BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-2-00519-TI bab 1.pdf · yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen
Post on 07-Mar-2019
215 Views
Preview:
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri manufaktur sepanjang tahun ini mengalami sedikit
ketidakpastian akibat memburuknya ekonomi global yang berpengaruh kepada
proses kegiatan manufaktur [kompas cyber media, Kamis 5 Juni 2008].
Ketidakpastian ekonomi tersebut diakibatkan oleh melambungnya harga komoditas
energi yang digunakan oleh industri yang merupakan sumber energi penggerak
aktivitas berproduksi. Akibatnya perusahaan dituntut untuk berusaha secara langsung
dan terus menerus meningkatkan kemampuannya untuk melakukan usaha efisiensi
tanpa mengurangi level dan kualitas produksi dalam kegiatan produksinya agar roda
produksi perusahaan tetap berjalan dan memiliki daya saing yang tinggi terhadap
perusahaan lain. PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing sebagai
perusahaan patungan yang bergerak di bidang otomotif perlu untuk meningkatkan
keunggulan dalam melakukan efisiensi dan penjaminan terhadap level produksi
dalam rangka menjawab tantangan industri otomotif sekarang ini.
Keunggulan efisiensi dapat diterapkan agar roda produksi perusahaan tetap
berjalan sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan produk dalam
menjalankan aktivitas produksinya. Keunggulan efisiensi tersebut adalah efisiensi
pemeliharaan permesinan secara menyeluruh, dimana permesinan merupakan
elemen penting dalam sistem produksi perusahaan yang harus dilakukan monitoring
dan optimasi terhadap kinerja dan juga pemeliharaan permesinan secara
berkesinambungan sehingga dihasilkan nilai produktivitas, efektivitas dan efisiensi
dalam berproduksi. [H.B Higgins,1989]
Sistem yang akan diterapkan untuk melakukan efisiensi pemeliharaan permesinan
adalah dengan mengiplementasikan total productive maintenance terhadap lini
permesinan yang ada, agar dapat mencegah terjadinya kerusakan fatal yang dapat
menyebabkan terhentinya kegiatan produksi dan kerugian dalam biaya perbaikan.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dari hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan diketahui gangguan-
gangguan dan kerusakan-kerusakan minor pada mesin fabrikasi dapat menyebabkan
kerusakan major yang fatal dan menyeluruh yang dapat menyebabkan mesin dapat
berhenti beroperasi. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya mekanisme
pemeliharaan yang tersistemasi dan pendeteksian lifetime consumable part pada lini
permesinan yang ada akibat kecenderungan perusahaan yang hanya melakukan
Corrective maintenance yang menyebabkan breakdown machine yang bersifat
unplanned dan membutuhkan waktu perbaikan yang lama.
1.3 Ruang Lingkup
Penelitian dilakukan pada lini permesinan tertentu, dalam hal ini lini permesinan
camshaft yang terdapat pada salah satu bagian machining line.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat ditemukan dan diidentifikasi
hal-hal yang menjadi kendala maupun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari
rencana sistem pemeliharaan dengan total productive maintenance sehingga dengan
demikian diharapkan dapat dicapai efektifitas pada keseluruhan sistem produksi
melalui partisipasi dan kegiatan pemeliharaan yang produktif dan proaktif.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan usulan penerapan konsep sistem pemeliharaan dan perawatan
mesin secara menyeluruh dengan implementasi total productive maintenance .
2. Menentukan interval waktu pemeriksaan dan penggantian pencegahan yang
optimal pada consumable parts suatu permesinan.
3. Meminimasi downtime machine dan mencegah terjadinya machine failure
yang akan berdampak pada produktivitas
1.5 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM) bertempat di
Jakarta dan didirikan berdasarkan akte notaris Eliza Pondang pada tanggal 3 Agustus
1973 No.17 akte pendirian beserta perubahan-perubahannya telah disetujui oleh
menteri kehakiman dengan surat keputusan No. Y. A. 5 / 362 / 19 tanggal 11 Juni
1981 dan dimuat dalam tambahan berita Negara No. 103 tanggal 26 Desember 1981,
tambahan No. 1029 / 1981.
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing ini merupakan
perusahaan dengan penanaman modal asing (PMA) dalam hal ini bekerja sama
dengan swasta Jepang yang pemegang sahamnya terdiri dari :
1. PT. Krama Yudha, Indonesia : 18.2 %
2. PT. Krama Yudha Tiga berlian Motors, Indonesia : 17.2 %
3. Mitsubishi Corporation, Jepang : 32.3 %
4. Mitsubishi Motors Corporation, Jepang : 32.3 %
Persetujuan usaha patungan (Joint Venture) terjadi pada tanggal 18 Januari 1973
antara PT. Krama Yudha (KY), Mitsubishi Corporation (MC) dan Mitsubishi Motors
and Manufacturing yang kemudian pada tanggal 19 Mei 1973 yang kemudian
mendirikan PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing yang
mempunyai modal dasar sebesar $ 42.866.250 dan modal disetor $ 42.866.250.
Pembangunan fasilitas produksi dimulai pada tanggal 14 Januari yang disertai
dengan instalasi mesin-mesin dan peralatan. Pembangunan fasilitas produksi selesai
dalam waktu empat bulan. Produksi percobaan dimulai pada pertengahan bulan
Oktober 1974 yang berlangsung untuk beberapa bulan, sedangkan produksi secara
komersial dimulai pada tanggal 6 Januari 1975.
Setelah berjalan sekian lama PT. Colt Engine and Manufacturing (CEM) didirikan
pada bulan Desember 1982 dimana perusahaan ini merupakan usaha patungan antara
swasta Indonesia dan swasta Jepang yaitu PT. Mitsubishi Corporation dan Mitsubishi
Motors Corporation. Pada bulan Maret 1983, PT. Colt Engine and Manufacturing ini
mulai berproduksi, produksi secara komesial dimulai pada tahun 1985. Pada tanggal
1 Januari 1988, PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing melakukan
merger dengan PT. Colt Engine and Manufacturing disebut dengan MKM I
(Stamping Plant) dan PT. Colt Engine Manufacturing disebut dengan MKM II
(Engine Plant). Alasan dilakukan merger antara lain untuk efisien. Pada saat merger
perbandingan saham antara pihak Indonesia dan Jepang adalah sebesar 35.4 % dan
64.6 %.
Di MKM I (Stamping Plant) dengan luas tanah 63.400 m2 dan luas bangunan
20.750 m2 memproduksi komponen badan kendaraan dan MKM II (Engine Plant)
dengan luas tanah 86.460 m2 dan luas bangunan 13.608 m2, memproduksi komponen
mesin kendaraan.. Adapun perkembangan PT. MKM, setelah dapat membuat
komponen mesin seperti Crank Shaft, Connecting Rod, Cylinder Head dan Cam
Shaft. Pada tahun 1997, mulai pembuatan komponen mesin yang lain yaitu
Transmission Case dan Extension Housing untuk jenis kendaraan Colt L300 dan
Kuda. Pada tahun 1998, dimulai eksport komponen mesin yaitu Cylinder Head,
Crank Shaft dan Connecting Rod ke jepang (MMC Kyoto). Kemudian tahun 1999
eksport komponen body ke Philipina (MMPC). Dan di tahun 2000 eksport dilakukan
untuk transmissi ke Philipina (ATC).
1.5.1 Kegiatan Usaha Perusahaan
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing merupakan perusahaan
yang memproduksi komponen – komponen untuk kendaraan, baik itu komponen
badan kendaraan maupun komponen untuk mesin kendaraan, oleh karena itu dalam
kegiatannya terbagi menjadi 2 bagian yang masing – masing menghasilkan produksi
yang berlainan, adapun bagian – bagian tersebut adalah:
1. Stamping Factory
Pada pabrik ini memproduksi komponen – komponen untuk badan dan rangka
kendaraan dimana kegiatannya adalah mengelola lempengan logam dari
pemotongan, pengepresan sampai perakitan untuk menghasilkan kendaraan
yang berkualitas tinggi. Adapun komponen yang dihasilkan yaitu :
a) Body kendaraan
b) Chassis
c) Steering
d) Fuel Tank
e) Exhaust pipe
f) Muffler
2. Engine Factory
Pada pabrik ini memproduksi berbagai macam komponen untuk mesin
kendaraan. Dalam pabrik ini juga merakit komponen – komponen mesin baik
itu lokal maupun dari luar menjadi satu mesin yang siap pakai dengan kualitas
tinggi. Adapun komponen yang dihasilkan misalnya :
a) Cylinder Head
b) Crank Shaft
c) Cylinder Block
d) Connecting Rod
e) Cam Shaft
f) Transmission
g) Extension Housing
h) Clutch Housing
i) Differential Case
j) Front Axle
k) Yoke
Dalam menjalankan kegiatan produksinya PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors
and Manufacturing memproduksi komponen – komponen tersebut berdasarkan
jumlah pesanan yang diterima dari distributor tunggal kendaraan Mitsubishi di
Indonesia, yang dipegang oleh PT. Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) yang didirikan
pada tanggal 27 April 1973.
Produksi yang dihasilkan oleh PT. MKM didistribusikan kepada PT. Krama
Yudha Ratu Motor (KRM) untuk jenis kendaraan T120SS, L300, dan Truk. PT. KRM
ini didirikan pada tanggal 2 Juni 1973, sedangkan untuk jenis GALANT, LANCER,
dan KUDA didistribusikan ke PT. Krama Yudha Kusuma Motor (KKM) dan PT
Trijaya Union untuk jenis BUS. Ketiga perusahaan tersebut bertugas merakit
komponen mesin dan badan kendaraan menjadi sebuah kendaraan yang siap pakai.
Kelima perusahaan tersebut termasuk PT. MKM tergabung dalam Krama Yudha
Group, yang dalam menjalankan usaha dan kegiatannya saling berkaitan dan saling
sinergis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Pada Krama
Yudha Group ini terdapat hubungan istimewa antara perusahaan yang satu dengan
yang lainnya, dimana terdapat satu kesepakatan untuk saling membantu sehingga
setiap perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya masing – masing dengan
baik.
Produk tersebut diatas disalurkan ke pelanggan internal yaitu PT. KTB dan ekspor
ke ATC, MMPC (Filipina), MMC (Jepang), EML (India), Serta ke pelanggan
eksternal yaitu PT Indo Mobil Internasional.
1.5.2 Visi, Misi, dan Kebijakan Perusahaan
Guna meningkatkan kualitas dan mutu produknya perusahaan ini mempunyai visi
dan misi serta kebijakan perusahaan sebagai berikut :
1. Visi MKM
Menjadikan perusahaan yang global dan muncul di pasar ASEAN.
Melaksanakan kontrol Q.C.D (Quality Cost Delivery) menempatkan
prioritas utama untuk mendapatkan kepercayaan konsumen.
Meningkatkan kepuasan kepada para stakeholders.
2. Misi MKM
Menurunkan Biaya
Meningkatkan Mutu
Pengendalian Jadwal Pengiriman
Manajemen Keselamatan Kerja dan Lingkungan
3. Kebijakan Perusahaan
PT. Mitsubitshi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM) bertekad
untuk menjadi perakit kendaraan niaga yang terpercaya diluar Jepang dengan
kebijakan sebagai berikut :
Kita mempunyai tujuan untuk menjadikan perusahaan yang global,
dimana dengan “memproduksi sesuatu” dan tetap bertahan dipersaingan
yang keras dan muncul didalam pasar asia yang pertumbuhannya sangat
baik sekali.
Kita akan mengelola pabrik yang aman dan maju dengan melaksanakan
control “Q.C.D (kualitas biaya pengiriman) dengan mempunyai tanggung
jawab terhadap keadaan lingkungan kepercayaan konsumen.
Kita akan terus “meningkatkan kepuasan” kepada pemilik perusahaan,
pemegang saham, direktur, dan seluruh karyawan dari perusahaan ini.
Sampai saat ini PT. MKM telah mendapat sertifikat standard mutu
internasional produk berdasarkan ISO 9001 yang dipergunakan sebagai acuan
sistem manajemen mutu dan membangun Sistem Manajemen Lingkungan
berdasarkan ISO 14001 yang mengatur tentang pengolahan lingkungan. Hal
tersebut terintegrasi dalam :
Persyaratan pelanggan, undang-undang, peraturan dan standar yang
berkaitan dengan Mutu Produk dan Mutu Lingkungan harus berlaku
dalam proses produksi merupakan tanggung jawab dari pimpinan puncak
sampai karyawan.
Hasil kegiatan internal Audit dan tinjauan manajemen terhadap Sistem
Manajemen Lingkungan dan Mutu secara terus – menerus dari Board Of
Director yang terkoordinasi, selalu dikomunikasikan untuk dapat
dipahami ke seluruh karyawan guna melaksanakan perbaikan.
Melalui Pelatihan yang berkelanjutan untuk memelihara,
mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme karyawan guna
melaksanakan perbaikan.
Pimpinan puncak karyawan selalu berikhtiar melakukan peningkatan
keefektifan Sistem Manajemen Mutu dan Mulai membangun Sistem
Manajemen Lingkungan secara berkesinambungan.
Dalam penerapan ISO 14001 yang mengatur tentang pengolahan lingkungan
pihak, PT. MKM membuat kebijakan lingkungan sebagai berikut :
Gambar 1.1. Kebijakan Lingkungan PT. MKM
KEBIJAKAN LINGKUNGAN
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing secara aktif meningkatkan perlindungan lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja
dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan, beserta tindakan darurat yang bertujuan:
Menekan serendah mungkin pencemaran lingkungan yang bersumber dari bahan baku, proses dan limbah proses yang dapat mencemarkan air, udara,
kebisingan dan getaran yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja
Melaksanakan preaturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja
Melaksanakan peraturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja
Meningkatkan pemanfaatan daur ulang limbah proses dengan mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan
Melaksanakan penghematan penggunaan energi dan sumber daya yang lain
Melaksanakan kegiatan kebersihan di lingkungan kerja secara konsisten dan berkesinambungan
H. MIYATAKE
1.5.3 Struktur Organisasi Perusahaan dan Tanggung Jawab
Suatu organisasi adalah himpunan para individu – individu yang saling bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang sama. Apabila dua atau lebih individu bekerja
sama dalam upaya pekerjaan, salah satu dari mereka harus mengarahkan aktivitas
kelompok; jika tidak mereka akan bekerja sebagai individu dengan tujuan berlawanan
satu dengan lainnya. Dengan demikian perlu adanya pengarahan dari satu sumber
untuk mengkoordinasi kelompok – kelompok tersebut.
Organisasi yang baik seharusnya cenderung untuk mengurangi banyaknya masalah
manajemen yang timbul, membuat upaya menjadi minimum, mengurangi ketegangan
dan perselisihan dalam organisasi, meningkatkan kerja regu menjadi lebih efektif dan
menekan biaya operasi menjadi minimum serta memperlihatkan arus pekerjaan yang
lancar , luwes agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di
dunia usaha saat ini dan pengendalian yang mantap sehingga organisasi tersebut dapat
terlaksana dengan baik.
Sasaran utama dari organisasi produksi di pabrik ialah untuk mengembangkan
pekerjan tim yang berfungsi sebagai instrumen tunggal untuk produksi dengan biaya
rendah. Aktivitas departemen di dalam usaha diadakan untuk memperoleh hasil
yang maksimum dan efisien. Dari bawah hingga atas, setiap anggota organisasi harus
digerakkan untuk mencapai hasil maksimal dipekerjaannya sendiri, mengkoordinasi
kerja sama dengan departemen-departemen lainnya dan pada umunya
membangkitkan semangat tim yang diperlukan.
Bentuk Struktur organisasi PT. MKM adalah bentuk fungsional. Hal tersebut
dilihat dari adanya spesialisasi fungsional yang bertanggung jawab dalam struktur
organisasi perusahaan seperti bagian PPC, Quality, Produksi, dll. Dalam struktur
organisasi terutama menjelaskan tentang :
1. Fungsi-fungsi yang ada dari suatu perusahaan
2. Tingkatan-tingkatan manajemen dalam perusahaan, derajat dan posisi masing-
masing fungsi
3. Memperlancar kerjasama antar fungsi
4. Memudahkan untuk melakukan kontrol terhadap efisiensi setiap fungsi
sehingga dapat membantu manajemen dalm pengendalian manajemen dalam
rangka mengambil keputusan
5. Menjelaskan hubungan kerja yang terdapat antara fungsi yang satu dengan
lainnya
6. Pedoman maupun standar yang digunakan dalam penyusunan prosedur –
prosedur tertulis tentang aktivitas usaha.
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors And Manufacturing (PT. MKM) mempunyai
pimpinan tertinggi yang dipegang oleh Presiden Direktur yang dibantu oleh Tiga
Orang Vice President dan lima orang Direktur. Dimana setiap Direktur membawahi
beberapa departemen.
A. Board of Director
President Director, Senior Executive Advisor, Vice President Director dan
Director pada PT. MKM di sebut sebagai Board of Director, mereka secara
bersama – sama mempunyai tugas dan wewenang untuk kemajuan PT. MKM
yaitu :
Membuat kebijakan mutu tahunan perusahaan.
Membuat tujuan mutu tahunan perusahaan.
Memilih wakil manajemen.
Melakukan kajian bulanan terhadap pencapaian tujuan mutu.
Melakukan kajian hasil audit internal porduk, proses dan audit internal
eksternal sistem manajemen mutu.
Melakukan kajian sumber daya.
B. Departemen Human Resources Development
Bertanggung jawab terhadap aktivitas & hasil kerja di departemen
HRD.
Bertanggung jawab terhadap hubungan industrial.
Bertanggung jawab terhadap pengadaan & pengembangan karyawan.
Sebagai wakil perusahaan dalam perundingan Bipartit dengan PUK,
dan berhubungan dengan instansi pemerintah.
Bertanggung jawab terhadap peningkatan keterampilan & pengetahuan
karyawan.
Bertanggung jawab terhadap kedisiplinan karyawan.
Menjalin kerja sama yang baik antar perusahaan.
Bertanggung jawab terhadap BOD meeting.
Wewenang :
Menetapkan kebijakan bagi departemen HRD.
Menetapkan langkah-langkah pengetahuan dan keterampilan
karyawan.
Berwenang terhadap penegakan disiplin karyawan.
C. Departemen General Affair
Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di depatemen.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan BOD Meeting.
Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan.
Bertanggung jawab terhadap keselamatan pegawai dan aset
perusahaan.
Menjalin kerja sama yang baik antara perusahaan.
Bertanggung jawab terhadap tugas administrasi umum.
Bertanggung jawab terhadap pelayanan kebutuhan karyawan
Bertanggung jawab terhadap kebutuhan sarana dan prasarana.
Wewenang :
Menetapkan kebijakan departemen dalam ketertiban dan keamanan
perusahaan.
Menetapkan kebijakan perusahan dalam kerja sama dalam group
tentang masalah – masalah umum & kepersonaliaan.
Berwenang terhadap kedisiplinan pegawai.
Menentukan kebutuhan sarana pendukung administrasi.
Menetapkan dan menyetujui pelayanan kebutuhan karyawan didalam
pekerjaan.
Menentukan dan mengontrol kebutuhan sarana dan prasarana.
D. Departemen Marketing
Melakukan kontrol pelaporan penjualan dan pembelian.
Bertanggung jawab pada pengadaan Local Part / lokasi baru.
Kontrol Stock.
Bertanggung jawab dalam mengukur dan mengontrol pembelian
Bertanggung jawab dalam mengukur dan mengontrol pembelian raw
Material, peralatan dan tool.
Wewenang :
Melakukan seleksi vendor & memutuskan serta negosiasi harga.
Melakukan evaluasi harga supplier, pembayaran supplier derta
penerbitan purchase order.
Melakukan verifikasi harga material dan memonitoring stock level
dari material.
Memberikan rekomendasi mengenai kondisi stock dan rencana order
material.
E. Departemen Localization Process
Departemen ini pada intinya memiliki tanggung jawab terhadap perluasan-
perluasan lokasi pabrik yang berhubungan dengan proyek-proyek yang akan
dijalankan hanya memiliki kepala departemen saja.
F. Departemen Controling
Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di departemen
Controlling, seperti :
Bertanggung jawab membuat laporan penjualan.
Bertanggung jawab membuat laporan anggaran perusahaan.
Memonitoring pengeluaran biaya.
Memonitoring Pendapatan.
Bertanggung jawab terhadap kegiatan finansial perusahaan.
Bertanggung jawab terhadap setiap permasalahan yang menyangkut
pembayaran.
Mengeluarkan laporan jumlah pendapatan perusahaan.
Wewenang :
Mengatur dan mengorganisasikan aktivitas departemen Controlling.
Berwenang menilai performa pegawai seluruh departemen.
Berwenang membuat keputusan yang menyangkut seluruh transaksi di
perusahaan.
G. Departemen Prod. Stamping
Membuat sistem : Kontrol produksi
Kontrol kualitas
Kontrol Keselamatan
Kontrol sub material
Kontrol Mesin / alat
Kontrol Man power
Pendidikan
Peningkatan : Layout
Cara kerja : Sub material, Cost Down dan Man Hour
Wewenang : Mengontrol produktivitas produksi
Mengontrol Kualitas produksi
Mengontrol biaya pemakaian sub material
Mengontrol Keselamatan
Mendidik pekerja dibagian departemen Stamping
Effisiensi Man hour
H. Departemen Production Engine
Perencanaan dan pengendalian semua aspek manajemen produksi
untuk menjamin kelancaran out put produksi sesuai jadwal.
Menjamin mutu produksi.
Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan standardisasi yang telah
ditetapkan.
Wewenang :
Meningkatkan produktifitas
Mengoptimalkan SDM
Meminimumkan distribusi biaya produksi
Melaksanakan perbaikan sistem produksi yang efisien
Menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja
Menjaga iklim kerja yang berkaitan dengan karyawan produksi
I. Departemen Production Planning & Controlling
Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pengawasan produksi
yang meliputi : CKD, material, Sub kontrak, dan vendor, produksi
yang di hasilkan pabrik Stamping dan pabrik Engine ,domestik dan
Export Delivery.
Bertanggung jawab terhadap prasarana kebutuhan perencanaan dan
pengawasan produksi dipabrik Stamping dan Engine.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan pengawasan
produksi di pabrik Stamping dan Engine.
Wewenang :
Berwenang terhadap menetapkan hal – hal yang berkaitan dengan
perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta delivery.
Berwenang dalam mengurus dan mengatur prasarana kebutuhan yang
berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta
delivery di pabrik Stamping dan Engine.
Berwenang dalammenetapkan tugas perencanaan dan pengawasan
kuantiti produksi serta delivery di pabrik Stamping dan Engine.
J. Departemen Production engineering
Manejemen total pekerjaan di departemen.
Proses reakisasi produk baru, model baru / ganti model.
Pelaksanaan perubahan barang.
Proses pembuatan master schedule.
Die / Jig Manufacturing & maintenance.
Proses Die, / jig / pallet / Lau out disign & cost estimate.
Proses Jig machinning.
Leader total pekerjaan di departemen.
Monitoring total pekerjaan di departemen.
Evaluasai total pekerjaan di departemen.
Budgeting dan Invesment.
Promotion Man power total departemen.
Wewenang :
Approval Planning dan report section.
Memutuskan pelaksanaan pekerjan.
Koreksi terhadap kesalahan / kekurangan pelakasanaan.
Pelaksanaan perbaikan departemen.
Memutuskan sistem budgeting departemen.
Approval promotion Man Power.
K. Departemen Quality Engineering
Menganalisa dan mengevaluasi dari kegiatan realisasi produk baru
untuk mencapai kualitas produk yang sesuai dengan standard yang
telah disepakati.
Melaporkan kegiatan di seksi yang bersangkutan dan mengevaluasi
dari kegiatan untuk tindakan perbaikan guna mencapai sasaran mutu
departemen & sasaran mutu perusahaan.
Menyampaikan informasi dari Dept – Head ke Sub Section Head.
Wewenang :
Memutuskan kualitas hasil suatu produk pada saat kegiatan realisasi
produk baru.
Memutuskan kualitas produk terhadap part yang keluar dari spec /
standart.
Memutuskan kegiatan overtime di seksinya.
L. Departemen maintenance
Melaksanakan kebijakan perusahaan.
Pemeliharaan mesin – mesin pabrik, menyediakan kebutuhan material
tidak langsung pada produksi dan mengelola Power supply dan air.
Perencanaan jangka pendek dan jangka panjang , Planning / schedule.
Bertanggung jawab atas kualitas, kuantitas dan delivery yang telah
direncanakan.
Wewenang :
Membuat kebijakan – kebijakan sesuai prosedur dan dapat mengambil
keputusan untuk dilaksanakan.
Mengajukan anggaran untuk terlaksananya program jangka pendek
yang direncanakan.
Memutuskan / pengambilan keputusan secara tertulis untuk
dilaksanakan.
M. Departemen Maintenance Improve Valuation ( MIV )
Membuat laporanan kemajuan tentang kebijakan dan penilaian
perusahaan.
Membuat laporan kemajuan MKM terhadap sistem pembangunan
manajemen mutu.
Membuat laporan kemajuan MKM terhadap penerapan sistem
manajemen.
Wewenang :
Kebijakan perusahaan tentang ISO 9001 : 2000 , ISO 14001 : 1996,
TPM and keselamatan.
Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan tentang ISO 9001 : 2000,
ISO 14001 : 1996, TPM keselamatan.
Memberikan penilaian kembali terhadap ISO 9001 : 2000, ISO 14001
: 1996, TPM dan keamanan.
Rapat bulanan.
Tinjauan Manajemen.
1.5.4 Proses Produksi
Proses produksi secara umum di PT. MKM pada dasarnya dibedakan atas dua
area produksi :
1. Area Produksi MKM-1 (plant 1)
Pada area produksi MKM-1 yang diproduksi adalah komponen body, sasis,
komponen sub-assembly kendaraan dan Jigs. Pada proses produksi ini diperlukan
ketelitian kerja dan keakuratan yang tinggi guna menghasilkan produk yang
berkualitas dan dapat bersaing dengan industri komponen mobil lainnya. Dalam
rangka untuk dapat memenuhi permintaan pasar, area produksi ini dilengkapi
dengan fasilitas dan peralatan yang modern yang sarat teknologi serta ditangani
oleh tenaga ahli dan pekerja-pekerja yang terampil dan terdidik di setiap lini
produksi. Pada dasarnya area produksi MKM-1 dibagi atas 3 bagian, yaitu;
a) Bagian Produksi Komponen-komponen Body kendaraan
Sub-assembly komponen body kendaraan dibuat dari lemabaran plat-plat
logam yang urutan prosesnya dimulai dari proses pemotongan (cutting),
dilanjutkan dengan proses pencetakan plat (stamping), dan yang terakhir
adalah proses pengelasan (welding) yang dilakukan oleh robot yang
terprogram agar hasil pengelasannya lebih rapi, cepat, dan kuat. Semua urut-
urutan proses tersebut berjalan dengan system just-in-time, jadi hasil
produksinya lebih tepat waktu dan meminimasi adanya inventori pada
produk jadi (penyimpanan sementara).
b) Bagian Produksi Frame kendaraan
Frames-frame sasis kendaraan dibuat dengan urutan proses dari pengeboran
(piercing) logam yang dilakukan oleh robot dengan media Laser, kemudian
dilanjutkan dengan proses perakitan sasis (assembly), dan yang terakhir
adalah pengecatan (painting). Semua urutan proses tersebut sebagian besar
dilakukan oleh mesin-mesin dan peralatan yang semi-automatis yang
bertujuan untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan
mempermudah para pekerja agar tidak bekerja terlalu berat, sehingga
keamanan dan kesehatan kerja mereka bisa lebih terjamin.
c) Bagian Produksi Jig dan Dies
Seluruh Dies dan Jig-jig yang diperlukan untuk proses produksi dirancang
dan dibuat dengan bantuan komputer (CAD/CAM) dan diwujudkan oleh
mesin-mesin yang terkomputerisasi dan serba automatis (CNC Machining)
kemudian tahap akhirnya adalah perakitan komponen-komponen Jig bila
memang diperlukan.
2. Area Produksi MKM-2 (plant 2)
Pada area produksi MKM-2 yang diproduksi adalah komponen-komponen
mesin dan proses perakitan mesin, transmissi, serta rumah stir untuk kendaraan
Mitsubishi. Lini perakitan pada MKM-2 mengadopsi sistem yang sangat simple,
sederhana dan sangat flexible (Flexible Manufacturing System), sehingga mereka
bisa melakukan perakitan berbagai macam tipe mesin dan transmissi dari
berbagai macam kendaraan Mitsubishi, dari kendaraan penumpang (pasengger)
hingga kendaraan berat (truck), tanpa harus melakukan perubahan tata letak
mesin atau waktu set-up yang sangat lama. Pada dasarnya area produksi MKM-2
dibagi atas 3 bagian, adapun tiga bagian tersebut adalah:
a) Bagian Produksi Permesinan (Machining)
Pada bagian ini dihasilkan berbagai macam komponen mesin dan transmissi
kendaraan dari berbagai macam tipe dan ukuran. Komponen-komponen itu
antara lain seperti; Cylinder Head, Crank Shaft, Cam Shaft, Connecting Rod,
Cylinder Block, Transmission Case dan Extension Housing. Semua
komponen tersebut diproses oleh mesin-mesin CNC yang modern, semi-
automatis, dan sangat persisi serta sangat akurat dalam ukuran dalam
pengerjaanya. Sehingga proses pengerjaanya bisa lebih tepat waktu dengan
hasil produk komponen yang berkualitas.
b) Bagian Lini Perakitan (Assembly Line)
Pada MKM-2 terdapat 4 lini perakitan yang dilakukan diatas lini Conveyor
yang berjalan secara manual. Tiga lini perakitan pertama adalah untuk
perakitan mesin kendaraan dari berbagai macam tipe, yang tiap lininya
merakit jenis mesin yang berbeda. Sedangkan lini yang terakhir untuk
merakit transmissi kendaraan. Rumah stir juga dirakit di area ini tapi tidak
dilkukan di atas Conveyor, melainkan di atas meja khusus. Pada semua lini
perakitan dilakukan pengawasan dan inspeksi yang cukup ketat di setiap
stasiunnya, baik oleh pekerjanya sendiri maupun dari bagian QC untuk
menghindari kesalahan proses perakitan yang mungkin terjadi karena begitu
banyaknya berbagai macam urutan pekerjaan yang harus dilakukan.
c) Bagian Inspeksi
Bagian Inspeksi sangat bertanggung jawab terhadap pemberian jaminan
kualitas (Quality assurance) bagi-bagi produk-produk yang dihasilkan
dengan meminimasi cacat yang ada sehingga sampai ke tangan konsumen
dengan kualitas yang cukup memuaskan. Inspeksi dilakukan dengan sangat
teliti, cermat dan ketat dari setiap urut-urutan proses produksi, dari inspeksi
bahan baku material sampai bahan jadi. Untuk material dan produk jadi
berupa komponen-komponen mesin dilakukan inspeksi terakhir berupa
pengukuran presisi ukuran komponen (parts measurement) dan kalibrasi
dengan menggunakan peralatan yang modern dan sangat teliti. Sedangkan
untuk produk jadi berupa mesin dan transmissi kendaraan secara utuh
dilakukan tes kamampuan mesin dan transmissi (Engine and Transmission
Performance Test) dan tes kemampuan ketahanan mesin dan transmissi
(Engine and Transmission Endurance Test), tes tersebut dilakukan di suatu
ruang khusus (Monitoring Test Room) yang dilengkapi dengan peralatan
yang modern dan sangat akurat. Tak jarang bagian divisi ini harus lembur
lebih lama dari bagian lain karena harus menunggu bagian produksi
meyelesaikan produksinya terlebih dahulu.
1.5.5 Manajeman Sumber daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.
Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk
kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh
manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi /
organisasi. Selanjutnya, Manajemen SDM berarti mengatur, mengurus SDM
berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum.
MSDM mengacu kepada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses
perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan.
PT. MKM merupakan perusahaan usaha gabungan dua negara sehingga komposisi
manajemen organisasinya merupakan campuran antara kedua belah pihak. Jenis
jabatan yang dipegang diantara kedua belah pihak tergantung dari besarnya saham
yang dimiliki oleh masing – masing pihak.
1. Prosedur Penerimaan Karyawan
Proses penerimaan pegawai merupakan wewenang departemen HRD PT.
MKM yang bertanggung jawab terhadap pengadaan & pengembangan
karyawan. Jika suatu departemen memerlukan tenaga tambahan maka
departemen HRD akan mengeluarkan pengumuman perekrutan karyawan.
Calon pegawai yang melamar tidak dibatasi dari luar organisasi saja tetapi
setiap pegawai juga mempunyai kesempatan untuk mengikuti perekrutan
pegawai asalkan memang memiliki kriteria yang ditentukan oleh pihak
departemen HRD. Berikut adalah prosedur penerimaan pegawai yang
dilaksanakan oleh pihak HRD :
Menyeleksi berkas lamaran pekerjaan. Setiap berkas lamaran kerja
yang diterima pihak departemen HRD akan diseleksi sesuai dengan
kualifikasi yang telah ditentukan oleh pihak departemen yang
membutuhkan karyawan baru.
Setiap calon pegawai yang lulus tahap penyeleksian berkas akan
dipanggil untuk mengikuti kegiatan sosialisasi perusahaan. Pada
tahapan ini calon pegawai akan menerima penjelasan mengenai
pekerjaan yang akan ditawarkan, tinjauan tentang sejarah, tujuan,
operasi dan mengenai kebijakan perusahaan, aturan kerja hingga
tunjangan serta gaji yang akan diterima, selanjutnya pelamar akan
diberikan waktu 1 hari untuk mengambil keputusan apakah akan tetap
mengikuti proses penyeleksian.
Pihak PT. MKM sengaja melaksanakan kegiatan sosialisasi sebelum
penyeleksian lebih lanjut agar pelamar dapat mempertimbangkan keinginannya
kembali apakah akan tetap mengikuti perekrutan setelah mendapatkan
penjelasan sehingga nantinya pegawai yang diterima telah mengetahui segala
konsekuensi yang diterima jika bekerja di PT. MKM dan dapat bekerja dengan
nyaman dan efektif dalam organisasi.
Menjalankan serangkaian tes. Calon pegawai akan mengikuti beberapa
tes yang diadakan pihak HRD yang berguna untuk mengetahui
ketrampilan kerja calon dan kemampuan calon untuk belajar dalam
organisasi, antara lain yaitu :
a. Komputer
b. Psikotes
c. Kesehatan
d. Wawancara
Selanjutnya pegawai yang diterima akan menjalani masa uji coba selama 3
bulan.
2. Jam Kerja Karyawan
Untuk mengefisiensikan kerja dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin
agar mendapatkan hasil yang optimal baik dari segi kualitas maupun kuantitas
demi memenuhi permintaan akan produk maka PT. MKM memberlakukan
Sistem Produksi part 24 jam yang terbagi menjadi 2 shift kerja. Dimana shift 1
memiliki alokasi waktu 8 jam dan shift 2 memiliki alokasi waktu 7 jam
sehingga waktu total satu hari yaitu 15 jam kerja.
Shift I
JIKA ADA OVERTIME TIDAK ADA OVERTIME
20:00 – 20:05 Meeting malam 22:15 – 22:20 Meeting malam
20:05 – 20:10 Persiapan kerja 22:20 – 22:25 Persiapan kerja
20:10 – 22:00 Produksi 22:25 – 01:00 Produksi
22:00 – 22:15 Istirahat 01:00 – 01:30 Istirahat
22:15 – 01:00 Produksi 01:30 – 04:30 Produksi
01:00 – 01:30 Istirahat 04:30 – 05:00 Istirahat
01:30 – 04:30 Produksi 05:00 – 06:10 Produksi
04:30 – 05:00 Istirahat 06:10 – 06:15 Kebersihan
05:00 – 07:10 Produksi
07:10 – 07:15 Kebersihan
Tabel 1.1 Alokasi Waktu Kerja Shift 1 (malam)
Gambar 1.2. Struktur Organisasi PT. Mitsubishi Kramayudha Motors Manufacturing
Shift II
Tabel 1.2 Alokasi Waktu Kerja Shift 2 (pagi)
JIKA ADA OVERTIME TIDAK ADA OVERTIME
07:30 – 07:35 Meeting pagi 07:30 – 07:35 Meeting pagi
07:35 – 07:40 Persiapan kerja 07:35 – 07:40 Persiapan kerja
07:40 – 09:40 Produksi 07:40 – 09:40 Produksi
09:40 – 09:50 Istirahat 09:40 – 09:50 Istirahat
09:50 – 11:50 Produksi 09:50 – 11:50 Produksi
11:50 – 12:30 Istirahat 11:50 – 12:30 Istirahat
12:30 – 14:20 Produksi 12:30 – 14:20 Produksi
14:20 – 14:30 Istirahat 14:20 – 14:30 Istirahat
14:30 – 16:20 Produksi 14:30 – 16:15 Produksi
16:20 – 16:30 Sholat ashar 16:15 – 16:20 Kebersihan
16:30 – 18:00 Produksi 16:20 – 16:30 Sholat ashar
18:00 – 18:30 Istirahat
18:30 – 19:55 Produksi
19:55 – 20:00 Kebersihan
1.5.6. Prinsip Dasar Mutu PT. MKM
PT.MKM mempunyai kebijakan mutu didalam kegiatan internal (di dalam
PT.MKM) maupun eksternal (di vendor atau pemasok) harus dapat memberikan
jaminan mutu terhadap produk, proses dan sistem manajemen mutu, mengingat
industri komponen atau part di Indonesia telah melakukan kegiatan ekspor ke manca
negara dan kendaraan bermotor telah menjadi suatu alat transportasi yang sangat
diperlukan dalam kehidupan manusia saat ini.
Adanya kecenderungan dari keinginan pelanggan yang selalu berubah dan
meningkat tuntutan nilai mutunya, seperti harga produk yang kompetitif,
penghematan pemakaian energi, tuntutan terhadap keandalan produk, tuntutan
terhadap kelancaran transportasi dan ramah lingkungan sehingga dalam waktu yang
tidak terlalu lama maka pemenuhan terhadap undang-undang dan peraturan
pemerintah menjadi suatu kebutuhan yang mendesak.
PT.MKM menanggapi keadaan tuntutan sosial tersebut dengan meletakkan
kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama dan dicapai dari hasil usaha keras pada
pencapaian hasil proses produksi yang sempurna serta dengan mematuhi prosedur
yang dibuat oleh semua karyawan.
Kegagalan produksi yang mengalir sampai ke pelanggan dapat bersumber dari
proses produksi PT.MKM atau dari proses produksi di vendor dan di pemasok, oleh
karena itu diperlukan kegiatan pengendalian mutu yang berkelanjutan dan secara
terus menerus sehingga mampu meningkatkan perbaikan pada sistem manajemen
mutu-mutu proses dan mutu produk sehingga dicapai kepercayaan pelanggan akhir
kepada keandalan dan keunggulan produk.
PT.MKM sangat berkeinginan untuk membina kerja sama saling menguntungkan
dalam satu kesatuan rangkaian yang diawali dari pelanggan PT.MKM dan Vendor
atau pemasok untuk bersatu padu dalam mewujudkan produk yang disenangi oleh
pelanggan.
1.5.6.1 Manajeman Mutu Pabrik
Prosedur mutu di departemen Quality Engineering terdiri dari 7 point, yaitu :
1. Pengendalian produk yang tidak sesuai
Bertujuan menjamin bahwa produk yang tidak sesuai dengan standar dapat
teridentifkasi dan dikontrol untuk mencegah agar tidak digunakan atau
terkirim.
2. Tindakan perbaikan dan pencegahan
Bertujuan untuk menemukan permasalahan sampai dengan tindakan perbaikan
dengan hasil efektif yang berlaku pada problem internal.
3. Pemeriksaan terhadap produk yang dibeli
Bertujuan menjamin dan memastikan kualitas produk yang diterima
memenuhi persyaratan serta memberikan status terhadap seluruh komponen
yang berasal dari vendor.
4. Customer Claim
Bertujuan untuk memastikan bahwa klaim dari customer yang diterima dapat
diproses secara baik, benar dan cepat.
5. Analisa Data
Bertujuan untuk menetapkan kesesuaian dari sistem manajemen mutu dan
untuk mengevaluasi improvement terhadap keefektifan dalam melakukan
analisa data terhadap mutu produk.
6. Pengendalian Output.
7. Prosedur Mutu Pengendalian Alat Ukur
Bertujuan menjamin dan mempertahankan keakurasian serta validasi semua
alat inspeksi, uji dan ukur yang digunakan dalam realisasi produk.
1.5.6.2 Mekanisme Pengecekan Mutu Produk
Dalam menjamin / memvalidasi hasil proses yang memenuhi standard mutu yang
telah ditetapkan maka kegiatan pengendalian kualitas di line produksi dilakukan
secara terus menerus dan berkesinambungan.
Berdasarkan Lembar Check Point maka operator memeriksa tiap – tiap titik pada
produk untuk dilihat bagaimana mutu produk dengan cara visual (mata ) atau
dengan menggunakan peralatan seperti Rol Meter, Caliper, penggaris, dan Thickness
Gauge untuk mengecek hasil kerja, hasil setiap pengecekan dicatat pada Lembar data
pengendalian kualitas (Daily Quality Check Sheet) dan dilakukan otorisasi oleh
Foreman sampai dengan Staff dengan system Interval Check awal, tengah dan akhir.
Apabila produk kualitas kelas A (Appearance yang terlihat langsung secara visual
dan menyangkut masalah keselamatan seperti: Outer panel, Front Axle) ditemukan
menyimpang dari standard, maka Foreman / penanggung jawab shop harus membuat
NCR yang ditujukan kepada Quality Engineering (QE) Departement dan
menempatkan part di Area Part Pending yang diberi label berwarna putih. Jika
penyimpangan terjadi pada produk qualitas Kelas B (Inner part yang tidak langsung
terlihat secara visual seperti: inner door) sebagai contoh Minus Part, Spot, Las dan
yang lainnya, operator dapat langsung memperbaiki/mengerjakan ulang part
tersebut.
Untuk kualitas A jika terjadi penyimpangan harus diklarifikasikan oleh
Departemen QE apakah harus di Rework atau Scrap. Jika dilakukan Rework maka
produk akan diberi label kuning dan akan diserahkan kembali kepada departemen
produksi untuk di rework kemudian departemen QE akan menyatakan hasil rework
OK atau tidak. Apabila hasil OK maka akan menjadi Part Finish dan bila hasilnya
NG (No Good) akan menjadi Part Reject yang penempatannya pada Area Part
Reject dan diberi label merah.
1.5.7 Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Untuk mencapai target perusahaan departemen PPC membuat suatu struktur
organisasi sebagai berikut :
Gambar 1.3 Struktur Organisasi Departemen PPC
Tugas dan tanggung jawab Vendor&CKD SHOP :
Menerima local parts dan CKD(Jepang, Filipina, Korea, Thailand)
Control Stock di gudang
Tugas dan tanggung jawab DELIVERY&MACHINNING SHOP:
Input E/G finish
Delivery E/G ke KRM, TJU, KKM, KTB.
Control stock E/G
Tugas dan tanggung jawab PLANNING CONTROL :
Membuat schedule produksi
Mengontrol masing – masing vendor.
Dalam praktiknya planning control membuat schedule produksi dari KTB yang
kemudian diserahkan kepada masing – masing Assy plant (KRM, TJU, KKM)
sehingga berjalan dengan lancar. Adapun gambar aliran order sebagai berikut :
Gambar 1.4 Aliran Order
Sistem Order
Dalam melakukan ordering, perusahaan – perusahaan tersebut melakukan
dengan berbagai sistem antara lain dengan :
a) Sistem schedule
Dalam sistem ini costumer melakukan order dengan terjadwal dan
ditentukan waktunya. Sehingga perusahaan dapat mengetahui dead line
untuk menyelesaikan produksi sehingga bila jadwal berikutnya tiba
perusahaan dapat memulai produksi untuk order yang baru.
b) Sistem Kanban
Sistem kanban pada teorinya merupakan suatu sistem inventori dalam
produksi suatu perusahaan manufaktur salah satu sistem yang merupakan
alat untuk mengkomunikasikan jadwal produksi yang terjadwal dari satu
stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain. Pada PT. MKM dengan para
konsumennya. Sistem kanban merupakan salah satu cara dalam
menentukan jadwal produksi untuk pesanan bagi costumer yang
menggunakan sistem ini. Pada sistem kanban berfungsi sebagai sistem
untuk melakukan pesanan. Hal ini merupakan informasi bagi perusahaan
untuk melakukan produksi karena pihak costumer akan mengeluarkan
semacam order dalam sistem kanban yang menginstruksikan bagi
perusahaan untuk melakukan produksi kembali.
1.5.8 Pelaksanaan K3 di PT. MKM
PT.MKM memiliki sistem pelaksanaan K3 yang ditujukan bagi kesejahteraan dan
keselamatan karyawannya. Pada hakekatnya tujuan pengelolaan K3 merupakan upaya
yang ditujukan untuk :
Melindungi tenaga kerja atas keselamatan selama dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan
produktivitas kerja.
Menjamin keselamatan pekerja dan keselamatan orang lain yang berada di
tempat kerja beserta lingkungannya.
Menjamin pemakaian dan penggunaan sumber-sumber produksi secara
aman dan efisien.
Sistem Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.MKM dapat dibagi
dalam beberapa hal seperti : penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker,
sarung tangan katun, safety shoes, pelindung muka, ear plug ; Sistem proteksi
kebakaran dan tanggap darurat seperti APAR, tanda penunjuk jalan keluar (EXIT),
pintu darurat, denah evakuasi.
top related