BAB III 1. tes penguasaan konsep dan keterampilan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706521_chapter... · 2018-10-25 · saraf kranial pada manusia berdasarkan nama, tipe
Post on 06-Mar-2019
216 Views
Preview:
Transcript
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam
meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa
dilihat dari N-gain tes penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi
yang diperoleh dari data tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) baik pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
2. Model pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan pada penelitian ini
adalah suatu pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal
dalam proses pembelajarannya. Selain itu, langkah-langkah yang diterapkan
selama pembelajaran mengikuti model pembelajaran berbasis masalah
melalui studi kasus. Tahapan pembelajaran yang dilakukan meliputi orientasi
siswa kepada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing
penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3. Model pembelajaran yang diterapkan sebagai pembanding di kelas kontrol
yaitu model pembelajaran konvensional melalui metode diskusi. Model
pembelajaran konvensional yang dimaksud yaitu bentuk pembelajaran yang
sudah biasa diterapkan di kelas tersebut.
4. Penguasaan konsep siswa merupakan kemampuan siswa dalam memahami
konsep sebelum dan setelah pembelajaran selesai dilakukan. Peningkatan
38
penguasaan konsep pada siswa dilihat dari gain nilai yang diperoleh siswa
setelah menjawab soal-soal tes objektif berupa soal tes pilihan ganda pada tes
awal (pretest) dan tes akhir (posttest).
5. Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu keterampilan proses IPA
yang dapat mengungkap gagasan, temuan, bahkan perasaan kepada orang
lain. Keterampilan komunikasi yang akan diteliti adalah keterampilan
komunikasi secara lisan dan tertulis. Keterampilan komunikasi secara lisan
diukur pada saat diskusi dan presentasi sedangkan keterampilan
berkomunikasi tertulis (keterampilan berkomunikasi melalui grafik, bagan,
tabel, dan gambar) diukur dari jawaban-jawaban siswa pada soal uraian yang
diberikan pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) baik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy
Experiment (Sugiyono, 2009:114). Pemilihan metode penelitian ini didasarkan
karena tidak mungkin dapat mengontrol seluruh variabel penelitian dikarenakan
subjek penelitiannya adalah manusia. Pada penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu
kelas yang diberi perlakuan atau disebut kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sedangkan
kelas kontrolnya menggunakan metode diskusi. Melalui kelas kontrol yang
menggunakan metode diskusi sebagai pembanding, maka dapat diketahui
39
pengaruh atau efektivitas model pembelajaran berbasis masalah selama
pembelajaran.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-posttest non equivalent
multiple group design (Wiersma, 1995:143). Pada desain penelitian ini, satu kelas
diberi perlakuan tertentu yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis
masalah melalui studi kasus, sementara kelas yang satunya lagi yang
menggunakan metode diskusi dijadikan kelas kontrol. Pada kedua kelas tersebut
diberi tes awal (pretest), dan setelah dikenakan perlakuan kedua kelas tersebut
diberi tes akhir (posttest). Gambaran desain penelitian yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretest-Posttest Non Equivalent Multiple Group Design
Kelas Tahap
Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Kelas Eksperimen T1 X T2 Kelas Kontrol T1 C T2
Keterangan : T1 : Tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol T2 : Tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol X : Model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus C : Model pembelajaran konvensional dengan metode diskusi
(Wiersma, 1995:143)
40
D. Populasi, Sampel, dan Lokasi Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri
1 Bandung tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah tujuh kelas.
2. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA
semester 2 yang berjumlah dua kelas, satu kelas dijadikan kelas eksperimen
dan satu kelas lagi dijadikan kelas kontrol. Pemilihan sampel dilakukan secara
Cluster Random Sampling, yaitu pemilihan sampel secara acak dalam
kelompok, adapun maksud kelompok disini yaitu kelompok kelas XI IPA.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi sekolah tempat dilaksanakannya penelitian beralamat di Jl. Ir.
H. Juanda No 93 Bandung. Lokasi tersebut berada di daerah perkotaan dan
dapat dijangkau dengan mudah karena berada di pinggir jalan raya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian
ini adalah:
1. Tes objektif berupa soal pilihan ganda
Tes objektif pilihan ganda digunakan untuk mengukur penguasaan konsep
siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Tes ini diberikan pada awal dan akhir
pembelajaran baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperien. Tes objektif untuk
mengukur penguasaan konsep siswa ini terdiri dari tiga indikator pada materi
41
sistem saraf. Adapun soal penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran
B.5. Cakupan soal penguasaan konsep yang digunakan yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Penguasaan Konsep
No
Indikator dan TPK Ranah Kognitif No Soal
Jum-lah
C1 C2 C3 C4 C5 C6 1. Mengidentifikasi struktur dan
fungsi neuron a. Siswa mampu menyebutkan
nama bagian-bagian penyusun neuron.
b. Siswa mampu menjelaskan fungsi setiap bagian-bagian penyusun neuron.
c. Siswa mampu mengidentifikasi macam-macam neuron dan fungsinya.
√
√
√
1 2 3
1 1 1
2. Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan proses pada sistem saraf manusia a. Siswa mampu menjelaskan
materi penyusun sistem saraf manusia (otak dan sumsum tulang belakang)
b. Siswa mampu membedakan bagian-bagian otak serta fungsinya
c. Siswa mampu membedakan bagian-bagian penyusun sumsum tulang belakang dan fungsinya
d. Siswa mampu membedakan saraf kranial pada manusia berdasarkan nama, tipe, letak ciri-ciri yang dimiliki serta fungsinya
e. Siswa mampu membedakan saraf spinal dan fungsi yang dimilikinya
f. Siswa mampu membedakan saraf simpatis dan saraf parasimpatis pada manusia
g. Siswa mampu menjelaskan dampak yang muncul akibat kerusakan pada bagian tertentu otak dan sumsum tulang belakang manusia
√ √ √
√ √ √
√
√
4 5 8 7 6 11 9,10
1 1 1 1 1 1 2
42
No Indikator dan TPK Ranah Kognitif No
Soal Jum-lah C1 C2 C3 C4 C5 C6
3. Mengaitkan struktur, fungsi, dan proses pada sistem saraf manusia a. Siswa mampu menjelaskan
mekanisme jalannya impuls saraf
b. Siswa mampu membedakan mekanisme jalannya gerak refleks dan gerak biasa
c. Siswa mampu menjelaskan proses yang terjadi pada kelainan dalam penjalaran impuls saraf
√ √
√ √
13 12,15 14
1 2 1
2. Soal keterampilan berkomunikasi
Bentuk soal untuk mengukur keterampilan berkomunikasi tertulis pada siswa
yaitu berupa soal uraian yang meliputi keterampilan komunikasi melalui grafik,
gambar, bagan, dan tabel. Adapun soal penelitian yang digunakan dapat dilihat
pada Lampiran B.6.
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Soal Keterampilan Komunikasi Tertulis
No Variabel Tujuan Khusus No Soal
1. Keterampilan komunikasi melalui bagan
a. Mengubah data atau informasi dalam bentuk uraian tertulis menjadi data dalam bentuk bagan konsep atau sebaliknya
1
2. Keterampilan komunikasi melalui gambar
a. Menjelaskan informasi yang terdapat dalam bentuk gambar menjadi informasi dalam bentuk uraian tertulis atau sebaliknya
2
3. Keterampilan komunikasi melalui tabel
a. Mengubah data dalam bentuk uraian tertulis menjadi data dalam bentuk tabel atau sebaliknya
b. Mengubah data dalam bentuk tabel menjadi data dalam bentuk bagan atau sebaliknya
3a
3b
4. Keterampilan komunikasi melalui grafik
a. Membaca data atau informasi yang terdapat dalam bentuk grafik
4
43
3. Lembar observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur keterampilan komunikasi
lisan siswa dan diisi pada sesi diskusi serta presentasi oleh masing-masing
observer dari tiap kelompok. Instrumen lembar observasi yang digunakan dapat
dilihat pada Lampiran B.7.
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Keterampilan Komunikasi Lisan
No Aspek Kriteria No Soal
1. Pengorganisasian dalam kegiatan presentasi
a. Setiap anggota mempresentasikan materi sesuai dengan pembagian tugasnya masing-masing dalam kelompok
b. Memberikan bahan acuan atau batasan materi yang akan dipresentasikan
c. Menyampaikan materi dengan runut/sistematis dan tidak loncat-loncat
d. Materi yang disampaikan difokuskan pada poin-poin esensial/penting
e. Memberi kesempatan pada siswa lain/audiens untuk bertanya
f. Meminta saran, ide, atau pendapat dari siswa lain/audiens untuk melengkapi jawaban pertanyaan
1a
1b
1c
1d
1e
1f
2. Sikap, cara, dan ekspresi tubuh selama kegiatan presentasi
a. Menyampaikan penjelasan dengan cara yang menarik
b. Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah untuk dipahami
c. Menggunakan bahasa dan ekspresi untuk menguatkan penjelasan yang disampaikan
d. Berani untuk menatap atau melakukan kontak mata dengan audiens ketika menyampaikan penjelasan
2a
2b
2c
2d
3. Pemanfaatan media selama presentasi
a. Menggunakan media yang menarik b. Tidak terkesan membaca media pada saat
presentasi c. Media yang dipergunakan saat presentasi
dapat menambah pemahaman dan kejelasan materi yang disampaikan
d. Terampil dalam menggunakan media presentasi
e. Isi media sesuai dengan acuan materi yang akan disampaikan
3a 3b
3c
3d
3e
44
No Aspek Kriteria No Soal
4. Pemahaman isi materi yang disajikan selama presentasi
a. Materi yang disampaikan saat presentasi dan sesi tanya jawab benar dan sesuai dengan acuan
b. Memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan dengan jelas dan benar
4a
4b
5. Kejelasan bahasa dan suara selama presentasi
a. Pada saat menjelaskan, suara siswa dapat didengar dengan jelas
b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta dipahami oleh seluruh audiens
5a
5b
6. Pemanfaatan waktu selama presentasi
a. Materi disampaikan dengan tuntas sesuai dengan waktu yang disediakan
b. Memanfaatkan waktu yang tersedia dengan baik
6a
6b
7. Mengikuti/menyimak kegiatan presentasi dengan antusias dan empatik
a. Menyimak siswa lain yang sedang menjelaskan
b. Mengajukan pertanyaan pada saat sesi tanya jawab
c. Memberikan saran, pendapat, dan ide untuk melengkapi jawaban siswa lain
d. Tidak membuat kegiatan yang dapat mengganggu jalannya presentasi
7a
7b
7c
7d
4. Angket
Penggunaan angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah melalui
metode studi kasus. Instrumen berupa angket yang diberikan pada siswa dapat
dilihat pada Lampiran B.8. Cakupan angket respon siswa terhadap pembelajaran
yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
No Indikator No Soal 1 Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
melalui studi kasus pada konsep sistem saraf. 1,2,3,4,7,11
2 Penguasaan konsep siswa 10 3 Keterampilan komunikasi siswa 8,9 4 Materi sistem saraf 5,6 5 Soal-soal/kasus yang diberikan kepada siswa 12,13,14,15
45
F. Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen yang telah dibuat terlebih dahulu dipertimbangkan
kelayakannya supaya soal yang akan digunakan pada penelitian menjadi valid.
Aspek yang dipertimbangkan diantaranya adalah jenjang kognitif, kedalaman
materi, dan tata bahasa. Setelah tahap pertimbangan, instrumen tersebut kemudian
melalui tahap revisi dan diujicobakan untuk dianalisis dan dipilih butir instrumen
yang layak digunakan pada penelitian dengan mempertimbangkan validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
G. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen yang telah dibuat diuji coba terlebih dahulu setelah
mendapatkan pertimbangan dari dosen ahli. Uji coba ini dilakukan dengan subjek
siswa-siswi SMA kelas XII yang telah mempelajari materi sistem saraf. Tujuan
dilaksanakannya uji coba ini yaitu untuk mengetahui kualitas dan tingkat
keterbacaan instrumen penelitian yang akan digunakan.
1. Data Hasil Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep
Berdasarkan hasil ujicoba instrumen penguasaan konsep, diperoleh data
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda sebagai berikut.
Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep
No
DP Reliabilitas
Tingkat Kesukaran
Validitas Sig Korelasi Keterangan
1 44,44
0,88
Mudah 0,407 Sangat Signifikan Dipakai 2 11.11 Sedang 0,180 - Direvisi 3 55,56 Sedang 0,425 Sangat signifikan Dipakai 4 22,22 Mudah 0,225 - Direvisi
5 44,44 Sangat Mudah
0.478 Sangat signifikan Dipakai
6 55,56 Sedang 0,488 Sangat signifikan Dipakai
46
No
DP Reliabilitas Tingkat Kesukaran Validitas Sig Korelasi Keterangan
7 44,44
0,88
Sedang 0,359 Signifikan Dipakai 8 33,33 Sukar 0,534 Sangat signifikan Dipakai 9 66,67 Sangat Mudah 0,610 Sangat signifikan Dipakai 10 22,22 Sedang 0,265 - Direvisi 11 44,44 Sukar 0,325 Signifikan Dipakai 12 33,33 Sedang 0,316 Signifikan Dipakai 13 11,11 Sedang 0,246 - Direvisi 14 44,44 Sedang 0,361 Signifikan Dipakai 15 11,11 Sukar 0,134 - Direvisi 16 77,78 Sedang 0,555 Sangat signifikan Dipakai 17 22,22 Sedang 0,343 Signifikan Dipakai 18 44,44 Sedang 0,413 Sangat signifikan Dipakai 19 66,67 Sedang 0,518 Sangat signifikan Dipakai 20 55,55 Sedang 0,458 Sangat signifikan Dipakai 21 44,44 Sedang 0,440 Sangat signifikan Dipakai 22 88,89 Sedang 0,599 Sangat signifikan Dipakai 23 22,22 Sedang 0,307 Signifikan Dipakai 24 22,22 Sedang 0,224 - Direvisi 25 66,67 Sukar 0,542 Sangat signifikan Dipakai 26 77,78 Sedang 0,536 Sangat signifikan Dipakai 27 77,78 Sedang 0,617 Sangat signifikan Dipakai 28 66,67 Sukar 0,708 Sangat signifikan Dipakai 29 77,77 Sedang 0,509 Sangat signifikan Dipakai 30 44,44 Sedang 0,378 Signifikan Dipakai 31 66,67 Sedang 0,480 Sangat signifikan Dipakai 32 77,78 Sedang 0,563 Sangat signifikan Dipakai 33 33,33 Sedang 0,246 - Direvisi 34 33,33 Sangat Sukar 0,505 Sangat signifikan Dipakai 35 55,56 Sedang 0,478 Sangat signifikan Dipakai
2. Data hasil Uji Coba Instrumen Komunikasi Tertulis
Sama halnya dengan tes penguasaan konsep, instrumen komunikasi tertulis
juga diuji coba terlebih dahulu. Adapun rekapitulasi hasil dari uji coba instrumen
komunikasi tertulis yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Komunikasi Tertulis
No
DP Reliabilitas Tingkat Kesukaran
Validitas Sig Korelasi
Keterangan
1 26,67
0,70
Mudah 0,695 Signifikan Dipakai 2 31,11 Sedang 0,687 Signifikan Dipakai
3 a 17,78 Sedang 0,672 Signifikan Dipakai 3 b 20,00 Sedang 0,672 Signifikan Dipakai 4 37,78 Sukar 0,843 Sangat signifikan Dipakai
Hasil uji coba instrumen penguasaan konsep dan keterampilan komunikasi
tertulis yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran C.
47
Adapun tahapan analisis butir soal uji coba tes penguasaan konsep dan
komunikasi tertulis yaitu sebagai berikut.
1. Validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Selain itu, menurut Arikunto (2007), sebuah item dikatakan valid apabila
mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item
menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan demikian, sebuah
item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran
dengan skor total. Cara menentukan validitas suatu soal adalah dengan
mengkorelasikan skor setiap butir soal dengan skor totalnya. Validitas instrumen
tes penguasaan konsep dihitung menggunakan rumus korelasi Poduct Moment
dengan angka kasar yang dikemukakan Pearson sebagai berikut:
rxy = �(∑��)�(∑�)(∑�){�(∑��)�(∑�)�} {�(∑��)� (∑�)�}
Keterangan : rxy = Validitas suatu butir soal N = Jumlah siswa X = Nilai satu butir soal Y = Nilai total
(Arikunto, 2007:72) Nilai koefisien korelasi diinterpretasikan keberartiannya dengan kriteria
validitas soal pilihan ganda sebagai berikut :
0,800-1,000 : Sangat Tinggi 0,600-0,800 : Tinggi 0,400-0,600 : Cukup 0,200-0,400 : Rendah 0,000-0,200 : Sangat Rendah
(Arikunto, 2007:75)
48
2. Reliabilitas Tes
Suatu tes mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
memberikan hasil yang tetap atau kalaupun berubah, perubahan tersebut tidak
berarti (Arikunto, 2007:86). Rumus yang digunakan adalah
r11 = (
��) (1- ���∑���� )
Keterangan : r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan n = Jumlah soal p = Proporsi subjek yang menjawab soal dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab soal dengan salah ∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q S = Standar deviasi dari tes
(Arikunto, 2007:100)
Nilai yang diperoleh lalu diinterpretasikan keberartiannya dengan kriteria
sebagai berikut :
0,800-1,000 : Sangat Tinggi 0,600-0,800 : Tinggi 0,400-0,600 : Cukup 0,200-0,400 : Rendah 0,000-0,200 : Sangat Rendah
(Arikunto, 2007:75)
3. Tingkat Kesulitan
Perhitungan tingkat kesukaran ini dimaksudkan untuk mengetahui sukar
atau mudahnya soal yang digunakan. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal
digunakan rumus:
P = ���
49
Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah siswa peserta tes
(Arikunto, 2007:208) Indeks kesukaran yang diklasifikasikan sebagai berikut :
0,00-0,30 : Sukar 0,30-0,70 : Sedang 0,70-1,00 : Mudah
(Arikunto, 2007:210)
Soal yang baik adalah soal yang termasuk dalam kriteria soal sedang,
namun jika diperlukan karena tujuan tertentu, soal sukar dan mudah dapat
digunakan.
4. Daya Pembeda
Menurut Arikunto (2007), daya pembeda soal adalah kemampuan soal
untuk membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Daya
pembeda dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut :
D = ���� -
����
Keterangan : D = Daya pembeda Ba = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar Bb = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Ja = Jumlah siswa kelompok atas Jb = Jumlah siswa kelompok bawah
(Arikunto, 2007:213)
Adapun kriteria acuan daya pembeda yaitu:
0,70-1,00 : Baik sekali 0,40-0,70 : Baik 0,20-0,40 : Cukup 0,00-0,20 : Jelek
(Arikunto, 2007:218)
50
H. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sebelum diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis
masalah melalui studi kasus (untuk kelas eksperimen) dan pembelajaran
dengan metode diskusi (untuk kelas kontrol), siswa di kelas kontrol maupun
kelas eksperimen diberi tes awal (pretest) kemudian hasil tersebut
dikumpulkan untuk dinilai.
2. Setelah diberi tes awal (pretest), lalu dilakukan pengajaran dengan model
pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus (untuk kelas eksperimen)
dan pembelajaran dengan metode diskusi (untuk kelas kontrol). Selama
pembelajaran ini dilakukan penilaian komunikasi lisan.
3. Setelah selesai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah melalui studi kasus (untuk kelas eksperimen) dan
pembelajaran dengan metode diskusi (untuk kelas kontrol), siswa diberikan
tes akhir (posttest) dan kemudian hasilnya dikumpulkan untuk dinilai.
4. Setelah dilakukan tes akhir (posttest), siswa di kelas eksperimen diberi angket
untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran
berbasis masalah melalui studi kasus.
I. Analisis dan Pengolahan Data
1. Tes Objektif Pilihan Ganda dan Tes Uraian.
Untuk memperoleh data mengenai penguasaan konsep dan keterampilan
komunikasi tertulis digunakan metode perhitungan kuantitatif yang dimulai dari
51
menghitung dan mengubah skor mentah menjadi nilai. Pengubahan skor menjadi
nilai untuk penguasaan konsep dan keterampilan komunikasi tertulis setiap siswa
adalah sebagai berikut.
% tiap siswa = ������ ���� �� ���! �"� �
������ ���� �� ���! ����"��� X 100%
(Arikunto, 2006)
Ada tidaknya perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis
masalah dengan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan
penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dapat diketahui
melalui uji perbedaan antara penguasaan konsep di kelas kontrol dengan kelas
eksperimen dan uji perbedaan antara keterampilan berkomunikasi siswa di kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Sebelum menguji hipotesis diperlukan uji prasyarat
terlebih dahulu.
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
terdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan yaitu dengan
menggunakan uji chi kuadrat. Menurut Sudjana (2002), uji normalitas dapat
menggunakan rumus:
χ²= ∑ (#$�#%)�&
'()
#%
Keterangan: χ² : harga chi kuadrat f0 : frekuensi hasil pengamatan fh : frekuensi yang diharapkan
52
Jika harga χ²hitung lebih besar dari harga kritis χ²tabel maka data tersebut
tidak terdistribusi normal, dan jika harga χ²hitung lebih kecil dari harga kritis χ²tabel
maka data tersebut tersebar dalam distribusi normal (Arikunto, 2006).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians
dalam populasi tersebut homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan pada
hasil pretest kedua kelas untuk mengetahui apakah kelas kontrol dan kelas
eksperimen memiliki kemampuan rata-rata yang sama atau tidak. Teknik
pengolahan data yang digunakan untuk melihat homogenitas suatu data yaitu
dengan rumus uji F.
Menurut Arikunto (2006), rumus uji F adalah sebagai berikut:
F= *+,-+ .- /0,10.+,*+,-+ .- /0,203-4
Keterangan : F : Harga F Variansi terbesar : variansi besar dari data sampel Variansi terkecil : variansi kecil dari data sampel Jika harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka data tersebut homogen
(Arikunto, 2006).
c. Melakukan Uji Beda
Uji beda dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut
memiliki pengetahuan awal yang berbeda. Jika terdapat perbedaan maka hipotesis
penelitian yang diuji yaitu hasil gain. Namun bila kedua kelas tersebut memiliki
pengetahuan awal yang sama atau hampir sama maka hipotesis penelitian yang
digunakan yaitu melalui uji nilai tes akhir (posttest).
53
d. Melakukan Uji hipotesis
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat data yang
berdistribusi normal dan tidak normal, serta ada yang homogen dan tidak
homogen. Meskipun demikian, berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat
pada lampiran D menunjukkan bahwa uji hipotesis yang perlu dilakukan adalah
uji hipotesis nonparametrik U Mann-Whitney karena data dari kedua atau salah
satu kelompok tersebut berdistribusi tidak normal. Langkah-langkah untuk
melakukan pengujian U Mann-Whitney yaitu sebagai berikut:
1) Menyusun data dari urutan yang terbesar ke yang terkecil
2) Menentukan ranking untuk semua nilai data dalam semua kelompok, jika
terdapat data yang sama maka ranking yang diberikan merupakan hasil
dari pembagian hasil kali ranking awal dengan jumlah dibagi jumlah data.
3) Menentukan jumlah data (n) perkelompok dengan total data (N).
4) Menentukan jumlah ranking (Rn)
5) Menentukan nilai U dan U’
Rumus dari Uji U Mann-Whitney yaitu sebagai berikut
Z = 5 � 67
87
Keterangan : a) U yaitu nilai U
b) μ: yaitu nilai mean (rata-rata)
μ: = ) �
;
c) <: yaitu simpangan baku
<: = = ) �( )> �> �)�;
(Levin, : 605)
54
Apabila nilai Zhitung setelah dibandingkan dengan nilai Ztabel adalah lebih
kecil, maka H0 diterima atau ditafsirkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebaliknya jika
Zhitung lebih besar dari Ztabel maka H0 ditolak atau ditafsirkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Analisis normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis terhadap data tes awal
(pretest), tes akhir (posttest) maupun gain dapat dilihat pada Lampiran D.
Tingkat efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model
pembelajaran konvensional melalui metode diskusi dalam meningkatkan
penguasaan konsep dan keterampilan komunikasi tertulis dapat diketahui melalui
perhitungan perbandingan gain yang dinormalisasi (N-gain). Adapun rumus yang
digunakan untuk menghitung N-gain yaitu sebagai beikut.
N-gain = ���� ?@� ���"������ ?@� � ��
���� ����"�������� ?@� � ��
Nilai N-gain yang diperoleh kemudian diinterpretasikan berdasarkan
indeks gain pada Tabel 3.8. berikut ini.
Tabel 3.8. Kategori Indeks Gain yang Dinormalisasikan
Rentang Kategori G≥0,70 Tinggi
0,30<G≤0,70 Sedang G≤0,30 Rendah
(Adaptasi dari Meltzer, 2002)
55
2. Lembar Observasi Keterampilan Komunikasi Lisan
Keterampilan komunikasi lisan yang diukur dengan menggunakan
instrumen lembar observasi dapat diketahui dengan mengolah jumlah kemunculan
kriteria komunikasi lisan pada tiap aspek baik di kelas eksperimen maupun kelas
kontrol. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah komunikasi
lisan siswa adalah sebagai berikut.
a. Menghitung kemunculan tiap kriteria komunikasi lisan
% kemunculan tiap kriteria = ������ �"� � A�!B �@��!C����!
������ �@��!C���! �@�����!A� X 100%
b. Pengkategorian
Persentase kemunculan tiap kriteria komunikasi lisan di kelas eksperimen
dan kelas kontrol ditafsirkan berdasarkan tabel tafsiran harga persentase berikut.
Tabel 3.9. Kategori Tafsiran Persentase Komunikasi Lisan
Tingkat Penguasaan Kategori 86%-100% Sangat Baik 76%-85% Baik 60%-75% Cukup 55%-59% Kurang
<54% Sangat Kurang (Purwanto, 2008)
3. Hubungan antara Penguasaan Konsep dengan Keterampilan Komunikasi
Analisis hubungan antara penguasaan konsep dan keterampilan
komunikasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
a. Uji normalitas
Adapaun maksud dilakukannya uji normalitas ini yaitu untuk menentukan
jenis analisis korelasi yang akan digunakan (parametrik dan nonparametrik).
Analisis uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0.
56
b. Analisis Regresi dan Kelinieran Regresi
Analisis Regresi dan kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui
hubungan fungsional antara variabel-variabel (Sudjana, 2002). Uji ini digunakan
untuk mengatahui jenis regresi yang ditemukan dalam hubungan tersebut. Adapun
analisis regresi dan kelinieran regresi dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 16.0.
c. Analisis Korelasi
Analisis korelasi yang dilakukan yaitu dengan mencari nilai r atau
koefisien korelasi. Untuk memperoleh nilai r tersebut juga dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 16.0. Koefisien korelasi yang diperoleh lalu
dikategorikan sesuai tabel berikut ini.
Tabel 3.10. Interpretasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Interpretasi 0,800-1,00 Sangat Tinggi 0,600-0,800 Tinggi 0,400-0,600 Cukup 0,200-0,400 Rendah 0,00-0,200 Sangat Rendah
(Arikunto, 2007:75)
4. Angket
Data yang terkumpul dari hasil pengisian angket oleh siswa untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah diolah melalui tahapan sebagai berikut:
a. Mengakumulasikan semua jawaban siswa pada tiap pertanyaan.
b. Menghitung presentase jawaban ya dan tidak yang diberikan siswa.
Rumus yang digunakan yaitu:
57
Persentase = !"��" �@!?�� !"��" ����D�! X 100%
(Sugiyono, 2009)
c. Menganalisis data respon siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dari hasil data angket dan
menafsirkan data tersebut.
J. Prosedur Penelitian
Tahapan dalam penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi :
a. Membuat RPP dan skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai melalui pembelajaran.
b. Membuat instrumen penelitian.
c. Pertimbangan instrumen penelitian. Hal ini dilakukan agar soal yang akan
digunakan pada penelitian menjadi valid.
d. Revisi instrumen.
e. Instrumen yang sudah direvisi diujicobakan untuk dianalisis dan dipilih
butir instrumen yang layak digunakan pada penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan
RPP dan skenario pembelajaran yang telah dibuat.
58
1) Pertemuan I
a) Guru memberikan tes awal (pretest)
b) Guru memberikan penjelasan singkat mengenai sistem saraf pada
manusia sebagai informasi awal dan pengantar untuk siswa dalam
menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah pada kasus yang
akan diberikan pada siswa.
c) Guru membagi kelas menjadi enam kelompok secara acak
berdasarkan jumlah siswa dalam kelas dan juga berdasarkan ciri
dari pembelajaran berbasis masalah yang terdiri dari kelompok
kecil (4-6 orang siswa per kelompok), lalu meminta siswa untuk
duduk secara berkelompok dengan kelompoknya masing-masing.
d) Tiap kelompok siswa diberi tiga kasus yang berkaitan dengan
masalah sistem saraf lalu diminta untuk membaca dan memahami
permasalahan pada kasus yang diberikan.
e) Siswa mendiskusikan kasus yang diberikan dan pada saat awal
kegiatan diskusi guru membantu siswa untuk menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, serta
memotivasi siswa agar terlibat pada kasus yang diberikan.
f) Guru berperan untuk mengorganisasikan siswa pada proses belajar
dengan cara membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah atau kasus yang diberikan pada mereka.
59
g) Guru memberikan penekanan pada siswa untuk mengemukakan ide
kelompoknya sendiri mengenai rumusan masalah, teori yang
berkaitan dengan kasus, serta mencari pemecahan masalah terhadap
kasus tersebut
h) Siswa merespon tugas yang diberikan guru dengan berdiskusi dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kasus.
i) Guru membantu siswa dengan cara mengarahkan mereka untuk
mencari referensi mengenai konsep-konsep yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah dari sumber-sumber yang dapat
dipercaya, seperti literatur dan info-info dari buku serta internet.
(Kegiatan ini dapat dilanjutkan di luar jam pelajaran mengingat
waktu pembelajaran yang disediakan di kelas tidak akan
mencukupi).
j) Guru menugaskan tiap kelompok siswa untuk mempersiapkan
presentasi pada pertemuan berikutnya.
2) Pertemuan II
a) Guru meminta empat kelompok siswa tampil di depan kelas dan
mempresentasikan hasil diskusi mereka yang berkaitan dengan
kasus pada artikel. Tiap kelompok mempresentasikan kasus selama
15 menit dan pemilihan kasus serta urutan kelompok yang akan
tampil presentasi ditunjuk langsung oleh guru pada saat itu juga.
b) Selama kegiatan presentasi, keterampilan siswa dalam
berkomunikasi secara lisan diobservasi dan dinilai.
60
c) Guru menganalisis dan mengevaluasi kegiatan presentasi dan
diskusi yang dilakukan siswa terhadap kasus yang diberikan
melalui unjuk kerja pada forum diskusi kelas.
d) Guru memberikan penjelasan tambahan terhadap hasil diskusi kelas
untuk memperjelas pemahaman siswa terhadap materi/topik yang
dipelajari.
3) Pertemuan III
a) Guru menunjuk dua kelompok terakhir siswa untuk menyajikan
hasil diskusinya dalam forum presentasi di depan kelas, sedangkan
kelompok yang lain mendengarkan dan menanggapinya.
b) Selama kegiatan presentasi, keterampilan siswa dalam
berkomunikasi secara lisan diobservasi dan dinilai.
c) Guru menganalisis dan mengevaluasi kegiatan presentasi dan
diskusi yang sudah dilakukan siswa terhadap kasus yang diberikan.
d) Guru memberikan penjelasan tambahan terhadap hasil diskusi kelas
untuk memperjelas pemahaman siswa.
e) Guru memberikan tes akhir (posttest).
b. Pengumpulan data dari instrumen pembelajaran yang digunakan.
c. Mengolah dan menganalisis data yang telah didapatkan dari instrumen
yang digunakan.
d. Menyimpulkan data yang diperoleh dari seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan.
e. Menyusun laporan.
61
K. Alur Penelitian
Revisi Instrumen Penelitian
Hasil Penelitian Angket
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Pembelajaran di kelas Eksperimen dengan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
Pembelajaran di kelas Kontrol dengan Metode Diskusi
Kelompok
Pelaksanaan Posstest
Uji Coba Instrumen Penelitian (Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat
Kesukaran)
Pelaksanaan Pretest
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pembuatan Instrumen Penelitian Penguasaan Konsep dan keterampilan Berkomunikasi
Judgement Instrumen Penelitian
Revisi Instrumen Penelitian
Penelitian Pendahuluan di Sekolah yang Akan Dijadikan Lokasi Penelitian
Studi Pustaka tentang Pembelajaran Berbasis Masalah dan Analisis Kurikulum serta Materi Ajar IPA Kelas XI
Analisis dan Pengolahan Data
Kesimpulan
Hasil Penelitian Angket
Pembelajaran di kelas Eksperimen dengan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
Pembelajaran di kelas Kontrol dengan Metode Diskusi
Kelompok
Pelaksanaan Posstest
Uji Coba Instrumen Penelitian (Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat
Kesukaran)
Pelaksanaan Pretest
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pembuatan Instrumen Penelitian Penguasaan Konsep dan keterampilan Berkomunikasi
Judgement Instrumen Penelitian
Revisi Instrumen Penelitian
Penelitian Pendahuluan di Sekolah yang Akan Dijadikan Lokasi Penelitian
Studi Pustaka tentang Pembelajaran Berbasis Masalah dan Analisis Kurikulum serta Materi Ajar IPA Kelas XI
top related