Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah
Post on 23-Mar-2019
222 Views
Preview:
Transcript
vi
ABSTRAK
Ni Made Dewi Damayanti.1214511006. Distribusi Spasial dan Struktur
Komunitas Plankton di Daerah Teluk Penerusan, Kabupaten Buleleng.
(Pembimbing : I Gede Hendrawan, S.Si, M.Si, Ph.D dan Elok Faiqoh S.Pi, M.Si)
Teluk Penerusan terletak di desa Pejarakan,Kabupaten Buleleng, Bali. Aktivitas
yang banyak di temukan di wilayah Teluk Penerusan yaitu aktivitas Budidaya
dengan media keramba jaring apung. Banyaknya keramba jaring apung di Teluk
Penerusan diduga akan memberikan pegaruh bagi kualitas perairan kondisi
lingkungan di wilayah ini. Salah satu indikator kondisi lingkungan di perairan
adalah Plankton. Sehingga penting untuk mengetahui sebaran dan kelimpahan
plankton di daerah Teluk ini guna melihat kondisi lingkungan pada perairan di
Teluk Penerusan. Tujuan penelitian ini adalah melihat distribusi spasial dan
struktur komunitas plankton di perairan Teluk Penerusan. Metode yang digunakan
dalam pengambilan sampel plankton di perairan adalah metode Towing. Hasil
yang diperoleh dari kualitas perairan di Teluk Penerusan yaitu suhu berkisar
antara 31,1 – 32, 5 C0, kedalaman berkisar 1 m – 23 m , kecerahan berkisar antara
40%-100%, kekeruhan berkisar antara 0,73 – 2,62 ntu, DO berkisar antara 6 – 8,3
mg/l, pH berkisar antara 7,17 – 8,04 , salinitas berkisar antara 31,1 – 35 ppt, nitrat
berkisar antara 0,604 – 1,826 mg/l dan fosfat berkisar antara 0,098 – 0,777 mg/l.
Kelompok fitoplankton yang paling banyak di temukan berasal dari kelas
Bacillariophyceae dengan persentase komposisi kelimpahan jenis sebesar 77%
dan kelompok zooplankton yang paling banyak di temukan berasal dari kelas
Maxillopoda dengan persentase komposisi jenis sebesar 85%. Hasil distribusi
spasial kelimpahan fitoplankton tersebar di tengah-tengah Teluk kearah luar Teluk
sedangkan distribusi spasial kelimpahan zooplankton tersebar dari selatan Teluk
kearah tengah Teluk lalu ke arah utara Teluk Penerusan. Pada nilai indeks
keanekaragaman, keseragaman dan dominansi fitoplankton yaitu 1,06, 0.39 dan
0.11 sedangkan nilai indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi
zooplankton yaitu 0,52, 0,40 dan 0,34. Hasil dari analisis komponen utama
menunjukan bahwa parameter kualitas perairan yang mempengaruhi kelimpahan
fitoplankton adalah kecerahan, kekeruhan dan pH dan parameter kualitas perairan
yang mempengaruhi kelimpahan zooplankton adalah oksigen terlarut (DO), suhu,
salinitas, nitrat dan fosfat.
Kata Kunci : distribusi spasial, kelimpahan, struktur komunitas, plankton
vii
ABSTRACT
Ni Made Dewi Damayanti.1214511006. Spatial distribution and plankton
community structure in the Penerusan Bay, Buleleng Regency. (Supervisor : I
Gede Hendrawan dan Elok Faiqoh)
Penerusan bay is located in Pejarakan, Buleleng district, Bali. Activities that are
found in Penerusan bay that is farming activities with media Floating net. Many
of floating net in the penerusan bay allegedly will give influence for water quality
and environmental conditions in the region. One indicator of environmental
conditions in the water are planktons. Therefor, it is important to determine the
distribution and abundance of plankton in Penerusan bay to see the
environmental conditions on the waters of the Penerusan bay. Purpose of this
study was to know the spasial distribution and community structure of plankton in
the waters of the Penerusan bay. Methods was used in sampling plankton in these
water is a Towing method (withdrawal horizontally). Results of water quality in
the Penerusan bay showed the temperature ranged from 31.1 to 32.5degree
Celsius, the depth ranged from 1 m - 23 m; average brightness obtained was 86%,
turbidity ranged from 0.73 - 2.62 ntu, dissolved oxygen (DO) ranged from 6 to 8.3
mg/l; the degree of acidity (pH) ranged from 7.17 to 8.04; salinity ranged from
31.1 to 35 ppt; the nitrate value ranged 0.604 to 1.826 mg/l; and phosphate value
ranged from 0.098 to 0.777 mg/l. The most phytoplankton groups found were
class of Bacillariophyceae with the species abundance percentage 77% and the
most zooplankton groups found were class of Maxillopoda with the species
composition percentage of 85%. Spatial distribution of phytoplankton abundance
was spread in the middle of the bay towards the outside; while the spatial
distribution of zooplankton abundance was spread from the south of the bay
towards the middle and to the north of Penerusan bay.Index, uniformity and
dominance of phytoplankton were 1,06; 0.39; and 0.11 while the value of diversity
index, uniformity and dominance zooplankton are 0.52, 0.40 and 0.34. The results
of primary component analysis showed that the water quality parameters that
affect the abundance of phytoplankton are the brightness, turbidity and acidity
(pH) and the water quality parameters that affect the abundance of zooplankton
are dissolved oxygen (DO), temperature, salinity, nitrate and phosphate.
Key words :spatial distribution, abundance, community structure, plankton
viii
RINGKASAN
Ni Made Dewi Damayanti. 1214511006. Distribusi Spasial dan Struktur
Komunitas Plankton di Teluk Penenerusan, Kabupaten Buleleng
(Pembimbing :I Gede Hendrawan, S.Si, M.Si, Ph.D dan Elok Faiqoh S.Pi,
M.Si)
Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya
mengapung, mengambang atau melayang di dalam air yang kemampuan
renangnya sangat terbatas hingga terbawa hanyut oleh arus. Plankton di bagi
menjadi dua yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan
plankton nabati atau tumbuhan sedangkan zooplankton merupakan plankton
hewani. Teluk Penerusan merupakan salah satu wilayah perairan yang terletak di
Desa Pejarakan, Kecamatan Gerogak Kabupaten Buleleng, Bali. Aktifitas yang
ditemui di sekitar wilayah perairan Teluk Penerusan adalah kegiatan budidaya laut
dengan media keramba jaring apung. Perkembangan budidaya laut sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan yang meliputi faktor fisik, kimia
dan biologi. Perairan yang subur tentunya dapat mendukung keanekaragaman
sumberdaya biota yang tersedia. Keberadaan plankton di suatu perairan dapat
memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui distribusi spasial kelimpahan plankton dan struktur
komunitas plankton serta mengetahui parameter kualitas perairan yang
mempengaruhi kelimpahan plankton di Teluk Penerusan. Pengambilan sampel
plankton dilakukan secara towing (penarikan secara horizontal) di setiap stasiun
pengamatan. Pengamatan sampel plankton menggunakan Sedgwick Rafter
Counting Cell yang dilakukan di Laboraturium Kelautan Fakultas Kelautan dan
Perikanan, Universitas Udayana.
Hasil penelitian menunjukan nilai parameter kualitas lingkungan di daerah
Teluk Penerusan. Parameter kualitas lingkungan yang diukur adalah suhu, DO,
pH, salinitas, kekeruhan, kecerahan, nitrat dan fosfat. Suhu yang diperoleh
berkisar antara 31,30C - 32,50C dengan rata-rata suhu 31,80C dan standard deviasi
yaitu 0,37. DO berkisar antara 6,4 mg/L - 8,3 mg/L dengan rata-rata DO 7,34 dan
standard deviasi yaitu 0,71. Hasil pH berkisar antara 7,71 - 8,04 dengan rata-rata
pH 7,69 dan standard deviasi 0,25. Salinitas yang diperoleh berkisar 29 – 35 ppt
dengan rata-rata salinitas 31,6 ppt dan standard deviasi 2,02. Kekeruhan berkisar
antara 0,73 – 3,4 ntu dengan rata-rata kekeruhan 1,73 ntu dan standard deviasi
0,65. Hasil persentase kecerahan berkisar antara 40% - 100% dengan rata-rata
kecerahan 88,6% dan standard deviasi 19,3. Hasil nitrat berkisar antara 0,604 mg/l
– 1,826 mg/L dengan rata-rata konsentrasi nitrat 0,9 mg/L dan standard deviasi
yaitu 0,26 dan nilai konsentrasi fosfat 0,098 mg/L - 0,743 mg/L dengan rata-rata
konsentrasi fosfat 0,36 mg/L dan standard deviasi 0,19.
Hasil pengamatan komposisi jenis fitoplankton ditemukan sebanyak 35
genus fitoplankton terdiri dari 5 kelas yang digolongkan dalam kelas
Bacillariophyceae sebanyak 25 genus, kelas Cyanophyceae sebanyak 6 genus,
kelas Dinophyceae sebanyak 2 genus, kelas Haptophyceae sebanyak 1 genus dan
kelas Prymnesiophyceae sebanyak 1 genus. Komposisi jenis zooplankton
ix
ditemukan sebanyak 7 genus yang berasal dari 2 kelas yaitu kelas Maxillopoda
sebanyak 6 genus dan Kelas Malacostraca sebanyak 1 genus. Hasil komposisi
jenis fitoplankton yang diperoleh menunjukan persentase kelas yang terbesar
berasal dari kelas Bacillariophyceae dengan persentase sebesar 77%. Kelas
Bacillariophyceae merupakan kelas pada fitoplankton yang memiliki sifat
kosmopolit serta penyebarannya yang luas dan memiliki tingkat toleransi yang
tinggi terhadap perubahan-perubahan faktor lingkungan. Keberadaan kelas
Bacillariophyceae yang paling banyak ditemukan pada suatu perairan merupakan
hal umum yang terjadi di perairan laut. Kelas Bacillariophcyceae mempunyai
komposisi yang tinggi dibanding kelas yang lain karena dapat tumbuh dengan
cepat meskipun pada kondisi nutrient dan cahaya yang rendah dan juga kelas
tersebut memiliki kemampuan regenerasi dan reproduksi yang lebih besar. Genus
yang jumlah individunya paling banyak ditemukan di Teluk Penerusan adalah
Genus Nitzchia dengan jumlah yang ditemukan sebanyak 193 individu. Dimana
diketahui genus ini memiliki kemampuan pertumbuhan yang cepat. Menurut
Nybakken (1992) Genus Nitzschia memiliki kemampuan pertumbuhan yang
cepat, dimana laju pembelahan maksimum sekali pembelahan dalam waktu 10-12
jam.
Hasil komposisi jenis zooplankton yang diperoleh menunjukan persentase
kelas yang terbesar berasal dari kelas Maxillopoda dengan persentase 85% dan
genus yang paling banyak ditemukan berasal dari genus Arcatia dengan jumlah
114 individu. Menurut Wiadnyana (1997) Kelas Maxillopoda atau kelompok
copepoda memang sering mendominasi komunitas zooplankton pada berbagai
perairan. Kelas Maxillopoda juga memegang peranan penting dalam rantai
makanan pada suatu ekosistem perairan. Sesuai dengan penelitian yang diperoleh
di daerah Teluk Penerusan diindikasikan bahwa perairan Teluk Penerusan
merupakan perairan yang produktif. Fitriya dan Lukman (2011) juga menyatakan
bahwa perairan yang didominansi oleh kelompok Maxillopoda (copepod) dapat
mengindikasikan keadaan perairan tersebut produktif.
Hasil penelitian menunjukan setiap stasiun pengamatan memiliki
kelimpahan dan struktur komunitas yang berbeda-beda. secara keseluruhan
kelimpahan fitoplankton tertinggi berada pada stasiun 5 dengan jumlah
kelimpahan 1.914 ind/m3 dan kelimpahan fitoplankton terendah berada pada
stasiun 13 dengan jumlah kelimpahan 434 ind/m3. Rata-rata nilai kelimpahan
fitoplankton adalah 1,163 ind/m3 dengan standard deviasi 520. Kelimpahan
fitoplankton tertinggi berada pada stasiun 5 dan stasiun 6. Tingginya kelimpahan
fitoplankton di beberapa stasiun diduga dikarenakan oleh faktor fisika-kimia di
perairan. Salah satunya adalah faktor kecerahan, kekeruhan dan pH. Dilihat dari
hasil kecerahan yang diperoleh di Teluk Penerusan menunjukan kecerahan yang
relative tinggi untuk perairan ini sedangkan nilai kekeruhan yang rendah
memberikan masukan cahaya yang tinggi ke perairan sehingga fitoplankton dapat
lebih cepat melakukan proses fotosintesi. Hasil pH yang di temukan di Teluk
Penerusan juga menunjukan nilai yang sesuai untuk kehidupan fitoplankton. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Odum (1998) dimana kisaran pH yang baik untuk
kehidupan plankton antara 6 – 9.
Pada distribusi spasial kelimpahan fitoplankton, terlihat bahwa konsentrasi
kelimpahan fitoplankton terbesar berada di tengan Teluk Penerusan kemudian
penyebaran kelimpahan fitoplankton mengecil kearah timur teluk, barat teluk dan
x
selatan teluk. penyebaran kelimpahan fitoplankton terkecil berada di arah timur
laut dan barat laut pada Teluk Penerusan. Sebaran spasial kelimpahan fitoplankton
yang banyak ditemukan berada di dekat keramba jaring apung yang berada di
bagian tengah teluk pada stasiun 5 dan 6, bagian timur teluk pada stasiun 9,10 dan
11 serta bagian selatan teluk pada stasiun 4, 7 dan 8. Diketahui bahwa keramba
jaring apung dapat menyumbangkan bahan organik pada perairan. Bahan organik
tersebut berupa sisa pakan buatan dan feses ikan pada keramba jaring apung.
bahan organic ini diduga dimanfaatkan oleh fitoplankton untuk berkembang
sehingga kelimpahan fitoplankton menjadi banyak. Diketahui bahwa Perairan
yang berdekatan dengan daerah budidaya memiliki potensi menerima masukan
bahan organik dari sisa-sisa pakan dan feses ikan yang lebih besar. Bahan organik
ini akan di manfaatkan fitoplankton untuk berkembang biak sehingga kelimpaha
fitoplankton menjadi besar.
Hasil Kelimpahan zooplankton yang diperoleh berkisar antara 217 ind/m3
- 38 ind/m3. Rata-rata nilai kelimpahan zooplankton yaitu 98 ind/m3 dengan nilai
standard deviasi sebesar 55,9. Kelimpahan zooplankton terbesar berada pada
stasiun 4. Stasiun lain yang memiliki kelimpahan zooplankton melebihi nilai rata-
rata adalah stasiun 3, 6, dan 15. Kelimpahan zooplankton yang diperoleh diduga
disebabkan oleh parameter fisika-kimia perairan dan ketersediaan makanan atau
fitoplankton yang banyak. Nutrien atau zat hara merupakan zat – zat yang penting
bagi kehidupan plankton. Salah satu nutrient tersebut adalah nitrat dan fosfat.
Hasil nitrat dan fosfat yang diperoleh menunjukan nilai rata-rata untuk hasil nitrat
yaitu 0,9 mg/L dan rata-rata fosfat 0,36 mg/L. Kandungan nitrat dan fosfat di
teluk penerusan menunjukan bahwa nitrat dan fosfat baik untuk pertumbuhan
fitoplankton. Fitoplankton yang tumbuh dengan baik menyebabkan ketersediaan
makanan bagi zooplankton sehingga kelimpahan zooplankton menjadi banyak.
Karena pada rantai makanan zooplankton berperan sebagai konsumen pertama
yang memangsa produsen yaitu fitoplankton. Hubungan antara pemangsa dan
yang dimangsa ini sesuai dengan theory of grazing.
Suhu juga menjadi salah satu faktor kelimpahan zooplankton banyak
ditemukan di Teluk Penerusan. Hasil suhu yang diperoleh di Teluk Penerusan
menunjukan nilai yang sesuai untuk kehidupan zooplankton. Pernyataan ini juga
sesuai dengan pernyataan Isnansetyo & Kurniastuti (1995) yang menyatakan
kisaran suhu untuk kehidupan plankton adalah 25 – 35 0C. Hasil ini juga didukung
oleh hasil analisis komponen utama kelimpahan zooplankton di Teluk Penerusan.
hasil analisis komponen utama menunjukan parameter fisika-kimia yang
mempengaruhi kelimpahan zooplankton adalah suhu, DO, Salinitas, nitrat dan
Fosfat.
Pada peta distribusi spasial kelimpahan zooplankton terlihat sebaran
kelimpahan zooplankton terbesar berada pada barat daya teluk kemudian
menyebar kearah tengah teluk dan terakhir kearah utara Teluk penerusan.
Penyebaran diduga kelimpahan zooplankton ini berhubungan dengan sebaran
kelimpahan fitoplankton. Dimana terlihat bahwa pada sebaran fitoplankton pada
barat daya teluk (stasiun 4) cukup besar sehingga makanan bagi zooplankton
tersedia dengan cukup, selain itu di bagian tengah teluk (stasiun 6) juga memiliki
kelimpahan fitoplankton yang besar dan mencukupi kebutuhan makanan bagi
zooplankton sehingga zooplankton dapat berkembang dengan baik. Peristiwa ini
xi
juga dapat disebut theory of grazing. Hal ini berdasarkan pada penemuan
kuantitas zooplankton dan fitoplankton yang sama-sama melimpah di barat daya
teluk (stasiun 4) , di tengah Teluk (stasiun 6) dan di utara Teluk Penerusan
(staisun 15).
Indeks keanekaragaman fitoplankton berkisar antara 0,55-1,23 dengan
rata-rata indeks keanekaragaman yaitu 1,06. Indeks keseragaman fitoplankton
berkisar antara 0,37-0,41 dengan rata-rata indeks keseragaman yaitu 0,40 dan
indeks dominansi fitoplankton berkisar antara 0,08-0,17 dengan rata-rata indeks
dominansi yaitu 0,11. Struktur Komunitas fitoplangkton menunjukan bahwa nilai
keanekaragaman di Teluk Penerusan menunjukan nilai keanekaragaman sedang
dengan kestabilan komunitas sedang, hal ini berdasarkan metode Krebs (1998).
Arti dari indeks keanekaragaman sedang yaitu keankeragaman jenis tergolong
sedang (prima) dengan sebaran individu sedang dan kestabilan komunitas sedang.
Nilai indeks keseragaman menunjukan nilai keseragaman yang sedang. Hal ini
berdasarkan Basmi (1999) dimana jika nilai indeks keseragaman 0,4 dinyatakan
bahwa keseragaman jenis di wilayah tersebut sedang. Arti dari keseragaman
sedang yaitu keseragaman organisme di periran tersebut seimbang dan tidak
terjadi persaingan baik makanan maupun tempat tinggal. Hasil indek dominansi
menunjukan nilai dominansi rendah. Hal ini berdasarkan Ludwig dan Reynolds
(1988) dimana jika nilai indeks dominansi kurang dari 0,5 dinyatakan bahwa
dominansi jenis di wilayah tersebut rendah. Arti dari dominansi rendah yaitu tidak
terdapat jenis fitoplankton yang mendominansi di perairan ini dan perairan ini
dapat dikatakan masih baik untuk kehidupan fitoplankton. Hasil Struktur
komunitas fitoplankton menunjukan bahwa perairan di Teluk Penerusan memiliki
kondisi perairan stabil dan kondisi lingkungan yang baik.
Indeks keanekaragaman zooplankton yang diperoleh berkisar antara 0.28 –
0,69 dengan rata-rata indeks keanekaragaman yaitu 0,52. Indeks keseragaman
yang diperoleh 0,32-0,43 dengan rata-rata indeks keseragaman yaitu 0,40 dan
indeks dominansi zooplankton yang diperoleh berkisar antara 0,21-0,56 dengan
rata-rata indeks dominansi yaitu 0,34. Struktur komunitas zooplankton
menunjukan bahwa nilai keanekaragaman di Teluk Penerusan memiliki nilai
keanekaragaman rendah dengan kestabilan komunitas rendah. Arti dari
keanekragaman rendah adalah tidak banyak jenis zooplankton yang hidup
diperairan tersebut, terbukti dari hasil komposisi jenis zooplankton yang hanyak
menemukan 7 genus zooplankton di Teluk Penerusan. sedangkan nilai indeks
keseragaman menunjukan nilai keseragaman yang sedang. Arti dari keseragaman
sedang yaitu keseragaman organisme di periran tersebut seimbang dan tidak
terjadi persaingan baik makanan maupun tempat tinggal dan indek dominansi
menunjukan nilai yang kecil. Arti dari dominansi yang kecil yaitu tidak terdapat
jenis zooplankton yang mendominsi di perairan tersebut namun jumlah
individunya masih sedang atau perbedaan jumlah individunya jenis yang
mendominansi tidak banyak. Dari hasil struktur komunitas zooplankton
menunjukan bahwa perairan di Teluk Penerusan memiliki kondisi perairan yang
cukup stabil dan kondisi lingkungan yang cukup. Terbukti dari hasil kualitas
perairan , dimana suhu, DO dan salinitas yang diperoleh di Teluk Penerusan
menunjukan nilai yang baik bagi kehidupan zooplankton. Konsentrasi nitrat dan
fosfas diperairan juga masih sesuai dengan pertumbuhan plankton di perairan.
xii
Hasil analisis komponen utama menunjukan bahwa parameter kualitas
perairan yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton yaitu kecerahan, kekeruhan
dan derajat keasaman (pH) sedangkan parameter kualitas perairan yang
mempengaruhi kelimpahan zooplankton yaitu suhu, salinitas, DO, nitrat dan
fosfat. Hasil analisis komponen utama kelimpahan fitoplankton menunjukan
bahwa parameter fisika – kimia yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton
adalah kecerahan, kekeruhan dan pH. Dimana diketahui bahwa kelimpahan
fitoplankton lebih berkontribusi pada faktor 2 sehingga parameter fisika-kimia
yang berkontribusi pada faktor 2 yaitu kecerahna, kekeruhan dan pH. Hal ini
terbukti dari nilai kekeruhan yang diperoleh kecil sehingga kecerahan perairan
menjadi tinggi. Hal ini akan mempermudah fitoplankton untuk melakukan
fotosintesi sehingga fitoplankton dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan dari hasil
pH yang di peroleh menunjukan nilai pH perairan yang diperoleh sesuai untuk
kehidupah fitoplankton. Hasil analisis komponen utama kelimpahan zooplankton
menunjukan bahwa parameter fisiska- kimia yang mempengaruhi kelimpahan
zooplankton adalah suhu, DO, salinitas, nitrat dan fosfat. Dimana diketahui bahwa
kelimpahan zooplankton lebih berkontribusi pada faktor 1 sehingga parameter
fisika-kimia yang berkontribusi pada faktor 1 yaitu suhu, DO, salinitas, nitrat dan
fosfat. Hal ini terbukti dari hasil suhu perairan yang diperoleh sesuai dengan
kehidupan zooplankton. Hasil nitrat dan fosfat juga menunjukan bahwa
konsentrasi nitrat dan konsentrasi fosfat yang diperoleh sesuai untuk kehidupan
zooplankton. Untuk nilai DO dan Salinitas yang diperoleh sesuai dengan
kehidupan zooplankton di perairan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kelimpahan Fitoplankton berkisar
antara 434 ind/m3 - 1.914 ind/m3 sedangkan Kelimpahan zooplankton berkisar
antara 38 ind/m3 – 217 ind/m3. Sebaran distribusi spasial kelimpahan fitoplankton
berpusat di tengah-tengah Teluk Penerusan menuju ke daerah barat teluk dan
Timur Teluk Penerusan, sedangkan sebaran distribusi spasial kelimpahan
zooplankton tersebar di daerah barat daya Teluk Penerusan menyebar ke tengah
teluk penerusan dan sampai ke mulut Teluk Penerusan di bagian Utara. Struktur
komunitas fitoplankton dan zooplankton di Teluk Penerusan menyatakan bahwa
perairan Teluk Penerusan memiliki kondisi perairan dalam keadaan cukup stabil
dan kondisi lingkungan baik. Berdasarkan hasil analisis komponen utama yang
diperoleh, parameter perairan yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton di
Teluk Penerusan adalah parameter kecerahan, kekeruhan dan pH sedangkan
parameter perairan yang mempengaruhi kelimpahan zooplankton adalah
parameter DO, suhu, salinitas, nitrat dan fosfat.
xiii
MOTTO
“ Tidak Perlu Menjadi Istimewa untuk Disukai Orang lain Tapi
Jadilah Disukai Karena Kamu Istimewa untuk Mereka”
xiv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penelitian serta penulisan skripsi dengan judul “Distribusi Spasial
dan Struktur Komunitas Plankton di Daerah Teluk Penerusan, Kabupaten
Buleleng,Bali” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Kelautan di
Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, baik
dari segi penulisan maupun penyusunan kalimat. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan masukan, saran, serta kritik yang membangun guna perbaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bukit Jimbaran, Januari 2017
Ni Made Dewi Damayanti
xv
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah mengarahkan, membantu, serta mendukung kegiatan penelitian
dan dalam menyelesaikan penulisan skripsi sehingga dapat berjalan dengan lancar.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS., Ph.D selaku Dekan Fakultas
Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.
2. Bapak Dr.Eng I Dewa Nyoman Nurweda Putra,S.Si.,M.Si selaku Ketua
Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas
Udayana
3. Bapak I Gede Hendrawan, S.Si.,M.Si.,Ph.D selaku pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, masukan, serta
bimbingan selama penulis melaksanan penelitian dan penulisan skripsi.
4. Ibu Elok Faiqoh, S.Pi., M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan selama penulis
melaksanan penelitian dan penulisan skripsi.
5. Bapak Yulianto Suteja,S.Kel.,M.Si selaku penguji I yang telah memberikan
saran dan kritik baik pada saat sidang maupun proses penulisan skripsi.
6. Bapak Abd.Rahman As-Syahkur,S.P.,M.Si selaku penguji II yang telah
memberikan saran dan kritik baik pada saat sidang maupun proses penulisan
skripsi.
7. Kedua orang tua, I Ketut Suartono, S.Sos dan Ni Made Nilawati Arini yang
senantiasa memberikan dukungan doa, moral, material, kasih sayang serta
semangat tiada henti.
8. Saudara tercinta, Putu Agus Gradian Wijaya senantiasa memberikan
dukungan doa, moral dan kasih sayang serta semangat.
9. Puspita Dewanti, Rai Ayu Saraswati, Putu Setiawati, Desi Kusuma Dewi,
Surya Risuana, Aditya Krisna.L, Adi Prawira, Ade Narayana, Dhananjaya,
Satya Pratama, Loviasari dan Susri Rahmayanti,Terima kasih atas dukungan
dan kerja samanya selama ini.
xvi
10. Seluruh kawan-kawan seperjuangan Ilmu Kelautan dan Manajemen
Sumberdaya Perairan angkatan 1 atas semua waktu, pengalaman,dan
kenangan selama awal sampai akhir perkuliahan.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
xvii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Juni 1994 di
Karangasem,Bali. Penulis merupakan anak kedua dari
dua bersaudara dari pasangan AyahKetut Suartono dan
Ibu Ni Made Nilawati Arini. Penulis memulai
pendidikan formal di SD Negeri 1 Karangasem pada
tahun 2000 dan diselesaikan pada tahun 2006, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Amlapura dan
lulus pada tahun 2009, kemudian melanjutkan di SMA
Negeri 1 Amlapura sampai kemudian lulus pada tahun 2012. Penulis selanjutnya
diterima di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Udayana melalui jalur SNMPTN tahun 2012.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Asisten Dosen di
beberapa mata kuliah di antaranya menjadi Asisten Dosen Biologi Laut (2013-
2014), Asisten Dosen Ekologi Laut Tropis (2014), Asisten Dosen Icthiologi (2013
- 2014), Asisten Dosen Zoologi (2014),Asisten Dosen Renang (2013-2015) serta
Asisten Dosen Selam (2015). Penulis juga aktif di bidang keorganisasian dan
sempat menjabat sebagai Sekretaris BEM FKP UNUD periode 2013 – 2014 dan
menjabat sebagai Staf KEMENLU BEM PM UNUD periode 2015. Penulis
pernah mengikuti lomba marching band di Pattaya, Thailand pada tahun 2013
dalam rangka Thailand Word Music Campionship (TWMC) mewakili UKM
Marching Band Universitas Udayana.
Penulis menyelesaikan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja
Lapangan di Pusat Pengembangan dan Penelitian Sumberdaya Laut dan Pesisir di
Jakarta pada tahun 2015, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa PED, Nusa Penida –
Bali pada tahun 2015, serta Tugas Akhir (Skripsi) dengan judul ‘Distribusi
Spasial dan Struktur Komunitas Plankton di Daerah Teluk Penerusan,
Kabupaten Buleleng’ pada tahun 2016.
xviii
DAFTAR ISI
Halaman
BERITA ACARA .............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI .......... v
ABSTRAK ........................................................................................ vi
ABSTRACT ....................................................................................... vii
RINGKASAN ................................................................................... viii
MOTTO ............................................................................................ xiii
KATA PENGANTAR ....................................................................... xiv
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................ xv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................ xvii
DAFTAR ISI ..................................................................................... xviii
DAFTAR TABEL ............................................................................. xxi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xxii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xxiii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................. 3
1.3 Tujuan .................................................................................. 3
1.4 Manfaat ............................................................................... 4
1.5 Batasan Masalah .................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................... 5
2.1 Plankton .............................................................................. 5
2.2 Fitoplankton ........................................................................ 6
2.2.1 Peranan Fitoplankton .................................................. 6
2.2.2 Habitat Fitoplankton ................................................... 6
2.2.3 Morfologi Fitoplankton ............................................... 7
2.2.4 Jenis-Jenis Fitoplankton .............................................. 7
2.3 Zooplankton ........................................................................ 8
2.3.1 Peranana Zooplankton ................................................ 8
2.3.2 Habitat Zooplankton ................................................... 9
2.3.3 Jenis-Jenis Zooplankton .............................................. 9
2.4 Struktur Komunitas ............................................................. 9
2.5 Teori Hubungan antara Fitoplankton dan Zooplankton ...... 10
2.6 Parameter Kualitas Perairan ............................................... 12
2.6.1 Parameter Fisika.......................................................... 12
xix
2.6.2 Parameter Kimia ......................................................... 13
2.7 Sistem Informasi Geografis ................................................ 15
2.8 Interpolasi Inverse Distance Weighting .............................. 18
BAB III METODOLOGI ................................................................ 20
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................. 20
3.2 Alat dan Bahan .................................................................... 21
3.3 Metode Pengambilan Data dan Analisis Sampel Plankton . 23
3.3.1 Pengambilan Sampel Plankton .................................. 23
3.3.2 Analisis Sampel Plankton di Laboraturium ................ 23
3.4 Pengukuran dan Analisis Parameter Fisika-Kimia Perairan
.................................................................................................. 24
3.5 Analisis Data ....................................................................... 24
3.5.1 Kelimpahan Plankton .................................................. 24
3.5.2 Struktur Komunitas Plankton ...................................... 25
3.5.3 Analisis Distribusi Spasial .......................................... 28
3.5.4 Analisis Komponen Utama ......................................... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 30
4.1 Hasil ................................................................................... 30
4.1.1 Kualitas Perairan ........................................................ 30
4.1.1.1 Suhu ..................................................................... 30
4.1.1.2 Oksigen Terlarut (DO) ......................................... 31
4.1.1.3 Derajat Keasaman (pH)........................................ 31
4.1.1.4 Salinitas ................................................................ 32
4.1.1.5 Kekeruhan ............................................................ 33
4.1.1.6 Kecerahan ............................................................ 33
4.1.1.7 Nitrat .................................................................... 34
4.1.1.8 Fosfat.................................................................... 35
4.1.2 Komposisi Jenis Plankton ................................................ 35
4.1.2.1 Komposisi Jenis Fitoplankton ................................. 36
4.1.2.2 Komposisi Jenis Zooplankton ................................. 37
4.1.3 Kelimpahan Plankton di Teluk Penerusan ....................... 37
4.1.3.1 Kelimpahan Fitoplankton di Teluk Penerusan ......... 37
4.1.3.2 Kelimpahan Zooplankton di Teluk Penerusan ......... 38
4.1.4 Distribusi Spasial Kelimpahan Plankton di Teluk
Penerusan ......................................................................... 39
4.1.4.1 Distribusi Spasial Fitoplankton di Teluk Penerusan 39
4.1.4.2 Distribusi Spasial Zooplankton di Teluk Penerusan 40
4.1.5 Struktur Komunitas Fitoplankton .................................... 41
4.1.5.1 Keanekaragaman Fitoplankton ................................ 41
4.1.5.2 Keseragaman Fitoplankton ...................................... 41
4.1.5.3 Dominansi Fitoplangkton......................................... 42
4.1.6 Struktur Komunitas Zooplankton .................................... 43
4.1.6.1 Keanekaragaman Zooplankton ................................ 43
4.1.6.2 Keseragaman Zooplankton ...................................... 44
4.1.6.3 Dominansi Zooplankton........................................... 44
xx
4.1.7 Analisis Komponen Utama .............................................. 45
4.1.7.1 Analisis Komponen Utama Kelimpahan Fitoplankton
.............................................................................................. 46
4.1.7.2 Analisis Komponen Utama Kelimpahan Zooplankton
.............................................................................................. 46
4.1.7.3 Analisis Komponen Utama Penyebaran Stasiun
Penelitian................................................................... 47
4.2 Pembahasan ........................................................................ 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 56
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 56
5.2 Saran ................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 58
LAMPIRAN ...................................................................................... 62
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Alat dan bahan ....................................................................... 21
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Peta Lokasi Penelitian dan Stasiun Pengamatan di Teluk
Penerusan ....................................................................................... 21
2. Pengelompokan Hasil Analisis Komponen Utama Penyebaran
3. Stasiun Berdasarkan Parameter Fisika-kimia ................................ 29
4. Suhu Permukaan Air Laut pada setiap Stasiun di Teluk
Penerusan ........................................................................................ 30
5. DO Permukaan Air Laut pada setiap Stasiun di Teluk
Penerusan ......................................................................................... 31
6. pH Permukaan Air laut pada setiap Stasiun di Teluk Penerusan . 31
7. Salinitas Permukaan Air Laut pada setiap Stasiun di Teluk
Penerusan ........................................................................................ 32
8. Kekeruhan Permukaan Air Laut pada setiap Stasiun di Teluk
Penerusan ........................................................................................ 33
9. Kecerahan Perairan berbanding Kedalaman Perairan pada
setiap Stasiun di Teluk Penerusan ................................................... 34
10. Konsentrasi Nitrat dipermukaan Air laut pada setiap
Stasiun di Teluk Penerusan ............................................................. 34
11. Konsentrasi Fosfat dipermukaan Air Laut pada setiap
Stasiun di Teluk Penerusan ............................................................. 35
12. Persentase Komposisi Jenis Fitoplankton di Teluk Penerusan.... 36
13. Persentase Komposisi Jenis Zooplankton di Teluk Penerusan .... 37
14. Kelimpahan Fitoplankton pada setiap Stasiun di Teluk
Penerusan ........................................................................................ 38
15. Kelimpahan Zooplankton pada setiap Stasiun di Teluk
Penerusan ........................................................................................ 39
16. Peta Distribusi Spasial Kelimpahan Fitoplankton di Teluk
Penerusan ........................................................................................ 39
17. Peta Distribusi Spasial Kelimpahan Zooplankton di Teluk
Penerusan ........................................................................................ 40
18. Indeks Keanekaragaman Fitoplankton pada setiap
Stasiun di Teluk Penerusan ............................................................. 41
19. Indeks Keseragaman Fitoplankton pada setiap Stasiun di
Teluk Penerusan .............................................................................. 42
20. Indeks Dominansi Fitoplankton pada setiap Stasiun di Teluk
Penerusan ........................................................................................ 42
21. Indeks Keanekaragaman Zooplankton pada setiap
Stasiun di Teluk Penerusan ............................................................. 43
22. Indeks Keseragaman Zooplankton pada setiap Stasiun di
Teluk Penerusan .............................................................................. 44
23. Indeks Dominansi Zooplankton pada setiap Stasiun di Teluk
Penerusan ........................................................................................ 45
24. Analisis Komponen Utama Kelimpahan Fitoplankton di
Teluk Penerusan .............................................................................. 46
25. Analisis Komponen Utama Kelimpahan Zooplankton
di Teluk Penerusan .......................................................................... 47
26. Analisis Komponen Utama Penyebaran Stasiun Pengamatan
berdasarkan Parameter Fisika-Kimia .............................................. 48
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Tabel hasil parameter kualitas perairan di Teluk Penerusan .. 62
2. Tabel Komposisi Jenis Fitoplankton di Teluk Penerusan ` .... 63
3. Tabel Komposisi Jenis Zooplankton di Teluk Penerusan ....... 64
4. Tabel Kelimpahan Plankton di Teluk Penerusan .................... 65
5. Tabel Struktur Komunitas Fitoplankton di Teluk Penerusan . 66
6. Tabel Struktur Komunitas Zooplankton di Teluk Penerusan . 67
7. Tabel Nilai Eigenvalue, Nilai Kumulatif dan Matrik Korelasi
pada Analisis Komponen Utama Kelimpahan Fitoplankton .. 68
8. Tabel Nilai Eigenvalue, Nilai Kumulatif dan Matrik Korelasi
pada Analisis Komponen Utama Kelimpahan Zooplankton .. 70
9. Gambar Alat dan Bahan Penelitian ....................................... 72
10. Gambar Digitasi Luasan Teluk Penerusan ............................ 74
11. Gambar Plankton yang ditemukan di Teluk Penerusan ......... 75
12. Gambal Pengambilan Data di Lokasi Teluk Penerusan ......... 77
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekayaan sumberdaya hayati yang dimiliki Indonesia sangat beragam,
salah satunya adalah plakton. Plankton adalah makluk (tumbuhan atau hewan)
yang hidupnya mengapung, mengambang atau melayang di dalam air yang
kemampuan renangnya sangat terbatas hingga terbawa hanyut oleh arus. Plankton
berperan sebagai makanan utama untuk biota-biota kecil yang terdapat diperairan,
kemudian biota-biota kecil tersebut akan di makan oleh biota yang lebih besar.
Secara fungsional plankton dapat digolongkan menjadi dua yaitu fitoplankton dan
zooplankton (Nontji,2008).
Fitoplankton disebut juga plankton nabati atau tumbuhan yang hidup
mengapung atau melayang dalam laut. Secara ekologi, dalam suatu ekosistem
fitoplankton berperan sebagai produsen primer dan awal dari rantai makan. Dalam
suatu perairan, fitoplankton sering dijadikan skala ukur untuk mengetahui tingkat
kesuburan di perairan tersebut (Nontji,2008).
Zooplankton disebut juga plankton hewani atau hewan yang hidupnya
mengapung atau melayang dalam laut (Nontji,2008). Zooplankton merupakan
konsumen pertama yang memanfaatkan produksi primer yang dihasilkan dari
fitoplankton (Nybakken and Bertness, 2005). Dalam rantai makanan di ekosistem,
zooplankton merupakan konsumen tingkat I, dimana secara tidak langsung
berperan sebagai penghubung antara produsen primer (fitoplankton) dengan
konsumen tingkat II (Handayani dan Mufti, 2005).
Teluk Penerusan merupakan wilayah perairan yang terletak di Desa
Pejarakan, Kecamatan Gerogak Kabupaten Buleleng, Bali. Luas perairan Teluk
Penerusan adalah 877 Ha (lampiran 1). Aktifitas yang ditemui di sekitar wilayah
perairan Teluk Penerusan adalah kegiatan budidaya laut dengan media keramba
jaring apung. Keramba jaring apung yang dijadikan tempat budidaya berbagai
komuditi laut seperti ikan kakap, ikan kerapu , tiram mutiara dan rumput laut.
Terdapat 20 buah keramba jaring apung yang masih aktif dipergunakan oleh
masyarakat sebagai mata pencarian (sumber : KKP Kabupaten Buleleng). Di
dekat Teluk Penerusan juga terdapat tambak - tambak dimana pengambilan air
2
dan pembuangan limbah tambak dalam satu tempat yang sama dengan jarak
tertentu, selain itu sekarang ini di sebelah selatan Teluk Penerusan sedang
dibangun villa sebagai tempat wisata. Kegiatan pembangunan yang dilakukan di
perairan dan di darat dapat memberikan dampak negatif di suatu wilayah,
khususnya terhadap kualitas lingkungan perairan di kemudian hari (Faiqoh, 2009).
Pakan yang diberikan pada ikan di keramba jaring apung berupa pelet dan
ikan rucah (Setiawan, 2016). Banyaknya keramba jaring apung yang mengunakan
pakan buatan dalam aktivitasnya dan adanya tambak yang pembuangan limbahnya
langsung ke perairan akan memberikan pengaruh pada biota laut yang terdapat di
wilayah ini. Salah satu biota laut yang terdapat di wilayah ini adalah fitoplankton
dan zooplankton. Fitoplankton dan zooplankton merupakan Salah satu indikator
yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyediaan makanan ikan alami dan
juga dapat memantau perubahan kualitas perairan. Fitoplankton dan zooplankton
memiliki peranan yang sangat penting, terhadap berbagai kondisi lingkungan di
antara organisme lainnya (Mukai, 1987).
Untuk melihat penyebaran secara spasial dari fitoplankton dan zooplankton
dapat digunakan analisis spasial dengan sistem informasi geografis (SIG).
Analisis spasial dengan sistem informasi geografis (SIG) telah banyak
dimanfaatkan untuk berbagai kajian sumberdaya perairan. Beberapa penelitian
yang memanfaatkan SIG untuk kajian sumberdaya perairan yaitu penelitian
mengenai hubungan antara distribusi fitoplankton dengan kualitas perairan di
Selat Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat oleh Radiarta (2012) dan
penelitian mengenai distribusi spasial dan temporal biomassa fitoplankton
(klorofil-a) dan keterkaitannya dengan kesuburan perairan estuary sungai
Brantas,Jawa timur oleh Arifin (2007). Kelebihan dari analisis dengan SIG adalah
dapat memberikan tampilan secara utuh dalam suatu kawasan (Johnston,1998).
Kajian mengenai kelimpahan fitoplankton dengan kualitas perairan telah
dilakukan di Teluk Jakarta (Yuliana dkk, 2012) pada penelitian ini Yuliana
memperoleh hasil bahwa komposisi jenis fitoplankton yang terdapat di Teluk
Jakarta didominansi oleh kelas Bacillariophyceae dan kualitas perairan yang
diperoleh memiliki keterkaitan dengan kelimpahan fitoplankton. Penelitian lain
juga dilakukan di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu
3
(Asmara, 2005), Asmara mengambil penelitian mengenai hubungan struktur
komunitas plankton dengan kualitas perairan di Pulau Pramuka dan Pulau
Panggang dan hasil menunjukan bahwa fitoplankton yang mendominansi berasal
dari kelas Bacillariophyceae dan zooplankton yang mendominansi berasal dari
kelas crustacean dan hubungan struktur komunitas plankton menunjukan korelasi
yang kurang erat terhadap beberapa parameter fisika-kimia perairan di Pulau
Panggang dan Pulau Pramuka. Di Bali penelitian yang telah dilakukan adalah
mengenai kelimpahan plankon di Teluk Gilimanuk, Taman Nasional, Bali Barat
(Thoha, 2007), hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kelimpahan plankton
yang ditemukan cukup padat dan kelas yang banyak ditemukan dari fitoplankton
berasal dari kelas Bacillariophyceae dan zooplankton berasal dari ordo copepoda.
Namun belum adanya kajian mengenai keterkaitan plankton secara spasial dengan
kualitas perairan di Bali membuat penelitian mengenai distribusi spasial dan
struktur komunitas plankton di Teluk Penerusan ini penting untuk dilakukan
sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dasar pengelolaan
lingkungan untuk pemantauan kondisi perairan dan keperluan budidaya perikanan.
1.2 Perumusan Masalah
Banyaknya aktivitas di perairan dan ekosistem yang terdapat di Teluk
Penerusan berpotensi untuk mempengaruhi keberadaan plankton di daerah ini.
Aktivitas budidaya laut berpotensi untuk mempengaruhi kualitas lingkungan serta
kelimpahan dan struktur komunitas plankton yang ada di Teluk Penerusan. Oleh
karena itu rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana kelimpahan dan sebaran distribusi spasial plankton di Teluk
Penerusan?
2. Bagaimana struktur komunitas plankton di daerah Teluk Penerusan?
3. Bagaimana kualitas perairan di Teluk Penerusan?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kelimpahan dan sebaran distribusi spasial plankton di Teluk
Penerusan,Buleleng Barat
4
2. Mengetahui struktur komunitas plankton di perairan Teluk Penerusan.
3. Mengetahui kualitas perairan yang mempengaruhi kelimpahan plankton di
Teluk Penerusan.
1.4 Manfaat
Sesuai dengan tujuan diatas, manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Memperoleh data awal untuk kualitas perairan, kelimpahan dan struktur
komunitas plankton di daerah Teluk Penerusan serta dapat menjadi
informasi dan refrensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Memberikan informasi yang berguna bagi pihak yang membutuhkan data
mengenai kondisi lingkungan dan kualitas perairan di Teluk Penerusan
sehingga dapat digunakan untuk pemanfaatan dan pengelolaan daerah
budidaya di perairan laut.
1.5 Batasan Masalah
Dalam menyusun penelitian ini, penyusun memberikan batasan penelitian
agar penelitian lebih terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian tersebut. Adapun
batasan penelitian ini adalah :
1. Wilayah penelitian ini meliputi wilayah Teluk Penerusan.
2. Parameter yang diambil dalam penelitian ini adalah komposisi jenis,
kelimpahan dan struktur komunitas plankton.
3. Parameter lingkungan yang diambil dalam penelitian ini yaitu suhu,
kecerahan, kekeruhan, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO),
salinitas, nitrat dan fosfat.
4. Dalam penelitian ini mengambil 17 stasiun di wilayah teluk penerusan
dengan metode purposive sampling. Penentuan stasiun penelitian berada di
daerah mulut teluk, di dekat Keramba jaring apung dan di dekat tambak.
5. Pengukuran parameter fisika-kimia perairan bersifat sesaat dan terbatas pada
saat pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan.
top related