BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8266/4/T1_292009314_BAB IV.pdf49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskritif Subjek Penelitian
Post on 06-Aug-2019
214 Views
Preview:
Transcript
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskritif Subjek Penelitian
Siswa SDN Mangunsari 02 berjumlah 127 Siswa yang terdiri mulai dari kelas
1 sampai dengan kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas. Di sini
peneliti mengambil sampel seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 20 siswa. Rata-
rata usia siswa kelas 4 sekitar 10 tahun sesuai dengan perkembangan perilaku
kognitif yang dikemukakan oleh Piaget pada tahap konkret-operasional (7-11
tahun). Teori tersebut mengemukakan bahwa pada periode ini ditandai dengan
adanya tambahan kemampuan yang disebut operator (satuan langkah berpikir)
yang bermanfaat unutk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan
peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri. Pada dasarnya perkembangan
kognitif anak ditinjau dari karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan
kognitif orang dewasa. Pada periode ini anak baru mampu berpikir sistematis
mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.
4.2 Pelaksanaan Tindakan
4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Dalam tahap pra siklus metode pembelajaran yang dilakukan masih
konvensional yakni dengan berceramah. Proses transfer materi pelajaran yang
disampaikan didominasi oleh guru. Dominasi yang dilakukan menimbulkan
komunikasi dalam pembelajaran hanya berjalan satu arah. Siswa bertindak hanya
sebagai pendengar. Pembelajaran ini menyebabkan siswa pasif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Ketidakaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan hasil belajar menjadi kurang maksimal. Ketika kegiatan
belajar mengajar berpusat pada guru, siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga tidak mengalami proses yang bermakna. Maka pengetahuan yang
disampaikan tidak dapat diterima dengan maksimal.
50
Pelaksanan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri
Mangunsari 02 dilaksanakan setiap hari Selasa dan jumat. Jam pelajaran yang
ditentukan hari selasa pada jam kedua sampai jam pelajaran ke empat, sedangkan
hari Jumat pada jam pelajaran kedua sampai jam pelajaran ketiga.
Motivasi belajar dan hasil belajar yang kurang maksimal nampak dalam
hasil tes evaluasi pra siklus yang telah dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil
angket dan hasil tes pra siklus. Berikut tabel yang menunjukkan hasil belajar siswa
secara kognitif pada tahap pra siklus :
4.2.2 Deskripsi Kondisi Awal Motivasi Siswa
Sebelum tindakan peneliti ingin mengetahui kondisi awal kelas 4 tentang
motivasi belajar, maka peneliti menyebarkan angket kepada siswa kelas 4 dan
hasilnya terdapat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus
Kategori Rentan Nilai Frekuensi Prosentase ST 121-130 6 30% T 110-120 3 15% S 99-109 5 25% R 88-98 3 15%
SR 76-87 3 15% Jumlah 20 100%
Dari tabel 4.1 kondisi awal motivasi belajar siswa dapat dideskripsikan
bahwa siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 6 anak ( 30% ), siswa yang
memiliki motivasi tinggi ada 3 anak (15% ), siswa yang memiliki motivasi sedang
ada 5 anak (25%), siswa yang memiliki motivasi rendah ada 3 anak (15%),
sedangkan siswa yang memiliki motivasi sangat rendah 3 anak (15%).
51
4.2.3 Deskripsi Kondisi Awal Hasil Siswa
Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 sebelum
diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas.
Ketuntasan klasikal belajar siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPA hanya 30%
dengan nilai rata-rata 51. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
pada setiap kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar
pada mata pelajaran IPA yaitu 65. Hasil belajar IPA selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri
Mangunsari 02 Pra Siklus
No Ketuntasan Frekuensi Prosentase
1 Tuntas 6 30%
2 Tidak tuntas 14 70%
Jumlah 20 100%
Nilai tertinggi 70
Nilai terendah 30
Rata-rata 51
Berdasarkan Tabel 4.2, tampak bahwa ketuntasan siswa sebelum diadakan
tindakan hanya 6 siswa yang tuntas dan 14 yang tidak tuntas terlihat pula ada
ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 70 dengan nilai terendah 30.
Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas IV disebabkan oleh guru kelas 4
SDN Mangunsari 02 kurang kreatif, dalam kegiatan mengajar hanya berceramah
saja tanpa disertai media apapun, metode kurang bervariasi serta kurang
melibatkan siswa, membatasi kreativitas siswa, konsentrasi siswa dalam
pembelajaran lemah.
52
Dari hasil analisis data hasil belajar pra siklus dijadikan sebagai sampel
penelitian. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus dilakukan 2
kali pertemuan dengan menerapkan metode pembelajaran picture and picture
dalam pembelajaran IPA.
4.3 Hasil Penelitian
Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan penyebab
perubahan lingkungan fisik sub pokok bahasan angin, hujan, cahaya matahari, dan
gelombang air laut. Dalam siklus 1 ini dilakukan melalui dua kali pertemuan
dengan rinciannya sebagai berikut:
4.3.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat
untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Persiapan yang dilakukan peneliti
untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat
dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 16 April 2013 melalui beberapa kegiatan
sebagai berikut :
a. Kegiatan awal
Sebelum pelajaran dimulai terlebih dahulu berdoa, kemudian mengabsen
siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya kepada siswa : ”pada
minggu sebelumnya siswa belajar tentang materi apa?” setelah kegiatan itu guru
menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan.
b. Kegiatan inti
Guru menjelaskan pengertian penyebab perubahan lingkungan fisik terhadap
daratan dan contohnya dengan berdemonstrasi dengan gambar. Setelah itu guru
meminta siswa untuk menyebutkan beberapa contoh yang termasuk penyebab
perubahan lingkungan fisik terhadap daratan Siswa mengklasifikasikan contoh
penyebab perubahan lingkungan fisik terhadap daratan dengan gambar.
53
c. Kegiatan akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang
telah dilakukan.
d. Observasi
Pada pertemuan pertama ini pembelajaran berjalan berjalan lancar akan
tetapi masih ada sedikit hambatan yaitu sebagai berikut:
a. Siswa masih belum merasa percaya diri saat kegiatan diskusi sehingga
masih banyak kelompok yang bertanya kepada guru apakah jawaban
mereka benar
b. Siswa masih saling menunjuk saat membacakan hasil diskusi sehingga
melebihi dari waktu yang dialokasikan
e. Refleksi Pertemuan ke-1
Berdasarkan analisis hasil tes pada siklus 1 pertemuan pertama terdapat 6 siswa
yang tuntas dan 14 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan
pembelajaran.
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar
pada pembelajaran siklus 1 siswa sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat
keaktifannya masih kurang dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang
serta masih ada siswa belum tuntas belajar. Hal tersebut dikarenakan interaksi guru
dengan siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas, masih terdapat
beberapa siswa saat mengikuti pelajaran tidak mendengarkan penjelasan dan arahan
dari guru serta semangatnya masih kurang.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus 1 pertemuan
pertama , rata-rata nilai belum mencapai KKM (65) maka akan diperbaiki dalam
pelaksanaan pembelajaran siklus 1 pertemuan kedua agar hasil belajar siswa yang
untuk berpartisipasi secara aktif. Guru juga harus memberi perhatian kepada siswa
harus secara merata pada semua siswa.
Pertemuan kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 19 April 2013 melalui beberapa
kegiatan sebagai berikut:
54
a. Kegiatan awal
Sebelum masuk pada materi guru bertanya kepada siswa tentang
kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. Sebagai apersepsi guru bertanya ”siapa yang
tahu penyebab terjadi banjir?”. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan serta tujuannya.
b. Kegiatan inti
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4
siswa. Kemudian guru membagi gambar dan LKS untuk kegiatan mengurutkan
gambar dengan benar. Guru meminta siswa untuk memasang atau menempelkan
gambar contoh faktor-faktor yang menyebabkan perubahn fisik terhadap daratan
secara benar. Guru membimbing siswa yang kesulitan.
c. Kegiatan akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah
dilakukan.Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan.
b. Observasi
Pada pertemuan kedua pembelajaran berjalan dengan lancar, siswa sudah
mulai berantusias untuk ingin memulai pembelajaran, siswa sudah mulai bisa untuk
melakukan kegiatan berkelompok, sudah mampu berdiskusi. Saat membacakan
hasil diskusi sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
c. Refleksi Pertemuan ke-2
Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus 1 pertemuan kedua
terdapat 13 siswa yang tuntas dan 7 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu
diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui
bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus 1 pertemuan kedua siswa
sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang dan
perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang serta masih ada 58% siswa
belum tuntas belajar.
Hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam
proses pembelajaran di kelas, Keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat
55
pada kelompok masih kurang. Untuk menindak lanjuti dilakukan cara memberi
petunjuk pada siswa agar berani dalam berpendapat dalam diskusi kelompok.
3) Hasil Tindakan
a. Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang
telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus 1.Hasil analisis pengamatan tes
pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 yang telah dilakukan diperoleh hasil
yang tersaji pada tabel 4.3 di bawah ini :
Tabel 4.3
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Mangunsari 02 siklus 1
No Ketuntasan Frekuensi Prosentase 1 Tuntas 13 65%
2 Tidak tuntas 7 35% Jumlah 20 100%
Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 35 Nilai rata-rata 63,5
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 1 adalah
63,5 meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 51. Jumlah siswa yang
tuntas belajarnya pada siklus 1 meningkat menjadi 13 siswa, sementara pada pra
siklus 6 siswa. Nilai tertinggi diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang
mencapai nilai tertinggi yaitu 80, nilai terendah 35. Perolehan hasil belajar IPA
siswa kelas 4 SDN Mangunsari 02 dengan menerapkan metode Pembelajaran
picture and picture jumlah siswa yang nilainya ≥ 65 atau yang memenuhi KKM
sudah terlihat meningkat seperti yang dikatakan dalam hasil penelitian Ninik Sri
Moerwani (2011) bahwa metode pembelajaran picture and picture sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa.
56
1) Hasil Belajar Aspek Kognitif
Dengan penerapan metode pembelajaran Picture and Picture , hasil
belajar aspek kognitif siswa kelas 4, SD Negeri Mangunsari 02, Kecamatan
Sidomukti, Kota Salatiga mengalami peningkatan. Meningkatnya hasil
belajar dapat dilihat dari hasil tes Formatif kondisi awal, dan tes formatif
siklus I.
2) Hasil Belajar Aspek Keterampilan Sosial
Sebelum diterapkan metode permbelajaran Picture and Picture, dalam
pembelajaran IPA, siswa pasif, belum bisa diajak bekerjasama. Mereka
cenderung bekerjasama hanya dengan teman tertentu. Setelah diterapkan
metode pembelajaran Picture and Picture aspek keterampilan sosial
meningkat. Mereka sudah mulai diajak bekerjasama dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan guru/pengajar.
3) Efektifitas Cara Pembelajaran Menurut Peserta Didik
Siswa sangat senang dengan diterapkan metode pembelajaran Picture
and Picture dalam pembelajaran. Menurut mereka metode ini
menyenangkan dan memudahkan mereka memahami materi pembelajaran
IPA khususnya materi Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan.
4.3.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Praktek pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan pengaruh erosi,
banjir, dan longsor terhadap permukaan daratan Siklus II ini dilakukan melalui dua
pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
1. Perencanaan
Hasil refleksi pada siklus I dengan observer menjadi salah satu pertimbangan
untuk melaksanakn pembelajaran yang lebih baik lagi. Persiapan yang dilakukan
untuk melaksanakan pertemuan pada siklus II ini adalah dengan mempersiapkan
instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar efektifitas pembelajaran dapat
meningkat dibanding pada siklus I.
57
2. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan ke-1
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 23 April 2013 melalui beberapa kegiatan
sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Sebelum pelajaran dimulai berdoa terlebih dahulu, kemudian mengabsen
siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya pada siswa tentang
kegiatan/materi sebelumnya setelah itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang
akan dilakukan.
b. Kegiatan inti
Guru membagi siswa dalam 5 kelompok (seperti pada siklus I). Setelah itu
guru membagi dan lembar kerja siswa dan hand out materi untuk melakukan
kegiatan mengurutkan gambar tentang pengaruh erosi,abrasi,banjir dan longsor
terhadap permukaan daratan. Siswa diminta untuk mengurutkan gambar dan
mengisi lembar kerja yang sudah disediakan. Guru membimbing siswa yang
kesulitan.
c. Kegiatan akhir
Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.
Kemudian guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tes pada siklus II pertemuan pertama terdapat 16 siswa yang
tuntas dan 4 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan
pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru
mengajar pada pembelajaran siklus II pertemuan pertama siswa sudah aktif dan
semangat dalam mengikuti pembelajaran. Tindak lanjutnya dalam siklus ke II
pertemuan kedua nilai siswa harus meningkat lagi.
Pertemuan ke-2
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 26 April 2013 melalui beberapa
kegiatan sebagai berikut :
58
a. Kegiatan awal
Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya kepada siswa tentang
kegiatan/materi sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang
akan dilakukan.
b. Kegiatan inti
Guru membagi siswa dalam 5 kelompok (seperti pada siklus I). Setelah itu
guru membagi dan lembar kerja siswa dan hand out materi untuk melakukan
kegiatan mengurutkan gambar tentang cara mencegah erosi, abrasi, banjir dan
longsor terhadap permukaan daratan. Siswa diminta untuk mengurutkan gambar
dan mengisi lembar kerja yang sudah disediakan. Guru membimbing siswa yang
kesulitan.Setelah itu mengulas sedikit tentang materi-materi yang sudah dipelajari.
c. Kegiatan akhir
Dalam pertemuan kedua ini diadakan tes untuk mengetahui seberapa jauh
pemahaman materi yang sudah diajarkan.
d. Observasi
Pada tahap pembelajaran siklus II observer mengamati bahwa dalam
pembelajaran guru sudah menngunakan alat peraga dengan baik dan
mengoptimalkan metode diskusi sebagai sarana latihan bagi siswa. Dalam diskusi
kelompok berjalan lancar, siswa terlihat antusias karena mndapat bimbingan dari
guru dan sudah merasa percaya diri dalam mengerjakan tugas diskusi. Pada saat
membacakan hasil diskusi siswa sudah terlihat siap tidak ada saling tunjuk
menunjuk. Berdasarkan lembar observasi yang dilakukan terhadap kegiatan guru
pada siklus II telah menunjukkan tingkat penguasaan guru terhadap kondisi kelas
lebih baik dibandingkan pada siklus I.
e. Refleksi
Bardasarkan hasil tes siklus II dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah
cukup antusias dan aktif dibandingkan saat pembelajaran siklus I, hal ini terjadi
karena siswa sudah mengerti dan terlibat secara langsung dalam proses
mengurutkan gambar secara benar. Selain itu juga siswa yang pada saat siklus I
tidak mau mendengarkan arahan dari guru pada siklus II ini sudah dapat
memperhatikan dengan baik.
59
Hasil dari tindakan Siklus II diperoleh hasil belajar IPA siswa kelas 4
meningkat. Sehingga dapat dinyatakan penerapan metode pembelajaran picture and
picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas 4 pada mata pelajaran IPA.
Hasil belajar tersebut menunjukkan adanya kebenaran pernyataan dari Marlina
2012 bahwa dengan picture and picture atau gambar kita akan menghemat energy
dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang di ajarkan.
3. Hasil tindakan
a. Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Pada Siklus II Dapat Dilihat
Pada Tabel 4.4
Kategori Rentan nilai Frekuensi Prosentase Sangat Tinggi 121-130 10 50%
Tinggi 110-120 7 30% Sedang 99-109 3 15% Rendah 88-98 0 0%
Sangat rendah 76-87 0 0% Jumlah 20 100%
Dari tabel 4.4 siklus I dan II motivasi belajar siswa dapat dideskripsikan
bahwa siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi ada 10 anak (50%), siswa yang
memiliki motivasi tinggi ada 7 anak (30% ), siswa yang memiliki motivasi sedang
ada 3 anak (15% ), sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah dan sangat
rendah tidak ada.
Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus II diakhir pembelajaran
diadakan tes/evaluasi untuk mengukur ketuntasan belajar siswa. Hasil belajar siswa
pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini :
60
Tabel 4.5
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Mangunsari 02 Siklus II
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus II adalah 82
meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus 51 dan siklus 1 63,5. jumlah siswa
yang tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat menjadi 19 siswa, sementara pada
pra siklus hanya 6 siswa dan siklus 1 yaitu 13 siswa. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa
perolehan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD negeri Mangunsari 02 dengan
penerapan metode picture and picture pada siklus II dengan jumlah siswa yang
nilainya ≥ 65 atau yang memenuhi KKM sudah terlihat sangat meningkat.
4. Hasil Belajar Aspek Kognitif
Dengan penerapan metode pembelajaran Picture and Picture, hasil
belajar aspek kognitif siswa kelas 4, SD Negeri Mangunsari 02, Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga mengalami peningkatan. Meningkatnya motivasi
belajar dan hasil belajar IPA, dapat dilihat dari hasil angket dan hasil tes
formatif siklus 1 dan tes formatif siklus 2 . prosentase ketuntasan hasil
belajar siswa siklus 1 adalah 65 %. Pada siklus 2, mengalami peningkatan
menjadi 95%.
5. Hasil Belajar Aspek Keterampilan Sosial
Penerapan metode pembelajaran Picture and Picture dalam
pembelajaran IPA, berdampak pada keterampilan sosial. Mereka dapat
bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru/ pengajar, lebih berani mengemukakan pendapat saat diskusi.
No Ketuntasan Frekuensi Prosentase 1 Tuntas 19 95%
2 Tidak tuntas 1 5% Jumlah 20 100% Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 50 Nilai rata-rata 82
61
6. Efektifitas Cara Pembelajaran Menurut Peserta Didik
Berdasarkan hasil wawancara guru/ pengajar dengan siswa saat
refleksi akhir pembelajaran, diketahui siswa senang mengunakan metode
pembelajaran Picture and Picture, mereka mengatakan: dengan menerapkan
metode pembelajaran Picture and Picture mereka menyelesaikan tugas
dengan lebih mudah, sehingga mempengaruhi hasil belajar yang mereka
capai.
4.4 Hasil Analisis Data
Motivasi Belajar dan Hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Mangunsari
02 mengalami peningkatan setelah diterapkan metode Pembelajaran Picture
and Picture dalam mata pelajaran IPA, peningkatan tersebut dapat dilihat
dari rata-rata dan prosentase ketuntasan belajar setiap siklus. Analisis data
antar siklus dapat dilihat pada tabel 4.6
4.4.1 Data Temuan Perbandingan Ketuntasan Motivasi Belajar IPA
Kelas 4 SDN Mangunsari 02 Pra Siklus dan Siklus II
Tabel 4.6
Perbandingan Ketuntasan Angket Motivasi Pra siklus dan Siklus II
No Motivasi Belajar
Pra siklus Siklus II
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
1 Sangat Tinggi 6 30% 10 50%
2 Tinggi 3 15% 7 35%
3 Sedang 5 25% 3 15%
4 Rendah 3 15% 0 0%
5 Sangat Rendah 3 15% 0 0%
62
Dari tabel 4.6 diatas diketahui bahwa motivasi siswa pada kondisi awal
yang sangat tinggi dan tinggi ada 6 siswa (30%), siklus II ada 10 siswa (50%),
motivasi belajar sedang dan rendah pada kondisi awal ada 8 siswa (35%),pada
siklus I dan II ada 3 siswa ( 15%), sedang motivasi sangat rendah kondisi awal
ada 3 siswa (15%) dan siklus II tidak ada.
Jadi peningkatan motivasi belajar siswa dari yang sangat tinggi dan tinggi
dari kondisi awal 30% menjadi 50% pada siklus II.
4.4.2 Perbandingan Hasi Belajar Pra Siklus,Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.7
Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Mangunsari 02
Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
No Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II Frekuensi
Prosentase
Frekuensi Prosentase
Frekuensi Prosentase
1 Tuntas 6 30% 13 65% 19 95% 2 Tidak tuntas 14 70% 7 35% 1 5%
Jumlah 20 100% 20 100% 20 100% Nilai tertinggi 70 80 100
Nilai terendah 30 40 50 Nilai rata-rata 51 63,5 82
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus
sampai siklus II. Nilai yang diatas KKM dari pra siklus 6 siswa meningkat pada
siklus I menjadi 13 siswa, meningkat lagi pada siklus II menjadi 19 siswa dari 20
siswa adanya peningkatan hasil belajar IPA tiap siklus setelah dilakukan metode
pembelajaran picture and picture sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
63
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi sebelum tindakan (pra siklus) yang
dilakukan di kelas 4 SD Negeri Mangunsari 02 ditemukan bahwa hasil
belajar IPA siswa masih rendah dan motivasi siswa juga kurang dalam
mengikuti pembelajaran ini di sebabkan pemahaman mengenai materi ‘’
Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan’’ belum secara aktif terlibat
dalam pembelajaran. Proses pembelajaran sebelum tindakan (pra siklus)
menunjukan siswa masih pasif selama pelajaran, yang aktif hanya guru.
Siswa lebih cenderung mendengarkan ceramah dari guru sehingga pelajaran
terkesan membosankan dan siswa tidak termotivasi untuk belajar. Siswa
masih bekerja secara individu, tidak nampak dalam pembelajaran kretifitas
siswa dan siswa tidak dibiasakan mengembangkan keterampilan bekerja
sama dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat jenuh karena proses
pembelajaran seakan monoton dari guru saja sehingga hasil belajar siswa
rata-rata masih rendah, hasil belajar siswa dalam rata-rata sebelum tindakan
(pra siklus adalah 51). Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM = 63) hanya 6 siswa atau 30%, sedangkan siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa atau 70%. Nilai
tertinggi yang berhasil didapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 70
sedangkan nilai terendah adalah 30.
Adanya perbandingan siswa yang tuntas dan tidak tuntas di kelas 4 SD
Negeri Mangunsari 02 dikarenakan 6 siswa sudah dapat menerima materi
yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan metode ceramah saja dan
siswa ini memang mempunyai daya tangkap materi pembelajaran yang lebih
baik dibandingkan teman-teman yang lain walaupun guru menyampaikan
materi dengan menggunakan metode ceramah saja. Sebaliknya 14 siswa yang
belum tuntas disebabkan ketidakmampuan menerima materi pembelajaran
yang disajikan oleh guru menggunakan metode ceramah karena 14 siswa
dalam hal penguasaan materi pembelajaran masih rendah jika guru hanya
menggunakan metode ceramah saja, sehingga diperlukan tindakan sesuai
yaitu bagaimana guru harus menekankan aktifitas siswa di kelas agar tidak
64
hanya mengandalkan metode konvensional (ceramah) yang sedikit
membosankan. Siswa akan lebih dapat menguasai materi jika dihadapkan
pada suatu yang konkrit dan pembelajaran yang menyenangkan agar siswa
dapat mendapatkan pengalaman belajar yang berarti serta siswa dapat terlibat
aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Pendapat yang dikemukakan oleh Sulastri (2012) dan Deden (2001)
menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa dengan penerapan metode
pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Metode pembelajaran Picture and Picture memudahkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran, ditandai dengan keaktifan siswa dalam
mengerjakan tugas kelompok yang disertai dengan gambar-gambar dan
keberanian siswa mengemukakan pendapat dan kerjasama menyelesaikan
lembar kerja kelompok .
Pendapat yang dikemukakan oleh Yusup (2008) dan Agung (2012)
menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa dengan penerapan metode
pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan Motivasi belajar
siswa. Metode pembelajaran Picture and Picture memudahkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran, ditandai dengan keaktifan siswa dalam
mengerjakan tugas kelompok yang disertai dengan gambar-gambar dan
keberanian siswa mengemukakan pendapat dan kerjasama menyelesaikan
lembar kerja kelompok . Peningkatan motivasi dan hasil belajar ini juga
terjadi pada saat peneliti membuktikan sendiri penerapan metode
pembelajaran Picture and Picture pada siswa kelas 4 SD Negeri Mangunsari
02. Pada saat mengunakan metode pembelajaran Picture and Picture siswa
tidak lagi terlihat pasif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, siswa
terlihat aktif, bekerja dalam kelompoknya untuk mengerjakan masalah
kontekstual yang diberikan oleh guru sehingga hal tersebut sangat
mempengaruhi motivasi belajar dan hasil belajar IPA didapatkan dari hasil
perolehan nilai angket dan nilai tes evaluasi siswa di siklus I dan II.
65
4.5.1 Siklus I
Siklus I dengan penerapan metode pembelajaran Picture and Picture,
siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 sebanyak 13
siswa atau 65% dan sebanyak 7 siswa atau 35% yang mendapatkan nilai di
bawah KKM, nilai rata-rata siswa adalah 63,5 sedangkan nilai tertinggi
adalah 80 dan nilai terendah 35.
4.5.2 Siklus II
Siklus II dengan penerapan metode pembelajaran Picture and Picture, siswa
yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 sebanyak 19 siswa atau
95% dan sebanyak 1 siswa atau 5% yang mendapatkan nilai di bawah KKM, nilai
rata-rata adalah 82 sedangkan nilai teringgi 100 dan nilai terendah 50.
Sedangkan peningkatan motivasi belajar siswa pada kondisi awal yang sangat
tinggi dan tinggi ada 9 siswa (45%), pada siklus yang ke II ada 17 siswa (85%),
motivasi belajar sedang dan rendah pada kondisi awal ada 8 siswa (40%), pada
siklus II ada 3 siswa (15%), sedangkan motivasi siswa yang sangat rendah tidak
ada. Jadi peningkatan motivasi belajar siswa dari yang sangat tinggi dan tinggi dari
kondisi awal 45% menjadi 85% pada siklus II.
Berdasarkan perolehan nilai yang diperoleh siswa pada siklus I dan
siklus II bahwa penerapan metode pembelajaran Picture and Picture sebagai
salah satu alternatif metode pembelajaran yang memiliki keunggulan untuk
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPA siswa. Peningkatan
motivasi belajar dan hasil belajar IPA dengan metode pembelajaran Picture
and Picture, menunjukan bahwa dalam memahami materi pembelajaran.
Metode pembelajaran Picture and Picture cocok diterapkan pada siswa kelas
4. Hal tersebut dapat di tunjukan dengan perhatian anak terhadap tugas yang
diberikan guru dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan
ini meningkat kan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri
Mangunsari 02 tahun pelajaran 2012/2013.
66
4.5.3 Implikasi Penerapan Metode Pembelajaran Terhadap Motivasi
Belajar Dan Hasil Belajar
Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya diperoleh motivasi belajar dan
hasil belajar IPA bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran Picture and
Picture pada pokok bahasan materi per pada siswa kelas 5 SDN Sumogawe 03
mengalami peningkatan. Selain hasil belajar siswa yang meningkat, kemampuan
guru dalam menggunakan model pembelajaran iniubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan juga menunjukkan peningkatan.
Penggunaan metode pembelajaran picture and Picture dalam pembelajaran
IPA menunjukkan terjadinya peningkatan yang dapat dilihat dari peningkatan
motivasi dan hasil ketuntasan siswa dari mulai sebelum tindakan sampai tindakan
siklus II. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran
picture and picture dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa karena dalam metode
pembelajaran ini terdapat salah satu tahapan penting dalam pembelajaran yaitu cara
guru mempersiapkan dan melaksanakan pelatihan terbimbing dalam
mendemonstrasikan kegiatan praktek yang dikombinasikan dengan latihan serta
bimbingan individual terhadap setiap siswa.
top related