa beban yang berat, sehingga kawannya terjatuh tidak kuat berjalan, dia tidak akan
berhenti dan menolong temannya yang terjatuh atau memindahkan beban barang untuk
ditanggung sebahagian. Dia akan tinggalkan kawannya dan terus berjalan tidak peduli dan tidak
acuh pada penderitaan temannya. Walaupun kawannya jatuh dan mati dia tidak akan ambil
peduli. Itulah sifat daripada binatang ternak. Begitulah kata ulama jika manusia ini tidak
diperjuangkan, maka akhlaq atau sifatnya akan menurun menjadi seperti binatang ternak. Dia
hanya akan mementingkan diri sendirinya saja, tidak peduli kepada yang lain, yang penting dia
kenyang sendiri dan senang sendiri, yang lain susah tidak perlu dipikirkan. Tidak ada
perancangan untuk menolong atau membantu teman atau tetangga yang kesusahan, hanya
mementingkan diri sendiri saja. Orang lain mederita atau sakit tidak ada usaha untuk menengok,
menghibur, atau menyembuhkannya. Orang lain bebannya berat tidak peduli atau tidak mau
menolong membantu meringankan daripada kesusahannya. Kalau kita lihat manusia-manusia
yang seperti ini sudah wujud atau sudah ada di dunia ini. Dan sudah banyak yang akhlaqnya
seperti ini.
Kalau tidak diperjuangkan lagi, tidak digarap, maka padang rumput itu akan berubah menjadi
4
semak belukar, menjadi padang alang-alang. Dan ketika sudah berubah menjadi padang lalang
maka yang akan datang adalah bukan lagi binatang ternak, tetapi binatang buas seperti singa,
harimau, serigala. Binatang buas seperti itu suka pada padang lalang. Dan sifat-sifat binatang
buas ini lebih buruk daripada sifat binatang ternak. Kalau binatang ternak tadi sifatnya egois,
mementingkan diri sendiri, tetapi dia tidak merusak kepada yang lain. Kalau binatang buas ini
untuk kepentingan dirinya, untuk mengenyangkan dirinya, dia binasakan haiwan yang lain. Singa
ini menerkam kuda, kambing, kerbau, rusa, menerkam binatang-binatang yang lain, untuk
memenuhi kehendaknya. Maka begitu juga jika diri manusia ini jika tidak diperjuangkan maka
dia akan merosot akhlaqnya seperti akhlaq binatang buas. Untuk kepentingan dirinya dia
hancurkan yang lain, dan dia binasakan yang lain. Yang semacam ini sudah kita lihat banyak
pada diri manusia sekarang. Bentuknya manusia tetapi sifatnya seperti binatang buas.
Pekerjaannya membinasakan, menghancurkan, menyusahkan kehidupan daripada yang lainnya,
untuk kepentingan dirinya.
Jika tanah itu tidak digarap lagi maka yang tumbuh berikutnya setelah padang lalang akan
tumbuh pohon-pohon yang tinggi-tinggi. Kalau pohon yang tinggi-tinggi sudah tumbuh, maka
akan masuk ke hutan yang semacam itu binatang-binatang jenis perusak. Seperti monyet, babi,
yang sukanya ditempat yang semacam itu. Binatang ini adalah sifatnnya lebih buruk daripada
binatang buas. Kalau binatang buas itu seperti singa kalau sudah makan dan kenyang , maka dia
tidak akan mengganggu yang lain. Walaupun kerbau melintasi di hadapannya dan
disampingnya, dia tidak akan terkam, kalau sudah kenyang dia cukup. Begitu juga jenis buaya,
kalau lapar datang ke kubang tempat kerbau minum air, maka dia akan terkam kerbau yang ada
disitu, lalu dimakan ramai-ramai. Kalau buaya ini sudah kenyang maka walaupun kerbau itu
mandi sama-sama dengan buaya ,tidak akan di terkam, dan tidak diganggu. Tetapi kalau binatang
perusak macam monyet dan macam babi tidak seperti itu. Kalau monyet atau babi ini datang ke
kebun orang, mungkin yang dimakan tidak banyak, tetapi satu kebun diacak-acak atau
dirosakkan oleh dia walaupun tidak dimakan. Itulah sifat binatang perusak. Maka para petani
banyak dijengkelkannya dan dirugikannya. Kalau hanya sekadar untuk makan si monyet dan si
babi, bagi petani tidak jadi masalah, tetapi masalahnya walaupun sudah cukup makan tetapi yang
lain dirusaknya semua. Hari ini manusia pun sudah banyak yang bersifat seperti itu. Tidak cukup
5
dengan mengenyangkan isi perutnya saja, tetapi baru puas ketika melihat orang lain susah,
melihat orang lain sengsara. Jika kita tidak berjuang atas manusia maka akan timbul manusia
yang seperti ini.
Kalau tanah dibiarkan lagi tidak digarap (diusahakan), maka hutan ini akan menjadi hutan
belantara, tumbuh pohon-pohon besar yang rendang sehingga menyebabkan hutan menjadi
lembab dan sinar matahari tidak dapat masuk. Maka di tempat-tempat seperti ini akan hidup
binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan sebagainya. Sifat binatang ini lebih
buruk daripada sifat binatang lainnya tadi. Seperti ular jika dia mematuk binatang yang lain
bukan untuk dimakan tetapi hanya untuk kebanggaan saja. Jika ular itu mematuk kerbau, maka
tidak untuk dimakan kerbau itu, tetapi si ular bangga boleh membunuh kerbau yang besar dengan
bisanya itu. Kerbau tersebut ditinggalkan begitu saja dan tidak dimakan oleh si ular. Hanya untuk
kebanggaan, hanya untuk kesenangan, hanya untuk kepuasan hati, dengan membinasakan
binatang-binatang yang lain . Begitu juga jika manusia tidak diperjuangkan, maka manusia akan
sampai ke tahap itu. Manusia macam ini hanya untuk suka-suka demi kesenangan dia semata,
mampu membinasakan, merugikan, dan menghancurkan yang lain. Dan orang-orang yang
semacam inipun sudah banyak di dunia ini. Inilah yang terjadi jika kita meninggalkan usaha atas
diri manusia ini.
Salah seorang professor di bandung mengkritik tentang pola kehidupan orang-orang di jakarta.
Dia katakan bahawa di jakarta ini masyarakatnya berlapis-lapis, bertingkat-tingkat. Tetapi pada
umumnya semua hanya memikirkan untuk makan saja di semua lapisan. Lapisan lapisan itu
adalah :
1. Lapisan Bawah ( Penghasilan kurang : kuli, tukang becak, pegemis ) : “Besok saya boleh
makan atau tidak ?” saat itu dapat makan, saat itu dihabiskan makanannya, tergantung
penghasilannya hari itu.
2. Lapisan Menengah ( Penghasilan cukup ) : “Besok makan apa kita ?” mungkin kerana sudah
bosan tidak mau memakan makanan yang sama, harus beza tiap harinya. Hari ini makan sayur
6
asam, besok dia fikir bagaimana mendapatkan sup. Jadi ada makanan hanya jenisnya yang lain.
3. Lapisan Atas ( Penghasilan orang yang Kaya ) :”Besok akan makan dimana kita ?” sudah
bosan di restoran ini dia akan cari restoran yang lain, tidak boleh makan di restoran yang sama
setiap hari.
4. Lapisan Akhir ( Penghasilan dari Kedzoliman ) : “Besok siapa lagi yang boleh aku makan ?”
Dia fikir makan tetapi dari menzalimi orang lain. Tiap hari yang difikirkan bagaimana makan
orang ? ertinya bagaimana dia dapat memeras orang ? otaknya otak kriminal, maunya
menyusahkan orang lain, bahkan orang macam ini jangankan teman, keluarganyapun dia makan.
Ali Karamallah Wajhahu berkata kalau manusia itu fikirnya hanya memikirkan apa yang akan
masuk kedalam perutnya maka derajatnya disisi Allah sama dengan apa yang telah dikeluarkan
dari perutnya. Beginilah hasilnya jika manusia tidak diperjuangkan yaitu mereka akan menjadi
rendah dan hina. Derajatnya di sisi Allah seperti apa yang dikeluarkan perutnya yaitu kotoran,
tidak ada nilai, rendah, bahkan tidak pantas untuk dilihat atau dipandangi. Hari ini banyak orang-
orang yang menganggap bahawa kehidupan orang-orang kafir itu tinggi, padahal kalau
diperhatikan kehidupan mereka tidaklah tinggi seperti yang mereka perkirakan. Sifat daripada
orang kafir yang tidak beriman ini, kehidupan daripada keduniaannya itu tinggi-tinggi, tetapi
fikirnya daripada orang kafir itu rendah. Jadi orang kafir ini keduniaannya tinggi, namun fikirnya
rendah. Orang kafir ini pola kehidupan yang ideal bagi mereka adalah rumah yang bagus,
pakaian yang indah, kereta yang mewah, makanan yang enak, tetapi fikirnya rendah yaitu fikir
kebendaan saja. Namun orang beriman ini kehidupan daripada keduniaannya rendah-rendah,
tetapi fikirnya tinggi. Orang beriman ini pola kehidupannya sangat sederhana dari makanan,
pakaian, pengangkutan, rumahnya, tetapi fikirnya tinggi. Bagaimana fikirnya orang beriman ?
yaitu bagaimana dirinya dan seluruh manusia dapat selamat dari adzab Allah di dunia dan di
akherat. Itulah fikir dan sifat atau pola hidup daripada orang beriman.
7
Kejadian-kejadian yang ada di dunia ini yang disebabkan oleh manusia yang telah menjadi
rendah akhlaq dan perilakunya adalah tanggung jawab kita semua, selaku umat Rasullullah
SAW. Kerana kita telah meninggalkan usaha atas manusia maka hal-hal yang semacam : saling
bunuh membunuh, saling memerangi, saling merompak, telah terjadi pada manusia saat ini.
Sehingga susah mendatangkan kedamaian dan keamanan yang hakiki. Ini kerana kita telah
tinggalkan usaha kenabian ini. Kalau usaha kenabian ini dihidupkan lagi maka manusia akan
naik darjatnya disisi Allah. Seperti ketika sebelum diutusnya Rasullullah SAW, kehidupan di
Hijaj sangat rendah sekali, sudah seperti kehidupan haiwan saja. Bunuh membunuh, terkam
menerkam, satu sama lain sudah menjadi biasa. Bahkan sifat dan kelakuan mereka sudah lebih
rendah daripada binatang ternak, lebih rendah daripada binatang buas, lebih rendah daripada
binatang perosak, bahkan lebih rendah daripada binatang berbisa. Itulah kehidupan jahilliayah di
mekah sebelum kedatangan Nabi SAW. Kata Ulama untuk berjudi saja, dipertaruhkan nyawa
manusia., mereka bertaruh main menembak mengenai isi kandungan dari wanita hamil yang baru
saja melintasi didepan mereka, “Apakah janin yang ada dalam perut wanita hamil itu adalah laki-
laki atau perempuan ?” Untuk membuktikan ini, si perempuan itu dibelah perutnya, dibunuh
hanya untuk berseronok saja, dijadikan medan perjudian. Kehidupan manusia hanya dijadikan
sebagai bahan permainan. Biasa saja bagi mereka membinasakan, dan mensengsarakan
kehidupan orang lain. Begitu buruknya kehidupan manusia saat itu.
Sehingga Allah utus Rasullullah SAW untuk membuat usaha ke atas mereka yang kehidupannya
sudah begitu rendah. Diusahakan secara terus menerus oleh Nabi SAW, maka kehidupan mereka
meningkat, yang jasadnya manusia tetapi sifatnya adalah sifat malaikat. Apa itu sifat malaikat ?
yaitu taat pada Allah SWT, hanya menjalankan perintah Allah sahaja, kerjanya ibadah saja
kepada Allah. Ini kerana malaikat itu tidak punya nafsu, mereka tidak makan, tidak minum, tidak
tidur, tidak punya isteri, kerjanya hanya ibadah saja kepada Allah. Manusia ini kalau
diperjuangkan bukanlah bererti dia berubah menjadi malaikat tetapi maksudnya dia akan
memiliki sifat malaikat, yaitu sifat taat kepada Allah SWT. Jadi Malaikat ini diciptakan hanya
untuk beribadah kepada Allah Ta’ala saja, taat saja dan tiada yang lainnya.
8
Dan Allah ‘Azza wa Jalla telah menyebutkan tentang tujuan penciptaan ini didalam
firmanNya :
“ Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali beribadah (mengesakan ibadahnya) kepada-
Ku, Aku tidak mengendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak mengendaki supaya
mereka memberi makan pada-Ku, Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pemberi rizki Yang
mempunyai kekuatan Lagi Maha Sangat Kuat” (Adz Dzariat:56-58)
Ini akan terjadi jika manusia ini diusahakan dengan usaha atau kerja kenabian. Rasullullah SAW
telah berhasil merubah mereka dari mempunyai sifat kehaiwanan yang wujud dalam diri mereka
meningkat menjadi memiliki sifat malaikat. Sehingga sahabat-sahabat RA menjadi terasa nikmat
dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Walaupun jasadnya jasad manusia tetapi sifatnya seperti
malaikat. Banyak diantara sahabat RA yang mengorbankan sifat haiwannya. Mereka banyak
mengurangi makannya dan mengurangi tidurnya demi memperbanyak beribadah kepada Allah
Ta’ala. Banyak diantara mereka sedikit saja tidurnya diwaktu malam kerana mereka
menggunakan waktu malamnya hanya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Bahkan ada
diantara mereka yang semalam suntuk tidak tidur hanya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.
Itu dapat terjadi setelah diusahakan oleh Nabi SAW dengan usaha kenabian maka telah terjadi
perubahan dalam diri mereka. Walaupun jasadnya jasad manusia tetapi sifatnya seperti sifat
malaikat.
Nabi SAW terus lagi dan lagi mengusahakan manusia ini agar meningkat darjatnya. Sehingga
naik lagi darjatnya yang tadinya hanya memiliki daripada sifat malaikat yaitu hanya sifat taat
saja, menjadi memiliki sifat khilafah, kekhalifahan. Untuk ini pula Allah ciptakan manusia
dimuka bumi yaitu sebagai Khalifah Allah di muka bumi ini. Sebagaimana Allah ceritakan
dalam Al Qur’an, Allah berfirman mahfum :
9
''Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'' Mereka
berkata: ''Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?''. Tuhan
berfirman: ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui''(Al-
Baqarah:30)
Maksud diciptakan manusia ini yaitu sebagai Khalifatullah, Khalifah atau Wakil Allah, di muka
bumi. Dan maksud dijadikan sebagai Khalifatullah ini bukan ditafsirkan sebagaimana
kebanyakan orang yang menyangka menjadi penguasa. Tetapi maksud dari menjadi khalifatullah
ini adalah mewakili sifat-sifat Allah dimuka bumi. Kalau dengan ibadah ini mewakili sifat
malaikat tetapi dengan menjadi khalifah ini mewakili sifat Khaliq atau sifat Allah SWT, daripada
sifat JamalNya. Allah SWT mempunyai 99 sifat atau nama. Dari sifat-sifat atau nama-nama ini
terbahagi menjadi 2 bahagian yaitu ada Sifat JamalNya Allah dan ada Sifat JalalNya Allah. Yang
dikehendaki oleh Allah dari diri manusia ini adalah mewakili daripada sifat JamalNya Allah
Ta’ala, bukan Sifat JalalNYa Allah Ta’ala. Ini kerana sifat JalalNya Allah Ta’ala adalah sifat
kebesaranNNya Allah Ta’ala yaitu sifat sombong dan takabur, ini hanya boleh dimiliki oleh
Allah Ta’ala saja, tidak boleh ditiru oleh manusia atau mahluk lainnya. Seperti sifat memaksa, Al
Kohar, sifat tinggi / mulia, Al Muttakabbir, ini sifat JalalNya Allah Ta’ala. Tetapi yang Allah
perintahkan kepada kita adalah meniru, mewakili, daripada sifat-sifat JamalNya Allah Ta’ala,
yaitu sifat Rahman dan RahimNya Allah Ta’ala. Seperti sifat pengasih dan penyayangNya Allah
Ta’ala, lemah lembut, pemaaf, penolong, penjaga, pemberi, sifat ini yang harus kita tiru. Maksud
dijadikannya kita sebagai khalifah adalah agar kita mewakili sifat-sifat Allah ini dimuka bumi.
Allah itu pemberi, maka sebagai wakil Allah kitapun harus mempunyai sifat pemberi juga. Allah
itu penyayang, maka kita juga harus mempunyai sifat penyayang. Allah itu penjaga maka
kitapun juga harus mempunyai sifat menjaga bukannya merosak. Allah itu mempunyai sifat
penolong maka kitapun juga harus suka menolong yang lainnya. Allah itu pemaaf, maka kitapun
juga harus boleh menjadi pemaaf. Allah itu mempunyai sifat menutupi kesalahan orang, maka
kitapun juga harus boleh menutupi kesalahan orang. Sifat-sifat inilah yang dikehendaki oleh
Allah, yang harus dimiliki oleh manusia. Namun ini akan terjadi kalau ada yang meneruskan
10
usaha kenabian atas manusia.
Setelah Nabi SAW buat kerja secara terus menerus, menjalankan usaha kenabian ini, maka
nampaklah perubahan dalam diri manusia. Sehingga manusia-manusia yang jahil tadi berubah,
dari yang tadinya mempunyai sifat membinasakan orang lain menjadi mempunyai sifat suka
menyelamatkan orang lain. Sahabat-sahabat Itu, mereka mempunyai sifat yang tinggi, mereka
rela menyusahkan dirinya untuk kepentingan daripada menyelamatkan dan menyenangkan orang
lain. Banyak diceritakan dan ditulis dalam kitab-kitab Agama kisah-kisah tentang perbuatan dan
akhlaq sahabat yang mulia. Bahkan Allah telah memuji sifat-sifat mereka di dalam Al Qur’an.
Keadaan ini dapat terjadi setelah Nabi SAW berjuang atas perbaikan dalam diri mereka. Menurut
ulama, dengan sifat ibadah ini adalah menarik apa yang kita inginkan daripada Khazanah Allah.
Menarik apa yang ingini daripada Khazanah Allah itu adalah yang namanya ibadah. Melalui
solat, puasa, doa, mohon kepada Allah apa yang kita inginkan daripada khazanah Allah itulah
yang dinamakan ibadah. Adapun dengan akhlaq, yaitu dengan sifat kekhalifahan, kita memberi
kepada yang lain. Jadi menurut ulama :
"Mintalah (berdoalah) kepadaku, nescaya akan Kuperkenankan." (Surah Al-Mukminun, ayat 60).
1. Meminta kepada Allah itu :
Namanya Ibadah ( Mewakili Sifat Malaikat ) Solat, Puasa, Do’a
2. Memberi kepada mahluk :
Namanya Akhlaq ( Mewakili Sifat Kekhalifahan ) Sedekah, Khidmat, Maaf
Jadi diciptakannya manusia ini untuk Ibadah yaitu mengabdi dan taat hanya kepada Allah. Dan
diciptakan manusia juga untuk Kekhalifahan yaitu untuk akhlaq atau mewakili sifat-sifat
JamalNya Allah. Allah itu senang kalau kita minta dan terus kita memohon kepadaNya.
Sedangkan mahluk itu akan senang kalau kita beri, kalau kita bantu, kalau kita tolong, kalau kita
maafkan, kalau kita sayangi. Kalau kita sudah memiliki sifat itu maka kita akan disenangi oleh
Allah dan disenangi oleh mahluk lain.
11
Asbab kemuliaan itu adalah jika Allah memberi kita kekuatan untuk berdo’a dan selalu dalam
keadaan bergantung dan meminta kepada Allah. Sedangkan asbab kehancuran adalah jika Allah
telah cabut dari kita keinginan dan kekuatan untuk berdo’a kepada Allah. Ini kerana do’a adalah
senjatanya orang beriman, jika senjata kita telah Allah ambil bagaimana kita boleh selamat dari
dunia ini. Jika kita suka memberi kepada manusia maka manusia akan cinta kepada kita. Jika kita
suka meminta kepada manusia maka mereka akan membeci kita. Meminta kepada manusia atau
kepada mahluk adalah asbab kehinaan. Meminta kepada manusia akan mendatangkan
kekecewaan, sedangkan meminta kepada Allah akan mendatangkan harapan dan dijamin tidak
akan mengecewakan. Allah tidak pernah mengecewakan mahluknya, tetapi kitalah yang selalu
mengecewakan Allah.
Tetapi kata ulama bahawa tidak mungkin manusia ini mempunyai sifat akhlaq yang sebetulnya,
sebelum dia boleh menarik apa yang ada dari khazanah Allah Ta’ala. Jadi kalau ibadahnya
belum betul dengan kata lain tidak boleh menarik daripada apa yang ada dalam khazanah Allah
Ta’ala, maka tidak mungkin dia boleh memiliki daripada akhlaq yang hakiki. Kalau kita lihat
sekarang, ada juga akhlaq, tetapi bukan seperti akhlaq para nabi dan sahabat. Dalam usaha
perniagaan ada juga akhlaq, seperti ketika kita naik kapal terbang, pramugari melayani kita,
memberi makan, memberi minum, bertanya kepada kita,”perlu apa lagi ?” inilah kebaikan dan
akhlaq yang ditunjukkan pramugari. Tetapi kata Maulana Umar Rah.A, apabila penumpang turun
dari pesawat, kita tidak akan dipedulikan oleh si peramugari tersebut. Hanya ketika bertugas saja,
walaupun tidak diminta dia akan melayani kita. Begitu juga perusahaan perkhidmatan atau
perdagangan, ketika sedang kedatangan tamunya untuk membeli barang perusahaan tersebut.
Maka semua pegawainya akan melayani dan berusaha menyenangkan tamu tersebut. Di Iqram
oleh perusahaan tersebut, diberi hadiah, diundang makan, disediakan kenderaan, tetapi ini hanya
kerana ada maksud yaitu ingin mengambil keuntungan daripada pelanggan perusahaan tersebut.
Ini bukanlah akhlaq, tetapi yang namanya akhlaq itu adalah berusaha berbuat kebaikan kepada
orang lain hanya demi mendapatkan RidhoNya Allah Ta’ala. Kata para ulama Iqram yang
sebenarnya adalah kita berbuat baik kepada orang lain bukan untuk dengan tujuan untuk
12
menyenangkan orang itu, tetapi tujuannya tetap untuk menyenangkan Allah Ta’ala. Niat hanya
untuk mencari Ridho Allah, mencari daripada kesenangan Allah Ta’ala, inilah orang yang
mempunyai sifat Khilafah, sifat Akhlaq.
Namun untuk meningkatkan darjat disisi Allah menjadi lebih tinggi lagi diperlukan ketahanan
dan kesabaran, kerana akan datang banyak cobaan-cobaan daripada Allah Ta’ala. Maksud
daripada ujian ini adalah bukannya untuk menyusahkan kita tetapi untuk menaikkan darjat kita.
Sebagaimana dipejabat kalau ingin menaikkan pangkat seseorang diberikan ujian tujuannya
bukan untuk menyusahkan tetapi untuk menaikkan darjat atau pangkat dia. Diberikan ujian
kepadanya, kalau dia lulus baru dinaikkan darjatnya atau statusnya. Jadi tujuan daripada ujian
tersebut bukan maksudnya untuk menyusahkan. Begitu juga jika datang kepada kita kesusahan-
kesusahan dan kesulitan-kesulitan, maksud Allah bukan untuk menyusahkan kita tetapi Allah
ingin mengangkat atau menaikkan darjat atau maqom kita. Kepada orang-orang yang
menjalankan usaha agama ini akan datang berbagai macam ujian dan berbagai macam kesusahan
kepada kita. Tetapi maksud utamanya adalah bukan untuk menyusahkan kita, melainkan untuk
menaikkan darjat kita. Dengan kesusahan dan kesulitan, Allah inginkan kita menjadi orang yang
sabar dan tahammul, bukan orang yang mudah putus asa.
Sabar ini adalah salah satu daripada sifat Allah, As Shabur. Jadi Allahpun menghendaki kita agar
mempunyai sifat sabar, sehingga datanglah kepada kita bermacam-macam ujian. Allah ingin
melihat kalau kita tetap istiqomah dalam taat kepada Allah. Jika orang itu mampu istiqomah taat
kepada Allah dalam keadaan apapun baru orang itu dapat dikatakan sabar. Yang dikatakan sabar
itu bukanlah orang yang tenang tidak dalam keadaan tidak ada apa-apa, maksudnya tidak ada
kesulitan dan ujian atas nafsu. Seorang suami berkelakar, “Isteri saya ini sabar sekali, kalau awal
bulan , tetapi kalau sudah hujung bulan sudah tidak sabar lagi. “ Isteri ini kalau awal bulan masih
ada gaji atau wang yang cukup untuk keperluan , dia boleh tenang saja menunggu, tetapi ini
bukanlah yang namanya sabar. Sabar itu bila ada kesusahan tidak berubah taatnya kepada Allah,
tidak berubah daripada sifatnya, tetap mampu menjaga daripada sifat-sifat yang baik.
Jadi datangnya kesusahan-kesusahan kepada kita bukanlah maksudnya untuk menyusahkan kita,
tetapi untuk menaikkan darjat kita supaya sifat kita menjadi sifat khalifah dan tetap menjaga
13
ketaatan kepada Allah Ta’ala. Kadang-kadang Allah datangkan keadaan kepada kita dimana ada
orang datang menyalahkan, menuduh, dan memarahi kita, padahal kita tidak berbuat salah,
bahkan telah berbuat kebaikan kepada orang yang marah tersebut. Inipun jangan lantas kita
salahkan orang itu, tetapi yang harus kita ingat adalah apa maksud Allah dibalik keadaan yang
telah Allah berikan ini kepada saya. Apa maksud Allah merubah sikap orang itu berbuat buruk
kepada kita ? inilah yang harus kita fikirkan, kerana kita harus cari apa kehendak-kehendak
Allah atas diri kita saat itu. Kata ulama kalau ada orang berbuat salah kepada kita, maksud Allah
bukan untuk menyusahkan kita tetapi ingin datangkan kepada kita sifat Pemaaf. Ini kerana sifat
pemaaf ini adalah datang daripada sifatNya Allah. Ini sifat tidak akan datang kepada kita jika
tidak ada orang berbuat salah kepada kita. Kalau orang selalu berbuat baik kepada kita, tidak
pernah berbuat salah kepada kita, maka tidak akan datang atau tidak akan ada sifat pemaaf pada
kita. Sifat Pemaaf ini adalah salah satu sifat yang disukai Allah Ta’ala. Demikianlah juga para
Nabi, walaupun mereka-mereka ini adalah orang-orang yang tidak berbuat salah, tetapi kaumnya
berbuat berbagai macam keburukan dan kedzoliman kepada para Nabi mereka. Namun para Nabi
ini memiliki sifat pemaaf, memaafkan daripada kesalahan kaumnya, bukan meminta
dihancurkan. Bahkan para Nabi ini memohon kepada Allah agar sikap-sikap mereka itu
dimaafkan, walaupun mereka telah dizolimi oleh kaumnya. Begitu juga kalau kita jalankan usaha
dakwah ini, usaha kenabian ini, orang-orang akan salah sangka. Disangkanya oleh mereka orang-
orang yang terlibat dalam kerja nabi ini akan membawa mereka kepada kehinaan dan
kehancuran. Macam-macam sangkaan yang akan kita hadapi, tetapi kita harus sabar, bahkan kita
harus maafkan kesalahan-kesalahan mereka terhadap kita. Sebetulnya kata para ulama kita harus
berterima kasih kepada orang yang menyusahkan kita, kepada orang yang berbuat salah kepada
kita, kepada orang yang bermasalah dengan kita, sebab mereka itu akan menaikkan darjat kita.
Seorang Arab bertanya kepada Ulama yang memberikan ceramah di mekkah, buat apa mereka
itu dijadikan orang-orang yang menentang kepada agama seperti Firaun, Qorun, Hamman,
Namrud, dan lain-lain. Kata dia lebih baik orang yang macam itu tidak usah diciptakan oleh
Allah, supaya para Nabi ini lancar, dan usaha agama ini lancar. Buat apa diciptakan orang
macam mereka itu. Lalu ulama ini menjawab dengan bijak, “Wahai saudara, adakah saudara
mengetahui telur ayam ?” lalu jawab si arab tersebut, “Ya, saya mengetahui telur ayam.” Lalu si
14
ulama ini bertanya lagi, “Kalau telur ayam itu dipecah terdiri daripada apa ? Telur ayam itu
terdiri daripada kulit telur, putih telur, dan kuning telur. Kalau telur ayam itu menetas yang
menjadi anak ayam itu adalah dari kuning telur dan putih telur. Kulit telor tidak akan menjadi
anak ayam. Kalau telor tadi dimakan, digoreng maksudnya, itupun yang dimakan oleh manusia
itu hanya kuning telur dan putih telur, tetapi kulit telor ini tidak dimakan. Jadi Kulit telor ini
tidak boleh menjadi anak ayam dan tidak boleh pula untuk dimakan. Kalau kita bertanya kepada
Allah buat apa kulit telur itu diciptakan, tidak boleh dimakan dan tidak pula boleh menjadi anak
ayam. Tentu jawapannya telor tidak akan jadi anak ayam kalau tidak ada kulitnya. Dan telor
tidak akan boleh dimakan kalau keluar daripada ayam tanpa kulitnya, tidak ada yang mau
memakannya. Ini kerana isi telor tadi keluar tanpa kulit telur, sehingga menjadi najis. Jadi putih
telur dan kuning telur ini akan bermanfaat jika ada kulit telur.” Begitu pula orang-orang yang
berbuat salah kepada kita, yang menguji, atau para penentang agama, ini seperti kulit telur atas
telor. Untuk menetaskan orang menjadi penyabar, menjadi pemaaf, menjadi beriman, adalah
kerana adanya orang-orang yang menentang kepada usaha agama ini. Jadi sebetulnya yang
menaikkan darjat Nabi Musa AS, sampai kepada darjat Nabi yang Ulul Azmi ( 5 Nabi yang
paling Mulia ), ini dikerana adanya tantangan daripada Firaun. Naiknya darjat Rasullullah SAW
sampai kepada derajat Ulul Azmi dan darjat Sayyidul Anbiya kerana penentangan daripada Abu
Jahal, Abu Lahab, dan lain-lain.
Orang yang tahu akan hakikat Sabar dalam Mujahaddah ini, diceritakan dalam sebuah kitab,
seorang syekh dipukul sampai babak belur oleh seorang muridnya, padahal dia tidak bersalah.
Tetapi Si syekh itu malah berdo’a, “Ya Allah ampuni muridku itu dan masukkan dia kedalam
surgaMu.” Orangpun hairan mengapa si syekh ini masih mau mendo’akan kebaikan untuk orang
macam itu. Lalu si Syekh ini berkata bahawa dialah yang telah menaikkan darjatku menjadi
sabar, supaya menjadi pemaaf, makanya aku berterima kasih kepada dia dengan mendo’akannya.
Orang-orang yang faham akan hal ini, ketika mendapatkan kesulitan dalam menjalankan usaha
agama ini, merupakan suatu anugerah, kurnia, suatu nikmat yang besar dari Allah Ta’ala. Namun
kita tidak boleh meminta didatangkan kesusahan kerana setiap orang pasti diuji oleh Allah
dengan kesusahan dan kesulitan. Nanti Allahlah yang menentukan waktu dan kadar daripada
cobaan tersebut.
15
Setelah sekian lama Nabi SAW membuat usaha yang terus menerus atas diri sahabat agar mereka
dapat meningkat lagi darjat disisi Allah. Nabi SAW membuat kerja atas sahabat-sahabat,
sehingga sahabat ini darjatnya naik dari memiliki sifat khilafah menjadi memiliki sifat seperti
para Nabi dan Rasul AS . Para Sahabat ini bukan Nabi dan Rasul, tetapi hanya manusia biasa
seperti kita, namun sifat-sifat yang mereka miliki menyerupai sifat-sifat para Nabi dan Rasul.
Para Sahabat mampu mewarisi sifat-sifat para Nabi dan Rasul kerana mereka diperjuangkan oleh
Nabi SAW agar boleh sampai kepada sifat-sifat kenabian. Apa itu sifat para Nabi ? sifat para
Nabi itu adalah Rasa Tanggung Jawab terhadap Agama Allah dan Manusia seluruh alam. Sifat
inilah yang dinamakan Usaha Agama, yaitu bagaimana agama dapat tersebar keseluruh alam,
dan bagaimana manusia supaya boleh mengamalkan agama. Sahabat mempunyai keyakinan para
Nabi yaitu meyakini bahawa manusia ini akan bahagia dunia dan akhirat hanya dengan jalan taat
kepada Allah Ta’ala. Maka untuk dapat mengajak manusia kepada keselamatan, kepada
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, diajaklah mereka oleh sahabat untuk taat kepada
Allah Ta’ala.
Pertama : Pengamal akan mendapat syafaat dari Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, sebagaimana Pertama : Pengamal akan mendapat syafaat dari Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, sebagaimana
hadis Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang maksudnya:hadis Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang maksudnya:
"Dari Abu Hurairah Radiallahuanhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Sallallahu Alaihi "Dari Abu Hurairah Radiallahuanhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Sallallahu Alaihi
Wasallam : Yang akan mencapai kebahagiaan dan keuntungan melalui syafaatku ialah orang yangWasallam : Yang akan mencapai kebahagiaan dan keuntungan melalui syafaatku ialah orang yang
mengucap kalimah Lailahaillallah dengan hati yang ikhlas".(Riwayat Al-Imam Al-Bukhari).mengucap kalimah Lailahaillallah dengan hati yang ikhlas".(Riwayat Al-Imam Al-Bukhari).
Kedua : Mendapat jaminan masuk Syurga.Kedua : Mendapat jaminan masuk Syurga.
Dari Zaid bin Arqam Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam Dari Zaid bin Arqam Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
bersabda yang maksudnya :bersabda yang maksudnya : "Barangsiapa yang mengucapkan Lailahaillallah dengan ikhlas, dia "Barangsiapa yang mengucapkan Lailahaillallah dengan ikhlas, dia
akan dimasukkan ke dalam Syurga. Lalu ditanya kepada Baginda : Bagaimanakah yang akan dimasukkan ke dalam Syurga. Lalu ditanya kepada Baginda : Bagaimanakah yang
dimaksudkan dengan ikhlas itu? Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : Ikhlas itu ialah dimaksudkan dengan ikhlas itu? Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : Ikhlas itu ialah
yang mencegah dari melakukan perbuatan-perbuatan yang haram".(Hadis riwayat Al-Imam At-yang mencegah dari melakukan perbuatan-perbuatan yang haram".(Hadis riwayat Al-Imam At-
Tabarani).Tabarani).
16
Ketiga : Tidak akan dimasukkan ke dalam api Neraka.Ketiga : Tidak akan dimasukkan ke dalam api Neraka.
Dari Umar Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa beliau mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Dari Umar Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa beliau mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi
Wasallam bersabda yang maksudnya :Wasallam bersabda yang maksudnya : "Aku mengetahui satu kalimah yang tidaklah seorang hamba "Aku mengetahui satu kalimah yang tidaklah seorang hamba
pun yang mengucapkannya dan membenarkannya dengan hati kemudian ia mati dengannya pun yang mengucapkannya dan membenarkannya dengan hati kemudian ia mati dengannya
melainkan haramlah ke atasnya Neraka Jahanam. Kalimah itu Lailahaillallah".(Hadis riwayat Al-melainkan haramlah ke atasnya Neraka Jahanam. Kalimah itu Lailahaillallah".(Hadis riwayat Al-
Imam Al-Hakim)Imam Al-Hakim)..
Keempat : Amalan zikir tersebut mendapat timbangan yang lebih berat dari amalan-amalan yang lain.Keempat : Amalan zikir tersebut mendapat timbangan yang lebih berat dari amalan-amalan yang lain.
Dari Abi Abas Radiallahuanhuma bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang Dari Abi Abas Radiallahuanhuma bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang
bermaksud :bermaksud :"Demi yang diriku di tangan-Nya, jika sekiranya segala langit dan bumi dan siapa yang"Demi yang diriku di tangan-Nya, jika sekiranya segala langit dan bumi dan siapa yang
ada padanya dan apa-apa yang ada di antaranya dan apa-apa yang ada dibawahnya diletakkan di ada padanya dan apa-apa yang ada di antaranya dan apa-apa yang ada dibawahnya diletakkan di
sebelah dacing dan kalimah Lailahaillallah di sebelah yang lain, maka dacing kalimah sebelah dacing dan kalimah Lailahaillallah di sebelah yang lain, maka dacing kalimah
(Lailahaillallah) itulah yang lebih berat".(Hadis riwayat Al-Imam At-Tabarani).(Lailahaillallah) itulah yang lebih berat".(Hadis riwayat Al-Imam At-Tabarani).
Kelima : Merupakan anak kunci Syurga.Kelima : Merupakan anak kunci Syurga.
Muaaz bin Jabal Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam Muaaz bin Jabal Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
bersabda yang maksudnya : Anak-anak kunci Syurga ialah mengakui kalimah Lailahaillallah bersabda yang maksudnya : Anak-anak kunci Syurga ialah mengakui kalimah Lailahaillallah