BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Komunikasi...Seorang komunikator menggunakan media kedua karena komunikan berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Misalnya dengan menggunakan
Post on 04-Dec-2020
6 Views
Preview:
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Komunikasi
Istilah Komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari
bahasa Latin yaitu communication yang bersumber dari kata communis, berarti
“sama”. “sama” disini maksudnya adalah sama makna. Menurut Lasswell (1960)
Dalam Onong Uchjana (2009), komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Hovland mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (Effendi, 2009: 9).
Lasswell mengatakan bahwa komunikasi memiliki lima unsur, yaitu :
1. Komunikator (Sender)
Komunikator merupakan seseorang yang menyampaikan suatu pesan atau
informasi kepada seseorang. Komunikator yang baik adalah komunikator yang
selalu memperhatikan umpan balik sehingga ia dapat mengubah gaya
komunikasinya jika ia mengetahui bahwa umpan balik dari komunikan bersifat
negatif.
2. Pesan (Message)
Pesan adalah informasi yang disampaikan komunikator atau seperangkat
lambang bermakna. Penyampaian pesan dapat dilakukan secara verbal atau
nonverbal. Penyampaian pesan secara verbal dapat berupa kata-kata dan
dilakukan dengan menggunakan bahasa, sedangkan pesan secara nonverbal dapat
berupa lambang, simbol-simbol, alat, isyarat, gambar atau warna yang memiliki
makna untuk mendapatkan umpan balik dari komunikan.
3. Media (Channel)
Media yaitu saluran komunikasi atau tempat dimana berlalunya pesan dari
komunikator kepada komunikan. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang dapat
secara langsung menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
4. Komunikan (Receiver/ Recipient)
Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari komunikator. Komunikan pula
yang akan memberikan umpan balik kepada komunikator. Umpan balik memiliki peran
penting dalam komunikasi, sebab umpan balik yang akan menentukan berlanjutnya
komunikasi atau berhentinya komunikasi yang diutarakan komunikator. Oleh sebab itu,
umpan balik bisa bersifat positif atau negatif.
5. Efek (Effect)
Efek merupakan tannggapan atau seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima
pesan dari komunikator.
Unsur-unsur komunikasi diatas akan membantu untuk membuat komunikasi menjadi efektif.
Komunikasi adalah pertukaran informasi sebagai penghantar, penyiaran dan
pemancaran pesan dengan suatu cara (Danesi, 2012: 314). Komunikasi merupakan sarana
vital untuk mengerti diri sendiri, orang lain dan pemahaman apa yang dibutuhkan orang lain
serta untuk mencapai pemahaman tentang dirinya dan sesama. Komunikasi menyarankan
bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2008: 77).
Komunikasi menjadi salah satu hal penting dalam proses apapun, maka dalam
harmonisasi hubungan ini terbentuk dalam komunikasi interpersonal, hal inilah yang
membutuhkan komunikasi didalamnya. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses
penyampaian pikiran atau perasaan dari seseorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain sebagainya.
Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan,
keberanian, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati (Effendi, 2003: 11).
Proses komunikasi menurut Onong terbagi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses Komunikasi Secara Primer
Pada proses komunikasi ini, komunikator menyampaikan pikiran atau perasaannya kepada
komunikan dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang disini pada umumnya
adalah bahasa, tetapi dalam situasi komunikasi tertentu lambang-lambang yang digunakan
dapat berupa gerak tubuh, warna dan gambar.
2. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi ini, komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang-lambang pada
media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua karena komunikan berada
di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Misalnya dengan menggunakan surat,
telepon, majalah, radio, televisi dan sebagainya. Proses ini termasuk sambungan dari proses
primer untuk menembus ruang dan waktu, dalam prosesnya komunikasi sekunder ini akan
semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin
canggih.
1.2 Komunikasi Massa
2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Secara ringkas komunikasi massa terdiri dari dua kata yakni: komunikasi dan massa.
Komunikasi masa berasal dari: (1) mass communicatioms menujukan pada media mekanis
yang digunakan dalam komunikasi mass yakni media massa. (2) mass communication
menunjukan pada teori atau proses teroretik (proses dalam komunikasi massa itu sendiri).
Massa dalam arti komunikasi adalah sekelompok individual yang bersikap dan perilakunya
dipengaruhi oleh media massa. Karena ada pengaruh media massa, maka massa dalam arti
komunikasi menunjuk pada istilah audiens, penonton, pembaca, pemirsa, dan pendengar.
Komunikasi massa adalah media massa modern (cetak, elektronik, online) sebab ada media
tradisional (kentongan, angklung, bedug, dan lain-lain) (Nurudin, 2017:91-94).
Komunikasi massa sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya
dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya missal melalui alat-alat
mekanis seperti radio, televise, surat kabar, dan film (Choliel dan Cahaya, 2015:53).
Komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh bittner (dalam Rakhmat,
2003:188) yakni “komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang (mass Communication is messages communicated through a mass
medium to a large number of people).
Definisi komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain,
yaitu Garbner. Menurut Gerbner (1967) (dalam Rakhmat, 2003:188). Menurut Garbner
“Mass communication is the technologically and institutionally based production and
distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”.
(komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga
dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
Dari definisi tersebut dapat di ketahui bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu
produk berupa pesan-pesan komunikasi dan komunikasi massa itu harus menggunakan media
massa (Ardianto, 2009:3). Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang berlangsung
dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifat massal
melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film (jupendri,
2016:187).
2.2.2 Unsur-unsur Komunikasi Massa
Harold D. Laswell (dalam Wiryanto, 2005) memformulasikan unsur-unsur komunikasi
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut “Who, Says What, in Which Channel, To Whom,
With What Effect?”
a. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi massa
adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga
atau organisasi (institutionalized person). Lembaga seperti perusahaan surat kabar,
stasiun radio, televisi, majalah, dan sebagainya. Sedangkan institutionalizer person
adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh)
b. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam
jumlah yang sangat besar dan menjangkau audience yang sangat banyak. Pesan-
pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya.
c. Unsur in which channel (saluran atau media). Menyangkut semua peralatan untuk
menyebarkan pesan-pesan komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan
tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet dan sebagainya.
d. Unsur to whom (penerima atau mass audience). Pesan-pesan komunikasi massa
biasa disebut audience atau khalayak, seperti orang yang membaca surat kabar,
mendengarkan radio, menonton televisi, dan browsing internet.
e. Unsur with what effect (dampak).
David Berlon (dalam Wiryanto, 2005) mengklasifikasi dampak atau perubahan ini
kedalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap dan
perilaku nyata (Ngalimun, 2017:90-94).
2.2.3 Ciri-ciri Komunikasi Massa
Dalam buku pengantar Komunikasi Mass (Nurudin, 2011:19-34) menjelaskan cirri-ciri
komunikasi massa antar lain:
a. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga.
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang.
Artinya, gabungan antaraberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam
sebuah lembaga. Didalam komunikasi massa, komunikator merupakan lembaga
media massa itu sendiri. Komunikasi yang memiliki lembaga atau institusi dan harus
tunduk pada sistem yang sudah diciptakan dalam saluran komunikasi massa tersebut.
b. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen.
Bersifat heterogen/beragam artinya, penerima pesan dari komunikasi massa ini
berbeda-beda atau beragam baik dari tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, status
sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama dan kepercayaan
yang tidak sama.
Herbert Bluner pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience/komunikan
sebagai berikut:
a) Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, mempunyai
heterogenitas komposisi atau susunan yang berasal dari berbagai kelompok
masyarakat.
b) Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain, dan tidak
berinteraksi satu sama lain secara langsung.
c) Mereka tidak memiliki kepemimpinan atau organisasi formal
c. Pesannya Bersifat Umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau
kelompok masyarakat tertentu saja. Dengan kata lain, pesan media massa ini
ditujukan kepada khalayak yang plural atau masyarakat luas. Pesan-pesan yang
dikemukakanpun tidak boleh bersifat khusus
d. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
Proses komunikasi massa berlangsung satu arah, komunikan yang menerima
pesannya tidak dapat memberikan feedback atau respon secara langsung karna
komunikasi massa ini bersifat tertunda atau tidak langsung (delayed feedback).
e. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai komunikator utama dalam komunikasi massa membutuhkan
peralatan teknis, misalnya media elektronik membutuhkan alat pemancar. Peralatan
teknis semakin kompleks seperti yang dimiliki jaringan internet, dalam jaringan
internet juga dibutuhkan seperti computer, telepon, modem dan jaringan satelit untuk
memudahkan pengiriman pesan-pesannya.
f. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut sebagai penapis informasi/ palang pintu/
penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi
melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah
atau mengurangi, menyederhanakan, dan mengemas agar semua informasi lebih
mudah dipahami. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor, manajer
pemberitaan, penjaga rubric, cameramen, sutradara, lembaga sensor film dan lain
sebagainya.
Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa.
Bahkan ketergantung pada media massa sudah sedemikian besar, ketergantung yang tinggi
pada media massa tersebut akan mendudukan media sebagai alat yang akan membentuk
perilaku, pola piker masyarakat.
2.2.4 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa (Nurudin, 2011:66-91):
1) Informasi
Fungsi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Media
massa memberikan informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa.
2) Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi
dibandingkan dengan fungsi fungsi lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan
televisi sebagai media hiburan. Dalam sebuah keluarga, televisi bisa sebagai perekat
keintiman keluarga itu masing – masing anggota keluarga mempunyai kesibukan sendiri-
sendiri, misalnya suami dan istri kerja seharian sedangkan anak – anak sekolah. Setelah
kelelahan dengan aktivitasnya masing – masing, ketika malam hari berada dirumah,
kemungkinan besar mereka menjadikan televisi sebagai media hiburan sekaligus saran
untuk berkumpul bersama keluarga.
3) Persuasi
Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi
jika diperhatikan lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasif. Tulisan pada tajuk rencana,
artikel, dan suar membaca merupakan contoh tulisan persuasif. Media massa juga
mampu menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu hal dan tidak berbuat hal lain,
misalnya dalam iklan. Tujuan utama iklan adalah menggerakan konsumen untuk
membeli barang yang diiklankan.
4) Transmisi Budaya
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas,
meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat diletakkan selalu
hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak penerimaan individu.
5) Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong
masyarakat untuk bersatu. Media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan
dirinya bahwa bercerai-cerai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan masyarakat dan
memberikan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama.
6) Pengawasan
Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjukkan
pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada
disekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware
survelillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau
pengawasan instrumental. Fungsi pengawasan peringatan seperti berita tentang badai,
topan, gelombang laut yang mengganas, angin ribut disertai hujan lebat dan informasi
tentang wabah penyakit. Fungsi pengawasan instrumental seperti informasi harga
kebutuhan sehari-hari, tentang produk yang ada di pasaran dan berita tentang jadwal
televisi atau film-film yang diputar di gedung bioskop.
7) Korelasi
Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari
masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya.
8) Pewarisan Sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut
pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu
ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranan, dan etika dari satu generasi ke generasi
selanjutnya.
9) Melawan Kekuasan dan Kekuatan Represif
Komunikasi massa berperan memberikan informasi,tetapi informasi yang diungkapkan
ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan.
10) Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam
komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat.
Fungsi komunikasi massa secara khusus adalah : meyakinkan (to persuade),
menganugrahkan status, membius (narcotization), menciptakan rasa kebersatuan, privastiasi
dan hubungan parasosial :
1) Fungsi meyakinkan (to Persuade)
Fungsi komunikasi massa secara umum antara lain memberikan hiburan kepada
khalayaknya. Namun ada fungsi yang tidak kalah penting dari media massa yaitu fungsi
meyakinkan atau persuasi. Persuasi bisa datang dalam bentuk :
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang;
b. Mengbuah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang;
c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu;
d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.
2) Fungsi Menganugerahkan Status
Penganugerahan status (status conferal) terjadi apabila berita yang disebarluaskan
melaporkan kegiatan individu-individu tertentu sehingga prestise (gengsi) mereka
meningkat.
3) Fungsi Membius (Narcotization)
Salah satu fungsi media massa yang paling menarik dan paling banyak dilupakan adalah
fungsi mebiusnya (Narcotization). Ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi
tentang sesuatu penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil. Sebagai
akibatnya, pemirsa atau penerima terbius kedalam pasif, seakan-akan berada dalam
pengaru narkotika.
4) Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan
Fungsi komunikasi massa yang tidak banyak disadari oleh kita semua adalah
kemampuannya untuk membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok.
5) Fungsi Privatisasi
Privatisasi adalah kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari kelompok sosial
dan mengucikan diri ke dalam dunianya sendiri. Beberapa ahli berpendapat bahwa
berlimpahnya informasi yang dijejalkan kepada kita tela membuat kita merasa
kekurangan. Laporan yang gencar tentang perang, inflasi, kejahatan dan pengangguran
membuat sebagian orang merasa begitu putus ada sehingga mereka menarik diri kedalam
dunia mereka sendiri (Ardianto, 2009:20-24)
2.3 Media Komunikasi Massa
Dalam proses komunikasi, media disebut juga sebagi saluran atau pengantar pesan
(channel). Media atau disebut media komunikasi adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari komunikator kepada komunikan. Setiap komunikator akan
memerlukan media atau saluran sebagai alat perantara. Oleh sebab itu, komunikator akan
menentukan media yang tepat untuk digunakan agar pesan dapat disampai kepada komunikan
(Jupendri, 2016:127)
Ada beberapa media dalam komunikasi massa. Diantaranya:
1) Surat kabar
Surat kabar boleh dikata sebagai media massa tertua sebelum ditemukan film, radio, dan
TV. Surat kabar memiliki keterbatasan karena hanya bisa dinikmati oleh mereka yang melek
huruf, serta lebih banyak disenangi oleh orang tua daripada kaum remaja dan anak-anak
(Cangara, 2012:141).
Surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi
menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat
Indonesia. Fungsi yang paling menonjol dari surat kabar adalah penyebar informasi. Hal ini
sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keinginantahuan akan
setiap peristiwa yang terjadi disekitarnya (Ardianto, 2009:111).
2) Radio
Sebelum taun 1950-an, ketika televisi menyedot banyak perhatian khalayak radio siaran,
banyak orang memperkirakan bahwa radio siaran berada diambang kematian. Radio adalah
media massa elektronik tertua dan sangat luas (Ardianto:123).
Namun salah satu kelebian radio dibandingkan dengan media lainnya, iala cepat dan
mudah dibawa kemana-mana. Radio bisa dinikmati sambil mengerjakan pekerjaan lain,
seperti memasak, menulis, menjahit dan semacamnya (Cangara, 2012:152).
3) Televisi
Televisi menjadi salah satu media komunikasi massa karena bersifat keserempakan
dalam menyampaikan pesan. Fenomena kecenderungan orang muda meninggalkan televisi
dan lebih menonton televisi lewat internet: Yahoo, Youtube dan lainnya tidak mengurangi
peranan stasiun televisi terutama karena berbagai stasiun televisi juga telah menyebarkan
siarannya lewat internet (Mulyana, 2008:2).
4) Internet
Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang
menjangkau jutaan orang diseluru dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para
peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang
mahal. Namun sekarang internet tela berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat
cepat dan sangat efektif, sehingga tela menyimpang jauh dari misi awalnya. Penggunanya
kini mencakup berbagai kalangan, para pengelola media massa (penerbit surat kabar dan
majalah, radio siaran dan televisi), penerbit buku, artis, guru dan dosen, pustakawan,
penggemar komputer dan pengusaha. Alasan penggunanyapun beraneka ragam, mulai
sekedar berkomunikasi hingga mengakses informasi dan data yang penting (Ardianto,
2009:150-151).
Kelebihan jaringan komunikasi internet ini adalah kecepatan mengirim dan memperoleh
informasi, dan sekaligus sebagai penyedia data yang shopisticated. Sebab 30 tahun lalu orang
tidak bisa membayangkan bahwa komputer yang bebasis internet menjadi perpustakaan dunia
yang dapat diakses melalui satu pintu yang namanya world wide word (www). Internet juga
menjadi penyedia media informasi, surat kabar (electronic newspaper), program film, TV,
buku baru, serta lagu-lagu mulai dari yang bernuansa klasik sampai lagu-lagu kontemporer
(Cangara, 2016:163).
2.4 Televisi
2.4.1 Pengertian Televisi
Televisi terdiri dari kata “tele” yang berarti jauh dan “visi” berarti penglihatan (Uchana,
1993:174) yang mana mempunyai dua sifat yaitu bisa dilihat gambarnya dan didengar
suaranya sehingga audience bisa terhibur sekaligus mendapatkan informasi dan ilmu
pengetahuan cara berfikir mahasiswa untuk kedepannya.
Televisi mulai memasuki kehidupan masyarakat Indonesia sejak tahun 1962 dengan
kehadiran Televisi Republik Indonesia (TVRI). Pesatnya perkembangan media elektronik
sangat berarti dengan diizinkannya televisi swasta untuk mengudara pada tahun 1989.
Televisi merupakan salah satu media elektrnik yang menjadi hiburan dan sumber
informasi bagi pemirsa tayangan televisi. Penelitian untuk tayangan televisi dapat dilihat
melalui rating atau program apa saja yang paling banyak disaksikan oleh masyarakat. Stasiun
televisi menggunakan Nielsen Audience Measurement sebagai jasa penelitian peringkat
program (rating), dengan melakukan perhitungan rating dan share televisi (Facruddin, 2016).
Televisi sebagai media massa memiliki fungsi sebagai media penyampai informasi. Program
televisi seperti news, infotement, bahkan talkshow mampu memberikan informasi yang
sering dibutuhkan oleh pemisra televisi. Selain member informasi televisi juga sebagai sarana
edukasi bagi pemirsa khususnya para pelajar dan anak anak yang sedang dalam tahap
perkembangan acara kuis, program bimbingan rohani, talkshow pendidikan atau bidang
pengetahuan lain sangat berguna bagi masyarakat kita. Bagi sebagaian orang yang
mempunyai pola belajar dalam bidang audiovisual, menonton televisi bisa dijadikan sebagai
alternatif pelajaran. . (Noor, Ida Fitriani. 2018).
2.4.2 Program Televisi
Pada dasarnya apa saja dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama
program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak tertentangan dengan kesusilaan,
hukum dan peraturan yang berlaku. Program televisi sebagai faktor yang paling penting
dalam mendukung financial suatu penyiaran radio dan televisi adalah program yang
membawa audien mengenal suatu penyiaran. Berbagai jenis program televisi tersebut dapat
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu (Morrisan, 2011:90) :
1) Berita Keras (Hard news)
Berita keras (Hard news) adalah segala informasi penting dan menarik yang harus
segera disajikan ole media penyiaran karena sifatnya harus segera ditayangkan agar
dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi
kedalam beberapa bentuk berita yaitu :
a. Straight News
Straight News berarti berita “langsung” (Straight News) maksudnya suatu berita
yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang
mencangkup 5W+1H (who, what, where, why, dan how) terhadap suatu peristiwa
yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terkait waktu (deadline) karena informasi
nya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien.
b. Feature
Program berita yang menampilkan berita-berita ringan misalnya informasi mengenai
tempat makan yang enak atau tempat liburan yang menarik semacam ini disebut
feature. Dengan demikian, feature adalah berita ringan (soft news) namun menarik.
Pengertian “menarik” disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan
kekaguman, dan sebagainya. Tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun
karena durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi bagian dari
program berita, maka feature masuk ke dalam kategori hard news. Jika feature
terkait dengan peristiwa penting atau terkait dengan waktu harus segera disiarkan
dalam suatu program berita disebut dengan news feature.
c. Infotainment
Berita yang menyajikan informasi mengenain kehidupan orang-orang yang dikenal
masyarakat (celerity), dan arena sebagian besar dari mereka bekerja pada industri
hiburan, seperti pemain film/sinetron, penyanyi, dan sebagainya. Infotainment adala
salah satu bentuk berita kesar karena memuat informasi yang harus segera
ditayangkan. Program berita regular terkadang menampilkan berita mengenai
kehidupan selebritis yang biasanya disajikan pada segmen akhir suatu program
berita.
2) Berita Lunak (Soft News)
Berita lunak (soft news) adalah segala informasi yang penting dan menarik yang
disampaikan secaraa mendalam namun tidak bersifat segera ditayangkan. Program yang
masuk ke dalam kategori eria lunak adalah :
a. Current Affair
Program yang menyajikan informasi terkait dengan suatu erita penting yang muncul
sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam, cukup terikat dengan
waktu. Batasannya adala bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian
khalayak maka current affair dapat disajikan. Misalnya, program yang menyajikan
cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam dahsyat,
seperti gempa bumi atau tsunami.
b. Magazine
Dieri nama magazine karena topic atau tema yang disajikan mirip dengan topik-
topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah. Magazine adalah program yang
menampilkan informasi ringan namun mendalam, dengan kata lain Magazine adalah
feature dengan durasi lei panjang, ditayangkan pada program tersendiri yang
terpisah dari program berita.
c. Dokumenter
Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan
pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya, menceritakan mengenai
suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh, kehidupan atau sejara
masyarakat (misalnya suku terasing) atau kehidupan hewan di padang rumput dan
sebagainya. Suatu program dokumenter adakalanya dibuat seperti membuat sebuah
film sehingga sering disebut dengan film documenter.
d. Talk Show
Program talk show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau
beberapa orang untuk membahas sautu topik tertentu dipandu seorang pembawa
acara (host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman
langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka seorang ali
dalam masalah yang tengah dibahas.
2.5 Program Acara Edutaiments Si Bolang Trans7
Perkembangan televisi sebagai media massa begitu pesat, karena sebagai media massa
sangat dirasakan manfaatnya, karena dalam waktu yang relatif singkat, dapat menjangkau
wilayah dan jumlah penonton yang tidak terbatas. Bahkan, peristiwa yang terjadi saat itu juga
(live), dapat segera diikuti sepenuhnya, oleh penonton di belahan bumi yang lain. Oleh karena
itula banyak orang menyebutkan, bahwa abad ini sebagai abad komunikasi (Darwanto,
2007:117).
Media televisi sebagai media yang terbukti memiliki kemampuan yang sangat efektif,
sehingga dimanfaatkan untuk penyiaran program-program pembelajaran secara nasional agar
dapat memperluas kesempatan untuk memperoleh pendidikan, meningkatkan kualitas
pendidikan dan meningkatkan efektivitas pendidikan. Media pendidikan televisi berperan
aktif dan dapa mempengaruhi pendidikan seorang anak. Seperti berpengaruh pada sikap
seseorang, kreativitas, motivasi, pandangan hidup, gaya hidup, dan juga orientasi masyarakat.
Dengan demikian, salah satu bentuk pendayagunaan teknologi komunikasi adalah media
televisi.
Dalam hal efektivitasnya dalam menjalankan fungsinya, DR. Jack Lyle, Drector of
Communication Institute The West Center, menyatakan sebagai berikut: “bahwa televisi
untuk kita sebagai “jendela dunia”, apa yang kita lihat melalui jendela ini, sangat membantu
dalam mengembangkan daya kreasi kita, hal ini seperti diungkapkan oleh Walter Lippman
beberapa tahun yang lalu, bahwa dalam pikiran kita ada semacam ilustrasi gambar dan
gambar-gambar ini merupakan suatu yang penting dalam hubungannya dengan proses
belajar, terutama sekali yang berkenaan dengan orang, tempat dan situasi yang tidak setiap
orang perna ketemu, mengunjungi atau tela mempunyai pengalaman” (Lyle, 1980:13 dalam
Darwanto, 2007:118).
Seperti halnya tayangan “Si Bolang” Trans 7, penonton khususnya anak-anak dapat
melihat sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya misalnya melihat anak-anak dari
berbagai daera beserta dengan kebudayaan, sosial, adat istiadat, tradisi dan permainan
tradisional yang terdapat pada wilayah atau daerah tersebut. Selain itu, anak-anak sebagai
penonton seakan-akan dapat merasakan secara langsung petualangan yang dilakukan oleh Si
Bolang. Dari hal itula anak-anak dapat belajar melalui media massa televisi dengan mudah
dan praktis sehingga anak tersebut tidak perlu dating ke wilayah tersebut secara langsung,
tetapi melalui media massa televisi, anak-anak dapat melihat, mempelajari, meniru,
memaknai, merasakan, memahami apa yang mereka tonton. Dengan demikian, secara tidak
langsung anak-anak belajar melalui media massa televisi.
Si Bolang pertama kali tayang pada 25 Maret 2006, setiap hari minggu pagi, pukul 9.30
WIB. Tayang selama seminggu sekali sampai dengan akhir 2006. Ketika itu masih di bawah
naungan TV7. Di awal 2007, ketika sudah bergabung dengan Transmedia, Si Bolang tayang
lima kali dalam seminggu, Senin sampai Jum’at, pukul 12.30 WIB. Bocah Petualang adala
sala satu program news - semi dokumenter mengenai petualangan anak-anak di TRANS7.
Bocah Petualang bercerita tentang kehidupan anak-anak di berbagai daerah Indonesia,
terutama mereka yang hidup di pedalaman atau desa-desa. Program Bocah Petualang tayang
setiap harri Senin Sampai Jum’at pukul 12.30 WIB
(http://www.trans7.co.id/frontend/home/view/173. diakses tanggal 8 September 2019).
Si Bolang merupakan sebuatan dari seorang anak setempat yang memimpin teman-
temannya berpetualang disekitar tempat tinggalnya. Hampir di setiap episode tayangan
tersebut, menampilkan petualangan yang seru. Masa kanak-kanak meruapakan masa yang
sangat luar biasa, penuh tawa, khayalan, dan dipenuhi dengan berbagai hal yang mengenang
bagi pelakunya. Setiap anak pasti, memilikin karakter yang berbeda-beda, hal itu ditentukan
atas faktor alam dan budaya tempat tinggal mereka karena mereka biasanya bermain
disekitar lingkungan tempat tinggalnya (http://www.trans7.co.id/frontend/home/view/173.
diakses tanggal 8 September 2019).
2.6 Masyarakat
Masyarakat merupakan manusia yang senantiasa berhubungan (berinteraksi) dengan
manusia lain dalam suatu kelompok (Setiadi, 2013: 5 dalam Bambang, 2014: 28). Kehidupan
masyarakat yang selalu berubah (dinamis) merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.
Manusia sebagai mahluk sosial selalu membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi
kebutuhannya, sebuah kenicayaan manusia bisa hidup secara individual dalam
lingkungannya, (Bambang, 2014:28)
Para ilmuan di bidang sosial sepakat tidak ada defines tunggal tentang masyarakat
dikarenakan sifat manusia selalu berubah dari waktu ke waktu. Pada akhirnya, pada ilmuwan
tersebut memberikan definisi yang berbeda beda antara satu dengan yang lain. Berikut ini
beberapa definisi masyarakat menurut pakar sosiologi (Setiadi, 2013: 36, dalam Bambang,
2014: 38):
1. Selo Soemardjan mengartikan masyarakat sebagai orang – orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan
2. Max Weber mengartikan masyarakat sebagai stuktur atau aksi yang pada pokoknya
ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
Emile Durkheim mendefinisikan masyarakat sebagai kenyataan objektif individu-
individu yang merupakan anggota-anggota. Kehidupan sebuah masyarakat merupakan sebuah
system social dimana bagian-bagian yang ada didalamnya saling berhubungan antara satu
dengan yang lainnya dan menjadikan suatu kesatuan yang terpadu. Manusia akan bertemu
dengan manusia lainnya dalam sebuah masyarakat dengan peran yang berbeda-beda, sebagai
contoh ketika seseorang melakukan perjalanan wisata, pasti kita akan bertemu dengan sebuah
system wisata, pendamping perjalanan wisata, rumah makan, penginapan dan lain-lain,
(Bambang, 2014: 39).
Masyarakat merupakan sebuah system yang saling berhubungan antara satu manusia
dengan manusia lainnya yang membentuk suatu kesatuan. Manusia sebagai mahluk social
yang membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhannya, mereka tidak dapat
hidup sendiri dalam sebuah masyarakat, akhirnya timbullah timbale balik atau interaksi
antara manusia, dengan kriteria kriteria(Sitorus, 2003: 16 dalam Bambang, 2014: 41) sebagai
berikut:
1. Harus ada pelaku yang jumlahnya lebih dari satu
2. Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol
3. Ada dimensi waktu (lampau, kini, mendatang) yang menentukan sifat aksi yang
sedang berlangsung
4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan
yang diperkirakan pengamat
Adapun Soerjono Soekanto (1986: 27 dalam Bambang, 2014: 39) mengemukakan
bahwa ciri – cirri kehidupan masyarakat adalah:
1. Manusia yang hidup bersama – sama sekurang – kurangnya terdiri dari dua orang
individu
2. Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama
3. Menyadari kehidupan mereka merupakan kesatuan
4. Merupakan system bersama yang menimbulkan kebudayaan sebagai akibat dari
perasaan saling terikat antara satu dengan lainnya.
2.7 Landasan Teori
2.7.1 Analisis Resepsi
Analisis resepsi merupakan bagian khusus dari studi khalayakan yang mencoba
mengkaji secara mendalam proses actual dimana wancana media diasimilasikan melalui
praktek wacana dan budaya khalayaknya. Ada 3 elemen pokok dalam metodologi resepsi
yang secara eksplist bisa disebut sebagai “the collection analysis, and interpretation of
reception data” (Jensen, 1999: 139). Ketiga elemen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data dari kalayak. Data bisa diperoleh melalui wawancara
mendalam (baik individual maupun kelompok).
2. Menganalisis hasil atau temuan dari wawancara atau rekaman proses jalannya fokus
group discussions (FGD). Setelah wawancara dan FGD sebagaimana langkah
pertama diatas dilakukan maka, tahap berikutnya peneliti akan mengkaji catatn
wawancara tersebut yang berupa ratusan transkrip wawancara yang di dalamnya
kemudian bisa disarikan berbagai kategori pernyataan, pertanyaan, komentar dsb.
3. Tahap ini peneliti melakukan interpretasi terhadap pengalaman bermedia dari
khalayaknya. Perlu dicatat bahwa dalam tahap ini sebenarnya seorang peneliti tidak
sekedar mencocokkan model pembacaan sebagaimana yang telah dirumuskan dalam
acuan teoritis melainkan justru mengelaborasikan dengan temuan yang
sesungguhnya terjadi di lapangan sehingga memunculkan model dan pola
penerimaan yang ril dan lahir dari konteks penelitian (Ervan Putra, 2015. Diakses
pada tanggal 13 September 2019).
Studi mengenai pemaknaan konten media terkait dengan teori dan analisis resepsi.
Resepsi merupakan bagian dari studi khalayak yang digunakan untuk menganalisis
penerimaan khalayak terhadap konten media. Resepsi adalah studi penerimaan atau analisis
penerimaan. Analisis resepsi dikembangkan oleh Stuart Hall dari Center for Contemporary
Cultural Studies (CCCS) atau Pusat Kajian Budaya Kontemporer, di University of
Birmingham di Inggris. Menurut Hall (dalam Baran dan Davis,2010:304), studi penerimaan
adalah teori berbasis khalayak yang berfokus pada bagaimana beragam jenis anggota
khalayak memaknai bentuk konten tertentu. Stuart Hall memandang bahwa seorang peneliti
harus memusatkan perhatiannya pada analisis atas konteks sosial dan politik dalam produksi
konten, serta konsumsi konten media (penafsiran).
Kelahiran reception research dalam penelitian komunikasi massa kembali
pada encoding dan decodingStuart Hall dalam wacana televisi. Apa yang dikenal
sebagai reception research dalam studi media adalah terkait dengan kajian budaya dan
Birmingham Centre, meskipun kemudian menunjukkan bahwa teori resepsi memiliki akar
lainnya (Alaasutari, 1999: 2).
Penelitian ini menggunakan landasan teori analisis resepsi dari Stuart Hall. Karena teori
ini sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Menurut Hall (dalam Baran dan
Davis,2010:304), studi penerimaan adalah teori berbasis khalayak yang berfokus pada
bagaimana beragam jenis anggota khalayak memaknai bentuk konten tertentu. Stuart Hall
memandang bahwa seorang peneliti harus memusatkan perhatiannya pada analisis atas
konteks sosial dan politik dalam produksi konten, serta konsumsi konten media (penafsiran).
Kelahiran reception research dalam penelitian komunikasi massa kembali
pada encoding dan decoding Stuart Hall dalam wacana televisi. Apa yang dikenal
sebagai reception research dalam studi media adalah terkait dengan kajian budaya dan
Birmingham Centre, meskipun kemudian menunjukkan bahwa teori resepsi memiliki akar
lainnya (Alaasutari, 1999: 2).
Menurut Hall dalam (Alaasutari, 1999: 2-3) Khalayak melakukan Decoding terhadap
pesan media melalui tiga posisi yaitu:
a. Posisi Hegemoni Dominan
Yaitu situasi dimana khalayak menerima pesan yang disampaikan oleh media. Ini
adalah situasi dimana media menyampaikan pesannya dengan menggunakan kode
budaya dominan dalam masyarakat. Dengan kata lain, baik media dan khalayak sama-
sama menggunakan budaya dominan yang berlaku. Media harus memastikan bahwa
pesan yang diproduksinya harus sesuai dengan budaya dominan yang ada dalam
masyarakat. Jika misalnya khalayak menginterpretasikan pesan iklan di media melalui
cara-cara yang dikehendaki media maka media, pesan, dan khalayak sama-sama
menggunakan ideologi dominan.
b. Posisi Negosiasi
yaitu posisi dimana khalayak secara umum menerima ideologi dominannamun
menolak penerapannya dalam kasus-kasus tertentu (sebagaimana dikemukakan Stuart
Hall: the audience assimilates the leading ideology in general but opposes its
application in specific case) Dalam hal ini, khalayak bersedia menerima ideologi
dominan yang bersifat umum, namun mereka akan melakukan beberapa pengecualian
dalam penerapannya yang disesuaikan dengan aturan budaya setempat.
c. Posisi Oposisi
Cara terakhir yang dilakukan khalayak dalam melakukan decoding terhadap pesan
media adalah melalui oposisi yang terjadi ketika khalayak audiensi yang kritis
mengganti atau mengubah pesan atau kode yang disampaikan media dengan pesan atau
kode alternatif. Audiensi menolak makna pesan yang dimaksudkan atau disukai media
dan menggantikannya dengan cara berpikir mereka sendiri terhadap topik yang
disampaikan media. Stuart Hall menerima fakta bahwa media membingkai pesan
dengan maksud tersembunyi yaitu untuk membujuk, namun demikian khalayak juga
memiliki kemampuan untuk menghindari diri dari kemungkinan tertelan oleh ideologi
dominan. Namun demikian sering kali pesan bujukan yang diterima khalayak bersifat
sangat halus. Para ahli teori studi kultural tidak berpandangan khalayak mudah
dibodohi media, namun seringkali khalayak tidak mengetahui bahwa mereka telah
terpengaruh dan menjadi bagian dari ideologi dominan (Morissan,2013: 550-551).
2.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian, terdapat
sebuah penelitian yang meneliti program acara televisi dengan menggunakan metode
penelitian analisis resepsi. Berikut rujukan penelitian terdahulu yang penulis jadikan acuan :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Dinar Ayu
Chandra
Agustina. 2019,
Universitas
Islam Negeri
Sunan1 Ampel
Surabaya
Analisi Resepsi Warga
Nahdlatul Ulama Tentang
Program Kiswah Interaktif
di TV9 Nusantara
Menunjukan bahwa Program
kiswah interaktif lebih banyak
dipahami warga Nahdlatu Ulama
sebagai diskusi interaktif
keagamaan dan lebih dimaknai
warga Nahdlatu Ulama sebagai
waktu luang. Warga Nahdlatu
Ulama menjadikan kiswah
interaktif sebagai satu-satunya
program keagamaan yang
dikonsumsi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif deskriptif dengan
pendekatan kultural. Pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah
observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.
Perbedaan : Penelitian yang dilakukan Dinar Ayu Chandra Agustina untuk
mengetahui pemaknaan warga Nahdlatu Utama tentang program kiswah interaktif
TV9 Nusantara, sedangkan penulis untuk menganalisis resepsi masyarakat
terhadap tayangan Si Bolang di Trans 7.
Persamaan : Terletak pada mengunakan analisis resepsi dengan mengunakan
metode penelitian kualitatif.
Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Amalia
Setiawati. 2017,
Universitas
Islam Bandung
Resepsi Khalayak Program
Acara Kuliah Subuh
Dalam Merepresentasikan
Kekuatan Eksistensi RRI
Pro 1 Bandung Sebagai
Radio Publik
Menurut sudut pandang encoder
dan penerimaan penonton,
hasilnya menunjukkan bahwa
keberadaan kekuatan RRI Pro 1
Bandung sebagai penyiaran radio
publik diwakili oleh kekuatan
kredibilitas dan kepribadian
Ustadz Shoimun sebagai sumber
program itu dan juga disana.
Kesamaan penerimaan antara
encoder dan decoder.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dengan pendekatan analisis
penerimaan penonton, mencari perbedaan antara makna antara khalayak dan teks
di media.
Perbedaan : Penelitian yang dilakukan Amalia Setiawati untuk mengetahui
bagaimana tanggapan penonton terhadap program radio kuliah subuh yang
disiarkan di RRI Pro 1 Bandung, juga mencari program mana yang mewakili
kekuatan eksistensi RRI Pro 1 Bandung sebagai penyiaraan radio publik.
Sedangkan penulis untuk menganalisis resepsi masyarakat terhadap tayangan Si
Bolang di Trans 7.
Persamaan : Terlekat pada mengunakan analisis resepsi dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif
Nama
Peneliti
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Any
Surtani,
2013.
Universitas
Semarang
Analisis Resepsi Penonton
atas Popularitas Instan
Video Youtube ‘Keong
Racun’ Sinta dan Jojo
Narasumber 1 menempatkan pada
posisi Oppositional Counter
hegemonic reading,narasumber 1
tidak sejalan dengan kode-kode
yang ditawarkan, menolak makna
atau pembacaan yang disodorkan.
Sedangkan narasumber 2 dan 3
ketika diperoleh beberapa
persamaan. Kedua narasumber
tersebut memaknai video tersebut
sebagai hal yang cukup lucu,
menarik. Dan menghibur, namun
tidak berlangsung lama.
Narasumber 2 dan 3 menempati
posisi yang sama yakni
negotiated reading. Narasumber 4
menangkap pesan dan makna
yang dibuat oleh pembuat video
dan menyukainya. Bahkan
narasumber 4 ingin membuat
video sejenis dengan efek dengan
bijak dan sesuai kebutuan.
Metode yang digunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis
resepsi. Analisi resepsi dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui
pemaknaan penonton terhadap isi tayangan video Youtube Sinta dan Jojo.
Perbedaan : Penelitian yang dilakukan Any Surtani untuk mengetahui
pemaknaan penonton terhadap isi tayangan video Youtube Sinta dan Jojo,
sedangkan penulis untuk menganalisis resepsi masyarakat terhadap tayangan
Si Bolang di Trans 7.
Persamaan : Terletak pada mengunakan analisis resepsi dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif
Nama peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Aisyah fatin,
2013.
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.
Analisi Resepsi Penonton
Perempuan yang Sudah
Menikah Terhadap
Perkerasan Pada
Perempuan Di Film Die
Yang diterima informal 1 dan 2
berada pada posisi oppositional
atau tidak sesuai dengan informal
tersebut. Kedua informal tidak
setuju dengan adanya pembedaan
Fremde (When We Leave) dalam menerima hak dan
melakukan kewajiban antara laki-
laki dan perempuan. Informal 3
dan 4 tidak jauh berbeda dengan
informal 1 dan 2 , informal 3 dan
4 juga berada di posisi
oppositional yang menolak nilai
makna perbedaan gender dalam
film tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dengan analisis resepsi,
subjek dari penelitian ini adalah khalayak yang menonton objeknya, yakni film
Die Fremde (When We Leave), yang selanjutnya disebut sebagai informal.
Perbedaan : Penelitian yang dilakukan Aisyah Fatin ingin mengetahui
Pemaknaan perempuan yang sudah menikah terhadap kekerasan pada perempuan
di film Die Fremde (When We Leave), sedangkan penulis untuk menganalisis
resepsi masyarakat terhadap tayangan Si Bolang di Trans 7.
Persamaan : Terletak pada mengunakan analisis resepsi dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif.
Nama
peneliti
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Nur Inayah
Yushar,
2016.
Universitas
Islam
Negeri
Alauddin
Makasar
Resepsi Mahasiswa Uin
Alauddin Makasar
Terhadap Film
Dokumentasi Sicko
Hasil penelitian menunjukan
keragaman penerimaan penonton
atas konten film dokumentasi
Sicko berdasarkan latar elakang
keilmuan yang berbeda. Dua
informan dengan latar belakang
keilmuan yang sama memiliki
atensi atau perhatian yang
berbeda terhadap film. Satu
informan leih fokus pada menit
atau adegan tertentu, dan yang
lainnya berfokus pada adegan
yang berbeda.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dengan analisis
resepsi (reception analys), model encoding decoding Stuart Hall. Informal
diberi treatment berupa tontonan film Sicko, kemudian memberikan
interprestasi mereka masing-masing, dan mendiskusikan hasil tontonan
tersebut dengan menggunakan metode FGD.
Perbedaan : Penelitian yang dilakukan Nur Inayah Yushar ingin mengetahui
pemaknaan Mahasiswa Uin Alauddin Makasar terhadap film dokumenterr
sicko, sedangkan penulis untuk menganalisis resepsi masyarakat terhadap
tayangan Si Bolang di Trans 7.
Persamaan : Terletak pada mengunakan analisis resepsi dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif.
2.9 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang
kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Pada
dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi:
1. Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada
landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan.
2. Kerangka logika (logical construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan
masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka teori.
3. Model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk gambar atau
model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau
merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan dalam suatu
model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini terbentuklah hipotesis.
Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan dalam kerangka berpikir
adalah perpaduan antara asumsi-asumsi teoritis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan
atau memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan di antara variabel-
variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau
masalah yang diteliti (Muhidin, 2011: 79).
Dalam penelitian ini penulis mengunakan konsep Analisis Resepsi Stuart Hall dengan
kerangka pemikiran seperti gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
Ditonton atau diakses
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2019
Resepsi Masyarakat Terdapat
Tayangan Si Bolang di Trans 7
Masyarakat Rt 06 di Desa Bukit Batu,
Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis
Analisis Resepsi
Stuart Hall
Hegemoni Dominan
Position
Negosiasi
Position
Oposisi
Position
top related