BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 39 BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah Inventarisasi naskah adalah mengumpulkan data-data dan informasi mengenai naskah
Post on 10-Mar-2019
250 Views
Preview:
Transcript
39
BAB IVSUNTINGAN TEKS
A. Inventarisasi Naskah
Inventarisasi naskah adalah mengumpulkan data-data dan informasi
mengenai naskah yang diteliti untuk dijadikan sumber penelitian. Dalam
penelitian ini inventarisasi naskah dilakukan dengan cara melihat katalog.
Katalog yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kataloh online dan
katalog terbitan. Katalog online yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Katalog online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan laman
http://www.pnri.go.id/KoleksiManuskrip.aspx (diakses pada 17 Juni 2015
pukul 08:11 WIB)
2. Katalog online Harvard University dengan laman
http://ocp.hul.harvard.edu/browse_all.php?by=language&type=manuscripts#m
y (diakses pada 17 Juni 2015 pukul 08:13 WIB)
3. Katalog online Universitas Malaya dalam MyManuskrip or Digital Library of
Malay Manuscript dengan laman http://mymanuscript.fsktm.um.edu.my/
(diakses pada 17 Juni 2015 pukul 08:16 WIB)
4. Katalog online Malay Corcodane Project dengan laman
http://mcp.anu.edu.au/Q/texts.html (diakses pada 17 Juni 2015 pukul 08:20
WIB).
40
Katalog terbitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Malay Manuscripts: A Bibliograpical guide (Howard, Joseph H., 1966),
2. Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat (Sutaarga, Amir, et.al.,
1972),
3. Catalogue of Malay and Minangkau Manuscripts (E.P., Wieringa, 1998),
4. Catalogus van de Maleische En Sundaneesche Handscriften (Brill, E.J.,
1921),
5. Katalog Naskah Dayah Tanoh Abee Aceh Besar (Faturrahman, Oman, 1998),
6. Kataloh Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 (PNRI, 1998),
7. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 5A (Ekadjati, Edi S., Undang
A. Darsa, 1999),
8. Katalog Induk Naskah Bima Koleksi Museum Kebidayaan SAMPARAJA
(Salahudin, Siti Maryam R., Mukhlis, 2007),
9. Katalog Naskah Palembang (Ikram, Achadiati, 2004),
Berdasarkan inventarisasi naskah yang dilakukan melalui studi katalog
online dan katalog terbitan, naskah dengan nomor inventarisasi 07_0012 dapat
dikatakan sebagai naskah tunggal karena tidak ditemukan naskah dengan judul
yang sama atau sejenis.
B. Deskripsi Naskah
Deskripsi naskah adalah menguraikan keadaan dan seluk-beluk naskah
secara terperinci. Deskripsi naskah dalam penelitian ini meliputi: judul naskah,
ukuran naskah, tebal naskah, jumlah baris pada setiap halaman naskah, huruf dan
41
tulisan naskah, bahasa naskah, ukuran dalam bentuk file, jumlah jilid naskah, dan
catatan-catatan lain. Deskripsi naskah dalam penelitian ini sangat terbatas karena
naskah yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan naskah dalam bentuk
mikrofilm bukan dalam bentuk aslinya. Deskripsi naskah dengan nomor
inventarisasi 07_00812 adalah sebagai berikut.
1. Judul naskah
Judul pada naskah dengan nomor inventarisasi 07_00812 tidak ada.
Naskah tersebut merupakan naskah bunga rampai yang berisi sepuluh teks.
Deskripsi dari masing-masing judul teks adalah sebagai berikut.
a. Teks pertama berjudul Qawa’idu `l-Islam. Teks tersebut menjelaskan dua
puluh sifat bagi Allah dan menjelaskan Ilmu Fiqih. Kutipan judul di awal
teks adalah sebagai berikut.
“... maka inilah suatu risalah yang simpan dan kunamai akan dia Qawa’idu
`l-Islam artinya simpan agama Islam...” (Qawa’idu `l-Islam:2).
b. Teks kedua berjudul Ushūlu `d-Dīn. Teks tersebut terdapat isi, penutup,
dan doa. Judul teks terdapat di akhir teks. Teks tersebut berisi tentang
sifat-sifat Allah Swt. Kutipan yang menunjukkan judul teks adalah sebagai
berikut.
42
“... wa ba’du. Tamat al-kitāb Ushūlu `d-Dīn amin ...” (Ushūlu `d-Dīn : 11).
c. Teks ketiga berjudul Na’at Rasulullah. Teks tersebut menjelaskan sifat-
sifat nabi Muhammad seperti tidak pernah bermimpi, bayangannya tidak
tampak kalau ada cahaya matahari. Judul teks berada dibagian awal.
Berikut adalah bukti judul teks.
d. Teks keempat tidak ada judul. Teks ini menjelaskan dua puluh sifat bagi
Allah.
e. Teks kelima tidak ada judul. Teks ini berisi zikir-zikir ibadah.
f. Teks keenam berjudul Mafatiẖu `l-Ghuyub. Teks tersebut menjelaskan
uraian tentang alam arwah, alam jiwa, alam insan, dan martabat-martabat
manusia. Kutipan judul di awal teks adalah sebagai berikut.
“... dan adapun kemudian dari itu maka, inilah risalah yang aku namai
akan dia Mafatiẖu `l-Ghuyub yakni anak kunci bagi segala yang gaib-gaib
dengan tolong raja yang di sembah, yaitu Allah subẖānahu wa ta’ala...”
(Mafatiẖu `l-Ghuyub:2).
g. Teks ketujuh berjudul Asraru `d-Dīn. Teks tersebut menjelaskan dasar-
dasar agama Islam, seperti shalat, puasa, haji, dan lain-lain. Kutipan judul
di awal teks adalah sebagai berikut.
43
“... kemudian dari itu maka, inilah suatu risalah yang simpan yang aku
namai akan dia Asraru `d-Dīn. Yakni segala dasar agama bagi orang yang
mengiyai bagian dan ...” (Asraru `d-Dīn:1).
“... akan Allah aku pohonkan bahwa memberi manfaat ia denagn dia
bagiku dan bagi tiap-tiapa thalib pada hari bangkit segala makhluk yaitu
hari kiamat. Bahwasanya Allah taala sangat hampir lagi mempergian akan
dia doa orang yang minta doa ...”( Asraru `d-Dīn: 2).
h. Teks kedelapan berjudul Mi’raju `s-Shaliqin. Teks tersebut menjelaskan
nasihat-nasihat kaum sufi untuk membersihkan jiwa. Kutipan judul di awal
teks adalah sebagai berikut.
“... dan aku namai akan dia Mi’raju `s-Shaliqin. Yakni alat naik segala
salik kepada martabat segala orang yang wasil-wasil dengan segala
kemegahan penghulu segala arif ...” (Mi’raju `s-Shaliqin: 2).
i. Teks yang kesembilan berjudul Kifāyatu `l-‘Ibādah. Teks tersebut terdapat
pendahuluan, isi, dan penutup. Teks tersebut beisi tentang hukum-hukum
44
dan tata cara shalat. Judul teks terdapat dibagian awal teks. Kutipan yang
menunjukkan judul teks adalah sebagai berikut.
“... wa ba’du. Adapun kemudian <dari> daripada itu maka. Inilah suatu
akad risalah yang sempurna dan kunamai akan dia Kifāyatu `l-‘Ibādah ...”
(Kifāyatu `l-‘Ibādah : 1).
j. Teks kesepulus berjudul Dawā`u `l-Qulūb. Teks tersebut terdapat
pendahuluan, isi, dan penutup. Teks tersebut berisi tentang etika guru
kepada murid ketika sedang mengajar, etika murid kepada guru, ulama
sebagai pewaris nabi, dan hal-hal yang harus dilakukan agar dapat masuk
surga. Pasal yang menjelaskan etika guru dalam teks disebutkan terdapat
tujuh belas perkata, tetapi hanya dijelaskan enam belas hal karena
penjelasan yang nomor enam belas tidak ditulis. Judul teks terdapat di
awal teks. Kutipan yang menunjukkan judul teks adalah sebagai berikut.
“... wa ba’du. Dan aku akan kitab ini Dawā`u `l-Qulūb yakni obat segala
hati daripada aib-aib dengan Allah taala tolong memerintah ia akan alim
syahadat dan alim segala aib-aib ...” (Dawā`u `l-Qulūb: 2-3).
2. Nomor naskah
45
Naskah ini memiliki kode 07_00812. Kode terdebut merupakan kode
koleksi Museum Negeri Banda Aceh sebagai tempat penyimpana naskah.
Kode manuskrip yang tersimpan di Museum Negeri Banda Aceh ditunjukkan
dengan nomor 07.
3. Tempat Penyimpanan Naskah
Naskah dengan kode 07_00812 tersimpan di Museum Negeri Banda
Aceh yang beralamat di Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah 12, Banda Aceh.
4. Besar File Naskah
Naskah dengan nomor inventarisasi 07_00812 berbentuk file foto
digital dengan ukuran 21, 9 mega bytes, sedangkan ukuran teks Dawā`u `l-
Qulūb yaitu 8,33 mega bytes.
5. Bahasa Naskah
Bahasa yang digunakan dalam naskah adalah bahasa Melayu. Selain
itu, di dalam naskah juga menggunakan bahasa Arab.
6. Warna Tinta
Tulisan di dalam naskah menggunakan tinta warna hitam dan tinta
warna merah. Tinta warna hitam digunakan untuk tulisan yang menggunakan
bahasa Melayu dan tinta warna merah digunakan untuk tulisan yang
menggunakan bahasa Arab dan bahasa Melayu.
Pada naskah menggunakan dua jenis huruf yaitu huruf Arab dan huruf
Latin. Huruf Arab ditulis dengan tinta warna hitam dan merah yang ditemukan
di dalam isi teks, sedangkan huruf Latin ditulis dengan tinta warna hitam yang
digunakan untuk penomoran halaman naskah. Perbedaan penggunaan alat tulis
46
menunjukkan bahwa naskah ditulis oleh orang yang berbeda karena masing-
masing menggunakan jenis huruf dan alat tulis yang berbeda.
7. Huruf dan Tulisan
a. Ukuran huruf
Ukuran huruf dalam penulisan naskah dengan nomor inventarisasi
07_00812 berukuran sedang.
b. Bentuk Teks
Bentuk yang digunakan dalam naskah dengan nomor inventarisasi
07_00812 adalah bentuk prosa.
c. Bentuk Huruf
Bentuk huruf yang digunakan dalam penulisan naskah dengan
nomor inventarisasi 07_00812 yaitu bentuk tegak lurus, kecuali catatan-
catatn di samping teks dan tabel.
d. Jarak antarhuruf
Jarak antarhuruf agak renggang.
e. Goresan pena
Goresan pena dalam teks termasuk goresan tebal.
f. Jenis tulisan
47
Berdasarkan katalog online, jenis tulisan yang digunakan dalam
penulisan naskah dengan nomor inventarisasi 07_00812 adalah Khat
Naskhi.
8. Keadaan Naskah
Keadaan fisik naskah dilihat dari foto digital kertas naskah sudah
mulai lapuk tetapi tulisannya masih jelas terbaca. Pada pinggiran kertas luntur
terkena air. Di dalam teks juga ada beberapa bagian yang luntur tetapi tidak
terlalu berpengaruh karena tulisannya masih terbaca.
9. Jumlah Halaman
Naskah dengan nomor inventarisai 07_00812 memiliki tebal 116
lembar, 114 halaman dan dua halaman pelindung. Jumlah tersebut sudah
termasuk dengan empat halaman kosong. Teks Dawā`u `l-Qulūb terdapat pada
73-114 dengan tebal 42 lembar.
10. Jumlah Baris
Jumlah baris pada setiap halaman naskah dengan nomor inventarisasi
07_00812 .
a. Teks pertama baris pada setiap halamannya berjumlah 14 baris.
b. Teks kedua baris pada setiap halamannya berjumlah 14 baris kecuali pada
halaman awal teks yang berjumlah 6 baris dan halaman akhir teks yang
berjumlah 10 baris.
c. Teks ketiga baris pada setiap halamannya berjumlah 14 baris kecuali
halaman akhir yang berjumlah 9 baris.
48
d. Teks keempat baris pada setiap halamannya berjumlah 21 baris kecuali
halaman awal yang berjumlah 16 bari dan halaman akhir yang berjumlah
10 baris.
e. Teks kelima baris pada setiap halamannya berjumlah 21 baris kecuali pada
bagian awal teks yang berjumlah 11 baris dan halaman akhir teks yang
berjumlah 4 baris.
f. Teks keenam baris pada setiap halamannya berjumlah 19 baris kecuali
pada bagian awal teks yang berjumlah 11 baris dan halaman akhir yang
berjumlah 17 baris.
g. Teks ketujuh baris pada setiap halamannya berjumlah 19 baris kecuali
pada bagian awal teks yang berjumlah 12 baris dan halaman akhir teks
yang berjumlah 10 baris.
h. Teks kedelapan baris pada setiap halamannya berjumlah 19 baris kecuali
pada bagian awal teks yang berjumlah 7 baris dan bagian akhir teks yang
berjumlah 4 baris.
i. Teks kesembilan baris pada setiap halamannya berjumlah 19 baris kecuali
pada bagian awal teks yang berjumlah 11 baris dan bagian akhir teks yang
berjumlah 13 baris.
j. Teks kesepuluh baris pada setiap halamannya berjumlah 21 baris kecuali
pada bagian awal teks yang berjumlah 13 baris dan bagian akhir yang
berjumlah 14 baris.
11. Ukuran Naskah
49
Berdasarkan deskripsi naskah pada katalog online, naskah dengan
nomor inventarisasi 07_00812 memiliki ukuran 22 x 16 cm dan ukuran ruang
teks adalah 13,5 x 7,5 cm.
12. Bahan Naskah
Kertas yang digunakan untuk menulis naskah dengen nomor
inventarisasi 07_00812 adalah kertas Eropa dengan warna kecoklat-coklatan.
13. Jumlah Jilid
Berdasarkan katalog online, naskah dengan nomor inventarisasi
07_00812 berjumlah satu jilid.
14. Pemakaian Tanda Baca
Naskah dengan nomor inventarisasi 07_00812 tidak menggunakan
tanda baca tetapi di dalamnya terdapat kata tumpuan sebagai pembatas
antarkalimat dan antar alinea, misalnya dan, syahdan, kemudian.
15. Jumlah Lembar
Naskah dengan nomor inventarisasi 07_00812 berjumlah 116 lembar
foto dalam bentuk digital. Setiap foto terdiri dari dua halaman teks yang
saling berurutan.
16. Pengarang, Penyalin, Tempat, dan Tanggal Penulisan Naskah
Pengarang teks Dawā`u `l-Qulūb yang terdapat pada bagian isi teks
disebutkan “....bi syafā‘ati sayyidi `l-insāni Muhammadibni `l-Khatībi `l-
Aghanīy (... pada menolaknya akan syafaat penghulu segala manusia namanya
Muhammad yang anak khatib / di negeri Lagani)” (Dawā`u `l-Qulūb: 2).
Menunjukkan bahwa teks Dawā`u `l-Qulūb ditulis oleh Muhammad Khatib di
50
negeri Lagani. Pada kolofon teks Dawā`u `l-Qulūb disebutkan teks selesai
ditulis pada hari kamis bulan Syawwal tanggal 20 tahun 1285 H.
Untuk mengetahui umur tahun Hijriyah ke tahun Masehi, dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
17. Penomoran Halama Naskah
Berdasarkan pada foto digital naskah dengan nomor inventarisasi
07_00812 halaman naskah ditulis di pojok kiri atas dengan kode 1r sampai
113r. Setiap satu halaman terdapat dua kolom.
18. Catatan lain
Teks Dawā`u `l-Qulūb menggunakan Catchword atau alihan pada
setiap halaman pada bagian kanan bawah. Halaman setiap catchword sesuai
dengan kata awal pada lembar selanjutnya. Catchword berguna sebagai tanda
pergantian halaman pada teks. Berikut catchword yang terdapat di dalam teks
Dawā`u `l-Qulūb.
51
Tabel 1
Catchword Teks Dawā`u `l-Qulūb
No. Halaman Catchword
1 72
2 73
3 74
4 75
5 76
6 77
7 78
8 79
9 80
10 81
11 82
12 83
52
13 84
14 85
15 86
16 87
17 89
18 90
19 91
20 92
21 93
22 94
23 95
24 96
25 97
26 98
53
27 99
28 100
29 101
30 102
31 103
32 104
33 105
34 106
35 107
36 108
37 109
38 110
39 111
54
C. Ikhtisar Isi Teks
Halaman Isi Teks
1-3 Pendahuluan, terdiri dari basmalah dalam bahasa Arab, hamdalah
dalam bahasa Arab disertai dengan terjemah dalam bahasa Melayu,
dua kalimat syahadat dalam bahasa Arab disertai dengan terjemah
dalam bahasa Melayu, salawat dan salam dalam bahasa Arab disertai
dengan terjemah dalam bahasa Melayu. Kata wa ba‘du, penyalin teks
adalah Muhammad bin Katib dinegeri Lagani dalam bahasa Arab
disertai dengan terjemah dalam bahasa Melayu. Judul teks yaitu kitab
Dawā`u `l-Qulūb dalam bahasa Arab disertai dengan terjemah dalam
bahasa Melayu. Sistematika isi teks dalam bahasa Arab disertai dengan
terjemah dalam bahasa Melayu terdapat satu mukadimah, tiga bab, dan
satu khatimah.
3-4 Mukadimah, adab guru itu ada tujuh belas.
a. al-ẖayyu iẖtimāl, betanggung jawab kepada murid-muridnya
b. al-luzūmu `l-ẖalīmi, yaitu tidak boleh cepat marah
c. duduk dengan baik
d. pergi merantau mencari ilmu
e. rendah diri
f. tidak main-main dan tidak suka bercanda
g. sayang kepada murid
h. menjelaskan dengan hati-hati pertanyaan dari orang bodoh
i. menjelaskan secara jelas kepada orang yang bodoh dan baru
belajar.
55
j. tidak malu mengatakan bahwa dirinya tidak memahami suatu
masalah
k. berhenti pada orang yang bertanya
l. mendengarkan perkataan yang benar dari muridnya
m. tidak malu pada mengulang kembali permasalahan yang telah
selesai
n. mengukuhkan orang yang belajar
o. mengukuhkan orang yang belajar fardu kifayah dulu daripada
yang belajar fardu ain
p. mengamalkan ilmunya
4-5 Adab murid itu ada sebelas.
a. Memberi salam kepada gurunya dulu sebelum gurunya
memberi salam.
b. Tidak boleh banyak berbicara didepan guru.
c. Tidak boleh mengatakan apa yang tidak ditanyakan oleh guru.
d. Izin kepada guru ketika akan bertanya.
e. Tidak boleh membantah perkataan guru.
f. Tidak boleh menyalahi perkataan guru, kecuali jika perkataan
itu lebih benar daripada guru.
g. Tidak boleh bisik-bisik dengan orang lain didepan guru.
h. Tidak boleh menoleh kekiri dan kekanan didepan guru.
i. Tidak boleh memperbanyak soal.
j. Berdiri saat gurunya berdiri ketika gurunya baru datang.
k. Tidak boleh berburuk sangka terhadap guru jika melihat guru
56
melakukan kesalahan.
5 Adab yang sudah umum dimiliki oleh seorang muslim adalah tidak
boleh menyakiti hati orang lain, memaafkan kesalahan orang lain,
tidak mendengarkan fitnah, tidak membantah perkataan dan perbuatan
orang lain, tidak memfitnah perbuatan dan perkataan orang lain, tidak
menyuruh orang melakukan apa yang dibenci, tidak boleh memecah
semua perbuatan orang lain, tidak boleh menakar perbuatan maksiat
orang lain, tidak boleh mengikuti perbuatan orang lain yang mereka
sukai dan yang mereka benci, tidak boleh melakukan suatu perbuatan
jika kamu tidak mengetahui perbuatan itu disukai atau dibenci orang
lain.
6 Adab murid yang sudah umum adalah tidak belajar ilmu kecuali ilmu
yang memberi manfaat. Ilmu yang bermafaat adalah ilmu yang
membuat kita takut kepada Allah Swt., benci kepada dunia, dan
mengetahui seberapa buruk dirimu. Ilmu itu ialah imu tasawuf.
6 – 10 Ilmu tasawuf adalah ilmu tarekat. Yaitu ilmu yang menunjukkan ilmu
hakikat. Oleh sebab itu maka, orang yang belajar ilmu tasawuf itu
memiliki ilmu hakikat walaupun orang tersebut tidak belajar ilmu
hakikat. Tetapi, jika seseorang itu belajar ilmu hakikat tetapi tidak
diamalkan seperti ilmu tawasuf, maka orang tersebut tidak akan bisa
memahami ilmu hakikat. Ilmu hakikat adalah ilmu yang sangat
dimuliakan oleh manusia karena ilmu hakikat adalah jalan untuk
mempelajari ilmu makrifat, dan ilmu makrifat adalah jalan untuk
mengenal hak Allah Swt.
57
10 – 12 Bab satu, perintah untuk menjauhi maksiat tubuh. Perlu diketahui oleh
murid. Bahwa semua anggota tubuh yang dimiliki oleh manusia itu
merupakan salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah taala kepada
manusia. Firman Allah taala, a’budu wa Rabbikum tadlri‘ā wa khīfati.
Wa mā khalaqtu `l-jinna wa `l-insa illā liya‘budūn, Qs. Adz-Dzariyat :
56. Dan aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.
Orang yang tidak melakukan ibadah sama dengan melakukan maksiat
karena dianggap melanggar perintah Allah. Oleh karena itu,
diperintahkan oleh Allah untuk menjaga tujuh anggota tubuh agar
terhindar maksiat, yaitu mata, telinga, lidah, perut, qabul, tangan, dan
kaki. Allah taala juga menciptkan tujuh pintu surga agar manusia
dapat masuk ke salah satu pintu tersebut.
12 – 16 Larangan bertengkar dengan sesama saudara selama lebih dari tiga
hari. Seperti sabda Nabi Saw, “lā yuẖillu `l-muslimin an yuhjiru
akhāhu fauqa salāsi faman hijrā salāsi `l-mauqi fa man dakhalan `n-
nār.” “Tiada halal bagi orang yang Islam menjengum akan saudaranya
lebih dari tiga hari. Maka barangsiapa menjengum ia lebih dari tiga
hari niscaya masuk ia ke dalam neraka.”
Seorang mukmin dilarang bertengkar lebih dari tiga hari. Jika telah
sampai tiga hari haruslah salah satu untuk menyapa terlebih dulu
kepada saudaramu. Jika salah satu sudah menyapa tetapi saudaramu
tidak menjawab sapaanmu, maka saudaramu itu berdosa.
Firman Allah Swt. Fayaẖẕiru `l-laẕīna yukhallifūna ‘an umara wa an
58
tushībuhum fitntu au yushībuhum ‘aẕābi `l-‘alīm, An-Nuur:13. Maka
hendaklah takut bila kita menyalahi daripada suruh-Nya akan bawa
datang bila akan kita tau datang akan kita adab yang amat pedi dan
setengah daripada adab yang amat faidah itu jauh daripada kasih dan
tiada hasil yang dimaksud pada ibadah dan tebalkan olehmu hai
saudaraku.
16 – 18 Bab dua, menjelaskan maksiat hati atau sifat-sifat buruk. Ketahuilah
murid, bahwa segala maksiat hati itu adalah segala perbuatan jahat dan
sifat-sifat jelek yang menjauhkan kamu dengan Allah Swt., maka
buanglah perbuatan dan sifatmu itu agar kau selalu mengingat Allah
Swt di dalam hatimu.
Firman Allah Swt. kepada Nabi Ibrahim As., wa thahhir baiti `th-
thā’ifīna wa ‘ākifīna wa `r-rukka‘i `s-sujūd, Al-Hajj:26. Dan sucikan
olehmu ya Ibrahim akan rumah-Ku bagi orang yang kehendak kembali
kepada-Ku, dan bagi orang yang kehendak ibadah akan Daku yang
cenderung hatinya kepada hampir dengan Daku yang menyeru hadir
kepada akar sunatku.
Wa man dakhalu kāna amnā. Barangsiapa masuk ia ke dalam, niscaya
ada ia senantiasa daripada adabku. Yakni barangsiapa menyucikan
rumahku dari najis, maka Aku akan menjauhkannya dari segala
siksaan. Jadi perjanjian itu tidak berlaku bila kau murid tidak
membersihkan hatimu dari semua maksiat yang kau perbuat.
Perjanjian itu berlaku dengan sepuluh syarat, yaitu sebagai berikut.
1. syarhu `th-tha‘am
59
2. syarhu `sy-syalām
3. ghadlab
4. hasud
5. ẖibbu `l-māl
6. ẖibbu `l-jām
7. hibbu `d-dunyā
8. takabur
9. ujub
10. riya, wajib bagi soorang mukallaf untuk menghindari syarat
yang kesepuluh.
18 – 21 Pasal, penjelasan pertama syarhu `th-th‘am. Yaitu sangat menyukai
makan dengan jumlah yang banyak. Itulah kejahatan yang sangat jahat
karena kenyak membuat tubuh seseorang menjadi kuat, dan Allah Swt
takut bila seseorang terlalu kuat akan melakukan segala maksiat yang
membawanya ke neraka. Oleh sebab itu, makan adalah perbuatan yang
paling jahat diantara perbuatan jahat yang lain.
Kulū wa asyrabū wa li unsyira fawā annahū lā yuẖibbu `l-musyrifīn,
Al-A’raaf: 30. Makan oleh kamu dan minum oleh kamu janganlah
berlebih-lebihan karena Allah Swt. tidak menyukai orang yang
makannya banyak.
21 – 22 Pasal, penjelasan kedua syarhu `l-kalam. Yaitu sangat banyak
berbicara. Itulah kelakuan yang sangat jahat dan maksiat karena
banyak bicara maka banyak pula salahnya. Banyak salah itu banyak
pula dosanya, dan banyak dosanya membawa seseorang ke dalam
60
neraka. Oleh sebab itu, banyak bicara itu sangatlah jahat. Nabi Saw.
Bersabda, barangsiapa banyak tuturnya niscaya adalah api neraka itu
terlebih patut dengan dia.
22 Pasal, penjelasan ketiga ghadab. Yaitu sangat pemarah. Itulah sifat
yang sangat jahat karena sifat itu menyakiti banyak orang. Menyakiti
banyak orang membuat kita berdosa, dan dosa itu membuat kita masuk
neraka.
24 – 25 Penjelasan keempat hasud. Yaitu dengki itulah kejahatan yang
sebenarnya karena sifat itu dosanya sangatlah besar sehingga
membawa manusia ke neraka. Maka jagalah dirimu hai salik, jangan
sampai kau berbuat dengki karena jika tidak kau menjaga dirimu maka
tidak ada manfaat ibadahmu. Jika kau tidak memiliki manfaat dari
ibadahmu maka kau akan memiliki dosa yang kekal yang disebabkan
oleh kedengkianmu.
25 – 27 Pasal, penjelasan kelima ẖibbu `l-māl. Yaitu sangat mencinta harta.
Itulah perangai orang yang jahat karena ia membawa apa yang tidak
disukai oleh Allah Swt. dan tidak ada sesuatu yang dapat dijaganya.
27 – 28 Pasal, penjelasan keenam ẖibbu `l-jāh. Yaitu tergila-gila dengan
kemsyhurannya pada banyak orang. Itulah sifat yang sangat jahat yang
membuat kita mendapatkan penghinaan di dunia.
28 – 30 Pasal, penjelasan ketujuh ẖibbu `l-dunyā. Yaitu sangat mencintai
dunia. Itulah sifat yang paling jahat dari yang paling jahat karena ia
mebuat kita berangan-angan. Panjang angan-angan itu membuat kita
lupa akan ibadah, dan itu membuat kita lupa untuk segera mencari
61
bekal akhirat. Ketahuilah, bahwa terlalu lama berangan-angan itu
membuat kita lupa akan mencari bekal akhirat sehingga ketika kita
tidak diberi oleh Allah Swt. umur yang panjang kita akan menyesal
karena kita tidak mempunyai bekal untuk akhirat.
30 – 32 Pasal, penjelasan kedelapan menerangkan takabur. Yaitu membesarkan
dirinya dan menghina orang lain. Itulah perbuatan yang diharamkan
oleh hukum Islam dan sangat dibenci oleh Allah Swt. karena takabur
itu menyamakan dirinya dengan Allah Swt., dan itu membawa kepada
siksa neraka yang kekal.
32 – 33 Pasal, penjelasan kesembilan delapan menjelaskan ujub. Yaitu cibiran
seseorang yang berat dengan melihat dirinya yang hina dan sangat
sempurna pada berbuat amal dan ilmu dengan tidak mengingat hinaan
dari orang lain karena hal seperti itu sama dengan takabur atau
menyamakan dirinya dengan Allah Swt. serta tidak ingat dia akan
nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepadanya. Hal yang demikian
itu tidak disebut dengan azab, tetapi setengah dari perbuatan takbir.
33 -37 Pasal, penjelasan kesepuluh menjelaskan ria. Yaitu menunjukkan amal
yang telah kita perbuat kepada orang lain agar orang menganggap kita
sebagai orang saleh dan agar orang lain memuji dengan ibadah yang
telah diperbuat. Itulah perbuatan yang sangat jahat.
Ashdiqakum rū’iya asdiqahum ẖadīsā. Orang yang terlebih benar
daripada kamu bermimpi itu orang yang terlebih benar daripada kamu
berkabar-kabarnya. Jika mimpimu itu mimpi yang buruk maka
meludahlah kamu kepada samping kirimu sebanyak tiga kali dan
62
berlindunglah kepada Allah Swt. dari mimpi burukmu itu, dan
berbaliklah dari posisimu sebelumnya ketika kau bermimpi agar mimpi
burukmu itu tidak terulang kembali.
36 – 37 Babu `s-sālis fī `th-thā‘ati fī `l-qalb. Bab ini menerangkan tentang
segala taat hati. Hati itu diumpamakan sebagai raja yang akan
memberikan kita pahala dan manfaat untuk tubuh kita.
Perangai yang baik itu terdapat sepuluh perkara, yaitu sebagai berikut.
1. Taubat
2. Khauf
3. Zuhud
4. Sabar
5. Syukur
6. Ikhlas
7. Tawakkal
8. Mahabah
9. Rida
10. ẕikru `l-maūt
Hai murid, berfikirlah kamu tentang apa yang dikehendaki oleh Allah
Swt. dan nikmat yang akan kau dapatkan bila kamu bersifat seperti
sepuluh perkara tersebut. Niscaya kamu akan mendapatkan semua
keinginanmu dengan sangat bermartabat.
63
37- 42 Pasal, penjelasan yang pertama menerangkan taubat. Yaitu kembali
beribadah kepada Allah Swt. setelah berbuat maksiat. Allah Swt.
berfirman, inna `l-Lāha yuẖibbuhu `t-tawwābīna wa yuẖibbu `l-
mutathahhirīn. Bahwasanya Allah taala itu yang amat mengasihi akan
orang yang taubat daripada segala dosa dan kasih ia akan orang yang
menyuci dirinya daripada segala dosa dan segala hawa nafsu dunia ini.
42 – 46 Pasal, penjelasan yang kedua menjelaskan khauf. Yaitu takut kepada
Allah Swt. dengan beribadah kepada Allah Swt. dan meninggalkan
maksiat sehingga mendapatkan ilmu laduni.
46 – 49 Pasal, penjelasan yang ketiga menjelaskan zuhud. Yaitu membenci
dunia itu meghasilkan martabat yang tinggi karena membenci dunia itu
dilakukan untuk mencapai akhirat. Itulah sifat yang disukai oleh Allah
Swt.
49 – 55 Pasal, penjelasan yang keempat menjelaskan sabar. Yaitu menahan diri
dari perbuatan yang tidak disuka. Yaitulah perangai yang sangat baik
karena membuat kita dekat dengan Allah Swt.
55 – 56 Pasal, penjelasan yang kelima menjelaskan syukur. Yaitu martabat
yang lebih itnggi daripada sabar. Tidak berkeluh kesah di dalam
hatinya ketika tuwanilah dan syukur itu lebih suka ia turun bilanya.
56 Pasal, penjelasan yang keenam menjelasakan ikhlas dan benar. Yaitu
sifat yang sangat baik karena semangat dari semua ibadah dan tidak
akan diterima oleh Allah Swt. semua ibadahmu kecuali dengan ikhlas.
56 – 59 Pasal, penjelasan yang ketujuh menerangkan tawakal. Yaitu berserah
diri pada apa yang ditakdirkan Allah Swt. kepadanya entah itu baik
64
atau tidak dan pecaya dia pada yang dilakukannya. Itulah sifat yang
sangat baik dari segala sifat yang baik karena bekal dari segala sifat
yang membuat kita taat beribadah.
59 – 60 Pasal, penjelasan yang kedelapan menjelaskan mahabah. Yaitu cinta
kepada Allah Swt. maka itulah sifat yang sangat tinggi yang hampir
sampai kepada makrifat Allah Swt. yang paling benar. Seperti firman
Allah Swt., yuẖibbuhum wa yuẖibbūnahum. Telah mengasihi oleh Hak
taala akan mereka itu dan mengasihi mereka itu akan Dia.
60 Pasal, penjelasan yang kesembilan menjelaskan rida. Yaitu sifat yang
hampir kepada Allah Swt. dan hampir rida Allah Swt. kepadanya.
Seperti firman Allah Swt., ridla `l-Lāhu ‘anhum wa ridlū ‘anh. Telah
ridalah Allah Swr. Daripada mereka itu dan merida itu mereka itu
daripadanya.
61 – 62 Pasal, penjelasan yang kesepuluh ẕikru `l-maūt atau senantiasa
mengingat-ingat kematian. Ingat akan kematian itulah jalan untuk
beribadah, karena orang yang selalu terlena dengan dunia jika
mengingat kematian dan Allah Swt. niscaya akan ingat ia akan ibadah
untuk bekal akhirat dan ibadah jalan untuk menghindari azab di akhirat
dan bersegera ia untuk meninggalkan perbuatan didunia. Umur
seseorang itu tidak ada yang mengetahui panjang pendeknya, sehingga
ajal seseorang itu bisa datang kapan saja.
62 – 78 Al-khātimatu fī muhimmati `l-murīd. Inilah khatimah yang
menjelaskan segala perbuatan tidak dapat dibagi oleh murid. Setengah
daripada murid memakai pakaian putih karena Allah Swt. menyukai
65
pakaian putih dan pakaian putih adalah pakaian yang digunakan oleh
Nabi Saw. Dan memberi salam terlebih dahulu kepada orang lain.
Dan setengah dari adab murid itu jangan berpikiran buruk pada orang
lain walaupun orang itu fasik. Seperti seseorang yang selalu beribadah
tetapi dia berburuk sangka kepada orang lain sehingga dipandang
orang yang patah semangat terhadap rahmat Allah Swt., sehingga
ketika mati masuklah dia kedalam neraka.
Dan setengah dari adab murid itu janganlah menghina orang tua dan
muliakanlah orang yang lebih tua karena Allah Swt. menebalkan ia
kepada orang tua pagi dan malam. Hai murid, tidak ada yang lebih
azab dari kata ini.
Dan setengah dari adab murid adalah selalu menuntut ilmu. Jangan
sampai tidak menuntut ilmu, karena ilmu adalah pohon ibadah dan
tiap-tiap pohon itu sangatlah mulia. Hai murid, pikirkanlah dan
tawakallah dirimu kepada Allah Swt. dengan benar niscaya Allah Swt.
akan menggantinya pada memerintahmu.
Dan setengah dari adab murid itu tidak boleh salah sangka terhadap
kesalahan orang lain, karena bisa jadi orang itu lebih baik daripada
dirimu.
Hai murid, teguhlah dirimu dengan keluasan rahmat Allah Swt. dan
barulah kau mengajarkan apa yang telah aku sebutkan dalam kitab ini.
Niscaya kau akan segera dapat bertemu dengan Allah Swt. dan
bermimpilah kamu dalam hatimu niscaya kau akan mendapatkannya
dari Allah Swt.
66
Hai murid, kata ini adalah obat hati yang sangat baik untuk mengobati
segala hawa nafsu dan sangat mujarab sepeti yang telah dijawab dalam
kitab ini.
Barangsiapa yang bermata hati pastilah semua orang yang mengajar
kitab ini memiliki hati yang suci karena tidak meninggalkan bekas
dengan mendengar apa yang diajarkan seperti yang tersebut di dalam
kitab ini.
Allah Swt. berfirma, wa man yuzdlilu `l-Lāha falā hadiya lah.
Barangsiapa menyatu Allah Swt. akan dia maka tiada kuasa seorang
mencukakan akan dia. Wa shalla `l-Lāhu ‘alā sayyidinā wa man
Muhammad sayyidi `l-makhlūqat wa ‘alā `l-Lāhi wa shaẖbihi `l-
mutamakkīna fī `l-‘ibādati `l-ghābirīn. Dan telah memberi rahmat
Allah Swt atas penghulu kami yaitu Muhammad penghulu segala
makhluk dan atas segala keluarganya dan sahabatnya yang tetap
mereka itu pada segala ibadah dan barulah kemenanganlah mereka itu
dengan-dengan derajat yang amat tinggi.
Tamatlah kitab yang disusun pada hari Kamis, bula Sawwal, dua puluh
hari bulannya. Kepada Nabi Saw, tahun seribu dua ratus delapan puluh
lima tahun, pada tahun Jim. Amin.
D. Kritik Teks
Secara keseluruhan teks Dawā`u `l-Qulūb memiliki empat bentuk
kesalahan karena kesalahan dalam penulisan. Berikut merupakan penjelasan
bentuk kesalahan teks Dawā`u `l-Qulūb.
67
1. Lakuna adalah penghilangan atau pengurangan huruf, suku kata, kata.
2. Adisi adalah penambahan huruf, suku kata.
3. Substitusi adalah pergantian huruf, suku kata, kata.
4. Ditografi adalah perangkapan huruf, suku kata.
Tabel 2
Lakuna
No. Hal /baris Naskah Latin Edisi
1 1: 3pujian bagi
membuka
pujian bagi Allah
membuka
2 1: 6 bi wāsi‘a bi wāsi‘ati
3 1:7 `l-‘āshi `l-‘āshin
4 3: 2 Turukan Turunkan
5 3: 10 Muda Mudah
6 7: 6 Ilah Ialah
7 11: 14 Ab`adl aghdlabu
8 12: 8 Kan Akan
9 12: 8 Da Dia
10 14: 10 Tu Itu
68
11 15: 19 mehinakan menghinakan
12 19: 4 Bertaya bertanya
13 19: 12 Sega segala
14 23: 3 shashalla `l-lāhi
‘alaihi wa sallam
Tabel 3
Adisi
No. Hal /baris Naskah Latin Edisi
1 2: 12 `l-naqashinā `l-naqshi
2 4: 13 Gurunyamu gurunya
3 4: 14 Gururmu gurumu
4 14: 8 Tedapat dapat
5 15: 18 Akarena karena
6 36: 11 perembaikikan perbaikan
7 40: 6 kurangsa kurang
Tabel 4
69
Substitusi
No. Hal /baris Naskah Latin Edisi
1 1: 7 Dlabar sabar
2 12: 5 mesasung memasung
3 15: 2 tibi-tibi tiba-tiba
4 18: 15 memida memudah
5 44: 7 halan jalan
Tabel 5
Ditografi
No. Hal / baris Naskah Latin Edisi
1 4:17-18 dududuk Duduk
2 12: 3 sekalilipun sekalipun
3 15: 14-15Menimeninggika
nmeninggikan
4 16: 14 iaialah Ialah
5 17: 1-2 tha`th-thā`ifīna thā`ifīna
70
6 17: 6-7 kedakedalam kedalan
7 18: 1-2membayakan
membanyakanmembanyakan
8 18: 2-3 dadaripadanya daripadanya
9 18: 13-14mening
meninggalmeninggak
10 20: 12 dadatang datang
11 21: 5 dan dan dan
12 22: 14 oolemu olehmu
13 23: 4 diperbubuat diperbuat
14 24: 4-5 mena menawang menawang
15 24:13-14 yakni yakni yakni
16 25: 2-3 dari daripada Dar
17 28: 10-11 hi hirau hirau
18 29: 2-3 ha hasil hasil
19 32: 2-3 ia ia Ia
71
20 34: 6-7 bu bukan bukan
21 41: 13 dduduk duduk
22 43: 8-9meninggalkan
meninggalkanmeninggalkan
23 46: 4-5 katanya katanya katanya
24 46: 12 aku aku aku
25 47: 2-3 ma malaikat malaikat
26 47-48: 19-1 kekal kekal kekal
27 48- 49: 19-1 mengi mengikat mengikat
28 51-52: 19-1 oleh oleh oleh
29 53: 3 da datang datang
30 55: 10 maka maka maka
31 59: 4-5 bar barang barang
32 59: 5-6 oolehkamu oleh kamu
33 59: 14 maka maka maka
72
34 62: 2-3 mu mulutnya mulutnya
35 68: 1-2kemudi
kemudiankemudian
36 68: 4-5 papagi pagi
37 69: 7 jika jika Jika
38 71: 1-2 oolehmu olehmu
39 73:8-9pekerjaan
pekerjaanpekerjaan
40 73: 16-17kerumah
kerumahnyakerumah
41 78: 10-11 oleh oleh oleh
E. Suntingan Teks
1. Pedoman Penyuntingan
Salah satu tujuan penelitian ini adalah menyediakan suntingan teks
Dawā`u `l-Qulūb yang baik dan benar. Baik dalam arti mudah dibaca karena
sudah ditransliterasikan ke dalam huruf latin. Benar dalam arti jika terdapat
kesalahan dalam penulisan diperbaiki sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian
Filologi.
73
Untuk melakukan suntingan teks diperlukan pedoman agar suntingan
teks mudah dibaca dan dipahami. Pedoman suntingan teks tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Tanda dan angka yang digunakan dalam penyuntingan
1) Tanda garis miring, /, menunjukkan pergantian baris.
2) Tanda garis miring, //, menunjukkan pergantian halaman.
3) Tanda kurung siku, [. . .], menunjukkan lakuna, yaitu penghilangan
huruf.
4) Tanda kurung, (. . .), menunjukkan adisi, yaitu penambahan huruf,
suku kata, dan frasa.
5) Tanda <. . .> menunjukkan digtagrafi, yaitu perangkapan huruf, kata,
suku kata, dan kalimat.
6) Tanda hubung, ---, menunjukkan kata-kata yang tidak terbaca.
7) Angka 1, 2, 3 dan seterusnya yang terletak di sebelah kanan pias
halaman menunjukkan nomor halaman naskah, sedangkan 1, 2, 3 dan
seterusnya yang ditulis dalam ukuran kecil di sebelah kanan atas pada
suku kata, kata, frasa, dan kalimat menunjukkan nomor urut catatan
kaki.
8) Angka (1, 2, 3, dan seterusnya) di bagian kanan atas digunakan untuk
menunjukkan kata, frasa atau keterangan lain yang dapat dilihat di
bagian catatan kaki.
b. Ketentuan dalam pedoman ejaan
1) Ejaan yang digunakan dalam suntingan ini disesuaikan dengan kaidah-
kaidah pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
74
Disempurnakan (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
2005), yang meliputi pemakaian huruf kapital dan miring, penulisan
kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
2) Kata-kata berbahasa Melayu yang dianggap sebagai kata arkais atau
kata yang memiliki ciri penulisan ejaan kuna ditransliterasikan
sebagaimana adanya dan diberi tanda garis bawah, kecuali yang sudah
masuk ke dalam ejaan bahasa Indonesia ditransliterasikan sesuai
dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
3) Istilah-istilah dan kosa kata berbahasa Arab yang belum diserap ke
dalam bahasa Indonesia ditulis sesuai dengan asal kata dan dicetak
miring, misalnya munqasid, masyrat.
4) Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
hubung.
5) Apabila dalam naskah terdapat ‘angka’ yang ditulis dengan huruf atau
angka, disunting dengan angka.
6) Apabila terdapat kata ulang yang lengkap atau tidak lengkap dan diberi
tanda hubung (-) disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang terdapat pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan
(EYD).
7) Kosakata dan frasa berbahasa Arab yang belum diserap ke dalam
bahasa Indonesia ditransliterasikan dengan ketentuan sebagai berikut.
a) Huruf ain (ع) yang terletak di tengah disukunkan, diedisikan menjadi
/k/ pada kosa kata yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia, dan
75
(‘) jika terdapat pada kosakata yang belum diserap dalam bahasa
Indonesia.
b) Tanda maddah alif (أ), wawu (و), ya’ (ي) sebagai penanda vokal
panjang diedisikan dengan memberi garis datar di atasnya, misalnya: ā,
ī, ū.
c) Kata sandang (ال) yang diikuti huruf qamariyah diedisikan dengan /al-/
apabila terletak di awal kalimat. Apabila kata sandang (ال) terletak di
tengah kalimat atau frase maka diedisikan dengan /`l-/, sedangkan kata
sandang (ال) yang diikuti huruf syamsiah diedisikan menjadi huruf
syamsiyah yang mengikutinya.
d) Huruf-huruf pendiftong, yaitu (أو) ditulis dengan vokal /au/ dan (اي)
ditulis dengan vokal /ai/.
e) Huruf-huruf yang hidup atau yang mendapat harakat fatah, kasrah,
dan damah pada akhir kalimat ditransliterasikan dengan huruf mati
atau diwaqafkan.
f) Huruf hamzah ( dilambangkan dengan tanda ( ` ) jika terletak di (ء
tengah dan akhir kata.
g) Huruf ta’ marbuthah ( ة ) sebagai konsonan penutup ditransliterasikan
dengan /t/ atau /h/ mengikuti ketentuan yang berlaku pada kata-kata
yang bersangkutan.
76
Tabel 6
Pedoman Transliterasi
huruf Latin huruf latin
ا A ع ‘
ب B غ gh
ت T ف f/p
ث S ق q/k
ج J ك k
ح ẖ ل l
خ Kh م m
د D ن n
ذ Z و w
ر R ھ h
ز Z ي y
س S ك g
ش Sy چ c
ص Sh ڠ ng
ض Dl ٽ/ پ ny
77
ط Th ة t/h
ظ Zh ء ’
Tambahan Huruf Arab-Melayu
No.
Konsonan
No.
Vokal
Huruf Latin Huruf Latin
1. ڤ P 1. او o
2. ي/پ/ٽ Ny 2. ي i
3. ڠ Ng 3. و u
4. ج C
5. ح H
top related