Transcript
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1Logo Bank BNI
4.2Profil Bank Negara Indonesia
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara
Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi
pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang
Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya
beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati
sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada
tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari
Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah
membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank
sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan
kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses
langsung untuk transaksi luar negeri.
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan
ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.
Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari
identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai
akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih
dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat
- 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan
tahun 1988.
Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank
Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan
publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun
1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan
lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan
identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga
menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja
secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai
digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah
keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI'
dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam
logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional
pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada akhir tahun 2011, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60%
saham BNI, sementara 40% saham selebihnya dimiliki oleh pemegang saham
publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing. Saat ini, BNI adalah
bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset, total kredit maupun total
dana pihak ketiga. Kapabilitas BNI untuk menyediakan layanan jasa keuangan
secara menyeluruh didukung oleh perusahaan anak di bidang perbankan syariah
(Bank BNI Syariah), pembiayaan (BNI Multi Finance), pasar modal (BNI
Securities), dan asuransi (BNI Life Insurance).
Dengan total aset senilai Rp 299,1 triliun dan lebih dari 23.639 karyawan
pada akhir tahun 2011, BNI mengoperasikan jaringan pelayanan yang luas
mencakup 1.364 outlet domestik dan 5 cabang luar negeri di New York, London,
Tokyo, Hong Kong dan Singapura, 6.227 unit ATM milik sendiri, serta fasilitas
Internet banking dan SMS banking yang memberikan kemudahan akses bagi
nasabah.
Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya,
BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta
senantiasa menjadi kebanggaan negara.
Visi BNI
Menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja
Pernyataan Visi
BNI berupaya menjadi Bank yang menunjukkan kinerja unggul untuk
memberikan nilai investasi yang memuaskan bagi para pemegang saham,
menjadi the bank of choice dengan menyajikan kualitas layanan yang terbaik,
serta menjadi dominant player (market leader) dengan menyajikan produk/jasa
bernilai tinggi di segmen pasar yang dilayani
Misi BNI
1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh
nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice)
2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan
berprestasi.
4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan
sosial.
5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.
Values
Kenyamanan dan Kepuasan
4.3Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer. Data dikumpulkan dengan
teknik penyebaran kuesioner, yaitu dengan memberikan peryataan tertulis
kepada responden. Selanjutnya responden memberikan tanggapan atas
pernyataan yang diberikan. Kuesioner ini bersifat tertutup dimana
jawabannya sudah tersedia. Pengisian kuesioner ini diharapkan dapat
selesai dalam waktu kurang lebih 25 menit. Sebelum suatu kuesioner yang
merupakan instrumen dalam penelitian digunakan secara luas terlebih
dahulu dilakukan pengujian terhadap 30 responden untuk mengukur
reliabilitas dan validitas dari alat ukur tersebut.
4.3.1 Uji Validitas
4.3.1.1 Variabel Brand Awareness
Hasil Penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur.
Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan
eksternal. Instrumen yang mempunyai validitas internal atau
rasional, bila kriteria yagn ada dalam instrumen secara rasional
(akademis) telah mencerminkan apa yang diukur. Validitas
eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan
fakta-fakta empiris yang telah ada (Sugiyono, 2002: 109-111).
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
validitas empiris dengan teknik analisis item, yaitu dengan
mengkorelasikan skor tiap butir pernyataan dengan skor total.
Seperti yang telah dikemukakan bahwa, analisis faktor dilakukan
dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total.
Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas
maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat (Sugiyono,
2002: 115).
Hasil dari uji validitas untuk variabel Brand Awareness dari
setiap pernyataan dalam kuesioner yang disebarkan dapat
diketahui seperti pada tabel berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness
NomorCorrected Item-Total Correlation
Keterangan
Pernyataan ke-1 0.868 Valid
Pernyataan ke-2 0.852 Valid
Pernyataan ke-3 0.903 Valid
Pernyataan ke-4 0.920 Valid
Pernyataan ke-5 0.782 Valid
Pernyataan ke-6 0.816 Valid
Pernyataan ke-7 0.832 Valid
Pernyataan ke-8 0.818 Valid
Pernyataan ke-9 0.782 Valid
Pernyataan ke-10 0.875 Valid
Pernyataan ke-11 0.825 Valid
Berdasarkan tabel tersebut di atas, semua butir
pernyataan untuk variabel Brand Awareness dapat dikatakan valid
dan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.
4.3.1.2 Variabel Keputusan Pembelian
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian
NomorCorrected Item-
Total CorrelationKeterangan
Pernyataan ke-1 0.390 Valid
Pernyataan ke-2 0.467 Valid
Pernyataan ke-3 0.611 Valid
Pernyataan ke-4 0.497 Valid
Pernyataan ke-5 0.444 Valid
Pernyataan ke-6 0.662 Valid
Pernyataan ke-7 0.472 Valid
Pernyataan ke-8 0.531 Valid
Pernyataan ke-9 0.384 Valid
Berdasarkan tabel tersebut di atas, semua butir
pernyataan untuk variabel Keputusan Pembelian dapat dikatakan
valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas atau sama dengan reliabel (terandal) yang
mengandung pengertian kemampuan kuesioner memberikan hasil
pengukuran yang konsisten. Azwar (2001) mengatakan bahwa
reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
artinya keterpercayaan, keterandalan, konsistensi dan sebagainya.
Hasil pengukuran dapat dipercaya bila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek ang sama
diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur tidak
berubah.
Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat
dipercaya. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan
data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal
tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode
Alpha Cronbach’s diukur berdasarkan skala Alpha Cronbrach’s 0
sampai 1.
Trinton (2006), jika skala itu dikelompok ke dalam lima
kelas dengan reng yang sama, maka ukuran kemantapan alpha
dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Nilai Alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel.
2. Nilai Alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel.
3. Nilai Alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel.
4. Nilai Alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel.
5. Nilai Alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel.
Nugroho (2005), reliabilitas suatu konstruk variabel
dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha Cronbach’s > dari 0,60.
Suyuthi (2005), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai
koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6. Jadi pengujian reliabilitas
instrumen dalam suatu penelitian dilakukan karena keterandalan
instrumen berkaitan dengan keajegan dan taraf kepercayaan
terhadap instrumen penelitian tersebut.
4.3.2.1 Variabel Brand Awareness
Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel Brand Awareness dari
setiap pernyataan dalam kuesioner yang disebarkan dapat
diketahui seperti pada tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Brand Awareness
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
0.966 11
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai cronbach
alpha seluruh variabel berkisar antara 0 sampai 1, dengan
demikian keseluruhan item dalam instrumen pengukuran dapat
dinyatakan reliabel. Menurut Nugroho dikatakan reliabel apabila dia
mempunyai Cronsbach’s Alpha ≥ 0.60 (Nugroho, 2005:72).
Dengan demikian, kuesioner untuk variabel Brand Awareness
dikatakan sangat reliabel.
4.3.2.2 Variabel Keputusan Pembelian
Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel Keputusan Pembelian
dari setiap pernyataan dalam kuesioner yang disebarkan dapat
diketahui seperti pada tabel berikut:
Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
0.824 9
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai cronbach
alpha seluruh variabel berkisar antara 0 sampai 1, dengan
demikian keseluruhan item dalam instrumen pengukuran dapat
dinyatakan reliabel. Menurut Nugroho dikatakan reliabel apabila dia
mempunyai Cronsbach’s Alpha ≥ 0.60 (Nugroho, 2005:72).
Dengan demikian, kuesioner untuk variabel Keputusan Pembelian
dikatakan sangat reliabel.
4.4Identitas Responden
Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah nasabah BNI
Taplus Anak. Jumlah sampel adalah 100 orang Nasabah BNI Taplus Anak
yang telah didampingi orang tua dalam mengisi kuesioner yang diberikan
sebagai instrumen pengumpul data penelitian.
4.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Data tentang responden adalah siswa kelas 6 Sekolah Dasar
Islam Rawasari. Jumlah siswa yang menjadi responden tersebut
sebanyak 60 orang. Berikut adalah hasil penelitiannya:
Tabel 9. Distribusi Data Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden Presentase 11 Tahun 30 30%
12 Tahun 40 70%
Total 100 100%
Berdasarkan hasil penelitian menurut usia, usia responden
paling rendah adalah 11 tahun dan paling tinggi adalah 12 tahun.
Kebanyakan responden merupakan siswa Sekolah Dasar kelas V
dan kelas VI.
4.4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 10. Distribusi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentaselaki-laki 23 23%
perempuan 77 77%Total 100 Orang 100%
Berdasarkan hasil penelitian menurut jenis kelamin adalah
kebanyakan yang menjadi sample penelitian adalah perempuan
sebanyak 77 orang atau 77% dan laki-laki sebanyak 23 orang atau
23%.
4.5Pengujian Hipotesis
Hasil perhitungan statistik untuk pengujian hipotesis yang meliputi
koefisien korelasi, koefisien determinasi, uji-t dan regresi yang diperoleh
dengan bantuan komputer, yaitu program SPSS (Statistical Product and
Service Solutions) versi 16.0, terangkum pada tabel berikut ini.
Tabel 11. Rangkuman Hasil Perhitungan Statistik Antara Variabel Program Corporate Social Responsibility PT. Garuda Food (X) dengan
Keputusan Pembelian (Y)
VARIABEL BEBAS Koefisien Regresi T HitungBrand Awareness 0,334 15,069Konstanta 39,999Variebel Terikat R (Korelasi)R2 (koefisien determinasi) T Tabel
: Keputusan Pembelian : 0,618: 0,382
: 1,671
4.5.1 Analisis Korelasi
Berdasarkan tabel 11 di atas diketahui nilai koefisien
korelasinya (r) sebesar 0,618. Nilai ini mencerminkan bahwa antara
Brand Awareness dengan Keputusan Pembelian secara kualitatif
mempunyai hubungan yang tergolong kuat. Hasil koefisien korelasi
(r) yang positif (0,618) menunjukkan orientasi pengaruh positif,
dimana semakin tinggi/semakin baik Brand Awareness yang
diterapkan, maka ekualitas Keputusan Pembelian juga akan
meningkat.
4.5.2 Analisis Koefisien Determinasi
Nilai koefisien determinasi yang diperoleh adalah 0,382 atau
dalam persentase = 38,20%. Hal ini mencerminkan bahwa variabel
bebas (Brand Awareness) mampu menjelaskan variasi perubahan
variabel terikat (Keputusan Pembelian). Besaran angka koefisien
determinasi tersebut juga menunjukkan bahwa kontribusi variabel
Brand Awareness terhadap variabel Keputusan Pembelian adalah
38,20%. Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 61,8%, dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini.
4.5.3 Analisis Uji Hipotesis (Uji-t)
Hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh nilai thitung sebesar
15,069. Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis yang
dirumuskan, maka terlebih dahulu nilai thitung dibandingkan dengan
nilai ttabel. Apabila nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel
maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Nilal ttabel pada taraf level of significant 5% ( = 0,05) dengan degree
freedom (df) = 58 adalah sebesar 1,671. Dengan demikian, jika
dibandingkan antara nilai thitung (15,069) dan nila ttabel (1,671). Maka
nilai thitung lebih besar dibandingkan nilai ttabel. Ini berarti, hipotesis nol
(Ho) ditolak dan Ha diterima; atau dengan kata lain terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara Brand Awareness
dengan Keputusan Pembelian Nasabah BNI Taplus Anak.
4.5.4 Analisis Regresi Sederhana
Dari hasil uji-t diketahui bahwa nilai signifikansinya (0,056)
lebih besar dari 0.05 dan nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel. Hal ini,
selain menyatakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima, juga
menunjukkan bahwa persamaan regresi yang diperoleh dapat
digunakan, sebagai prediksi yang baik.
Berdasarkan tabel 11 di atas, dapat disusun persamaan
regresi sebagai berikut:
Y = 39,999 + 0,334X
Berdasarkan persamaan di atas dlketahui nilai konstantanya
sebesar 39,999. Secara matematis, nilai konstanta tersebut
menyatakan bahwa pada saat Brand Awarenessbenilai 0, maka
Keputusan Pembelian memiliki nilai 39,999.
Selanjutnya nilal positif (0,334) yang terdapat pada koefisien
regresi variabel bebas (Brand Awareness) menggambarkan bahwa
arah hubungan antara variabel bebas dengan vartabel terikat
(Keputusan Pembelian) adalah searah; dimana setiap kenaikan satu
satuan variabel Brand Awareness akan. menyebabkan kenaikan
Keputusan Pembelian sebesar 0,334.
Persamaan di atas apabila digambarkan garis regresinya
tampak sebagai berikut.
Gambar 2. Garis Regresi Pengaruh Brand Awareness(X) terhadap Keputusan Pembelian (Y).
4.6Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah diuraikan hasil perhitungan beserta analisis yang disajikan
secara singkat, maka pada bagian ini akan dijelaskan interpretasi data
penelitian yang berkenaan dengan hasil perhitungan yang telah diperoleh.
Hasil pengujian regresi linier sederhana antara variabel Brand
Awareness dengan variabel Keputusan Pembelian untuk persamaan regresi
adalah a = 39,999 dan b = 0,334 sehingga diperoleh persamaan
regresi linier sederhana Y = 39,999 + 0,334 X.
Hasil ini menunjukkan bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y
dipengaruhi oleh konstanta sebesar 39,999 dan variabel Brand Awareness
sebesar 0,334 artinya kenaikan yang terjadi pada variabel Keputusan
Pembelian dipengaruhi oleh kenaikan variabel Brand Awareness sebesar
0,334.
80 - 70 - 60 - 50 - 40 - 30 - 20 - 10 - 0 -
0 20 40 60 80 100
Y = 39,999 + 0,334X
78,66
Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa variabel Brand
Awareness memiliki hubungan atau berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian di SD Islam Rawasari Jakarta. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa koefien korelasi r sebesar 0,618 memiliki keterikatan yang kuat
terhadap hubungan kedua variabel. Determinasi kedua variabel adalah
sebesar 38,20% menunjukkan bahwa variabel Brand Awareness
memberikan pengaruh sebesar 38,20% terhadap variabel Keputusan
Pembelian sementara sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa hipotesis
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel Brand Awarenessterhadap variabel Keputusan Pembelian
Nasabah BNI Taplus Anak dapat dibuktikan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan Brand
Awareness dengan Keputusan Pembelian (studi kasus Nasabah BNI Taplus
Anak) dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Brand Awareness berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Nasabah
BNI Taplus Anak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa koefien korelasi r
sebesar sebesar 0,618 memiliki keterikatan yang kuat terhadap hubungan
kedua variabel. Determinasi kedua variabel adalah sebesar 38,20%
menunjukkan bahwa variabel Brand Awareness memberikan pengaruh
sebesar 38,20% terhadap variabel Keputusan Pembelian sementara
sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya.
2) Hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh nilai thitung sebesar 15,069. Untuk
mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis yang dirumuskan, maka
terlebih dahulu nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Apabila nilai thitung
lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel maka hipotesis nol (Ho) ditolak
dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Nilal t tabel pada taraf level of
significant 5% ( = 0,05) dengan degree freedom (df) = 58 adalah sebesar
1,671. Dengan demikian, jika dibandingkan antara nilai thitung (15,069) dan
nila ttabel (1,671). Maka nilai thitung lebih besar dibandingkan nilai ttabel. Ini
berarti, hipotesis nol (Ho) ditolak dan Ha diterima; atau dengan kata lain
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Brand Awareness
dengan Keputusan Pembelian Nasabah BNI Taplus Anak.
5.2Saran
Dengan melihat hasil pembahasan dan kesimpulan maka
direkomendasikan atau disarankan hal-hal sebagai berikut:
5.2.1 Saran Praktis
5.2.1.1 Perlunya peningkatan Brand Awareness melalui promosi dengan
memanfaatkan media massa maupun secara word of mouth dalam
rangka meningkatkan Keputusan Pembelian Nasabah BNI Taplus
Anak.
5.2.1.2 Perlunya meningkatkan kebersamaan antara perusahaan dalam hal
ini Bank BNI 1946 dengan warga masyarakat dari segala kalangan
usia maupun status sosial melalui program Coporate Social
Responsibility (CSR) yang akan berimbas kepada Keputusan
Pembelian.
5.2.1.3 Perlunya meningkatkan kegiatan promosi secara langsung melalui
kerjasama dengan sekolah-sekolah sehingga mampu meningkatkan
jumlah nasabah BNI Taplus Anak.
5.2.2 Saran Akademis
Studi ini berusaha untuk menunjukan bawa salah satu faktor
yang dapat menentukan keberhasilan suatu perusahaan bisa
didapatkan melalui kualitas produk dan juga promosi yang efektif dan
efisien. Studi ini juga menunjukan bahwa jika hal datas dijalankan
dengan baik dan benar dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa perbankan seperti Bank BNI 1946 dapat memenangkan
keunggulan bersaing. Akan menarik pula untuk dikaji faktor-faktor yang
menentukan keberhasilan suatu perusahaan, seperti aspek lain dari
strategi pemasaran.
Peneliti sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak terdapat permasalahan dan agar ke
depannya pembaca dapat mengkaji variabel lain di luar model
penelitian ini, karena dari hasil penelitian menunjukkan masih terdapat
variabel lain yaitu sebesar 61,8% yang mempengaruhi Keputusan
Pembelian.
5.3Implikasi
Implikasi dari temuan penelitian mencakup pada dua hal, yakni
implikasi akademis dan praktis. Implikasi akademis berhubungan dengan
kontribusinya bagi perkembangan teori-teori brand awareness perusahaan
dan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusinya temuan penelitian
terhadap penguatan Keputusan Pembelian pada pelanggan
Berdasarkan kesimpulan dan saran di atas maka memiliki implikasi
sebagai berikut:
5.3.1 Implikasi Praktis
Implikasi praktis dalam penelitian ini juga berlaku bagi penyelenggara,
maupun perancang program-program perusahaan khususnya brand
awareness sebagai berikut :
a) Peningkatan brand awareness dapat dilakukan dengan cara
melakukan promosi di media massa maupun melalui kegiatan-
kegiatan yang mengundang partisipasi masyarakat seperti program
CSR, kampanye lingkungan sehat dan lain sebagainya. Penelitian
ini telah menghasilkan suatu model bahawa peningkatan brand
awareness dapat dijadikan sebagai instrumen untuk meningkatkan
kesadaran merek pelanggan sekaligus diharapkan dapat
memperkuat keputusan pembelian calon nasabah..
b) Temuan di dalam penelitian ini, bahwa dalam melakukan
pengembangan program-program promosi maupun pemberdayaan
masyarakat sebagai calon nasabah potensial terutama anak
sebagai yang akan dijadikan sasaran penelitian..
c) Penelitian ini telah menghasilkan pengaruh brand awareness
berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Dengan demikian
salah satu strategi pemasaran yang dapat ditempuh dalam
meningkatkan keputusan pembelian konsumen adalah melalui
peningkatan brand awareness.
5.3.2 Implikasi Akademis
Dari hasil penelitian yang dilakukan secara konsisten menunjukan
bahwa brand awareness memberikan pengaruh yang besar pada
keputusan pembelian konsumen.
Implikasi akademis penelitian ini berkaitan dengan teori pemasaran
maupun strategi yang dapat ditempuh dalam upaya meningkatkan
jumlah konsumen atau nasabah dalam konteks penelitian ini. Implikasi
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Implikasi yang berkenan dengan teori pemasaran dalam hal ini
brand awareness, penelitian ini telah berhasil mengelaborasi
konsepsi brand awareness yang dapat mempengaruhi Keputusan
Pembelian di masyarakat.
b) Implikasi akademis yang berkenaan dengan brand awareness
adalah mengenai bagaimana perusahaan-perusahaan mampu
menjadikan brand perusahaan sebagai alat efektif dalam
meningkatkan jumlah nasabah. Hal ini dapat dicapai jika
perusahaan mampu terus menjaga dan meningkatkan brand
awareness di benak konsumen sehingga ketika konsumen
membutuhkan produk perbankan maka brand perusahaan menjadi
hal yang pertama ada di pikiran nasabah.
c) Implikasi teroritis kaitannya dengan brand awareness dapat
meningkatkan Keputusan Pembelian. Menciptakan Keputusan
Pembelian yang merupakan tujuan akhir dari suatu aktivitas
program kerja Public Relation (PR) yang biasanya berada di
dibawah divisi pemasaran suatu perusahaan, baik untuk keperluan
publikasi maupun promosi, peranan public relation mencakup
bidang yang luas menyngkut hubungan dengan berbagai pihak dan
tidak hanya sekedar berbentuk relations dalam arti sempit, karena
personal relations mempunyai peranan yang cukup besar dalam
melakukan aktifitas publik relations. Bagaimana meningkatkan
kesadaran pengertian, dan pemahaman tentang aktifitas
perusahaan atau lembaga termasuk membentuk sikap yang
menyenangkan (favouritable) itikad baik (good will), toleransi
(tolerance), saling pengertian (mutual understanding), saling
mempercayai (mutual confidene), saling menghargai (mutual
appreciation), dan pada akhirnya akan menciptakan citra baik
(good image).
top related