BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan
Post on 27-Dec-2020
0 Views
Preview:
Transcript
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lamongan merupakan Kabupaten yang terkenal dengan produksi hasil laut
(ikan, cumi, udang, dan lain sebagainya). Wilayah pesisir yang dimiliki
Kabupaten Lamongan tersebut berpotensi hasil laut yang melimpah. Produksi ikan
di Lamongan pada tahun 2015 mencapai rupiah 2.066.126.188.437,terdiri. Nilai
produksi meliputi, dari daerah perairan umum sebesar rupiah 53.963.637, dari
produksi perikanan tangkap menghasilkan rupiah 940.041.822.000, dan nilai
produksi perikanan budidaya menghasilkan sebesar rupiah 1126.030.402.800.
Produksi pada tahun 2015 naik tipis sebesar 4,23 persen dibandingkan 2014.
Yakni dari 116.972,36 ton di tahun 2014 menjadi 121.915, 40 ton di sepanjang
tahun 2015. Realisasi perikanan tersebut melebihi target sebersar 109.237,56
dengan rincian dari 72.346 ton perikanan laut, dari perairan umum 2.964,9 ton dan
dari perikanan budidaya 46.609,91. Dari keberhasilan produksi ikan dengan skala
besar kususnya di bagian sektor perikanan laut, tidak dilupakan dengan adanya
sektor peran pembudidaya ikan serta sektor nelayan.
Aktivitas nelayan di Lamongan sudah lama di lakukan oleh masyarakat pesisir
di Lamongan sampai sekarang kegiatan masih dilakukan secara turun temurun.
Dengan memanfaatkan sumber daya laut, harapannya masyarakat pesisir dapat
memenuhi kebutuhan kehidupannya sehari-hari. Pantura (pantai utara) merupakan
sebutan bagi masyarakat pesisir yang bertempatan di garis pantai utara. Jawa
1 http://kominfo.jatim prov.go.id/read/umum/lamongan-penghasil-perikanan-terbesar dijatim. Di
akses pada tanggal 27 April 2017
2
Timur memiliki wilayah pantai utara kususnya di wilayah Keacamatan Paciran
Kabupaten Lamongan. Wilayah tersebut menyumbang di sektor produksi hasil
laut dengan sekala besar yang berpusat di lima lokasi sebagai tempat pelabuhan
ikan yaitu tempat pelelangan ikan di Desa Weru, kranji, Blimbing, Brondong, dan
yang paling barat Desa Lohgong.
Namun sangat disayangkan apa yang dimiliki sumber daya laut Lamongan
belum dapat dimanfaatkan secara efektif serta maksimal khususnya bagi
masyarakat nelayan. sehingga memunculkan permasalahan-permasalahan di
kehidupan masyarakat nelayan. Dengan bukti bahwa di bidang kelautan
merupakan sektor yang tertingal. Dilihat dari pemanfaatan sumber daya, teknologi
serta tingkat kemiskinan dan keterbelakangan nelayan dibandingkan sektor
lainnya yang disebabkan adanya persoalan yang bersifat struktural, terutama
kecenderungan pada berorentasi pada pertumbuhan ekonomi nonkelautan2.
Masyarakat nelayan Lamongan banyak mengunakan jaring cantrang (pukat
hela), jaring tersebut merupakan jaring yang khas dari Jawa timur yang memiliki
filosofi alat yang mampu memotori atau mengerakan ekonomi masyarakat secara
turun-temurun dari nenek moyang, jaring tersebut sudah lama ada dan di
praktekan sebagai penghasil ikan3. Namun akhir-akhir ini cantrang (pukat hela)
dipermasalahkan Pemerintah Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.
Kementerian Kelautan dan Perikanan berpendapat bahwa pengunaan peralatan
tersebut sangat membahayakan kelangsungan hidup biota laut, pengunaan alat
jaring cantrang (pukat hela) yang berlebihan mengakibatkan ikan semakin langkah
2 Kusumaatanto, Tridoyo. 2003. Ocean Policy dalam Membangun Negeri Bahari di Era Otonomi
Daerah. Jakarta : Pt Gramedia Pustaka Utama. Hlm 6 3 Diaolog dengan anggota RN (rukun nelayan) Kelurahan Blimbinng Kecamatan Paciran.
3
dan penyebab terumbuh karang mati. Nelayan mengunakan jaring tersebut dengan
tujuan agar mendapatkan produksi ikan yang lebih besar (overfhising) akan
berimbas pada produksi hasil laut akan menurun. Hal tersebut membuat
pemerintah berinisiatif untuk melestarikan sumber daya alam agar tidak terancam
kepunahan disektor maritim. Insiatif tersebut berupa kebijakan Peraturan
Kementerian Kelautan dan perikanan.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomer 1 dan 2 Tahun 2015,
nomer 1 tentang larang penangkapan kepiting, rajungan, lobster yang sedang
bertelur dan nomer 2 tentang larangan penggunaan tentang larangan pengunaan
alat tangkap ikan pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seint nets) untuk digunakan
dalam menangkap ikan. Peraturan yang nantinya akan di terapkan kepada
masyarakat nelayan seluruh Indonesia tersebut menuai pro dan kontra. Bahwa
peraturan baru Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut dinilai tidak
keberpihak kepada nelayan.
Menanggapi peraturan menteri kelautan tersebut nelayan merasa resah, dengan
data yang di dapat Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan, dari 8.000 peralatan
nelayan, 75 persennya jenis perahu yang dilarang Kementerian Kelautan dan
Perikanan4. Meskipun peraturan di anggap kontra nelayan akan ditetapkan dan
akan direalisasikan pada 1 Januari 2016 resmi di berlakukan pada nelayan seluruh
Indonesia. Namun pemerintah tidak serta merta langsung melarang secara frontal
dalam merealisasikan peraturan, pemerintah berusaha melakukan pendampingan
secara intensif kepada para penguna alat tangkap nelayan yang dilarang.
4 Hidayat, Marifka wahyu. Minggu 15 Februari 2015. Aturan Menteri Bisa Membunuh Nelayan
Lamongan. di akses m.tempo.co
4
Meskipun peraturan menteri kelautan Nomer 02 Tahun 2015 merupakan
bentuk perhatian Pemerintah Kelautan dan Perikanan hanya prespektif ekologi
bertujuan untuk pelestarian ekositem laut. Disisi lain masyarakat masih menolak
Peraturan Menteri (permen) dengan alasan pandangan yang berbeda bahwa
peraturan tersebut dinilai sangat merugikan bagi nelayan.
Banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai miyang (nelayan) kususnya di
wialayah pantura (pantai utara) Lamongan yang di wilayah Kecamatan Paciran.
Dengan bertempat tinggal yang tetap dan memiliki rasa senasib maka terjalinnya
sebuah ikatan pada nelayan dengan nelayan lainnya serta memiliki tujan yang
sama sehingga terciptanya suatu kelompok nelayan yaitu RN (rukun nelayan)
pada tahun 1994, Kelompok RN (Rukun Nelayan) merupakan kelompok yang
memiliki struktur organisasi dan dinaungi oleh HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia). Manusia dilihat dari segi alamiah memang tidak dapat berdiri sendiri
namun membutukan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain,
seperti halnya perkumpulan kelompok nelayan tersebut dengan tujuan untuk
saling membantu dan meningkatkan kekuatan solidaritas.
Persoalan terkait peraturan baru Peraturan Menteri kelautan Nomer 2 Tahun
2015 menjadi permasalahan baru oleh nelayan Jawa Timur khususnya nelayan
kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Nelayan
Lamongan yang tergabung kelompok RN (rukun nelayan) Kelurahan Blimbing
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan melakukan kegiatan musyawarah
kolektif dengan jumlah sekitar kurang lebih 500 nelayan5 yang di ikuti nelayan
5 Informasi dari anggota RN (Rukun Nelayan) Kelurahan Blimbing
5
Kelurahan Blimbing, Desa Kandangsemangkon, Desa Brondong yang
dilaksanakan di kantor Kelurahan Blimbing untuk membahas tentang peraturan
Kementeri Kelautan Nomer 2 Tahun 2015. Musyawarah dilakukan dengan tujuan
untuk menyatukan sebuah gagasan pikiran kelompok nelayan. Crene Crinton
dalam bukunya menulis No ideas, no sosial movement suatu ideologi, seperangkat
kepercayaan dan mitos, penting bagi suatu gerakan sosial. Suatu ideologi
menyediakan bagi manusia konsep-konseptentang tujuan-tujuan gerakan, rasional
dan keberadaannya tutuntutannya atas pengaturan sosial yang ada, dan rencana
aksinya6.
Peraturan baru memicu sebagian besar kelompok-kelompok nelayan untuk
melakukan penolakan peraturan yang dinilai kontra kepada nelayan, sehingga
munculnya gerakan sosial kelompok nelayan sebagai bentuk perlawanan, dengan
harapan agar mengevaluasi kembali peraturan peraturan Menteri Kelautan Nomer
02 Tahun 2015 untuk tidak hanya melihat dari segi ekologi tapi dari segi sosial
dan ekonomi harus diperhatikan.
Gerakan sosial merupakan suatu upaya yang kurang lebih keras dan
terorganisir yang dilakukan oleh orang-orang yang relatif besar jumlahnya, entah
menimbulkan perubahan atau untuk menentang. Menentang perubahan sosial
berarti mempertahankan status quo. Gerakan-gerakan sosial mendobrak jaringan
harapan-harapan yang lazim. Gerakan-gerakan sosial memiliki tatanan internal
6 Maran, Rafael Raga. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hlm 70
6
dan merupakan tindakan bertujuan. Potensi organisasi inilah yang memungkin
gerakan sosial dapat menentang institusi-institusi yang mapan7.
Penolakan nelayan terhadap peraturan menteri kelautan nomer 2 Tahun 2015
berujung dengan penolakan sebagai bentuk protes oleh paguyuban nelayan RN
(rukun nelayan) yang dihimpun oleh HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia) dengan melakukan demontrasi yang secara kolektif oleh kelompok-
kelompok nelayan bertujuan untuk menemui langsung di gedung Kementerian
Kelautan dan Perikanan di Jakarta, dengan tujuan agar aspirasi terdengar oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan secara langsung.
Sebagai bentuk perlawanan kelompok nelayan melakukan demontrasi
puncaknya di Jakarta dengan tujuan untuk menemui langsung Menteri Kelautan
dan Perikanan. Salah satunya adalah kelompok RN (Rukun Nelayan) di
Kelurahan Blimbing mengikuti partisipasi demontrasi di Jakarta. Kelompok
tersebut memiliki anggota kelompok kurang lebih 6000 nelayan yang terhimpun
kelompok rukun nelayan8 merupakan kelompok yang memiliki banyak anggota di
Lamongan.
Dalam peristiwa tersebut dapat menjadikan sebuah sejarah kelompok nelayan
dalam bentuk peristiwa perlawanan terhadap Pemerintah Kementerian Kelautan
dan Perikanan. Sehingga penulis tertarik dengan mengambil tema tentang
nelayan, yang berjudul “GERAKAN SOSIAL KELOMPOK NELAYAN
DALAM PENOLAKAN PERMEN-KP NOMER 2 TENTANG LARANGAN
PENGUNAAN ALAT TANGKAP IKAN PUKAT HELA (Trawls) DAN
7 Ibid. Maran, Rafael Raga. 2001. Hlm 66
8 Data RN (Rukun Nelayan) Kelurahan Blimbing
7
PUKAT TARIK (Seint Nets) (Studi Pada Kelompok Nelayan Kelurahan di
Blimbing Kecamatan Paciran Kabupten Lamongan)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas oleh penulis dapat
disimpulkan bahwa rumusan masalah yaitu bagaimana bentuk-bentuk gerakan
sosial yang dilakukan oleh kelompok nelayan di Kelurahan Blimbing Kecamatan
Paciran Kabupaten Lamongan dalam menolak PERMEN KP- Nomer 2 tentang
larangan pemakaian jaring pukat hela dan pukat tarik ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitihan ini adalah untuk mengetahui, memahami serta
mengedintifikasi bentu-bentuk gerakan sosial yang dilakukan oleh kelompok
nelayan di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dalam
penolakan PERMEN KP- Nomer 2 tentang larangan pemakaian jaring pukat hela
dan pukat tarik.
1.4. Manfaat Penelitian
Sebuah penelithan akan lebih baik jika penelitian yang dilakukan memiliki
manfaat bagi kemaslahan umat. Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini
dapat dikelompokan menjadi dua yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis :
1. Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan kontribusi bagi
pengembangan konsep-konsep pada teori gerakan sosial. Selain itu
penelitian ini akan mampu memperkuat teori gerakan sosial yang
dikemukakan Neil J. Smelser teori perilaku kolektif
8
b. Pada hasil penelitihan nantinya diharapkan memberikan sumbangsi
pemikiran, khususnya dalam bidang pembangunan melalui sektor
kelautan dan perikanan.
c. Penelitian ini dapat dijadikan sebuah refrensi maupun refleksi tentang
gerakan sosial nelayan, dalam mempertahankan hak-hak nelayan.
2. Praktis
a. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam penelitian selanjutnya
khususnya bagi jurusan sosiologi yang nantinya yang akan meneliti
tentang gerakan sosial pada masyarakat.
b. Penelitian ini memberikan pemahaman agar pembaca mengetahui
bagaimana gerakan sosial terjadi di masyarakat nelayan khususnya di
Kecamatan Paciran yang mayoritas bekerja sebagai nelayan.
c. Penelitian yang dilakukan tentang gerakan sosial harapannya
memberikan refrensi bagi kelompok nelayan khususnya di Kecamatan
Paciran, sehingga gerakan sosial yang dialakukakan tetap eksistensi, dan
memiliki tujuan yang pasti dalam mendapatkan yang benar-benar haknya
bagi nelayan.
1.5. Difinisi Konsep
1.5.1. Gerakan Sosial
Gerakan sosial (sosial movement) adalah aktivitas sosial berupa gerakan
maupun tindakan kelompok secara kolektif dengan melakukan perlawanan
sebagai bentuk protes terhadap kebijakan. Gerakan sosial dalam prespektif
Marxist identik dengan perjuangan kaum buruh untuk melakukan transformasi
9
sosial yang lebih agaliter dan berkeadilan9. Sering kali gerakan sosial tersebut
karena dipicunya kebijakan-kebijakan yang mengebiri hak-hak pada
masyarakat, sehingga keadaaan masyarakat menjadi terpuruk.
1.5.2. Kelompok
Kelompok merupakan himpunan atau satu-kesatuan manusia yang hidup
bersama, hubungan tersebut antara lain yaitu menyangkut berkaitan dengan
timbal balik yang saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lain dan juga
kesadaran hasrat untuk saling menolong. Sarat terjadinya kelompok adanya
kesadaran pada setiap anggota kelompok, adanya hubungan timbal balik antara
anggota, faktor yang dimilliki bersama menumbukan hubungan antar anggota
menjadi erat, berkaidah mempunyai pola perilaku, bersistem dan berproses10
.
Secara alamiah manusia tidak dapat hidup dengan sendiri, karena manusia
diciptakan sebagai mahluk yang sosial, Hal tersebut kelompok sangat di
butuhkan dalam kehidupan individu di masyarakat.
1.5.3. Nelayan
Nelayan merupakan pekerjaan masyarakat yang bertempatan di wilayah
pesisir atau pinggiran pantai, definisi nelayan mengacu pada pekerjaan, tempat
tinggal atau status pekerjaan11
. Menurut undang-undang 45 tahun 2009 pada
pasal 1 dikatakan bahwa ialah orang yang mata pencarian melakukan
penangkapan ikan. selain itu, nelayan juga didefinisikan sebagai suatu
kelompok yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan
9 Arifin, Syamsul. 2005. Ideologi Dan Praksis Gerakan Sosial Kaum Fundamentalis. UMM Press.
Hlm 65 10
Soekamto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press. Hlm 101 11
Mulyadi, S. 2005. Ekonomi kelautan. Jakarta : PT. Raja Grafindo. hlm.171
10
cara melakukan penangkapan atau budidaya. Mereka umumnya bertempat
tinggal di pinggir pantai, lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi12
.
menurut Ditjen Perikanan mendifinisikan nelayan sebagai orang yang secara
aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan (binatang air
lainya).
1.5.4. Kelompok Nelayan RN (Rukun Nelayan)
Merupakan nama kelompok nelayan yang beradah di Kabupaten Lamongan
khususnya di Kecamatan Paciran, dengan memiliki struktur organisasi dan
jaringan kelompok besar yang dihimpun oleh HNSI (Himpunan Nelayan
Seluruh I ndonesia)13
.
1.5.5. PERMEN KP- Nomer 2 Tahun 2015
Peraturan yang terkait pada penelitian adalah peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomer 2 Tahun 2015 yaitu tentang berisi larangan pengunaan
jaring pukat hela dan pukat tarik, peraturan ini di buat oleh Menteri Susi
Pudjiastuti dengan prespektif ekologi untuk menglindungi ekosistem laut.
1.6. Metodologi Penelitian
1.6.1. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan penelitian ini dilakukan dengan mengunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan pada
kondisi alamiah dengan berlandaskan pada paradigma post-positivisme, yang
lebih ditujukan untuk mengungkap makna dari pandangan subjek yang diteliti
12
Imron, Masyshuri. Jurnal Masyarakat dan Budaya. Volume 5 No.1 tahun 2003. Hlm. 63 13
Informasi dari anggota RN (Rukun Nelayan) Kelurahan Blimbing
11
untuk mendapatkan pemahaman tentang fenomena yang diteliti secara luas,
menyeluruh dan mendalam14
.
Menurut Patton metode kualitatif adalah memahami fenomena yang sedang
terjadi secara ilmiah (natural) dalam keadaan-keadaan yang sedang terjadi
secara alamiah, konsep ini lebih menekankan pentingnya sifat data yang di
peroleh oleh penelitian kualitatif, yakni data ilmiah. Data ilmiah ini utamanya
diperoleh dari hasil ungkapan langsung dari subjek peneliti15
.
Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip di dalam buku Zuriah Nurul
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif sebagai bentuk prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Sementara itu Krik dan Miller
memberikan pengertian penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu
penegetahuan sosial yang secara fundamental tergabung pada penngamatan
terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-
orang tersebut dalam bahasannya dan peristiwa16
.
Banyak penelitihan yang disebut sebagai kualitatif tetapi sebetulnya dapat
hanya deskriptif. Menurut Meleong ada sebelas karakteristik kualitatif : latar
alamiah, manusia sebagai alat, metode kualitatif, analisis data secara induktif,
teori dari dasar, deskriptif, lebih mementingkan proses dibandingkan hasil,
adanya batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriiteria khusus untuk ke
14
Rustanto, Bambang. 215. Penelitian Kualitatif Pekerjaan Sosial. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. Hlm 8 15
Ahmad, Rumlan. 2014. Metodologi Penelitihan Kualitatif. Yogyakarta : Ar-ruzz Media. Hlm. 15 16
Zuriah, Nurul. 2009. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm. 92
12
absahan data, desain yang bersifat sementara, hasil penelitihan dirundingkan
dan sepakati bersama17
.
Pengunaan metode pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dapat
dikatakan cukup relevan untuk mengambarkan permasalahan penelitian yang
diangkat. Persoalan mengenai gerakan sosial nelayan lamongan dalam
penolakan permen-kp nomer 2 tahun 2015 tentang larangan pengunaan alat
tangkap ikan pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seint nets) dapat
didiskripsikan dengan utuh dengan mengunakan pendekatan kualitatif yang
mampu mengambarkan secara menyeluruh sesuai dengan fakta dan realitas.
1.6.2. Jenis Penelitian
Penelitihan yang akan dilakuakan tentang gerakan sosial kelompok nelayan
di Kelurahan Blimbing, jenis penelitihan yang digunakan adalah jenis
penelitihan kualitatif deskriptif. Menurut Whitney18
metode deskriptif adalah
merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian ini
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat dan tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan-
kegiatan, sikap-sikap, pandangan, serta protes-protes yang sedang berlangsung
dan pengaruh-pengaruh dalam suatu fenomena.
Metode kualitatif jenis deskriptif mempunyai ciri-ciri yaitu metode ini
adalah jenis penelitian deskriptif yang membuat gambaran mengenai situasi
atau kejadian sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data
17
Arikunto, Suharsimi.edisi revisi 2010. Prosedur Penelitihan “Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta
: Rineka Cipta. Hlm 21. 18
Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-Metode Penelitian “Suatu Tinjauan Teoritis &
Praksis”. Jogjakarta : Ar-ruzz Media. Hlm.201
13
dasar belaka. Namun, dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas,
penelitian deskriptif mencakup metode yang lebih luas di luar metode sejarah
dan metode eksperimental. Secara umum diberi “metode survei”. Dengan
mengumpulkan data metode ini mengunakan teknik wawancara, dengan
mengunakan schadule quesioner ataupun interview guide (wawancara
terstruktur)19
.
Penggunaan metode jenis deskriptif bertujuan agar dapat mengambarkan
situasi dan memahami secara mendalam tentang permasalahan yang dihadapi
oleh nelayan yaitu penerapan PERMEN-KP Nomer 2 tentang pemakaian jaring
pukat hela dan pukat tarik.
1.6.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan. Lokasi tersebut merupakan satu-satunya kelurahan di
wilayah kecamatan Paciran, dengan luas kurang lebih 250,4 Hektar permeter
persegi Kelurahan Blimbing merupakan wilayah dengan penduduk terbanyak
di Kecamatan Paciran, sampai dengan bulan februari 2013 penduduk tercatat
sebanyak 16.745 jiwa. Batas wilayah Kelurahan Blimbing ditetapkan dasar
hukum PP No.73 Tahun 2005 adalah sebagai berikut sebelah utara laut jawa,
sebelah selatan desa dadapan Kecamatan solokuro, sebelah timur, Desa
Kandang semangkon, sebelah barat Desa Brondong20
. Dengan kebanyakan
pekerjaan yang dilakukan mayoritas adalah nelayan. Alasan pemilihan lokasi
19
Ibid. Hlm.205 20
http//lamongan.go.id/paciran/Kelurahan-Blimbing. Di akses pada (7 Februari 2017 jam : 11.11)
14
tersebut adalah karena di Kecamatan Paciran kelompok nelayan paling besar
(anggota) yaitu di Kelurahan Blimbing.
1.6.4. Teknik Penentuan Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian menjadi salah satu hal yang paling penting
mengali data dan informasi permasalahan dalam penelitian yang diangkat.
Penentuan subjek yang tepat, memungkinkan diperoleh data dan informasi
yang valid serta akurat karena sbujek penelitian merupakan salah satu sumber
data yang pokok dalam penelitian kualitatif.
Penentuan subyek penelitian ini mengunakan metode porposive sampling
adalah pembicaraan bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan atau
pengambilan sampel penelitian. bagaimana merancang tata cara pengambilan
sampel agar menjadi sampel yang representatif. Dengan tidak melupakan
faktor yang yang hatus dipertimbangkan dalam memperoleh sempel
representatif. Dengan tidak lupakan beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memperoleh sampel yang representatif, penelitih
mengenal keseragaman dan ciri-ciri populasi. Dalam penelitian sosial, paling
tidak ada dua rancangan sampel penelitian, yaitu : Rancangan sampel,
mengundi sampel unit-unit populasi mengundi tabel bilangan random21
.
Porposive sampling ini dimaksud untuk menentukan informan-informan
yang memang mewakili sejumlah informasi yang dibutuhkan penelitian.
Informan yang ditentukan dengan Porposive sampling bukanlah informan-
informan yang mewakili populasi melainkan mewakili informasi. Banyaknya
21
Bugin, Burhan.2001. Metodologi Penelitian Sosial “Format-format Kuantitatif dan Kuantitatif”.
Surabaya : Airlangga University Press Hlm. 108-109
15
orang belum tentu menunjukan bahwa banyaknya informasi. Biasanya orang-
orang yang menjadi pelaku peristiwa adalah yang memiliki pengalaman lebih
banyak22
.
Subjek penelitian yang dipilih adalah kelompok nelayan di Kelurahan
Blimbing. Karena subjek terlalu banyak maka ditentukan beberapa subjek
untuk mengali data dengan karakteristik:
a. Ketua Kelompok RN (rukun nelayan) pemilihan subjek penelitian
tersebut dikarenakan ada keterkaitannya dengan gerakan nelayan, karena
ketua merupakan ujung tombak pada kelompok RN (rukun nelayan).
Ketua kelompok RN (rukun nelayan) juga merupakan penghubung
dengan induk kelompok yakni kelompok HNSI (himpunan nelayan
seluruh indonesia) cabang Lamongan
b. Anggota pengurus kelompok rukun nelayan, juga dapat dijadikan subjek
dalam penelitian ini, karena pengurus sebagai koordinasi dan
memberikan informasi kepada anggota kelompok RN (rukun nelayan).
Tidak semua pengurus di jadikan subjek penelitian, namun peneliti
memilih 4 pengurus yang aktif di dalam kelompok RN (rukun nelayan)
c. Anggota Rukun Nelayan, yang aktif mengikuti kegiatan kelompok rukun
nelayan dalam mendukung gerakan dalam penolakan peraturan menteri
Kementrian Kelautan dan Perikanan. Kelompok RN memiliki banyak
anggota, maka dari sinilah peneliti memilih 5 anggota yang aktif dalam
kegiatan kelompok RN (rukun nelayan)
22
Ahmadi, Rulam. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif . Yogyakarta : Arruz Media. Hlm. 86
16
1.6.5. Sumber Data
Sumber data merupakan hal yang paling utama dalam penelitian. Harapan
dari sumber data mampu dalam mewakili data-data yang nantinya di hasilkan.
Maka dari itu dalam penelitihan harus benar-benar mampu dalam memahami
sumber data yang di dapat, sebagai data penelitihan. Dalam menggali sumber
data penelitihan ini mengunakan 2 bentuk data yaitu data primer dan sekunder :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung tanpa
perantara atau melalui sumber-sumber lainnya. Data tersebut dapat
didapatkan secara langsung dengan mengunkan teknik pengumpulan data
yang telah ditentukan oleh peneliti. Penelitian yang mengunakan data
primer dapat melalui observasi secara langsung dengan mengikuti kegiatan
selama penelitian dengan tujuan agar mendapatkan data yang fakta.
Penelitian yang nantinya tentang gerakan sosial kelompok nelayan dalam
penolakan PERMEN-KP Nomer 71 Tahun 2016 tentang larangan
pengunaan alat tangkapmikan pukat tarik (trawls) dan pukat hela (saint
nets) di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan,
akan di lakukan observasi secara langsung dengan mengali informasi
melalui informan yang di tentukan oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan peneliti secara tidak lamgsung dari objek penelitian atau
merupakan data yang diperoleh melalui perantara media atau sumber-
17
sumber lainya. Data ini digunakan untuk mendukung data utama yaitu data
primer, data sekunder dalam penelitian ini dapat berupa hasil dari penelitian
terdahulu, jurnal, buku, foto-foto, dan juga dokumen resmi seperti dokumen
dari pemerintah maaupun dokumen pribadi. Meskipun data ini merupakan
data sekunder namun data ini harus ada kaitannya dengan tema yang
diangkat yaitu gerakan sosial kelompok dalam penolakan maupun
perlawanan.
1.6.6. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Metode pengumpulan data kualitatif lainnya yang sangat sering
digunakan adalah observasi. Observasi merupakan metode pengumpulan
data yang paling tua yang digunakan sepanjang sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat
digunakan untuk memberikan kesimpulan atau diagnosis. Inti dari observasi
adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin di
pakai23
. Teknik ini secara langsung dimana peneliti berada di lingkungan
objek yang diteliti, observasi ini dilakukan untuk mengamati secara
mendalam pada judul penelitian yang diangkat.
Menurut S. Margono diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan
23
Herdiansyah. Haris. 2010. Metodologi Penelitihan kualitatif “Untuk Ilmu-ilmu Sosial”. Jakarta :
SalembaHumanika. Hlm 131
18
dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa24
.
Observasi dalam penelitian ini, dilakukan dengan mengamati secara
langsung kepada subyek penelitian dan kondisi lapangan. Penelitian
mengamati kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh kelompok rukun
nelayan Kelurahan Blimbing sesuai dengan kenyataan, kemudian
mendokumentasikan, dan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan
perlawanan berupa tulisan. Adapun untuk data yang diperoleh dalam
observasi langsung ini, adalah data yang kongkrit dari subyek dan informan
penelitian. Selanjutnya data di olah dan hasilnya kemudian dibuat dalam
bentuk kata-kata dan tulisan.
Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan observasi secara langsung
dimana peneliti berada bersama dengan objek yang diteliti atau dalam suatu
peristiwa tertentu. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengamati aktifitas kelompok nelayan khususnya di Kelurahan Blimbing.
tujuan observasi ini untuk memperoleh data yang berkaitan dengan gerakan
apa saja dalam melakukan penolakan terhadap peraturan baru yang di buat
oleh KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan).
2. Wawancara
Befinisi dari wawancara menurut Meleong wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu, wawancara dilakukan dengan dua pihak yaitu
24
Op. Cit. Zuriah, Nurul. Hlm. 173
19
pewawancara (intervier) yang mengajukan wawancara dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban tersebut25
.
Menurut Burhan Bugin ada tiga bentuk wawancara yaitu26
:
Pertama wawancara sistematik, wawancara yang dilakukan dengan
mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak
ditanyakan kepada responden.
Kedua wawancara terarah, dilaksanakan secara bebas, tetapi kebebasan
ini tetap tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan di tanyakan
kepada responden yang dan yang telah dipersiapkan sebelum wawancara.
Ketiga wawancara mendalam, merupakan wawancara yang dilakukan
dengan secara informal. Biasanya wawancara ini dilakukan digunakan
bersamaan dengan metode observasi partisipasi, dengan metode ini
biyasanya wawancara harus hidup bersama-sama dengan responden dalam
waktu yang relatif lama, dengan tujuan proses kehidupan responden dapat
diketahui dan bahkan wawancara ikut dengan responden.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti ini dilakukan untuk
mewancarahi subjek penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya untuk
menggali data. subjek yang dimaksud adalah kelompok Rukun Nelayan.
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan tanya jawab sambil bertatap muka anatara pewancara dengan subjek
atau orang yang diwawancarai.
25
Op. Cit. Herdiansyah, Haris. 2010. Hlm 118 26
Op. Cit. Bugin, Burhan. Hlm 134-136
20
Penelitian yang akan dilakukan di Kelurahan Blimbing Kecamatan
Paciran Kabupaten Lamongan tersebut untuk mengali data yang di perlukan
ini mengunakan wawancara sistematik, karena dalam ingatan pewawancara
berbeda maka diperlukannya dengan menulis pertanyaan-pertanyaan kepada
responden, disisi lain keuntungan dalam wawancara sistematik yaitu dapat
meminimalisir pada waktu. Namun jika pertanyaan yang disiapkan dalam
mengali data menuai jawaban yang sama, maka pertanyaan-pertanyaan akan
di rubah dan di sesuaikan sesampai data benar benar sampai data jenuh.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu metode kualitatif dengan melihat dan
menganalisis dokumen-dokumen yang di budat subjek sendiri atau orang
lain tentang subjek. Meleong mengemukakan dua bentuk bahan studi
dokumentasi yaitu dokumen pribadi dengan tujuan untuk mendapatkan atau
memperoleh sudut pandang yang orisinal dari kejadian biasanya berbentuk,
catatan harian, surat pribadi, auto biografi. Dokumen resmi dapat dibagi
menjadi dua yaitu internal, seperti berupah memo, catatan, pengumuman,
dan eksternal berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan lembaga
sosial, seperti majalah, koran dan lain sebagainya27
.
1.6.7. Teknik Analisa data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperolehh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, manjabarkan kedalam
27
Op. Cit. Herdiansyah. Haris. Hlm 143-146
21
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola memilih mana yang
penting data yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga dapat
dipahami diri sendiri maupun oranglain.
Analisis data penelitihan kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah analisis belum
memuaskan, peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu
sampai mendapatkan data kridibel. Analisis data dalam penelitihan yang
diperkenalkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri daritahapan yaitu :
Gambar 1 : Komponen dalam analisis data (interactive model) Miles dan
Huberman28
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data adalah data yang dipeoleh dari lapangan dengan jumlahnya
cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin
lama pnelitih dilapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks
28
Sugiono. 2012. Metode Penelitihan Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”.
Bandung : Alvabeta. Hlm. 338
Reduksi data
Penarikan
data Pengumpulan
data
Penyajian
data / Display
data
22
dan rumit. Untuk itu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan membuang yang
tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direkduksi dan memberikan
gambaran yang jelas,dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Pada penelitihan kualitatif data yang sudah melalui tahap reduksi maka
langka selanjutnya adalah penyajian data, cara ini bisa dilakukan delam
bentuk uraian yang singkat, hubungan antara kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Dengan mendisplay data, maka akan memudakan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang difahami.
3. Canclusion drawing / veeification (Kesimpulan)
Penarikan dan verifikasi, merupakan kesimpulan awal yang masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan data yang dikemukakakan di tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitihan kembali kelapangan
memngumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan kredibilitas29
.
29
Ibid. Hlm. 335-345
23
1.6.8. Uji Keabsahan Data
Objek penelitihan dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Hal
tersebut diutamakannya kebenaran data dari hasil penelitihan yang dilakukan,
Karena data merupakan hal yang pokok dalam penelitian.
Bermacam-macam cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan
terhadap data hasil peneltihan kualitatif anatara lain dilakukan dengan
perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dan penelitihan, triangulasi,
diskusi dengan sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.
1. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjang pengamatan berarti penelitian kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui
maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan
peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk raport, semakin akrab
(tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga
mempercayai sehinggat tidak ada informasiyang disembunyikan lagi.
2. Meningkatkan Kekuatan
Meningkatkan kekuatan berarti melakukan pengamatan lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal
peneliti untuk meningkatkan kekuatan adalah dengan cara membaca
berbagai refrensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi yang
terkait dengan temuan yang diteliti.
24
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari sebagai sumber dengan cara, dan berbagi waktu. Dengan demikian
terdapat triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
a. Triangulasi Sumber untuk menguji kridibelitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
b. Triangulasi Teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda.
c. Triangulasi Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data
yang yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada
narasumber masih segar, belum ada masalah, akan memberikan data
valid sehingga menjadi data yang kridibel.
Uji keabsaahan data pada penelitan yang akan dilakukan yaitu
mengunakan data trianggulasi sebagai mengecek dan membandingkan
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh, sehingga data yang
didapat memiliki nilai kevalidtan.
4. Analisis Kasus Neagtif
Kasus negatif adalah kkasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil
peneltian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti
peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data
yang telah ditentukan.
5. Mengunakan bahan refrensi
25
Bahan refrensi disini adalah adanya pendukkung yang membuktikan data
yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh data wawancara perlu
didukung dengan adanya rekaman wawancara.
6. Mengadakan member chek
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada data pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi
data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data
yang di dapat merupakan data yang valid, sehingga semakin
kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan
berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti
perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya
tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data30
.
Penelitian yang dilakukan, dalam uji keabsahan data diutamakan dengan
mengunakan triangalasi dan di dukung bahan dari berbagai refrensi. Dalam
tersebut pengunaan triangulasi di tekankan pada triangulasi sumber. Dengan
berasumsi bahwa data yang di kumpulkan dari sumber yang telah di peroleh
dengan jawaban berbeda, data dari beberapa sumber harus di pila-pila
sehingga menjadi data simpulan yang valid.
30
Ibid. Hlm. 363- 376
top related