BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE … II.pdf · o Parkir pengisi acara, ... adalah pemanfaatan zona vertikal tapak yaitu dengan perencanaan parkir basement. Basement dipilih
Post on 02-Feb-2018
235 Views
Preview:
Transcript
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 1
BAB II
TINJAUAN OBJEK
GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA
Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik
(GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM Singaraja.
Bab ini juga membahas tentang fakta-fakta aktual yang terjadi di GKGM Singaraja
yang dikaitkan dengan pembahasan permasalahan dan potensi yang ada.
2.1 Gambaran Umum Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja dibangun sekitar tahun 1980an
yang digunakan untuk pentas-pentas kesenian/festival kesenian yang
diselenggarakan oleh pemerintah ataupun masyarakat, terutama untuk pentas
kesenian Gong Kebyar yang merupakan kebanggaan dan lambang kejayaan
Kabupaten Buleleng, yang lumrah disebut Utsawa Merdangga gong Kebyar. Nama
Gedung Kesenian Gde Manik diambil dari nama seorang tokoh seniman
menciptakan dan mengembangkan tari Palawakya dan Truna Jaya yaitu Gde Manik
yang berasal dari desa Jagaraga, Buleleng.
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 2
2.2 Kondisi Eksisiting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Gambar 2.1 Peta Lokasi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja terletak di Jalan Udayana
(Singaraja), Kecamatan Buleleng, persis di sebelah Universitas Pendidikan
Ganesha (Undiksha). Dengan usia bangunan yang sudah tua ini, banyak kebutuhan
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 3
fasilitas-fasilitasnya yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat
jaman sekarang tentunya dalam bidang kesenian.
Spesifikasi Umum
Nama Objek : Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Lokasi Objek : Jalan Udayana (Singaraja), Kecamatan Buleleng,
Pemilik : Pemerintah Kabupaten Buleleng
Pengelola : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Buleleng
Luas Tapak : 4.500 m²
Luas Bangunan : 814 m²
Fungsi Bangunan : Sarana Pertunjukan Kesenian
2.2.1 Kondisi Non Fisik Eksisting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Kondisi non fisik eksisting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
adalah sebagai berikut :
a) Status pelayanan dan fungsi
Ditinjau dari segi kapasitas Gedung Kesenian ini mampu
menampung 800 penonton, Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM)
Singaraja berfungsi sebagai sarana pertunjukan kesenian mulai dari
kesenian daerah sampai kesenian musik modern. Di samping itu juga
digunakan sebagai sarana kegiatan lainnya, seperti tempat pertemuan,
tempat kelulusan siswa SMA, Kompetisi Binaraga dan lain sebagainya.
Jadi Gedung ini adalah gedung multifungsi. Bukan hanya kesenian saja
yang diwadahi di dalamnya, melainkan banyak fungsi.
b) Civitas
Civitas yang ada di GKGM ini dibedakan menjadi beberapa
kelompok dimana masing-masing daripada civitas tersebut mempunyai
peranan dan fungsi yang berbeda di dalam proses kegiatan. Civitas dalam
Gedung Kesenian ini terdiri dari pengelola, penyewa gedung dan
penonton.
1. Pengelola Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 4
Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja dikelola oleh Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Di
Area GKGM ini tidak disediakannya ruang pengelola karena sistem
Gedung Kesenian ini adalah sistem sewa. Jadi jika ada organisasi atau
lembaga-lembaga yang ingin mengadakan event dan ingin memakai
fasilitas GKGM, mereka bisa langsung menghubungi pihak pengelola
di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buleleng.
2. Penyewa Gedung Kesenian Gde Manik
Gedung Kesenian Gde Manik ini adalah kebanggaan
masyarakat Buleleng, yang merupakan pusat sarana pertunjukan
kesenian bagi masyarakat Buleleng. Penyewa GKGM berasal dari
organisasi-organisasi ataupun lembaga-lembaga di Buleleng.
3. Pengisi Acara
4. Penonton
Kapasitas penonton Gedung Kesenian ini sesuai dengan
fungsinya sebagai pusat petrtunjukan wilayah Kabupaten/Kotamadya
yang menampung penonton sebanyak 1000an penonton. Penonton
yang datang ke Gedung Kesenian ini sesuai dengan jenis kesenian
yang dipertunjukkan. Penonton yang datang biasanya dari daerah
lokal Singaraja.
c) Status Lahan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Status lahan yang ditempati oleh Gedung Kesenian Gde Manik
Singaraja merupakan tanah milik Pemerintah Kabupaten Buleleng,
Provinsi Bali.
2.2.2 Kondisi Fisik Eksisting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
a) Lokasi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
Dari segi lokasi, Gedung Kesenian berada di kawasan Kota
Singaraja yaitu di Jalan Udayana. Berada di pinggir jalan utama yang
cukup lebar dan sudah di aspal, merupakan jalan 2 arah yang dibatasi oleh
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 5
jalur hijau ditengah-tengah jalan. berukuran lebar 2.5 meter tiap 1 arah
jalan. Di bagian depan Gedung Kesenian terdapat pedestrian dengan lebar
1.5 meter, Eksisting Gedung Kesenian Gde Manik dapat dilihat pada
gambar berikut.
b) Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar site yang mempengaruhi site seperti
pencapaian, sirkulasi dan potensi site dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Lingkungan Sekitar Site
No Kriteria Keterangan
1 Pencapaian Pencapaian ke areal Gedung Kesenian sangat
mudah ditemukan karena letaknya dipinggir jalan
utama jalan Udayana Singaraja, dengan ukuran
jalan cukup lebar dan sudah di aspal, berukuran
lebar 2.5 meter.
2 Angkutan umum Tidak ada akses kendaraan umum menuju site.
Kendaraan umum hanya berhenti di luar site
3 Sirkulasi
kendaraan
Site hanya dapat dicapai dari jalur kiri kendaraan
4 Sirkulasi pejalan
kaki
Adanya trotoar untuk pejalan kaki yang cukup
lebar, yaitu 1.5 meter
5 Potensi sekitar Berseberangan dengan tempat fotocopy yang
lumayan besar. Serta berdampingan dengan
Gedung Undiksha Singaraja
6 Dekat dengan
instansi
pemerintahan
Site dekat dengan suatu Universitas yaitu
Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)
Singaraja
7 Utilitas site Terdapat gardu listrik di depan site
c) Besaran
Luas site keseluruhan : 4.500 m²
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 6
Luas Gedung : 814 m²
Tribun penonton : 650 m2
Toilet penonton : 10 m2 x 4 toilet = 40 m2
Toilet Pengisi acara dan panitia : 10 m2 x 2 toilet = 20 m2
Ruang ganti 1 : 15 m2
Ruang ganti 2 : 15 m2
d) Sarana dan Prasarana Pendukung
Selain Stage hall utama, tribun penonton, 2 WC penonton yang
ada di atas tribun, ruang ganti dan WC pengisi acara yang ada di belakang
stage, Gedung ini juga terdapat sarana seperti Pelinggih, parkir, dan WC
di luar stage hall utama.
e) Kondisi Bangunan
Kondisi Gedung Kesenian ini seperti gedung tua yang tertinggal
dengan gedung disebelahnya, yaitu Undiksha Singaraja. Wajar karena
Gedung ini berusia sudah 35 tahun. Pengelolaan Gedung ini juga perlu
ditingkatkan agar semua aktivitas yang berlangsung dalam Gedung bisa
terkelola dengan baik.
Kondisi eksisting dan ruang luar bangunan dapat dilihat pada
Gambar berikut.
Gambar 2.2 Perspektif eksterior GKGM
Gambar 2.3 Perspektif eksterior GKGM
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 7
Gambar 2.4 Bangunan suci GKGM
Gambar 2.5 Halaman belakang GKGM
Gambar 2.6 Toilet penonton GKGM
Gambar 2.7 Stage GKGM
Gambar 2.8 Parkir GKGM
Gambar 2.9 Toilet penonton GKGM
f) Tampilan Bangunan
Sesuai hasil observasi di lapangan, Gedung ini berbentuk massa
monolit dengan bentuk dasar persegi empat. Bentuk bangunan memang
kental dengan adat bali yang mencerminkan fungsi bangunan tersebut
yaitu sebagai gedung pertunjukan kesenian daerah.
g) Penggunaan Lahan dan Bangunan
Penggunaan lahan digunakan 30 % dari site yang memiliki luasan
4.500 m². 70 % nya adalah ruang hijau dan parkir.
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 8
h) Sistem Sirkulasi dan Parkir Kendaraan
Sistem sirkulasi dan parkir dari Gedung ini masih kurang jelas,
tidak ada garis-garis jelas tentang parkir kendaraan, untuk memasuki
tempat parkir, pengunjung harus melewati main entrance yang berada di
sebelah timur Gedung, dan jika keluar gedungpun harus melalui entrance
tersebut lagi. Dengan kata lain hanya satu entrance yang difungsikan
padahal terdapat 2 entrance. Di dalam site tidak disediakan side entrance
2.3 Potensi dan Permasalahan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
2.3.1 Potensi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
a) Analisis Fungsional
1. Jenis Kegiatan
Kegiatan utama di Gedung Kesenian Gde Manik adalah :
- Kegiatan penyewaan untuk pertunjukan kesenian
Kegiatan penunjang di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja :
- Kegiatan Pertemuan
- Kegiatan Kampanye
- Kegiatan Porprov
- Kegiatan Porkab
- Dan kegiatan lain yang bekaitan dengan pertunjukan
Gambar 2.10 Penggunaan Lahan dan Bangunan
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 9
Kegiatan servis di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja :
- Kegiatan servis untuk perawatan dan pemeliharaan Gedung
sudah ada tetapi masih kurang.
- Kegiatan pengelolaan GKGM ini berada di Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Buleleng. Jadi jika masyarakat ingin menyewa
GKGM, penyewa harus menghubungi pengelola yang berada di
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan terlebih dahulu untuk
menyewa GKGM.
Kekurangan :
- Masyarakat akan mengabaikan fungsi GKGM jika tidak berkesan
bagi mereka seperti membuang sampah sembarangan.
- Tidak menggunakan fasilitas yang tidak berguna baginya dan
membuat fasilitas tersebut terbengkalai dan tidak dipergunakan,
seperti toilet.
- Kurang maksimalnya kegiatan servis karena tidak adanya ruang
servis untuk pengelola
2. Kebutuhan Bangunan
Ruangan-ruangan yang terdapat di GKGM adalah :
Ruang untuk kegiatan utama
- Stage
- Tribun
- Toilet panitia dan pengisi acara
- Ruang ganti pengisi acara
Ruang untuk kegiatan penunjang
- Ruang latihan (ruang tunggu)
Ruang untuk kegiatan servis
- Parkir kendaraan pengunjung
- Toilet umum
- Gudang sarana prasarana
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 10
Kekurangan :
- Tidak adanya fasilitas pengelola lapangan, sangat menyulitkan
dalam segi pengelolaan seperti ruang
o Ruang kontrol
o Ruang panel
o Ruang trafo
o Ruang genset
o Ruang plumbing
- Kurangnya fungsi penunjang yang sebenarnya dibutuhkan
seperti:
o Loket tiket
o Tribun VVIP
o Parkir pengisi acara, panitia dan undangan khusus yang
sebaiknya dibedakan dengan parkir pengunjung
3. Zoning dalam Bangunan
Zoning dalam bangunan erat kaitanya dengan nilai
aksesibilitas bangunan karena bangunan GKGM ini adalah bangunan
yang di dalamnya berlangsung kegiatan pertunjukan.
Kenyataan dilapangan
Ruangan–ruangan yang ada dalam bangunan ini menurut
observasi terdapat kekeliruan dalam aspek kemudahan akses,
kenyamanan dan keamanan bangunan. Seperti misalnya akses dari
parkir menuju ruang untuk pengisi acara dan panitia yang letaknya
lumayan memutar kebelakang.
Analisis
Analisis pemecahan adalah dengan memperbaiki zoning dan
program ruang dari GKGM dengan mendekatkan fungsi-fungsi
yang berhubungan agar akses menuju ruangan yang dituju lebih
mudah dan efisien.
Analisis zoning dapat dilihat pada gambar
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 11
Gambar 2.11 Zoning pada site
Gambar 2.12 Zoning Pada Bangunan (lantai 1)
Main Entrance
bangunan
Side Entrance
bangunan
Side Entrance
bangunan
Entrance panitia dan
pengisi acara
Toilet Toilet
R. Pengisi
acara R. Pengisi
acara
In
Mai
n
Entr
anc
e
ban
gun
an
tran
ce
ban
gun
an
Out
Main Entrance
bangunan
Side Entrance
bangunan
Side Entrance
bangunan
Bangunan Suci Penungun
karang
Parkir Pos Jaga
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 12
4. Besaran ruang
Besaran ruang pasar harus mampu memenuhi kebutuhan
pengguna. Besaran ruang ruangan–ruangan dalam GKGM ini harus
mampu memenuhi kegiatan pengisi acara, panitia dan pengunjung.
Kenyataan dilapangan
Ada ruangan yang kurang dari kapasitas yang semestinya
sehingga suasana di dalam ruangan jadi tidak nyaman
Analisis
Mengkaji lagi besaran yang pas untuk suatu fasilitas dalam
standar-standar yang ada dan menerapkannya kedalam desain
yang lebih cocok.
Gambar 2.13 Zoning dalam bangunan (lantai 2)
Main Entrance
bangunan
Side Entrance
bangunan
Side Entrance
bangunan
Gudang sarana dan
prasarana
Toilet Toilet
R. latihan R. latihan
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 13
5. Tampilan Bangunan
Tampilan bangunan Gedung Kesenian Gde Manik harus
mencerminkan nilai-nilai arsitektur tradisional Bali karena sarat akan
sejarah dan budaya. Tampilan bangunan juga harus memberikan
kesan positif baik bagi bangunan GKGM itu sendiri maupun terhadap
lingkungan. Tampilan bangunan GKGM harus mampu menjadi
kebanggaan masyarakat buleleng pada khususnya, dan Bali pada
umumnya. Menarik minat masyarakat untuk berkunjung atau
memanfaatkan serta merawat fasilitas di dalamnya.
Kenyataan di Lapangan
Bangunan GKGM sangat mencirikan bangunan Arsitektur
Tradisional Bali karena sangat kontras dengan bangunan yang ada
di sekitarnya. GKGM adalah aset budaya yang harus tetap
dikembangkan
Analisis
Untuk dapat tetap eksis dan mendapat perhatian publik, tidak ada
salahnya jika GKGM mengikuti perkembangan jaman dengan
ditambahkan unsur modern, misalnya dibagian interior. Namun
akan tetap dominan mempertahankan Arsitektur Bali.
Gambar 2.14 Tampilan bangunan GKGM
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 14
6. Parkir
Parkir mampu memenuhi kebutuhan kapasitas baik pengisi
acara, panitia maupun pengunjung. Sirkulasi parkir harus jelas dan
sebaiknya sirkulasi antara pengunjung dengan sirkulasi panitia dan
pengisi acara dipisah.
Kenyataan di lapangan
Ketika ada suatu event besar yang mengundang artis nasional
Indonesia, parkir yang membludak bisa saja terjadi, karena lahan
yang ada juga terbilang cukup sempit. Selain itu parkir
pengunjung menjadi satu dengan parkir artis, ini akan
mengakibatkan ketidaknyamanan pada artis karena akan menarik
perhatian pengunjung.
Analisis
Untuk lebih memenuhi kapasitas parkir, maka analisis pemecahan
adalah pemanfaatan zona vertikal tapak yaitu dengan perencanaan
parkir basement. Basement dipilih karena dapat dilakukan pada
tapak tanpa mencari alternatif lokasi lain dengan pertimbangan
pemanfaatan lahan yang tidak begitu luas.
Gambar 2.15 Kondisi
parkir GKGM
Gambar 2.16 Kondisi parkir
GKGM
b) Analisis Perfomansi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja
1. Aspek Penghawaan :
Penghawaan pada GKGM menggunakan penghawaan alami,
dengan mengandalkan bukaan di atas tribun penonton. Tidak ada
penghawaan buatan, sehingga ketika cuaca tidak medukung seperti
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 15
ketika musim panas, ruangan dalam GKGM khususnya di ruang
backstage (panitia dan pengisi acara) sangat pengap.
2. Aspek Pencahayaan
Pencahayaan pada GKGM menggunakan pencahayaan
alami pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari.
Gambar 2.17 Penghawaan dan pencahayaan GKGM
2.3.2 Permasalahan
a) Permasalahan Non Fisik
Tinjauan Terhadap Keamanan dan Kenyamanan Bangunan
o Kondisi Panggung yang menggema jika ada permentasan musik,
terutama musik keras
o Sirkulasi pada entrance panitia dan pengisi acara yang kurang luas
b) Permasalahan Fisik
o Ruang di backstage yang kurang luas
Gambar 2.18 Kondisi ruang backstage GKGM
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 16
o Pola parkir yang kurang tertata dengan baik
Gambar 2.19 Kondisi parkir GKGM
o Tata Ruang
o
o
o
Gambar 2.20 Sirkulasi GKGM lantai 2
Sumber: Dokumen pribadi, survey 8 oktober 2015
Main Entrance
bangunan
Side Entrance
bangunan
Side Entrance
bangunan
Gudang sarana dan
prasarana
Toilet Toilet
R. latihan R. latihan
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 17
Terlihat kekurangan sirkulasi pada lantai 2, seharusnya gudang
diletakkan di lantai 1 tapi ini di lantai 2. Tentu ini merupakan
kesalahan karena jika mengangkut barang yang berat akan kesusahan
untuk mengangkut ke lantai 2
2.4 Simpulan Permasalahan
Dari berbagai permasalahan yang telah dihadapi oleh GKGM dengan
semakin beragamnya kebutuhan fasilitas gedung pertunjukan yang semakin
modern dan teknologi yang semakin maju yang tidak diimbangi dengan
penyediaan ruang yang mampu mengakomodasi kebutuhan pelaku kegiatan
yang semakin beragam maka akan dilakukan usaha Redesign dalam upaya
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari GKGM itu sendiri. Hal ini
juga didasarkan atas beberapa komentar baik dari masyarakat sekitar dan
pengelola yang merasa tidak nyaman lagi dalam melakukan aktivitas di
dalam Gedung, disamping juga melihat usia dari bangunan yang sudah cukup
tua.
2.5 Simpulan Analisis Kondisi Eksisting, Aspek Fungsional dan
Performansi Bangunan
Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Berdasarkan analisis di atas dapat
ditarik beberapa simpulan yang menyangkut redesain GKGM ini. Hasil
evaluasi mengarah kepada permasalahan-permasalahan yang nantinya akan
menjadi alasan pengembangan GKGM Singaraja.
Permasalahan penarikan minat masyarakat untuk menganggap fasilitas ini
adalah fasilitas yang perlu dijaga melalui desain yang mengundang
masyarakat untuk menghormati dan menjaga fasilitas ini
Evaluasi dari kebutuhan ruang bahwa GKGM ini perlu dikaji lagi dalam
menentukan kapasitas civitas yang akan mempergunakan ruangan agar
ruangan tersebut memadai
Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 18
Evaluasi gedung yang menggema jika diadakan pertunjukan / sistem
akustik GKGM yang kurang baik.
Evaluasi dari sirkulasi yang kurang tepat
Permasalahan ruang di backstage (ruang panitia dan pengisi acara) yang
kurang luas
Permasalahan keamanan dalam bangunan, seperti belum adanya sistem
pemadam kebakaran serta pintu masuk bangunan yang terlalu rendah
sehingga memungkinkan adanya kejadian yang tidak diinginkan.
Permasalahan parkir yang kurang teratur dan kurang terarah
Permasalahan tidak adanya fasiitas utilitas bangunan seperti ruang genzet.
Tidak adanya ruang yang sebenarnya diperlukan seperti ruang tiket, ruang
kontrol, ruang informasi / lobby, dan ruang pers
top related